kebijakan rencana pembangunan desa sebagai...

158
KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT DI DESA CIDOKOM skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Oleh: Enung Khoeriyah 1113054100003 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1440 H  

Upload: dinhlien

Post on 28-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA

SEBAGAI USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL

MASYARAKAT DI DESA CIDOKOM

skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana

Strata 1 (S1)

Oleh:

Enung Khoeriyah

1113054100003

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018 M/1440 H

 

Page 2: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

 

Page 3: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

 

Page 4: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

 

Page 5: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

ABSTRAK

Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan Desa Sebagai Usaha Kesejahteraan Sosial Masyarakat di Desa Cidokom

Salah satu jalan untuk menuju negara yang sejahtera, diwujudkan melalui masyarakat desa sejahtera. Masyarakat desa sejahtera adalah mereka yang terpenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papannya, dan memiliki akses yang mudah pada berbagai layanan dan kegiatan sosialnya. Namun mewujudkan masyarakat desa yang sejahtera tidaklah mudah, perlu adanya kebijakan pemerintah yang mengatur langsung usaha kesejateraan, salah satunya melalui pembangunan. Pembangunan dilakukan dengan perencanaan yang matang. Sebab melalui perencanaan ini maka pembangunan akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan rumusan masalah: “bagaimana kebijakan perencanaan pembangunan dilakukan sebagai usaha kesejahteraan masyarakat desa?”

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Tujuannya untuk memudahkan peneliti dalam menjelaskan bagaimana hasil temuan yang diperoleh di lapangan. Adapun metodenya melalui observasi, wawancara dan juga studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan perencanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah desa melalui tahapannya menyesuaikan dengan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah pusat melalui Undang-Undang Desa, ataupun yang dijabarkan oleh Kementerian Desa melalui Buku Saku Desa yang berisi penjabaran tahapan Perencanaan Pembangunan, sesuai dengan kebijakan prioritas pembangunan desa. Dari prioritas kebijakan pembangunan ini, maka Desa Cidokom bisa melakukan kegiatan dan program pembangunan yang menjadi upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Kata kunci: Desa, Kebijakan, Rencana Pembangunan, Kesejahteraan Masyarakat.

i

 

Page 6: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim...

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, yang telah

melimpahkan segala bentuk nikmat kepada peneliti, sehingga

peneliti bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kebijakan

Rencana Pembangunan Desa Dalam Usaha Kesejahteraan

Sosial Masyarakat Di Desa Cidokom”. Shalawat serta salam

tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW. yang

telah menjadi suri tauladan bagi kita semua. Penulisan skripsi ini

merupakan tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana sosial

pada fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Universitas

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan para dosen maupun

pengajar lain yang memiliki intensitas ilmu khususnya bidang

kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini tidak

terlepas dari do’a dan kerja keras dalam pembuatannya, penulis

berterima kasih atas motivasi dan dukungan semangat serta doa

dari Ayahanda Jaja Suparja dan Ibunda Enur Sukaenah yang

tiada henti-hentinya menjadi alasan penulis untuk tetap kuat

menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa

juga penulis ucapkan terima kasih ini kepada :

1. Bapak Dr. H. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto, M,Ed, Ph.D

selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Ibu Dr. Hj.

Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi

ii

 

Page 7: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

Umum, Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan.

2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial dan Ibu Hj. Nunung Khairiyah, MA

selaku Sekertaris Program Studi Kesejahteraan Sosial.

3. Bapak Dr.Tantan Hermansyah, S.Ag, M.Si selaku dosen

pembimbing penulis yang senantiasa memberikan arahan dan

masukan kepada penulis terkait penelitian dengan sabar.

4. Bapak Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail, MA selaku dosen

Pembimbing Akademik, dan seluruh Dosen Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberi penulis

banyak ilmu di kampus ini.

5. Seluruh Staf Perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan kemudahan dalam

melayani penulis mendapatkan referensi buku-buku selama

penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

6. Keluarga Besar Kesejahteraan Sosial, khususnya untuk

teman-temen kesejahteraan sosial angkatan 2013 yang selalu

saling memberikan semangat.

7. Untuk Adik-adikku tercinta Dek Imas dan Dek Fahmi, terima

kasih untuk selalu memberikan semangat dan kehangatan di

keluarga.

8. Untuk kanda Ragil Satriyo Nugroho, S.H yang senantiasa

memberikan dukungan dan semangat saat peneliti mulai

menyerah, terimakasih untuk kesabarannya.

iii

 

Page 8: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

9. Kepada Kakak Amellya Hidayat, S.Pd juga Masse Waskito

Wibowo , Kak Dion dan Kak Nisa yang senantiasa

memberikan nasihat, semangat dan juga dukungan dalam

segala hal baik yang peneliti lakukan, juga mengingatkan

ketika peneliti lalai.

10. Sahabat-sahabat terbaik yang Allah kirimkan untuk peneliti

sampai saat ini masih Bersama, Kartika al-Adzhim, Fitta

Fauziah, Indah Choirunnissa, Rizkianingsih, Meidi

Kartikasari, ka Fatma, Sarah juga Ulfah. Semoga menjadi

sabahat sampai selamanya.

11. Sahabat Teman Djalan Numan, Ben (Istikhori), Titi, Azka,

Lia, Wiwi, Bang Syam, Farhan yang senantiasa ngajak

liburan.

12. Keluargaku manajemen Yayasan Istana Belajar Anak

Banten, K Panji, K Firmah, Koh Viri, Jamil, Irfan, Hani, Teh

Yoss, Teh Nisnur, Santi, Teh Mala Om Ichan, yang telah

memberikan peneliti pengalaman dan kesempatan berkarya.

13. Keluarga Besar Mahasiswa penerima BidikMisi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, terutama Latif, Siti Masriah, Dian

Pratiwi, dan Eks BPH Formabi (WTF) Ahmad Hamdani,

Lukman Hakim, Jamil, Eli dan Riski Amalia.

14. Keluarga Kosan tercinta, Mujahidah Ardillah, Nabila

Ilmidini S.Pd, Iin Aidillah, dan Putri Andira yang senantiasa

menemani peneliti saat makan maupun tidur selama peneliti

menetap di Ciputat.

iv

 

Page 9: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

15. Kakak-kakak yang selalu menyayangi peneliti dan menjaga

peneliti di Tangsel Mbak Icha, Kak Ditha kak Audy, Ka

catur, juga Kirus.

16. Segenap Jajaran Pemerintah Desa dan Masyarakat Dsa

Cidokom yang sudah mengizinkan peneliti untuk melakukan

penelitian skripsi. Khususnya Bapak Sain, SE, Ustdz Yakub

dan Pak Zul, yang bersedia membimbing peneliti selama

melakukan penelitian langsung di Desa.

17. Dan untuk semua pihak yang telah memberi segala

dukungannya dalam penyusunan skripsi ini yang tak

mungkin saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas

dukungannya.

Akhirnya, atas dukungan semua pihak, peneliti

mengucapkan terimakasih dan juga mendoakan semoga Allah

SWT membalas jasa-jasa beliau sesuai dengan amal dan

perbuatan yang telah diberikan. Amin yaa robbal alamin.

Jakarta,26 Juli 2018

Penulis

Enung Khoeriyah

1113054100003

v

 

Page 10: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

DAFTAR ISI

Abstrak ................................................................................ i Kata Pengantar .................................................................. iii Daftar Isi .............................................................................. vi Daftar Tabel ........................................................................ ix Daftar Gambar ................................................................... xi Daftar Singkatan ................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1

B. Pembatasan Masalah ................................................ 9

C. Perumusan Masalah ................................................. 9

D. Tujuan Penelitian ..................................................... 9

E. Manfaat Penelitian ................................................... 10

F. Metodologi Penelitian .............................................. 10

G. Tinjauan Pustaka ....................................................... 20

H. Sistematika Penulisan .............................................. 22

BAB II LANDASAN TEORI

A. DESA ....................................................................... 24

1. Pengertian Desa ............................................ 24

2. Pemerintah Desa............................................ 27

3. Kewenangan Desa ......................................... 30

B. USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ........................... 35

1. Usaha Kesejahteraan Sosial ......................... 35

2. Kebijakan Publik Sebagai Kebijakan Sosial . 40

3. Rencana Pembangunan ................................. 42

vi

 

Page 11: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

BAB III PROFIL DESA CIDOKOM

A. GAMBARAN UMUM DESA CIDOKOM ........ 51

1. Sejarah Desa Cidokom .................................. 51

2. Letak Geografis Desa .................................... 53

3. Topografi ....................................................... 53

4. Hidrologi dan Klimatologi ............................ 54

B. KONDISI SOSIAL DESA CIDOKOM .............. 54

1. Kependudukan.............................................. 54

2. Kesehatan ...................................................... 55

3. Pendidikan ..................................................... 57

4. Kesejahteraan Sosial Masyarakat .................. 58

5. Organisasi Kepemudaan................................ 59

6. Kebudayaan dan Hubungan Antar

Masyarakar .................................................... 60

7. Tempat Peribadatan ....................................... 62

C. KONDISI EKONOMI ........................................ 63

1. Pajak dan Retribusi Desa .............................. 63

2. Alokasi Dana Desa ........................................ 63

3. Sumber Penerimaan Desa ............................. 65

4. Prasarana dan sarana Sosial Ekonomi ........... 66

5. Transportasi dan Perhubungan ...................... 68

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ........... 68

A. KEBIJAKAN TAHAPAN RENCANA

PEMBANGUNAN DESA CIDOKOM .............. 72

vii

 

Page 12: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Desa (RPJMDes) ........................................... 74

2. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah

Desa (RKPDes) ............................................. 90

B. Implementasi Perencanaan Pembangunan Desa

di Cidokom .......................................................... 98

1. Tahapan Perencanaan .................................... 98

2. Tahapan pelaksanaan .................................... 102

3. Tahapan Pengawasan dan Evaluasi ............... 109

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Dan Implementasi Kebijakan Tahapan

Perencanaan Pembangunan Desa Sebagai Usaha

Kesejahteraan Masyarakat ................................... 113

B. Analisis Program Pembangunan Desa Sebagai

Usaha Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Desa ...................................................................... 116

BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN .................................................... 119

B. IMPLIKASI .......................................................... 120

C. SARAN ................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 122

LAMPIRAN – LAMPIRAN .............................................. 123

viii

 

Page 13: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk mencapai sebuah negara yang sejahtera, proses

pembangunan harus dimualai dari struktur paling bawah yang

menopang dan menunjang berjalannya sebuah negara yaitu desa

sebagai kaki dan tangan untuk bersentuhan dengan masyarakat.

Secara historis desa merupakan cikal bakal terbentuknya

masyarakat politik dan pemerintahan di Indonesia jauh sebelum

negara bangsa ini terbentuk. Struktur sosial sejenis desa,

masyarakat adat dan lain sebagainya telah menjadi institusi sosial

yang mempunyai posisi yang sangat penting. Desa merupakan

institusi yang otonom dengan tradisi, adat istiadat dan hukumnya

sendiri serta relatif mandiri. Hal ini antara lain ditunjukan dengan

tingkat keragaman yang tinggi membuat desa mungkin

merupakan wujud bangsa yang paling konkret.(Widjaya 2004, 4)

Masalah utama kesejahteraan yang saat ini tengah di hadapi

Indonesia sebagai negara berkembang adalah masalah

kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan seolah menjadi

masalah kesejahteraan yang sudah menjadi langganan pemerintah

yang harus segera di selesaikan, kemiskinan tertinggi terjadi di

masyarakat pedesaan, diukur dari kualitas hidup dan kemampuan

mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok dan upaya dalam

menyelesaikan masalah, insfrastruktur serta kegiatan pelayanan

yang belum maksimal tak luput menjadi salah satu penyebab desa

 

Page 14: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

2

sering dikategorikan sebagai masyarakat tertinggal atau

prasejahtera.

Tingginya angka kemiskinana di Indonesia menunjukan

praktik pembangunan nasional selain belum bisa meningkatkan

kondisi kehidupan masyarakat, juga menunjukan masih adanya

problematika ketidakadilan sosial yang cukup parah.

Data Susenas September 2017 menunjukan perbandingan

angka kemiskinan di pedesaan mencapai angka 16,31 juta orang

berbanding dengan kemiskinan di kota dengan angka 10,27 juta

orang. (Data Susenas,September 2017) yang disajikan dalam

tabel berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Miskin Menurut Daerah Maret-

September 2017

No Daerah/Tahun Jumlah Penduduk

Miskin (Juta Orang)

1. Perkotaaan Maret 2017 10,67

Perkotaan September

2017

10,27

2. Pedesaan Maret 2017 17,10

Pedesaan September

2017

16,31

3. Jumlah keseluruhan

Maret 2017

September 2017

27,76

26,58

Sumber: Badan Pusat Statistik 2017

Berdasarkan data diatas peneliti mencoba melihat dari sisi

bagaimana pemerintah melakukan intervensi untuk berusaha

meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui pendekatan

kebijakan sosial. Kebijakan sosial merupakan sebuah ketetapan

pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang bersifat

 

Page 15: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

3

publik, yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi kebutuhan

masyarakat banyak.

Masalah utama desa Cidokom yakni berkaitan dengan belum

meratanya pembangunan desa terutama akses jalan desa yang

merupakan akses utama bagi masyarakat untuk melakukan

mobilitas sosial dan ekonomi. Jalan desa Cidokom masih terbuat

dari bebatuan kapur yang memang banyak terdapat di Desa

Cidokom, hal ini membuat akses jalan sulit untuk di lalui untuk

berjalan kaki ataupun menggunakan kendaraan terutama jika

sedang musim hujan.

Tiga pendekatan terinstitusional dalam mengangkat

kesejahteraan sosial (Midgley:2005) yakni adalah kegiatan

Pilantropi, Pekerjaan Sosial (bergantung pada tenaga

professional), dan Pendekatan Administrasi Sosial atau

pendekatan ini juga dikenal dengan layanan kesejahteraan sosial

atau Pendekatan Kebijakan Sosial. (midgley 2005, 24)

Salah satu perwujudan kebijakan sosial yang digulirkan

pemerintah adalah perundang-undangan, pemerintah memiliki

kewenangan membuat kebijakan publik yang mengatur

pengusaha, lembaga pendidikan, perusahaan swasta agar

mengadopsi ketetapan-ketetapan yang berdampak langsung pada

kesejahteraan. (Suharto 2013, 11)

Hadirnya Undang-Undang Desa nomor 6 tahun 2014 menjadi

salah satu intervensi yang dilakukan pemerintah melalui

kebijakan yang diambil dalam usaha pemerintah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Undang-Undang

 

Page 16: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

4

nomor 6 tahun 2014 berisi tentang tatacara pemerintahan dan

pembangunan desa dijalankan.

Dalam pembentukan Undang-Undang Desa nomor 6 tahun

2014 disebutkan bahwa desa memiliki hak asal-usul dan hak

tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita

kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945. (UU Desa RI 2014, 1)

Kesejahteraann sendiri diatur dalam Undang-Undang khusus

sebagai kebijakan yang mengaturnya yakni, Undang-Undang

Republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan

Sosial.

Pasal 1 ayat 1 menyebutkan Kesejahteraan Sosial adalah:

“Terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga

negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan

diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.(UU

Desa RI 2014, 2)

Sedangkan Midgley menjelaskan definisi kesejahteraan

sebagai suatu keadaan yang:

“Suatu keadaan sejahtera secara sosial tersusun dari tiga unsur

sebagai berikut. itu adalah pertama, setinggi apa masalah-

masalah sosial dikendalikan, kedua seluas apa kebutuhan-

kebutuhan dipenuhi, dan yang terakhir, setinggi apa

kesempatan-kesempatan untuk maju tersedia. ketiga unsur ini

berlaku bagi individu-individu, keluarga-keluarga, komunitas-

komunitas dan seluruh masyarakat.”(Rukminto Adi 2013)

Menurut gambaran diatas, konsep kesejahteraan berdasarkan

Undang-Undang dan juga konsep kesejahteraan yang diutarakan

oleh Midgley adalah kesejahteraan merujuk pada kualitas

 

Page 17: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

5

kehidupan masyarakat yang lebih baik dan terpenuhinya

kebutuhan secara sandang, pangan, papan maupun jaringan dalam

hubungan masyarakat.

Undang-Undang desa memuat segala kebijakan berkenaan

dengan tatacara penyelenggaraan pemerintahan dan juga

pembangunan pedesaan. Pada dasarnya desa memiliki otonomi

asli yang dimiliki sejak desa terdahulu terbentuk, Undang-

Undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah desa menunjuk

tiga otonomi asli yaitu, otonomi provinsi sebagai otonomi

terbatas, otonomi kabupaten/kota sebagai otonomi luas dan

otonomi desa sebagai otonomi asli.

Sebagai wujud demokrasi untuk menjalankan otonominya di

desa dibentuk Badan Permusyawarahan Desa (BPD) yang

berfungsi sebagai lembaga legislatif dan pengawas terhadap

pelaksanaan Peraturan Desa (Perdes), Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa (APBD) serta keputusan kepala desa. Dalam arti

sempit kepala desa dan pemerintahan desa berhak membuat

kebijakan skala desa yang disesuaikan dengan kebutuhan desa

tersebut.

Pelaksanaan hak, wewenang dan kebebasan otonomi desa

menuntut tanggung jawab untuk memelihara integritas, persatuan,

dan kesatuan bangsa dalam ikatan Negara Kesatuan RI dan

tanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang

dilaksanakan dalam koridor peraturan per-Undang-Undangan

yang berlaku.(Widjaya 2004, 166)

Dalam Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 disebutkan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa

 

Page 18: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

6

mencakup (1) urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan

hak asal usul desa, (2) urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya

kepada desa, (3) tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah

provinsi, dan atau pemerintah kabupaten/kota dan yang terakhir

(4) urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan Perundang-

Perundangan diserahkan kepada desa.(Undang-undang No 32

Tahun 2004)

Sedangakan kewenangan yang dimiliki desa dalam Undang-

Undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa pasal 18 yakni:

“Kewenangan desa meliputi kewenangan dibidang

penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pelaksanaan

Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa Berdasarkan Prakarsa

Masyarakat, Hak Asal Usul, Dan Adat Istiadat Desa.”(UU

Desa RI 2014, 12)

Allah memerintahkan hambanya untuk memiliki inisiatif

merubah diri kearah yang lebih baik, sebagaimana yang telah

Allah terangkan dalam potongan ayat al-Quran berikut:

Artinya : ….sesungguhnya allah tidak merubah keadaan sesuatu

kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri

mereka sendiri…(ar-Ra’du ayat 11)

Usaha yang dilakukan untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat desa salah satunya dilakukan melalui Perencanaan

 

Page 19: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

7

Pembangunan Desa. Pembangunan desa bertujuan meningkatkan

desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan

kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar,

pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi

ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan

lingkungan secara berkelanjutan.

Cidokom sebagai sebuah desa yang terbentuk atas aspirasi

dari masyarakat, berupaya untuk terus meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya melalui pembangunan desa yang

sebelumnya direncanakan melalui perencanaan seperti yang

tercantum dalam pasal 79 Undang-Undang tentang Desa nomor 6

tahun 2014.

Desa yang terbentuk pada tahun 1950 dengan luas wilayah

295Ha ini telah menoreh berbagai prestasi seperti pada tabel 1.1

dibawah ini:

Tabel 1.2

Tahun Keberhasilan Yang Dicapai /Peristiwa Baik

Yang Terjadi

2009 Pembangunan kantor Desa Cidokom

2009 Juara 2 Lomba Hari PKK tingkat Kabupaten

2009 Juara 2 Bulan Bakti se-Kabupaten Bogor

2010 Juara 1 Lomba Desa tingkat Kecamatan

2010 Juara 1 Lomba Desa tingkat Kabupaten

2010 Juara 1 Lomba Desa tingkat Provinsi

2012 Juara 2 Lomba Desa Peradaban Tingkat

Provinsi Sumber: Profil Desa Cidokom

Selain pencapaian tersebut Cidokom juga telah memiliki

Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) sendiri yang berlokasi di

 

Page 20: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

8

samping kantor desa, di Badan Usaha Milik Desa tersebut dijual

beberapa produk olahan warga Desa Cidokom, selain di jual di

kelompok tani BUMDES seperti telur asin, bibit tanaman hias,

hasil ternak ikan, dan hasil pertanian seperti pucuk daun singkong

dijual keluar desa.

Meskipun belum ada prestasi yang tertulis setelah tahun 2010

namun sumberdaya manusia yang berada di Desa Cidokom

terbilang sangat aktif, hal ini ditunjukan dengan adanya

kelembagaan atau organisasi desa diluar pemerintahan desa

seperti BPD, LPM Desa, Tim Penggerak PKK, Karang Taruna,

Bumdes, Bahkan Juga Organisasi Olahraga Desa.

Pembangunan infrastruktur menjadi rencana pembangunan

skala prioritas yang dijalankan oleh pemerintah desa dan

masyarakata Desa Cidokom, perencanaan pembangunan desa

yang dilakukan di danai oleh dana desa yang diberikan oleh

pemerintah, seperti yang disampaikn kepala desa Cidokom bpk.

Sain S.E kepada wartawan Ekspos.com dalam kunjungan Menteri

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi untuk

meninjau pembangunan yang sedang dilaksanakan di Desa

Cidokom Kecamatan Gunung Sindur.

Berdasarkan penjabaran diatas desa memiliki kebijakan yang

mendukung terhadap kemajuan dan pembangunan, kebijakan

yang mendukung kesejahteraan masyarakat desa melalui

Perencanaan pembangunan.

Dalam hal ini peneliti tertarik untuk melihat bagaimana

kebijakan dalam sebuah bingkai otonomi yang dimiliki desa

berjalan untuk mewujudkan masyarakat desa yang sejahtera

 

Page 21: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

9

melalui perencanaan pembangunan desa, karena pembangunan

yang baik harus diawali dari perencanaan yang baik.

Untuk mencapai hal tersebut peneliti mengajukan skripsi

yang berjudul “Kebijakan Rencana Pembangunan Desa

Dalam Usaha Kesejahteraan Sosial Masyarakat di Desa

Cidokom”.

B. Pembatasan Masalah

Luasnya pembahasan mengenai perencanaan pembangunan

desa, membuat peneliti harus memberikan batasan mengenai

masalah yang dikaji sehingga tidak terjadinya perluasan fokus

penelitian. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka

penelliti membatasi permasalahan hanya pada: Kebijakan

Rencana Pembangunan Desa yang terangkum dalam Rencana

Pembangunan Desa (RPJMDes) tahun 2016.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas maka

peneliti merumuskan masalah pokok penelitian sebagai berikut:

a) Bagaiamana kebijakan perencanaan pembangunan desa

sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan sosial

masyarakat desadilakukan?

b) Bagaimana implementasi kebijakan perencanaan

pembangunan desa yang dilakukan di Desa Cidokom?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dimaksudkan untuk menunjukan hal yang

ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan yakni:

1. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan perencanaan

pembangunan desa dijalankan masyarakat desa untuk

 

Page 22: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

10

mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat di desa

Cidokom.

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana kebijakan perenacanan

pembangunan desa dijalankan di Desa Cidokom.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

a. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat

secara langsung kepada Peneliti dalam menambah

wawasan keilmuan mengenai Kebijakan Rencana

Pembangunan Desa dalam Otonomi dan upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang disini adalah

Masyarakat Desa Cidokom.

b. Semoga dapat dijadikan refrensi tambahan bagi Penelitian

sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk dapat menambah bahan masukan dan pertimbangan

bagi pemerintah Desa Cidokom dalam menjalankan

Kebijakan melalui Rencana Pembangunan Desa.

b. Harapan dapat memberikan kontribusi bagi masayarakat

secara umum terutama pemerintah desa dalam usaha

meningkatkan Kesejahteraan Masyarakatnya melalui

Otonomi.

F. Metodologi Penelitian

1. Tempat Dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di desa Cidokom kecamatan

Gunung Sindur kabupaten Bogor provinsi Jawa Barat. Waktu

 

Page 23: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

11

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil pada bulan

September hingga selesai.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam proses penelitian, peneliti menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif untuk memudahkan peneliti dalam

mengumpulkan dan menggunakan data. Menurut Flick (2002)

penelitian kualitatif adalah keterkaitan spesifik pada studi

hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari pluralisasi

dunia kehidupan.(Gunawan 2013, 81)

jelasnya penelitian kualitatif bertujuan memperoleh

pemahaman yang otentik mengenai pengalaman orang-orang,

sebagaimana yang dirasakan orang-oraang

bersangkutan.(Mulyana 2010, 156)

Tujuan penelitian kualitatif adalah sebagai penelitian yang

bersifat naturalis karena penelitiannya dilakukan pada kondisi

yang alamiah. peneliti dan yang diteliti bersifat interaktif, tidak

dapat dipisahkan, merupakan satu kesatuan yang terbentuk secara

timbal balik, tidak mungkin memisahkan sebab dengan akibat,

dan melibatkan nilai-nilai.(J. Moleong 2007, 23)

Dalam tradisi penelitian kualitatif proses penelitian dan ilmu

pengetahuan tidak sesederhana dengan apa yang terjadi pada

penelitian kuantitatif, karena penelitian kualitatif melampaui

berbagai tahapan berpikir kritis-ilmiah, yang mana seorang

peneliti memulai berfikir secara induktif, yaitu menangkap

berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial, melalui

pengamatan di lapangan, kemudian menganalisisnya dan

 

Page 24: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

12

kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang

diamati.(Bungin 2003, 6)

Peneliti memilih menggunakan metode kualitatif dikarenakan,

pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila

berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini

menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan

responden ; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat

menyesuaikan diri dengan banyal penajaman pengaruh bersama

dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.(J. Moleong 2007, 5)

Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci,

peneliti berperam besar dalam seluruh proses penelitian, mulai

dari memili topik, mendekati topik tersebut, mengumpulkan data,

hingga menganalisis dan menginterpretasikannya.

