idul fitri 1431 h, menguatkan ukhuwah

Upload: h-masoed-abidin-bin-zainal-abidin-jabbar

Post on 29-May-2018

262 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    1/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    IIDULDUL FFITHRIITHRI, M, MENGUATKANENGUATKAN

    UUKHUWAHKHUWAHKhuthbah Idul Fitri 1431 HOleh Buya H. Masoed Abidin1

    .

    .

    .

    .

    1Wakil Ketua Dewan Penasehat MUI Prov. Sumatera Barat, KetuaUmum Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) ProvisnsiSumatera Barat, disampaikan oleh dalamKhutbah Hari Raya Idul Fitri 1Syawal 1431 H/10 September 2010 M.

    H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    1

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    2/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    .

    . Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar,Tiada tuhan selain Allah yang Maha Besar. Allah Maha

    Besar dan segala puji hanya milik Allah.

    Allah Maha Besar sebesar-besarnya, segala puji bagi-

    Nya sebanyak-banyaknya, Maha Suci Allah dari pagi hingga

    petang.

    Tiada tuhan selain Allah, sendiri. Yang benar janji-

    Nya, yang memberi kemenangan kepada hamba-Nya, yang

    memuliakan prajurit-Nya sendirian.

    Tiada tuhan selain Allah, dan kita tidak beribadah kecualihanya kepada Allah, mengikhlaskan agama hanya kepada-

    Nya, walaupun orang-orang kafir membenci.

    Tiada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar, bagiAllah-lah segala puji.

    Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.

    BESARKAN ASMA ALLAHSaudara-Saudaraku, Kaum Muslimin Yang Berbahagia,

    Berbahagialah kita di hari ini, dalam merayakankemenangan, dari perjuangan besar, mengendalikan diri

    dan nafsu, sebulan penuh di bulan Ramadhan.

    Kemenangan dalam merebut taqwa. Hai orang-orang

    yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

    sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum

    kamu, agar kamu bertaqwa, (QS.2, Al Baqarah : 183)

    Di halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,di Padang.

    2

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    3/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    Bersyukurlah kita kepada Allah Yang Maha Esa,

    yang mengaruniai kita sekalian di hari raya ini, suatu

    nikmat besar, dapat melaksanakan perintah-perintahNya, shaum Ramadhan sebulan penuh.

    Kemudian, kita dapat menikmati Idul Fithri, kembali

    kepada fithrah yang paling manusiawiyang menjadi

    idaman setiap Mukmin. Idartinya kembali dan Fitri

    artinya agama yang benar.

    Fitrah berarti kesucian dapat dipahami dandirasakan maknanya pada saat seorang diri, ketika

    pikiran mulai tenang, kesibukan hari-hari dapat

    teratasi, akan terdengar suara nurani yang mengajak

    untuk berdialog dengan Sang Pencipta, mengantarkan

    untuk menyadari betapa lemahnya manusia di hadapan-

    Nya, dan betapa kuasanya Sang Khalik Yang Agung.

    Suara yang didengarkan itu adalah suara fitrah

    manusia, suara kesucian. Suara itulah yang

    dikumandangkan pada IduI fitri, yakni Allahu akbar

    Allahu akbar, sehingga kalimat-kalimat itu benar-benar

    tertancap dalam jiwa, maka akan hilanglah segala

    kebergantungan kepada unsur -unsur lain kecuali kepada

    Allah semata.Bergembiralah kita semua, pada hari ini. Tatkala

    kita mampu menghidangkan suasana gembira. Tidak

    semata-mata bagi orang yang telah melaksanakan puasa

    Ramadhan, tetapi juga, dapat dinikmati oleh orang-

    orang disekitar kita.

    Allahu Akbar. Walillahil-hamd.H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    3

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    4/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    Amatlah wajar, kalau kemeriahan hari ini diisi

    dengan saling bermaafan, berjabat tangan, mengharap

    redha Allah. Saling memaafkan di antara kita. Dari anak

    kepada orang tuanya, dari yang kecil kepada yang besar,antara teman sejawat, sekantor dan rekan sebaya, dari

    murid terhadap gurunya, saling mengucapkan

    taqabbalallahu minna wa minkum, taqabbal yaa Karim,

    kiranya Allah menerima amal bakti kita semua,

    teristimewa amal ibadah kita sendiri. Terimalah wahai

    Allah Yang Maha Karim..

