kemampuan membaca al-qur’an berdasarkan...

95
KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA (Studi Kasus di SMP Islamiyah Ciputat Tangerang) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I.) Oleh: AHMAD SAEFULMILLAH NIM.: 103011026799 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M.

Upload: dothuy

Post on 27-May-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA

(Studi Kasus di SMP Islamiyah Ciputat Tangerang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I.)

Oleh:

AHMAD SAEFULMILLAH

NIM.: 103011026799

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H./2010 M.

Page 2: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

LEMBAR PERSETUJUAN

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA

(STUDI KASUS DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT TANGERANG)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I.)

Oleh:

AHMAD SAEFULMILLAH

NIM: 103011026799

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA Abdul Ghofur, MA

NIP: 19520520 198103 1 001 NIP: 19681208 199703 1 003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H./2009 M.

Page 3: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul: “Kemampuan Membaca Al-Qur’an Berdasarkan

Latar Belakang Pendidikan Siswa (Studi Kasus di SMP Islamiyah Ciputat

Tangerang)” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah

pada tanggal 26 Januari 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S. Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama.

Jakarta, 26 Januari 2010

Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI)

Dr. H. Abd. Fattah Wibisono, MA. ..................... ..........................

NIP.: 19580112 198803 1 002

Sekretaris Jurusan PAI

Drs. Sapiudin Shiddiq, MA. ..................... ..........................

NIP.: 19670328 200003 1 001

Penguji I

Prof. Dr. H. Salman Harun, MA. ..................... ...........................

NIP.:

Penguji II

Drs. Sapiudin Shiddiq, MA. ..................... ...........................

NIP.: 19670328 200003 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.

NIP.: 19571005 198703 1 003

Page 4: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ahmad Saefulmillah

Tempat/tgl.Lahir : Tangerang, 24 Februari 1985

Nim : 103011026799

Fakultas/Jurusan : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Kemampuan Membaca Al-Qur’an Berdasarkan Latar

Belakang Pendidikan Siswa (Studi Kasus di SMP

Islamiyah Ciputat Tangerang).

Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA.

2. Abdul Ghofur, MA.

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk

memnuhi salah satu syarat memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya penulis

atau hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Januari 2010

Ahmad Saefulmillah

Page 5: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

ABSTRAK

Ahmad Saefulmillah, Nomor Induk : 103011026799 “Kemampuan Membaca

al-Qur’an Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Siswa (Studi Kasus di

SMP Islamiyah Ciputat Tangerang).”

Al-Qur’an merupakan firman Allah yang agung, yang dijadikan pedoman oleh seluruh kaum Muslimin. Membacanya bernilai ibadah dan mengamalkannya

merupakan kewajiban yang diperintahkan dalam agama. Seorang muslim harus mampu membaca ayat-ayat al-Qur’an dengan baik sesuai dengan yang diajarkan

oleh Rasulullah saw. Al-Qur’an juga adalah gudangnya ilmu dan gerbangnya adalah membacanya. Mungkin tepat untuk mengilustrasikan betapa besarnya

peranan membaca bagi tumbuhnya kekuatan akal dan intelektual. Berkenaan dengan latar pendidikan pendidikan siswa yang berbeda

sehingga kemampuan dalam membaca al-Qur’an pun akan berbeda pula, terutama

dalam penerapan kaidah ilmu Tajwid dan pengucapan Makharijul Huruf Hijaiyah.

Maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat kemampuan

membaca al-Qur’an siswa SMP Islamiyah yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah

(MI) dan bagaimana tingkat kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP

Islamiyah yang berasal dari Sekolah Dasar (SD), serta apakah ada perbedaaan

yang signifikan tingkat kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang berasal dari

latar belakang pendidikan yang berbeda. Begitu juga dalam penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruhnya antara siswa yang berbeda

latar belakang pendidikan terhadap kemampuan (kompeten) siswa dalam

pembelajaran membaca al-Qur’an di SMP Islamiyah Ciputat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu lebih

menitik beratkan pada pengumpulan data empiris, kemudian diolah menggunakan

data statistik. Guna menjawab permasalahan ada atau tidaknya perbedaan kedua

variabel yang diteliti. Sedangkan jenis pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Analisis Komparasional yaitu untuk mencari perbedaan

antara dua variabel. Teknik pengumpulan datanya yaitu dengan teknik observasi,

wawancara, tes lisan dan dokumentasi. Tekhnik pengolahan data menggunakan

teknik analisis komparasional tes “t” yang bersumber dari hasil tes lisan dan nilai

raport BTQ siswa kelas 1 SMP Islamiyah, kemudian diolah dan dijelaskan secara

deskriptif. Hal ini untuk mengetahui tingkat perbedaan kedua variabel tersebut.

Setelah penelitian ini dilakukan, maka penulis memperoleh hasil penelitian dengan t tes yang diperoleh dari hasil ujian semeter BTQ sebesar 3,49, sedangkan

t tabel 2,03 dan 2,72, maka t tes adalah lebih besar dari t tabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1 %. Begitu juga hasil penelitian

dengan t tes yang diperoleh dari hasil tes lisan sebesar 3,89, baik t tabel pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1% itu t tesnya lebih besar dari t

tabel. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Islamiyah Ciputat yang berasal dari latar belakang

pendidikan yang berbeda.

Page 6: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan tabel “r” product moment

ternyata dengan df sebesar 38 dan taraf signifikansi 5% diperoleh r tabel = 0,325;

sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel = 0,418; karena r xy atau ro

pada taraf signifikansi 5% dan 1% itu lebih besar dari r tabel (0,573 > 0,325 dan 0,573 > 0,418), maka pada taraf signifikansi 5% dan 1% Hipotesa Alternatif (Ha)

diterima, sedangkan hipotesa Nihil (Ho) ditolak, berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% dan 1% itu memang terdapat korelasi positif yang signifikan antar

variabel X dengan variabel Y korelasinya sedang atau cukup. Maka dari itu tinggi rendahnya siswa yang berbeda latar belakang pendidikan itu ada hubungannya

(berpengaruh) terhadap tinggi rendahnya kemampuan (kompeten) siswa dalam pembelajaran membaca al-Qur’an, dan korelasi positif itu adalah korelasi yang

sedang atau cukup.

Page 7: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam sebagai suatu proses pengembangan segala potensi peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt., cerdas terampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi

pekerti luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa dan negara serta Agama. Proses itu sendiri

sudah berlangsung sepanjang sejarah kehidupan manusia.1

Begitu juga di dalam GBPP PAI, dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan

siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,

pangajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan

kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.2

Dari pengertian di atas, ternyata Pendidikan Islam sangat memperhatikan penataan individu (peserta didik) dan sosial

yang membawa penganutnya pada pemelukan dan pengaplikasian Islam secara komprehensif. Agar penganutnya

mampu memikul amanat yang dikehendaki oleh Allah, pendidikan Islam harus kita maknai secara rinci. Karena itu,

keberadaan referensi atau sumber pendidikan Islam harus merupakan sumber utama Islam itu sendiri, yaitu al-Qur’an

dan as-Sunnah.

Dasar-dasar pendidikan Islam, secara prinsipal diletakkan pada dasar-dasar ajaran Islam dan seluruh perangkat

kebudayaannya. Dasar-dasar pembentukan dan pengembangan pendidikan Islam yang pertama dan utama tentu saja

adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Al-Qur’an misalnya memberikan prinsip yang sangat penting bagi pendidikan, yaitu

penghormatan kepada akal manusia, bimbingan ilmiah, tidak menentang fitrah manusia, serta memelihara kebutuhan

sosial. Dasar pendidikan Islam selanjutnya adalah nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan warisan pemikiran Islam yang

tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah atas prinsip mendatangkan kemanfaatan dan

menjauhkan kemudharatan bagi manusia.3

Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam dan merupakan pedoman hidup bagi setiap Muslim. Al-Qur’an bukan

sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia

dengan sesamanya (hablum min Allah wa hablum min an-nas), bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna (kaffah), maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah

memahami kandungan isi al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan

konsisten.4 Dalam surat Al-Isra’ ayat 9 Allah berfirman:

���� �⌧�� ���� �������� ������� ������� ����

!�"�#$% &'()*�+,�$

1 Dr. Armai Arief, MA., Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:

Ciputat Pers, 2002), cet. 1, h. 3. 2 Drs. Muhaimin, M.A. et.al. Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah). (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet. 3, h. 75-76. 3 Prof. Dr. Azyumardi Azra, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta:

Logos Wacana Ilmu, 2002), Cet. 4, h. 9. 4 Said Agil Husin al-Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,

(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 3.

Page 8: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

�-.�/�02☺���� �-5�#67�� ��"8�☺8�, �9�2���:;���

��$% �<&=>+ �?�@A$% �/'��B⌧C DEF

“Sesunguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira bagi

kaum mukminin yang banyak berbuat amal kebajikan, sesungguhnya bagi mereka pahala yang besar.” (Al-Isra’: 9).

Al-Qur’an merupakan salah satu sumber dari pendidikan yang berbasis Islam. Maka dari itu, siswa yang berada pada

lembaga tersebut harus mempunyai kemampuan dalam membaca al-Qur’an dengan fasih, memahami isi kandungan

al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Membaca al-Qur’an merupakan bagian dari ibadah

misalnya shalat. Oleh karena itu kemampuan membaca al-Qur’an menjadi pra syarat syahnya ibadah shalat seseorang.

Dalam pengajaran agama di sekolah banyak sekali problem yang dihadapi

guru PAI, khususnya dalam membaca al-Qur’an. Siswa yang berasal dari Sekolah

Dasar memasuki sekolah yang berbasis Islam yakni SMP Islam atau Madrasah,

mungkin pengetahuan dan pengalaman belajar yang diperolehnya dalam membaca

al-Qur’an sangat sedikit. Maka dapat diduga minatnya dalam mempelajari al-

Qur’an pun tidak terlalu besar. Sedangkan siswa yang berasal dari Madrasah

Ibtidaiyah kemudian masuk ke SMP Islam tidak akan terlalu kesulitan dalam

membaca al-Qur’an ini karena mereka mendapatkan pengalaman belajar yang

lebih daripada siswa yang berasal dari Sekolah Umum. Hal ini akan menyebabkan

perbedaan kemampuan membaca al-Qur’an yang diraih oleh siswa-siswa yang

berbeda latar belakang pendidikannya tersebut.

Salah satu faktor yang menghambat sampainya informasi yang

disampaikan oleh guru kepada murid-muridnya dalam proses pembelajaran adalah

latar belakang pendidikan siswa. Latar belakang pendidikan di sini adalah jenjang

pendidikan yang dilalui oleh siswa sebelum siswa tersebut masuk ke jenjang

pendidikan berikutnya, pada penelitian ini ditujukan pada pendidikan mereka

sebelum mereka memasuki Sekolah Menengah Pertama. Pendidikan yang

dimaksud adalah pendidikan formal yakni pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi.

Page 9: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Bentuk lembaga pendidikan di Indonesia tidak hanya sekolah, melainkan

juga Madrasah. Dari masing-masing pengelola ini memiliki karakteristik dan

kekhususan tersendiri yang tercermin dalam tujuan intitusionalnya. Perbedaan ini

berimplikasi kepada perbedaan struktur program pengajarannya tertuang dalam

kurikulum yang digunakan oleh lembaga tersebut. Namun demikian, kesemuanya

mengarah satu tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kapada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.5

Begitu pentingnya keseimbangan antara keimanan dan pengetahuan

seseorang. Oleh karena itu disamping ilmu pengetahuan umum siswa mungkin

juga harus mempelajari ajaran-ajaran Allah yang terdapat di dalam al-Qur’an,

dengan cara membaca dan memahami isi kandungannya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih

dalam mengenai hal tersebut dan dituangkan dalam sebuah karya ilmiah yang

berjudul: “KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA (Studi Kasus di SMP

Islamiyah Ciputat Tangerang)”.

5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Naisonal (Bandung: Citra Umbara, 2008), h. 6.

Page 10: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

a. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka timbullah beberapa pertanyaan yang diidentifikasikan antara lain

sebagai berikut:

a. Perbedaan kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang berasal dari

Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di SMP Islamiyah Ciputat

Tangerang.

b. Praktek Pembelajaran Membaca al-Qur’an di SMP Islamiyah Ciputat

Tangerang.

c. Metode yang digunakan pada pembelajaran membaca al-Qur’an di SMP

Islamiyah Ciputat Tangerang.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca al-Qur’an di

SMP Islamiyah Ciputat Tangerang.

e. Pengaruh antara siswa yang berbeda latar belakang pendidikan dengan

kemampuan (kompeten) siswa SMP Islamiyah Ciputat dalam

pembelajaran membaca al-Qur’an.

2. Pembatasan masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam pembahasan ini, penulis

membatasi permasalahan pada:

a. Perbedaan kemampuan memahami tajwid dalam membaca al-Qur’an SMP

Islamiyah Ciputat siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dan siswa yang

berasal dari Madrasah Ibtidaiyah dengan cara membandingkan

kemampuan memahami tajwid dalam membaca al-Qur’an mereka.

b. Pengaruh antara siswa yang berbeda latar belakang pendidikan dengan

kemampuan (kompeten) siswa dalam pembelajaran membaca al-Qur’an.

Page 11: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan permasalahannya

adalah:

Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan lisan dalam

membaca al-Qur’an siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dengan

kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang berasal dari Madsarah

Ibtidaiyah.

Apakah ada pengaruh yang signifikan antara siswa yang berbeda latar

belakang pendidikan dengan kemampuan (kompeten) siswa dalam

pembelajaran membaca al-Qur’an.

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian pada skripsi ini adalah untuk:

Menemukan data terkait dengan realitas kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Islamiyah Ciputat yang berasal

dari Sekolah Dasar.

Menemukan data terkait dengan realitas kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Islamiyah Ciputat yang berasal

dari Madrasah Ibtidaiyah.

Menemukan data terkait dengan perbedaan kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Islamiyah Ciputat yang

berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang nanti akan dilihat dari nilai raport dan kemampuan

lisan dalam membaca al-Qur’an siswa.

Page 12: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG KEMAMPUAN MEMBACA

AL-QUR’AN BERDASARKAN LATAR BELAKANG

PENDIDIKAN SISWA

Al-Quran dan Keutamaan Membacanya

Pengertian al-Qur’an dari segi bahasa, terdapat berbagai macam pendapat

berbeda yang dikemukakan oleh para ahli. Sebagian berpendapat, penulisan lafal

al-Qur’an dibubuhi huruf hamzah. Pendapat lain mengatakan penulisannya tanpa

dibubuhi huruf hamzah. Asy-Syafi’i, al-Farra, dan al-Asy’ari termasuk di antara

ulama yang berpendapat bahwa lafal al-Qur’an ditulis tanpa huruf hamzah. Dan

pendapat ini jauh dari kaidah pemecahan kata (isytiqaq) dalam bahasa Arab. Di

antara para ulama yang berpendapat bahwa lafal al-Qur’an ditulis dengan

tambahan huruf hamzah di tengahnya adalah al-Zajjaj, dan al-Lihyani.

Pendapat yang terakhir bahwa al-Qur’an dengan tambahan huruf hamzah

di tengahnya itu lebih kuat dan lebih tepat, karena dalam bahasa Arab lafal al-

Qur’an adalah bentuk masdar yang maknanya sinonim dengan qira’ah berarti

bacaan. Ia merupakan kata turunan (Masdar) dari kata Qara’a (fiil madhi) dengan

ism al-maf’ul, yaitu maqru’ yang artinya dibaca. Pengertian ini merujuk pada sifat

al-Qur’an yang difirmankan-Nya dalam al-Qur’an (Q.S. al-Qiyamah [75]: 17-18).

Dalam ayat tersebut Allah berfirman:

���� ��/�GH�� I&>8J2 I&>�K�� ��8#�$ DLMF �2N�O2P

&>��KP%��2# @Q�R�S��2P I&>�K�� ��8# DLF

“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu)

dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai

membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu”. (QS. Al-Qiyamah: 17-

18).6

6 Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), h.

4-6.

Page 13: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Menurut Rif’at Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan dalam bukunya

Pengantar Ilmu Tafsir bahwa Al-Qur’an itu Kalamullah, meliputi dua macam

Kalam yaitu Nafsi dan Lafdzi. Mereka yang cenderung pada kalam nafsi hanya

kalangan Mutakallimin. Mereka mungkin berkepentingan untuk membebaskan

Allah dari sifat-sifat yang hadits di satu pihak. Adapun yang lebih condong pada

kalam lafdzi adalah dari kalangan: Ushuliyyin, para Fuqaha dan ahli bahasa Arab.

Ulama Ushul dan Fuqaha cenderung pada kalam lafdzi karena mereka

berkepentingan dengan lafaz-lafaz al-Qur’an itu dalam rangka menentukan dalil-

dalil hukum atau dalam rangka istinbath hukum, karena untuk itu semua, tidak

mungkin dilakukan tanpa ada lafaz.

Dengan pola pikir tersebut di atas, dari segi istilah ulama Ushul, Fuqaha

dan ahli bahasa Arab menyepakati definisi al-Qur’an sebagai berikut:

��ب �� . م.ا ��ان ه� ا ��م ا ���� ا ���ل �� ���� ص�� ا

��ات� �� �� �ح" ا ����ل إ$� ��وت&, ا� �(��� . ا

“Al-Qur’an adalah kalamullah yang mengandung i’jaz yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad saw yang termaktub dalam mushaf-mushaf

(utsmani) yang dinukilkan kepada kita dengan jalan mutawatir yang

dianggap bernilai ibadah.”7

Menurut Manna’ al-Qaththan, al-Qur’an adalah firman Allah (kalamullah)

yang diturunkan kepada Muhammad saw. yang pembacaannya menjadi suatu

ibadah.8

Menurut Abu Syuhbah al-Qur’an adalah firman Allah swt. yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., yang memiliki kemu’jizatan lafal,

membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan secara mutawatir, yang tertulis dalam

mushaf, dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas.9

Menurut Dr. Subhi as-Shalih merumuskan definisi al-Qur’an adalah

Kalam Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dan tertulis di dalam

7 Rif’at Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan, Pengantar Ilmu Tafsir, (Jakarta: Bulan

Binatang, 1992), h. 38-39. 8 Syaikh Manna’ al-Qaththan, H. Aunur Rafiq el-Mazni, Lc. (Penterjemah), Pengantar

Studi Ilmu al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2009), cet. Ke-4, h. 18. 9 Said Agil Husin al-Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, h. 5.

Page 14: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

mushaf berdasarkan sumber-sumber mutawatir yang bersifat pasti kebenarannya,

dan yang dibaca umat Islam dalam rangka ibadah. Penamaan al-Qur’an yang

demikian itu telah disepakati bulat oleh semua ulama ahli ilmu kalam, ulama ahli

ilmu Fiqh dan ulama ahli ilmu bahasa Arab.10

Dari definisi-definisi di atas terdapat beberapa segi yang membedakan al-

Qur’an dari kitab-kitab lainnya, yaitu:

1. Isi al-Qur’an

Dari segi isi, al-Qur’an adalah kalamullah atau firman Allah. Dengan jenis

ini, ucapan Rasulullah, Malaikat, Jin, dan sebagainya tidak dapat disebut

al-Qur’an. Kalamullah mempunyai keistimewaan yang tak mungkin dapat

ditandingi oleh perkataan lainnya.

2. Cara turunnya

Dari segi turunnya, al-Qur’an disampaikan melalui Malaikat Jibril yang

terpercaya (al-Ruh al-Amin). Dengan demikian, jika ada wahyu Allah

langsung disampaikan kepada Nabi Muhammad saw, tanpa perantaraan

Malaikat jibril, seperti hadis qudsi, tidaklah termasuk al-Qur’an.

