kecacingan

68
Obat Cacing (Anhtelmintik) BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung kurang memperhatikan kesehatan, maka berkembangnya penyakit di masyarakat tidak dapat dielakkan lagi. Berkembangnya penyakit ini mendorong masyarakat untuk mencari alternatif pengobatan yang efektif secara terapi tetapi juga efisien dalam hal biaya. Sesuai dengan visi departemen kesehatan Indonesia yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B 1

Upload: rahmah-chairunnisa

Post on 18-Dec-2014

111 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penatalaksanaan cacingan

TRANSCRIPT

Page 1: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya

pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan

dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola hidup

masyarakat yang cenderung kurang memperhatikan kesehatan, maka

berkembangnya penyakit di masyarakat tidak dapat dielakkan lagi.

Berkembangnya penyakit ini mendorong masyarakat untuk mencari

alternatif pengobatan yang efektif secara terapi tetapi juga efisien dalam

hal biaya.

Sesuai dengan visi departemen kesehatan Indonesia yaitu

masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dan untuk mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat maka diselenggarakan

upaya kesehatan dengan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan diselenggarakan bersama antara pemerintah dan

masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, upaya kesehatan harus

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B1

Page 2: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

dilaksanakan secara integral oleh seluruh komponen, baik pemerintah,

tenaga kesehatan maupun masyarakat. Oleh karena itu masyarakat harus

berperan aktif dalam mengupayakan kesehatannya sendiri. Upaya

masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah

swamedikasi.

Swamedikasi merupakan upaya pengobatan yang dilakukan

sendiri. Dalam penatalaksanaan swamedikasi, masyarakat memerlukan

pedoman yang terpadu agar tidak terjadi kesalahan pengobatan

(medication error). Apoteker sebagai salah satu profesi kesehatan sudah

seharusnya berperan sebagai pemberi informasi (drug informer)

khususnya untuk obat-obat yang digunakan dalam swamedikasi. Obat-

obat yang termasuk dalam golongan obat bebas dan bebas terbatas relatif

aman digunakan untuk pengobatan sendiri (swamedikasi).

Tujuan pengobatan sendiri adalah untuk peningkatan kesehatan,

pengobatan sakit ringan, dan pengobatan rutin penyakit kronis setelah

perawatan dokter. Sedangkan keuntungannya aman apabila digunakan

sesuai dengan petunjuk, efektif, hemat waktu dan biaya. Swamedikasi

biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan

yang banyak dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, pusing, batuk,

influenza, sakit maag, cacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain.

Penyakit cacing adalah penyakit rakyat yang sama pentingnya

dengan malaria atau TBC. Infeksinya pun dapat terjadi simultan oleh

beberapa jenis cacing sekaligus. Saat ini diperkirakan masih cukup

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B2

Page 3: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

banyak anak-anak di Indonesia yang menderita infeksi cacing sehingga

pemerintah perlu mencanangkan pemberantasan cacing secara massal

pada momen-momen tertentu.

Jumlah anak cacingan di Indonesia tergolong masih cukup tinggi

terutama di daerah yang tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini

terjadi juga dikarenakan kurangnya pemahaman kesehatan lingkungan,

apalagi anak cacingan kebanyakan tidak menunjukkan gejala yang berarti

sehingga membuat orang tua lengah terhadap penyakit ini. Sebenarnya

penyakit cacingan tidak hanya menyerang anak-anak, orang dewasa pun

dapat mengalaminya. Karenanya pemilihan obat cacing perlu

memperhatikan siapa sasaran pengobatan tersebut, teutama pada anak-

anak. Secara umum obat cacing tak memilki resiko yang berat, tetapi

terdapat kasus-kasus ringan seperti mual, pusing, muntah, sakit abdomen

dan diare.

Bukan hanya anak-anak yang bisa terkena infeksi ini, juga orang

dewasa. Apalagi bila orang itu tidak memedulikan kebersihan. "Jumlah

cacing yang ada di dalam tubuh manusia, yang menyebabkan infeksi

cacingan, tidak 1-2 ekor. Jumlahnya bisa puluhan, atau bahkan ratusan

ekor. Cacing-cacing ini menghisap sari makanan dalam tubuh, hingga si

penderita akan mengalami berbagai masalah kesehatan

Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang sangat umum

tersebar di dunia, terutama di negara-negara berkembang, dimana

keadaan hidup dan pelayanan kesehatan masih kurang baik dan hygiene

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B3

Page 4: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

masih belum memadai. Pada umumnya, cacing jarang menimbulkan

penyakit serius, tetapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan kronis

yang merupakan suatu faktor ekonomis yang sangat penting.

Di daerah tropis dan sub-tropis, apalagi di daerah yang sanitasinya

buruk, hampir semua anak pasti cacingan. Pada saat tersebut, sungai dan

kakus meluap, dan larva cacing menyebar ke berbagai sudut yang sangat

mungkin bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh manusia.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B4

Page 5: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

BAB II

TINAJAUAN PUSTAKA

II.1 Swamedikasi (Pengobatan Sendiri)

Menurut WHO, pengertian swamedikasi didefinisikan sebagai

pemilihan dan penggunaan obat-obatan oleh individu untuk mengobati

penyakit atau gejala yang sudah dikenali, meliputi penggunaan obat-

obatan tanpa resep atau over-The-Counter (OTC) dan pengobatan

alternatif seperti produk herbal, suplemen makanan, dan produk

tradisional. Tujuan pengobatan sendiri adalah untuk peningkatan

kesehatan, pengobatan sakit ringan, dan pengobatan rutin penyakit kronis

setelah perawatan dokter. Menurut WHO, peran swamedikasi adalah

menanggulangi secara cepat dan efektif keluhan yang tidak memerlukan

konsultasi medis mengurangi beban pelayanan kesehatan pada

keterbatasan sumber daya dan tenaga, serta meningkatkan

keterjangkauan masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan.

Keuntungan, aman apabila digunakan sesuai dengan petunjuk

(efek samping dapat diperkirakan), efektif untuk menghilangkan keluhan

karena 80% sakit bersifat self limiting, yaitu sembuh sendiri tanpa

intervensi tenaga kesehatan, biaya pembelian obat relatif lebih murah

daripada biaya pelayanan kesehatan, hemat waktu karena tidak perlu

menggunakan fasilitas atau profesi kesehatan, kepuasan karena ikut

berperan serta dalam sistem pelayanan kesehatan, menghindari rasa

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B5

Page 6: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

malu atau stres apabila harus menampakkan bagian tubuh tertentu di

hadapan tenaga kesehatan, dan membantu pemerintah untuk mengatasi

keterbatasan jumlah tenaga kesehatan pada masyarakat. Kekurangan,

obat dapat membahayakan kesehatan apabila tidak digunakan sesuai

dengan aturan, pemborosan biaya dan waktu apabila salah menggunakan

obat, kemungkinan kecil dapat timbul reaksi obat yang tidak diinginkan,

misalnya sensitifitas, efek samping atau resistensi, penggunaan obat yang

salah akibat salah diagnosis dan pemilihan obat dipengaruhi oleh

pengalaman menggunakan obat di masa lalu dan lingkungan sosialnya

II.2 Penggolongan Obat

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI nomor 917/

Menkes/Per/X/1999 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI nomo

r 949/Menkes/Per/2000, penggolongan obat berdasarkan keamanannya

terdiri dari: obat bebas, bebas terbatas, wajib apotek, keras, psikotropik,

dan narkotik. Tetapi obat yang diperbolehkan dalam swamedikasi

hanyalah golongan obat bebas dan bebas terbatas, dan wajib apotek.

1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran

dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus

pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan

garis tepi berwarna hitam. Contoh : Parasetamol

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B6

Page 7: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya

termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau

dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda

peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.

Contoh : CTM

Sedangkan untuk tanda peringatan no 1 sampai dengan 6 untuk

obat bebas terbatas dapat dilihat dibawah ini.

