kelompok 6_kasus 1

23
MAKALAH PRAKTIKUM AUDITING KASUS 1: Analisis Atas Calon Clien Audit Potensial KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) ADI SUSILO DAN REKAN Disusun sebagai Penugasan Kelompok Mata Kuliah Praktikum Auditing Kelas CA Oleh: Fita Ishfah Aini/125020301111007 Irma Elsa Putri/125020301111013 Onwardhani R. A. Esthika/125020301111037 (Kelompok 6) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Upload: ayu-esthika

Post on 06-Dec-2015

238 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

tugas praktikum auddit kelompokterdiri dari latian dan riset

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 6_kasus 1

MAKALAH PRAKTIKUM AUDITING

KASUS 1: Analisis Atas Calon Clien Audit Potensial

KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) ADI SUSILO DAN REKAN

Disusun sebagai Penugasan Kelompok

Mata Kuliah Praktikum Auditing Kelas CA

Oleh:

Fita Ishfah Aini/125020301111007

Irma Elsa Putri/125020301111013

Onwardhani R. A. Esthika/125020301111037

(Kelompok 6)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Kelompok 6_kasus 1

LATIHAN

1. a. Sebutkan faktor resiko apa saja yang mungkin dihadapi KAP saat

menerima perikatan audit ! Pastikan anda mendiskusikan seluruh item

yang membutuhkan perhatian khusus selama audit.

Jawab:

Berdasarkan hasil diskusi dengan Langgeng Santosa:

a. Faktor resiko yang mungkin dhadapi KAP saat menerima perikatan

audit dengan PT Maju Makmur berdasarkan PSA No.70 Pertimbangan

atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan:

1) Sistem bonus dalam bentuk uang tunai yang dberikan selama tahun

2009 dan 2010 dapat membuat pendapatan semakin meningkat

melalui penjualan kredit tanpa melihat history pelanggan ataupun

penjualan fiktif.

2) Langgeng Santoso mengutarakan keluhan terhadap opini yang

dikeluarkan oleh KAP Umar dan Rekan serta menganggapnya

sebagai sesuatu yang menghambat rencana pengembangan

perusahaan terbuka.

3) Perusahaan memiliki suatu kepentingan yang berhubungan dengan

kreditor yaitu untuk mendapatkan pendanaan dari bank.

4) Langgeng santoso merupakan pemegang saham terbesar dan

memiliki pengaruh terbesar dalam menjalankan operasi bisnis

setiap hari. Sedangkan tujuh group ainnya walaupun tinggal

disurabaya tidak ikut dalam pengambilan keputusan terkait

operasional perusahaan.

5) Tren penjualan yang diperkirakan akan mengalami penurunan

karena tingginya tingkat kompetisi dengan merk internasional

6) Tidak terdapat unit pengawas internal perusahaan

Page 3: Kelompok 6_kasus 1

7) Kas hasil penjualan barag elektronik terlalu besar , Karateristik

persediaan berupa barang elektronik dengan ukuran kecil, bernilai

tinggi, mudl diijual, an tidak ada identifikasi kepemilikan.

b. Tindakan Lanjutan untuk setiap masalah potensial pada setiap factor

risiko kecurangan:

1) Mempelajari laporan audit KAP Umar dan Rekan mengenai

pengendalian intern

2) Memperbaiki prosedur audit agar bukti yang didapat lebih andal

dan memperoleh informasi tambahan dalam hal prosedur audit

yang sebelumnya dianggap tidak memadai untuk menanggapi

factor resiko yang terdeteksi.

3) Melakukan Konfirmasi lisan sebagai penguat jawaban atas

konfirmasi tertulis.

4) Melakukan prosedur analitik substantive

5) Wawancara dengan personel yang terkait dengan bidang yang

didalamnya terdapat resiko salah saji material sebagai akibat tindak

kecurangan.

6) Jika dalam salah saji material akibat kecurangan dari hasil

pengujian audit menunjukkan kecurangan yang signifikan. KAP

dapat mempertimbangkan pengunduran diri dari perikatan.