3. Penerimanya

Dari segi penerimanya, al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad

saw, seorang Rasul yang dikenal bergelar al-Amin (terpercaya). Ini berarti

bahwa wahyu Tuhan yang disampaikan kepada Nabi lainnya tidak dapat

disebut al-Qur’an.

4. Fungsinya

Dalam definisi al-Qur’an tersebut di atas disebutkan bahwa al-Qur’an

antara lain berfungsi sebagai dalil atau petunjuk atas kerasulan

Muhammad saw, pedoman hidup bagi umat manusia, menjadi ibadah bagi

yang membacanya, serta pedoman dan sumber petunjuk dalam kehidupan.

5. Susunannya

10 Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an, h. 15.

Page 15: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Al-Qur’an terhimpun dalam suatu mushaf yang terdiri dari ayat-ayat dan

surah-surah. Ayat-ayat al-Qur’an disusun sesuai dengan petunjuk Nabi

Muhammad saw. Sedangkan urutan surah dimulai dengan al-Fatihah dan

diakhiri surah an-Nas disusun atas tauqifi, usaha, dan kerja keras para

sahabat di zaman pemerintahan khalifah Abu bakar dan Usman bin Affan.

Para sahabat yang menyusun urutan surah-surah tersebut terkenal jujur,

cerdas, pandai, sangat mencintai Allah dan Rasul, dan hidup serta

menyaksikan hal-hal yang berkaitan pada waktu ayat al-Qur’an turun.

6. Penyampaiannya

Al-Qur’an disampaikan kepada kita dengan cara mutawatir, dalam arti,

disampaikan oleh sejumlah orang yang semuanya sepakat bahwa ia benar-

benar wahyu Allah swt, terpelihara dari perubahan atau pergantian.

Al-Qur’an merupakan Kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi

Muhammad saw., sebagai salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi orang-

orang yang taqwa. Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk,

pedoman dan pelajaran bagi siapa saja yang mempercayai serta mengamalkannya.

Bukan itu saja, tetapi juga al-Qur’an itu adalah kitab suci yang paling penghabisan

diturunkan Allah, yang isinya mencakup segala pokok-pokok syari’at yang

terdapat dala kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Karena itu, setiap

orang yang mempercayai al-Qur’an, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk

membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya serta pula untuk

mengamalkan dan mengajarkanya sampai merata rahmatnya dirasai dan dikecap

oleh penghuni alam semesta.

Selanjutnya, Setiap Mukmin yakin bahwa membaca al-Qur’an saja sudah

termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda,

sebab yang dibacanya itu, sebab yang dibacanya itu adalah Kitab Suci Ilahi. Al-

Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang Mukmin, baik di kala senang

maupun di kala susah, di kala gembira ataupun di kala sedih. Malahan membaca

Page 16: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

al-Qur’an itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat

penawar bagi orang yang gelisah di jiwanya.11

Sungguh banyak ayat al-Qur’an dan hadis Rasulullah saw. yang

menunjukkan kelebihan dan keutamaan membaca dan mempelajari al-Qur’an.

Berikut ini beberapa keutamaan membaca al-Qur’an:

1. Orang yang membaca al-Qur’an akan bernilai pahala yang melimpah.

Firman Allah dalam QS. Faatir: 29-30:

���� �-5�#67�� �U"8�V�, W���V�C X7�� Y�"0�2#$%�$

HZ["H�:;��� Y�"��⌧\K$%�$ �]☺�0 �<^��/�#_�` ��'(a

/b�G�Kc⌧��$ �U"A���, /Z���b^�0 d6� �`"&R2S DeEF

g^�G�hP�"��� �<8�`"Ai% <8�,j��,�$ d�k0 \l�%��@E2P [

I&>�K�� ⌦`"�\⌧n ⌦`"�B⌧6 Dj�F “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan

mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami

anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,

mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah

menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada

mereka dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi

Maha Mensyukuri.” (QS. Faatir: 29-30).12

Membaca al-Qur’an dengan niat ikhlas dan maksud baik adalah suatu

ibadah yang karenanya seorang muslim mendapatkan pahala. Begitu juga kegiatan

membaca al-Qur’an per satu hurufnya dinilai satu kebaikan dan satu kebaikan ini

dapat dilipatgandakan hingga sepuluh kebaikan. Bayangkan bila satu ayat atau

satu surah saja mengandung puluhan aksara Arab, sebuah anugerah Allah swt.

yang agung. Sebagaimana dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud

bahwa Rasulullah saw. telah bersabda:

11

Muhammad Slamet Saubary, Catatan Kaki Secara Illmiah dalam al-Qur’an, (Jakarta:

Perpustakaan Slamet Saubary, 1999), Jilid 1, h. 135. 12

Dr. Yusuf al-Qaradhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 1999),

h. 235.

Page 17: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

�ب ا+ ��& �& ح*�(�0�, �- /�أ ح��� �- آ �3 ا/�ل , وا �*�( ���2 أ�1

���:ىروا7 . ( أ 5 ح�ف و �- أ " ح�ف و3م ح�ف و� 5 ح�ف )ا

“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan

mendapatkan satu kebaikan dan setiap kebaikan itu akan dibalas dengan

sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf,

melainkan alif satu huruf, laam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. At-Turmudzi).13

2. Membaca al-Qur’an merupakan sebagai obat (terapi) jiwa yang gundah.

Membaca al-Qur’an bukan saja amal ibadah, namun juga bisa menjadi

obat dan penawar jiwa gelisah, pikiran kusut, nurani tidak tenteram, dan

sebagainya. Allah swt. berfirman:

pkr�?&K�$ sd�0 F��� �������� ��0 �"8

⌦ 7�⌧\�6 tb�J"�`�$ �-.�/�02☺P��h� a ......... DeF

“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang-orang beriman......” (QS. al-Isra’: 82).

Hal ini sesuai dengan pernyataan para ulama ahli terapi hati. Mereka

menyebutkan salah satu obat hati yang utama adalah membaca al-Qur’an dengan

khusyu’ seraya merenungkan makna kandungannya di samping lima hal yang lain,

yaitu berteman dengan orang saleh, zikir di waktu sunyi, shalat malam, dan puasa.

Dalam ilmu jiwa (psikologi) modern dinyatakan bahwa berkomunikasi

dengan orang lain sangat efektif untuk mengurangi beban berat yang ditanggung

jiwa. Para psikolog menyarankan orang-orang yang jiwanya tengah menanggung

beban berat untuk berkomunikasi dengan orang lain, bicara dari hati ke hati, agar

terkurangi bebannya. Sementara membaca al-Qur’an ibaratnya adalah komunikasi

dengan Allah. Otomatis, dengan komunikasi itu, orang yang membaca al-Qur’an

jiwanya akan menjadi tenang dan tenteram, lebih-lebih bila dihubungkan bahwa

malaikat akan turun memberikan ketenangan kepada orang yang tengah membaca

al-Qur’an.

13

Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Riyadh ash-Sholihin, (Beirut: Darul Fikr,

1992), h. 432.

Page 18: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Jika membaca al-Qur’an efektif mengobati penyakit hati atau mental

(psikoterapi), tidak menutup kemungkinan, membaca Kitab Suci (al-Qur’an) ini

juga efektif untuk mengobati berbagai penyakit fisik, karena sekian penyakit fisik

awalnya banyak dipicu oleh gangguan kejiwaan seperti pikiran kacau, panik,

cemas, gelisah, emosi tak terkendali, dan sebagainya.14

3. Orang yang membaca al-Qur’an akan mendapat syafaat pada hari kiamat.

Al-Qur’an bisa hadir memberikan pertolongan bagi orang-orang yang senantiasa membacanya di dunia. Dari Abu

Umamah, Dia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah saw, Bersabda:

��( ش? �� <ص���&ؤإ/� � )روا7 �*�5 . ( وا ا ��أن �Dن& یBت� ی�م ا

“Bacalah al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai

pemberi syafaat bagi para pembacanya.” (HR. Muslim).15

Adab Membaca Al-Qur’an

Adab membaca al-Qur’an sangatlah diperlukan ketika kita hendak akan

membaca al-Qur’an. Adapun adab membaca al-Qur’an adalah sebagai berikut:

a. Adab Hati

Menurut Abu ‘Abdu al-Rahman dalam bukunya Pedoman Menghayati dan

Menghafal Al-Qur’an bahwa adab membaca al-Qur’an secara hati (Bathin) antara

lain:

1. Niat ikhlas membacanya semata-mata karena Allah, dengan

mengharapkan ridha Allah dan memusatkan hati serta membuang semua

bisikan yang ada dalam hati tatkala membaca.

2. Tadabbur (merenungkan) dan berusaha menguasai artinya, karena hal ini

merupakan perintah tuhan alam semesta yang harus dilaksanakan oleh

hamba Allah dengan penuh semangat setelah memahami dan

merenungkannya.

3. Berusaha terkesan sehingga memberi reaksi terhadap setiap ayat yang

dibacanya. Pada ayat ancaman hatinya bergetar karena takut. Terhadap

ayat janji hatinya bersuka ria. Di saat disebutkan Allah, sifat-sifat dan

nama-nama-Nya, hatinya tertunduk merendah.

14

Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak, Membaca, Menulis, dan Mencintai al-Qur’an,

(Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 47. 15

Muslim Bin Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim, (Beirut: Darul Fikr, 1992),

h. 90.

Page 19: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

4. Berlepas diri dari daya dan upayanya, karena tiada daya dan upaya kecuali

dengan pertolongan Allah swt, dan tidak memperhatikan dirinya sendiri

dengan penuh keridhaan dan pensucian.16

Sedangkan menurut Imam al-Ghazali di dalam kitabnya Ihya Ulumuddin,

adab membaca secara hati (bathin) itu diperinci lagi menjadi arti memahami asal

kalimat, cara hati membesarkan Allah, menghadirkan hati di kala membaca

sampai ke tingkat memperluas, memperhalus perasaan dan membersihkan jiwa.

Bagi pembaca al-Qur’an ketika dia memulainya, maka terlebih dahulu ia harus

menghadirkan dalam hatinya betapa kebesaran Allah yang mempunyai kalimat-

kalimat itu. Dia harus yakin dalam hatinya, bahwa yang dibacanya itu bukanlah

kalam manusia, tapi adalah kalam Allah swt. membesarkan kalam Allah itu,

bukan saja dalam membacanya, tetapi juga dalam menjaga tulisan-tulisan al-

Qur’an itu sendiri.17

b. Adab Lahiriyah

Dianjurkan bagi orang yang hendak membaca al-Qur’an harus

memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan tata cara membaca al-Qur’an. Abu

‘Abdu al-Rahman menerangkan dalam bukunya Pedoman Menghayati dan

Menghafal Al-Qur’an bahwa adab membaca al-Qur’an sebagai berikut:

Disunnahkan untuk bersuci dan berwudhu terlebih dahulu sebelum membaca

al-Qur’an dan bersiwak (sikat gigi) dahulu. Lebih utamanya, membaca al-Qur’an ditempat yang bersih dan tempat yang

lebih utama adalah masjid. Dengan menghadap ke arah kiblat, karena

kiblat adalah arah yang paling mulia.

Membaca Ta’awudz, kemudian membaca basmalah, jika mulai dari awal surat

serta jangan memotong bacaan dengan pembicaraan yang tidak penting

dan memperindah suara bacaan al-Qur’an semampunya.

Memilih tempat yang layak, seperti masjid atau suatu ruangan dirumahnya

yang jauh dari hal-hal yang dapat menghilangkan nilai kesuciannya.

Memilih waktu yang tepat dan waktu disaat-saat Allah memperhatikan hamba-

hambanya dan saat-saat Allah menurunkan curahan-Nya. Dan waktu yang

paling utama adalah sepertiga malam terakhir dan waktu menjelang subuh.

16

Abu ‘Abdu al-Rahman, Pedoman Menghayati dan Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta:

Hadi Press, 1997), cet. I, h. 37-39. 17

Departemen Agama RI, Tajwid dan Ilmu al-Qur’an, (Jakarta: Peroyek Pengadaan

Kitab Suci Al-Qur’an, 2001), h. 11.

Page 20: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Menangis saat membaca al-Qur’an, khususnya saat membaca ayat-ayat adzab

atau melewati ayat-ayat yang melukiskan Masyhad, yaitu pada hari

diperlihatkannya peristiwa yang pasti terjadi di hari kiamat dan peristiwa-

peristiwa yang bakal terjadi di akhirat serta keadaan yang sangat mengerikan yang pasti diperlihatkan.18

Sedangkan menurut Ahsin W. Al-Hafidz dalam bukunya Bimbingan

Praktis Menghafal Al-Qur’an ia berpendapat bahwa adab membaca al-Qur’an

antara lain adalah:

1. Disunnahkan membaca al-Qur’an dengan tartil (pelan-pelan sambil

memperhatikan tajwidnya).

2. Disunnahkan merenungi dan memahami kandungan al-Qur’an sebab hal

itu merupakan maksud dan tuntutan yang paling mulia.

3. Disunnahkan membaca al-Qur’an dengan tafkhim.

4. Disunnahkan dengan mengeraskan suara ketika membaca al-Qur’an. Atau

membacanya dengan jahr, karena membacanya dengan jahr yakni dengan

suara yang keras lebih uatama, sebagaimana diterangkan dalam hadits Nabi yang artinya:

“Allah tidak mendengarkan sesuatu selain suara merdu Nabi yang

membacakan al-Qur’an dengan suara jahr.” (HR. Bukhori dan Muslim)19

Sedangkan menurut Syaikh Manna’ al-Qaththan menerangkan dalam

bukunya Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an bahwa adab membaca al-Qur’an sebagai

berikut:

1. Membaca al-Qur’an sesudah berwudhu karena ia termasuk dzikir yang paling utama dan bersiwak sebelum mulai membaca.

2. Membacanya di tempat yang bersih dan suci, untuk menjaga keagungan membaca al-Qur’an.

3. Membacanya dengan khusyuk, tenang dan penuh hormat. Dan membaca

ta’awudz pada permulaannya serta membaca basmalah pada permulaan

setiap surah.

4. Membacanya dengan tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan

jelas serta memberikan hak setiap huruf, seperti membaca mad dan

idghom.

5. Membaguskan suara dengan membaca al-Qur’an dan mengeraskan bacaan

al-Qur’an, karena membacanya dengan suara jahar (keras) lebih utama.

6. Membaca al-Qur’an dengan melihat langsung kepada mushaf dan

membacanya dengan hafalan.20

18

Abu ‘Abdu al-Rahman, Pedoman Menghayati dan Menghafal Al-Qur’an, h. 39-42. 19

Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), h. 34. 20

Syaikh Manna’ al-Qaththan, H. Aunur Rafiq el-Mazni, Lc. (Penterjemah), Pengantar

Studi Ilmu al-Qur’an, h. 233-237.

Page 21: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Kompetensi dalam Membaca Al-Quran

Kompetensi dalam membaca al-Qur’an merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari dan dipraktikan ketika

membaca al-Qur’an, karena dengan memperhatikan kompetensi tersebut, maka kita akan mudah untuk membaca al-

Qur’an dengan fasih dan benar. Adapun kompetensi dalam membaca al-Qur’an itu antara lain :

Tajwid

Tajwid secara bahasa berasal dari kata “Jawwada-yujawwidu-tajwidan”

yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Dan pengertian yang lain

menurut lughoh (bahasa), tajwid dapat juga diartikan:

� � � . اE ت �ن �

“Segala sesuatu yang mendatangkan kebajikan.”21

Dalam buku Tajwid dan Ilmu al-Qur’an Depag RI, Tajwid juga menurut

bahasa berarti tahsin (memperindah). dikatakan hadza syaiun jayyidun artinya

saya telah memperindah sesuatu.22

Sedangkan pengertian Tajwid menurut istilah adalah:

�ت وا ��ود ?$ �ء آH ح�ف ح�& و �*���& �- اJ& إ�5 ی��ف �

��?K 5 ون��ه� ��/ L وا � .وO � ذ M آ

“Ilmu yang memberikan segala pengertian tentang huruf, baik hak-hak

huruf (haqqul huruf) maupun hukum-hukum baru yang timbul setelah hak-

hak huruf (mustahaqqul huruf) dipenuhi, terdiri atas sifat-sifat huruf,

hukum-hukum madd, dan sebagainya. Sebagai contoh adalah tarqiq,

tafhim, dan semisalnya.”23

Dari pengertian Tajwid di atas, maka secara garis besar pokok bahasan (ruang lingkup) Ilmu Tajwid dapat dibagi

menjadi dua bagian, yaitu:

a. Haqqul Huruf, yaitu segala sesuatu yang lazimat (wajid ada) pada setiap huruf. Hak huruf ini meliputi sifat-sifat

huruf (sifatul huruf) dan tempat keluarnya huruf (makharijul huruf). Apabila hak huruf ditiadakan, maka semua

suara yang diucapkan tidak mungkin mengandung makna karena bunyinya menjadi tidak jelas.

b. Mustahaqqul Huruf, yaitu hukum-hukum baru (Aridlah) yang timbul oleh sebab-sebab tertentu setelah hak-hak

huruf melekat pada setiap huruf. Mustahaqqul Huruf meliputi hukum-hukum seperti Izh-har, Ikhfa’, Iqlab,

Idghom, Qolqolah, Ghunnah, Tafkhim, Tarqiq, Mad, Waqaf, dan lain-lain.

Selain pembagian di atas, ada juga yang membagi pokok bahasan Ilmu Tajwid ke dalam enam cakupan masalah,

yaitu:

Makharijul Huruf, membahas tentang tempat-tempat keluarnya huruf.

21

Syeikh Muhammad al-Mahmud, Hidayatul Mustafid fi Ahkam at-Tajwid, (Semarang:

Pustaka al-‘Alawiyyah), h. 4. 22

Departemen Agama RI, Tajwid dan Ilmu al-Qur’an, h. 23. 23 Syeikh Muhammad al-Mahmud, Hidayatul Mustafid fi Ahkam at-Tajwid, h. 4.

Page 22: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Sifatul Huruf, membahas tentang sifat-sifat huruf.

Ahkamul Huruf, membahas tentang hukum-hukum yang lahir dari hubungan anatr huruf.

Ahkamul Mad Wal Qashr, membahas tentang hukum-hukum memanjangkan dan memendekkan bacaan.

Ahkamul Waqfi Wal Ibtida’, membahas tentang hukum-hukum menghentikan dan memulai bacaan.

Al-Khoththul Utsmaniy, membahas tentang bentuk tulisan mushaf Ustmaniy.24

Para ahli qira’ah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tajwid adalah menghiasi bacaan al-Qur’an, yakni

memerlukan setiap huruf sesuai dengan haknya dan runtutannya mengembalikan huruf pada makhrajnya masing-

masing melantunkannya dengan cara yang baik dan sempurna tanpa berlebih-lebihan.25

Para ulama, dahulu dan sekarang, menaruh perhatiaan besar terhadap

tilawah (cara membaca) al-Qur’an sehingga mengucapkan lafaz-lafaz al-Qur’an

menjadi lebih baik dan benar. Cara membaca ini, di kalangan mereka dikenal

dengan Tajwidul Qur’an. Mereka mendefinisikan Tajwid sebagai ”memberikan

kepada huruf akan hak-hak dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj

dan asalnya, serta mengaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa

berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksakan.”

Tajwid sebagai suatu disiplin ilmu mempunyai kaidah-kaidah tertentu yang harus dipedomani dalam pengucapan

huruf-huruf dari makhrajnya disamping harus pula diperhatikan hubungan setiap huruf dengan yang sebelum dan

sesudahnya dalam cara pengucapannya. Oleh karena itu tidak dapat diperoleh hanya sekedar dipelajari namun juga

harus melalui latihan, praktek dan menirukan orang yang baik bacaannya.26

Membaca al-Qur’an termasuk ibadah dan karenanya harus sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Sikap

memperbaiki bacaan al-Qur’an dengan menata huruf sesuai dengan tempatnya merupakan suatu ibadah, sama halnya

meresapi, memahami, dan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an merupakan suatu ibadah. Sahabat Abdullah bin

Mas’ud berpesan, “Jawwidul Qur’an,” ‘bacalah al-Qur’an itu dengan baik’ (bertajwid). Para ulama menyebut

membaca al-Qur’an yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid sebagai al-Lahn, yakni kekeliruan atau cacat

dalam membaca.