3. Obat Wajib Apotek

Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh

apoteker di apotek tanpa resep dokter. Pada penyerahan obat wajib

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B7

Page 8: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

apotek ini oleh apoteker terdapat kewajiban-kewajiban sebagai berikut:

memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat perpasien yang

disebutkan dalam obat wajib apotek yang bersangkutan, membuat catatan

pasien serta obat yang diserahkan, dan memberikan informasi mengenai

dosis dan aturan pakai, kontra indikasi, efek samping, dan lain-lain yang

perlu diperhatikan oleh pasien.

II.3 Kecacingan

II.3.1 Definisi

Kecacingan adalah penyakit dimana seseorang mempunyai cacing

dalam ususnya dan menimbulkan gejala atau tanpa gejala. Cacingan

merupakan masalah kesehatan yang perlu penanganan serius terutama

untuk daerah tropis karena cukup banyak penduduk menderita cacingan.

Cacingan menyebabkan turunnya daya tahan tubuh, terhambatnya

tumbuh kembang anak, kurang gizi dan zat besi yang mengakibatkan

anemia.

Cacing (helmin) yang merupakan parasit manusia dapat dibagi

dalam 2 kelompok, yaitu :

1. Platyhelminthes (Cacing pipih)

Ciri-cirinya bentuk pipih, tidak memiliki rongga tubuh dan

berkelamin ganda (hemafrodit). Cacing yang termasuk golongan ini adalah

cacing pita (Cestoda) dan cacing pipih (Trematoda).

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B8

Page 9: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Pada Umumnya cacing ini bersifat hemafrodit kecuali Schistosoma,

mempunyai batil isap mulut dan batil isap perut (asetabulum). Spesies

yang merupakan parasit pada manusia, yang hidup sebagai endoparasit.

Berbagai macam hewan dapat berperan sebagai hospes definitive

cacing trematoda, antara lain : kucing, anjing, kambing, sapi, babi, tikus,

burung, luak, harimau dan manusia.

Menurut tempat hidup cacing dewasa dalam tubuh hospes, maka

trematoda dapat dibagi dalam :

a.) Trematoda hati (lifer flukes)

b.) Trematoda usus (intestinal flukes)

c.) Trematoda paru (lung flukes)

d.) Trematoda darah (blood flukes)

2. Nemathelmintes (Cacing gilik) (nema = benang)

Ciri-cirinya bertubuh bulat, tidak bersegmen, memiliki rongga tubuh

uran cerna dan kelamin terpisah. Infeksi cacing ini disebut ancylostomiasis

(cacing tambang), trongyloidiasis, oxyuriasis (cacing kremi), ascariasis

(cacing gelang) dan trichuriasis (cacing cambuk).

Nematoda mempunyai jumlah spesies yang terbesar di antara

cacing – cacing yang hidup sebagai parasit. Cacing – cacing ini berbeda –

beda dalam habitat, daur hidup dan hubungan hospes-parasit (host-

parasite-relationship).

Morfologi dan daur hidup:

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B9

Page 10: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Besar dan panjang cacing Nematoda beragam, ada yang

panjangnya beberapa millimeter dan ada pula yang melebihi satu meter.

Cacing ini mempunyai kepala, ekor, dinding dan rongga badan dan alat-

alat lain yang agak lengkap.

Siklus Perjalanan Cacing

Biasanya system pencernaan, ekskresi dan reproduksi terpisah.

Pada umumnya cacing bertelur, tetapi ada juga yang vivipar dan yang

berkembang biak secara parthenogenesis. Cacing dewasa tidak

bertambah banyak di dalam badan manusia. Seekor cacing betina dapat

mengeluarkan telur atau larva sebanyak 20 sampai 200.000 butir sehari.

Telur atau larva ini dikeluarkan dari badan hospes dengan tinja. Larva

biasanya mengalami pertumbuhan dengan pergantian kulit. Bentuk infektif

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B10

Page 11: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

dapat memasuki badan manusia dengan berbagai cara; ada yang masuk

secara aktif, ada pula yang tertelan atau dimasukkan oleh vektor melalui

gigitan.

Infeksi cacing umumnya terjadi melalui mulut, saat makan makanan

yang tidak dicuci bersih dan dimasak setelah terkontaminasi lalat yang

membawa larva cacing, adakalanya langsung melalui luka dan kulit

(cacing tambang dan benang), atau lewat telur (kista) atau larvanya, yang

ada dimana-mana di atas tanah. Apalagi bila pembuangan kotoran (tinja)

dilakukan dengan sembarangan (system roil terbuka) dan tidak memenuhi

persyaratan hygiene. Terutama anak kecil, yang lazimya belum mengerti

atas hygiene, mudah sekali terkena infeksi. Tergantung dari jenisnya,

cacing tetap bermukim dalam saluran cerna atau berpenetrasi ke jaringan.

Ketika seorang anak yang cacingan buang air besar di lantai, maka

telur atau sporanya bisa tahan berhari-hari, meskipun sudah dipel karena

sebelum dapat rumah, larva tidak akan keluar (menetas). Begitu masuk ke

usus, baru ia akan keluar. Selain melalui makanan yang tercemar oleh

larva cacing, cacing juga masuk ke tubuh manusia melalui kulit (pori-pori).

Dari tanah, misalnya lewat kaki anak telanjang yang menginjak larva atau

telur. Setelah menembus kulit, ia masuk ke pembuluh darah vena (balik),

lalu menuju tempat yang memungkinkan perkembangannya seperti di

usus, paru-paru, hati dan sebagainya.. Setelah itu, cacing menggigit

dinding usus dan bertelur dengan cepat di usus. Di usus inilah makanan

dipecah menjadi nutrient (zat gizi elementer yang sudah bisa diserap oleh

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B11

Page 12: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

usus). Ini yang "dibajak" oleh cacing. Jadi, cacing itu memang berdomisili

di usus, karena ia tidak bisa mencernakan sendiri makanan. Ia harus

makan yang sudah setengah cerna. Selain siklus normal, cacing juga bisa

menyebar ke tempat-tempat lain, seperti hati atau bagian tubuh lainnya.

Perkembangannya membutuhkan waktu 1-3 minggu di tubuh manusia.

Tahapan selanjutnya kondisi gizi penderita biasanya menurun sehingga

kesehatan mereka terganggu. Bila dibiarkan terlihat kulit anak pucat,

tubuh makin kurus serta perut membuncit karena kekurangan protein.

II.3.2 Gejala

Mengeluarkan cacing pada saat buang air besar atau muntah

Badan kurus dan perut buncit

Kehilangan nafsu makan, lemas, lelah, pusing, nyeri kepala, gelisah

dan

sukar tidur

Gatal-gatal disekitar dubur terutama malam hari (cacing kremi)

Pada jenis cacing yang menghisap darah (cacing pita, cacing tambang,

cacing cambuk) dapat terjadi anemia.

Gejala spesifik untuk tiap jenis cacing adalah :

Gejala penderita cacing kremi (Oxyuris/Entrobius vermicularis) adalah

rasa gatal sekitar anus terutama malam hari, gelisah dan sukar tidur.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B12

Page 13: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Gejala penderita cacing gelang (Askariasis) adalah gangguan

lambung,

kejang perut diselingi diare, kehilangan berat badan dan demam.

Gejala penderita cacing tambang (Nekatoriasis/Ankilostomiasis) adalah

gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare dan nyeri ulu hati),

pusing

nyeri kepala, lemah dan lelah, anemia, gatal di daerah masuknya

cacing.

