kelompok puput cover

14
AYO MENGENAL PARAGRAF Diajukan untuk persyartan mata kuliah Bahasa Indonesia : Dosen Pembimbing : Haerudin, M.Pd Disususn Oleh: Galuh Wira Astriana 1584202156 Nila Nurfadillah 1584202154 Puput Hartati 1584202150 Zulfa Alifatunisah 1584202141 Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang 2015

Upload: taufiq99

Post on 15-Jan-2017

149 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

AYO MENGENAL PARAGRAF

Diajukan untuk persyartan mata kuliah Bahasa Indonesia :

Dosen Pembimbing :

Haerudin, M.Pd

Disususn Oleh:

Galuh Wira Astriana 1584202156

Nila Nurfadillah 1584202154

Puput Hartati 1584202150

Zulfa Alifatunisah 1584202141

Prodi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Tangerang

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada AllAh SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada

penulis untuk dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Ayo Mengenal Paragraf”. Penulis

juga berterima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Haerudin, M.pd

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami tentang “Paragraf”, yang kami

ssajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber. Makalah ini juga disusun untuk

memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia semester ganjil tahun 2015.

Penulis menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Hal

ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang penulis miliki.

Oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran. Demi perbaikan dan kesempurnaan

makalah ini di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis

pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Tangerang, 14 Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ......................................................................................... 1

BAB II Pembahasan ........................................................................................ 2

Pengertian Paragraf .......................................................................................... 2

Ciri-ciri Paragraf .............................................................................................. 2

Fungsi Paragraf ................................................................................................ 3

Gagasan Utama dan Topik Paragraf ................................................................ 3

Kalimat dalam Paragraf ................................................................................... 3

Ciri Paragraf yang Baik ................................................................................... 4

Struktur Paragraf .............................................................................................. 6

Jenis-Jenis Paragraf .......................................................................................... 7

Bab III Penutup ................................................................................................ 10

Kesimpulan ...................................................................................................... 10

Saran ................................................................................................................ 10

Daftar Pusaka ................................................................................................... 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Umumnya, kesulitan pertama membuaat karya ilmiah adalah mengungkapkan pikiran

menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakana perbedaan antara paragraf dengan

kalimaat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam

kalimat lain dalam yang membentuk paragraf, paragraf merupakan sanian kecil sebuah

karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang di sampaikan oleh penulis

dalam karangan.

Paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan

beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu

diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf

membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam

paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang

dari komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana

atau karangan.

1.2 Rumusan Masalah

a. apa itu paragraf ?

b. apa saja struktur paragraf ?

c. apa saja jenis-jenis paragraf ?

1.3 Tujuan

a. mengetahui pengertian paragraf

b. mengetahui struktur paragraf

c. mengetahui jenis-jenis paragraf

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Paragraf

A. Pengertian Paragraf

Paragraf adalah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan yang penjang ada

dalam paragraf. Paragraf juga merupakan satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat

yang tersusun secara lengkap, utuh dan padu. Paragraf yang terdiri atas satu kalimat

berbararti tidak menunjukan ketuntasan atau kesempurnaan. Sekalipun tidak sempurna,

paragraf yang terdiri satu kalimat dapat digunakan. Paragraf satu kalimaat ini dapat dipakai

sebagai peralihan antar paragraf, sekaligus memperbesaar efek dinamika bahasa. Akan tetapi,

sebagai satuan gagasan menjadi suatu bentuk ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah

dibangun dengan sekelompok kalimat yang saling berkaitan dan mengaembangkan satu

gagasan.

Ciri-ciri paragraf :

1. Kalimat pertama bertakuk kedalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa,

misalnya surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya :

makalah, skripsi, thesis, dan disertasi. Karang berbentuk lurus yang tidak betakuk

(block style) ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak

daripada jarak antar baris lainnya.

2. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam

kalimat topik.

3. Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan

kalimat yang berfungsi menjelaskan,menguraikan,atau menerangkan pikiran utama

yang ada dalam kalimat topik.

4. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam

kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf bukan

kumpulan kalimat-kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan

beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat

spesifik,dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.

Dalam karangan yang panjang, paragraf mempunyai artidan fungsi yang penting.

