kebocoran plasma pada dbd

Upload: dhonat-flash

Post on 03-Jun-2018

279 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Kebocoran plasma Pada Dbd

    1/4

    TINJAUAN PUSTAKA

    92 CDK 183/Vol.38 no.2/Maret - April 2011

    Pendahuluan

    Diperkirakan lebih dari 50 juta kasus infeksi

    virus Dengue terjadi tiap tahunnya dengan

    jumlah rawat inap sebesar 500.000 dan angka

    kematian lebih dari 20.000 jiwa di dunia.1

    Tahun 2006 di Indonesia didapatkan laporan

    kasus Denguesebesar 106.425 orang dengan

    tingkat kematian 1,06%.2

    Virus Dengue

    Demam Dengue disebabkan oleh infeksi virusDengue yang termasuk genus virus Flavi. Virus

    Denguedisebarkan melalui vektor utamanya

    nyamukAedes aegypti. Genom virus Dengue

    menyandi 10 produk gen: C (capsid), prM (matrix),

    E (envelope), dan protein-protein nonstruk-

    tural termasuk NS-1, NS-2A, NS-2B, NS-3,

    NS-4A, NS-4B, dan NS-5. Protein E berinter-

    aksi dengan reseptor seluler sehingga mem-

    prakarsai proses masuknya virus, rangkaian

    asam aminonya menentukan aktivitas penetra-

    lisiran antibodi yang menggolongkan virus

    Dengue(DEN) menjadi 4 serotipe: DEN-1, 2, 3

    dan 4.3Protein-protein nonstruktural berfungsi

    dalam replikasi RNA dan pemrosesan protein

    virus. NS-1 satu-satunya dengan bentuk ter-

    larut yang dapat dideteksi dalam sirkulasi.4

    Beberapa protein nonstruktural juga memain-

    kan peran dalam memodifikasi sistem imun,

    seperti NS-2A, NS-2B dan NS-4B yang ber-

    pengaruh pada jalur sinyal interferon 1 dengan

    menginduksi produksi sitokin, NS-5 meng-

    induksi produksi interleuikin 8. NS-3 berfungsi

    ganda dalam aktivitas helicase(melepas rantai

    DNA) danprotease, di mana aktivitasprotea-

    senya memerlukan NS-2B sebagai kofaktor.Dalam replikasi virus, NS-5 berfungsi sebagai

    S-adenosine methyltransferase dan RNA-depen-

    dent RNA polymerase.

    Kebocoran Plasma pada Demam Berdarah DengueRizal

    RS Dr. Oen Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia

    Klinis Dengue

    Di daerah endemik, infeksi kebanyakan terjadi

    di antara anak-anak yang telah terinfeksi se-

    tidaknya sekali di awal dekade hidup. Sebagian

    besar gejala infeksi primer tidak jelas walau-

    pun beberapa berkembang menjadi demam

    tidak khas disertai gejala lain seperti nyeri kepala,

    nyeri retroorbital, nyeri otot, dan kadang per-

    darahan.6 Pada sebagian kecil pasien ber-

    kembang menjadi Demam Berdarah Dengue

    (DBD). Meski klasifikasi klinisnya berbeda,demam Dengue dan DBD kemungkinan besar

    merupakan satu rangkaian proses penyakit yang

    sama dengan hasil perubahan integritas vaskuler

    yang berbeda.4

    Tabel 1mencantumkan definisi demam Dengue

    dan DBD oleh Badan Kesehatan Dunia. Tanda

    DBD adalah adanya kebocoran plasma yang

    dapat memicu hilangnya volume intravaskuler

    dan sirkulasi tak memadai. Kebocoran plasma

    yang lanjut berkorelasi dengan penurunan

    jumlah trombosit.7 Beberapa peneliti meng-

    gunakan foto toraks atau USG berseri untuk

    mendeteksi kebocoran plasma melalui adanya

    akumulasi cairan yang progresif dan signifikan.8

    Perdarahan yang signifikan merupakan wujudklinis lain yang terkait dengan beratnya pe-

    nyakit dan dijumpai lebih sering pada DBD di-

    banding demam Dengue. Juga, kenaikan enzim

    hati dan trombositopenia.9

    Gambar 1.Struktur virus Denguemelalui Mikroskop Krioelektron.5 Gambar 1. Perjalanan klinis demam Dengue dan DBD.

