kebijakan perencanaan pembangunan · pdf filestrategi pembangunan nasional 2. rpjmn...
TRANSCRIPT
KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN GIZI
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional-RPJMN 2015 – 2019/Perpres No 2/2015)
DEPUTI MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS
BIDANG SDM DAN KEBUDAYAAN
Disampaikan Oleh: Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Rakerkesnas Regional BaratBatam, 5 Maret 2015
Dasar Hukum
• Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
• Undang-Undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
• Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019
2
SISTEMATIKA PAPARAN
1. Strategi Pembangunan Nasional
2. RPJMN 2015-2019: Kesehatan dan Gizi
3. Kerangka Pelaksanaan
4. Perkuatan Monev
5. Membangun Sinergi
6. Penganggaran
3
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL1.
4
KERANGKA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN2015-2019
5
Nawacita
Visi MisiPresiden
RPJMN Renstra K/L
RPJMDRenstra
SKPD
RKP Renja
PEMERINTAH DAN MASYARAKAT
APBN
APBD
RPJMN 2015 - 2019
Terdiri dari:
Buku I memuat kebijakan umum pembangunan, kerangka ekonomi makro, dan agenda pembangunan nasional yang memuatkegiatan prioritas nasional selama lima tahun ke depan.
Buku II memuat arah sasaran, arah kebijakan danstrategi pembangunan yang dijabarkanmenjadi kegiatan prioritas untuk masing-masing bidang pembangunan
Buku III memuat arah pembangunan kewilayahan
6
VISI MISI PEMBANGUNAN
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah:
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian BerlandaskanGotong-royong
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
7
SEMBILAN AGENDA PEMBANGUNAN
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 8
NORMA PEMBANGUNAN
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
DIMENSI PEMBANGUNAN
MANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN
& KEWILAYAHAN
KONDISI PERLU
Kepastian dan
Penegakan Hukum
Keamanan dan
KetertibanPolitik & Demokrasi Tata Kelola & RB
Pendidikan
Kesehatan
Perumahan
Antarkelompok
Pendapatan
Antarwilayah: (1)
Desa, (2) Pinggiran,
(3) Luar Jawa, (4)
Kawasan Timur
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi &
Ketenagalistrikan
Kemaritiman dan
Kelautan
Pariwisata dan Industri
1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan
ketimpangan yang makin melebar; 3) Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah-
bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan.
4) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem
Mental / Karakter
Slide - 9
STRATEGI PEMBANGUNAN
Agar ketimpangan tidak melebar
Tidak merusak lingkungan agar berkelanjutanDerajat kesehatan & status
gizi, responsiveness dan perlindungan finansial
Menurunkan kesenjangan antarkelompok &
antarwilayah (Pemerataan)
Meningkatkan akuntabilitas
Membangun untuk manusia dan masyarakat
Dukungan Sektor Unggulan
PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
10
Membangun manusia secara utuh, sebagai insan dan sebagai sumber daya baik dari kualitas individu maupun masyarakat.
• Individu: pendidikan, kesehatan, kependudukan dan KB, karakter• Masyarakat: kebhinekaan, restorasi sosial, jaminan sosial,
Mendukung Program Indonesia Sehat
• meningkatkan derajat kesehatandan status gizi masyarakatmelalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
• meningkatkan pemeratanpelayanan kesehatan, denganfokus DTPK
• meningkatkan perlindunganfinansial, melalui PBI
Dimensi pembangunan manusia
Dimensi pemerataan antar wilayah
Dimensi pemerataan antarkelompok sosial
ekonomi
TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN dan GIZI MASYARAKAT
RPJMN 2015-2019: KESEHATAN2.
12
KONDISI UMUM
1. Kesehatan ibu dan anak masih belum membaik secara signifikan dan kesenjangan masih cukup lebar• Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi.
