kel 4.etiologi dan klasifikasi hiperlipidemia diskusi klompok
TRANSCRIPT
HIPERLIPIDEMIA
I. Etiologi Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah kenaikan kadar kolesterol, kolesterol ester,
fosfolipid, trigliserida atau kombinasi dari keadaan abnormal tersebut dari
keadaan normalnya. Hiperlipidemia ini dapat terjadi secara primer (gangguan
metabolisme lipid) dan sekunder (komplikasi penyakit seperti diabetes melitus,
hipertiroidisme, obesitas, obstruksi hati dan pengaruh obat-obatan). Lipid tidak
terdapat dalam bentuk bebas di dalam darah, tetapi terikat dengan protein
membentuk lipoprotein. Pada keadaan hiperlipidemia terjadi kenaikan kadar
lipoprotein LDL dan penurunan kadar HDL di dalam darah. Kenaikan kadar
lipoprotein dalam darah atau hiperlipidemia berperan penting pada arteriosklerosis
yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke.
Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan keadaan hiperlipidemia ini antara
lain:
Kebiasaan/lifestyle, seperti kurang olah raga, diet kaya lemak, junk food,
alkohol, dan merokok.
Genetik, adanya riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
Komplikasi penyakit, seperti diabetes melitus, hipertiroidisme, obesitas,
dll
Umur, pria > 45 tahun dan wanita >55 tahun
Pengaruh obat-obatan, seperti diuretik tiazide, glukokortikoid, β blocker
dan progestin
II. Klasifikasi Hiperlipidemia
Lipid plasma utama terdiri atas kolesterol, trigliserida, phosfolipid dan free
fatty acid. Namun karena lipid ini bersifat hidrofobik maka sirkulasinya dalam
darah adalah dalam bentuk kompleks lipid-protein atau lipoprotein. Plasma
lipoprotein sendiri, berdasarkan densitasnya, terdiri atas kilomikron, VLDL, LDL
dan HDL. Komposisi dan fungsi dari tiap lipoprotein ini berbeda-beda.
1
Kandungan terbanyak dari LDL adalah kolesterol (50%) dan phospolipid (25%),
sedangkan kandungan terbanyak dari HDL adalah protein (50%).
Berdasarkan penyebabnya, hiperlipidemia dapat dibagi menjadi :
1. Hiperlipidemia primer
Hiperlipidemia primer (hiperlipidemia familial/herediter) disebabkan oleh
kelainan genetik yang mempengaruhi langsung metabolisme lipid, misalnya
peningkatan pembentukan LDL atau kurangnya reseptor LDL sehingga LDL tidak
diserap oleh sel. Biasanya kelainan ini tidak menimbulkan gejala/keluhan (kecuali
pada keadaan berat, ditemukan xantoma yaitu pemupukan lemak dibawah
jaringan kulit khususnya pada kelopak mata dan siku). Kelainan ini, biasanya
ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan laboratorium, misalnya pada
waktu check up.
Berdasarkan etiopatogenesisnya, hiperlipidemia primer dapat dibagi
menjadi :
a. Hiperlipidemia primer monogenik
Hiperlipidemia ini bersifat herediter/familial dan prevalensinya sangat sedikit.
b. Hiperlipidemia primer dengan kemungkinan kelainan monogenik
c. Hiperlipidemia primer dengan kelainan poligenik/sporadik
Hiperlipidemia jenis ini, tergantung pada batas kadar normal kolesterol
dan trigliserida yang ditentukan secara arbitrer. Prevalensi jenis hiperlipidemia ini
sangat tinggi di Amerika dan Eropa, yaitu sekitar 20-25%. Hiperlipidemia ini
disebabkan oleh banyak makan, kurang gerak dll.
2. Hiperlipidemia sekunder
Hiperlipidemia sekunder bersifat reversibel (berulang). Hiperlidemia
sekunder ditandai dengan kelainan pada lipid sebagai akibat dari kelainan suatu
penyakit atau efek samping dari terapi obat dimana hal tersebut tercatat memiliki
presentasi hingga 40% dari semua tipe pada hiperlipidemia. Umumnya gangguan
ini akan sembuh sesudah penyebabnya dihilangkan.
