kegempaan di wilayah bengkulu - esdm

14
(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 33) KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU Oleh : Supartoyo *) *) Surveyor Pemetaan Muda di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi 1. Pendahuluan Daerah Bengkulu telah dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang sering terlanda kejadian gempabumi, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG, 2006) telah menggolongkan daerah ini sebagai salah satu wilayah rawan gempabumi merusak di Indonesia. Berdasarkan catatan katalog gempabumi merusak yang dihimpun oleh PVMBG selama kurun waktu tujuh tahun terakhir telah terjadi 3 kejadian gempabumi merusak, yaitu gempabumi tanggal 4-6-2006 yang mengakibatkan 99 orang meninggal, gempabumi tanggal 3-2-2003 mengakibatkan 5 bangunan mengalami kerusakan di Kabupaten Muko-Muko yang merupakan Kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara dan terakhir adalah gempabumi tanggal 12-9-2007 mengakibatkan 14 orang meninggal. Gambar 1. Peta wilayah rawan gempabumi di Indonesia, dimana wilayah Bengkulu merupakan salah satu wilayah rawan gempabumi (PVMBG, 2006). Daerah Bengkulu memang merupakan wilayah langganan gempabumi. Hampir setiap bulan pasti terasa kejadian gempabumi dengan skala intensitas III IV MMI (Modified Mercally Intensity) yang dapat dirasakan oleh penduduk. Penulis yang pernah tinggal di kota Bengkulu selama 7,5 tahun merasakan betul kejadian gempabumi dengan skala III IV MMI yang pasti terjadi setiap bulannya, sehingga bagi masyarakat Bengkulu kejadian gempabumi sudah menganggap merupakan bagian dari kehidupan mereka. Hal ini terbukti bila di

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU

Oleh : Supartoyo *)

*) Surveyor Pemetaan Muda di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi

1. Pendahuluan Daerah Bengkulu telah dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang sering terlanda kejadian gempabumi, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG, 2006) telah menggolongkan daerah ini sebagai salah satu wilayah rawan gempabumi merusak di Indonesia. Berdasarkan catatan katalog gempabumi merusak yang dihimpun oleh PVMBG selama kurun waktu tujuh tahun terakhir telah terjadi 3 kejadian gempabumi merusak, yaitu gempabumi tanggal 4-6-2006 yang mengakibatkan 99 orang meninggal, gempabumi tanggal 3-2-2003 mengakibatkan 5 bangunan mengalami kerusakan di Kabupaten Muko-Muko yang merupakan Kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara dan terakhir adalah gempabumi tanggal 12-9-2007 mengakibatkan 14 orang meninggal.

Gambar 1. Peta wilayah rawan gempabumi di Indonesia, dimana wilayah Bengkulu

merupakan salah satu wilayah rawan gempabumi (PVMBG, 2006).

Daerah Bengkulu memang merupakan wilayah langganan gempabumi. Hampir setiap bulan pasti terasa kejadian gempabumi dengan skala intensitas III – IV MMI (Modified Mercally Intensity) yang dapat dirasakan oleh penduduk. Penulis yang pernah tinggal di kota Bengkulu selama 7,5 tahun merasakan betul kejadian gempabumi dengan skala III – IV MMI yang pasti terjadi setiap bulannya, sehingga bagi masyarakat Bengkulu kejadian gempabumi sudah menganggap merupakan bagian dari kehidupan mereka. Hal ini terbukti bila di

