kelas...khas dari suku-suku tersebut. ciri khas yang dimiliki dapat dilihat dari bentuk rumah,...

59
“Bahan Ajar SMA / MA Kelas XI” KD 3: 3.6 Menganalisis keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional berdasarkan keunikan dan sebaran. KD 4: 4.6 Membuat peta persebaran budaya daerah sebagai bagian dari budaya nasional. KELAS 11

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • “Bahan Ajar SMA / MA Kelas XI”

    KD 3: 3.6 Menganalisis keragaman budaya bangsa sebagai

    identitas nasional berdasarkan keunikan dan sebaran.

    KD 4: 4.6 Membuat peta persebaran budaya daerah sebagai bagian

    dari budaya nasional.

    KELAS

    11

  • Pertemuan 1

    PENGARUH FAKTOR GEOGRAFIS TERHADAP

    KERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA

    A. Pengertian Budaya

    Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang

    merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

    sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam

    bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata

    latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Kata culture juga

    kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

    Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

    bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi

    ke generasi. Budaya adalah suatu pola menyeluruh. Budaya

    terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan

    politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan

    karya seni. Bahasa merupakan bagian tak terpisahkan dari diri

    manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya

    diwariskan secara genetis. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan

    luas.

    Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat

    pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat

    dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,

    kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan

    adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai mahluk

    yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat

    nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,

    organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain yang semuanya ditujukan

    untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan

    bermasyarakat.

    Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur

    kebudayaan yaitu:

    1. Kesenian

    2. Sistem teknologi dan peralatan

    3. Sistem organisasi masyarakat

    4. Bahasa

    5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi

    6. Sistem pengetahuan

    7. Sistem religi

    Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan

    menjadi tiga yaitu:

  • 1. Gagasan (Wujud ideal)

    Budaya dalam wujud gagasan/ide ini bersifat abstrak dan

    tempatnya ada dalam alam pikiran tiap warga pendukung budaya

    yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto.

    Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung

    budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta

    tingkah laku warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-

    gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai hasil karya

    manusia berdasarkan sistem nilai, cara berfikir, dan pola tingkah

    laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem gagasan ini biasa

    disebut sistem nilai budaya.

    2. Aktivitas (Tindakan)

    Budaya dalam wujud perilaku berpola menurut ide/gagasan yang

    ada. Wujud perilaku ini bersifat konkrit dapat dilihat dan

    didokumentasikan (difoto dan difilm). Contoh : petani sedang

    bekerja di sawah, orang sedang menari dengan lemah gemulai,

    orang sedang berbicara dan lain-lain.

    Gambar 1. Aktivitas manusia sebagai wujud budaya

    3. Artefak (Karya)

    Semua benda hasil karya manusia tersebut bersifat konkrit, dapat

    diraba dan difoto. Kebudayaan dalam wujud konkrit ini disebut

    kebudayaan fisik. Contoh : bangunan-bangunan megah seperti

    rumah adat, pakaian adat, peralatan rumah tangga, hasil karya

    seni, dan lain-lain.

  • Gambar 2. Rumah Gadang (Sumatera Barat)

    B. Keragaman Budaya Indonesia

    Keragaman budaya atau “cultural diversity” di Indonesia

    merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.

    Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain

    kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri

    dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang

    merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok

    sukubangsa yang ada di daerah tersebut. Jumlah penduduk

    Indonesia sekitar 250 juta orang dan terdapat 1.128 suku bangsa.

    Tiap suku bangsa mempunyai corak dan budaya masing-masing yang

    memperlihatkan ciri khasnya. Hal ini bisa dilihat dari berbagai

    bentuk kegiatan sehari-hari, misalnya upacara ritual, pakaian adat,

    bentuk rumah, kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya. Keberagaman

    yang ada pada masyarakat bisa menjadi kekayaan dan potensi

    bangsa Indonesia.

    Pada masa kerajaan Mataram dan kerajaan Sriwijaya, terjadi

    penyebaran agama Hindu-Budha sampai akhirnya masuk agama

    Islam yang banyak diperluk oleh sebagain besar masyarakat

    Indonesia. Kapal-kapal asing yang berlabuh di Indonesia pada abad

    pertengahan, membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia

    internasional. Hubungan antar pedagang membangun interaksi antar

    peradaban yang ada di Indonesia.

    Letak Indonesia secara umum juga menjadi penyumbang

    keragaman budaya pada masyarakat. Dengan keanekaragaman

    budaya yang dimiliki, Indonesia dapat dikatakan mempunyai

    keunggulan dibandingkan dengan negara lain. Indonesia mempunyai

    potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.

  • C. Faktor-Faktor Geografis Indonesia Yang Mempengaruhi

    Keragaman Budaya

    Keragaman budaya suatu wilayah bergantung pada faktor

    geografis. Masyarakat Indonesia tinggal dalam wilayah dengan kondisi

    geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan,

    pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaann. Pada

    umumnya budaya yang berkembang di suatu wilayah cenderung

    menunjukkan karakteristik dan pemenuhan kebutuhan masyarakat

    daerah itu sendiri.

    Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap

    suku bangsa. Rumah adat di Jawa dan di Bali biasanya dibangun

    langsung di atas tanah, sementara rumah-rumah adat di luar Jawa

    dan Bali dibangun di atas tiang atau disebut rumah panggung.

    Alasan membuat rumah panggung antara lain untuk menghindari

    banjir dan menghindari binatang buas. Kolong rumah biasanya

    dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan menyimpan barang.

    Di daerah pegunungan yang subur, masyarakatnya memiliki

    mata pencaharian sebagai petani. Mereka harus menyiasati alam

    dengan membuat sistem pertanian dan alat-alat pertanian. Sistem

    dan alat tersebut merupakan hasil dari buah pikir manusia sehingga

    dapat dikatakan kedua hal tersebut adalah cerminan budaya

    setempat.

    Keragaman budaya di Indonesia di pengaruhi oleh faktor-faktor

    yang berkaitan denga batas-batas geografis antara lain:

    1. Letak geografis Indonesia

    2. Indonesia sebagai negara kepulauan

    3. Kondisi ekologis

    D. Pengaruh Faktor Geografis terhadap Keragaman Budaya di

    Indonesia

    1. Letak geografis wilayah

    Letak geografis yaitu letak suatu tempat dilihat dari

    kenyataan di muka bumi atau letak suatu tempat dalam

    kaitannya dengan daerah lain disekitarnya. Letak geografis

    disebut juga letak relatif, disebut relatif karena posisinya

    ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang

    membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua, dan

    samudera. Secara geografis Indonesia terletak di antara dua

    benua dan dua samudera, yaitu benua Asia dan benua Australia

    diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Letak geografis

    ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah Indonesia,

  • baik dilihat dari kenyataan fisik dan sosial maupun ekonomi dan

    politik.

    Gambar 3 Letak Strategis Indonesia

    a. Pengaruh positif letak geografis Indonesia yang demikian

    menyebabkan :

    1) Indonesia berada pada persilangan lalu lintas

    perdagangan dunia yang ramai sehingga sangat

    menguntungakan terutama pemasukan devisa negara

    2) Menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian di

    antara dua benua dan dua samudera

    3) Membantu dalam pengembangan destinasi wisata

    4) Memudahkan dalam menyebarkan ragam budaya

    Indonesia, akulturasi budaya, modernisasi.

    5) Indonesia yang terdiri banyak pulau yang membuat

    beragam kebudayaan, karena terdiri dari suku, budaya,

    dan bangsa.

    6) Laut yang sangat begitu luas dan garis pantai membuat

    Indonesia menyimpan hasil laut yang berlimpah

    b. Pengaruh negatif letak geografis Indonesia :

    1) Persaingan global yang cukup sulit dikendalikan

    2) Eksplorasi sumber daya alam Indonesia secara besar-

    besaran

    3) Munculnya pasar-pasar gelap sebagai akibat dari jalur

    perdagangan lintas internasional

  • 4) Semakin konsumtif terhadap barang-barang produk

    asing

    5) Banyak budaya barat yang perlahan menggeser budaya

    lokal

    Menurut Koentjaraningrat, budaya lokal Indonesia banyak

    dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu – Buddha, Islam, dan Eropa.

    Hal ini tidak terlepas dari posisi Indonesia yang berada di jalur

    strategis, yaitu terletak di antara dua benua dan dua samudra

    yang menjadi perlintasan perhubungan antarbangsa. Indonesia

    merupakan salah satu negara di Asia yang menjadi salah satu

    jalur perdagangan internasional tersibuk. Lalu lintas

    perdangangan bukan hanya membawa komoditas perdagangan,

    tetapi juga membawa pengaruh kebudayaan mereka terhadap

    budaya yang ada di Indonesia. Kedatangan para bangsa asing

    yang rasnya berbeda, kemudian tinggal di wilayah Indonesia

    menjadikan perbedaan ras. Juga dengan agama dan kepercayaan

    para pendatang asing.

    2. Indonesia sebagai negara kepulauan

    Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang tersebar dari Sabang

    hingga Merauke yang secara fisik posisinya terpisah-pisah. Hal ini

    yang menghambat hubungan antar masyarakat Indonesia dari

    pulau yang berbeda-beda wilayahnya. Keadaaan geografis

    Indonesia yang luas tersebut telah memaksa penduduk untuk

    menetap di daerah yang terpisah satu sama lain. keterbatasan

    teknologi komunikasi pada masa lalu menyebabkan isolasi

    geografis antarmasyarakat yang tersebar di berbagai pulau.

    Isolasi geografis tersebut mengakibatkan penduduk yang

    menempati setiap pulau tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa

    yang hidup terisolasi dari suku bangsa lainnya. Akibatnya,

    mereka mengembangkan kebudayaan masing-masing yang

    semakin berbeda dengan kebudayaan lain.

    Setiap masyarakat di wilayah kepulauan mengembangkan

    kebiasaan dan budaya mereka sendiri - sendiri, sesuai pada

    tingkatan perkembangan dan lingkungan masyarakat itu sendiri.

    Hal ini menyebabkan adanya perbedaan suku bangsa, komunikasi

    (bahasa), kebiasaan (budaya), peran antara laki-laki dan

    perempuan, dan penganut kepercayaan atau agama. Sebagai

    contoh, jenis-jenis pekerjaan yang ada menyebabkan

    beranekaragamnya peralatan yang diciptakan, misalnya bentuk

    rumah dan bentuk pakaian. Selain itu, bentuk kesenian yang ada

  • di masing-masing daerah juga berbeda. Keadaan geografis juga

    menyebabkan tiap-tiap pulau memiliki agama dan budaya yang

    berkembang sendiri-sendiri.

    3. Kondisi ekologis

    Lingkungan ekologis terbentuk dari struktur tanah, iklim,

    dan topografi memberikan kontribusi bagi kondisi penduduk baik

    dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi iklim seperti

    perbedaan musim hujan dan kemarau antar daerah, serta

    perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan

    mengakibatkan perbedaan pada budaya masyarakatnya. Ada

    komunitas masyarakat yang mengandalkan laut sebagai sumber

    pemenuhan kebutuhan hidupnya, ada pula yang mengandalkan

    pertanian dan perkebunan.

    Perbedaan ekologis tersebut berpengaruh terhadap

    kemajemukan budaya lokal di Indonesia. Penduduk

    mengembangkan budaya sesuai dengan kondisi ekologis wilayah

    yang ditempatinya. Penduduk di daerah pantai sangat berbeda

    dengan penduduk yang berada di pegunungan, seperti adanya

    perbedaan bentuk dan model rumah, mata pencaharian /

    pekerjaan, makanan pokok yang dikonsumsi, pakaian, budaya /

    kesenian, bahkan agama dan kepercayaan.

