kebijakan publik penyelenggaraan angkutan umum di kabupaten sukabumi

8
PAPER KEBIJAKAN PUBLIK PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SUKABUMI Penyusun: Wahyu Edy Windarto NIM. 63101130013

Upload: wahyuedwin

Post on 26-Nov-2015

79 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kebijakan publik angkutan penumpang bumum

TRANSCRIPT

  • PAPER KEBIJAKAN PUBLIK

    PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN

    SUKABUMI

    Penyusun:

    Wahyu Edy Windarto

    NIM. 63101130013

  • PAPER KEBIJAKAN PUBLIK

    PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN

    SUKABUMI

    I. Sumber dan Latar Belakang Masalah

    A. Sumber dan Latar Belakang Masalah : rendahnya tingkat penggunaan angkutan umum

    dihubungkan dengan pendapatan keluarga, kepemilikan kendaraan, tujuan dan

    aksesibilitas perjalanan, dan kualitas pelayanan angkutan umum.

    1. Pendapatan Keluarga

    Pada saat ini Pendapatan keluarga di kabupaten sukabumi meningkat dengan

    seiringnya banyak pembangunan didaerah kabupaten sukabumi maka

    pedapatan keluarga perkapita di kabupaten sukabumi sangat meningkat yang

    berbanding lurus dengan peningkatan ekonomi sehingga aktivitas masyarakat

    suatu wilayah tersebut berakibat terhadap tingkat taraf konsumen terhadap

    transportasi di kabupaten sukabumi.

    2. Kepemilikan kendaraan

    Seiringnya pendapatan keluarga perkapita di kabupaten sukabumi meningkat

    meningkat pula keinginan para keluarga untuk memiliki kendaraan pribadi

    untuk kebutuhan transportasi sehari hari yang mengakibatkan rendahnya

    tingkat penggunaan transportasi umum. Di samping itu kebijakan pemerintah

    dan swasta dalam sektor industri dan perdagangan khususnya otomotif

    menyebabkan pula peningkatan kepemilikan kendaraan.

    3. Tujuan dan aksesibilitas perjalanan

    Luasnya wilayah kabupaten sukabumi, kabupaten sukabumi salah satu

    kabupaten terbesar dan terluas di Indonesia yaitu terluas se-Jawa dan Bali,

    maka banyak pula tujuan yang akan dituju oleh konsumen atau pelaku

    transportasi di kabupaten sukabumi dan aksesibilitas pun menjadi syarat

    vital/penting bagi pelaku transportasi di kabupaten sukabumi, karena masih

    banyaknya wilayah wilayah kabupaten sukabumi yang belum tersentuh oleh

  • aksesibilitas transportasi umum dan banyak pula tujuan tujuan yang akan

    dikunjungi atau dituju maka menjadikannya rendah untuk tingkat penggunaan

    transportasi umum di kabupaten sukabumi. Tujuan perjalanan ini berpengaruh

    terhadap waktu perjalanan sehingga transportasi haruslah efisien dari segi

    biaya dan waktu tempuh sedangkan aksesibilitas pun harus tinggi yaitu

    mudah mendapatkan pelayanan dan mampu menjangkau atau melayani ke

    seluruh wilayah.

    4. Kualitas pelayanan angkutan umum.

    Pelayanan angkutan umum dikabupaten sukabumi berdasarkan hasil analisa

    penulis dirasa masih kurang optimal maka terjadi penurunan untuk tingkat

    penggunaan angkutan umum.

    B. Hasil Usaha sebelumnya untuk memecahkan masalah : program peningkatan

    kelayakan angkutan umum melalui peremajaan kendaraan, pembatasan umur

    ekonomis 10 tahun.

    1. Program peningkatan kelayakan angkutan umum melalui peremajaan kendaraan.

    Program ini telah dilaksanakan dan disosialisasikan guna meningkatkan taraf

    pelaku transportasi beralih ke transportasi umum jadi angkutan / kendaraan

    kendaraan yang sudah tidak layak dapat diremajakan ke kendaraan kendaraan /

    angkutan yang baru agar pengguna transportasi umum dapat merasakan

    kenyamanan dan keamanan dalam bertransportasi.