Page 4: Kelompok 6_kasus 1

2. Mengapa opini yang disajikan berbeda dari laporan audit standar

(wajar tanpa syarat)

Jawab:

Pegecualian yang diungkapkan KAP Umar dan rekan sesuai karena nilai

property pada perusahaan di Sidoarjo seharusnya diadakan revaluasi dan

telah mengalami penurunan nilai akibat bencana Lumpur Lapindo yang

seharusnya disisi akun laporan keuangan merupakan pengakuan kerugian

yang cukup signifikan.

Pengecualian yang diberikan oleh KAP Umar dan rekan dititikberatkan

pada ketidaksesuaian pengakuan nilai investasiatas property took

perusahaan di Sidoarjo sebesar Rp 1.488.000.000,00 dengan SAK.

Maksudnya, nilai investasi sebesar tu tidak dianggap oeh perusahaan, dan

Langgeng Santoso menolak untuk menuliskan nilai property yang telah

dilaporkan tersebut.

3. Perusahan tengah mempertimbangkan penawaran saham pada publik

untuk mendanai rencana pengembangan perusahaan. Langkah-langkah

apa saja yang harus diambil oleh perusahaan. Langkah-langkah apa saja

yang harus diambil oleh perusahaan sebelum menerbitkan saham ke

publik? Bagaimana ketentuan yang diatur pada Sarbanes-Oxley act.

Berdampak pada keputusan ini? Apa hubungan antara penjualan saham

ke publik dengan persyaratan pelaporan keuangan perusahaan?.

JAWAB: a) Persiapan perusahaan sebelum menerbitkan saham ke publik:

1. Audit laporan keuangan dari KAP independen terdaftar

2. Perusahaan yang melakukan Proses Initial Public Offering (IPO)

terlebih dahulu mengadakan RUPS untuk meminta persetujuan para

pemegang saham dalam rangka penwaran umum saham

3. Melaporkan maksud dan niat go public kepada BAPEPAM (Badan

pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keungan.

Page 5: Kelompok 6_kasus 1

4. Setelah mendapat izin dari BAPEPAM, melakukan penawaran efek

langsung kepada masyarakat dengan menyiapkan prospektus ringkas

perusahaan

Pertimbangan penawaran saham pada publik oleh perusahaan (kewajiban

penanam modal):

Langkah-langkah yang harus diambil oleh perusahaan sebelum

menerbitkan saham ke publik sesuai dengan UU.No.25 tahun 2007 pada pasal

15 tentang penanam modal, maka perusahaan harus:

a. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik

b. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan

c. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan

menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal

d. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan

usaha penanaman modal

e. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang - undangan.

a) Ketentuan Sarbanes-Oxley Act terkait perusahaan publik

a. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar (fairly) tentang

kondisi bisnis (Sections 401).

b. Chief Executive harus bertanggungjawab secara personal tentang

akurasi (accuracy) dan kelengkapan (completness) mengenai laporan

keuangan perusahaan (Sections 302).

c. Jasa Non-Audit yang dilakukan oleh eksternal auditor harus dibatasi

untuk menjaga adanya kemungkinan conflict of interest yang dapat

menyangsikan kemungkinan integritas sebuah pelaksanaan audit

(audit integrity) (Sections 201, 202 dan 206).

d. Perusahaan harus memiliki sebuah Boards dan Komite Audit yang

independen, yang menjunjung tinggi kepentingan pemegang saham

dengan mengawasi isu-isu utama dan penting dari aktivitas

manajemen dan auditor (Sections 301 dan 305).

Page 6: Kelompok 6_kasus 1

e. Sebuah sistem pengendalian intern yang kuat dan memadai harus

ditegakkan untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan fraud

(Section 404).

f. Perusahaan harus menjunjung tinggi dan menunjukkan budaya etis

mulai dari pucuk pimpinan hingga ke bawah (Section 406)

g. Full disclosure kepada para pemegang saham berkaitan dengan

transaksi keuangan yang bersifat kompleks

h. Mensyaratkan CFO dan CEO perusahaan untuk melakukan

sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan keuangan

perusahaannya.

i. Mensyaratkan adanya kode etik terdaftar pada BAPEPAM untuk

para pejabat keuangan

j. Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap

adanya penyimpangan kepada pejabat senior dan kepada dewan

komisaris, jika perlu penasehat hukum tersebut berhenti untuk

bekerja sama dengan perusahaan jika manajer senior tersebut

mengabaikan laoran tersebut.