• Disparitas Masih Lebar : Persalinan di fasilitas kesehatan tertinggi berada di DIY (99%) dan terendah berada di Maluku (25,2%); Cakupan Imunisasi dasar lengkap tertinggi berada di DIY (83,1%) dan terendah berada di Papua (29,2%).
2. Status Gizi di Indonesia• Permasalahan kekurangan gizi, terutama pendek (stunting)
• Wasting / kurus dialami oleh 12,1% balita
• Ibu Hamil di Indonesia mengalami Anemia (37,1%)
3. Pengendalian Penyakit• Beban ganda penyakit: penyakit menular masih muncul sedangkan penyakit tidak
menular semakin meningkat
• Prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia cukup tinggi tahun 2013 adalah 0,43 persen
• Faktor Risiko PTM (Penduduk >10 th kurang konsumsi buah dan sayur : 93,5%)
4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Pada pelayanan kesehatan rujukan, banyak rumah sakit yang belum memenuhi standar ketenagaan.
13
KESEHATAN IBU DAN ANAK
Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) masih
cukup tinggi walaupun dalam
beberapa dekade terakhir AKI dan
AKB telah mengalami penurunan.
DISPARITAS
MASIH LEBAR
AKI Tahun 1994-2012 dan Target RPJMN 2019
390
334 307
228
359306
050
100150200250300350400450
1994 1997 2002-2003 2007 2012 2019
Ke
mat
ian
Ibu
Pe
r 1
00
.00
0 K
ela
hir
anH
idu
p
SDKI Target RPJMN 2019
Persalinan di Fasilitas Kesehatan (%)
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (%)
Tertinggi
Nasional
Terendah
MALUKU
DIY
PAPUA
DIY
Pada pelayanan kesehatan rujukan, banyak rumah sakit yang belum memenuhi standar
ketenagaan.
89 8881
91
5651 48
56
0
20
40
60
80
100
Sp. Penyakit
Dalam
Sp. Bedah Sp. Anak Sp. Obstetrik
Ginekologi
Kelas C
Kelas D
Persentase RSU Pemerintah Menurut Ketersediaan Dokter Spesialis pada RSU Tipe C dan Tipe D, 2011
Sumber: Riskesdas, 2013
Sumber: Risfaskes, 2011
Status kesehatan ibu dan anak belum membaik secara signifikan dan kesenjangan masih cukup lebar
STUNTING (PENDEK) : Terjadi pada hampir
seluruh wilayah
STATUS GIZI DI INDONESIA
ANEMIA PADA IBU HAMIL
WASTING (KURUS)
Sebanyak
Ibu hamil di Indonesia mengalami
anemia
37,1%Balita tergolong Kurus
12,1%Sebanyak
BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
Disparitas Prevalensi
Tertinggi Sulteng : 16,9%
Terendah Sumut : 7,2%
Nasional 10,2%Riskesdas 2013
40+ 30-39 20-29 <20
Permasalahan kekurangan gizi, terutama pendek (stunting), terjadi secara luas tetapi dengan disparitas yang tinggi
1990 2000 2010
Indonesia menghadapi BEBAN GANDA PENYAKIT, yaitukondisi penyakit menular masih muncul sedangkanpenyakit tidak menular semakin meningkat
Jumlah Kasus HIV-AIDS (kumulatif)
2013
Prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia hingga tahun2013 adalah 0,43 persen dengan sebaran seperti grafisdiatas
TB
• Prevalensi 297 per 100.000 penduduk
• Jumlah penderita 893.000 kasus (2013)
DBD
• Angka kesakitan 45,85 per 100.000 penduduk
• Jumlah penderita sebanyak 112.511 penduduk (2013)
Malaria
• Angka kesakitan 1,14 per 1.000 penduduk
• Jumlah kasus sebanyak 412.000 kasus (2013)
Filariasis• Jumlah kasus sebanyak 12.714 kasus (2013)
Merokok pada penduduk - usia < 18 tahun (7,2 %)- usia > 15 tahun (36,3%)
Penduduk Kurang Aktivitas Fisik (26,1 % penduduk)
Penduduk >10 th Kurang Konsumsi Buah dan Sayur (93,5%)
Faktor R
esiko
P
erilaku
PTM
17
No Indikator Status Awal Target 2019
1 Meningkatnya Status Kesehatan Ibu dan Anak1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran 346
(SP 2010)306
2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 (2012/2013)
24
2 Meningkatnya Status Gizi Masyarakat1. Prevalensi anemia pada ibu hamil (persen) 37,1 (2013) 28
2. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (persen) 10,2 (2013) 8
3. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif 38,0 (2013) 50
4. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen) 19,6 (2013) 17
5. Prevalensi wasting (kurus) anak balita (persen) 12 (2012) 9,5
6. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) anak baduta (persen) 32,9 (2013) 28
Sasaran RPJMN 2015-2019
18
Sasaran RPJMN 2015-2019 (2)
No Indikator Status Awal Target 2019
3 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular sertaMeningkatnya Penyehatan Lingkungan1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk 297 (2013) 245
2. Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,43 (2013) <0,5
3. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria 212 (2013) 300
4. Jumlah provinsi mencapai eliminasi kusta 20 (2013) 34
5. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi Filariasis 0 35
6. Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi syarat kualitaskesehatan lingkungan
15,3 40
7. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4
8. Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia 18+tahun (persen)
15,4(2013)
15,4
9. Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun 7,2(2013)
5,4
10. Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah denganimunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013
- 40
19
Sasaran RPJMN 2015-2019 (3)
No Indikator Status Awal Target 2019
4 Meningkatnya PEMERATAAN Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatanberkualitas1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang
terakreditasi0 5.600
2. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi 10(2013)
481
3. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
71,2 95
5 Meningkatnya Perlindungan Finansial1. Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI)
melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat(KIS) (dalam juta)
86,4 107,2
2. Unmet need pelayanan kesehatan 7 1
6 Meningkatnya Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya ManusiaKesehatan1. Jumlah puskemas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan 1.015 5.600
2. Persentase RSU Kab/Kota kelas C yang memiliki 7 dokter spesialis 29 60
3. Meningkatnya jumlah tenaga kesehatan yang ditingkatkankompetensinya (kumulatif)
25.000 56.910
20
Sasaran RPJMN 2015-2019 (4)
8. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatnya pembiayaan kegiatan promotif dan preventif;
9. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
10. Meningkatnya perlindungan finansial termasuk menurunnya pengeluaran katastropik akibat pelayanan kesehatan; dan
11. Meningkatnya responsifitas sistem kesehatan (health system responsiveness).
12. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan nasional
No Indikator Status Awal Target 2019
7 Memastikan Ketersediaan Obat dan Mutu Obat danMakanan1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 75,5 (2014) 90
2. Persentase obat yang memenuhi syarat 92 (2014) 94
3. Presentase makanan yang memenuhi syarat 87,6 (2013) 90,1
Target yang terkait dengan ketimpangan sosial-ekonomi
Indikator
Target cakupan pada 40%
berpendapatanterbawah
Rasio akses kelompok penduduk
berpendapatan terbawah dan tertinggi (Rasio kuintil 1: kuintil
5)
Kepemilikan akte kelahiran (%) 77,4 0,77
Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan (%)
70 0,62
Cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan (%)
63 0,74
CPR all methos pada perempuan usia 15-49 tahun (%)
65 0,92
Selain bertujuan meningkatkan cakupan secara nasional (national leverage), target pembangunan kesehatan juga di arahkan untuk mengatasi kesenjangan (equity)
Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019
• Meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat padaseluruh siklus kehidupan baik pada tingkatindividu, keluarga maupun masyarakat untuk mendukungPROGRAM INDONESIA SEHAT.
