kelompok 1_kasus pendahuluan

Upload: abidah-ardiningsih

Post on 08-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ANALISIS KASUS PENDAHULUAN KELOMPOK 1

TRANSCRIPT

Nama Kelompok 1 :1. Zahrotul Azizah (125020300111051)2. Abidah Ardiningsih (125020301111048)3. Meriatul Qibtiyah (125020302111004)4. Ega Akmala El Farid (125020307111055)

Latihan: (1) Anda diminta untuk mereview sistem pengendalian mutu yang dimiliki oleh KAP Adi Susilo dan Rekan Saat ini. Dalam mereview sistem pengendalian mutu tersebut anda disarankan mendasarkannya dengan Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dikeluarkan oleh Komite SPAP. Dari uraian-uraian di atas, apa kesimpulan yang bisa anda peroleh terkait dengan kualitas sistem pengendalian mutu yang dimiliki oleh KAP? Jika diperkukan informasi tambahan, informasi apakah yang anda butuhkan untuk membuat penilaian tersebut? Rekomendasi apa yang anda usulkan untuk perbaikan kebijakan sistem pengendalian mutu yang dimiliki oleh KAP? Jawab :1. Unsur-unsur pengendalian mutu yang disarankan berdasarkan dengan Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dikeluarkan oleh Komite SPAPberhubungan satu sama lain. Oleh karena itu, KAP wajib membuat kebijakan dan prosedur pengendalian mutu mengenai: a. Independensi, setiap anggota harus memenuhi indepensi yang mana memberikan keyakinan memadai bahwa pada setiap lapis organisasi, semua staf profesional mempertahankan independensi sebagaimana diatur dalam Aturan Etika Akuntan Publik. Aturan Etika no 1 yaitu tentang integritas, objectivitas dan indepensi memuat contoh-contoh penerapan yang berlaku untuk akuntan publik. Dalam kasus ini KAP Adi Susilo dan Rekan telah mewajibkan setiap karyawan untuk tidak memiliki perikatan secara pribadi dengan klien KAP yang sedang diaudit jadi dengan diberlakukannya peraturan tersebut, independen dari individu dalam KAP dapat terpercaya.b. Penugasan personel, yang memberikan keyakinan memadai bahwa penugasan akan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk penugasan tersebut. Dalam proses penugasan personel, sifat dan lingkup supervisi harus dipertimbangkan. Umumnya, apabila personel yang ditugaskan semakin cakap dan berpengalaman, maka supervisi secara langsung terhadap personel tersebut, semakin tidak diperlukan.Dalam kasus ini, KAP Adi Susilo dan Rekan dapat diyakini, karena SDM yang ada dan yang direkrut diseleksi cukup ketatterkait kemampuan profesional individu. Dalam hal kemampuan teknis tidak diragukan lagi karena banyaknya program dan fasilitas terkait pelatihan dan peningkatan mutu SDMnya setiap tahun selalu diadakan seperti akuntan wajib mengikuti ujian CPA, ikut pendidikan profesi berkelanjutan, evaluasi kinerja semua tingkatan, dll. c. Konsultasi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa personel akan memperoleh informasi yang memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement) yang memadai. Sifat konsultasi akan tergantung atas beberapa faktor, antara lain ukuran KAP dan tingkat pengetahuan, kompetensi dan pertimbangan yang dimiliki oleh staf pelaksana perikatan. Dalam kasus ini, KAP Adi Susilo dan Rekan memang telah melakukan pengendalian mutu yaitu konsultasi dengan membentuk consulting partner diluar tim perikatan audit sehingga consulting partner ini dapat memberikan nasihat dan review terhadap hasil akhir secara lebih objektif. Selain itu tim perikatan juga dapat berkonsultasi terkait permasalahan dalam jalannya pelaksanaan perikatan audit.d. Supervisi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP. Lingkup supervisi dan review yang sesuai pada suatu kondisi tertentu, tergantung atas beberapa faktor, antara lain kerumitan masalah, kualifikasi staf pelaksana perikatan, dan lingkup konsultasi yang tersedia dan yang telah digunakan. Tanggung jawab KAP untuk menetapkan prosedur mengenai supervisi berbeda dengan tanggung jawab staf secara individual untuk merencanakan dan melakukan supervisi secara memadai atas perikatan tersebut.Dalam kasus ini, KAP Adi Susilo dan Rekan telah membuat prosedur KAP yang mana KAP tersebut sudah menetapkan bahwa dalam setiap tim perikatan audit harus terdiri dari partner in charge, manajer, auditor dan beberapa staf, hal ini bertujuan agar terciptanya supervisi dari atasan ke bawahan dan seterusnya secara sistematis. Tetapi dalam tim perikatan audit , partner in charge tidak