Untuk PT Maju Makmur kententuan Sarbanes-Oxley Act dianggap

memberatkan dan dapat terjadi pembatalan rencana perusahaan untuk menjadi

perusahaan terbuka karena tingginya biaya dalam penerapannya dan

mensyaratkan full disclosure. Untuk pelaporan keuangan perusahaan, dengan

adanya aduit oleh KAP independen dapat menunjukkan kewajaran kondisi

bisnis perusahaan, dengan begitu akan banyak calon investor yang percaya

untuk berinvestasi.

Ketentuan yang diatur pada Sarbanes-Oxley Act. berdampak pada

keputusan tersebut, karena dengan diterbitkannya undang-undang ini

diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas korporasi, transparansi

dalam pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan bagi perusahaan atau

organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan kecurangan serta membuat

perhatian pada tingkat sangat tinggi terhadap corporate governance. Dalam

hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua perusahaan publik

untuk membuat suatu sistem pelaporan yang diselenggarakan oleh komite

Page 7: Kelompok 6_kasus 1

audit sehingga memungkinkan bagi pegawai atau pengadu (whistleblowers)

untuk melaporkan terjadinya penyimpangan.

b) Hubungan antara penjualan saham ke publik dengan persyaratan pelaporan keuanagn perusahaan adalah jika suatu perusahaan menjual saham ke publik maka mau tidak mau perusahaan tersebut harus menyajikan laporan keuangan dengan standard yang berlaku umum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga laporan keuangan tersebut dapat diterima secara umum.

4. Jelaskan mengapa penerimaan klien yang merupakan perusahaan

publik akan memberikan dampak pada KAP! Bagaimana dampak

keputusan Langgeng Santoso untuk menawarkan saham ke publik dapat

mempengaruhi keputusan Adi Susilo dan Rekan dalam menerima atau

tidak perikatan audit dengan PT Maju Makmur?

Jawab:

Penerimaan klien yang merupakan perusahaan publik akan memberikan

dampak pada KAP karena KAP dituntut untuk memberikan hasil audit yang

dapat dipercaya oleh para stakehoder. KAP harus semakin menguatkan

independensinya agar tetap mendapatkan pandangan baik oleh publik.

Adanya expectation gap menjadi dampak negatif dari hal ini, karena akan

muncul harapan publik dengan apa yang disampaikan oleh KAP. Publik

menginginkan auditor dapat mengungkapkan semua hal tentang perusahaan,

sedangkan auditor harus memegang teguh bahwa ada peraturan tentang apa

yang boleh disampaikan dan apa yang menjadi rahasia. Selain itu, aset yang

dimiliki sangat banyak dan kompleks, sehingga proses audit yang dilakukan

harus lebih luas dan signifikan karena hasil audit yang dikeluarkan akan

sangat berpengaruh, bukan hanya untuk pihak kreditur namun para pemegang

saham, dan pengguna eksternal lainnya. Pihak KAP juga harus lebih telitidan

hati-hati dalam melakukan proses audit, karena hasilnya nanti juga

akan berpengaruh terhadap nama baik KAP itu sendiri

Page 8: Kelompok 6_kasus 1

Dampak keputusan Langgeng Santosa untuk menawarkan saham ke publik

dapat mempengaruhi keputusan KAP Adi Susilo dan Rekan dalam menerima

atau tidak  perikatan audit dengan PT. Maju Makmur, karena semua hal yang

dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai pertimbagngan oleh

auditor dalam menerima atau menolak perikatan. Pertimbangan dalam

memutuskan untuk menerima penugasan juga betrhubungan langsung dengan

kemampuan auditor untuk memenuhi persyaratan seperti yang diminta oleh

standar auditing serta kode etik akuntan. Di bawah ini adalah langkah-

langkah dalam penerimaan penugasan audit, yaitu :

1.      Evaluasi Integritas Manajemen

2.      Mengindentifikasi Keadaan-Keadaan Khusus dan Risiko Tidak Biasa

3.      Menetapkan Kompetensi untuk Melakukan Audit

4.      Evaluasi Independensi

5.      Menentukan Kemampuan untuk Bekerja dengan Cermat dan

Seksama

6.      Menyiapkan Surat Penugasan

Dalam langkah kedua dan ketiga, auditor perlu untuk mengetahui terlebih

dahulu mengenai perusahaan, apalagi perusahaan yang sudah go

public sangat kompleks dalam pelaporan keuangannya, sehingga tentu KAP

akan bekerja ekstra keras dalam mengaudit. Namun ada hal lain yang

didapatkan yaitu, kemampuan untuk ekspansi pasar dalam kalangan

perusahaan go publik.

