kelompok 7
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa memiliki peran penting di dalam kehidupan manusia karena bahasa
merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
digunakan oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya, tanpa bahasa manusia
tidak dapat mengungkapkan perasaannya, menyampaikan keinginan,
memberikansaran dan pendapat, bahkan sampai tingkat pemikiran seseorang yang
berkaitan dengan bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat
berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa
aktif, kreatif, produktif dan resetif, apresiatif yang mana salah satu unsurnya
adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami
pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Semakin
tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin tinggi pua penggunaan
bahasa dalam berkomunikasi.
Sedangkan berbicara merupakan proses penyampaian pesan secara
langsung yang berfungsi menyampaikan informasi kepada orang lain sehingga
orang yang mendengar dapat memahami informasi yang disampaikan. Dengan
demikian keterampilan menyimak dan dan berbicara sangat penting dalam proses
belajar mengajar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Hakekat menyimak dan berbicara.
2. Tujuan utama pembelajaran menyimak dan berbicara.
3. metode yang digunakan dalam pembelajaran menyimak dan berbicara.
1
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami hakekat menyimak dan berbicara.
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan utama dari pembelajaran
menyimak dan berbicara.
3. Untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan pemecahannya dari
pembelajaran menyimak dan berbicara.
4. Untuk mengetahui dan memahami metode yang digunakan dalam
pembelajaran menyimak dan berbicara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakekat Menyimak dan Berbicara
Hakekat menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan
mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai dan
merealisasi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.
2.1.1 Pengertian Menyimak
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang
disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995:
18). Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan
mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna
yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
Berikut ini terdapat beberapa pengertian menyimak yang dikemukakan oleh
para ahli.
1. Menurut H. G. Tarigan
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-
lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan.
2. Menurut Anderson
Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta
menginterpretasikan lambang- lambang lisan.
3. Menurut Russel&Russel 1959
Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman
dan perhatian serta apresiasi.
4. Menurut Drs. Hanapi Natasasmita
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada
objek yang disimak.
3
5. Menurut Djago Tarigan
Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang
mencakup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.
6. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Menyimak (Mendengar,memperhatikan) mempunyai makna dapat
menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka
alat pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi
tersebut. Kita mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses
mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan.
Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian,
mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses
menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.
2.1.2 Fungsi Menyimak
Fungsi menyimak antara lain :
Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif,
Memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut pautnya dengan
pekerjaan atau profesi,
Dapat memberikan respon yang tepat,
Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan-keputusan yang
masuk akal.
2.2 Pengertian Berbicara
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi sebab
didalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Proses
komunikasi itu dapat digambarkan pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat
lain. Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari komunikator
(pembicara) kepada komunikan (pendengar). Komunikator adalah seseorang yang
memiliki pesan. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu
diubah ke dalam simbel yang dipahami oleh kedua belah pihak. Simbel tersebut
memerlukan saluran agar dapat dipindahkan kepada komunikan.
4
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide,
pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan
sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. (Depdikbud,
19843/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para
pakar. Tarigan (1983:15), misalnya, mengemukakan berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Dalam pembelajaran berbicara ini, supaya dapat dikuasai dengan baik, maka
beberapa cara untuk mempraktikkannya yaitu dengan:
a. Bercerita
Bercerita dapat diartikan menuturkan sesuatu hal misalnya
terjadinya sesuatu, perbuatan, dan kejadian baik yang sesungguhnya
maupun yang rekaan.
b. Berdialog
Dialog atau percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat
mengenai suatu topik antara dua atau lebih pembicara . Dalam setiap
dialog atau percakapan ada dua kegiatan berbahasa yang dilaksanakan
secara simultan yakni berbicara dan menyimak. Pertukaran pembicara
menjadi penyimak atau dari penyimak menjadi pembicara berlangsung
secara wajar, sistematis, dan otomatis.
Dialog atau percakapan yang pesertanya dua orang dapat berwujud
dalam berbagai nama, misalnya, bertelepon, bercakap-cakap, tanya-jawab,
dan wawancara. Sedang percakapan yang pesertanya lebih dari dua orang
dapat berwujud diskusi kelompok kecil. Diskusi panel, kolokium,
simposium, dan debat.