Dengan menggunakan pendelatan penelitian kualitatif,

peneliti berharap dapat mengumpulkan fakta-fakat di lapangan

penelitian secara lebih mendalam dan detail, sehinggap peneliti

mampu memberikan gambaran lengkap mengenai objek yang

sedang di teliti.

3. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Peneliti berupaya memberikan

gambaran bagaimana sebuah rencana pembangunan desa dapat

menjadi usaha kesejahteraan masyarakat, sehingga perlu adannya

metodologi yang mampu menceritakan dan menafsirkan secara

gamblang fenomena yang terjadi di masyarakat desa.

Dalam penelitian kualitatif data yang akan dikumpulkan

berupa kata-kata, gambar dan bukan berupa angka. data tersebut

 

Page 25: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

13

beraasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau

memo dan dokumntasi resmi lainnya.(Bungin 2003, 39)

4. Teknik Pengumpulan Data

Pada pelaksanaan penelitian kali ini, teknik pengumpulan data

yang akan digunakan oleh peneliti adalah:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan dengan

menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya

selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut

dan kulit.

Oleh karena itu observasi adalah kemampuan seseorang

untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja

pancaindera mata serta dibantu pancaindra lainnya.(Bungin

2003, 115)

b. Wawancara

Wawancara/Inteview adalah metode pengumpulan data

secara langsung tentang beberapa informasi secara langsung

tentang beberapa jenis data.(Umar 2011, 24) wawancara

lapangan berbeda dengan wawancara survey,wawancara

lapangan berlangsung dalam berbagai cara: tidak terstruktur,

mendalam, etnografis, pertanyaan terbuka, informal, dan

lama. umumnya wawancara ini melibatkan satu atau lebih

orang yang hadir, terjadi di lapangan, dan bersifat informal

dan tidak mengarah (yaitu anggota dapat melakukan

wawancara dalam berbagai arah).

Ditinjau dari pelaksanaannya interview, dibedakan atas:

 

Page 26: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

14

1) Interview bebas, inguided Interview, dimana

pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga

mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.

Dalam pelaksanaannya pewawancara tidak membawa

pedoman (ancer-ancer) apa yang akan ditanyakan.

Kebaikan metode ini adalah responden tidak menyadari

sepenuhnya bahwa ia sedang di interview. Dengan begitu

suasananya akan lebih santai karena hanya omong-omong

biasa. Kelemahan teknik ini adalah arah pertanyaan

kadang-kadang kurang terkendali.(Arikunto 2014, 199)

2) Interview terpimpin, guided interview, yaitu interview

yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa

sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang

dimaksud dalam interview terstruktur.(Arikunto 2014,

199)

3) Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara

interview bebas dan interview terpimpin.(Arikunto 2014,

199 )

Dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa

pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal

yang akan ditanyakan.

c. Studi Dokumen

Dalam memperoleh informasi penulis memperhatikan tiga

macam sumber yakni, tulisan (paper), tempat (place) dan

kertas atau orang.

Hasil penelitian akan lebih cepat dipercaya jika didukung

oleh dokumen. sumber ini terdiri dari data-data yang tertulis,

 

Page 27: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

15

baik berupa buku, jurnal ataupun yang lainnya dan juga

rekaman.(Gunawan 2013, 176)

5. Teknik Pemilihan Informan

Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah

Purposive Sampling, yakni Peneliti akan memilih infiormannya

disesuaikan dengan tujuan penelitian atau orang-orang yang

memang memiliki kualifikasi atau dianggap mengerti mengenai

hal yang sedang diteliti. Pemanfaatan informan bagi peneliti

adalah agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi

yang terjangkau, jadi sebagai internal sampling, karena informan

dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau

membandingikan sesuatu kejadian yang ditemukan dari subjek

lainnya (Bogdan&Biken 1981:65).

Menurut Spradley dalam buku Moleong, informan harus

memiliki beberapa kriteria sebagai pertimbangan pemilihan

informan yaitu:

1. Subjek telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan

atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian

penelitian yang biasanya ditandai oleh kemampuan

memberikan informasi secara lugas tentang sesuatu yang

ditanyakan.

2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan

dan kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.

3. Subjek memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk

dimintai informasi.

 

Page 28: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

16

4. Subjek yang dalam memeberikan informasi tidak cenderung

atau dikemas terlebih dahulu dan relatif masih lugu dalam

memberikan informasi.(J. Moleong 2007).

Tabel 1.3

Rancangan Informan

No

.

Informasi Yang

Dicari

Informan Jumlah

1. - Pemahaman dan

Praktik

Kebijakan di

Desa Cidokom

- Usaha

kesejahteraan

yang dilakukan

oleh pemerintah

desa yang

sejalan dengan

Kebijakan dan

Otonomi Desa

- Tujuan Rencana

Pembangunan

Desa

- Tipologi

masyarakat Desa

Cidokom

Kepala Desa

Cidokom

1 orang

2 - Rencana

Pembangunan

Desa

- Tujuan

Pembangunan

Desa

- Bentuk-bentuk

Rencana

Pembangunan

Desa

Ketua Urusan

Pembangunan

Desa

1 orang

 

Page 29: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

17

3. - Tahapan

Perencanaan

Pembangunan

Melalui

Musyawarah

Desa

- Partisipasi

Masyarakat

Dalam

Musyawarah

Perencanaan

Pembangunan

Ketua Urusan

Pembangunan

Desa

4. Hasil Kebijakan

Perencanaan

Pembanguanan

sebagai Usaha

Kesejahetraan

Masyarakat

Masyarakat

desa Cidokom

4 Orang

6. Jenis Data

1. Data Primer, adalah data yang belum tersedia sehingga untuk

menjawab masalah penelitian, data harus diperoleh dari

sumber aslinya. data ini merupakan data yang diperoleh dari

informan dan situasi-situasi sosial melalui metode dan cara

yang telah dijelaskan diatas. data primer ini diperoleh melalui

pengamatan dan wawancara informan.

2. Data Sekunder, adalah data yang sudah tersedia atau sudah

dikumpulkan untuk suatu tujuan sebelumnya. Data ini

merupakan data yang diperoleh dari catatan-catatan,

perpustakaan, pustaka pengelolaan data, pusat penelitian atau

 

Page 30: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

18

dokumen yang berkaitan dentan penelitian maupun instansi

yang terkait lainnya.

7. Teknik Analisis Data

Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk

mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberi kode/tanda,

dan mengategorikan sehingga diperoleh suatu temuan

berdasarkan focus atau masalah yang ingin dijawab.(Gunawan

2013, 209)

Dalam analisis data kualitatif berarti kita akan menyusun data

secara sistematis, kita akan mencari pola dan hubungan diantara

rincian yang spesifik, dengan adanya analisis kita memungkinkan

untuk meningkatkan pemahaman dan juga mengembangkan teori

dan temuan yang ada dilapangan.

Meskipun analisis dalam data Kualitatif sering memiliki lebih

dari satu makna, namun ini bukan berarti sebuah kekurangan,

“ kata-kata hanya lebih mendasar secara intelektual;

seseorang mungkin juga mengatakan bahwa kata-kata bersifat

superior terhadap matematika dalam struktur disiplin sosial.

Karena kata-kata adalah cara pengungkapkan yang lebih

terbuka, lebih banyak kapasitas untuk menghubungkan

berbagai argument dan pengalaman, dan lebih banyak um

ntuk mencapai khalayak intelektual. (Collins,1984:353)

Berdasarkan pendapat Collin diatas dapat disimpulakn bahwa

data yang bersumber dari kata-kata bukan dari angka lebih mudah

untuk di tafsirkan dan diungkuapkan pemaknaannya, serta lebuh

mudah difahami dan diterima.

 

Page 31: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

19

Dalam penelitian ini peneliti melakukan aktifitas dalam

analisis data yang diungkapkan Milles dan Huberman (Sugiyono

2006) yaitu:

1) Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

Peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan.

2) Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitiatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar ketegori.

flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman

menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam Penelitian kulaitatif adalah bagan teks yang bersifat

naratif.

3) Verifikasi Data

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles

dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesuimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat Peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.

 

Page 32: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

20

8. Keabsahan Data

Dalam Penelitian Kualitatif, bukan sedikit-banyaknya

informan yang akan menentukan validitas data yang terkumpul,

melainkan salah satunya adalah ketepatan atau kesesuaian sumber

data dengan data yang diperlukan. Banyak hal mempengaruhi

perolehan data yang valid seperti ketepatan teknik pengumpulan

data, kesesuaian informan, cara melakukan wawancara, dan

observasi dan cara membuat catatan lapangan.

Adapaun dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan

data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk

mengukur kredibilitasnya, teknik triangulasi adalah pemerilksaan

keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. denzin

(1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

penyidik, dan teori.(Moleong 2009, 330)

Dalam hal ini peneliti mengukur keabsahan data melalui

sumber, teori yang yang mendasari penelitian, dan juga dokumen

yang didapatkan.

G. Tinjauan Pustaka

Pada Penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka

sebagai salah satu langkah dalam penyusunan skripsi yang diteliti

guna menghindari adanya kesamaan judul dan bahasan dengan

skripsi sejenis yang sudah ada sebelumnya, tinjauan pustak ini

juga bertyjuan mendukung penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dengan melihat penelitian yang sejenis dengan peneliti

namun dengan kajian dan sudut pandang yang berbeda. peneliti

 

Page 33: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

21

melakukan konfigurasi terhadap teknik dan landasan teoritis yang

mendukung penelitian.

Adapaun penelitian-penelitian yang menjadi salah satu bahan

kajian dalam penelitian saya yakni:

I. Judul :Penerapan Otonomi Desa dalam menguatkan

akuntabilitas Pemerintahan desa dan pemberdayaan

masyarakat di desa Aglik, kec. Grabag Kab. Purworejo.

Penulis :Aprisiami Putrianti

Lembaga :Fakultas Ilmu Sosial Universitan Negeri

Yogyakarta Pendidikan Kewarganegaraan Dan Hukum

(2012)

Penelitian ini berisi tentang bagaiamana otonomi desa

dipandang sebagai upaya untuk menguatkan akuntabilitas dan

upaya pemberdayaan di desa aglik. hal ini dilndaskan pada

permasalahan praktek desentralisasi desa yang masih

mengandung beberapa kelemahan yang berimbas pada

pelkasanaan otonomi desa, dan lemahnya kemampuan desa

dalam penyelenggaraan otonomi desa di Desa Aglik.

II. Judul : Musyawarah Rencana Pembangunan Desa

Dalam Pembanguanna Yang Partisipatif Di Tiyuh Asri

Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat

Penulis : Apriyanto Nugroho (1212011044)

Lembaga : Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung

Dalam penelitian ini peneliti lebih spesifik membahas

mengenai musyawarah rencana pembangunan desa, yang

membedakan antara skripsi ini dengan skripsi penulis adalah

subjek dan objeknya, subjek penelitian ini adalah

 

Page 34: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

22

musyawarah rencana pembangunan desa dalam pembangunan

yang pastisipatif di Tiyuh Asri kecamatan Tumijajar

kabupaten Tulang Bawang.

Dan adapun pembahasan yang di bahas dalam skripsi ini

adalah, pertama fungsi musyawarah Rencana Pembangunan

desa (Musrenbang Desa) di Tiyuh Asri kecamatan Tumijajar

kabupaten Tulang Bawang. Kedua, hambatan-hambatan

dalam Musrenmbang desa Di Tiyuh Asri di Kabupaten

Tulang Bawang.

III.Judul :Analisis Pelaksanaan Pembangunan Desa Dalam

Kerangka Otonomi Desa Di Desa Teluk Lecah Kecamatan

Rupat Kabupaten Bengkalis

Penulis :Wirda Afni

Lembaga : Universitas Islam Negeri Syarif Kasim

Pada penelitian ini peneliti melihat bagaimana

pelaksanaan pembangunan yang terjadi diteluk lecah dan apa

saja yang menjadi faktor pendukung dan juga

penghambatnya. Penelitian ini lebih cenderung melihat

dampak akhir pembangunan dan tingkat kepuasan penduduk

terhadap pembangunan.

H. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran mengenai penelitian ini, peneliti telah

menyusun penulisan ini dalam lima bab. masing-masing bab

terdiri dari beberapa sub bab. Diawali dengan pendahuluan dan

diakhiri dengan kesimpulan serta saran-saran. Adapun

sistematika penulisan ini sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

 

Page 35: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

23

Pendahuluan mencakup pada latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

Penelitian, metodologi Penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Meliputi pada pengertian desa dan kewenangan desa,

pemerintah desa, otonomi desa, pengertian usaha

kesejahteraan sosial, rencana pembangunan desa, dan

kebijakan publik.

BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Berisis mengenai profil Desa Cidokom, sejarah desa, struktur

kepemimpinan, visi dan misi desa, hubungan dan relasi antar

masyarakat desa,

BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Memaparkan bagaimana otonomi desa yang di gadang

pemerintah mejadi peluang bagi masyarakat desa cidokom

untuk meningkatakan kesejahteraannya, bagaiaman otonomi

desa terjadi berkaitan dengan alur dan proses sehingga

menciptakan pemikiran-pemikiran dari masyarakat untuk

meningkatkan kesejahteraan mereka.

BAB V :PEMBAHASAN ANALISIS PENELITIAN

BAB VI: PENUTUP

Memuat Kesimpulan, Implikasi dan Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

Page 36: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

24

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Desa

1. Pengertian Desa

“Desa” di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Mr.Herman

Warner Muntinghe, seorang belanda anggota Raad Van Indie

pada masa penjajahan colonial Inggris, yang merupakan

pembantu Gubernur Jenderal Inggris yang berkuasa pada tahun

1811 di Indonesia. Dalam sebuah laporannya tertanggal 14 Juli

1817 kepada pemerintahnya disebutkan tentang adanya desa-desa

di daerah-daerah pesisir utara pulau Jawa. Dan dikemudian hari

ditemukan juga desa-desa di kepulauan luar Jawa yang kurang

lebih sama dengan desa yang ada di Jawa (Soetarjo, 1984:36)

dalam (Wasitiono dan Tahir 2006)

Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 bab 1 pasal 1 tentang

desa menerangkan bahwa:

“Desa adalah desa dan desa adat yang disebut dengan

nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan atau

hak tradisional yang dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.”(UU Desa RI

2014)

 

Page 37: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

25

Menurut F.J Bouman (1971:79) dalam buku soisologi

pedesaan menyatakan bahwa desa merupakan salah satu bentuk

kehidupan bersama, hampir semua anggotanya saling mngenal,

kebanyakan yang termasuk didalamnya hidup dari pertanian dan

perikanan, usaha-usaha yang dapat dipengaruhi oleh hukum dan

kehendak alam keluarga yang rapat ketaatan pada tradisi dan

kaidah-kaidah sosial.(syamsir dan Amir 2008, 39)

Pengertian desa secara umum lebih sering dikaitkan dengan

pertanian Egon E,Bergel (19955:121), misalnya, mendefinisikan

desa sebagai “setiap pemukiman para petani (peasants)”.

Sebenarnya, faktor pertanian bukanlah ciri yang selalu harus

terlekat pada setiap desa. Ciri utama yang terlekat pada desa

adalah fungsinya sebagai tempat tinggal (menetap) dari suatu

kelompok masyarakat yang relativ kecil. Dengan kata lain, suatu

desa ditandai oleh ketertarikan terhadap wilayah ini disamping

terutama untuk tempat tinggal, juga untuk menyangga kehidupan

mereka.(Rahardjo 2010, 29)

Jika melihat sejarah, bahkan terbentuknya sebuah negarapun

tak luput dari pondasi desa sebagai kesatuan masyarakat terkecil

yang memiliki sistem hukum dasar sebelum adanya sistem

hukum Negara, dalam PP Republik Indonesia nomor 72 tahun

2005 tentang desa bab 2 mengenai pembentukan dan perubahan

status desa pasal 2 ayat 1 menyatakan: “desa dibentuk atas

prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul desa dan

kondisi sosial budaya masyarakat setempat”

 

Page 38: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

26

Lalu dalam ayat 2 diterangkan pembentukan desa

sebagaimana dijelaskan dalam ayat 1 pembentukan desa harus

memenuhi syarat:

1) Jumlah penduduk yakni, untuk wilayah Jawa Dan Bali paling

sedikit 1.500 jiwa atau 300 kk, wilayah Sumatera dan

Sulawesi paling sedikit 1000 jiwa atau 200 kk wilayah

Kalimantan, NTB, Maluku, Papua paling sedikit 750 jiwa

atau 75 KK.

2) Luas wilayah

3) Bagian wilayah kerja

4) Perangkat; dan

5) Sarana dan prasaranan pemerintahan. (“PP Republik

Indonesia dan Permendagri tahun 2008 tentang desa,

kelurahan, kecamatan.” 2010, 7)

Dalam kelompoknya kewenangan yang dimiliki desa

meliputi: Kewenagan dibidang penyelenggaraan pemerintahan

desa, kewenangan dibidang pelaksanaan pembangunan desa,

kewenangan dibidang pembinaan kemasyarakatan desa, dan

kewenangan dibidang pemberdayaan masyarakat desa yang

berdasarkan prakarsa masyarakat, atau yang berdasarkan hak

asal-usul dan yang berdasarkan adat istiadat desa.(Silahudin

2015, 12)

Menurut data sensus pendudukan tahun 2000 sekitar 60%

atau sebagian besar penduduk Indonesia saat ini masih bertempat

tinggal di kawasan perdesaan. Selama ini kawasan perdesaan

dicirikan antara lain oleh kemiskinan, dan rendahnya kualitas

 

Page 39: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

27

lingkungan permukiman perdesaan. Rendahnya produktivitas

tenaga kerja di perdesaan bisa dilihat dari besarnya tenaga kerja

yang ditampung sektor pertanian (46,26% dari 90,8 juta

penduduk yang bekerja), padahal sumbangan sektor pertanian

dalam perekonomian nasional menurun menjadi 15,9 % (Susenas,

2003)

Kembali kepada pengertian yang dikemukakan oleh F.J

Bourman dan pengertian yang tertuang pada UU nomor 6 tahun

2014 tentang desa diatas, sangat jelas menunjukan bahwasanya

desa merupakan sebuah kesatuan masyarakat yang mampu

mengatur dirinya sendiri berdasarakan hukum dan adat yang

dimilikinya, desa memiliki kewenangan untuk mengatur

kepentingan yang dimiliki masyarakatnya dengan menyesuaikan

kondisi sosial yang ada di masyarakat, hal itu dapat disimpulkan

bahwasanya desa telah memiliki otonomi dasar yang berasal dari

identitas aslinya, berasal dari tradisi dan hukum yang dimilikinya

bukan pemberian dari masyarakat luar ataupun pemerintah.

2. Pemerintah Desa

Latar belakang terbentuknya desa di Indonesia memiliki

keberagaman yang membentuk perbedaan antara satu desa

dengan yang lainnya dalam segi tradisi lokal dan pemerintahan.

Desa-desa yang terbentuk atas dasar ikatan genealogis (hubungan

darah) akan berbeda dengan desa yang terbentuk karena ikatan

daerah.(Widjaya 2004)

Seperti dijelaskan dalam buku pengantar Sosiologi pedesaan

dan pertanian, desa tipe geneologis atau ikatan yang terjalin

karena hubungan darah dan turun temurun, sistem kekerabatan

 

Page 40: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

28

dan aturan-aturan adat yang berlaku didesa sangat besar

peranannya sehingga peranan pemimpin desa hanya bagian dari

isntrumen dari sistem kekerabatan dan adat istiadat tersebut.

Maka untuk desa-desa geneologis semacam ini, pimpinan

desa harus tunduk kepada peraturan adat yang ada . apabila

menyimpang dari peraturan adat maka kepemimpinannya tidak

akan diakui masyarakat. Dengan demikian dia tidak bisa

ditafsirkan sebagai puncak kekuasaan (single interpreter atau

polymorphic leader(Rahardjo 2010, 164).

Hal ini berbeda dengan tipe desa kedua, yang umum terdapat

di Jawa. Adat istiadat di desa-desa di jawa umumnya

berlandasakan kepada kepentingan yang sama atas daerah

tertentu, bukan terutama didasarkan hubungan darah. Dengan

demikian ikatannya tidak terlalu kuat seperti desa-desa luar Jawa

umumnya. Kepala desa tidak ditetapkan berlandaskan atas hukum

adat, melainkan didasarkan atas sistem pemilihan yang telah

sejak lama dikenal. Sekalipun telah sejak lama pula kepala-kepala

desa di jawa bagian dari kekuasaan negara/kerajaan (terutama di

daerah-daerah yang dikuasai kerajaan-kerajaan). Namun mereka

masih dapat memainkan perannya secara lebih otonom dan

individual dibanding dengan kepala-kepala desa diluar

Jawa.(Rahardjo 2010, 164)

Dalam pasal 25 Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang

Desa, disebutkan :

“Pemerintah desa sebagaimana yang dimaksud pasal 23

adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan

yang dibantu oleh perangkat desa atau yang disebut dengan

nama lain”(UU Desa RI 2014, 14)

 

Page 41: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

29

Dalam undang-undang tersbut dapat disimpulkan bahwasanya

pemerintah desa terbentuk antara kepala desa dan jajarannya,

yang terbentuk secara struktural untuk menjalankan pemerintahan

di desa sebagai unit pemerintahan terkecil, adapun struktur

pemerintahan yang terdapat di desa menurut undang-undang

adalah adanya kepala desa yang pemilihan, dan pelaksanaan

jabatannya diatur dalam pasal 26-47 Undang-Undang nomor 6

tahun 2014 tentang desa, selain itu juga terdapat perangkat desa

yang terdiri dari sekertaris desa, pelaksana kewilayahan dan

pelaksana teknis yang pelaksanaan dan kewenangannya juga

diatur dalam Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa.

Selain kepala desa, pemerintah desa yang tidak kalah penting

adalah perangkat desa, perangkat desa adalah orang-orang yangn

ditujuk atau dipilih untuk membantu kepala desa dalam

melakukan tupoksi kepala desa, menurut Undang-Undang nomor

6 tahun 2014 bagian kelima pasal 48 perangkat desa terdiri atas:

a. Sekertaris Desa

b. Pelaksana Kewilayahan

c. Pelaksana teknis. (UU Desa RI 2014, 26)

Pasal 49 point satu sampai tiga megatur tugas, pembentukan

dan pertanggungjawaban perangkat Desa terhadap kepala Desa

yang berbunyi:

(1) perangkat desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 48

bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas

dan wewenangnya.

 

Page 42: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

30

(2) Perangkat desa sebagaiamana dimaksud pada ayat (1)

diangkat oleh Kepal Desa setelah dikonsultasikan dengan

camat, atas nama Bupati/Walikota.

(3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Perangkat

Desa sebagaimana dimaksud pada (1) bertanggung jawab

kepada Kepala Desa.(UU Desa RI 2014, 26)

Kepala desa dan perangkat desa memiliki peran penting dalam

menjalankan regulasi dalam menjalankan pemerintahan di desa

sebagai bentuk pemerintahan yang berhadapan langsung dengan

masyarakat sehingga tau betul apa yang dibutuhkan masyarakat

dan potensi apa yang dimiliki masyarakat. Pemerintahan desa

yang bersih akan bahu membahu memikirkan kepentingan

masyarakat dan mengajak masyarakat untuk ikut berpasrtisipasi

dalam membangun desa.

3. Kewenangan Desa

Secara konstitusional, bentuk negara Indonesia adalah negara

kesatuan. “ Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang

berbentuk republik”, demikian bunyi pasal 1 ayat (1) UUD 1945.

Menunjukan bahwa para pendiri negara atau Founding Father

telah dengan sengaja memilih bentuk Negara Kesatuan Republik

Indonesia bukan berbentuk negara federasi atau serikat.

Konsekuensi dari konsep atau gagasan hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) bukan saja Desentralisasi

kewenangan kepada daerah otonom yang kemudian melahirkan

otonomi daerah, melainkan lebih dari itu yaitu pengakuan

ataupun perlindungan terhadap adanya otonomi desa sebagai

 

Page 43: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

31

otonomi asli bangsa Indonesia sebelum datangnya kolonial

belanda.(syafrudin dan Na’a 2010, 11)

Pengakuan dimaksud bukan hanya diatas kertas saja seperti

kebebasan memberikan nama desa dan sebagainya, tetapi juga

harus memberikan implementasi pengakuan terhadap

kewenangan-kewenangan desa, terutama kewenangan asli

(oroginair) yang telah turun temurun diketahui sebagai

kewenangan desa.

Dalam hal ini yang harus dijadikan patokan adalah pengakuan

atas keanekaragaman sebagai dasar pemikiran otonomi desa.