melakukan aktifitas audit utama padahal partner in charge merupakan penanggung jawab, sebaiknya partner in charge ikut andil sehingga bisa mensupervisi para bawahannya.e. Pemekerjaan, yang memberikan keyakinan memadai bahwa semua staf profesionalnya memiliki karakteristik yang tepat sehingga memungkinkan mereka melakukan perikatan secara kompeten. Akhirnya, mutu pekerjaan KAP tergantung kepada integritas, kompetensi dan motivasi personel yang melaksanakan dan melakukan supervisi atas pekerjaan. Oleh karena itu, program pemekerjaan KAP menjadi salah satu unsur penentu untuk mempertahankan mutu pekerjaan KAP.Dalam kasus ini, KAP Adi Susilo dan Rekan, salah satu partner KAP yaitu Iman Awaluddin selalu menunjuk personil untuk setiap penugasan audit yang memang sesuai dengan pengalaman profesional dan pelatihan teknis yang dimiliki oleh karyawan yang ditunjuk.f. Pengembangan profesional, yang memberikan keyakinan memadai bahwa personel memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan kepada personelnya pengetahuan memadai untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP.Dalam kasus ini, KAP Adi Susilo dan Rekan juga sudah melaksanakan pengembangan profesional, ini dibuktikan dengan diadakannya pelatihan awal selama 1 minggu bagi karyawan baru untuk mendapatkan pengetahuan tentang proses bisnis dan sistem pengendalian mutu KAP, semua partner KAP secara konsisten diwajibkan mengikuti PPL, telah memiliki gelar CPA, dan telah memiliki 30 satuan kredit PPL per tahun. Serta untuk peningkatan mutu KAP menyisihkan dana untuk mendukung tercapainya semua program tersebut.g. Promosi (advancement) , yang memberikan keyakinan memadai bahwa semua personel terseleksi untuk promosi, memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk lapis tanggung jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personel akan berakibat terhadap mutu pekerjaan KAP. Kualifikasi personel terseleksi untuk promosi harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada, karakter, intelegensi, pertimbangan (judgement), dan motivasi.Dalam kasus ini, KAP Adi Susilo dan Rekan telah melaksanakan pengendalian mutu ini dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perusahaan, yaitu penentuan promosi jabatan dalam KAP didasarkan pada pengalaman waktu kerja dan prestasi kerja. Sebagai contoh, untuk dapat dipromosikan sebagai manajer, maka karyawan harus sudah bekerja selama 4 tahun di KAP Adi Adi Susilo dan Rekan, memiliki gerlar CPA, memiliki evaluasi kerja yang bagus dari partner, dan secara konsisten mengikuti PPL.h. Penerimaan dan keberlanjutan klien, memberikan keyakinan memadai bahwa perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas. Menetapkan prosedur dengan tujuan seperti tersebut, tidak berarti bahwa KAP bertugas untuk menentukan integritas atau keandalan klien, dan tidak juga berarti bahwa KAP berkewajiban kepada siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk menerima, menolak atau mempertahankan kliennya. Namun, dengan berdasarkan pada prinsip pertimbangan hati-hati (prudence), KAP disarankan selektif dalam menentukan hubungan profesionalnya.Dalam kasus ini, KAP Adi Susilo dan Rekan telah melakukan pengendalian mutu tentang penerimaan dan keberlanjutan klien yaitu dengan diadakan pengendalian pengendalian terkait hal ini dengan cara dalam menerima perikatan audit harus dengan persetujuan dari consulting partner dan partner in charge.i. Inspeksi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur pengendalian mutu, seperti tersebut pada butir 1 sampai dengan butir 8, telah diterapkan secara efektif. Prosedur inspeksi dapat dirancang dan dilaksanakan oleh individu yang bertindak mewakili kepentingan manajemen KAP. Jenis prosedur inspeksi yang akan digunakan tergantung kepada pengendalian yang ditetapkan oleh KAP dan penetapan tanggungjawab di KAP untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya.Dalam kasus ini, KAP Adi Susilo dan Rekan sudah melaksanakan inspeksi atas keseluruhan unsur mutu di KAP Adi Susilo dan Rekan yang dilakukan oleh salah satu Partner yaitu Imam AwaluddinRekomendasi dari kami adalah seharusnya sistem pengendalian mutu digambarkan dalam bentuk flow chart yang jelas, didukung bukti-bukti yang nyata bahwa telah dilakukan kegiatan tersebut. Serta dalam melakukan Inspeksi keseluruhan mutu tidak hanya dilakukan oleh satu orang saja.