    Didapatkan demam akut dengan duaatau lebih gejala/tanda berikut: nyeri kepala nyeri retro orbital nyeri sendi nyeri otot ruam manifestasi perdarahan leukopenia, dan ada kejadian di lokasi dan waktu yang sama,

    dan telah dikonfirmasi oleh kriteria laboratorium (serologi, isolasi, deteksi genom virus) mendukung sebagai kasus Dengue. Seluruh 4 komponen berikut harus terpenuhi:

    Seluruh 4 komponen berikut harus terpenuhi: Demam atau riwayat panas selama 2-7 hari, adakala bifasik. Kecenderungan perdarahan. Trombositopenia ( 100.000 sel per mm3) Adanya kebocoran plasma dengan manifestasi:1. kenaikan hematokrit 20% di atas rerata usia, seks dan populasi2. penurunan hematokrit setelah intervensi penggantian volume yang setara atau lebih besar dari 20% nilai dasarnya3. tanda-tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites, dan hipoproteinemia. Sindrom Syok Dengue : kasus DBD dengan

    sempitnya tekanan nadi (< 20 mmHg), hipotensi atau tanda syok lain.

    Demam Dengue Demam Berdarah Dengue (DBD)

    Tabel 1.Definisi kasus demam Dengue dan DBD.6

  • 8/12/2019 Kebocoran plasma Pada Dbd

    2/4

    TINJAUAN PUSTAKA

    93CDK 183/Vol.38 no.2/Maret - April 2011

    Perjalanan Klinis DemamDenguedan DBD

    Pada fase febris penderita biasanya meng-

    alami demam tinggi yang mendadak dan

    menetap (gambar 1), dengan manifestasi

    klinis lain seperti nyeri otot, nyeri perut, mual,

    dan muntah.10

    Selama periode ini dapat terjadiberbagai derajat perdarahan, dengan dehidrasi

    berat. Periode febris bisa bertahan antara 2

    hingga 7 hari. Di sekitar periode afebris trombosit

    menurun dan mencapai titik terendah; pada

    DBD dapat terjadi kenaikan permeabilitas

    vaskuler dan kebocoran plasma yang berlang-

    sung hingga 48 jam diikuti resolusi cepat dan

    spontan, kemudian masuk periode konvalesen.

    Gagal fungsi hati dan ensefalopati dapat me-

    nyebabkan syok sekunder yang berkepanjangan.

    Mortalitas biasanya berkenanan dengan lambatnya

    pengenalan dan terapi kebocoran plasma.3

    TerapiDengue

    Observasi ketat tanda perdarahan, kerentan-

    an sirkulasi, dan terapi pendukung yang tepat

    adalah upaya utama mencegah syok hipovo-

    lemik pada kasus Dengue.6Penurunan jumlah

    volume kerap terjadi karena demam, kurangnya

    asupan oral, kebocoran plasma, dan perdarahan.