Auditor tidak wajib menerima setiap permintaan untuk melakukan audit

laporan keuangan yang diajukan oleh calon kliennya. Apabila auditor

memutuskan untuk menerima suatu penugasan audit, maka auditor harus

memikul tanggung jawab professional terhadap masyarakat, klien, dan

terhadap anggota profesi akuntan publik yang lain. Kepentingan klien harus

dilayani dengan memperhatikan kompetensi dan profesionalitas. Ini berarti

Page 9: Kelompok 6_kasus 1

bahwa keputusan untuk menerima penugasan dari klien  baru atau penugasan

lanjutan dari klien lama bukanlah sesuatu yang bias dilakukan tanpa

pertimbangan yang matang.

Profesi pengauditan dalam mengaudit klien yang baru ada dua biaya yang

harus mereka tanggung: biaya untuk mempelajari bisnis klien dan biaya

litigasi. Kedua biaya ini bisa berhubungan: jika auditor gagal mempelajari

bisnis klien maka ada kemungkinan bahwa klien akan berbuat curang dan

auditor tidak bisa menemukan kecurangan tersebut; jika kecurangan tersebut

kemudian membawa dampak yang buruk kepada pengguna laporan keuangan,

maka auditor harus menanggung biaya litigasi atas opininya tersebut karena

laporan keuangan manajemen harus dipandang sebagai pelaporan bersama

antara auditor dengan manajemen klien.

RISET KELOMPOK

Pergantian Auditor

Dalam suatu perusahaan terdapat laporan keuangan yang merupakan bentuk

pertanggung jawaban dan penyampaian informasi keuangan suatu perusahaan

kepada stakeholder. Untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan perusahaan

tersebut mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak-pihak pemakai laporan

keuangan, maka laporan keuangan tersebut harus diaudit oleh auditor independen.

Auditor independen yang dimaksud adalah auditor pada Kantor Akuntan Publik.

Sesuai dengan PSA No. 2 SA Seksi 110 (SPAP, 2001), dinyatakan bahwa auditor

bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk

memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas

dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.

Auditor independen inilah yang memberikan pendapat mengenai kewajaran atas

penyajian laporan keuangan, serta kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip akuntansi

yang berlaku umum.

Page 10: Kelompok 6_kasus 1

Menindaklanjuti The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002, pemerintah

Indonesia mengatur kewajiban untuk melakukan pergantian KAP dengan

mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 yang

merupakan penyempurnaan dari peraturan sebelumnya yakni Keputusan Menteri

Keuangan No.359/KMK.06/2003 dan No.423/KMK.06/2002. Perubahan

peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan

keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan paling lama 6 (enam) tahun buku

berturut-turut oleh KAP yang sama dan 3 (tiga) tahun berturut-turut oleh auditor

yang sama kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Dengan adanya peraturan

ini, diharapkan dapat meningkatkan keandalan laporan keuangan dan

independensi auditor dapat tetap terjaga. Diterbitkannya peraturan mengenai

pergantian KAP secara wajib oleh perusahaan menarik untuk dicermati, karena

jika perusahaan melakukan pergantian KAP setelah lima tahun mengaudit

(berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan 359/KMK.06/2003) atau enam tahun

mengaudit (berdasarkan peraturan terbaru yakni KMK No. 17/PMK.01/2008)

tidak akan menimbulkan kejanggalan dan juga pertanyaan dari berbagai pihak

karena hal itu bersifat mandatory (wajib) dan dilakukan sesuai dengan peraturan

yang berlaku. Yang perlu diteliti adalah jika pergantian KAP dilakukan secara

voluntary (sukarela) yaitu di luar Keputusan Menteri Keuangan

359/KMK.06/2003) dan KMK No. 17/PMK.01/2008).

