kelompok 4
TRANSCRIPT
![Page 1: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS KELOMPOK
IKATAN KIMIA, SENYAWA POLAR, NONPOLAR DAN SEMIPOLAR
DOSEN PENGAMPU : NAZARUDIN S.Si, M.Si, Ph.D
NAMA KELOMPOK:
DELLA SILVIANA (RRA1C110004)
REJEKI LESTARI BOTU SITUMORANG (RRA1C110009)
LILI SUSANTI (RRA1C110015)
PRANANTA GIA TARIGAN (RRA1C110026)
WALDI AFRIANTO (RRA1C109027)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
![Page 2: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/2.jpg)
IKATAN KIMIA
Jenis-jenis Ikatan Kimia
Ikatan Kimia dan Jenis-jenis Ikatan Kimia. Ikatan kimia adalah suatu ikatan yang terjadi
pada suatu unsur karena adanya gaya tarik menarik antara dua atom
atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau
poliatomik menjadi stabil. Ikatan kimia terbentuk dari molekul-
molekul dalam suatu unsur baik yang sederhana sampai dengan yang
kompleks. Sifat-sifat zat sebagian besar ditentukan oleh ikatan kimia antara atom-atom
pembentukya. Ikatan kimia banyak sekali jenisnya. Jenis-jenis Ikatan kimia antara lain;
Jenis-jenis Ikatan Kimia
Jenis ikatan kimia beraneka ragam, namun setidaknya ada 8 jenis ikatan kimia yang layak
untuk di ketahui. Jenis-jenis ikatan kimia tersebut antara lain:
1. Ikatan ion / ikatan elektrovalen / ikatan heteropolar
2. Ikatan kovalen / ikatan atom / ikatan homopolar
3. Ikatan kovalen koordinasi / ikatan semipolar
4. Ikatan logam
5. Ikatan Hidrogen
6. Ikatan (Gaya) Van Der Waals
7. Ikatan aromatik
8. Ikatan pisang
Ikatan kimia pada prinsipnya berasal dari interaksi antar elektron-elektron yang ada pada
orbit luar, atau orbit yang terisi sebagian atau orbit bebas dalam atom lainya. Ikatan kimia
yang terjadi dalam suatu unsur atau senyawa berpengaruh pada sifat-sifat zat. Ikatan kimia
dapat di lihat jelas pada proses perubahan kimia atau reaksi kimia. Reaksi kimia terjadi
karena adanya proses penggabungan atau pemisahan atom-atom dengan cara tertentu dimana
ataom yang satu dengan yang lain saling melepaskan diri dan membentuk ikatan kimia baru
sehingga terbentuk zat yang berbeda dengan zat asal.
![Page 3: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/3.jpg)
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya
interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa
diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan
menjadi dua jenis, yaitu:
A. Ikatan antar atom:
1. Ikatan ion = heteropolar
Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam
suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari ka2tion dan juga
anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya
terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk
dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan
halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi
oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut.
Semakin besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan
semakin kuat. Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang
kuat sebagai akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya.
Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation
terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang disyaratkan
dalam aturan Lewis. Selanjutnya elektron yang dilepaskan ini akan diterima oleh anion
hingga mencapai jumlah oktet. Proses transfer elektron ini akan menghasilkan suatu ikatan
ionik yang mempersatukan ion anion dan kation.
Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
a. Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
b. Memiliki titik leleh yang tinggi
c. Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit
2. Ikatan kovalen = homopolar
![Page 4: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/4.jpg)
Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron
bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-
unsur non logam. Dalam ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam
nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat
bersama.
Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak mampu memenuhi
aturan oktet, dengan pemakaian elektron bersama dalam ikatan kovalen, masing-masing atom
memenuhi jumlah oktetnya. Hal ini mendapat pengecualian untuk atom H yang
menyesuaikan diri dengan konfigurasi atom dari He (2ē valensi) untuk mencapai tingkat
kestabilannya. Selain itu, elektron-elektron yang tidak terlibat dalam ikatan kovalen disebut
elektron bebas. Elektron bebas ini berpengaruh dalam menentukan bentuk dan geometri
molekul.
Ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung pada jumlah pasangan
elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen. Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen yang
terbentuk 1 pasangan elektron. Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk
dari dua pasangan elektron, beitu juga dengan ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3 pasangan
elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih pendek daripada ikatan tunggal.
Selain itu terdapat juga bermacam-macam jenis ikatan kovalen lain seperti ikatan sigma, pi,
delta, dan lain-lain.
Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar. Pada senyawa
kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap
elektron pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara
atom-atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Sementara
itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan berhimpit
karena beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.
![Page 5: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/5.jpg)
Gambar Ikatan Kovalen pada metana
3. Ikatan kovalen koordinasi = semipolar
Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila pasangan elektron
bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh sala satu atom saja. Sementara itu
atom yang lain hanya berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja.
Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat:
1. Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
2. Atom yang lainnya memiliki orbital kosong
Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion, namun kedua ikatan ini
berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang kecil pada ikatan kovalen koordinat
sehingga menghasilkan ikatan yang cenderung mirip kovalen.
4. Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini elektron
tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua
atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga
dapat bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari
elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik
dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom
unsur-unsur logam semata.
B. Ikatan antar molekul
1. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang
mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan
hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain,
namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.
![Page 6: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/6.jpg)
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang memiliki
pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektron
bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan
hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin
besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut. Semakin
besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari senyawa
tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap
molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan
hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar.
2. Ikatan van der walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar
molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi
dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering
dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat
berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu.
Dalam keadaa dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan
atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der
Walls.
