kelompok 4

11
Kelompok 4

Upload: gusti-ayu-putu-ajeng

Post on 08-Jan-2017

152 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 4

Kelompok 4

Page 2: Kelompok 4

Terus memimpin gerilyaPanglima besar sudirman yang sebagai pemimpin

perang pada saat itu .Yang dimana ia dalam kondisi sakit paru paru justru ia dimana semangatnya membara dalam memimpin oerang gerikya .Ia dan rombongannya melakukan perjalanan pergerakan dari yogyakarta menuju gunung kidul menuju ponogoro

Dalam keadaan yang kurang fit sudirman kadang harus ditandu oleh pengawal masuk hutan

Sudirman tidak memikirkan lagi harta,nyawa.Jiwa dan raganya semua dikorbankan demi tegaknya kedaulatan bangsa dan negara

Page 3: Kelompok 4

Peranan umum 1 maret 1949 untuk menunjukan eksistensi TNISerangan umum 1 maret ialah serangan yang

dilaksanakan pada tanggal 1 maret 1949 terhadap kota yogyakarta secara besar besaran yang direncanakan & di persiapkan oleh jajaran tinggi militer dan berdasarkan intruksi dari Panglima Besar Sudirman

Page 4: Kelompok 4

Kemudian Sri sultan berkirim surat kepada Jendral Sudirman tentang perlunya tindakan penyerangan terhadap belanda.Sudirman meminta membahasnya dengan komando TNI sekitar . Kemudian Letkol Soeharto segera melakukan penyerangan terhadap belanda di Yogyakarta pada tanggal 1 maret 1949 dini hari

Page 5: Kelompok 4

Pada tanggal 28 januari 1949 yang dimana pihak belanda tidak mau segera menerima resolusi DK PBB .Belanda masih mengakui bahwa RI sebenarnya tinggal nama .RI sudah tidak ada yang ada hanyalah pengacau .Sementara itu Sri Sultan Hamengkubuwono IX menangkap berita tersebut

Page 6: Kelompok 4

Letkol. dr. Wiliater Hutagalung-yg sejak September 1948 diangkat menjadi Perwira Teritorial & ditugaskan untuk membentuk jaringan pesiapan gerilya di wilayah Divisi II & III-bertemu dengan Panglima Besar Sudirman guna mengabarkan tentang resolusi Dewan Keamanan PBB & penolakan Belanda terhadap resolusi tersebut & melancarkan propaganda yg menyebutkan bahwa Republik Indonesia telah tidak ada lagi

Page 7: Kelompok 4

Kemudian Pemikiran yg dikembangkan oleh Hutagalung adalah, butuh meyakinkan dunia internasional khususnya Amerika Serikat & Inggris, bahwa Negara Republik Indonesia tetap kuat, ada pemerintahan [Pemerintah Darurat Republik Indonesia -PDRI], ada organisasi TNI & ada tentaranya.

Untuk membuktikan faktor ini, jadi untuk menembus isolasi, wajib diadakan serangan spektakuler, yg tidak bisa disembunyikan oleh Belanda, & wajib diketahui oleh UNCI [United Nations Commission for Indonesia] & wartawan-wartawan asing untuk disebarluaskan ke seluruh dunia

Page 8: Kelompok 4

Gagasan yang diberikan hutagalung untuk mensukseskan pemikirannyaSerangan dilakukan dengan cara serentak

di seluruh wilayah Divisi III, yg melibatkan Wehrkreise I, II & III,

Mengerahkan seluruh potensi militer & sipil di bawah Gubernur Militer III,

Mengadakan serangan spektakuler terhadap satu kota besar di wilayah Divisi III,

Harus berkoordinasi dengan Divisi II supaya mendapatkan efek lebih besar,

Page 9: Kelompok 4

Panglima Divisi II/GM II Kolonel Bambang Sugeng bersikukuh, bahwa yg wajib diserang dengan cara spektakuler ialah Yogyakarta.

Tiga argumen penting yg dikemukakan Bambang Sugeng untuk memilih Yogyakarta sebagai target mutlak adalah:-Yogyakarta ialah Ibukota RI, jadi bila bisa direbut meski

hanya untuk beberapa jam, bakal berpengaruh besar terhadap perjuangan Indonesia melawan Belanda. 

-Keberadaan tidak sedikit wartawan asing di Hotel Merdeka Yogyakarta, dan tetap adanya anak buah delegasi UNCI [KTN] dan pengamat militer dari PBB.

-Langsung di bawah wilayah Divisi II/GM II jadi tidak butuh persetujuan Panglima/GM lain & semua pasukan memahami & menguasai situasi/daerah operasi.

Page 10: Kelompok 4

Perkembangan setelah serangan umum 1 maretSerangan Umum 1 Maret mampu menguatkan

posisi tawar dari Republik Indonesia, mempermalukan Belanda yang telah mengklaim bahwa RI sudah lemah.  yang menjadi salah satu keberhasilan pejuang RI yang paling gemilang karena membuktikan kepada Belanda, bahwa gerilya bukan saja mampu melakukan penyergapan atau sabotase, tetapi juga mampu melakukan serangan secara frontal ke tengah kota yogyakarta

Page 11: Kelompok 4

Mr. Alexander Andries Maramis yang berkedudukan di New Delhi menggambarkan betapa gembiranya mereka mendengar siaran radio yang ditangkap dari Burma, mengenai serangan besar-besaran Tentara Nasional Republik Indonesia terhadap Belanda. Berita tersebut menjadi Headlines di berbagai media cetak yang terbit di India.