    Kasus dehidrasi atau penurunan volume intra-

    vaskuler karena kebocoran plasma memerlu-

    kan cairan kristaloid intravena untuk memper-

    tahankan sirkulasi yang efektif selama periode

    kebocoran plasma, disertai pengamatan teliti

    dan cermat secara periodik.12 Koloid dipakai

    bila kurang responsif terhadap kristaloid, namun

    koloid tidak selalu unggul dibanding kristaloid

    untuk tujuan tersebut.13 Transfusi darah di-

    butuhkan bila terdapat perdarahan yang signi-

    fikan. Intervensi cairan yang berlebih dapat

    memicu komplikasi serius seperti edema paru

    dan gagal napas.3

    Faktor Risiko DBD

    Penelitian kohort prospektif di antara anak

    sekolah menunjukkan tingginya risiko DBD

    pada anak dengan infeksi sekunder yang

    mencapai 10 kali atau lebih dibanding yang

    mengalami infeksi primer.14 Virus Dengue

    yang diinkubasi dalam cairan plasma monyet

    rhesus yang imun meningkatkan replikasi virus

    dalam monosit dan sel lain yang rentan, sehingga

    didalilkan bahwa antibodi yang dihasilkan oleh

    paparan pertama salah satu serotipe virus

    Denguebukannya memberi perlindungan ter-

    hadap infeksi kedua dan yang berbeda sero-

    tipenya, sebaliknya bahkan lebih meningkat-

    kan respons virus dan replikasinya.15

    Pada wabah yang meluas biasanya terdapat

    suatu jenis atau serotipe virus Dengue baru,

    hal ini terkait kerentanan imunologis suatu

    populasi terhadap virus tersebut dan virulensi-

    nya yang berperan pada beratnya penyakit.3

    Selain status imun pejamu, beberapa lokusgen juga berkaitan dengan beratnya penya-

    kit, seperti imunitas sel T lokus kelas I dan II

    HLA berhubungan dengan DBD sementara

    yang lain dengan demam Dengue.16 Juga

    dengan polimorfisme genetik seperti TNF-,

    reseptor Fc, TAPs, dan DC-SIGN (Dendritic Cell-

    Specific ICAM-3 Grabbing Non-integrin) yang

    mengikat glikan protein E virus Dengue. 17,18

    Patologi dan Patogenesis

    Pemeriksaan mikroskopik patologi 100 kasus

    Dengueyang fatal menemukan 2 hal utama,

    yakni perdarahan mukosa yang tersebar dan

    edema membran serosa, selain perdarahan di

    berbagai organ, edema perivaskuler dan

    jaringan interstisiel, infiltrasi sel mononuklir

    pada perivaskuler, dan piknosis sel endotel.3

    Antigen Dengue ditemukan di berbagai sel,

    termasuk monosit, Kupffer, makrofag alveoli,

    limfosit darah tepi dan limpa, juga sel endotel

    di hepar dan paru-paru.19 Monosit/makrofag

    dan limfosit merupakan sel-sel utama yang di-

    infeksi oleh virus Dengue.20 Infeksi Dengue

    terhadap sel-sel monosit, makrofag, dan dendrit

    menyebabkan produksi mediator-mediator yang

    mempengaruhi fungsi sel endotel. Monosit

    yang terinfeksi menginduksi perubahan permea-

    bilitas sel-sel endotel umbilikus manusia karena

    terkait dengan pengaruh TNF-.21

    Infeksi Dengue dapat menginduksi maturasi

    sel dendrit.22 Melalui sel dendrit virus Dengue

    dapat memicu ekspresi enzim-enzim matrix

    metalloprotease, MMP-2 dan MMP-9, mening-

    katkan permeabilitas yang berakibat kebocoran

    plasma dan perdarahan. Perlakuan sel-sel endotelumbilikus manusia dengan pembiakan sel-sel

    dendrit yang terinfeksi juga menunjukkan ke-

    naikan permeabilitas, berkaitan dengan turunnya

    respon Platelet Endothelial Cell Adhesion

    Molecule-1,ekspresi VE-cadherin, dan reorgani-

    sasi dari F-actin.23 Isolasi jaringan kulit me-

    nunjukkan bahwa sel dendrit dapat pula ter-

    infeksi lokal oleh inokulasi virus Dengue.24

    Aktivitas sel T lebih tinggi pada DBD dibanding

    pada demam Dengue.25; menunjukkan bahwa

    pada infeksi sekunder sel T CD8+ spesifik ber-

    jumlah lebih banyak dari infeksi sebelumnya.