Dengan paragraf itu pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara

utuh,runtut,lengkap,menyatatu,dan sempu,dan sempurna seehingga bermakna dan dapat

dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan penulisnya. Paragraf dapat mendinamiskan

sebuah karangan sehingga lebih hidup,dinamis,dan energik sehingga pembaca penuh

semangat.artinya,paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis

dan pembacanya.

3

Fungsi Paragraf :

1. Megekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan

perasaan kedalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis,dalam suatu

kesatuan.

2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri

beberapa paragraf,ganti paragraf berarti ganti pikiran.

3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis,dan memudahkan

pemahaman bagi pembacanya.

4. Memudahkan pengembangan topik karangan kedalam satuan-satuan unit pikiran

yang lebih kecil.

5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa

variabel.

B. Gagasan Utama dan Kalimat Topik

Gagasan utama haruslah ada dalam setiap paragraf yang baik. Akan tetapi,tidak

demikian halnya dengan kalimat topik. Meskipun kalimat topik memuat gagasan utama,hal

itu tidak berarti bawa kalimat topik juga harus ada dalam setiap paragraf. Dengan kata

lain,kalimat topik memang menyatakan gagasan utama dalam sebuah paragraf,tetapi tidak

semua gagasan utama perlu dituangkan dalam kalimat topik.

C. Kalimat dalam Paragraf

1. Kalimat Topik di awal Paragraf

Umumnya kalimat topik dinyatakan di awal paragraf. Dalam posisi itu,kalimat topik

akan banyak manfaatnya bagi pembaca maupun penulis. Bagi penulis kalimat topik yang

berposisi di awal paragraf berfungsi sebagai pengontrol atau pengendali untuk mengetahui

apakah tidak kalimat-kalimat yang akan ditulisnya masih berkaitan dengan kalimat topik atau

tidak.Jika,ia harus mengeluarkan kalimat itu dari paragraf yang sedang ditulisnya atau

menjadikan kalimat itu hanya sebagai sisipan dalam kalimat lain. Sementara itu,bagi

pembaca kalimat topik di awal kalimat amat berguna untuk membantu pemahamannya

terhadap paragraf itu.Dengan memahami kalimat topik di awal paragraf,pembaca dapat

memperkirakan apa yang akan dikemukakan dalam kalimat-kalimat berikutnya pada paragraf

itu.

Dalam posisi ini,kalimat yang menyatakan gagasan utama dinyatakan lebih dulu di

awal paragraf,kemudian kalimat itu diuraikan,dipertegas,atau dijelaskan oleh kalimat-kalimat

berikutnya.

4

2. Kalimat Topik di akhir Paragraf

Seringkali kalimat topik juga menempati posisi akhir paragraf. Dalam posisi akhir

kalimat topik berfungsi memberikan simpulan atau rangkuman atas informasi yang telah

disajikan dalam kalimat-kalimat sebelumnya dalam paragraf itu.

3. Kalimat Topik di tengah Paragraf

Dalam posisi ini kalimat topik berfungsi sebagai transisi antara kalimat-kalimat yang

dinyatakansebelum dan sesudah kalimat topik. Bagian sesudah kalimat topik itu biasanya

berupa rincian gambaran dari kalimat topik.

4. Kalimat Topik di Awal dan di Akhir Paragraf

Cara ini biasa dilakukan apabila informasi yang dikemukakan didalam paragraf itu

amat banyak atau amat rumit. Dengan menyatakan kembali kalimat topik di akhir paragraf,

diharapkan informasi-nformasi yang rumit dan banyak itu dapat dipahami secara baik oleh

pembaca.

A. CIRI Paragraf yang Baik

1. Kesatuan

Kesatuan dalam sebuah paragraf hanya akan terbentuk apabila informasi-informasi itu

tetap dikendalikan leh gagasan utama. Agar hal itu dapat dicapai, penulis harus senantiasa

mengevaluasi apakah kalimat-kalimat yang ditulisnya itu erat hubungannya dengan gagasan

utama. Jika ternyata tidak erat hubungannya kalimat-kalimat itu harus dihilangkan atau di

sajikan secara khusus, misalnya menjadi sisipan dalam kalimat lain.