    Merajut Ukhuwwah

    Dan berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah,dan janganlah, kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan

    nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah)

    bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan diantara hatimulalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang

    bersaudara; dan kamu telah berada ditepi jurang neraka,

    lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah

    Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu

    mendapat petunjuk .(Q.S. Ali Imran: 103)

    Halal Bi Halal adalah kata majemuk yang terdiri

    atas pengulangan kata halal, di impit oleh satu hurufDi halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,

    di Padang.

    4

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    5/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    (kata penghubung) Ba (baca Bi) kalau kata majemuk

    tersebut diartikan dalam Kamus Besar Bahasa

    Indonesia, yakni Acara Maaf-maafan pada harilebaran, maka dalam Halal Bi Halal terdapat unsur

    silatur rahim. Pengertian kedua kata tersebut dapat

    menjadi sangat luas, walaupun kita tidak menemukan

    dalam Al-Quran atau Hadits suatu penjelasan tentang

    arti Halal Bi Halal. Istilah tersebut memang khas

    Indonesia, bahkan boleh jadi pengertiannya akan kabur

    di kalangan bukan bangsa Indonesia, walaupun yangbersangkutan. paham ajaran agama dan bahasa Arab.

    Manusia akan senantiasa mendapatkan rahmat Allah

    jika mereka suka melakukan silaturrahim. Karena

    silaturrahmi merupakan salah satu tanda keakraban

    persaudaraan antara mereka. Pada dasarnya manusia

    berasal dan pasangan Adam AS dan istrinya Hawa, darirahim Hawa (rahim yang satu) lahirlah anak

    keturunannya yang kemudian melahirkan manusia-

    manusia dan termasuk kita.

    H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    5

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    6/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang

    telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya

    Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah

    memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang

    banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan

    (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama

    lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya

    Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.(QS.4, An-Nisaayat 1.)

    Silaturrahmi maupun Halal Bi Halal menuntut upaya

    kepada maaf-memaafkan.

    Di halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,di Padang.

    6

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    7/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di

    waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan

    amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allahmenyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS.3, Ali

    Imran : 134)

    Rasulullah SAW bersabda:

    Wahai Uqbah, maukah engkau aku beritahukan akhlak

    penghuni dunia dan akhirat yang paling mulia? Yaitu:Menyambung silaturrahim (hubungan kekeluargaan dan

    persaudaraan) dengan orang yang memutuskan hubungan

    silaturrahminya denganmu. Memberi kepada orang yang tidak

    mau atau tidak pernah memberimu. Memaafkan orang yang

    pernah menzhalimimu atau menganiayamu. (H.R. Al-Hakim)

    Pernah dalam sejarah seorang sahabat bersumpah

    untuk tidak berbuat baik kepada seseorang yang

    melakukan kesalahan terhadap keluarganya, maka

    turunlah ayat Al Quran untuk memberikan teguran akan

    sikapnya itu.

    H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    7

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    8/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan

    kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak)

    akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-

    orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada

    jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan

    berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allahmengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

    Penyayang(QS.24, An Nuur ayat : 22).

    Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu Bakarr.a. bahwa Dia tidak akan memberi apa-apa kepada

    kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam

    menyiarkan berita bohong tentang diri 'Aisyah. Maka

    turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakansumpahnya itu dan menyuruh mema'afkan dan berlapang

    dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas

    perbuatan mereka itu.

    Kita telah melalui Ramadhan yang penuh dengan

    rahmat Allah, maghfirah Allah dan itqun minannar. Kita

    telah lalui Ramadhan dengan melaksanakan puasa yangDi halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,

    di Padang.

    8

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    9/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    dilandasi keimanan yang murni dan ikhlas lillahi taala.

    Tiada yang kita harapkan selain derajat taqwa yang

    dijanjikan Allah bagi siapa saja dari hamba-Nya yangmau menggapainya. Sesungguhnya hanya orang yang

    bertaqwalah yang paling mulia di sisi Rabbul Izzah:

    Allah SWT.

    Untuk menyempurnakan keimanan dan kematangan

    taqwa yang mudah-mudahan itu telah kita peroleh

    dipenghujung Ramadhan dengan puasa kita, dimanapuasa adalah ritual vertikalkita kepada Allah (Hablun

    Minallah), dan kini kita sempumakan dengan melakukan

    amal horizontalkita sesama manusia (Hablun Minannas).

    Kiranya mustahil keimanan dan ketaqwaan dapat kita

    capai jikalau urusan kita sesama manusia belum beres.