II.3.3 Penyebab

Cacing penyebab penyakit pada manusia terdiri dari :

Cacing gelang (Askariasis lumbriocoides)

Cacing cambuk (Tricularis sp)

Cacing kremi (Entrobius vermicularia)

Cacing tambang (Nekatoria dan ankilostomia)

Cacing pita (Taenia sp)

Trematoda

Cacing masuk tubuh manusia dengan berbagai cara. Telur cacing

gelang tertelan sewaktu makan makanan yang terkontaminasi oleh

kotoran. Sedang larva cacing tambang hidup ditanah dan masuk lewat

kulit yang menyebabkan infeksi. Cacing pita dan trematoda sebagian

besar siklus hidupnya berada pada binatang dan masuk tubuh manusia

karena makan daging/ikan mentah atau setengah matang. Di Indonesia

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B13

Page 14: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

masalah cacing masih merupakan masalah kesehatan umum, yang

paling sering ditemukan adalah cacing gelang dan cacing kremi. Cacing

kremi bertelur di sekitar dubur. Telur-telur ini terbawa oleh jari-jari bila

penderita menggaruk, kemudian bila tidak dicuci kedua tangan tersebut

maka bias menularkan ke orang lain. Penyebab kecacingan juga

biasanya karena makanan, minuman dan lingkungan yang tidak bersih.

Pada umumnya yang terjangkit kecacingan adalah anak-anak. Penularan

umumnya terjadi melalui makanan dan melalui kulit.

II.3.4 Terapi

II.3.4.1 Terapi Non-Farmakologi

1. Menjaga kebersihan diri dengan memotong kuku, menggunakan sabun

pada waktu mencuci tangan sebelum makan, setelah buang air besar

dan pada waktu mandi.

2. Menghindari makanan yang telah dihinggapi lalat dan cuci bersih

bahan makanan untuk menghindari telur cacing yang mungkin ada

serta biasakan memasak makanan dan minuman.

3. Menggunakan karbol di tempat mandi.

4. Menggunakan alas kaki untuk menghindari sentuhan langsung dengan

tanah saat bekerja dihalaman, perkebunan pertanian, pertambangan,

dll.

II.3.4.2 Terapi Farmakologi

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B14

Page 15: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Obat cacing (antelmintik) ialah obat yang digunakan untuk

memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan

tubuh. Kebanyakan obat cacing efektif terhadap satu macam cacing,

sehingga diperlukan diagnosis yang tepat sebelum menggunakan obat

tertentu. Diagnosis ditegakkan dengan menemukan cacing, telur cacing

dan larva dalam tinja, urin, sputum, darah, atau jaringan lain penderita.

Kebanyakan obat cacing diberikan secara oral, pada saat makan atau

sesudah makan. Beberapa obat cacing perlu diberikan bersama pencahar.

Banyak obat cacing memiliki khasiat yang efektif terhadap satu

atau dua jenis cacing saja. Hanya beberapa obat saja yang memiliki

khasiat terhadap lebih banyak jenis cacing (broad spectrum) seperti

mebendazol.

Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan menghambat proses

penerusan impuls neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan.

Mekanisme lainnya dengan menghambat masuknya glukosa dan

mempercepat penggunaan (glikogen) pada cacing.

1. Obat Modern

a. Befenium Hidroksinaftoat

Befenium hidroksinaftoat merupakan senyawa ammonium

kuartener berbentuk Kristal berwarna kuning pucat, rasa pahit dan sedikit

larut dalam air. Obat ini menyebabkan paralisis otot cacing karena

kepekaannya terhadap asetilkolin hilang dan efek ini tidak reversible.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B15

Page 16: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Penyerapannya di usus hanya sedikit dan dalam waktu 24 jam tidak lebih

dari 0,5% yang dikeluarkan bersama urin.

Obat ini tersedia dalam kantong berisi 5 gram bubuk yang

ekuivalen dengan 2,5 gram befenium basa untuk dosis tunggal. Diberikan

secara oral waktu perut kosong, sesudahnya penderita tidak boleh makan

paling sedikit selama 2 jam.

b. Dietilkarbamazin

Dietilkarbamazin menyebabkan hilangnya microfilaria W.bancrofti,

B. malayi dan Loa loa dari peredaran darah dengan cepat. Microfilaria O.

vulvulus hilang dari kulit, tetapi microfilaria dan cacing dewasa (betina)

yang terdapat di nodulus tidak dimatikan. Dua cara kerja obat ini terhadap

microfilaria : pertama, dengan cara menurunkan aktivitas otot, akibatnya

parasit seakan-akan mengalami paralisis, dan mudah terusir dari

tempatnyayang normal dalam tubuh hospes; kedua, menyebabkan

perubahan pada permukaan membrane microfilaria sehingga lebih

mudah dihancurkan oleh daya pertahanan tubuh hospes.

Dietilkarbamazin tersedia dalam bentuk tablet 50, 200, dan 400 mg.

Salah satu penggunaan penting obat ini adalah untuk pengobatan masal

pada infestasi W.brancofti. Untuk digunakan 5-6mg/kgBB oral, cukup 1

hari per minggu atau per bulan sebanyak 6-12 dosis.

c. Diklorofen

Obat ini efektif untuk cacing pita besar yang terdapat pada manusia

dan hewan piaraan seperti kucing dan anjing. Segera setelah obat

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B16

Page 17: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

diberikan, maka skoleks terlepas dari mukosa usus, sehingga segmen

cacing yang matang susah atau sedikit ditemukan dalam tinja.

Diklorofen tablet mengandung 0,5 g zat aktif yang diberi per oral

tanpa persiapan sebelumnya. Dengan 3 kali 2-3 gram tiap 8 jam (anak 1-

2 g) diperoleh hasil yang memuaskan.

d. Levamisol

Dengan dosis tunggal, obat ini memperlihatkan efektifitas yang

tinggi terhadap Ascaris dan Trichostronglyus; efektifitas sedang terhadap

A.duodenale dan efektivitas rendah terhadap N.americanus. obat ini

meningkatkan frekuensi aksi potensial dan menghambat transmisi

neuromuscular cacing, sehingga cacing berkontraksi diikuti dengan

paralisis tonik, kemudian mati.

Levamisol tersedia sebagai levamisol hidroklorit dalam tablet 25,

40, dan 50 mg serta sirop 40 mg/ 5 ml. Untuk askariasis dosis tunggal 50-

150 mg pada orang dewasa dan 3 mg/kgBB pada anak dapat

memusnahkan 90-100% parasit, sedangkan untuk cacing tambang belum

ditemukan dosis yang optimal.

e. Mebendazol

Mebendazol sangat efektif untuk mengobati infestasi cacing gelang,

cacing kremi, cacing tambang, dan T.trichiura, maka berguna untuk

mengobati infestasi campuran cacing-cacing tersebut.

Mebendazol menyebabkan kerusakan sturktur subseluler dan

menghambat sekresi asetilkolinesterase cacing. Obat ini juga

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B17

Page 18: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

menghambat ambilan glukosa secara ireversibel sehingga terjadi

pengosongan glikogen pada cacing. Cacing akan mati secara perlahan-

lahan dan hasil terapi yang memuaskan baru Nampak setelah 3 hari

pemberian obat. Tetapi, larva yang sudah matang tidak dipengaruhi oleh

mebendazol.

Mebendazol tersedia dalam bentuk tablet 100 mg dan sirop

10mg/ml. Dosis pada anak dan dewasa sama yaitu 2 x 100 mg sehari

selama 3 hari berturut-turut untuk askarlasis, trikuris, dan infestasi cacing

tambang. Bila perlu pengobatan ulang, dapat diberi 3 minggu kemudian.

f. Niklosamid

Niklosamid terutama efektif terhadap cacing pita (cestoda) obat ini

juga efektif terhadap E.granulosus pada anjing dan manusia, E.

vermicularis juga dipengaruhi oleh obat ini.

Pada konsentrasi rendah, niklosamid merangsang ambilan oksigen

oleh H. diminuta, sedangkan pada kadar yang lebih tinggi menghambat

respirasi dan ambilan glukosa. Efek niklosamid mungkin terjadi dengan

cara menghambat fosforilasi anaerobic ADP yang merupakan proses

pembentukkan energy pada cacing. Cacing yang dipengaruhi akan

dirusak sehingga sebagian skoleks dan segmen dicerna dan tidak dapat

ditemukan lagi dalam tinja.