SUSUNAN ELEKTRON STABIL
Unsur-unsur gas mulia merupakan unsur-unsur yang sukar bereaksi dengan unsur lain. Sifat
ini dapat dimiliki oleh unsur-unsur gas mulia karena konfigurasinya yang stabil. Konfigurasi
elektron gas mulia dapat anda lihat dalam tabel.
UnsurNomor
atom
Kulit elektronElektron valensi
K L M N O
He 2 2e 2e
Ne 10 2e 8e 8e
Ar 18 2e 8e 8e 8e
Kr 36 2e 8e 18e 8e 8e
![Page 7: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/7.jpg)
Xe 54 2e 8e 18e 18e 8e 8e
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa susunan elektron yang stabil mempunyai 8 elektron
pada kulit terluar (oktet) sebagaimana yang dimiliki oleh atom-atom unsur gas mulia kecuali
helium (dua elektron atau duplet). Menurut Kossel dan Lewis (1916) keadaan seperti ini
merupakan keadaan paling stabil yang dimiliki atom-atom unsur gas mulia (oktet). Sehingga
atom dari unsur-unsur yang lain berusaha memiliki konfigurasi elektron yang stabil seperti
konfigurasi elektron atom unsur gas mulia terdekat. Adanya kecenderungan memiliki
konfigurasi elektron stabil inilah yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya
ikatan kimia.
Usaha memiliki konfigurasi elektron yang stabil dapat dicapai dengan cara:
1. Melepaskan elektron valensinya (elektron valensi pada umumnya £ 3, kecuali B, H,
Be, He) sehingga terbentuk ion positif yang bermuatan sejimlah elektron yang
dilepaskannya.
Na : 2e 8e 1e ® Na+ : 2e 8e + 1e
Mg : 2e 8e 2e ® Mg2+ : 2e 8e + 2e
Al : 2e 8e 3e ® Al3+ : 2e 8e + 3e
1. Menarik elektron dari luar (elektron valensi pada umumnya ³ 5) sehingga bermuatan
negatif sebesar elektron yang ditariknya.
F : 2e 7e + 1 e ® F- : 2e 8e
O : 2e 6e + 2 e ® O2- : 2e 8e
Cl : 2e 8e 7e + 1 e ® Cl- : 2e 8e 8e
Antara ion positif dan ion negatif yang terbentuk akan terjagi gaya tarik menarik (gaya
elektrostatik) sehingga terbentuklah ikatan ion
![Page 8: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/8.jpg)
1. Penggunaan bersama pasangan elektron di antara atom-atom yang berikatan sehingga
terbentuk pasangan elektron terikat sebanyak elektron yang saling dipinjamkan.
Akibat penggunaan bersama pasangan elektron ini terbentuklah ikatan kovalen.
Contoh : atom hidrogen yang mempunyai 1 elektron akan saling menyumbangkan
elektronnya untuk digunakan bersama dalam molekul H2, sehingga masing-masing atom
hidrogen memiliki 2 elektron
H* + o H ® H *o H
1. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terbentuk dari dua atom non logam dan terjadi pemakaian bersama pasangan
elektron. Penggambaran distribusi elektron dalam suatu struktur molekul dengan
menggunakan tanda elektron disebut Struktur Lewis, yaitu berupa tanda titik dan tanda silang.
Ikatan kovalen tunggal : ikatan kovalen dengan satu garis ikatan (sepasang elektron
ikatan)
Contoh :
H2 + H – H
· Ikatan kovalen rangkap dua : ikatan dengan dua garis ikatan yang dibentuk oleh 2
pasang elektron ikatan (PEI)
Contoh :
O2 O = O
Ikatan kovalen rangkap tiga : ikatan dengan tiga garis ikatan yang dibentuk oleh 3
pasang elektron ikatan (PEI)
Contoh :
![Page 9: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/9.jpg)
N2 :N ≡ N:
Catt : pasangan electron yang terlibat dalam ikatan disebut pasangan electron ikatan(PEI) dan
pasangan electron yang tidak terlibat dalam ikatan disebut pasangan electron bebas (PEB).
Penyimpangan kaidah octet
Beberapa senyawa bersifat stabil meskipun tidak memenuhi kaidah octet, misalnya : BH3.
Atom B dengan konfigurasi electron (2 3), memiliki 3 elektron valensi. Pada senyawa BH3,
electron ikatan berjumlah enam sehingga kurang dua electron untuk memenuhi kaidah
octet.Jadi BH3 tidak memenuhi kaidah octet,Contoh lain : BF3 dan BCl3.
Pada senyawa PCl5, electron ikatan berjumlah sepuluh. Konfigurasi electron 15P ; 2 8 5,
memiliki lima electron valensi, satu atom P mengikat lima atom Cl, sehingga electron ikatan
berjumlah sepuluh, kelebihan dua electron dari kaidah octet.. Jadi senyawa PCl5 juga tidak
mengikuti kaidah octet.
1. Kepolaran Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen dapat berupa ikatan kovalen polar dan non polar. Sifat ini dipengaruhi oleh
perbedaan keelektronegatifan dan bentuk molekul atom-atom yang berikatan. Jika dua atom
nonlogam yang memiliki perbedaan keelektronegatifan berikatan, pasangan elektron akan
lebih tertarik ke arah atom yang memiliki keelektronegatifan yang lebih besar, akibatnya
kedudukan pasangan electron yang dipakai bersama itu tidak selalu simetris terhadap kedua
atom yang berikatan.
