kelompok 4

5
DIVERSIFIKASI PANGAN Kasryno, et al (1993) memandang diversifikasi pangan sebagai upaya yang sangat erat kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan pertanian di bidang pangan dan perbaikan gizi masyarakat. Diversifikasi pangan ini tercakup aspek produksi, konsumsi, pemasaran, dan distribusi. Dari aspek produksi, diversifikasi berarti perluasan spektrum komoditas pangan, baik dalam hal perluasan pemanfaatan sumber daya, pengusahaan komoditas maupun pengembangan produksi komoditas pangan. Oleh karena itu dilihat dari aspek produksi, diversifikasi mencakup pengertian diversifikasi horisontal maupun vertikal. Dari sisi konsumsi, diversifiksi pangan mencakup aspek perilaku yang didasari baik oleh pertimbangan ekonomis seperti pendapatan dan harga komoditas, maupun non ekonomis seperti kebiasaan, selera dan pengetahuan. Pertemuan antara sektor produksi dan konsumsi tidak terlepas dari peranan pemasaran dan distribusi komoditas pangan tersebut. Demikian pula Suhardjo (1998) menyebutkan bahwa pada dasarnya diversifikasi pangan mencakup tiga lingkup pengertian yang saling berkaitan, yaitu (1) diversifikasi konsumsi pangan, (2) diversifikasi

Upload: rissa-kidrauhl

Post on 20-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KELOMPOK 4

DIVERSIFIKASI PANGAN

Kasryno, et al (1993) memandang diversifikasi pangan sebagai upaya

yang sangat erat kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia,

pembangunan pertanian di bidang pangan dan perbaikan gizi masyarakat.

Diversifikasi pangan ini tercakup aspek produksi, konsumsi, pemasaran, dan

distribusi. Dari aspek produksi, diversifikasi berarti perluasan spektrum komoditas

pangan, baik dalam hal perluasan pemanfaatan sumber daya, pengusahaan

komoditas maupun pengembangan produksi komoditas pangan. Oleh karena itu

dilihat dari aspek produksi, diversifikasi mencakup pengertian diversifikasi

horisontal maupun vertikal. Dari sisi konsumsi, diversifiksi pangan mencakup

aspek perilaku yang didasari baik oleh pertimbangan ekonomis seperti pendapatan

dan harga komoditas, maupun non ekonomis seperti kebiasaan, selera dan

pengetahuan. Pertemuan antara sektor produksi dan konsumsi tidak terlepas dari

peranan pemasaran dan distribusi komoditas pangan tersebut.

Demikian pula Suhardjo (1998) menyebutkan bahwa pada dasarnya

diversifikasi pangan mencakup tiga lingkup pengertian yang saling berkaitan,

yaitu (1) diversifikasi konsumsi pangan, (2) diversifikasi ketersediaan pangan, dan

(3) diversifikasi produksi pangan.

Secara lebih tegas, Pakpahan dan Suhartini (1989) menyatakan dalam

konteks Indonesia diversifikasi/keanekaragaman konsumsi pangan sering

diartikan sebagai pengurangan konsumsi beras yang dikompensasi oleh

penambahan konsumsi bahan pangan non beras. Menurut Suhardjo dan Martianto

(1992), semakin beragam konsumsi pangan maka kualitas pangan yang

dikonsumsi.

Upaya diversifikasi pangan dapat dilakukan dengan memanfaatkan pangan

lokal sebagai penganekaragaman pangan. Contoh program diversifikasi pangan

misalnya hasil olahan labu kuning dan ikan lele untuk mendapatkan alternatif

makanan baru. Labu kuning dan ikan lele cukup berpotensi sebagai sumber zat

gizi karena mengandung sejumlah zat gizi makro maupun zat gizi mikro. Salah

Page 2: KELOMPOK 4

satu olahan yang dapat dibuat dari labu kuning dan ikan lele yaitu biskuit,

sehingga dapat menambah keanekaragaman biskuit yang telah ada di pasaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele

40% memiliki kandungan energi dan protein yang tinggi dan rendah karbohidrat

dan lemak. Contoh lainnya di Makassar, makanan khas nya dodol makassar dan

kue putu cangkir.