    2. Pembatasan umur ekonomis 10 tahun.

    Program ini telah dilaksanakan dan disosialisasikan terhadap pengusaha angkutan

    umum dan pihak pihak terkait agar menjaga kenyamanan dan keamanan

    konsumen/pengguna angkutan umum dan tidak terjadi penurunan pengguna

    trasnportasi/angkutan umum.

    C. Taksiran mengenai hasil guna kebijakan yang lalu : Hasil program menghasilkan

    peningkatan kenyamanan dan keselamatan kendaraan namun belum signifikan

    terhadap kualitas tingkat pelayanan.

    Hasil program program yang dilaksanakan tersebut belum optimal tetapi sudah ada

    beberapa yang mematuhi kebijakan program tersebut tetapi belum dapat membuat

    meningkatkan pengguna transportasi/angkutan umum tetapi meningkat tidak terlalu

    signifikan.

  • D. Pentingnya situasi permasalahan : Masalah tingkat kemacetan yang semakin tinggi

    bukan hanya dikota besar tetapi sudah meluas sampai ke daerah sehingga

    membutuhkan penanganan.

    Kemacetan dapat terjadi karena berbagai faktor mulai kondisi prasarana jalan, sarana

    kendaraan, hambatan samping, kegiatan ekonomi, banjir dan lainnya. Namun kondisi

    yang umum terjadi adalah tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi yang

    pertumbuhannya cepat tidak sebanding dengan penyediaan kapasitas ruang jalan.

    Kepadatan lalu lintas ini disebabkan karena tingkat perjalanan yang tinggi dengan

    menggunakan berbagai jenis moda angkutan khususnya pola perjalanan menggunakan

    angkutan pribadi yang saat ini proporsinya dominan cenderung menghabiskan ruang

    kapasitas jalan, hal ini jelas menyebabkan kepadatan lalu lintas. Pembangunan

    infrastruktur jalan pada kondisi dewasa ini merupakan biaya yang mahal sehingga

    untuk menyeimbangkan dengan pertumbuhan kendaraan semakin sulit. Paradigma

    penanganan masalah dengan manajemen penyediaan (management supply) melalui

    penyediaan dan pembangunan jalan baru untuk mengakomodir kebutuhan lalu lintas

    bergeser kepada paradigma baru yaitu manajemen permintaan (manajemen demand)

    yaitu melalui manajemen dan rekayasa lalu lintas serta perubahan perilaku (behavior)

    pengguna termasuk didalamnya pembatasan penggunaan angkutan pribadi serta

    pengalihan angkutan umum biasa menjadi angkutan umum massal.

    II. MASALAH KEBIJAKAN

    A. Rumusan Masalah : Masalah yang dirumuskan adalah bagaimana masyarakat yang

    belum mau menggunakan angkutan umum bersedia menggunakan angkutan umum.

    B. Pendekatan Analisis : Isu yang dikemukakan adalah apakah Pemerintah Daerah dalam

    hal ini Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sukabumi perlu

    meningkatkan perumusan kebijakan lain guna mencapai kondisi peningkatan yang

    diinginkan.

    Untuk menganalisis hal ini akan digunakan cost effective analysis dan impact

    assessment analysis agar dapat diketahui mana yang paling efektif dan berpengaruh

    dalam peningkatan penggunaan angkutan umum sehingga perlu alternatif kebijakan

    utama terhadap tingkat penggunaan angkutan umum.

  • C. Pelaku Utama : Dalam hal ini diidentifikasi semua orang atau kelompok yang

    mempengaruhi atau dipengaruhi secara berarti oleh formulasi kebijakan dan

    implementasi kebijakan.

    Pelaku tersebut dibatasi diambil dari analisis.