Dalam molekul H2, kedua electron dalam ikatan kovalennya digunakan secara seimbang oleh
kedua inti atom H sehingga tidak terjadi pengutuban atau kepolaran muatan, ikatannya
disebut ikatan kovalen nonpolar. Tetapi apabila dua atom tidak sejenis berikatan secara
![Page 10: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/10.jpg)
kovalen, misalnya pada molekul HCl, maka kedua electron ikatannya akan digunakan tidak
seimbang, karena keelektronegatifan Cl lebih besar dibandingkan atom H, akibatnya
pasangan electron ikatan akan bergerak menuju atom Cl sehingga terjadi pengutuban
/kepolaran, ikatan ini disebut ikatan kovalen polar.
Contoh : H H dan H Cl
1. Ikatan Kovalen Koordinasi
Adalah ikatan kovalen yang terbentuk dengan cara pemakaian bersama pasangan electron
yang berasal dari salah satu atom yang memiliki pasangan electron bebas (PEB), sedangkan
atom lain hanya menyediakan orbital kosong.
Contoh : ikatan NH3 dengan H+ ion NH4+
+ ditulis
Ikatan kovalen koordinasi digambarkan dengan lambang electron yang sama (dua titik). Hal
itu menunjukkan bahwa pasangan electron itu berasal dari atom yang sama. Garis ikatan
kovalen koordinasi digambarkan dengan tanda panah ().
1. Ikatan Logam
Adalah ikatan yang terbentuk akibat penggunaan bersama electron-elektron valensi antar
atom logam sesamanya tanpa membentuk molekul. Ikatan logam sangat kuat karena elektron
valensinya bergerak cepat mengitari inti atom logam sehingga satu sama lain sukar
dilepaskan. Pergerakan electron itu bagaikan gelombang lautan electron yang bergerak cepat
mengitari kumpulan inti atom logam.
Unsur logam memiliki sedikit electron valensi, Karena itu kulit terluar atom logam relative
longgar (banyak tempat kosong) sehingga electron valensinya dapat berpindah dari satu atom
![Page 11: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/11.jpg)
ke atom lain. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur dan membungkus ion-ion positif
logam di dalamnya. Karena muatan yang berlawanan, terjadilah gaya tarik menarik (gaya
elektrostatis) antara ion-ion positif logam dengan electron-elektron valensi.
Kekuatan ikatan logam ditentukan oleh besarnya gaya tarik menarik antar ion positif dengan
electron yang bergerak bebas. Semakin besar jumlah muatan positif ion logam berarti
semakin banyak jumlah electron bebas maka semakin besar kekuatan ikatan logam.
electron-elektron ion logam bermuatan positif
1. Memprediksi Jenis Ikatan
Sifat fisis suatu senyawa sangat bergantung pada jenis ikatan antar atomnya. Jenis ikatan
dapat diprediksi dengan memperhatikan jenis atom yang berikatan.
Jenis ikatan kimia lain
a. Ikatan logam
Setelah penemuan elektron, daya hantar logam yang tinggi dijelaskan dengan menggunakan
model elektron bebas, yakni ide bahwa logam kaya akan elektron yang bebas bergerak
dalam logam. Namun, hal ini tidak lebih dari model. Dengan kemajuan mekanika kuantum,
sekitar tahun 1930, teori MO yang mirip dengan yang digunakan dalam molekul hidrogen
digunakan untuk masalah kristal logam.
Elektron dalam kristal logam dimiliki oleh orbital-orbital dengan nilai energi diskontinyu,
dan situasinya mirip dengan elektron yang mengelilingi inti atom. Namun, dengan
meingkatnya jumlah orbital atom yang berinteraksi banyak, celah energi dari teori MO
menjadi lebih sempit, dan akhirnya perbedaan antar tingkat-tingkat energi menjadi dapat
diabaikan. Akibatnya banyak tingkat energi akan bergabung membentuk pita energi dengan
lebar tertentu. Teori ini disebut dengan teori pita.
Tingkat energi logam magnesium merupakan contoh teori pita yang baik (Gambar 3.8).
Elektron yang ada di orbital 1s, 2s dan 2p berada di dekat inti, dan akibatnya terlokalisasi di
orbital-orbital tersebut. Hal ini ditunjukkan di bagian bawah Gambar 3.8. Namun, orbital 3s
dan 3p bertumpang tindih dan bercampur satu dengan yang lain membentuk MO. MO ini
![Page 12: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/12.jpg)
diisi elektron sebagian, sehingga elektron-elektron ini secara terus menerus dipercepat oleh
medan listrik menghasilkan arus listrik. Dengan demikian, magnesium adalah konduktor.
Bila orbital-orbital valensi (s) terisi penuh, elektron-elektron ini tidak dapat digerakkan oleh
medan listrik kecuali elektron ini lompat dari orbital yang penuh ke orbital kosong di atasnya.
Hal inilah yang terjadi dalam isolator.
b. Ikatan hidrogen
Awalnya diduga bahwa alasan mengapa hidrogen fluorida HF memiliki titik didih dan titik
leleh yang lebih tinggi dibandingkan hidrogen halida lain (gambar 3.9) adalah bahwa HF ada
dalam bentuk polimer. Alasan tepatnya tidak begitu jelas untuk kurun waktu yang panjang.
Di awal tahunh 1920-an, dengan jelas diperlihatkan bahwa polimer terbentuk antara dua atom
flourin yang mengapit atom hidrogen.
Sangat tingginya titik didih dan titik leleh air juga merupakan masalah yang sangat menarik.
Di awal tahun 1930-an, ditunjukkan bahwa dua atom oksigen membentk ikatan yang
mengapit hidrogen seperti dalam kasus HF (gambar 3.9). Kemudian diketahui bahwa ikatan
jenis ini umum didapatkan dan disebut dengan ikatan hidrogen.