Selain Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa

menegaskan desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama

lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur

dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul,

dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (UU Desa RI

2014)

Asas pengaturan desa tertuang dalam Undang-Undang desa

nomor 6 tahun 2014 yakni:

a. rekognisi

b. subsidiaritas

c. keberagaman

d. kebersamaan

e. kegotongroyongan

f. kekeluargaan

 

Page 44: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

32

g. musyawarah

h. demokrasi

i. kemandirian

j. partisipasi

k. kesetaraan

l. pemberdayaan, dan

m. keberlanjutan

Dari keseluruhan isi dan pengertiannya menunjukan

bahwasanya masyarakat desa memiliki kewenangan penuh untuk

berdaya mengatur desanya sendiri, terutama asas subsidiaritas

yang dapat diartikan sebagai penetapan kewenangan dalam skala

lokal dan menentukan keputusan skala lokal untuk kepentingan

masyaraka desa.

Adapun kriteria kewenangan lokal yang dimiliki desa,

tertuang dalam Permendes PDTT no 1 tahun 2015 yakni meliputi:

1. Kewenangan yang mengutamakan pelayanan dan

pemberdayaan masyarakat.

2. Kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan dan

kegiatan hanya dalam wilayah dan masyarakat desa yang

mempunyai dampak internal desa.

3. Kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan

kepentingan sehari-hari masyarakat desa;

4. Kegiatan yang telah dijalankan oleh desa atas dasar prakarsa

desa;

 

Page 45: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

33

5. Program kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi, dan

pemerintah kabupaten/kota dan pihak ketiga yang telah

diserahkan dan dikelola oleh desa; dan

6. Kewenangan lokal berskala desa yang telah diatur dalam

peraturan perundang-undangan tentang pembagian

kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi, dan

pemerintah kabupaten/kota. (Kessa 2015, 10–11)

Dalam Pasal 19 dan 103 Undang-Undang Desa disebutkan,

Desa dan Desa adat mempunyai empat kewenagan, meliputi:

a) Kewenangan berdasarkan hak asal usul. Hal ini berbeda

dengan perundang-undangan sebelumnya yang menyebutkan

bahwa urusan pemerintahan yang sudah aada berdasarkan hak

asal-usul desa.(uu desa ri 2014, 12)

b) Kewenangan lokal berskala Desa dimana Desa mempunyai

kewenangan penuh untuk mengatur dan mengurus desanya.

Berbeda dengan perundang-undangan sebelumnya yang

menyebutkan, urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya

kepada desa.(UU Desa RI 2014, 12)

c) Kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerontah

daerah provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota.(UU

Desa RI 2014, 12)

d) Kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah,

pemerintah Daerah provinsi, atau pemerintah daerah

kabupaten/Kota Sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.(UU Desa RI 2014, 12)

 

Page 46: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

34

Dari empat kewenangan tersebut, pada kewenangan pertama

yaitu kewenangan asal usul dan kewenangan lokal berskala desa,

terdapat prinsip penting yang dimiliki desa. Dimana kewenangan

yang dimiliki oleh desa tersebut bukanlah kewenangan sisa yang

dilimpahkan oleh pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana

pernah diatur dalam Undang-Undang no 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah dan PP no 72 tahun 2005 tentang

pemerintahan desa. Melainkan, sesuai dengan asas rekognisi dan

subsidiaritas, dan kedua jenis kewenangan tersebut diakui dan

ditetapkan langsung oleh undang-undang dan dijabarkan oleh

peraturan pemerintah(Silahudin 2015, 13)

Namun harus selalu diingat tiada hak tanpa kewajiban, tiada

kewenangan tanpa tanggung jawab dan tiada kebebasan tanpa

batas. Oleh karenanya, dalam pelaksanaan hak, kewenangan dan

kebebasan dalam penyelenggaraan otonomi desa, jangan

dilakukan secara kebablasan sehingga desa merasa seakan

terlepas dari ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak

mempunyai hubungan dengan kecamatan, kabupaten, provinsi,

ataupun dengan pemerintah pusat, bertindak semau sendiri dan

membuat peraturan desa tanpa memperhatikan perundang-

undangan yang lebih tinggi tingkatannya.(Widjaya 2004, 166)

 

Page 47: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

35

B. Usaha Kesejahteraan Sosial dan Kebijakan Pembangunan

Sosial

1. Usaha Kesejahteraan Sosial

Kondisi sejahtera secara sosial menurut Undang-Undang

nomor 11 tahun 2009 adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup

layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat

melaksanakan fungsi sosialnya.(“Undang-Undang Republik

Indonesa nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial”

2009)

Kondisi kesejahteraan sendiri terwujud tanpa adanya usaha

kesejahteraan sosial yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah,

organisasi non pemerintah, maupun dunia usaha.

Usaha Kesejahteraan Sosial dapat disimpulkan sebagai bentuk

kegiatan terencana agar masyarakat dapat memenuhi

kebutuhnannya baik secara material, spiritual maupun kebutuhan

lainnya yang menunjang terlaksananya hajat hidup masyarakat

dengan baik.

Usaha kesejahteraan sosial (social (welfare) services) itu

sendiri, pada dasarnya merupakan suatu program ataupun

kegiatan yang didesain secara konkrit untuk menjawab masalah,

kebutuhan masyarakat ataupun meningkatkan taraf hidup

masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat

ditujukan pada individu, keluarga kelompok-kelompok, dalam

komunitas, ataupun komunitas secara keseluruhan (baik

komunitas lokal, regional, maupun nasional). (Rukminto Adi

2005, 86)

 

Page 48: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

36

Organisasi yang menyediakan layanan sosial (usaha

kesejahteraan sosial) ini, dalam persfektif yang lebih luas

seringkali dikenal dengan organisasi pelayanan masyarakat

(Human Services Organization atau seringkali disingkat dengan

sebutan HSO). HSO mempunyai lingkup yang lebih luas dari

organisasi sosial yang dikenal di Indonesia. Karena HSO bisa

merupakan organisasi pemerintahan (government organization),

organisasi non pemerintah (non government organizations)

maupun pihak swasta (private organization) yang memperhatikan

(concern dengan) masalah-masalah sosial dan masalah

kesejahteraan sosial dalam arti sempit (seperti masalah yang

terkait dengan prostitusi, anak jalanan, tuna netra, tuna rungu, dan

tuna grahita).(Rukminto Adi 2005, 86–87)

Dalam kaitannya dengan apa yang menjadi motivasi dari

suatu organisasi pelayanan masyarakat mengadakan suatu usaha

kesejahteraan sosial (UKS), Schneiderman (1967) dikutip oleh

Mendoza (1981,1-3) menyatakan tiga tujuan dari suatu HSO

menyediakan UKS:

1) Tujuan Kemanusiaan dan keadilan sosial (Humanitarian

and Social Justice Goal).

Tujuan ini bersumber dari gagasan ideal demokratis

tentang keadilan sosial , dan hal ini berasal dari keyakinan

bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk

mengembangkan potensi diri yang mereka miliki. Meskipun

kadangkala potensi tersebut “tertutup” olah adanya hambatan

fisik, sosial, ekonomi, kejiwaan atau pun berbagai faktor

lainnya.

 

Page 49: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

37

Berdasarkan tujuan ini, usaha kesejahteraan sosial banyak

diarahkan pada upaya pengidentifikasian kelompok yang paling

tidak mendapat perhatian; kelompok yang paling ditelantarkan;

kelompok yang paling tergantung terhadap pihak lain ataupun

kelompok yang kurang diuntungkan. Usaha kesejahteraan sosial

menjadikan mereka sebagai kelompok sasaran dalam upaya

menjembatani kelangkaan sumber daya yang mereka (kelompok

sasaran) miliki.(Rukminto Adi 2005, 87)

2) Tujuan yang terkait dengan pengendalian sosial (Social

Control Goal).

Tujuan ini berkembang berdasarkan pemahaman bahwa

kelompok yang tidak diuntungkan; kekurangan; ataupun tidak

terpenuhi kebutuhan kehidupannya, akan dapat melakukan

‘seranga’ ataupun mejadi ‘ancaman’ bagi kelompok

masyarakat yang sudah mapan. Karena itu, kelompok

masyarakat yang sudah mapan berupaya ‘mengamankan’ diri

mereka dari sesuatu yang dapat mengancam kehidupannya,

pemilikan maupun satabilitas yang sudah berjalan. Misalnya

saja, perusahaan multi nasional (multi national company)

yang mengalokasikan sebagian kecil dari anggarannya untuk

memberikan bantuan keuangan pada masyarakat sekitar

lokasi, agar mereka tidak melakukan perusakan pada property

yang dimiliki perusahaan atau pun melakukan pemblokiran

jalan kearah lahan pertambangan.(Rukminto Adi 2005, 87)

 

Page 50: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

38

3) Tujuan yang terkait dengan Pembangunan Ekonomi

(Economic Depelovment Goal)

Tujuan pembangunan ekonomi memprioritaskan pada

program-program yang dirancang untuk meningkatkan

produksi barang dan jasa, serta berbagai sumber daya yang

dapat menunjang serta memberikan sumbangan pada

pembangunan ekonomi. Beberapa contoh usaha kesejahteraan

sosial yang searah dengan tujuan pembangunan ekonomi

adalah (Rukminto Adi 2005, 88);

a) Beberapa tipe usaha kesejahteraan sosial yang secara

langsung memberikan sumbangan terhadap peningkatan

produktivitas individu, kelompok ataupun masyarakat.

b) Usaha kesejahteraan sosial yang berupaya untuk

mencegah atau meminimalisir hambatan (beban) akibat

adanya ‘tanggungan’ dari para pekerja dewasa.

c) Usaha kesejahteraan sosial yang mencegah atau

‘melawan’ (coun teract) pengaruh buruk dari urbanisasi

dan industrialisasi terhadap kehidupan keluarga dan

masyarakat, serta membantu mengidentifikasikan dan

mengembangkan kepemimpinan lokal dalam komunitas.

Selain dari motif organisasi dalam mengembangkan usaha

kesejahateraan sosial. Jenis usaha kesejahteraan sosial yang

ditawarkan ke masyarakat (Rukminto Adi 2005, 89) berupa :

a. Layanan yang langsung ditujukan ke kelompok (komunitas)

sasaran yang dikenal dengan Direct Services.

 

Page 51: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

39

b. Layanan yang tidak langsung diarahkan pada komunitas

sasaran, tetapi bantuan diberikan kepada lembaga yang

mempunyai program langsung ke komunitas sasaran. Bentuk

layanan seperti ini dikenal dengan nama Indirect Services.

Kedua pendekatan ini dilakukan dengan menyesuaikan pada

tujuan usaha kesejahteraan yang akan dilakukan, sehingga tepat

guna dan sasaran dan menghindari terjadinya penyalahgunaan

kebijakan dan program.

Selain itu dalam bukunya yang berjudul, Pemikiran-

Pemikiran dalam kesejahteraan sosial (Rukminto Adi 2002, 49)

diterangkan mengenai bagaimana diskursus komunita digunakan

dalam usaha kesejahteraan sosial. Dimana dalam diskursus ini,

dalam melakukan kajian kebutuhan dan potensi yangada pada

masyarakat, perencanaan program, pelaksnaan program, dan

kegiatan serta pada evaluasi lebih mengutamakan masukan dari

masyarakat.

Hakikat kesejhateraan pada diskursus ini, dilihat dari adanya

atau tumbuhnya partisipasi dalam konteks komunitas. Partisipasi

masyarakat dalam proses pemberdayaan, masyarakat menjadi

salahsatu kunci terciptanya kesejahteraan sosial. (Rukminto Adi

2002, 60)

Adapun penerima usaha kesejahteraan sosial (recipient of

welfare) pada diskursus ini dilihat sebagai warga masyarakat

yang mempunyai hak sekaligus kewajiban. Sebagai warga

 

Page 52: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

40

masyarakat, penerima usaha kesejahteraan sosial dianggap

sederajat dengan pemberi layanan.(Rukminto Adi 2002)

2. Kebijakan Publik sebagai Kebijakan Sosial

Kebijakan atau yang terkadang juga disebut dengan kebija

kansanaan seringkali dikaitkan dengan kegiatan politik atau

tindakan politik, Menururut Frederic dalam Wibawa (2011:2)

kebijakan adalah arah tindakan yang di usulkan oleh seseorang,

kelompok, atau pemerontah dalam suatu lingkungan tertentu,

yang memberikan hambatan-hambatan atau lesempatan-

kesempatan dalam rangka mencapai suatu tujuan atau

merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu.

Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan

publik, kebijakan sosial merupakan ketetapan pemerintah yang

dibuat untuk merespon isu-isu yang bersifat publik, yakni

mengatasi masalaha sosial atau memenuhi kebutuhan masyarakat

banyak. (Suharto 2013, 10)

Dalam (Suharto 2013, 11) garis besar, Kebijakan Sosial

mewujudkan tiga kategori yakni Undang-Undangan, Program

Pelayanan Sosial, Dan Sistem Perpajakan (lihat Midgley dalam

(Suharto 2013, 11)).

1) Peraturan dan perundang-undangan. Pemerintah memiliki

kewenangan membuat kebijakan publik yang mengatur

pengusaha, lembaga pendidikan, perusahaan swasta agar

mengadopsi ketetapan-ketetapan yang berdampak langsung

pada kesejahteraan.

 

Page 53: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

41

2) Program pelayanan sosial. Sebagian besar kebijakan

berwujud dan diaplikasikan dalam bentuk pelayanan sosial

yang berupa Bantuan Barang, Tunjangan Uang, Perluasan

Kesempatan, Perlindungan Sosial, Dan Bimbingan Sosial

(Konseling,Advokasi,Dan Pendampingan)

3) Sistem Perpajakan dikenal sebagai kesekahteraan fiscal.

Selain sebagai sumber utama pendanaan kebijakan sosial,

pajak juga sekaligus merupakan instrument kebijakan yang

bertujuan langsung mencapai distribusi pendapatan yang adil.

Sedangkan Anderson merumuskan kebijakan sebagai langkah

tindakan yang yang secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor

atau sejumlah aktor berkenaan dengan adanya masalah atau

persoalan teretentu yang dihadapi. Dari kedua pengertian tersebut

dapat difahami bahwa kebijakan sejatinya merujuk kepada

tindakan terencana yang dilakukan untuk mencapai tujuan dalam

melihat kondisi dan situasi yang terjadi pada masyarakat.

Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kebijakan publik

dikemukakan oleh Dunn dalam Pasolong (2012:41) yakni:

1) Penetapan agenda kebijakan

2) Adopsi kebijakan

3) Implementasi kebijakan, dan

4) Evaluasi kebijakan

Selain itu Pasolong (2012:41) juga menjelaskan mengenai

proses rumusan kebijakan melalui tahap-tahap berikut:

1) Analisis kebijakan

2) Pengesahan kebijakan

 

Page 54: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

42

3) Implementasi kebijakan, dan

4) Evaluasi kebijakan

3. Rencana Pembangunan

Pembangunan adalah proses perubahan kearah kondisi yang

lebih baik, melalui upaya yang dilakukan secara terencana

(kartasasmita 1997). Sedangkan, definisi pembangunan sosial

sendiri yakni proses perubahan sosial yang terencana yang

didesain untuk mengangkat kesejahteraan penduduk menyeluruh

dengan menggabungkannya dengan proses pembangunan

ekonomi yang dinamis.(midgley 2005, 37)

Pembangunan sosial adalah salah satu pendekatan

kesejateraan sosial, karakter utama dalam pembangunan sosial

adalah usahanya untuk menghubungkan usaha-usaha

pembangunana ekonomi dan sosial. Pembangunan sosial secara

ekspilisit berusaha mengintegrasikan proses-proses ekonomi dan

sosial. Didalam proses pembangunan, pembangunan sosial dan

ekonomi membentuk dua sisi dari satu mata uang yang sama,

pembangunan sosial tidak akan terjadi tanpa pembangunan

ekonomi dan pembangunan ekonomi tidak akan terjadi tanpa

diiringi dengan peningkatan pada kesejahteraan sosial pada

masyarakat secara menyeluruh.(midgley 2005, 34)

Pada hakikatnya pembangunan sosial dan ekonomi adalah

berdampingan, dan tidak hanya fokus pada peningkatan

penghasilan namun juga pada struktur masyarakat serta

infrastruktur penunjang masyarakat.

 

Page 55: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

43

a) Rencana Pembangunan Desa

Sebagaimana diatur dalam peraturan menteri dalam negeri

No. 114 tahun 2014, tentang pedoman pembangunan Desa,

disebutkan bahwa Perencanaan Pembangunan Desa adalah proses

tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa

dengan melibatkan Badan Permusyaratan Desa dan unsur

masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan

pengalokasian sumberdaya desa dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan desa.(Kessa 2015, 18)

Pemerintah desa menyusun perencanaan pembangunan Desa

sesuai dengan kewenangan dengan mengacu pada perencanaan

pembangunan Kabupaten/Kota. perencanaan dan pembangunan

desa dilaksanakan oleh pemerintah dengan melibatkan seluruh

masyarakat desa dengan semangat gotong royong. masyarakat

desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembangunan desa.(Kessa 2015, 19)

Berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tahapan

pembangunan desa meliputi, tahapan perencanaan, tahapan

pelaksanaan dan tahapan pengawasan (UU Desa RI 2014)

Perencanaan pembangunan Desa disusun secara berjangka

meliputi:

a) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)

untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan

 

Page 56: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

44

b) Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut

Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP DESA), merupakan

penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu satu tahun.

Terdapat delapan Bidang pelaksanaan Pembangunan Desa

yang tertuang yang dicanangkan Kementrian PDTT (Kessa 2015,

23) yaitu:

a. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur

dan lingkungan desa antara lain: tambahan perahu; jalan

pemukiman;jalan desa antar pemukiman ke wilayah

pertanian; pembangkit listrik tenaga mikrohidro ;lingkungan

pemukiman masayrakat desa; dan infrastuktur desa lainnya

sesuai kondisi desa.

b. Pembangunan, pemanfaaatan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana kesehatan antara lain; air bersih berskala desa;

sanitasi lingkungan.

c. Pelayanan kesehatan desa seperti posyandu; dan sarana dan

prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi desa.

d. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain; taman

bacaan masyarakat; pendidikan anak usia dini; balai

pelatihan/kegiatan belajar masyarakat; pengembangan dan

pembinaan sanggar seni; dan sarana dan prasarana pendidikan

pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi.

e. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan,

pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prsasarana

ekonomi antara lain,pasar Desa,pembentukan dan

pengembangan BUM desa, penguatan permodalan BUM

 

Page 57: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

45

desa; pembibitan tanaman pangan ; penggilingan padi;

lumbung desa; pembukaan lahan pertanian; pengelolaan

Usaha Hutan Desa; kolam ikan dan pembenihan ikan; kapal

penangkap ikan; coldstorage (gudang pendingin) ; tempat

pelelangan ikan;tambak garam;kandang ternak;instalasi

biogas; mesin pakan ternak; sarana dan prasarana ekonomi

lainnya sesuai kondisi Desa.

f. Pelestarian lingkungan hidup antara lain;

penghijauan;pembuatan terasering; pemeliharaan hutan

bakau; perlindungan mata air; pembersihan daerah aliran

sungai; perlindungan terumbu karang;dan kegiatan lainnya

sesuai kondisi desa.

g. Bidang pembinaan masyarakat antara lain: pembinaan

lembaga kemasyarakatan; penyelenggaraan ketentraman dan

ketertiban; pembinaan kerukuanan umat beragama;

pengadaan sarana dan prasarana olahraga; pembinaan

lemabag adat; pembinaan kesenian dan sosial budaya

masyarakat; dan kegiatan lain sesuai kondisi desa.

h. Bidang pemberdayaan masyarakat antara lain: pelatihan usaha

ekonomi, pertanian perikanan dan perdagangan; pelatihan

teknologi tepat guna; pendidikan, pelatihan dan penyuluhan

bagi kepala desa, perangkat desa dan badan permusyawaratan

desa; peningkatan kapasitas masyarakat, anatara lain: kader

pemberdayaan masyarakat desa; kelompok usaha ekonomu

produktif; kelompok perempuan, kelompok tani, kelompok

masyarakat miskin, kelompok nelayan, kelompok pengrajin,

 

Page 58: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

46

kelompok pemerhati dan perlindungan anak. kelompok

pemuda; dan kelompok lain sesuai kondisi desa.

b) Pendekatan Pembangunan Desa

Perencanaan pembangunan di Indonesia selama ini sering

dikatakan menerapkan pendekatan top down sehingga hasil

pembangunan kurang memberikan manfaat kepada masyarakat

setempat. Banyak proyek pembangunan yang berhasil secara fisik

tetapi dalam kenyataannya tidak berhasil secara masyarakat

karena kurang mampu memberdayakan masyarakat setempat,

sehingga pembangunan tersebut dikatakan tidak berhasil. Secara

tertulis, perencanaan pembangunan daerah telah mengadopsi

pendekatan top down sedangkan dalam praktek perencanaan

pembanguanan nasional itu merupakan kombinasi antara

pendekatan top down dan buttom up. Permasalahannya adalah

penerapan metode dan teknik pendekatan tersebut belum

dilaksanakan sebagaimana yang seharusanya.(Adisasmita 2013,

14)

c) Program Pembangunan Perdesaan

Pada skala nasional, berdasarkan Kepmen Mendagri Nomor

99 tahun 1999 maka program pengembangan dan pembangunan

perdesaan langsung ditandatangani oleh Direktorat Jenderal

Pemberdayaan Masyarakat Desa (Adisasmita 2013, 14–15),

Tugas dan Fungsi Institusi Ini adalah:

 

Page 59: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

47

1) Merumusakan dan menyiapkan kebijakan yang

memfasilitasi pelaksanaan pemerintah Desa dan

kelurahan.

2) Merumusakn dan menyiapkan kebijakan yang

memfasilitasi pelaksanaan ketahanan masyarakat.

3) Merumuskan dan menyiapkan kebijakan yang

memfasilitasi pelaksanaan sosial budaya masyarakat.

4) Merumuskan dan menyiapkan kebijakan yang

memfasilitasi pelaksanaan usaha ekonomi masyarakat.

5) Merumuskan dan menyiapkan kebijakan yang

memfasilitasi pelaksanaa pemanfaatan sumberdaya alam.

6) Merumuskan dan menyiapkan kebijakan yang

memfasilitasi pelaksanaa pemanfaatan teknologi tepat

guna.

7) Mengoordinasikan penyusuanan program dibidang

pemberdayaan masyarakat desa.

8) Memfasilitasi dan mengevaluasi pelaksanaan program

dibidang pemberdayaan masyaralat desa, serta

9) Melaksanakan administrasi dan tata usaha Direktorat

Jenderal.

d) Arahan Perencanaan Pembangunan Perdesaan

Daerah perdesaan memiliki ciri-ciri sebagai daerah

pemukiman dan kegiatan pertanian dalam arti luas. Sekitar 65%

Indonesia bermukim di daerah perdesaan. Sisanya 35 persen

berada didaerah perkotaan. Tingkat kepadatan penduduk di

daerah perdesaan relatif sangat rendah dibandingkan daerah

 

Page 60: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

48

perkotaan, sehingga luas daerah perdesaan mencapai lebih dari

70 persen.(Adisasmita 2013, 13)

Meskipun beban pembanguanan menjadi semakin berat dan

luas, arah dan fokus pembangunan perdesaan harus tetap

dipertahankan, Karena fungsi daerah perdesaan dalam

pembangunan secara menyeluruh adalah sangat penting. Karena

penting fungsinya, maka pembangunan perdesaan seharusnya

diorientasikan kepada arah dan sasaran yang tepat, serasi,

berimbang (the right, coincide and balance direction)

(Adisasmita 2013, 13), yaitu sebagai berikut:

1) Pembangunan perdesaan diorientasikan pada ketahanan

pangan.

2) Disamping bahan pangan, daerah perdesaan juga

merupakan penghasil komoditas yang potensial, yang

merupakan bahan baku untuk industri dan merupakan

komoditas ekspor (tanaman perkebunan, perikanan,

peternakan dan kehutanan).

3) Meningkatkan kegiatan ekonomi lokal dalam bentuk

peningkatan nilai tambah terhadap komoditas yang

dihasilkan sehingga lebih marketable dan perluasan

kegiatan-kegiatan yang terkait lainnya.

4) Memperbaiki lingkungan hidup. Lahan di daerah

perdesaan sangat luas, sangat potensial untuk ditanami

berbagai jeis tanaman. Untuk itu perlu dilancarkan slogan

“gemar bertanam”, maka daerah perdesaan menjadi hijau,

 

Page 61: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

49

berarti kerusakan lingkungan dapat dihindari (terjadinya

tanah longsor, erosi dan banjir).

5) Penguatan kelembagaan perdesaan. (Adisasmita 2013,

18–19)

e) Pilar Perencanaan Pembangunan Wilayah/Perdesaan

Dalam (Adisasmita 2013, 19) perencanaan adalah suatu

proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada

waktu yang akan datang yang diarahkan pada pencapaian sasaran

tetentu. Perencanaan mengandung tiga pilar yaitu:

1) Berhubungan dengan pencapaian tingkat kesejahteraan

masyarakat pada masa depan.

2) Menyusun seperangkat kegiatan pembangunan secara

sistematis.

3) Dirancang untuk mencapai tujuan pembangunan tertentu.

