kekurangan fase generatif

3
menunjukkan bahwa secara umum dengan semakin rendah kadar air tanah maka tanaman akan menurunkan hasil tanaman secara nyata, hal tersebut disebabkan karena fase generatif merupakan fase kritis, karena pengaruh lingkungan seperti status air dalam tanah akan langsung terlihat pada sink (jaringan yang menyimpan hasil asimilat tetapi tidak ikut fotosintesis), pembungaan, pembentukan polong dan pengisian polong akan gagal atau tidak sempurna apabila cekaman air dalam waktu yang lama. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Sarjiyah (1994) bahwa cekaman kekeringan yang terjadi pada fase generatif yang makin menurunkan efisiensi fotosintesis yang terlihat dari berkurangnya komponen hasil tanaman, baik kualitas (berat kering biji) maupun kuantitas (jumlah polong atau biji). Samaullah dan Darajat (2001) menyatakan bahwa kekurangan air pada saat tanaman (padi gogo) memasuki fase pengisian biji dapat menyebabkan penurunan hasil karena banyak butir hampa. Pada fase generatif kekurangan air menyebabkan terjadinya penurunan produksi tanaman akibat terhambatnya pembentukan bunga, pengisian biji terganggu dan bentuk biji kecil serta banyaknya terbentuk polong hampa (Aqil dkk., 2008).

Upload: seno

Post on 05-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

generatif

TRANSCRIPT

menunjukkan bahwa secara umumdengan semakin rendah kadar air tanah maka tanaman akan menurunkan hasiltanaman secara nyata, hal tersebut disebabkan karena fase generatif merupakan fasekritis, karena pengaruh lingkungan seperti status air dalam tanah akan langsungterlihat pada sink (jaringan yang menyimpan hasil asimilat tetapi tidak ikutfotosintesis), pembungaan, pembentukan polong dan pengisian polong akan gagalatau tidak sempurna apabila cekaman air dalam waktu yang lama. Hal tersebut jugasesuai dengan pendapat Sarjiyah (1994) bahwa cekaman kekeringan yang terjadipada fase generatif yang makin menurunkan efisiensi fotosintesis yang terlihat dariberkurangnya komponen hasil tanaman, baik kualitas (berat kering biji) maupunkuantitas (jumlah polong atau biji). Samaullah dan Darajat (2001) menyatakan bahwa kekurangan air pada saat tanaman (padi gogo) memasuki fase pengisian bijidapat menyebabkan penurunan hasil karena banyak butir hampa.

Pada fase generatif kekurangan air menyebabkan terjadinya penurunan produksi tanaman akibat terhambatnya pembentukan bunga,pengisian biji terganggu dan bentuk biji kecil serta banyaknyaterbentuk polong hampa (Aqil dkk., 2008).

Menurut Russel, periode kritis pertumbuhan tanaman pada umumnya terjadi pada periode pembungaan dan pembuahan. Karena itu, maka ketersediaan air yang rendah menyebabkan buah yang terbentuk kurang karena kuncup bunga banyak yang gugur.

vegetatifTanaman yang digenangi pada fase generatif sangat terhambat pertumbuhannya dan tidak mampu pulih setelah tergenang. Tanaman dapat bertahan pada kondisi tergenang selama tiga hari, dan menyebakan kematian bila lama genangan ditingkatkan lagi. Berdasarkan karakter agronomi diperoleh varietastoleran adalah varietas Kiyo, semi toleran adalah varietas Ferosa, Bravo F1, Mario, Taro F1, Laris, Kusuma dan Lembang 1 dan tidak toleran adalah varietas Riawan. Karakteristik varietas toleran genangan fase generatif adalah memiliki kemampuan bertahan hidup lebih lama, persentase jumlah tanaman hidup, jumlah cabang dan rasio tajuk tinggi, namun tidak menghasilkan buah.

kelebihan dan kekuranganTanaman emerlukan air yg cukup saat pembentukan bunga dan pengisian buah. Kekeringan juga membuat buah masak lebih cepat, sehingga mengurangi kualitas buah. Terlalu banyak air juga bisa mengganggu pembungaan, kondisi jenuh air membuat tanaman stress, akar kurang mendapat oksigen sehingga penyerapan nutrisi terganggu.

Sarjiyah, 1994. Periode kritis tanamn kedelai (Glycine max (L) Merril) terhadapkekurangan air pada tingkat kadar lengas tanah yang berbeda.. UMY. Yogyakarta. J.Agro edisi II : 31.Samaullah, M. Y. dan A. A. Darajat. 2001. Toleransi beberapa genotipe padi gogo terhadapcekaman kekeringan. Badan Penelitian Tanaman Pangan Padi. Sukamandi. J.Penelitian Tanaman Pangan Vol. 20(1) : 17-23.Aqil. M, Firmansyah.I.U dan Akil, M. (2008). Pengelolaanair tanaman jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia.Maros.