![Page 13: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/13.jpg)
Ikatan hidrogen dengan mudah terbentuk bila atom hidroegen terikat pada atom
elektronegatif seperti oksigen atau nitrogen. Fakta bahwa beberapa senyawa organik dengan
gugus hidroksi -OH atau gugus amino -NH2 relatif lebih larut dalam air disebabkan karena
pembentukan ikatan hidrogen dengan molekul air. Dimerisasi asam karboksilat seperti asama
asetat CH3COOH juga merupakan contoh yang sangat baik adanya ikatan hidrogen.
Ikatan Van der Waals
Gaya dorong pembentukan ikatan hidrogen adalah distribusi muatan yang tak seragam dalam
molekul, atau polaritas molekul (dipol permanen). Polaritas molekul adalah sebab agregasi
molekul menjadi cair atau padat. Namun, molekul non polar semacam metana CH4, hidrogen
H2 atau He (molekul monoatomik) dapat juga dicairkan, dan pada suhu yang sangat rendah,
mungkin juga dipadatkan. Hal ini berarti bahwa ada gaya agreagasi antar molekul-molekul
ini.. Gaya semacam ini disebut dengan gaya antarmolekul.
![Page 14: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/14.jpg)
Ikatan hidrogen yang didiskusikan di atas adalah salah satu jenis gaya antarmolekul. Gaya
antarmolekul khas untuk molekul non polar adalah gaya van der Waals. Asal usul gaya ini
adalah distribusi muatan yang sesaat tidak seragam (dipol sesaat) yang disebabkan oleh
fluktuasi awan elektron di sekitar inti. Dalam kondisi yang sama, semakin banyak jumlah
elektron dalam molekul semakin mudah molekul tersebut akan dipolarisasi sebab elektron-
elektronnya akan tersebar luas. Bila dua awan elektron mendekati satu sama lain, dipol akan
terinduksi ketika awan elektron mempolarisasi sedemikian sehingga menstabilkan yang
bermuatan berlawanan. Dengan gaya van der Waals suatu sistem akan terstabilkan sebesar 1
kkal mol-1. Bandingkan harga ini dengan nilai stabilisasi yang dicapai dengan pembentukan
ikatan kimia (dalam orde 100 kkal mol-1). Kimiawan kini sangat tertarik dengan
supramolekul yang terbentuk dengan agregasi molekul dengan gaya antarmolekul.
Latihan 3.1 Kekuatan ikatan ion
Energi interaksi antara dua muatan listrik Q1 dan Q2 (keduanya adalah bilangan bulat positif
atau negatif) yang dipisahkan dengan jarak r (nm) adalah E = 2,31×10-19 Q1Q2/r (J nm).
Hitung energi interaksi untuk kasus: (1) interaksi antara Na+ dan Cl– dengan r = 0,276 nm; (2)
interaksi antara Mg2+ dan O2- dengan r = 0,25 nm.
3.1 Jawab
(1) E = 2,31 x 10-19 (+1)(-1)/(0,276) = -8,37 x 10-19 (J); atau untuk per mol,
(2) E = 2,31×10-19 (+2)(-2)/(0,205) = -4,51 x 10-18 (J); atau per mol,
E(mol) = -8,37 x 10-19 x 6,022 x 1023 J = 5,04 x 105 J = 504,0 kJ.
E(mol) = -4,51 x 10-18 x 6,022 x 1023 J = 2,71 x 105 J = 271,0 kJ
Alasan mengapa yang kedua lebih besar adalah lebih besarnya muatan ion dan kedua karena
jarak antar ionnya lebih pendek.
3.2 Kepolaran ikatan
Besarnya kepolaran ikatan, yakni besarnya distribusi pasangan elektron yang tidak merata,
ditentukan oleh perbedaan ke-elektronegativan dua atom yang membentuk ikatan. Susuanlah
![Page 15: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/15.jpg)
ikatan-ikatan berikut berdasarkan kenaikan kepolarannya. Anda dapat menggunakan Tabel
5.7 untuk melihat nilai keelektronegativannya.
H-H, O-H, Cl-H, S-H, F-H
3.2 Jawab
H-H < S-H < Cl-H < O-H < F-H
3.3 Rumus struktur Lewis
Dengan mengikuti aturan oktet, tuliskan rumus struktur Lewis senyawa-senyawa berikut:
(a) hidrogen fluorida HF (b) nitrogen N2 (c) metana CH4 (d) karbon tetrafluorida CF4 (e)
kation nitrosil NO+ (f) ion karbonat CO32- (g) asetaldehida HCHO
3.3 Jawab
3.4 Senyawa-senyawa boron-nitrogen
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
(1) Tuliskan konfigurasi elektron boron dalam keadaan dasar. (2) Gambarkan rumus struktur
Lewis BF3. (3) Gambarkan rumus struktur Lewis NH3. (4) Reaksi antara NH3 dan BF3
menghasilkan senyawa adisi. Jelaskan mengapa reaksi ini berlangsung, dan sarankan struktur
senyawa adisinya.
3.4 Jawab
![Page 16: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/16.jpg)
(1) 1s22s23p1
![Page 17: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/17.jpg)
PENGERTIAN SENYAWA POLAR DAN NON POLAR
Senyawa polar adalah Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada
unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai
keelektronegatifitas yang berbeda.
Senyawa non polar : Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada
unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai
nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama.
CIRI -CIRI SENYAWA POLAR :
Dapat larut dalam air dan pelarut lain
Memiliki kutub + dan kutub -, akibattidak meratanya distribusi elektron
![Page 18: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/18.jpg)
- memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau memiliki
perbedaan keelektronegatifan.
CONTOH : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5.