• FOKUS KEBIJAKAN: Penguatan upaya kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas terutama melalui
• penguatan upaya promotif dan preventif,
• pengembangan sistem jaminan kesehatan nasional,
• penguatan sistem pengawasan obat dan makanan, serta
• penurunan kematian ibu dan kematian bayi.
22
Rincian Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019
23
1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas
2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
4. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas
5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas
6. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan
7. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan
8. Meningkatkan Ketersediaan, Persebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan
9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
10. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi
11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan
12. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan
STRATEGI (1)
1. Kesehatan Ibu dan Anaka. Peningkatan akses dan mutu continuum of care,b. Peningkatan kunjungan ibu hamil c. Pertolongan persalinan di Fasyankes, d. penurunan kasus kematian ibu dirumah sakite. UKS, Posyandu, dll
2. Perbaikan Gizia. Spesifik : PMT, fortifikasi, suplmentas, fokus 1.000 HPK, remaja, calon
pengantin dan ibu hamil terutama untuk keluarga miskin dan DTPK:b. Sensitif: Pangan, air minum, sanitasi, PKH, PNPM generasi, dll.
3. Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungana. Pencegahan kasus baru penyakit menular (TB, HIV, dan malaria )b. PTM: darah tinggi, diabetes, obesitas) termasuk perubahan perilaku
(khususnya konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, merokok)c. STBM
24
STRATEGI (2)
4. Yankes Dasara. Pengembangan puskesmas rawat inap/perawatan dan
jaringannya, meningkatkan jangkauan pelayanan terutama di DTPK;b. Kerjasama puskesmas dengan unit transfusi darah khususnya dalam
rangka penurunan kematian ibu;c. Pelayanan kesehatan bergerak, pelayanan primer, dan pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat
5. Yankes Rujukana. Pengembangan rumah sakit rujukan nasional, rumah sakit rujukan
regional, rumah, sakit di setiap kabupaten/kota, rujukan gugus kepulauan termasuk rumah sakit pratama di daerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan;
b. Pengembangan sistem informasi dan rujukan di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan online;
25
STRATEGI (3)
6. Farmasi dan Alkesa. Ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial
generik b. Management supply chain obat, vaksin, dan alat kesehatanc. Kemandirian di bidang Bahan Baku Obat (BBO) termasuk Bahan
Baku Obat Tradisional (BBOT) dan alkes dengan pengembangan riset;
7. Pengawasan Obat dan Makanana. Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko;b. Peningkatan sumber daya manusia pengawas obat dan makanan;c. Kemandirian pengawasan obat dan makanan berbasis.
26
STRATEGI (4)
8. SDM Kesehatana. Penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak
tetap kesehatan/PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja),
b. Penugasan khusus Nakes (affirmative policy) berbasis Timc. Peningkatan kompetensi, pendidikan dan pelatihan, dan
sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan;d. Insentif fiskal dan non fiskal
9. Promkes dan pemberdayaan masyarakata. Penguatan gerakan masyarakat dalam promosi kesehatan dan
pemberdayaan;b. Pendidikan kesehatan, KIE c. Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) termasuk
pengembangan rumah sehat;
27
STRATEGI (5)
10. Manajemen, Litbang, dan Sistim Informasi Kesehatana. Transparansi tata kelola pemerintahan;
b. Litbang untuk mendukung evidence based policy: data kematian, kesakitan serta pengembangan pengukuran responsiveness sistem kesehatan;
c. Sistem pengumpulan data untuk pemantauan indikator;
11. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatana. Peningkatan cakupan kepesertaan JKN secara bertahap;b. Peningkatan jumlah fasyankes yang menjadi penyedia layanan
sesuai standar (kerjasama pemerintah dengan swasta);c. Peningkatan pengelolaan jaminan kesehatan, serta d. Pengembangan sistem monev terpadu;
28
3. KERANGKA PELAKSANAAN
29
• Harmonisasi• Implementasi
Program• Dukungan
terhadap Kebijakan Afirmatif
• Efisiensi Alokasi: Proporsi pembiayaan program
• Efisiensi Teknis:• Optimalisasi Anggaran
Program dan Kegiatan• Sinkronisasi
APBN+APBD• Mobilisasi pembiayaan
pusat, daerah dan masayarkat + DU
• Aksesibilitas dan kualitas program
• Tenaga dan Kualitas
• System/SOP• Management• R&D (Litbang)
KERANGKA REGULASI
KERANGKA PENDANAAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERKUATAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
4.
