kelompok 4 - diabetes melitus
DESCRIPTION
asuhan kefarmasianTRANSCRIPT
Pengertian • sindrom metabolic yang
ditandai dengan hiperglikemia dan abnormalitas metabolism lipid, karbohidrat, protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan peningkatan resiko komplikasi mikrovaskular, makrovaskular dan neuropati.
Tipe Diabetes Melitus
“The Best Prescription is Knowledge"
Diabetes Tipe 1
Diabetes Tipe 2
MODYDiabet
es Gestasional
Pre diabetes
Diabetes Tipe Lain
Klasifikasi
Diabetes Melitus
• Ditandai dengan defisiensi insulin disebabkan kerusakan sel beta pancreas.
• DM tipe 1 terjadi antara 5-10% dari total diabetes mellitus.
• DM Tipe 1 bersifat simtomatik dengan onset yang cepat pada usia muda
Diabetes Melitus tipe 2
Orang normal:Glukosa dapat
masuk ke dalam sel dengan mudah
Penderita DM tipe 2:
Glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel karena sel resisten
terhadap insulin
Asimtomatik dan onsetnya lama
MODY (maturity-onset diabetes of the young)Diabetes ini terjadi karena penyakit genetic dimana adanya kerusakan kecil pada insulin atau tanpa adanya kerusakan insulin.Biasanya terjadi pada usia dibawah 25 tahun dan dapat merupakan tipe 1 atau tipe 2.
Diabetes gestasionalDM ini terjadi akibat
kenaikan kadar gula darah pada kehamilan (WHO, 2008). Biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga. Angka kejadian terjadi 1-4% dari kehamilan.
DM Tipe lain• Penyakit pancreas
(seperti pancreatitis, neoplasia)
• Diinduksi oleh obat atau senyawa kimia (seperti glukokortikoids, asam nikotinat, inhibitor protease, atypical antipsikotik)
Epidemiologi
• Hampir setengah dari orang dewasa dengan diabetes berusia antara 40 & 59 tahun. Ada sekitar 14 juta lebih banyak pria daripada wanita dengan diabetes (198 juta lelaki vs 184 juta wanita).
• Ada lebih banyak orang dengan diabetes yang tinggal di perkotaan (246 juta) dibandingkan daerah pedesaan (136 juta) meskipun angka-angka untuk daerah pedesaan mengalami peningkatan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013 melakukan wawancara untuk menghitung proporsi diabetes mellitus pada usia 15 tahun ke atas
Proporsi penduduk Indonesia yang mengalami gejala diabetes mellitus namun belum terdiagnosis diabetes dapat menunjukkan besarnya jumlah penduduk Indonesia yang mengalami gejala diabetes namun belum dipastikan/diperiksa apakah memang menderita diabetes atau tidak.
Proporsi penderita diabetes mellitus menurut karakteristik
Penyebab Penyakit Diabetes Melitus
Ethiology/Contributing Factor• Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 disebabkan kurangnya insulin karena kerusakan sel beta dipankreas. Pada diabetes tipe 1 yang berupa penyakit autoimun, system imun tubuh menyerang dan merusak sel beta.
• Pada diabetes tipe 1, sel-sel darah putih yang disebut sel T menyerang dan menghancurkan sel-sel beta. Proses dimulai jauh sebelum gejala diabetes muncul dan berlanjut setelah diagnosis. Seringkali, diabetes tipe 1 tidak terdiagnosis sampai hampir seluruh sel beta telah hancur. Pada titik ini, seseorang membutuhkan perawatan insulin setiap hari untuk bertahan hidup.
• Faktor yang berkontribusi:– faktor keturunan (Genetic predisposition)– Pemicu lingkungan (Environmental triggers).
• Diabetes tipe 2 disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk resistensi insulin, suatu kondisi di mana otot, lemak, dan sel-sel hati tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif. Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak bisa lagi memproduksi cukup insulin untuk mengimbangi terganggunya kemampuan untuk menggunakan insulin.
• Contributing Factor:– obesitas, – kurang aktivitas fisik, – faktor keturunan, – resistensi insulin.
