kelompok 5 ppk inulin fructotransferase (dfa iii)
TRANSCRIPT
INULIN FRUCTOTRANSFERASE
(DFA III)
Di susun Oleh :
Kelompok 5
Anggota :
Lia Agustini
Melantina Oktriyanti
Leo Saputra
Dwi Puspitasari
Dina Yulistemi
INULIN FRUCTOTRANSFERASE (DFA III)
DFA III adalah senyawa disakarida siklik termasuk bahan pangan yang memiliki fungsi fisiologis meningkatkan absorpsi kalsium pada usus tikus, sapi dan manusia sehingga dapat diaplikasikan sebagai bahan pangan pencegah osteoporosis
Struktur fruktos-fruktos DFA III tidak mudah dipecah sehingga tidak dapat meningkatkan kadar gula.
Bahan baku dalam proses pembuatan DFA III adalah inulin. Inulin merupakan serat yang bisa larut sehingga tidak meningkatkan kadar gula dalam tubuh.
Fermentor yang digunakan dalam produksi DFA III , fermentor 20 liter. Fermentor 20 liter ini bisa memproduksi sekitar 400 liter DFA III.
Proses fermentasi, fermentasi enzim dilakukan dengan mengkulturkan mikroba; mikrobanya dibuat inokulum; setelah jadi, mikroba difermentasi menggunakan fermentor yang besar. Untuk buat inokulum, ditanam sekitar 3 hari, fermentasinya sekitar 4 hari. Setelah fermentasi, dipisahkan biomasa dengan supernatannya (enzim).
Enzimnya tersebut digunakan untuk menghidrolisis inulin menjadi DFA III. Reaksinya kita larutkan inulin, lalu dikasih buffer karena enzim bekerja pada ph tertentu (ph optimal). Setelah reaksi enzimatis, di dalam reaktor 100 liter, di dalam tersebut direaksikan antara substratnya inulin dengan enzim yepiase yang tadi dihasilkan fermentasi 20 liter , yang diambil 5 liter.
Ada reaksi samping dari reaksi enzimatis, karena inulin merupakan polimer fruktosa (susunan fruktosa-fruktosa ujungnya ada glukosa) , enzimnya itu memotong 2 fruktosa; 2 fruktosa; 2 fruktosa, sehingga membentuk DFA III (difruktos anhidrat tipe III), yang memberi namanya orang jepang. DFA III seperti gula pasir yang bisa dikristalkan.
Hasil proses enzimatis tadi, ada reaksi sampingnya yang harus dihilangkan dengan memanfaatkan ragi roti (termipan). Kelebihan reaksi enzimatis, ada monomer-monomer gula bisa difermentasi dengan ragi roti sehingga gula-gula tersebut hilang dan yang terbentuk hanya DFA III saja. DFA III tidak dimakan oleh ragi roti, ragi hanya memakan gula-gula.
Setelah itu, kemudian pisahkan raginya dengan disaring atau disentrifuge, sehingga mendapatkan sirup DFA III. Sirup DFA III harus mengkristal dengan cara pengkentalan atau pemekatan sampai kepekatan tertentu.
Di LIPI sekarang sedang mengerjakan sumber substrat lain dari inulin lain yang berasal dari umbi dahlia. Akar umbi dahlia mengandung kadar inulin 10% - 17%, tetapi setelah diendapkan inulinnya, inulin padatnya hanya sekitar 5% - 7%, inulin merupakan bahan baku dari DFA III.
LIPI mengerjakan produksi DFA III dari inulin dahlia. Inulin umbi dahlia ada yang dikupas; kemudian diekstrak, diendapkan jadi inulin, ada reaksi enzimatis. Ada juga setelah diekstrak, bisa langsung reaksikan dengan enzim, sama dengan proses yang sebelumnya.