    Sitokin dan kemokin yang diinduksi oleh sel-

    sel T berdampak pada permeabilitas vaskuler

    sebagai penyebab kebocoran plasma DBD.3

    Tingginya risiko DBD pada infeksi sekunder

    memberi gambaran bahwa antibodi dari reaksi

    silang yang tidak menetralisir antigen virus

    sebelumnya, dapat meningkatkan penyerapan

    virus oleh sel pejamu dan akan memicu replikasi-

    nya. Kemudian sistem imun bawaan dan adap-

    tif akan teraktivasi secara intensif. Transfer pasif

    antibodi bergantung pada nitrit oksida dan

    caspase (cysteine-aspartic protease) yang ber-

    peran dalam berbagai peubahan seperti per-

    darahan, koagulopati, kenaikan enzim hepar,

    dan kematian sel endotel.26

    Gambar 2. Imunopatogenesis DBD.

  • 8/12/2019 Kebocoran plasma Pada Dbd

    3/4

    95CDK 183/Vol.38 no.2/Maret - April 2011

    lemah pada beberapa kondisi seperti inflamasi,

    sepsis, iskemia, dan diabetes. Naiknya permea-

    bilitas dapat disertai gangguan nyata pem-

    buluh darah seperti perdarahan, adhesi lekosit,

    formasi trombus mikrovaskuler, syok, dan ke-

    gagalan fungsi organ. Berbeda dengan agen

    lain, histamin, trombin, dan Vascular Endothelial

    Growth Factors(VEGFs) masih dapat mengem-

    balikan kondisi awal permeabilitas sehingga tidak

    mempengaruhi kelangsungan hidup sel endotel

    dan respons fungsional.

    Kenaikan permeabilitas sebenarnya memiliki

    efek positif seperti meningkatnya akses nutrien,

    oksigenasi jaringan, naiknya pasokan lekosit

    ke area inflamasi, dan induksi dari akumulasi

    fibrinogen dan fibrin di dinding pembuluh darah.Tetapi, bila tidak diimbangi dengan reabsorbsi

    cairan limfe, akan timbul edema yang menye-

    babkan iskemi jaringan, akumulasi cairan stroma,

    dan naiknya tekanan interstisiel yang berujung

    pada nekrosis dan gangguan transportasi obat.32

    Permeabilitas endotel diatur oleh pembukaan

    dan penutupan dinamis dari ikatan simpang

    (adherens junctions) sel-sel. Ikatan simpang

    sel-sel ini dibentuk oleh keluarga cadherin

    sebagai protein-protein yang beradhesi, contoh

    Vascular Endothelial(VE)-cadherin. Ekor sito-

    plasma VE-cadherinterdiri darip120-catenin,

    -catenin,dan plakoglobin, terhubung pada

    ikatan simpang sel. -catenindan plakoglobin

    terikat pada -catenin yang berinteraksi dengan

    protein pengikat actin, contohnya F-actin.27

    VE-cadherinsecara ketat mengatur kompleks

    protein yang bergabung dengan sel-sel en-

    dotel dan mencegah emigrasi leukosit dan

    tirisan vaskuler. Pindahnya VE-cadherin dari

    membran sel ke bagian interior sel mampumemicu terjadinya celah antar sel endotel dan

    kenaikan permeabilitas. Pemindahan VE-cadherin

    ini lazimnya dicegah oleh protein lain,p120-

    catenin. Mediator inflamasi seperti VEGF di-

    kenal sebagai penyebab pisahnya p120-

    catenin dan VE-cadherin.30 Infeksi Dengue

    pada sel-sel endotel mengakibatkan penu-

    runan sVEGFR-2 (soluble VEGF Receptor-2)

    dan peningkatan ekspresi membran VEGFR-2;