    Gambar Dataran Tinggi di Indonesia

    Keanekaragaman yang terjadi pada relief bumi merupakan

    anugerah Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan perbedaan

    tersebut memunculkan berbagai variasi kehidupan dari berbagai

    aspek.

    a. Mata Pencaharian

    Masyarakat Indonesia sebagian besar mata pencahariannya

    adalah bertani (petani). Hal ini dipengaruhi oleh kondisi

    geografis di Indonesia. Selain bertani, mata pencaharian lainnya

    adalah menangkap ikan (nelayan).

  • Gambar 4 Topografi Indonesia

    Berikut ini adalah mata pencaharian yang ada di Indonesia

    berdasarkan pembagian daerahnya.

    1. Mata Pencaharia Daerah Pantai

    Daerah pantai yang landai merupakan lahan bagi

    masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, karena selain

    lautnya tenang juga pantai yang landai merupakan tempat

    yang kaya akan ikan. Kehidupan penduduk di provinsi yang

    wilayahnya berupa kepulauan dengan pulau-pulau kecil,

    seperti Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku. Pada

    umumnya, selain menangkap ikan, mereka juga menyelam

    untuk mengambil mutiara dan budidaya rumput laut dan

    kerang mutiara. Sedangkan, di daratan pantai nelayan

    membudidayakan tambak ikan, komoditi yang diunggulkan

    adalah bandeng dan udang.

    2. Mata Pencaharia Daerah Dataran Rendah

    Daerah rendah yang landai merupakan lahan yang baik

    untuk pembudidayaan pertanian, perkebunan, palawija,

    dan lain-lain. Kondisi yang demikian makin mendukung

    karena iklim Indonesia yang tropis menyebabkan lamanya

    penyinaran sinar matahari terhadap bumi banyak

    menyebabkan turunnya curah hujan dan banyaknya

    proses pelapukan, baik yang terjadi pada tumbuh-

    tumbuhan maupun yang terjadi pada bebatuan. Hal ini

    memungkinkan suburnya tanah yang ada di wilayah

    Indonesia. Selain dimanfaatkan untuk pertanian,

    perkebunan, atau palawija, dataran rendah yang landai

    juga menyimpan potensi yang lain, misalnya terdapat

    sungai-sungai dan danau yang airnya dapat dimanfaatkan

    untuk berbagai macam kehidupan.

    3. Mata Pencaharia Daerah Dataran Tinggi

    Dengan relief yang beranekaragam, Indonesia juga

    memiliki wilayah yang beriklim. Junghun telah membuat

    http://1.bp.blogspot.com/-yg9DdZC8ySA/VnXgAkAjKcI/AAAAAAAAAMM/5iiFHJ1ouhk/s1600/Mata+Pencaharian.png

  • zonasi yang didasarkan pada ketinggian tempat, karena

    ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap suhu

    udara. Zonasi, artinya pembatasan wilayah berdasarkan

    ketinggian di atas permukaan air laut. Dengan zonasi ini,

    Indonesia dapat merealisasikannya dalam hal teknik

    kesesuaian cuaca, misalnya untuk kelapa dan tebu

    ditanam di daerah tropis, tetapi jika dipaksakan menanam

    di daerah dataran tinggi, hasilnya tidak akan memuaskan.

    Pada ketinggian antara 700 meter cocok untuk

    perkebunan karet, lebih dari 700 meter lebih cocok untuk

    ditanami perkebunan teh, dan di atas 1.000 meter cocok

    untuk ditanami hutan pinus. Gunung api juga memiliki

    manfaat besar bagi kehidupan manusia. Belerang, sumber

    air panas, panorama indah, sumber energi panas bumi,

    seperti kawah Kamojang, kawah Gunung Salak.

    b. Bentuk Rumah, Pakaian, Kebiasaan

    Sehari-Hari yang Menunjukkan Keadaan yang Berbeda-

    Beda Kita tentu mengetahui bahwa di Indonesia terdiri

    atas beragam suku bangsa, dan tentunya memiliki ciri

    khas dari suku-suku tersebut. Ciri khas yang dimiliki

    dapat dilihat dari bentuk rumah, pakaian yang dikenakan,

    dan kebiasaan sehari-hari yang menunjukkan keadaan

    yang berbeda-beda. Misalnya, bentuk rumah di pantai

    biasanya tinggi-tinggi dan berventilasi besar, kadang tidak

    memakai langit-langit dan banyak memiliki serambi atau

    beranda. Sedangkan, untuk rumah di dataran tinggi

    rumahnya pendek-pendek, rapat, dan berventilasi kecil.

    c. Alat Transportasi

    Alat transportasi, terutama yang masih bersifat

    tradisional akan berbeda antara yang di pantai, dataran

    rendah ataupun yang di dataran tinggi (pegunungan).

    Perbedaan ini dapat kamu lihat dari alat transportasi yang

    digunakan. Misalnya, di daerah pegunungan alat

    transportasi yang digunakan berupa hewan, seperti kuda

    atau sapi.

    d. Adat Kebiasaan

    Adat kebiasaan dalam berbicara, bertatakrama, dan

    berpakaian antara penduduk pantai, dataran rendah, dan

    dataran tinggi tidak akan sama. Orang pantai biasanya

    berpakaian terbuka, seperti menggunakan kaus, celana

    pendek. Hal ini disebabkan karena suhu di daerah pantai

    panas. Sedangkan, di dataran tinggi biasanya orang

  • berpakaian tertutup. Hal ini disebabkan karena suhu di

    dataran tinggi atau daerah pegunungan dingin.

    Pertemuan 2 dan 3

    SEBARAN KERAGAMAN BUDAYA NASIONAL

    1. Konsep Budaya

    Budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya, yang

    berarti daya dari budi. Jadi budaya adalah daya dari budi yang

    berupa cipta, rasa, dan karsa. Budaya menurut ilmu antropologi

    adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan tindakan hasil

    karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan

    milik diri manusia dalam belajar.

    Unsur-unsur kebudayaan secara universal antara lain sebagai

    berikut:

    a. Bahasa

    Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi.

    Perbedaan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda,

    ditentukan oleh adat-istiadat, wilayah, dan demografi. Contoh:

    penduduk yang tinggal di wilayah pesisir, pegunungan, dan

    perkotaan memiliki perbedaan tutur kata karena pengaruh letak

    wilayah.

    b. Sistem pengetahuan

    Pengetahuan sangat berguna untuk melahirkan ide-ide yang baru

    dan kreatif. Tanpa ada pengetahuan maka pengetahuan tidak

    akan tercipta, apalagi berkembang.

    c. Organisasi sosial

    Manusia membutuhkan manusia lain dalam hidupnya. Maka,

    organisasi muncul untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai

    makhluk sosial.

    d. Peralatan hidup dan teknologi.

    Manusia mengembangkan peralatan hidup dan teknologi untuk

    dapat menyiasati lingkungan tempat tinggalnya. Contoh:

    masyarakat petani dan peladang membuat alat-alat pertanian

    untuk dapat membantu mereka dalam bercocok tanam.

    e. Mata pencaharian

    Manusia membutuhkan mata pencaharian untuk dapat

    memenuhi kebutuhan hidupnya.

    f. Sistem religi

    Sistem religi muncul untuk memenuhi kebutuhan manusia

    terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Manusia sadar terdapat zat

    yang menguasai seluruh bumi dan alam semesta.

    g. Kesenian

  • Manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan fisik, tetapi juga

    memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikisnya.

    Oleh karena itu manusia menciptakan kesenian yang dapat dirasa

    dan didengar.

    Unsur kebudayaan universal di atas diturunkan lagi menjadi

    kebudayaan khusus. Misalnya adat istiadat, pertanian, kekerabatan,

    toleransi, dan alat pertanian. Faktor geografis sangat mempengaruhi

    unsur budaya, karena terdapat keterkaitan antara aspek alam (faktor

    geografis) dengan aspek manusia (kebudayaan).

    Definisi kebudayaan selalu berkaitan dengan batas-batas fisik dan

    geografis, misalnya budaya Sunda merupakan suatu tradisi yang

    berkembang di Tanah Sunda, budaya Minangkabau berkembang di

    Sumatera Barat.

    2. Budaya Lokal dan Budaya Nasional

    a) Budaya lokal

    Budaya lokal dapat dikatakan sebagai budaya yang dimiliki oleh

    daerah atau suku bangsa yang bersifat khas dan diwariskan secara

    turun temurun di wilayah tersebut. Budaya lokal lahir ketika

    penduduk suatu daerah telah memiliki segala bentuk cara-cara

    berperilaku, bertindak, serta pola pikiran yang sama. Kesemuanya

    itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan

    penduduk lain. Contoh perbedaan tersebut antara lain:

    1) upacara adat ritual dan aturan, dan hukum adat.

    2) kesenian lokal

    3) sistem kepercayaan

    4) sistem kekerabatan

    5) seni arsitektur dan teknologi bercocok tanam

    6) bahasa daerah.

  • Berikut adalah berbagai macam budaya daerah yang ada di Indonesia :

    1. Pulau Sumatera

  • 2. Pulau Jawa

  • 3. Bali- Nusa Tenggara

  • 4. Pulau Kalimantan

  • 5. Pulau Sulawesi

  • 6. Maluku-Papua

    b) Budaya nasional

    Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai

    identitas nasional. Budaya lokal merupakan unsur pembentuk

    budaya nasional. Menurut TAP MPR No. 11 Tahun 1998 bahwa

    kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah

    perwujudan cipta, karya, dan karsa bangsa Indonesia untuk

    mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta

    diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada

    pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.

    Contoh kebudayaan nasional:

  • Unsur Universal Unsur Khusus

    Bahasa Bahasa Indonesia

    Bahasa daerah

    Teknologi Arsitektur tradisional

    Teknologi pertanian dan

    kelautan

    Organisasi

    nasional

    ideologi Pancasila

    organisasi masyarakat

    adat istiadat

    wawasan nusantara

    lambang negara

    semboyan Bhinneka Tunggal

    Ika

    Sistem

    pengetahuan

    Lagu kebangsaan

    Pengetahuan sistem bercocok

    tanam

    Pengetahuan pengobatan

    tradisional

    Pengetahuan astronomi

    Kesenian Seni musik, tari, ukir, drama,

    lukis, dll.

    Contoh Budaya Nasional Indonesia :

    a. Pakaian Nasional

    Pakaian adat Indonesia jumlahnya sangat banyak.

    Hampir setiap daerah memiliki pakaian adatnya masing-

    masing dan dari banyaknya pakaian adat itu dipilihlah

    beberapa pakaian adat yang dapat mewakili Indonesia

    secara umum. Contohnya, di Jawa ada batik, beskap dan

    kebaya. Di Bali ada kamben. Di Nusa Tenggara ada kain

    tenun yang menjadi ciri khasnya.

    Untuk mewakili Indonesia secara umum dipilihlah

    batik dan kebaya sebagai pakaian nasional. Batik

    mendapatkan perhatian dan tanggapan yang cukup baik

    dari dunia internasional. Hal ini tidak lepas dari perjuangan

    para duta bangsa di berbagai bidang yang selalu

    mengenakan batik setiap kali bertandang ke luar negeri.

    Hingga saat ini hampir seluruh dunia telah mengetahui

    bahwa batik adalah pakaian nasional Indonesia.