30
Arahan Presiden
31
Rakor Terbatas, 24 Februari 2015
• Perlu dibangun SISTEM PENGAWALAN DAN PENGENDALIAN pelaksanaan program-program prioritas pembangunan,
Bappenas, Kantor Kepresidenan, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet dan BPKP
• Perlu dipetakan kegiatan-kegiatan prioritas berdasarkan wilayah (Spasial)
AKAN DIINTEGRASIKAN DALAM RKP 2016
Arahan Menteri PPN/Ka Bappenas
32
Arahan Menteri PPN (Tindak Lanjut Rakor Terbatas, 24 Feb 2015)
• Perkuatan Sistem Monev berbasis Sistem Informasi Spasial
• Menyusun tampilan visual RPJMN 2015-2019 dalam peta (spasial)
• Penyusunan Buku Peta berisi kegiatan prioritas berdasarkan wilayah (Integrasi Prioritas Bidang dan WIlayah))
• Pengembangan sistem database untuk setiap isu pembangunan.
MEKANISME KERJA
INSTRUMEN MONEV
-Tim Kerja Terpadu-Pedoman Monev-Focus Group Discussion-E-monev-Kunjungan lapangan
-Logical Framework-Matrik Kinerja-Kuesioner-Metode Pengumpulan Data
SUMBERDAYA PENDUKUNG
33
PERKUATANSISTEM MONEV
PERKUATAN MONEVDalam Rangka Pengawalan dan Pengendalian Prioritas Pembangunan
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
- Alocatif Efisiensi danTechnical Efisiensi- Efektifitas- Keterkaitan Indikator
(input-output-outcome)
-Job Description-Knowledge Sharing-Data Base danInformasi (spasial)
5. MEMBANGUN SINERGI
34
Sinergi Lintas Bidang
INTERAKSI GIZI-KIADALAM MENGUKUR STATUS KESEHATAN
DETERMINAN DAMPAK UKURAN
KEMKES/DINKES
SPESIFIK30%
GIZI
KEMATIANIBU AKI
ANAK AKB
K/L & SKPD Terkait
SENSITIF70%
KESAKITAN
PMPrevalensi/K
asus
PTMPrevalensi/K
asus
PREVENTIF-PROMOTIF KURATIF-REHABILITATIF
KEGIATANINDIKATOR
TARGET KERANGKA PELAKSANAAN(Dana, Regulasi, Lembaga)
KEGIATANINDIKATOR
TARGETKERANGKA PELAKSANAAN(Dana, Regulasi, Lembaga)
RENCANA STRATEGIS- RENCANA AKSITERSTRUKTUR & TERUKUR
PROGRAM LINTAS: GIZI12 Program – 11 KL
36
Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Program Pengawasan Obat dan Makanan
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
Program Perlindungan Anak
Program Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal Dan Informal
Program Bimbingan Masyarakat Islam
Program Peningkatan Diversifikasi Dan Ketahanan Pangan Masyarakat
Program Peningkatan Daya Saing Usaha dan Produk Kelautan dan Perikanan dan Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Program Pengembangan Informasi Dan Komunikasi Publik
Program Pemberdayaan Masyarakat Dan PemerintahanDesa
Kementerian Kesehatan
BPOM
BKKBN
Kemen PP dan PA
Kemendikbud
Kementerian Agama
Kementerian Pertanian
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian PU
Kementerian Komunikasi dan Informasi
Kementerian Desa dan RDT
37
PEMERINTAH/PEMDA
inisiator, fasilitator dan
motivator
MITRA PEMBANGUNA
Nmemperkuat
kolaborasi
DUNIA USAHA
pengembangan produk
MEDIA MASSA
menyebarluaskaninformasi terkaitpangan dan gizi
secara terusmenerus
ORGANISASI KEMASYARAKATAN