Para perencana perlu menghitung dan menganalisis, membuat

asumsi agar proyeksi tersebut dapat tercapai, yaitu pencapaian

perbaikan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat.

f) Tujuan Pembangunan Desa

Tujuan pembangunan desa tercantum dalam Undang-Undang

nomor 6 tahun 2014 pasal 78 ayat 1 yakni:

“Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta

penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan

dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,

pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan

sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.” (UU

Desa RI 2014, 43)

 

Page 62: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

50

Selain itu juga bertujuan untuk sebagai bentuk realisasi Visi

dan Misi Pemerintah desa untuk menciptakan masyarakat desa

yang sejahtera.

Perencanaan pembangunan wilayah dan perdesaan dianggap

penting, karena kegagalan pembangunan wilayah dan perdesaan

akan mengakibatkan dampak negatif terhaap pembangunan

secara keseluruhan, seperti derasnya migrasi penduduk yang

berlebihan dari wilayah perdesaan ke daerah perkotaan.

Kecenderungan ini makin meningkat, sehingga ketimpangan

antara daerah perdesaan dengan daerah perkotaan semakin

tajam/besar.(Adisasmita 2013, 19)

 

Page 63: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

51

BAB III

PROFIL DESA

A. Gambaran Umum Desa Cidokom

1. Sejarah Desa

Desa Cidokom adalah salah satu desa yang berada di wilayah

Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

yang sudah terbentuk sejak tahun 1950, berada pada ketinggian

170m DPL, dengan luas wilayah 300 Ha.

Pada tahun 1950 Cidokom di pimpin oleh seorang mandor

yang bernama (Bp.Pini) sampai sekarang telah mengalami

beberapa pergantian pemimpin. Pada tahun 1958 di pimpin oleh

bapak Saiman sebagi Kepala Desa sampai dengan tahun

1964,pada periode 1964 sampai dengan tahun 1965 di jabat oleh

bapak Miin Buang, kemudian sejak tahun 1965 sampai dengan

tahun 1984 selama dua periode di pimpin oleh bapak Sairan

Mijar.

Pada Tahun 1984 Desa Cidokom di mekarkan menjadi dua

desa yaitu menjadi Desa Cidokom dan Desa Padurenan, karena

luas wilayah dan populasi penduduknya pada saat itu sudah

memungkinkan untuk di mekarkan menjadi dua Desa. Pada tahun

1985 sampai dengan tahun 1993 Desa Cidokom di pimpin oleh

bapak Wirta Sairan, dan pada tahun 1993 sampai dengan tahun

1995 pucuk pimpinan Desa cidokom di Jabat oleh bapak Sukarsa.

Cidokom kembali melakukan pemilihan Kepala Desa pada

tahun 199 yang kemudian dimenangkan kembali oleh bapak

 

Page 64: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

52

Wirta Sairan selama satu periode sampai tahun 2003, sejak tahun

2003 samapai dengan tahun 2008 Desa Cidokom di pimpin oleh

bapak Achmad Dahlan.H yang telah berhasil memenangkan

pemilihan kepala desa pada tahun 2003. Cidokom pernah

mengalami masa transisi yang kemudian Desa Cidokom di

pimpin oleh bapak Sabarudin, yang pada waktu itu menjabat

sebagai Sekretaris Desa Cidokom.dan pada tahun 2008 sampai

2014.

Desa Cidokom kembali di pimpin oleh bapak Achmad

Dahlan.H, dan pada masa transisi kembali di pimpin oleh bapak

Sabarudin selama kurang lebih tiga minggu kepemimpinannya,

dan pada akhir Bulan Desember Desa Cidokom kembali

melaksanakan pemilihan untuk Kepala Desa, dengan sukses

tanpa akses yang di menangkan oleh bapak Sain Saputra sebagai

Calon terpilih pada pada tanggal 21 Desember 2014. Beliau di

lantik pada tanggal 20 januari 2015 dengan masa jabatan periode

tahun 2015 sampai dengan tahun 2020.

Dari awal terbentuknya desa cidokom telah berstatus sebagai

desa buka kelurahan, seperti yang diungkapkan bapak Syahroni

selaku Ketua Urusan bagian umum Desa Cidoko

”Dari awal dibentuk statusnya memang sudah desa ya,

nah Cidokom ini adalah Desa Induk dari Desa Pedurenan”

(Wawancara pribadi dengan Bapak.Syahroni, Sejarah Desa

Cidokom. Bogor 22 Desember 2017)

 

Page 65: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

53

2. Letak Geografis

Desa Cidokom luas wilayahnya 300 Ha, terdiri dari 6 RW, 22

RT dan 3 Dusun. Yaitu Dusun I, II dan Dusun III, dengan batas-

batas wilayah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Batas Desa Cidokom

Jarak dari Desa Cidokom ke ibu kota Kecamatan

Gunungsindur 5 Km, jarak ke ibu kota Kabupaten Bogor 36 Km,

jarak ke ibu kota Provinsi di Bandung 160 Km dan jarak ke ibu

kota Negara di Jakarta 45 Km.

3. Topografi

Desa Cidokom merupakan desa yang berada didaerah dataran

tinggi, dengan ketinggian ± 100 – 150 meter diatas permukaan

laut (mdpl).Sebagian besar wilayah desa adalah lahan

pertanian/sawah/tegalan dengan permukaan tanah datar 30%,

berbukit-bukit 40% dan lereng 30%.Suhu rata-rata harian

mencapai 30-40oC dan curah hujan rata-rata 1500-2000

Mm/tahun.

Batas Desa Kecamatan

Sebelah Utara Pedurenan Gunungsindur

Sebelah Selatan Waru Parung

Sebelah Timur Curug Gunungsindur

Sebelah Barat Cibinong Gunungsindur

 

Page 66: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

54

4. Hidrologi dan Klimatologi

Sumber air yang ada di Desa Cidokom meliputi air

permukaan dan air tanah.Air permukaan berupa sungai. Sesuai

dengan kebijakan penyediaan air baku untuk irigasi, maka di

Desa Cidokom mendapat pasokan pelayanan irigasi berasal dari

sungai Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga, masyarakat

sebagian menggunaan air bersih dari Perusahaan Air Minum

(PAM) dan sebagian yang lain dari sumur gali dan sumur

pompa/bor.

B. KONDISI SOSIAL DESA CIDOKOM

1. Kependudukan

Penduduk desa Cidokom berdasarkan data terakhir hasil

sensus penduduk tahun 2015 tercatat sebanyak 8.193 jiwa, tahun

2014 sebanyak 7.013 jiwa, dan tahun 2013 sebanyak 7.041 jiwa,

sehingga mengenai penduduk Desa Cidokom mengalami

kenaikan untuk setiap tahunnya dengan rata-rata 10 %, untuk

lebih jelasnya sebagaimana kita lihat dalam tabel berikut ini :

Tabel : 3.2

Jumlah Penduduk

No

.

Tah

un

Jumlah Penduduk Jumlah

KK

Laju

Pertu

mbuh

an Lk Pr

Jumla

h

1 2013 3.605 3.436 7.041 1.985 3,2 %

2 2014 3.592 3.421 7.013 1.997 3,86 %

 

Page 67: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

55

3 2015 4.073 4.120 8.193 2.349 -

4 2016 - - 8.288 - -

5 2017 - - 8.500 - -

Sumber:Data Desa Cidokom(data belum terperbaharui)

Tabel : 3.3

Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk tiap Dusun

Desa Cidokom Tahun 2015

Sumber:Data Penduduk Desa Cidokom

Proyeksi Jumlah penduduk di Desa Cidokom Tahun 2016

berjumlah 8.288 Jiwa, Tahun 2017 berjumlah 8.500 jiwa.

2. Kesehatan

Tenaga kesehatan di Desa Cidokom pada tahun 2015 terdiri

dari medis/dokter orang, perawat 0 orang, bidan desa 1 orang,

dukum bayi 3 orang, dan kader sekitar 31 orang, serta fasilitas

kesehatan yakni posyandu dan puskesdes. Lihat tabel 3.4

No. Dusun Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 I 1.373 1.410 2.930

2 II 1.523 1.496 2.734

3 III 1.177 1.204 2.529

Jumlah 4.183 4.210 8.193

 

Page 68: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

56

Tabel : 3.4

Jumlah Tenaga Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat

di Desa Cidokom Tahun 2015

sumber : Data Desa, Posyandu dan Desa Siaga Desa Cidokom

Adapun angka kelahiran anak di Desa Cidokom yakni, jumlah

kelahiran bayi (persalinan) pada tahun 2013-2015 adalah

sebanyak 186 jiwa, yang terdiri dari bayi lahir hidup 184 orang

dan bayi lahir mati 2 jiwa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Tabel : 3.5

Jumlah Kelahiran Hidup dan Kematian Bayi

Desa CidokomTahun 2013 – 2015

No. Tenaga Kesehatan Jumlah Ket

1 Medis Doktor Umum -

Dokter Spesialis -

2 Perawat Bidan 1

Perawat -

3 Partisipasi

Masyarakat

Dukun Bayi 3

Posyandu 7

Poskesdes 1

Desa Siaga -

Kader 31

Jumlah 43

No Uraian 2013-2015 Rata-rata

1 Bayi lahir Hidup 184

2 Jumlah Kematian

Bayi 2

Jumlah 184

 

Page 69: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

57

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan,

sehingga Pendidikan adalah sebuah investasi (modal) dimasa

yang akan datang. Di Desa Cidokom Jumlah Guru untuk Tahun

2015 berjumlah 138 Orang. Adapun Rincian mengenai Jumlah

Murid dan Guru tersebar sebagaimana bisa kita lihat dalam tabel

berikut ini :

Tabel : 3.6

Data Pendidikan/Sekolah Formal dan Non Formal

di Desa Cidokom Tahun 2015

N

o

Nama

Sekolah

Jumlah Lokasi

Guru Murid

1 Paud Nurul

Ikhwan

8 38 Kp.Batu Tapak

Rt.003/006

2

Paud Nurul

Qulbi

4 13 Kp.Batu Tapak

Rt.003/005

3 Paud Al

Musfiroh

4 42 Kp.Cidokom

RT.002/003

4 Paud Al

Khoeriyah

2 86 Kp.Cidokom

RT.004/001

5 Paud Ulil

Al Bab

7 70 Kp.Cidokom

RT.004/001

6 Paud As-

Syukriyyah

4 32 Kp.Cidokom

RT.003/001

7 SDN

Melati

12 304 Kp.Cidokom

RT.003/003

8 SDN

Cidokom

III

16 456 Kp.Batu Tapak

Rt.002.005

9 MI Nurul

Yaqin

12 160 Kp.Batu Tapak

Rt.001/006

1

0

MI Al

Khoeriyah

9 86 Kp.Cidokom

RT.004/001

1 SMP 30 480 Kp.Cidokom

 

Page 70: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

58

1 Darunnajah

8

RT.003/004

1

2

SMA

Darunnajah

8

30 320 Kp.Cidokom

RT.003/004

1

3

Pesantren

Darunnajah

8

60 800 Kp.Cidokom

RT.003/004

1

4 PKBM

- - Kp.Cidokom

RT.001/003

1

5

Paket A,B,

C

- - Kp.Batu Tapak

Rt.001/006

Sumber : Data Desa Cidokomdan Dinas Pendidikan Kecamatan

Gunungsindur

4. Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kesejahteraan

sosial meliputi proses globalisasi dan indrustrialisasi serta kritis

ekonomi dan politik yang berkepanjangan. Dampak yang

dirasakan diantaranya semakin berkembang dan meluasnya

bobot, jumlah dan kompleksitas berbagai permasalahan sosial.

Keadaan ini bisa dilihat dan diamati dari data tabel 9 Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di bawah ini :

Tabel : 3.7

Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Di Desa Cidokom Kecamatan Gunungsindur Tahun 2015

No Masalah Kesejahteraan Sosial Jumlah Keterang

an

1 Anak Terlantar -

2 Anak Nakal -

 

Page 71: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

59

3 Anak Balita Terlantar -

4 Anak Jalanan -

5 Lansia Terlantar -

6 Pengemis -

7 Gelandangan -

8 Korban NAPZA -

9 PSK -

10 Eks Narapidana 6

11 Penyandang Cacat 1

12 Penyandang Cacat Eks Kronis -

13 Keluarga Miskin Sosial 492

14 Keluarga Bermasalah Sosial

Psikologis

4

15 Keluarga Rumah Tak Layak

Huni

50

16 Wanita Rawan Sosial Ekonomi -

17 Pemulung 2

18 Janda Pensiunan 7

19 Korban Bencana 1

20 Masyarakat Tinggal Di Rawan

bencana

-

21 Komunitas adat terpencil -

22 Lain-lain -

(RKP Cidokom 2016)

5. Organisasi Kepemudaan

Sedangkan organisasi keolahragaan yang ada di Desa

Cidokom cukup variatif, maupun semua organisasi tersebut masih

dikelola secara amatir, dan hanya penyaluran kegemaran saja.

Untuk lebih jelasnya data organisasi ke olahragaan dapat dilihat

dalam tabel 11 di berikut ini :

 

Page 72: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

60

Tabel : 3.8

Data Klub/Perkumpulan Olahraga

Di Desa Cidokom Tahun 2015

No. Klub Olahraga Jumlah Keterangan

1 Klub Sepakbola 3 Club Desa Cidokom

2 Klub Bola Volly 2 Club Desa Cidokom

3 Klub Bulu Tangkis 2 Club Desa Cidokom

4 Klub Tenis Meja 1 Club Desa Cidokom

5 Klub Senam Sehat 1 Club Desa Cidokom

6 Klub Jantung Sehat 1 Club Desa Cidokom

7 Klub Pencak Silat - Desa Cidokom

8 Klub Futsal 3 Club Desa Cidokom

Sumber:Data Desa Cidokom

Dari Klub olahraga diatas, telah banyak melahirkan atlet-altet

berbakat dan ikut serta dalam kegiatan mewakili Desa untuk

kontingen tingkat Kecamatan, bahkan untuk tingkat Kabupaten

Bogor, sedangkan dalam ajang kegiatan kompetisi atlet-atlet

tersebut kebanyakan hanya mengikuti kegiatan ditingkat lokal

saja.

Selain perkumpulan atau klub diatas Cidokom baru saja

membentuk kelompok pemuda karang taruna, pada bulan

November hal ini disampaikan langsung oleh bpk. Zulfahmi

selaku Ketua Urusan Pembanguan desa Cidokom.

6. Kebudayaan dan Hubungan Antar Masyarakat

Kebudayaan yang ada di Desa Cidokom merupakan modal

dasar pembangunan yang melandasi pembangunan yang akan

dilaksanakan, warisan budaya yang bernilai luhur merupakan

dasar dalam rangka pengembangan pariwisata budaya yang

dijiwai oleh mayoritas keluhuran nilai Agama Islam.

 

Page 73: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

61

Pemerintah terus membina kelompok dan organisasi kesenian

yang ada, walaupun dengan keterbatasan dana yang dialokasikan,

namun semangat para pewaris kebudayaan di Desa Cidokom

Kecamatan Gunungsindur KabupatenBogor, terus merawat dan

melestarikannya dengan akhir-akhir ini membentuk Ikatan Olah

raga dan Seni mulai dari tingkat Desa sampai Ketingkat

Kabupaten Bogor. Dengan memeliharanya agar kelompok-

kelompok kesenian tersebut terus terpelihara.

Beberapa kelompok Kesenian yang ada di Desa Cidokom

yang masih eksis dan terawat dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel : 3.9

Data Kelompok Budaya dan Kesenian

di Desa Cidokom Tahun 2015

No. Jenis Kelompok

Kesenian

Jumlah

Group Status

1 Qosidah 6 Desa

2 Marawis 5 Desa

3 Band 1 Rt. 004/001

4 Pencak Silat 1 Darunnajah

Sumber:Data Desa Cidokom

Sedangkan Budaya hidupnya senidiri masyarakat cidokom

masih termasuk pada mashyarakat tradisioanal yang erat, dimana

mereka akan sling membantu atau melakukan gotong royong

dalam

 

Page 74: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

62

7. Tempat Peribadatan

Tabel : 3.10

Tempat Peribadatan

di Desa Cidokom Tahun 2015

No. Tempat Ibadah

Jumlah Keterangan

I Masjid 6 Aktif

2 Mushola 16 Aktif

3 Gereja - -

Total 22

Sumber:Data Desa Cidokom

Tabel : 3.11

Data Nama Masjid dan DKM

Di Desa Cidokom Tahun 2015

N

o.

Nama

Masjid Alamat

Nama

DKM

1 Al-Fatiniah Kp. Cidokom Rt.

003/001 Rt. Rahmat

2 Baithulrohim Kp. Cidokom Rt.

001/002 Narsin

Mulyana

3 Al - Barkah Kp. Cidokom Rt.

003/003 Ust.

Marwan

4 Darrul Zalal Kp. Cidokom Rt.

002/004 Ust. Agus

Aulia

 

Page 75: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

63

5 Al-Ikhlas Kp. Cidokom Rt.

004/004 Ust. Endang

6 Nurul Yaqin Kp. Batutapak Rt.

002/005 H. M.

Sholeh

Sumber : Data Desa Cidokom

C. Kondisi Ekonomi

1. Pajak dan Retribusi Desa

Pajak dan retribusi di Desa Cidokom pada tahun 2015

mengalami kenaikan daru tahun 2014 naun, mengalami

penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelum tahun 2013.

Adapun pendapatan pajak BUMI dan Bnagunan (PBB) Desa

Cidokom mengalami fluktuasi atau kenaikan yang sangat

signifikan, hal ini dikarenakan NJOP tanah yang tidak sesuai

dengan lokasi tanah sehingga timbul keengganan masyarakat

untuk membayar PBB karena kenaikan tersebut imbasnya adalah

penurunan realisasi untuk PBB tersebut, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam Tabel pendapatan PBB dari tahun ke tahun

dibawah ini :

Tabel : 3.12

Realisasi Pendapatan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)

Desa Cidokom Tahun 2015

No Perio

de WP

Target

(Rp)

Realisasi

(Rp)

Sisa

(Rp)

1 2 3 4 5 6

1 2015 192.049.8

78

69.601.541 122.448.37

7

Sumber :Data Desa Cidokom

 

Page 76: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

64

2. Alokasi Dana Desa

Alokasi Dana Desa (ADD) pada dasarnya adalah merupakan

dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat yang penyalurannya

melalui Pemerintah Kabupaten Bogor, dan merupakan Dana Hak

bagi setiap Desa yang berada dibumi nusantara ini, adapun

besarannya bervariasi disesuaikan denagn situasi dan kondisi

desa tersebut, karena merupakan konsekuensi pembagian tugas

antar Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa yang

dimaksudkan untuk membiayai program Pemerintahan Desa

dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat, sebagaimana di atur dalam Undang-

undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Alokasi Dana Desa tersebut merupakan sumber pendapatan

desa dan ada juga sumber pendapatan desa lainnya, diantaranya :

a) Pendapatan Asli Desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil

kekayaan desa,hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong

royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah.

b) Bagi hasil pajak daerah Kabupaten minimal 10% (sepuluh

persen) untuk desa dan dari retribusi Kabupaten sebagian

diperuntukan bagi desa;

c) Bagian dari Dana Perimbangan Keuangan pusat dan Daerah

yang diterima oleh Kabupaten untuk desa minimal 10%

(sepuluh persen), yang pembagiannya untuk setiap desa

secara proporsional;

 

Page 77: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

65

d) Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan;

e) Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

ADD minimal adalah dana minimal yang diterima oleh

masing-masing desa dan dibagikan dengan jumlah yang sama

menurut asas mereka, dimana besaran ADD Minimal (ADDM)

sebagaimana dimaksud sebesar 60% (enam puluh persen) dari

besaran Total Alokasi Dana Desa dan besaran ADD Proporsional

adalah 40% (empat puluh persen) dari besaran Alokasi Dana

Desa, dimana ADD Proporsional diterima suatu desa ditentukan

berdasarkan perkalian total dana Variable yang ditetapkan dalam

APBD dengan porsi desa yang bersangkutan menurut asas

keadilan, porsi desa sebagaimana dimaksud merupakan bobot

desa yang bersangkutan terhadap jumlah bobot semua desa di

Kabupaten Bogor.

Tabel : 3.13

Data Penerimaan ADD

Desa Cidokom Tahun 2013-2017

No Tahun Jumlah Keterangan

1 2 3 4

1 2013 239.081.000 -

2 2014 256.808.320 -

3 2015 525.313.418 -

4 2016 - -

 

Page 78: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

66

5 2017 516.503.296,- -

Sumber : Data Desa Cidokom

3. Sumber Penerimaan Desa

Sumber penerimaan Desa Cidokom Kecamatan

Gunungsindur Kabupaten Bogor, dapat dilihat sebagaimana

dalam Tabel Berikut ini :

Tabel : 3.14

Data Sumber Pendapatan Desa

Desa Cidokom Tahun 2015

No Uraian Pendapatan Jumlah ( Rp)

1 2 3

1 Pendapatan Asli Desa 41.400.000

2 Dana Desa 307.451.833

3 ADD 525.313.418

4 Perkiraan Alokasi Dana

Bagi Hasil Pajak Daerah 140.119.245

5 Bagi Hasil Retribusi

Daerah

-

6 Bantuan Provinsi 115.000.000

7 Bantuan Kabupaten 450.000.000

8 Lain-lain 53.000.000

JUMLAH 1.632.284.496

Sumber:Data Desa Cidokom

4. Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi

Pada umumnya jenis sarana sosial ekonomi masyarakat Desa

Cidokom berupa usaha perdagangan, terutama warung kebutuhan

rumah tangga sehari-hari yang berskala kecil.

Adapun yang menjadi primadona atau usaha prioritas di Desa

Cidokom adalah dari sektor pertanian dan Peternakan yang

 

Page 79: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

67

menjadi sektor ekonomi andalan bagi masyarakat Desa Cidokom,

dimana jumlah Petani dan Peternak hampir 35 % dari Jumlah

Penduduk yang ada di Desa Cidokom yang berpenghasilan dari

sektor pertanian dan peternakan.

Mengenai sektor yang lainnya seperti pedagang, warung,

toko, waserda yang merupakan sektor lain bagi masyarakat Desa

Cidokom yang jumlahnya hanya sebagian kecil dari jumlah

penduduk yang ada di Desa Cidokom

5. Transportasi dan perhubungan

Panjang Jalan Desa Cidokom. pada Tahun 2015 ini untuk

Jalan Desanya +5 Km (Lebar 3 M) yang terdiri dari Jalan

Kabupaten 5,8 Km, Jalan Desa 5,1 Km serta Jalan Lingkungan

4,5 Km dan saat ini masih terus dalam tahap pembangunan.

 

Page 80: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

68

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Desa Cidokom adalah sebuah desa berkembang yang terletak

di kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor, berdasarkan

temuan peneliti masalah umum yang dihadapi oleh desa Cidokom

adalah belum memadainya sarana dan sarana transportasi sebagai

akses bagi masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial.

Menurut informasi yang diperoleh peneliti dari Ketua bidang

seksi pembangunan Desa Cidokom Zulfahmi dari tahun ke tahun

yang menjadi masalah utama di desa Cidokom adalah akses jalan

desa yang kurang baik sehingga sulit di lalui oleh warga baik

untuk berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan, ketika

musim hujan jalan desa berubah menjadi genangan-genangan air

terutama di jalan-jalan yang berlubang, dan ketika musim

kemarau sangat gersang dengan batu-batu jalanan yang

menyembul sehingga membuat para pengguna jalan desa malas

untuk melaluinya. Hal ini memberikan dampak terhadap

kesejahteraan masyarakat desa karena mobilitas yang sulit hal ini

dapat dilihat dari beberapa kegiatan sebagai berikut:

1) Desa Cidokom merupakan salahsatu desa penghasil

tanaman hias dan juga sayuran pucuk daun singkong yang

didistribusikan ke luar desa, namun akses jalan desa yang

sulit membuat distribusi juga sulit dilakukan terutama jika

musim hujan.

 

Page 81: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

69

2) Bagi pedagang keliling kecil yang berjualan disekitar desa

mengalami kesulitan, seperti pedagang cilok atau sosis

gorieng dan sejenisnya sehingga tidak bisa melalui semua

jalan desa dan berpengaruh pada jumlah pembeli dan serta

merta berpengaruh pada pendapatannya.

3) Tolak ukur kesejahteraan tidak hanya dinilai dari segi

ekonomi namun juga pelayanan dan kemudahan akses

masyarakat untuk mempeproleh kebutuhannya, namun

dengan kondisi jalan yang kurang baik masyarakat

mengalami kesulitan untuk mencapai kebutuhannya dan

juga pemerintah desa dianggap belum mampu memberikan

pelayanan yang baik.

4) Terjaidnya kesenjangan pembangunan yang terjadi antara

desa dengan kota terutama desa Cidokom.

Berdasarkan temuan ini pemerintah desa Cidokom kemudian

berusaha merealisasikan amanah Undang-Undang nomor 6 tahun

2014 dengan melaksanakan pembangunan desa hal itu terutama

berkaitan dengan alokasi dana desa yang merupakan hak setiap

desa untuk mendapatkan alokasi dana untuk melaksanakan

pembangunannya.

Sebelum undang-undang nomor 6 tahun tahun 2014 tentang

desa terbit pembangunan desa tidak semudah dan secepat seperti

sekarang, kepala desa Cidokom menuturkan itu terjadi karena

desa harus menunggu instruksi dari pemerintah daerah melalui

Perda, selain itu desa juga tidak bisa membuat peratran daerah

yang pro terhadap rakyat atau menunjang kebutuhan rakyat

 

Page 82: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

70

perbedaan sebelum dan sesudah adanya Undang-Undang desa ini

dapat dilihat sebagai berikut:

Table: 4.1

Perbandingan sebelum dan setelah adanya Undang-Undang

Desa.