  • b. Rumah Adat Nasional

    Rumah adat yang paling sering dianggap sebagai

    rumah adat nasional di Indonesia adalah rumah joglo dan

    rumah gadang. Rumah joglo adalah rumah adat dari Jawa

    dan rumah gadang adalah rumah adat dari Minangkabau.

    Keduanya memiliki arsitektur yang unik dan sangat

    menggambarkan karakter serta ciri khas bangsa Indonesia.

    Tidak heran jika kedua rumah ini gambarnya sering

    terpampang di berbagai tempat yang mempromosikan

    keindahan Indonesia.Pemilihan rumah adat nasional

    diputuskan berdasarkan kecocokan dengan ciri khas bangsa

    Indonesia.

    c. Alat Musik Nasional

    Alat musik adat yang diangkat sebagai alat musik

    nasional adalah gamelan. Gamelan banyak digunakan di

    berbagai daerah di Indonesia seperti di Jawa dan di Bali.

    Gamelan dipilih karena dianggap dapat memberikan ciri

    khas bagi bangsa serta memiliki keunikan tersendiri

    dibanding dengan alat musik lainnya. Gamelan harus

  • dimainkan secara berkelompok untuk memberikan hasil

    suara musik yang baik. Oleh karena itu, gamelan sangat

    cocok untuk menggambarkan adat masyarakat Indonesia

    yang suka bergotong royong dan bekerjasama dalam

    kehidupannya.

    Angklung adalah nama alat musik sekaligus menjadi

    nama dari salah satu kesenian yang berasal dari Jawa

    Barat. Alat musik ini terbuat dari Bambu yang dibentuk

    sedemikian rupa hingga mengeluarkan nada yang berbeda-

    beda ketika digetarkan. Perbedaan nada ini dipengaruhi oleh

    ukuran masing-masing bambu yang digunakan tersebut.

    Membuat suara yang berbeda antara satu angklung dengan

    angklung lainnya. Begitupun tiap-tiap bambu yang terdapat

    dalam satu buah angklung.

    Bambu yang dipergunakan bukan sembarang bambu

    karena hanya jenis bambu tertentu saja yang dapat

    menghasikan suara atau nada yang indah dalam

    pembuatannya. Jenis bambu yang tepat adalah jenis bambu

    tali, bambu hitam dan juga bambu gombong. Ketiga macam

    bambu yang juga harus turut dilestarikan untuk kelestarian

    kesenian ini. Kesenian yang telah ditetapkan sebagai

    warisan dunia dari Indonesia oleh Unesco sejak tahun 2010.

    d. Kesenian Nasional

    Kesenian nasional Indonesia biasanya digambarkan

    dengan kesenian wayang kulit. Meskipun di Indonesia

    banyak sekali jenis kesenian adat yang bisa dipilih namun

    wayang kulitlah yang paling sering digunakan untuk

  • menggambarkan kesenian nasional. Kesenian nasional ini

    harus selalu dilestarikan, jika tidak bisa saja negara lain

    mengambil kesenian ini dan mematenkannya sebagai

    kesenian nasional negara mereka. Hal ini seperti yang

    pernah terjadi pada reog Ponorogo yang pernah diakui oleh

    Malaysia sebagai kesenian nasional negaranya. Wayang kulit

    pun hampir bernasib sama karena hampir dipatenkan oleh

    negara lain sebagai kesenian nasionalnya. Hal ini

    dikarenakan Indonesia dan Malaysia adalah negara

    serumpun yang bisa saja banyak kesamaan dalam

    kebudayaan dan keseniannya. Jika tidak dilestarikan maka

    kesenian ini akan musnah dimakan perubahan jaman.

    e. Masakan Nasional

    Masakan nasional di Indonesia jumlahnya sudah tidak

    dapat dihitung lagi. Banyak sekali makanan tradisional yang

    bisa dijadikan masakan nasional. Yang paling lazim

    dijadikan ikon Indonesia adalah masakan rendang Padang.

    Hal ini dikarenakan rendang Padang telah memiliki pamor

    yang sangat baik di negara lain bahkan di dunia. Rendang

    dinobatkan sebagai salah satu makanan khas paling lezat di

    dunia sehingga tidak heran lagi jika rendang didapuk

    sebagai masakan nasional Indonesia.

  • f. Peninggalan Bersejarah

    Peninggalan sejarah yang menggambarkan

    kebudayaan nasional Indonesia sudah tidak bisa dihitung

    lagi jumlahnya. Candi Borobudur adalah salah satu yang

    paling sering dijadikan ikon peninggalan bersejarah di

    Indonesia. Candi Borobudur juga telah dinobatkan menjadi

    salah satu destinasi wisata sejarah yang paling disukai oleh

    turis mancanegara. Selain itu masih ada Candi Prambanan

    di Sleman dan Klaten yang juga dijadikan ikon warisan

    budaya. Candi Prambanan memiliki keindahan tersendiri

    yang pada akhirnya banyak orang menobatkan Candi

    Prambanan sebagai ikon dari kebudayaan bersejarah di

    Indonesia.

    g. Tari Pendet

    Penari pendet memegang bokor tempat bunga yang

    akan ditaburkan.Tari Pendet pada awalnya merupakan tari

    pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat

    umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan

    penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-

    laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali

  • mengubah Pendet menjadi “ucapan selamat datang”, meski

    tetap mengandung anasir yang sakral-religius.

    Pertemuan 4

    Pembentukan Budaya Nasional

    Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia harus

    dipandang sebagai sebuah kekayaan bukan kemiskinan. Bahwa

    Indonesia tidak memiliki identitas budaya yang tunggal bukan berarti

    tidak memiliki jati diri, namun dengan keanekaragaman budaya yang

    ada membuktikan bahwa masyarakat kita memiliki kualitas produksi

    budaya yang luar biasa, jika mengacu pada pengertian bahwa

    kebudayaan adalah hasil cipta manusia

  • .

    A. Pembentukan Budaya Nasional

    Kebudayaan atau culture adalah keseluruhan pemikiran dan

    benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam

    perkembangan sejarahnya. Bertitik tolak dari pemahaman tersebut,

    konsep kebudayaan Indonesia dibangun oleh para pendahulu kita.

    Konsep kebudayaan Indonesia disini mengacu kepada nilai-nilai yang

    dipahami, dianut, dan dipedomani bersama oleh bangsa Indonesia.

    Nilai-nilai inilah yang kemudian dianggap sebagai nilai luhur, sebagai

    acuan pembangunan Indonesia. Nilai-nilai itu antara lain adalah

    taqwa, iman, kebenaran, tertib, setia kawan, harmoni, rukun,

    disiplin, harga diri, tenggang rasa, ramah tamah, ikhtiar, kompetitif,

    kebersamaan, dan kreatif. Nilai-nilai itu ada dalam sistem budaya

    etnik yang ada di Indonesia. Nilai-nilai tersebut dianggap sebagai

    puncak-puncak kebudayaan daerah, sebagaimana sifat/ciri khas

    kebudayaan suatu bangsa Indonesia (Melalatoa, 1997: 102). Konsep

    kebudayaan Indonesia ini kemudian diikat dalam satu konsep

    persatuan dan kesatuan bangsa yaitu konsep Bhineka Tunggal

    Ika.kebudayaan tidak bisa hanya dilihat dari sisi isi kebudayaan itu

  • sendiri karena keberadaannya tidak terlepas dari banyak faktor lain

    sehingga kebudayaan itu ada, berlangsung, dan berkembang. Satu

    faktor penting yang berkaitan dengan kebudayaan adalah

    masyarakat, tidak akan ada satu kebudayaan tanpa masyarakat,

    demikian sebaliknya. Sebagai satu bentuk persekutuan hidup ,

    masyarakat itu sendiri adalah konsep dengan dimensi yang luas;

    meski kita sering menggunakan konsep masyarakat Indonesia,

    namun dalam kenyataannya kita tidak bisa membayangkan semua

    orang Indonesia yang berjumlah ratusan juta orang, biasanya yang

    terbayang hanyalah sekelompok orang-oranng Indonesia di sekitar

    kita saja, di suatu lokasi tertentu.

    Gambar 1. Leluhur Gambar 2. Nilai-

    Nilai

  • Gambar 4. Bhineka Tunggal Ika Gambar 3. Budaya

    Indonesia

    Dengan menempuh perjalanan sejarah yang panjang dan

    melelahkan bangsa Indonesia yang mulanya terdiri dari bangsa-

    bangsa yang kecil seolah-olah telah dirancang untuk selalu bersama

    dalam menempuh suka dan duka, sama-sama menanggung derita

    dibawah dominasi kekuasaan bangsa asing, dan sama-sama berjuang

    untuk membebaskan diri dari dominasi tersebut , membuat segenap

    warga yang hidup di sebaran kepulauan Indonesia merasa sebagai

    satu kesatuan; lahir,tumbuh, dan berkembangnya bangsa Indonesia

    adalah hasil kesejarahan, keadaan inilah yang menjadi salah satu

    potensi terbesar dimiliki dari keberadaan bangsa Indonesia.

    B. Kebudayaan Indonesia : Suatu Proses Awal

    1. Timbulnya Rasa Persatuan Bangsa

    Indonesia mempunyai sejarah tertulis yang dimulai sejak abad

    ke-4 M. Pada dasarnya, penduduk Indonesia dianggap terdiri dari

    masyarakat dengan kebudayaan –kebudayaan sukubangsa lokal

    yang hanya sedikit berhubungan satu dengan yang lain. Ketika

    kepulauan nusantara menjadi satu bagian yang integral dalam

    perdagangan Asia, dengan rute perdagangan yang merentang dari

    Asia Barat Daya dan Asia Selatan ke Tiongkok, dan ketika pada

    abad ke-4 dan ke-5 rempah-rempah dari kepulauan Indonesia,

    seperti merica, cengkeh dan pala, menjadi komoditi penting dalam

    ekonomi dunia kuno, keterlibatan dalam perdagangan rempa-

    rempah meningkatkan mobilitas antarpulau di kalangan penduduk

    nusantara. Persebaran

    2. Kondisi Geografis Indonesia

    Keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia atas

    kurang lebih 3.000 pulau yang tersebar disuatu daerah ekuator

    sepanjang kurang lebih 3.000 mil dari timur ke barat dan lebih

    dari 1.000 mil dari utara ke selatan, merupakan faktor yang sangat

    besar pengaruhnya terhadap terciptanya pluralitas sukubangsa di

    Indonesia. Ketika nenek moyang bangsa Indonesia yang sekarang

    ini mula-mula sekali datang secara bergelombang sebagai emigran

    dari daerah yang sekarang kita kenal sebagai daerah Tiongkok

    Selatan pada kira-kira 2.000 tahun sebelum masehi, keadaan

    geografis serupa itu telah memaksa mereka untuk harus tinggal

    menetap di daerah yang terpisah-pisah satu sama lain

    Isolasi geografis yang demikian di kemudian hari

    mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau atau

    sebagian dari suatu pulau di Nusantara ini tumbuh menjadi

  • kesatuan sukubangsa yang sedikit banyak terisolasi dari kesatuan

    sukubangsa yang lain. Tiap kesatuan sukubangsa terdiri dari

    sejumlah orang yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan emosional,

    serta memandang diri mereka masing-masing sebagai suatu jenis

    tersendiri. Dengan perkecualian yang sangat kecil , mereka pada

    umumnya memiliki bahasa dan warisan kebudayaan yang sama.