analisa kebijakanserta pelaksana
pada tingkatmasyarakat
UN NETWORK
memperluas dan mengembangkan
kegiatan
ORGANISASI PROFESI & AKADEMISI
Think Tank
PARLEMEN
PERAN STAKEHOLDERS
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
SINERGI WILAYAH
38
RPJMN RAN RAD
PUSAT-DAERAH
Provinsi
Raker Musrenbang
MenurunnyaDisparitas
Implementasi Program Kawasan Berbasis Wilayah
1
LINTAS WILAYAH (Prov-Kab/Kota)2Contoh : (1)
Eliminasi Malaria, (2) STBM
MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN
DENGAN MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESA
39
Kebijakan afirmatif (pemihakan ekonomi) untuk kegiatan pada area yang kurang selama ini diprioritaskan (perdesaan, perbatasan, daerah otonom baru, daerah tertinggal, dan terpencil)
PETA PERSEBARAN DAN PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL
122 kab
20142009
199 kab
*70 kab
Keluar
DOB 34
183 kab
target keluar
2004
199-50+ 34
2019
75 kab
DOB 9
keluar
50 kab
183-70+ 9 DOB
47kab
122-75
*Berdasarkan Kepmen PDT No. 141 Tahun 2014 tentang Daerah Tertinggal yang Terentaskan Tahun 2014 Slide - 40
6. PENGANGGARAN
41
ISU PENGANGGARAN
42
ANGGARAN
BESARAN (APBN 5%, APBD 10%)
Allocative Efficiency
Technical Efficiency
Unit Cost
PerlindunganFinansial
MobilisasiPendanaan- PHLN- (PPP dan
CSR
Sinkronisasi
PUSAT-DAERAH
Fund Chaneling
ALOKASI INDIKATIF ANGGARAN KEMKESRPJMN 2015-2019
No. PROGRAM/KEGIATAN
ALOKASI (Rp Miliar) TOTAL ALOKASI
2015-2019(Rp Miliar)
2015 2016 2017 2018 2019
1 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN KESEHATAN
1,051.3 2,080.0 2,415.0 2,735.0 3,080.0 11,361.3
2 PROGRAM PENGUATAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
20,476.9 27,132.0 31,944.4 32,777.5 35,775.5 148,106.2
3 PENINGKATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR KEMENTERIAN KESEHATAN
69.2 220.0 280.0 335.0 390.0 1,294.2
4 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN 552.4 1,450.0 1,850.0 2,200.0 2,650.0 8,702.4
5 PROGRAM BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
2,621.4 5,400.0 6,300.0 7,200.0 8,100.0 29,621.4
6 PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN 9,994.2 18,750.0 21,650.0 24,350.0 26,350.0 101,094.27 PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN1,714.6 3,300.0 3,650.0 3,950.0 4,250.0 16,864.6
8 PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
1,739.6 3,100.0 3,790.0 4,180.0 4,550.0 17,359.6
9 PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK)
1,612.2 6,808.0 7,713.0 8,546.0 9,651.0 34,330.2
JUMLAH 39,831.6 68,240.0 79,592.4 86,273.5 94,796.5 368,734.0
43
Mari Mantapkan LangkahMaksimalkan Potensi
Untuk menjadikan Indonesia Lebih SehatDemi Perbaikan Daya Saing Bangsa dan
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Terima Kasih
44
Lampiran
45
STUNTING (PENDEK) : Terjadi pada hampir
seluruh wilayah
STATUS GIZI DI INDONESIA
ANEMIA PADA IBU HAMIL