Dialog atau percakapan ini akan berjalan baik, lancar, dan
mengasyikkan manakala partisipan saling memperhatikan. Sikap take and
give, serta saling pengertian perlu dikembangkan. Pokok pembicaraan
berkisar pada persoalan yang relevan dengan kepentingan bersama.
Ucapan yang menyinggung perasaan serta perilaku menonjolkan diri harus
dihindari. Santun dialog perlu dipelihara, dengan menghindari sikap
mendikte, ekspresi kekesalan atau kejengkelan, sikap dipelihara, dengan
5
menghindari sikap mendikte, ekspresi kekesalan atau kejengkelan, sikap
merendahkan diri yang berlebih-lebihan, dan sikap merasa lebih dari yang
lain.
Dalam pengajaran bahasa di sekolah, terutama di sekolah dasar
dialog perlu diberikan agar mereka dapat bergaul di tengah masyarakat.
Dalam buku pelajaran dikemukakan beberapa contoh percakapan agar
dapat dipraktikkan secara berpasangan seperti (1) melakukan percakapan
sederhana tentang pengalaman atau kegiatan sehari-hari; (2) melakukan
percakapan tentang peristiwa yang terjadi di lingkungannnya; (3)
membaca teks percakapan (dialog) tentang suatu kegiatan dan
memerankan di depan kelas; (4) melakukan percakapan berdasarkan
gambar/benda-benda di sekitar, bacaan, atau cerita guru.
c. Pidato atau ceramah
Pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang suatu hal di
hadapan massa.
d. Berdiskusi
Diskusi atau bertukar pikiran merupakan salah satu bentuk
berbicara dalam kelompok yang banyak digunakan dalam masyarakat.
Macam-macam diskusi:
Diskusi Panel
Diskusi panel pada prinsipnya melibatkan beberapa panelis yang
mempunyai keahlian dalam bidang tertentu dan bersepakat
mengutarakan pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah
untuk kepentingan pendengar, panel ini dipimpin oleh seorang
moderator.
Seminar
Seminar merupakan suatu pertemuan untuk membahas suatu
masalah dengan prasaran & tanggapan melalui diskusi untuk
mendapatkan keputusan bersama mengenai masalah tersebut. Masalah
yang dibahas bersifat terbatas dan tertentu. Tujuan utama adalah untuk
mendapatkan jalan keluar atau pemecahan masalah. Oleh karena itu,
6
seminar harus diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan
yang berbentuk usulan, saran, resolusi, atau rekomendasi.
Lokakarya
Istilah lain lokakarya adalah workshop. Topik bahasannya diambil
dari bidang tertentu dan dikaji secara mendalam. Peserta biasanya
orang yang bergerak dalam lingkungan kerja yang sejenis atau
seprofesi.
Tujuan diadakan lokakarya adalah untuk:
1) mengevaluasi suatu proyek yang sudah dilaksanakan,
2) mengadakan pembaharuan sesuai dengan kebutuhan & tuntutan,
dan
3) bertukar pengalaman dengan tujuan lebih meningkatkn
kemampuan kerja masyarakat.
Simposium
Simposium hampir sama dengan panel, tetapi lebih bersifat formal.
Pemrasaran harus menyampaikan makalah mengenai suatu masalah
yang disorot dari sudut keahlian masing-masing. Peranan moderator di
sini tidak seaktif dalam diskusi panel, sebaliknya para
pendengar/pesertalah yang lebih aktif berpartisipasi. Masalah yang
dibahas mempunyai ruang lingkup yang luas, sehingga perlu ditinjau
dari berbagai sudut/aspek ilmu untuk mendapatkan perbandingan. Pada
simposium diadakan sanggahan umum terhadap suatu prasaran dan
sanggahan itu disusun secara tertulis. Para peserta dapat
mengemukakan pendapatnya secara langsung kepada pemrasaran
melalui moderator. Dalam simposium tidak diambil suatu keputusan,
tetapi hanya untuk membandingkan suatu masalah.