    Lebih daripada itu, mereka biasanya mengembangkan kepercayaan

    bahwa mereka memiliki asal-usul keturunan yang sama, satu

    kepercayaan yang seringkali di dukung oleh mitos-mitos yang

    hidup di dalam masyarakat. Tentang berapa jumlah sukubangsa

    yang sebenarnya ada di Indonesia, ternyata terdapat berbagai-bagai

    pendapat yang tidak sama di antara para ahli ilmu

    kemasyarakatan. Hidred Geertz (1981), misalnya, menyebutkan

    adanya lebih dari 300 sukubangsa di Indonesia, masing-masing

    dengan bahasa dan identitas kultural yang berbeda. Skinner,

    menyebutkan adanya lebih dari 35 sukubangsa menurut kajian

    induk bahasa dan adat yang tidak sama. Van Vollenhoven (1926),

    mengemukakan sekurangnya ada 19 daerah pemetaan menurut

    hukum adat yang berlaku walaupun angka-angka tersebut

    dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan pada puluhan

    tahun yang lalu; akan tetapi dengan perkiraaan bahwa angka

    kelahiran dan angka kematian selama ini memiliki rata-rata yang

    sama bagi kebanyakan sukubangsa yang ada di Indonesia, maka

    angka-angka tersebut di atas barangkali masih dapat

    menggambarkan keadaan masa kini.

    3. Pengaruh Budaya Asing

    Akulturasi adalah perubahan besar yang terjadi dalam

    kebudayaan sebagai akibat adanya kontak antar kebudayaan

    yangberlangsung lama. Hal itu terjadi apabila ada kelompok-

    kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda saling berhubungan

    secara langsung dan intensif. Hal tersebut mengakibatkan

    timbulnya perubahan-perubahan besar pada pola kebudayaan

    pada salah satu kelompok atau keduanya. Perubahan kebudayaan

    akibat adanya proses akulturasi tidak mengakibatkan perubahan

    total pada kebudayaan yang bersangkutan, hal ini disebabkan

    karena ada unsur-unsur kebudayaan yang masih bertahan,

    masyarakatpun ada yang menerima sebagian atau mengadakan

    penyesuaian dengan unsur-unsur kebudayaan yang baru. Sejarah

    panjang perjalanan hidup masyarakat Indonesia ditandakan

    dengan banyaknya berhubungan dengan masyarakat asing seperti

    Cina, India, Persia, Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang;

    keberadaanmereka ternyata banyak meninggalkan unsur-unsur

  • kebudayaan yang kemudian beberapa darinya diadopsikan dalam

    budaya lokal

    a. Pengaruh India (Hindu – Budha).

    Pengaruh yang pertama kali menyentuh masyarakat

    Indonesia berupa pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha

    dari India sejak 400 tahun sebelum masehi. Hinduisme dan

    Budhaisme Di pulau Jawa dan pulau Bali pengaruh agama

    Hindu dan Budha itu tertanam dengan kuatnya sampai saat

    ini. Cerita seperti Mahabharata atau Ramayana sangat

    populer sampai sekarang, bahkan pada beberapa sukubangsa

    seperti Sunda, Jawa, atau Bali, pengaruh cerita-cerita itu

    sudah dianggap sebagai bagian atau ciri dari kebudayaannya;

    beberapa film Indonesia ternyata banyak yang berorientasi

    pada sifat-sifat film India, yaitu antara bernyanyi dan menari;

    musik dangdut yang demikian populer untuk lapisan

    masyarakat tertentu, bisa dikatakan berakar dari kebudayaan

    India. Pengaruh yang paling menonjol dari agama Hindu bisa

    ditemukan pada masyarakat Bali, walaupun ada sedikit-

    sedikit perbedaan karena tentunya unsur budaya asli masih

    dipertahankan, namun pengaruh agama Hindu tertanam kuat

    pada kepercayaan masyarakat Bali.

    b. Pengaruh Kebudayaan Islam

    Pengaruh kebudayaan Islam mulai memasuki

    masyatrakat Indonesia sejak abad ke 13, akan tetapi baru

    benar-benar mengalami proses penyebaran yang meluas

    sepanjang abad ke 15. Harsoyo (1999) menyebutkan bahwa

    praktik penyebaran agama Islam itu melalui dua proses, yaitu

    melalui mekanisme perniagaan yang dilakukan oleh orang-

    orang India dari Gujarat dan orang-orang Persia, dan yang

    kedua melalui penguasaan sentra-sentra kekuasaan di pulau

    Jawa oleh orang-orang. Menurut seorang peneliti Amerika

    tentang kebudayaan-kebudayaan di Indonesia, Clifford Geertz

    (1982), keberadaan agama Islam pada suatu masyarakat Jawa

    Tengah itu dilaksanakan menurut tiga lapisan masyarakat,

    yaitu agama Islam yang hidup pada kelompok bangsawan

    yang disebutnya sebagai Priyayi, Islam yang hidup pada

    kelompok rakyat kebanyakan yang disebutnya sebagai

    Abangan, dan Islam yang hidup pada anggota-anggota

    kelompok pesantren sebagai pusat pengkajian agama Islam

    yang disebut Santri.

    c. Pengaruh Kebudayaan Barat.

  • Pengaruh kebudayaan Barat mulai memasuki masyarakat

    Indonesia melalui kedatangan bangsa Portugis pada

    permulaan abad ke 16, kedatangan mereka ke tanah

    Indonesia ini karena tertarik dengan kekayaan alam berupa

    rempah-rempah. Kegiatan misionaris yang menyertai kegiatan

    perdagangan mereka, dengan segera berhasil menanamkan

    pengaruh agama Katolik di daerah tersebut. Ketika bangsa

    Belanda berhasil mendesak bangsa Portugis untuk

    meninggalkan Indonesia pada sekitar tahun 1600 M, maka

    pengaruh agama Katolik pun segera digantikan oleh pengaruh

    agama Protestan.

    C. Pluralisme Masyarakat dan budaya Indonesia

    a. Bangsa Indonesia

    Persekutuan hidup yang dikenal sebagai bangsa (nation)

    adalah suatu ikatan

    solidaritas dan loyalitas antar sesama anggota yang terdiri atas

    sejumlah besar pelaku yang menganggap diri dan dianggap

    mewakili suatu persekutuan hidup tertentu, apapun ras,

    sukubangsa, agama, ideologi politik, dan kewarganegaraannya.

    Konsep bangsa dibangun atas dasar rasa identitas komunal yang

    mempunyai sejarah tradisi yang relatif sama dan berelemen utama

    kebudayaan, yang mendiami unit geografi yang

    teridentifikasikan/disepakati bersama (David Robertson, 1993).

    Harsya Bachtiar (1994), seorang ahli Sosiologi Indonesia,

    mengatakan bahwa bangsa Indonesia memperoleh para anggotanya

    melalui dua sumber utama , yaitu

    1) Suku-suku bangsa pribumi di wilayah Republik Indonesia,

    2) Golongan-golongan penduduk yang berasal dari luar kepulauan

    Indonesia, murni maupun peranakan, yang kemudian menetap

    di wilayah Republik Indonesia. Sehingga menjadi kebetulan

    kelompok-kelompok etnis yang bersepakat tersebut, berada

    dalam satu kesatuan administrasi kolonial yang sama, yaitu

    hindia belanda.

    b. Suku bangsa di Indonesia

    Tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat bisa

    menampilkan suatu corak khas yang terutama terlihat oleh orang

    luar yang bukan warga masyarakat bersangkutan.. Konsep yang

    tercakup dalam istilah sukubangsa adalah suatu golongan

    manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan

    kebudayaan, dimana kesadaran dan identitas ini biasanya

    dikuatkan oleh kesatuan bahasa; kesatuan kebudayaan ini bukan

  • suatu hal yang ditentukan oleh analisa fihak diluar kebudayaan

    itu sendiri melainkan oleh warga kebudayaan yang bersangkutan.

    Dengan demikian kebudayaan Bali merupakan suatu kesatuan,

    yang berbeda dengan kebudayaan Tengger, atau kebudayaan Jawa,

    atau kebudayaan Lombok, dimana orang-orang Bali sendiri sadar

    bahwa diantara mereka ada keseragaman pada kebudayaannya,

    yaitu kebudayaan Bali yang mempunyai kepribadian dan identitas

    khusus, berbeda dengan kebudayaan-kebudayaan tetangganya itu.

    Apalagi adanya bahasa Bali yang berbeda dengan bahasa-bahasa

    lain yang lebih memperkuat kesadaran akan kepribadian khusus

    tadi.

    D. Perspektif Kebhinekaan Masyarakat Dan Kebudayaan Di Indonesia

    1. Kebudayaan dalam perspektif Suku bangsa

    Kebhinekaan etnolinguistik yang luas dari penduduk Indonesia

    dimulai sejak masa silam. Hildred Geertz (1981), seorang ahli

    Antropologi tentang Indonesia, menyatakan bahwa dari sekitar 300

    sukubangsa yang ada di Indonesia, sekurangnya ada 250 bahasa

    daerah yang dipergunakan; Geertz membagi pengunaan bahasa

    daerah itu menjadi tiga klasifikasi, yaitu (1) kelompok keluarga

    bahasa Melayu Polinesia, yaitu bahasa-bahasa yang digunakan

    diseluruh kepulauan Indonesia Barat dan Tengah, (2) kelompok

    keluarga bahasa Halmahera Utara, dan (3) kelompok keluarga

    bahasa-bahasa Papua, termasuk didalamnya kelompok Ambon-

    Timor, Sula–Bacan, dan kelompok Halmahera selatan serta Papua.

    2. Kebudayaan dalam perspektif keturunan asing

    Tidak seperti sukubangsa, penduduk yang termasuk sebagai

    golongan keturunan asing pada umumnya diharapkan dapat

    berasimilasi dengan sukubangsa di daerah tempat mereka berada

    atau sepenuhnya menganut kebudayaan nasional Indonesia.

    Kebudayaan nenek moyang mereka hanya untuk dianut dalam

    kehidupan pribadimereka. Orang Arab Indonesia dengan nyata

    telah mencapai asimilasi ini, dan mereka hanya dibedakan dari

    penduduk asli melalui ciri-ciri ras mereka, sedangkan orang India

    Indonesia dan orang Indo-Eropa sangat kecil dan tak penting

    jumlahnya, dan mereka terintegrasi atau menganut kebudayaan

    leluhurnya dalam pergaulan pribadi saja. Sebaliknya, orang

    keturunan Cina, pada umumnya hidup di daerah perkotaan dan

    mendominasi sektor ekonomi perkotaan masyarakat kota, sehingga

    mendudukan mereka pada kategori sosial yang sangat penting

    dalam masyarakat.