WASTING (KURUS)
Sebanyak
Ibu hamil di Indonesia mengalami
anemia
37,1%Balita tergolong Kurus
12,1%Sebanyak
BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
Disparitas Prevalensi
Tertinggi Sulteng : 16,9%
Terendah Sumut : 7,2%
Nasional 10,2%Riskesdas 2013
40+ 30-39 20-29 <20
Permasalahan kekurangan gizi, terutama pendek (stunting), terjadi secara luas tetapi dengan disparitas yang tinggi
1990 2000 2010
Indonesia menghadapi beban ganda penyakit, yaitukondisi penyakit menular masih muncul sedangkanpenyakit tidak menular semakin meningkat
Jumlah Kasus HIV-AIDS (kumulatif)
2013
Prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia hingga tahun2013 adalah 0,43 persen dengan sebaran seperti grafisdiatas
TB
• Prevalensi 297 per 100.000 penduduk
• Jumlah penderita 893.000 kasus (2013)
DBD
• Angka kesakitan 45,85 per 100.000 penduduk
• Jumlah penderita sebanyak 112.511 penduduk (2013)
Malaria
• Angka kesakitan 1,14 per 1.000 penduduk
• Jumlah kasus sebanyak 412.000 kasus (2013)
Filariasis• Jumlah kasus sebanyak 12.714 kasus (2013)
Merokok pada penduduk - usia < 18 tahun (7,2 %)- usia > 15 tahun (36,3%)
Penduduk Kurang Aktivitas Fisik (26,1 % penduduk)
Penduduk >10 th Kurang Konsumsi Buah dan Sayur (93,5%)
Faktor R
esiko
P
erilaku
PTM
DATA PROVINSI
48Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (BPS, 2013)
Proyeksi Umur Harapan Hidup
No ProvinsiData Dasar2010-2015
(2012)
Proyeksi2015-2020
(2017)
1 Aceh 69,3 69,6
2 Sumatera Utara 67,6 68,5
3 Sumatera Barat 67,9 68,8
4 Riau 70,4 71,1
5 Jambi 70,1 70,7
6 Sumatera Selatan 68,5 69,3
7 Bengkulu 68 68,8
8 Lampung 69,2 70,1
9 Kep. Bangka Belitung 69,3 70,1
10 Kep. Riau 68,7 69,7
DATA PROVINSI
49
Persentase Persalinan
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
per Provinsi di Wilayah Barat
Proyeksi Angka Kematian Bayi per provinsi (per 1.000 kelahiran hidup)
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (BPS, 2013)
Sumber: Riskesdas, 2013
NO PROVINSIData Dasar
(2013)
1 Aceh 57,6
2 Sumatera Utara 55,1
3 Sumatera Barat 82,9
4 Riau 59,7
5 Jambi 44,4
6 Sumatera Selatan 63,1
7 Bengkulu 42,5
8 Lampung 69,2
9 Kep. Bangka Belitung 70,5
10 Kepulauan Riau 89,7
INDONESIA 70,4
No Provinsi Data Dasar2010-2015 (2012)
2015-2020 (2017)
1 Aceh28 27
2 Sumatera Utara34 31
3 Sumatera Barat33 30
4 Riau24 22
5 Jambi26 23
6 Sumatera Selatan31 28
7 Bengkulu33 30
8 Lampung28 25
9 Kep. Bangka Belitung 28 25
10 Kep. Riau30 26
DATA PROVINSI
50Sumber: Riskesdas, 2013
Persentase Imunisasi Dasar Lengkap bayi umur 12-23 bulan
Indikator BaselineTarget 2019
Persentase penurunan kasuspenyakit yang dapat dicegahdengan imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013
- 40
Persentase kabupaten/kotayang mencapai 80 persenimunisasi dasar lengkap padabayi
71,2 95
RPJMN 2015-2019
Imunisasi
No Provinsi Data Dasar(2013)
1 Aceh 38,4
2 Sumatera Utara 39,1
3 Sumatera Barat 39,7
