keefektifan layanan bimbingan kelompok …/keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari...

96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE DISKUSI UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WONOSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : DIAH ARINA PUTRI SUGIYONO K3108016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: phungkhanh

Post on 07-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

DENGAN METODE DISKUSI UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI

PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WONOSARI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

DIAH ARINA PUTRI SUGIYONO

K3108016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

DENGAN METODE DISKUSI UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI

PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WONOSARI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

DIAH ARINA PUTRI SUGIYONO

K3108016

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

Page 4: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 8 Januari 2013

Pembimbing I, Pembimbing II

Dra. Chadidjah, Ha, M.Pd Dra. Tuti Hardjajani, M.Si

NIP. 19530209 198010 2 001 NIP. 19501216 197903 2 001

Page 5: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

“Think positive, act positive and you will feel positive”

“Cara kita berpikir akan menentukan cara kita bertindak. Selanjutnya, cara

kita bertindak akan menentukan reaksi orang lain terhadap kita”

“Apa yang kita lakukan mencerminkan diri kita”

(David Cowman)

“Succes is a state of mind”

Page 7: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Bapak dan Ibu tercinta atas segala

do’a yang selalu mengiringi

langkahku,

Adik-adikku Deni Agi Farisi dan

Muhammad Rifa’i atas segala

bantuan yang diberikan

Abangku tersayang atas motivasi,

wejangan dan perhatian yang tak

selalu diberikan

Page 8: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Diah Arina Putri Sugiyono. KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN

KELOMPOK DENGAN METODE DISKUSI UNTUK

MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS X SMA

NEGERI 1 WONOSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari

2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan layanan bimbingan

kelompok dengan metode diskusi untuk mengembangkan konsep diri pada siswa

kelas X di SMA Negeri 1 Wonosari tahun pelajaran 2011/2012.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Eksperimen. Rancangan penelitian menggunakan Pra Eksperimen dengan desian

penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonosari sebanyak 267. Sampel penelitian

yang dipilih adalah siswa anggota populasi yang memiliki konsep diri rendah,

berjumlah 35 siswa yang bertindak sebagai subjek eksperimen. Teknik sampling

penelitian ini menggunakan pemilihan sampel bertujuan (Purposive Sampling).

Sumber data berasal dari siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket

konsep diri berbentuk skala. Validitas data menggunakan teknik profesional

judgement dan analisis statistik Korelasi Product Moment memanfaatkan aplikasi

Microsoft Excel 2007. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

statistik Paired Sample t-test dengan memanfaatkan aplikasi SPSS 16.0

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung = 40,072 >

ttabel = 1,691 dan signifikansi data = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak Ha diterima,

yang berarti layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi efektif untuk

mengembangkan konsep diri pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonosari tahun

pelajaran 2011/2012. Rata-rata skor angket konsep diri antara sebelum (pretest)

dan sesudah (posttest) mengalami peningkatan sebesar 38,571 point, ditunjukkan

dengan mean pretest sebesar = 67,485 dan mean posttest sebesar = 106,06

sehingga ada perbedaan rata-rata skor angket konsep diri antara sebelum (pretest)

dan sesudah (posttest) diberikan perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok

dengan metode diskusi

Simpulan penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok dengan

metode diskusi efektif untuk mengembangkan konsep diri pada siswa kelas X di

SMA Negeri 1 Wonosari tahun pelajaran 2011/2012.

Kata kunci: bimbingan kelompok, metode diskusi, konsep diri

Page 9: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Diah Arina Putri Sugiyono. THE EFFECTIVENESS OF GROUP GUIDANCE

SERVICE WITH DISCUSSION METHOD TO DEVELOPT SELF

CONCEPT OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF SMA NEGERI 1

WONOSARI IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Undergraduated

Thesis. Education and Teacher Training Faculty.Sebelas Maret University

Surakarta. Januari 2013.

The objectives of this research was to know the effectiveness of group

guidance service with discussion method to developt self concept of the tenth

grade students of SMA Negeri 1 Wonosari.

This research method use Experiment research and research design which

Pre Eksperimental. This research which used tenth grade (X) of SMA Negeri 1

Wonosari students as population with 267 students. The sample of research used

one group as subject eksperiment with 35 students. The technique of sampling

used was purposive sampling technique. The data source was from the students.

The technique of collecting data used was self consept questionnaire. The

questionnaire validity used professional judgement technique and Corellation

Product Moment analyze statistic with Microsoft Excel 2007 appliction. Data

analyze used Paired Sample T Test analyze technique with SPSS 16.0 application.

Hypothesis test result shown thitung = 40,072 > ttabel = 1,691 and signifikansi

data = 0,000 < 0,05 it means group guidance service with discussion method

effective to developt self concept of the tenth grade students of SMA Negeri 1

Wonosari in academic year of 2011/2012. Mean score pretest questionnaire self

concept and posttest to increase = 38,571 point, with mean pretest =67,485 and

mean posttest = 106,06 it means there was difference mean score between pretest

and posttest.

The conclution of this research was group guidance service with through

discussion method was effective to developt self concept of the tenth grade

students of SMA Negeri 1 Wonosari in academic year of 2011/2012

Keyword : group guidance, discussion method, self concept

Page 10: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmannirohim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar

Sarjana pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Terdapat banyak kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, perlunya

pemahaman dan ketelitian yang baik menjadi salah satu kesulitan. Penulis

menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang

membantu dan memberi dukungan serta arahan, sehingga pada akhirnya kesulitan

yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M . Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan FKIP UNS

yang telah memberikan ijin penulisan skripsi

2. Bapak Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

FKIP UNS yang telah memberikan ijin penulisan skripsi

3. Ibu Dra. Siti Mardiyati, M.Si., selaku Ketua Program Bimbingan dan

Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung

terselesaikannya skripsi ini

4. Dra. Chadidjah, M.Pd., selaku Pembimbing I yang senantiasa membimbing

dengan penuh kesabaran dan ketelitian, sehingga seluruh bagian skripsi ini

nyaris tanpa cela

5. Dra. Tuti Hardjajani, M.Si., selaku Pembimbing II yang juga selalu

memberikan dengan mengarahkan penulis dengan sabar sehingga penulisan

skripsi ini menjadi sempurna

Page 11: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

6. Kedua orang tua penulis yang senantiasa mendo’akan, memberikan semangat

dan segala kerja keras yang dilakukan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik

7. Bapak Drs. H. Supardi, S.H, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1

Wonosari, yang telah memberikan izin tempat dan kesempatan untuk

mengadakan penelitian

8. Bapak Drs. Sutrisno selaku Wakasek Kurikulum yang telah membantu dalam

pengaturan waktu dan tempat pelaksanaan treatment

9. Segenap guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Wonosari, khususnya

Bapak Joko Suratno, S.Pd selaku koordinator guru Bimbingan dan Konseling

yang telah membantu dalam pengumpulan data dan pelaksanaan treatment

10. Teman-teman dan Sahabat-sahabat BK ’08 yang selalu saling mendukung dan

membantu, khususnya kepada Arlinda Dwi Cahyani, yang telah membantu

kegiatan penyebaran angket dalam rangka pengadaan pretest

11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyususnan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan setu persatu

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis

khususnya serta bagi pembaca dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan

dibidang Bimbingan dan Konseling khususnya dan ilmu penegtahuan lain pada

umumnya.

Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Surakarta, Januari 2013

Penulis

Page 12: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Permasalahan........................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ......................................................................................... 7

1. Mengembangkan Konsep Diri ................................................. 7

a. Pengertian Mengembangkan Konsep Diri ........................ 7

b. Jenis dan Tingkatan Konsep Diri ...................................... 8

Page 13: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

c. Pembentukan dan Pengembangan Konsep Diri ................ 13

d. Aspek Konsep Diri ............................................................ 15

e. Peranan Konsep Diri ......................................................... 19

2. Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Metode

Diskusi ..................................................................................... 21

a. Pengertian Keefektifan Layanan Bimbingan

Kelompok dengan Metode Diskusi ................................... 21

b. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok dengan

Metode Diskusi .................................................................. 23

c. Tahapan Layanan Bimbingan kelompok dengan

Metode Diskusi .................................................................. 25

d. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan Kelompok

dengan Metode Diskusi ..................................................... 26

e. Kelebihan dan Kelemahan Layanan Bimbingan

Kelompok dengan Metode Diskusi ................................... 28

3. Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Metode

Diskusi untuk Mengembangkan Konsep Diri .......................... 31

B. Kerangka Berpikir ................................................................................ 33

C. Hipotesis ............................................................................................... 34

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 35

B. Metode dan Rancangan Penelitian ....................................................... 37

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 43

D. Teknik Pengambilan Sampel................................................................ 44

E. Pengumpulan Data ............................................................................... 45

F. Validasi Instrumen Penelitian .............................................................. 53

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 56

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ..................................................................................... 57

B. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................ 68

Page 14: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

C. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 70

D. Pembahasan Hasil dan Analisis Data ................................................... 73

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 77

B. Implikasi ............................................................................................... 77

C. Saran ..................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79

Page 15: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel Jadwal Penelitian.............................................................................. 36

2. Materi Layanan .......................................................................................... 40

3. Indikator Konsep Diri ................................................................................ 49

4. Kisi-kisi Angket Konsep Diri..................................................................... 51

5. Rancangan Analisis Uji Sample Berpasangan Paired Sample t-test ......... 56

6. Reliabilitas Angket ..................................................................................... 58

7. Interpretasi Nilai r ...................................................................................... 58

8. Deskripsi Statistik Skor Pretest Konsep Diri Siswa Kelas X .................... 64

9. Indikator Tingkat Konsep Diri ................................................................... 65

10. Deskripsi Statistik Skor Pretest Subjek Eksperimen ................................. 66

11. Deskripsi Statistik Skor Posttest Subjek Eksperimen ................................ 67

12. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pretest dan Posttest

Subjek Eksperimen..................................................................................... 69

13. Deskripsi Mean Skor Pretest dan Posttest dengan

Paired Sample t-test ................................................................................... 71

14. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai ttabel dengan

Paired Sample t-test ................................................................................... 72

Page 16: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Berpikir ........................................................................... 33

2. Bagan Rancangan Penelitian ...................................................................... 38

Page 17: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Materi Penelitian ........................................................................... 82

2. Satuan Layanan Penelitian ......................................................................... 86

3. Materi Penelitian ........................................................................................ 98

4. Satuan Kegiatan Pendukung Pelaksanaan Uji Lapangan ........................... 122

5. Berita Acara Pemeriksaan Pelaksanaan Uji Lapangan .............................. 124

6. Angket Konsep Diri Sebelum Uji Lapangan ............................................. 125

7. Tabel Uji Validitas Angket Konsep Diri .................................................... 129

8. Angket Konsep Diri Setelah Uji Lapangan ................................................ 131

9. Satuan Kegiatan Pendukung Pelaksanaan Pretest ..................................... 134

10. Berita Acara Pemeriksaan Pretest .............................................................. 136

11. Tabel Skor Pretest dan Indikator Tingkat Konsep Diri Siswa Kelas X ..... 137

12. Presensi Pelaksaan Penelitian .................................................................... 140

13. Satuan Kegiatan Pendukung Pelaksanaan Posttest .................................... 144

14. Berita Acara Pemeriksaan Pelaksanaan Posttest ....................................... 146

15. Presensi Pelaksanaan Posttest .................................................................... 147

16. Tabel Hasil Uji Posttest ............................................................................. 148

17. Tabel Gain Skor Pretest dan Posttest Subjek Eksperimen ........................ 150

18. Dokumentasi Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

dengan Metode Diskusi .............................................................................. 151

19. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS tentang Izin Penyusunan Skripsi ...... 153

20. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi .............................................. 154

21. Surat Permohonan Izin Research ............................................................... 155

Page 18: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

22. Surat Rekomendasi Penelitian ................................................................... 156

23. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..................................... 157

Page 19: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak menuju masa dewasa.

Masa remaja ditandai dengan kematangan seksual yang pada umumnya terjadi antara

usia 13 tahun sampai 20 tahun. Peserta didik yang memasuki usia remaja mengalami

perkembangan secara optimal dalam berbagai aspek, antara lain perkembangan fisik,

psikologis dan sosial. Proses perkembangan yang dialami peserta didik dipengaruhi

oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal merupakan faktor yang

berasal dari luar peserta didik. Sedangkan faktor internal merupakan faktor yang

berasal dari dalam diri peserta didik. Kedua faktor tersebut mempunyai peran yang

penting dalam mempengaruhi perkembangan pribadi peserta didik.

Faktor internal antara lain meliputi pembawaan, fisik, potensi psikologis,

dan salah satu diantaranya adalah konsep diri. Konsep diri adalah pandangan peserta

didik terhadap dirinya sendiri. Dipertegas oleh William D. Brook (dalam Alex Sobur,

2009:507) bahwa “konsep diri merupakan pandangan dan perasaan kita tentang diri

kita baik fisik, psikologis, dan sosial, yang diperoleh melalui interaksi dengan orang

lain”. Dapat diartikan, konsep diri tidak hanya berupa gambaran fisik peserta didik,

namun juga kondisi psikis, dan sosial mereka, yang diperoleh melalui interaksinya

dengan orang lain.

Berdasarkan pengertian konsep diri yang telah diungkapkan di atas, konsep

diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang

dipelajari dan terbentuk melalui interaksi peserta didik dengan orang lain. “Konsep

diri mulai berkembang ketika seseorang masih usia balita, kira-kira mulai usia lima

belas bulan dan mulai mengenal ciri-ciri fisiknya” (Tjipto Susana dkk, 2006:18).

Dengan kata lain, lingkungan pertama yang menentukan konsep diri peserta didik

Page 20: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

adalah keluarga yang kemudian berkembang seiring interaksinya dengan lingkungan

sekitar yaitu masyarakat dan teman sebayanya.

Pada dasarnya, pandangan peserta didik terhadap dirinya sendiri sangat

menentukan keberhasilan yang akan dicapai. “Konsep diri mempunyai hubungan

positif dengan penghargaan diri dan kepercayaan diri” (Andayani dan Afiatin,

1996:23). Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa antara konsep diri,

penghargaan diri dan kepercayaan diri mempunyai hubungan yang sangat erat.

Konsep diri yang baik akan menghasilkan penghargaan dan kepercayaan diri peserta

didik yang tinggi. Hal inilah yang mendukung munculnya faktor kesuksesan yang ada

dalam diri peserta didik. “Faktor kesuksesan dimiliki oleh semua orang yaitu

kemauan keras, kepercayaan diri, motivasi positif, perhargaan diri dan disiplin”

(Jacinta F. Rini, 2002)

Lingkungan, pengalaman, dan pola asuh orang tua mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap terbentuknya konsep diri. Pengalaman interaksi peserta

didik dengan orang-orang sekitar, terutama keluarga, perlahan-lahan membentuk

konsep diri mereka. Oleh karena itu, peserta didik yang tumbuh dalam pola asuh

yang keliru dan lingkungan yang tidak mendukung, konsep dirinya cenderung tidak

dapat berkembang dengan baik. Perkembangan peserta didik yang diiringi dengan

pujian dan penghargaan akan membuat konsep diri mereka berkembang dengan baik.

Sebaliknya, perkembangan peserta didik yang diiringi dengan celaan dan cemoohan

akan membuat mereka mengembangkan konsep diri yang kurang baik.

Permasalahan muncul ketika perkembangan peserta didik disertai dengan

rendahnya konsep diri yang berkembang dalam diri mereka. Rendahnya konsep diri

yang berkembang dalam diri mereka, akan membuat peserta didik kurang memahami

keadaan diri dan tidak dapat menerima keadaan diri, sehingga penghargaan dirinya

kurang baik. Hal tersebut menimbulkan permasalahan berupa perilaku rendah diri,

tidak percaya diri, putus asa, dan penyesalan terhadap diri. Hal tersebut merupakan

gejala maladjustement yaitu ketidakmampuan dalam melakukan penyesuaian sosial,

sehingga mengganggu perkembangan kepribadian yang sehat.

Page 21: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Burns ( alih bahasa Eddy, 1993:92) mengemukakan bahwa “konsep diri

merupakan inti pola kepribadian yang akan menentukan perilaku peserta didik dalam

menghadapi permasalahan hidup”. Oleh karena itu, rendahnya konsep diri yang

berkembang akan menghasilkan perilaku yang kurang baik. Menurut Carpenito 1995

(dalam Tartowo & Wartonah, 2003:32) menyebutkan bahwa ada beberapa

karakteristik konsep diri rendah, antara lain: (1) sulit memahami dirinya, (2) selalu

bersikap pesimis, (3) mengingkari perubahan dalam diri, (3) tidak dapat melakukan

introspeksi diri, (4) sulit menjalin hubungan baik dengan orang lain, (6) selalu merasa

dirinya lebih buruk dari orang lain, (5) kesulitan dalam mengaktualisasikan diri dan

(6) cenderung emosional atau memiliki kepekaan berlebih, seperti mudah menangis,

marah dan resah.

Selain itu, peserta didik yang memiliki konsep diri rendah banyak

mengalami kegagalan dan masalah, terutama dalam meraih prestasi yang baik.