    Kalau masih ada rasa dendam di dalam hati, masih ada

    rasa iri hati dan dengki, amarah yang belum juga padam,dan hal-hal kecil lainnya yang masih bersemayan dalam

    kalbu kita. maka bagaimana mungkin kita dapat

    dikatakan termasuk orang-orang yang bertaqwa.

    Rasulullah SAW berpesan kepada kita semua ;

    Jauhilah oleh kalian akan dzan (prasangka), karena

    prasangka itu adalah dusta yang amat besar. Janganlah

    kalian mencari kesalahan orang lain, jangan pula mencari-H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    9

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    10/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    cari aib (keburukan) orang lain, janganlah pula kalian

    bersaing (dengan tidak sehat), janganlah kalian saling iri dan

    dengki, jangan saling benci, jangan saling bermusuhan, dan

    jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.(H.R. At

    Tirmizi)

    Kepada setiap shaimin, yang baru meninggalkan

    Ramadhan beberapa waktu yang lalu, kita ucapkan pula

    minal aidin wal faa izin, wa kullu aamin wa antum bi

    khairin,Berbahagialah siapa yang telah kembali dari

    perjuangan besar, jihadun-nafsi. Kalimat ini terangkai

    dari kata Aidin dan Faizin. Aidin adalah bentuk pelakuId. Dan Al Faizin adalah bentuk jamak dariFaiz

    yang berarti orang yang beruntung. Kata ini terambil

    dari kata Fauz yang berarti keberuntunganatau

    kemenangan. Semoga kemenangan itu selalu membawa

    kepada keadaan yang lebih baik dalam menanam

    kebaikan, di tahun-tahun mendatang.Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd.

    Di samping kegembiraan itu, sepantasnya kita selalu

    mawas diri. Selalu berhati-hati, terhadap yang disebut

    Rasulullah SAW,berapa banyaknya orang yang

    berpuasa, tetapi tidak ada yang mereka peroleh,

    kecuali hanya lapar dan haus semata Naudzubillah.Mudah-mudahan kita terhindar dari apa yang telah di-

    gambarkan oleh Rasulullah SAW ini.

    Allahu Akbar, Wa Lillahil-Hamd.

    Saudara-saudaraku Kaum Muslimin,

    Di halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,di Padang.

    10

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    11/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    Taqwa adalah titik terang yang paling didambakan

    setiap Mukmin Sejati. Taqwa mencakup tiga perangai,

    tiga sikap jiwa yang paling berguna dalam hidup duniawi,sekarang dan masa mendatang. Sikap jiwa itu ialah,

    khauf, artinya takut atas hukuman Allah yang datang

    karena sengaja melupakan perintah-perintah Nya, dan

    tidak menganggap enteng segala larangan-larangan Nya.

    Selanjutnya, khasy-yah, hati-hati dalam menunaikan

    kewajiban yang dibebankan kepadanya. Tidak semata

    mengikut yang dikerjakan orang lain, tetapi melakukansesuatu yang lebih baik yang diperintahkan Khalik

    kepadanya. Kenudian adalah wiqaayahyaitu senantiasa

    memelihara diri dan lingkungan dari segala yang akan

    berakibat merusak (fasad) terhadap kehidupan duniawi

    dan ukhrawi. Inilah sesungguhnya arti utama dari taqwa

    itu. Jika ketiga sikap jiwa ini telah berhasil diraih dalamlatihan selama Ramadhan, niscaya akan dapat dirasakan

    betapa manis dan nikmatnya hidup ini. Secara pasti akan

    dapat diperoleh jaminan Allah SWT

    H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    11

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    12/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan

    Mengadakan baginya jalan keluar Dan memberinya rezki

    dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa

    yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan

    mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah

    melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya

    Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.(QS.65, At Thalaq : 2 3).

    Setiap anggota masyarakat yang selau berhati-hati

    bertindak, memelihara jiwa dan raga karena takut

    terhadap iqab (siksaan) Allah, akan selalu memelihara

    lingkungan dengan aturan Allah yang telah ditetapkan.

    Secara pasti kepada mereka akan dibukakan segala

    jalan kebaikan. Secara pasti untuk mereka akandiberikan rezeki dari berbagai penjuru. Ketegasan janji

    Allah SWT ini mendorong motivasi,mendinamisir

    dhamir(jiwa) pemimpin dan masyarakat, khususnya di

    Ranah Minang.

    Sumatera Barat memerlukan motivasi yang dinamik

    agar siap dalam menghadapi setiap perubahan kea rahyang lebih baik, dengan prinsip hidup memulai dengan

    apa yang ada daerah ini bisa digerakkan. Karena yang

    ada itu sebenarnya sudah amat cukup untuk memulai.