GAMBAR SENYAWA POLAR
CIRI – CIRI SENYAWA NON POLAR :
tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
tidak memiliki kutub + dan kutub – , akibat meratanya distribusi elektron
- tidak memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau
keelektronegatifannya sama.
CONTOH : Cl2, PCl5, H2, N2.
GAMBAR SENYAWA NON POLAR :
UKURAN KUANTITATIF TITIK DIDIH SENYAWA KONVALEN ( POLAR DAN
NON POLAR )
![Page 19: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/19.jpg)
* Senyawa polar lebih tinggi titik didihnya dari pada senyawa non polar
urutan titik didih, ikatan hidrogen > dipol-pol > non polar-non polal atau ikatan
hidrogen > Van der Waals > gaya london
bila sama-sama polar/non polar, yang Mr besar titik didihnya lebih besar .
untuk senyawakarbon Mr sama, rantai C memanjang titik didih > rantai bercabang ( bulat )
SENYAWA POLAR
dapat larut dalam air
memiliki pasangan elekton bebas ( bentuk tidak simetris)
berakhir ganjil , kecuali BX3 dan PX5
CTH : NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr,
SENYAWA NON POLAR
tidak dapat larut dalam air
tidak memiliki pasangan elektron bebas (bentuk simetris )
berakhir genap
CTH : F2, BR2, O2, H2
PERBEDAAN SENYAWA POLAR DENGAN NON POLAR
Senyawa polar dan non polar
Ciri-ciri senyawa polar :
dapat larut dalam air dan pelarut polar lain
memiliki kutub + dan kutub - , akibat tidak meratanya distribusi elektron
-memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki
perbedaan keelektronegatifan
Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5
![Page 20: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/20.jpg)
Ciri-ciri senyawa non polar :
tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
Tidak memiliki kutub + dan kutub - , akibat
meratanya distribusi elektron
-tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau
keelektronegatifannya sama
Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2
UKURAN KUANTITATIF TITIK DIDIH SENYAWA KOVALEN
* Senyawa polar titik didihnya lebih tinggi daripada senyawa non polar
Urutan titik didih, ikatan hidrogen > dipol-dipol > non polar-non polar atau ikatan
hidrogen > Van der Waals > gaya london
Bila sama-sama polar/non polar, yang Mr besar titik didihnya lebih besar
Untuk senyawa karbon Mr sama, rantai C memanjang titik didih > rantai bercabang
(bulat)
SENYAWA POLAR
dapat larut dalam air
Memiliki pasangan elektron bebas (bentuk tdk simetris)
Berakhir ganjil, kecuali BX3 dan PX5
Cth : NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr, SO3, N2O5, Cl2O5
SENYAWA NON POLAR
Tdk dapat larut dalam air
Tdk memiliki pasangan elektron bebas (bentuk simetris)
Berakhir genap
Cth : F2, Cl2, Br2, I2, O2, H2, N2, CH4, SF6, PCl5, BCl3
Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar , perbedaan harga ini
mendorong timbulnya kutub kutub listrik yang permanen ( dipol permanent )
![Page 21: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/21.jpg)
Senyawa non polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang kecil ,bahkan untuk senyawa
biner dwiatom ( seperti O2,H2) perbedaan keelektronegatifannya = 0
Polarisasi Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen Polar dan Ikatan Kovalen Nonpolar
Berdasarkan pengetahuan keelektronegatifan yang telah diketahui maka salah satu akibat
adanya perbedaan keelektronega-tifan antar dua atom unsur berbeda adalah terjadinya
polarisasi ikatan kovalen. Adanya polarisasi menyebabkan ikatan kovalen dapat dibagi
menjaadi ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen nonpolar. Ikatan kovalen polar dapat
dijumpai pada molekul hidrogen klorida sedangkan ikatan kovalen nonpolar dapat dilihat
pada molekul hidrogen.
Orbital H2 dan HCl, polarisasi ikatan kovalen
Pada hidrogen klorida terlihat bahwa pasangan elektron bersama lebih tertarik ke arah atom
klorin karena elektronegatifitas atom klorin lebih besar dari pada elektronegatifitas atom
hidrogen. Akibat hal ini adalah terjadinya polarisasi pada hidrogen klorida menuju atom
klorin. Ikatan jenis ini disebut ikatan kovalen polar. Hal yang berbeda terlihat pada molekul
hidrogen. Pada molekul hidrogen, pasangan elektron bersama berada ditempat yang berjarak
sama diantara dua inti atom hidrogen (simetris). Ikatan yang demikian ini dikenal sebagai
ikatan kovalen nonpolar.
Molekul Polar dan Molekul Nonpolar
Molekul yang berikatan secara kovalen nonpolar seperti H2, Cl2 dan N2 sudah tentu bersifat
nonpolar. Akan tetapi molekul dengan ikatan kovalen polar dapat bersifat polar dan nonpolar
yang bergantung pada bentuk geometri molekulnya. Molekul dapat bersifat nonpolar apabila
molekul tersebut simetris walaupun ikatan yang digunakan adalah ikatan kovalen polar.
Susunan ruang (VSEPR) BF3, H2O, NH3 dan BeCl2
![Page 22: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/22.jpg)
Molekul H2O dan NH3 bersifat polar karena ikatan O-H dan N-H bersifat polar. Sifat polar ini
disebabkan adanya perbedaan keelektronegatifan dan bentuk molekul yang tidak simetris atau
elektron tidak tersebar merata. Dalam H2O, pusat muatan negatif terletak pada atom oksigen
sedangkan pusat muatan positif pada kedua atom hidrogen. Dalam molekul NH3, pusat
muatan negatif pada atom nitogen dan pusat muatan positif pada ketiga atom hidrogen.