    3. Kebudayaan dalam perspektif masyarakat terasing

  • Masyarakat terasing merupakan golongan sukubangsa yang

    terisolasi yang masih hidup dari berburu, meramu atau berladang

    padi, keladi dan umbi-umbian dengan cara ladang berpindah,

    mereka membuka hutan melalui penggunaan teknik peladangan

    bakar. Biasanya mereka terhambat dari perubahan dan kemajuan

    karena isolasi geografi mereka, namun kadang-kadang juga karena

    upaya-upaya mereaka sendiri yang disengaja, untuk menolak

    bentuk perubahan kebudayaan apapun, seperti halnya orang

    Baduy di Banten. Banyak warga masyarakat terasing kini mulai

    mengintegrasikan diri mereka dalam kebudayaan nasional

    Indonesia, dan kebudayaan tradisional mereka menghilang dengan

    cepat. Koentjaraningrat (1993) mengemukakan beberapa golongan

    masyarakat terasing

    yang masih tinggal adalah :

    a) orang laut yang bersifat pengembara, sebagaimana yang tercatat

    dalam karangan-karangan etnografi;

    b) Orang Darat, yang hidup tersebar di daerah dataran rendah

    berawa di Sumatra Timur hingga ke kaki Bukit Barisan di

    pedalaman

    c) Penduduk kepulauan Mentawai, pulau-pulau di sebelah Sumatra

    Barat;

    d) Orang Baduy di Banten Selatan, Jawa Barat;

    e) Orang Donggo, di bagian pedalaman pegunungan Sumbawa

    Timur;

    f) Kelompok pengembara orang Punan (atau Penan) yang

    berpindah-pindah di sepanjang hulu sungai-sungai besar di

    Kalimantan;

    g) Orang Tajio, di Sulawesi Tengah;

    h) Orang Amma Toa di Sulawesi Tenggara;

    i) Orang Togutil di Halmahera Utara, dan

    j) Penduduk lembah-lembah pegunungan Tengah di Irian Jaya

    serta mereka yang hidup di hulu-hulu beberapa buah sungai

    besar

    4. Kebudayaan dalam perspektif hukum adat

    Seorang sarjana Belanda C. Van Vollenhoven (1948)

    membedakan kebudayaan sukubangsa Indonesia berdasarkan

    sistem lingkaran-lingkaran hukum adat dari masing-masing

    sukubangsa yang tersebar di Indonesia; Van Vollenhoven membagi

    lingkaran-lingkaran itu ke dalam 19 daerah hukum adat, yaitu

    yang meliputi : Aceh, Gayo-Alas dan Batak (termasuk Nias dan

    Batu), Minangkabau (termasuk Mentawai), Sumatera Selatan

    (termasuk Enggano), Melayu, Bangka dan Biliton, Kalimantan

    (termasuk Sangir-Talaud) Gorontalo, Toraja, Sulawesi Selatan,

  • Ternate, Ambon Maluku (termasuk kepulauan Barat Daya), Irian,

    Timor, Bali dan Lombok, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Surakarta

    dan Yogyakarta, dan Jawa Barat.

    5. Kebudayaan menurut kompleksitas : desa – kota

    Persebaran masyarakat di Indonesia sangat beragam, namun

    sekurangnya ada dua bentuk masyarakat menurut perkembangan

    budaya yang ada; bentuk pertama adalah tipe masyarakat dengan

    intensitas interkasi yang terbuka sehingga memudahkan mereka

    untuk mengembanngkan kebudayaannya, yang termasuk dalam

    tipe ini adalah masyarakat perkotaan, juga disebut juga sebagai

    masyarakat kompleks dan modern, serta cenderung heterogen;

    bentuk kedua adalah tipe masyarakat yang relatif terisolasi

    sehingga intensitas interaksi dengan masyarakat lain cenderung

    kurang bahkan sangat terbatas, yang termasuk dalam tipe ini

    adalah masyarakat pemburu dan peramu (tribe) dan masyarakat

    pedesaan, yang juga disebut sebagai masayarakat sederhana dan

    tradisional, dan kehidupannya cederung homogen (Boelaars,

    1984). Kedua masyarakat modern tidak menggunakan alam

    sebagai dasar penghidupannya, sehingga mereka tidak tergantung

    pada alam, sedangkan masyarakat tradisional menggunakan

    alam sebagai dasar penghidupannya sehingga mereka sangat

    tergantung pada alam sekitar tempat hidupnya.

    6. Kebudayaan Indonesia : Kebudayaan Nasional

    Sejak tahun 1945, Indonesia beserta seluruh penduduknya

    telah menyatakan diri dan diakui oleh hampir seluruh Negara yang

    ada di dunia sebagai suatu Negara yang merdeka dan

    berkedaulatan; tahun 1945 sebenarnya adalah proses

    kesinambungan dari tahun-tahun sebelumnya yang dimulai dari

    berbagai pemikiran dan pergerakan sebelum tahun 1928 yang

    secara resmi seluruh penduduk pribumi Indonesia menyatakan diri

    sebagai satu bangsa : bangsa Indonesia; satu tanah air : tanah air

    Indonesia; satu bahasa : bahasa Indonesia, yang semuanya

    dituangkan dalam kesepakatan para pemuda Indonesia pada saat

    itu : Sumpah Pemuda. Pernyataan diri ini secara tersirat

    mengandung pengertian bahwa pada saat itu mulai timbul benih-

    benih kesepakatan hidup bersama dari segenap masyarakat

    pribumi untuk mengacu pada satu nilai-nilai yang sama yang

    dalam konteks ini disebut sebagai kebudayaan – kebudayaan

    bersama, kebudayaan nasional Konsep tentang kebudayaan

    Indonesia yang kemudian diperjelas menjadi kebudayaan nasional

    (Indonesia) atau kebudayaan bangsa bukan merupakan

    pembahasan baru dalam konteks kehidupan masyarakat

    Indonesia.

  • Pertemuan 5

    Pelestarian dan Pemanfaatan Produk Kebudayaan Indonesia

    dalam Bidang Ekonomi Kreatif dan Pariwisata

    A. BUDAYA TADISIONAL BANGSA INDONESIA

    Budaya tradisional adalah kebudayaan yg dibentuk dari beraneka

    ragam suku-suku di Indonesia yang merupakan bagian integral daripada

    kebudayaan Indonesia nantinya secara keseluruhan. Kebudayaan yang

    ada di Indonesia terbentuk dari keanekaragaman suku di Indonesia

    serta dipengaruhi oleh sejarah, kebiasaan, dan adat masa lalu.

    Keberadaan budaya tradisional dapat diketahui dari berbagai jenis

    produk kebudayaan yang dapat kita jumpai, diantaranya:

    a. Kesenian tradisional, merupakan suatu kesenian yang berasal

    dari daerah tertentu dan memiliki ciri khas.

    b. Bahasa tradisional, atau dikenal dengan sebutan bahasa daerah

    yang menjadi ciri khas masyarakat di daerah tersebut.

    c. Lagu tradisional dikenal juga dengan sebutan lagu daerah,

    merupakan nyanyian atau lagu yang menjadi ciri khas daerah

    tersebut

    d. Tarian tradisional, merupakan tarian khas dari daerah tertentu

    yang memiliki arti penting karena fungsinya sebagai sebuah

    penghormatan dan memiliki nilai sendiri.

    e. Alat musik tradisional, merupakan alat musik khas dari suatu

    daerah yang digunakan untuk membawakan lagu daerah dan

    mengiringi tari daerah.

    f. Pakaian tradisional, merupakan pakaian khas dari suatu daerah

    yang berbeda dengan daerah lainnya.

    g. Senjata tradisional, merupakan senjata khas dari daerah tertentu

    yang digunakan oleh para leluhur.

    h. Rumah tradisional atau sering disebut dengan rumah adat, yaitu

    memiliki ciri khas derahnya masing-masing.

    i. Permainan dan olahraga tradisional, merupakan permainan dan

    olahraga yang berkembang dari daerah tertentu.

    j. Makanan tradisional, merupakan makanan khas dari suatu

    daerah tertentu.

    Kekayaan alam dan budaya di Indonesia sangat beranekaragam,

    hal tersebut menjadi sebuah potensi dalam bidang pariwisata. Selain

    keindahan alam Indonesia, budaya tradisional juga dapat dijadikan

    sebagai potensi untuk meningkatkan bidang pariwisata, misalnya dalam

    pengembangan ekonomi kreatif.

  • B. KONSEP EKONOMI KREATIF

    1. Pengertian Ekonomi Kreatif

    Pergeseran dari Era Pertanian lalu Era Industrialisasi, disusul era

    informasi yang disertai dengan banyaknya penemuan baru di bidang

    teknologi informasi dan komunikasi serta globalisasi ekonomi, telah

    mengiring peradaban manusia kedalam suatu area interaksi social baru

    yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Industrialisasi telah

    menciptakan pola kerja , pola produksi dan pola distribusi yang lebih

    murah dan lebih efisen. Sisi lain yang muncul dari fenomena tersebut

    adalah kompetisi yang semakin keras. Negara-negara maju mulai

    menyadari bahwa saat ini mereka harus lebih mengandalkan SDM yang

    kreatif, sehingga kemudian pada tahun 1990-an dimulailah era ekonomi

    baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, yang populer

    disebut Ekonomi Kreatif yang digerakan oleh sektor Industri Kreatif.

    Gambar 1. Pergeseran Orientasi Ekonomi Dunia Barat

    Dari sekilas gambaran di atas kita dapat mengetahui bahwa

    Ekonomi Kreatif sebenarnya adalah wujud dari upaya mencari

    pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas, yang mana

    pembangunan berkelanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang

    berkelanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan

    memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Dengan kata lain,

    ekonomi kreatif adalah manifestasi dari semangat bertahan hidup yang

    sangat penting bagi negara-negara maju dan juga menawarkan peluang

    yang sama untuk negara-negara berkembang.

    Dewasa ini, perkembangan ekonomi telah sampai level dimana

    kegiatan ekonomi harus mampu untuk menemukan inovasi dan

    kreativitas yang selalu baru. Mari kita simpulkan definisi Ekonomi

    Kreatif dari berbagai sumber. Ekonomi Kreatif adalah:

    a. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di

    era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas

    dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber

    Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan

    ekonominya.

    b. Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa Industri

    kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,

    keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan

  • kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan

    mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

    c. Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008) merumuskan

    ekonomi kreatif sebagai upaya pembangunan ekonomi secara

    berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang

    berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang

    terbarukan.

    Di Indonesia, Ekonomi Kreatif muncul melalui kebijakan negara.

    Tetapi bukan berarti kegiatan ekonomi kreatif baru muncul seiring

    dengan kebijakan pemerintah tersebut. Ekonomi Kreatif telah lama

    tumbuh dan berkembang di masyarakat, namun secara khusus

    mendapat perhatian dan pembinaan yang kuat dari pemerintah

    baru dimulai pada era pemerintahan SBY. Pemerintahan SBY telah

    meninggalkan legacy yang baik terkait pengembangan dan

    pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia. Secara kronologis

    kebijakan ekonomi kreatif dimulai oleh pernyataan Presiden untuk

    meningkatkan industri kerajinan dan kreativitas bangsa,

    terselenggaranya Pekan Produk Budaya Indonesia 2007, yang berubah

    nama menjadi Pekan Produk Kreatif Indonesia 2009, terbitnya

    Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan

    Ekonomi Kreatif, hingga Perpres Nomor 92 Tahun 2011 yang

    menjadi dasar hukum terbentuknya kementerian baru yang mengurusi

    ekonomi kreatif, yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    dengan Menterinya, Mari Elka Pangestu.

    2. Pentingnya Pengembangan Ekonomi Kreatif

    Gambar 2. Pentingnya Pengembangan Ekonomi Kreatif

    Industri kreatif ini dapat memberikan kontribusi dibeberapa aspek

    kehidupan, tidak hanya ditinjau dari sudut pandang ekonomi semata,

    tetapi juga dapat memberikan dampak positif kepada aspek lainnya

    seperti peningkatan citra dan identitas bangsa, menumbuhkan inovasi

  • dan kreativitas anak bangsa, merupakan industri yang menggunakan

    sumber daya yang terbarukan, serta dampak social yang positif.