    Modal besar masyarakat sebenarnya adalah taqwa dan

    tawakkal. Taqwa melahirkan kehati-hatian dan mawas

    diri, giat bekerja, dan selalu berserah diri kepada Allah.Di halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,

    di Padang.

    12

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    13/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    Taqwa memberi warna perilaku adah kebiasaan

    masyarakat, yang bertindak taawun, berat sepikul

    ringan sejinjing.Sikap positif ummat ini, lahir karena pemahaman

    dan pengamalan ajaran agama yang benar. Syarak

    mangato adat memakai. Nilai-nilai kultur yang luhur

    mampu menjadi penggerak pembangunan Sumatera

    Barat Masa Depan.

    Allahu Akbar Wa Lillahil-hamd.Syukur Nikmat, adalah buah utama dari Ramadhan.

    Pandai bersyukur, karena Allah menghendaki

    kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki

    kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan

    bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah

    atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supayakamu bersyukur.(QS.2,Al Baqarah : 185).

    Syukur artinya pandai berterima kasih atas nikmat

    yang ada dikeliling kita, sanggup memelihara dan

    menempatkan nikmat itu pada posisi sempurna, dan

    menggunakannya pada sasaran yang tepat. Pada

    hakikatnya, yang ada di keliling kita, bersumber daripemberian Allah SWT. Semua yang ada, nyawa dan

    harta, kedudukan dan jabatan, pangkat dan kekuasaan,

    sehat dan kehidupan, anak dan turunan, semuanya

    adalah nikmat Allah semata. Pinjaman dari Allah SWT,

    yang wajib disyukuri. Wajib dipelihara, jangan dirusak.

    Syukur dalam arti yang lebih dalam adalah rela

    berkorban. Kerelaan dibuktikan secara spontan tanpaH.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    13

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    14/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    pamrih. Syukur adalah rela menjadi hamba dari Allah

    Yang Maha Rahman dan Rahim. Kerelaaan adalah bukti

    konkrit dari kecintaan.

    Syukur yang diminta di abad ini adalah ; kesiapan

    menyingsingkan lengan baju, karya dinamik,

    menyediakan waktu dan tenaga, menciptakan sesuatu

    yang lebih baik dan bermanfaat untuk kehidupan

    bersama, memelihara lingkungan dan masyarakat,

    memelihara kesinambungan generasi, menjaga integrasi

    bangsa dan keutuhan wilayah Negara, menyiapkangenerasi tangguh, sanggup bertanding dan bersanding di

    tengah pergulatan global yang kompetitif.

    Kita amat memerlukan Generasi Tangguh. Kuat dan

    lemahnya satu generasi terukur bila memiliki empat

    ketangguhan, tangguh aqidah (iman kepada Allah),

    tanguh kesehatan (ruhani dan jasmani), tangguhpengetahuan (ilmu dan kearifan), serta tangguh ekonomi

    (iqtishadiah).

    Bangsa dan agama Islam mencela adanya generasi

    yang lemah. Generasi lemah, akan menjadi ajang

    rebutan orang lain. Generasi lemah akan menjadi seperti

    bola permainan ditendang kekiri dan kekanan, sesuka

    hati para pemain di lapangan pertandingan sampai peluit

    panjang ditiup tanda permainan telah usai.

    Belum dapat dikatakan bersyukur, bila dengan

    nikmat yang dimiliki tidak mampu bermanfaat untuk

    kehidupan masyarakat dan lingkungan. Tidak dapat

    dikata bersyukur, seorang yang dilimpahi kemampuan,

    Di halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,di Padang.

    14

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    15/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    tetapi membiarkan diri berpangku tangan, tidak hirau

    dengan apa yang terjadi, tidak peduli dengan keadaan

    orang lain, sementara haknya diacak-acak orang lain.Bukan bersyukur namanya membiarkan badan berdiri di

    pinggir jalan, sambil menengok orang yang lalu lalang,

    sebagai penonton, tidak berbuat apa-apa karena takut

    kepada risiko. Lebih berbahaya bila di tengah nikmat

    berkembang tasamuh dalam arti yang salah, mencoba

    berlindung di hilalang sehelai. Sangat berbahaya, bila

    membiarkan badan hanyut di sebilah papan, dan takutpula berdayung karena cemas kalau-kalau sampan dan

    papan jadi oleng. Sikap sedemikian jauh dari sikap

    bersyukur.