Target terapi glikemik:1. A1c < 7,0% (Guideline
ACE/AACE < 6,5% )2. FPG 0-130 mg/dL3. Gula darah setelah makan
(1-2 jam setelah makan) < 180mg/dL
Tujuan Terapi:
mencegah terjadinya
komplikasi akut atau kronik
Target terapi non glikemik1. Tekanan darah <130/80
mmHg2. Kadar LDL-C <100mg/dL;
dan <70mg/dL jika memiliki penyakit kadiovaskular
3. Kadar trigliserida <150 mg/dL
Tujuan terapi (diabetes gestasional)
• Komplikasi potensial dari hiperglikemik selama hamil yaitu:Janin/anak: Macrosomia, hipoglikemia, jaundice, sindrom distress respiratoryIbu: Hipertensi, preeclampsia, DM tipe 2 setelah hamil.
Mencegah komplikasi pada
ibu dan anak
Target glikemik untuk diabetes gestasional:a) FPG < 95 mg/dLb) Kadar Glukosa 1 jam setelah
makan < 140 mg/dLc) Kadar Glukosa 2 jam setelah
makan <120 mg/dLa
Diabetes Melitus tipe 1• Tubuh yang kurus
• Poliuria (sering buang air kecil)
• Polidpsia (sering haus)• Polifagia (banyak makan atau
mudah lapar)• kehilangan berat badan.• Sejumlah 20-40% pasien
mengalami DKA setelah beberapa hari mengalami poliuria, polidpsia, polifagia dan kehilangan berat badan.
• karena insulin sangat kurang disertai peningkatan hormone glucagon.
Diabetes Melitus tipe 2
• Sering asimpomatik• Umumnya menderita
hipertensi, hyperlipidemia dan muncul neuropati.
• Pada diagnosis, terdeteksi adanya letargi, poliuria, nokturia, dan polidipsia sedangkan penurunan berat badan secara signifikan jarang terjadi.
FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS
Tidak dapat dimodifikasi1. Ras dan etnik2. Umur3. Jenis kelamin4. Riwayat keluarga dengan
diabetes melitus5. Riwayat melahirkan bayi
dengan berat badan >4000 gram
6. Riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah (<2500 gram).
Dapat dimodifikasi1. Berat badan lebih (it> 23kg/m2)2. Obesitas abdominal/sentral3. Kurangnya aktivitas fisik4. Hipertensi (>140/90 mmHg)5. Dyslipidemia (HDL 250 mg/dl)6. diet tidak sehat/tidak seimbang7. Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu
(TGT) atau Gula Darah Puasa Terganggu (GDP terganggu)
8. Merokok9. Riwayat penyakit kardiovascular (stroke,
penyempitan pembuluh darah koroner jantung, pembuluh darah arteri kaki)
Proporsi/persentase penduduk Indonesia yang memiliki factor risiko dari diabetes mellitus
Diagnosa &
Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis klinis DM apabila ada keluhan khas DM (poliuria, polidipsia, polifagia dan BB↓ yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya). Serta keluhan seperti badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur, disfungsi ereksi (pria) dan pruritus vulvae (wanita).
Kriteria diagnosis1. Anamnesis2. Gejala klinis3. Laboratorium
Apabila ada keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar GDS ≥ 200 mg/dl sudah cukup u/ menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar GDP ≥ 126 mg/dl juga dapat digunakan sebagai patokan diagnosis DM.
Gejala Klinis
• Untuk menegakkan diagnosis DM tipe 1 : dilakukan konfirmasi dgn hasil uji toleransi glukosa oral.
• Kurva toleransi glukosa penderita DM tipe 1 menunjukkan pola yang berbeda dengan orang normal.
• Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl dan 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/dl.
• Ketonemia, ketonuria• Glukosuria• Bila hasil meragukan atau
asimtomatis, perlu dilakukan uji toleransi glukosa oral (oral glucose tolerance test)
• Kadar C-peptide• Marker imunologis : ICA (Islet
Cell auto-antibody), IAA (Insulin auto-antiboy), Anti GDA (Glutamic decaroxilase auto-antibody).
