kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan...

58

Upload: hoanglien

Post on 11-Mar-2019

255 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 2: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan

Kebijakan Satu Peta (KSP) atau “One Map Policy” (OMP),

tidak terlepas dengan pelaksanaan JIGN

Page 3: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 4: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di tahun 2010 ketika UKP4

menunjukkan kepada Presiden SBY peta tutupan hutan dari Kementerian Kehutanan dan

Kementerian Lingkungan Hidup yang berbeda.

Peta-peta yang diterbitkan oleh Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan

Hidup menunjukkan cakupan hutan yang berbeda dalam daerah yang sama, sehingga

aneh jika dua kementerian mengeluarkan peta yang berbeda padahal temanya sama yaitu

tutupan hutan. Ini akan berimplikasi terhadap arahan kebijakan atau pengambilan

keputusan yang berbeda terhadap tutupan lahan dan hutan di Indonesia, padahal data

tersebut dibutuhkan untuk pengambilan kebijakan program perubahan iklim yang saat itu

akan dijalankan Indonesia dengan dukungan negara-negara lain.

Page 5: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 6: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 7: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 8: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

Kebijakan Satu Peta, muncul pertama kali sejak Presiden RI Susilo Bambang

Yudhoyono, pada Rapat Kabinet 23 Desember 2010 yaitu:

"Saya ingin hanya satu peta saja sebagai satu-satunya referensi nasional!".

Selain daripada itu di dalam kenyataan penyelenggaraan informasi geospasial terdapat

beberapa kenyataan bahwa:

(1) banyak peta yang dibuat oleh berbagai K/L dengan spesifikasi sesuai kebutuhan

masing-masing,

(2) kebutuhan yang berbeda menyebabkan perbedaan spesifikasi informasi peta

tematik yang dapat menimbulkan kesimpangsiuran informasi, dan

(3) masih diperlukan mekanisme untuk menyatukan keberagaman menuju kesatuan

informasi geospasial dasar dan tematik nasional.

Page 9: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 10: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

Kebijakan Satu Peta pertama kali dilaksanakan dengan dihasilkannya Peta Indikatif

Moratorium/ Penundaan Izin Baru di Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut yang menjadi

lampiran pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 Tentang

Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam

Primer dan Lahan Gambut. Kebijakan ini untuk mendukung kebijakan nasional

menyeimbangkan dan menselaraskan pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan

lingkungan serta upaya penurunan emisi gas rumah kaca yang dilakukan melalui

penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.

Page 11: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 12: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 13: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

“Informasi Geospasial dibutuhkan oleh semua institusipemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas

perencanaan dan pengambilan keputusan di seluruh tingkatandan segala aspek dari pembangunan nasional.”

DUKUNGAN KEBIJAKAN YANG LUGAS DARI PENGAMBIL KEBIJAKAN TERTINGGI TENTANG

PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL

BIG, 2013

Page 14: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

22-23 November 2012

Page 15: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 16: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

Kebijakan Satu peta diperlukan untuk menghindari perbedaan peta, dan untuk memastikan semua

peta tematik mengacu pada standar yang sama dari klasifikasi data dan sistem referensi geospasial.

Sekarang ini, karena kita tidak mempunyai One Map Policy (kebijakan satu peta) sehingga yang terjadi

adalah sebuah tumpang tindih (Jokowi, 2015).

Page 17: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

UNCERTAINTY SITUATIONS: Administrative Boundaries; Spatial Planning; Overlapping of Land Use Permits

Administrative

Boundary Issues

Spatial

Planning

Issues

Overlapping

of Land Use

Permit

Issues

Priyadi Kardono, 2016

Page 18: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

OVERLAPPING OF LAND USE PERMITS (LICENSES) AT EAST KALIMANTAN PROVINCE One Map Policy (OMP) is needed

Geospatial Database

Energy & Mineral Sector Permit

Forest Sector Permit

Land Sector Permit (Cadastral)

Tanah Grogot

Forestry -

Cadastral

ESDM - Cadastral -

Forestry

ESDM -

Cadastral

Priyadi Kardono, 2016

Page 19: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

STANDARD PRODUCTS OF BASED GEOSPATIAL DATA : Many Layers & Many Actors

Low Quality Decision Making Process and Consequently Degrade the Achievement of

the National Development Goals

THE PROBLEMS OF GEOSPATIAL DATA :Non-Uniform Geo-Reference;Limited Data Availability;Out of date and Inaccurate;No Accessibility;No Optimum Utilization, etc.