Menurut Rensi dan Lucia Rini Sugiarti (2010:148) “konsep diri memiliki pengaruh

yang positif terhadap prestasi belajar”. Penelitian tersebut dilakukan pada 179 siswa

kelas VII sekolah swasta di Semarang, menunjukkan hasil bahwa konsep diri yang

dimiliki peserta didik akan mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai. Tingginya

konsep diri yang berkembang dalam diri peserta didik akan mendukung tercapainya

prestasi belajar yang baik. Sebaliknya, konsep diri yang rendah akan membuat peserta

didik memiliki prestasi yang rendah. Hal tersebut dikarenakan ketika peserta didik

bersikap pesimis terhadap kemampuan yang dimilikinya dan berpikir bahwa diri akan

gagal, sebenarnya mereka telah mempersiapkan kegagalan untuk dirinya.

Dijumpai pada SMA Negeri 1 Wonosari, berdasarkan hasil wawancara

beberapa peserta didik dan guru, masih banyak peserta didik yang menunjukkan

indikasi konsep diri yang rendah. Hal tersebut terlihat dari masih banyaknya peserta

didik berprestasi belajar rendah, berperilaku negatif, memiliki perasaan rendah diri

dan terisolir dari pergaulan. Rendahnya konsep diri yang berkembang dalam diri

peserta didik, menunjukkan kurangnya peran orang tua dan lingkungan dalam

membentuk dan mengembangkan konsep diri. Selain itu, banyak guru yang tidak

Page 22: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

mengetahui peran dan pengaruh konsep diri bagi peserta didik, sehingga belum ada

usaha untuk mengatasinya. Hal ini tentunya akan menjadi permasalahan yang

semakin kompleks bagi peserta didik.

Kenyataan diatas berakibat pada makin banyaknya kegagalan yang dialami

peserta didik di usia remaja, baik dibidang akademik, pergaulan maupun untuk

mencapai perkembangan kepribadian yang sehat. Hal tersebut harus diatasi karena

“keberhasilan dan kegagalan yang diperoleh seseorang pada masa remaja menjadi

prediktor hasil yang akan diperoleh pada saat dewasa” (Santrock, 1998 dalam Fasti

Rola, 2006:1). Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus

mampu membantu mengatasi permasalahan dan hambatan yang mereka dihadapi.

Bimbingan dan konseling merupakan program yang disediakan sekolah

untuk membantu permasalahan yang dihadapi peserta didik. Bimbingan dan

konseling memiliki tujuh layanan yang seluruhnya ditujukan untuk membantu peserta

didik, salah satunya adalah layanan bimbingan kelompok. Dalam pelaksanaannya,

layanan bimbingan kelompok memiliki beberapa metode, antara lain: (1) home room,

(2) karya wisata, (3) diskusi, (4) sosiodrama, (5) psikodrama, (6) pengajaran remidial.

Diskusi merupakan salah satu metode dalam layanan bimbingan kelompok

yang memanfaatkan interaksi positif antar anggota. Menurut Winkel dan Hastuti

(2004:551) diskusi kelompok merupakan “kelompok yang dirancang untuk

membahas suatu permasalahan tertentu yang dihadapi”. Dengan kata lain diskusi

kelompok dilakukan untuk membahas mengenai permasalahan yang dialami bersama,

sehingga permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan pendapat dari setiap

anggota kelompok. Ciri khas dari diskusi adalah keaktifan anggota kelompok dalam

mengutarakan pendapat dan interaksi positif yang terjadi pada saat pelaksanaannya.

Dalam kegiatan tersebut seluruh anggota kelompok diharuskan untuk bersikap aktif,

sehingga dinamika kelompok dapat tercipta. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik

belajar untuk mengembangkan sikap saling menghargai, terbuka terhadap kritik, dan

mengemukakan pendapat dengan penuh percaya diri. Dengan memanfaatkan

interaksi, komunikasi, serta dukungan positif yang terjadi antar anggota kelompok

Page 23: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

inilah, konsep diri diharapkan dapat berkembang. Konsep diri dirasa akan lebih

optimal jika dikembangkan melalui metode diskusi. Hal itu karena peserta didik tidak

merasa terhakimi oleh keadaannya dan dapat belajar menciptakan keakraban dengan

sesama anggota kelompok.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Metode

Diskusi Untuk Mengembangkan Konsep diri Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Wonosari”

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas,

masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan adalah:

a. Masih banyak siswa di SMA Negeri 1 Wonosari yang menunjukkan

indikasi memiliki karakteristik konsep diri rendah

b. Kurangnya peran orang tua dan lingkungan dalam usaha membentuk dan

mengembangkan konsep diri

c. Kurangnya pemahaman guru akan pentingnya peran dan pengaruh

konsep diri bagi peserta didik.

d. Belum adanya suatu usaha pemberian layananan dalam rangka

mengembangkan konsep diri siswa di SMA Negeri 1 Wonosari

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

Apakah Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Metode Diskusi Efektif untuk

Mengembangkan Konsep Diri Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonosari Tahun

Ajaran 2011 / 2012?

Page 24: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka penelitian

ini dilakukan dengan tujuan: “Untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan layanan

bimbingan kelompok dengan metode diskusi untuk mengembangkan konsep diri

siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonosari Tahun Ajaran 2011/2012”

D. Manfaat penelitian

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dapat dikemukakan manfaat yang

dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritik.

Memperluas kajian ilmu pengetahuan bidang bimbingan dan konseling

khususnya pada bidang bimbingan kelompok, sehingga dapat dimanfaatkan

untuk membantu mengembangankan konsep diri peserta didik

2. Manfaat Praktis.

a. Memberikan bukti empiris kepada guru bimbingan dan konseling bahwa

layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi dapat membantu

peserta didik untuk mengembangkan konsep diri.

b. Memberikan masukan kepada guru bimbingan dan konseling dan pihak

sekolah bahwa peserta didik perlu memahami mengenai aspek-aspek

yang harus diperhatikan untuk mengembangkan konsep diri.

c. Membantu peserta didik agar dapat mengembangkan konsep diri dengan

diskusi kelompok

d. Membantu peserta didik membentuk kepribadian yang sehat melalui

pengembangan konsep diri.

Page 25: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Mengembangkan Konsep Diri

a. Pengertian Mengembangkan Konsep Diri

Menurut Deni Arisandi (2011), mengembangkan merupakan sebuah kata yang

berasal dari kata dasar “kembang” yang berarti bertambah sempurna, kemudian

mendapat tambahan me- dan –an, sehingga menjadi mengembangkan yang artinya

suatu tindakan. Berdasarkan pendapat tersebut, mengembangkan adalah suatu

tindakan untuk menyempurnakan, memajukan, ataupun memperluas suatu keadaan

atau pengetahuan demi tercapainya suatu tujuan tertentu.

Konsep diri (self concept) merupakan bagian penting dalam kepribadian

peserta didik. Secara umum konsep diri dapat didefinisikan sebagai pandangan atau

penilaian peserta didik terhadap dirinya. Clara R. Pudjijogyanti (1985:2)

mengemukakan bahwa “konsep diri merupakan sikap dan pandangan individu

terhadap seluruh keadaan dirinya”. Konsep diri terbentuk dari dua komponen, yaitu

kognitif dan afektif. Komponen kognitif yang dimaksud adalah pengetahuan individu

tentang keadaan dirinya, sedangkan komponen afektif merupakan penilaian individu

terhadap diri, meliputi penerimaan terhadap diri (self-acceptance) dan harga diri (self-

esteem). Selanjutnya dikemukakan pula oleh Rudolph F. Vender (dalam Alex Sobur,

2003:506) bahwa “konsep diri adalah kumpulan persepsi dari segala aspek yang

dimiliki peserta didik yang antara lain terdiri dari: penampilan, fisik dan kemampuan

mental, potensi kejuruan, ukuran, kekuatan dan sebagainya”.

Dikemukakan oleh Tartowo dan Wartonah (2003:19) “konsep diri adalah

semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diperoleh seseorang melalui proses

interaksi dengan orang lain”. Pendapat diatas turut didukung oleh pernyataan Burns

(alih bahasa Eddy 1993:74) bahwa “konsep diri merupakan campuran pandangan

seseorang dan orang lain terhadap dirinya secara keseluruhan”.

Page 26: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Akhmad Sudrajad (2010) juga mengemukakan bahwa “konsep diri juga merupakan

salah satu faktor yang menjadi penentu tingkah laku peserta didik”. Konsep diri yang

berkembang dengan baik akan menghasilkan perilaku yang baik pula. Tingginya

tingkat konsep diri yang dimiliki peserta didik dapat menjadi prediktor keberhasilan

yang akan dicapai. Apabila peserta didik berpikir akan berhasil, maka hal ini akan

menjadi suatu kekuatan atau dorongan yang akan membuat mereka mencapai

kesuksesan. Sebaliknya, apabila peserta didik berpikir akan gagal, maka mereka telah

mempersiapkan kegagalan untuk dirinya. Segala tindakan yang dilakukan peserta

didik erat kaitannya dengan bagaimana mereka mempersepsikan dirinya. Dengan kata

lain konsep diri dinyatakan dalam bentuk suatu tindakan atau perilaku yang

merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

mengembangkan konsep diri adalah suatu tindakan untuk menyempurnakan

pandangan seseorang mengenai seluruh aspek yang ada di dalam diri orang yang

bersangkutan.

b. Jenis dan Tingkatan Konsep Diri

Konsep diri memiliki arti penting bagi setiap individu, karena

mempengaruhi perilaku dan keberhasilan mereka. Oleh karena itu perlu diketahui

mengenai jenis dan tingkatan konsep diri, karena jenis dan tingkatan konsep diri yang

dimiliki oleh setiap individu berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena konsep

diri setiap peserta didik berasal dari sumber dan mekanisme perkembangan yang

berbeda.

1) Jenis Konsep diri

Konsep diri dibedakan menjadi dua jenis yaitu, konsep diri negatif dan

konsep diri positif.

a) Konsep diri negatif

Konsep diri negatif adalah pandangan negatif seseorang terhadap

seluruh aspek yang ada di dalam dirinya. Seseorang yang di dalam

Page 27: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dirinya berkembang konsep diri negatif, akan menunjukkan perilaku

yang negatif pula. Menurut William D. Brooks dan Ermmet (dalam

Jalaludin Rakhmat 2009:105) tanda-tanda peserta didik yang memiliki

konsep diri negatif antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:

(1) Tidak menyukai kritikan. Peserta didik yang memiliki konsep diri

negatif tidak menyukai kritikan. Bagi mereka, kritikan yang

ditujukan padanya cenderung dianggap sebagai usaha orang lain

untuk menjatuhkan harga dirinya.

(2) Responsif sekali terhadap pujian. Pujian merupakan hal yang

sangat disenangi oleh peserta didik yang memiliki konsep diri

negatif. Pujian akan membuat mereka merasa dijunjung harga diri

(3) Bersikap hiperkritis. Peserta didik yang memiliki konsep diri

negatif cenderung suka mencela dan meremehkan orang lain.

Mereka tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau

pengakuan terhadap kelebihan orang lain.

(4) Merasa tidak disenangi oleh orang lain. Peserta didik yang

memiliki konsep diri negatif cenderung merasa tidak disenangi

orang lain. Mereka merasa tidak diperhatikan, karena itulah

menganggap orang lain sebagai musuh. Oleh karena itu, mereka

tidak dapat menciptakan kehangatan dan keakraban dengan orang

lain.

(5) Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Peserta didik yang memiliki

konsep diri negatif enggan untuk bersaing dengan orang lain. Rasa

rendah diri yang mereka miliki, membuat mereka merasa tidak

akan sanggup menghadapi persaingan.

Pernyataan lain dikemukakan oleh Jacinta F. Rini (2002) mengenai

peserta didik yang memiliki konsep diri negatif menunjukkan sikap

antara lain sebagai berikut: (a) pesimis, (b) memandang bahwa dirinya

lemah dan tidak dapat berbuat apa-apa, (c) tidak berkompeten, (d)

Page 28: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

merasa tidak disukai, (e) kehilangan daya tarik terhadap hidup, (f)

mudah menyerah.

Dasar dari konsep diri negatif adalah adanya penolakan diri,

sehingga peserta didik yang memiliki konsep diri negatif cenderung

menganggap dirinya tidak berharga. Oleh karena itu, mereka akan

cenderung menjadi bersifat pesimis terhadap kehidupan yang dijalani,

sehingga banyak kegagalan dan kesulitan yang mereka hadapi dalam

hidup.

b) Konsep diri positif

Konsep diri positif adalah pandangan positif seseorang terhadap segala

aspek yang ada di dalam dirinya. Menurut William D. Brooks dan

Ermmet (dalam Jalaludin Rakhmat, 2009:105) tanda-tanda peserta

didik yang memiliki konsep diri positif antara lain sebagai berikut:

(1) Yakin terhadap kemampuannya dalam mengatasi masalah. Peserta

didik yang memiliki konsep diri positif yakin bahwa setiap

masalah pasti ada jalan keluarnya. Keyakinan dan kepercayaan

diri yang mereka miliki membuat mereka selalu berusaha untuk

mencari jalan keluar atas permasalahan

(2) Merasa setara dengan orang lain. Peserta didik yang memiliki

konsep diri positif tidak pernah meremehkan orang lain dan

merasa minder dengan keadaan dirinya. Mereka dapat menerima

orang lain dengan baik dan selalu bergaul dengan lingkungan.

(3) Dapat menerima pujian orang lain dengan wajar. Pujian yang

diberikan orang lain terhadap peserta didik, tidak lantas membuat

mereka menjadi sombong dan membanggakan diri dihadapan

orang lain. Hal tersebut justru digunakan peserta didik untuk

meningkatkan kemampuannya.

(4) Mampu memperbaiki diri. Kemampuan peserta didik untuk

mengintrospeksi diri, membuat mereka mampu merubah

Page 29: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

kepribadian yang kurang disenangi masyarakat menjadi yang lebih

baik. Hal tersebut dilakukan peserta didik agar mereka dapat lebih

diterima oleh masyarakat.

(5) Mempunyai kepedulian terhadap orang lain. Kepekaan perasaan

yang dimiliki peserta didik membuat mereka bisa menghargai

perasaan orang lain. Mereka selalu mempunyai kepedulian lebih

terhadap kepentingan orang lain.

Pernyataan lain dikemukakan oleh Jacinta F. Rini (2002) mengenai ciri

peserta didik yang memiliki konsep diri positif pada umumnya

menunjukkan sikap antara lain: (a) percaya diri, (b) optimis, (c)

bersikap positif terhadap segala sesuatu, (d) menghargai diri sendiri,

(e) tidak mudah menyerah karena kegagalan.

Dasar dari konsep diri positif adalah adanya penerimaan diri.

Peserta didik yang memiliki konsep diri yang positif dapat menerima

dan memahami berbagai macam kenyataan tentang dirinya. Mereka

dapat memahami kekurangan dan kelebihan diri sebagai bagian dari

dirinya.

2) Tingkatan Konsep Diri

Menurut Stanley Coopersmith (dalam Tartowo & Wartonah,

2003:46) tingkatan konsep diri dibagi menjadi 3 kategori, yaitu konsep diri

tinggi, sedang, dan rendah. karakteristik umum mengenai individu dengan

tingkatan konsep diri yang tinggi, sedang dan rendah dijelaskan sebagai

berikut:

a) Individu dengan Konsep Diri Tinggi

Pada dasarnya individu yang memiliki konsep diri tinggi adalah

individu yang mempunyai pemahaman yang baik tentang dirinya dan

mampu menyikapi keadaan dirinya secara positif. Pengetahuan yang

luas tentang diri sendiri, membuat seseorang yang mempunyai konsep

Page 30: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

diri tinggi memiliki pengharapan atau cita-cita yang realistic. Sikap-

sikap positif dan harapan mengenai diri sendiri membuat individu

dengan konsep diri tinggi memiliki kompetensi sosial dan kemandirian

sosial yang baik, sehingga dapat dengan mudah menjalin hubungan

baik dengan orang lain. Mereka juga bersikap lebih mandiri,

mempunyai kepercayaan diri tinggi terhadap kemampuannya dan

konsisiten dalam merespon sesuatu. Individu yang memiliki konsep

diri tinggi mampu mengontrol emosinya, mempertahankan

pendapatnya, mengelola tindakannya sesuai dengan lingkungan, serta

memiliki harga diri (self esteem) dan penerimaan diri (self acceptance)

yang tinggi.

b) Individu dengan Konsep diri Sedang

Individu yang memiliki konsep diri sedang memiliki karakteristik yang

relatif sama dengan individu yang memiliki konsep diri tinggi.

Individu yang memiliki harga diri sedang memiliki penerimaan diri

yang relatif baik, pertahanan yang baik, serta pemahaman dan

penghargaan yang baik pula terhadap diri sendiri. Namun, ada

beberapa hal yang membedakan, yaitu mereka terkadang merasa ragu-

ragu dengan kemampuan yang dimilikinya dan cenderung mudah

terpengaruh oleh orang lain.

c) Individu dengan Konsep Diri Rendah

Karakteristik individu yang memiliki konsep diri rendah sangat

bertolak belakang dengan gambaran diri individu yang memiliki harga

diri yang tinggi. Pada dasarnya individu yang memiliki konsep diri

yang rendah tidak dapat memahami dirinya sendiri dengan baik dan

selalu menyalahkan keadaan dirinya. Individu dengan konsep diri yang

rendah memiliki perasaan ditolak, pesimis, merasa tidak berharga,

merasa terisolasi, merasa tidak memiliki kemampuan dalam bidang

apapun, tidak pantas dicintai dan tidak dapat mengaktualisasikan

Page 31: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dirinya dengan baik. Selain itu, mereka termasuk orang yang tidak

tahan terhadap kritikan, tidak dapat mengendalikan emosi, tidak

percaya diri, memiliki kekhawatiran dalam mengemukakan ide yang

dimiliki, dan cenderung bersikap tertutup dalam pergaulan,

sehinggasulit bergaul dengan orang lain

c. Pembentukan dan Pengembangan Konsep Diri

Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir atau faktor

bawaan. Konsep diri terbentuk secara bertahap melalui proses belajar sejak kecil

hingga tumbuh dewasa, terutama hasil interaksi peserta didik dengan orang lain.