Laboratorium
t
TERAPI FARMAKOLOGI
SULFONILUREA
Mekanisme kerja: sulfonilurea bekerja merangsang sekresi insulin pada pankreas sehingga hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat bereproduksi
Nama obat Indikasi Kontra indikasi
Peringatan Efek samping
KLORPROPAMID NIDDM ringan-sedang
wanita menyusui, profiria, ketoasidosis
penggunaan harus hati-hati pada [asien usia lanjut, gangguan fungsi hati dan ginjal
gejala saluran cerna dan sakit kepala. Gejala hematologik termasuk trombositopenia, agranulositosis dan anemia aplastik dapat terjadi walau jarang sekali. Klorpropamid dapat meningkatkan anti diuretikhormon (ADH) dan dengan frekuensi sangat jarang menyebabkan hiponatremia dan fotosensitivitas. Hipoglikemia dapat terjadi bila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat juga pada gangguan fungsi hati/ginjal atau pada orang usia lanjut.
GLIKAZID NIDDM ringan-sedang
Lihat klorpropamid
GLIBENKLAMID (gliburid)
NIDDM ringan-sedang
Lihat klorpropamid
GLIPIZID NIDDM ringan-sedang
Lihat klorpropamid
GLIKUIDON NIDDM ringan-sedang
Lihat klorpropamid
GLIMEPIRID NIDDM ringan-sedang
Lihat klorpropamid
TOLBUTAMID NIDDM ringan-sedang
Lihat klorpropamid
Metformin • Indikasi: NIDDM yang gagal dikendalikan dengan diet dan
sulfonilurea, terutama pada pasien yang gemuk• Kontra indikasi: gangguan fungsi ginjal atau hati, predisposisi
asidosis laktat, gagal jantung, infeksi atau trauma berat, dehidrasi, alkoholisme, wanita hamil dan wanita menyusui
• Efek samping: mual, muntah,anoreksia, diare yang selintas, asidosi laktat, gangguan penyerapan vit B12
• Sediaan beredar: benoformis bernofarma • Informasi: Metformin dianjurkan untuk dikonsumsi saat makan
atau segera sesudah makan. Menjaga pola makan yang seimbang dan berolahraga secara teratur akan membantu memaksimalisasi efek metformin. Selama menggunakan obat ini, hindari minuman keras karena dapat memengaruhi kadar gula darah dan meningkatkan risiko asidosis laktat (penumpukan asam laktat dalam tubuh).
TIAZOLIDINDION
mekanisme kerja: meningkatkan sensitivitas insulin pada otot dan jaringan adiposa dan menghambat glukoneogenesis hepatik
Parameter Pioglitazon Rosiglitazon
bioavailabilitas 99%
Tmax 2 jam pada kondisi puasa3-4 jam ketika ada makanan
1jam
Pengaruh makanan Menunda waktu konsentrasi puncak, tetapi tidak mempengaruhi absorbsi
28% menurunkan Cmax dan menunda Tmax
Ekskresi Urin (15-30%) Urin (64%), feses (23%)
Waktu paruh eliminasi 3-7 jam 3-4 jam
Nama obat
Indikasi Kontra indikasi
Peringatan
Interaksi obat Efek samping
PIOGLITAZON
Hiperglikemia
Hipersensitivitas terhadap pioglitazon
Hentikan terapi jika ditemukan gangguan hati, jantung, kehamilan
Atorvastatin dan ketokonal mempengaruhi pioglitazon dan pioglitazon mempengaruhi atorvastatin, midazolam, nifedipin, kontrasepsi oral
Udem, sakit kepala, hipoglikemia, mialgia, faringitis, sinusitis
Nama obat Indikasi Kontra indikasi
Peringatan Interaksi obat Efek samping
ROSIGLITAZON
hiperglikemia Hipersensitivitas terhadap Rosiglitazon
Hentikan terapi jika ditemukan gangguan hati, jantung, kehamilan
Nyeri punggung, sakit kepala, hiperglikemia, luka, sinusitis, anemia ketika digunakan bersamaan dengan metformin, udem ketika digunakan bersamaan dengan insulin
INHIBITOR α-GLUKOSIDASE • Mekanisme kerja: akarbosa bekerja menghambat alpha-glukosidase
sehingga mencegah penguraian sukrosa dan karbohidrat kompleks dalam usus halus dengan demikian memperlambat dan menghambat penyerapan karbohidrat.