Brainstorming
Brainstorming ialah kegiatan sekelompok orang yang
mengemukakan gagasan baru sebanyak-banyaknya. Brainstorming
dapat digunakan untuk mendiskusikan segala masalah. Brainstorming
dilaksanakan apabila kita ingin:
7
1) menentukan informasi macam apa yang diperlukan dan bagaimana
mendapat informasi tersebut,
2) menentukan kriteria yang tepat untuk menguji tepat tidaknya
sebuah gagasan,
3) menentukan gagasan mana yang mungkin dilakukan, dan
4) menentukan pelaksanaan keputusan.
2.3 Tujuan Utama Pembelajaran Menyimak dan Berbicara
2.3.1 Tujuan Menyimak Secara umum
1) Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat
berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi,
penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam
keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja,
sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan
pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta
yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi
dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
2) Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus
jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di
dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan
pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.
3) Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi
fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak
sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
Benarkah fakta yang diajukan?
Relevankah fakta yang diajukan?
Akuratkah fakta yang disampaikan?
8
Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan
kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat
diterima.
4) Mendapatkan Inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah
atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta.
Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan
mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak
memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan,
suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang
mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang
isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang
semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur
perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
5) Menghibur Diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti
bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini
adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu
penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka
menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun
tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan
percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang
dibawakan Grup Srimulat.
6) Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan
keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang
pembicara pada segi:
cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
cara penyampaian bahan pembicaraan
cara memikat perhatian pendengar
cara mengarahkan perhatian pendengar
cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
9
cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian
dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak
untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara.
2.3.2 Tujuan Berbicara secara Umum
1) Tujuan dari belajar berbicara adalah menyampaikan buah pikiran, gagasan
dan ide dengan bahasa yang dapat dipahami orang lain dengan tingkat
kebahasaan sesuai dengan karakter umur dan kelompok kelas siswa
bersangkutan. Dengan berbicara maka segala unek-unek, gagasan, ide dan
pendapat akan tersampaikan.
2) Kemudahan dalam berbicara, peserta didik mendapatkan kesempatan yang
besar untuk berlatih berbicara sampai mereka mengembangkan
keterampilan secara wajar, lancar dan menyenangkan, baik di dalam
kelompok maupun di tengah-tengah pendengar yang jumlahnya banyak.
3) Kejelasan, peserta didik berbicara dengan jelas dan tepat, baik artikulasi
maupun diksi kalimat-kalimatnya.
4) Bertanggung jawab, dilatih untuk berbicara dengan bagus untuk tanggung
jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh-sungguh
mengenai apa yang menjadi topic pembicaraan, tujuan, siapa yang diajak
berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya.
5) Membentuk pendengaran yang kritis,
6) Membentuk kebiasaan, kebiasaan berbicara tidak akan didapatkan tanpa
kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam
bahasa ibu.
2.4 Permasalahan Dalam Menyimak
10
Berikut akan penulis jelaskan dalam bagian ini mengenai permasalahan-
permasalahan dalam menyimak dan solusi yang telah didapatkan :
1) Konsentrasi
Berikut merupakan solusi masalah dari hasil diskusi :
a) Menjaga pikiran agar tetap focus
b) Memiliki motivasi yang kuat
2) Pendengaran
Jauharoti, dkk. (2008:12) memaparkan bahwa mendengar
merupakan suatu komponen dari mendengarkan, sedang komponen
penting lainnya adalah member makna apa yang didengarnya (Tompkins
& Hoskissons, 1991:108).
Berikut ini solusi masalah dari hasil diskusi :
a) Bersikap tenang dan tidak ribut/gaduh
b) Diam
3) Pemahaman
a) Siapkan kondisi sebaik mungkin
b) Pusatkan perhatian dan pahami
c) Catatlah apabila ada bagian yang dianggap penting
d) Buatlah rangkuman sendiri
4) Daya Ingat
Septi, dkk. (2012:38) menyatakan daya ingat pada dasarnya
berkaitan erat dengan apa yang disebut memori, didalamnya juga
dijelaskan menurut Highbee (2001:2) menyatakan bahwa memori
bukanlah suatu objek atau organ, tetapi ia lebih merupakan suatu konsep
abstrak yang mengacu lebih kepada proses daripada suatu struktur.