Konsep diri tidak muncul begitu saja dalam diri peserta didik. Konsep diri perlahan-

lahan timbul seiring dengan perkembangan dan interaksi mereka dengan orang lain,

sehingga terbentuknya konsep diri peserta didik turut dipengaruhi oleh pandangan

orang lain mengenai dirinya. Proses perkembangan konsep diri menunjukkan bahwa

konsep diri peserta didik tidak terbentuk secara langsung dan menetap, tetapi

mengalami proses pembentukan dan masih dapat berubah.

Konsep diri terbentuk dari hasil interaksi peserta didik dengan lingkungan.

“Keluarga merupakan lingkungan yang mendasari pembentukan konsep diri” (Tjipto

Susana, dkk., 2006:26). Interaksi peserta didik dengan orang tua dan saudara

memberikan dasar untuk pembentukan konsep diri mereka. Konsep diri tersebut

kemudian berkembang lagi seiring interaksi dengan lingkungan sekitar yaitu, teman

sebaya dan masyarakat. Dalam berinteraksi, setiap peserta didik menerima tanggapan

dari orang lain. Tanggapan tersebut kemudian dijadikan cermin bagi peserta didik

untuk menilai tentang dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

konsep diri, antara lain: (a) orang tua, (c) teman sebaya, (d) masyarakat, dan (e)

pengalaman (Calhoun & Acocella, 1995:97). Selanjutnya, dikemukakan pula oleh

Clara R. Pudjijogyanti (1985:13) beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan

konsep diri, antara lain: (a) keadaan fisik, (b) jenis kelamin, (c) perilaku orang tua,

dan (d) lingkungan sosial.

Page 32: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas, faktor yang

mempengaruhi pembentukan konsep diri dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Orang tua

Orang tua merupakan kontak sosial pertama yang dialami peserta didik

sekaligus menjadi fondasi pembentuk konsep diri. Kasih sayang, pujian

dan motivasi dari orang tua akan menumbuhkan konsep diri yang tinggi.

Hal tersebut juga akan menumbuhkan penghargaan dan rasa percaya diri

tinggi dalam diri peserta didik. Sebaliknya pola asuh yang keliru, membuat

konsep diri anak tidak dapat berkembang dengan baik.

2) Teman Sebaya

Peran teman sebaya ikut menenetukan pembentukan konsep diri peserta

didik. Peserta didik yang diterima dalam pergaulan dengan teman sebaya

akan mempunyai konsep diri yang lebih sehat daripada peserta didik yang

ditolak dalam pergaulan.

3) Masyarakat

Sebagai anggota masyarakat, sejak kecil peserta didik sudah dituntut untuk

bertindak menurut norma yang berlaku dalam masyarakat. Ketika peserta

didik bertindak di luar norma dan terlanjur mendapat penilaian buruk

dalam masyarakat, mereka akan kesulitan memperoleh gambaran diri yang

baik.

4) Pengalaman

Konsep diri adalah hasil belajar yang diperoleh melalui berbagai

pengalaman yang pernah dialami peserta didik dalam kehidupan sehari-

hari. Segala hal yang dialami peserta didik akan mempengaruhi pandangan

mereka terhadap kemampuannya dalam menghadapi permasalahan.

Pengalaman situasional merupakan salah satu hal yang mendasari

perkembangan konsep diri.

Page 33: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

5) Keadaan fisik

Setiap individu mempunyai keinginan untuk berusaha mencapai keadaan

fisik yang proporsional, agar mendapatkan tanggapan positif dari orang

lain. Penilaian positif terhadap keadaan fisik seseorang, baik dari diri

sendiri dan orang lain, sangat membantu perkembangan konsep diri ke arah

yang positif. Hal tersebut disebabkan penilaian positif akan menumbuhkan

rasa puas terhadap keadaan diri dan itu merupakan awal dari sikap positif

terhadap diri sendiri.

6) Jenis Kelamin

Adanya perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan menentukan

peran masing-masing jenis kelamin. Hal tersebut juga mengakibatkan

adanya perbedaan perlakuan terhadap keduanya. Perbedaan tersebut yang

kemudian menimbulkan suatu patokan, bahwa laki-laki harus mempunyai

karakteristik yang kuat, sedangkan perempuan penuh dengan kelembutan.

Penilaian positif dari orang lain, akan muncul jika seseorang, baik laki-laki

maupun perempuan mampu memenuhi patokan tersebut.

7) Lingkungan Sosial

Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi individu dengan orang-orang

sekitar. Persepsi orang lain terhadap individu tersebut tidak telepas dari

struktur, peran, dan status sosial yang disandangnya. Adanya struktur,

peran dan status sosial yang menyertai persepsi individu dan orang sekitar,

merupakan petunjuk bahwa seluruh perilaku individu dipengaruhi oleh

faktor sosial

d. Aspek Konsep Diri

Elizabeth B. Hurlock (alih bahasa Meitasari Tjandrasa, 1999:58)

mengemukakan bahwa “konsep diri adalah gambaran yang dimiliki individu tentang

dirinya yang merupakan gabungan dari karakteristik fisik, psikis, sosial dan

Page 34: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

emosional”. Berdasarkan pengertian konsep diri tersebut, konsep diri mencakup

empat aspek, antara lain meliputi:

1) Aspek fisik.

Merupakan cara peserta didik memandang dirinya dari sudut pandang fisik.

Pandangan tersebut meliputi penampilan, karakteristik tubuh dan kesehatan

2) Aspek Psikis.

Merupakan penilaian peserta didik terhadap kemampuan dan sifat-sifat

yang dimilikinya. Penilaian peserta didik mengenai keadaan psikologisnya

meliputi tingkat intelegensi, kepribadian, bakat minat, dan sikap.

3) Aspek sosial.

Merupakan persepsi peserta didik mengenai kecenderungan sosial yang

ada pada dirinya. Hal tersebut antara lain berkaitan dengan kemampuannya

dalam menjalin hubungan dengan orang lain, keterlibatannya dalam

aktivitas sosial, dan kepeduliannya dengan lingkungan sekitar.

4) Aspek Emosional

Merupakan penilaian peserta didik terhadap kecenderungan emosi yang

muncul ketika dirinya dihadapakan pada suatu keadaan. Emosi tersebut

meliputi emosi positif, negatif dan empati.

Aspek tersebut lebih diperjelas lagi oleh Jersild (dalam Akhmad Sudrajad,

2010) berdasarkan penelitiannya terhadap peserta didik sekolah dasar dan menengah,

mendiskripsikan isi dari konsep diri antara lain:

1) Karakteristik fisik

Fisik merupakan suatu ciri yang membedakan antar peserta didik satu

dengan peserta didik lainnya yang mencakup penampakan fisik dari kepala

sampai ujung kaki, antara lain seperti berat badan, tinggi, kecantikan rupa.

Penilaian terhadap karakteristik fisik dapat menyebabkan adanya

pandangan yang berbeda pada tiap peserta didik yang kemudian umumnya

membandingkannya dengan orang lain. Besarnya penerimaan peserta didik

terhadap keadaan fisiknya, akan menentukan tingkat konsep dirinya.

Page 35: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2) Penampilan

Penampilan tiap individu tentunya berbeda dengan peserta didik lainya.

Penampilan dapat menggambarkan kepribadian peserta didik. Kepercayaan

diri yang ditunjukkan peserta didik terhadap penampilannya akan

mempengaruhi tingkat konsep dirinya.

3) Kesehatan

Kesehatan diperlukan oleh setiap peserta didik dalam menjalani hidupnya.

Peserta didik yang memiliki kesehatan yang tidak baik, akan

mengakibatkan gangguan kenormalan yang mengakibatkan peserta didik

merasa tidak percaya diri dan menilai dirinya menjadi negatif.

4) Bakat dan minat

Bakat dan minat yang dimiliki setiap peserta didik berbeda-beda. Peserta

didik yang merasa bakat dan minatnya tersalurkan dan dilatih dengan baik,

akan membuat peserta didik tersebut mempunyai keinginan untuk maju dan

berkembang. Hal tersebut menimbulkan perasaan yakin bahwa dirinya

memiliki suatu kelebihan dibandingkan dengan orang lain

5) Sifat atau karakter

Karakter dapat digambarkan sebagai sifat. Setiap peserta didik mempunyai

banyak karakter dan berbeda-beda tergantung dari faktor kehidupannya

seperti, pemarah, sabar, pemaaf, ceria. Karakter merupakan aktualiasai dari

konsep diri yang dimiliki peserta didik.

6) Tingkat intelegensi

Setiap peserta didik mempunyai tingkat intelegensi yang berbeda, ada yang

tinggi, ada yang rendah. Tingkat intelegensi ini kan mempengaruhi cara

berfikir dan daya tangkap peserta didik, sehingga pandangan mereka

terhadap dirinya juga berbeda-beda. Penerimaan dan kepuasan terhadap

status intelektual yang dimiliki menunjukkan tingkat konsep diri mereka.

Page 36: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

7) Emosi

Emosi adalah reaksi seseorang terhadap orang lain atau suatu kejadian

antara lain kemarahan, kebahagiaan, ketakutan dan keprihatinan ketika

melihat keadaan orang lain (empati). Kemampuan peserta didik untuk

mengelola emosi, menentukan besarnya pemahaman dan harga dirinya

8) Kemampuan bersosialisasi atau hubungan sosial.

Hubungan peserta didik dengan orang lain menunjukkan kemampuan

peserta didik dalam bersosialisasi. Kedekatan peserta didik dengan orang

lain, dan cara mereka memperlakukan orang lain merupakan aktualisasi

dari kemampuan bersosialisasinya.

Menurut Fits (dalam Marcelline 1997:10) konsep diri dibagi menjadi 2 dimensi,

yaitu internal dan eksternal. Masing-masing dimensi ini memiliki komponen yang

spesifik, yang merupakan detail dari bagian-bagian diri. Adapun kedua dimensi

tersebut, yaitu:

1) Dimensi Internal

Terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu komponen identits diri, komponen

perilaku dan komponen penilaian.

a) Komponen identitas diri (identity self)

Dalam komponen ini terkumpul segala macam label, simbol dan

julukan yang berkenaan dengan karakteristik seseorang. Indentitas

bersumber pada perilaku karena merupakan hasil penilaian terhadap

diri, yang selanjutnya hasil penilaian akan mewarnai perilaku yang

ditampilkan.

b) Komponen perilaku (behavioral self)

Komponen ini timbul berdasarkan umpan balik yang bersifat

internal maupun eksternal, terhadap tingkah laku yang ditampilkan

seseorang. Umpan balik tersebut akan mempengaruhi tingkah laku

tersebut, apakah akan bertahan atau hilang. Tingkah laku yang

dipertahankan akan mempengaruhi perkembangan konsep diri.

Page 37: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c) Komponen penilaian (judging self)

Komponen ini akan mengevaluasi persepsi individu terhadap

perilaku dan identitas yang dimiliki. Komponen ini pula yang akan

memberi pengaruh paling besar terhadap harga diri sesorang.

2) Dimensi Eksternal

Dimensi ini terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen fisik, pribadi dan

sosial.

a) Komponen fisik (Physical Self)

Komponen ini menacakup bagaimana individu mempersepsikan

keberadaan dirinya baik secara fisik, penampilan dan kesehatan.

b) Komponen Diri Pribadi (Personal Self)

Perasaan individu terhadap nilai pribadi, perasaan, emosi, dan

penilaian terhadap kepribadiannya sendiri terlepas dari penilaian

fisik dan hubungan sosial dengan orang lain.

c) Komponen Diri Sosial (Social Self

Komponen ini berisi perasaan dan penilaian diri sendiri dalam

interaksinya dengan orang lain dalam lingkungan yang lebih luas.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat

disimpulkan konsep diri terdiri dari berbagai aspek yang ada didalam diri seseorang

baik berupa penerimaan dan penilaian terhadap aspek fisik, psikis, sosial dan

emosional yang akan menentukan harga diri seseorang.

e. Peranan Konsep Diri

Konsep diri berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik.

Keberhasilan peserta didik dalam meraih prestasi yang baik dan kesuksesan mereka

dimasa yang akan datang, dipengaruhi oleh konsep diri yang terbentuk dalam diri

mereka. Clara R. Pudjijogyanti, (1985:4) mengemukakan bahwa “konsep diri

mempunyai peranan penting dalam menentukan individu”. Konsep diri juga

mempengaruhi berbagai sifat yang diaktualisasikan peserta didik. Hal tersebut sesuai

Page 38: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dengan pendapat Elizabeth B. Hurlock (alih bahasa Meitasari Tjandrasa 1999:238)

bahwa “konsep diri merupakan inti pola kepribadian yang mempengaruhi berbagai

bentuk sifat”. Selain itu, “konsep diri merupakan faktor yang menentukan

kemampuan komunikasi interpersonal seseorang” (Jalaludin Rakhmat, 2009:104).

Tingkah laku yang ditunjukkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari,

pada dasarnya menunjukkan konsep diri yang berkembang dalam diri mereka. Peserta

didik yang konsep dirinya berkembang dengan baik, dapat berperilaku lebih efektif.

Hal tersebut dapat terlihat dari kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi

dengan orang lain dan sifat mereka. Peserta didik yang memiliki tingkat konsep diri

tinggi mempunyai kepercayaan diri dan penghargaan diri yang tinggi pula. Selain itu,

mereka dapat mengembangkan hubungan yang baik dengan orang lain, baik yang

lebih tua maupun teman sebayanya. Hal tersebut menumbuhkan pandangan positif

orang lain terhadap dirinya, sehingga harga diri peserta didik akan meningkat.

Sebaliknya apabila peserta didik konsep diri peserta didik tidak berkembang

dengan baik, mereka akan mengembangkan perasaan tidak mampu, rendah diri,

kurang percaya diri dan menganggap dirinya tidak disukai banyak orang karena

banyak keburukan didalam dirinya. Hal tersebut menumbuhkan pandangan pribadi

dan sosial yang buruk mengenai diri peserta didik.

Beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri mempunyai

peran penting dalam mempengaruhi keberhasilan meraih prestasi yang baik dan

kesuksesan peserta didik dimasa yang akan datang. Selain itu, konsep diri berperan

dalam menentukan perilaku, sifat, dan hubungan peserta didik dengan orang lain.

Oleh karena itu, konsep diri harus dikembangkan dalam diri peserta didik, sehingga

terbentuk perilaku efektif peserta didik yang merupakan dasar dari kesuksesan.

Page 39: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Metode Diskusi

a. Pengertian Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Metode

Diskusi

Keefektifan atau efektivitas berasal dari kata dasar “efektif” yang berarti

tepat guna, mempunyai efek, pengaruh atau akibat. Suatu usaha dikatakan efektif

apabila usaha itu telah mencapai tujuannya. Sedangkan kata keefektifan sendiri

berarti ketepat gunaan atau keberhasil gunaan. Menurut Dewi (2009) keefektifan

adalah “pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan–tujuan yang telah

ditentukan”. Adapun Emerson (dalam Soewarno Handayaningrat 1996:16)

mengemukakan bahwa “efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran

atau tujuan yang telah ditetapkan”

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian keefektifan yang

dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keefektifan merupakan

keberhasilan tercapainya suatu tujuan sesuai target yang diinginkan. Oleh karena itu,

dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan bimbingan kelompok dengan metode

diskusi, maka hasil dari penelitian ini akan diketahui seberapa besar tingkat

berkembangnya konsep diri positif didalam diri peserta didik.

Bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan kepada peserta

didik melalui kegiatan kelompok. Layanan ini merupakan sarana untuk menunjang

peserta didik mencapai perkembangan yang optimal. Siti Hartinah (2009:12)

mengemukakan bahwa “bimbingan kelompok adalah salah satu bentuk usaha

pemberian bantuan kepada sekelompok peserta didik yang mengalami masalah

melalui pemanfaatan suasana kelompok”. Terciptanya dinamika kelompok akan

membentuk suasana memberi dan menerima antar peserta didik. Hal tersebut

menumbuhkan keyakinan dan harga diri mereka. Suasana saling menolong,

menerima, dan berempati secara tulus dapat menumbuhkan perasaan positif didalam

diri mereka. Pendapat lain dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi (2008:64) bahwa

“layanan bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang memungkinkan

Page 40: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

seluruh anggota kelompok memperoleh sejumlah informasi dari pembimbing atau

konselor, untuk menunjang kehidupan sehari-hari dan membantu dalam

mempertimbangkan pengambilan keputusan”. Berdasarkan pendapat-pendapat

tersebut, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah

proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh guru pembimbing atau konselor pada

sekelompok peserta didik guna mencapai suatu tujuan yang disepakati bersama.