Atas dasar perlunya membaca al-Qur’an secara bertajwid, anak (siswa) hendaknya diajarkan ilmu tajwid. Dalam ilmu

tajwid diajarkan bagaimana cara melafalkan huruf yang berdiri sendiri, huruf yang dirangkaikan dengan huruf yang

lain, melatih lidah mengeluarkan huruf dari makhrajnya, belajar mengucapkan bunyi yang panjang dan pendek, cara

menghilangkan bunyi huruf dengan menggabungkannya (idghom), berat atau ringan, berdesis atau tidak, mempelajari

tanda-tanda berhenti dalam bacaan, dan sebagainya.27

Al-Qur’an merupakan firman Allah yang agung, yang dijadikan pedoman oleh seluruh kaum Muslimin. Membacanya

bernilai ibadah dan mengamalkannya merupakan kewajiban yang diperintahkan dalam agama. Seorang muslim harus

mampu membaca ayat-ayat al-Qur’an dengan baik sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah saw.. Inilah salah

satu tujuan mempelajari Ilmu Tajwid, sebagaimana diterangkan oleh Syekh Muhammad al-Mahmud sebagai berikut :

24

Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, (Surabaya: Halim Jaya, 2008), cet. Ke-2, h. 2-3. 25

Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasni, Mutiara Ilmu-Ilmu al-Qur’an, (Bandung:

Pustaka Setia, 1999), h. 54. 26

Syeikh Manna’ al-Qaththan, H. Aunur Rafiq el-Mazni, Lc. (Penterjemah), Pengantar

Studi Ilmu al-Qur’an, h. 229-230. 27

Ahmad Syarifuddin, Mendidik anak, membaca, menulis, dan mencintai al-Qur’an, h.

91-92.

Page 23: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

� ت��R �- ا ��Qة ا �)�ی( � �� S? 0�ی( �� ات��ن � �ی�& ���غ اO

� ��ب ا+ ت���ء �� آJK �ن - ا*� �ی�& ص�ن اO H /ا�3$� ( و .

“Tujuan (mempelajari Ilmu Tajwid) adalah agar dapat membaca ayat-ayat al-Qur’an secara betul (fasih)

sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah saw, juga agar dapat memelihara lisan dari kesalahan-

kesalahan ketika membaca kitab Allah ta’ala (al-Qur’an).”28

Hukum mempelajari Tajwid sebagai disiplin ilmu adalah Fardlu kifayah atau merupakan kewajiban kolektif. Artinya,

mempelajari secara mendalam tidak diharuskan bagi setiap orang, tetapi cukup diwakili oleh beberapa orang saja.

Namun, jika dalam suatu kaum tidak ada seorangpun yang mempelajari Ilmu Tajwid, maka berdosalah kaum itu.

Adapun hukum membaca al-Qur’an dengan menggunakan aturan Tajwid adalah Fardlu ‘Ain atau merupakan

kewajiban pribadi, karenanya apabila seseorang membaca al-Qur’an dengan tidak menggunakan Ilmu Tajwid,

hukumnya dosa.

Dalam kitab Hidayatul Mustafid Fi Ahkamit Tajwid dijelaskan:

Hآ ��- ض �� &� H�� ���ی� 3خ�ف �� ان& ��ض آ?�ی( وا ا

- ?��� . �*�5 و�*��( �- ا

“Tidak ada perbedaan pendapat bahwa (mempelajari) Ilmu Tajwid hukumnya Fardlu Kifayah, sementara

mengamalkannya (ketika membaca al-Qur’an) hukumnya Fardlu ‘Ain bagi setiap muslim dan muslimah yang

telah mukallaf.”29

Makharijul Huruf

Makhraj ditinjau dari morfologi berasal sari fi’il Madly "خ�ج" yang berarti keluar. Kemudian diikutkan wazan "H�?�"

yang bershigot isim makan, maka menjadi "ج�K�" yang berarti tempat keluar. Bentuk jama’nya adalah وف�� �رج اK�

yang berarti tempat-tempat keluar. Jadi “Makharijul Huruf” berarti tempat-tempat keluarnya huruf.

Secara bahasa Makhraj artinya; وج�K .yang berarti tempat keluar ��ضY ا

Sedang menurut istilah, makhraj adalah:

��� H ا :ي ی�2�ء ��& ا ��فإ س5

“Suatu nama tempat, yang padanya huruf dibentuk (diucapkan).”

Jadi, Makharijul Huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf pada waktu huruf tersebut dibunyikan.

Ketika membaca al-Qur’an, setiap huruf harus dibunyikan sesuai Makhrajnya. Kesalahan dalam pengucapan huruf

dapat menimbulkan perbedaan makna atau kesalahan arti pada bacaan yang sedang dibaca. Dalam kondisi tertentu,

kesalahan ini bahkan dapat menyebabkan kekafiran apabila dilakukan dengan sengaja dan benar.

28

Syeik Muhammad al-Mahmud, Hidayatul Mustafid fi Ahkam at-Tajwid, h. 4. 29 Syeikh Muhammad al-Mahmud, Hidayatul Mustafid fi Ahkam at-Tajwid, h. 4

Page 24: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Contoh kesalahan Makhraj yang menyebabkan berubahnya arti misalnya ‘Ainnya lafaz "- � �� "ا pada kalimat " +��� ا

- � �� "رب ا yang terbaca Hamzah. Arti "- � �� "ا dengan ‘Ain adalah semesta alam, sedang "- � "ا3 dengan hamzah

adalah (segala) penyakit.30

Para ulama berbeda pendapat tentang pembagian Makharijul Huruf. Imam Syibawaih dan asy-Syatihiby berpendapat

bahwa Makhraj Huruf terbagi atas 16 Makhraj, sementara menurut Imam al-Farra’ terbagi atas 14 Makhraj. Namun

pendapat yang paling masyhur dalam masalah ini adalah yang menyatakan bahwa Makhorijul Huruf terbagi atas 17

Makhraj. Imam Kholil bin Ahmad menjelaskan bahwa pendapat inilah yang banyak dipegang oleh qori’ termasuk

Imam Ibnu Jazariy – serta para ahli Nahwu.

Selanjutnya, ketujuhbelas Makhraj ini klasifikasikan ke dalam lima tempat. Lima tempat inilah yang merupakan letak

Makhraj dari setiap huruf. Lima tempat yang dimaksud dalam Makharijul Huruf ialah:

a. Al-Jauf, lobang (rongga) tenggorokan dan mulut.= 1 Makhraj

b. Al-Halq, tenggorokan = 3 Makhraj

c. Al-Lisan, Lidah = 10 Makhraj

d. Asy-Syafatan, dua bibir = 2 Makhraj

e. Al-Khoisyum, pangkal hidung = 1 Makhraj +

17 Makhraj

Adapun perincian mengenai Makharijul Huruf yaitu:

Al-Jauf

Al-jauf artinya rongga tenggorokan dan mulut. Dari Makhraj al-Jauf ini keluar tiga huruf Mad, yaitu Alif, Wawu, da

Ya’ yang bersukun. Dan ketiga huruf Mad tersebut disebut juga huruf ") ج��"

Al-Halq

Al-Halq artinya tenggorokan. Maksudnya, tempat keluarnya huruf terletak pada tenggorokan. Dari al-Halq ini keluar

tiga Makhraj, yang digunakan untuk tempat keluarnya 6 (enam) huruf. Ketiga Makhraj tersebut antara lain:

Aqshal Halq adalah pangkal tenggorokan atau tenggorokan bagian dalam. Dari Makhraj ini keluar huruf Hamzah

)ء( dan Ha ) هـ(

Watsul Halq adalah tenggorokan bagian tengah. Dari makhraj ini keluar huruf ‘Ain )ع( dan ha ) ح(

Adnal Halq adalah tenggorokan bagian luar atau ujung tenggorokan. Dari Makhraj ini keluar huruf Kho )خ( dan

Ghoin ) غ(

Keenam huruf di atas )ء-هـ-ح-ع-ع-خ-غ( disebut juga huruf ") ح��" yang artinya tenggorokan, karena huruf-

huruf tersebut keluar dari tenggorokan.

Al-Lisan

Al-Lisan artinya lidah. Maksudnya tempat keluarnya huruf yang terletak pada lidah. Jumlah huruf Hijaiyah yang

keluar dari Makhraj ini berjumlah 18 huruf dan terbagi atas 10 Makhraj.

Kedelapanbelas huruf tersebut: )س-ز-ص-ث-ظ-ذ-ط-د-ت-ر-ن-ل-ض-ي-ج-ش-ك-ق(

Asy-Syafatan

Asy-Syafatan artinya dua bibir. Maksudnya, tempat keluarnya huruf yang terletak pada dua bibir. Bibir atas dan bibir

bawah asy-Syafatan ini terbagi atas dua Makhraj, yaitu:

30

Acep Iim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung: CV Penerbit

Dipenogoro, 2003), h. 20-21.

Page 25: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Perut (bagian dalam) bibir bawah atau bagian tengah bibir bawah dengan ujung dua buah gigi seri yang atas. Dari

Makhraj ini keluar huruf Fa’ )ف(

Kedua bibir atas dan bawah bersama-sama, jika kedua bibir tersebut tertutup rapat, keluarlah huruf Mim )م( dan Ba

)ب( . Ba’ lebih rapat daripada Mim. Dan jika terbuka, keluarlah huruf Wawu )و ( .

Keempat huruf di atas )و-ب-م-ف( disebut juga huruf ")ش?�ی" yang artinya dua bibir.

Al-Khoisyum

Al-Khoisyum artinya Aqshal anfi (pangkal hidung). Dari al-Khoisyum ini keluar satu Makhraj, yaitu al-Ghunnah

(sengau/dengung), sehingga dari Makhraj inilah keluar segala bunyi dengung/sengau. Bunyi sengau ini terjadi pada:

Nun sakinah )ن( atau tanwun ketika dibaca idgham Bigunnah, Ikhfa’ dan ketika Nun itu bertasydid.

Mim sakinah ) م( ketika dibaca Idghom (Mitslain) Ikhfa (Syafawiy) dan ketika Mim itu bertasydid.31

Tartil

Dalam seni suara (nyanyian) dikenal istilah tempo untuk menunjukkan apakah suatu lagu dibawakan dengan cepat

dan semangat seperti lagu-lagu mars atau dengan lambat dan khidmat seperti lagu hymne. Membaca al-Qur’an juga

tidak terlepas hubungannya dengan masalah tempo ini.

Ada empat tingkatan (tempo) yang telah disepakati oleh ahli Tajwid, yaitu:

At-Tartil yaitu membaca dengan pelan dan tenang, mengeluarkan setiap huruf dari makhrajnya dengan memberikan

sifat-sifat yang dimilikinya, baik asli maupun baru dating (hukum-hukumnya) serta memperhatikan makna

(ayat). Membaca dengan pelan dan tenang maksudnya tidak tergopoh-gopoh namun tidak tidak pula terseret-

seret. Huruf diucapkan satu persatu dengan jelas dan tepat menurut makhrajnya dan sifatnya. Ukuran panjang

pendeknya terpelihara dengan baik serta berusaha mengerti kandungan maknanya.

Al-Hadr yaitu membaca dengan cepat tetapi masih menjaga hukum-hukumnya. Yang dimaksud cepat di sini adalah

dengan menggunakan ukuran terpendek dalam peraturan Tajwid, jadi bukannya keluar dari peraturan

sebagaimana yang sering kita jumpai.

At-Tadwir yaitu tingkat pertengahan antara tartil dan hard. Bacaan at-Tadwir ini lebih dikenal dengan bacaan sedang

tidak terlalu cepat juga tidak terlalu pelan, tetapi pertengahan anatara keduanya.

At-Tahqiq yaitu membaca seperti halnya tartil tetapi lebih tenang dan

perlahan-lahan. Tempo ini hanya boleh dipakai untuk belajar (latihan) dan

mengajar. Dan tidak boleh dipakai pada waktu shalat atau menjadi imam.32

Membaca al-Qur’an tidak sama dengan membaca bahan bacaan lainnya karena ia adalah kalam Allah swt. Oleh

karena itu, membacanya mempunyai etika zahir adalah membacanya dengan tartil. Makna membaca dengan tartil

adalah dengan perlahan-lahan, sambil memperhatikan huruf-huruf dan barisnya.

As-Suyuti mengatakan bahwa disunnahkan membaca al-Qur’an dengan tartil. Sebagaimana Allah swt berfirman

dalam QS. Al-Muzammil ayat 4:

Fu�ZS�`�$ ���� �������� v⌧��S��2S DF

“Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.”(QS. Al-Muzammil:

4).33

31

Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, h. 28-36. 32 Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, h. 8-10

Page 26: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Dalam kitab al-Burhan karya az-Zarkasyi dikatakan kesempurnaan tartil

adalah dengan membaca dengan seksama lafal-lafalnya serta jelas huruf-hurufnya,

dan satu huruf tidak ada yang tercampur dengan huruf lain. Dan yang paling

sempurna adalah dengan membacanya di rumahnya. Jika ia membaca ayat yang

berisi ancaman maka ia membacanya dengan ekspresi ancaman dan jika ayat itu

berisi pemuliaan maka ia membacanya dengan ekspresi pemuliaan.

Al-Ghazali mengatakan bahwa tartil disunnahkan tidak semata untuk

tadabbur. Karena non-Arab yang tidak memahami makna al-Qur’an juga

disunnahkan untuk membaca dengan tartil karena tartil lebih dekat kepada

pemuliaan dan penghormatan terhadap al-Qur’an, dan lebih berpengaruh bagi hati

daripada membaca dengan tergesa-gesa dan cepat.34

Metode-Metode Pembelajaran Membaca al-Qur’an

Metode merupakan alat atau fasilitas untuk mengantarkan bahan pelajaran

mencapai tujuan. Oleh karena itu, bahan pelajaran yang disampaikan tanpa

memperhatikan pemakaian metode justru akan mempersulit guru dalam mencapai

tujuan pengajaran. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pegajaran salah

satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang

bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan

metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan

pengajaran.35

Dalam menggunakan model mengajar sudah barang tentu guru yang tidak

mengenal metode mengajar jangan diharap bisa melaksanakan proses belajar

mengajar sebaik-baiknya. Hal yang penting dalam metode ialah, bahwa setiap

metode pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar yang ingin

dicapai.

Adapun jenis-jenis metode pembelajaran membaca al-Qur’an adalah :

Metode Musyafahah (Adu Lidah)

33

Dr. Yusuf al-Qaradhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, h. 231. 34

Dr. Yusuf al-Qaradhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, h. 233. 35

Pupuh Fathurrahman, Strategi Belajar Mengajar Suatu Pendekatan Baru dan Praktis,

(Bandung: Tunas Nusantara, 2001), h. 58.

Page 27: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Dalam metode ini guru membaca terlebih dahulu, kemudian disusul anak

atau murid. Dengan metode ini, guru dapat menerapkan cara membaca huruf

dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan anak dapat melihat dan menyaksikan

langsung praktik keluarnya huruf dari lidah guru untuk ditirukannya, yang disebut

Musyafahah (adu lidah). Metode ini diterapkan oleh Nabi Muhammad saw kepada

kalangan sahabat.

Metode Sorogan atau ‘Ardul Qira’ah (Setoran Bacaan)

Dalam metode ini murid membaca di depan guru, sedangkan guru

menyimaknya. Metode ini dikenal dengan metode Sorogan atau ‘Ardul Qira’ah

(Setoran Bacaan). Metode ini terdapat sisi positif yaitu aktifnya murid (cara

belajar siswa aktif).36

Metode Al-Bayan

Metode al-Bayan merupakan metode yang mengajarkan cara cepat belajar

al-Qur’an dengan bacaan yang baik dan benar menurut ilmu tajwid, disusun

secara sistematis, dilengkapi dengan pengetahuan tajwid praktis, dan dibantu

dengan cara membaca versi Indonesia. Bacaannya menggunakan bacaan yang

sudah umum di Indonesia yakni menurut riwayat Imam Hafsh ‘an ‘Ashim Thariq

Syathibiyah.

Metode bayan menggunakan tingkat usia sekolah dan jumlah pertemuan

sebagai tolak ukur pembelajarannya, sehingga bagi mereka mempunyai masa

pembelajaran yang berbeda. (Lihat Tabel).

Usia Sekolah Waktu yang diperlukan Buku Panduan

TK B s/d kelas 3 SD 21 pertemuan Jilid 1

Kelas 4 SD s/d 3 SMP 19 pertemuan Jilid 2

SMU s/d seterusnya 16 pertemuan Jilid 3

Adapun bagi mereka yang ingin mengajar dan belajar mandiri dengan

metode al-Bayan, cukup menggunakan jilid 4.

Dengan berpegang pada tolak ukur tersebut maka hingga pertemuan

terakhir, dijamin akan mampu membaca al-Qur’an dengan baik, lancar,

36

Ahmad Syarifuddin, Mendidik anak, membaca, menulis, dan mencintai al-Qur’an, h.

81.

Page 28: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

menguasai bacaan panjang-pendek, bacaan dengung (gunnah) dan hukum-hukum

bacaan panjang (mad).

Untuk memperoleh manfaat terbaik dan mencapai hasil yang maksimal

dengan metode al-Bayan, lakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Gunakan skema proses pembelajaran, yakni 10 (sepuluh) pertemuan untuk

menguasai cara membaca,dan 11 (sebelas) pertemuan untuk menguasai

cara membaca yang benar dengan ilmu tajwid.

b. Tidak berpindah ke pertemuan selanjutnya, jika pertemuan sebelunya

belum dikuasai.

Manfaat yang dapat diambil dari belajar dengan menggunakan Metode al-

Bayan antara lain adalah terbebas dari buta huruf al-Qur’an, mempermudah

belajar membaca al-Qur’an, dapat membaca al-Qur’an secara baik dan benar

dalam waktu singkat, dan dapat menguasai pengetahuan ilmu tajwid.37

Metode Drill (Latihan).

Setelah menjelaskan metode-metode di atas, perlu juga dibahas metode Driil. Metode drill (latihan) adalah suatu

metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap pelajaran yang sudah diberikan.

Metode ini berasal dari metode pengajaran Herbart, yaitu metode asosiasi

dan ulangan tanggapan, yang dimaksud dengan memperkuat tangggapan pada

murid-murid. Metode driil biasanya digunakan pada pelajaran yang bersifat

motoris seperti pelajaran menulis, pelajaran bahasa, pelajaran keterampilan, dan

pelajaran yang bersifat kecakapan mental, dalam arti melatih anak-anak berfikir

cepat. Dalam pendidikan agama metode ini sering dipakai untuk melatih ulangan

pelajaran al-Qur’an dan praktik ibadah.38

Metode latihan (drill) atau metode training merupakan suatu cara mengajar

yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana

untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan

dari apa yang sudah dipelajari. Metode latihan mempunyai kebaikan-kebaikan,

37

O. Surasman, Metode Al-Bayan Cara Cepat Belajar Membaca al-Qur’an, (Jakarta:

Erlangga, 2008), h. vii-viii. 38

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),

h. 106.

Page 29: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

antara lain adalah pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan

mempergunakan metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan

pelaksanaan, pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak

konsentrasi dalam pelaksanaannya, dan pembentukan kebiasaan membuat

gerakan-gerakan yang kompleks, rumit menjadi otomatis.39

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca al-

Qur’an

Dalam diri setiap muslim mempunyai kemampuan membaca Al-Qur’an,

ada berbagai macam tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an dari yang tinggi,

sedasng, sampai yang rendah. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor di antaranya

yaitu:

Faktor Pembawaan

Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapatlah kiranya kita mengatakan

bahwa pembawaan adalah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-

kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu yang selama masa

perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan).