Lebih lanjut Septi, dkk. Memaparkan bahwa meng-upgrade atau
meningkatkan kinerja otak menggunakannya dengan baik dan terus
menerus kalau tidak maka memori tersebut akan rusak dan kaku.
Berikut ini solusi yang telah didapatkan dari masalah yang
didiskusikan :
11
a) Memiliki motivasi dalam diri
b) Membuat catatan kecil
5) Motivasi
Jauharoti, dkk. (2008:16) menyebutkan menurut Cahyono
(1997:14) bahwa keterampilan mendengarkan dapat membantu pebelajar
berpartisipasi dengan baik dalam komunikasi lisan, karena komunikasi
tidak bisa berhasil jika pesan yang disampaikan tidak bisa dipahami.
Lebih lanjut didalamnya dijelaskan pula menurut Anderson dan
Lynch (1988:16) menyatakan bahwa keberhasilan keterampilan berbicara
bergantung pada keberhasilan keterampilan mendengarkan.
Berikut ini solusi dari masalah yang didapat dalam diskusi :
a) Membiasakan mendengarkan berbagai informasi
b) Fokus
c) Melatih pendengaran terhadap bunyi atau suara
d) Biasakanlah mencari makna kata dan kata asing yang belum dimengerti
e) Menjaga semangat
f) Ingatlah selalu tujuan kita
6) Situasi dan Kondisi
Septi, dkk. (2012:40) menyebutkan bahwa De Potter (2009)
memberikan langkah-langkah khusus dalam meningkatkan kemampuan
mengingat, yakni salah satunya dengan duduk di ruangan dengan
pencahayaan yang baik.
a) Perhatikan penerangan ruangan
b) Menjaga ketenangan ruangan
c) Siapkan dan gunakan peralatan yang mendukung
d) Mental harus stabil
7) Bahasa / Kosa Kata
a) Mencari kosakata baru yang belum dipahami
b) Memperbanyak membanca
8) Jenis Menyimak
12
Abu Zuhayya (2007. http://gumawangcity.blogspot.com) dalam
tulisannya menyebutkan bahwa Tidyman dan Butterfield
mengklasifikasikan menyimak atas dasar tujuan, yakni :
a) Menyimak sederhana adalah menyimak sederhana terjadi dalam
percakapan dengan teman atau bertelepon.
b) Menyimak diskriminatif adalah menyimak untuk membedakan suara,
perubahan suara seperti membedakan suara burung, suara mobil, suara
orang dalam senang, marah, atau kecewa.
c) Menyimak santai adalah menyimak untuk tujuan kesenangan misalnya
pembacaan puisi, cerita pendek, rekaman dagelan atau lawak.
d) Menyimak informatif adalah menyimak untuk mencari informasi
seperti menyimak pengumuman, jawaban pertanyaan, mendaftar ide
dsb.
e) Menyimak literatur adalah menyimak untuk mengorganisasikan ide
seperti penyusunan materi dari berbagai sumber, pembahasan hasil
penemuan, merangkum, membedakan butir-butir dalam pidato, mencari
penjelasan butir tertentu.
f) Menyimak kritis adalah menyimak untuk menganalisis tujuan
pembicara, misalnya dalam diskusi, perdebatan, percakapan, khotbah
atau untuk mengetahui penyimpangan emosi, melebih-lebihkan
propaganda, kejengkelan, kebingungan dan sebagainya.
2.5 Permasalahan Dalam Berbicara
1. Kepercayaan Diri
Rona (2012. http://cafemotivasi.com) mengatakan dalam artikelnya
Berbicara dengan orang yang haus adalah salah satu kunci bagi
keberhasilan Anda berbicara di depan umum. Dengan memenuhi apa yang
audiens butuhkan maka apa yang Anda bicarakan akan tampak luar biasa.