• Farmakokinetik: konsentrasi plasma puncak akan bertahan 14-24 jam setelah konsumsi obat, sedangkan konsentrasi plasma puncak dari zat aktif akan bertahan sekitar 1 jam. Akarbosa dimetabolisme di saluran cerna oleh bakteri intestinal dan enzim pencernaan. Fraksi metabolit ini diabsorbsi (34% dari dosis) dan diekskresikan melalui urin.
• AKARBOSA dan MIGLITOL• Indikasi : sebagai tambahan terhadap sulfonilurea atau biguanida pada DM
yang tidak dapat dikendalikan dengan obat dan diet.• Kontra indikasi: anak usia dibawah 12 tahun, ibu hamil dan menyusui,
kolitis ulseratif, obstruksi usus, gangguan fungsi hati, ginjal.• Efek samping: flatulensi, diare, perut kembung dan nyeri, ikterus, hepatitis.
DIPEPTIDYL• Mekanisme kerja: DPP-4-I (dipeptidyl peptidase-4
inhibitor) atau gliptins; bekerja dengan menghambat enzim DPP-4 yang menghambat GLP-1.
• Contoh DPP-4 inhibitor: sitagliptin, vildagliptin, dan saxagliptin.
• DPP-4-I tidak berpengaruh apa-apa terhadap berat badan pasien diabetes dan relatif jarang menimbulkan hipoglikemia. Saat ini sitagliptin sudah terbukti cukup baik efektivitasnya. Vildagliptin tidak beredar di USA karena sedang dalam peninjauan data keamanan (sampai dengan awal 2011). Sedangkan saxagliptin baru saja disetujui pemasarannya oleh FDA pada akhir tahun 2010 lalu
7. BILE ACID SEQUESTRANT • Contoh : Colesevelam• Mekanisme Kerja : menurunkan konsentrasi serum glukosa.
Dapat digunakan kombinasi bersama insulin atau obat DM oral.• Dosis : 6 tablet 625 mg 1xsehari, atau 3 table 625 mh
2xsehari.• Efek samping : Konstipasi, dispepsia, mual, myalgia• Kontraindikasi : pasien obstruksi usus, penyakit lambung.• Efikasi : menurunkan A1c 0,3%-0,5%
• Metformin + (Gliburid, Glipizid, Aitaglipin, Saxagliptin, repaglinid, Pioglitazon atau Rosiglitazon).
• Glimepirid + (Pioglitazon atau Rosiglitazon)
8. PRODUK KOMBINASI
9. BROMOCRIPTIN
E• Mekanisme Kerja : belum diketahui dengan jelas,
namun berikatan dengan reseptor D2 (dopamine) untuk me-reset ritme sirkadian sehingga dapat menurunkan penyimpanan dan intake kalori.
• Dosis :Dosisi awal: 0,8 mg 1xsehari pada pagi hari (bersama
dengan makanan karena dapat meningkatkan Bioavailabilitas)
Dosis maksimal: 4,8 mg• Efek samping : Mual, muntah, sakit kepala, fatigue,
pusing.• Kontraindikasi : pasien migrain syncopal.• Efikasi : menurunkan A1c 0,1%-0,6%
INCREATIN ANALOG
• Contoh : Exenatide dan Liraglutide• Mekanisme Kerja : sebagai analog sintetik GLP-1 dengan cara mengikat
reseptor GLP-1 menghasilkan sekresi insulin bergantung glukosa, menurunkan sekresi glukagon dan menurunkan pengosongan lambung.
• Dosis:– Exenatide
• Dosis awal : 5 mcg 2x1 hari (subcutan) tidak boleh lebih dari 1 jam sebelum makan pagi dan sore
• Dosis maksimal : 20 mcg/hari– Liraglutide
• Dosis awal : 0,6 mg 1x sehari selama 1 minggu (subcutan)• Dosis maksimal : 1,8 mg/day
• Efek samping : mual, muntah, diare (paling umum)• Kontraindikasi : pasien gagal fungsi hati, penyakit saluran pencernaan
parah, pankreatitis• Efikasi : menurunkan 0,5%-1,1% A1c, menurunkan berat badan.