No Sebelum Sesudah

1. Proses pembangunan

harus nunggu perda

1. Pembangunan sudah dapat

direncanakan setelah kepala

desa dilantik dan pembangunan

dapat dilaksanakan tanpa

menunggu Perda

2. Kepala desa tidak

memiliki kewenangan

penuh dalam membuat

peraturan desa

2. Kepala desa memilliki

kewenangan membuat

peraturan desa menyesuaikan

denankebutuuhan masyarakat

hal ini dilakukan cidokom

dengan membuat peraturan

desa terkait warganya yang

mengalami musibah.

3. Sekertaris Desa harus

PNS

3. sejak adanya UU sekertaris

desa Cidokom dipilih dari

masyarakat sendiri dan

penggantiannya pun fleksible

seperti halnya ketika sekertaris

desa meninggal, Cidokom

 

Page 83: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

71

mengangkat bendaharanya

untuk menjadi sekertaris

Desa.dengan hal ini

menunjukan desa memiliki

kedaulatan untuk

mengupayakan

kesejahteraannya melalui

sumberdaya manusia asli desa.

4. Pembangunan

bergantung kepada

keputusan daerah

4. menurut masyarakat

Cidokom dua tahun terakhir

pembangunan di desa cukup

cepat dan teratur , meskipun

belum merata karena setiap

dusun ada bagian dan

jadwalnya masing-masing

namun warga berpendapat

dengan hal itu stigma desa

sebagai daerah tertinggal dan

terkuciilkan semakin cepat

dapat dihilangkan.

5. Dana pembangunan desa

hanya berasal dari APBD

5. Dana desa berasal dari

APBD dan juga APBN

sehingga nominalnya lebih

besar namun juga desa

diberikan tanggung jawab

 

Page 84: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

72

untuk mengelola sesuai dengan

kebutuhan masyarakatnya.

Di Cidokom sendir perbedaan yang palingterasa adalah sari

segia kuantitas pembangunan yang sebelumny hanya bisa

mengerjakan pembangunan di satu atau dua titik, saat ini bisa

mengerjakan di lebih dari lima titik dalam satu tahun baik

infrastruktru jala, Posyandu maupun sekolah PAUD. Agenda

pembangunan desa menjadi agenda utama yang dijalankan oleh

pemerintah Desa Cidokom sebagai salah satu bentuk pelayanan

bagi masyarakat dengan memberikan kemudahan akses sarana

dan prasarana transportasi, yang dimana kemudian disusun dalam

RPJMDesa da RKP Desa yang sebelumnya telah diatur dalam

Undang-Undang Desa nomor 6 tahun 2014, adapun tahapan-

tahapan yang dilakukan desa untuk merealisasikannya adalah:

A. Kebijakan Tahapan Rencana Pembangunan Desa

Cidokom.

Kebijakan pembangunan desa merupakan perwujudan dari

Nawacita pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil

Presiden Jusuf Kalla, yang termaktub dalam Nawacita ketiga

yakni, “Membangun desa dari pinggiran dengan memperkuat

daerah dan desa”.

Salah satu agenda besarnya adalah mengawal implementasi

Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa secara

Sistematis, Konsisten, dan Berkelanjutan dengan memfasilitasi,

supervise dan pendampingan.(Kessa 2015, 4)

 

Page 85: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

73

Hadirnya Undang-Undang tentang desa merupakan bukti

lahirnya kembali otonomi desa yang digadang mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui

pembangunan desa, yang pada pasal 1 poin 8 Undang-Undang

nomor 6 tahun 2014 dikatakan bahwa pembangunan desa adalah

upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-

besarnya kesejahteraan masyarakat desa.(UU Desa RI 2014, 3)

Bapak Yusuf Yakub menyampaikan dengan adanya Undang-

Undang desa, desa lebih teratur dalam membuat Rencana

Pembangunan Desa.

“ Kalo ada Undang-undang desa ibaratnya ada kebijakan yang

ngatur, jadikan lebih terarah, lebih teratur dalam

mempertanggung jawabkannya juga lebih mudah”(Yakub

2018)

Untuk hasil yang ingin dicapai pada pembangunan desa maka

perlu disusun melalui rencana pembangunan desa. karena itu

peneliti melakukan kajian rencana pembangunan desa di Desa

Cidokom. Peneliti akan terlebih dahulu memaparkan kebijakan

mengenai tahapan rencana pembangunan desa. Kebijakan ini

telah ditetapkan pemerintah sebelumnya dalam Buku Saku Desa

yang diterbitkan oleh Kementrian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia serta Undang-

Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Pada bab ini peneliti akan memaparkan tahapan yang

ditentukan oleh pemerintah pusat berkaitan dengan rencana

pembangunan desa dan perencanaan pembangunan desa yang

dilakukan oleh masyarakat Desa Cidokom.

 

Page 86: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

74

Tahapan pembangunan desa sendiri menurut pasal Undang-

Undang nomor 6 Tahun 2014 meliputi:

1) Tahapan Perencanaan,

2) Tahapan Pelaksanaan, dan

3) Tahapan Pengawasan.

Rencana pembangunan desa disusun dalam perencanaan

pembangunan desa, dan Kementrian Desa mengaturnya dalam

Buku Saku Desa yang meliputi: penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa; dan penyusunan

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa.

1. RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Desa

RPJMDes atau Reancana Pembangunan Jangka Menengah

Desa, ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (Tiga) bulan

terhitung sejak pelantikan Kepala Desa. RKP Desa mulai disusun

oleh pemerintah Desa pada bulan Juli tahun berjalan.

Di Desa Cidokom sendiri Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Desa dilakukan tiga bulan pertama setelah pelantikan,

rencana pembangunan yang disusun adalah rencana

pembangunan dan rencana kerja untuk 6 tahun kedepan atau

selama kepala Desa menjabat selama satu periode.

“Setelah bulan ketiga pelantikan saya harus sudah menyusun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa selama 6

tahun, dimana selama 6 tahun saya menjabat apa sih yang

harus saya lakukan dan potensi apa yang harus saya gali. Jadi

6 tahun yang saya lakukan saya udah tahu apa yang akan saya

lakukan, dan yang sekarang sedang di prioritaskan adalah

perencanaan pembangunan dibidang infrastruktur”(Sain

2018)

 

Page 87: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

75

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, disusun

setelah dilakukan musyawarah desa yang diselenggarakan oleh

Badan Permusyawarahan Desa dan Pemerintah Desa, dengan

mengundang perwakilan masyarakat.

“BPD akan mengundang masyarakat melalui anggota BPD di

setiap dusun yang berjumlah 9 orang, dari setiap dusun

diambil 20 orang yang kita undang, karena sebelumnya

mereka sudah melakukan musyawarah dusun. Jadi satu desa

60 orang lah neng”(Yakub 2018)

Rancangan RPJM Desa memuat visi dan misi kepala desa dan

yang kemudian menjadi visi dan misi desa itu sendiri meliputi

arah Kebijakan Pembangunan Desa, serta rencana kegiatan yang

meliputi bidang penyelenggraan pemerintahan desa, pelaksanaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan

pemberdayaan masyarakat desa.(Kessa 2015, 20)

Bidang pemerintahan desa antara lain: penetapan dan

penegasan batas desa; pendataan desa; penyusunan tata ruang

desa, penyelenggaraan musyawarah desa; pengelolaan informasi

desa; penyelenggaraan perencanaan desa; penyelenggaraan

evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan desa;

penyelenggaraan kerjasama antar desa; pembangunan sarana dan

prasarana kantor desa; dan kegiatan lainnya sesuai kondisi

desa.(Kessa 2015, 20–21)

a. Langkah-Langkah Penyusunan RPJM Desa

Kepala desa dalam menyelenggarakan penyusunan RPJM

Desa dengan mengikutsertakan seluruh unsur masyarakat desa

dalam musyawarah desa. penyusunan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) Desa dilaksanakan dengan

 

Page 88: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

76

mempertimbangkan kondisi objektif desa dan prioritas program

dan kegiatan kabupaten/kota.

“Sekarang Ini yang menjadi prioritas pembangunan di

Kabupaten Bogor itu dibidang infrastruktur ya terutama jalan

neng, jadi Desa juga mengikuti gitu dan kebetulan juga kan

memang ada beberapa pengerasan jalan yang belum selesai

gitu lah”(Sain 2018)

Namun selain jalan desa, yang termasuk pada perencanaan

pembangunan mereka juga dibidang pendidikan dengan

mendirikan PAUD, dan juga dibidang kesehatan yakni Posyandu

di beberapa titik.

“Ya kita juga adalah bangun Posyandu, harapan bapak di

setiap RW ada posyandunya juga PAUD”(Sain 2018)

Setelah dalam musyawarah desa diketahui apa saja yang

menjadi prioritas pembangunan maka disusun dalam penyusunan

RPJM Desa, dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:

1) Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa

Kepala Desa membentuk tim penyusun RPJM Desa, yang

terdiri dari:

Kepala Desa selaku Pembina

Sekertaris Desa selaku ketua

Ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku

sekertaris; dan

Anggota yang berasal dari perangkat Desa, Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat, kader pemberdayaan

masyarakat Desa, dam unsur masyarakat lainnya.(Kessa

2015, 24)

 

Page 89: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

77

Jumlah anggota tim penyusun RPJM Desa, paling sedikit

7(tujuh) orang dan paling banyak adalah 11 (sebelas) orang. Tim

penyusun RPJM Desa ditetapkan dengan keputusan kepala

Desa.(Kessa 2015, 24)

Tim penyusun RPJM Desa Cidokom adalah tim yang

dibentuk sama dengan dalam menyusun RKP Desa atau Rencana

Kerja Pemerintahan Desa yang teridri atas 11 orang yakni:

Tabel 4.2

DAFTAR NAMA TIM PENYUSUN RPJMDesa TAHUN

2017 DESA CIDOKOM KECAMATAN GUNUNG

SINDUR

No Nama L/P Jabatan/Pekerjaan Alamat

1 Sain Saputra,

S.E

L Kepala

Desa/Pembina

Rt 005/003

2 Sabarudin L Sekertaris

Desa/Ketua

Rt 004/004

3 Ujang Juheli L LPM/Sekertaris Rt 004/004

4 Zulfahmi L Kaur/kasi

Pembangunan

Rt 003/001

5 Andan Ipan L Ketua RW Rt 003/005

6 Sarin L Tokoh Masyarakat Rt 002/001

7 Supriyadi L Tokoh Pemuda Rt 002/004

8 Marta Wijaya L Ketua RT Rt 002/006

9 Suwadih L Tokoh Masyarakat Rt 002/003

10 Misar

Kurniawan

L LPMD Rt 001/002

11 Cunah

Maryanag

P Wakil Perempuan Rt 002/002

Sumber: RKP Desa Cidokom Tahun 2017

Tim penyusun RPJM Desa melakukan kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

 

Page 90: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

78

a) Penyelarasan Arah Kebijakan Pembangunan

Kabupaten/Kota

Penyelarasan tentang arah kebijakan terhadap

Pembangunan kabupaten/kota dilakukan dengan mengikuti

sosialisasi dan /atau mendapatkan informasi tentang arah

kebijakan Pembangunan kabupaten/kota.

Informasi itu meliputi:

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten/Kota

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah

Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;

Rencana Rinci Tataruang Wilayah Kabupaten/Kota;Dan

Rencana Pembangunan Kawasan Per-Desaan

Kegiatan penyelarasan data desa dilakukan dengan

memilih rencana kegiatan kabupaten/kota yang mungkin akan

masuk dan sesuai dengan kondisi dan rencana pembangumam

desa yang dikelompokan menjadi bidang penyelenggaraan

pemerintah desa, pembangunan desa, pembinaan

kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat

desa.(Kessa 2015, 4)

Tim perencanaan RPJMDesa akan melihat apa program

prioritas yang mungkin akan dilakukan, Cidokom melihat

evaluasi tahun sebelumnya sebagai salah satu refrensi dalam

menentukan program Prioritas

b) Pengkajian Keadaan Desa

 

Page 91: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

79

Penyusun RPJM Desa melakukan pengkajian keadaan

desa dalam rangka mempertimbangkan kondisi objektif desa.

pengkajian keadaan desa, meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Penyelarasan Data Desa;

Dilakukan melalui pengambilan data dari dokumen desa

dan membandingkannya dengan kondisi saat itu.

penyelarasan data Desa Cidokom dilakukan dengan melihat

arsip desa dan menerima langsung laporan kondisi

masyarakat melalui Musdus atau Musyawarah dusun.

b. Penggalian Gagasan Masyarakat;

Penggalian gagasan atau partisipasi masyarakat dilakukan

secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur

masyarakat desa sebagai sumber data dan informasi. pelibatan

masyarakat desa, dapat dilakukan melalui musyawarah dusun

dan/atau musyawarah khusus unsur masyarakat seperti

musyawarah RT/RW. (Kessa 2015, 27)

Masyarakat diberikan kesempatan untuk menyampaikan

aspirasinya terlebih dahulu untuk kemudian di diskusikan

dalam musyawarah desa.

Penggalian gagasan, dilakukan dengan cara diskusi

kelompok secara terarah, dengan menggunakan sketsa Desa,

kalender musim dan bagian kelembagaan Desa sebagai alat

untuk menggali gagasan masyarakat.

Dalam hal ini di Cidokom penggalian dan partisipasi

masyarakat disampaikan langung kepada anggota Badan

Permusyarah Desa yang ada di setiap dusun melalui

musyawarah dusun sebelum musyawarah desa.

 

Page 92: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

80

Ustadz Yakub selaku Kepala Badan Permusyawarahan

Desa (BPD), Desa Cidokom menyampaikan:

“Disetiap Dusun itu ada BPD nya, jadi kalo masyarakat

ingin menyampaikan aspirasi atau gagasannya itu bisa

langung ke BPD, biasanya mereka rapat seminggu

sebelum musyawarah Desa..”(Yakub 2018)

Dalam rapat tersebut kemudian disampaikan aspirasi

masyarakat terutama terkait dengan Pembangunan di Desa

sehingga ketika Musyawarah Desa berlangsung sudah

menentukan bahan yang akan dimusyawarahkan, yakni

menyepakati kesepakatan dan mencari jalan keluar jika ada

perbedaan pendapat

c. Analisis Data dan Pelaporan

Tim penyusun RPJM Desa menyusun laporan hasil

pengkajian keadaan Desa yang dituangkan dalam berita acara,

yang dilampiri dokumen:

Data Desa yang sudah diselaraskan

Data Rencana program Pembangunan kabupaten/kota

yang akan masuk ke Desa

Data Rencana Program Pembangunan Kawasan Per-

Desaan;Dan

Rekapitulasi Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan

Desa Dari Dusun Dan/Atau Kelompok Masyarakat.(Kessa

2015, 4)

2) Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui

Musyawarah Desa

 

Page 93: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

81

Dalam musyawarah Desa hal-hal yang menjadi pembahasan

dan kemudian di sepakati meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Laporan Hasil Pengkajian Desa

b) Rumusan Arah Kebijakan Pembangunan Desa Yang

Dijabarkan Dari Visi Dan Misi Kepala Desa;Dan

c) Rencana Prioritas Kegiatan Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, Pembangunan Desa, Pembinaan

Kemasyarakatan Desa, Dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa.

Pembahasan Rencana prioritas kegiatan dilakukan dengan

diskusi kelompok secara terarah yang dibagi berdasarkan bidang:

a) Penyelenggaraan Pemerintah Desa,

b) Pembangunan Desa,

c) Pembinaan Kemasyarakatan Desa, Dan

d) Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Diskusi kelompok terarah Desa Cidokom dilakukan melalui

Musyawarah Desa atau (MusDes), setelah MusDes tercapai maka

akan dibuat RPJM Desa Cidokom tahun 2017, Musdes

dilaksanakan di yayasan Al-Musfhiroh Desa Cidokom, dengan

mengundang tokoh masyarakat dan masyarakat secara

umum.(Sain 2018)

Diskusi kelompok terarah tersebut membahas, bahasan

sebagai berikut:

a) Laporan hasil pengkajian keadaan Desa

b) Prioritas Rencana kegiatan Desa dalam jangka waktu 6

(enam) tahun

 

Page 94: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

82

c) Sumber Rencana pembiayaan Rencana kegiatan

Pembangunan Desa:dan

d) Rencana pelaksanaan kegiatan Desa yang akan

dilaksanakan oleh perangkat Desa, unsur masyarakat

Desa, kerjasama antar Desa, dan/atau kerjasama Desa

dengan pihak ketiga.(Kessa 2015, 30)

Ustadz Yakub menyampaikan jika untuk prioritas

Pembangunan di Desa Cidokom adalah, melanjutkan

Pembangunan dari tahun sebelumnya yang belum selesai karena

terkendala oleh Dana Desa yakni pengerasan jalan dan juga

beberapa rumah layak huni:.

“Prioritas Pembangunan itu biasanya misal pada tahun

sebelumnya ada Pembangunan yang belum selesei, maka

di tahun berikutnya akan dilanjutkan jika anggaran sudah

turun begitu, dan mengikuti jjuga pada pembangunan

kabupaten”(Yakub 2018)

Sebagaimana yang disampaikan oleh bapak Yakub, maka

Prioritas Rencana Pembangunan yang saat ini tengah di fokuskan

di Desa Cidokom diarahakan kepada fasilitas infrastruktur yang

sempat terhambat pelaksanaanya pada tahun sebelumnya karena

dana yang tidak mencukupi. Infrastruktur tersebut meliputi jalan

di beberapa titik yang belum selesai seperti jalur jalan Ciberes,

Posyandu, dan Sekolah PAUD.

Hal itu juga disampaikan oleh bapak Sain, SE sebagai Kepala

Desa Cidokom:

“Melalui Dana Desa yang akan dititpkan Pemerintah

Pusat ke Pemerintah Desa Cidokom melanjutkan terutama

dua titik jalan yang selama ini tertunda salah satunya jalan

 

Page 95: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

83

Ciberes, Jalan Melati dan Pembangunan dua posyandu itu

yang mungkin Insyaallah dari dana desa…”(Sain 2018)

Hal ini sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Desa yang

tersusun dalam Draft RKP Desa tahun 2017 yang menyebutkan

bahwa dalam Program Pembangunan, prioritas Kebijakan

Program Pembangunan Desa adalah :

a) Pembangunan pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur

dan lingkungan desa

b) Pembangunan, pemanfaatan dan pemelihraan sarana dan

prasarana kesehatan

c) Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana pendidikan dan kebudayaan

d) Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan,

pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi

e) Pelestarian lingkungan hidup

3) Penyusunan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka

Menengah) Desa

Berdasarkan pertimbangan dan analisis yang dilakukan

sebelumnya maka dilakukan Penyusunan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang telah dilakukan oleh

tim penyusun RPJM Desa sebagaimana dengan yang telah

dipaparkan sebelumnya dibuatkan berita acara dan disampaikan

kepada kepala Desa.

Kepala Desa memariksa Dokumen RPJM Desa yang telah

dibuat sebelumnya dan jika perlu dilakukan perbaikan sesuai

 

Page 96: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

84

dengan arahan kepala Desa, jika telah disetujui maka langsung

dilaksanakan.

Selain itu juga sebelum disahkan, Draft RPJMDesa terlebih

dahulu diperiksa oleh Badan Permusyawarahan Desa yang

memiliki tugas untuk:

Pembuatan Peraturan Desa

Budgeting atau pengaturan pendanaan,dan

Melakukan Fungsi Pengawasan

Fungsi tersebut dijalankan agar pelaksanaan pembangunan

sesuai dengan Tujuan Pembangunan Desa menurut Undang-

Undang yakni:

“Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia

serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan

kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,

pengembangan potensi ekonomi lokal serta pemanfaatan

Sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.”(UU

Desa RI 2014)

4) Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJMDes) dilakukan melalui MusrembangDes (Musyawarah

Rencana Pembangunan Desa), Kepala Desa menyelenggarakan

Musyawarah Perencanana Pembangunan Desa untuk membahas

dan menyepakati Rancangan RPJM Desa.

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa diikuti oleh

pemerintah desa, badan permusyawarahan desa, dan unsur

 

Page 97: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

85

masyarakat dimulai dari tokoh masyarakat dan masyarakat desa

pada umumnya.

Unsur masyarakat terdiri dari tokoh adat, tokoh agama, tokoh

pendidikan, perwakilatn kelompok tani, perwakilan kelompok

nelayan, perwakilan kelompok pengrajin, perwakilan kelompok

perempuan, perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan

anak, dan perwakilan kelompok masyarakat pra-sejahtera (Kessa

2015, 23)

Selain unsur masyarakat tersebut, musyawarah perencanaan

pembangunan desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain

sesuai kondisi sosial budaya setempat.

Musrembangdes cidokom dihadiri oleh 60 orang perwakilan

masyarakat yang telah dipilih dan diundang, sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

“Dari Setiap RT kita ambil 3 orang, Desa Cidokom memiliki

22 RT sehingga semuanya menjadi sekitar 60an orang, nanti

disana kita diskusikan lagi apa yang sebelumnya telah mereka

diskusikan di Musdus” (Yakub 2018)

Hasil musyawarah akan menjadi keputusan penting dalam

pembangunan Karena hal itu merupakan sebuah kesepakatan

bersama dan berisi tentang kepentingan bersama menuju

kesejahteraan.

5) Penetapan Dan Perubahan RPJM Desa

Kepala Desa menyusun rancangan Peraturan Desa (Perdes)

tentang RPJM Desa. Rancangan peraturan desa tentang RPJM

Desa dibahas dan disepakati bersama oleh kepala desa dan badan

 

Page 98: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

86

permusyawarahan desa untuk ditetapkan menjadi peraturan desa

Tentang RPJM Desa.

Kepala Desa dapat melakukan perubahan RPJM (Rencana

Pembangunan Jangka Menengah) Desa dalam hal:

a) Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam. Krisis

politik,krisis ekonomi,dan/atau kerusuhan sosial yang

berkepanjangan;atau

b) Terdapat perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, dan/atau Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota.

Perubahan RPJM Desa, dibahas dan disepakati dalam

musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dan selanjutnya

ditetapkan dengan Peraturan Desa.(Kessa 2015, 31–32)

Di Desa Cidokom Sendiri belum pernah ada perubahan terkait

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang mungkin

ada adalah penambahan yang kemudian diatur dalam Perdes.

“Kalo perubahan yang sampai dibatalkan kayanya tidak ada,

pokonya kalo udah ditetapkan harus dijalankan tidak boleh

sampe batal. Tapi kalo misalnya ada hal baru terkait

pembangunan atau apapun misalnya ada yang kena musibah

biasanya dibuatkan Perdes saja”(Yakub 2018)

Berikut dibawah ini adalah matrik Tahapan Pembuatan

Rencana pembangunan Desa yang diatur oleh kementrian

pembangunan Desa dan Transmigrasi dalam Buku Saku Desa,

yang kemudian diikuti oleh Cidokom.

 

Page 99: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

87

Tabel 4.3

Matriks Tahapan Penyusunan RPJM Desa

No Tahapan/Kegiatan Hasil/Keterangan Keterangan

1 Pembentukan tim

penyusun RPJM

Desa

Terbentuknya Tim

penyusun RPJM

Desa

beranggotakan 7-

11 orang

Dibentuk oleh

kepala Desa

dengan SK

(surat

keputusan)

kepala Desa

2 Penyelarasan arah

kebijakan

Pembangunan

kabupaten/kota

Data dan Analisis:

6) Rencana

Pembangunan

jangka

menengah

daerah

kabupaten/kota.

7) Rencana

strategis satuan

kerja perangkat

daerah;

8) Rencana umum

tata ruang

wilayah

kabupaten/kota

9) Rencana rinci

tata

ruang/wilayah

kabupaten/kota

dan

10) Rencana

Pembangunan

kawasan

perDesaan

Dilakukan oleh

tim Penyusun

RPJM Desa

3 Pengkajian

keadaan Desa Penyelarasan

data Desa (data

Sekunder)

Penggalian

gagasan

 

Page 100: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

88

masyarakat

untuk melihat

potensi dan

masalah

Penyusu nan

laporan hasil

pengkajian

keadaan Desa

4 Analisa data dan

pelaporan Data Desa yang

sudah

diselaraskan

Data Rencana

program

Pembangunan

kabupaten/kota

yang akan

masuk ke Desa

Data Rencana

program

pembnagunan

kawasan

perDesaan;dan

Rekapitulasi

usulan Rencana

kegiatan

Pembangunan

Desa dari dusun

dan/atau

kelompok

masyarakat

Tim

penyusun

RPJM Desa

5 Penyusunan

Rencana

Pembangunan

Desa melalui

musyawarah Desa

Adapun berita

acara penyusunan

rancangan RPJM

Desa, yang

dilampiri;

Laporan hasil

pengkajian

keadaan Desa

Rumusan arah

BPD

Tim

penyusun

RPJM Desa

Masyarakat

Desa

 

Page 101: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

89

kebijakan

Pembangunan

Desa yang

dijabarkan dari

visi dan misi

kepala

Desa;dan

Rencana

prioritas

kegiatan

penyelenggaraa

n pemerintahan

Desa,

Pembangunan

Desa,

pembinaan

kemasyarakatan

Desa, dan

pemberdayaan

masyarakat

Desa

6 Penyusunan

Rancangan RPJM

Desa

Rancangan RPJM

Desa yang

mendapatkan

persetujuan kepala

Desa

Tim penyusun

RPJM Desa

7 Penyusunan

Rencana

Pembangunan

Desa melalui

musyawarah

Perencanaan

Pembangunan

Desa

Rancangan RPJM

Desa dibahas

melalui

musyawarah Desa

dan disepakati oleh

peserta

musyawarah Desa.