(2) Pada kasus di atas, KAP Adi Susilo dan Rekan sedang mempertimbangkan penerimaan klien yang berstatus perusahaan publik. Langkah-langkah spesifik apa yang harus diambil oleh perusahaan sebelum menerima klien perusahaan publik yang akan diaudit? Sesuaikan jawaban anda dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Sarbanes-Oxley Act.! Jawab :Langkah-langkah yang harus diambil oleh KAP Adi Susilo dan Rekan atas pertimbangan penerimaan klien yang berstatus perusahaan publik berdasarkan ketentuan Sarbanes-Oxley Act yaitu: 1.KAP Adi Susilo dan Rekan harus terlebih dahulu mendaftarkan KAPnya sebagai KAP yang akan mengaudit perusahaan publik pada otoritas bursa terkait dalam hal ini di Indonesia adalah OJK2. KAP Adi Susilo dan Rekan harus dapat menjaga independensinya dalam hal ini yaitu terkait: a.Tidak melayani jasa tambahan seperti (Section 201): 1. Jasa pembukuan2.Desain sistem informasi keuangan dan pemasangannya3.Apraisal atau jasa penilaian lain4. Jasa aktuaria5.Outsourcing audit intern 6.Fungsi manajemen atau personalia7.Menjadi pialang, penasehat investasi atau jasa konsultasi investasi perbankan 8.Jasa hukum dan jasa tenaga ahli lainnya yang tidak terkait dengan audit. 9.Jasa lain yang ditentukan oleh PCAOB (atau OJK di Indonesia)Persiapan spesifik yang dilakukan oleh KAP Adi Susilo dan rekan untuk menerima klien ranah publik adalah: 1) Melihat gambaran umum perusahaan, ranah industri perusahaan dan resiko Melihat laporan keuangan perusahaan pada tahun sebelumnya. Mereview dan meneliti laporan audit perusahaan tersebut pada tahun Melakukan review terhadap Sistem Pengendalian Internal Perusahaan Mereview secara keseluruhan untuk mengetahu salah saji material ataupun perusahaan yang akan diperiksa. 2) 3) sebelumnya. 4) khususnya Sistem Informasi Akuntansi. 5) yang tidak material yang dilaporkan di dalam laporan keuangan perusahaan dan laporan audit.