    Bersyukur pada hakikatnya adalah kesiapan diri

    untuk berjihat dengan nikmat anugerah Allah. Insan

    yang besyukur, ialah yang selalu menanam kebaikandemi kemashlahatan ummat belaka. Nilai kebaikan yang

    ditanamkan adalah sesuatu yang haq dari Allah, hanya

    semata karena mengharap redha Nya.

    H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    15

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    16/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah

    kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu

    melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan

    berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah

    berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuatkerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak

    menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS.28, AlQashash:77).

    Allahu Akbar, Wa lillahil-hamd,

    Bantu Yang Lemah. Saudara-saudaraku seiman dan

    seaqidah yang mulia. Taqwa dan syukur tidak dapatdipisah. Saling mengokohkan, ibarat aur dengan tebing.

    Taqwa subur dengan syukur. Syukur selalu berbuah

    karena taqwa. Nikmat sejati hanya ada pada diri yang

    selalu bertaqwa dan bersyukur itu. Nikmat seperti itu

    merupakan kebahagiaan hakiki, yang sanggup dirasakan

    sepanjang hari, dan menjadi dambaan Mukmin sejati.Allahu Akbar Wa lillahil-hamd,

    Saudara-saudaraku seiman yang mulia,

    Bagaimana mungkin kita akan dapat merasakan

    nikmatnya bahagia dan bahagianya nikmat anugerah

    Allah, pada hari seperti sekarang ini ?? Bila di saat-saat

    kita semua bergembira ria, kalau disamping kita adaorang yang menangis tersedu-sedu? Sedu sedannya,

    seakan jeritan tanpa suara. Padahal, mereka sedang

    menangis, memikirkan dan merasakan kehampaan hidup,

    karena tidak berpunya dan tidak punya apa-apa, kecuali

    nyawa berbungkus kulit ? Akan sirnalah semua

    kebahagiaan berhari raya, pada hari ini, jika masih adaDi halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,

    di Padang.

    16

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    17/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    di keliling kita orang yangdengan nasib dan takdir yang

    ada padanya, masih menengadahkan tangan mengharap

    sesuap nasi, untuk dimakan anak beranak, atau karenamelihat anak-anak orang lain bergembira berpakaian

    baru. Alangkah malangnya nasib badan. Padahal

    sebenarnya. Mereka hanya tidak memiliki kesempatan,

    belum berkemampuan untuk menggantinya, walau agak

    sepotong. Karena tidak ada sumber pendapatan,

    hilangnya lowongan pekerjaan, tak ada pula yang mau

    berbelas kasih. Membiarkan kondisi ini, danmenganggapnya suatu hal biasa, agaknya kita akan

    digolongkan kepada orang-orang yang disebut-sebut,

    Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

    Nadzu billah .., Kita dianggap sebagai pendusta

    kebenaran agama, walau masih menyatakan diri

    pemeluk agama ., tetapi sebenarnya sudah jauhtercampak dari ajaran agama Itulah orang yang

    menghardik anak yatim yang menyia-nyiakan hak

    anak yatim. Yang tidak peduli dengan pembinaan

    generasi. Yang melecehkan ratapan para dhuafak. Yang

    tidak membantu mengatasi problema kemiskinan. Akan

    tetapi naifnya, malah selalu berupaya mengintip-intip

    kesempatan mencari kaya dengan memiskinkan oranglain berladang dipunggung orang dan tidak

    menganjurkan memberi makan orang miskin(Qs.107,

    al Maauun: 1-3). Allahumma Ya Allah, hindarkan kami

    dari kalangan pendusta-pendusta agama ini. Amin.

    Allahu Akbar Wa lillahil-hamd,

    H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    17

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    18/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    Bahagia Dalam Memberi.

    Cobalah dibayangkan. Pada suasana lebaran seperti

    kita rasakan saat ini, di pagi hari di kala Rasulullah

    SAW masih hidup, beliau keluar menuju tempat shalat

    ibadah Idul Fithri. Beliau lihat, seorang bocah

    termenung menyendiri. Dengan tatapan mata

    menerawang, dan di sampingnya ada teman sebaya

    bergembira ria, berpakaian baru pembelian ayah. Di

    tangan temannya ada penganan enak buatan ibu. Dari

    jauh si bocah hanya bisa melihat, sambil menikmatinyadengan bermenung. Alangkah indahnya kegembiraan

    teman sebaya. Ditemani gelak tawa penuh bahagia.