2
Tabel Penyebab hiperlidemia sekunder akibat penyakit dan obat-obatan tertentu
Penyebab penyakit Penyebab efek samping obat
Endokrin/metabolic : Diabetes Mellitus Von Grierke’s disease Sexualateliotic dwarfism Akromegali Hipotiroidisme Anorexia nervosa Wemer’s syndrome Acuteintermittent
porphyria
AlkoholProgestinDiuretik tiazidΒ blokerGlukokortikoidAndrogenSiklosporinKontrasepsi OralVitamin A
Renal : Uremia Sindrom Nefrotik
Hepatic : Sirosis biliari primer, Hepatoma, Immunologik, Systemic lupus erythematosis (SLE), Monoclonal gammapathies,
Stress
Penyebab hipertrigliseridemia, antara lain:
1. Diabetes melitus
Pada penderita diabetes melitus, hormon insulin tidak bekerja, oleh karena itu
glukagon-lah yang bekerja. Glukagon bekerja dengan 3 mekanisme, yaitu
glukogenolisis, glukoneogenesis, dan lipolisis. Pada peristiwa lipolisis, lemak
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, asam lemak dalam darah
selanjutnya masuk ke hati dan menjadi asil Ko-A. Asil Ko-A akan
diesterifikasi dengan gliserol membentuk trigliserida, selanjutnya hal ini
mengarah pada hipertrigliseridemia.
2. Gagal ginjal kronis
Penderita gagal ginjal tidak dapat melakukan filtrasi dengan baik. Zat-zat yang
seharusnya tersaring akan terbuang bersama urin. Apabila zat yang terbuang
itu adalah protein, dan protein tersebut merupakan Apo C maka akan
berpengaruh pada metabolisme VLDL dan kilomikron. Hal ini disebabkan
karena VLDL dan kilomikron membutuhkan Apo C untuk berikatan dengan
lipoprotein lipase, untuk selanjutnya memecah VLDL dan kilomikron menjadi
asa lemak dan gliserol. Apabila proses ini terhambat, akan terjadi pula
3
peningkatan trigliserida (TGA) karena VLDL dan kilomikron mengandung
TGA.
3. Hipotiroidisme
Pada penderita hipotiroidisme, kelenjar tiroidnya tidak seaktif seperti pada
orang normal, sehingga hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid
berkurang. Tiroksin berfungsi merangsang metabolisme karbohidrat, protein,
lemak. Kekurangan tiroksin berakibat pada terhambatnya metabolisme lemak
intraseluler sehingga kadarnya dalam darah meningkat.
4. Gangguan penyimpanan glikogen
Bila terjadi gangguan penyimpanan glikogen, berarti terdapat gangguan kerja
insulin. Selanjutnya mekanisme timbulnya penyakit sama seperti pada
diabetes melitus.
5. Stress
Stress merangsang keluarnya adrenalin di saraf simpatis. Adrenalin bekerja
sama seperti glukagon. Mekanisme selanjutnya sama seperti pada penderita
diabetes melitus.
6. Alkohol
Penggunaan alkohol akan meningkatkan aktivitas NADH di hati, yang
selanjutnya akan meningkatkan produksi asam lemak yang kemudian
diesterifikasi dengan gliserol membentuk trigliserida.
7. Lipodistrofi
Lipodistrofi adalah perubahan struktur jaringan lemak. Perubahan struktur ini
dapat berupa lisis yang akan mengakibatkan tingginya kadar TGA.
8. Kehamilan
9. Terapi penggantian hormon estrogen oral
Estrogen bekerja di saraf simpatis. Saraf simpatis bila terkena rangsangan
akan mengeluarkan neurotransmitter epinefrin, dimana epinefrin bekerja sama
seperti glukagon. Mekanisme selanjutnya sama seperti pada penderita diabetes
melitus.
10. Obat antihipertensi: beta bloker, diuretik
Efek samping dari obat antihipertensi betabloker dan diuretik adalah
peningkatan kadar TGA dalam darah
4
11. Penggunaan glukokortikoid
Glukokortikoid bersifat katabolik dan diabetogenik akibat lipolisis.