    Secara umum, alasan kuat mengapa industri kreatif ini perlu

    dikembangkan, karena sektor industri kreatif ini memiliki kontribusi

    ekonomi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, dapat

    menciptakan iklim bisnis yang positif, dapat memperkuat citra dan

    identitas bangsa Indonesia, mendukung pemanfaatan sumber daya yang

    terbarukan, merupakan pusat penciptaan inovasi dan pembentukan

    kreativitas, dan memiliki dampak social yang positif.

    Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka industri kreatif ini sudah

    selayaknya menjadi sektor industri yang menarik untuk

    dikembangkankan dengan konsep pengembangan yang matang.

    3. Subsektor Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia

    Mengingat peluang ini, Indonesia sebagai negara berkembang harus

    mendorong industri kreatif sebagai penggerak ekonomi. Itu perlu

    dilakukan guna mengejar ketertinggalan Indonesia di bidang ekonomi

    melalui pengelolaan sumber daya yang bernilai ekonomi tinggi Di

    Indonesia, ada 16 subsektor ekonomi kreatif yang dikembangkan, dari

    sebelumnya 12 subsektor. Adapun subsektor ekonomi kreatif yang

    dimaksud yakni arsitektur, desain, film, video dan fotografi, kuliner,

    kerajinan, mode, musik, serta penertiban dan percetakan. Selain itu

    termasuk permainan interaktif, periklanan, riset dan pengembangan,

    seni rupa, seni pertunjukan, teknologi informasi, serta televisi dan radio

    (Tempo, 2014). Lebih rinci bidang- bidang apa saja yang termasuk dalam

    ruang lingkup ekonomi kreatif di Indonesia adalah sebagai berikut :

    a) Aplikasi dan Pengembang Permainan

    Masyarakat sudah fasih menggunakan berbagai

    jenis aplikasi digital seperti peta atau navigasi,

    media sosial, berita, bisnis, musik, penerjemah,

    permainan dan lain sebagainya. Berbagai aplikasi

    tersebut didesain supaya mempermudah pengguna

    dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Maka tak

    heran jika potensi subsektor aplikasi dan

    pengembang permainan sangat besar.

    b) Arsitektur

    Peran arsitektur di Indonesia sangatlah penting.

    Dalam hal budaya, keanekaragaman arsitektur lokal

    dan daerah menunjukkan karakter Bangsa

    Indonesia yang mempunyai beraneka ragam budaya.

    Sedangkan dalam hal pembangunan, arsitektur juga

    berperan dalam merancang dasar pembangunan

    sebuah kota. Karena potensinya yang sangat besar. Para arsitek pun

  • saat ini mulai memunculkan inovasi produk arsitektur

    yang menyiratkan karakter budaya dan kearifan lokal.

    c) Desain Interior

    Selama dua dekade terakhir ini, perkembangan sub

    sektor desain interior menunjukkan kemajuan yang

    sangat pesat. Masyarakat mulai mengapresiasi

    estetika ruangan secara lebih baik. Penggunaan jasa

    desainer interior untuk merancang estetika interior

    hunian, hotel, dan perkantoran pun semakin

    meningkat. Sudah jelas bahwa potensi ekonomi dari industri desain

    interior sangat menjanjikan.

    d) Desain Komunikasi Visual

    Desain Komonikasi Visual punya peran yang sangat

    penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis

    pengusaha swasta, pemilik merek, dan bahkan

    kelancaran program-program pemerintah. Potensi

    pasar domestik sangat menjanjikan, terutama

    dengan semakin banyaknya praktisi DKV lokal yang

    lebih memahami situasi pasar, pengetahuan, dan nilai-nilai lokal.

    e) Desain Produk

    Desain produk merupakan proses kreasi sebuah

    produk yang menggabungkan unsur fungsi dengan

    estetika sehingga bermanfaat dan memiliki nilai

    tambah bagi masyarakat. Tren sub sektor ini sangat

    positif. Dengan populasi penduduk yang didominasi

    oleh usia produktif, potensi terbentuknya interaksi antara pelaku

    industri dan pasar pun sangat besar. Ditambah lagi masyarakat dan

    pasar sekarang memiliki apresiasi terhadap produk yang berkualitas.

    Para desainer produk mampu menggali dan mengangkat kearifan

    lokal, kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam, dalam setiap

    karya-karyanya.

    f) Fashion

    Tren fashion senantiasa berubah dengan cepat.

    Dalam hitungan bulan, selalu muncul mode

    fashion baru. Ini tak lepas dari produktivitas para

    desainer fashion lokal yang inovatif merancang

    baju-baju model baru, dan munculnya generasi

    muda kreatif yang antusias dengan industri fashion

    ini. Masyarakat sebagai pasar pun juga semakin cerdas dan berselera

    tinggi dalam memilih fashion.

    g) Film, Animasi, dan Video

  • Perfilman Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang

    positif. Para rumah produksi mulai berlomba-lomba menggenjot

    produktivitasnya menggarap film yang berkualitas dari segi cerita

    sekaligus menguntungkan secara komersial. Ini tak lepas dari potensi

    penonton Indonesia yang sangat besar dan bisa mengapresiasi film

    produksi lokal secara positif. Sub sektor ini memiliki potensi yang

    bisa dikembangkan menjadi lebih baik, walapun masih harus

    menghadapi berbagai tantangan.

    h) Fotografi

    Perkembangan subsektor fotografi yang cukup pesat

    tak lepas dari banyaknya generasi muda yang

    sangat antusias belajar fotografi. Tak sedikit pula

    dari mereka yang kemudian memutuskan terjun di

    bidang ini sebagai profesional. Masyarakat pun

    memberikan apresiasi yang positif terhadap dunia fotografi.

    i) Kriya

    Seni kriya merupakan salah satu sub sektor yang

    menjadi ciri khas Bangsa Indonesia dan sangat

    dekat dengan industri pariwisata. Dilihat dari

    materialnya, kriya meliputi segala kerajinan yang

    berbahan kayu, logam, kulit, kaca, keramik, dan

    tekstil. Ketersediaan bahan baku material yang berlimpah dan

    kreativitas para pelaku industri menjadi faktor utama majunya

    subsektor ini.

    Indonesia memiliki banyak pelaku seni kriya yang kreatif dan

    piawai dalam berbisnis. Bisnis kriyanya pun beragam. Banyak dari

    mereka berhasil memasarkan produknya sampai ke pasar luar negeri.

    Produk-produk kriya Indonesia terkenal dengan ‘buatan tangan’-nya,

    dan memanfaatkan hal tersebut sebagai nilai tambah sehingga bisa

    dipasarkan dengan harga yang lebih tinggi. Sebagai lembaga

    pemerintah,

    j) Kuliner

    Sub sektor kuliner memberikan kontribusi yang

    cukup besar, yaitu 30% dari total pendapatan

    sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Industri

    kuliner mempunyai potensi yang sangat kuat

    untuk berkembang, oleh karena itu pemerintah

    akan mendukung sub sektor ini supaya lebih maju.

    Beberapa pelaku industri kuliner melihat ada beberapa hal

    yang harus diperbaiki dan dikelola secara lebih serius. Salah satu di

    antaranya adalah perlunya akses perizinan usaha melalui satu pintu

    sehingga lebih mudah dan efektif. Para pebisnis kuliner baru

    sebaiknya mendapatkan panduan dari pemerintah, bisa dari

  • pelatihan bisnis, informasi perizinan, sampai pada pendampingan

    hukum dalam proses pendirian usaha.

    k) Musik

    Musik merupakan industri cukup menjanjikan

    dalam dunia showbiz. Besarnya minat dan

    antusiasme para musisi muda untuk terjun ke

    dalam bidang ini menunjukkan bahwa musik punya

    potensi menjadi industri yang lebih besar. Bekraf

    optimistis menempatkan musik sebagai salah satu sub sektor yang

    akan dikelola secara lebih maksimal.

    l) Penerbitan

    Pasar industri penerbitan memang tidak sebesar

    sub sektor yang lain, namun industri ini punya

    potensi yang tak kalah kuat. Banyak penerbitan

    besar dan kecil yang masih bermunculan

    meramaikan industri ini. Ditambah lagi

    perkembangan teknologi yang memungkinkan buku diterbitkan

    dalam bentuk digital.

    m) Periklanan

    Periklanan adalah sub sektor ekonomi kreatif yang

    karyanya memiliki daya sebar paling tinggi. Hal ini

    tak lepas dari peran sinergi para pemilik modal

    yang ingin memasarkan produk dan jasa mereka

    dengan media yang dimanfaatkan. Sampai saat ini,

    iklan masih menjadi medium paling efisien untuk memublikasikan

    produk dan jasa.

    Potensi industri ini pun tak perlu diragukan lagi. Pertumbuhan

    belanja iklan nasional bisa mencapai 5-7% setiap tahunnya.

    Ditambah lagi, iklan mempunyai soft power berperan dalam

    membentuk pola konsumsi, pola berpikir, dan pola hidup

    masyarakat. Oleh karena itu sangat penting apabila subsektor ini

    dikuasai oleh SDM lokal.

    n) Seni Pertunjukan

    Indonesia mempunyai kekayaan dan

    keanekaragaman seni dan tradisi pertunjukan,

    seperti wayang, teater, tari, dan lain sebagainya.

    Seni pertunjukan dari masing-masing daerah sudah

    tersebar secara sporadis ke seluruh wilayah di

    Indonesia. Banyaknya jumlah seni pertunjukan baik tradisi maupun

    kontemporer yang selama ini dikreasikan, dikembangkan, dan

    dipromosikan, telah mendapatkan apresiasi dunia international.

  • o) Seni Rupa

    Industri seni rupa dunia sedang memusatkan perhatiannya ke Asia

    Tenggara. Indonesia pun tak luput dari perhatian

    mereka. Di mana Indonesia mempunyai potensi

    terbesar baik secara kualitas, kuantitas, pelaku

    kreatif, produktivitas, dan potensi pasar. Seni rupa

    Indonesia juga sudah memiliki jaringan yang sangat

    kuat baik dalam negeri ataupun di luar negeri. Berbagai festival seni

    rupa diadakan secara rutin. Sudah ada empat perhelatan seni rupa

    yang reputasinya diakui secara internasional. Mereka adalah Jogja

    Biennale, Jakarta Biennale, Art Jog, dan OK Video Festival. Bahkan

    sudah lebih dari 160 pelaku kreatif seni rupa Indonesia terlibat dalam

    forum dan acara internasional. Melihat potensi yang sangat besar ini,

    Bekraf antusias untuk memberikan dukungan sesuai dengan

    kewenangannya sebagai lembaga pemerintah.

    p) Televisi dan Radio

    Meskipun tidak semuktahir ponsel dan gawai

    lainnya, televisi dan radio masih mempunyai peran

    yang sangat besar dalam penyebaran informasi.

    Saat ini, kepemilikan televisi dan radio sudah

    merata, sehingga setiap lapisan masyarakat bisa

    mengakses teknologi ini.

    Pertumbuhan jumlah stasiun televisi dan stasiun radio pun

    masih terus bertambah.

    Namun, pertumbuhan dan potensi tersebut belum disertai dengan

    tayangan televisi yang berkualitas. Mayoritas program televisi, karena

    mengejar rating tinggi, tak lagi memperhatikan kualitas program yang

    ditayangkan. Industri ini kekurangan rumah produksi dan SDM yang

    bisa merancang program-program berkualitas.