Page 2: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

wilayah ini terlanda kejadian gempabumi, sebagian masyarakat tanpa diberi komando serentak keluar rumah dan mereka akan saling menduga magnitudo kejadian gempabumi tersebut dengan berkata, “gempabumi yang baru saja terjadi magnitudo sekitar 5 SR” atau “wah kuat nian gempabumi yang baru saja terjadi, rasanyo mencapai 6 SR”. Dengan demikian kesadaran masyarakat di daerah Bengkulu tentang gempabumi sebenarnya sudah cukup tinggi, namun belum diikuti oleh upaya mitigasi yang maksimal, sehingga begitu terjadi kejadian gempabumi merusak tetap saja timbul bencana baik berupa korban jiwa, kerusakan bangunan maupun perasaan trauma akibat kejadian gempabumi. 2. Geotektonik Daerah Bengkulu yang terletak di bagian barat Pulau Sumatera merupakan bagian dari Lempeng Benua Eurasia yang bergerak sangat lambat relatif ke arah tenggara dengan kecepatan sekitar 0,4 cm/ tahun dan berinteraksi/ bertabrakan dengan Lempeng Samudera Hindia – Australia yang bergerak relatif ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm/ tahun (Minster dan Jordan, 1978). Tumbukan tersebut telah berlangsung sejak Jaman Kapur dan masih terus berlangsung hingga kini dan menghasilkan zona penunjaman, zona prismatik akresi, jalur magmatik dan pembentukan struktur geologi dengan pola dan arah tertentu. Tumbukan antar lempeng tersebut terdapat membentang di sebelah barat Pulau Sumatera, selatan Jawa, selatan Nusa Tenggara dan membelok ke Kepulauan Maluku. Kawasan barat Pulau Sumatera merupakan salah satu kawasan yang terletak pada pinggiran lempeng aktif (active plate margin) di dunia ini yang dicerminkan aktifnya tingkat kegempaan di wilayah ini. Evolusi tektonik di daerah Bengkulu yang merupakan bagian dari kawasan Indonesia bagian barat sebelum Jaman Neogen dicirikan oleh tektonik pemekaran (Simanjuntak, 2004) yang diikuti oleh terjadinya tumbukan, amalgamasi dan akrasi dan mengakibatkan terbentuknya pegunungan, perlipatan dan pensesaran. Tersingkapnya batuan bancuh (melange) di Sumatera Utara dan Sumatera Barat berumur Kapur menunjukkan terdapatnya sistem penunjaman yang berhubungan dengan komplek akrasi (Asikin, 1974; Simanjuntak, 1980; Sukamto, 1986; Wajzer dkk, 1991). Pada Jaman Paleogen sistem penunjaman ini beralih/ berpindah ke arah barat dengan ditemukannya batuan bancuh di Pulau Nias, Pagai dan Sipora yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera (Katili, 1973, Karig dkk, 1978, Hamilton, 1979, Djamal dkk 1990, Andi – Mangga 1991). Dalam istilah geotektonik perubahan jalur batuan bancuh yang berhubungan dengan komplek akrasi dikenal dengan sebutan “roll back”. Orogenesa pada Jaman Neogen di kawasan ini menghasilkan Pegunungan Bukit Barisan dan penunjaman di sebelah barat Pulau Sumatera bersifat penunjaman miring berkisar 50o – 65° (oblique subduction), Sesar Sumatera serta kegiatan magmatisme (Simanjuntak dan barber, 1996).

Page 3: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

3. Geologi Wilayah Bengkulu terletak sepanjang pantai bagian barat Pulau Sumatera yang didominasi oleh batuan Kuarter dengan morfologi dataran pada bagian barat dan dibatasi oleh pegunungan di bagian timurnya. Kota Bengkulu merupakan dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0-50 meter dari permukaan air laut. Batuan Kuarter penyusun wilayah Bengkulu berupa : endapan undak pantai, endapan aluvial, endapan rawa, endapan batugamping terumbu dan endapan rombakan gunungapi. Sedangkan daerah perbukitan pada umumnya tertutup oleh endapan rombakan gunungapi berupa lava berkomposisi andesitic-basaltic. Batuan ini secara umum bersifat lepas, urai, belum terkonsolidasi (unconsolidated) bersifat memperkuat efek goncangan (amplifikasi) sehingga rawan terhadap goncangan gempabumi. Di wilayah Kota Bengkulu daerah yang mengalami kerusakan akibat kejadian gempabumi tanggal 4-6-2000 dan 12-9-2007 pada umumnya merupakan tanah urug dan endapan Kuarter berupa : endapan alluvial dan endapan rawa. Demikian juga dengan gejala retakan tanah dan pelulukan (liquefaction). Di Kota Curup hingga Kepahiang yang pernah mengalami kerusakan akibat kejadian gempabumi tanggal 15-12-1979 pada umumnya tersusun oleh endapan Kuarter berupa endapan rombakan gunungapi. Struktur geologi yang mengontrol Wilayah Bengkulu berupa Sesar Semangko berarah Barat Laut – Tenggara. Pada lembar Bengkulu dapat dibedakan 2 bagian sesar, yaitu : Sesar Ketahun dan Sesar Musi-Keruh yang merupakan bagian dari Sesar Besar Sumatera/ Sesar Semangko (Tjia, 1977). Sesar Ketahun membentang mulai dari Lembah Seblat, Sungai Seblat, Sungai Ketahun, Danau Tes, Lembah Rimbo Pengadang hingga Lembah Air Dingin. Sedangkan Sesar Musi-Keruh membentang mulai dari lembah bagian Barat Curup, Sungai Musi, Daspetah, Kepahiang, Talang Kemang hingga Sungai Keruh. Beberapa kejadian gempabumi merusak akibat pergerakan kedua sesar ini antara lain: gempabumi Tes 1952 dan gempabumi Kepahiang 15 Desember 1979. Di wilayah Kotamadia Bengkulu terdapat beberapa kelurusan berarah Barat Laut-Tenggara dan Barat Daya-Timur Laut. Pada kejadian gempabumi tanggal 4 Juni 2000 yang lalu, beberapa kelurusan di Perumahan Dolog, Tanah Patah dan Lempuing menimbulkan kerusakan bangunan.

Page 4: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

Gambar 2. Peta geologi wilayah Bengkulu (S.Gafoer, dkk, 1990).

4. Kegempaan dan Sumber Gempabumi Kegempaan wilayah Bengkulu tergolong aktif dengan frekwensi kejadian gempabumi cukup tinggi. Wilayah lainnya di Indonesia yang tergolong kegempaan dengan frekwensi tinggi adalah Laut Maluku yang bersumber dari aktivitas punggungan Mayu dan penunjaman ganda antar busur kepulauan. Sumber gempabumi yang mengancam wilayah Bengkulu berasal dari laut dan darat. Di laut bersumber dari zona penunjaman atau zona subduksi akibat tumbukan antara Lempeng Samudera Hindia dan Lempeng Benua Eurasia yang terdapat pada bagian Barat wilayah Bengkulu. Gempabumi bersumber dari zona subduksi dikenal dengan sebutan “megatrust”. Gempabumi yang bersumber dari zona subduksi di wilayah ini mempunyai kedalaman dangkal, menengah dan dalam, semuanya dapat dirasakan oleh masyarakat di Bengkulu. Sedangkan di darat terdapat pada zona Sesar Semangko, yang melewati lembah Sungai Ketahun, Danau Tes, lembah bagian Barat Curup hingga Daerah Kepahiang. Gempabumi yang bersumber dari pergerakan sesar aktif pada umumnya berpotensi mengakibatkan bencana meskipun magnitudonya tidak terlalu besar, namun kedalaman dangkal dan terletak dekat permukiman dan aktivitas manusia.

Page 5: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

Gambar 3. Kegempaan wilayah Bengkulu (USGS).

Gambar 4. Penampang kegempaan yang melewati wilayah Bengkulu (USGS).

Gambar 5. Kegempaan wilayah Bengkulu selama tahun 2007. Tanda bintang merupakan pusat gempabumi tanggal 12-9-2007 (USGS).

Gambar 6. Mekanisme fokal beberapa kejadian gempabumi di wilayah Bengkulu yang memperlihatkan mekanisme sesar naik (USGS).

5. Gempabumi Merusak Wilayah Bengkulu Berdasarkan buku Katalog Gempabumi Merusak di Indonesia Tahun 1629 – 2006 yang sedang diterbitkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, wilayah Bengkulu telah mengalami beberapa kejadian gempabumi merusak. Data yang berhasil dihimpun diawali pada tahun 1756 yakni tanggal 3-11-1756 yang menimbulkan beberapa kerusakan bangunan di wilayah Bengkulu, bahkan pada kejadian gempabumi tanggal 24-11-1833 terjadi gempabumi hebat yang getarannya terasa sampai Singapura dan Malaysia yang menurut Newcomb & Mc. Cann gempabumi ini merupakan gempabumi 10 terbesar yang terjadi pada abad 19. Pada tanggal 26-6-1914 terjadi gempabumi yang mengakibatkan 20 orang meninggal dan kerusakan hebat terutama di Kotamadia Bengkulu.

Page 6: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

Sedangkan gempabumi yang terjadi akibat pergerakan sesar aktif segmen Kepahiang terjadi pada tanggal 15-12-1979 mengakibatklan 4 orang meninggal dan bencana terjadi di desa Daspetah, Kabupaten Kepahiang. Pada tanggal 15-5-1997 sesar aktif segmen Kepahiang kembali bergerak yang mengakibatkan terjadinya retakan tanah dan kerusakan sejumlah bangunan di daerah Kepahiang. Sedangkan segmen Tes-Seblat pernah mengakibatkan gempabumi merusak di daerah Tes pada tahun 1952. Kejadian gempabumi merusak terakhir mengakibatkan bencana di wilayah ini terjadi pada tanggal 12-9-2007 yang mengakibatkan 14 orang meninggal, 38 orang luka-luka dan ribuan bangunan mengalami kerusakan. Data selengkapnya kejadian gempabumi merusak wilayah Bengkulu terdapat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Sejarah kejadian gempabumi merusak di Propinsi Bengkulu (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2007).

NO

NAMA GEMPA

TANGGAL

PUSAT GEMPA

KDLM (KM)

MAG

SKALA

MMI

KERUSAKAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Lais

Bengkulu Bengkulu Bengkulu

3/11/1756

-/-/1770

18/03/1818 24/11/1833

8/04/1871

18/8/1871 27/06/1902

26/06/1914

18/81938

- -

3,5ºLS- 100,5ºBT

-

4,3ºLS- 102,4ºBT

- -

4,5ºLS– 102,5ºBT

3,8ºLS– 102,8ºBT

- -

- -

75

33

33

33

70

- -

-

8,8

6,3

5,9

5,8

7

6,9

- -

IX

VIII-IX

VI-IX

VI-VII

VI

VII-VIII

VII

Kerusakan pada rumah penduduk termasuk dinding bangunan yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda di Propinsi Bengkulu Kerusakan pada daerah yang sama seperti kejadian gempabumi thn 1756. Terjadi tsunami & erupsi gunungapi di dekat lokasi gempa. Terjadi kerusakan bangunan dan rumah penduduk. Terjadi tsunami. Beberapa bangunan rusak dan ambruk. Goncangan gempa terasa hingga Palembang, Singapura & Malaysia. Menurut Newcomb & Mc Cann gempa ini termasuk 10 gempa terbesar dunia yang terjadi pada abad ke-19. Terjadi Tsunami. Kerusakan bangunan di kota Bengkulu. Tidak diperoleh penjelasan rinci jumlah korban. Beberapa rumah rusak di Bengkulu dan Tebing Tinggi. Kerusakan bangunan terjadi di Lais, Kab. Bengkulu Utara. 20 org meninggal, 20 org luka-luka. Kantor residen Bengkulu, rumah dinas Jaksa Bengkulu & pasar Cina rusak berat. Jalan dan jembatan rusak di Lais, Manna, Seluma & Bintuhan (Pontoppidan, 1914). Timbul korban jiwa di daerah Kepahiang. Goncangan terasa di sebagian besar Pulau Sumatera, Singapura dan Malaysia. Kerusakan bangunan berupa retakan dinding di beberapa tempat di Bengkulu. Getaran terasa di Palembang, Mentawai

Page 7: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

10.

Tes

-/-/1952

3,35ºLS– 102,45ºBT

33

6,3

VIII

dan Sumbar. Kerusakan bangunan & rumah penduduk di daerah Tes, Kec. Lebong Selatan, Taba & Turunlalang (Kraeff, 1952). Gempa bersumber di darat akibat pergerakan sesar aktif.

NO

NAMA GEMPA

TANGGAL

PUSAT GEMPA

KDLM (KM)

MAG

SKALA

MMI

KERUSAKAN

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

Kepahiang Bengkulu Bengkulu Arga Makmur Kepahiang Bengkulu Muko-Muko Muko-Muko

15/12/1979

05/02/1991

06/03/1991

22/04/1997

15/05/1997

04/06/2000

03/02/2003

12/9/2007 18.10.26

WIB

3,3ºLS–

102,71ºBT

3,984ºLS - 102,37ºBT

3,976ºLS -

102,36ºBT

3ºLS –

102,47ºBT

3,6ºLS -102,6ºBT

4,734ºLU– 102,047ºBT

2,7ºLS– 101,08ºBT

4,517ºLS– 101,382ºBT

30

59

33

40

33

33

33

30

6,2 SR

5,9

5,5

5,5 SR

5 SR

7,9 Mw

7,3 SR

5,4 SR

8,4 Mw

VII-IX

VI-VII

III-IV

V

V-VI

VIII - IX

IV

VII

4 org meninggal di Kab. Rejang Lebong. Bencana melanda desa Daspetah. Di Kepahiang 550 rumah rusak. Di Rejang Lebong 630 rumah rusak, terjadi tanah longsor & retakan tanah. Di Bengkulu banyak rumah terlepas dari pondasinya, pipa-pipa air ledeng rusak berat. Gempa bersumber di darat akibat pergerakan sesar aktif. 1 sekolah dan beberapa rumah penduduk rusak. Kerusakan di dermaga samudera, dermaga lokal, Pulau Baai, ruang makan hotel Cempaka Raya & di Kecamatan Talang Empat, Kab. Bengkulu Utara. Kerusakan ringan hingga sedang pada beberapa sekolah & beberapa rumah penduduk di Arga Makmur. Gedung work shop Dinas PU Kab. BU sebagian dindingnya roboh. Di Pasar Ujung, Kec. Kepahiang ± 65 bangunan rusak. Terjadi retakan tanah sepanjang ± 1 km di Pasar Ujung hingga Pasar Tengah. Gempa ini bersifat lokal, akibat pergerakan sesar aktif. 99 org meninggal, ratusan orang luka - luka, ratusan rumah hancur, ribuan bangunan rusak, terjadi retakan tanah, longsoran dan liquefaction. Kerusakan bangunan tersebar di Bengkulu, Manna, Curup, Arga Makmur, 80% bangunan di Pulau Enggano roboh. Gempa susulan masih terasa hingga ± 1 bulan setelah gempa utama. Getaran terasa di Painan, Muko-Muko, Ipuh dan Bengkulu. 5 bangunan di Muko-Muko mengalami kerusakan ringan. 14 org meninggal, 12 org luka berat, 26 org luka ringan, ribuan bangunan mengalami kerusakan di kota Muko-Muko, Ipuh, Ketahun, Lais dan Bengkulu. Terjadi retakan tanah di Muko-Muko, Ipuh, Seblat, Lais & Bengkulu. Liquefaksi di Seblat. Longsoran di Muko-Muko

Page 8: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

dan Bengkulu Utara. Beberapa bangunan juga mengalami kerusakan di kota Padang.

Peta berikut ini menampilkan sebaran pusat gempabumi merusak di Pulau Sumatera. Dari peta sebaran pusat gempabumi merusak Pulau Sumatera terlihat bahwa konsentrasi gempabumi merusak di wilayah Bengkulu cukup tinggi frekwensinya dibanding daerah lainnya.

Gambar 7. Peta pusat gempabumi merusak Pulau Sumatera (PVG, 2006).

6. Gempabumi Muko – Muko Tanggal 12-9-2007 Pada tanggal 12-9-2007 pada saat sebagian besar masyarakat di Propinsi Bengkulu sedang bersiap-siap menyambut bulan Ramadhan, terjadilah goncangan gempabumi kuat dengan parameter sebagai berikut :

Page 9: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

Tabel 2. Parameter kejadian gempabumi Muko – Muko tanggal 12-9-2007 menurut

BMG dan USGS.

Waktu Lintang Bujur Kedalaman Magnitudo Keterangan

12/09/2007 18:10:23 WIB

4,67o LS 101,13o BT

10 Km 7,9 SR 159 km barat daya Bengkulu (sumber: BMG)

12/09/2007 18:10:26 WIB

4,517o LS

101,382o

BT 30 Km 8,4 Mw 130 km barat

Daya Bengkulu (sumber: USGS)

Kejadian gempabumi tersebut bersumber gempabumi berasal dari aktifitas sistem subduksi di sebelah barat Pulau Sumatera yang merupakan suatu zona pertemuan antara Lempeng Samudera Hindia – Australia dan Lempeng Benua Eurasia. Berdasarkan analisis mekanisme fokal, gempabumi ini disebabkan oleh sesar naik dengan kedudukan N 327o E, dip : 12o dan slip 114o (USGS). Gempabumi susulan masih terus terjadi dan dapat dirasakan oleh masyarakat di wilayah bencana. Gempabumi susulan yang terjadi menunjukkan kecenderungan menurun baik pada besarnya magnitudo maupun frekwensi kejadiannya. Hal ini merupakan cerminan bahwa patahan yang menyebabkan gempabumi masih aktif bergerak dan sedang menuju fase keseimbangan, dicirikan dengan masih terjadinya gempabumi susulan. Gempabumi susulan yang terjadi belum pernah tercatat magnitudonya lebih besar dari pada gempabumi utama. Hingga laporan singkat ini dibuat gempabumi susulan yang terjadi masih dapat dirasakan oleh masyarakat di kota Bengkulu, Lais dan Muko-Muko dengan skala intensitas berkisar III – IV MMI. Grafik di bawah ini menampilkan jumlah gempabumi susulan yang terasa menunjukkan kecenderungan menurun hingga hari ke enam setelah gempabumi utama.

Grafik Gempabumi Susulan

0

10

20

30

40

50

1 2 3 4 5 6

Hari Ke

Ju

mla

h K

eja

dia

n

Gambar 8. Grafik gempabumi susulan yang terasa hingga hari keenam (17-9-2007)

setelah kejadian gempabumi utama.

Kejadian gempabumi tanggal 12 September 2007 dinamakan Gempabumi Muko-Muko, karena wilayah terparah yang mengalami bencana adalah di Kabupaten Muko-Muko Propinsi Bengkulu. Kejadian gempabumi ini telah mengakibatkan 14 korban jiwa dan kerusakan bangunan di Propinsi Bengkulu.

Page 10: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

Data selengkapnya korban jiwa dan kerusakan bangunan terdapat pada tabel berikut ini. Kejadian gempabumi tersebut juga mengakibatkan kebakaran gedung SMP I Muhammadiyah Kota Bengkulu. Kejadian gempabumi ini mengakibatkan padamnya listrik di kota Bengkulu dan sekitarnya setelah gempabumi utama. Kejadian gempabumi ini mengakibatkan retakan tanah di Kota Bengkulu (di jalan perumahan Dolog, Danau Dendam Tak Sudah), Lais, Seblat dan Muko – Muko). Sedangkan pelulukan (liquefaction) teramati di desa Pasar Seblat.

Tabel 3. Dampak korban jiwa dan kerusakan akibat gempabumi tanggal 12-9-2007 di

Propinsi Bengkulu.

(Sumber : Satkorlak Propinsi Bengkulu).

Skala intensitas maksimum gempabumi tanggal 12 September 2007 terjadi di wilayah pesisir mulai dari Lais, Ketahun, Ipuh hingga Muko-Muko yang mencapai skala VII MMI (Modified Mercally Intensity), dicirikan : terasa oleh orang mengemudi kendaraan, orang yang sedang berjalan sulit berjalan dengan baik, terjadi pelulukan, terjadi retakan tanah dalam ukuran panjang lebih dari 20 meter, sebagian kecil bangunan konstruksi baik rusak dan selokan irigasi rusak.

Di kota Bengkulu gempabumi tersebut mencapai skala VI MMI dicirikan : goncangan gempabumi terasa oleh semua orang, sebagian besar orang keluar dari bangunan karena terkejut, pohon bergoyang, terjadi retakan tanah, beberapa bangunan yang dibuat dengan konstruksi tidak baik roboh dindingnya, bangunan dengan konstruksi baik terjadi retakan dinding.

Sedangkan di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Selatan skala intensitas mencapai V MMI dicirikan : terasa oleh orang di luar rumah, orang yang sedang tidur terbangun, barang – barang yang digantung di dinding dan diletakkan di atas meja terjatuh dan pintu pada bangunan membuka dan menutup. Peta intensitas gempabumi Muko-Muko tanggal 12-9-2007 selengkapnya terlampir. Berdasarkan pengamatan di lapangan tidak ditemukan jejak tsunami di pantai Panjang Kota Bengkulu. Jejak tsunami teramati di desa Muara Maras, Kecamatan Alas Maras, Kabupaten Seluma (runup ± 20 – 60 cm, jarak inundasi ± 150 m dari garis pantai) di pantai Pasar Bawah, Kabupaten Bengkulu Selatan (runup ± 60 cm, jarak inundasi ± 60 m dari garis pantai), pantai Lais (jarak inundasi sekitar ± 40 m dari garis pantai) dan di pantai Muko-Muko (jarak inundasi sekitar ± 50 m dari garis pantai).

Page 11: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

7. Penutup Hingga saat ini kejadian gempabumi belum dapat diramalkan kapan, dimana dan berapa kekuatan yang akan terjadi, meskipun hingga saat ini berbagai alat pemantau gempabumi sudah tergolong canggih. Sementara upaya prediksi kejadian gempabumi hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan, maka upaya terbaik untuk mengurangi dampak dari kejadian gempabumi adalah upaya mitigasi bencana gempabumi, seperti : meningkatkan kesiapsiagaan bagi masyarakat yang bermukim di wilayah rawan gempabumi, mengadakan pendidikan kebencanaan baik di kalangan masyarakat maupun lembaga pendidikan, menentukan tempat – tempat evakuasi apabila terjadi bencana serta yang tidak kalah pentingnya adalah penataan ruang dan penentuan kode bangunan. Sejarah mencatat bahwa korban akibat goncangan gempabumi disebabkan akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Kesadaran masyarakat di Propinsi Bengkulu tentang gempabumi dan tsunami sudah cukup tinggi. Oleh karena itu harus ditindaklanjuti dari Pemerintah terutama Pemerintah Daerah pada langkah-langkah mitigasi menghadapi bencana gempabumi dan tsunami.

Page 12: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

Foto 1. Pantai di Kota Bengkulu, tidak memperlihatkan jejak tsunami.

Foto 2. Ruko di Padang Jati, Kota Bengkulu amblas ± 1,2 meter karena kegagalan struktur bangunan.

Foto 3. Retakan jalan di komplek Dolog, Kota Bengkulu yang dibangun di tanah urug.

Foto 4. Tim Tanggap Darurat PVG sedang melaporkan kegiatannya kepada Assisten Bidang Pemerintahan Bupati Seluma.

Foto 5. Sosialisasi gempabumi dan tsunami di pantai desa Bakung, Kec. Semidang Alas Maras, Kab. Seluma.

Foto 6. Material tsunami menutupi jalan raya Bengkulu – Manna di desa Muara Maras, Kec. Alas Maras, Kab. Seluma.

Page 13: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

Foto 7. Jejak landaan tsunami setinggi ± 60 cm di pantai Pasar Bawah Manna, Kab. Bengkulu Selatan.

Foto 8. Kerusakan SD 4 Lais karena kegagalan struktur di Kec. Lais, Kab. Bengkulu Utara.

Foto 9. Retakan tanah di tepi jembatan Air Lais, Kab. Bengkulu Utara arah barat – timur, panjang ± 40 m.

Foto 10. Pelulukan (liquefaction) berarah N 270 oE di Pasar Seblat, Kec. Puteri Hijau, Kab. Bengkulu Utara.

Foto 11. Kerusakan rumah penduduk akibat kegagalan konstruksi di Desa Lubuk Gedang, Kab. Muko-Muko.

Foto 12. Kerusakan SD 18 Pondok Suguh karena kegagalan konstruksi di Desa Ampera, Kec. Teras Penunjam, Kab. Muko-Muko.

Page 14: KEGEMPAAN DI WILAYAH BENGKULU - ESDM

(Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, hal. 24 – 33)

Gambar 9. Peta Intensitas Gempabumi Muko-Muko tanggal 12-9-2007.