12. Terapi protease inhibitor
Penggunaan protease inhibitor dapat mengakibatkan efek samping berupa
penyakit diabetes melitus.
13. Hepatitis akut
Hepatitis akut menyebabkan kerusakan hati sehingga akan mengakibatkan
gangguan metabolisme lemak.
14. Sepsis
15. Lupus erythematosus sistemik
Penyebab hiperkolesterolemia, antara lain:
1. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik adalah kelainan ginjal dimana terjadi albuminuria. Apabila
albumin terbuang lewat urin, ada kemungkinan terjadinya pembuangan
protein-protein lipase ekstrahepatik yang akan menurunkan penggunaan
lipoprotein dalam darah.
2. Anoreksia nervosa
Orang yang menderita penyakit ini tidak akan memiliki nafsu makan. Apabila
orang tidak makan, berarti tidak ada pemasukan kolesterol. Padahal, kolesterol
merupakan unsur penting yang diperlukan oleh tubuh. Tubuh selanjutnya akan
mensistesis kolesterol sehingga kadar kolesterol dalam tubuh meningkat.
3. Kolestasis
Kolestatis adalah gangguan sekresi empedu. Kolesterol di hati seharusnya
dikeluarkan dalam bentuk asam empedu dan empedu. Karena ada hambatan
sekresi empedu, mengakibatkan kolesterol tidak bisa dikeluarkan sehingga
kadarnya dalam darah juga tinggi.
4. Penyakit obstruktif hati
5. Hipotiroidisme
6. Penggunaan glukokortikoid
7. Terapi protease inhibitor
8. Porfiria intermiten akut
5
Klasifikasi hiperlipidemia secara klinik (berdasarkan jenis lipid yang meningkat)
yaitu :
1. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah tingginya kadar kolesterol dalam darah. Di
dalam tubuh, kolesterol berfungsi untuk memproduksi empedu, hormon steroid
dan vitamin D. Kolesterol berasal dari dua sumber, yaitu dari makanan yang kita
makan dan diproduksi sendiri oleh tubuh kita di dalam tubuh (hati).
Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah merupakan faktor resiko utama
bagi penyakit jantung koroner yang mengakibatkan serangan jantung. Selain itu
bila kadar kolesterol dalam darah berlebihan, kelebihan itu dapat menumpuk di
dalam pembuluh darah arteri, yang selanjutnya menyebabkan penyempitan arteri.
Penumpukan kolesterol berlebihan inilah yang dapat menyumbat aliran darah di
dalam arteri. Bila arteri yang memasok darah ke jantung mengalami
penyumbatan, dapat terjadi serangan jantung, sedangkan bila arteri yang memasok
darah ke otak tersumbat akibatnya adalah stroke.
Kadar kolesterol tinggi dalam darah bersifat asimptomatis, sehingga
banyak orang yang tidak mengetahui jika kadar kolesterol mereka sebenarnya
terlalu tinggi. Kolesterol tidak dapat larut dalam darah. Untuk dapat membawa ke
dalam dan keluar sel, kolesterol dan lemak memerlukan suatu pembawa (carrier)
khusus yang disebut lipoprotein. Carrier tersebut adalah Low-Density Lipoprotein
(LDL) dan High-Density Lipoprotein (HDL). LDL membawa kolesterol ke dalam
tubuh sementara HDL mengeluarkan kolesterol dari aliran darah. Oleh sebab itu
bila kadar LDL di dalam darah terlalu tinggi akan berakibat buruk bagi tubuh
sedangkan keberadaan HDL baik bagi tubuh. Keseimbangan nilai antara kedua
jenis kolesterol ini menunjukkan arti kadar kolesterol. Bila tingginya kadar
kolesterol total disebabkan oleh kadar LDL yang tinggi, akan sangat beresiko
menderita penyakit jantung atau stroke, tetapi bila total kadar kolesterol tinggi
disebabkan oleh kadar HDL yang tinggi, resiko menderita penyakit jantung atau
stroke tidaklah tinggi.
2. Hipertrigliseridemia
Hipertrigliseridemia adalah tingginya kadar trigliserida dalam darah.