    tingkat sVEGFR-2 secara progresif menurun

    selama perjalanan penyakit karena korelas-

    inya dengan beban virus dalam plasma.33

    Rekombinasi Slit dapat melemahkan permea-

    bilitas endotel karena sitokin dan endotoksin,

    untuk itu diperlukan efek proteksi reseptor

    Robo4 yang meningkatkan ikatan molekul

    membran sel, VE-cadherin.34

    (Gambar 3).Halini menunjukkan keniscayaan aplikasinya bagi

    pencegahan dan perbaikan kebocoran vaskuler.29

    VaksinDengue

    Protein E Dengue sangat penting bagi pe-

    ngembangan vaksin karena memediasi masuk-

    nya virus dengan berinteraksi pada reseptor

    permukaan sel pejamu dan juga merupakan

    target primer penetralan antibodi. Para peneliti

    berhasil membuat komplemen DNA-RNA virus

    yang infeksius dengan kloningE. coli, sebagaibentuk dasar pengembangan vaksin. Penelitian

    vaksin kini berfokus pada penggunaan vaksin

    tetravalen hidup yang dilemahkan (tetravalent

    live attenuated vaccines), vaksin chimaerainter-

    tipe, dan vaksin rekombinan DNA dengan dasar

    vektor virus flavi dan non virus flavi. Vaksin

    tetravalen hidup telah berhasil memenuhi uji

    klinis tahap 2 karena menunjukkan imunogenik

    dan keamanannya.5,35

    PenutupPredisposisi DBD pada infeksi sekunder yang

    melibatkan sistem imun adaptif dalam pato-

    genesis DBD belumlah dapat ditegaskan

    sepenuhnya. Oleh karena itu, penting untuk

    mengidentifikasi bagian sistem imun yang

    efektif memproteksi atau patologis; hal ini

    membutuhkan model hewan yang dimodifikasi

    secara genetik atau diablasi fungsi mediator-

    mediatornya sehingga dapat mereproduksi

    segi klinis DBD, termasuk kebocoran plasma.

    Wawasan biologi vaskuler dan interaksinya

    antara virus, sistem imun, dan sel endotel

    dalam DBD akan menjadi penentu perkem-

    bangan petanda untuk prediksi dan intervensi

    preventif maupun terapetik atas kondisi ini.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Aktivasi reaksi silang sel-sel T spesifik Dengue

    dapat menurunkan respons pembersihan virus

    dan memicu produksi mediator-mediator pro-

    inflamasi dan vasoaktif.

    Mediator-mediator yang dilepaskan oleh sel-

    sel T dan sel-sel yang terinfeksi berkombinasi

    dengan komplemen yang terakvifasi protein virus

    dan kompleks imun memudahkan peningkatan

    permeabilitas vaskuler (gambar 2). Sel-sel

    yang terinfeksi virus Denguedapat mempro-

    duksi sejumlah sitokin proinflamasi termasuk

    TNF-, IL-6, IL-8, Monocyte Chemoattractant

    Protein-1, dan RANTES. 23,27

    Sejumlah penyelidikan menunjukkan beban

    virus yang lebih tinggi di antara pasien DBD di-banding demam Dengue.27Beban virus men-

    capai puncaknya saat periode febris dan menu-

    run drastis saat afebris. Tingkat NS-1 dijumpai

    lebih tinggi pada kondisi yang lebih berat,

    sesuai dengan perannya dalam mengaktivasi

    komplemen penyebab kebocoran plasma.29

    Antibodi terhadap NS-1 yang terikat sel endo-

    tel dapat memicu apoptosisnya, sementara

    pada trombosit akan memicu aktivasiplatelet.

    Virus Denguejuga berperan mengubah pro-

    duksi faktor koagulasi sel endotel seperti

    naiknya respons plasminogen jaringan, trombo-

    modulin, Protease Activated Receptor-1, tissue

    factor receptor, turunnya respons tissue factor

    inhibitor, dan aktivasi protein C.30

    Paparan primer virus menginduksi respons

    imun humoral (antibodi) dan seluler (sel T).