Untuk ditetapkan

sebagai RPJM

Desa

BPD

Tim

penyusun

RPJM Desa

Masyarakat

8 Penetapan dan

perubahan RPJM

Desa

Rancangan

peraturan Desa

tentang RPJM

Kades

BPD

 

Page 102: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

90

Desa dibahas dan

disepakati bersama

oleh kepala Desa

dan badan

permusyawaratan

Desa untuk

ditetapkan menjadi

peraturan Desa

tentang RPJM

Desa Sumber, Buku Saku Desa Kementrian Desa, Pembangunan daerah tertinggal

dan transmigrasi

2. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa

Kepala Desa menyusun RKP Desa melalui musyawarah Desa,

dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:

a) Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa melalui

musyawarah

Badan permusyawarahan Desa (BPD) menyelenggarakan

musyawarah antar staf Desa dengan masyarakat Desa dalam

rangka Penyusunan Rencana Pembangunan Desa. Hasil

musyawarah desa menjadi pedoman bagi pemerintah desa

menyusun rancangan RKP (Rencana kerja pemerintah) Desa dan

daftar usulan RKP Desa, musyawarah desa selambat-lambatnya

dilaksanakan pada bulan juni tahun berjalan.(Kessa 2015, 35)

b) Pembentukan Tim penyusun RKP Desa

Kepala Desa membentuk tim penyusun RKP Desa terdiri dari

7 orang masing masing dari:

1) Kepala Desa selaku Pembina

2) Sekertaris Desa selaku ketua

 

Page 103: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

91

3) Ketua lembaga pemberdayaan masyarakat,

4) kader pemberdayaan masyarakat Desa

5) dan unsur masyarakat.

Tim penyusun Rencana kerja Pemerintah Desa Cidokom

sama dengan tim penyusun RPJM Desa yakni berjumlah 11 orang

yang terdiri dari, Kepala Desa, Sekertaris Desa, LPM, Kasi

Pembangunan, Satu Orang Ketua RW, Dua Orang Tokoh

Masyarakat, Tokoh Pemuda, Ketua RT, LPMD dan satu orang

perwakilan perempuan.(RKP Cidokom, t.t., 5)

Tabel 4.4

Daftar Nama

Tim Penyusun RKP Desa Tahun 2017 Desa Cidokom

Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor

No Nama L/P Jabatan/Pekerjaan Alamat

1 Sain Saputra,

S.E

L Kepala

Desa/Pembina

Rt 005/003

2 Sabarudin L Sekertaris

Desa/Ketua

Rt 004/004

3 Ujang Juheli L LPM/Sekertaris Rt 004/004

4 Zulfahmi L Kaur/kasi

Pembangunan

Rt 003/001

5 Andan Ipan L Ketua RW Rt 003/005

6 Sarin L Tokoh Masyarakat Rt 002/001

7 Supriyadi L Tokoh Pemuda Rt 002/004

8 Marta Wijaya L Ketua RT Rt 002/006

9 Suwadih L Tokoh Masyarakat Rt 002/003

10 Misar

Kurniawan

L LPMD Rt 001/002

11 Cunah

Maryanag

P Wakil Perempuan Rt 002/002

Sumber: Draft RKP Desa Cidokom

 

Page 104: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

92

c) Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan penyelarasan

program/kegiatan masuk ke Desa.

Tim penyusun RKP Desa melakukan pencermatan Pagu

Indikatif Desa yang meliputi:

1) Rencana dana Desa yang bersumber dari APBN

2) Rencana alokasi dana Desa (ADD) yang merupakan

bagian dari dana Desa perimbangan yang diterima

kabupaten/kota

3) Rencana bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi

daerah kabupaten/kota;dan

4) Rencana bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan

Dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

Program kegiatan yang kemudian di susun oleh oleh tim

RKP diselaraskan dengan:

1) Rencana kerja pemerintah kabupaten/kota

2) Rencana program dan kegiatan pemerintah, pemerintah

daerah provinsi dan pemerintah Daerah kabupaten/kota

3) Hasil penjaringan aspirasi masyarakat oleh Dewan

perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota

Hal ini disampaikan pula oleh bapak Sain, SE sekaligus

kepala Desa Cidokom dalam wawancara pribadi dengan

peniliti di kantor Desa Cidokom:

“Setiap Pembangunan, kegiatan pemerintahan dan lain

lain di Desa memang harus diselaraskan dengan

Pembangunan di daerah atau kota. Jadi nggak Cuma

 

Page 105: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

93

mempertimbangkan kebutuhan Desa, nggak karena ada di

Undang-Undangnya.”(Sain 2018)

d) Perencanaan Ulang RPJM Desa

Tim penyusunan RKP Desa mencermati skala prioritas usulan

Rencana kegiatan Pembangunan Desa untuk 1 (Satu) tahun

anggaran berikutnya sebagaimana tercantum dalam dokumen

RPJM Desa. Hasil pencermatan menjadi dasar bagi tim penyusun

RKP Desa dalam menyusun rancangan RKP Desa.

Pemilihan prioritas Rencana Pembangunan melalui RKPDesa

dilakukan berdasarkan rumusan 4 aspek sebagai berikut:

1) Berdasarkan evaluasi Pembangunan tahun sebelumnya

Evaluasi hasil Pembangunan tahun sebelumnya dilakukan

melalui analisa terhadap kesesuaian antara program dan

kegiatan yang terdapat dalam RKPDesa dan APBDes tahun

2016.(RKP Cidokom 2017, 8)

2) Berdasrkan RPJMDesa

Berdasarkan peraturan Desa Cidokom nomor 1 tahun 2016

tentang RPJMDesa Cidokom Tahun 2016-2021.(RKP

Cidokom 2017, 9)

3) Berdasarkan Prioritas kebijakan SupraDesa

RKPDesa sebagai satu kesatuan mekanisme peRencanaan

daerah dalam proses penyusunannya harus memperhatikan

prioritas kebijakan Pembangunan daerah, mulai dari evaluasi

kerja kecamatan dan ataupun evaluasi kerja pelaksanaan

RKPDesa tahun sebelumnya serta prioritas kebijakan daerah

tahun berikutnya.(RKP Cidokom 2017, 12)

4) Berdasarkan Analisa Keadaan Darurat

 

Page 106: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

94

Berdasarkan analisa pemerintah Desa dan laporan yang

disampaikan oleh masyarakat ada beberapa masalah

mendesak yang harus secepatnya diatasi oleh pemerintah

Desa.

Prioritas program Pembangunan skala Desa merupakam

program Pembangunan yang sepenuhnya mampu dilaksanakan

oleh Desa dan diukur dengan ketersediaan angaaran Desa dan

secara teknis lapangan memiliki sumberdaya dalam hal ini adalah

sumberdaya manusi Desa Cidokom.

e) Penyusunan Rencana RKP Desa

Penyusunan RKP Desa berpedoman kepada:

1) Hasil Kesepakatan Musyawarah Desa

2) Pagu Indikatif Desa

3) Pendapatan Asli Desa

4) Rencana Kegiatan Pemerintah,Pemerintah Daerah

Provinsi, Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

5) Jaringan Aspirasi Masyarakat Yang Dilakukan Oleh

DPRD Kabupaten/Kota

6) Hasil Pencermatan Ulang Dokumen RPJM Desa

7) Hasil Kesepakatan Kerjasama Antar Desa,dan

8) Hasil Kesepakatan Kerjasama Desa Dengan Pihak Ketiga

Adapun dalam (Kessa 2015) rangkaian RKP Desa paling

sedikit memuat uraian sebagai berikut:

1) Evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya

2) Prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang

dikelola oleh Desa

 

Page 107: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

95

3) Prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang

dikelola melalui kerjasama antar Desa dan pihak Ketiga

4) Rencana program, kegiatan, dan anggaran Desa yang

dikelola oleh Desa sebagai kewenangan penugasan dari

pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah

daerah kabupaten/kota;dan

5) Pelaksana kegiatan Desa yang terdiri atas unsur perangkat

Desa dan/atau unsur masyarakat Desa.

Dalam RKP Desa Cidokom tahun 2016 hal-hal yang dimuat

didalamnya meliputi hal-hal sebagai berikut ini:

1) Rumusan Prioritas Masalah

2) Evaluasi Tahun Sebelumnya

3) Pagu Anggaran Sementara

4) Penutup

Menurut Penuturan Bendahara Desa Cidokom Bapak Aji

Ibrahim, Rumusan RKP Desa biasanya sama dari tahun ke tahun

hanya berbeda isinya saja disesuaikan dengan Kondisi saat itu

(Saat Perencanaan).

f) Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Desa (MusrembangDes) Penyusunan RKP Desa

Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan

pembanbunan Desa yang diadakan untuk membahas dan

menyepakati Rancanagn RKP Desa

Rancangan RKP Desa memuat Rencana penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan, Pembinaan

Kemasyarakatan, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

 

Page 108: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

96

Rancangan RKP Desa, berisi prioritas program dan kegiatan yang

didanai:

a) Pagu Indikatif Desa

b) Pendapatan Asli Desa

c) Swadaya Masyarakat Desa

d) Bantuan Keuangan Dari Pihak Ketiga;Dan

e) Bantuan Keuangan Dari Pemerintah Daerah Provinsi

Dan/Atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Kessa

2015)

Adapaun perkiraan Pendapatan Desa tahun 2017 sebesar

Rp. 2.630.191.757,- (Dua Miliar Enam Ratus Tiga Puluh Juta

Seratus Sembilan Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh

Tujuh Rupiah), yang bersumber dari:

Tabel 4.5

Sumber Pendapatan Desa tahun 2017 Desa Cidokom

No Sumber Perkiraan Ket

1. Pendapatan Asli

Desa:

BUMDes

Rp.-

Lelang Tanah Kas

Desa

Rp.-

Asset Pasar Desa Rp.-

Asset Jaringan

Irigasi

Rp.-

Swadaya Rp.-

Partisipasi Rp.-

 

Page 109: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

97

Gotong Royong Rp.-

Lain-Lain

Pendapatan Asli

Desa Yang Sah

Rp.-

2. Pendapatan (Bukan

Asli )Desa:

ADD

Rp. 516.503.296,-

DD Rp. 866.829.707,-

Bantuan Keuangan

Dari Kabupaten Rp. 900.000.000,-

Bantuan Gubernur Rp. 165.000.000,-

Bagi hasil

Retribusi Daerah Rp. 10.330.220,-

Bagi Hasil Pajak

PBB Rp. 171.528.534,-

Hibah Rp. -

Sumbangan Pihak

Ketiga Rp. -

Total Pendapatan Rp. 2.630.191.757,-

Sumber: Draft RKP Desa Cidokom Tahun 2017

g) Perubahan RKP Desa

RKP (Rencana kerja pemerintahan) Desa dapat diubah karena

sebab-sebab tertentu, hal yang dapat mempengaruhi RKPDes

adalah:

1) Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis

politik. Kriris ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang

berkepanjangan;atau

 

Page 110: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

98

2) Terdapat perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah,

pemerintah daerah provinsi, dan/atau Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota.

h) Pengajuan Daftar Usulan RKP Desa

Kepala Desa menyampaikan daftar usulan RKP Desa kepada

bupati/walikota melalui camat. Penyampaian daftar usulan RKP

Desa paling lambat 31 desember tahun berjalan.

Daftar usulan RKP Desa menjadi materi pembahasan di

dalam musyawarah Perencanaan Pembangunan kecamatan dan

kabupaten/kota.(Kessa 2015, 46)

Bupati/walikota menginformasikan kepada pemerintah Desa

tentang hasil pembahasan daftar usula RKP Desa. Informasi

tentang hasil pembahasan daftar usulan RKP Desa diterima oleh

pemerintah Desa setelah diselenggarakannya musyawarah

Rencana Pembangunan dikecamatan pada tahun anggaran

berikutnya. Informasi diterima pemerintah Desa paling lambat

pada bulan Juli tahun anggaran berikutnya. (Kessa 2015, 47)

B. Implementasi Perencanaan Pembangunan Desa di Desa

Cidokom

Berdasarkan Undang-Undang nomor tahun 2014 tentang

desa, Pasal 78 ayat 2, Pembangunan desa meliputi Tahapan

Perencanaan, tahapan Pelaksanaan dan Tahapan Pengawasan.

Adapun tahapa implementasi rencana Pembangunan Desa

Cidokom Adalah:

a) Tahapan Perencanaan

 

Page 111: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

99

Dalam tahapan Perencanaan Desa Cidokom telah

melakasnakan:

1) Musyawarah Desa

Musyawarah Desa adalah sebuah kegiatan yang

dilakukan untuk mengambil kesepakatan antar masyarakat

desa mengenai tujuan dan Prioritas pembangunann yang

diselenggarakan oleh pemerintah Desa dan Badan

Permusyawarahan Desa.

Musyawarah Desa yang diselenggarakan Cidokom untuk

menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

tahun 2017 Dilaksanakan di Yayasan al-Musfhiroh Desa

Cidokom.

Jika tidak seluruh masyarakat Desa tidak dapat mengikuti

musyawarah maka diwakilkan RW dan RT yang merupakan

pemerintahan yang dianggap paling dekat dengan masyarakat

sehingga keterwakilan masyarakat oleh RT atau RW

dianggap sudah cukup.

Hal itu disampaikan oleh bapak Sain, S.E Selaku kepala

Desa Cidokom dalam wawancara langsung di Kantor Desa.

“Untuk yang tahun 2017 terakhir saya laksanakan

pada tahun 2016 saya lupa terakhir saya laksanakan di

Yayasan al-Musfiroh untuk bulannya saya lupa namun

sekitar pertengahan tahun, karena perencanaan harus

dimulai sejak pertangahan tahun sebelumnya termasuk

untuk tahun 2019, padahal 2018 saja belum terlaksana”

(Sain 2018)

 

Page 112: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

100

Lalu sambungnya, dalam pelaksanaan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan ini juga dihadiri oleh berbagai

lapisan masyarakat yang memang sengaja diundang untuk

hadir.

“Masyarakat banyak yang hadir juga Karena memang kita

undang, minimal ada tokohnyalah yang hadir yang

mewakili masyarakat dari semua unsur masyarakat

terwakili, dari Tokoh Pendidik, Tokoh Agamanya juga

dan lainnya”(Sain 2018)

Adapun untuk mengundang masyarakat, Pemerintah

Desa mengundang melalui Badan Permusyawarahan Desa,

yang memilliki 9 orang anggota di setiap Dusun hal itu

dilakukan karena BPD sudah tau siapa saja orang yang biasa

mewakili masyarakat untuk rapat.

“Anggota BPD itu ada 9 orang kan ya, satu Dusun 3 orang

kan saya Dusun 2, pak alex itu (Menunjuk seorang

anggota BPD yang saat itu berada di Rumah pak Yakub)

dia dusun 2 dia itu adiknya pak angga calon anggota

Dewan disini, nahnanti mereka yang akan memberitahu

untuk Musyawarah Desa, Ya tentu mereka Musyawarah

Dusun dulu”(Yakub 2018, 2018)

Pak Yakub Melanjutkan,

“Biasanya kalo sudah Musyawarah Dusun atau Musdus

baru Musyawarah Desa, orangnya memang sudah

biasanya Musyawarah desa itu dia pasti, udah tau lah gitu

siapa orangnya yang biasa.”(Yakub 2018)

Dalam musyawarah desa kemudian akan dibahas apa yang

menjadi prioritas program pembangunan desa, seperti yang

telah dijelaskan jika yang menjadi prioritas pembangunan desa

cidokom adalah pembangunan infrastruktur, diantaranya

adalah jalan, posyandu, dan PAUD, serta pada tahun 2017

 

Page 113: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

101

mendapat tambahan yakni Rumah Tidak Layak Huni

(RUTILAHU).

Gambar 4.1

Gambar 1 : Suasana Musyawarah Desa Cidokom

Gambar 4.2

Suasana Musyawarah Desa Cidokom

2) Pembuatan Peraturan Desa (Perdes)

Peraturan Desa dibuat berdasarkan keputusan dan

kewenangan yang dimiliki kepala Desa. Pembuatan

peraturan Desa Cidokom disusun oleh kepala Desa

dengan merujuk pada hasil musyawarah Desa untuk

digunakan sebagai salah satu landasan hukum

pelaksanaan pembuatan RKP yang berisi Perencanaan

 

Page 114: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

102

kegiatan pemerintahan termasuk didalamnuya adalah

Rencana Pembangunan Desa.

“Nanti setelah Musyawarah Desa saya akan buatkan

Peraturan Desa atau Perdes yang memuat tentang hasil

dari musyawarah, kemudian menjadi dasar untuk

membuat RKP dari RPJMDesa”(Sain 2018)

Peraturan Desa yang dibuat memuat pertimbangan

dibuatnya Rencana Kerja Pemerintah Desa yang

merupakan hasil penjabaran dari Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Desa selama satu tahun.

3) Pembuatan RPJMDesa dan RKPDesa, setelah

Musyawarah Desa dilakukan maka hasil musyawarah

terkait Prioritas Progra Pembangunan dibuat dengan

menyusun RPJMDes, lalu RPJMDes tersebut dijabarkan

dalam pelaksanaan pemerintahan pertahun dalam rumusan

RKP atau Rencana Kerja Pemerintah yang disusun oleh

BPD dan kepala Desa, serta di sahkan oleh kepala Desa.

“Kalo RPJMDesa udahkan kita buatkan RKPDesanya,

kalo udah fix kan dana turun kita tinggal

menjalankanya bersama masyarakat ada tim pelaksana

juga lah nanti”(Sain 2018)

Setelah penyusunan RPJMDesa dan RKPDesa selesai

maka akan dilaksanakan tahap selanjutnya yakni tahap

pelaksanaan pembangunan Desa yang berada dibawah

koordinasi Tim Pelaksana Kegiatan.

b) Tahapan Pelaksanaaan

 

Page 115: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

103

Setelah disepakati bahwasanya pembangunan difokuskan

pada Infrastruktur maka Kepala Desa menugaskan Kepada

Tim Pelaksana Kegiatan yang diketuai oleh bapak Suharto

dan beranggotakan 7 Orang 2 orang perwakilan dari setiap

dusun, adapun pembangunan yang terlaksana terdapat pada

table halaman berikut:

 

Page 116: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

104

Realisasi Belanja Langsung dari APDesa dibidang pembangunan Tahun Anggaran 2007 Desa Cidokom

Tabel. 4.6

No Uraian Rencana

Biaya

Lokasi Volume Realisasi

Biaya

Sumber

Biaya

Realisa-

Si (%)

Ket

1. Kegiatan

pembangunan

dan

pemeliharaan

lingkungan

hidup (RTLH)

Rp.

1000.000.000,-

Desa

Cidokom 100 unit

Rp.

1000.000.000,- APBD II 100%

PBK

(TA

2017)

2. Kegiatan

Pembangunan

Jalan Desa

(RT 004/003-

RT 001/04)

Rp.

100.000.000,-

Desa

Cidokom

250X2,5

X0,10m

Rp.

100.000.000,- APBD II 100%

PBK

(TA

2017)

3. Kegiatan

Pembangunan

Jalan Desa

(RT 002/001)

Rp.

100.000.000,-

Desa

Cidokom

250X2,5

X0,10m

Rp.

100.000.000,- APBD II 100%

PBK

(TA

2017)

4. Kegiatan

Pembangunan

Rp.

100.000.000,-

Desa

Cidokom

200X2,5

X0,10m

Rp.

100.000.000,- APBD II 100%

PBK

(TA

 

Page 117: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

105

Jalan Desa

(RT 001/006-

RT 003-RW

005)

2017)

5. Kegiatan

Pembangunan

Jalan Desa

(RT 003/005-

RT 003-RW

003)

Rp.

304.180.000,-

Desa

Cidokom

560X3X

0,15m

Rp.

304.180.000,- APBN 100% DDS

6. Kegiatan

pembangunan

jalan Ciberes

RW 001

Dusun 1

Rp.

357.700.000,-

Desa

Cidokom

660X3X

0,15

Rp.

357.700.000,- APBN 100% DDS

7. Kegiatan

betonisasi

gang masjid

al-Fatiniyah

Rt 003 RW

001

Rp.

19.300.000,-

Desa

Cidokom

70X3X0

,10m

Rp.

19.300.000,- APBN 100% DDS

8. Kegiatan Rp. Desa 240m2 Rp. APBN 100% DDS

 

Page 118: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

106

Pembangunan

Drainase Desa

Cibere RW 01

Dusun 1

70.206.000,- Cidokom 70.206.000,-

9. Kegiatan

pembangunan

Drainase jalan

Melati RT

003/RW 03-

RT 003/05)

Rp.

86.984.000,-

Desa

Cidokom 300m

2

Rp.

86.984.000,- APBN 100% DDS

10. Kegiatan

Renovasi

kantor Desa

Rp.

100.000.000,-

Desa

Cidokom 1 keg

Rp.

100.000.000,- APBD 1 100%

PBK

(TA

2017)

11. Kegiatan

Betonisasi

Jalan Desa

(RT

03/RW06)

Rp.

47.758.000,-

Desa

Cidokom

80X2,5

X0,10m

Rp.

47.758.000,-5 APBN 100% DDS

12. Kegiatan

Betonisasi

jalan Desa RT

002 RW 01

Rp.

50.000.000,-

Desa

Cidokom

160X2,5

X0,10m

Rp.

50.000.000,- APBD 1 100%

PBK

(TA

2017)

 

Page 119: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

107

Berikut sebagian Dokumentasi Kegiatan Pembangunan

Desa Cidokom :

Gambar 4.3 Gambar 4.4

Gambar 4.3 & 4.4 : Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Desa,

Betonisasi dan Pengecoran 24 September 2017

Gambar 4.5 &4.6: Jalan yang sudah selesai di betonisasi

 

Page 120: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

108

Dalam pelaksanaan pembangunan, masyarakat desa

Cidokom ikut berperan aktif dalam melakukan gotong

royong. Salah seorang warga yang juga merupakan Kader

Posyandu ibu Nurhayati menyampaikan, terdapat pembagian

sistem kerja dalam gotong royong yakni laki-laki membantu

pengerjaan pembuatan dan betonisasi jalan sedangkan para

ibu memasak untuk makan bersama.

“kalo pas pembangunan jalan itu biasanya yang kerja itu

bapak-bapak kalo ibu-ibu mah paling bantu buat masaka

aja buat makan siang makan bareng gitu”

(Nurhayati,2018)

Namun demikian dalam pelaksanaanya, tidak semua

rencana pembangunan dapat terlaksana, hal itu dikarenakan

dalam pelaksnaan pembangunan pemerintah desa memiliki

hambatan terbatasnya lahan atau tanah yang dimiliki desa,

sehingga pemerintah desa harus membeli terlebih dahulu atau

menunggu donatur yang ingin mewakafkan tanahnya.

“Alhamdulillah, untuk tahun 2017 sudah ada 150 meter

tanah untuk posyandu yang diwakafkan dari pribumi dan

juga orang Jakarta yang punya tanah lega disini, namun

ada juga yang belum memberikan karena kan namanya

untuk pembangunann akan jadi asset masyarakat bukan

asset pribadi, nah yang seperti itu yang sedikit

menghambat pembangunannya kan” (Sain 2018)

Bapak Sain,SE selaku Kepala Desa Cidokom mengatakan

bahwa gotong royong adalah identitas masyarakat desa yang

harus dimiliki oleh masyarakat Desa sehingga apa yang kiat

berikan atau kiat lakukan untuk pembangunan kita juga lah

yang akan menikmati hasilnya.

 

Page 121: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

109

c) Tahapan Pengawasan

Tahapan pengawasan dilakukan sejak mulai perencanaan

dibuat, bagaimana masyarakat dilibatkan dalam proses

pembangunan. Dan juga dalam pelaksanaan pembangunan

apakah terlaksana seluruhnya atau tidak tepat sasaran dan

sesuai dengan tujuan pembangunan atau tidak.

Hal ini disampaikan oleh kepala Badan Permusyawarahan

Desa Cidokom Ustadz Yakub:

“Dalam fungsi pengawasan BPD dengan jumlah anggota

9 orang, seperti halnya DPRDnya Desa kita mengawasi

dari mulai musyawarah desa, Pelaksanaan juga nanti

pelaporannya harus jelas”(Yakub 2018)

Setelah pelaksanaan pembangunan pemerintah Desa akan

melakukan evaluasi kegiatan pembangunan untuk mengukur

sejauh mana tujuan pembangunan tercapai, tujuan itu terangkum

pada Visi Desa Cidokom Yakni:

“Menuju Desa Cidokom Yang Mandiri, Transparan, Dan

Berwibawa Menuju Sejahtera Berlandaskan Iman Dan

Taqwa”

Dengan salahsatu misinya adalah:

“Meningkatkan Kepedulian Masyarakat Terhadap

Pembangunan Sebagai Penopang Kemajuan Pemerintahan

Desa Di Segala Bidang”

 

Page 122: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

110

Tujuan Kesejahteraan yang diharapkan terwujud di Desa

cidokom diharapkan dapat tercapai dengan mewujudkan

kebutuhan rill masyarakat Desa melalui pemeuhan hak-hak Dasar

mereka.