2. Kepaduan

Paragraf dapat dikatakan baik tidak saja karna gagasan utamanya tunggal, tetapi juga

karna kalimat-kalimat didalam paragraf itu terjalin secara logis dan gramatikal. Dengan

demikian, kalimat-kalimat didalam sebuah paragraf itu terpadu.

a. Kata Kunci dan Sinonim

Kepaduan paragraf dapat dibangun dengan tidak mengulang kata atau

ungkapan yang sama setiap kali diperlukan. Kata atau ungkapan yang sama itu

sesekali dapat disebut kembali dengan menggunakan kata kunci atau dengan

menggunakan kata lain yang bersinonim dengan kata atau ungkapan itu.

b. Pronomina

Membangun kepaduan juga dapat ditempuh dengan menggunakan pronomina

untuk menyebut nomina atau frasa nominal yang telah disebutkan lebih dahulu.

Yang dilakukan sebenarnya adalah mengacu kepada nomina atau frasa nomina itu

dengan prominanya.

5

c. Kata transisi

Kata transisi adalah konjungtor atau perangkai, baik yang digunakan untuk

menghubungkan unsur-unsur dala sebuah kalimat maupun untuk menghubungkan

kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf. Melalui penggunaan kata-kata ini,

hubungan antara satu gagasan dengan gagasan yang lain dalam sebuah paragraf

dapat dinyatakan secara tegas. Kalimat-kalimatnya mungkin sama, tetapi kata

transisi tertentu dan susunan tertentu akan mengubah nformasi atau gagasan yang

ditampilkan.

d. Struktur yang Paralel

Keparalelan stuktur kalimat dapat pula membangun ciri kepaduan kalimat-

kalimat didalam sebuah paragraf. Banyak cara yang dapat digunakan untuk

membangun keparalelan struktur ini, anatara lain, menggunakan bentuk kata kerja

yang sama atau menggunakan majas repetisi.

3. Konsistensi Sudut Pandang

Dalam karang mengarang, konsistensi sudut pandang itu sangat penting artinya.

Seorang penulis harus menentuka lebih dahulu sudut pandangnya terhadap calon pembaca

agar ia dapat memilih gaya penulisan yang tepat. Paragraf yang baik hendaknya

mempertahankan sudut pandang penulis dalam membahas permasalahan yang diutarkannya.

4. Ketuntasan

Paragraf yang baik adalah paragraf yang tuntas. Artinya di dalam paragraf itu telah

tercakup semua yang diperlukan untuk mendukung gagasan utama. Ini berarti pula bahwa

paragraf yang baik harus telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga pembaca tidak

bertanya-tanya tentang maksud penulis dalam paragraf itu.

5. Keruntutan

Urutan penyaji informasi dalam paragraf yang baik mengikuti tata urutan tertentu.

Ada beberapa model urutan penyajian informasi dalam paragraf dan tiap-tiap model

mempunyai kelebihannya masing-masing. Model-model urutan itu adalah, urutan waktu,

tempat, urut : umum-khusus, urutan khusus-umum, urutan perntanyaan-jawaban, dan urutan

sebab-akibat. Masing-masing model urutan akan dibicarakan secara rinci dalam bagian yang

membicarakan jenis-jenis dan pengembangan paragraf. Untuk menjelaskan prinsip

keruntutan ini pada bagian ini hanya dicontohnya dua macam keruntutan, yaitu keruntutan

atas urutan tempat dan keruntutan atas ururtan waktu.

Yang disebut prisip keruntutan pada dasarnya adalah menyajikan informasi secara

urut, tidak melompat-lompat sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran penulis.

Untuk paragraf itu yang menggunakan model urutan tempat, misalnya, maka hendaklah

informasi tentang objek itu disajikan secara horizontal seolah-olah pandangan mata penuh

bergerak dari arah kiri ke kanan atau sebaliknya, atau bisa juga secara vertikal dari bawah ke

atas atau sebaliknya.

6

2.2 Struktur Paragraf

A. Kalimat topik dan kalimat pengembang

Selain kalimat topik, didalam paragraf terdapat beberapa kalimat lain yang berfungsi

mendukung, menjelaskan atau mengembangkan kalimat topik itu. Sesuai dengan fungsinya

itu, kalimat yang mendukung, menjelaskan, atau mengembangkan kalimat topik disebut

kalimat pengembang.