More than one institutions produced and published the

same map without coordination;

Several maps were not created by authorized

institutions;

Different geospatial information was published such as

the number of islands and the size of forest areas;

Overlaps of land uses permits (licenses);

Base Geospatial Information was rarely used as the

basis for creating maps;

Satellite imageries for the same area were purchased

by more than one institutions.

??

?

Priyadi Kardono, 2016

Page 20: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 21: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

http://finance.detik.com/read/2015/11/10/171407/3067293/4/jokowi-siapkan-peta-tunggal-lahan-terlengkap-di-2017

Page 22: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

Mengingat pentingnya kebijakan 1 peta, Presiden selanjutnya menerbitkan Perpres No 9 Tahun

2016 tentang Percepatan Kebijakan 1 Peta pada tingkat ketelitian peta skala 1:50.000.

Selanjutnya pemerintah mewujudkan paket kebijakan ekonomi jilid 8 dimana salah satu

kebijakannya ditegaskan tentang ONE MAP POLICY (Kebijakan 1 Peta).

Ijin perkebunan beririsan dengan ijin pertambangan.. ijin pertambangan dari suatu daerah

menabrak batas wilayah daerah lain, dan lain lain. Hal ini menimbulkan potensi konflik yg tdk kita

inginkan.

Secara teknis tumpang tindih perijinan dan sengketa batas wilayah ini terjadi karena kebijakan

pemberian ijin untuk pemanfaatan lahan belum mendasarkan pada 1 peta dasar yang benar.

Kebijakan 1 peta bertujuan mempermudah dan mempercepat penyelesaian konflik tumpang

tindih pemanfaatan lahan, penyelesaian batas daerah di seluruh Indonesia. Serta mempercepat

pelaksanaan program-program pembangunan. Baik pengembangan kawasan maupun

infratsruktur agar Indonesia mampu membangun dirinya dengan perencanaan yang tepat dan

pelaksanaan pembangunan yang terbaik.

Page 23: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

Improvement the quality of Territorial Arrangement and Management

Improvement the quality and capacity of Infrastructure Services for Welfare

Improvement the quality of Project Planning on the National Strategic Infrastructure

Improvement the capacity of Infrastructure to support knowledge based economy

Improvement and Integration of Transportation Infrastructure

Improvement of Spatial Planning

ONE MAP

POLICY

Improvement the quality of Regulation and Licensing procedures

Improvement of Water Resistance

One Map Policy will improve and boost the quality of the Spatial Planning,

which is the primary

prerequisite on the establishment of the Government

Policies and Programs

Priyadi Kardono, 2016

Page 24: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 25: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

“Coordinating Minister for Economic Affairs”

INVESTMENT

ONE MAP POLICY

ECONOMICGROWTHINCREASE

OVERLAPPING LAND USE LICENSES

ECONOMIC DEVELOPMENT

ACTIVITIES

National Economic Policy Volume VIII is a policy to accelerate National Economic Growth by introducing the implementation of One Map Policy (OMP) solution.

Priyadi Kardono, 2016

Page 26: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

ONE MAP

One Geo Referenc

e

One Geo Database

One Geo Standard

Ina-Geoport

al

“... Geospatial information required by government agencies and the

community at all levels to improve the quality of decision making in all

aspects of national development.”

OMP aims to create a map that refers to the One GeoReference, One

GeoStandard, One GeoDatabase, and One GeoCustodian on the level

of accuracy of a map scale 1: 50,000.