Senada dengan yang disampaikan kepala Desa Cidokom

bapak Sain,SE yakni:

“Cidokom itu statussnya adalah desa berkembang, maju

belum tapi tertinggal juga tidak. Saya mengusahakan agar

desa ini berkembang melalui pembangunan dan gotong

royong agar tercipta masyarakat desa yang sejahtera serta

tumbuh sikap memiliki terhadap desa terutama pada hasil

yang sudah dibangun.”(Sain 2018)

Keberhasilan Pelaksanaan Pembangunan ditingkat Desa pada

dasarnya ditentukan oleh sejauhmana komitmen dan konsistensi

pemerintah Desa dan masyarakat Desa saling bekerjasama

membangun desa.

Adapun hasil pembangunan kemudian dirasakan oleh

masyarakat terutama pembangunan Infrastruktur, seperti yang

diutarakan oleh beberapa masyarakat Desa dalam wawancara

pribadi dengan peneliti:

“Alhamdulillah pembangunannya sangat baik,

terutama jalan ya sekarang pan jadi enak gitu neng, rame

jadinya kalo ada orang sakit juga jadinya cepet gitu

soalnya jalannya enak” (Rt Omad 2018)

Tanggapan positif juga keluar dari ibu omih, ibu rumah

tangga di Desa Cidokom:

“Sangat membantu, apalagi kalo jalannya udah enak

biasanya kan suka sakit gitu kalo jalan sebelum dibangun,

 

Page 123: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

111

sekkarang mempermudah aktifitas terutama kalo jalan

kaki”(Omih 2018)

Tak jauh berbeda dengan Ibu Omih dan pak Omad ketua Rt

001/Rw 002, salah satu penerima manfaat Renovasi Rumah

Tidak layak Huni (Rutilahu) bapak Madroji menyatakan manfaat

yang dia terima dari terealisasinya program pembangunan Desa.

“Alhamdulillah merasa terbantu sekali, tadinya

rumahnya nggak begini, sekarang lagi tahap dibetulin

biar lebih rapi lagi. Sekarang jalanannya juga enak,

kalo mau anterin dagangan ke pasar jauh lebih enak

Alhamdulillah sih” (Madroji 2018)

Sedangkan ibu Nur, mengatakan manfaat lain dari

pembangunan dari sudut pandangnya sebagai seorang kader

posyandu dan juga orang tua yang memiliki anak usia sekolah:

“Maaf ya maaf neng, bukannya gimana-gimana dulu

mah Cidokom nggak kayak gini neng. Beda sekarang

si udah enakan jalan udah pada bagus meskipun belum

semua, posyandu juga kan abis dibangun lagi waktu

itu dua. Jadi yang nimbang nggak padet soalnyapan

udah kebagi-bagi enak”(Nurhayati 2018)

Selain itu juga Ibu Nurhayati menyatakan bahwa saat ini juga

bangunan sekolah PAUD tidak seperti pada saat anaknya dulu,

“Dulu sekolah PAUDnya nggak ada anak saya dulu

Cuma ngaji, sekaranga ada 4. Itu yang dibangunin

Desa katanya satu sih itu juga yang PAUDnya deket

MIS al-khoeriyah, PAUD al-Khoeriyah gitu ya sama

juga namanya kayak MI nya tadi eneng lewatin

kayanya” (Nurhayati 2018)

Dalam keberhasilan pembangunan yang dilakukan secara

partisipatif dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada

 

Page 124: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

112

monitoring evaluasi akan lebih menjamin keberlangsungan

pembangunan di desa. Sebaliknya permasalahan dan

ketidakpedulian satu sama lain akan mudah muncul manakala

seluruh komunikasi, ruang informasi dan fasilitas pelayanan bagi

masyarakat tidak memadai (RKP Cidokom 2017, 16).

Maka dari itu kemudian Rencana Pembangunan dan

kegiatan pembangunan Desa diatas dibuat sebagai salahsatu

upaya untuk menciptakan masyarakat sejahtera dengan

terpenuhi kebutuhan sarana dan prasarananya.

 

Page 125: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

113

BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisis Tahapan dan Implementasi Kebijakan Rencana

Pembangunan Desa sebagai Usaha Kesejahteraan

Masyarakat Desa Cidokom

Analisis penelitian ini menggunakan analisis penelitian

kualitatif, sehingga pembahasan yang disajikan berbentuk uraian

dan pemaparan bagaimana kebijakan perencanaan pembangunan

desa terlaksana sebagai salah satu bahan usaha meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa.

Menginduk pada konsep kesejahteraan sosial yang tercantum

dalam Undang-Undang RI no 11 tahun 2009 tentang

kesejahteraan sosial dalam (Bab II p.13) yang menyatakan

kesejhateraan sosial sebagai suatu kondisi, dimana menurut

peneliti pada kondisi tersebut kebutuhan masyarakat pada hak-

hak dasarnya terpenuhi dengan baik.

Untuk mencapai hal tersebut perlu adanya sebuah upaya atau

usaha terencana yang dilakukan oleh pemerintah maupun

masyarakat itu sendiri untuk menjadi sejahtera, hal itu bisa

dilaksanakan melalui kegiatan usaha kesejahteraan sosial.

Peneliti melihat sebagai sebuah Desa yang sedang berada

dalam tahap berkembang Cidokom terus berusaha untuk

meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya melalui berbagai

pemenuhan kebutuhan dasar terutama dibidang infrastruktur.

 

Page 126: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

114

Pembangunan terencana ini dijadikan alat oleh Pemerintah Desa

Cidokom untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Hal ini sesuai dengan pengertian usaha kesejahteraan yang

dikemukakan dalam buku Ilmu Kesejahteraan sosial dan

Pekerjaan Sosial yang telah dijabarkan dalam (BAB II 2018, 14).

Peneliti memahami usaha kesejahteraan sebagai segala bentuk

usaha terencana yang dilakukan oleh individu atau kelompok,

baik melalui aksi nyata atau pembuatan kebijakan dalam mencari

jalan keluar atas permasalahan kesejahteraan yang mereka alami.

Kebijakan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang

Desa, termasuk didalamnya mengatur tentang Rencana

Pembangunan Desa serta tahapannya, yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan Priorotas program Desa yang dijelaskan dalam

Bab IV dalam tahapan Perencanaan Pembangunan Desa.

Merujuk pada tahapan rencana pembangunan dan tahapan

pembangunan desa yang telah dijelaskan, peneliti melihat

Cidokom mengikuti alur yang dijelaskan dalam Undang-Undang

sebagai berikut :

1. Tahapan perencanaan yang meliputi Mustyawarah desa,

pembuatan Peraturan Desa, pembuatan Rencana

Pembangunan Desa, dan penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah Desa yang berisi penjabaran RPJMDesa.

2. Tahapan pembangunan, kegiatan ini merupakan implementasi

dari perencanaan pembangunan yang telah disusun oleh

masyarkat Desa, pada pelaksanaannya berdasarkan

keterangan wawancara dengan kepala desa dan ketua BPD

Desa dalam (BAB IV), porses pembangunan melibatkan

 

Page 127: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

115

seluruh lapisan masyarakat melalui kegiatan gotong royong.

Hal itu bertujuan untuk menanamkan rasa memiliki, sehingga

masyarakat dapat menjaga hasil pembangunan dengan baik.

Pada pelaksanaan pembangunan ini Pemerintah Desa

menunjuk tim pelaksana kegiatan khusus yang bertugas untuk

menjadi penanggung jawab lapangan pelaksanaan

pembangunan Desa.

3. Tahapan Pengawasan

Tahapan pengawasan kegiatan dilakukan oleh badan

permusyawaratan desa atau BPD dari mulai perencanaan

pembangunan, hingga pembangunan telah selesai.

Pengawasan juga dilakukan oleh pihak ketiga, bahkan

menurut berita online yang peneliti baca, Menteri sosial

pernah meninjau secara langsung pembangunan yang

dilakukan oleh Desa Cidokom

Dalam tahapan tersebut peneliti melihat bagaiman

kerjasama yang baik dijalankan oleh pemerintah Desa

Cidokom dalam usahanya untuk melakukan pembangunan

desa, demi tercapainya sebuah tujuan pemerintah Desa

bekerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat untuk

menjalankan amanat pembangunan guna mewujudkan

masyarakat sejahtera.

 

Page 128: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

116

B. Analisis Implementasi Program Pembangunan Desa

Sebagai Usaha Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Desa

Tujuan Pembangunan Desa menurut UU nomor 6 Tahun

2014:

1) Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

2) Penanggulangan kemiskinan

3) Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa

4) Pembangunan Potensi Ekonomi Lokal

5) Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan

Berikutnya peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana

masyarakat Desa Cidokom merasakan hasil dari pembangunan,

peneliti meminta pendapat sekitar beberapa orang masyarakat

desa yang peneliti temui saat melakukan observasi ke desa terkait

tanggapan mereka terhadap perencanaan pembangunan dan

pelaksanaan pembangunan Desa Cidokom.

Peneliti melihat setelah perencanaan pembangunan hamper

sebagian besar kegiatan pembangunan desa dapat terealisasikan,

hal itu dapat dilihat pada tabel 4.5 dalam bab 4 diatas terutama

pembangunan akses jalan Desa.

Meskipun demikian peneliti melihat terdapat pembangunan

yang sebelumnya tidak terencana pada Perencanaan

Pembangunan Desa yakni Pembangunann Rumah Layak Huni

(Rutilahu), jika merujuk pada keterangan kepala BPD diatas

pembangunan Rutilahu tersebut diatur dalam Undang-Undang.

 

Page 129: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

117

Pemerintah Desa Sendiri belum memiliki indikator jelas

terkait bagaimana evaluasi perencanaan pembangunan dilakukan,

hanya berdasarkan pada sejauh mana rencana pembangunan

dapat terealisasi.

Berdasarkan penuturan dari kepala desa saat wawancara

langsung dengan peneliti, masih ada beberapa realisasi

pembangunan yang belum berjalan, hal ini dikarenakan

keterbatasan lahan yang dimiliki oleh desa sehingga desa perlu

menunggu untuk membeli atau menunggu donatur yang mau

melepaskan tanahnya untuk digunakan untuk membangun Desa.

Namun demikian, pada hasilnya pembangunan yang

dilakukan melalui perncanaan yang secara keseluruhannya

melibatkan masyarakat desa dinilai baik oleh masyarakat desa

dan diamini sebagai salah satu usaha untuk mensejahterakan

masyarakatnya.

Hal ini terlihat dari saat dimana peneliti bertanya kepada

warga yang ditemui tentang bagaimana makna sejahtera menurut

mereka, secara garis besar mereka menyatakan bahwa sejahtera

untuk mereka adalah memiliki banyak uang dan materi lainnya,

namun mereka merasa cukup bahagia dan sejahtera dengan

kondisi mereka saat ini terutama karena Pemerintah Desa selalu

berusaha untuk meningkatkan taraf hidup layak mereka melalui

pembangunan.

Kebijakan Rencana Pembangunan Desa merupakan salah

satu bentuk terencana usaha Pemerintah Pusat, Pemerintah

Daerah, dan Desa yang ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang dalam hal ini adalah masyarakat

 

Page 130: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

118

Desa yang dituangkan dalam Undang-Undang nomor 6 tahun

2014.

Berdasarkan data penelitian diatas Kebijakan Perencanaan

pembangunan Desa yang diamanatkan pemerintah dalam

Undang-Undang Desa, menjadi pedoman penting bagi

pemerintah desa untuk berupaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakatnya melalui pembangunan yang kemudian akan

mengarah pada pembangunan sosial dan kesejateraan.

Dengan adanya undang-undang nomor 6 tahun 2014

pemerintah desa dan masyarakat lebih leluasa dalam

merealisasikan pembangunan desa guna mencegah kesenjangan

yang lebih tinggi antara pelayanan dan akses di desa dengan di

kota, mengingat adanya perbedaan ketika desa diatur dalam

undang-undang nomor 6 tahun 2014 dengan undang-undang

sebelumnya yakni undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah dari segi pelaksanaan wewenang maupun

kegiatan pembangunannya.

Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh kepala desa

Cidokom dengan adanya undang-undang desa dan dana desa saat

ini desa lebih mudah dalam melaksanakan perencanaan

pembangunan, karena tidak perlu menunggu instruksi dari daerah

hanya cukup menyelesaikan laporan keuangan desa dan

melaksanakan kewajiban desa, desa sudah bisa merencanakan

program pembangunan.

 

Page 131: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

119

BAB VI

KESIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui

observasi, studi dokumen, dan wawancara yang dilakukan

peneliti mengenai Kebijakan Rencana Pembangunan Desa dalam

usaha kesejahteraan sosial masyarakat Desa Cidokom peneliti

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebijakan Rencana Pembangunan Desa memuat tahapan-

tahapan pembangunan yang secara keseluruhannya dibuat

dengan melibatkan partisipasi masyarakat, dimulai dari

Musyawarah Desa, Penyusunan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Desa, Penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah Desa, Pembuatan Peraturan Desa dan Pengesahan

RKPDesa. Dengan adanya Kebijakan Rencana Pembangunan

Desa, melalui Undang-undang Desa nomor 6 tahun 2014

Perencanaan Pembangunan yang dibuat dinilai lebih teratur

dan mudah untuk diterapkan.

2. Dalam implementasinya, Pembangunan Desa mengikuti

tahapan pembangunan berdasarkan Kebijakan Undang-

Undang yang meliputi, Tahapan Perencanaan, Tahapan

Pelaksanaan, dan Tahapan Pengawasan. Ketiga tahapan ini

melibatkan kerjasama antara Pemerintah Desa, Pemerintahan

Desa dan juga Masyarakat pada umumnya. Sebagian besar

Rencana pembangunan yang disusun dalam RKPDesa dapat

 

Page 132: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

120

direalisasikan dan disambut baik pula hasilnya oleh

masyarakat, yang mana hal ini dilihat dari kuantitas program

yang dilaksanakan, dan dibandingkan dengann perencanaan

antar tahun kegiatan.

B. Implikasi

Sebagai sebuah penelitian yang telah dilakukan dari

kesimpulan yang ditarik pastinya memiliki implikasi. Dari

implikasi tersebut dalam penelitian ini diharapkan bisa

bermanfaat bagi banyak pihak dan penelitian-penelitian

selanjutnya. Maka sehubungan dengan hal itu, implikasi dalam

penelitian ini adalah:

1. Jika beberapa orang menganggap Kebijakan adalah sebuah

usaha untuk menyulitkan, maka Kebijakan Rencana

Pembangunan Desa merupakan langkah intervensi yang

diambil pemerintah untuk membantu pemerintah desa dalam

melakukan perencanaan pembangunan desa, menyiapkan

tahapan pembangunan desa sebagai upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya dengan memenuhi kebutuhan

dasar masyarakat tersebut. Terealisasinya perencanaan

pembangunan menjadi pelaksanaan pembangunan secara

langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Desa Karena kemudahan sarana

dan prasarana yang diberikan. Sebagai sebuah usaha

kesejahteraan dampak langsung pembangunan pada

kesejahteraan belum dapat diukur secara pasti, namun dapat

dinilai dengan menyesuaikan pada tujuan pembangunan itu

sendiri.

 

Page 133: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

121

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

mengenai kebijakan perencanaan pembangunan sebagai

Usaha Kesejahteraan dalam Bingkai Otonomi Desa. Maka

perlu adanya penelitian lebih lanjut baik secara kualitatif

maupun kuantitatif.

C. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas maka saran

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi pemerintah Desa

Diharapakan adanya indikator pasti untuk mengukur

kesejahteraan masyarakat setelah dan sebelum rencana

pembangunan dibuat dan terealisasikan, sehingga lebih

memudahkan untuk mengevaluasi sejauh mana kesejahteraan

masyarakat itu telah tercapai dan sejauh mana tujuan

pembangunan tercapai.

2. Bagi masyarakat Desa

Dalam tahapan perencanaan dan realisasi pembangunan

desa diperlukan kerjasama yang baik antara masyarakat desa

dengan pemerintah desa, terutama dalam perencanaan

pembangunan supaya tidak terjadi kesalahan dalam

menentukan prioritas program pembangunan desa sehingga

diperlukan partisipasi penuh masyarakat dalam perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan serta evaluasi pembangunan itu

sendiri.

 

Page 134: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

122

DAFTAR PUSTAKA

Buku, Artikel, Jurnal

Adisasmita, Rahardjo. 2013. Pembangunann Perdesaan

(Pendekatan partisipatif, Tipologi, Strategi, Konsep Desa Pusat

Pertumbuhan). 1 ed. 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian, suatu

pendekatan praktik. 15. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis data Penelitian Kualitatif

(Jakarta: PT raja Grafindo Persada, 2003), h.39. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Gunawan, Imam. 2013. Imam Gunawan, Metode Penelitian

Kualitatif Teori dan Praktek. 1 ed. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

J. Moleong, Lexi. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. 23 ed.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kessa, Wahyudin. 2015. Perencanan Pembangunan Desa. Buku

6. Jakarta: Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi Republik Indonesia.

midgley, James. 2005. Pembangunan Sosial, Persfektif

Pembangunan dalam Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Direktorat

Perguruan Tinggi Agama Islam, Departemen Agama RI.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Revisi.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

“PP Republik Indonesia dan Permendagri tahun 2008 tentang

desa, kelurahan, kecamatan.” 2010. CV. Novindo Pustaka

Mandiri. Jakarta.

Rahardjo. 2010. Pengantar Sosiologi Pedesaan Dan Pertanian,

(Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2010) cet ke-3 hall

29. Cet-3. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

RKP Cidokom. 2016. “Rencana Kerja Pemerintahan Desa.”

Pemerintah Desa Cidokom. Desa Cidokom.

 

Page 135: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

123

Rukminto Adi, Isbandi. 2002. Pemikiran-pemikiran dalam

kesejahteraan sosial. 2. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

———. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

Ke 2. Depok: UI Press.

———. 2013. Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial,

pembangunan Sosial dan Kajian Pembangunan.). 1 ed. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Silahudin, Muhammad. 2015. M.Silahudin, Buku Saku Desa 1:

Kewenangan Desa dan Regulasi Desa (Jakarta; Kementrian

Desa, pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Republik Indonesia, 2015) cet.1 h.12. Jakarta: Kementrian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik

Indonesia.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2013. Kebijakan Sosial Sebabagai Kebijakan

Publik. Bandung: Alfabeta.

syafrudin, Ateng, dan Suprin Na’a. 2010. Republik Desa

(Pergulatan hukum Tradisional dan Hukum Modern dalam

desain Otonomi Desa). 1 ed. 1. Bandung: PT.Alumni.

syamsir, Salam, dan Fadilah Amir. 2008. sosiologi Pedesaan.

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Umar, Husein. 2011. Metode penelitian untuk skripsi dan tesis

bisnis edisi kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2014_6.pdf.

Wasitiono, Sadu, dan Irwan Tahir. 2006. Prospek Pengembangan

Desa, (Bandung:CV.Fokusmedia, 2006). Bandung: CV.Fokus

Media.

Widjaya, HAW. 2004. otonomi desa merupakan otonomi yang

asli bulat dan utuh. Ke 2. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

 

Page 136: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

124

Sumber Undang-Undang

Undang-undang No 32 Tahun 2004, RI. 2004. “Undang-Undang

Republik Indonesia no 32 Tahun 2004 tentang pemerintah

Daerah.”

“Undang-Undang Republik Indonesa nomor 11 Tahun 2009

Tentang Kesejahteraan Sosial.” 2009.

UU Desa RI, RI. 2014. “Undang-Undang Republik Indonesia

nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.”

Sumber Wawancara

Yakub. 2018. Interview pribadi dengan Kepala Badan

Permusyawarahan Desa Cidokom.

Sain, Sain. 2018. Interview kepala Desa.

Rt Omad. 2018. Interview Pribadi dengan Ketua RT 01/Rw 02

Dusun 1.

Dzulfahmi Kasi pembangunan desa Cidokom

Syahroni Kaur Umum Desa Cidokom

Nurhayati. 2018. Interview Dengan Warga Desa Kader Posyandu.

Omih. 2018. Wawancara Pribadi dengan ibu Omih (Ibu Rumah

Tangga).

Madroji. 2018. Interview langsung Dengan Penerima Rutilahu.

 

Page 137: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

Lampiran 1

TRANSKIP WAWANCARA

Kepala Desa Cidokom Kecamatan Gunung Sindur Periode

2015-2020

Nama : Sain Saputra, SE

Jabatan/Pekerjaan :Kepala Desa Cidokom, kecamatan Gunung Sindur

Hari,Tanggal : Kamis, 18 januari 2018

Waktu : 13.30 WIB

Tempat : Kantor Kepala Desa, Cidokom.

1. Peneliti : Assalamualaikum bapak, perkenalkan nama saya Enung

Khoeriyah mahasiswi Kesejahteraan Sosial Uin Syarif Hidayatullah

yang waktu itu kesini antar surat untuk penelitian pak dan buat janji

wawancara.

Kepala Desa: oh iya iya mahasiswi skripsi ya, bagaimana ?apa

yang bisa saya bantu? Silahkan duduk.

2. Peneliti: Begini pak saya memerlukan data terkait dengan

kebijakan rencana pembangunan yang dilakukan di desa Cidokom

pak, dan kaitannya dengan usaha kesejahteraan masyarakatnya pak.

Kepala Desa: oh begitu, baik baik. Kita mulai sekarang?

3. Peneliti:Boleh bapak, sebelumnya saya izin mencatat ya pak.

Kepala Desa: Iya silahkan supaya tidak mudah lupa.

4. Peneliti; Baik pak yang pertama saya ingin mengetahui tentang

desa Cidokom ini sendiri pak, terutama mengenai tingkat

kesejahteraan masyarakatnya pak.

125

 

Page 138: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

Kepala Desa: Baik, jadi begini ya de, Desa Cidokom Ini adalah

sebuah desa yang terletak di gunung sindur, kecamatannya gunung

sindur dan kabupatennya adalah kabupaten Bogor. Untuk desanya

sendiri Cidokom itu statusnya adalah desa berkembang, maju

belum tapi tertinggal juga tidak. Saya mengusahakan agar

desa ini berkembang melalui pembangunan dan gotong

royong agar tercipta masyarakat desa yang sejahtera serta

tumbuh sikap memiliki terhadap desa terutama pada hasil

yang sudah dibangun. 5. Peneliti: biasanya gotong royong dalam hal apa yang dilakukan

pak?

Kepala Desa: ya misal lagi bangun jalan, atau ada yang sakit ada

yang meninggal atau hajatan lah seperti itu.

6. Peneliti: Wah begitu ya pak, oh iya pak terkait dengan kebijakan

rencana pembangunan desa itu bagaimana pak di desa cidokom?

Kepala Desa: oh kalo itu tentunya ada, yang namanya kebijakan

perencanaan itu pasti ada terutama perencanaan pembangunan

pembangunan manusia ataupun pembangunan fisik desa. Biasanya

itu terangkum didalam Rencana Kerja Pemerintah Desa jadi begini

biar saya ceritakan.

7. Peneliti: Siap pak saya simak.

Kepala Desaan: Jadi Setelah bulan ketiga pelantikan saya harus

sudah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Desa selama 6 tahun, dimana selama 6 tahun saya menjabat

apa sih yang harus saya lakukan dan potensi apa yang harus

saya gali. Jadi 6 tahun yang saya lakukan saya udah tahu apa

yang akan saya lakukan, dan yang sekarang sedang di

prioritaskan adalah perencanaan pembangunan dibidang

126

 

Page 139: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

infrastruktur. Nanti RPJMDesa itu dibuat kita buat penjabaran

untuk yang pertahunnya yakni Rencana Kerja Pemerinta atau RKP

begitu.

8. Peneliti: bagaimana tahapan pembuatan RPJMDesa dan RKPDes.

Kepala Desaan:RPJMDesa dan RKPDesa itu?

Kepala Desa: Untuk tahapan pembuatan RPJMDesa sama

RKPDesa itu pemerintah desa mengikuti apa yang namanya

diamanatkan oleh Undang-Undang Desa nanti lah coba dilihat ya

pasal berapa saya lupa,karena kita kan mengikuti kebijakan

Undang-undang Desa itu, disana tertulis bagaiman sih tahapan

perencanaan yang harus dilakukan untuk pembangunan desa juga

tujuan dari pembangunan desanya.

Nah pembuatannya sendiri itu kita adakan Musrembangdes atau

juga yang disebut dengan Musdes, nanti kita adakan itu

musyawarah dengan masyarakat tokoh masyarakat kita undang dari

semua kalangan pendidik, tokoh agama dan lain-lain itu kita

undang.

9. Peneliti: biasanya berapa banyak pak yang hadir di musyawarah

Desa?

Kepala Desa: banyak, Masyarakat banyak yang hadir juga

Karena memang kita undang, minimal ada tokohnyalah yang

hadir yang mewakili masyarakat dari semua unsur masyarakat

terwakili, dari Tokoh Pendidik, Tokoh Agamanya juga dan

lainnya

10. Lalu setelah itu bagaimana pak?

Kepala Desa: setelah masyarakat kita undang, kita minta pendapat

mereka menganai apa prioritas program pembangunan kita iyakan,

prioritas program itu supaya kita tahu mana aja nih program yang

127

 

Page 140: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

harus di dahulukan atau urgen gitu istilahnya nanti warga yang

memberikan usulan, selain kita juga lihat dari evaluasi

pembangunan tahun sebelumnya.