    Dilihat diri, jauh berbeda. Di kala itu, terasa badan

    tersisih. Kemana ayah tempat meminta. Kemana

    gerangan dicari ibu tempat mengadu. Dalam situasi

    seperti itu, Rasulullah SAW lewat menghampiri.

    Meletakkan kedua telapak tangan Beliau dikepala sibocah. Sambil bertanya Rasul berkata, Kenapa dikau

    wahai anak? Teman-temanmu gelak ketawa, dikau

    merana sedih menangis, gerangan apakah yang

    menyulitkan ?Dengan nada tersendat, kerongkongan

    tersumbat, menahan perasaan kekanakan sibocah lugu

    menjawab, Wahai Rasulullah, bagaimana diri tak akansedih, melihat teman bergembira ria, pulang

    kerumah ada sanak saudara, lelah bermain ada ibu

    menghibur, duka di hati ada ayah yang menyahuti.

    Sedang diriku wahai Nabi, terasa nian malangnya

    hidup ini, tiada ibu tempat mengadu, ayahpun

    sudahlah pergi, badan tinggal sebatang kara. Yatim

    Di halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,di Padang.

    18

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    19/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    piatu aku kini., Mendengar rintihan kalbu bocah yang

    bersih, yang mengharap belas kasih dengan tulus

    seketika, Rasulullah SAW berkata, maukah engkauwahai anak, jika rumah Rasulullah menjadi rumahmu,

    Ummul Mukminin menjadi ibumu ?.

    Jawaban spontan Nabi, menjadikan wajah si bocah

    berseri-seri, walau yang didengar barulah ajakan, tetapi

    harapan hidup sudah terbuka. Diri tidak sendiri lagi.

    Ada pelindung pengganti bunda. Walaupun ibu dan ayahsudah tiada. Serta merta Nabi memangku si

    bocah.Mencium kedua pipi sianak yang sudah lama ,

    tidak pernah lagi dirasakannya. Sirnalah air mata yang

    tadinya terurai lantaran sedih dan hampa. Berganti air

    mata gembira lantaran bahagia. Satu bukti sangat nyata

    dari sabda Nabi SAW pada Khuthbah Wada itu,

    .

    Aku, Muhammad SAW, dan orang-orang yang memelihara

    anak yatim, berada di sorga Jannah sangat berhampiran,sembari Beliau mengangkat jari telunjuk dan jari tengah dan

    menunjukkan betapa dekatnya jarak antara keduanya.(HR.Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Sahl bin Saad. Lihat al

    Ahadist as-Shahihah, Albani : 800).

    Inilah satu contoh yang paling jelas, bagaimana

    mangkusnya sifat suka memberi yang tumbuh dari lubuk

    hati yang dalam, tidak berudang di balik batu, apalagi

    H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    19

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    20/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    berbatu dibalik udang, sebagai bukti taqwa seorang

    Mukmin yang bersyukur.

    Allahu Akbar Wa Lillahil-Hamd.Izzatun-nafs, Martabat Bangsa. Ikhlas memberi

    mampu mengubah sedih menjadi gembira, sanggup

    mengubah duka menjadi bahagia. Nabi Muhammad

    SAW. menyebutkan,

    . ( (Barangsiapa yang menggabungkan anak yatim di antara

    kaum muslimin dalam makan dan minumnya, sampai mereka

    merasa cukup (kenyang) dari makanan (dan minuman) itu,

    maka dia (yang menggabungkan anak yatim tersebut) pasti

    akan memperoleh sorga(HR.Abu Yala dan Imam Ahmad,Dalamal Munthaqa min at-Targhib (1517) danMajma az-

    Zawaaid (8/16), juga riwayat Thabarani, sanad baik dari

    Zurarah bin Abi Aufa).

    Hari ini berapa banyak jumlah anak yang bernasib

    serupa di keliling kita. Mereka lemah miskin, karena

    telah dimiskinkan oleh suasana. Diperlukan saling peduli(taawun), yang menjadi alas-dasar pembentukan

    masyarakat berkualitas, sebagai telah digambarkan

    dalam salah satu semboyan Nabi SAW tangan diatas

    lebih baik dari tangan dibawah. Mewujudkan

    masyarakat bertangan diatas, dimulai dengan menanam

    keyakinan akan rahmat Allah sebagai masyarakat

    berpunya, yang memiliki izzah (harga diri), tidakDi halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,

    di Padang.