Kesanggupan untuk membaca Al-Qur’an yang diawali dengan terbata-bata

telah ada dalam pembawaannya akan berkembang, dan karena lingkungan dan

kematangannya pada suatu saat tertentu anak dapat membaca Al-Qur’an dengan

baik dan benar. Sehinga jelas pembawaan dapat mempengaruhi kemampuan

membaca Al-Qur’an.

Faktor Keturunan

Maksud dari keturunan di sini adalah sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang

anak. Jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-

sel kelamin dari generasi yang lain. Misalnya seorang Bapak atau Ibu ada

persamaan dengan anaknya dalam membaca Al-Qur’an pada waktu membaca Al-

Qur’an. Dapat juga sifat-sifat ini bersembunyi selama beberapa generasi mungkin

39

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 217-

218.

Page 30: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

juga sifat-sifat keturunan itu diwsarisi dari nenek atau buyutnya. Sehingga anak

tersebut mempunyai kemampuan membaca Al-Qur’an sesuai dengan keturunan.

Faktor Lingkungan

Seorang ahli psikologi dari Amerika yang bernama Sartain mengatakan

bahwa:

Lingkungan (environment) adalah meliputi segala kondisi-kondisi dalam

dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,

pertumbuhan, perkembangan kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula

dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.40

Ditambahkan oleh Sartain bahwa lingkungan itu dibagi menjadi 3 bagian

sebagai berikut:

a. Lingkungan Alam/Luar (Extenalor Physical Environment)

Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang

bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan dan

sebagainya.

b. Lingkungan Dalam (Internal Environmet)

Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang termasuk lungkungan luar.

Contohnya makanan dan air yang telah berada di dalam pembuluh-

pembuluh darah atau di dalam cairan limpa yang mempengaruhi tiap-tiap

sel di dalam tubuh.

c. Lingkungan Sosial (Social Environment)

Lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang

mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan soaial itu ada yang kita terima

secara langsung, seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain,

keluarga kita, teman-teman kita, kawan sekolah, seperjaan, dan

sebagainya.41

Dari uraian faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-

Qur’an di atas, bahwa faktor pembawaan, keturunan, dan lingkungan merupakan

40

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),

cet. Ke-23, h. 28. 41 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h. 28-29

Page 31: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

faktor yang sangat penting sekali dalam proses meningkatkan kemampuan

membaca Al-Qur’an.

Pendidikan sebagai Faktor Pengaruh terhadap Kemampuan Membaca Al-

Qur’an

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.42

Pendidikan juga dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak

didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai

anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.

Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara

menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa.43

Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka

mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin

dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya.

Dilihat dari sudut pengertian atau definisi, dengan demikian pendidikan itu ialah

usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melaui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung dalam bentuk

pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah dan di luar sekolah. Usaha

sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang

melayani para siswanya melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau

mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur yang

ditentukan.

Dengan mulainya anak bersekolah, dunia anak semakin luas dan demikian

pula pemahamannya. Pemahaman anak mengenai lingkungan meningkat tidak

hanya melalui pengajaran formal yang diterima di kelas tetapi juga diperluas

42

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Naisonal, h. 2-3. 43 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, h. 3.

Page 32: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

melalui pertukaran pikiran dengan teman-teman sebayanya dan melalui

kemampuan membaca di lingkungan tempat tinggalnya.

Secara lebih khusus Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah memiliki

jumlah mata pelajaran yang berbeda di mana materi pada Sekolah Dasar lebih

bersifat pendidikan umum, sedangkan materi pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah

selain pendidikan umum juga mencakup pendidikan agama sehingga materi

pelajarannya pun berbeda.

Page 33: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

B. Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.44 Sering pula dinyatakan

variabel penelitian sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel dalam

penelitian ini adalah kemampuan membaca al-Quran siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah dan variabel kedua

adalah kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang berasal Sekolah Dasar.

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Islamiyah Ciputat Tangerang yang beralamat di Jalan Ki hajar Dewantara No. 23

Ciputat Tangerang-Banten. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah selama empat bulan, dimulai dari tanggal 7

September sampai 23 Desember 2009.

B. Metode penelitian

Metode penilitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif

kuantitatif. Penelitian deskriptif lebih menitikberatkan pada pengumpulan data

empiris, kemudian diolah menggunakan statistik guna menjawab permasalahan

ada atau tidaknya perbedaan kedua variabel yang diteliti. Jenis pendekatan yang

digunakan dala penelitian ini adalah komparasional yang bertujuan untuk mencari

perbandingan antara dua variabel dan menjelaskan hasil penelitian secara

deskriptif. Hal ini agar penulis dapat memperoleh data yang lengkap dan

gambaran mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti, yaitu

gambaran perbandingan antara kemampuan membaca al-Qur’an siswa.

Adapun jenis pendekatan yang digunakan juga dalam penelitian ini adalah

korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan (pengaruh) antara dua

variabel dan menjelaskan hasil penelitian secara deksriptif. Hal ini agar penulis

dapat memperoleh data yang lengkap dan gambaran mengenai keadaan yang

sebenarnya dari objek yang diteliti, yaitu gambaran pengaruh siswa yang berbeda

latar belakang pendidikan dengan kemampuan (kompeten) siswa dalam

pembelajaran membaca al-Qur’an. Dalam teknik penulisan penulis berpedoman

pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

44

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. Ke-

6, h. 82.

Page 34: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti.45

Adapun populasi yang terdapat pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas satu

SMP Islamiyah Ciputat Tangerang Tahun Pelajaran 2008-2009 yang berjumlah

292 orang.

2. Sampel

Sampel adalah suatu proses proporsi kecil dari populasi yang seharusnya

diteliti, yang dipilih atau ditetapkan untuk keperluan analisa.46

Penulis mengambil

sampel sebanyak 13 % dari keseluruhan populasi yang ada, yaitu 40 orang siswa

masing-masing 20 orang siswa berlatar belakang pendidikan madrasah ibtidaiyah

dan 20 orang siswa berlatar belakang pendidikan sekolah dasar. Dengan tehnik

pengambilan sampel yang diambil secara acak yaitu menggunakan tehnik

purposive random sampling.

D. Teknik pengumpulan data

Mengenai perbedaan kemampuan membaca al-Qur’an siswa berdasarkan

latar belakang pendidikan siswa, dan hubungan (pengaruh) antara sikap siswa

yang berbeda latar belakang pendidikan dengan kemampuan (kompeten) siswa

dalam pembelajaran al-Qur’an di SMP Islamiyah, maka penulis menggunakan

beberapa alat untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah

penelitian sehingga tercapai tujuan yang telah dirumuskan, teknik tersebut yaitu:

1. Teknik Observasi

Teknik observasi digunakan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang yang tampak pada objek penelitian mengenai

perbedaan kemampuan membaca al-Qur’an siswa berdasarkan latar belakang

siswa, dan pengaruh antara siswa yang berbeda latar belakang pendidikan

45

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002), h. 108. 46

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2001), h. 266.

Page 35: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

dengan kemampuan (kompeten) siswa dalam pembelajaran membaca al-

Qur’an di SMP Islamiyah serta mengamati secara langsung data-data yang

diperlukan. Dengan demikian data yang didapat oleh penulis selama observasi

berlangsung dapat menjadi masukan bagi penulisan skripsi ini.

Observasi dilakukan untuk mengadakan pengumpulan dan pencatatan

secara sistematis terhadap yang berkaitan dengan kejadian penelitian. Adapun

yang menjadi sasaran observasi adalah lingkungan sekolah, sarana prasarana

sekolah, keadaan para siswa dan para guru serta pengajaran membaca al-Quran

di Lingkungan SMP Islamiyah Ciputat Tangerang.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendapat hal-hal atau varibel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan peratura-

peraturan. Dalam hal ini, penulis gunakan untuk mendapatkan data-data yang

berkenaan dengan latar belakang berdirinya SMP Islamiyah Ciputat yang

memberi input sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Tes Lisan

Tes lisan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan

membaca al-Quran siswa. Dalam melakukan tes lisan ada empat kategori nilai

kemampuan dalam membaca al-Qur’an. Kategori tersebut adalah sebagai berikut:

a. Nilai antara 80-100: kategori kemampuan membaca al-Qur’an sangat

baik (istimewa), dilihat dari segi bacaan sesuai tajwid, fasih dalam

pengucapan huruf atau makharijul huruf, serta lancar dalam membaca.

Kategori baik dalam penguasaan ilmu tajwid.

c. Nilai antara 70-79: kategori membaca al-Qur’an baik, dilihat dari segi

bacaan sesuai tajwid, fasih dalam pengucapan huruf atau makharijul

huruf, akan tetapi membacanya sedikit terbata-bata atau belum lancar.

Kategori cukup dalam mengetahui ilmu tajwid.

d. Nilai antara 60-69: kategori membaca al-Qur’an cukup, dilihat dari

segi bacaan tajwid belum benar, pengucapan huruf atau makharijul

huruf kurang benar dan membacanya masih terbata-bata atau belum

lancar. Kategori kurang dalam mengetahui ilmu tajwid.

Page 36: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

e. Nilai antara 50-59: kategori membaca al-Qur’an kurang atau tidak

mampu. Masih pengenalan huruf hijaiyah, sanagt kurang dalam

mengetahui ilmu tajwid.

4. Wawancara

Secara umum wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara

sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk menanyakan kepada kepala

sekolah, guru, dan siswa mengenai pengajaran membaca al-Quran di Lingkungan

SMP Islamiyah Ciputat Tangerang. Hal ini penulis lakukan untuk memperoleh

data yang menyempurnakan dari hasil observasi, guna mendukung kebenaran

yang diperoleh sekaligus menambah data yang lebih sempurna. Sehingga penlitian

yang penulis lakukan dapat diterima kebenarannya.

5. Angket

Teknik pengumpulan data dengan cara memberikan beberapa pertanyaan

(kuesioner) kepada siswa SMP Islamiyah Ciputat yang menjadi responden. Dalam

hal ini penulis menggunakan pertanyaan-pertanyaan multiple choice dan bersifat

langsung.

Tabel 1

KISI-KISI ANGKET

Siswa yang berbeda latar belakang pendidikan dalam pembelajaran

membaca al-Qur’an.

No. Indikator No. Butir Jumlah Item

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Keinginan

Perhatian

Disiplin

Perasaan

Menyelesaikan tugas

Meningkatkan kemampuan

Mengembangkan bakat

1, 4

5, 6

8, 11, 14, 15, 17

3, 13, 20

7

9, 12, 16, 18, 19

2, 10

2

2

5

3

1

5

2

Jumlah 20

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Page 37: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Setelah data-data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya yaitu pengolahan dan analisis data.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen antara lain

wawancara dan angket. Tiap-tiap instrumen tersebut digunakan untuk melengkapi antara satu sama lainnya. Data

yang diperoleh dari obsevasi, wawancara, dan dokumentasi digunakan penulis untuk mendapatkan informasi-

informasi yang tidak diperoleh dari angket, untuk menganalisa data-data yang telah terkumpul maka dapat digunakan

analisa kulaitatif dan analisa kuantitatif. Berkenaan dengan penelitian ini, data-data yang penulis peroleh melalui

wawancara, observasi, dan dokumentasi dianalisa secara kualitatif, sedangkan data yang penulis peroleh melalui

penyebaran angket dan laporan hasil kemampuan baca al-Qur’an diolah atau dianalisa secara kuantitatif.

Teknik analisa merupakan suatu cara untuk menguraikan keterangan-keterangan data-data yang diperoleh agar data-

data tersebut dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang menelitinya, akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin

mengetahui hasil penelitian itu.

Penggunaan teknik analisa data penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui hasil

penelitian ini, maka data yang penulis peroleh dari kuesioner atau angket yang disebarkan diolah dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

2. Teknik pengolahan data

a. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan kepada responden. Jadi setelah angket diisi

oleh responden dan diserahkan kepada penulis, kemudian penulis periksa satu persatu angket tersebut. Bila ada

jawaban yang meragukan atau ada pertanyaan yang belum terjawab, maka penulis menghubungi kembali responden

yang bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya. Tujuan dari editing ini adalah untuk mengurangi kesalahan

atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan.

Dalam pengolahan data yang pertama kali dilakukan adalah editing, yaitu meneliti satu persatu kelengkapan

pengisian dan kejelasan penulisnya. Dalam tahap ini dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kebenaran

pengisian dan kejelasan penulisnya.

b. Coding

Setelah data-data tersebut diedit, penulis melakukan pengkodean dan pengelompokkan data-data tersebut

berdasarkan kategori pembahasan.

c. Tabulasi

Pada tahap ini langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan memindahkan jawaban yang ada terdapat

dalam angket dan telah dikelompokkan ke dalam bentuk tabel frekwensi ini untuk memudahkan penulis dalam

mengolah data yang telah diedit. Tabulasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekwensi dalam setiap item yang

penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu tabel yang mempunyai kolom setiap bagian angket yang terlihat

jawaban yang satu dengan jawaban yang lain dengan jelas.

d. Prosentase

Setiap data perlu diprosentasekan setelah ditabulasikan dalam jumlah frekwensi jawaban responden untuk setiap

alternatif jawaban. Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat keberhasilan yang diperoleh

dari hasil besarnya kemampuan (kompeten) siswa dalam pembelajaran al-Qur’an yang dimiliki siswa dan sikap siswa

yang berbeda latar belakang pendidikan siswa dalam pembelajaran al-Qur’an yang didapat dari responden tersebut.

Adapun rumus yang di gunakan dalam mencari prosentase terdapat di bawah ini.

Untuk analisis data tentang meningkatkan kemampuan (kompeten) siswa dalam pembelajaran membaca al-

Qur’an pada siswa SMP Islamiyah, penulis menyimpulkan dengan kriteria perhitungan sebagai berikut:

Rumus perhitungannya: P = F x 100 %

Page 38: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

N

Keterangan: P = persentase %

F = frekuensi yang diperoleh

N = Number of casses (jumlah frekuensi)

1. Analisa Data

a. Analisis Kualitatif

Data-data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi seperti surat kabar, buku, majalah,

dan yang lainnya, kecuali laporan hasil belajar. Akan dioleh dengan analisa kualitatif karena tidak dapat ditabulasikan

(diwujudkan ke dalam angka).

b. Analisis Kuantitatif

Analisa kuantitatif adalah analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka dengan cara

mengklasifikasikan, mentabulasikan dan dilakukan perhitungan dengan menggunakan statistik sederhana untuk

memperoleh hasil penelitian. Untuk data kuantitatif penulis menggunakan perhitungan prosentase dari hasil angket

dan juga digunakan rumus analisis korelasi product moment. Analisis product moment tersebut dimaksudkan untuk

mencari titik nilai korelasi antara variabel X dan Y dan juga untuk mengetahui apakah ada hubungannya erat, cukup

atau lemah. Dan penulis juga menggunakan rumus analisis komparasional dari data nilai semester/raport dan juga

dari nilai tes lisan yang dilakukan oleh siswa, untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara

kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang berasal dari SD dan MI.

Kemudian teknik analisis selanjutnya adalah dengan skoring, untuk menentukan skoring semua pertanyaan dan

pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai untuk setiap jawaban sebagai berikut:

Tabel 2

Skor Item Alternatif Jawaban Rensponden

Positif (+) Negatif (-)

Jawaban Skor Jawaban Skor

Selalu

Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

4

3 2

1

Selalu

Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

1

2 3

4

Dalam penelitian ini juga digunakan korelasi product moment, adapun

rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment, secara operasional

analisa data tersebut dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

1. Mencari angka dengan rumus:

N∑XY- (∑X)( ∑Y)

rxy = √ [N∑x² - (∑x2)²] [N∑y² - (∑y2)²]

keterangan:

X : siswa yang berbeda latar belakang pendidikan dalam

Page 39: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

pembelajaran membaca al-Qur’an.

Y : Kemampuan (kompeten) dalam membaca al-Qur’an (nilai

raport BTQ)

rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment

∑xy : Jumlah hasil perkalian antara X dan Y

∑X : Jumlah seluruh skor X

∑Y : Jumlah seluruh skor Y

N : Number of cases.

2. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment.

a. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan perhitungan

dengan angka indeks korelasi “r” product moment di bawah ini:

Besarnya “r” product moment Interpretasi

0.00-0.20 Antara variabel X dan variabel Y memang

terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut

diabaikan (diangap tidak ada korelasi antara

variabel X dan variabel Y.

0.20-0.40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang lemah atau rendah.

0.40-0.70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sedang atau cukup.

0.70-0.90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang kuat atau tinggi.

0.90-1.00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

b. Interpretasi menggunakan tabel nilai “r” product moment (rt), dengan

terlebih dahulu mencri derajat bebasnya (db) atau deegres of fredom (df)

yang rumusnya adalah:

df = N – nr

Dengan ketentuan sebagai berikut:

df : Deegres of freedom

N : Number of Cases

Nr : Banyaknya variabel

Page 40: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Kemudian dengan melihat tabel nilai koefisien korelasi “r” product moment dari person untuk berbagai (df).

c. Mencari kontribusi variabel X dan variabel Y dengan rumus sebagai berikut:

Dalam penelitian ini juga penulis menggunakan Teknik Analisis

Komparasional Tes “t” (“t” Tes), yaitu dengan membandingkan kemampuan

membaca al-Qur’an para siswa dengan menggunakan nilai semester/raport dan

tes lisan.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Mencari Mean Variabel X1 dengan rumus:

M1 = ∑X1

N1

2. Mencari Mean Varibel X2 dengan rumus:

M2 = ∑X2

N2

3. Mencari Deviasi Sekor Variabel X1, dengan rumus:

x1 = X1 – M1

4. Mencari Deviasi Sekor Variabel X2, dengan rumus:

x2 = X2 – M2

5. Mengkuadratkan x1, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑x1²

6. Mengkuadratkan x2, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑x2²

7. Mencari to dengan rumus:

M1 – M2

to = √ (∑x1² + ∑x2²) (N1 + N2)

(N1 + N2 – 2) (N1 . N2)

8. Memberikan interpretasi terhadap to dengan mempergunakan Tabel Nilai

“t”, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

KD = r² x 100%

Page 41: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

a. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah diajukan,

dengan jalan membandingkan besarnya “to” yang telah diperoleh

dalam perhitungan dengan besarnya “to” yang tercantum dalam Tabel

Nilai “t” dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau

degrees of freedomnya (df) yang dirumuskan sebagai berikut:

df atau db = (N1 + N2) -2

Keterangan:

df atau db = degrees of freedom atau derajat kebebasan,

N1 = Banyaknya subyek kelompok I (jumlah sampel

kelompok I)

N2 = Banyaknya subyek kelompok II (jumlah sampel

kelompok II)

Setelah (db) atau (df) diperoleh, maka besarnya “t” yang tercantum

dalam Tabel Nilai “t” dapat dicari, baik pada taraf signifikansi 5% maupun

1% jika to sama dengan atau lebih besar daripada harga kritik “t” yang

tercantum dalam Tabel, maka Hipotesa Nihil ditolak, sebaliknya Hipotesa

alternatif diterima, berarti perbedaan Mean dari ke dua sampel itu adalah

perbedaan yang signifikan.