Bimbingan kelompok memiliki beberapa metode dalam pelaksanaannya

antara lain: pemberian informasi atau ekspositori, diskusi kelompok, pemecahan

masalah (problem solving), permainan peranan (role playing), permainan simulasi

(simulation games), karya wisata (field trip) dan penciptaan suasana keluarga (Tatiek

Romlah, 2001:87-124). Kemudian Tohirin (2007:290) juga berpendapat, “Beberapa

metode dalam bimbingan kelompok adalah: program home room, karya wisata,

organisasi siswa, diskusi kelompok, sosiodrama, psikodrama dan pengajaran remidial

(remidial teaching)”

Metode diskusi kelompok merupakan salah satu metode yang dapat

digunakan dalam melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok. Penelitian ini akan

menggunakan diskusi kelompok sebagai treatment dalam usaha mengembangkan

konsep diri positif siswa. Diskusi kelompok adalah salah satu bentuk metode dalam

bimbingan kelompok. Kegiatan diskusi kelompok melibatkan lebih dari dua peserta

didik. Kegiatan diskusi kelompok ini, dapat menjadi alternatif dalam membantu

memecahkan permasalahan peserta didik.

Diskusi kelompok menurut Mulyasa (dalam Suwarna, 2006:79) adalah

“suatu percakapan yang melibatkan beberapa orang yang tergabung dalam suatu

kelompok dengan maksud untuk saling bertukar pengalaman dan informasi”.

Selanjutnya Moh Uzer Usman (2005:94) mengemukakan bahwa “diskusi kelompok

merupakan suatu proses percakapan teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam

interaksi tatap muka informal untuk berbagi pengalaman, informasi, pengambilan

keputusan dan pemecahan masalah”. Kegiatan diskusi pada umumnya dipimpin oleh

seorang pemimpin kelompok yang bertugas untuk mengarahkan jalannya kegiatan

Page 41: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

diskusi dan memegang aturan permainan dalam kegiatan tersebut. Pernyataan ini

turut didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Tohirin (2007:58) bahwa

“diskusi kelompok adalah suatu bentuk kegiatan yang memberi peserta didik

kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama dengan dipimpin oleh

seorang pemimpin kelompok”. Dengan demikian, dapat disimpulkan metode diskusi

kelompok adalah suatu percakapan ilmiah dan pertukaran pendapat dengan dipimpin

seorang pemimpin kelompok untuk mendapatkan suatu pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan

bahwa pengertian keefektifan layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi

adalah keberhasilan usaha pemberian bantuan kepada sekelompok peserta didik,

melalui percakapan ilmiah yang dipimpin seorang pemimpin kelompok dalam

mencapai tujuan bersama.

b. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Metode Diskusi

Diskusi merupakan proses interaksi antara tiga orang atau lebih untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Dirkmeyer dan Muro (dalam Tatiek Romlah,

2001:99) mengemukakan layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi

memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1) Untuk mengembangkan pengertian terhadap diri sendiri.

Melalui proses pertukaran pendapat yang terjadi dalam diskusi kelompok,

peserta didik dapat memperoleh pandangan mengenai dirinya. Penilaian

tersebut, berasal dari penilaian anggota kelompok lain terhadap dirinya.

Hal ini akan membantu peserta didik mengembangkan pengertian dan

pemahaman terhadap dirinya.

2) Untuk mengembangkan kesadaran diri dan orang lain.

Kesadaran diri diperlukan peserta didik untuk mengetahui lebih dalam

mengenai kemampuan, kelemahan dan kelebihan, serta potensi diri.

Kesadaran yang dimiliki masing-masing anggota kelompok akan dapat

membuat mereka saling menghargai dan membantu.

Page 42: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3) Untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar

manusia.

Diskusi kelompok mengajarkan kepada peserta didik mengenai cara

membangun hubungan baik dengan orang lain. Hal ini dapat dipelajari

peserta didik pada saat kegiatan diskusi kelompok sedang berlangsung.

Sedangkan menurut Roestiyah (2008:6) tujuan penggunaan teknik

diskusi, antara lain adalah:

1) Mendorong siswa memecahkan masalah secara bersama-sama dengan

pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.

2) Melatih menyatakan pendapat secara lisan tanpa dipengaruhi orang lain.

3) Mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi.

Pendapat yang dikemukakan oleh Moh Awal Lakadjo (2012) tujuan dikusi

kelompok adalah (a) untuk memberi stimulasi kepada peserta didik agar berfikir

kritis, serta turut menyumbangkan pikiran-pikirannya, (b) mengambil jawaban atas

suatu permasalahan yang didasarkan atas pertimbangan yang seksama, (c) bertukar

pendapat untuk memperoleh informasi yang berharga antar anggota kelompok, (d)

mengembangkan ketrampilan dan keberanian peserta didik untuk mengemukakan

pendapat secara jelas dan terarah dan (e) membiasakan kerjasama antar peserta didik.

Diskusi kelompok mengajarkan kepada para anggotanya mengenai cara

membangun hubungan baik dengan orang lain. Hal ini dapat dipelajari peserta didik

pada waktu proses kegiatan diskusi kelompok sedang berlangsung. Selain materi atau

bahan pembahasan diskusi kelompok, peserta didik dapat mengambil pelajaran dari

proses diskusi mengenai hubungan antar manusia kemudian merefleksikannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan tujuan layanan bimbingan

kelompok dengan metode diskusi antara lain meliputi, memechakan suatu

permasalahan, melatih kemampuan bekerjasama, mengembangkan pribadi peserta

didik yang meliputi pemahaman diri, keberanian menyampaikan pendapat, berfikir

kritis, serta mengembangkan kemampuan sosial peserta didik.

Page 43: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

c. Tahapan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Metode Diskusi

Pelaksanaan metode diskusi dalam bimbingan kelompok meliputi tiga

tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian (Tatiek

Romlah, 2001:90), yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tahap perencanaan.

Pemimpin kelompok pada tahap ini mengungkapkan masalah yang akan

didiskusikan dan memberi pengarahan seperlunya mengenai cara

pemecahannya. Pada tahap ini pemimpin kelompok melaksanakan lima hal,

yaitu : (1) merumuskan tujuan diskusi, (2) menentukan jenis diskusi, (3)

melihat pengalaman dan perkembangan siswa, (4) memperhitungkan waktu

yang telah tersedia, (5) mengemukakan hasil yang diharapkan dari diskusi

2) Tahap pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan, setiap kelompok melaksanakan kegiatan diskusi

dan semua anggota berpartisipasi secara aktif. Pemimpin kelompok

memberikan tugas yang harus didiskusikan, waktu yang tersedia untuk

mendiskusikan tugas, dan memberi tahu cara melaporkan tugas. Keaktifan

anggota kelompok sangat dibutuhkan dalam tahap ini. Hal ini berguna agar

diskusi kelompok dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat

bagi masing-masing anggota.

3) Tahap penilaian

Pada tahap penilaian, setiap kelompok melaporkan hasil diskusi yang

kemudian ditanggapi oleh kelompok lain. Hasil dari kegiatan diskusi

tersebut kemudian disimpulkan secara bersama-sama. Pemimpin kelompok

memberikan komentar mengenai proses diskusi.

Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh Alim Sumarno (2011)

langkah-langkah melaksanakan diskusi kelompok adalah sebagai berikut:

1) Langkah persiapan

Sebelum kegiatan diskusi dimulai, terdapat beberapa kegiatan persiapan

yang harus diperhatikan antara lain merumumuskan tujuan umum dan

Page 44: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

kusus, menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan, pembagian

waktu, dan menetapkan masalah yang akan dibahas.

2) Langkah pelaksanakan

Melaksanakan kegiatan diskusi sesuai aturan main yang telah ditetapkan

dan disepakati bersama. Seluruh kelompok mendiskusikan permasalahan

yang telah ditetapkan dipimpin pemimpin kelompok.

3) Langkah Penyajian

Setelah kegiatan diskusi selesai dilaksanakan, masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya dihadapan kelompok lain untuk

ditanggapi. Tanggapan dari kelompok lain akan menyempurnakan hasil

diskusi kelompok tersebut.

4) Menutup diskusi

Akhir dari kegiatan diskusi, setiap kelompok beserta pemimpin kelompok

membuat kesimpulan hasil kegiatan diskusi dan juga melakukan evaluasi

terhadap jalannya diskusi.

Setiap tahap dalam diskusi kelompok mempunyai tujuan masing-masing.

Pemimpin kelompok mempunyai peran penting dalam membantu anggota mencapai

tujuan tiap tahap serta tujuan akhir dari diskusi kelompok.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan ada tiga tahap pelaksanaan

layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi yaitu, tahap perencanaan yang

meliputi perumusan tujuan, menentukan jenis diskusi, memperhitungkan waktu, dan

hasil yang diharapkan dari diskusi. Kemudian tahap pelaksanaan yaitu melaksanakan

kegiatan diskusi dan menyajikan hasil diskusi didepan kelompok lain, dan tahap akhir

yaitu menyimpulkan hasil diskusi secara bersama-sama.

d. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan Kelompok dengan Metode Diskusi

Beberapa bentuk metode diskusi dalam bimbingan kelompok, dapat dilihat

dari beberapa sudut pandang antara lain: dilihat dari jumlah anggota, pembentukan

Page 45: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kelompok, tujuan, waktu diskusi, masalah yang dibahas, dan aktifitas kelompok

(Dewa ketut Sukardi, 2008:88). Pendapat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Ditinjau dari jumlah anggota.

Ada dua jenis diskusi kelompok jika dilihat dari jumlah anggota yaitu,

kelompok besar dan kelompok kecil. Kelompok besar berjumlah 20 peserta

didik atau lebih. Sedangkan, kelompok kecil berjumlah 5-10 orang.

2) Ditinjau dari pembentukan kelompok.

Ada diskusi kelompok formal dan diskusi kelompok informal atau non

formal. Diskusi kelompok formal, pada umumnya direncanakan

pembentukannya dan dibentuk untuk menyelesaikan permasalahan tertentu.

Sedangkan kelompok informal, tidak direncanakan pembentukannya.

3) Ditinjau dari tujuannya.

Jika dilihat dari tujuannya ada diskusi kelompok untuk pemecahan masalah

dan terapi anggota. Diskusi kelompok untuk terapi anggota ini pada

umumnya untuk melatih pribadi peserta didik. Seperti untuk peserta didik

yang mengalami masalah sosial, lewat diskusi kelompok peserta didik

dilatih untuk bersosialisasi dengan orang lain.

4) Ditinjau dari waktu diskusi.

Ada dua jenis diskusi kelompok, yaitu diskusi maraton dan diskusi singkat

atau reguler. Dikusi maraton yaitu diskusi yang tidak hanya dilakukan pada

satu waktu, namun berlanjut pada waktu berikutnya. Sementara diskusi

singkat yaitu, diskusi yang hanya dilakukan pada satu waktu saja.

5) Ditinjau dari masalah yang dibahas.

Jika dilihat dari masalah yang dibahas, diskusi kelompok ada dua yaitu,

sederhana dan kompleks atau rumit. Masalah rumit yang pada umumnya

dibahas dalam diskusi kelompok, berupa masalah yang menganggu

keadaan, fisik, psikis dan sosial peserta didik.

Page 46: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Mengenai beberapa bentuk atau model diskusi kelompok, Udin S. Winataputra

(2005: 77-81) juga berpendapat bahwa,

Terdapat 13 model diskusi kelompok yang sedang dikembangkan oleh

Center for Advancement of Teaching Macquarie University yaitu, model

curah pendapat, kelompok bebas, studi kasus, kelompok silang pendapat,

diskusi kelompok bebas, kelompok tapal kuda, kelompok terpusat, bermain

peran, kelompok seminar, simulasi, kelompok sindikat, kelompok terapetik,

dan bimbingan belajar.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode diskusi

kelompok dalam layanan bimbingan kelompok memiliki beberapa bentuk, jika

ditinjau dari beberapa sudut pandang yang keseluruhannya dapat dispesifikkan lagi

menjadi 13 model. Penelitian ini menggunakan kelompok formal kecil yang

dilaksanakan secara maraton untuk memecahkan masalah mengenai konsep diri

negatif yang dialami anggotanya.

e. Kelebihan dan Kelemahan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Metode

Diskusi.

Diskusi kelompok merupakan salah satu metode bimbingan kelompok yang

dipandang penting karena hampir semua metode dalam bimbingan kelompok

menggunakan diskusi sebagai cara kerjanya. Penggunaan metode diskusi dalam

pemberian layanan bimbingan kelompok memiliki beberapa kelebihan dibandingkan

dengan teknik lain. Selain itu, metode diskusi memiliki beberapa kelemahan dalam

pelaksanaannya. Kelebihan dan kelemahan metode diskusi akan dijelaskan sebagai

berikut

1) Kelebihan diskusi kelompok

Dikemukakan oleh Tatiek Romlah (2001:90) kelebihan diskusi kelompok

antara lain:

a) Membuat anggota kelompok menjadi lebih aktif

b) Belajar untuk menerima dan mendengarkan pendapat orang lain

Page 47: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

c) Meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain

d) Sesama anggota kelompok dapat saling bertukar pengalaman,

perasaan dan pikiran.

Selanjutnya dikemukakan oleh Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain

(2000:99) kelebihan diskusi kelompok adalah sebagai berikut:

a) Menyadarkan peserta didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan

berbagai jalan

b) Menyadarkan peserta didik bahwa dengan berdiskusi mereka dapat

saling mengemukakan pendapat secara konstruktif, sehingga

diperoleh keputusan yang lebih baik

c) Membiasakan peserta didik untuk mendengarkan pendapat orang lain

dan mengembangkan sikap toleransi

Dijelaskan oleh Delsa Djosafira (2010) Kelebihan metode diskusi

kelompok antara lain:

a) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif,

khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide

b) Membiasakan peserta didik bertukar pikiran dalam mengatasi setiap

permasalahan

c) Melatih peserta didik untuk dapat mengemukakan pendapat atau

gagasan secara verbal dan melatih peserta didik menghargai pendapat

orang lain

Beberapa kelebihan yang telah dikemukakan di atas, menjadi alasan

dipilihnya metode diskusi dalam pelaksanaan bimbingan kelompok pada

penelitian ini. Perasaan dan hubungan antar anggota ditekankan dalam metode

ini, sehingga antar anggota dapat belajar tentang dirinya dalam hubungannya

dengan orang lain. Selain itu, anggota dapat belajar memecahkan masalah

berdasarkan masukan dari orang lain, hal ini melatih sifat terbuka dan

menghargai pendapat orang lain.

Page 48: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2) Kelemahan diskusi kelompok

Roestiyah (2008:6) mengemukakan kelemahan metode diskusi kelompok

adalah sebagai berikut:

a) Dapat terjadi penyimpangan topik.

b) Menuntut kemampuan berfikir ilmiah, karena diskusi membutuhkan

pembuktian topik.

c) Tidak dapat dilakukan dalam kelompok besar.

Selanjutnya menurut Delsa djosafira (2010) diskusi kelompok memiliki

kelemahan antara lain sebagai berikut:

a) Memerlukan waktu yang cukup panjang

b) Adakalanya pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan

menjadi kabur.

c) Peserta didik yang kurang aktif sering tidak mendapatkan kesempatan

untuk mengemukakan pendapat.

d) Adakalanya hanya didominasi peserta didik tertentu yang memiliki

ketrampilan berbicara

e) Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional dan tidak

terkontrol, sehingga mengganggu iklim pembelajaran

Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Hasibuan dan Moedjiono

(2000:89) kelemahan dari diskusi kelompok adalah (a) memerlukan waktu

relatif banyak dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara individual,

(b) dapat memboroskan waktu terutama bila terjadi hal-hal yang bersifat

negatif, (c) anggota kelompok yang pemalu, rendah diri, pendiam sering tidak

mendapatkan kesempatan dalam mengemukakan idenya, sehingga mungkin

dapat menyebabkan frustasi.

Kelemahan metode diskusi yang telah dipaparkan di atas, dapat diatasi

dengan sifat kepemimpinan yang baik dari seorang pemimpin kelompok.

pemimpin kelompok harus dapat mengarahkan kegiatan diskusi sesuai tujuan

yang ingin dicapai, dan memberikan kesempatan yang sama untuk semua

Page 49: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

anggota kelompok agar dapat berpartisipasi aktif menghidupkan kegiatan

diskusi. Hal tersebut berguna untuk meminimalkan hal-hal negatif yang muncul

ketika pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok dengan metode diskusi.

3. Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok Metode Diskusi Untuk

Mengembangkan Konsep Diri.

Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan kepada

sekelompok peserta didik dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai

suatu tujuan tertentu. Melalui bimbingan kelompok, peserta didik belajar

meningkatkan diri dan kepercayaan terhadap anggota lain. Selain itu, mereka

mempunyai kesempatan untuk bersosialisasi dengan anggota lain, sehingga mereka

dapat belajar menjalin keakraban dengan orang lain.

Diskusi merupakan salah satu metode dalam layanan bimbingan kelompok

yang memanfaatkan interaksi positif antar anggota. Ciri khas dari metode diskusi

adalah keaktifan anggota dalam mengutarakan pendapat. Dalam kegiatan tersebut,

seluruh anggota kelompok diharuskan dapat bersikap aktif demi terwujudnya

dinamika kelompok. Apabila dinamika kelompok dalam diskusi dapat terwujud

dengan baik, maka antar anggota kelompok dapat timbul rasa saling menolong,

menerima dan berempati dengan tulus. Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Hasanatul Khairian (2007:99) bahwa “diskusi kelompok efektif

digunakan untuk meningkatkan ketrampilan sosial siswa yaitu, hasrat penerimaan

sosial, kerjasama dan empati”. Dengan kata lain, diskusi kelompok dapat digunakan

sebagai metode bimbingan yang dapat menambah kepedulian terhadap orang lain.