Hubungan kalimat pengembang dengan kalimat topik pada suatu paragraf mempunyai

tingkat keerataan yang berbeda-beda. Ada kalimat yang secara langsung menjelaskan kalimat

topik, ada pula kalimat yang secara tidak langsung menjelaskan kalimat topik. Kalimat

pengembang tak langsung, yang juga disebut kalimat pengembang minor, menjelaskan

kalimat topik melalui kalimat pengembang langsung, yang disebut kalimat pengembang

mayor.

B. Struktur Ideal

Pengetahuan tentang struktur sebuah paragraf sangat penting bagi penulis terutama

untuk melihat apakah kalimat-kalimat dalam paragraf yang ditulisnya mempunyai kaitan

yang padu atau tidak. Jika pola-pola kalimat di dalam paragraf itu digambarkan, terbentuklah

sebuah struktur yang disebut struktur paragraf.

B. Variasi Struktur Paragraf

Struktur paragraf yang baik memiliki empat variasi, yaitu: (1) satu gagasan utama

yang dijelaskan oleh banyak kalimat pengembang langsung tanpa kalimat pengembang tak

langsung, (2) satu gagasan utama yang dijelaskan oleh satu kalimat pengembang langsung

dan banyak kalimat pengembang tak langsung. (3) satu gagasan utama yang dijelaskan oleh

banyak kalimat pengembang langsung dan satu kalimat pengembang tak langsung, dan (4)

satu gagasan utama dijelaskan oleh banyak kalimat pengembang lansung dan banyak kalimat

pengembang tak langsung.

Variasi pertama adalah gagasan utama yang dituangkan dalam kalimat topik dan

dikembangkan oleh beberapa kalimat pengembang langsung tidak dikembangkan lagi oleh

kalimat pengembang tak langsung. Dengan kata lain, dalam variasi ini hanya ada dua

tingkatan informasi, yaitu informasi topik dan informasi pengembang langsung.

Variasi kedua adalah gagasan utama yang diterangkan oleh satu kalimaat pengembang

langsung itu dikembangkan oleh beberapa kalimat pengembang tak langsung. Dengan

demikian, dalam variasi struktur paragraf ini ada tiga tingkatan informasi, yaitu tingkat

kalimat topik, kalimat pengembang langsung, dan kalimat pengembang tak langsung.

7

Variasi ketiga adalah satu gagasan utama diterangkan oleh beberapa kalimat

pengembang langsung dan salah satu kalimat pengembang langsung itu mempunyai kalimat

pengembang tak langsung. Variasi ini lebih dekat dengan variasi struktur dua tingkat.

Bedanya hanyalah salah satu kalimat pengembang langsung dari topik itu dijelaskan lagi oleh

kalimat pengembang yang lebih rendah.

Variasi keempat atau terakhir dari struktur ideal sebuah paragraf yang mengandung

satu gagasan utama diterangkan oleh beberapa kalimat pengembang langsung dan beberapa

kalimat pengembang tak langsung. Dalam variasi ini kalimat pengembang tak langsung itu

dapat berinduk kepada satu atau beberapa kalimat pengembang langsung, tetapi harus dicatat

bahwa tidak setiap kalimat pengembang dapat memiliki kalimat pengembang tak langsung.

Variasi-variasi struktur yang lain masih banyak, tetapi keempat variasi itu umumnya

mewakili variasi-variasi lainnya. Paragraf masih dapat disebut baik apabila strukturnya tidak

lebih dari tiga tingkatan informasi. Jika ada informasi yang menjelaskan kalimat pengembang

tak langsung, paragraf itu harus diperbaiki dengan cara memecahkan paragraf menjadi dua

paragraf atau menyajikan informasi yang mengembangkan kalimat pengembang tak langsung

menjadi keterangan sisipan.

2.3 Jenis-jenis Paragraf

a. Paragraf Bedasarkan urutannya

Sebuah karangan pada umumnya terdiri atas paragraf pembuka atau pengantar,

paragraf isi, dan paragraf penutup. Ketiga jenis paragraf tersebut merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari stuktur karangan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh dan

terpadu.

1. Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka merupakan paragraf yang terletak pada awal karangan. Paragraf ini

berfungsi mengantarkan pokok bahasan yang hendak disampaikan pada paragraf berikutnya,

yaitu paragraf isi. Paragraf ini mengantar pembaca ke tengah-tengah persoalan yang

dikemukakan dengan menjelaskan topik karangan. Oleh karna itu, paragraf pembuka harus

menarik minat dan perhatian agar pembaca mengikuti dan membaca seluruh isi karangan.

Paragraf pembuka juga hendaknya dapat menjadi penghubung antara pikiran pembaca

dengan topik karangan yang akan disajikan selanjutnya. Jumlah paragraf ini bergantung pada

jenis karya tulis yang dibuat. Karya tulis yang mempunyai topik pembahasan yang luas

memungkinkan adanya jumlah paragraf pembuka yang lebih banyak dari pada jumlah

paragraf pembuka dalam karya tulis yang hanya menyajika satu topik karangan.

2. Paragraf Isi

Paragraf isi terletak di antara paragraf pembuka dan penutup. Fungsinya adalah untuk

mengembangkan pokok persoalan yang telah ditentukan. Di dalam paragraf ini penulis

mengemukakan pokok pikirannya dengan cara menerangkan atau mengembangkannya.

8

Pengembangan itu dapat dilakukan dengan cara menganalisis permesalahan yang

dikemukakan dan dapat pula dengan memberikan bukti-bukti. Jumlah paragraf isi sebuah

karangan disesuaikan dengan ketuntasan pokok pikiran yang dikemukakan.

Di dalam sebuah karangan yang baik paragraf isi saling bertautan dan kalimat pun

saling bertalian. Pertautan paragraf itu menghendaki adanya peralihan yang lancar anatara

paragraf isi yang satu ke paragraf isi yang lain sehingga penalaran penulis dengan mudah

dapat dipahami. Oleh karna itu, paragraf ini haruslah ditulis secara runtut dan kronologis agar

mudah dipahami pembaca.

3. Paragraf penutup

Paragraf penutup berfungsi mengakhiri atau menutup karangan. Paragraf ini terletak

pada bagian akhir suatu karangan atau karya tulis. Fungsinya menekankan pokok-pokok

pikiran yang harus diingat pembaca, memberi saran terakhir, harapan, acuan, dan ajakan.

Oleh karna itu, isi paragraf ini dapat berupa simpulan atau rangkuman yang menandai

berakhirnya suatu pembahasan. Sebagai pebutup karangan atau tulisan paragraf ini sangat

penting karna tanpa paragraf ini mungkin pembaca akan mengalami kesulitan dalam

memahami apakah karya tulis itu sudah selesai atau belum.

b. Paragraf Bersarkan Pola Penalarannya

1. Paragraf deduktif

Paragraf deduktif dimulai dari pernyataan yang umum ke yang khusus. Paragraf

deduktif menampilkan kalimat utama atau kalimat topik pada awal paragraf, kemudian

kalimat utama itu diikuti oleh kalimat-kalimat lain sebagai pengembangannya. Kalimat-

kalimat ini berfungsi mengembangkan atau memperjelas kalimat utama.

2. Paragraf Induktif

Kalimat utama dalam paragraf induktif ditempatkan pada akhir paragraf. Dengan

demikian, struktur paragraf ini dimulai dengan beberapa kalimat penjelas lebih dahulu,

kemudian mencapai klimaks pada kalimat utamanya. Oleh karna ituparagraf induktif

merupakan paragraf yang penalarannya berawal pada yang khusus atau spesifik dan berakhir

pada yang umum. Simpulan paragraf induktif selalu bersifat umum. Artinya, pernyataan itu

selalu meliputi sejumlah besar peristiwa yang khusus. Paragraf induktif sering diperkuat oleh

contoh, perincian, penjelasan, penghususan, atau ilustrasi. Paragraf jenis ini cocok untuk

mengemukakan suatu argumentasi.