3. Campuran hiperkolesterolemia dan hipertrigliserid
6
Jenis hiperlipidemia menurut Fredrickson (WHO) dan terapinya
Tipe
Lipoprotein
yang
meningkat
Plasma
kolesterol
Plasma
trigliseridaTerapi
I Kilomikron Normal, Diet rendah
lemak
IIa LDL NormalGol. statin (+
neomisin)
IIbLDL +
VLDL+++ ++
Gol. Statin (+
fibrat/nikotinat
)
III Remnants +++ ++Fibrat/
nikotinat
IV VLDL Normal ++Fibrat (+
nikotinat)
VVLDL +
kilomikron+ +++
Diet rendah
lemak
Tabel 3. Klasifikasi hiperlipidemia menurut WHO
Tipe
KolesterolKolesterol
LDLTrigliserida
Gangguan Lipoprotein
Plasma*
I Tinggi Rendah/normal TinggiKilomikron meningkat
Putih susu
II a Tinggi/normal Tinggi NormalLDL
meningkatKuning jernih
II b Tinggi Tinggi TinggiLDL dan VLDL
meningkatKeruh
III Tinggi Rendah/normal TinggiKilomikron sisa dan IDL meningkat
Keruh
IV Tinggi/normal Normal TinggiVLDL
meningkatKeruh
V Tinggi Normal TinggiKilomikron dan VLDL
Putih susu
7
meningkat* = perangai plasma setelah didiamkan di dalam lemari es selama semalam
a. Hiperlipidemia tipe I
Hiperlipidemia tipe I memperlihatkan hiperkilomikronemia pada waktu
puasa yang disebabkan oleh defisiensi enzim lipoprotein lipase (LPL) atau adanya
perubahan pada apolipoprotein C2 yang dibutuhkan pada metabolisme kilomikron
untuk memecah lemak menjadi asam lemak bebas dan gliserol di jaringan
ekstrahepatik.
Hiperlipidemia tipe I disebabkan oleh adanya perubahan dari gen
reseptor LDL. Seorang pasien yang menderita Hiperlipidemia tipe I
memiliki serum level dari LDL-C dua atau tiga kali lebih tinggi dari orang
normal. Sehingga sangatlah penting untuk melakukan identifikasi dan
pengobatan sejak dini, selain itu pasien yang menderita Hiperlipidemia tipe I
juga dapat mengalami peningkatan kadar LDL-C.
Kelainan tipe I muncul sebelum pasien berusia 10 tahun dengan
gejala seperti kolik, nyeri perut, xantoma dan hepatosplenomegali.
Sedangkan pada orang dewasa gejala muncul dengan tanda terjadinya
penumpukan pada kolesterol seperti corneal arcus (penumpukan lipid di
cornea), tendon xanthomas (penumpukan lipid di otot), dan xanthelasma
(penumpukan lipid di kelopak mata). Dan pada pemeriksaan biokimia
menunjukkan adanya lapisan krem di permukaan plasma pasien puasa.
Hingga dengan tahun 1980, presentasi kematian akibat acute cononary
sebelum usia 20 tahun menunjukkan angka yang normal yakni 0.1 % dari
populasi.
b. Hiperlipidemia tipe II
Hiperlipidemia tipe II, terbagi menjadi dua tipe yakni tipe IIa dan tipe IIb,
dimana tipe pembagiannya berdasarkan atas tingginya kadar trigliserida terhadap
LDL kolesterol.
Tipe IIa
Pasien yang menderita Hiperlipidemia tipe II memiliki presentasi yang tidak
terlalu signifikan di dalam populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
8
pasien yang menderita Hiperlipidemia tipe II disebabkan adanya perubahan
pada gen reseptor LDL yakni pada kromosom 19 (0,2% dari populasi) atau
disebabkan adanya perubahan gen pada Apoprotein B (0,2%) sehingga
kolesterol tidak dapat masuk ke dalam hati dan jaringan ekstrahepatik serta
tetap berada di peredaran darah.