Beberapa alasan perusahaan mengganti auditor

a. Opini auditor

Beberapa client akan mengganti auditor ketika auditor yang bekerja untuk

mereka, tidak memberikan opini pelaporan audit yang sesuai dengan

kebutuhan client tersebut. Laporan audit inilah yang merupakan salah satu

informasi bagi para pengguna Laporan keuangan. Setiap profesi memiliki

standar pekerjaannya tersendiri dan memiliki kode etik pekerjaan. Begitu

pula halnya dengan profesi akuntan publik. Akuntan merupakan pihak

ketiga yang independen, akuntan publik bertanggung jawab atas informasi

yang diberikannya kepada investor, walaupun akuntan publik itu sendiri

Page 11: Kelompok 6_kasus 1

dibayar oleh klien, dalam hal ini perusahaan. Adanya hubungan agency di

antara investor dan perusahaan menyebabkan adanya kebutuhan atas pihak

ketiga yang independen, yang tidak berpihak pada agent maupun principal.

Keberadaan akuntan publik di sini harus independen karena untuk

kepentingan pemberian informasi yang tentu saja mempengaruhi image

dari profesi itu sendiri.

b. Pergantian Manajemen

Menurut Burton dan Roberts (1967) perubahan manajemen adalah pada

perubahan top executive, namun untuk beberapa perusahaan rata-rata

melakukan perubahan hanya pada manajemen bagian keuangannya saja.

Perubahan manajemen dilakukan dengan harapan akan membawa

perbaikan pada pengelolaan perusahaan. Selain itu, perubahan manajemen

juga dapat terjadi karena pertumbuhan ataupun ekspansi perusahaan,

misalnya perubahan perusahaan dari yang tidak go public menjadi go

public. Perubahan manajemen perusahaan dapat menyebabkan pergantian

auditor yang akan mengaudit perusahaan tersebut

c. Financial Distress

Financial distress merupakan suatu kondisi di mana perusahaan

mengalami kondisi yang tidak sehat ataupun kesulitan

dalam keuangannya sehingga dikhawatirkan akan mengalami

kebangkrutan. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka

perusahaan tersebut benar-benar mengalami kegagalan usaha. Hal ini

mengakibatkan dalam laporan audit yang diberikan auditor dengan

beberapa catatan masalah keuangan. Untuk menjaga agar persepsi debitur

terhadap kredibilitas perusahaan tetap baik maka perusahaan akan

menggantikan auditor kepada auditor yang lebih besar. Dengan harapan

debitur memandang perusahaan masih memiliki kemampuan secara

finansial.

Page 12: Kelompok 6_kasus 1

d. Risiko bisnis client

Risiko bisnis client dapat mempengaruhi keputusan pergantian auditor.

Semakin tinggi resiko bisnis yang dimiliki oleh klien makan akan semakin

besar pula kecenderungan auditor untuk bertindak secara lebih hati-hati.

Ketika mengaudit perusahaan dengan risiko bisnis tinggi, auditor akan

melakukan prosedur audit tambahan. Klien yang memiliki resiko bisnis

yang tinggi akan bertindak sekuat tenaga untuk menjaga kredibilitas

perusahaan dimata investor untuk meyakinkan mereka bahwa meskipun

perusahaan memiliki resiko bisnis yang tinggi akan tetapi perusahaan

dapat mengelola resiko tersebut sehingga mereka tetap bisa beroperasi

sebagaimana mestinya. Cara yang ditempuh perusahaan adalah dengan

menggunakan Kantor Akuntan Publik yang besar, dengan cara tersebut

investor akan merasa yakin terhadap operasi perusahaan sebab ivestor

memiliki persepsi bahwa Kantor Akuntan Publik besar akan menjaga

nama besar mereka dengan tidak mengambil resiko menerima klien yang

beresiko (Stocken, 2000).

Pengungkapan yang dibutuhkan ketika perusahaan mengganti auditornya.

Menurut Nagy, penjelasan alasan kepindahan klien dari satu auditor dan

alasan kesediaan auditor menerima klien baru berhubungan dengan alasan

pergantian tersebut. Pada lingkungan yang tidak membatasi pergantian auditor,

pergantian terjadi karena beberapa alasan. Klien bisa memecat auditornya karena

ketidaksepakatan dengan auditor terkait tentang isu praktik akuntansi tertentu.