Priyadi Kardono, 2016

Page 27: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 28: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 29: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 30: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 31: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 32: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 33: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 34: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 35: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 36: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

The main goal of One Map Policy is to guarantee the

availability of accurate, reliable, accessible, and

accountable geospatial information;

One Map Policy is a national strategy to prevent

overlapping land uses permits which have often hamper

economic activity and development, particularly in

economic investment.

One Map Policy was declared through the issuance of

Presidential Decree Nr. 9/2016 : “Acceleration of the

Implementation of One Map Policy in a Level of Map

Accuracy at Scale 1: 50,000”.

One Map Policy employed National Base Geospatial

Data (topographic map) at a scale of 1:50,000 as a

Base Reference for the Ministries and Agencies as the

basis for determining the location and land use

administration permits. This is so that there is no

overlap inter-ministerial projects.

GEODETIC Control Networks

BASE Geospatial Data

THEMATIC GeoSpatialData

Priyadi Kardono, 2016

Page 37: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

One Geo-Reference :SRGI.2013 (Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013)

BIG Regulation Nr. 15/2013 (New Indonesian Geospatial Reference System)

SRGI.2013 take into account changes in the value of the coordinates of the function of time as a result of the influence of tectonic plate movement and deformation of the earth's crust in the region of Indonesia :

1.SRGI.2013 - Horizontal Datum :

a. Coordinate Reference System;

b. Coordinate Reference Frame;

c. Ellipsoid Reference;

d. Change the coordinate values as a function of time as a result of tectonic plate movement and deformation of the earth's crust;

2.SRGI.2013 - Vertical Datum;

3.SRGI.2013 - Web Service and Accessibility http://srgi.big.go.id

ECEF(Earth Centered Earth Fixed)

http://srgi.big.go.id

Priyadi Kardono, 2016

Page 38: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

Presidential Regulation Nr. 9 / 2016 :Acceleration of One Map Policy implementation for maps in scale 1:50,000

Ministries /Agencies

Provinces Map Themes

for Decision Makingand Land Use Planning

ONE MAP PRODUCT

Priyadi Kardono, 2016

Page 39: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

ONE MAP POLICY IMPLEMENTATION STRATEGY

Develop accountable workingmechanism

Action plan support national development

Transparent and effective monitoringand evaluation system

Priyadi Kardono, 2016

Page 40: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

STRATEGI

KOMUNIKASI

85PETA TEMATIK

PRODUKSATUPETA19

KEMENTERIANLEMBAGA

34PROVINSI

TUJUAN

REFERENSI

2016 2017 2018 2019

KOMPILASI

INTEGRASI

SINKRONISASI

STANDAR

BASIS DATA

GEO-PORTAL

MANFAAT

• Acuan perbaikan Data Spasial• Akurasi Perencanaan Tata Ruang

• Akurasi dalam Penyusunan Kebijakan

dan Pengambilan Keputusan

1SEBAGAI ACUAN UNTUK:

KEGIATAN

KOMPILASI

TARGETPENCAPAIAN

17 peta 53 peta 77 peta 85 peta

1Pengumpulan peta tematik oleh K/L

INTEGRASI2Superimpose peta tematik di atas Peta RBI 1: 50.000

SINKRONISASI3Penyelesaian isu terkaittumpang tindih peta

Page 41: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

ACCELERATION OF ONE MAP POLICY (Presidential Regulation 9/2016)

Activities

• Compilation;

• Integration;

• Synchronization.

Values

• Reference National Geospatial Data;

• Spatial Planning Map Accuracy;

• Spatial Development Policy Accuracy.