Riset Kelompok: Gunakan sumber literatur untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam melakukan riset dengan topik di bawah ini (hubungkan juga pembahasan yang anda lakukan dengan sudut pandang etika profesi!). Tulislah laporan yang membahas mengenai pemasaran oleh KAP. Tunjukkan alasan bahwa kegiatan pemasaran tersebut diperbolehkan dan tipe pemasaran (periklanan) yang telah terjadi. Diskusikan keberhasilan yang telah dicapai oleh KAP dan reaksi akuntan terhadap pemasaran khususnya periklanan. Apa saja yang membatasi kegiatan periklanan yang dilakukan oleh akuntan publik?Jawab :Berdasarkan rumusandalam Aturan Etika 500, Seksi 502 (iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya), Kantor Akuntan Publik dalam menjalankan prakteknya, diperkenankan mencari klien melaluipemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran, dan kegiatan pemasaran lainnya. Syaratnya, sepanjang hal tersebut tidak merendahkan citra profesi.Sukrisno Agoes, Wakil Ketua Dewan SPAP Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengemukakan bahwa saat ini IAI Kompartemen Akuntan Publik (KAP) merupakan satu-satunya kompartemen IAI yang telah memiliki aturan etika. Aturan ini dihasilkan pada rapat anggota luar biasa di Hotel Horison Bandung pada minggu pertama bulan ini.Namun Sukrisno menyatakan, sampai saat ini ada ketidakjelasan mengenai pengertian "tidak merendahkan citra profesi". Akibatnya, setiap orang bisa memberikan interpretasi yang berbeda. Sampai saat ini, pengurus IAI KAP belum menerbitkan Interpretasi Aturan Etika dan belum ada tanyajawab yang diajukan ke Dewan SPAP.Memang ketentuan ini merupakan hal baru di kalangan akuntan mengingat larangan ini telah ada. Bahkan, jauh sebelum dirumuskannya konsep awal aturan kode etik IAI yang pertama kali saat digelar Kongres ke-2 IAI pada 1972. Kondisi ini terus berlanjut dengan dikeluarkannya Kode Etik IAI yang ditetapkan pada Kongres ke-7 pada tahun 1994 di Bandung.Pernyataan Etika Profesi No. 4 tentang Iklan bagi Kantor Akuntan Publik yang dihasilkan di Kongres ke-7 di Bandung tersebut tetap memberikan pelarangan bagi KAP untuk membuat iklan yang bertentangan. Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa: Seorang akuntan publik tidak boleh membuat iklan yang menipu atau bentuk pendekatan lain yang palsu atau menyesatkan karena bertentangan dengan kepentingan umum.Sukrisno mencontohkan bahwa iklan yang dilarang antara lain iklan di mana seorang akuntan yang memberikan janji-janji muluk atau menggambarkan seolah-olah dapat mempengaruhi keputusan pejabat pengadilan, instansi pengatur, atau badan/pejabat instansi yang serupa.Selain itu, iklan yang dilarang berisi pernyataan yang tidak didukung oleh fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya serta iklan yang memperbandingkan antara KAP tanpa adanya verifikasi.Sementara contoh iklan yang diperbolehkan, yaitu iklan pemberitahuan pindah alamat, telepon dan fax, iklan merekrut pegawai dan staf baik untuk kantor sendiri ataupun kliennya, ataupun iklan penjualan perusahaan atau aset klien KAP dalam kapasitas profesinya yang bertindak sebagai likuidator.Menurut saya tentang masalah sikap akuntan terhadap advertensi jasa akuntan public ini, seorang akuntan yang menggunakan jasa periklanan untuk mengiklankan dirinya sebagai akuntan public itu wajar saja sesuai dengan Aturan Etika Profesi IAI-KAP yang memperbolehkan advertensi bagi akuntan publik karena itu adalah salah satu cara mempromosikan atau menjual jasa agar para konsumen (pengguna jasa akuntan) dapat mengetahui akuntan mana yang akan meraka jadikan pilihan. Yang kedua menurut saya dengan adanya advertensi seperti ini bukan berarti seorang akuntan melakukan kegiatan yang tidak professional karena menurut saya akuntan itu harus mempromosikan diri agar para klien atau konsumen dalam hal ini pengguna jasa akuntan benar-benar mengetahui kemampuan akuntan tersebut dalam bidang akuntansi.Menurut Sukrisno, untuk sementara waktu interpretasi atas Aturan Etika 500, Seksi 502 mengenai kesempatan beriklan bagi KAP dapat menggunakan Pernyataan Etika Profesi No. 4.

Referensi :

http://fatmaawattisblog.blogspot.co.id/2014/11/pengendalian-mutu-salah-satu-cara.htmlhttp://www.hukumonline.com/berita/baca/hol1178/akuntan-boleh-beriklanhttp://galihfranco-myprofile.blogspot.co.id/2009/11/sikap-akuntan-terhadap-advertensi.html