Niklosamid tersedia dalam bentuk tablet kunyah 500 mg yang harus

dimakan dalam keadaan perut kosong. Untuk orang dewasa diperlukan

dosis tunggal 2 gram, sedangkan untuk anak dengan berat badan lebih

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B18

Page 19: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

dari 34 kg; 1,5 gram dan anak dengan berat badan antara 11-34 kg ; 1

gram.

g. Niridazol

Obat ini berefek menyebabkan terbentuknya metabolit niridazol

yang menekan reaksi imun selular.

Dosis untuk sistosomiasis pada orang dewasa dan anak adalah 25

mg/kgBB terbagi dalam 2 pemberian, selama 5-7 hari. Obat ini belum

terdapat dipasaran Indonesia.

h. Oksamnikuin

Cara kerja obat ini belum diketahui, tetapi pada pengobatan dengan

oksamnikuin cacing akan berpindah dari pembuluh mesenterika ke hati

dalam beberapa hari. Kemudian cacing betina yang berhasil tetap hidup

akan kembali ke pembuluh mesenterika tanpa jantannya dan tidak

bertelur. Cacing jantan menetap di hati, sebagian besar akan mati.

Di Brasil dianjurkan dosis tunggal 12-15 mg/kgBB; untuk anak

dengan berat badan kurang dari 30 kg dosisnya 20 mg/kgBB diberikan

dalam 2 kali dengan interval 2-8 jam. Di Afrika dianjurkan dosis total 15-60

mg/kgBB yang diberikan dalam 1-3 hari.

i. Piperazin

Piperazin menyebabkan blockade respon otot cacing terhadap

asetilkolin sehingga terjadi paralisis dan cacing mudah dikeluarkan oleh

peristaltic usus. Cacing biasanya keluar 1-3 hari setelah pengobatan dan

tidak diperlukan pencahar untuk mengeluarkan cacing itu.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B19

Page 20: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Diduga cara kerja piperazin pada otot cacing dengan mengganggu

permeabilitas membran sel terhadap ion-ion yang berperan dalam

mempertahankan potensial istirahat, sehingga menyebabkan

hiperpolarisasi dan supresi impuls spontan, disertai paralisis.

Piperazin sitrat tersedia dalam bentuk tablet 250 mg dan sirop 500

mg/5 ml, sedangkan piperazin tartat dalam tablet 250 mg dan 500 mg.

Dosis dewasa pada askariasis adalah 3,5 g sekali sehari. Dosis pada anak

75 mg/kgBB (maksimum 3,5 g) sekali sehari. Obat diberikan 2 hari

berturut-turut.

Untuk cacing kremi dosis dewasa dan anak adalah 65 mg/kgBB

(maksimum 2,5 g) sekali sehari selama 7 hari. Terapi hendaknya dilulangi

sesudah 1-2 minggu.

j. Pirantel pamoat

Pirantel pamoat terutama digunakan untuk memberantas cacing

gelang, cacing kremi dan cacing tambang. Pirantel pamoat dan analognya

menimbulkan depolarisasi pada otot cacing dan meningkatkan frekuensi

impuls, sehingga cacing mati dalam keadaan spastis. Pirantel pamoat juga

berefek menghambat enzim kolinesterase.

Pirantel pamoat tersedia dalam bentul sirop berisi 50 mg pirantel

basa/ ml serta tablet 125 dan 250 mg. Dosis tunggal yang dianjurkan 10

mg/kgBB, dapat diberikan setiap saat tanpa dipengaruhi oleh makanan

atau minuman.

k. Prazikuantel

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B20

Page 21: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Pada kadar efektif rendah, menimbulkan peningkatan aktivasi otot

cacing, karena hilangnya Ca ion intrasel sehingga timbul kontraktur dan

paralisis spastic yang sivatnya reversible yang mungkin mengakibatkan

terlepasnya cacing dari tempatnya yang normal pada hospes dari vena

mesentrika dan masuk ke hati. Pada dosis terapi yang lebih tinggi

prazikuantel mengakibatkan vakuolisasi dan vesikulasi tegumen cacing,

sehingga isi cacing keluar, mekanisme pertahanan tubuh hospes dipacu

dan terjadi kehancuran cacing.

Praziquantel harus diminum dengan air sesudah makan dan tudak

boleh dikunyah karena rasanya pahit.

Obat ini merupakn obat terpilih untuk 3 jenis skistosoma. Dosis

yang dianjurakan adalah 3 kali sehari 20 mg/kgBB se,ama 1 hari.

l. Tetrakloroetilen

Obat ini menyebabkan kelumpuhan pada cacing sedemikan

sehingga dapat terlepas dari tempat menempelnya di mukosa usus dan

kemudian dikeluarkan dengan pencahar dalam keadaan hidup sebelum

sempat melekat kembali pada usus.

Obat ini diberikan oral dengan dosis tunggal 0,12 mg/kgBB dengan

maksimum 5 ml, sebaiknya diberikan diet tinggi karbohidrat, protein dan

rendah lemak sebelum pemberian obat. Malam hari sebelum makan obat,

diberikan diet lunak. Pada pagi hari berikutnya obat diberikan pada waktu

perut kosong. Pada umumnya dosis tunggal dapat mengeluarkan

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B21

Page 22: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

sebagian besar cacing, tetapi terapi ulangan dua kali atau lebih dengan

interval 4 hari biasanya diperlukan untuk pembasmian total.

m. Tiabendazol

Obat ini menghambat enzim asetilkolinesterase cacing dan

menyebabkan kematian cacing. Yang menarik obat ini dapat membunuh

larva. Tiabendazol juga memiliki efek imunosupresi. Efek antiinflamasi

obat ini turut berperan dalam meringankan gejala-gejala penyakit cacing.

Dosis standar yang dianjurkan 2 x 25 mg/kgBB ( maksimum 1 ½

gram). Pemberian obat sehabis makan dan preparat berbentuk tablet,

hendaknya dikunyah dengan baik.

n. Albendazol

Obat ini diserap cepat oleh usus. Dimetabolisir terutama menjadi

albendazol sulfoksida dalam urin dapat dimonitor dan menjadi pegangan

untuk menentukan dosis obat.

Obat ini bekerja dengan cara memblokir pengambilan glukosa oleh

larva maupun cacing dewasa sehingga persediaan glikogen menurun dan

pembentukan ATP berkurang, akibatnya parasitt (cacing) akan mati. Dosis

terapi pada orang dewasa 5 mg/kgBB.

o. Ivermektin

Cara kerja obat ini yakni memperkuat peranan GABA pada proses

transmisi disaraf tepi, sehingga cacing mati pada keadaan paralisis. Dosis

tunggal sebesar 200 mcg/kgBB, obat ini efektivitasnya setara dengan

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B22

Page 23: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

dietilkarbamazin dalam hal memberantas microfilaria dijaringan kulit dan

rongga mata bagian depan, tetapi ivermectin kerjanya lebih lambat dan

menyebabkan reaksi sistemik dan reaksi terhadap mata yang lebih ringan.

Penggolongan obat cacing berdasarkan khasiatnya terhadap jenis

cacing yang menginfeksi.

a) Cacing kremi (Oxyuris vermicularis)

Termasuk golongan cacing bulat, masa hidup cacing dewasa tidak

lebih dari 6 minggu. Cacing betina menempatkan telurnya disekitar anus

pada malam hari sehingga menyebabkan rasa gatal.

Dengan garukan, telur cacing akan pindah ke tangan dan dapat

tertelan kembali .Cara penularan yang demikian disebut reauto infeksi.