    4. Hal-Hal Pokok yang Dipehatikan Dalam Pengembangan Ekonomi

    Keatif di Indonesia

    Tiga hal pokok yang dipehatikan pemeintah Indonesia dalam

    mengembangakan ekonomi kreatif, meliputi:

    a) perihal kebijakan: perlindungan HAKI untuk komunal, yang

    terpetakan dan terdokumentasikan; AMAN juga harus melakukan

    (atau meneruskan) pendokumentasian, database yang kita miliki

    harus sudah lengkap, sudah terdokumentasi dengan baik, dan ini

    bukan masalah masa lalu saja, justru ini adalah bahan baku untuk

    mencari inspirasi, untuk bahan apapun (bisa untuk teater, fashion).

    b) fasilitasi dan pemberdayaan: bagaimana ekspresi tadi, apa yang

    diperkaya sehingga di dalam masing-masing masyarakat adat itu

    bisa diekspresikan dan dikenal oleh dunia luar, misal melalui

  • festival. Di dalam ekspresi itu juga ada aspek pemberdayaan dan

    fasilitasi, memperbaiki tanpa melupakan asal-usulnya.

    c) inkubasi: kalau sesuatu sudah berkembang, bagaimana kita

    kembangkan lebih lanjut sehingga barang itu mendapat nilai yang

    layak (apa pun barangnya, bisa seni pertunjukan, bisa tangible

    maupun intangible). Dan kelihatan bahwa basisnya itu

    ada. Sepotong tenun ikat yang indah mengandung kekayaan dari

    pengetahuan yang digunakan penenun, bagaimana proses tenun

    ikatnya, pola-pola yang ada atau intangible asset yang ada di dalam

    masyarakatnya sendiri, dibuat dengan hati/ rasa, setiap hari bisa

    berbeda pola –> work of art. Nilai ini yang belum (diberikan) dengan

    layak. Namun seringkali nilainya menjadi terlalu mahal untuk bisa

    “diperdagangkan”; harus dicari keseimbangan, ada yang

    eksklusif/untuk segmen market tertentu, tetapi ada juga yang

    dimodifikasi tanpa kehilangan akarnya. Contohnya songket, dulu

    berat dan mahal (jarang orang bisa menjangkau, mungkin hanya

    punya satu untuk acara-acara tradisional); sekarang dengan

    modifikasi dibuat tidak penuh sehingga bisa terjangkau oleh

    masyarakat yang lebih luas.

    C. PELESTARIAN BUDAYA TRADISIONAL BANGSA INDONESIA

    MELALUI EKONOMI KREATIF

    Industri ekonomi kreatif berbasis budaya merupakan industri yang

    berfungsi sebagai identitas bangsa. Sehingga dapat terbentuk

    pembangunan karakter bangsa yang dapat menghargai budaya

    bangsa. Kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan dan

    diperkenalkan kepada dunia sehingga dapat meningkatkan

    pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, warganegara Indonesia harus

    dapat mencintai produk-produk dalam negeri sehingga dapat

    meningkatkan daya saing. Lantaran dalam arus globalisasi, produk-

    produk luar negeri dapat dengan mudah masuk ke Indonesia. Bidang

    usaha berbasis budaya seperti jamu dan minuman tradisional, kosmetik

    dalam negeri, kerajinan tangan, kain tradisional (batik, songket, tenun

    ikat dan sulam), kulier khas daerah, cara pengobatan tradisional serta

    kesenian daerah termasuk seni musik dan tari khas daerah dapat dijual

    secara ekonomi maupun filosofi dan budaya.

    Peranan seni dan budaya sangat memberikan kontribusi bagi

    negara, seni dan budaya mampu mempresentasikan sebuah negara ke

    seluruh dunia. Melalui seni dan budaya, nilai nilai tradisional yang unik,

    indah dapat terangkat kembali dengan nilai yang sangat mahal dan

    disukai olah masyarakat. Tak dapat dielakkan kalau seni dan budaya

    dapat dijadikan sebuah bisnis atau usaha yang sifatnya universal dan

    dapat diterima oleh semua orang. Salah satu contoh yang cukup

  • berhasil menerapkan strategi ini adalah Jember Fashion Carnival.

    Festival yang digelar satu tahun sekali tersebut mampu menarik

    sejumlah turis untuk berkunjung dan melihat potensi industri kreatif

    yang ada di Jember.

    Bertolak dari Jember Fashion Carnival, sejatinya sejumlah kota di

    Indonesia berpotensi untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Indonesia

    dikenal sebagai negara dengan banyak suku bangsa dan budaya. Suatu

    kota dapat merepresentasikan budayanya melalui cara-cara yang unik,

    inovatif, dan kreatif. Misalnya Malang Tempoe Doeloe yang berusaha

    menghidupkan kembali kekayaan budaya dan sejarah kota Malang. Pada

    gilirannya, pengembangan ekonomi kreatif tersebut juga akan

    berdampak pada perbaikan lingkungan kota, baik secara estetis ataupun

    kualitas lingkungan.

    Ekonomi kreatif merupakan bagaimana menciptakan nilai tambah

    dari basis pengetahuan (termasuk warisan budaya) dan teknologi yang

    ada. Dengan ekonomi kreatif kita dapat melestarikan dan

    mengembangkan warisan budaya dan tradisi kita. Upaya untuk

    melindungi warisan budaya dan menjaga nilai-nilai tradisional tetap

    sangat penting karena aset budaya adalah aset yang harus dijaga.

    Namun pada saat yang bersamaan aset budaya dapat menjadi inspirasi

    dan basis bagi orang kreatif untuk terus menciptakan karya kreatif baru

    dengan semangat berbasis tradisional tetapi semangat kontemporer.

    Batik sebagai contoh nyata di Indonesia. Kira-kira sepuluh tahun

    lebih yang lalu peminat batik menurun dan orang kreatif yang mau

    bekerja membuat batik juga berkurang. Seolah-olah batik hanya untuk

    acara resmi dan “jadul” (jaman dulu). Setelah ada proses mengerakkan

    pengunaan batik mulai dari tingkat paling atas sampai dengan daerah

    dan masyarakat, sentuhan dan keterlibatan dari para desainer mode dan

    desainer lain agar kain dan busana batik menjadi lebih “bergaul”, maka

    telah terjadi suatu ledakan pengunaan dan aplikasi batik.

    D. PEMANFAATAN BUDAYA TRADISIONAL BANGSA INDONESIA DALAM

    BIDANG EKONOMI KREATIF

    Ekonomi kreatif sebagai potensi wisata budaya tradisional

    bersumber dari seni budaya dan tradisi serta kearifan lokal masyarakat

    adat. Oleh karena itu, ekonomi kreatif mempunyai peranan untuk

    mempromosikan sekaligus melestarikan budaya tradisional. Contoh

    daerah-daerah di Indonesia yang telah mengembangkan ekonomi kreatif

    sebagai potensi budaya tradisional adalah sebagai berikut:

    a. Daerah Tapanuli, Sumatra Utara

    Di daerah ini berbagai budaya tradisional telah dikembangkan

    menjadi ekonomi kreatif Tari Tor-tor, rumah adat Bolon, Dank Ain

    Ulos.

  • b. Daerah Kampung Laweyan Solo, Jawa Tengah

    Sejak abad XIV, Laweyan sudah menjadi pasar perdagangan

    pakaian. Saat ini, Laweyan terkenal sebagai kampung batik.

    c. Daerah Kalimantan

    Potensi budaya tradisional yang dapat dijadikan sumber ekonomi

    kreatif misalnya pada masyarakat Suku Dayak di Kalimantan.

    d. Daerah Sulawesi

    Suku Toraja di Sulawesi terkenal dengan ritual pemakaman, rumah

    adat Tongkonan, dan ukiran kayunya. Rambu Solo, upacara

    pemakaman yang berlangsung selama berhari-hari merupakan

    potensi wisata budaya tradisional yang menarik wisatawan domestik

    dan mancanegara untuk berkunjung.

    e. Daerah Ubud, Bali

    Pesona Desa Ubud telah diketahui hingga ke mancanegara, tidak

    hanya karena pemandangan alamnya, tetapi juga potensi budaya

    tradisionalnya.Pertunjukan seni seperti sendratari kecak, pameran

    lukisan, dan pameran ukiran merupakan pertunjukan yang selalu

    digelar setiap harinya di museum dan galeri di Desa Ubud. Selain

    itu, kekhasan kulinernya seperti bebek bengil merupakan kekayaan

    tradisional yang dapat menjadi potensi pengembangan ekonomi

    kreatif.

    f. Kampung Sade, Nusa Tenggara Barat

    Kampung Sade merupakan perkampungan Suku Sasak dengan

    jumlah penduduk sekitar 700 jiwa. Kampung Sasak memiliki

    kebudayaan tradisional yang masih dijaga kelestariannya. Hal ini

    dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi kreatif yang

    dapat meningkatkan perekonomian penduduknya.

    g. Kampong Adat Bena, Nusa Tenggara Timur

    Kampung Adat Bena memiliki kekhasan tersendiri yang dapat

    menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Kampung Adat Bena

    didesain berbentuk perahu dan juga dapat berfungsi sebagai

    benteng pertahanan.

    h. Pulau Morotai, Maluku Utara

    Pulau Morotai terkenal dengan budaya tradisionalnya seperti

    upacara adat yang diperuntukkan agar terjadi keseimbangan alam

    atas penggunaan sumber daya laut. Selain upacara adat, tarian

    tradisional yang ada di Pulau Morotai merupakan budaya

    tradisional yang melengkapi keindahan bahari Pulau Morotai.

    Peninggalan sejarah Perang Dunia II menjadi nilai potensi wisata

    untuk pengembangan ekonomi kreatif di Pulau Morotai.

  • i. Raja Ampat, Papua

    Wilayah Raja Ampat menyimpan potensi wisata yang sangat besar

    bahkan sudah dikenal di mancanegara. Potensi wisata budaya

    tradisional untuk pengembangan ekonomi kreatif gencar dilakukan.

    Strategi pengembangan budaya tradisonal sebagai basis

    pengembangan ekonomi kreatif, dirumuskan sebagai berikut :

    1. Meningkatkan peran seni dan budaya pariwisata.

    2. Memperkuat keberadaan kluster-kluster industri kreatif.

    3. Mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif.

    4. Melakukan pemetaan aset yang dapat mendukung munculnya

    ekonomi kreatif.

    5. Mengembangkan pendekatan regional, yaitu membangun jaringan

    antar kluster-kluster industri kreatif.

    6. Mengidentifikasi kepemimpinan (leadership) untuk menjaga

    keberlangsungan dari ekonomi kreatif, termasuk dengan melibatkan

    unsur birokrasi sebagai bagian dari leadership dan facilitator.

    7. Membangun dan memperluas jaringan di seluruh sector.

    8. Mengembangkan dan mengimplementasikan strategi, termasuk

    mensosialisasikan kebijakan terkait dengan pengembangan ekonomi

    kreatif dan pengembangan wisata kepada pengrajin. Pengrajin harus

    mengetahui apakah ada insentif bagi pengembangan wisata kepada

    pengrajin. Pengrajin harus mengetahui apakah ada insentif bagi

    pengembangan ekonomi kreatif, ataupun pajak ekspor jika

    diperlukan.

    E. Produk Kebudayaan Indonesia Dalam Bidang Pariwisata

    Pariwisata merupakan sektor yang mendukung pembangunan

    nasional, terutama dalam menghasilkan devisa negara. Selain

    menghasilkan devisa bagi negara, pariwisata bertujuan untuk

    memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Keragaman

    potensi wisata Indonesia memberikan daya tarik sendiri bagi wisatawan.

    Selain itu, keragaman budaya Indonesia dilatarbelakangi oleh adat

    istiadat, bahasa, kesenian, agama, suku bangsa yang ada di Indonesia.