Selain itu Anda juga akan tampil lebih baik dan lebih efisien.
Berikut merupakan solusi dari masalah yang telah didiskusikan :
a) Berdoa, berpikir positif (tenang), yakin dan focus
b) Sering berkumpul dengan orang-orang yang sudah terbiasa berbicara
13
c) Perhatikan sikap dan penambilan agar terkesan baik
2. Pengetahuan
Solusi dari masalah tersebut ialah :
a) Perbanyaklah mencari informasi
b) Biasakanlah membaca informasi apa saja
3. Penyampaian/Cara Menyajikan
Jauharoti, dkk. (2008:16) pada bagian keterampilan berbicara,
disitu disampaikan teknik penyajian dalam berbicara, yaitu: kemampuan
menggunakan bahasa lisan dengan baik, ekspresi yang menarik,
kemampuan memberikan refreshing (penyegaran) dengan menyelipkan
intermezzo yaitu dengan menyelingi pembicaraan dengan hal-hal yang
berhubungan yang mengandung kelucuan, baik itu pengalaman sendiri
atau sebuah anekdot, dengan tidak mengurangi nilai pembicaraan.
Solusi permasalahan hasil diskusi :
a) Lakukan persiapan maksimal
b) Biasakan latihan berbicara
c) Melatih kepercayaan diri
4. Topik / Materi
Berikut ini solusi yang telah didapatkan dari hasil diskusi :
a) Persiapkan informasi yang akan kita sampaikan dan pelajari
b) Tentukan materi yang tepat dengan situasi dan kondisi kita
5. Penguasaan Materi
Solusi masalah dari hasil diskusi yaitu :
a) Menguasai materi pembicaraan
b) Perbanyak membaca informasi darimana saja
6. Situasi dan Kondisi
Berikut merupakan solusi masalah dari hasil diskusi, yaitu :
a) Menyesuaikan diri dengan keadaan waktu itu
b) Penampilan yang baik dan sopan
c) Mengatahui kegiatan tersebut formal atau tidak
7. Penampilan
14
Dibawah ini merupakan solusi dari masalah yang telah
didiskusikan, yakni:
a) Menyesuaikan dengan tema
b) Rapih, sopan dan bersih
c) Usahakan keadaan badan dalam keadaan fit
d) Menggunakan media
8. Diksi/Pilihan Kata
Budyatna (2005:158) menjelaskan bahwa kata adalah lambang
yang telah disepakati untuk menunjukkan suatu makna. Dalam setiap
bahasa, satu kata mungkin menunjukkan beberapa arti pada suatu
penggunan tertentu. Karena itu, pilihan kata/diksi dan penggunaan tata
bahasa yang tepat sangatlah penting. Solusi dari permasalahan ini, yaitu :
Berikut merupakan solusi hasil diskusi, yaitu :
a) Pilihan kata yang tidak mudah dimengerti, kata-kata disesuaikan oleh
kemampuan pendengar.
b) Bahasa yang baik dan benar, terlihat dengan meyakinkan si
pendengar.
c) Kosakata yang tidak dibacakan kepanjangannya, disebutkan arti
singkatannya.
d) Mengatakan sesuatu dengan kosakata yang salah.
2.6 Strategi Pembelajaran Menyimak dan Berbicara
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dalam mencapai
tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method,
or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R.
David, 1976). Strategi pemebelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
2.7 Strategi Pembelajaran Keterampilan Menyimak
15
Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang
bersifat reseptif (menerima).
Beberapa ahli mendefinisikan mendengarkan dan menyimak sebagai sesuatu
proses bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran. Maka, mendengarkan atau
menyimak bahasa adalah suatu jenis mendengarkan dan menyimak yang pada
umumnya biasa dikerjakan oleh peserta didik di dalam kelas belajar, yang
meminta upaya kesadaran mental. Berikut dua belas tahapan kegiatan menyimak:
1. Mendengarkan,
2. Mengenangkan,
3. Memperhatikan,
4. Membentuk imajinasi,
5. Mancari simpanan masa lalu dalam gagasan,
6. Membandingkan,
7. Menguji isyarat-isyarat,
8. Mengodekan kembali,
9. Mendapatkan makna,
10. Memasukkan ke dalam pikiran di saat-saat mendengarkan atau menyimak,
11. Menginterpretasikan sesuatu yang disimak, dan
12. Menirukan dalam pikiran.
Langkah atau tahapan 1 dan 2 diidentifikasikannya sebagai aktivitas
psikologi, langkah 3 sampai 8 sebagai aktivitas memperhatikan dan konsentrasi,
langkah 9 sampai 10 sebagai aktivitas intelektual yang sangat tinggi.