Jika to lebih kecil daripada “t” Tabel, maka Hipotesa Nihil,

disetujui atau diterima; sebaliknya Hipotesa alternatif ditolak. Berarti

perbedaan Mean dua sampel itu bukanlah perbedaan yang berarti, atau

bukan perbedaan yang signifikan.

b. Menarik Kesimpulan.47

47 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 299-300

Page 42: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Islamiyah Ciputat

1. Sejarah Singkat

SMP Islamiyah merupakan lembaga pendidikan yang berada dibawah

naungan sebuah Yayasan Islamiyah telah ada sejak tanggal 12 Mei 1965, namun

baru mendapatkan Status hukum pada tanggal 5 Agustus 1976 bertepatan dengan

tanggal 1 Ramadhan 1398 Hijriyah, berdasarkan akta No. 16 Tanggal 11 Agustus

1978, yang berdiri diatas lahan tanah seluas 1.600 M2, yang bertempat di jalan Ki

Hajar Dewantara No 23 Ciputat, Tangerang- Banten. Sebagai pendirinya adalah:

a. Drs. H. Zarkasih, M.A : Ketua

b. H. Abdul Munir, BA : Wakil Ketua

c. A. Saiful Millah, BA : Sekretaris I

d. Arifin Bin Ishaq, BA : Sekretaris I

e. M. Anwar Nur : Bendahara I

f. Ny. Muniroh Nur : Bendahara II

g. M. Yusuf Taujiri : Anggota

h. Ahmad Basyari, BA : Anggota

i. Djajali Adnan, BA : Anggota

Berdirinya Yayasan Islamiyah Ciputat ini bermula adanya keinginan dan

semangat beberapa pemuda di sekitar wilayah Ciputat. Mereka merasa terpanggil

dan ikut bertanggung jawab terhadap pelestarian dan pengamalan syari’ah islam.

Keinginan dan semangat mereka ini kemudian disambut gembira oleh para orang

tua. Musyawarah demi musyawarah dilaksanakan akhirnya tercetuslah suatu

keinginan dan semangat bersama untuk mengembangkan syari’ah islamiyah

melalui bidang pendidikan. Hal ini didasarkan bahwa pendidikan tingkat

menengah saat itu tergolong masih langkah. Sehingga mereka yang berkeinginan

melanjutkan studi ke tingkat tersebut harus pergi ke Jakarta. Kondisi ini seperti ini

hanya terbatas bagi mereka yang mempunyai kemampuan material saja.

Sementara bagi mereka yang kurang mampu terpaksa harus puas menjadi

Page 43: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

pengangguran, dan lebih jauh lagi dikhawatirkan mereka itu akan terpengaruhi

oleh lingkungan kurang baik yang kamudian akan terjerumus ke arah kejahatan.

Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan permintaan

masyarakat semakin meningkat sehingga dalam perkembangan pendidikanpun

semakin berkembang. Mengingat perkembangan tersebut, Yayasan Islamiyah

berupaya untuk mengembangkan diri dengan menyelenggarakan sekolah-sekolah

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Maka berdirilah sekolah MTs, SMP dan juga SMK, MA Islamiyah. SMP

Islamiyah ini dikukuhkan pada tanggal 6 Januari 1969 No.326/1.02.4/R.1983,

dengan proses belajar mengajar dilaksanakan pada pagi dan siang hari.

Yayasan Islamiyah Ciputat (YIC) yang berazaskan Islam berfalsafah Pancasila dan berdasarkan UUD 1945

mempunyai maksud dan tujuan yaitu:

1. Membina dan mengembangkan Pendidikan Islam dalam arti yang seluas-

luasnya.

2. Membentuk masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa kepada

Allah., cinta agama, bangsa dan negara.

3. Membantu pemerintah dengan melaksanakan usaha yang bersifat sosial

dan kebudayaan.

Yayasan Islamiyah Ciputat hingga sekarang banyak menangani Lembaga

Pendidikan, baik yang bersifat formal maupun non formal. Ini merupakan

perwujudan dari maksud dan tujuan berdirinya sebagaimana telah dituangkan di

atas. Lembaga-lembaga pendidikan yang dimaksud adalah:

a. Lembaga Pendidikan Formal, terdiri dari:

1). Pendidikan Guru Agama (PGA) Islamiyah, didirikan pada tahun

1964/1965.

2). Sekolah Kesejahteraan Keluarga Tingkat Pertama (SKKP) NU, yang

didirikan pada tahun ajaran 1965/1966. SKKP NU ini hanya berjalan

satu tahun ajaran dan kemudian diubah menjadi SMPI.

3). Sekolah Menengah Tingkat Pertama Islamiyah (SMPI), sebagai

lanjutan dari SKKP NU, didirikan pada tahun ajaran 1966/1967.

Page 44: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

4). Madrasah Tsanawiyah Islamiyah (MTs I) didirikan pada tahun

1979/1980.

5). Madrasah Aliyah Islamiyah (MA I), didirikan pada tahun ajaran

1979/1980, kelanjutan dari PGA Islamiyah.

6). Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas Islamiyah (SMEA I),

didirikan pada tahun ajaran 1980/1981, SMEAI ini mempunyai dua

jurusan Tata Usaha dan Jurusan Tata Niaga.

7). Taman Kanak-kanak Cendrawasih bertempat di Cimanggis, didirikan

pada tahun ajaran 1980/1981.

8). Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah yang bertempat di Jurangmanggu,

didirikan pada tahun ajaran 1984/1985.

9). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Islamiyah (STIE I)

b. Lembaga pendidikan non formal yakni majlis ta’lim/pengajian (bagi

kaum ibu dan bapak) didirikan pada tahun 1982. majlis ta’lim ini

berjalan/dilaksanakan tiap bulan satu kali.

2. Idetitas Sekolah

a. Nama sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

b. Status : Swasta

c. Nomor NSS/NDS : 20.2.280310.013

d. Alamat sekolah : Jl. Ki Hajar Dewantara No. 23 Ciputat

e. Kecamatan : Ciputat

f. Jenjang Akreditasi : A

g. SK Pendirian : 203/DS-37/1969

3. Visi dan Misi SMP Islamiyah Ciputat

SMP Islamiyah mempunyai visi: “iman dan taqwa merupakan perwujudan

dan landasan manusia yang bertanggung jawab, berbudi luhur dan disiplin

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.”

Dari visi tersebut SMP Islamiyah Ciputat membuat misi-misinya yaitu:

a. Membina dan mempersiapkan siswa yang berakhlakul karimah.

Page 45: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

b. Mendidik siswa menjadi manusia yang berbudi luhur, bertanggung

jawab, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c. Membina dan mengembangkan minat dan bakat siswa.

d. Belajar untuk mencari ilmu.

e. Sekolah sebagai tempat membina kedisiplinan.

4. Keadaan Guru

Dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan tenaga yang

professional agar tercipta generasi yang berkompeten dan mempunyai skill yang

memadai.

Adapun tenaga pengajar yang tersedia di SMP Islamiyah Ciputat tahun

pelajaran 2008/2009, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:48

Tabel 3

Guru SMP Islamiyah Ciputat tahun 2008/2009

NO NAMA GURU Status

Guru

Pendidikan

Terakhir

Bidang studi

yang Diampu

Mulai

Kerja

1. Mudalih GBS S1 IPS / Geografi 1992

2. Sarmuji GTT S1 IPS / Ekonomi 1994

3. Wiwin A. GTT S1 Tata Boga 1988

4. Siti Choimah PNS PGA Agama 1980

5. Saan Saputra GTT S1 KTK 1986

6. Rudinanto GBS S1 IPA / Fisika 1988

7. Dede Saroni GTT S1 Bhs.Indonesia 1991

8. H.M.Yatim GTT S1 Ibadah 1993

9. Faiz Fikri Nur GTT S1 Pembukuan 1993

10. Junaidi GTT S1 IPS / Sejarah 1994

11. Ade Laily GTT S1 Pancasila / kewrg 1998

12. Sri Heriawati GTT S1 IPA /Fisika 1998

13. M.Amin GTT S1 Iqra (al-Qur’an) 1999

14. Sarmadih GTT S1 IPS / Sejarah 2000

15. Sohril GTT D2 Pend. Jasmani 2000

16. Syamsul Hadi GTT S1 IPS / Geografi 2000

17. Rita Sari GTT D2 KTK 2000

18. Muh.Hasyim GTT S1 Pend. Jasmani 2000

19. Sumarja GTT S1 B.Indonesia 2002

20. Nuryasin GTT S1 B. Inggris 2003

21. Nana S. GTT S1 B. Indonesia 2003

48 Data guru ini di ambil dari arsip SMP Islamiyah Ciputat bagian administrasi

Page 46: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

22. Wiwi tarwiyah GTT S1 IPS / Ekonomi 2004

23. Lia Rosmalia GTT S1 B. Inggris 2004

24. Hermawan GTT SLTA Pend. Jasmani 2005

25. Husen Sakilin GTT S1 Matematika 2005

26. Hasan Basri GTT S1 Tek dan Inform 2005

27. Fuad Faisal GTT S1 Tek dan Inform 2005

28. Sayuti GTT S1 IPS / Sejarah 2005

29. Indra Suradia GTT S1 Matematika 2006

30. Wirda widiya GTT SLTA Matematika 2006

31. Nining W. GTT S1 Bhs. Indonesia 2006

32. Euis N. GTT SLTA Matematika 2006

33. Subhan P. GTT S1 Bhs. Inggris 2006

34. Suhendri GTT S1 Matematika 2006

35. Nurwahdah GTT S1 Pend. Agama 2006

36. Lina M. GTT SLTA Biologi 2006

37. Hadi Winata GTT S1 Bhs. Inggris 2007

38. Reni Rosmiati GTT SLTA Bhs . Inggris 2007

39. Umi Solikah GTT S1 Bhs. Indonesia 2007

40. Lany A. GTT SLTA Bhs. Inggris 2007

41. Hadi Suryadi GTT S1 Bhs. Inggris 2008

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa guru-guru SMP mayoritas lulusan

S1, sebanyak 33 orang, akan tetapi sebagian kecil masih ada yang belum

mempunyai gelar sarjana. Kendatipun demikian guru-guru di SMP Islamiyah ini

masih banyak yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya masing-masing.

Disebabkan keterbatasannya tenaga guru yang khusus sesuai vaknya masing-

masing.

5. Keadaan Karyawan

Untuk membantu proses belajar mengajar maka sekolah pun mempunyai

beberapa karyawan. Karyawan termasuk bagian yang penting untuk menentukan

keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan KBM di sekolah tidak

terlepas dari administrasi yang baik dan teratur serta terencana, Adapun keadaan

tenaga karyawan SMP Islamiyah Ciputat yaitu:49

Tabel 4

Karyawan SMP Islamiyah Ciputat Tahun 2008/2009

49

Data guru ini di ambil dari arsip SMP Islamiyah Ciputat bagian administrasi

Page 47: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

No. Nama L/P Pend

terakhir

Mulai

kerja Jabatan

1. Mursalin L SLTA 1975 Bend. Pemas

2. A. Juanda L S1 1984 Tata Usaha

3. Ade Jumarna L SLTA 1989 Tata Usaha

4. Abdul Rasid L S1 1990 Bend. Pengel

5. Ida Farida P D2 1998 Keu. Penerima

6. M. Soleh L SLTP 1990 Kebersihan

7. Al Jani L SLTA 1990 Kebersihan

8. Iyam P SLTP 1998 Kebersihan

9. Arif Andrianto L SLTA 2005 Kebersihan

10. Nur Abdullah L SLTP 2005 Kebersihan

11. Sugito L SLTA 2004 Satpam

12. Marullah L SLTA 2006 Satpam

13. Enda Ruhenda L SLTA 2006 Satpam

14. Rahmat. B L SLTA 2006 Repsepsionis

15. Rusdi Faisal L S1 2007 Perpustakaan

16. Anna Saraswati P SLTA 2008 Tata Usaha

6. Keadaan Siswa

Siswa merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat penting,

karena tidak mungkin suatu sekolah mengadakan pembelajaran jika tidak

mempunyai siswa.

SMP Islamiyah Ciputat merupakan lembaga pendidikan tingkat lanjutan

umum yang menerima siswa lulusan SD, MI ditambah siswa pindahan dari

sekolah lain. Siswa di SMP Islamiyah Ciputat berjumlah 850 orang. Pada setiap

kelas (VII, VIII dan IX) dibagi dalam beberapa kelas yaitu masing-masing

tingkatan mempunyai 7 kelas pararel.

Hal ini disebabkan karena antusias masyarakat untuk menyekolahkan

anaknya ke SMP Islamiyah ini cukup tinggi, sehingga pihak sekolah mempunyai

kebijakan siswa yang masuk harus dibatasi. Dengan pertimbangan sarana dan

prasarana belum cukup representatif. Adapun jumlah siswa pada setiap kelasnya

yaitu sebagai berikut:50

Tabel 5

50

Data ini di ambil dari arsip SMP Islamiyah Ciputat bagian administrasi

Page 48: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Siswa-siswi SMP Islamiyah Ciputat Tahun 2008/2009

Jumlah Murid Kelas /

Tingkat

Rombongan

Belajar L P Jumlah

VII 7 168 124 292

VIII 7 153 117 270

IX 7 137 126 263

Jumlah Keseluruhan 825

7. Sarana Dan Prasarana

Untuk keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

sekolah tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Suatu

kegiatan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana di

bawah ini:51

Tabel 6

Sarana dan Prasarana SMP Islamiyah Ciputat Tahun 2008/2009

Kepemilikan Bangunan No. Rincian

Milik Sendiri Numpang

Luas

Bangunan

1. Ruang Belajar 14 - 7 x 8

2. Ruang kepsek 1 - 7 x 4

3. Ruang Guru 1 - 7 x 8

4. Ruang tata Usaha 1 - 7 x 4

5. Ruang BP 1 - 6 x 4

6. Ruang Perpus 1 - 7 x 8

7. Lab IPA 1 - 7 x 8

8. Lab. Bahasa 1 - 7 x 8

9. Lab Komputer 2 - 7 x 8

10. Mushalla 1 - 8 x 10

11. Lapangan futsal 1 - 10 x 15

12. Lapangan basket 1 - 10 x 15

13. Kantin 2 - 6 x 4

14. Ruang OSIS 1 - 6 x 4

15. Pos Stpam 1 - 4 x 4

16. Lapangan Parkir 1 - 10 x 15

17. Lapangan Upacara 1 - 15 x 30

18. Gudang 1 - 6 x 4

51

Data ini di ambil dari arsip SMP Islamiyah Ciputat bagian administrasi

Page 49: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

19. WC Putra 4 - 4 x3

20. WC Putri 4 - 4 x3

21. WC Guru 1 - 4 x 3

8. Prestasi Yang Pernah Diraih

Perjalanan panjang telah dilalui, tantangan dan hambatan telah banyak

dihadapi oleh SMP Islamiyah. Dari panjangnya perjalanan tersebut tentunya

banyak hal-hal yang pernah diperoleh terutama prestasi. Adapun prestasi yang

pernah diraih diantaranya: perolehan kejuaraan prestasi non akademik SMP

Islamiyah Ciputat.52

Tabel 7

Prestasi yang Pernah Diraih SMP Islamiyah Ciputat

No Tahun

Perolehan Kejuaraan Juara ke Tingkat Kejuaraan

1. 2007 Futsal I SMP se-Jabodetabek

2. 2007 Marawis II SMP se-Jabodetabek

3. 2007 Ketangkasan II SMP se-Tangerang

4. 2007 PBB Putri II SMP se-Tangerang

5. 2007 Dapur umum II SMP se-Tangerang

6. 2007 Cerdas Tangkas III SMP se-Tangerang

7. 2007 Tri lomba PMR II Madya dan Wira

8. 2008 Porseni/ futsal I SMP se-Gugus Ciputat

9. 2008 Dapur umum II SMP/MTs se Tangerang

10. 2008 Ketangkasan II SMP/MTs se-Tangerang

11. 2008 PBB Putri III SMP/MTs se-Tangerang

12. 2008 Terampil PP II Pur Madya

9. Kegiatan Eksakurikuler

Selain para siswa melakukan kewajibannya untuk belajar, mereka juga

dianjurkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah.

Tujuannya tiada lain adalah supaya para siswa dapat mengeluarkan potensi dan

52

Data ini di ambil dari arsip SMP Islamiyah Ciputat bagian kesiswaan.

Page 50: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

juga bakat yang dimilkinya serta mengisi waktu luang mereka setelah belajar

dengan kegiatan yang positif.

Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di SMP Islamiyah Ciputat

antara lain:53

Tabel 8

Jenis-jenis kegiatan ekstra kurikurer

NO. Jenis Kegiatan

1. Paskibra

2. Pramuka

3. Bimbingan Mental

4. Palang Merah Remaja (PMR)

5. Futsal

6. Marawis

7. KIR (Kelompok Ilmiyah Remaja)

10. Struktur Organisasi SMP Islamiyah Ciputat

Suatu organisasi mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan

dengan penuh kesadaran, di dalamnya terdapat beberapa orang yang berhubungan

satu sama lain dengan baik, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

SMP Islamiyah merupakan suatu lembaga pendidikan dimana kepala

sekolah dibantu oleh seorang wakil kepala sekolah yang mempunyai tugas yang

berbeda-beda. Namun secara umum bertanggung jawab terhadap jalannya

pendidikan dan pengajaran serta pelaksanaan kurikulum, serta dibantu pula oleh

beberapa staf yang mempunyai tugas dan tangung jawab sesuai dengan

bidangnya. Tugas-tugas dan tanggung jawab dijabarkan ke dalam suatu susunan

organisir. Adapun struktur organisasi SMP Islamiyah Ciputat yaitu:

Struktur Organisasi SMP Islamiyah Ciputat

53

Data ini di ambil dari arsip SMP Islamiyah Ciputat bagian administrasi

Page 51: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

B. Deskripsi Data

Komite Sekolah Hasan Basri, S.E

Kepala Sekolah Mudalih

Wakil Kep. Sek.

Sarmuji HM, S.Pd

Koordinator TU

Dede Saroni, S.Ag

Staf Tata Usaha Ade Jumarna

Ahmad Juanda Ida Farida

Anna Saraswati

Dewan Guru

Siswa

PKS Kurikulum

Sarmuji HM, S.Pd PKS Humas

PKS Sarana

Fu’ad Faisal, S.Ag PKS Kesiswaan

Dra. Wiwin

Perpustakaan

Rusdi Paisal, S.Pd Laboratorium

Fu’ad Faisal, S.Ag

Page 52: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Data-data penelitian tentang kemampuan membaca al-Qur’an berdasarkan

latar belakang pendidikan siswa di SMP Islamiyah Ciputat-Tangerang, peneliti

memperoleh data melalui observasi, wawancara dan angket.

1. Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan atau mencatat

data-data meliputi:

a. Proses belajar mengajar al-Qur’an (BTQ) di SMP Islamiyah Ciputat-

Tangerang

b. Hasil Belajar siswa (nilai BTQ dan tes lisan)

c. Keadaan guru dan siswa di siswa di SMP Islamiyah Ciputat-

Tangerang.

d. Sarana dan Prasarana di SMP Islamiyah Ciputat-Tangerang.

e. Struktur organisasi SMP Islamiyah Ciputat-Tangerang.

2. Wawancara, peneliti melakukan interview kepada kepala SMP Islamiyah

dan guru BTQ.

3. Angket, peneliti menyebarkan pernyataan tertulis kepada siswa-siswi SMP

Islamiyah tentang sikap siswa yang berbeda latar belakang pendidikan

dalam pembelajaran membaca al-Qur’an mereka.

4. Tes Lisan

Tes lisan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan

membaca al-Quran siswa. Dalam melakukan tes lisan ada empat kategori nilai

kemampuan dalam membaca al-Qur’an. Kategori tersebut adalah sebagai berikut:

a. Nilai antara 80-100: kategori kemampuan membaca al-Qur’an sangat baik

(istimewa), dilihat dari segi bacaan sesuai tajwid, fasih dalam pengucapan

huruf atau makharijul huruf, serta lancar dalam membaca. Kategori baik

dalam penguasaan ilmu tajwid.

b. Nilai antara 70-79: kategori membaca al-Qur’an baik, dilihat dari segi

bacaan sesuai tajwid, fasih dalam pengucapan huruf atau makharijul huruf,

akan tetapi membacanya sedikit terbata-bata atau belum lancar. Kategori

cukup dalam mengetahui ilmu tajwid.

c. Nilai antara 60-69: kategori membaca al-Qur’an cukup, dilihat dari segi

bacaan tajwid belum benar, pengucapan huruf atau makharijul huruf

Page 53: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

kurang benar dan membacanya masih terbata-bata atau belum lancar.