Memiliki kepedulian terhadap orang lain merupakan salah satu ciri peserta

didik dengan tingkat konsep diri yang tinggi. Kepedulian tersebut muncul ketika

terjadi interaksi antar anggota pada saat pelaksanaan diskusi kelompok. Peserta didik

yang sebelumnya mempunyai konsep diri rendah yang ditandai dengan tidak mampu

Page 50: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

berinteraksi dengan teman-teman, kurang mampu memahami atau peduli dengan

perasaan orang lain dan kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, akan

dapat mengembangkan konsep dirinya lewat kegiatan diskusi kelompok. “konsep diri

tidak bersifat menetap, sehingga masih bisa berubah seiring interaksi peserta didik

dengan orang lain terutama dengan teman sebayanya” (Tjipto Susana, dkk., 2006:18).

Interaksi dengan teman sebaya yang terjadi dalam suatu kelompok diskusi akan

membantu peserta didik mengembangkan konsep dirinya. Melaui proses interaksi ini

akan memunculkan dukungan dari anggota lain terhadap peserta didik yang akan

membantu peserta didik mengembangkan konsep dirinya.

“Melalui pemanfaatan interaksi, komunikasi, serta dukungan positif antar

anggota kelompok yang terjadi dalam kegiatan diskusi, konsep diri peserta didik

dapat berkembang” (Rensi & Lucia Rini Sugiarti, 2010:150). Selain itu, melalui

kegiatan diskusi, peserta didik belajar untuk mengembangkan sikap saling

menghargai, terbuka terhadap kritik, percaya diri dan bertanggung jawab atas

pendapat yang diutarakan. Ketika sikap tersebut telah berkembang, konsep diri pun

akan berkembang dengan baik dalam diri peserta didik.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan

kelompok metode diskusi dapat digunakan untuk mengembangkan konsep diri.

Page 51: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. Kerangka Berpikir

Perkembangan konsep diri dalam diri peserta diri memiliki tiga tingkatan

yaitu, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Peserta didik yang memiliki konsep diri

rendah, pada umumnya tidak dapat memahami dirinya dengan baik, dan kurang

dapat menerima keadaan dirinya, sehingga cenderung merasa tidak berpenampilan

menarik, merasa tidak berkompeten dan merasa dirinya paling tidak beruntung. Hal

tersebut menimbulkan permasalahan bagi peserta didik, karena menimbulkan suatu

kondisi maladjustment, yang diwujudkan dalam perilaku berupa rendah diri, tidak

percaya diri, dan penyesalan terhadap diri.

Peserta didik dengan konsep diri rendah, perlu mendapatkan suatu bantuan

agar dapat mengembangkan konsep dirinya, sehingga dapat menerima keadaan

dirinya dengan baik dan lebih memiliki kebermaknaan hidup. Pengembangan konsep

diri dapat dilakukan disekolah melalui salah satu layanan yang disediakan oleh

bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu layanan bimbingan kelompok dengan

metode diskusi. Melalui bimbingan kelompok metode diskusi peserta didik dapat

mengembangkan pengertian terhadap diri sendiri dan orang lain, yang merupakan

dasar dari konsep diri. Selanjutnya, kerangka pemikiran ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 1.2. Bagan Kerangka Berpikir

Layanan Bimbingan Kelompok

dengan Metode Diskusi

Konsep Diri Tinggi

Konsep Diri Rendah

Siswa Sekolah

Menengah Atas

Konsep Diri Sedang

Page 52: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

C. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan diatas, maka dapat

ditentukan hipotesis penelitian ini adalah:

“Layanan Bimbingan Kelompok dengan Metode Diskusi Efektif Untuk

Mengembangkan Konsep Diri Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonosari Tahun

Pelajaran 2011/ 2012”

Page 53: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian.

1. Tempat Penelitian

Menurut Hadari Nawawi (1995:31) “ditinjau dari sudut tempatnya,

penelitian dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: Penelitian Laboratorium, Penelitian

Kepustakaan, dan Penelitian Lapangan”

Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan Penelitian Lapangan, yang

dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten. Pertimbangan dipilihnya SMA

Negeri 1 Wonosari sebagai tempat penelitian antara lain sebagai berikut :

a. Adanya siswa yang membutuhkan bantuan layanan bimbingan dan

konseling kususnya bimbingan kelompok dengan metode diskusi untuk

mengembangkan konsep diri

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Wonosari.

2. Waktu Penelitian

Penelitian di SMA Negeri 1 Wonosari ini dilaksanakan pada semester genap

yaitu pada bulan Januari sampai bulan Agustus 2011/ 2012. Waktu yang dibutuhkan

peneliti dalam melaksanakan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 54: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel. 3.1. Jadwal Penelitian

Jenis Kegiatan

Bulan

Jan

2012 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Jan

2013

1. Persiapan Penelitian

a. Mengurus perizinan

b. Koordinasi dengan

kepala sekolah dan

guru

c. Menyusun instrumen

d. Uji coba instrumen

e. Analisis uji coba dan

revisi instrumen

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pelaksanaan pretest

b. Pelaksanaan treatment

c. Pelaksanaan post test

d. Analisis data

eksperimen

3. Penyusunan skripsi

a. Penyusan draft

b. Pengetikan skripsi

4. Pelaksanaan ujian skripsi

dan revisi

Page 55: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Metode dan Rancangan Penelitian

1. Metode penelitian

“Metode penelitian dibagi menjadi 2 jenis yaitu, metode penelitian non-

eksperimen, dan metode penelitian eksperimen” (Suharsimi Arikunto, 2006:82).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Eksperimen. “Penelitian eksperimen merupakan prosedur penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui pengaruh atau hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih

dengan mengubah suatu kondisi variabel dan mengamati pengaruhnya terhadap

variabel yang lain” (Zainal Arifin, 2011:68). Dikemukakan pula oleh Sutarno

(2010:7) bahwa metode penelitian eksperimen adalah “penelitian untuk menerangkan

hubungan sebab akibat antar variabel sebab dan variabel akibat dengan

mengendalikan varibel sebab (bebas), selanjutnya mengamati akibat yang terjadi atas

variabel yang dikendalikan tersebut.”

Merujuk dari pemaparan tentang metode penelitian eksperimen diatas, dapat

disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang

dilakukan untuk mengungkap sebab akibat (hubungan kausal) dua variable atau lebih,

dengan mengendalikan variabel bebas sehingga dapat diamati perubahan yang terjadi

pada variabel akibat karena pengendalian variabel bebas tersebut.

Penelitian eksperimen dipilih karena penelitian eksperimen merupakan

metode penelitian yang sistematis, spesifik, efektif dan logis sebagai suatu jalan

untuk mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertanyaan mengenai

suatu keadaan apabila keadaan tersebut dipengaruhi oleh keadaan lainnya.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian eksperimen mempunyai ciri adanya pengendalian

untuk mengatur situasi, sehingga pengaruh variabel dapat diketahui. Dikemukakan

oleh Sutarno (2010:21), bahwa terdapat tiga jenis rancangan penelitian eksperimen

yang dibedakan atas tingkat pengendalian yang dapat dilakukan, yaitu, rancangan

Page 56: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

penelitian eksperimental semu (Quasi Eksperimenal), pra-eksperimental (pre-

experimental), dan eksperimental sungguhan (True Eksperimental).

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan penelitian Pra

eksperimen (Pre-eksperimental). Hal tersebut didasarkan, atas tidak adanya

kelompok kontrol atau kelompok pembanding dalam penelitian ini. Sugiyono

(2010:109) mengemukakan bahwa “dalam penelitian pra eksperimen hasil variabel

independen tidak semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen”. Hal ini dapat

terjadi karena tidak adanya kelompok kontrol dan subjek eksperimen tidak dipilih

secara random.

Terdapat 3 jenis desain penelitian dalam penelitian pra eksperimen yaitu, (1)

One-Shot Case Study, (2) One Group Pretest-Posstest Design, dan (3) The Static

Group Comparison: Randomized Control Group Only Design (Sumadi Suryabrata,

2011:100-104). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group

Pretest – Posttest Design. Rancangan tersebut adalah sebuah rancangan yang

menggunakan satu kelompok yang bertindak sebagai subjek eksperimen dengan

pemberian test sebelum (pre test) dan test sesudah (post test) diberikan suatu

perlakuan. Test tersebut diberikan untuk membandingkan keadaan konsep diri peserta

didik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Desain ini digunakan sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui

perkembangan konsep diri positif siswa setelah diberikan layanan bimbingan

kelompok dengan metode diskusi. Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut :

Pengukuran (T1) Perlakuan (X) Pengukuran (T2)

(pretest) (treatment) (posttest)

Gambar 3.1. Bagan Rancangan Penelitian

Page 57: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Keterangan :

T.1 : Test awal (pretest) test yang diberikan kepada seluruh anggota

populasi berupa pemberian angket konsep diri. Pretest ini bertujuan

untuk menyaring peserta didik yang mempunyai konsep diri negatif

yang akan menjadi subjek eksperimen.

X : Treatment, yaitu perlakuan yang diberikan kepada subjek eksperimen

yang berupa pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik

diskusi

T.2 : Test akhir (postest) test yang diberikan kepada subjek eksperimen

berupa angket konsep diri, setelah pemberian treatment selesai.

Selanjutnya berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan prosedur penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan test awal (pretest) kepada seluruh kelas X dengan

memberikan angket konsep diri.

b. Pembentukan subjek eksperimen. Subjek eksperimen dibentuk atau

ditentukan dengan berdasarkan hasil analisis penyebaran angket konsep

diri. Pemilihan subjek eksperimen diambil mulai dari skor paling rendah.

c. Memberikan treatment berupa pemberian layanan bimbingan kelompok

dengan teknik diskusi kepada siswa yang memiliki konsep diri rendah

sebagai subjek eksperimen. Pemberian layanan bimbingan kelompok

teknik diskusi akan diberikan selama 4 kali pertemuan dengan durasi 2x45

menit. Adapun rancangan pemberian treatment layanan bimbingan

kelompok diskusi adalah sebagai berikut :

Page 58: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 3.2. Materi Layanan Bimbingan Kelompok dengan Metode Diskusi

No Pertemuan Materi Layanan Waktu

1 Pertemuan 1 Siapakah Aku? bagian.1 (Memahami

dan menerima keadaan fisik)

2x45

menit

2 Pertemuan 2

Siapakah Aku? bagian.2 (memahami

kapasitas psikis permainan Johari

Window)

2x45

menit

3 Pertemuan 3

Aku dan Mereka bagian.1

(Mengendalikan emosi dan

menunjukkan empati)

2x45

menit

4 Pertemuan 4

Aku dan Mereka bagian.2

(mengembangkan hubungan baik dan

menjalin persahabatan)

2x45

menit

d. Memberikan test akhir kepada subjek eksperimen setelah pemberian

treatment selesai. Gunanya untuk membandingkan atau mengetahui

perbedaan keadaan yang terjadi pada subjek eksperimen sebelum dan

sesudah dilaksanakan treatment

3. Variabel Penelitian.

“Variabel penelitian adalah kondisi yang dimanipulasikan oleh peneliti

dalam suatu penelitian” (Cholid Narbuko & Abu Achmadi, 2007 : 118). Hal tersebut

selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata (2011:25) bahwa

variable penelitian adalah “faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

Page 59: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

yang akan diteliti”. Variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu: variabel

penyebab yang disebut variable bebas atau independent variabel (X), dan variabel

akibat yang disebut variabel tergantung, terikat, atau dependent variabel (Y).

„Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi untuk menerangkan

hubungannya dengan fenomena yang diteliti, sedangkan yang dimaksud variabel

terikat adalah kondisi yang berubah ketika variabel bebasnya diganti (Zainal Arifin,

2011:188).

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu: konsep diri berperan

sebagai variabel terikat, dan bimbingan kelompok dengan metode diskusi, berperan

sebagai variabel bebas. Definisi dari kedua variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Variabel Terikat

1) Definisi Konseptual

Clara R. Pudjijogyanti (1985:2) mengemukakan bahwa konsep diri

adalah “pandangan dan sikap individu terhadap dirinya sendiri”.

Selanjutnya dikemukakan oleh Rudolph F. Vender (dalam Alex Sobur,

2003:506) bahwa konsep diri adalah “kumpulan persepsi dari segala

aspek yang dimiliki seseorang yang terdiri dari: penampilan, keadaan

fisik, kemampuan mental, potensi kejuruan, kekuatan diri dan

sebagainya”. Burns (alih bahasa Eddy, 1993: 74) “bahwa konsep diri

merupakan campuran pandangan peserta didik dan orang lain terhadap

dirinya secara keseluruhan”.

Merujuk dari beberapa pendapat di atas secara keseluruhan dapat

disimpulkan bahwa mengembangkan konsep diri adalah suatu tindakan

untuk menyempurnakan pandangan seseorang dan orang lain terhadap

seluruh aspek yang ada didalam diri orang yang bersangkutan.

Page 60: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2) Definisi Operasional

Konsep diri adalah kemampuan individu dalam memahami,

menilai, dan menerima keadaan dirinya secara menyeluruh yang meliputi

aspek fisik, psikis, emosi dan sosial.

b. Variabel Bebas

1) Definisi Konseptual

Siti Hartinah (2009:12) mengemukakan bahwa “bimbingan

kelompok adalah salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada

sekelompok peserta didik yang mengalami masalah melalui pemanfaatan

suasana kelompok”. Dewa Ketut Sukardi (2008:64) bahwa “Bimbingan

kelompok merupakan layanan bimbingan yang memungkinkan seluruh

anggota kelompok memperoleh sejumlah informasi dari pembimbing atau

konselor, untuk menunjang kehidupan sehari-hari dan membantu dalam

mempertimbangkan pengambilan keputusan”. Moh Uzer Usman

(2005:94) mengemukakan bahwa “diskusi kelompok merupakan suatu

proses percakapan teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam

interaksi tatap muka informal untuk berbagi pengalaman, informasi,

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah”. Tohirin (2007:58)

“diskusi kelompok adalah suatu kegiatan yang memberi peserta didik

kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama dipimpin

seorang pemimpin kelompok”.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dengan metode diskusi adalah

usaha pemberian bantuan kepada sekelompok peserta didik, melalui

percakapan ilmiah yang dipimpin seorang pemimpin kelompok dalam

mencapai tujuan bersama.

Page 61: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2) Definisi Operasional

Layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi adalah

usaha pemberian bantuan kepada sekelompok peserta didik melalui suatu

percakapan ilmiah yang telah direncanakan sebelumnya, guna mencapai

tujuan yang telah disepakati bersama.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi.

“Populasi adalah keseluruhan individu yang akan menjadi subjek penelitian”

(Suharsimi Arikunto, 2006:130). Dikemukakan pula oleh Sugiyono (2010:117)

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk

dipelajari dan kemudian disimpulkan”. Merujuk kepada kedua pendapat tersebut,

dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan sasaran penelitian yang

mempunyai karakteristik tertentu.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonosari

Tahun Pelajaran 2011/2012, kecuali kelas bertindak sebagai responden uji lapangan

angket konsep diri. Jumlah siswa yang bertindak sebagai populasi sebanyak 267

siswa. Dipilihnya siswa kelas X sebagai populasi dalam penelitian ini adalah dengan

pertimbangan siswa kelas X berada pada tahap yang tepat untuk mulai membentuk

serta memperbaiki konsep diri yang mereka miliki.

2. Sample.

Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi

Arikunto, 2006:131). Sugiyono (2010:118) mengemukakan bahwa “sampel

merupakan bagian dari populasi”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan

bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan sebagai perwakilan.

Page 62: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik yang memiliki konsep diri

rendah. Dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1996:128) bahwa apabila jumlah

populasi lebih dari 100 orang dapat diambil antara 10-15% dari jumlah populasi.

Mengacu pada pendapat tersebut, maka penelitian ini mengambil 10-15% peserta

didik dari jumlah populasi sebagai subjek eksperimen yaitu minimal 27 peserta didik.

D. Teknik Pengambilan Sampel

1. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan suatu teknik yang disebut teknik

sampling. “Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya

sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan

memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-

benar mewakili populasi” (Hadari Nawawi, 2006:152).

Adapun teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah

Purposive Sample atau sampel bertujuan. “Purposive sample adalah salah satu teknik

pengambilan sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu” (Suharsimi

Arikunto, 2006:139). Pengambilan sampel bertujuan ini dilakukan dengan cara

mengambil subjek atas adanya tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik

sampling atau purposive sampling dengan pertimbangan agar penelitian ini tepat pada

sasaran, yaitu pada siswa yang memiliki konsep diri rendah.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Memberikan angket konsep diri yang berfungsi sebagai pretest kepada

keseluruhan populasi, yaitu seluruh siswa kelas X.

Page 63: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

b. Menganalisis angket, kemudian mengambil peserta didik yang termasuk

dalam kategori konsep diri rendah. Berdasarkan analisis angket yang telah

dilakukan terdapat 35 peserta didik yang termasuk dalam kategori konsep

diri rendah yang kemudian berlaku sebagai subjek eksperimen. Hal tersebut

dilakukan dengan harapan subjek eksperimen mempunyai ciri-ciri yang

sama atau homogen dan kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok.

c. Memberikan perlakuan atau treatment kepada siswa tersebut.