Tipe IIb
Pada tipe ini ditandai dengan meningkatnya kadar VLDL meliputi
meningkatnya kadar trigliserida, acetil CoA dan adanya peningkatan sintesis
dari B-100. Hal tersebut dapat disebabkan oleh menurunnya konsentrasi dari
reseptor LDL dan meningkatnya Apoprotein B. Presentasi penderita
Hiperlipidemia tipe II mencapai 10% dari populasi. Kemungkinan terjadinya
resiko terkena aterosklerosis pada pasien sekitar 15% bagi mereka yang juga
mengalami penyakit jantung pada usia 60 tahun.
c. Hiperlipidemia tipe III
Hiperlipidemia tipe III merupakan penyakit keturunan yang sangat
jarang sekali ditemui. Hiperlipidemia tipe III ditandai dengan tingginya kadar
kilomikron dan IDL (intermediate density lipoprotein). Penimbunan IDL pada
tipe ini disebabkan oleh blokade parsial dalam metabolisme VLDL menjadi LDL
dan adanya peningkatan kadar apoprotein E total. Pada penderita ini pengambilan
sisa kilomikron dan sisa VLDL oleh hati dihambat dan menyebabkan terjadinya
akumulasi di darah dan jaringan. Pada kelainan ini kolesterol serum dan trigliserid
meningkat (350-800 mg/dl). Gejala klinik muncul pada masa remaja berupa
xantoma pada kulit terutama pada siku dan lutut.
d. Hiperlipidemia tipe IV
Tipe ini ditandai dengan terjadinya peningkatan VLDL dan trigliserida
yang kemudian dikenal dengan hipertrigliseridemia. Gejala klinik muncul pada
usia pertengahan. Separuh dari penderita ini meningkat kadar trigliseridnya pada
umur 25 tahun. Mekanisme kelainan yang familiar tidak diketahui, tetapi tipe IV
9
yang didapat biasanya bersifat sekunder akibat penyakit lain, alkoholisme berat
atau diet kaya karbohidrat dan biasanya penderita gemuk.
e. Hiperlipidemia tipe V
Tipe ini memperlihatkan akumulasi VLDL dan kilomikron yang
disebabkan ketidakmampuan tubuh untuk memetabolisme dan membuang
kelebihan trigliserida sebagaimana mestinya. Kelainan ini jarang ditemukan.
Hiperlipidemia tipe V biasanya ditemui pada pasien yang memiliki kelebihan
berat badan, menderita diabetes, hyperuricemic dan tidak ditemuinya
adanya xanthoma. Secara genetik Hiperlipidemia tipe V bersifat heterogen dan
penderita dengan kelainan familial biasanya tidak menunjukkan gejala sampai
sesudah usia 20 tahun.
III. FAKTOR RESIKO HIPERLIPIDEMIABeberapa faktor resiko hiperlipidemia adalah:
1. Usia: Laki-laki ≥ 45 tahun, wanita ≥ 55 tahun, atau wanita dengan menopause
prematur tanpa terapi penggantian estrogen
2. Sejarah keluarga dengan penyakit jantung koroner prematur
3. Merokok sigaret
4. Hipertensi (≥140/90 mm Hg), atau orang yang meminum obat anti hipertensi
5. Kolesterol HDL yang rendah (<40 mg/dL)
IV. DISKUSI KELOMPOK
1. Mardila : Apakah yang dimaksud heterogen pada Hiperlipidemia tipe V, dan arti dari penderita familial?Jawaban (Sinditya) : Penderita familial sama artinya dengan penderita herediter, hasil keturunan (genetik).