Kategori kurang dalam mengetahui ilmu tajwid.

d. Nilai antara 50-59: kategori membaca al-Qur’an kurang atau tidak mampu.

Masih pengenalan huruf hijaiyah, sanagt kurang dalam mengetahui ilmu

tajwid.

Berikut ini adalah hasil nilai ujian semester BTQ dan nilai tes lisan

membaca al-Qur’an siswa:

Data Nilai Hasil Ujian Semester BTQ siswa SMP Islamiyah Ciputat yang

berasal dari MI dan yang berasal dari SD.

Tabel 9

Data Nilai Raport BTQ Lulusan MI Data Nilai Raport BTQ Lulusan SD

No Nama Nilai No Nama Nilai

1 Abdul Kholik 75 1 Azzulfa Rahma 65

2 Agus Pujiono 65 2 Ahmad Saidi 60

3 Andi Topan 70 3 Aris Tastaftian 65

4 Annisa Mutia 75 4 Dio Pramesta 55

5 Dian Wulandari 75 5 Elin Aryani 75

6 Fajar Adi Putra 60 6 Melli Setiawati 60

7 Gunawan S. 55 7 Nur Hauliayani 60

8 Hanafi Hidayat 75 8 Rizki Randi S 60

9 Imam Pramono 75 9 Santi Dwi Putri 70

10 Irwan Ade Putra 65 10 Sartika Tri Utami 80

11 Ita Rosita 70 11 Yoga Mustofa 60

12 Iis Kurniawati 80 12 M. Abdullah 60

13 Kiki Rizki 75 13 Mickel Andrian 55

14 Lismayati 80 14 Rehulina Putri 70

15 Mardiansyah 75 15 Eka Surati F. 65

16 Suhayati 80 16 Guntur yoga 55

17 Sumartini Handayani 75 17 Iqbal Zulmi 60

18 Ratih Purwasih 70 18 Hermawan 50

19 Romy Rahmat R 65 19 Sulfia Aminah 70

20 Zakaria Saputra 60 20 Fitri Sri Mulyani 65

Jumlah 1420

Jumlah 1260

Data nilai tes lisan mengenai kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP

Islamiyah Ciputat yang berasal dari SD dan yang berasal dari MI.

Page 54: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Tabel 10

Nilai Tes Lisan BTQ Lulusan MI Nilai BTQ Tes Lisan Lulusan SD

No Nama Nilai No Nama Nilai

1 Abdul Kholik 75 1 Azzulfa Rahma 70

2 Agus Pujiono 70 2 Ahmad Saidi 60

3 Andi Topan 70 3 Aris Tastaftian 65

4 Annisa Mutia 80 4 Dio Pramesta 55

5 Dian Wulandari 80 5 Elin Aryani 75

6 Fajar Adi Putra 75 6 Melli Setiawati 60

7 Gunawan S. 55 7 Nur Hauliayani 65

8 Hanafi Hidayat 70 8 Rizki Randi S 60

9 Imam Pramono 75 9 Santi Dwi Putri 75

10 Irwan Ade Putra 70 10 Sartika Tri Utami 80

11 Ita Rosita 80 11 Yoga Mustofa 60

12 Iis Kurniawati 85 12 M. Abdullah 60

13 Kiki Rizki 75 13 Mickel Andrian 55

14 Lismayati 80 14 Rehulina Putri 70

15 Mardiansyah 75 15 Eka Surati F. 65

16 Suhayati 80 16 Guntur yoga 55

17 Sumartini Handayani 85 17 Iqbal Zulmi 60

18 Ratih Purwasih 80 18 Hermawan 50

19 Romy Rahmat R 60 19 Sulfia Aminah 75

20 Zakaria Saputra 60 20 Fitri Sri Mulyani 65

Jumlah 1480

Jumlah 1280

C. Analisis dan Interpretasi Data

Dalam penelitian yang dilakukan di SMP Islamiyah dengan menggunakan

sampel sejumlah 20 orang siswa yang berasal dari SD dan 20 siswa yang berasal

dari MI, telah berhasil dihimpun data kuantitatif berupa sekor yang

melambangkan kemampuan membaca al-Qur’an dari kedua kelompok siswa

tersebut.

Page 55: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Tabel 11

Perhitungan untuk memperoleh Mean data nilai ujian semester /raport BTQ siswa SMP Islamiyah Ciputat

yang berasal dari MI dan SD.

Sekor N

o

X Y

X1 Y2 X1² Y2²

1 75 65 4 2 16 4

2 65 60 -6 -3 36 9

3 70 65 -1 2 1 4

4 75 55 4 -8 16 64

5 75 75 4 12 16 144

6 60 60 -11 -3 121 9

7 55 60 -16 -3 256 9

8 75 60 4 -3 16 9

9 75 70 4 7 16 49

1

065 80 -6 17 36 289

1

170 60 -1 -3 1 9

1

280 60 -9 -3 81 9

1

375 55 4 -8 16 64

14

80 70 9 7 81 49

1

575 65 4 2 16 4

1

680 55 9 -8 81 64

1

775 60 4 -3 16 9

18

70 50 -1 -13 1 169

1

965 70 -6 7 36 49

2

060 65 -11 2 121 4

1420 1260 0 0 980 1020

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Mencari Mean Variabel X1 dengan rumus:

M1 = ∑X1 = 1420 = 71

N1 20

2. Mencari Mean Varibel X2 dengan rumus:

Page 56: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

M2 = ∑X2 = 1260 = 63

N2 20

3. Mencari Deviasi Sekor Variabel X1, dengan rumus:

x1 = X1 – M1

4. Mencari Deviasi Sekor Variabel X2, dengan rumus:

x2 = X2 – M2

5. Mengkuadratkan x1, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑x1²

6. Mengkuadratkan x2, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑x2²

7. Mencari to dengan rumus:

M1 – M2

to = √ (∑x1² + ∑x2²) (N1 + N2)

(N1 + N2 – 2 ) (N1 . N2)

71 – 63

= √ (980 + 1020) (20 + 20)

(20 + 20 – 2) (20 . 20)

8

= √ 2000 . 40

38 400

= 8 = 3,487 (dibulatkan menjadi 3,49) 2,294

Interpretasi Data

Langkah berikutnya, memberikan interpretasi terhadap t0 : df = (N1 + N2)

– 2 = (20 + 20) – 2 = 38. dengan df sebesar 38 kita berkonsultasi dengan Tabel

Nilai “t”, baik pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikansi 1%

ternyata bahwa:

Pada taraf signifikansi 5% t tabel = 2,03

Pada taraf signifikansi 1% t tabel = 2,72

Karena to telah kita peroleh sebesar 3,49; sedangkan t tabel = 2,03 dan

2,72 maka to adalah lebih besar daripada t tabel, baik pada taraf signifikansi 5%

maupun pada taraf signifikansi 1%. Dengan demikian hipotesa Nihil yang

Page 57: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

diajukan ditolak; ini berarti bahwa adanya perbedaan sekor nilai ujian

semester/Raport BTQ siswa SMP Islamiyah yang berasal dari SD dan yang

berasal dari MI terdapat perbedaan yang berarti atau perbedaan yang meyakinkan

(signifikan).

Tabel 12

Perhitungan untuk memperoleh Mean data nilai Tes Lisan membaca siswa siswa SMP Islamiyah Ciputat yang

berasal dari MI dan SD.

Sekor N

o

X Y

X1 Y2 X1² Y2²

1 75 70 1 6 1 36

2 70 60 -4 -4 16 16

3 70 65 -4 1 16 1

4 80 55 6 -9 36 81

5 80 75 6 11 36 121

6 75 60 1 -4 1 16

7 55 65 -19 1 361 1

8 70 60 -4 -4 16 16

9 75 75 1 11 1 121

1

070 80 -4 16 16 256

1

180 60 6 -4 36 16

1

285 60 11 -4 121 16

13

75 55 1 -9 1 81

1

480 70 6 6 36 36

1

575 65 1 1 1 1

1

680 55 6 -9 36 81

17

85 60 11 -4 121 16

1

880 50 6 -14 36 196

1

960 75 -14 11 196 121

2 60 65 -14 1 196 1

Page 58: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

0

1480 1280

0 0 1280 1230

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Mencari Mean Variabel X1 dengan rumus:

M1 = ∑X1 = 1480 = 74

N1 20

2. Mencari Mean Varibel X2 dengan rumus:

M2 = ∑X2 = 1280 = 64

N2 20

3. Mencari Deviasi Sekor Variabel X1, dengan rumus:

x1 = X1 – M1

4. Mencari Deviasi Sekor Variabel X2, dengan rumus:

x2 = X2 – M2

5. Mengkuadratkan x1, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑x1²

6. Mengkuadratkan x2, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑x2²

7. Mencari to dengan rumus:

M1 – M2

to = √ (∑x1² + ∑x2²) (N1 + N2)

(N1 + N2 – 2 ) (N1 . N2)

74 – 64

to = √ (1280 + 1230) (20 + 20)

(20 + 20 – 2) (20 . 20)

10

to = √ 2510 . 40

38 400

to = 10 = 3,89

2,57

Interpretasi Data

Langkah berikutnya, memberikan interpretasi terhadap to : df = (N1 + N2)

– 2 = (20 + 20) – 2 = 38. dengan df sebesar 38 kita berkonsultasi dengan Tabel

Page 59: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Nilai “t”, baik pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikansi 1%

ternyata bahwa:

Pada taraf signifikansi 5% t tabel = 2,03

Pada taraf signifikansi 1% t tabel = 2,72

Karena to telah kita peroleh sebesar 3,45; sedangkan t tabel = 2,03 dan

2,72 maka to adaalah lebih besar daripada t tabel, baik pada taraf signifikansi 5%

maupun pada taraf signifikansi 1%. Dengan demikian hipotesa Nihil yang

diajukan ditolak; ini berarti bahwa adanya perbedaan sekor nilai tes lisan

membaca al-Qur’an siswa SMP Islamiyah yang berasal dari SD dan yang berasal

dari MI terdapat perbedaan yang berarti atau perbedaan yang meyakinkan

(signifikan).

Analisis dan Interpretasi berdasarkan Angket

Setelah memperoleh data berdasarkan angket yang diberikan siswa atau

siswi, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel dengan menggunakan

teknik deskriptif prosentase dan menggunakan teknik korelasi.

Adapun hasil pengolahan angket pada teknik deskriptif prosentase

menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus perhitungannya: P = F x 100 %

N

Keterangan: P = persentase %

F = frekuensi yang diperoleh

N = Number of casses (jumlah frekuensi)

Kemudian teknik analisis ini selanjutnya adalah dengan scoring, untuk

menentukan skoring semua pertanyaan dan pernyataan setiap itemnya dengan

bobot nilai untuk setiap jawaban sebagai berikut:

Tabel 13

Skor Item Alternatif Jawaban Rensponden

Positif (+) Negatif (-)

Jawaban Skor Jawaban Skor

Page 60: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

4

3

2

1

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1

2

3

4

Dalam penelitian ini juga digunakan korelasi product moment, adapun

rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment, secara operasional

analisa data tersebut dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

1. Mencari angka dengan rumus:

N∑XY- (∑X)( ∑Y)

rxy = √ [N∑x² - (∑x2)²] [N∑y² - (∑y2)²]

keterangan:

X : Sikap siswa yang berbeda latar belakang pendidikan dalam

pembelajaran membaca al-Qur’an (BTQ)

Y : Kemampuan (kompeten) dalam membaca al-Quran (nilai raport

BTQ)

rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment

∑xy : Jumlah hasil perkalian antara X dan Y

∑X : Jumlah seluruh skor X

∑Y : Jumlah seluruh skor Y

N : Number of cases.

2. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment.

a. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan perhitungan

dengan angka indeks korelasi “r” product moment di bawah ini:

Besarnya “r” product moment Interpretasi

0.00-0.20 Antara variabel X dan variabel Y memang

terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut

diabaikan (diangap tidak ada korelasi antara

variabel X dan variabel Y.

0.20-0.40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang lemah atau rendah.

0.40-0.70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sedang atau cukup.

0.70-0.90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang kuat atau tinggi.

Page 61: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

0.90-1.00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

b. Interpretasi menggunakan tabel nilai “r” product moment (rt), dengan

terlebih dahulu mencri derajat bebasnya (db) atau deegres of fredom (df)

yang rumusnya adalah:

df = N – nr

Dengan ketentuan sebagai berikut:

df : Deegres of freedom

N : Number of Cases

Nr : Banyaknya variabel

Kemudian dengan melihat tabel nilai koefisien korelasi “r” product

moment dari person untuk berbagai (df).

c. Mencari kontribusi variabel X dan variabel Y dengan rumus sebagai berikut:

3. Hasil angket

Tabel 14

Siswa Membaca al-Qur’an Setiap Hari di Sekolah

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1. 2.

3. 4.

Selalu Sering

Kadang-kadang Tidak pernah

6 13

21 -

15% 32,5%

52,5% 0%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa siswa membaca al-

Qur’an setiap hari kurang dari setengahnya (15%) responden menjawab selalu,

kemudian responden yang menjawab sering kurang dari setengahnya (32,5%), dan

lebih dari setengahnya (52,5%) responden yang menjawab kadang-kadang, dan

tidak ada (0%) responden menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik

kesimpulan bahwasannya siswa kadang-kadang membaca al-Qur’an setiap hari di

sekolah.

Tabel 15

KD = r² x 100%

Page 62: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Sekolah memberikan jam tambahan khusus dalam membaca al-Qur’an di

luar jam pelajaran

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1. 2.

3.

4.

Selalu Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

3 3

14

20

7,5% 7,5%

35%

50%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa sekolah

memberikan jam tambahan khusus dalam membaca al-Qur’an di luar jam

pelajaran kurang dari setengahnya (7,5%) responden menjawab selalu, kemudian

responden yang menjawab sering kurang dari setengahnya (7,5%), dan kurang

dari setengahnya (14%) responden yang menjawab kadang-kadang, dan

separuhnya (50%) responden menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat

ditarik kesimpulan bahwasannya sekolah tidak pernah memberikan jam tambahan

khusus dalam membaca al-Qur’an di luar jam pelajaran.

Tabel 16

Siswa merasa jenuh belajar baca al-Qur’an di dalam kelas

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1. 2.

3. 4.

Selalu Sering

Kadang-kadang Tidak pernah

2 5

23 10

5% 12,5%

57,5% 25%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa Siswa merasa

jenuh belajar baca al-Qur’an di dalam kelas kurang dari setengahnya (5%)

responden menjawab selalu, kemudian responden yang menjawab sering kurang

dari setengahnya (12,5%), dan lebih dari setengahnya (57,5%) responden yang

menjawab kadang-kadang, dan kurang dari setengahnya (25%) responden

menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

Siswa kadang-kadang merasa jenuh belajar baca al-Qur’an di dalam kelas.

Tabel 17

Siswa mempunyai kemauan yang tinggi untuk bisa membaca al-Qur’an

Page 63: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2. 3.

4.

Selalu

Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

30

6 4

-

75%

15% 10%

0%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa Siswa mempunyai

kemauan yang tinggi untuk bisa membaca al-Qur’an lebih dari setengahnya

(7,5%) responden menjawab selalu, kemudian responden yang menjawab sering

kurang dari setengahnya (15%), dan kurang dari setengahnya (10%) responden

yang menjawab kadang-kadang, dan tidak ada 0%) responden menjawab tidak

pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya Siswa selalu

mempunyai kemauan yang tinggi untuk bisa membaca al-Qur’an.

Tabel 18

Siswa tidak diberitahu kesalahan-kesalahannya kalau anda membaca al-

Qur’an oleh gurunya

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2. 3.

4.

Selalu

Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

2

6 11

21

5%

15% 27,5%

52,5%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa siswa tidak

diberitahu kesalahan-kesalahannya kalau anda membaca al-Qur’an oleh gurunya

kurang dari setengahnya (5%) responden menjawab selalu, kemudian responden

yang menjawab sering kurang dari setengahnya (15%), dan kurang dari

setengahnya (27,5%) responden yang menjawab kadang-kadang, dan lebih dari

setenganya ada (52,5%) responden menjawab tidak pernah. Dengan demikian,

dapat ditarik kesimpulan bahwasannya Siswa selalu diberitahu kesalahan-

kesalahannya kalau membaca al-Qur’an oleh gurunya.

Tabel 19

Siswa memperhatikan guru al-Qur’an dengan baik ketika menerangkan

materi pelajaran

Page 64: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2. 3.

4.

Selalu

Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

20

13 7

-

50%

32,5% 17,5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa siswa

memperhatikan guru al-Qur’an dengan baik ketika menerangkan materi pelajaran

separuh (50%) responden menjawab selalu, kemudian responden yang menjawab

sering kurang dari setengahnya (32,5%), dan kurang dari setengahnya (17,5%)

responden yang menjawab kadang-kadang, dan tidak ada (0%) responden

menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

Siswa selalu memperhatikan guru al-Qur’an dengan baik ketika menerangkan

materi pelajaran.

Tabel 20

Siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan kepadanya

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2. 3.

4.

Selalu

Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

33

5 2

-

82,5%

12,5% 5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa siswa

mengabaikan setiap tugas yang dibebankan kepadanya kurang dari setengahnya

(2,5%) responden menjawab selalu, kemudian responden yang menjawab sering

kurang dari setengahnya (5%), dan setengahnya (50%) responden yang menjawab

kadang-kadang, dan kurang dari setengahnya (42,5%) responden menjawab tidak

pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya siswa kadang-

kadang mengabaikan setiap tugas yang dibebankan kepadanya.

Tabel 21

Guru al-Qur’an menggunakan alat peraga ketika menerangkan materi

pelajaran

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

Page 65: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

1.

2.

3.

4.

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

21

10

9

-

52,5%

25%

22,5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa Guru al-Qur’an

menggunakan alat peraga ketika menerangkan materi pelajaran setengahnya

(52,5%) responden menjawab selalu, kemudian responden yang menjawab sering

kurang dari setengahnya (25%), dan kurang dari setengahnya (22,5%) responden

yang menjawab kadang-kadang, dan kurang dari setengahnya (0%) responden

menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

Guru al-Qur’an selalu menggunakan alat peraga ketika menerangkan materi

pelajaran.

Tabel 22

Siswa dalam membaca al-Qur’an mengalami kesulitan tentang ilmu tajwid

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2.

3.

4.

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

5

7

21

7

12,5%

17,5%

52,5%

17,5%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa siswa dalam

membaca al-Qur’an mengalami kesulitan tentang ilmu tajwid kurang dari

setengahnya (12,5%) responden menjawab selalu, kemudian responden yang

menjawab sering kurang dari setengahnya (17,5%), dan lebih dari setengahnya

(52,5%) responden yang menjawab kadang-kadang, dan kurang dari setengahnya

(17,5%) responden menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik

kesimpulan bahwasannya Siswa kadang-kadang dalam membaca al-Qur’an

mengalami kesulitan tentang ilmu tajwid.

Tabel 23

Dengan mengikuti pelajaran al-Qur’an, minat siswa dalam membaca

al-Qur’an meningkat

Page 66: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2. 3.

4.

Selalu

Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

25

10 5

-

62,5%

25% 12,5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa dengan mengikuti

pelajaran al-Qur’an, minat siswa dalam membaca al-Qur’an meningkat lebih dari

setengahnya (62,5%) responden menjawab selalu, kemudian responden yang

menjawab sering kurang dari setengahnya (25%), dan kurang dari setengahnya

(12,5%) responden yang menjawab kadang-kadang, dan tidak ada (0%) responden

menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

Dengan mengikuti pelajaran al-Qur’an, minat siswa dalam membaca al-Qur’an

meningkat.