    D. Tujuan dan Sasaran : Tujuan dari kebijakan angkutan umum adalah mengurangi

    tingkat penggunaan kendaraan pribadi dan diharapkan dapat mengurangi volume lalu

    lintas di jalan yang menimbulkan kemacetan. Diharapkan dapat meningkatkan

    penggunaan angkutan umum mencapai 50 %.

    E. Pengukuran efektifitas : Di sini akan digunakan banyak pilihan : benefit cost ratio, net

    benefit, distributional benefit dll.

    F. Potensi pemecahan : usaha meningkatkan penggunaan angkutan umum harus

    mempertimbangkan tingkat pengeluaran biaya transport, penurunan penggunaan

    angkutan pribadi dan kualitas pelayanan angkutan umum.

    III. Alternatif Kebijakan

    A. Deskripsi Alternatif : Tiga alternatif pemecahan masalah yang akan dianalisis yaitu

    Peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum, pembatasan angkutan pribadi,

    penurunan biaya transport.

    1. Peningkatan kualitas pelayanan angkutan;

    Peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum dapat dikualifikasikan menjadi

    beberapa indikasi dalam peningkatan kualitas pelayanan yaitu:

    a. Kualitas pelayanan angkutan menurut kendaraan;

    Kualitas pelayanan angkutan menurut kendaraan ialah bagaimana kendaraan

    tersebut laik dan layak untuk melaksanakan kegiatan transportasi sehingga

    menciptakan pelayanan angkutan umum yang optimal dan baik.

    b. Kualitas pelayanan angkutan menurut penyelenggara atau regulator dalam hal

    ini pemerintah;

    Kualitas pelayanan angkutan menurut penyelenggara ialah bagaimana

    penyelenggara dapat melaksanakan pengaturan/manajamen yang baik untuk

    melaksanakan kegiatan transportasi umum yang baik dan optimal.

    c. Kualitas pelayanan angkutan menurut pengusaha angkutan atau operator;

  • Kualitas pelayanan angkutan menurut pengusaha angkutan ialah bagaimana

    pengusaha angkutan dapat melaksanakan/mentaati regulasi - regulasi yang

    dilakukan oleh pihak penyelenggara agar tercipta pelayanan angkutan umum

    yang baik dan optimal.

    Kualitas pelayanan angkutan umum menurut sarana, regulator dan operator

    tersebut di atas akan memberikan hasil terhadap kualitas pelayanan angkutan

    umum terhadap pengguna (user) sehingga secara umum kualitas pelayanan

    yang optimal akan terasa hasilnya oleh pengguna yaitu angkutan yang aman,

    nyaman, waktu perjalanan yang pendek, minimal dalam melakukan

    perpindahan moda, biaya terjangkau atau murah, dan menjangkau keseluruh

    wilayah.

    Program peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum dalam alternatif ini

    adalah program yang dapat memberikan efek terhadap yang dirasakan oleh

    pengguna secara langsung .

    2. Pembatasan angkutan/kendaraan pribadi

    Pembatasan angkutan pribadi terdiri dari 2 (dua) hal yaitu Pembatasan

    Kepemilikan Kendaraan Pribadi dan Pembatasan Penggunaan Kendaraan Pribadi.

    Program atau alternatif pemecahan masalah melalui pembatasan kepemilikan

    kendaraan pribadi sudah dilaksanakan dan disosialisasikan oleh pihak

    penyelenggara yakni SAMSAT yaitu melalui pajak progresif atau pajak

    kepemilikan kendaraan tetapi pajak tersebut belum dilaksanakan oleh sebagian

    orang yang notabene mempunyai kemampuan ekonomi diatas rata rata, tetapi

    untuk sebagian orang yang berkemampuan ekonomi menengah ke bawah sudah

    mulai mentaati program kebijakan tersebut.

    Tetapi untuk kendaraan pribadi khususnya Roda 2 (dua) masih diatas untuk segi

    kepemilikan dikarenakan kebutuhan pelaku transportasi ingin kegiatan transportasi

    berlaku cepat, efektif dan efesien namun demikian dari segi keamanan dirasa

    sangat kurang. Kebijakan ini akan membawa dampak negatif bagi perkembangan

    industri dan perdagangan otomotif.