    Saat infeksi sekunder dengan serotipe lain,

    antibodi (dari reaksi silang sebelumnya) me-

    ngikat virus dan meningkatkan serapan virus

    via reseptor Fc, sehingga replikasi virus dan

    antigen yang mengaktifasi reaksi silang sel-selT spesifik Dengue akan meningkat pula. Virus

    Dengue berpengaruh langsung pada sel endo-

    tel dengan memodulasi molekul permukaan

    sel dan ekspresi reseptor sitokin. Mediator yang

    dilepaskan oleh sel T dan sel-sel yang ter-

    infeksi virus dapat menaikkan permeabilitas

    vaskuler dan koagulopati.3

    Peranan Endotel

    Sel endotel mengontrol lintasan komponen

    plasma dan sel-sel yang bersirkulasi dari darah

    ke jaringan.31 Fungsi ini akan hilang atau me-

  • 8/12/2019 Kebocoran plasma Pada Dbd

    4/4

    DAFTAR PUSTAKA

    1. WHO. Dengue and Dengue haemorrhagic fever. http://www.whoint /mediacentre/

    factsheets/fs117/en/2. WHO. Variable endemicity for DF/DHF in countries of SEA Region. http://www.searo.who.int/en/Section10/Section332_1100.htm3. Srikiatkhachorn A. Plasma leakage in dengue haemorrhagic fever. Thromb Haemost 2009; 102: 1042-10494. Avirutnan P, Punyadee N, Noisakran S, et al. Vascular leakage in severe Dengue virus infections: a potential role for the nonstructural viral protein NS-1 and complement. J. Infect.Dis. 2006; 193: 1078-1088.5. Monath TP. Dengue and Yellow Fever Challenges for the Development and Use of Vaccines. N Engl J Med 2007.357:2222-22256. WHO. Dengue Hemorrhagic Fever: diagnosis, treatment, prevention and control. 2nd ed. WHO; 1997.7. Krishnamurti C, Kalayanarooj S, Cutting MA, et al. Mechanisms of hemorrhage in Dengue without circulatory collapse. Am J Trop Med Hyg 2001; 65: 840-847.8. Srikiatkhachorn A, Krautrachue A, Ratanaprakarn W, et al. Natural history of plasma leakage in Dengue hemorrhagic fever: a serial ultrasonographic study. Pediatr Infect. Dis. J 2007; 26: 283-292.9. Pancharoen C, Rungsarannont A, Thisyakorn U. Hepatic dysfunction in Dengue patients with various severity. J Med Assoc Thai 2002 ; 85 (Suppl 1): S298-301.10. Nimmannitya S. Clinical manifestations of Dengue/Dengue Haemorrhagic Fever.

    Monograph on Dengue/Dengue Haemorrhagic Fever. WHO, New Delhi; 1993; 48-57.11. Nguyen TH, Nguyen TL, Lei HY, et al. Volume replacement in infants with Dengue hemorrhagic fever/Dengue shock syndrome. Am J Trop Med Hyg 2006; 74: 684-691.12. Darmowandowo W. Infeksi Virus Dengue.

    http://www.pediatrik.com/pkb/061022015303-6l9i130.pdf

    13. Wills BA, Nguyen MD, Ha TL, et al. Comparison of three fluid solutions for resuscitation in Dengue shock syndrome. New Engl J Med 2005; 353: 877-889.