3. Paragraf Deduktif-Induktif

Paragraf deduktif-induktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya terletak pada

awal paragraf diulang pada akhir paragraf. Maksud pengulangan itu tidak harus sama benar

dengan kalimat utama pada awal paragraf. Bentuk kata-katanya dan susunan kalmatnya boleh

diubah, tetapi ide pokoknya tetap sama. Oleh karna itu, penalaran pada paragraf deduktif-

9

induktif berawal dari pernyataan yang umum, kemudian diperjelas dengan yang khusus, lalu

kembali ke yang umum.

c. Paragraf Berdasarkan Corak

1. paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi merupakan corak tulisan yang bertujuan menginformasikan,

menerangkan, dan menguraikan suatu gagasan. Paragraf eksposisi yang baik harus dapat

memberikan tambahan pengertian dan pengetahuan pembaca. Oleh karna itu, paragraf

eksposisi harus akurat, jelas, dan singkat. Selain itu, paragraf eksposisi biasanya manjawab

pernyataan tentang apa, mengapa, kapan, dan bagaimana. Corak paragraf eksposisi netral,

tidak berpihak, dan tidak memengaruhi pembaca.

1. Paragraf Argumentasi

Bahasan argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat

penulis untuk meyakinkan atau memengaruhi pembaca agar menerima pendapatnya.

Argumentasi berbeda dari eksposisi. Jika eksposisi bertujuan untuk menjelaskan sesuatu

kepada pembaca. Cara meyakinkan pembaca dapat dilakukan dengan jalan menyjikan data,

bukti, atau hasil-hasil penalaran.

2. Paragraf Deskripsi

Pelukisan atau dekripsi merupakan gaya atau corak tulisan yang bertujuan

menggambarkan sejelas-jelasnya suatu objek kepada pembaca seolah-olah pambaca berada

dalam suatu ruangan dan dapat mencium, mendengar, meraba, merasakan, dan melihat segala

sesuatu yang terdapat di situ. Oleh karna itu paragraf ini dikatakan lebh menekankan pada

dimensi ruang.

3. Paragraf narasi

Kisahan atau narasi merupakan gaya atau corak tulisan yang bertujuan menceritakan

rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangannya dari waktu ke

waktu. Paragraf narasi dimaksudkan untuk memeberi tahu pembaca atau pendengar tentang

apa yang telah diketahui atau apa yang telah dialami oleh penulis. Paragraf narasi

dimaksudkan agar pembaca terkesan. Paragraf narasi juga lebih menekankan pada dimensi

waktu. Selain itu, paragraf narasi juga menekankan adanya konflik. Konflik itu memegang

peranan penting dalam memancing daya tarik pembaca agar terus mengikuti jalannya cerita.

10

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Paragraf merupakan satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat yang tersusun

secara lengkap, utuh dan padu. Struktur paragraf yang baik memiliki empat variasi, yaitu: (1)

satu gagasan utama yang dijelaskan oleh banyak kalimat pengembang langsung tanpa kalimat

pengembang tak langsung, (2) satu gagasan utama yang dijelaskan oleh satu kalimat

pengembang langsung dan banyak kalimat pengembang tak langsung. (3) satu gagasan utama

yang dijelaskan oleh banyak kalimat pengembang langsung dan satu kalimat pengembang tak

langsung, dan (4) satu gagasan utama dijelaskan oleh banyak kalimat pengembang lansung

dan banyak kalimat pengembang tak langsung.

Adapun jenis-jenis paragra di antaranya (1) Paragraf Bedasarkan urutannya (paragraf

pembuka, paragraf isi, paragraf penutup), (2) Paragraf Bersarkan Pola Penalarannya (paragraf

deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif), (3) Paragraf Berdasarkan Corak

(Paragraf Eksposisi, paragraf argumentasi, paragraf deskripsi, paragraf narasi).

3.2 Saran

Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD diperlukan sebuah

ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun sebuah paragraf harus seefektif

mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok secara jelas sehingga mudah dipahami.

11

DAFTAR PUSAKA

Soedjito.1991.keterampilan Menulis Paragraf.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Wiyanto, Asul.2006.Terampil Menulis Paragraf.Grasindo

A.H.Marsa.2009.Ayo Mengenal Paragraf.Jakarta: PT.Wangsa Jatra Lestari

H.S Widjono.2012.Bahasa Indonesia.Jakarta: PT.Grasindo