Obat yang sesuai adalah mebendazol (obat pilihan untuk semua pasien di

atas 2 tahun) dan piperazin.

b) Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

Termasuk cacing bulat yang dapat mencapai ukuran cukup besar

dan cukup berbahaya karena dapat keluar dari usus, menjalar ke organ-

organ lain bila tidak diobat dengan tepat. Obat pilihan yang paling efectif

adalah levamisol.

c) Cacing pita (Taenia saginata/ Taenia solium/ Taenia lata)

Merupakan cacing pipih beruas-ruas, yang penularannya lewat

daging yang mengandung telur cacing pita karena kurang lama

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B23

Page 24: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

dimasak.Taenia saginata terdapat dalam daging sapi, Taenia solium

terdapat dalam daging babi, Taenia lata terdapat dalam daging ikan.

Taenia sulit dibasmi karena kepala cacing yang memiliki semacam

alat hisap terhunjam dalam selaput lendir usus sehingga sulit kontak

dengan obat dan segmen – segmen (bagian tubuh cacing) yang telah

rusak karena obat, dapat dilepaskan dan cacing kemudian membuat

segmen-segmen baru. Gejala yang tampak disamping gangguan lambung

usus adalah anemia .Obat yang paling banyak digunakan untuk cacing

pita adalah niklosamid dan prazikuantel.

d) Cacing tambang (Ankylostoma duodenale dan Necator

Americanus)

Adalah dua macam cacing tambang yang menginfeksi manusia,

penularannya melalui Larva yang masuk ke dalam kulit kaki yang terluka

cacing tambang hidup pada usus halus bagian atas dan menghisap darah

pada tempat dia menempelkan dirinya di mukosa usus. Seperti cacing

pita, cacing ini menyebabkan anemia karena defisiensi besi. Pengobatan:

mencakup pembasmian cacing sekaligus pengobatan anemia.

Mebendazol merupakan pilihan karena memiliki Spectrum luas dan efektif

terhadap cacing tambang.

e) Filaria

Ditularkan oleh Larva microfilaria dari cacing Wuchereria bancrofti

dan Brugia malay melalui gigitan nyamuk culex. Microfilaria dari cacing

akan membendung getah bening pada kaki dan daerah sekitar kandung

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B24

Page 25: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

kemih sehingga mengakibatkan daerah yang diserang menjadi bengkak

dan besar sehingga keadaan ini disebut elephantiasis.

f) Schistosoma

Adalah sebangsa cacing halus yang ditularkan oleh larva yang

disebut myracidium melalui kulit atau siput yang dimakan manusia.

Schistosoma hematobium dewasa hidup dalam vena saluran kemih

sedangkan Schistosoma mansonii hidup di vena kolon. Schistosoma

japonicum tersebar lebih luas dalam saluran cerna dan sistem porta.

Gejala penyakit tergantung pada tempat yang terinfeksi , bisa gatal –

gatal, kulit kemerahan, diare berlendir, hematuria dan lain – lain. Obat

pilihan Frazikuantel efektif terhadap semua jenis schistosoma.

g) Cacing benang (Strongiloides stercularis)

Ditularkan melalui kulit oleh larva yang berbentuk benang dan hidup

dalam usus. Larva yang dihasilkan dapat menembus dinding usus dan

menyusup ke jaringan, menimbulkan siklus auto infeksi. Obat pilihan :

Tiabendazol, obat alternatif : albendazol. Invermectin merupakan obat

alternatif yang paling efektif untuk infeksi kronis.

2. Obat Tradisonal

Selain dengan obat modern, masyarakat juga mengenal bahan

alami yang bisa digunakan untuk melawan cacing. Efektivitasnya pun tak

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B25

Page 26: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

kalah dibandingkan dengan obat farmasi. Sayangnya, obat-obat alami tadi

secara ilmiah belum terbukti dengan pasti. Kalaupun penelitian telah

dilakukan, biasanya masih sangat terbatas dan kurang mendalam.

a. Bangle

(Zingiber purpureum Roxb.)

Sinonim :

Zingiber cassumunar, Roxb.

Familia :

Zingiberaceae

Nama Lokal :

Panglai (Sunda), bengle (Jawa), pandhiyang (Madura).; mugle, bengle,

bungle, baglai, baniai, banglai, bunglai,; Bangle, kunit bolai, kunyit bolai

(Sumatera), banggele (Bali),; Bale, panini, manglai, manguiai, bangerei,

wangelei, walegai,; kukuniran, kukundiren, unin makei, unin pakei, bangle,

bongle.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Demam, Sakit kepala, Batuk, Perut nyeri, masuk angin, sembelit; Sakit

kuning, Cacingan, Reumatik, Ramuan jamu, kegemukan; Mengecilkan

perut setelah melahirkan.

Sifat Kimiawi Dan Efek Farmakologis:

Rimpang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan agak pedas.

Penurun panas (anti piretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak

(expectorant), pembersih darah, pencahar (laksan), obat cacing

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B26

Page 27: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

(vermifuge). Kandungan Kimia: Rimpang: minyak atsiri (sineol, pinen),

damar, pati, tanin.

b. Temu Hitam

(Curcuma aeruginosa Roxb.)

Familia :

Zingiberaceae

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: temu erang, t. itam (Melayu). Jawa: koneng

hideung (Sunda), temu ireng (Jawa). Nusa Tenggara: temo ereng

(Madura), temu ireng (Bali). Sulawesi: tamu leteng (Makasar), temu lotong

(Bugis). NAMA asing Ezhu (C). NAMA SIMPLISIA Curcumae aeruginosae

Rhizoma (rimpang temu hitam).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rimpang rasanya pahit, tajam, dan sifatnya dingin. Berkhasiat peluruh

kentut (karminatif), peluruh dahak, meningkatkan nafsu makan (stomakik),

anthelmintik, dan pembersih darah setelah melahirkan atau setelah haid.

Komposisi :

Rimpang temu hitam mengandung minyak asiri, tanin, kurkumol,

kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, germakr

on, a, ß, g-elemene, linderazulene, kurkumin, demethyoxykurkumin,

bisdemethyoxykurkumin.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B27

Page 28: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

C. Wortel

(Daucus carota, Linn.)

Sinonim : Daucus carota, Linn.

Familia :

Apiaceae

Nama Lokal :

Carrot (Inggris), Carotte (Perancis), Bortel (Belanda); Wortel (Indonesia),

Bortol (Sunda), Wortel, Ortel (Madura); Wortel, Wortol, Wertol, Wertel,

Bortol (Jawa);

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kejang Jantung, Eksim, Cacing Kremi, Mata minus;

Kandungan Kimia :

Wortel (Daucus carota) mempunyai nilai kandungan Vitamin A yang tinggi

yaitu sebesar 12000 SI. Sementara komposisi kandungan unsur yang lain

adalah kalori sebesar 42 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,3 gram, hidrat

arang 9,3 gram, kalsium 39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram,

vitamin B 1 0,06 miligram, dan vitamin C 6 miligram. Komposisi di atas

diukur per 100 gram.

d. Delima

(Punica granatum L.)

Sinonim :

Malum granatum Rumph.

Familia :

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B28

Page 29: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Punicaceae.

Nama Lokal :

Sumatera: glima (Aceh), glimeu mekah (Gayo), dalimo (Batak). Jawa:

gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), dhalima (Madura). Nusa Tenggara:

jeliman (Sasak), talima (Bima), dila dae lok (Roti), lelo kase, rumau

(Timor). Maluku: dilimene (Kisar). NAMA ASING Shi liu (C), granaatappel

(B), grenadier (P), granatbaum (J), luru (V), thap thim (T), granada (Tag.),

pomegranate (I). NAMA SIMPLISIA Granati Cortex (Wit kayu delima),

Granati Pericarpium (Wit buah delima).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sewaktu panen, buah dikumpulkan. Bijinya dikeluarkan, lalu kulitnya

dijemur sampai kering. Sebelum digunakan, dapat disimpan dalam wadah

yang tertutup baik. Kulit buah rasanya asam, pahit, sifatnya hangat,

astringen, beracun (toksik). Berkhasiat menghentikan perdarahan

(hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare, dan antivirus.