Tabel 24

Guru al-Qur’an anda memberikan penilaian dalam setiap pelajaran

al-Qur’an

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2.

3.

4.

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

36

3

1

-

90%

7,5%

2,5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa Guru al-Qur’an

anda tidak memberikan penilaian dalam setiap pelajaran al-Qur’an lebih dari

setengahnya (90%) responden menjawab selalu, kemudian responden yang

menjawab sering kurang dari setengahnya (7,5%), dan kurang dari setengahnya

(2,5%) responden yang menjawab kadang-kadang, dan tidak ada (0%) responden

menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

Guru al-Qur’an anda selalu memberikan penilaian dalam setiap pelajaran al-

Qur’an.

Tabel 25

Siswa kalau belajar membaca al-Qur’an tidak ada peningkatan sama sekali

Page 67: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2. 3.

4.

Selalu

Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

4

8 15

13

10%

20% 37,5%

32,5%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa Siswa kalau belajar

membaca al-Qur’an tidak ada peningkatan sama sekali kurang dari setengahnya

(10%) responden menjawab selalu, kemudian responden yang menjawab sering

kurang dari setengahnya (20%), dan hampr setengahnya (37,5%) responden yang

menjawab kadang-kadang, dan hampir setengahnya (32,5%) responden menjawab

tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya Siswa

kadang-kadang kalau belajar membaca al-Qur’an tidak ada peningkatan sama

sekali.

Tabel 26

Siswa senang belajar membaca al-Qur’an dengan guru al-Qur’an di sekolah

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2. 3.

4.

Selalu

Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

25

10 5

-

62,5%

25% 12,5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa Siswa senang

belajar membaca al-Qur’an dengan guru al-Qur’an di sekolah lebih dari

setengahnya (62,5%) responden menjawab selalu, kemudian responden yang

menjawab sering kurang dari setengahnya (25%), dan hampir tidak ada (12,5%)

responden yang menjawab kadang-kadang, dan tidak ada (0%) responden

menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

Siswa selalu senang belajar membaca al-Qur’an dengan guru al-Qur’an di

sekolah.

Tabel 27

Guru al-Qur’an anda mengajarkannya hanya dengan satu metode

pengajaran

Page 68: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2. 3.

4.

Selalu

Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

10

10 15

5

25%

25% 37,5%

12,5%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa guru al-Qur’an

anda mengajarkan hanya dengan satu metode pengajaran kurang dari setengahnya

(25%) responden menjawab selalu, kemudian responden yang menjawab sering

kurang dari setengahnya (25%), dan hampir dari setengahnya (37,5%) responden

yang menjawab kadang-kadang, dan hampir tidak ada (12,5%) responden

menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

Guru al-Qur’an anda kadang-kadang mengajarkan al-Qur’an hanya dengan satu

metode pengajaran

Tabel 28

Sekolah menyediakan media dalam belajar membaca al-Qur’an seperti Iqra,

al-Qur’an ataupun yang lainnya

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2.

3.

4.

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

33

5

2

-

82,5%

12,5%

5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa Sekolah

menyediakan media dalam belajar membaca al-Qur’an seperti Iqra, al-Qur’an

ataupun yang lainnya lebih dari setengahnya (82,5%) responden menjawab selalu,

kemudian responden yang menjawab sering kurang dari setengahnya (12,5%), dan

hampir tidak ada (5%) responden yang menjawab kadang-kadang, dan tidak ada

(0%) responden menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik

kesimpulan bahwasannya Sekolah sekolah menyediakan media dalam belajar

membaca al-Qur’an seperti Iqra, al-Qur’an ataupun yang lainnya.

Tabel 29

Dengan adanya media membuat siswa semakin mudah dalam belajar

Page 69: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

al-Qur’an

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2. 3.

4.

Selalu

Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

22

10 6

2

55%

25% 15%

5%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa dengan adanya

media membuat siswa semakin mudah dalam belajar al-Qur’an lebih dari

setengahnya (55%) responden menjawab selalu, kemudian responden yang

menjawab sering kurang dari setengahnya (25%), dan kurang dari setengahnya

(6%) responden yang menjawab kadang-kadang, dan hampir tidak ada (5%)

responden menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan

bahwasannya dengan adanya media membuat siswa semakin mudah dalam belajar

al-Qur’an.

Tabel 30

Siswa kalau belajar membaca al-Qur’an harus dipaksa oleh orang lain

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2.

3.

4.

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

3

7

14

16

7,5%

17,5%

35%

40%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa Siswa kalau belajar

membaca al-Qur’an harus dipaksa oleh orang lain kurang dari setengahnya (7,5%)

responden menjawab selalu, kemudian responden yang menjawab sering kurang

dari setengahnya (17,5%), dan kurang dari setengahnya (35%) responden yang

menjawab kadang-kadang, dan hampir setengahnya (40%) responden menjawab

tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya tidak ada

siswa kalau belajar membaca al-Qur’an harus dipaksa oleh orang lain.

Tabel 31

Siswa setiap hari mempelancar membaca al-Qur’an di rumah

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

Page 70: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

1.

2.

3.

4.

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

10

14

10

6

25%

35%

25%

15%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa Siswa yang setiap

hari mempelancar membaca al-Qur’an di rumah kurang dari setengahnya (25%)

responden menjawab selalu, kemudian responden yang menjawab sering kurang

dari setengahnya (35%), dan kurang dari setengahnya (25%) responden yang

menjawab kadang-kadang, dan hampir tidak ada (15%) responden menjawab

tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya Siswa

setiap hari sering mempelancar membaca al-Qur’an di rumah.

Tabel 32

Siswa setiap hari belajar membaca al-Qur’an di tempat-tempat pengajian,

misalnya di musholla, majlis ta’lim dsb

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

1.

2.

3.

4.

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

35

3

2

-

87,5%

7,5%

5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa Siswa setiap hari

belajar membaca al-Qur’an di tempat-tempat pengajian, misalnya di musholla,

majlis ta’lim lebih dari setengahnya (87,5%) responden menjawab selalu,

kemudian responden yang menjawab sering kurang dari setengahnya (7,5%), dan

kurang dari setengahnya (5%) responden yang menjawab kadang-kadang, dan

tidak ada (0%) responden menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik

kesimpulan bahwasannya Siswa setiap hari selalu belajar membaca al-Qur’an di

tempat-tempat pengajian, misalnya di musholla, majlis ta’lim.

Tabel 33

Siswa jika membaca al-Qur’an memperkuat keimanan dan meningkatkan

ketakwaan seseorang

No. Jawaban Frekuensi Prosentase

Page 71: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

1.

2.

3.

4.

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

38

2

-

-

95%

5%

0%

0%

Jumlah 40 100%

Dari informasi tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa Siswa jika

membaca al-Qur’an memperkuat keimanan dan meningkatkan ketakwaan

seseorang lebih dari setengahnya (95%) responden menjawab selalu, kemudian

responden yang menjawab sering kurang dari setengahnya (5%), dan tidah ada

(0%) responden yang menjawab kadang-kadang, dan tidak ada (0%) responden

menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

Siswa jika membaca al-Qur’an itu selalu memperkuat keimanan dan

meningkatkan ketakwaan seseorang.

Tabel 34

Hasil Angket Variabel X

Subjek Skor Subjek Skor

1 59 21 63

2 60 22 62

3 59 23 57

4 67 24 53

5 66 25 61

6 58 26 61

7 51 27 58

8 60 28 58

9 62 29 60

10 60 30 67

11 59 31 56

12 63 32 57

13 60 33 52

14 68 34 61

15 58 35 61

16 63 36 57

17 62 37 52

18 60 38 50

19 56 39 63

20 56 40 60

Tabel 35

Page 72: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Mencari Mean dari Angka Variabel X

No x f fx

1 68 1 68

2 67 2 134

3 66 1 66

4 63 4 252

5 62 3 186

6 61 4 244

7 60 7 420

8 59 3 177

9 58 4 232

10 57 3 171

11 56 3 168

12 53 1 53

13 52 2 104

14 51 1 51

15 50 1 50

Jumlah 40 2376

Berikut ini akan dicari mean dari angket Variabel X sebagai berikut:

Mx = ∑ fX

N

Mx = 2376 = 59,4 40

Berdasarkan hitungan di atas, maka dapat diperoleh bahwa nilai rata-rata

siswa yang berbeda latar belakang pendidikan dalam pembelajaran membaca al-

Qur’an adalah 59,4. Untuk mengetahui kualifikasi hasil angket siswa yang

berbeda latar belakang pendidikan dalam pembelajaran membaca al-Qur’an siswa

SMP Islamiyah, maka penulis menyusun jumlah skor siswa yang mencakup skor

tertinggi yaitu 68 dan terendah adalah 50. Kemudian data-data tersebut disusun

menjadi inteval. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 36

Klasifikasi Skor Angket Variabel X

Nomor Klasifikasi Jumlah Kualifikasi

1 65-70 4 Amat Baik

2 60-64 18 Baik

3 55-59 13 Cukup

4 50-54 5 Kurang

Page 73: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Jumlah 40

Setelah merujuk dari tabel di atas, maka dengan nilai rata-rata sebesar 59,4

yang berada pada interval 55-59, sehingga dapat diketahui bahwa hasil sikap

siswa dalam pembelajaran membaca al-Qur’an termasuk kategori cukup. Hal ini

juga dapat dibuktikan bahwa siswa yang memiliki jumlah skor hasil angket pada

interval 55-59 yaitu sebanyak 13 orang.

Tabel 37

Nilai kemampuan Membaca Al-Qur’an Kelas 1 SMP Islamiyah (Variabel Y)

No. Nama Siswa Nilai

1 Abdul Kholik 75

2 Agus Pujiono 65

3 Andi Topan 70

4 Annisa Mutia 75

5 Dian Wulandari 75

6 Fajar Adi Putra 60

7 Gunawan S. 55

8 Hanafi Hidayat 75

9 Imam Pramono 75

10 Irwan Ade Putra 65

11 Ita Rosita 70

12 Iis Kurniawati 80

13 Kiki Rizki 75

14 Lismayati 80

15 Mardiansyah 75

16 Suhayati 80

17 Sumartini H 75

18 Ratih Purwasih 70

19 Romy Rahmat R 65

20 Zakaria Saputra 60

21 Azzulfa Rahma 65

22 Ahmad Saidi 60

23 Aris Tastaftian 65

24 Dio Pramesta 55

25 Elin Aryani 75

26 Melli Setiawati 60

Page 74: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

27 Nur Hauliayani 60

28 Rizki Randi S 60

29 Santi Dwi Putri 70

30 Sartika Tri U 80

31 Yoga Mustofa 60

32 M. Abdullah 60

33 Mickel Andrian 55

34 Rehulina Putri 70

35 Eka Surati F 65

36 Guntur yoga 55

37 Iqbal Zulmi 60

38 Hermawan 50

39 Sulfia Aminah 70

40 Fitri Sri Mulyani 65

Jumlah ∑ 2680

Tabel 38

Mencari Mean dari Nilai Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa

No X f fx

1 80 4 320

2 75 9 675

3 70 6 420

4 65 7 455

5 60 9 540

6 55 4 220

7 50 1 50

Jumlah 40 2680

Berikut ini akan dicari mean dari nilai kemampuan baca al-Qur’an siswa

kelas 1 SMP Islamiyah sebagai berikut:

Mx = ∑ fX

N

Mx = 2680 = 67

40

Berdasarkan hitungan di atas, maka dapat diperoleh bahwa nilai rata-rata

kemampuan membaca al-Qur’an siswa adalah 67. Untuk mengetahui kualifikasi

nilai kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Islamiyah, maka penulis

menyusun jumlah skor siswa yang mencakup skor tertinggi yaitu 80 dan terendah

Page 75: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

adalah 50. Kemudian data-data tersebut disusun menjadi inteval. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 39

Kualifikasi Skor kemampuan baca al-Qur’an Siswa SMP Islamiyah

Nomor Klasifikasi Jumlah Kualifikasi

1 74-80 13 Amat Baik

2 66-73 6 Baik

3 58-65 16 Cukup

4 50-57 5 Kurang

Jumlah 40

Setelah merujuk dari tabel di atas, maka dengan nilai rata-rata sebesar 67

yang berada pada interval 66-73, sehingga dapat diketahui bahwa nilai

kemampuan membaca al-Qur’an siswa termasuk kategori baik. Hal ini juga dapat

dibuktikan bahwa siswa yang memiliki jumlah skor hasil angket pada interval 66-

73 yaitu sebanyak 6 orang.

Tabel 40

Perhitungan Antara Variabel X (sikap siswa) dan Variabel (Y) Kemampuan

(Kompetensi) Siswa dalam baca al-Qur’an

Subjek X Y XY X² Y²

1 59 75 4425 3481 5625

2 60 65 3900 3600 4225

3 59 70 4130 3481 4900

4 67 75 5025 4489 5625

5 66 75 4950 4356 5625

6 58 60 3480 3364 3600

7 51 55 2805 2601 3025

8 60 75 4500 3600 5625

9 62 75 4650 3844 5625

10 60 65 3900 3600 4225

11 59 70 4130 3481 4900

12 63 80 5040 3969 6400

13 60 75 4500 3600 5625

14 68 80 5440 4624 6400

15 58 75 4350 3364 5625

Page 76: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

16 63 80 5040 3969 6400

17 62 75 4650 3844 5625

18 60 70 4200 3600 4900

19 56 65 3360 3136 4225

20 56 60 3360 3136 3600

21 63 65 4095 3969 4225

22 62 60 3720 3844 3600

23 57 65 3705 3249 4225

24 53 55 2915 2809 3025

25 61 75 4575 3721 5625

26 61 60 3660 3721 3600

27 58 60 3480 3364 3600

28 58 60 3480 3364 3600

29 60 70 4200 3600 4900

30 67 80 5360 4489 6400

31 56 60 3360 3136 3600

32 57 60 3420 3249 3600

33 52 55 2860 2704 3025

34 61 70 4270 3721 4900

35 61 65 3965 3721 4225

36 57 55 3135 3249 3025

37 52 60 3120 2704 3600

38 50 50 2500 2500 2500

39 63 70 4410 3969 4900

40 60 65 3900 3600 4225

2376 2680 159965 141822 182200

Setelah seluruhnya data dihitung dan diletakkan dalam tabel koefisien

korelasi, selanjutnya hasil perhitungan di atas diuji keabsahannya dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:

N∑XY- (∑X)( ∑Y)

rxy = √ [N∑x² - (∑x2)²] [N∑y² - (∑y2)²]

40 x 159965 - 2376 x 2680

= √ [40x141822 - 2376²] [40x182200 - 2680²]

6398600 - 6367680

Page 77: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

= √ [5672880 - 5645376] [728000 - 7182400]

30920

= √ [27504] [105600]

30920

= √ 2904422400

= 30920 = 0,573 (dibulatkan menjadi 0,57)

53892,69

Interpretasi Data

Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai “rxy”, penulis memberikan

interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi r Product Moment melauli dua cara

yakni:

1. Interpretasi dengan cara sederhana atau cara kasar; interpretasi terhadap

rxy dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan

Variabel Y tidak bertanda negatif; artinya di antara kedua variabel tersebut

terdapat korelasi yang positif (korelasi yang berjalan searah).

Dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu 0,57), yaitu berkisar antara

0,40 - 0,70 berarti terdapat korelasi positif antar variabel X dan variabel Y

itu termasuk korelasi yang sedang atau cukup.

2. Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment.

Rumusan Hipotesa kerja/Alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (Ho), yang

penulis ajukan dari awal adalah:

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara sikap siswa yang berbeda latar

belakang pendidikan terhadap kemampuan (kompeten) siswa dalam

pembelajaran membaca al-Qur’an.

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sikap siswa yang

berbeda latar belakang pendidikan terhadap kemampuan (kompeten)

siswa dalam pembelajaran membaca al-Qur’an.

Page 78: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Adapun kriteria pengajuannya adalah: jika r hitung > r tabel maka Ha

diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka Ha ditolak dan

Ho diterima.

Kemudian penulis mencari derajat bebasnya (df atau db). Rumusnya

sebagai berikut:

Df = N – nr

= 40-2

= 38

Dengan memeriksa tabel “r” product moment ternyata dengan df sebesar

38 dan taraf signifikansi 5% diperoleh r tabel = 0,325; sedangkan pada taraf

signifikansi 1% diperoleh r tabel = 0,418; karena r xy atau ro pada taraf

signifikansi 5% lebih besar dari r tabel (0,573 > 0,325), maka pada signifikansi

5% Hipotesa alternatif (Ha) diterima, sedangkan Hipotesa Nol (Ho) ditolak,

berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% itu memang terdapat korelasi positif yang

signifikan antar variabel X dengan variabel Y karena korelasinya sedang atau

cukup. Selanjutnya karena pada taraf signifikansi 1% r xy atau ro adalah lebih

besar dari r tabel (0,573 > 0,418), maka pada taraf signifikansi 1% Hipotesa

Alternatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesa Nihil (Ho) ditolak, berarti bahwa

pada taraf signifikansi 1% itu memang terdapat korelasi positif yang signifikan

antar variabel X dengan variabel Y korelasinya sedang atau cukup.

Maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah tinggi rendahnya sikap siswa

yang berbeda latar belakang pendidikan itu ada hubungannya (berpengaruh)

terhadap tinggi rendahnya kemampuan (kompeten) siswa dalam pembelajaran

membaca al-Qur’an, dan korelasi positif itu adalah korelasi yang sedang atau

cukup.

Adapun perhitungan koefisiensi determinasi (KD), yang penulis

manfaatkan untuk mengetahui variabel X dan variabel Y, sebagai berikut:

KD = r² x 100

= 0,57² x 100% (nilai r berasal dari hasil perhitungan rxy)

= 0,3249

Page 79: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Jadi, variabel sikap siswa yang ada pengaruhnya terhadap variabel

kemampuan membaca al-Qur’an siswa sebesar 0,3249%. Menunjukkan bahwa

kontribusi sikap siswa yang berbeda latar belakang pendidikan terhadap

kemampuan (kompeten) siswa dalam pembelajaran baca al-Qur’an adalah

0,3249%, sedangkan sisanya 99.6751% adalah sumbangan dari variabel lain yang

juga menunjang tingkat kemampuan baca al-Qur’an siswa. Hal ini sesuai dengan

hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah SMP Islamiyah dan guru al-

Qur’an yang menyatakan bahwa banyak faktor lain yang menunjang kemampuan

baca al-Qur’an siswa selain sikap siswa antara lain: peran orang tua, kesungguhan

siswa dalam mempelajari bacaan al-Qur’an, kemampuan dasar yang dimiliki

siswa dalam membaca al-Qur’an seperti tajwid, pengucapan huruf (Makharijul

Huruf), pengetahuan tentang huruf serta tingkat kemampuan siswa tentang ilmu

membaca al-Qur’an.

Dengan demikian sikap siswa yang berbeda latar belakang pendidikan

terhadap kemampuan (kompeten) dalam pembelajaran membaca al-Qur’an pada

siswa SMP Islamiyah Ciputat, terdapat pengaruh atau sebab akibat yang positif,

walaupun korelasinya yang sedang atau cukup. Berdasarkan penelitian ini sikap

siswa dalam pembelajaran baca al-Qur’an merupakan salah satu faktor

pendukung/berpengaruh dalam penentuan tingkat kemampuan (kompeten) siswa

dalam pembelajaran membaca al-Qur’an.