    14. Endy TP, Chunsuttiwat S, Nisalak A, et al. Epidemiology of inapparent and

    symptomatic acute Dengue virus infection: a prospective study of primary school children in Kamphaeng Phet, Thailand. Am J Epidemiol 2002; 156: 40-51.15. Halstead SB. In vivo enhancement of Dengue virus infection in rhesus monkeys- by passively transferred antibody. J Infect Dis 1979; 140: 527-533.16. Stephens HA, Klaythong R, Sirikong M, et al. HLA-A and -B allele associations with secondary Dengue virus infections correlate with disease severity and the infecting viral serotype in ethnic Thais. Tissue Antigens 2002; 60: 309-318.17. Tassaneetrithep B, Burgess TH, Granelli-Piperno A, et al. DC-SIGN (CD209) mediates Dengue virus infection of human dendritic cells. J Exp Med 2003; 197: 823-82918. Soundravally R, Hoti SL. Polymorphisms of the TAP 1 and 2 gene may influence clinical outcome of primary Dengue viral infection. Scand J Immunol 2008; 67: 618-625.19. Limonta D, Capo V, Torres G, et al. Apoptosis in tissues from fatal Dengue shock syndrome. J Clin Virol 2007; 40: 50-54.20. Jessie K, Fong MY, Devi S, et al. Localization of Dengue virus in naturally infected human tissues, by immunohistochemistry and in situ hybridization. J Infect Dis 2004; 189: 1411-1418.21. Carr JM, Hocking H, Bunting K, et al. Supernatants from Dengue virus type-2 infected macrophages induce permeability changes in endothelial cell monolayers. J Med Virol 2003; 69: 521-528.22. Ho LJ, Wang JJ, Shaio MF, et al. Infection of human dendritic cells by Dengue

    virus causes cell maturation and cytokine production. J Immunol 2001; 166: 1499-1506.23. Luplertlop N, Misse D. MMP cellular responses to dengue virus infection-induced vascular leakage. Jpn J Infect Dis 2008; 61: 298-301.

    24. Wu SJ, Grouard-Vogel G, Sun W, et al. Human skin Langerhans cells are targetsof Dengue virus infection. Nat Med 2000; 6: 816-820.

    25. Mongkolsapaya J, Dejnirattisai W, Xu XN, et al. Original antigenic sin and apoptosis

    in the pathogenesis of Dengue hemorrhagic fever. Nat Med 2003; 9: 921-927.26. Lin CF, Wan SW, Chen MC, et al. Liver injury caused by antibodies against dengue virus nonstructural protein 1 in a murine model. Lab Invest 2008; 88: 1079-1089.27. Lee YR, Liu MT, Lei HY, et al. MCP-1, a highly expressed chemokine in Dengue haemorrhagic fever/ Dengue shock syndrome patients, may cause permeability change, possibly through reduced tight junctions of vascular endothelium cells. J Gen Virol 2006; 87: 3623-3630.28. Libraty DH, Endy TP, Houng HS, et al. Differing influences of virus burden and immune activation on disease severity in secondary Dengue-3 virus infections. J Infect Dis 2002; 185: 1213-1221.29. Avirutnan P, Punyadee N, Noisakran S, et al. Vascular leakage in severe Dengue virus infections: a potential role for the nonstructural viral protein NS1 and complement. J.Infect.Dis. 2006; 193: 1078-1088.30. Cabello-Gutier rez C, Manjarrez-Zavala ME, Huerta- Zepeda A, et al. Modification of the cytoprotective protein C pathway during Dengue virus infection of human endothelial vascular cells. Thromb Haemost 2009; 101: 916-928.31. Lee WL, Slutsky AS. Sepsis and Endothelial Permeability. N Engl J Med 2010. 363: 689-69132. Dejana, E. Orsenigo F, Lampugnan MG. The Role Aherens Junctions and VE- cadherin in Control of Vascular permeability. JCS 2008; 121(13): 2115-212233. Srikiatkhachorn A, Ajariyakhajorn C, Endy TP, et al. Virus-induced decline in soluble vascular endothelial growth receptor 2 is associated with plasma leakage in dengue hemorrhagic Fever. J Virol. 2007; 81: 1592-1600.34. London NR, Zhu W, Bozza FA, et al. Targeting Robo4-dependent slit signaling to survive the cytokine storm in sepsis and influenza. Sci Transl Med 2010; 2: 23ra19.

    35. Mustafa MMS, Agrawal VK. Dengue Vaccine: The Current Status. MJAFI 2008; 64: 161-164

    96 CDK 183/Vol.38 no.2/Maret - April 2011

    TINJAUAN PUSTAKA

    Gambar 3.Perubahan Permeabilitas Sel Endotel 30