Molekul BeCl2 dan BF3 bersifat polar karena molekul berbentuk simetris dan elektron
tersebar merata walupun juga terdapat perbedaan keelektronegatifan.
Kepolaran suatu molekul dapat diduga dengan menggambarkan ikatan menggunakan suatu
vektor dengan arah anak panah dari atom yang bermuatan positif menuju ke arah atom yang
bermuatan negatif. Molekul dikatakan bersifat nonpolar apabila resultan vektor sama dengan
nol. Sedangkan molekul bersifat polar apabila hal yang sebaliknya terjadi, resultan tidak sama
dengan nol
Polarisasi Ikatan Kovalen
Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke
Salah 1 atom .
Contoh 1 : Molekul HCl
Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl
lebih besar daripada atom H.
Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H
sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul
HCl).
Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan
antara atom-atom yang berikatan.
Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama
kuat ke semua atom.
Contoh 2 : Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI sama kuat
karena atom-atom dari unsur sejenis mempunyai harga keelektronegatifan yang sama.
![Page 23: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/23.jpg)
Akibatnya muatan dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk kutub.
Contoh 3 : Meskipun atom-atom penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan tetapi pasangan
elektron tersebar secara simetris diantara atom-atom penyusun senyawa, sehingga PEI
tertarik sama kuat ke semua atom (tidak terbentuk kutub).
Momen Dipol ( µ )
Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.
Dirumuskan:
µ = Q x r ; 1 D = 3,33 x 10-30 C.m
keterangan:
µ = momen dipol, satuannya debye (D)
Q = selisih muatan, satuannya coulomb (C)
r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)
Polaritas suatu senyawa atau molekul didasarkan pada sifat dipol yang dimilikinya.Polaritas
molekuler tergantung pada perbedaan elektronegativitas antara atom-atom yang ada dalam
suatu senyawa dan adanya ketidaksimetrisan struktur dari suatu senyawa. Contohnya,
molekul air adalah senyawa polar karena adanya perbedaan elektron yang digunakan bersama
oleh atom O dan H pada struktur senyawa air yang ternyata bentuknya bengkok, sementara
metana adalah senyawa yang non polar karena adanya penggunaan bersama pasangan
elektron antara atom-atom C dan atom-atom pada metana tersebut yang sama dan bentuknya
simetris.
Salah satu sifat polar ini dapat dimanfaatkan untuk melarutkan suatu larutan dengan larutan
lain dengan menggunakan azas "like dissolves like", di mana larutan yang bersifat polar akan
larut dengan larutan yang bersifat polar juga, begitu pula sebaliknya.
Kepolaran senyawa kovalen
![Page 24: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/24.jpg)
Keelektronegatifan
Menurut Linus Pauling, keelektronegatifan merupakan kemampuan suatu atom untuk
menarik elektron-elektron dari atom lain ke dalam dirinya sendiri dalam suatu molekul.
Dalam suatu senyawa, apabila atom-atomnya memiliki perbedaan nilai keelektronegatifan
maka akan terbentuk ikatan kovalen polar. Ikatan ini terbentuk karena atom yang lebih
elektropositif akan kekurangan rapatan elektron sehingga atom yang elektropositif tersebut
akan menghasilkan muatan parsial positif (δ+). Sedangkan atom yang lebih elektronegatif
akan menghasilkan muatan parsial negatif (δ- ). Muatan parsial ini akan menyebabkan
timbulnya momen ikatan yang mempunyai arah dari muatan parsial positif ke muatan parsial
negatif. Momen ikatan ini dapat terjadi karena perbedaan keelektronegatifan di antara dua
atom yang berikatan. Sebagai contoh, momen ikatan yang terjadi pada molekul HCl.
![Page 25: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/25.jpg)
Pengaruh momen dipol dalam kepolaran molekul anorganik
Momen dipol (µ) merupakan jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan
elektron bebas dalam suatu molekul.Molekul dikatakan bersifat polar jika memiliki µ > 0
atau µ ≠ 0 dan dikatakan bersifat nonpolar jika memiliki µ = 0 .
Molekul yang memiliki atom yang sama seperti Cl2, Br2, I2, dan H2 bersifat nonpolar karena
molekul tersebut tidak memiliki momen ikatan maupun maupun momen pasangan elektron
bebas (PEB) sehingga momen dipolnya bernilai 0. Tidak hanya molekul dengan atom-atom
yang sama, pada molekul yang memiliki atom-atom yang berbeda pun dapat bersifat
nonpolar. Misalnya pada molekul PCl5,CO2,SF6, dan COCl2. Pada molekul CO2, muatan
parsial positif terdapat pada atom karbon sedangkan muatan parsial negatif terdapat pada
atom oksigen, sehingga momen ikatan pada CO2 memiliki arah dari atom C yang bermuatan
parsial positif ke atom O yang bermuatan parsial negatif. Momen ikatan pada molekul ini
akan saling meniadakan, akibatnya momen dipolnya bernilai nol. Sehingga molekul ini dapat
dikatakan sebagai molekul nonpolar.
Molekul H2O bersifat polar karena memiliki momen dipol yang bernilai 1,84 D. Nilai momen
![Page 26: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/26.jpg)
dipol ini didapatkan berdasarkan jumlah vektor dari momen ikatan H-O dan momen PEB.