    20

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    21/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    menggantung nasib kepada keinginan orang lain. Harkat

    martabat bangsa amat ditentukan oleh kemandirian,

    self help bersikap kaya jiwa (ghinan-nafs)yang mampuberdiri dikaki sendiri. Bersedia membuka pintu hati

    mengulurkan tangan kepada orang lain dalam rangkaian

    mutual help (man athaa wat-taqaa)dan selfless-help

    (wa shaddaqa bil husnaa). Sikap budaya dalam adat di

    Ranah Minang, singkek uleh ma uleh, kok kurang tukuak

    manukuak. Senyatanya, inilah sebahagian modal dasar

    daerah kita dalam membangun nagarinya.

    Allahu Akbar Wa Lillahil-hamd

    Begitulah suatu pelajaran paling berharga, yang

    dapat kita ambil dari Sunnah Rasulullah SAW. Artinya,

    Orang yang paling disukai Allah adalah orang yang

    paling bermanfaat bagi orang lain. Dan amal yang

    paling disukai Allah adalah yang menyenangkan

    sesama orang Muslim (artinya janganlah ditaburkan

    kemaksiatan yang mengundang lahirnya bencana).

    Kamu hilangkanlah susahnya. Kamu lunasilah

    hutangnya. Kamu usirlah laparnya.

    Iman orang-orang Mukmin yang paling sempurna adalah yang

    paling baik akhlaknya, lembut perangainya, bersikap ramah

    dan disukai pergaulannya(HR.Thabrani, di dalamal Ausath dan

    H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    21

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    22/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    Abu Nuaim dariIbnu Saad. Albani menghasankan di dalamShahih

    al Jami as-Shaghir.).

    Dan Aku, Muhammad SAW, lebih senang bersama

    saudaraku dalam satu keperluan yang diatasi secara

    bersama, daripada beritikaf di masjidku ini, yakni

    Masjid Nabawi di Madinah, selama sebulan penuh.

    Pesan Nabi SAW juga menegaskan,

    ( )Sembahlah Yang Maha Pengasih(Allah Azza Wa Jalla), dan

    berilah makanan(kepada orang yang perlu diberi makan,

    yakni fuqarak wal masakin atau dhuafak), dan sebarkanlah

    salam(kepada semua orang di dalam pergaulan kehidupan),

    niscaya kamu akan masuk sorga dengan salam(penuh

    keselamatan).(HR.Tirmidzi, katanyahasan shahih (1856),Ahmaddalamal- Musnad (6587), danSyaikh Syakirmenshahihkannya, juga

    Bukharidalamal-Adab al Mufrad (981).

    Mari kita tumbuhkan kebahagiaan dalam memberi

    sebagai satu sikap jiwa (mental attitude) yang berguna

    mengubah dan memberi kecerahan dalam hidup, dengan

    amanah jujur dan benar seperti dilakukan KhalifahUmar bin Khattab dalam upaya menyejahterakan kaum

    dhuafak dalam rangka ibadah kepada Allah Subhanahu

    Wa Taala.

    Di halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,

    di Padang.

    22

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    23/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    Sembahlah Allah SWT dan jangan sekutukan Dia dengan

    apapun. Dirikanlah Shalat, keluarkan zakat, dan sambunglah

    tali silaturrahim.

    Sediakanlah diri mengetok hati kalangan yang

    berpunya dan ingatkan kepada mereka bahwa di tangan-

    nya ada hak orang lain, yang wajib dikeluarkan. Sehingga

    kesenjangan sosial teratasi. Wa ilailahi turjaul umuur.

    Secara umum, langkah pertama menghidupkan

    kembali Silaturrahmi di antara kita, maknanyamembangun hidup bermasyarakat yang saling

    menyayangi,

    . ( )

    Yang tidak bisa menyangi sesama manusia tidak akan

    disayangi oleh Allah.(Muttafaqun- alaih, Riwayat dariImamBukhariditemui di dalamal AdabdanImam MuslimdalamalFadhaa-il.).

    Kepercayaan diri akan lenyap tatkala manusia lupa

    kepada Tuhannya. Membelakangi ajaran agama

    berakibat terbukanya pintu kemaksiyatan. Benteng diri

    hanya dengan mengamalkan intisari ajaran tauhid.

    Berupaya keras menjadi penyayangsesama umat.

    Sebagai pesan Rasulullah SAW,

    H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    23

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    24/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    Orang-orang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha

    Penyayang, maka sayangilah penduduk bumi agar yang di

    langit ikut pula menyayangimu.(HR.Abu Daud, Shahih Abu Dawud(4921), dan Imam Tirmizi menyebutnya Hasan Shahih (1925).