E. Pengumpulan Data.

1. Jenis Data

Zainal Arifin (2011:191) menjelaskan “ Jenis data dalam penelitian dibagi

menjadi dua, yaitu data kualitatif, jenis data kuantitatif ”. Data kualitatif adalah data

yang berbentuk kalimat, kata, atau gambar. Sedangkan, data kuantitatif adalah data

yang berbetuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (scoring). Jenis data dalam

penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu data dikrit dan data kontinum. Data dikrit adalah data yang diperoleh dari

hasil menghitung atau membilang (bukan mengukur). Data ini disebut juga dengan

data nominal. Sedangkan data kontinum adalah data yang diperoleh dari hasil

pengukuran.

Data kontinum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu data ordinal,

interval dan rasio. Pada penelitian ini jenis data yang sesuai adalah data interval. Data

interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria

tertentu. Hal tersebut sesuai dikarenakan penelitian ini menggunakan instrumen

berupa angket konsep diri. Skor angket konsep diri tersebut merupakan hasil dari

pengukuran yang diurutkan berdasarkan kriteria tertentu.

Page 64: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129) menjelaskan “ Sumber data adalah

subjek dari mana data diperoleh dan sumber tersebut dapat berasal dari Person atau

orang, Paper atau dokumen dan Place atau tempat “.

Sumber data dalam penelitian ini adalah Person atau orang yang berperan

sebagai responden, yaitu seluruh siswa kelas X yang kemudian diminta untuk mengisi

angket konsep diri. Hasil angket tersebut digunakan sebagai data tentang konsep diri

siswa.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh jawaban atas permasalahan dalam penelitian, diperlukan

data yang valid. Hal tersebut akan memberikan nilai yang benar sebagai kesimpulan

akhir dari suatu penelitian. Diperlukan metode yang tepat dalam pengumpulan data

agar data yang diperoleh sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Pengumpulan data dalam penelitian dapat menggunakan berbagai instrumen,

antara lain dengan menggunakan observasi, daftar cek masalah (problem checklist),

wawancara (Interview), angket atau kuesioner, inventori, skala psikologis, dan

sosiometri. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket atau kuesioner.

“Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden untuk menggali informasi mengenai pribadi ataupun hal-hal yang

diketahuinya” (Suharsimi Arikunto, 2006:151). Selanjutnya dijelaskan juga oleh

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007:76) bahwa “angket adalah suatu daftar yang

berisikan sehumlah pertanyaan mengenai suatu masalah yang akan diteliti”. Tujuan

penggunaan angket adalah untuk mendapat informasi mengenai karakteristik masing-

masing peserta didik.

Page 65: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Menurut sifat jawaban yang diinginkan, angket dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu: 1) Angket tertutup dan 2) Angket Terbuka. Angket tertutup terdiri atas

pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan.

Responden mencek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya. Sedangkan

angket terbuka memberi kesempatan penuh kepada responden untuk memberi

jawaban menurut apa yang dirasa perlu oleh responden.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah jenis angket

tipe pilihan yang berbentuk angket tertutup, responden hanya tinggal memilih

jawaban yang telah disediakan yang sesuai dengan keadaan dirinya.

Dipilihnya angket tertutup sebagai metode pengumpulan data karena

beberapa alasan, antara lain: (a) metode ini mudah dilaksanakan dan mudah pula cara

pemberian markahnya dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ditetapkan, (b)

memudahkan responden untuk menjawab pernyataan, karena hanya tinggal memilih

salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya, (c) merupakan metode

pengumpulan data yang cukup efektif, sebab dapat menjaring data yang cukup

banyak dalam waktu yang relatif singkat

Pengumpulan data dalam peneltian ini menggunakan angket tertutup dengan

struktur jawaban skala penilaian yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai

(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Adapun penilaian dari masing-masing jawaban

adalah sebagai berikut:

a. Pernyataan Favorabel

1) Sangat Sesuai : 3

2) Sesuai : 2

3) Tidak Sesuai : 1

4) Sangat Tidak Sesuai : 0

b. Pernyataan Unfavorabel

1) Sangat Sesuai : 0

Page 66: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2) Sesuai : 1

3) Tidak Sesuai : 2

4) Sangat Tidak Sesuai :3

Pengumpulan data dilakukan dengan penyusunan angket terlebih dahulu.

Dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1996:155) bahwa langkah-langkah

penyusunan angket adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan konsep dasar

b. Menentukan komponen atau aspek-aspek

c. Menentukan indikator

d. Penyusunan kisi-kisi

e. Penulisan item pernyataan

f. Uji coba lapangan

g. Skoring.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket diatas, selanjutnya dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Merumuskan konsep dasar

Konsep dasar dirumuskan dari definisi operasional variable terikat.

Definisi operasional variabel terikat diartikan dengan menyebutkan pengertian

dari variabel tersebut dengan uraian atau penjelasan yang dapat dilihat dan

diukur dengan alat ukur tertentu.

Variabel terikat dari penelitan ini adalah konsep diri konsep diri adalah

kemampuan individu dalam memahami, menilai, dan menerima keadaan

dirinya secara menyeluruh yang meliputi aspek fisik, psikis, emosi dan sosial.

b. Menentukan komponen atau aspek-aspek.

Penentuan aspek-aspek didasarkan dari definisi operasional variabel

terikat. Aspek-aspeknya ini digunakan untuk menguraikan secara lebih

mendalam tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel terikat.

Page 67: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

1) Kemampuan untuk menyadari kondisi fisik

Kemampuan menilai keadaan fisik adalah kesanggupan peserta didik

untuk menilai suatu gambaran mengenai keadaan fisiknya yang

meliputi ukuran dan bentuk tubuh, penampilan dan ketahanan fisik.

2) Kemampuan untuk menilai kapasitas psikis

Kemampuan menilai kapasitas psikis adalah kesanggupan peserta

didik untuk menilai kondisi psikisnya mengenai karakter diri, bakat

minat, dan sikap dalam menghadapi suatu permasalahan.

3) Kemampuan untuk menyadari keadaan emosi dalam diri

Kemampuan memahami keadaan emosi adalah kesanggupan peserta

didik untuk menyadari keadaan emosinya ketika dihadapkan pada

suatu permasalahan.

4) Kemampuan untuk menilai sikap sosial

Kemampuan menilai sikap sosial adalah kesanggupan peserta didik

untuk menunjukkan sikap sosialnya ketika berada dilingkungan

sekolah maupun masyarakat

c. Merumuskan Indikator

Penentuan indikator dari setiap aspek dalam proses pembuatan angket.

Indikator diartikan sebagai suatu tanda yang digunakan untuk mengukur

tercapainya aspek-aspek dari definisi operasional variabel terikat. Setiap aspek

diharapkan memiliki ≥ 2 indikator.

Indikator–indikator dari setiap aspek yang telah dirumuskan sebelumnya

adalah sebagai berikut:

Page 68: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 3.3. Indikator Konsep Diri

No Aspek Indikator

1. Kemampuan menyadari

kondisi fisik

1. Menggambarkan kepuasan terhadap

bentuk dan ukuran tubuh

2. Menilai penampilan diri

3. Memperkirakan dan memelihara kesehatan

2. Kemampuan menilai

kapasitas psikis

1. Menggambarkan karakter yang dimiliki

2. Menggambarkan kepuasan terhadap status

intelektual yang dimiliki

3. Menggambarkan keinginan

mengembangkan bakat dan minat

4. Menunjukkan sikap positif ketika

menghadapi permasalahan

3. Kemampuan menyadari

keadaan emosi

1. Mengarahkan emosi diri kepada hal positif

2. Menunjukkan empati terhadap orang lain

4. Kemampuan menilai sikap

sosial

1. Keinginan membangun hubungan baik

dengan orang lain

2. Keinginan menjalin persahabatan

d. Penyusunan kisi-kisi

Penulisan kisi-kisi pernyataan adalah proses penyusunan pernyataan

yang sesuai dan mengarah pada indikator yang telah ditetapkan. Pernyataan

yang ditulis harus bisa mewakili tiap indikator yang telah disususn sebelumnya.

Setiap indikator berjumlah ≥ 2 pernyataan. Pernyataan dalam angket ini terdiri

dari pernyataan positif (favorabel) dan pernyataan negatif (unfavorabel). Kisi-

kisi pernyataan dari setiap indikator dapat disusun sebagai berikut:

Page 69: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Angket Konsep Diri

Definisi

Operasional Aspek Indikator

No.Item

Fav Unfav

Konsep Diri adalah

kemampuan

individu dalam

memahami, menilai

dan menerima

keadaan dirinya

secara menyeluruh

yang meliputi aspek

fisik, psikis, emosi

dan sosial.

1. Kemampuan

menyadari

keadaan fisik

1. Mengambarkan

kepuasan terhadap

bentuk dan ukuran

tubuh

2. Menilai penampilan

diri

3. Memperkirakan dan

memelihara

kesehatan

3, 15,

39

6, 37

1, 22

9, 26, 47

20,48

20, 48

2. Kemampuan

menilai

kapasitas psikis

1. Menggambarkan

karakter yang

dimiliki

2. Menggambarkan

kepuasan terhadap

status intelektual

yang dimiliki

3. Menunjukkan

keinginan

mengembangkan

bakat dan minat

yang dimiliki

4. Menunjukkan sikap

positif ketika

2, 17,

30, 42

4, 11,

19,

51, 65

7, 27,

44,

62, 64

5, 23,

10, 25, 38,

50

8, 29, 56,

63

21, 46, 54

12, 32, 58

Page 70: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

menghadapi

permasalahan

61

3. Kemampuan

menyadari

keadaan emosi

1. Mengarahkan emosi

kepada hal yang

positif

2. Menunjukkan

empati terhadap

orang lain

14,

45, 55

36, 43

35, 40,

57

31, 46

4. Kemampuan

menilai sikap

sosial

1. Keinginan

membangun

hubungan baik

dengan orang lain

2. Keinginan menjalin

persahabatan

16,

33, 52

18, 34

28, 49, 59

24, 53

e. Penulisan item pertanyaaan

Penulisan item pertanyaan disusun dan ditulis berdasarkan indikator-

indikator yang terdapat dalam kisi-kisi. Nomor item pernyataan diatur

sedemikian rupa dalam suatu format angket. Pengaturan tersebut bertujuan

untuk memudahkan penyusun angket dalam mengolah hasil. Pernyataan item

angket selengkapnya terdapat pada lampiran.

f. Uji coba lapangan

Uji coba lapangan adalah proses uji coba angket yang mencakup uji

coba terhadap isi dan bahasa angket. Uji coba isi bertujuan untuk mengecek

kemungkinan adanya item-item pernyataan yang cenderung ditolak oleh

responden dan mengundang jawaban yang kurang objektif. Sedangkan uji coba

Page 71: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

bahasa bertujuan untuk mengecek kembali kemungkinan adanya istilah atau

bahasa yang tidak jelas, rumusan pernyataan yang membingungkan dan

rumusan pernyataan yang diartikan berbeda dengan maksud penyusun angket.

Pengujian angket dilakukan dengan memberikan angket kepada

sejumlah peserta didik yang termasuk dalam satu populasi penelitian. Langkah-

langkah uji coba angket dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Persiapan

Persiapan yang dilakukan dalam pelaksanaan uji coba adalah

menentukan siswa yang akan bertindak sebagai responden pengisi

angket konsep diri. Siswa yang dipilih untuk menjadi responden uji

coba ini adalah seluruh siswa kelas X.E yang berjumlah 40 siswa

2) Pelaksanaan uji coba

Pelaksanaan uji coba angket dilaksanakan pada tanggal 25 April

2012, yaitu dengan membagikan angket kepada seluruh responden

yang berjumlah 40 siswa dan kemudian angket tersebut ditarik

kembali untuk dianalisis dan dievaluasi.

g. Skoring

Skoring adalah proses pemberian skor terhadap angket yang telah diisi

oleh responden uji coba lapangan angket. Pemberian skor diberikan sesuai

dengan skala penilaian yang telah ditentukan. Skoring juga dapat disebut juga

dengan proses analisi uji coba angket yang digunakan untuk menghitung

validitas dan reliabilitas angket penelitian yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data.

F. Validasi Instrumen Penelitian

Validasi instrumen penelitian merupakan salah satu syarat yang harus

dilaksanakan agar suatu instrumen penelitian dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data yang tepat dalam penelitian. Validitas adalah suatu ukuran yang

Page 72: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. “Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan”

(Suharsimi Arikunto, 2006:168). Terdapat dua jenis validasi yang digunakan yaitu

validasi dengan uji ahli dan uji lapangan. Penelitian ini menggunakan kedua jenis

validasi tersebut. Proses validasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Ahli

Uji Ahli merupakan uji validasi yang dilakukan dengan cara mengkonsultasikan

instrumen kepada beberapa ahli. Instrumen yang diajukan tersebut kemudian direvisi

ketepatan aspek, indikator dan setiap item pernyataannya.

Setelah diuji oleh ahli dan diperbaiki oleh peneliti selaku penyusun instrumen,

maka draft instrumen tersebut disetujui dan selanjutnya dapat digunakan untuk

melakukan uji coba instrumen dilapangan kepada salah satu anggota anggota populasi

yang tidak akan diambil menjadi subjek eksperimen. Ahli yang dipilih untuk

melakukan uji ahli adalah Ibu Dra. Chadidjah, H.A, M.Pd dan Ibu Dra. Tuti

Hardjajani, M.Si selaku dosen pembimbing.

2. Uji Lapangan

Perhitungan dan analisis data uji coba angket dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a) Mentabulasi skor yang telah diberikan pada setiap item pernyataan yang

diisi responden uji coba

b) Menjumlahkan skor setiap item pernyataan yang diperoleh dari responden

uji coba

c) Mengolah data tersebut dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan

modul: Petunjuk Praktikum Laboratorium Mata Kuliah Pemahaman

Individu, Analisis Validitas Edisi Sutarno (1991:5) menggunakan teknik

Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut:

Page 73: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

∑ ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑

∑ ∑

Keterangan:

N : Jumlah responden

∑xy: Jumlah skor item genap kali skor item ganjil

∑x : Jumlah skor item genap

∑y : Jumlah skor item ganjil

∑x2 : Jumlah skor item genap dikuadratkan

∑y2 : Jumlah skor item ganjil dikuadratkan

3. Reliabilitas Instrument

Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Selaras dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Zainal Arifin (2006:248) bahwa “suatu instrumen

dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada

kelompok yang sama pada waktu yang berbeda”.

Adapun perhitungan dan analisa data uji reliabilitas dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mentabulasikan seluruh item pernyataan baik yang valid maupun yang

tidak valid, yaitu sebanyak 65 butir

b) Mengolah data reliabilitas angket dengan bantuan SPSS.16 menggunakan

teknik Cronbach Alpha. Suharsimi Arikunto (2006:275) mengemukakan

bahwa penggunaan teknik Cronbach Alpha akan menunjukkan bahwa suatu

instrument dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien

reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih.

Page 74: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah dan

menganalisis data setelah terkumpul, setelah data terkumpul langkah selanjutnya

adalah menganalisis data. Untuk menguji keefektifan layanan bimbingan kelompok

dengan metode diskusi untuk mengembangkan konsep diri digunakan prosedur

analisis dengan menggunakan rumus uji beda Paired Sample t-test. “Paired Sample t-

test adalah dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau

perlakuan tertentu, dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah mengalami

perlakuan” (Tri Hendradi, 2009:115). Teknik tersebut merupakan teknik analisis data

dengan membandingkan mean pre test dan post test

Perhitungan analisis uji beda Paired Sample t-test dalam penelitian ini

dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi SPSS 16.0. Berikut gambar rancangan

analisis uji beda t-test untuk menguji keefektifan layanan bimbingan kelompok

dengan teknik diskusi untuk mengembangkan konsep diri pada siswa kelas X :

Tabel 3.5. Rancangan Analisi Uji Sampel Berpasangan Paired Sample t-test

Test

Kelompok Pretest Posttest

Subjek Eksperimen

Desain rancangan analisis uji beda Paired Sample t-test dapat dijelaskan

prosedur analisisnya yaitu dengan membandingkan perolehan mean hasil pre test dan

post test di dalam kelompok eksperimen.

Page 75: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini adalah data konsep diri siswa. Skor data konsep

diri diperoleh melalui pengisian angket tentang konsep diri oleh siswa, baik dari

seluruh siswa yang menjadi populasi maupun yang telah terpilih menjadi subjek

eksperimen. Pada deskripsi data ini akan diuraikan tentang prosedur pelaksanaan

penelitian dan penyajian data.

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan beberapa rangkaian kegiatan yang

tersusun dalam prosedur pelaksanaan penelitian. Berikut prosedur penelitian yang

telah dilaksanakan:

1. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian merupakan langkah awal yang dilaksanakan sebelum

penelitian dilaksanakan. Persiapan penelitian ini dilakukan agar kegiatan awal yang

harus dilakukan pada penelitian dapat seluruhnya terlaksana. Adapun persiapan

penellitian yang telah dilakukan meliputi:

a. Menyusun angket konsep diri

Penyusunan angket ini bertujuan untuk memperoleh data tentang

konsep diri yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Angket ini diberikan

kepada seluruh anggota populasi dan digunakan untuk pengambilan sampel.

Adapun penyusunan angket konsep diri adalah sebagai berikut:

1) Menyusun kisi-kisi angket dan menjabarkan indikator-indikator

kedalam butir-butir pernyataan

2) Uji coba angket dan analisis angket, sehingga dapat diketahui

validitas dan reliabilitasnya.