Kulit buah dan bunganya merupakan astringen kuat. Rebusan keduanya

bisa menghentikan perdarahan. Kulit kayu dan kulit akar mempunyai bau

lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh dahak, vermifuga,

pencahar, dan astringen usus. Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid.

Daging buah (daging pembungkus biji) berkhasiat penyejuk, peluruh

kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak berracun, berkhasiat pereda demam,

antitoksik, melumas paru, dan meredakan batuk. Kulit akar berkhasiat

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B29

Page 30: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

peluruh cacing usus. Kulit buah menghambat pertumbuhan basil typhoid.

Kulit buah dapat mengendalikan penyebaran infeksi virus polio, virus

herpes simpleks, clan virus HIV.

Komposisi :

Kulit buah (shi liu pi) mengandung alkaloid pelletierene, granatin, betulic

acid, ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin, resin, triterpenoid, kalsium

oksalat, dan pati. Kulit akar dan kulit kayu mengandung sekitar 20%

elligatanin dan 0,5--1% senyawa alkaloid, antara lain alkaloid pelletierine

(C8H14N0), pseudopelletierine (C9H15N0), metilpelletierine (C8H14NO.CH3),

isopelletierine (C8H15N0), dan metilisopellettierine (C9H1,N0). Daun

mengandung alkaloid, tanin, kalsium oksalat, lemak, sulfur, peroksidase.

Jus buah mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa,

maltosa, vitamin (A, C), mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium,

natrium, dan kalium), dan tanin. Alkaloid pelletierine sangat toksik dan

menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing keremi.

Kulit buah dan kulit kayu juga astringen kuat sehingga digunakan untuk

pengobatan diare.

e. Bawang Putih

(Allium sativum, Linn.)

Familia :

Liliaceae

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B30

Page 31: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Nama Lokal :

Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang

Bodas (Sunda), Bawang handak (Lampung); Kasuna (Bali), Lasuna pute

(Bugis), Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu

(Timor);

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Hipertensi, Asma, Batuk, Masuk angin, Sakit kepala, Sakit kuning; Sesak

nafas, Busung air, Ambeien, Sembelit, Luka memar, Abses; Luka benda

tajam, digigit serangga, Cacingan, Sulit tidur (Insomnia);.

Kandungan Kimia :

Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung : - protein sebesar 4,5 gram. -

lemak 0,20 gram, - hidrat arang 23, 1 0 gram, - vitamin B 1 0,22 miligram, -

vitamin C 1 5 miligram, - kalori 95 kalori, - posfor 134 miligram, - kalsium 42

miligrain. - besi 1 miligram dan - air 71 gram. Di samping itu dari beberapa

penelitian umbi bawang putih mengandung zat aktif awcin, awn, enzim alinase,

germanium, sativine, sinistrine, selenium, scordinin, nicotinic acid.

f. Melati

(Jasminum sambac, Ait.)

Familia :

Oleranceae

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B31

Page 32: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Nama Lokal :

Jasmine (Inggris), Jasmin (Perancis), Yasmin (Arab); Melati (Indonesia),

Melur (Jawa), Malati (Sunda); Malate (Madura), Menuh (Bali);

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kelebihan ASI, Sakit mata, Demam, Sakit Kepala, Sesak Napas;

Kandungan Kimia :

Melati mengandung senyawa-senyawa unsur kimia yang besar

manfaatnya untuk pengobatan. Kandungan kimia yang ada tersebut

antara lain indol, benzyl, livalylacetaat.

g. Tanaman Benalu Teh (Scurrula atropurpurea [BL]. Dans.)

Nama umum/dagang : Kemladean

Nama daerah :

Pasilan (Melayu), Mangandeuh (Sunda), Kemladean (Jawa) dan Benalu

(Indonesia)

Kandungan Kimia:

Daun dan batang mengandung saponin, tannin, alkaloid, flavonoid,

glikosida, dan triterpen.

Khasiat :

Benalu teh berkhasiat sebagai obat sakit kuning (Anonim, 1997),

antikanker, mengobati tumor, amandel dan campak, dan dapat

meningkatkan sistem imun.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B32

Page 33: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

h. Kunyit (Curcuma longa  Linn.)

Nama Daerah :

Kunyit mempunyai berbagai nama daerah yang

berbeda-beda diantaranyaL :

Sumatra : Kakunye (Enggano), Kunyet (Adoh),

Kuning (Gayo), Kunyet (Alas), Hunik (Batak), Odil

(Simalur), Undre, (Nias), Kunyit (Lampung), Kunyit

(Melayu) ; Jawa : Kunyir (Sunda), Kunir (Jawa Tengah), Temo koneng

(Madura) ; Kalimantan : Kunit (Banjar), Henda (Ngayu), Kunyit (Olon

Manyan), Cahang (Dayak Panyambung), Dio (Panihing), Kalesiau

(Kenya), Kunyit (Tidung) ; Nusa Tenggara : Kunyit (Sasak), Huni (Bima),

Kaungi (Sumba Timur), Kunyi (Sumba Barat), Kewunyi (Sawu), Koneh,

(Flores), Kuma (Solor), Kumeh (Alor), Kunik (Roti), Hunik kunir (Timor) ;

Sulawesi : Uinida (Talaud), Kuni (Sangir), Alawaha (Gorontalo), Kolalagu

(Buol), Pagidon (Toli-toli), Kuni (Toraja), Kunyi (Ujungpandang), Kunyi

(Selayar), Unyi (Bugis), Kuni (Mandar) ; Maluku : Kurlai (Leti), Lulu malai

(Babar), Ulin (Tanimbar), Tun (Kayi), Unin (Ceram), Kunin (Seram Timur),

Unin, (Ambon), Gurai (Halmanera), Garaci (Ternate) ; Irian : Rame

(Kapaur), Kandeifa (Nufor), Nikwai (Windesi), Mingguai (Wandamen), Yaw

(Arso).

Nama asing : turmeric

Sinonim : Curcuma domestica Val.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B33

Page 34: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Kandungan Kimia dan Manfaat

Kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah

sebagai berikut :

a. zat warna kurkuminoid yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid

3-4% yang terdiri dari Curcumin, dihidrokurkumin, desmetoksikurkumin

dan bisdesmetoksikurkumin.

b. Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan

fenilpropana turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta

turmeron), kurlon kurkumol, atlanton, bisabolen, seskuifellandren,

zingiberin, aril kurkumen, humulen.

c. Arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin dan dammar

d. Mineral yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium,

timbal, seng, kobalt, aluminium dan bismuth.

Manfaat tumbuhan :

Bagian yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah rimpang; untuk,

antikoagulan, antiedemik, menurunkan tekanan darah, obat malaria, obat

cacing, obat sakit perut, memperbanyak ASI, stimulan, mengobati

keseleo, memar dan rematik. Kurkuminoid pada kunyit berkhasiat sebagai

antihepatotoksik (Kiso et al., 1983) enthelmintik, antiedemik, analgesic.

Selain itu kurkumin juga dapat berfungsi sebagai antiinflamasi dan

antioksidan (Masuda et al., 1993). Menurut Supriadi, kurkumin juga

berkhasiat mematikan kuman dan menghilangkan rasa kembung karena

dinding empedu dirangsang lebih giat untuk mengeluarkan cairan

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B34

Page 35: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

pemecah lemak. Minyak atsiri pada kunyit dapat bermanfaat untuk

mengurangi gerakan usus yang kuat sehingga mampu mengobati diare.

Selain itu, juga bisa digunakan untuk meredakan batuk dan antikejang.

i. Pinang

(Areca catechu L.)

Sinonim : A. hortensis, Lour.

Familia :

Arecaceae

Nama Lokal :

Jambe, penang, wohan (Jawa). pineng, pineung, pinang,; Batang mayang,

b. bongkah, b. pinang, pining, boni (Sumtra); Gahat, gehat, kahat, taan,

pinang (Kalimanantan). alosi; mamaan, nyangan, luhuto, luguto, poko

rapo, amongon.(Sul.); Bua, hua, soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku). bua,

winu,;

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Cacingan, Perut kembung, Luka, Batuk berdahak, Diare, Kudis; Koreng,

terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria, difteri; Tidak nafsu makan,

Sembelit, Sakit pinggang, gigi dan gusi.