11. Lalu apa yang menjadi Prioritas Pembangunan saat ini pak?

0Kepala Desa: Sekarang Ini yang menjadi prioritas

pembangunan di Kabupaten Bogor itu dibidang infrastruktur

ya terutama jalan neng, jadi Desa juga mengikuti gitu dan

kebetulan juga kan memang ada beberapa pengerasan jalan

yang belum selesai gitu lah. Selain itu ya Ya kita juga adalah

bangun posyandu, harapan bapak di setiap RW ada

posyandunya juga PAUD. 12. Pertimbangan prioritas programnya itu darimana pak?

Kepala Desa: selain dari masyarakat juga dari program pemerintah

kecamatan atau kota, tuh biasanya kan bapak ikut rapat juga. Jadi

gini, Setiap Pembangunan, kegiatan pemerintahan dan lain

lain di Desa memang harus diselaraskan dengan

Pembangunan di daerah atau kota. Jadi nggak Cuma

mempertimbangkan kebutuhan Desa, nggak karena ada di

Undang-Undangnya. 13. Setelah diketahui program Prioritas yang akan dilakukan lalu

bagaimana pak?

Kepala Desa: Nanti setelah Musyawarah Desa saya akan

buatkan Peraturan Desa atau Perdes yang memuat tentang

hasil dari musyawarah, kemudian menjadi dasar untuk

mengesahkan RKP darn RPJMDesa.

14. Pembuatan RKP nya itu kapan pak?

Kepala Desa: Untuk RKP Untuk yang tahun 2017 terakhir

saya laksanakan pada tahun 2016 saya lupa terakhir saya

128

 

Page 141: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

laksanakan di Yayasan al-Musfiroh untuk bulannya saya lupa

namun sekitar pertengahan tahun, karena perencanaan harus

dimulai sejak pertangahan tahun sebelumnya termasuk untuk

tahun 2019, padahal 2018 saja belum terlaksana dibuat sama

seperti RPJMDesa tahapnya. 15. Kalo Musyawarah Sudah dilakukan lalu selanjutnya bagaimana

pak?

Kepala Desa: Kalo RPJMDesa udahkan kita buatkan

RKPDesanya, kalo udah fix kan dana turun kita tinggal

menjalankanya bersama masyarakat ada tim pelaksana juga

lah nanti, Juga Nanti setelah Musyawarah Desa saya akan

buatkan Peraturan Desa atau Perdes yang memuat tentang

hasil dari musyawarah, kemudian menjadi dasar untuk

mengesahkan RKP darn RPJMDesa neng. 16. Lalu untuk pendanaanya sendiri bagaimana pak?

Kepala Desa: setelah RKP disusun berdasarkan Perdes

APBdes yang memuat semua kegiatan A-Z kegiatan

pelayanan dan pembangunan yakin terutama didesa cidokom

maka akan dibuat RAB nya atau Pagu Indikatif Desa, Melalui

Dana Desa yang akan dititpkan Pemerintah Pusat ke

Pemerintah Desa Cidokom melanjutkan terutama dua titik

jalan yang selama ini tertunda salah satunya jalan Ciberes,

Jalan Melati dan Pembangunan dua posyandu itu yang

mungkin Insyaallah dari dana desa. 17. Selanjutanya tahapannya seperti apa pak?

Kepala Desa: kalo dana Sudah Turun maka kita pelaksanaan, yang

melaksanakannya itu ada namanya Tim Pelaksana Kegiatan atau

129

 

Page 142: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

TPK, yang alhamdulillah saat ini pembangunan tidak hanya di

awasi oleh BPD namun juga oleh masyarakat, dan juga

kejaksaan polri dan TNI yang dalam hal terjun kelapangan di

lakukan oleh kamtibmas. 18. Peneliti: Untuk peran masyarakat sendiri seperti apa pak dalam

proses pembangunan:

Kepala Desa: Masyarakat tetap ikut membantu, karena kalo

saya dalam pelaksanaan kegiatan di titik A maka saya akan

lakukan sosialisasi kita akan undang masyrakat misalnya

dijalan kita undang dijalan tutup jalan sementara ada

sambutan, bahwa program kegiatan pemerintah desa di tahun

2018 akan membangun jalan ini, anggarannya darimana dan

berapa akan saya sampaikan dan tolong partisipasinya untuk

ikut misalnya minggu besok kita adakan persiapan minggu

depan kita pelaksanaan. 19. Peneliti: Adakah hambatan dari pelaksanaan pembangunan tersebut

pak?

Kepala Desa: Yang utama infrastruktur jalan jalan kita bangun

setiap tahun, karena anggarannya juga setiap tahun nanti

dokumennya ada. Lalu di bidang kesehatan saya sudah

membangun 3 posyandu karen alhamdulillah pemerintah

sudah menyiapkan anggaran, setiap posyandu di setiap RW,

namun karena harus tanah wakaf maka harus cari tanahnya

dulu namun alhamdulillah untuk tahun 2018 kita sudah dapat

tanah kurang lebih 150 meter untuk dua titik posyandu, wakaf

dari masyarakat bil khusus orang jakarta ada juga orang

pribumi yang tanahnya agak lega saya datangi minta lah

130

 

Page 143: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

boleh nggak dan alhamdulillah diberikan karena akan jadi

aset masyarakat bukan aset pribadi. Perencanaan harus benar

benar matang karena akan jadi aset masyarakat aset

pemerintah juga akan jadi aset masyarakat karena masyarakat

yang memanfaatkan sehingga bagaimana saya berupaya

setiap pembangunan ini merasa dimiliki oleh masyarakat.

Namanya milik, kita yang manfaatkan kita yang menjaga juga

20. Peneliti: Oh terakhir pak, menurut bapak bagaimana

hubungan antar kebijakan rencana pembangunan desa

dicidokom dengan kesejahteraan masyarakatnya?

Kepala desa: hemm, begini de. Yang namanya sejahtera itu

setiap orang beda-beda pasti, kapan dia merasa sejahteranya

itu beda-beda, yang namanya kita diamanahkan memimpin

pasti maunya masyarakat sejahtera semuanya, makanya

kebijakan itu dibuat supaya ada pegangan gitu gimana

caranya biar masyarakat merasakan kesejahteraannya jalan

bagus, saranah kesehatan ada posyandu ada, sekolah tersedia

kan enak.

21. Peneliti: Baik pak, sementara mungkin di cukupkan dulu ya

pak terimakasih untuk wawancaranya, maaf jiga waktu bapak

jadi terganggu.

Kepala Desa: Ah tidak, nanti kalo ada yang kurang telepon

saja ya atau wa staf saya ya semoga sukse.

Peneliti: Baik pak terimakasi.

131

 

Page 144: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

Lampiran 2

TRANSKIP WAWANCARA

Ketua Badan Permusyawarahan Desa Cidokom

Nama : Ust.Yakub

Alamat : Desa Cidokom

Jabatan/Pekerjaan : Ketua BPD Desa Cidokom

Hari : Jumat

Tanggal : 12 Juli 2018

Tempat : Kantor Yayasan al-Musfiroh

1. Peneliti: assalamualaikum pak, saya enung mahasiswi uin

yang kemarin telpon.

Ketua BPD: oh iya silahkan masuk.

2. Peneliti: Maksud dan kedatangan saya kesini saya ingin

mencari informasi terkait kebijakan perencanaan

pembangunan di Desa Cidokom pak.

Ketua BPD: oh begitu, sebelumnya sudah ketemu pak kades?

Peneliti: Alhamdulillah Sudah pak.

Ketua BPD: Apa yang mau ditanyakan kira-kira?

3. Peneliti: baik pak yang pertama, terkait dengan BPD pak,

BPD itu apa ya?

Ketua BPD: BPD itu adalah singkatan dari badan

permusyawarahan desa, yaitu lembaga desa yang tugas dan

fungsingnya menampung aspirasi masyarakat Desa. Tugas

BPD itu ada 3 yaitu, Peraturan Desa, tugas Budgeting dan

133

 

Page 145: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

Juga Pengawasan. Dalam fungsi pengawasan BPD dengan

jumlah anggota 9 orang, seperti halnya DPRDnya Desa kita

mengawasi dari mulai Musyawarah Desa, Pelaksanaan juga

nanti pelaporannya harus jelas.

4. Peneliti: Bagaimana kaitannya antara BPD dengan Kebijakan

Perencanaan Pembangunan Desa?

Ketua BPD: nah BPD sendiri kan merupakan lembaga

musyawarah desa jadi tentunya berkaitan , karena kan untuk

melakukan perencanaan perlu ada musyawarah terlebih

dahulu anatara pemerintah desa dengan masyarakat.

5. Peneliti: Apa yang menjadi landasan kebijakan Perencanaan

Pembangunan desa pak?

Ketua BPD: Tentu kita tetap menginduk pada yang namanya

Undang-Undang yak an ada Undang-undang Desa , sebagai

salah satu dari bagian pemerintahan BPD mengupayakan

menjalankan program berdasarkan apa yang di Undangkan

misalnya soal musyawarah desa, dan pembangunan juga

begitu.

6. Peneliti: Dalam kebijakan perencanaan Pembangunan Desa

ini sendiri bagaiaman peran dari BPD?

Ketua BPD: BPD berperan untuk menampung aspirasi

masyarakat terkait dengan pembangunan, yaitu melalui

musyawarah Desa Disetiap Dusun itu ada BPD nya, jadi kalo

masyarakat ingin menyampaikan aspirasi atau gagasannya itu

bisa langung ke BPD, biasanya mereka rapat seminggu

sebelum musyawarah Desa.

134

 

Page 146: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

7. Peneliti; Bagaimana cara BPD mengundang Masyarakat

untuk ikut dalam Musyawarah Desa?

Ketua BPD: BPD akan mengundang masyarakat melalui

anggota BPD di setiap dusun yang berjumlah 9 orang, dari

setiap dusun diambil 20 orang yang kita undang, karena

sebelumnya mereka sudah melakukan musyawarah dusun.

Jadi satu desa 60 orang, Dari Setiap RT kita ambil 3 orang,

Desa Cidokom memiliki 22 RT sehingga semuanya menjadi

sekitar 60an orang, nanti disana kita diskusikan lagi apa yang

sebelumnya telah mereka diskusikan di Musdus.

8. Peneliti: Kapan masyarakat melaksanakan musyawarah Desa?

Ketua BPD: Anggota BPD itu ada 9 orang kan ya, satu Dusun

3 orang kan saya Dusun 2, pak alex itu (Menunjuk seorang

anggota BPD yang saat itu berada di Rumah pak Yakub) dia

dusun 2 dia itu adiknya pak angga calon anggota Dewan

disini, nahnanti mereka yang akan memberitahu untuk

Musyawarah Desa, Ya tentu mereka Musyawarah Dusun dulu

biasanya seminggu sebelumnya.

9. Peneliti: Lalu apa yang biasanya di bicarakan dalam

Musyawarah pak?

Ketua BPD: Kalo terkait dengan Perencanaan pembangunan

pastinya kita musyawarahkan rumusan RPJMDes ya, karena

mereka sudah musyawarah dusun mereka akan

menyampaikan aspirasinya tentang program terutamanya

yaitu prioritas program pembangunan kita apa itu

pembangunan fisik atau pembangunan yang lain?

135

 

Page 147: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

10. Peneliti: Apa yang menjadi patokan untuk menentukan

Prioritas Program pak dan seperti apa?

Ketua BPD: Prioritas Pembangunan itu biasanya misal pada

tahun sebelumnya ada Pembangunan yang belum selesei,

maka di tahun berikutnya akan dilanjutkan jika anggaran

sudah turun begitu, dan mengikuti juga Pembangunan

Kabupaten.

11. Peneliti: Lalu bagaimana selanjutnya pak?

Ketua BPD: Nah kalau sudah di putuskan prioritas

pembangunannya apa, seperti diawal tadi adalah tugas BPD

membuat Perdes dengan kepala Desa untuk mengesahkan

RPJMDesa.

12. Peneliti: Dalam pelaksanaannya apakah ada kemungkinan

pembatalan kebijakan pak?

Ketua BPD: Kalo perubahan yang sampai dibatalkan kayanya

tidak ada, pokonya kalo udah ditetapkan harus dijalankan

tidak boleh sampe batal. Tapi kalo misalnya ada hal baru

terkait pembangunan atau apapun misalnya ada yang kena

musibah biasanya dibuatkan Perdes saja.

13. Peneliti: Contohnya gimana pak?

Ketua BPD: Ya contohnya dibuatkan perdes untuk yang

terkena bencana, misalnya meninggal dunia dia tidak boleh

mengeluarkan uang sedikitpun. Jadi dari proses pengurusan

jenazah hingga dikuburkan desa yang atur.

14. Peneliti: Apa tahapan selanjutanya setelah musyawarah pak?

Ketua BPD: Kalo sudah di musyawarahkan, sudah di

tentukan pembangunanya apa dan dana sudah turun maka kita

136

 

Page 148: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

akan pada tahap pelaksanaan oleh Tim Pelaksana Kegiatan

atau sekarang namanya LPM (Lembaga Pembangunan

Masyarakat) itu anggotanya ada 7 orang dan setiap dusun ada

perwakilannya, itu ketuanya sekarang pak Suharto namanya.

15. Peneliti: Pembangunan apa yang sekarang sedang di

prioritaskan pak?

Ketua BPD: Sekarang masih fokus pada pembenahan jalan

Desa yah, kan liat sendiri neng belum semua belum rata

sedangkan kalo mau sejahtera kan harus rata, yang sisni

jalannya bagus yang sana juga. Sama ada sedang

pembangunan Rutilahu , rumah tidak layak huni kita dapat

bantuan dari dana khusus kemensos kebetulan 100 unit.

16. Peneliti: Untuk pengawasan nya sendiri bagaimana?

Ketua BPD: Ya kita awasi dari mulai perencanaan, setiap

tahapannya dari kita ada yang mengikuti jangan samapai tidak

sesuai. Terutama Budgeting, kan Dana Desa tidak bisa cair

kalo tidak ada acc dari saya.

17. Peneliti: Dengan adanya kebijakan Perencanaan

Pembangunan desa sebagai usaha mensejahterakan

masyarakat bagaimana tanggapan bapak?

Ketua BPD: Kalo ada Undang-Undang Desa ibaratnya ada

kebijakan yang ngatur, jadikan lebih terarah, lebih teratur

dalam mempertanggung jawabkannya juga lebih mudah,

kesejahteraan juga kan semoga bisa tercapai.

18. Peneliti: Baik pak saya rasa cukup dulu ya pa terimakasih

untuk waktunya ya pak.

137

 

Page 149: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

Ketua BPD: Oh iya sama sama neng , nanti kesini lagi saja

kalo ada yang kurang atau telpon aja kayak waktu itu.

Baik pak.

138

 

Page 150: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

Lampiran 3

TRANSKIP WAWANCARA

Warga Desa Cidokom

Nama : Omad

Jabatan/Pekerjaan : Ketua RT 02/01 Desa Cidokom / Petani

Tanaman Hias

Hari/Tanggal : 11 Juli 2018

Waktu : 14.45 WIB

Tempat : Kediaman Rumah Ketua RT

1. Peneliti: Assalamualaikum, pak perkenalkan saya enung

mahasiswi UIN yang sedang melaksanakan tugas Skripsi, ada

hal yang ingin saya tanyakan apakah bapak berkenan?

Narasumber: iya neng silahkan.

2. Peneliti: begini pak saya ingin tau terkait dengan kebijakan

rencana pembangunan desa yang ada di desa Cidokom.

Narasumbe: oh gitu, kalo saya paling ikut-ikut rapat atau

musyawarah di desa aja atau dusun aja neng kalo yang buat

kebijakan kan desa.

3. Peneliti: kebijakan seperti apa yang dibuat oleh Desa pak?

Narasumber: Pembangunan jalan, Rumah Layak Huni,

posyandu juga, bantuan untuk warga yang kena musibah itu

aja paling.

4. Peneliti: apakah bapak pernah ikut dalam proses

perencanaanya?

139

 

Page 151: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

Narasumber: iya neng kalo RT harus ikut semua biasanya di

Musyawarah Desa neng.

5. Peneliti: Apa saja yang menjadi pembahasan di musyawarah

pak?

Narasumber: Ya Rencana pembangunan desa neng,

prioritasnya apa gitu.

6. Peneliti: Bagaimana pertimbangan yang digunakan untuk

merencanakan pembangunan didesa pak?

Narasumber: kalo saya taunya yang penting itu bermanfaat

buat masyarakat itu yang di prioritaskan.

7. Apakah bapak pernah dipaksa untuk menyetujui Rencana

pembangunan yang susun pemerintah Desa?

Narasumber: oh enggak neng, kan kita yang buat dan kasih

usulan.

8. Peneliti: sebagai ketua RT yang dekat dengan masyarakat,

apakah bapak pernah mendengar keluhan mengenai

perencanaan ataupun pelaksanaan pembangunan pak?

Narasumber: Kalo ke saya pribadi tidak ada neng, insyaAllah

semuanya senang dan terbantu.

9. Peneliti: Menurut ibu nih, bagaimana pembangunan di desa

Cidokom?

Narasumber :Bagus neng, jalan kan di bagusin lagi

10. Peneliti: bagaimana pendapat bapak apakah Program

perencanaan dan pembangunan ini berdampak pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat?

Narasumber: berpengaruh neng, masyarakat tidak merasa

terbebani, akses udah enak, kalo ada orang sakit jadi lebih

140

 

Page 152: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

mudah kalo mau ke RS, jalanan juga rame orang nggak males

jalan neng..

11. Peneliti: apakah pembangunan yang sudah di rencanakan dan

di realisasikan sekarang tepat sasaran pak?

Narasumber: iya, pembangunan jalan desa itu sangat penting,

supaya kita mudah dan nyaman kemana-mana, pembangunan

posyandu, sekolah juga rumah layak huni sangat membantu

bagi masyarakat disini.

12. Peneliti: pembangunan seperti apa yang bapak harapkan nanti

dari pemerintah Desa?

Narasumber: kalo bisa sih ada ditambah buat lapangan, kan

Cuma ada satu, terus bantuan modal juga,sama sarana yang

lain.

13. Peneliti: Masyarakat Desa yang sejahtera seperti apa yang

bapak harapkan tercipta di Desa Cidokom

Narasumber: Masyarakat yang rukun, memiliki akses yang

mudah, tidak sakit, tidak kesulitan ekonomi.

14. Peneliti Baik terimakasih banyak pak atas informasinya ya

pak,

Narasumber: Iya sama-sama ya neng,semoga cepat lulus.

Amin pak.

141

 

Page 153: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

Lampiran 4

TRANSKIP WAWANCARA

Warga Desa Cidokom

Nama : Nurhayati

Jabatan/Pekerjaan : Ketua Kader Posyandu/ Penjual Pakaian

Hari/Tanggal : 11 Juli 2018

Waktu : 15.30 WIB

Tempat : Kediaman Ibu Nurhayati Desa Cidokom

1. Peneliti: Assalamualaikum, bu saya mahasiswi UIN yang

sedang skripsi ada hal yang ingin saya tanyakan pada ibu

tentang pembangunan di Cidokom, ibu berkenan?

Narasumber: iya neng.

2. Peneliti: Saya ingin bertanya berkaitan dengan pembangunan

desa bu, apa yang ibu ketahui tentang pembagunan di Desa

Cidokom bu?

Narasumber: setau saya si itu Cuma kebijakan desa ya neng,

kayak bikin posyandu benerin jalan, gitu gitu aja lah.

3. Peneliti: Ibu pernah Ikut Musyawarah Desa?

Narasumber: Pernah neng tapi nggak sering.

4. Peneliti: apasaja yang biasanya dibahas dalam musyawarah

desa bu,?

Narasumber: Kalo saya paling soal pembagian bulanan,

gotong royong kalo ada apa, sama kegiatan ibu-ibu kader.

141

 

Page 154: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

5. Peneliti: pernahkah ibu diajak ikut dalam musyawarah

Pembangunan?

Narasumber: Kalo itu biasanya laki-laki neng, paling ibu-ibu

mah masak aja bantu kalo jadi bangun. kalo pas

pembangunan jalan itu biasanya yang kerja itu bapak-bapak

kalo ibu-ibu mah paling bantu buat masaka aja buat makan

siang makan bareng gitu.

6. Peneliti: Menurut ibu nih, bagaimana pembangunan di desa

Cidokom?

Narasumber : Maaf ya maaf neng, bukannya gimana-gimana

dulu mah Cidokom nggak kayak gini neng. Beda sekarang si

udah enakan jalan udah pada bagus meskipun belum semua,

posyandu juga kan abis dibangun lagi waktu itu dua. Jadi

yang nimbang nggak padet soalnyapan udah kebagi-bagi

enak. Dulu sekolah PAUDnya juga nggak ada anak saya dulu

Cuma ngaji, sekaranga ada 4. Itu yang dibangunin Desa

katanya satu sih itu juga yang PAUDnya deket MIS al-

khoeriyah, PAUD al-Khoeriyah gitu ya sama juga namanya

kayak MI nya tadi eneng lewatin kayanya. Udah enka lah

neng.

7. Peneliti: Berati menurut ibu pembangunannya bisa dikatakan

membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat bu?

Narasumber: iya neng, anak kan jadi ada sarana pendidikan,

posyandu juga diperhatikan sangat membantu lah pokonya.

8. Peneliti: pembangunan seperti apa yang ibu harapkan nanti

dari pemerintah Desa?

142

 

Page 155: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

Narasumber: kalo bisa sih ada ditambah buat posyandu

permanennya ya.

9. Peneliti Baik bu mungkin cukup, makasi ya bu sudah

meluangkan waktunya.

Narasumber: Iya sama-sama neng santai saja.

143

 

Page 156: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

Lampiran 5

TRANSKIP WAWANCARA

Warga Desa Cidokom

Nama : Omih Jabatan/Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Hari/Tanggal : 12 Juli 2018 Waktu : 14.45 WIB Tempat : Kediaman Anak Ibu Omih

1. Peneliti: Assalamualaikum, Ibu perkenalkan saya enung

mahasiswi UIN yang sedang melaksanakan tugas Skripsi, apa

ibu punya waktu luang sebentar untuk wawancara?

Narasumber:Oh iya neng mahasisi, wawancara apa ya neng?

Duh ibu mah nggak san sekola tinggi.

2. Peneliti: Ah ibu bisa aja, ini wawancaranya tentang desa aja

kok bu.

Narasumbe: Oh yaudah dah, apa yang mau ditanya neng.

Maaf kalo salah jawab ini.

Hehe tenang aja bu pertanyaannya ndak sulit kook bu, hehe.

3. Peneliti: Pernahkah ibu denger istilah kebijakan bu?

Narasumber: Paling Cuma denger aja di tv sih neng.

Peneliti: Yang ibu tau itu gimana?

Narasumber: Ya peraturan si kayanya ya, buat apa atau mau

bikin apa.

4. Peneliti: Bagaimana dengan musyawarah desa, ibu pernah

dengar?

Narasumber: Oh kalo itu tau neng kan disini juga ada

143

 

Page 157: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

5. Peneliti: Ibu pernah ikut musyawarah desa atau musyawarah

dusun?

Narasumber: Nggak pernah neng RT itu mah,

6. Peneliti: Tapi kalo di desa mau ada pembangunan ibu tau?

Narasumber: Tau neng

7. Peneliti: Ibu tau darimana biasanya?

Narasumber: Rt nya ngomong paling, biar bantu bantu masak

apa gitu

8. Peneliti: Menurut ibu nih, bagaimana pembangunan di desa

Cidokom?

Narasumber :Bagus neng, jalan kan di bagusin lagi

9. Peneliti: Program pembangunan di desa berate menurut ibu

cukup membantu?

Narasumber: Sangat membantu, apalagi kalo jalannya udah

enak biasanya kan suka sakit gitu kalo jalan sebelum

dibangun, sekarang mempermudah aktifitas terutama kalo

jalan kaki

10. Peneliti: Pembangunan apa aja yang ibu tau dari desa?

Narasumber: Ya jalan, rumah layak huni neng, apa pengairan,

posyandu paling. Kurang tau juga si ya.

11. Peneliti: Kalo menurut ibu sejahtera itu gimana?

Narasumber: Ya banyak uang neng, rumah bagus apa gitu

12. Peneliti: Kalo sekarang ibu merasa sejahtera ngga?

Narasumber: Ya Alhamdulillah sejahtera meskipun gada

uang, nyaman gitu.

Peneliti: Pembangunan desa bikin ibu tambah sejahtera?

144

 

Page 158: KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42434/1/ENUNG...ABSTRAK Enung Khoeriyah, (1113054100003) Kebijakan Rencana Pembangunan

Narasumber: Iya lumayan kan jalan udah apa-apa enak lah

namanya dikampung mah.

13. Peneliti: Apa harapan ibu ke pemerinta desa terkait kebijakan

dan pembangunan?

Narasumber: ya minta bantuan sembako, puskesmas gitu

jalannya lagi.

14. Peneliti: Oh begitu, baik bu terimakasih kalo gitu ya bu atas

waktu dan informasinya ya bu.

Narasumber: Ia neng maaf ya.

145