    Program atau alternatif pemecahan masalah melalui pembatasan penggunaan dapat

    dilakukan melalui pembatasan operasional dengan batasan-batasan (rules) waktu

  • dan wilayah/zona/rute serta jumlah miminum penumpang yang diangkut untuk

    kendaraan pribadi pada waktu dan ruas tertentu.

    Tingkat penggunaan kendaraan pribadi pun dapat berkurang dengan adanya

    peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum.

    3. Penurunan biaya transport

    Penurunan biaya transport dapat dibagi menjadi beberapa faktor;

    a. Penurunan biaya transport berdasarkan Subsidi;

    Penurunan biaya transport berdasarkan subsidi ialah bagaimana penyelenggara

    dapat mengalokasikan dana untuk subsidi transportasi umum dari biaya

    peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum.

    b. Penurunan biaya transport berdasarkan kesepakatan biaya bersama;

    Penurunan biaya transport berdasarkan kesepakatan biaya bersama ialah

    bagaimana penyelenggara dan pengusaha angkutan mendapatkan kesepakatan

    bersama untuk cost/biaya angkutan umum yang dapat meningkatkan

    penggunaan transportasi umum, atau pada dasarnya melihat pangsa pasar yakni

    kesanggupan pengguna transportasi (willing to pay) terhadap biaya transportasi

    umum. Alternatif seperti ini tetap memposisikan pengguna (user) lemah karena

    pengguna tidak mempunyai nilai tawar yang besar karena operator tetap

    berorientasi terhadap keuntungan (profit) usaha dan biaya operasional

    kendaraan.

    c. Dan Penurunan biaya yang terjadi sebagai akibat dari kebijakan peningkatan

    kualitas pelayanan angkutan yaitu penggantian moda transport dari angkutan

    boros bahan bakar dengan angkutan yang lebih hemat dan berkapasitas lebih

    besar (Mass Rapid Transport/MRT).

    B. Perbandingan Alternatif : Program peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum,

    mempunyai efektifitas paling tinggi daripada dua program lainnya.

    C. Dampak dan faktor diluar jangkauan : Peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum

    dapat menyebabkan efek samping terhadap sektor industri otomotif dan pendapatan

    pemerintah baik dari retribusi maupun sektor pajak dan penolakan atau pertentangan

    oleh orang atau kelompok yang menerima dampak negatif dari implementasi kebijakan

    tersebut.

  • D. Pembatas dan fisibilitis Politik : alternatif ini mungkin mempunyai keterbatasan

    pencapaian karena finansial, dan dukungan politik yang lemah.

    IV. Rekomendasi Kebijakan

    A. Kriteria dalam membuat rekomendasi Alternatif . Kriteria meliputi : peningkatan dana,

    peningkatan aksesibitas dan jangkauan pelayanan, peningkatan keamanan dan

    kenyamanan, dan efisiensi biaya transport.

    B. Deskripsi Alternatif yang disarankan : Kami mengusulkan untuk mengadopsi alternatif

    pertama karena efektifitas dari segi biaya dan fisibilitas politik dibawah kondisi yang

    sekarang.

    C. Kerangka Strategis Implementasi : Kebijakan harus dikoordinasikan dengan

    stakeholder yang relevan. Pendekatan kepada masyarakat dan pelaku bisnis angkutan

    umum secara lebih persuasif.

    D. Ketentuan dalam Peliputan dan Evaluasi : membuat monitoring dan evaluasi terhadap

    penerapan kebijakan

    E. Keterbatasan dan Akibat-akibat yang tak terkendali : keterbatasan analisi

    mempengaruhi tingkat keyakinan analisis dalam kesimpulan. Akibat force majeur atau

    tidak terkendali seperti bencana alam, wabah, dan kondisi sosio ekonomi makro juga

    harus diperhitungkan.

    Referensi : Bahan kuliah STTD

    Lampiran : -