4 Riau 52,2
5 Jambi 60,2
6 Sumatera Selatan 48,3
7 Bengkulu 62,2
8 Lampung 62,4
9 Kep. Bangka Belitung 68,1
10 Kep. Riau 71,6
INDONESIA 59,2
Ketimpangan antar wilayah masih cukup besar misalnya cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi
• Target 2019: Meningkatkan Persentasi kab/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi dari 71,2 % menjadi 95%
• Target tsb untuk menjawab ketimpangan imunisasi dasar antar daerah yang sangat tinggi yaitu terendah adalah Papua (29,2) dan tertinggi di DI Yogya (83,2%)
Variasi cakupan imunisasi dasar lengkap (%) pada bayi antar propinsi tahun 2013
52
Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) Pada Balita Menurut Provinsi
Stunting
Indikator BaselineTarget 2019
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (di bawah 2 tahun) (persen)
32,9 28
RPJMN 2015-2019
DATA PROVINSI
Sumber: Riskesdas, 2013
No Provinsi Data Dasar(2013)
1 Aceh 41,5
2 Sumatera Utara 42,5
3 Sumatera Barat 39,2
4 Riau 36,8
5 Jambi 37,9
6 Sumatera Selatan 36,7
7 Bengkulu 39,7
8 Lampung 42,6
9 Kep. Bangka Belitung 28,7
10 Kep. Riau 26,3
INDONESIA 37,2
53
DATA PROVINSI
Sumber: Riskesdas, 2013
Prevalensi Kekurangan Gizi Pada Balita Menurut Provinsi
Kekurangan Gizi (Underweight)
Indikator BaselineTarget 2019
Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita
19,6(Riskesdas,
2013)
17
RPJMN 2015-2019No Provinsi Data Dasar
(2013)
1 Aceh 26,3
2 Sumatera Utara 22,4
3 Sumatera Barat 21,2
4 Riau 22,5
5 Jambi 19,7
6 Sumatera Selatan 18,3
7 Bengkulu 18,7
8 Lampung 18,8
9 Kep. Bangka Belitung 15,1
10 Kep. Riau 15,6
INDONESIA 19,6
PENINGKATAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Kebutuhan Puskesmas Baru per Provinsi Tahun 2015 - 2019
Sumber: Roadmap Supply Side JKN bersumber dari Profil Kesehatan 2013
IndikatorTarget
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang tersertifikasi akreditasi
350 700 1.400 2.800 5.600
Jumlah puskesmas non rawat inap danpuskesmas rawat inap yang memberikan pelayanan sesuai standar
700 1.400 2.800 5.600 6.000
Target RPJMN 2015 - 2019
NO. PROVINSIDATA
DASAR (2013)*
KEBUTUHAN PUSKESMAS BARU
2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 334 82 11 12 12 12
2 Sumatera Utara 570 57 17 18 18 19
3 Sumatera Barat 562 - 2 7 7 8
4 Riau 207 27 6 7 7 7
5 Jambi 176 22 5 6 6 6
6 Sumatera Selatan 319 9 9 9 9 10
7 Bengkulu 180 1 5 5 5 5
8 Lampung 280 44 9 9 9 10
9Kep. Bangka Belitung
60 8 2 2 2 2
10 Kepulauan Riau 70 23 3 3 3 3
INDONESIA 9.957 998 190 213 245 257
PERKUATAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
MEKANISME KERJA
INSTRUMEN MONEV
PENINGKATAN KUALITAS
PERENCANAAN KGM
-Tim Kerja Terpadu-Pedoman Monev-Focus Group Discussion-E-monev-Kunjungan lapangan/supervisi
-Logical Framework-Matrik Kinerja-Kuesioner-Metode Pengumpulan Data
SUMBERDAYA PENDUKUNG-Job Description-Knowledge Sharing-Sistem Informasi Data
55