Page 80: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan mengenai perbedaan kemampuan

membaca al-Qur’an siswa SMP Islamiyah dan pengaruh antara sikap siswa yang

berbeda latar belakang pendidikan dengan kemampuan (kompeten) siswa dalam

pembelajaran membaca al-Qur’an menghasilkan rumusan yang dapat penulis

ajukan. Adapun kesimpulan tersebut adalah:

1. Sekor hasil nilai raport mata pelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) dalam

memahami tajwid antara siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah dan

Sekolah Dasar di SMP Islamiyah Ciputat terdapat perbedaan yang

signifikan. Karena t tes yang telah diperoleh sebesar 3,49, sedangkan t

tabel 2,03 dan 2,72 maka t tes adalah lebih besar daripada t tabel, baik

pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Ini

mengandung makna, bahwa kemampuan membaca al-Quran yang berasal

dari Madrasah Ibtidaiyah lebih unggul dibandingkan siswa yang berasal

dari Sekolah Dasar.

2. Sekor hasil tes lisan dalam memahami tajwid antara siswa yang berasal

dari Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar di SMP Islamiyah Ciputat

terdapat perbedaan yang signifikan. Karena t tes yang telah diperoleh

sebesar 3,89; sedangkan t tabel 2,03 dan 2,72 maka t tes adalah lebih besar

daripada t tabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf

signifikansi 1%. Ini mengandung makna, bahwa kemampuan membaca al-

Quran yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah lebih unggul dibandingkan

siswa yang berasal dari Sekolah Dasar.

3. Interpretasi dengan cara sederhana atau cara kasar; interpretasi terhadap

rxy dari perhitungan rumus Product Moment ternyata angka korelasi

antara siswa yang berbeda latar belakang pendidikan terhadap kemampuan

(kompeten) siswa dalam pembelajaran baca al-Qur’an siswa tidak bertanda

negatif; artinya diantara kedua variabel tersebut terdapat korelasi yang

Page 81: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya

rxy (yaitu 0,57), yaitu berkisar antara 0,40 - 0,70 berarti termasuk korelasi

yang sedang atau cukup.

4. Dengan memeriksa tabel “r” product moment ternyata dengan df sebesar

38 dan taraf signifikansi 5% diperoleh r tabel = 0,325; sedangkan pada

taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel = 0,418; karena r xy atau ro pada

taraf signifikansi 5% dan 1% itu lebih besar dari r tabel (0,573 > 0,325 dan

0,573 > 0,418), maka pada taraf signifikansi 5% dan 1% Hipotesa

Alternatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesa Nihil (Ho) ditolak, berarti

bahwa pada taraf signifikansi 5% dan 1% itu memang terdapat korelasi

positif yang signifikan dan korelasinya adalah sedang atau cukup. Maka

kesimpulan yang dapat ditarik adalah tinggi rendahnya sikap siswa yang

berbeda latar belakang pendidikan itu ada hubungannya (berpengaruh)

terhadap tinggi rendahnya kemampuan (kompeten) siswa dalam

pembelajaran membaca al-Qur’an, dan korelasi positif itu adalah korelasi

yang sedang atau cukup.

5. Angka koefisien determinasi/penentu sebesar 0,3249%, sehingga

menunjukkan kontribusi siswa yang berbeda latar pendidikan terhadap

kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca al-Qur’an adalah sebesar

0,3249%, sedangkan sisanya adalah 99,6751% sumbangan dari variabel

lain yang juga menunjang tingkat kemampuan baca al-Qur’an siswa.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang dikemukakan di atas, maka

penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Hasil analisis terbukti bahwa kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang

berasal dari Madrasah Ibtidaiyyah lebih unggul dibandingkan siswa yang

berasal dari Sekolah Dasar. Untuk itu kegiatan pembelajaran al-Qur’an di

SMP Islamiyah Ciputat perlu ditingkatkan dan dipertahankan serta

dijadikan tolak ukur bagi lembaga pendidikan tersebut untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran membaca al-Qur’an tersebut mulai

dari persiapan, pengawasan pelaksanaan dan Follow up untuk menarik

Page 82: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

minat siswa untuk senantiasa mempelajari al-Qur’an baik di sekolah

maupun di rumah.

2. Pihak sekolah hendaknya mengadakan program belajar baca al-Qur’an di

luar jam pelajaran sehingga siswa merasa terbiasa baca al-Qur’an dan

meningkatkan kemampuan baca al-Qur’an lebih baik lagi.

3. Guru hendaknya mempunyai target atau strategi khusus untuk

mengajarkan al-Qur’an dengan tepat dan cepat supaya siswa kompeten

dalam membaca al-Qur’an dengan benar.

4. Orang tua hendaknya selalu memberikan dorongan, semangat, dan

bimbingan baca al-Qur’an di rumah, sehingga anak merasa cara membaca

al-Qur’annya mendapat perhatian dan berupaya untuk meningkatkan

kemampuan baca al-Qur’an lebih baik lagi.

Ahmad Saefulmillah

Page 83: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

DAFTAR PUSTAKA

Abdurohim, Acep Iim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: CV Penerbit

Dipenogoro, 2003.

Abdurrahman, Abu, Pedoman Menghayati dan Menghafal Al-Qur’an, Jakarta:

Hadi Press, 1997, cet. I.

Al-Munawar, Said Agil Husin, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,

Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat

Pers, 2002, cet. 1.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002.

Azra, Azyumardi, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta:

Logos Wacana Ilmu, 2002, Cet. 4.

Departemen Agama RI, Tajwid dan Ilmu al-Qur’an, Jakarta: Peroyek Pengadaan

Kitab Suci Al-Qur’an, 2001.

Fathurrahman, Pupuh, Strategi Belajar Mengajar Suatu Pendekatan Baru dan

Praktis, Bandung: Tunas Nusantara, 2001.

Hafidz, Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Bumi

Aksara, 2008.

Hasni, Muhammad bin Alawi al-Maliki, Mutiara Ilmu-Ilmu al-Qur’an, Bandung:

Pustaka Setia, 1999.

Imam Muslim, Shahih Muslim, Beirut: Darul Fikr.

Mahmud, Syeikh Muhammad, Hidayatul Mustafid fi Ahkam at-Tajwid, Semarang:

Pustaka al-‘Alawiyyah.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, Cet.

Ke-6.

Page 84: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Muhaimin, et. al. Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah), Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2004, cet. 3.

Nawawi, Rif’at Syauqi dan Hasan, M. Ali, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta: Bulan

Binatang, 1992.

Nawawi, Abi Zakariya Yahya bin Syaraf, Riyadh ash-Shalihin, Beirut: Daarul

Fikr, 1992.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Rosda Karya, 2007.

Qaradhawi, Yusuf, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 1999.

Qaththan, Syeikh Manna’, H. Aunur Rafiq el-Mazni, Lc. (Penterjemah),

Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2009,

cet. Ke-4.

Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009.

Saubary, Muhammad Slamet, Catatan Kaki Secara Illmiah dalam al-Qur’an,

Jakarta: Perpustakaan Slamet Saubary, 1999, Jilid 1.

Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008.

Sudjono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003.

Surasman, O., Metode Al-Bayan Cara Cepat Belajar Membaca al-Qur’an,

Jakarta: Erlangga, 2008.

Syarifuddin, Ahmad, Mendidik anak, membaca, menulis, dan mencintai al-

Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press, 2004.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2008.

Wahyudi, Moh., Ilmu Tajwid Plus, Surabaya: Halim Jaya, 2008, cet. Ke-2.

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional,

1983.

Page 85: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

ANGKET UNTUK SISWA

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Daftar Pertanyaan Penelitian (Angket)

Kemampuan Membaca Al-Qur’an Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Siswa

(Studi Kasus Di SMP Islamiyah Ciputat Tangerang).

A. Tujuan

1. Angket ini bertujuan dalam rangka meyelesaikan skripsi di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan

2. Untuk memperoleh data-data tentang siswa dalam rangka mengetahui

pengaruh antara siswa yang berbeda latar belakang terhadap kemampuan (kompeten) siswa SMP Islamiyah Ciputat dalam pembelajaran membaca

al-Qur’an.

B. Petunjuk Pengisian

1. Mohon dengan hormat bantuan siswa untuk menjawab seluruh pertanyaan

yang ada.

2. Daftar pertanyaan ini di ajukan untuk diisi dengan pendapat siswa secara

jujur dan objektif.

3. Berilah tanda (X) pada jawaban a, b, c dan d, sesuai dengan pengalaman

anda. 4. Tulislah nama anda pada tempat yang telah disediakan.

5. Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

C. Identitas Rensponden

Nama :................................................... Jenis Kelamin :................................. Umur :................................................... Kelas :.................................

D. Pertanyaan 1. Apakah setiap hari di sekolah anda membaca al-Qur’an?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2. Apakah sekolah memberikan jam tambahan khusus dalam membaca al-

Qur’an di luar jam pelajaran?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3. Apakah anda merasa jenuh belajar baca al-Qur’an di dalam kelas?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4. Apakah anda mempunyai kemauan yang tinggi untuk bisa membaca al-

Qur’an?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5. Apakah anda tidak diberitahu kesalahan-kesalahannya kalau anda

membaca al-Qur’an oleh guru al-Qur’an?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6. Apakah anda memperhatikan guru al-Qur’an dengan baik ketika menerangkan materi pelajaran?

Page 86: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

7. Apakah anda mengerjakan setiap tugas yang diberikan kepada anda?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 8. Apakah guru al-Qur’an menggunakan alat peraga ketika menerangkan

materi pelajaran? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

9. Apakah anda dalam membaca al-Qur’an mengalami kesulitan tentang ilmu tajwid?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 10. Dengan mengikuti pelajaran al-Qur’an, minat anda dalam membaca al-

Qur’an meningkat?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

11. Apakah guru al-Qur’an anda memberikan penilaian dalam setiap pelajaran

al-Qur’an?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

12. Apakah anda kalau belajar membaca al-Qur’an tidak ada peningkatan

sama sekali?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

13. Apakah anda senang belajar membaca al-Qur’an dengan guru al-Qur’an di

sekolah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

14. Apakah guru al-Qur’an anda mengajarkan hanya dengan satu metode

pengajaran? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

15. Apakah sekolah meyediakan media dalam belajar membaca al-Qur’an seperti Iqra, al-Qur’an ataupun yang lainnya?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 16. Apakah dengan adanya media membuat anda semakin mudah dalam

belajar al-Qur’an? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

17. Apakah anda kalau belajar membaca al-Qur’an harus dipaksa oleh orang

lain?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

18. Apakah anda setiap hari mempelancar membaca al-Qur’an di rumah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

19. Apakah anda setiap hari belajar membaca al-Qur’an di tempat-tempat

pengajian, misalnya di musholla, majlis ta’lim dsb?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

20. Apakah menurut anda jika membaca al-Qur’an memperkuat keimanan dan

meningkatkan ketakwaan seseorang?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Page 87: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

PEDOMAN WAWANCARA OBSERVASI

Hari, tanggal : Senin, 9 November 2009

Yang diwawancarai : Drs. M. Amin.

Jabatan : Guru BTQ

Pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Metode apa saja yang digunakan oleh Bapak dalam pembelajaran membaca

al-Qur’an?.

2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi oleh bapak dalam pelaksanaan

pembelajaran membaca al-Qur’an?

3. Bagaimana Bapak mengatasi kesulitan-kesulitan itu?

4. Bagaimana kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang berasal dari Sekolah

Dasar (SD)?

5. Bagaimana kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang berasal dari

Madrasah Ibtidaiyah (MI)?

6. Untuk meningkatkan kualitas dalam membaca al-Qur’an, apa yang Bapak

lakukan?

Page 88: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

BERITA WAWANCARA

Wawancara ini diajukan kepada:

Nama responden : Drs. M. Amin

Jabatan : Guru BTQ

Tempat : SMP Islamiyah Ciputat

Hari/Tanggal : Senin, 9 November 2009

Jawaban guru BTQ SMP Islamiyah Ciputat sebagai berikut:

2. Metode apa saja yang digunakan oleh Bapak dalam pembelajaran membaca

al-Qur’an?.

Jawab : metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca al-Qur’an

adalah metode iqra yaitu guru membacakan beberapa ayat al-Qur’an dan siswa

mengikutinya. Dan metode yang lainnya adalah setiap sebelum pembelajaran

membaca al-Qur’an siswa selalu membiasakan mengulang bacaan ayat-ayat

al-Qur’an yang sudah diajarkan.

3. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi oleh bapak dalam pelaksanaan

pembelajaran membaca al-Qur’an?

Jawab: Hambatan yang saya hadapi dalam pelaksanaan pembelajaraan

membaca al-Qur’an adalah kurang terkontrolnya siswa yang sudah bisa

membaca dengan siswa yang tidak bisa sama sekali membaca al-Qur’an.

Karena waktu yang diberikan hanya satu jam mata pelajaran.

4. Bagaimana Bapak mengatasi kesulitan-kesulitan itu?

Jawab: cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut yaitu dengan cara

mengkelas-kelaskan siswa berdasarkan taraf kemampuan membaca al-

Qur’annya.

5. Bagaimana kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang berasal dari Sekolah

Dasar (SD)?

Jawab: kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang berasal dari Sekolah

Dasar (SD) secara umum memiliki kemampuan membacanya berada di bawah

Page 89: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

siswa MI, namun tidak menutup kemungkinan ada beberapa siswa yang

berasal SD yang memiliki kemampuan yang setara dengan siswa yang berasal

dari MI.

6. Bagaimana kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang berasal dari

Madrasah Ibtidaiyah (MI)?

Jawab: kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang berasal MI ternyata lebih

unggul dibandingkan dengan siswa yang dari SD, hal tersebut terlihat dari

hasil Ujian semester/nilai raport, namun masih ada juga siswa yang berasal MI

yang belum lancar dalam membaca al-Qur’an

7. Untuk meningkatkan kualitas dalam membaca al-Qur’an, apa yang Bapak

lakukan?

Jawab: yang saya lakukan untuk meningkatkan kualitas dalam membaca al-

Qur’an yaitu dengan mengulang kembali ayat-ayat al-Qur’an yang sudah

diajarkan sebelum pelajaran dimulai, dan selalu mengadakan tes lisan,

sehingga dalam hal ini akan terlihat seberapa jauhkah kemampuan siswa

dalam memahami bacaan al-Qur’an.

Pewawancara Yang diwawancarai

(Ahmad Saefulmillah) (Drs. M. Amin)

Page 90: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

PEDOMAN WAWANCARA OBSERVASI

Hari, tanggal : Senin, 9 November 2009

Yang diwawancarai : Mudalih, S. Ag.

Jabatan : Kepala SMP Islamiyah Ciputat

Pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Sejarah berdirinya SMP Islamiyah Ciputat?

2. Bagaimana struktur organisasi di sekolah yang bapak pimpin?

3. Berapakah jumlah guru beserta staf-stafnya ada di SMP Islamiyah Ciputat?

4. Sarana dan prasarana apa saja yang dimiliki sekolah yang Bapak pimpin?

5. Program apa saja yang telah Bapak lakukan untuk meningkatkan minat

membaca al-Qur’an siswa?

6. Bagaimana antusias siswa dalam mengikuti program yang telah Bapak

lakukan?

7. Apa rencana bapak selanjutnya agar minat dan sikap siswa lebih baik lagi?

Page 91: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

BERITA WAWANCARA

Hari, tanggal : Senin, 9 November 2009

Yang diwawancarai : Mudalih, S. Ag.

Jabatan : Kepala SMP Islamiyah Ciputat

Tempat : SMP Islamiyah Ciputat Tangerang.

Jawaban Kepala SMP Islamiyah sebagai berikut:

1. Bagaimana Sejarah berdirinya SMP Islamiyah Ciputat?

Jawab: SMP Islamiyah Ciputat merupakan lembaga pendidikan yang berada

dibawah naungan sebuah Yayasan Islamiyah telah ada sejak tanggal 12 Mei

1965, namun baru mendapatkan Status hukum pada tanggal 5 Agustus 1976

bertepatan dengan tanggal 1 Ramadhan 1398 Hijriyah, berdasarkan akta No.

16 Tanggal 11 Agustus 1978, yang berdiri diatas lahan tanah seluas 1.600 M2,

yang bertempat di jalan Ki Hajar Dewantara No 23 Ciputat.

2. Bagaimana struktur organisasi di sekolah yang bapak pimpin?

Jawab: Adapun struktur organisasi di SMP Islamiyah Ciputat secara

berurutan adalah di bawah mendiknas, yayasan, ketua yayasan, kepala

sekolah, staf, guru dan siswa.

3. Berapakah jumlah guru beserta staf-stafnya ada di SMP Islamiyah Ciputat?

Jawab: Gurunya berjumlah 41 guru dan 16 karyawan.

4. Sarana dan prasarana apa saja yang dimiliki sekolah yang Bapak pimpin?

Jawab: Sarana dan prasarana penunjang sekolah termasuk cukup memadai

seperti tersedianya ruang belajar 14 lokal, ruang kepsek, ruang guru, ruang

tata usaha, ruang BP, ruang perpustakaan, Lab. IPA, Lab. Bahasa, Lab.

Komputer, sarana Ibadah (Musholla), Lapangan Futsal dan Basket, Kantin,

ruang OSIS dan Pos Satpam.

5. Program apa saja yang telah Bapak lakukan untuk meningkatkan minat

membaca al-Qur’an siswa?

Page 92: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Jawab: sejak awal kami mengadakan general test baca al-Qur’an, setelah

melakukan test kami mengklasifikasikan tingkat kemampuan baca al-Qur’an

pada siswa. Sehingga kami bisa mengetahui siswa yang sudah lancar dan

siswa yang belum bisa baca al-Qur’an sama sekali. Selanjutnya kami

membentuk kelompok iqra, agar siswa bisa membaca lancar. Selain itu guru

al-Qur’an juga mengadakan test qira’at.

6. Bagaimana antusias siswa dalam mengikuti program yang telah Bapak

lakukan?

Jawab: Antusias siswa dalam mengikuti program ini cukup baik, mereka pun

mengikuti program tersebut dengan senang hati.

7. Apa rencana bapak selanjutnya agar minat dan sikap siswa lebih baik lagi?

Jawab: melaksanakan program-program yang telah dirangcang oleh kami

yaitu seperti program yang diadakan sejak siswa masuk SMP Islamiyah

Ciputat.

Pewawancara Yang diwawancarai

(Ahmad Saefulmillah) (Mudalih, S.Ag)

Page 93: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment

dari Pearson untuk Berbagai df

Banyak variabel yang dikorelasikan

2

Harga “r” pada taraf signifikansi:

df.

(degrees of freedom)

atau db.

(derajat bebas) 5% 1%

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

35

38

40

45

50

60

70

80

90

100 125

150 200

300 400

500 1000

0,413

0,404

0,396

0,388

0,381

0,374

0,367

0,361

0,355

0.349

0,325

0,325

0,304

0,288

0.273

0,250

0,232

0.217

0,205

0,195 0,174

0,159 0,138

0,113 0,098

0,088 0,062

0,526

0,515

0,505

0,496

0,487

0,478

0,470

0,463

0.456

0,449

0,418

0,418

0,393

0,372

0,354

0,325

0.302

0,283

0,267

0,254 0,228

0,208 0,181

0,148 0,128

0,115 0,081

Page 94: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis

Tabel Nilai “t” Untuk Berbagai df

Harga Kritik “t” pada Taraf

Signifikansi:

df.

(degrees of freedom)

atau

db. (derajat bebas)

5% 1%

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

35

38

40

45

50

60

70

80

90

100

125 150

200 300

400 500

1000

2,08

2,07

2,07

2,06

2,06

2,06

2,05

2,05

2,04

2,04

2,03

2,03

2,02

2,02

2,01

2,00

2,00

1,99

1,99

1,98

1,98 1,98

1,97 1,97

1,97 1,96

1,96

2,83

2,82

2,81

2,80

2,79

2,78

2,77

2,76

2,76

2,75

2,72

2,72

2,71

2,69

2,68

2,65

2,65

2,64

2,63

2,63

2,62 2,61

2,60 2,59

2,59 2,59

2,58

Page 95: KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1903… ·  · 2013-04-29data statistik. Guna menjawab ... penelitian ini adalah Analisis