Sifat Kimiawi Dan Efek Farmakologis:

Biji: Pahit, pedas, hangat. Obat cacing (anthelmintic), peluruh kentut

(antiflatulent), peluruh haid, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak,

memperbaiki pencernaan, pengelat (astringen), pencahar (laksan). Daun:

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B35

Page 36: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Penambah napsu makan. Sabut: Hangat, pahit. Melancarkan sirkulasi

tenaga, peluruh kencing, pencahar.

Kandungan Kimia:

Biji mengandung 0,3-0,6% alkaloid, seperti Arekolin (C8 H13 NO2),

arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine. Selain itu juga

mengandung red tanin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic,

caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji segar mengandung kira-

kira 50% lebih banyak alkaloid, dibandingkan biji yang telah diproses.

Arekolin: Obat cacing dan berkhasiat sebagai penenang.

Ramuan Tradisional Untuk Kecacingan

Ramuan Tanaman obat Herbal cacingan 1 :

25 gram bangle, 25 gram temu hitam, 10 gram biji ketumbar, dan 5

buah tangkai daun sirih (diiris-iris tipis) direbus dengan 600 cc air

hingga tersisa 300 cc kemudian diminum selagi hangat, untuk 2 kali

minum.

Pemakaian : Konsumsi secara teratur 2 kali sehari.

Ramuan Tanaman obat Herbal cacingan 2 :

1 buah mengkudu yang sudah masak dibersihkan lalu ditumbuk halus.

Campurkan dengan 10 gram parutan kunyit. Seduh dengan 1 gelas

air hangat. Masukkan 10 gram gula aren.

Pemakaian : Konsumsi secara teratur 2 kali sehari.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B36

Page 37: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Ramuan Tanaman obat Herbal cacingan 3 (Khusus untuk Cacing

Kremi):

1 pilah daun pepaya dan 15 gram akar pohon bunga melati direbus

dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, kemudian airnya diminum

selagi hangat.

Pemakaian : Konsumsi secara teratur 2 kali sehari.

Ramuan Tanaman obat Herbal cacingan 4 (Khusus untuk Cacing

Kremi):

3 butir bawang putih, 30 gram akar pepaya, dan gula merah

secukupnya (dipotong-potong) direbus dengan 600 cc air hingga

tersisa 300 cc. Airnya diminum selagi masih hangat, untuk dua kali

minum.

Pemakaian : Konsumsi secara teratur 2 kali sehari.

Ramuan Tanaman obat Herbal cacingan 5 (Khusus untuk Cacing

Gelang):

2 sendok makan biji pepaya yang sudah dikeringkan digiling hingga

menjadi bubuk, diseduh dengan ½ gelas air, tambahkan madu

secukupnya, diaduk hingga rata, kemudian diminum.

Pemakaian : Konsumsi secara teratur 2 kali sehari.

Ramuan Tanaman obat Herbal cacingan 6 :

3 gram benalu teh dan 4 gram rimpang temu giring dicuci bersih,

dihaluskan dengan cara diblender atau ditumbuk. Tambahkan air

secukupnya.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B37

Page 38: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Pemakaian : Minum ¼ gelas setiap hari.

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional cacingan 7 :

¼ butir buah kelapa dan 1 buah wortel diparut, lalu campur dengan

segelas air. Setelah itu, peras dan saring.

Pemakaian : Minum pada malam hari menjelang tidur.

Ramuan tanaman  Obat Herbal Tradisional cacingan 8 :

7 gram akar delima kering diccuci,dipotong-potong, lalu direbus

dengan satu gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring.

Pemakaian : minum sekaligus.

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional cacingan 9 :

15 gram kulit delima kering, 15 gram serbuk biji pinang, dan 3 gelas

air bersih direbus hingga mendidih dengan api kecil selama 1 jam.

Setelah dingin, saring.

Pemakaian : Minum sekaligus sebelum makan pagi.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B38

Page 39: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

BAB III

PENUTUP

Cacingan adalah jenis infeksi yang disebabkan karena adanya

cacing yang mengambil makanan yang berisi banyak sari makanan

dalam usus manusia.

Infeksi cacing umumnya terjadi melalui mulut, adakalanya langsung

melalui luka dan kulit (cacing tambang dan benang), atau lewat

telur (kista) atau larvanya, yang ada dimana-mana di atas tanah.

Gejala-gejala cacingan antara lain: Perut buncit, gatal-gatal sekitar

anus, muntah ada cacing,, cacing dalam kotoran, anemia atau

kurang darah, penyumbatan usus, nafsu makan hilang, berat badan

menyusut, diare / sembelit / nyeri perut.

Jenis Infeksi Cacing yaitu : Cacing kremi , Cacing gelang, Cacing

Cambuk, Cacing tambang , Cacing benang, Cacing pita, Cacing

pipih dan filariasis.

Pencegahan penyakit cacing yaitu dengan penjagaan higienitas

sehari-hari mulai lingkungan sekitar, tempat bermain anak, anjuran

mencuci tangan dengan sabun, memakai alas kaki bila keluar

rumah hingga kebersihan makanan sehari-hari seperti pencucian

sayuran dan cara memasak yang benar.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B39

Page 40: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Obat-obat penyakit cacing : Mebendazol, tiabendazol, albendazol,

piperazin, dietilkarbamazin, pirantel, oksantel, levamisol,

praziquantel, niklosamida, ivermectin

Obat Tradisional yaitu : Bangle, Temu hitam, Ketumbar, Daun sirih,

Pepaya, Kunyit, Bawang putih, Benalu, Temu giring, Mengkudu,

Kelapa.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B40

Page 41: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

DAFTAR PUSTAKA

1. Mycek, Mary J. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2. Widya Medika. Jakarta. 2001

2. Anonim. Herbal Indonesia Berkhasiat. PT. Trubus Swadaya. Jakarta

3. Ganiswarna, Sulistia G. Farmakologi Dan Terapi edisi 4. Bagian Farmakologi Fak.Kedokteran UI. Jakarta. 1995

4. Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat. Puspa Swara. Jakarta. 2003

5. Tan,T, H. Swamedikasi. Direktur Jendral POM Depkes Jakarta. 1993

6. Komposisi Manfaat Dan Resiko Obat Cacing. http://pusatmedis.com/komposisi   manfaat   dan   resiko   obat   cacing_583.ht m. Diakses tgl 18 Sept 2011

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B41

Page 42: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

HASIL DISKUSI

1. Dewi Damayanti

Apakah penggunaan obat cacing bias digunakan dalam 3 bulan

sekali ?

Apakah semua jenis cacing, pengobatan tradisionalnya berasal dari

tanaman yang sama ?

Jawab : (YULLIYANI MAHMUD)

Pengobatan kecacingan harus 6 bulan sekali, untuk 3 bulan sekali

bisa diberikan pengobatan jika masih terlihat tanda dan gejala pada

penderita yang mengalami kecacingan.

Untuk obat herbal bisa semua jenis cacing. Kecuali ada beberapa

ramuan dikhususkan untuk jenis cacing tertentu, misalnya :

Ramuan Tanaman obat Herbal (Khusus untuk Cacing Kremi):

3 butir bawang putih, 30 gram akar pepaya, dan gula merah

secukupnya (dipotong-potong) direbus dengan 600 cc air hingga

tersisa 300 cc. Airnya diminum selagi masih hangat, untuk dua kali

minum. Pemakaian : Konsumsi secara teratur 2 kali sehari.Ramuan

Tanaman obat Herbal cacingan (Khusus untuk Cacing Gelang):

2 sendok makan biji pepaya yang sudah dikeringkan digiling hingga

menjadi bubuk, diseduh dengan ½ gelas air, tambahkan madu

secukupnya, diaduk hingga rata, kemudian diminum. Pemakaian :

Konsumsi secara teratur 2 kali sehari.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B42

Page 43: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

2. Vinzy

Apakah makanan jepang (setengah matang) dapat menyebabkan

kecacingan ?

