kelompok 7
DESCRIPTION
Kelompok 7. Um i ais yah tusadiyah 20120730 110 Verra Riez Alamanda 20120730131 Rifky maulana 20120730142 Rohmawati solikhah 20120730143 La i l i a ’ yunina w 201207301 50 Nurkhalis. JUAL BELI ISTISHNA DAN SALAM. ISTISHNA. Pengertian - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Kelompok 7
Umi aisyah tusadiyah 20120730110Verra Riez Alamanda 20120730131
Rifky maulana 20120730142 Rohmawati solikhah 20120730143
Laili a’yunina w 20120730150Nurkhalis
JUAL BELI ISTISHNA DAN SALAM
Pengertian Istishna merupakan transaksi jual beli barang dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.
Landasan Syari’ah Dari Al-Qur’an: al Baqarah ayat 282مسمي أجل إلي بدين تداينتم إذا ءامنوا الذين أيها يا
.. فاكتبوه
Artinya: wahai orang-orang yang beriman jika kalian berhutang dengan sebuah hutang dengan waktu yang telah di tentukan, maka tuliskanlah hutang tersebut
ISTISHNA
1) Untuk membiayai kebutuhan investasi maupun modal kerja untuk pengadaan barang baik sektor pertanian, perdagangan, maupun industri.
2) Untuk pembelian dengan pesanan barang konsumsi misalnya rumah tinggal indent atupun pemesanan lainya
Maksud Dan Tujuan Pembiayaan
Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli atau mustahin) dan penjujal (pembuat, shani)
Istishna paralel adalah suatu bentuk akad istishna antara penjual dan pemesan, dimana untuk memenuhi kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad itishna dengan pihak lain(subkontraktor) yang dapat memenuhi asset yang dipesan pemesan
Jenis Istishna
1) Rukun istishna
a. Pemesan (mustasni’)b. Penjual/pembuat (shani’)c. Barang/objek (mashnu’)d. Sighat (ijab kobul)
Rukun Dan Persyaratan Istishna
2) Persyaratan istishna
a. Adanya penjelasan jenis, macam, ukuran, dan sifat barang, karena ia merupakan obyek transaksi yang harus diketahui spesifikasinya
b. Merupakan barang yang biasa ditransaksikan/berlaku dalam hubungan antar manusia
c. Tidak boleh adanya penentuan jangka waktu
Ada dua perbedaan pendapat terdahulu tentang ini:
Pendapat pertama: Istishna' ialah akad yang tidak benar alias batil dalam syari'at islam. Pendapat ini dianut oleh para pengikut mazhab Hambali dan Zufar salah seorang tokoh mazhab Hanafi. (Al Furu' oleh Ibnu Muflih 4/18, Al Inshaf oleh Al Murdawi 4/300,Fathul Qadir oleh Ibnul Humaam 7/114 & Al Bahrur Raa'iq oleh Ibnu Nujaim 6/185)
Hukum istisna
Pendapat kedua: Istishna' adalah salah satu bentuk akad salam, dengan demikian akad ini boleh dijalankan bila memenuhi berbagai persyaratan akad salam. Dan bila tidak memenuhi persyaratan salam, maka tidak dibenarkan alias batil. Ini adalah pendapat yang dianut dalam mazhab Maliki & Syafi'i. (Mawahibul Jalil oleh Al Hatthab 4/514, Al Muqaddmat Al Mumahhidaat 2/193,Al Muhazzab oleh As Syairozi 1/297, Raudhatut Thalibin oleh An Nawawi 4/26.)
Pendapat ketiga: Istishna' adalah akad yang benar dan halal, ini adalah pendapat kebanyakan ulama' penganut mazhab Hanafi dan kebanyakan ulama' ahli fiqih zaman sekarang. (Al Mabsuth oleh As Sarakhsi 12/138, Fathul Qadir oleh Ibnul Humaam 7/114, & Al Bahrur Raa'iq oleh Ibnu Nujaim 6/185, Suq Al Auraaq Al Maaliyah Baina As Sayari'ah Al Islamiyyah wa An Nuzhum Al Wad'iyyah oleh Dr Khursyid Asyraf Iqbal 448)
Seseorang pergi kesalah satu tukang, misalnya tukang kayu, tukang besi atau tukang jahit lalu mengatakan “ tolong buatkan saya suatu barang sejumlah sekian.” syarat sahnya perjanjian pemesanan ini adalah bahwa bahan baku harus berasal dari produsen ( si tukang )
Contoh istishna’
Secara bahasa as-salam atau as-salaf berarti pesanan. Secara terminologis para ulama mendefinisikannya dengan: “Menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda, atau menjual suatu (barang) yang ciri-cirinya jelas dengan pembayaran modal lebih awal, sedangkan barangnya diserahkan kemudian hari”.