    Allahu Akbar Wa lillahil-hamd,

    Alangkah luas lapangan kebajikan itu. Tugas setiap

    Mukmin menciptakan masyarakat bahagia. Di awali

    dengan menumbuhkan rasa bahagia dalam memberi,

    dilaksanakan dengan serba kerelaan. Tujuannya hanya

    mengharap redha Allah.Membangun Jembatan rasa yang kokoh kuat, di ikat

    oleh hati dan jiwa dalam kemasan kalimat tauhid.

    Kesatuan hati dan hati menjadi sumber kekuatan yang

    ampuh dalam ukhuwwah. Masyarakat akan rusak ketika

    hati tidak mau bertemu. Mempertemukan hati dengan

    hati hanya mungkin dengan kekuatan tauhid. Keyakina

    kepada Allah SWT. Kekuatan kalimah tauhid, atau

    kalimatun thayyibah, dapat membentengi ummat dan

    mampu menjadi kekuatan dalam membina persaudaraan

    atas dasar ukhuwwah imaniyah, adalah seumpama pohon

    yang kokoh kuat dengan urat menghunjam bumi dan

    pucuk melembai awan. Demikian satu bentuk kerukunan

    ummat bertauhid, sebagaima digambarkan oleh AllahSWT..

    Di halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,di Padang.

    24

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    25/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat

    perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik,

    akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit .., Pohon

    itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin

    Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu

    untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS.14, Ibrahim :

    24-25).Termasuk dalam kalimat yang baik ialah kalimat

    tauhid, segala Ucapan yang menyeru kepada kebajikan

    dan mencegah dari kemungkaran serta perbuatan yang

    baik. kalimat tauhid seperti laa ilaa ha illallaah.

    Di pagi yang mulia, di hari jamuan Allah ini, kitaawali bertakbir membesarkan Asma Allah, agar kita

    tidak menjadi golongan yang melupakan Allah, yang

    telah menganugerahi kita nikmat Nya. Supaya kita tidak

    terjerembab kedalam kehidupan ummat yang lupa diri.

    Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa

    kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa

    kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-

    orang yang fasik.(QS.59, Al Hasyr :19).

    Allahu Akbar Wa lillahil-Hamd.

    Mudah-mudahan pada hari ini, kita semua dapat

    menciptakan suasana gembira dengan kesederhanaan,

    H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal1431 H

    25

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    26/27

    Menumbuhkan Kepedulian Sesama Ummat

    serta dapat pula menciptakan kebahagian disekitar

    lingkungan kita. Amin Yaa Mujiib as-Saailina.

    Doa Penutup

    Akhirnya, dengan jiwa yang suci bersih, marilah

    kita tundukkan hati kita kepada kebesaran Allah.

    Menengadah mengharap karunia dan rahmat-Nya, untuk

    keluarga kita, kaum Muslimin, dan bangsa kita,

    .

    Ya Allah, Ampunilah dosa kami, ampunilah keteledoran

    kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami

    menghadapi kaum kafir.

    Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau beri kemungkinan

    musuh berkuasa terhadap kami janganlah Engkau berikan

    kemungkinan mereka memerintah kami, walaupun kamimempunyai dosa. Janganlah Engkau jadikan yang memerintah

    kami, orang yang tidak takut kepada-Mu, dan tidak

    mempunyai kasih sayang terhadap kami.

    Di halaman Kantor Gubernur Prov. Sumbar,

    di Padang.

    26

  • 8/9/2019 Idul Fitri 1431 H, Menguatkan Ukhuwah

    27/27

    Idul Fitri Menguatkan Ukhuwah

    Wahai Tuhan kami, hancurkanlah orang-orang yang selalu

    menutup jalan Engkau, yang tidak memberikan kebebasan

    kepada agama-Mu, dan mereka-mereka yang mendustakanRasul-Rasul Engkau,dan mereka yang memerangi orang-orang

    yang Engkau kasihi.

    .

    Wahai Tuhan kami, hancurkanlah kesatuan mereka, dan

    pecah belah barisan mereka. Turunkan kepada mereka azab

    sengsara-Mu, yang selalu Engkau timpakan kepada golongan-

    golongan yang selalu berbuat dosa.

    Wahai Tuhan kami, berilah kemuliaan kepada Islam dan

    kaum Muslimin, rendahkanlah orang-orang yang kafir dan

    orang musyrik.

    .

    .

    .

    Padang, 1 Syawal 1431 H / 10 September 2010 M.

    H.Masoed Abidin, Khotbah Idul Fitri, 1 Syawal27