Jawab : (JERPI SIJABAT)

Makanan jepang yang biasanya setengah mentah, menyebabkan telur

atau bahkan cacing yang berada dimakanan tidak mati (pengolahan

makanan tidak sempurna). Sehingga, ketika kita mengkonsumsi

makanan tersebut telur ataupun cacing dapat tinggal didalam tubuh

kita sebagai parasit bagi manusia.

3. Rocky A. Hundo

Apakah hubungan antara anemia dan kecacingan ?

Jawab : (JERPI SIJABAT)

Pada penderita kecacingan salah satu gejalanya adalah anemia, hal ini

disebabkan karena cacing yang berada didalam tubuh kita masuk ke

pembuluh darah dan mengambil sari makanan dari darah penderita

selanjutnya menyebabkan penderita tersebut mengalami anemia.

4. Wa Ode Israwaty

Mengapa orang kecacingan perutnya buncit ?

Apakah sama cacing yang dijadikan obat dengan cacing yang

menyebabkan penyakit ?

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B43

Page 44: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Jawab : (YULLIYANI MAHMUD)

Salah satu tanda / cirri orang kecacingan adalah perut buncit. Hal

ini disebabkan karena cacing yang hidup didalam usus manusia,

menyerap sari-sari makanan yang terdapat dalam perut manusia.

Cacing memerlukan protein sebagai makanan, salah satunya

albumin. Albumin merupakan zat penyusun dari plasma, ketika

albumin diambil, kondisi plasma menjadi tidak stabil sehingga

keseimbangan cairan plasma tidak terjadi, menyebabkan cairan

plasma keluar dari dalam sel dan menumpuk. Penumpukkan cairan

plasma inilah yang menyebabkan perut membuncit jika kecacingan.

Cacing yang dijadikan obat (misalnya obat typus yang diolah /

diblender) berbeda dengan cacing yang menyebabkan penyakit.

Perbedaannya adalah, cacing yang dijadikan obat merupakan

cacing yang telah mengalami pengolahan terlebih dahulu menjadi

ekstrak herbal misalnya dengan diblender, sedangkan cacing yang

menyebabkan kekacingan, cara masuk ke dalam tubuh melalui

tangan atau telapak tangan/kaki sebagi telur cacing yang pecah

ketika berada dalam usus.

5. La Ode Syahrul

Apakah setiap jenis cacing, mempunyai jenis obat berbeda?

Bagaimana cara membedakan jenis cacing yang menginfeksi tubuh

manusia?

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B44

Page 45: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Jawab ; (DUY NINGSI)

Setiap jenis cacing mempunyai obat masing-masing. Bisa

berbeda bisa juga tidak. Misalnya :

a) Cacing kremi (Oxyuris vermicularis)

Termasuk golongan cacing bulat, masa hidup cacing dewasa

tidak lebih dari 6 minggu. Cacing betina menempatkan

telurnya disekitar anus pada malam hari sehingga

menyebabkan rasa gatal. Dengan garukan, telur cacing akan

pindah ke tangan dan dapat tertelan kembali .Cara penularan

yang demikian disebut reauto infeksi. Obat yang sesuai adalah

mebendazol (obat pilihan untuk semua pasien di atas 2 tahun)

dan piperazin.

b) Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

Termasuk cacing bulat yang dapat mencapai ukuran cukup

besar dan cukup berbahaya karena dapat keluar dari usus,

menjalar ke organ-organ lain bila tidak diobat dengan tepat.

Obat pilihan yang paling efectif adalah levamisol.

c) Cacing pita (Taenia saginata/ Taenia solium/ Taenia lata)

Merupakan cacing pipih beruas-ruas, yang penularannya lewat

daging yang mengandung telur cacing pita karena kurang

lama dimasak.Taenia saginata terdapat dalam daging sapi,

Taenia solium terdapat dalam daging babi, Taenia lata

terdapat dalam daging ikan.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B45

Page 46: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

Taenia sulit dibasmi karena kepala cacing yang memiliki

semacam alat hisap terhunjam dalam selaput lendir usus

sehingga sulit kontak dengan obat dan segmen – segmen

(bagian tubuh cacing) yang telah rusak karena obat, dapat

dilepaskan dan cacing kemudian membuat segmen-segmen

baru. Gejala yang tampak disamping gangguan lambung usus

adalah anemia .Obat yang paling banyak digunakan untuk

cacing pita adalah niklosamid dan prazikuantel.

d) Cacing tambang (Ankylostoma duodenale dan Necator

Americanus)

Adalah dua macam cacing tambang yang menginfeksi

manusia, penularannya melalui Larva yang masuk ke dalam

kulit kaki yang terluka cacing tambang hidup pada usus halus

bagian atas dan menghisap darah pada tempat dia

menempelkan dirinya di mukosa usus. Seperti cacing pita,

cacing ini menyebabkan anemia karena defisiensi besi.

Pengobatan: mencakup pembasmian cacing sekaligus

pengobatan anemia. Mebendazol merupakan pilihan karena

memiliki Spectrum luas dan efektif terhadap cacing tambang.

e) Filaria

Ditularkan oleh Larva microfilaria dari cacing Wuchereria

bancrofti dan Brugia malay melalui gigitan nyamuk culex.

Microfilaria dari cacing akan membendung getah bening pada

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B46

Page 47: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

kaki dan daerah sekitar kandung kemih sehingga

mengakibatkan daerah yang diserang menjadi bengkak dan

besar sehingga keadaan ini disebut elephantiasis.

h) Schistosoma

Adalah sebangsa cacing halus yang ditularkan oleh larva yang

disebut myracidium melalui kulit atau siput yang dimakan

manusia. Schistosoma hematobium dewasa hidup dalam vena

saluran kemih sedangkan Schistosoma mansonii hidup di

vena kolon. Schistosoma japonicum tersebar lebih luas dalam

saluran cerna dan sistem porta. Gejala penyakit tergantung

pada tempat yang terinfeksi , bisa gatal – gatal, kulit

kemerahan, diare berlendir, hematuria dan lain – lain. Obat

pilihan Frazikuantel efektif terhadap semua jenis schistosoma.

i) Cacing benang (Strongiloides stercularis)

Ditularkan melalui kulit oleh larva yang berbentuk benang dan

hidup dalam usus. Larva yang dihasilkan dapat menembus

dinding usus dan menyusup ke jaringan, menimbulkan siklus

auto infeksi. Obat pilihan : Tiabendazol, obat alternatif :

albendazol. Invermectin merupakan obat alternatif yang paling

efektif untuk infeksi kronis.

Apabila penderita tidak mengetahui jenis cacing yang

menyerang maka dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B47

Page 48: Kecacingan

Obat Cacing (Anhtelmintik)

karena daya kerja obat cacing kebanyakan tegantung pada jenis

parasitnya.

6. Rosyina

Mengapa semua anggota keluarga harus minum obat cacing ketika

salah satu anggota keluarga mengalami kecacingan ?

Jawab: (AZNY H.DJAFAR)

Pengobatan sebaiknya dianjurkan untuk semua anggota keluarga,

sebab penderita kecacingan khususnya anak-anak biasanya

menggaruk sekitar anus karena kegatalan. Saat tangan mereka

menggaruk, telur cacing menempel pada tangan, dan ketika penderita

memegang atau menyentuh benda-benda didalam rumah (seprei,

bantal, gelas, piring, dll) perpindahan telur cacing ini dapat ditularkan/

terjadi pada anggota keluarga lainnya, sehingga pencegahan perlu

dilakukan.

Oleh Kelompok V (Lima) Apoteker Kelas B48