Oleh karena itu diprediksi klien akan mencari auditor yang akan bersepakat

dengan praktik akuntansi yang mereka usulkan. Klien yang memecat auditor akan

cenderung mencari jasa audit dari auditor yang berukuran yang lebih kecil karena

auditor kecil ini diekspektasi tidak terlalu “menuntut” dibandingkan dengan

auditor pendahulu (Bockus dan Gigler, 1xxx).  

Beberapa alasan mengapa perushaan mengganti auditornya:

1. Klien merupakan hasil merger (penggabungan) anntara beberapa

perusahaan yang semula memiliki auditor masing-masing yang berbeda,

Page 13: Kelompok 6_kasus 1

2. Ada kebutuhan untuk mendapat perluasan jasa professional,

3. Tidak puas terhadap kantor akuntan publik yang lama,

4. Ingin mencari auditor dengan honorarium yang lebih murah,

5. Penggabungan antara beberapa kantor akuntan publik.

Pengungkapan yang diperlukan menurut kami:

1. Alasan mengapa dilakukan pergantian

2. Siapa aditor yang sebelumnya mengaudit perusahaan

3. Data umum perusahaan

Apakah perusahaan dapat memilih KAP yang dapat bekerja sama untuk

memberikan opini audit sesuai yang dikehendaki? Apakah hal ini etis bagi

anda?

Perusahaann dapat memilih KAP sesuai pertimbangannya, tetapi bukan

pertimbangan atas opini yang sesuai atau tidak dengan perusahaan, karena tidak

boleh ada hubungan khusus antara auditor dan klien dalan suatu perikatan, hal ini

dilakukan untuk mempertahankan independensi yang dipersyaratkan.

Dalam aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik Keterterapan,

aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia

Kompartemen Akuntan Publik staf profesional yang bekerja pada satu, yaitu

mengenai Independensi,Integritas dan Objektivitas. Dalam menjalankan tugasnya

anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam

memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam SPAP yang ditetapkan

oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam

fakta maupun dalam penampilan.

Hakikat berbuat etis dalam melaksanakan audit dan profesionalitas, harus

bertumpu kepada kepentingan orang banyak dan masyarakat secara luas

Page 14: Kelompok 6_kasus 1

serta seluruh pihak yang akan terkena dampaknya apabila kita akan mengambil

keputusan untuk melakukan tindakan tersebut atau tidak. Sehingga jika

independensi sudah tidak dpaat dipercaya, masyarakat umum akan melihat hal

tersebut tidaklah etis.

Dalam Kode Etik IAI, terdapat delapan prinsip etika sebagai berikut:

o Tanggung jawab profesi, yaitu harus senantiasa menggunakan

pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang

dilakukannya.

o Kepentingan publik, yaitu senantiasa bertindak dalam rerangka

pelayananan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan

menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

o Integritas, yaitu untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik,

setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan

integritas setinggi mungkin. Integritas tidak hanya berupa kejujuran tetapi

juga sifat dapat dipercaya, bertindak adil dan berdasarkan keadaan yang

sebenarnya.

o Objektivitas, yaitu harus menjaga objektivitas dan bebas dari

benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Setiap

praktisi harus menghindari setiap hubungan yang bersifat subjektif atau

yang dapat mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap

pertimbangan profesionalnya.

o Kompentensi dan kehati-hatian profesional, yaitu setiap anggota harus

melaksanakan jasa profesionalnya  dengan kehati-hatian, kompetensi, dan

ketekunan, serta mempunyai  kewajiban untuk mempertahankan

pengetahuan  dan keterampilan  profesional pada tingkat  yang diperlukan

untuk memastikan bahwa klien  atau pemberi kerja memeproleh manfaat

dari jasa profesionalnya yang kompeten berdasarkan perkembangan

praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.

Page 15: Kelompok 6_kasus 1

o Kerahasiaan, yaitu setiap anggota harus menghormati kerahasiaan

informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak

boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan,

kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk

mengungkapkannya.

o Perilaku profesional, yaitu setiap anggota berperilaku konsisten dengan

reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat

mendiskreditkan profesi. Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap

praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang

berlaku, serta menghindari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan

profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat mengakibatkan

terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan

memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang

dapat menurunkan reputasi profesi.

o Standar teknis, yaitu setiap anggota harus melaksanakan jasa

profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang

relevan