2. Yulita : Bagaimana mekanisme β-Bloker dan diuretic tiazid menyebabkan hiperlipidemia? Apakah penyebab gangguan primer pada Hiperlipoproteinemia tipe I dan II? Jawaban (Mardian) :β-bloker akan menghambat katekolamin yang berakibat pada defisiensi insulin. Diuretik tiazid juga akan mengakibatkan defisiensi insulin. Defisiensi
10
insulin akan menyebabkan peningkatan lipolisis yang menyebabkan asam lemak bebas meningkat. Peningkatan ini akan menyebabkan pembentukan triasilgliserol (TAG) akan menumpuk di hati menyebabkan hiperlipidemia.Jawaban (Sinditya):Hiperlipoproteinemia tipe I (Hiperkilomikroinemia familial) terjadi akibatadanya perubahan secara genetik pada ApoC2 yang berperan sebagai kofaktoruntuk aktivitas Lipoprotein lipase (LPL) sehingga terjadi defisiensi ataupun inaktivasi LPL yang berakibat pada peningkatan kilomikron darah.Hiperlipoproteinemia tipe II (hiperkolesterolemia familial)a. Tipe IIa (LDL meningkat): terjadi akibat cacatnya reseptor LDL atau mutasi pada ligan apo B-100b. Tipe IIb (LDL dan VLDL meningkat): Terjadi akibat penurunan jumlah reseptor LDL dan terjadi peningkatan sintesis Apo B-100 sehingga sekresi VLDL ikut meningkat.Beberapa individu dalam populasi memperlihatkan defek yang diwariskan secara genetik di dalam metabolisme lipoprotein yang menyebabkan terjadinya hiperlipoproteinemia(Biokimia Harper ed 25: 280-281)
3. Kurmania : Bagaimana mekanisme Diuretik tiazid sebagai salah satu penyebab hiperlipidemia karena obat? Bagaimana dengan penderita hipertensi dalam pengobatannya jika mengalami hiperlipidemia juga?Jawaban (Dian)Diuretik tiazid juga akan mengakibatkan defisiensi insulin. Defisiensi insulin akan menyebabkan peningkatan lipolisis yang menyebabkan asam lemak bebas meningkat. Peningkatan ini akan menyebabkan pembentukan triasilgliserol (TAG) akan menumpuk di hati menyebabkan hiperlipidemia
4. Rafika : Antara hiperlipidemia primer dan sekunder, manakah yang lebih tinggi tingkat keparahannya?Jawaban (Helsa) : yang lebih parah adalah tipe sekunder, kerna pada tipe ini gejala baru akan terdeteksi setelah terjadi komplikasi yang parah dan efeknya terakumulasi, sedangkan pada tipe primer merupakan hiperlipid yang bersifat genetis sehingga terdeteksi sejak dini, perlindungannya dapat dilakukan sejak awal.
5. Vivi : Apakah Xanthoma hanya terjadi di siku dan lutut? Mengapa pada tipe V tidak ada Xanthoma?Jawaban (Amitri) : Xanthoma bisa terjadi dimana saja, namun pada lipatan lebih terlihat/terasa pada saat bergerak. Pada Hiperlipid tipe V juga terdapat xanthoma tetapi jarang dan muncul dalam jangka lama karena bersifat asimtomatis.
11
6. Leni M : Apakah yang dimaksud hepatosplenomegali? Perbedaan hiperlipidemia monogenik dengan kemungkinan kelainan monogenik?Jawaban (Andita) : Hepatosplenomegali adalah pembesaran hati dan limpa,
salah satu gejala hiperlipidemia tipe I. Hiperlipidemia monogenik merupakan
jenis hiperlipidemia primer, yaitu hiperlipidemia karena kelainan genetik di
mana hanya 1 gen yang mengalami kelainan, misal kurangnya reseptor LDL
sehingga LDL tidak diserap oleh sel. Sedangkan hiperlipidemia dengan
kemungkinan kelainan monogenik masih belum pasti penyebab kelainan gen
tersebut. Hiperlipidemia ini dapat disebabkan oleh banyak makan, kurang
gerak dll.
12
Daftar Pustaka
Rahardjo, Rio. 2004. Kumpulan Kuliah Farmakologi, Ed. 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Hlm. 409, 412
Anonim. Kolesterol.
http://www.medicastore.com/kolesterol/kadar_kolesterol.php, 21 Februari
2010, pk. 14:07.
Tejayadi, Susi. 1991. Kolesterol dan Hubungannya dengan Penyakit
Kardiovaskuler. Cermin Dunia Kedokteran, No. 73. Hlm. 34-35.
Rahardja, Kirana & Tan Hoan Tjay. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta :
Percetakan PT. Gramedia. Hlm. 572.
13
TUGAS FARMAKOTERAPI TERAPAN I
Etiologi dan Klasifikasi
HIPERLIPIDEMIA
Oleh :
Ndit 0906Mardian E 0906649916Sinditya 0906Dian 0906Amitri 0906Helsa 0906
UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN FARMASIPROGRAM PROFESI APOTEKER
14
DEPOK2010
15