PENGERTIAN SALAM
a. Pembeli (muslam), b. Penjual (muslam ilaih)c. Modal/uang (ra’sul mal)d. Barang (muslam fih)e. Sighat (ijab qabul/ucapan
Rukun salam
a. Jenis barangnya jelasb. Spesifikasinya jelasc. Waktunya penyerahan jelasd. Mengetahui kadar modal yang dibutuhkane. Dan menyebutkan tempat penyerahan jika di butuhkan biaya delivery
Syarat salam
Menurut jumhur fuqaha, jual beli istisna’ itu sama dengan salam, yakni jual beli sesuatu yang belum ada pada saat akad berlangsung (bay’ al-ma’dum). Menurut fuqaha Hanafiah, ada dua perbedaan penting antara salam dengan istisna’, yaitu :
Perbedaan antara Salam dan Istishna’
Cara pembayaran dalam salam harus di lakukan pada saat akad berlangsung, sedangkan dalam istisna’ dapat di lakukan pada saat akad berlangsung, bisa di angsur atau bisa di kemudian hari.
salam mengikat para pihak yang mengadakan akad sejak semula, sedangkan istisna’ menjadi pengikat untuk melindungi produsen sehingga tidak di tinggalkan begitu saja oleh konsumen yang tidak bertanggungjawab.
SUBJEK SALAM ISTHISNA ATURAN & KETERANGAN
POKOK KONTRAK MUSLAM FILHI MASHNU’ BARANG DITANGGUHKAN DENGAN
SPESIFIKASI
HARGA DIBAYAR SAAT KONTRAK
BISA SAAT KONTRAK,BISA
DIANGSUR,BISA DILAIN HARI
CARA PEMBAYARAN MERUPAKANPERBEDAAN UTAMA
ANTARA ISTHISNA DAN SALAM
SIFAT KONTRAK
MENGIKAT SECARA (THABI’I)
MENGIKAT SECARA IKUTAN
SALAM MENGIKAT SEMUA PIHAK SEJAK SEMULA, SEDANGKAN
ISTISHNA’ MENJADI PENGIKAT UNTUK MELINDUNGI PRODUSEN SEHINGGA TIDAK DI TINGGALKAN BEGITU SAJA
OLEH KONSUMEN SECARA TIDAK BERTANGGUNG JAWAB
KONTRAK PARAREL SALAM PARAREL ISTHISNA PARAREL
BAIK SALAM PARAREL MAUPUN ISTISHNA’ PARAREL SAH ASALKAN KEDUA KONTRAK SECARA HUKUM
ADALAH TERPISAH.
PERBANDINGAN ISTHISNA & SALAM
Simpulan Salam adalah menjual suatu barang yang penyerahannya
ditunda, pembayaran modal lebih awal. Rukun dan syarat jual beli as-salam yaitu Mu’aqidain yang meliputi Pembeli dan penjual, Obyek transaksi, Sighat ‘ijab qabul, dan alat tukar.
Al-Istishna’ adalah akad jual beli pesanan dimana bahan baku dan biaya produksi menjadi tanggungjawab pihak produsen sedangkan sistem pembayaran bisa dilakukan di muka, tengah atau akhir. Rukun dan syarat istishna’ mengikuti bai’ as-salam. Hanya saja pada bai’ al-istishna’ pembayaran tidak dilakukan secara kontan dan tidak adanya penentuan waktu tertentu penyerahan barang, tetapi tergantung selesainya barang pada umumnya.
Perbedaan salam dan istishna’ adalah cara penyelesaian pembayaran salam dilakukan diawal saat kontrak secara tunai dan cara pembayaran istishna’ tidak secara kontan bisa dilakukan di awal, tengah atau akhir.
TERIMAKASIH