1. GLP ANALOG
• Contoh : Pramlintid• Mekanisme Kerja : sebagai sintetik analog amilin. Amilin di ko-sekresi dengan
insulin dan mempunyai efek yang sama dengan GLP-1.• Penggunaan : Dapat digunakan untuk terapi DM tipe 1 dan tipe 2
sebagai terapi tambahan pada pasien yang menggunakan insulin.• Dosis:
– Untuk DM tipe 1:• Dosis awal : 15 mcg secara subcutan (segera sebelum makan).• Dosis maksimal : 60 mcg bersama dengan makanan
– Untuk DM tipe 2:• Dosis awal : 60 mcg secara subcutan (segera sebelum makan)• Dosis maksimal : 120 mcg bersama dengan makanan
• Efek samping : Hipoglikemia (terutama untuk pasien DM tipe 1), mual, muntah, anoreksia, sakit kepala.
• Kontraindiaksi :Gastroparesis substantial, hipoglikemia.• Efikasi : menurunkan A1c 0,5-1%
2. AMILIN ANALOG
INSULIN• Jaringan target untuk pengaturan homeostasis glukosa oleh insulin adalah hati,
otot dan lemak.• Peran insulin adalah untuk pengontrolan ambilan, penggunaan dan penyimpanan
nutrisi sel. Insulin mencapai tujuan umum dengan cara menstimulasi transpor substrat dan ion ke dalam sel, meningkatkan translokasi protein diantara kompartemen sel.
• Kategori insulin berdasarkan durasi terapi setelah injeksi: (tabel 2)
Penanganan efek samping obat
Nama obat Efek samping Penanganan efek samping obat
1. Sulfonilurea Contoh : Klorpropamid
Gangguan gastrointestinal seperti mual,muntah,hipoglikemia.
Sulfonilurea menyebabkan hipoglikemia terutama bila dipakai pada 3-4 bulan pertama pengobatan maka untuk mengatasinya pasien disarankan melakukan diet serta olahraga.
2. Metformin Gangguan gastrointestinal,intoleransi,
Metformin dapat diterima baik oleh pasien dengan hanya sedikit gangguan gastrointestinal yang biasanya bersifat sementara. Hal ini umumnya dapat dihindari apabila metformin diberikan bersama makanan . Biasanya efek samping telah lenyap pada saat diabetes dapat dikontrol. -Bila tampak gejala-gejala intoleransi, penggunaan Metformin tidak perlu langsung dihentikan, biasanya efek samping demikian tersebut akan hilang pada penggunaan selanjutnya
Nama obat Efek samping Penanganan efek samping obat
3. ThiazolidindionContoh : Pioglitazon
Udem, sakit kepala, hipoglikemia, faringitis, sinusitisNyeri punggung,
4. Inhibitor α-glukosidaseContoh :akarbosa
flatulensi, diare, perut kembung dan nyeri, ikterus, hepatitis.
Efek samping akarbosa adalah flatulensi dan perut kembung keluhan ini biasanya timbul pada awal pemakaian obat yang nantinya akan berangsur berkurangDosis akarbosa yang tinggi dapat mengganggu fungsi hati tapi bila dosis obat diturunkan atau dihentikan maka hati akan pulih.
5. bileacid sequestrantcontoh : Colesevelam
Konstipasi,dispepsia, mual, myalgia
6. bromocriptin Mual, muntah, sakit kepala, fatigue, pusing.
Jika terjadi mual dan muntah obat bisa dikonsumsi setelah makan atau meminum obat antimual sebelum makan seperti dimenhidrinat.