Atom O lebih elektronegatif daripada atom H sehingga arah momen ikatan O-H akan
mengarah ke atom O. Sedangkan untuk arah momen pasangan elektron bebas mengarah dari
atom O menuju ke pasangan elektron bebas. Momen ikatan dan momen H20 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Pengaruh arah momen elektron ikatan dan momen pasangan elektron bebas terhadap
kepolaran molekul anorganik
Momen pasangan elektron bebas dan momen ikatan yang searah akan memiliki tingkat
kepolaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berlawanan arah . Contohnya, NH3
dan PCl3 sama-sama bersifat polar, namun tingkat kepolarannya berbeda. Pada molekul NH3,
momen ikatan N-H dan momen pasangan elektron bebas memiliki arah yang searah,
sedangkan pada molekul PCl3 memiliki momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas
yang berlawanan arah , sehingga kepolaran NH3 lebih tinggi daripada PCl3.
Kepolaran senyawa ion
![Page 27: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/27.jpg)
Pada umumnya, senyawa yang terbentuk akibat penggabungan antara logam dengan
nonlogam memiliki sifat senyawa ionik. Akan tetapi, tidak semua senyawa dari
penggabungan ini bersifat ionik. Senyawa ini dapat lebih mengarah ke sifat kovalen ketika
elektron terluar dari anion ditarik kuat oleh kation, sehingga rapatan anion akan mengalami
distorsi/penyimpangan terhadap kation.[3]. Distorsi ini dapat dilihat dari rapatan elektron yang
mulanya digambarkan seperti bola akan menjadi lonjong (elektron terluar dari anion ditarik
kuat oleh kation). Akibat dari distorsi ini maka senyawa yang mulanya bersifat ionik akan
berubah menjadi kovalen dan akan terjadi polarisasi. Semakin besar sifat polarisasinya maka
semakin besar pula derajat ikatan kovalensinya. Menurut Kasimir Fajans, ahli kimia, terdapat
beberapa aturan perihal polarisasi tersebut, antara lain :
Suatu kation akan lebih mudah mengalami polarisasi ketika ukuran kation
tersebut kecil dengan muatan positif yang besar
Mn2O7 memiliki muatan positif lebih besar dibandingkan dengan muatan positif pada
MnO sehingga Mn2O7 lebih bersifat kovalen polar daripada bersifat ionik.
Suatu anion akan lebih mudah mengalami polarisasi ketika ukuran dan muatan
negatif yang dimiliki anion tersebut besar.
AlI3 memiliki muatan negatif yang sama namun dengan ukuran anion yang lebih
besar jika dibandingkan dengan AlF3 sehingga AlI3 lebih mengarah untuk membentuk
ikatan kovalen yang polar dibandingkan dengan AlF3 yang tidak bersifat polar.
Kation yang tidak memiliki konfigurasi gas mulia lebih mudah mengalami
polarisasi.
Kation K+ pada senyawa KCl memiliki konfigurasi gas mulia yaitu [Ar] sedangkan
kation Ag+ pada AgCl tidak memiliki konfigurasi gas mulia yaitu [Kr]4d10, sehingga
kation Ag+ lebih mudah mengalami polarisasi daripada kation K+.
Kepolaran yang disebabkan keberadaan molekul tetangganya
Molekul nonpolar dengan molekul nonpolar
![Page 28: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/28.jpg)
Suatu molekul monoatomik yang bersifat nonpolar akan menghasilkan muatan positif dan
muatan negatif yang berimpit akibat pergerakan distribusi rata-rata inti atom dan elektron di
sekitar inti. Rapatan elekton dari molekul tersebut berupa bola yang simetri.
Keadaan elektron yang selalu bergerak menyebabkan polarisasi rapatan elektron dan
penyimpangan dari simetri bola. Sehingga pusat muatan positif dan muatan negatif
memisah(berbentuk lonjong) dan molekul tersebut dikatakan memiliki dipol sesaat
(temporary dipole)
Jika di dekat molekul yang memiliki dipol sesaat terdapat molekul nonpolar, molekul yang
memilki dipol sesaat akan menginduksi (dipol induksi) molekul nonpolar tersebut. Akibat
adanya dipol sesaat dan dipol induksian tersebut maka akan terbentuk gaya elektrostatik atau
yang disebut gaya London di antara kedua molekul tersebut.
![Page 29: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/29.jpg)
Kemampuan polarisasi atau polarizabilities molekul dinyatakan dengan simbol α. Pada
molekul-molekul dengan bentuk yang sama, bertambahnya massa molekul akan
menyebabkan bertambahnya jumlah elektron. Hal ini menyebabkan pengaruh inti atom
terhadap awan elektron yang semakin lemah, sehingga akan mudah dipolarisasi dan gaya
London yang terjadi pun akan semakin kuat. Gaya London yang semakin kuat menyebabkan
proses peleburan dan pendidihan molekul-molekul yang terlibat dalam gaya tersebut
memerlukan energi yang besar untuk memperbesar jarak antarmolekul nonpolar.
Selain itu, akibat dari gaya London juga menyebabkan molekul nonpolar dapat larut dalam
pelarut non polar. Misalnya, senyawa BI3 yang mempunyai kemampuan polarisasi yang
tinggi akan larut dalam senyawa CCl4 yang juga mempunyai kemampuan polarisasi yang
tinggi.
Molekul polar dengan molekul nonpolar
Molekul polar yang memiliki dipol permanen akan menginduksi molekul nonpolar yang tidak
memiliki dipol, sehingga akan terjadi gaya elektrostatik di antara keduanya atau yang disebut
gaya dipol-dipol induksi. Gaya ini menyebabkan senyawa nonpolar dapat larut atau sedikit
larut dalam pelarut polar. Misalnya, gaya dipol-dipol induksi antara H2O yang bersifat polar
dan O2 yang bersifat nonpolar akan menyebabkan O2 dapat larut sedikt dalam H2O (gas O2
yang dilarutkan dalam 100 gram air memiliki kelarutan 0,006945 pada suhu 0 °C).
![Page 30: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/30.jpg)
Molekul polar dengan molekul polar
Ketika molekul yang polar berdekatan dengan molekul yang polar, maka akan timbul gaya
elektrostatik di antara keduanya. Gaya ini disebut gaya dipol-dipol. Melalui gaya ini, zat
terlarut yang bersifat polar dapat larut dalam pelarut polar yang mempunyai konstanta
dielektrik yang besar.
![Page 31: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/31.jpg)
Molekul-molekul polar yang berada dalam fase cair, pusat muatan negatif akan berdekatan
dengan pusat muatan positif, begitu pun sebaliknya. Peristiwa ini menyebabkan gaya tarik
antar molekul akan lebih kuat daripada gaya tolaknya.
Ikatan senyawa kovalen Polar dan Non Polar
Perbedaan Senyawa Polar dan Senyawa NonPolar
Polar:
-Bentuk dari polar sendiri tdk simetris
- Terdiri atas unsur logam serta non logam
- Elektronegativitas diantar-antar unsurnya besar-besar
- Senyawa pada polar bisa dicampur dengan senyawa polar lainya, dan senyawa Non-polar
akan berpisah dari Non-Polar lainya :
- Bentuknya berbentuk simetris
- Terdiri dari unsur2 Non-logam
- Elektronegativitas antar unsur-unsurnya kecil
![Page 32: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/32.jpg)
- Senyawa pada polar bisa dicampur dengan senyawa polar lainya, dan senyawa Non-polar
akan berpisah
Ikatan senyawa kovalen Polar dan Non Polar:
Adanya polarisasi karena adanya perbedaan keelektronegatifan antar 2 unsur atom yang
berbeda yang menyebabkan ikatan kovalen dapat dibagi menjaadi ikatan kovalen polar dan
ikatan kovalen nonpolar.
Polar dapat dijumpai di molekul-molekul hidrogen klorida,dan ikatan kovalen non-polar
dapat dijumpai di molekul-molekul pada hidrogen.
Akibat pasangan dari elektron-elektron lebih tertarik ke atom klorin karena elektronegatif-nya
makas atom klorin lebih besar dari elektronegatif-nya, atom hidrogen adalah terjadinya
polarisasi pada hidrogen klorida menuju atom klorin, Ikatan jenis ini disebut ikatan kovalen
polar.
Perbedaanya terlihat pada molekul hidrogen-nya. Di molekul hidrogen, pasangan elektron
ada di tempat yang jaraknya sama dan berada diantara 2 inti atom hidrogen. Ini juga dikenal
sebagai ikatan kovalen nonpolar.
![Page 33: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/33.jpg)
Orbital H2 dan HCl, ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen dimana elektron yang
membentuknya lebih banyak dan menghabiskan waktunya untuk berputa di salah satu atom.
Dimolekul HCl elektron yang berikatan selalu lebih berdekatan pada atom klor daripada atom
Hidrogen. Polaritas ikatan seperti ini bisa digambarkan dalam bentuk symbol δ+ , δ-. δ+
atau panah δ+ , δ-. δ+ adalah tanda atom lebih bersifat elektropositif di banding atom yang
menjadi pasangannya. δ- berarti bahwa atom lebih bersifat elektronegatif daripada atom yang
menjadi pasangan pada ikatannya
Ikatan atom 1,2 dan 3
Non-polar atau Kovalen murni memiliki ciri-ciri titi-titkk muatan negatif elektron
persekutuannya yang berhimpitan, sehingga molekul pembentuknya tidak terjadi dipol,
dengan katalain bahwa elektron persekutuannya mendapat gaya tarik yang sama.
![Page 34: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/34.jpg)
Struktur H2 dan CO2 adalah contoh ikatan kimia non polar karena daya tariknya seimbang
baik antara H dengan H atau antar O dengan C kiri dan kanan seimbang. Sehingga momen
dipolnya menjadi nolContoh lain adalah senyawa CH4, H2, O2, Br2 dan lain-lain
Molekul Polar dan Molekul Nonpolar
Molekul yang berikatan secara kovalen nonpolar seperti H2, Cl2 dan N2 sudah tentu bersifat
nonpolar. Akan tetapi molekul dengan ikatan kovalen polar dapat bersifat polar dan nonpolar
yang bergantung pada bentuk geometri molekulnya. Molekul dapat bersifat nonpolar apabila
molekul tersebut simetris walaupun ikatan yang digunakan adalah ikatan kovalen polar.
Susunan ruang (VSEPR) BF3, H2O, NH3 dan BeCl2Molekul H2O dan NH3 bersifat polar
karena ikatan O-H dan N-H bersifat polar. Sifat polar ini disebabkan adanya perbedaan
keelektronegatifan dan bentuk molekul yang tidak simetris atau elektron tidak tersebar
merata. Dalam H2O, pusat muatan negatif terletak pada atom oksigen.sedangkan pusat
muatan positif pada kedua atom hidrogen. Dalam molekul NH3, pusat muatan negatif pada
atom nitogen dan pusat muatan positif pada ketiga atom hidrogen. Molekul BeCl2 dan BF3
![Page 35: KELOMPOK 4](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012314/548baa76b47959c63e8b45b9/html5/thumbnails/35.jpg)
bersifat polar karena molekul berbentuk simetris dan elektron tersebar merata walupun juga
terdapat perbedaan keelektronegatifan.Kepolaran suatu molekul dapat diduga dengan
menggambarkan ikatan menggunakan suatu vektor dengan arah anak panah dari atom yang
bermuatan positif menuju ke arah atom yang bermuatan negatif. Molekul dikatakan bersifat
nonpolar apabila resultan vektor sama dengan nol. Sedangkan molekul bersifat polar apabila
hal yang sebaliknya terjadi, resultan tidak sama