    Kebudayaan merupakan salah satu aspek dalam pariwisata yang dapat

    dijadikan sebagai potensi dalam mengembangkan pariwisata.

    Perkembangan dan kemajuan pariwisata di suatu negara berkaitan

    dengan potensi yang dimiliki negara tersebut, baik potensi alam maupun

    potensi budaya.

    Pengembangan pariwisata yang berdasarkan pada kebudayaan disebut

    pariwisata budaya. Pariwisata budaya adalah pariwisata yang berdasakan

    pada tradisi, adat istiadat, tempat kesenian suatu suku bangsa dengan

  • masyarakat dan memiliki ciri – ciri yang berbeda jika dibandingkan

    dengan kelompok masyarakat pada umumnya.

    Kebudayaan merupakan segala hal yang berlangsung dan terjadi di

    sekitar lingkungan kita. Kebudayaan juga merupakan ciri khas

    masyarakat satu dengan yang lain, yang terbentuk dari rangkaian proses

    adaptasi lingkungan dan evolusi budaya. Perbedaan kebudayaan antara

    masyarakat satu dengan yang lainnya inilah yang di kemudian hari

    menimbulkan adanya keinginan suatu masyarakat untuk mengenal

    kebudayaan yang lainnya. Di saat yang lain, dengan munculnya

    industrialisasi pariwisata, telah mendorong pengembangan pariwisata

    budaya di berbagai negara. Namun di balik itu semua, agaknya perlu

    disadari bahwa pengembangan pariwisata budaya juga harus

    memperhatikan unsur kelestarian dan keberlanjutan kebudayaan

    tersebut.

    Berdasarkan ketentuan Organisasi Pariwisata Dunia (WTO),

    kecenderungan pariwisata budaya sekarang diarahkan pada

    pengembangan pariwisata berkelanjutan, yang memberikan ruang luas

    untuk partisipasi masyarakat dan peningkatan kesejahteraan

    masyarakat. Bagi masyarakat, aktivitas pariwisata budaya

    menumbuhkan lapangan kerja mulai dari pelayanan hotel, restoran,

    cendera mata, perencanaan perjalanan, dan pramuwisata (tour guide).

    Tidak hanya itu saja, kegiatan pariwisata juga memerlukan pula adanya

    prasarana ekonomi jalan, jembatan, terminal pelabuhan, lapangan

    udara, fasilitas umum, fasilitas olahraga, kantor pos dan telekomunikasi,

    bank, money changer, perusahaan asuransi, advertising agent,

    percetakan dan banyak sektor perekonomian lainnya, yang tentunya

    membutuhkan banyak tenaga kerja yang terlibat di dalamnya.

    Kebudayaan sebagai salah satu aspek dalam pariwisata dapat

    dijadikan sebagai suatu potensi dalam pengembangan pariwisata itu. Hal

    ini disebabkan, dalam pengembangan pariwisata pada suatu negara atau

    suatu daerah sangat terkait dengan potensi yang dimiliki oleh suatu

    daerah atau suatu negara. Indonesia, misalnya dengan bermodalkan

    kekayaan kebudayaan nasional yang dilatari oleh keunikan berbagai

    kebudayaan daerah bisa menggunakan kebudayaan sebagai salah satu

    daya tarik wisatawan.

    Pengembangan kepariwisataan yang bertumpu pada kebudayaan

    lebih lanjut diistilahkan dengan pariwisata budaya. Kebudayaan yang

    dimaksudkan di sini adalah kebudayaan Indonesia yang dibangun dari

    berbagai kebudayaan daerah yang ada di Indonesia. Ini artinya, setiap

    langkah yang dilakukan dalam usaha pengembangan pariwisata di

    Indonesia selalu bertumpu pada kebudayaan nasional Indonesia. Segala

    aspek yang berhubungan dengan pariwisata, seperti: promosi, atraksi,

    manajemen, makanan, cindera mata, hendaknya selalu mendayagunakan

  • potensi-potensi kebudayaan nasional Indonesia. Dengan demikian

    nantinya pariwisata Indonesia mempunyai ciri tersendiri yang dapat

    dibedakan dari pariwisata negara lain yang bertumpu pada potensi yang

    lain.

    Uraian di atas menunjukkan betapa eratnya hubungan antara pariwisata

    dan kebudayaan nasional Indonesia. Pariwisata Indonesia dikembangkan

    berdasarkan potensi kebudayaan nasional yang ada dan kebudayaan

    nasional akan berkembang seiring dengan perkembangan pariwisata. Di

    samping itu, pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dengan

    konsep pariwisata budaya akan dapat memperkokoh kebudayaan

    nasional Indonesia.

    Beberapa produk kebudayaan Indonesia yang dapat dijadikan sebagai

    potensi pariwisata antara lain :

    1. Arsitektur rumah adat

    Produk kebudayaan yang dapat dijadikan sebagai potensi pariwisata

    dapat dilihat dari bentuk rumah adat / rumah tradisional yang ada

    pada masing – masing daerah. Rumah tradisional merupakan rumah

    yang dibangun dengan cara yang sama dari generasi kegenerasi dan

    tanpa atau dikit sekali mengalami perubahan. Rumah tradisional

    dapat juga dikatakan sebagai rumah yang dibangun dengan

    memperhatikan kegunaan, serta fungsi sosial dan arti budaya dibalik

    corak atau gaya bangunan. Penilaian kategori rumah tradisonal dapat

    juga dilihat dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat ketika rumah

    tersebut didirikan misalnya seperti untuk upacara adat. Rumah adat

    masyarakat dapat melambangkan cara hidup, ekonomi dan lain-lain.

    Di Indonesia setiap daerah mempunyai rumah tradisional yang

    beragam karena beragamnya budaya dalam setiap daerah yang ada di

    Indonesia.

    2. Seni pertunjukan

    Seni pertunjukan merupakan tontonan bernilai seni yang disajikan

    sebagai pertunjukan di depan penonton. Seni pertunjukan termasuk

    bentuk seni yang cukup kompleks karena merupakan gabungan

    antara berbagai bidang seni. Jika diperhatikan, sebuah pertunjukan

    https://id.wikipedia.org/wiki/Rumahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Rumahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sosialhttps://id.wikipedia.org/wiki/Budayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bangunanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttps://id.wikipedia.org/wiki/Rumahhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Upacara_adat&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Budayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Daerahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia

  • kesenian seperti teater atau sendratari biasanya terdiri atas seni

    musik, dialog, kostum, panggung, pencahayaan, dan seni rias. Seni

    pertunjukan sangat menonjolkan manusia sebagai aktor atau

    aktrisnya. Beberapa seni pertunjukan yang merupakan kebudayaan

    Indonesia antara lain : Jenis seni pertunjukan, antara lain : tari (

    sendra tari ), wayang, komedi/lawak, seni akrobat tradisional, dan

    lain sebagainya

    Pada dasarnya, sebuah seni pertunjukan memiliki fungsi yang terkait

    dengan pemenuhan kebutuhan manusia. Beberapa fungsi dari

    pertunjukan tersebut antara lain fungsi religius, fungsi sosial, fungsi

    pendidikan, fungsi estetik, hiburan, dan fungsi ekonomi.

    3. Permainan tradisional

    Setiap daerah mempunyai ciri khas dan adat istiadat yang berbeda.

    Khazanah budaya tersebut merupakan salah satu modal dasar untuk

    mendukung sektor pariwisata untuk mendukung majunya sektor

    pariwisata, salah satunya dengan memperkenalkan budaya

    permainan untuk dijadikan wisata seni ketika ada wisatawan yang

    berkunjung. Beberapa daerah wisata di Indonesia telah dan mulai

    mengembangkan permainan tradisional ini untuk disuguhkan dan

    kepada turis yang datang berkunjung

    Beberapa contoh permainan tradisional antara lain : bambu gila (

    Maluku ), egrang, jamuran, petak umpet (Jawa).

    4. Musik tradisional / daerah

    Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara

    turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Musik

    Tradisional merupakan musik yang berkembang secara tradisional di

    kalangan suku-suku tertentu. Melalui musik daerah, kita dapat

    mengenali daerah asal musik itu dan ciri budaya masyarakatnya.

    Misalnya : ketika kita mendengarkan permainan gamelan Jawa kita

    akan langsung mengetahui kalau itu adalah musik daerah Jawa

    Tengah dan Yogyakarta, bukan Sunda. Kita dapat mengenalinya lewat

    karakter permainan gamelan terutama lewat suara, irama, dan

    lagunya. Karakter inilah yang menggambarkan ciri khas adat Jawa.

    Salah satu contohnya adalah irama musik gamelan Jawa yang

    umumnya terdengar melantun halus dan lembut. Hal ini

    menunjukkan budaya orang Jawa yang menekankan tutur kata yang

    halus, ramah, dan sopan.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Musik

  • 5. Arsitektur bersejarah

    Beberapa arsitektur bersejarah yang dapat dijadikan sebagai produk

    kebudayaan Indonesia dalam bidang pariwisata antara lain bangunan

    candi, pura bangunan masjid, bangunan gereja. Bangunan tersebut

    merupakan produk kebudayaan Indonesia pada tempo dulu yang

    dijadikan sebagai tempat religi bagi pemeluk agama di Indonesia.

    F. Pelestarian dan Pemanfaatan Produk Kebudayaan Indonesia Dlam

    Bidang Pariwisata

    Indonesia dengan letak geografis sebagai negara kepulauan memiliki

    aneka ragam adat dan budaya daerah yang tersebar merata di seluruh

    tanah air. Bentuk geografis kepulauan ini disatu sisi juga perlu

    diwaspadai oleh para generasi muda akan pelestarian aneka ragam

    budayanya. Bukan hal baru lagi bahwa telah sangat banyak budaya-

    budaya yang kita miliki perlahan-lahan diakui secara sepihak oleh

    negara tetangga.Dan kita sebagai rakyat Indonesia yang terkenal dengan

    sikap ramah tamah dan sopan santun, ternyata hanya bisa mengelus

    dada. Lagi-lagi kita tak dapat berkutik. Bahkan ketika pulau kita

    akhirnya jatuh ke negara tetangga kita pun tak dapat berbuat banyak.

    Ada beberapa hal konkrit yang dapat kita lakukan untuk melestarikan

    produk kebudayaan Indonesia diantaranya:

    1. Peran masyarakat

    a. Mengenali dan bangga akan budaya daerah

    Penyakit masyarakat kita terkadang tidak bangga dengan produk

    dan budaya sendiri. Kita lebih bangga dengan budaya-budaya

    impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya kita sebagai

    orang Timur. Anak-anak kita bahkan terkadang tidak lagi

    mengenal aneka ragam budayanya. Budaya daerah banyak yang

    hilang dikikis zaman oleh sebab kita sendiri yang tidak mau

    mempelajari dan melestarikannya. Alhasil kita baru bersuara

    ketika negara lain sukses dengan budaya yang mereka curi secara

    diam-diam dari kita. Sebagai contoh: Anak-anak kecil zaman

    sekarang saat ditanya soal mainan, tentu mereka lebih memilih

    dunia playstation ketimbang mainan tradisional.

    b. Berpartisipasi dalam mengikuti even – even budaya lokal maupun

    budaya nasional.

    Masyarakat hendaknya memberikan kontribusi untuk

    menyaksikan maupun mengikuti even – even budaya, sehingga

    masyarakat mengenali budaya yang ada dalam masyarakat

    c. Mengunjungi tempat – tempat wisata berb