COMPILATION

INTEGRATION

SYNCHRONIZATION

Ministries/Agencies

One Map Policy

Product

Provinces

Thematic Maps

19 34

85

Priyadi Kardono, 2016

Page 42: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

WORKING STEPS ON THE IMPLEMENTATION OF OMP

COMPILATION INTEGRATION SYNCHRONIZATION

Priyadi Kardono, 2016

Page 43: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

INSTITUTIONAL ARRANGEMENT ON THE IMPLEMENTATION OF OMP

Ministries / Agencies

Universities

NGO

WORKING GROUPS

REGIONAL COORDINATION MEETING

NATIONAL COORDINATION MEETING

ONE MAP (GeoDatabase)

Provinces

41 TGI Custodianship

14 TGI Working Groups

Develop the NormStandard Coordinate theTGI Manage theTGI

Priyadi Kardono, 2016

Page 44: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

Roadmap

Pokja Minerbadan Gas14

Working Groups

Executive Team

OMP Acceleration Team

Head: Coordinating Minister for

Economic Affairs

Head: GeoSpatial Information

Authority

Priyadi Kardono, 2016

Page 45: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

1 2

3 4

1 3

4 21

1 4

1 1

1 2

6 15

1 1

5 12

13 20

PENCAPAIAN PENYELESAIAN INTEGRASI DAN SINKRONISASI(IGT KELUARAN)

Kemajuan pencapaian keseluruhanpenyelesaian kegiatan integrasi

2016 2017 2018 2019IGT

Keluaran

PRODUK

SATU PETA

IGT Migas & Minerba

IGT Kawasan Khusus

IGT Pertanahan

IGT Transportasi & Utilitas

IGT Kehutanan

IGT Perizinan Lokasi

IGT Transmigrasi

IGT Lingkungan

IGT Tanah Ulayat

IGT Perencanaan Ruang

IGT Potensi Kawasan

KELOMPOK IGTK/L

PJ

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

K E G I A TA N S I N K R O N I S A S I

: IGT Status : IGT Potensi : IGT Perencanaan Ruang

20%

62%91%

100%

: ditentukan Perpres : tidak ditentukan Perpres

17peta

53peta

77peta

85peta

Priyadi Kardono, 2016

Page 46: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

OMP - Time Line and Priority Areas

Priyadi Kardono, 2016

Page 47: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

GEOSPATIAL INFORMATION BASE MAP AVAILABILITY AT A SCALE OF 1:50,000 AND 1:25,000

Base Map 1:50,000

Base Map 1:25,000

Priyadi Kardono, 2016

Page 48: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

REGION

DATA SOURCE

AERIALPHOTO

AERIAL IF-SAR

SPACE TerraSAR X

JAWA -

BALI - NUSATENGGARA - -

SUMATERA -

KALIMANTAN

SULAWESI - -

MALUKU

PAPUA

REGIONYEAR OF PUBLICATION

2000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

JAWA - - - - - - - - - -

BALI-NUSATENGGARA - - - - - - - - - - -

SUMATERA - - - - - -

KALIMANTAN - -

SULAWESI - - - - - -

MALUKU - - - -

PAPUA - - - - - - - -

GEOSPATIAL INFORMATION BASE

MAP AVAILABILITY AT A SCALE OF 1:50,000

Priyadi Kardono, 2016

Page 49: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

CLOUD FREE MOSAIC OF ORTHO-RECTIFIED SPOT 5/6/7 SATELLITE IMAGERIES FOR UPDATING GEOSPATIAL INFORMATION BASE MAPS

Priyadi Kardono, 2016

Page 50: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

INSTITUTIONAL ARRANGEMENT & NATIONAL GEOSPATIAL INFORMATION NETWORK (JIGN)

The Development Of National Geospatial Information Infrastructure Network Nodes; Network Node Connected: 57 Ministries, 34 Provinces, And 514 Regencies/Cities

Presidential Regulation Nr. 27 Year 2014: NATIONAL GEOSPATIAL INFORMATION NETWORK (JIGN)

Article IV, Paragraph 1 and 2 :

a.JIGN of Central Government;b.JIGN of Regional Government.