Dodol Labu Kuning Kaya Vitamin Sebagai Produk Unggulan Makanan

Khas Kota Malang

Labu kuning dikenal sarat gizi karena memiliki kandungan serat, vitamin, dan

karbohidrat yang  tinggi. Kandungan vitamin dan mineral adalah: Folat, Niasin,

Pantothenic acid, Pyridoxine, Riboflavin, Thiamin, Vitamin A, Vitamin C,

Vitamin E, Vitamin K, Elektrolit, Sodium, Potasium, Mineral, Kalsium (Ca),

Tembaga (Cu), Besi (Fe), Magnesium, Mangan, Pospor, Selenium, Seng, Phyto-

nutrisi, Carotene-α, Carotene-ß, Crypto-xanthin-ß,Lutein-zeaxanthin.

Labu kuning memiliki kandungan air yang tinggi, dan merupakan bahan pangan

super karena jumlah kandungan antioksidan-nya yang sangat tinggi. Ada 14

fitonutrien ditemukan di labu kuning. Fitonutrien adalah nutrisi alami dari bahan

makanan. Karena memiliki kandungan serat pangan yang cukup, buah labu

kuning dapat diandalkan untuk memperbaiki sistem pencernaan menjadi semakin

sehat. Untuk memiliki kesehatan pencernaan, seorang dewasa normal

membutuhkan 20-35 gram serat pangan setiap hari. Serat sangat membantu dalam

mencerna makanan secara efisien, sehingga tubuh dapat menyerap nutrisi dari

makanan dengan baik.

Potensi daerah yang dapat dikembangkan bagi masyarakat pedesaan daerah Kulon

Progo KORO BENGKUK

Salah satu potensi hasil pertanian dari daerah Sentolo Kulon Progo adalah

penghasil biji benguk dan koro yang biasanya dibuat menjadi tempe benguk atau

tempe koro, yang merupakan makanan khas daerah Kulon Progo. Kandungan gizi

tempe dari jenis biji-bijian tersebut tidak kalah dengan tempe kedelai.

Page 3: KELOMPOK 4

Benguk dan tempe benguk

Benguk adalah biji-bijian sejenis kacang koro, secara biologi masih satu rumpun

dengan kacang kapri dan kacang buncis.

Susu tempe benguk

Teknologi pembuatan susu tempe benguk hamper sama dengan pembuatan susu

kedelai pada umumnya. Dalam teknologi pembuatan susu tempe benguk, biji

benguk akan lebih aman kalau sudah dibuat tempe terlebih dahulu, oleh karena

kandungan racun HCN nya sudah hamper tidak ada, sehingga aman untuk

dikonsumsi. Teknologi yang dikembangkan seperti yang digunakan untuk

membuat susu kedelai (Tri Radiyati, 1992).

Provinsi NTB merupakan salah satu daerah dengan populasi ternak kerbau yang

cukup tinggi di Indonesia yaitu 161.450 ekor (BPS, 2009). Prospek pangan lokal

yang dapat dikembangkan dari potensi kerbau tersebut adalah produksi susu

fermentasi (yogurt).

Menurut hasil penelitian Yudoamijoyo ddk. (1983) telah menyebutkan bahwa

dadih ( yogurt susu kerbau) mengandung zat dan nilai gizi seperti berikut: kadar

air (84,35%), protein (5,93%), lemak (5,42%), karbohidrat (3,34%). Kadar

keasaman (pH) pada dadih atau dadiah adalah 3,4. Yang mana dalam yogurt susu

kerbau buatan minangkabau ini, telah berhasil di isolasi dan identifikasi 36 strain

bakteri menyehatkan pembentuk asam laktat.

Susu Kerbau adalah bahan makanan dan juga minuman yang biasa dikonsumsi

oleh masyarakat Indonesia.  Susu Kerbau mengandung energi sebesar 160

kilokalori, protein 6,3 gram, karbohidrat 7,1 gram, lemak 12 gram, kalsium 216

miligram, fosfor 101 miligram, dan zat besi 0 miligram.  Selain itu di dalam Susu

Kerbau juga terkandung vitamin A sebanyak 80 IU, vitamin B1 0,04 miligram dan

vitamin C 1 miligram.  Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap

100 gram Susu Kerbau, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.