2.8 Strategi Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari
pembicara dalam membentuk sebuah kalimat. Sebuah kalimat, betapapun
kecilnya, memiliki struktur dasar yang saling bertemali sehingga mampu
menyajikan sebuah makna. Dalam konteks komunikasi, pembicara berlaku
sebagai pengirim (sender), sedangkan penerima (receiver) adalah penerima warta
(message). Warta terbentuk oleh informasi yang disampaikan sender, dan message
merupakan objek dari komunikasi. Feedback muncul setelah warta diterima, dan
merupakan reaksi dari penerima pesan.
16
2.9 Metode
Beberapa istilah yang hampir sama dengan strategi yaitu metode,
pendekatan, teknik atau taktik dalam pembelajaran. Metode merupakan upaya
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode ini digunakan
untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjukkan pada
sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang
dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi
dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, yaitu:
a) Metode Ceramah, penuturan bahan pelajaran secara lisan.
b) Metode Demonstrasi, metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa
untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data
yang benar, dan merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memepragakan dan memeprtunjukkan kepada peserta didik tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
c) Metode diskusi, suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar
pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
d) Metode Tanya jawab, suatu ara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai
bentuk pertanyaan yang dijawab oleh siswa.
e) Metode penugasan, suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk
melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan
guru.
f) Dan masih banyak lagi metode-metode yang lain seperti metode eksperimen,
widyawisata, bermain peran, pameran, permainan, latihan, cerita dan
simulasi.
BAB III
PENUTUP
17
3.1 Kesimpulan
Menyimak dan berbicara merupakan ragam komunkasi lisan.
Dalam praktik komunikasi, keduanya muncul secara bersamaan. Ada yang
berperan sebagai pembicara dan ada yang berperan sebagai penyimak dan ada
juga yng bisa berperan ganda sekalipun. Menyimak adalah suatu aktivitas yang
mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan
mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Sedangkan berbicara
adalah beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan
sesuatu yang dimaksudkan. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dalam
keterampilan berbahasa akan memberikan motivasi kepada kita untuk mempelajari solusi dari permasalahan tersebut untuk menutupi kekurangan yang ada.
Dalam keterampilan berbahasa khususnya pada aspek menyimak dan
berbicara perlu metode yang digunakan untuk bisa terlaksananya rencana
pembelajaran yang telah dibuat dalam suatu strategi, misalnya metode ceramah,
Tanya jawab, penugasan, latihan, dan lain-lain. Maka, dengan metode tersebut
guru atau pendidik akan mudah dalam proses pembelajaran akan tetapi dalam
menggunkan metode harus sesuai dengan tujuan dan materi yang telah ditetapkan
pada satuan-satuan kegiatan belajar.
3.2 Kritik dan SaranPenulis menyadari bahwa dalam karya ilmiah ini banyak
sekali kekurangan yang ada didalamnya. Baik dalam penulisan kata, tanda baca atau yang lainnya.
Sehingga penulis banyak berharap kepada pembaca terutama agar memberikan apresiasinya demi bergunanya karya ilmiah ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dharma, Surya. 2008. Handout Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktur Tenaga
Kependidikan Ditjen PMPTK.
Aqib, Zainal. 2003. Propesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan
Cendikia.
Tarigan, Djago. 2005. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Santosa, Puji, dkk. 2010. Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
http://Dedah-andini.blogspot.com
http://Fatonipgsd071644221.blogspot.com
http://Teraspembelajaran.blogspot.com
http://Nurmalinamamuju.blogspot.com
19