3) Memilih butir pernyataan yang valid, kemudian disusun kembali

menjadi sebuah angket dan digunakan untuk pelaksanaan test awal

(pre test). Berdasarkan perhitungan analisis angket yang telah

dilakukan, jumlah item yang semula sebanyak 65 butir,

Page 76: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

ada 19 butir yang tidak valid dan yang valid sebanyak 46 butir.

4) Ke 46 butir item yang valid tersebut yaitu nomor: 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9,

10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 31, 32,

33, 34, 35, 36, 37, 38, 41, 42, 43, 45, 48, 49, 52, 53, 54, 57, 60, 61,

62, 63, 65.

5) Menghitung reliabilitas angket

Berdasarkan perhitungan SPSS.16 dengan teknik Cronbach Alpha

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1. Reliabilitas angket

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.923 65

Tabel diatas menunjukkan bahwa reliabilitas angket yang berjumlah

65 item memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,923

6) Menginterpretasikan tingkat reliabilitas angket pada tabel interpretasi

nilai r. Menurut Sutrisno Hadi dalam (Suharsimi Arikunto, 2006:276)

kriteria reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Interpretasi nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah

Antara 0.200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (tak

berkorelasi)

Page 77: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

7) Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian uji reliabilitas teknik Crobach Alpha di

atas dibandingkan dengan tabel interpretasi nilai r, hasil nilai r berada

antara 0.800 sampai dengan 1,00. Dapat disimpulkan instrumen ini

memiliki tingkat keandalan yang tinggi, sehingga dapat digunakan

sebagai alat pengumpul data dalam penelitian dan pengukurannya

akan tetap konsisten jika di ulang kembali.

8) Butir pernyataan yang valid dan reliabel kemudian disusun kembali

menjadi sebuah angket yang kemudian digunakan untuk pelaksanaan

test awal (pretest) dan test akhir (posttest)

b. Pemberian test awal

Pemberian test awal (pre test) dilaksanakan pada hari Senin, 30 April

2012 sampai Rabu, 2 Mei 2012 dengan memberikan angket konsep diri kepada

populasi, yaitu seluruh siswa kelas X SMA N 1 Wonosari. Adapun tujuan

pemberian tes awal (pre test) ini adalah untuk memperoleh data tentang konsep

diri siswa. Selain itu, pemberian tes awal (pre test) ini juga digunakan untuk

mengelompokkan siswa yang memiliki konsep diri rendah. Selanjutnya, siswa

yang memiliki konsep diri rendah dipilih sebagai subjek eksperimen.

c. Pengambilan sampel

Sampel penelitian adalah salah satu komponen yang penting untuk

melaksanakan penelitian ini. Berdasarkan teknik sampling bertujuan (purposive

sample), sampel penelitian diambil dari populasi kelas X yang mempunyai

konsep diri rendah, dilihat dari skor pretestnya. Sampel penelitian ini kemudian

dipilih sebagai subjek eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan tanpa

menggunakan kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Hal tersebut

didasarkan atas pertimbangan pengambilan sampel tidak dipilih secara random.

Page 78: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Berdasarkan hasil analisis angket terpilihlah 35 siswa sebagai subjek

eksperimen.

d. Menyusun silabus, satuan layanan, dan materi diskusi kelompok

Penyusunan silabus bertujuan untuk merencanakan pelaksanaan

treatment pada suatu standar kompetensi tertentu sesuai dengan tujuan yang

hendak dicapai peneliti. Silabus yang disusun berisi kompetensi dasar,

indikator, materi yang akan digunakan pada pelaksanan layanan, alokasi waktu

tiap pertemuan, dan bahan atau alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

layanan. Silabus tersebut kemudian di breakdown menjadi satuan layanan yang

disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan

kelompok dengan metode diskusi. Selanjutnya menyusun rincian materi

layanan digunakan sebagai bahan bimbingan kelompok dengan metode diskusi,

yang kemudian dibuat dalam bentuk modul.

2. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan cara

memberikan treatment yaitu bimbingan kelompok dengan metode diskusi kepada

subjek eksperimen. Berkaitan dengan pemberian layanan bimbingan kelompok

metode diskusi tersebut, peneliti bekerjasama dengan Bapak Joko Sutrisno selaku

Wakasek Kurikulum SMA Negeri 1 Wonosari untuk pengaturan jadwal pelaksanaan

penelitian.

Pemberian layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi ini dibagi

dalam 4 satuan layanan yang direncanakan dalam 4 kali pertemuan dengan alokasi

waktu setiap perlakuan 90 menit dan 1 kali pertemuan untuk pelaksanaan test akhir

(posttest). Materi yang diberikan berbeda pada tiap pertemuannya, disesuaikan

dengan aspek-aspek yang terkandung dalam definisi operasional konsep diri positif.

Tujuan pemberian layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi ini adalah

untuk mengembangkan konsep diri siswa. Dengan berkembangnya konsep diri siswa,

diharapkan mereka dapat mengubah perilaku mereka sesuai dengan konsep dirinya,

Page 79: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

menerima kekurangan dan kelebihan diri secara positif dan mengembangkan potensi

dirinya secara realistis sesuai kemampuan yang dimilikinya.

Adapun pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi

pada masing-masing pertemuan dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

a. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan di laboratorium kimia pada hari

Senin, 14 Mei 2012 jam ke 6 selama 90 menit. Pada pertemuan pertama ini,

kegiatan bimbingan kelompok dengan metode diskusi didahului dengan

pembentukan kelompok terlebih dahulu. Subjek eksperimen dibagi menjadi 5

kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 7 orang. Setelah

kelompok selesai dibagi, peneliti mengemukakan materi singkat dengan topik

“Siapakah Aku? (bagian 1)”.

Materi tersebut berisi pemahaman terhadap potensi fisik, penerimaan

potensi fisik dengan sikap positif, dan menghargai perbedaan antar individu.

Setelah materi dikemukakan, seluruh kelompok mendiskusikan tugas mengenai

ciri khas potensi fisik yang dimiliki masing-masing anggota yang tidak dimiliki

anggota lain dalam satu kelompok dan manfaat yang didapat ketika mereka

sanggup menerima diri sendiri (self acceptance), kemudian masing-masing

kelompok mempresentasikannya secara bergantian di depan kelas. Tujuan yang

ingin dicapai oleh peneliti pada pertemuan pertama ini, diharapkan selanjutnya

peserta didik mampu memahami dan menerima keadaan fisiknya secara positif.

b. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan di laboratorium kimia pada hari Jumat,

18 Mei 2012 pada jam ke 4 selama 90 menit. Pada pertemuan kedua ini,

kegiatan bimbingan kelompok metode diskusi didahului dengan pertukaran

anggota kelompok terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar pemahaman peserta

didik tidak terpancang pada kelompok yang sama, namun menyeluruh pada

seluruh peserta diskusi. Setelah bertukar anggota kelompok, peneliti

mengemukakan materi singkat dengan topik “Siapakah Aku?(bagian 2).

Page 80: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Materi tersebut berisi tentang konsep diri, permainan Johari Window,

dan cara mengembangkan sikap positif. Setelah materi selesai dikemukakan,

seluruh kelompok memainkan permainan Johari Window dan mendiskusikan

makna permainan tersebut (penjelasan mengenai aturan permainan dapat dilihat

dalam lampiran materi layanan). Tujuan yang ingin dicapai peneliti pada

pertemuan kedua ini, diharapkan selanjutnya peserta didik mempunyai

pemahaman sikap dan sifat diri yang lebih baik dan menunjukkan perilaku

positif.

c. Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan di laboratorium kimia pada hari Senin,

21 Mei 2012 pada jam ke 6 selama 90 menit. Pada pertemuan ketiga ini,

kegiatan bimbingan kelompok dengan metode diskusi didahului dengan

pertukaran anggota kelompok terlebih dahulu. Setelah bertukar anggota

kelompok, peneliti mengemukakan materi singkat dengan topik “Aku dan

Mereka (bagian 1)”.

Materi tersebut berisi bahasan singkat mengenai emosi dan empati.

Seluruh anggota kelompok bertugas mendiskusikan dan mengembangkan

materi singkat tersebut dengan bahasan yang berbeda-beda, yaitu sebagai

berikut: kelompok 1 mendiskusikan mengenai macam-macam emosi positif dan

dampaknya bagi diri sendiri dan orang lain; kelompok 2 mendiskusikan

mengenai macam-macam emosi negatif dan dampaknya bagi diri sendiri dan

orang lain; kelompok 3 mendiskusikan tentang cara mengelola dan

mengarahkan emosi secara positif; kelompok 4 mendiskusikan mengenai cara

mensikapi permasalahan diri dan orang lain; kelompok 5 mendiskusikan

mengenai cara mengembangkan kemampuan berempati. Kemudian setiap

kelompok bertugas mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara

bergantian. Tujuan yang ingin dicapai peneliti pada pertemuan ketiga ini,

diharapkan selanjutnya peserta didik mampu menyadari keadaan emosinya

Page 81: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

disertai kemampuan mengarahkan emosi dengan tepat dan mampu

menunjukkan empati terhadap orang lain.

d. Pertemuan keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan di laboratorium kimia pada hari

Jumat, 25 Mei 2012 pada jam ke 4 selama 90 menit. Pada pertemuan ketiga ini,

kegiatan bimbingan kelompok dengan metode diskusi didahului dengan

pertukaran anggota kelompok terlebih dahulu. Setelah bertukar anggota

kelompok, peneliti mengemukakan materi singkat.

Materi tersebut berisi bahasan singkat mengenai menjalin persahabatan

dan membangun hubungan baik dengan orang lain. Setelah materi

dikemukakan, peneliti memberikan beberapa permasalahan yang harus

didiskusikan pemecahannya oleh seluruh kelompok dan kemudian setiap

kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian

(materi dan permasalahan yang di diskusikan selengkapnya dapat dilihat dalam

lampiran materi layanan). Tujuan yang ingin dicapai peneliti pada pertemuan

keempat ini, diharapkan selanjutnya peserta didik mampu memahami sikap

sosialnya disertai kemampuan membangun hubungan baik dengan orang lain.

e. Pertemuan kelima

Evaluasi dilakukan pada pertemuan terakhir, yaitu dengan pemberian

test akhir (post test) kepada subjek eksperimen dengan menggunakan angket

yang sama dengan angket yang digunakan pada test awal (pre test). Post test

dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 26 Mei 2012 di ruang kelas XII Bahasa.

Evaluasi sebagai rangkaian terakhir dalam pelaksanaan penelitian

bertujuan untuk membantu siswa menilai kembali konsep dirinya yang

disesuaikan dengan materi dan hasil diskusi yang telah didapatkan melalui

pertemuan-pertemuan sebelumnya. Selanjutnya, berdasarkan evaluasi tersebut

siswa diharapkan mengisi angket posttest sesuai dengan keadaannya setelah

diberikan treatment, sehingga diperoleh data test akhir (posttest) tentang konsep

diri peserta didik.

Page 82: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

3. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini adalah data tentang konsep diri yang dimiliki

siswa. Data diperoleh dari pelaksanaan pretest yang kemudian digunakan sebagai

data awal dan pelaksanaan posttest yang kemudian digunakan sebagai data akhir.

Pelaksanaan pretest dilakukan kepada populasi, yaitu seluruh peserta didik kelas X

kecuali, kelas X.E karena sudah menjadi kelas uji coba angket. Sedangkan

pelaksanaan posttest dilakukan kepada subjek eksperimen yang merupakan peserta

didik yang mempunyai konsep diri rendah.

a. Data Awal

Data awal merupakan data pretest populasi yang juga digunakan untuk

mengkategorikan tingkatan konsep diri berdasarkan skor angket. Jumlah peserta

didik yang mengikuti pre test adalah sebanyak 267 orang dan seluruhnya telah

mengisi angket konsep diri sebanyak 46 item pernyataan. Data skor 267 siswa

yang mengikuti pre test, disajikan pada lampiran 15 dan berikut adalah data

berupa statistik deskriptif yang diperoleh dari pelaksanaan pre test:

Tabel 4.3. Deskripsi Statistik Skor Pre Test Konsep Diri Siswa Kelas X

Statistics

Pretest

N Valid 267

Missing 0

Mean 85.7378

Median 84.0000

Mode 83.00

Std. Deviation 1.24740E1

Minimum 58.00

Maximum 120.00

Sum 2.29E4

Page 83: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Data dalam bentuk tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang

valid ada 267 dan tidak ada data yang hilang. Mean atau rata-rata skor kelas

adalah 85,7378. Median atau titik tengah semua data setelah diurutkan dan

dibagi dua sama besar adalah 84. Mode atau nilai yang sering muncul yaitu 83.

Standar deviasi atau ukuran penyebaran data dari rata-rata yaitu 12,4740. Skor

minimum atau skor terendah pretest adalah 58. Skor maksimum atau skor

tertinggi pretest adalah 120.

Tingkatan konsep diri dibagi dalam 5 kategori, yaitu sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Siswa yang mempunyai konsep diri

rendah kemudian dipilih menjadi subjek eksperimen. Kategori tingkat konsep

diri, ditentukan berdasarkan perhitungan mean dan standar deviasi.

Sangat tinggi = Mean + 2SD

= 85,74 + 24,948

= 110.688

Tinggi = Mean + 1SD

= 85,74 + 12,474

= 98,214

Rendah = Mean – 1SD

= 85,74 – 12,474

=73,226

Sangat Rendah = Mean – 2SD

= 85,74- 24,948

= 60,792

Tabel 4.4. Indikator Tingkat Konsep diri

Skor Indikator tingkat konsep diri

> 111 Sangat tinggi (ST)

98 – 111 Tinggi (T)

Page 84: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

74 – 97 Sedang (S)

61 – 73 Rendah (R)

< 61 Sangat Rendah (SR)

Tabel diatas merupakan pedoman dalam menentukan tingkat konsep

diri yang dimiliki siswa berdasarkan skor pretest. Hasil pretest 267 siswa yang

telah didapatkan kemudian dikelompokkan berdasarkan kriteria tingkat konsep

diri diatas. Dari 267 siswa yang mengikuti pretest, terpilih 35 siswa yang

dinyatakan memiliki konsep diri rendah.

Berikut disajikan perhitungan statistik deskriptif skor pretest peserta

didik yang telah dipilih menjadi subjek eksperimen:

Tabel 4.5. Deskripsi Statistik Skor Pre Test Subjek Eksperimen

Statistics

pretest subjek eksperimen

N Valid 35

Missing 0

Mean 67.4857

Median 68.0000

Mode 72.00

Std. Deviation 4.06109

Minimum 58.00

Maximum 72.00

Sum 2362.00

Dari 35 peserta didik yang telah terpilih menjadi subjek eksperimen

tersebut, 33 peserta didik termasuk kategori rendah dan 2 peserta didik yang

termasuk kategori sangat rendah. Mean atau nilai rata-rata 67,4857. Perolehan

skor maksimum atau tertinggi dari subjek eksperimen diatas adalah 72,

sedangkan skor minimum atau terendah adalah 58.

Page 85: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

b. Data Akhir

Data akhir merupakan data post test subjek eksperimen yang menjadi

evaluasi pelaksanaan treatment. Data akhir tersebut diperoleh dari pengisian

angket yang sama dengan angket yang digunakan pada waktu pengumpulan

data awal. Pelaksanaan posttest diikuti oleh 35 peserta didik yang menjadi

subjek eksperimen. Berikut disajikan perhitungan statistik deskriptif skor

posttest peserta didik yang telah dipilih menjadi subjek eksperimen

Tabel 4.6. Deskripsi Statitistik Skor Post Test Subjek Eksperimen

Berdasarkan data perhitungan statistik diatas menunujukkan bahwa

jumlah data yang valid sebanyak 35 dan tidak ada data yang hilang. Mean atau

rata-rata skor post test subjek eksperimen adalah 106,06. Median atau titik

tengah semua data setelah diurutkan dan dibagi dua sama besar adalah 105.

Mode atau nilai yang sering muncul yaitu 98. Standar deviasi atau ukuran

penyebaran data adalah 6,15937. Skor maksimum atau tertinggi post test adalah

120, sedangkan skor minimum atau terendah adalah 98.

Statistics

Posttest

N Valid 35

Missing 0

Mean 1.0606E2

Median 1.0500E2

Mode 98.00a

Std. Deviation 6.15937

Minimum 98.00

Maximum 120.00

Sum 3712.00

Page 86: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum data dalam penelitian kuantitatif seperti penelitian eksperimen ini

di uji hipotesis, diperlukan pengujian data terlebih dahulu atau disebut dengan uji

persyaratan analisis. Salah satu uji persyaratan analisis, yaitu dengan menggunakan

hitungan statistik. Pengujian persyaratan analisis dengan menggunakan hitungan

statistik dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) untuk penelitian komparatif, pengujian

persyaratan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, 2) untuk penelitian

korelasional mencakup uji normalitas dan linearitas (UNS, 2012:20)

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, namun tidak menggunakan

uji homogenitas untuk pengujian persyaratan analisisnya. Hal tersebut dikarenakan

tidak adanya kelompok kontrol atau kelompok pembanding pada penelitian ini. Uji

homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan dua atau lebih kelompok sampel

berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Dapat diartikan uji

homogenitas hanya digunakan jika dalam suatu penelitian terdapat dua kelompok

atau lebih yang diteliti dan berasal dari populasi yang sama. Atas pertimbangan

tersebut, uji persyaratan analisis pada penelitian ini hanya menggunakan uji

normalitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal, baik data pretest maupun data post

test subjek eksperimen. Adapun uji normalitas data penelitian ini menggunakan

teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 16. Dikemukakan oleh Yohanes

Anton Nugroho (2011:33) bahwa “uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk melihat

seberapa besar kecenderungan populasi dari suatu sampel mendekati distribusi

normal dan untuk menguji sampel berasal dari populasi yang identik”. Uji pendekatan

terhadap distribusi normal menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov berlaku

hipotesis:

Page 87: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Ho : data berasal dari populasi distribusi normal

Ha : data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal

Hipotesis tersebut selanjutnya diuji dengan statistik dengan kriteria uji sebagai

berikut:

Jika Dhitung > Dtabel Ho diterima dan Ha ditolak

Jika Dhitung < Dtabel Ho ditolak dan Ha diterima

Uji normalitas dilakukan pada data awal atau pretest dan data akhir atau

posttest subjek eksperimen. Adapun hasil uji normalitas data pretest subjek

eksperimen dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.7. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pre Test Subjek Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skorpretest Skorposttest

N 35 35

Normal

Parametersa

Mean 67.4857 1.0606E2

Std. Deviation 4.06109 6.15937

Most Extreme

Differences

Absolute .133 .111

Positive .133 .111

Negative -.132 -.095

Kolmogorov-Smirnov Z .788 .657

Asymp. Sig. (2-tailed) .564 .782

Berdasarkan tabel distribusi normal diatas diketahui signifikansi uji

Kolmogorov-Smirnov data pre test atau nilai Dhitung data pretest adalah sebesar 0,564

dan Dtabel, dengan n = 35 dan α=0,05, diketahui sebesar 0,224. Selanjutnya nilai

tersebut diujikan dengan menggunakan statistik penguji, menunjukkan nilai Dhitung >

Dtabel (0,564 > 0,224) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan diketahui nilai

Dhitung posttest adalah sebesar 0,782 dan nilai Dtabel adalah sebesar 0,224, nilai tersebut

diujikan dengan menggunakan statistik penguji, menunjukkan nilai Dhitung > Dtabel

(0,782 > 0,224) maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan data

Page 88: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

pretest dan post test subjek eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

Merujuk dari perolehan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov data pre test

dan post test subjek eksperimen diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh data

berdistribusi normal. Berdistribusi normal mempunyai arti bahwa seluruh subjek

eksperimen berasal dari populasi yang identik yaitu memiliki kriteria dan keadaan

yang sama ketika belum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan.

C. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan sementara yang masih

perlu di uji kebenarannya. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji diterima atau

tidaknya pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis

alternatif atau disingkat Ha dalah hipotesis yang menyatakan adanya suatu hubungan

atau adanya suatu perbedaan antara dua kelompok kelompok. Sedangkan hipotesis

nol atau disingkat H0 adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan atau

tidak ada suatu perbedaan antara dua kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006:71)

Pengujian hipotesis dilakukan setelah dilaksanakan uji normalitas data.

Sesuai dengan uji normalitas diketahui bahwa nilai pretest dan posttest pada subjek

eksperimen berdistribusi normal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan layanan

bimbingan kelompok dengan metode diskusi untuk mengembangkan konsep diri.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

analisis Paired Sample t-test. Dikemukakan oleh Duwi Priyatno (2009:78) bahwa

“Paired Sampel t-test merupakan metode statistik digunakan untuk menguji hipotesis

komparatif dengan menguji perbedaan rata-rata antara dua sampel berpasangan”.

Dengan kata lain, metode ini digunakan untuk membandingkan mean pre test dan

post test dengan tujuan mengetahui perbedaan keadaan sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan atau treatment. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,

Page 89: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

dilakukan perhitungan mean pretest dan posttest. Berikut hasil perhitungan mean

pretest dan posttest:

Tabel 4.8. Deskripsi Mean Skor Pretest – Posttest dengan Paired Sample t-test

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mean atau rata-rata skor angket

konsep diri pada pelaksanaan pre test adalah sebesar 67,49. Sedangkan rata-rata skor

angket pada pelaksanaan post test adalah sebesar 106,06. Tabel tersebut menunjukkan

adanya peningkatan mean atau rata-rata skor antara sebelum (pre test) dan sesudah

perlakuan (post test).

Setelah mengetahui mean pretest dan posttest, dilakukan pengujian hipotesis

menggunakan Paired Sample t-test dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan pernyataan hipotesis

Pengujian hipotesis dalampenelitian ini dilakukan dengan mengajukan 1

hipotesis, yaitu pengujian terhadap nilai pretest dan posttest

H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan penerapan layanan bimbingan

kelompok dengan metode diskusi untuk mengembangkan konsep diri

pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonosari antara sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan

Ha : Ada perbedaan signifikan penerapan layanan bimbingan kelompok

dengan metode diskusi untuk mengembangkan konsep diri pada siswa

kelas X SMA Negeri 1 Wonosari antara sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan

2. Menentukan thitung dan signifikansi

Untuk menetukan thitung dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas SPSS 16.0

sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Posttest 1.0606E2 35 6.15937 1.04112

Pretest 67.4857 35 4.06109 .68645

Page 90: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 4.9. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai ttabel dengan Paired Sample t-

test

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai thitung adalah 40,072 dan signifikansi

0,000 yang berarti data ini sangat signifikan

3. Menentukan t tabel

Nilai ttabel berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan dengan

signifikansi (α) = 0,05, dan df = 34 adalah sebesar 1,691

4. Menentukan Kriteria Penerimaan Hipotesis:

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima Ha ditolak

Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak Ha diterima

Sedangkan untuk tingkat signifikan,:

Jika nilai signifikan > 0,05, maka H0 diterima Ha ditolak

Jika nilai signifikan < 0,05, maka H0 ditolak Ha diterima

5. Pengujian hipotesis

Berdasarkan tabel perhitungan uji hipotesis di atas, diketahui thitung sebesar

= 40,072 sedangkan ttabel sebesar = 1,691. Hal tersebut menunjukkan bahwa thitung

> ttabel (40,072 > 1,691) dan sig < 0,05 (0,000 < 0,05), berarti sangat signifikan,

sehingga H0 ditolak Ha diterima. Maka dapat disimpulkan layanan bimbingan

kelompok dengan metode diskusi efektif untuk mengembangkan konsep diri

pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonosari.

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

1

posttest –

pretest 3.85714E1 5.69461 .96256 36.61526 40.52760 40.072 34 .000

Page 91: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Merujuk dari perhitungan uji hipotesis dengan memanfaatkan fasilitas

SPSS 16 diatas, diketahui bahwa rata-rata skor angket konsep diri setelah

pemberian perlakuan lebih tinggi daripada sebelum pemberian perlakuan,

sehingga dapat disimpulkan layanan bimbingan kelompok dengan metode

diskusi efektif untuk mengembangkan konsep diri pada siswa kelas X SMA

Negeri 1 Wonosari.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan Paired Sample t-test diketahui

nilai thitung = 40,072 dan ttabel = 1,691 maka thitung > ttabel (40,072 > 1,691) dan

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini

menunjukkan ada peningkatan yang signifikan konsep diri setelah mendapatkan

layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi. Dengan demikian hipotesis

yang menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi efektif

untuk mengembangkan konsep diri pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonosari

tahun pelajaran 2011/2012, diterima.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa layanan bimbingan kelompok

efektif untuk mengembangkan konsep diri. Sejalan dengan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Hasanatul Khairian (2009:99) yang menerangkan bahwa diskusi

kelompok efektif digunakan untuk meningkatkan ketrampilan sosial, hasrat

penerimaan diri, dan empati. Di dalam kelompok, siswa memiliki kesempatan untuk

meningkatkan sistem dukungan terhadap diri dengan cara menjalin hubungan yang

akrab dengan anggota lain, sehingga muncul suatu hasrat untuk menerima diri secara

positif. Penerimaan diri yang baik akan membuat siswa nyaman dengan keadaan

dirinya, bukan menyesali keadaan diri.

Turut diperkuat pula oleh penelitian Tejo Asmara (2007:107) yang

menunjukkan hasil bahwa bimbingan kelompok dengan teknik Peer Group dapat

membantu siswa mengembangkan konsep dirinya. Bimbingan kelompok dengan

Page 92: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

metode diskusi merupakan ajang bersosialisasi bagi para anggotanya. Melalui proses

sosialisasi tersebut siswa dapat menambah pemahaman tentang dirinya, berdasarkan

penilaian orang lain. Dengan pemahaman diri itulah siswa dapat menerima diri serta

menjadi lebih menghargai dirinya, dan lebih lanjut mampu mengarahkan diri.

Melalui layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi anggota

kelompok diajak untuk berinteraksi dengan anggota lain dalam mengemukakan

gagasan atau pendapat mengenai topik yang dibahas, pengembangan nilai dan

pengembangan langkah-langkah bersama untuk menyelesaikan peermasalahan yang

dibahas dalam kelompok. Dalam kegiatan bimbingan kelompok akan terjadi suatu

proses pembelajaran. Pembelajaran itu bisa berbentuk sikap maupun perilaku siswa,

sepaham dengan pendapat Bandura (dalam Sarwono, 1998:21) bahwa “dalam

kelompok terjadi suatu interksi dan peran masing-masing individu yang saling

berinterksi. Serangkaian ini akan menjadikan individu belajar suatu perilaku yang

baru berupa peniruan, ingatan, pemahaman, yang dialami kelompok”

Mengenai hasil pelaksanaan pretest untuk mengetahui kondisi awal siswa

sebelum diberikan perlakuan siswa, dilakukan pada seluruh siswa kelas X SMA

Negeri 1 Wonosari pada hari Senin, 30 April 2012 sampai 2 Mei 2012. Secara

deskriptif menunjukkan hasil rata-rata skor pretest sebesar 67,49 dengan nilai

tertinggi 72 dan terendah 58. Kemudian diberi perlakuan berupa layanan bimbingan

kelompok dengan metode diskusi selama 4 kali. Pada test akhir (posttest) didapatkan

peningkatan sebesar 38,57 point, sehingga nilai rata-rata menjadi sebesar 106,06

dengan nilai tertinggi 120 dan terendah 98. Hal ini mengindikasikan peningkatan

pada konsep diri dengan hasil yang dapat dikatakan memuaskan.

Berdasarkan hasil pretest yang telah dikemukakan diatas, diketahui terjadi

peningkatan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, yang berarti konsep

diri siswa mengalami perkembangan yang signifikan dari tingkat rendah ke tinggi.

Sebanyak 35 siswa yang sebelumnya memiliki konsep diri rendah dan terpilih

menjadi subjek eksperimen, memiliki permasalahan dalam kondisi riilnya, seperti

menujukkan perilaku rendah diri, pesimis, tidak mudah bergaul, dan kurang peduli

Page 93: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

dengan teman-temannya. “Mereka yang memiliki konsep diri rendah mempunyai

dasar melakukan penolakan terhadap diri sendiri” (Clara R. Pudjijogyanti 1985: 8).

Artinya mereka tidak dapat memahami dan menerima keadaan diri secara positif,

sehingga yang ada hanya penyesalan terhadap diri. Kondisi tersebut kemudian

berubah setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi,

konsep diri mereka berkembang menjadi tinggi yang ditunjukkan dengan peningkatan

dalam skor posttest. Mereka mulai menunjukkan sikap mempunyai kepedulian

terhadap orang lain, memahami dan menerima diri dengan baik, dan mampu

menciptakan keakraban dengan orang lain. “Individu yang memiliki konsep diri yang

tinggi adalah individu yang mampu memahami dan menerima keadaan dirinya secara

baik dan menyikapinya secara positif, sehingga harga diri mereka tinggi” (Jacinta F.

Rini, 2002).

Pengembangan konsep diri melalui lingkungan menyangkut pada proses

pembentukan identitas. Remaja akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan

teman sebaya, sehingga teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat dalam usaha

mengembangkan konsep diri. Peningkatan isi konsep diri akan berubah seiring usia

seseorang, kususnya remaja usia menengah, terjadi frekuensi peningkatan antara lain

pada sifat kepribadian yang umum, konsistensi tingkah laku, keyakinan, sikap, nilai-

nilai, dan perbandingan dengan orang lain (Burns, alih bahasa Eddy, 1993:211).

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa konsep diri dapat berubah seiring

perkembangan seseorang dan interaksinya. Sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan Tjipto Susana, dkk (2006:18) bahwa “konsep diri tidak bersifat

menetap, sehingga masih dapat berubah seiring interaksi seseorang dengan orang lain

terutama dengan teman sebaya”. Artinya kondisi konsep diri cenderung fluktuatif,

sehingga dapat terjadi penurunan ataupun peningkatan baik akibat faktor internal

maupun eksternal. Hal tersebut dikarenakan pada dasarnya perkembangan konsep diri

dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain orang tua, teman sebaya, masyarakat,dan

pengalaman (calhaoun & Acocella, dalam Fasti Rola 2006:11). Dengan kata lain

Page 94: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

banyak hal yang dapat menyebabkan konsep diri siswa mengalami peningkatan salah

satunya dengan interaksi dengan teman sebaya.

Melalui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi

guru pembimbing sebagai praktisi di sekolah dapat memfasilitasi dan meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengembangkan konsep dirinya, sehingga dapat mencapai

keberhasilan dan kebermaknaan hidup. Intervensi inti dari pemberian layanan

bimbingan kelompok dengan metode diskusi ini adalah memacu siswa untuk bersikap

aktif agar tercipta dinamika kelompok, sehingga timbul suatu komunikasi dan

dukungan positif antar anggota kelompok.

Perkembangan konsep diri siswa yang telah berhasil dicapai pada penelitian

ini, sesuai dengan standar kompetensi layanan bimbingan kelompok dengan metode

diskusi yang ingin dicapai peneliti yaitu, mengembangkan konsep diri siswa. Selain

itu perkembangan konsep diri siswa tersebut juga sesuai dengan tujuan layanan

bimbingan bimbingan kelompok dengan metode diskusi, yaitu: 1) mengembangkan

pengertian terhadap diri sendiri, 2) mengembangkan kesadaran diri dan orang lain, 3)

mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia (Dirkmeyer &

Munro, dalam Tatiek Romlah 2001:99)

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

membuktikan layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi efektif untuk

mengembangkan konsep diri pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Wonosari dengan

hasil yang sangat signifikan.

Page 95: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang layanan bimbingan kelompok dengan

metode diskusi untuk mengembangkan konsep diri positif yang telah dilakukan dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep diri subjek eksperimen mengalami perkembangan sebesar 38,57 point

setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi,

ditunjukkan dari mean skor pretest sebesar 67,49 sedangkan mean skorpost test

sebesar 106,06.

2. Hasil uji hipotesis menujukkan bahwa nilai thitung = 40,072 dan ttabel = 1,691

maka t hitung > t tabel (40,072 > 1,691) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima,

yang berarti ada perbedaan yang signifikan penerapan layanan bimbingan

kelompok dengan metode diskusi untuk mengembangkan konsep diri pada siswa

kelas X SMA Negeri 1 Wonosari antara sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan

3. Layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi efektif untuk

mengembangkan konsep diri pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonosari tahun

pelajaran 2011/2012

B. Implikasi

Hasil penelitian ini mempunyai implikasi bagi berbagai pihak, antara lain

Bagi kepala sekolah hasil penelitian ini mempunyai implikasi sebagai bukti nyata

pentingnya bimbingan dan konseling bagi peserta didik khususnya bimbingan

kelompok dengan metode diskusi, karena mampu membantu siswa untuk

mengembangkan konsep diri di dalam diri mereka.

Bagi guru bimbingan dan konseling, penelitian ini menujukkan bukti nyata

bahwa konsep diri perlu dikembangkan, salah satu dengan layanan

Page 96: KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK …/Keefekti... · pada siswa kelas x sma negeri 1 wonosari skripsi oleh : diah arina putri sugiyono k3108016 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

bimbingan kelompok dengan metode diskusi, sehingga terbentuk perilaku efektif

pada siswa. Selain itu, guru bimbingan dan konseling memperoleh sumbangan ide

yang lebih bervariasi dari materi-materi layanan dalam penelitian ini, sehingga dapat

digunakan untuk membantu meberikan layanan bimbingan kelompok dengan metode

diskusi pada siswa.

Bagi siswa, penelitian ini membantu siswa mengembangkan konsep diri

dengan baik dalam diri mereka dan menambah wawasan mengenai pentingnya

mengembangkan konsep diri bagi keberhasilan diri.

C. Saran

1. Bagi Pihak Sekolah

Kepala sekolah sebaiknya memfasilitasi guru bimbingan dan konseling

dalam penyediaan waktu dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang

pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

a. Guru bimbingan dan konseling hendaknya menjadikan layanan

bimbingan kelompok dengan metode diskusi untuk mengembangkan

konsep diri, menjadi salah satu layanan yang dapat dikembangkan dan

diberikan kepada peserta didik

b. Guru bimbingan dan konseling sebaiknya menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu materi yang dapat dijadikan bahan pengayaan untuk

diberikan kepada siswa

3. Bagi Peserta Didik

a. Peserta didik sebaiknya dapat mengembangkan konsep diri dalam dirinya

b. Peserta didik sebaiknya mampu merealisasikan konsep diri mereka dalam

bentuk perilaku yang efektif bagi diri mereka.