7. GLP analogContoh : exenatide,liraglutide
mual,muntah, diare (paling umum)
Nama obat Efek samping Penanganan efek samping obat
8. Amylin analog Contoh : Pramlintid
Hipoglikemia (terutama untuk pasien DM tipe 1), mual, muntah, anoreksia, sakit kepala.
konsumsi makanan-makanan yang mengandung kadar gula tinggi, seperti jus buah, permen, atau minuman ringan, Selain itu, dapat juga dapat mengonsumsi makanan yang kandungan karbohidratnya bisa diubah menjadi gula dengan cepat oleh tubuh seperti sereal atau bisakuit
9. Insulin Hipoglikemia Penanganan efek samping obat
konsumsi makanan-makanan yang mengandung kadar gula tinggi, seperti jus buah, permen, atau minuman ringan, Selain itu, dapat juga dapat mengonsumsi makanan yang kandungan karbohidratnya bisa diubah menjadi gula dengan cepat oleh tubuh seperti sereal atau bisakuit. Jika gejala tergolong parah atau penanganan awal tidak efektif sehingga kondisi memburuk, maka segera ke dokter atau rumah sakit. Di rumah sakit, biasanya dokter akan langsung memberikan suntikan glukagon atau cairan infus yang mengandung glukosa agar kadar darah kembali normal.
Manajemen Terapetik DM
Manajemen terapetik insulin untuk DM tipe 1
Pendekatan/ Metode PenjelasanFirst step tentukan estimasi berapa insulin yang
dibutuhkan perhari
Perkiraan insulin berdasarkan berat badan • 0.3-0.6 unit/kg/hari• Insulin yang dibutuhkan akan lebih banyak
jika mengobati DKA (diabetes ketoasidosis) pada awal diagnosis DM.
• Fase Honeymoon setelah dimulainya pengobatan biasanya dibutuhkan insulin harian yang lebih rendah
dengan menggunakan formulasi insulin yang lama (NPH atau Insulin reguler)
• 2/3 bagian dari TDI diberikan saat sebelum sarapan. 2/3 bagian diberikan dalam bentuk NPH sedangkan 1/3 bagian lagi diberikan dalam bentuk insulin reguler.
• 1/3 dari TDI diberikan saat sebelum makan siang dalam bentuk insulin reguler. Dan 2/3 lagi diberikan sebelum waktu tidur dalam bentuk NPH.
• Keuntungannya: tidak mahal dan pemberiannya bisa 2-3 kali sehari
• Kelemahan: tidak mirip seperti pola sekresi insulin alami dan punya resiko terjadinya hipoglikemik
• Menggunakan terapi insulin basal/bolus (physiologic insulin therapy)
• Menggunakan analog insulin terbaru • menggunakan insulin day-long basal • Menggunakan bolus insulin untuk
mengontrol hyperglikemia postprandial• Basal insulin : Insulin glargine yang diberikan
sehari sekali atau insulin detemir sekali atau dua kali sehari.
• Bolus insulin: insulin yang bekerja dengan cepat
• Persyaratan untuk basal adalah 50% dari estimasi TDI
• Persyaratan bolus adalah 50% dari estimasi TDI yang terbagi 3 sebelum waktu makan
• Keuntukan dari pendekatan sebelumnya: lebih fisiologis, hypoglikemia lebih sedikit, lebih fleksibel terhadap waktu makan pasien.
• Perbaikan kebutuhan insulin • Caranya dengan “aturan 1800”: 1800/TDI= mg/dL dari 1 unit glukosa insulin kerja cepat. Contoh: TDI-nya 60 unit, jadi 1800/60= 30. Berarti 1 unit dari insulin kerja cepat akan mengurangi konsentrasi glukosa gula pada darah sebanyak 30 mg/dl
• Ada yang menganjurkan untuk menggunakan “1500” pada saat penggunaan insulin reguler.
• Lebih pasien spesifik.
Pompa insulin (infusion insulin) • Alat memungkinkan pemberian dosis insulin basal dan bolus yang pasien spesifik secara perjam.
• Menggunakan insulin kerja cepat• Membutuhkan pasien dengan
pengetahuan yang cukup dan membutuhkan perhitungan karbohidrat.
Penilaian terapi dan penyesuaian dosis
• Untuk mengetahui tujuan dari berpuasa dan konsentrasi glukosa postprandial
• Untuk mengetahui saat pasien sudah mencapai tujuan terapi atau belum.
• Untuk mengetahui insulin mana yang mempengaruhi ionsentrasi glukosa
• Pengukuran insulin atau kebiasaan pasien secara tepat.