Article IV, Paragraph 4 :

Government Institutions, the Indonesian National Army, and Indonesian Police as referred to in Paragraph 2, and the Local Government referred to in Paragraph 3, serving as Network Node for Geospatial Information.

Article V, Paragraph 3 :

The Network Node at the Local Government must be Local Working Unit Member which established by the Governor, or Regent / Mayor.

UNIT

BIRO

BADAN

KANTOR

CUSTODIANSHIP

METADATACATALOGPORTAL

NATIONALDATA

CENTER

BIG

CLEARING UNIT

DATA

CENTER

DATA

CENTER

WALI DATA

WALI DATA

METADATAKATALOGPORTAL

UNIT

KLIRING

Ministry of Marine & Fishery

UNIT KLIRING

METADATA

DATABASE

PORTAL

SIMPUL

KABUPATEN

UNIT KLIRING

METADATA

DATABASE

PORTAL

SIMPUL

KOTA

CLEARING UNIT

CUSTODIANSHIP

PROVINCEDKI Jakarta

PROVINCEDATA

CENTER

METADATACATALOGPORTAL

NATIONAL GEOPORTAL

http://portal.ina-sdi.or.id

Priyadi Kardono, 2016

Page 51: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

Ina-GeoPortal : Network Infrastructure Geospatial Informationhttp://tanahair.indonesia.go.id or http://maps.ina-sdi.or.id

Primary Function of Ina-Geoportal:

Search Geospatial Information (GI);

Share GI; Integrate GI; Analyze GI; Produce Maps; Publish GI & Maps.

GEOSPATIAL DATABASE PRODUCTION & PUBLICATION

Production

Publication

Priyadi Kardono, 2016

Page 52: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

Ina-GeoPortal : Single Window to search and access National Geospatial information

Priyadi Kardono, 2016

Page 53: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

WEB BASED PARTICIPATORY THEMATIC GEOINFORMATION SYSTEM

http://ppit.big.go.id/onemap/

Priyadi Kardono, 2016

Page 54: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

CHALLENGES

• The Geodetic Control System is not evenly distributed

• Not all thematic maps are integrated through one map

• Current and limited high resolution of remote sensing imageries

PRODUCTION

• National geospatial infrastructure is not yet fully functional

• The data sharing among stakeholders is still not smooth

• Limited availability of thematic geospatial data with the scale of 1:50.000 or larger

DISTRIBUTION AND USAGE

Priyadi Kardono, 2016

Page 55: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

• More geospatial experts are needed

• Limited number of universities on geospatial study

• Technical experts are mostly not certified

• Trained personnel are moved to another division (Administrative)

HUMAN RESOURCE

• There are more technology users than technology developers

• Research on geospatial is not prioritized

• Limitation of the geospatial industry [human resource and infrastructures]

• The association of geospatial industry is not well established

• Incentives for geospatial research and industry are not provided

TECHNOLOGY AND INDUSTRY

CHALLENGES

Priyadi Kardono, 2016

Page 56: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

NEXT STEPS

Although the one map policy has succeeded in streamlining some geospatial data produced by different stakeholders, several aspects need to be improved:

Acceleration and quality of Base maps as the reference for thematic mapping

Coordination among national and regional institutions

Geospatial data infrastructure to support national data sharing

Establishment of regional geospatial agency

Human resources quality and distribution throughout the nation

Priyadi Kardono, 2016

Page 57: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di
Page 58: Kebijakan unggulan pemerintah yang dikenal dengan ...taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/One-Map-Policy-2016.pdf · Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia berawal di

CONCLUDING REMARKS

One Map Policy will improve and boost the quality of the Spatial Planning, which is the primary prerequisite on the establishment of the Government Policies and Programs;

One Map Policy as Indonesian’s Strategy to develop the Geospatial Information accountable, reliable, accurate, and accessible;

Geospatial Information Authority (BIG) of Indonesia takes a vital role in One Map Policy to support National Economic Development Priorities.

Priyadi Kardono, 2016