Manajemen terapetik insulin untuk DM tipe 2
Pendekatan/metode penjelasan
American Diabetes Association tier 1 (well-validated core therapies: best established, most clinically effective, and most cost-effective)
• Step 1: apabila tidak kontra indikasi, metformin dan mengubah pola hidup bertujuan untuk peningkatan dan diet dan exercise.
• Step 2: terapi dengan metformin dapat mengontrol glikemik yang tidak memadai dengan cara penambahan sulfonylurea atau penggunaan basal insulin.
• .
American Diabetes Association tier 1 (well-validated core therapies: best established, most clinically effective, and most cost-effective)
Step 3: terapi kombinasi dapat mengontrol glikemik yang tidak memadai dengan cara mengombinasikan perubahan gaya hidup, metformin, terapi insulin intensive.
Dapat dilakukan dengan penambahan insulin kerja cepat saat sebelum makan pada terapi insulin basal
Jam makan yang ditargetkan dipilih berdasarkan konsentrasi glukosa si pasien
American Diabetes Association tier 2 (less well-validated therapies: less well established,may be used when risk of hypoglycemia is more undesirable than usual )
hanya terdapat pada step 2 dengan yang tier 1, yaitu pada step 2 nya ditambahkan pioglitazone, atau ditambahkan exenatide
awal terapi insulin: penggunaan insulin berdasarkan beberapa karakteristik
• A1c besar dari 10%• Glukosa random besar dari 300
mg/dL atau glukosa puasa lebih besar dari 250 mg?dL
• Adanya gejala hyperglikemik• Terus adanya urin keton
Perubahan dari obat dm oral ke insulin terapi saja.
• Dapat menggunakan NPH/regular insulin atau basal/bolus seperti DM tipe 1
• TDI biasanya lebih besar dibangkan dengan DM tipe 1
Pergantian NPH dengan insulin kerja lama
Apabila kontrol glikemik yang cukup sudah dicapai, insulin glargin awal yang diberikan sebesar 80% dari total dosis NPH.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
EdukasiEdukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DMMeliputi 2 materi a. Materi awalb. Materi tingkat lanjut
Materi edukasi pada tingkat awal• Materi tentang perjalanan penyakit
DM • Makna dan perlunya pengendalian
dan pemantauan DM secara berkelanjutan
• Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta target pengobatan
• Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat hipoglikemik oral atau insulin serta obat-obatan lain
• Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia)
• Mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit, atau hipoglikemia
• Pentingnya latihan jasmani yang teratur
Materi edukasi pada tingkat lanjut
• Mengenal dan mencegah penyulit DM
• Penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain
• Makan di luar rumah • Rencana untuk kegiatan
khusus • Hasil penelitian dan
pengetahuan masa kini dan teknologi mutakhir tentang DM
• Pemeliharaan/perawatan kaki.
Edukasi Perawatan Kaki
Pengaturan DietDiet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak.
Karbohidrat• Karbohidrat yang dianjurkan
sebesar 45-65% total asupan energi.
• Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan
• Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi.
• Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.
• Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari. Kalau diperlukan dapat diberikan makanan selingan buah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
Lemak• Asupan lemak dianjurkan
sekitar 20-25% kebutuhan kalori. Tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
• Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain : daging berlemak dan susu penuh (whole milk).
• Anjuran konsumsi kolesterol < 300 mg/hari.
• Dibutuhkan sebesar 10 – 20% total asupan energi.
• Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi, dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, tempe.
• Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama dengan anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6-7 g (1 sendok teh) garam dapur.
• Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg garam dapur.
• Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
Natrium
Protein
• Anjurkan mengonsumsi cukup serat dari kacang-kacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung vitamin, mineral, serat dan bahan lain yang baik untuk kesehatan.
• Anjuran konsumsi serat adalah ± 25 g/1000 kkal/hari.
Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respons sel-sel β terhadap stimulus glukosa. Dalam salah satu penelitian dilaporkan bahwa penurunan 5% berat badan dapat mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah satu parameter status DM), dan setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup.
Serat
Menurunkan BB
Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan.Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.
Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti: jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi DM dapat dikurangi.Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalasmalasan.