kebijakan pemerintah dalam menerapkan sistem …

85
1 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM ZONASI SEKOLAH (Studi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat - Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Syariah NOFRIZAL NIM: SIP. 162630 PEMBIMBING: Drs. H. Amhar Rasyid, Lsc,.MA Yudi Armansyah, M.Hum PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1441H/2020M

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

1

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN

SISTEM ZONASI SEKOLAH

(Studi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat - Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Pemerintahan

Pada Fakultas Syariah

NOFRIZAL

NIM: SIP. 162630

PEMBIMBING:

Drs. H. Amhar Rasyid, Lsc,.MA

Yudi Armansyah, M.Hum

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

1441H/2020M

Page 2: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

ii

Page 3: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

iii

Page 4: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

iv

Page 5: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

v

MOTTO

ا يعظكم به واذا حكمتم بين الناس ان تحكموا بالعدل نعم كان ان الله ان الله

ا بصيرا سميع

Artinya : dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya

kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang

memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar,

Maha Melihat. (Q.S An-Nisa Ayat 58).1

1 Q.S AN-Nisa:58.

Page 6: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulilahirobbil Alamin dengan mengucapkan syukur kepada Allah

SWT atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan kurniaNya, Aku percaya Janji

Allah pasti walau sulit tetap kujalani, karna tidak ada yang berharga di dunia ini

selain senyum dari bibir kedua orang tuaku. Kupersembahkan Karya Sederhana

ini sebagai tanda bukti dan baktiku Kepada :

Terimakasih Kepada Ayahanda Amiruddin dan Ibunda Wahidah yang

tercinta terimaksih banyak telah memberikan kasih sayang, mendidik dan

mendoakanku dalam seujudnya dengan cinta dan kasih yang tiada terhingga.

Dukungan Ayahanda dan Ibunda adalah kekuatan terdahsyat dalam menyelsaikan

Skripsi ini, dan tidak mungkin bisa kubalas hanya dengan selembar kertas yang

bertuliskan kata cinta dan perembahan.

Kepada Abangku Andi Amri, S.E dan Adik-adiku Yuliani dan

Hafizurahman Terimaksih yang selalu memotivasi dan mendoakan. Tidak lupa

untuk teman-teman sahabat seperjuangan Program Studi Ilmu Pemerintahan

Angkatan 2016, IPC, PPL, KKN, dan Teman-teman Kost yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu. Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua

atas waktu, motivasi dan masukan dari kalian semua. Hanya Skripsi ini yang

dapat aku persembahkan untuk kalian akhir kata terimakasih untuk kalian semua.

Page 7: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

vii

KATA PENGANTAR

حيم حمن الره الره بسم الله

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Kebijakan Pemerintah Dalam

Menerapkan Sistem Zonasi Sekolah ( Studi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat ) .

Kemudian tidak lupa pula penulis haturkan shalawat beriring salam

kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberi kita petunjuk dari alam

kebodohan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada

saat sekarang ini, terang bukan lampu yang menyinari akan tetapi terangnya

karena ilmu pengetahuan serta keimanan.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam rangka

menyelesaikan studi Stara Satu (S1) pada Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi. Terwujudnya skripsi ini selain merupakan upaya kerja ilmiah

penulis sendiri juga tidak terlepas dari arahan, bimbingan dan motivasi berbagai

pihak yang terkait terutama dosen pembimbing penulisan skripsi ini. Untuk itu

penulis sangat perlu menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada Yang Terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D sebagai Rektor Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., M.H sebagai Dekan Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 8: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

viii

3. Bapak Dr. Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D, sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik.

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H., M.H, sebagai Wakil Dekan bidang

Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan.

5. Bapak Dr. H. Ishaq, S.H., M.Hum, sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama.

6. Ibu Dr.Irmawati Sagala, S.IP., M.Si dan Bapak Yudi Armansyah, M.Hum

sebagai Ketua dan Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Bapak Drs. H. Amhar Rasyid, Lsc,.MA danBapak Yudi Armansyah,

M.Hum sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT

kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.

Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.

Jambi, September 2020

NOFRIZAL

SIP. 162630

Page 9: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

ix

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Kebijakan Pemerintah dalam Menerapkan

Sistem Zonasi Studi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung

Jabung Barat. Skripsi ini menggunkan metode penelitian kualitatif dengan teknik

analisis deskriptif dengan metode pengumpulan data dilakukan dengan metode

observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa

dasar dari penerapan kebijakan sistem zonasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

yaitu pertama, untuk pemerataan kualtias pendidikan untuk menghilangkan

sekolah favorit dan non favorit. Kedua, untuk mempermudah akses pendidikan.

Adapun dampak Positif dari penerapan sistem zonasi sekolah yaitu : pertama,

Sistem zonasi tidak memandang status sosial. Kedua, mendorong kualitas setiap

sekolah dengan sistem zonasi kedepanya tidak akan ada lagi sekolah-sekolah yang

di unggulkan. Adapun dampak Negatifnya dari kebijakan sistem zonasi yaitu :

pertama, persebaran sekolah yang belum merata untuk daerah kabupaten tanjung

jabung barat akan membuat peserta didik kebingungan untuk mendaftarkan

sekolah. Kedua, proses pembelajaran di kelas akan berbeda karna pada

rombongan belajar diisi dengan kemampuan akademik yang beragam. Ketiga,

kecemburuan sosial terhadap pendidikan. Keempat, Membuka akses jalur

belakang.

Keyword : Kebijakan, Sistem Zonasi, Pendidikan

Page 10: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ...................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

LEMBARAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah .................................................................... 1

B. Rumusan masalah ............................................................................. 6

C. Batasan Masalah ............................................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 6

E. Kerangka Teori .................................................................................. 8

F. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 16

BAB II METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat penelitian .......................................................... 18

B. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 18

C. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 19

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 23

E. Analisis Data Mengalir .................................................................... 25

Page 11: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

xi

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 25

G. Jadwal Penelitian ........ .................................................................... 27

BAB III TINJAUAN UMUM

A. Historis dan Geografis Luas Daerah ................................................. 28

B. Struktur Organisasi dan Tupoksi Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat ................................ 30

C. Sumber Daya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat ............................... ....................................... 39

D. Visi dan Misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat .. .................................................................... 46

E. Topografi .......................................................... ............................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Dasar-dasar Pemerintah Menerapkan Kebijakan Sistem Zonasi

Sekolah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ................................. 49

B. Dampak dari Kebijakan Pemerintah dalam Menerapkan Sistem

Zonasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ................................... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 64

B. Saran ................................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR INFORMAN

CURICULUM VITAE

Page 12: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

xii

DAFTAR SINGKATAN

PPDB : Penerimaan Peserta Didik Baru

PTK : Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Q.S : Qur’an Surah

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

SKTM : Surat Keterangan Tidak Mampu

Page 13: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal penelitian..................................................................... 27

Tabel 2 Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan......................................... 40

Tabel 3 Kondisi Pendidik dan Tenaga Pendidik tingkat SD............... 41

Tabel 4 Kondisi Pendidik dan Tenaga Pendidik tingkat SMP............ 42

Tabel 5 Sebaran Guru SD dan SMP.................................................... 43

Tabel 6 Sebaran Sekolah dan Siswa SD dan SMP ............................ 45

Tabel 7 Keadaan Topograpi................................................................. 48

Page 14: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembukaan Undang-undang dasar negara republik indonesia

tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara republik indonesia

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara

indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai minat dan

bakat yang dimiliki tanpa tanpa mendorong setatus sosial, ras, etnis, agama

dan gender. Pemerataan kesempatan dan pencapaian mutu pendidikan akan

membuat warga negara indonesia memiliki keterampilan hidup sehingga

memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan

lingkunganya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan moderen yang

dijiwai nilai-nilai Pancasila.

Sebuah sistem pendidikan perlu melakukan penyesuaian dengan

lingkungan. Karna lingkungan mengandung sejumlah kendala bagi bekerja

sistem, untuk itu sistem pendidikan dituntut oleh lingkungan untuk

mengelola sumber daya pendidikan secara efektif dan efesien .2

Pendidikan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang

akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman karna pendidikan

bekal masa depan. Dengan pendidikan diharapkan pelajar dapat bersaing

dengan negara lain untuk memajukan bangsa indonesia yang saat ini sudah

tertinggal jauh dari negara-negara lain, ini terlihat dari standar lulusan yang

2 Munirah, ‘’Sistem pendidikan di indonesia’’. Vol.2 , No.2, Makasar 2005 .hlm 233-

245.

Page 15: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

2

dipakai di indonesia masih jauh lebih rendah dari negara lain. Pemerintah

perlu melalukan perbaikan secara kesinambungan terhadap semua

komponen yang ada di pendidikan. Untuk dicapai suatu tujuan pendidikan

nasional tersebut kiranya disusun suatu strategi yang berkaitan dengan

masalah-masalah pendidikan di indonesia. Pendidikan di indonesia ini

meliputi permasalahan mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, dan

manajemen pendidikan.

Penerimaan peserta didik dalam sebuah lembaga pendidikan

merupakan hal yang sangat penting, karna dengan adanya penerimaan

peserta didik yang dikelola secara profesional akan memberikan keuntungan

sekolah dalam bidang pendaftaran yang nantinya akan menjadi peseta didik

pada lembaga pendidikan tersebut.

Penerimaan Peserta didik baru adalah suatu hal yang perlu

ditentukan secara cepat dan tepat. Dalam hal penerimaan peserta didik baru

diperlukan beberapa pertimbangan yang cukup banyak dan rumit yaitu

standarisasi nilai, persyaratan masuk sekolah serta kebijakan-kebijakan dari

pemerintah dan lembaga pendidikan yang sering berubah setiap tahunya.

Peserta didik dapat diterima disuatu lembaga pendidikan seperti sekolah,

haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagaimana yang telah di

tentukan3.

Adanya kesadaran tentang posisi penting pendidikan bagi

keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara menjadikan

3 Asri Ulfa Wulan Sari, Ali Imron, Ahmad Yusuf Sobari, ‘’Efektivitas Penerpanan

Peserta Didik Baru (PPDB) Melalui Sistem Penerimaan Peserta Didik Online’’ Malang.

Page 16: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

3

pemerintah memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan proses pendidikan

bagi warga negaranya dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut ditegaskan

dalam undang-undang sistem pendidikan nasional dalam pasal 11 ayat 1

yaitu : pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan

kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu

bagi setiap warga negara.4

Salah satu upaya nyata pemerintah dalam rangka pemerataan

pendidikan ini pemerintah mengeluarkan aturan baru dalam penerimaan

peserta didik melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

51 tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yang di

dalam peraturan tersebut, diatur mengenai sistem zonasi yang harus

diterapkan sekolah dalam menerima calon peserta didik baru. Dengan

menerapkan Sistem zonasi, sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah

daerah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius

zona terdekat dari sekolah paling sedikit sebesar 90 persen dari total jumlah

peserta didik yang diterima. Domisili calon peserta didik tersebut

berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang diterbitkan paling lambat

enam bulan sebelum pelaksanaan penerimaan peserta didik baru .5

Pendidikan di Indonesia tidak pernah lepas dari permasalahan.

Permasalahan pendidik meliputi hak untuk sekolah, biaya pendidikan,

sertifikasi guru dan sebagainya. Bukan berarti tidak ada masalah dalam

4Undang Undang Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 11

Ayat 1. 5Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun

2018.

Page 17: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

4

aspek lainya. Hanya saja protes ataupun pertentangan tidak terlalu menonjol

di dalam masyarakat terhadap masalah dalam aspek-aspek yang tidak

disebutkan, seperti fasilitas sekolah-sekolah yang dalam ini sekolah negeri.

Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang menerapkan kebijakan sistem

zonasi sekolah dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2018. Sebelum menerapkan kebijakan

sistem zonasi sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat pernah menerapkan sistem rayon. Pada dasarnya

sistem zonasi itu sendiri merupakan pengembangan rayonisasi merupakan

pembagian wilayah berdasarkan kesepakatan. Maka sistem zonasi lebih

menekankan kepada pembagian wilayah sesuai dengan fungsi dan tujuan

pengelolanya. Kebijakan Berbasis sistem zonasi merupakan salah satu

kebijakan yang tepat di terapkan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk

pemerataan akses dan mutu pendidikan karna prinsipnya adalah

mendekatkan layanan pendidikan ke masyarakat dan memeratakan mutu

pendidikan.

Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan salah satu kabupaten

yang melaksanakan sistem zonasi sekolah yang tidak luput juga dari pro dan

kontra terhadap kebijakan ini. Keinginan semua orang tua pasti untuk

memasukan anaknya di sekolah favorit tidak hanya disebabkan oleh nama

baik sekolah melainkan juga fasilitas sekolah, sarana dan prasarana sekolah.

Sekolah favorit umumnya memiliki fasilitas sekolah yang lebih baik dan

lengkap di bandingkan sekolah non favorit. Namun dengan adanya sistem

Page 18: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

5

zonasi calon siswa tidak bisa memilih sekolah yang diinginkanya dan

diarahkan untuk bersekolah di sekolah terdekat dari tempat tinggalnya.

Sedangkan yang kita ketahui, di kabupaten Tanjung Jabung Barat ini masih

terdapat perbedaan dari segi fasilitas sekolah, sarana dan prasarana sekolah

maupun lingkunagan belajar. Belum lagi kualitas guru mengajar apakah

sudah tersebar guru-guru terbaik di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Hal

ini menjadi pemicu pertentangan terhadap kebijakan tersebut.6

Adanya Kesenjangan antar wilayah dikarnakan adanya keterbatasan

akses layanan pendidikan antar wilaya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

di sebabkan oleh kondisi geografis wilayah yang spesifik dan infrastruktur

wilayah dan faktor lingkungan. terletak di Pantai Timur Provinsi Jambi,

tepatnya antara 0o53’ – 01o41’ Lintang Selatan dan antara 103o23’ –

104o21’ Bujur Timur. 7 Jika dilihat secara geogarfis derah Kabupaten

Tanjung Jabung Barat ini daerah yang persungaian ditamabah persebaran

sekolah yang belum merata bagaimana dengan peserta didik yang lokasi

tempat tinggalnya lebih dekat dengan sekolah berada di seberang sungai

akan membuat wali murid merasa kebingungan untuk memasukan anaknya

kesekolah.8

Bedasarkan paparan latar belakang masalah di atas, mengenai

Penerapan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang sistem

zonasi sekolah. Penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut, Penulis

6Wawanacara dengan Imuk Selaku wali murid, pada kamis 6 Februari 2020. 7 https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tanjung_Jabung_Barat di akses pada tanggal

10 April 2020. 8Observasi pada tanggal 6 Februari 2010

Page 19: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

6

mengambil penelitian dengan judul “Kebijakan Pemerintah Dalam

Menerapkan Sistem Zonasi Sekolah ( Studi di Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat )

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukaan di atas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apa Dasar-dasar Kebijakan Pemerintah Menerapkan Sistem Zonasi

Sekolah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

2. Bagaimana Dampak Dari Kebijakan Pemerintah dalam Menerapkan

Sistem Zonasi Sekolah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah dalam penulisan Skripsi ini, tidak

melebar ke pokok pembahasan yang lain dan tepat ke pokok pembahasan

yang lain,penulis membatasi permasalahan yang diteliti khususnya pada

penerapan sistem zonasi sekolah pada tingkat SMP pada tahun 2019 yang

diterapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung

Barat.

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian sebenarnya merupakan suatu upaya

untuk menemukan pengembangan dan menguji kebenaran pengetahuan,

Page 20: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

7

usaha yang dilakukan dengan sutau metode ilmiah9. Oleh karna itu, tujuan

yang ingin di capai dari penelitian adalah sebagai berikut:

1) Untuk Mengetahui Apa Dasar-dasar dari kebijakan pemerintah dalam

menerapkan sistem zonasi sekolah.

2) Untuk Mengetahui Dampak dari Kebijakan Pemerintah dalam menerapkan

sistem zonasi sekolah.

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan bagi peneliti maupun bagi yang berkepentingan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan untuk menjadi bahan untuk

mengembangkan penelitian ini lebih lanjut guna untuk kepentingan

ilmu pengetahuan khususnya Studi ilmu pemerintahan Universitas

Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Kegunaan Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi wawasan dan pengalaman

bagi penulis sendiri terdahapat penerapan sistem zonasi dan faktor

penghambat dalam penerapan sistem zonasi di Kabupaten Tanjung

Jabung Barat.

b. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata (S1)

Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

9Sutrisno Hadi, Methology penelitian, (Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Gajah

Mada, 1993 ) Hlm. 18

Page 21: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

8

E. Kerangka Teori

Kerangka Teori Merupakan Urian Ringkasan tentang ringkasan

tentang teori yang digunakan dan cara menggunakanya teori dalam menjawab

pertanyaan peneliti.10

1. Implementasi Kebijakan Publik

a. Pengertian Kebijakan

Dalam kehidupan yang moderen sekarang ini kita tidak dapat lepas

dari apa yang disebut dengan kebijakan pablik. Kebijakan-kebijakan

tersebut kita temukan dalam bidang kesejahteraan sosial, bidang

kesehatan, perumahan rakyat, pembangunan ekonomi, pendidikan nasional

dan lain sebagainya.

Menurut Edi Suharto kebijakan adalah sebuah instrumen

pemerintahan yang menyangkut aparatur Negara dalam pengelolaan

sumber daya publik. Kebijakan pada inti nya merupakan keputusan atau

tindakan yang diambil pemerintah untuk secara langsung mengelola dan

mendistribusikan sumber daya alam, finansial dan manusia demi

kepentingan publik biasanya di sebut juga sebagai kebijakan publik.

Kebijakan yang terkait dengan kepentingan publik biasanya disebut juga

sebagai kebijakan publik.11

Menurut Anderson, kebijakan adalah suatu tindakan yang

mempunyai tujuan yang dilakukan seseorang pelaku tindak anatau

sejumlah pelaku untuk memecahkan suatu masalah. Anderson,

10Tim Penyusun, Pedoman Penulis Skripsi 11 Edi Suhato, KebijakanSosialSebagaiKebijakanPublik, cet.ke-3, (Bandung: Alfabeta,

2011), hlm, 3.

Page 22: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

9

mengklasifikasikan kebijakan, policy, menjadi dua: substantife dan

prosedural. Kebijakan substantife yaitu apa yang harus dikerjakan oleh

pemerintah sedang kan kebijakan prosedural yaitu siapa dan bagaimana

kebijakan tersebut diselenggarakan. Ini berarti, kebijakan publik adalah

kebaikan-kebaikan yang di kembangkan oleh badan-badan dan pejabat-

pejabat pemerintah.12

b. Pengertian Implementasi

Suatu program kebijakan harus di implementasikan agar

mempunyai dampak atau tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Salah

satu proses dalam kebijakan publik.

Menurut Wiliam N. Dum dalam Wirnano adalah tahapan

implementasi kebijakan yaitu tahapan pelaksanaan dari alternative

kebijakan yang di ambil oleh badan-badan administratif. Maka

implementasi kebijakan merupakan tahapan yang krusial dalam proses

kebijakan publik, secara sederhana implementasi kebijakan adalah tahap

pelaksanaan kebijakan itu sendiri.

Menurut Edwards dalam Wirnano implementasi kebijakan adalah

tahapan pembutan kebijakan antara pembentukan kebijakan dan

konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya.

Menurut Van Meter dan Van Horn bahwa tugas implementasi

adalah membangunjaringan yang memungkinkan tujuan kebijakan public

12ArifinTahir, Kebijakan Publik dan Transparasi Pelenggaraan Pemerintahan Daerah,

(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm, 21.

Page 23: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

10

direalisasikan melalui aktivitas instansipemerintahan yang melibatkan

berbagai pihak yang ber kepentingan.13

Implementasi Kebijakan Publik merupakan tahapan pelaksanaan

keputusan diantara pembentukan suatu kebijakan, sepertipasal-pasal,

undang-undang legislatif, keluarnya sebuah peraturan eksekutif, dan

keputusan pengadilan atau keluarnya peraturan dan konsekuensi dari

kebijakan bagi masyarakat yang mempengaruhi beberapa aspekk

ehidupan. 14 Secara luas implementasi kebijakan di pandang sebagai

tahapan dari proses kebijakan segera setelah penetapan undang-undang

yang mana seluruh aktor, organisasi, prosedur, kebijakan dan teknik

bekerja bersama-sama untuk melaksanakan atau menjalankan kebijakan

dalam upaya untuk mencapaitujuan-tujuan program atau kebijakan.15

c. Tahapan Implemenasi Kebijakan Publik

1) Tahapan inter prestasi: tahapan penjabaran dan penerjemahan

kebijakan yang masih dalam bentuk abstrak menjadi serangkaian

rumusan yang sifatnya teknis dan operasional. Hasil inter pretasi

biasanya berbentuk petunjuk pelaksaan atau petujukteknis.

2) Tahapan pengorganisasian: tahapan pengaturan dan penetapan

beberapa komponen pelaksanaan kebijakan yakni: lembaga

pelaksanaan kebijakan, anggaran yang diperlukan, sasaran dan

prasarana, penetapan tata kerja, penetapan manajemen kebijakan.

13HaedarAkib, 2010, “Jurnal Administasi Publik”, vol. 1 No. 1, Makassar 2010, hlm. 2. 14Ibid, hlm.54. 15Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori & Prosess, (Yogyakarta: CAPS, 2012), hlm,

147.

Page 24: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

11

3) Tahapan aplikasi: tahapan penerapan rencana implementasi

kebijakan kekelompok target atau sasaran kebijakan.

d. Strategi Implementasi Kebijakan Publik

Menurut Gerton, dapat berpengaruh besar dalam implementasi

kebijakan publik. Dengan demikian penyusunan strategi dalam upaya

pelaksanaan kebijakan publik menjadi penting, yang telah di susun secara

horizontal, dan dilaksanakan pula dengan cara yang sama, sehingga rasa

memiliki dan tanggung jawab bersama menjadikental sebagai ciri-ciri

kebijakan ini.

Menurut Brinkerhoff dan Crosby, menyebutkan bahwa strategi

adalah yang menyangkut 4 hal, yaitu :

1) Pengembangan kesepakatan dan jumlah sasaran kebijakan.

2) Evaluasi internal dan eksternal

3) Mengembangkan opsi-opsi dan strategi.

4) Melaksanakan dan monitoring.16

2. Kebijakan Pendidikan

Pengertian Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang sistem pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana

dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk

merangsang peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi yang dimiliki.

Pendidikan pada dasarnya pendidikan berkaitan dengan perkembangan

masyarakat demokratis dimana setiap orang memiliki kebebasan dan

16 Tatiek Maryati, ”Strategi iImplementasi Kebijakan Publik Dalam Mendorong

Percepatan Pengembangan Pengguna Internet”, Jurnal bulletin Posdan Telekomunikasi, Vol. 11,

No.2, 2013, hlm. 147.

Page 25: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

12

berpatisipasi. Menurut Tilaar & Nugroho yang dikutip oleh Onisimus Antu

menyatakan bahwa kebijkan pendidikan adalah keseluruhan proses dan hasil

prumusan langkah-langkah strategi pendidikan yang dijabarkan dari visi dan

misi pendidikan dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan

dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu.17

Menurut Jones Yang dikutipoleh Devi Wulansari menyatakan bahwa

ada beberapa isi dari kebijakan. Isi yang pertama adalah tujuan, artinya tujuan

tersebut adalah sesuatu yang dikehendaki bukan tujuan yang bukan sekedar

tujuan yang diingikan saja. Kedua, Rencana atau Proposal yang merupakan

alat atau cara untuk mencapainya. Ketiga, Program atau cara tertentu yang

telah mendapat persetujuan dan pengesahan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Keempat adalah keputusan, maksudnya adalah tindakan yang

diambil untuk menentukan tujuan, membuat dan menyesuaikan rencana, serta

melaksanakan dan mengavaluasi program. Yang kelima yaitu Dampak, yaitu

dampak yang timbul dari suatu program dalam masyarakat.

Karna Pendidikan adalah kebutuhan dasar manusia, maka pengelolaan

dan penyelenggaraanya memerlukan memerlukan suatu proses, sistem,

metode, prosedur, anggran, kurikulum, tenaga pendidik, sarana prasarana dan

sebagainya. Begitu pentingnya suatu pendidikan ini mendorong semua negara

untuk membenahi pendidikannya melalui suatu kebijakan pendidikan

nasional yang secara komprehensif mendorong partisipasi

17Onisimus Antu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah (Bandung:Alfabrta,

2013) .

Page 26: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

13

masyarakatpemerhati pendidikan untuk bersama pemerintah memajukan

pendidikan nasional.

Berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa kebijakan merupakan suatu keputusan yang biasanya

tertulis, biasanya mengikat untuk mengatur pihak-pihak yang melaksanakan

kebijakan agar dapat menciptakan tata nilai untuk mencapai tujuan. Sebuah

tujuan tidak akan tercapai jika tidak ada sebuah aturan yang mengikat, oleh

karnanya suatu kebijkan tidak lepas dengan adanya aturan, yang aturan

tersebut berarti memberikan arahan-arahan agar pihak yang bersangkutan

dapat melaksanakan kebijakan dengan baik.

3.Sistem Zonasi

Zonasi berasal dari kata zona yaitu pembagian atau pemecah suatu

area atau wilayah menjadi beberapa bagian, sesuai dengan fungsi dan tujuan

pengelolaan. 18 Zonasi dalam bahasa inggris adalah Zoning. Pada beberpa

negara peraturan zonasi ( zoning regulation) dikenal dengan istilah land

development code, zoning code, zoning ordinance, zoning resolution, zoning

bylow, urban code, panning act, dan lain-lain.Zonasi sendiri menurut

Babcock yang dikutip oleh Korlena dkk di definisikan sebagai: “Zoning is the

division of a municipality into distrcts for the purpose of reguating the use of

private land”. Pembagian wilayah beberapa kawasan dengan aturan-aturan

hukum yang di tetapkan lewat peraturan zonasi.19 Menurut Barnet peraturan

18https://kbbi.web.id/zonasi di akses pada tanggal 2 Agustus 2020 19 Ahmad Djunaedi dkk, Peraturan Zonasi: Peran Dalam Pemanfaatan Ruang dan

Pembangunan Kembali di Kawasan Rawan Bencana, Kasus: Arkadelphia City, Arkansas USA,

Jurnal Forum Teknik Vol. 34 No. 1, Januari 2011

Page 27: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

14

zonasi ini lebih dikenal dengan istilah populer zoning regulation. Dimana

kata zoning yang dimaksud merujuk pada pembagian pada pembagian

lingkungan kota ke dalam zona-zona pemanfaat ruang atau diberlakukan

ketentuan hukum yang berbeda-beda.

Dari pengertian menurut para ahli dapat peneliti simpulkan bahwa

sistem zonasi adalah pembagian wilayah kedalam beberapa zona. Sedagkan

dalam pendidikan khususnya pada penerimaan peserta didik baru

menggunakan sistem zonasi yaitu suatu sistem pembagian zona sekolah yang

mengedepankan jarak antara rumah dengan sekolah. Sistem zonasi ini

sekolah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius

zona terdekat dari sekolah.

Sistem zonasi merupakan bagian dari penerimaan peserta didik baru

(PPDB). Sistem zonasi adalah peraturan baru yang diterapkan pemerintah

mengenai tata cara penerimaan peserta didik baru di lembaga pendidikan

sebagai Kebijakan Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

Sedangkan penerimaan peserta didik baru merupakan kegiatan yang

paling awal dilakukan sehingga harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

supaya kegiatan belajar mengajar sudah dapat dimulai pada hari pertama

setiap tahun ajaran baru. Pedoman-pedoman atau peraturan yang

berhubungan dengan penerimaan peserta didik baru meliputi masalah waktu,

masalah persyaratan, proses penerimaan peserta didik baru (ujian/tes,

Page 28: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

15

penelusuran bakat dan kemampuan, hasil ujian akhir sekolah) dan orientasi

peserta didik baru.20

Sistem zonasi tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2018 dan diperbaharui

menjadi Nomor 51 Tahun 2018 Tentang penerimaan peserta didik baru

(PPDB) Pada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan.21Secara

umum tidak terdapat perubahan secara signifikan salah satu hal yang diubah

dalam Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 ini adalah hanya ada

penambahan surat keterangan tidak mampu (SKTM) bagi peserta didik yang

berasal dari keluaraga tidak mampu.

Disebutkan pada pasal 6 tentang Jalur Pendaftaran PPDB sebagai

beriku :

1. Pendaftaran PPDB dilaksanakan melalui jalur sebagai berikut :

a. Zonasi

b. Prestasi

c. Perpindahan tugas orang tua/ Wali.

2. Jalur zonasi sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a paling sedikit 90%

(Sembilan puluh persen) dari daya tampung sekolah.

3. Jalur Prestasi sebagaimana dimaksud dengan ayat (1) huruf b paling

banyak 5% (lima persen) dari daya tampung sekolah.

20Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2003) hal.

46 21Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun

2018 Tentang Penerimaan Peserta didik baru

Page 29: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

16

4. Jalur perpindahan tugas orang tua/wali sebagaimana dimaksud dengan

ayat (1) huruf c paling banyak 5% (lima persen) dari daya tampung

sekolah.

5. Calon peserta didik hanya bisa memilih 1 (satu) jalur dari 3 (tiga) jalur

pendaftaran PPDB sebagaimana dimaksd pada ayat (1) dalam satu

zonasi

6. selain melakukan pendaftaran PPDB melalui jalur zonasi sesuai dengan

zomisili dalam zonasi yang telah ditetapkan, calon peserta didik dapat

melakukan pendaftaran PPDB melalui jalur Prestasi di luar zonasi

domisili peserta didik.

7. Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah Daerah dilarang

membuka jalur pendfataran penerimaan peserta didik baru selain yang

di atur dalam peraturan menteri ini.

F.Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka adalah Uraian hasil-hasil penelitian terdahulu.

Penulis bukanlah yang pertama dalam membahas Sistem Zonasi Sekolah.

Adapun beberapa karya tulis ilmiah yang dapat penulis pakai sebagai rujukan

untuk mendukung dalam penulisan skripsi yang penulis angkat, antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Desi Wulandari, Program Studi Pendidikan

Pancasila dan kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung Dengan judul Skripsi “ Pengaruh Penerimaan

Peserta Didik Baru Melalui Sistem Zonasi Sekolah Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

Page 30: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

17

Tahun Pelajaran 2017/2018 ” Pada Penelitian ini penulis membahas

menganalisis pengaruh penerimaan peserta didik baru melalu sistem zonasi

terhadap prestasi belajar siswa22 .

2. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Reza Khadowmi, Program Studi

Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

Dengan Judul ” Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi Terhadap Proses

Penerimaan Peserta Didik Baru Kabupaten Lampung Tengah . Pada

penelitian ini penulis membahas Faktor-faktor yang menjadi penghambat

dalam kebijkan pemerintah terhadap proses penerimaan peserta didik baru

dalam sistem zonasi sekolah23 .

3. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Shavira Viptri, Program Studi

Sosiologi Fakultas Ilmu Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Dengan Judul “ Konflik Penerapan Sistem Zonasi Penerimaan Peserta

Didik Baru 2018 ( Studi Kasus pada SMPN 11 Medan ) . Pada penelitian

iniPenulis membahas tentang bagaimana penerapan masalah sosial dan

konflik kepentingan dalam masyarakat dalam pelaksanaan sistem zonasi

sekolah.24

22Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 23Mahasiswa S1 Program Studi Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas

Lampung. 24Mahasiswa S1 Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera

Utara

Page 31: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

18

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2019 – April 2020 di

Dinas Pendidikan dan Kebudaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dengan

masih di hadapkan pada permasalahan terkait Kebijakan Pemerintah dalam

Menerapkan Sistem Zonasi Sekolah, dan Permasalahan ini belum pernah

diteliti oleh peneliti sebelumnya.

B. Pendekatan Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakankhususnya di Kabupaten Tanjung

Jabung Barat. Tepatnya Pada Dinas Pendidikan dan Kebudyaan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat Salah satu kabupaten yang berada di

Provinsi Jambi. Dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut penulis dapat

memperoleh data diperlukan untuk penelitian skripsi.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk

dapat memperoleh data-data yang akurat oleh karna itu diperlukan adanya

satu metode penelitian yang harus relevansi antara komponen yang satu

dengan yang lain.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat

kualitatif, maksud dari penelitian lapangan adalah penelitian yang datanya

penulis peroleh dari lapangan, baik data secara lisan maupun secara tertulis

Page 32: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

19

(dokumen). Sedang Bogdan dan Taylor, mengatakan bahwa, “Metodologi

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau

perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu

secara holistik (utuh)25 .

Dasar peneliitian ini adalah penelltian kualitatif dengan

menggunakan analisis deskriptif yaitu penelitian untuk memperoleh

gambaran situasi dan kejadian-kejadian secara kongkret tetntang keadaan

objek dan masalah .

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer adalah yang diperlukan dalam penelitian, yang

diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek

penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh di

lapangan. Data primer tidak diperoleh melalui sumber prantara atau

pihak kedua dan seterusnya.26 Adapun data awalan dari skripsi ini dari

peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 51 Tahun 2018 Pasal 16 Tentang Sistem zonasi sekolah .

25 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2013, hlm. 4. 26 Sayuti Una (Editor), Pedoman Penulisan Skripsi, (Edisi Revisi), Cet ke 2 (Jambi:

Syariah Press dan Fakultas Syariah UIN STS Jambi, 2014), hlm.34

Page 33: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

20

1. Pendaftaran PPDB dilaksanakan melalui jalur sebagai berikut :

a. Zonasi

b. Prestasi

c. Perpindahan tugas orang tua/ Wali.

2. Jalur zonasi sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a paling sedikit 90%

(Sembilan puluh persen) dari daya tampung sekolah.

3. Jalur Prestasi sebagaimana dimaksud dengan ayat (1) huruf b paling

banyak 5% (lima persen) dari daya tampung sekolah.

4. Jalur perpindahan tugas orang tua/wali sebagaimana dimaksud dengan

ayat (1) huruf c paling banyak 5% (lima persen) dari daya tampung

sekolah.

5. Calon peserta didik hanya bisa memilih 1 (satu) jalur dari 3 (tiga) jalur

pendaftaran PPDB sebagaimana dimaksd pada ayat (1) dalam satu

zonasi

6. selain melakukan pendaftaran PPDB melalui jalur zonasi sesuai dengan

zomisili dalam zonasi yang telah ditetapkan, calon peserta didik dapat

melakukan pendaftaran PPDB melalui jalur Prestasi di luar zonasi

domisili peserta didik.

7. Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah Daerah dilarang

membuka jalur pendfataran penerimaan peserta didik baru selain yang

di atur dalam peraturan menteri ini.27

27 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun

2018 Pasal 16 Tentang Sistem Zonasi

Page 34: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

21

Adapun temuan dilapangan dalam penerapan sistem zonasi di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat bahwa ada sedikit perbedaan dengan

aturan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

sesuai dengan Otonomi daerah, dimana penerapan sistem zonasi di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat jalur zonasi hanya 80%, untuk jalur

prestasi menjadi 15% dan jalur perpindahan orang tua tetap 5 %.

pebedaan yang terjadi pada penerapaan kebijakan sistem zonasi dengan

peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada jalur zonasi dan

prestasi untuk menyesuaikan persebaran sekolah yang belum merata

untuk daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jadi bisa siswa bisak

bersaing masuk kesekolah yang di minatinya dengan jalur pestasi. Untuk

SD dalam satu kelas maksimal hanya 28 peserta didik, sedangkan untuk

jenjang SMP dalam satu kelas maksimal hanya 32 peserta didik.28

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang

diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini

diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain sehingga tidak bersih

dapat authentik, Karena sudah diperoleh orang kedua, ketiga, dan

seterusnya.29 Atau data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi

dan data laporan yang tersedia yang hanya diperoleh dengan membaca

dan tersedia.

28 Wawancara Dengan Bapak Amrial, Selaku Seksi Kelembagaan Sarana dan Prasarana

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 29 Sayuti Una (Editor), Pedoman Penulisan Skripsi, (Edisi Revisi), Cet ke 2 (Jambi:

Syariah Press dan Fakultas Syariah UIN STS Jambi, 2014), hlm. 34.

Page 35: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

22

Orang tua wali siswa menyayangkan sistem zonasi yang dinilai

membunuh hak para orang tua. Menurutnya sebagai orang tua ia

memiliki hak dalam menentukan masa depan anaknya terlebih dalam

pelayanan pendidikan. Wali murid tersebut jugaberharap sistem zonasi

ini untuk dikaji ulang, karna menurutnya kasihan anak-anaknya tak mau

sekolah lantaran ingin bersekolah di sekolahan yang diminatainya.

Menurutnya jika sistem zonasi diperuntukan untuk pemeraataan

pendidikan, dirasa sangat efektif. Namun setidaknya mutu sekolah dan

tenaga pengajar disekolah juga harus diperhatikan oleh pemerintah agar

tidak timbul ketimpangan, jika ada sekolah dengan pradikat Akreditasi A

kenapa harus sekolah di sekolahan dengan pradikat Akreditasinya C, kan

kasihan anaknya.30

2. Sumber Data

Dalam penelitian tentang Kebijakan Pemerintah dalam Menerapkan

Sistem Zonasi Sekolah ini diperoleh atau di kumpulkan dari sumber-

sumber yang telah ada sebelumnya yang bisa di peroleh. Sumber data juga

disusaikan dengan instrumen dari pengumpulan data yang digunakan.

Sedangkan Sumber data dalam penelitian ini di Kantor Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

30 https://jambi.tribunnews.com/2019/06/28/anak-sulit-dapatkan-pendidikan-terbaik-wali-

murid-kelukan-sistem-zonasi

Page 36: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

23

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulanan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta penelitian. 31 Adapun pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini Sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah instrumen untuk

mendapatkan data utama dalam menilai hubungan birokrasi dan politik.

Teknik yang digunkan dalam penelitian ini adalah teknik observasi non

partisipasi. Kedudukan penelitian ini hanya sebagai pengamat dan selama

proses observasi akan dibuat catatan-catatan untuk keperluan analisis dan

pengecekan data kembali.32

Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan keadaan

persebasran sekolah tentang bagaimana penerapan sistem zonasi yang di

kelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung

Barat .

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data

dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang di wawancarai

tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu untuk dijawab

pada kesempatan lain.33 Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data

mentah dari informasi, sehingga dapat ditemukan data baru yang tidak

31Ibid, hlm. 37. 32Ibid, hlm. 38. 33Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, cet. Ke-

11, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) hlm. 138.

Page 37: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

24

terdapat dalam dokumen. Data mentah ini adalah data data utama dalam

penelitian ini yang diperoleh oleh peneliti secara langsung dari informan

yang bermanfaat untuk menjawab persoalan penelitian.34

Agar mendapatkan data yang akurat maka dalam penelitiaan ini

melakukan wawancara dengan beberapa responden yaitu :

- Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

- Kepala Seksi Kelembagaan Sarana dan Prasarana Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

- Beberapa Wali Murid

- Siswa

Kemudian untuk mendapatkan data yang tepat dan lebih terperinci

maka pertanyaan yang disusun terlebih dahulu oleh peneliti sebelumnya

proses wawancara dilakukan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental

dari seseorang.35 Dokumentasi Merupakan salah satu alat ya digunakan

untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif .

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk mengumpulkan

data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di

34Sayuti Una , Pedoman Penulisan Skripsi, (Edisi Revisi), Cet ke 2 (Jambi: Syariah Press

dan Fakultas Syariah UIN STS Jambi, 2014) hlm.38. 35Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan RND, cet. Ke-21, ( Bandung:

Alfabeta, 2014 ), hlm 242

Page 38: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

25

Pemerintah Kebupaten Tanjung Jabung Barat, maupun yang ada

hubunganya dengan penelitian tersebut . dalam hal ini dokumentasi

diperoleh melalui dokumen - dokumen dari lembaga yang di teliti.

E. Analisis Data Mengalir

Analisis yang digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam

data senhingga dapat dikembangkan dan diidentifikasikan.36 Berdasarkan hal

diatas dapat dikemukakan disini bahwa analisis data yang digunkan peneliti

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan dilapangan dan bahan-bahan lain sehingga dapat

dipahami dengan mudah, serta membuat kesimpulan dengan tujuan agar dapat

di informasikan dan mudah dipahami orang lain.

F. Sistematik Penulisan

Untuk mempermudah atau memahami penulisan penyusunan skripsi

ini maka dibagilah lima bab, masing-masing bab membahas permasalahan

tersendiri, tetapi tetap saling berkaitan. Untuk memberikan gambaran secara

mudah agar lebih terarah dan jelas mengenai pembahasan skripsi ini

penyusun menggunkan sistematika dengan membagi pembahasan sebagai

berikut :

BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari sub bab sebagai berikut: latar

belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, kerangka teori dan tinjauan pustka .

3636Sayuti Una , Pedoman Penulisan Skripsi, (Edisi Revisi), Cet ke 2 (Jambi: Syariah

Press dan Fakultas Syariah UIN STS Jambi, 2014) , hlm.39

Page 39: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

26

BAB II Metode Penelitian,yang terdiri dari sub bab sebagai berikut:waktu

dan tempat penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,

teknik analisis dan jadwal penelitian .

BAB III Gambaran umum lokasi penelitian,yang terdiri dari sub bab

sebagai berikut:Historis dan Geografis luas daerah, Struktur dan Tupoksi,

Sumber daya Dinas, Visi dan Misi Topografi.

BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan, yang terdiri dari sub bab

sebagai berikut : Dasar penerapan Kebijakan sistem zonasi sekolah di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Dampak dari penerapan sistem zonasi

sekolah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

BAB V Penutup, yang terdiri dari sub sab sebagai berikut : kesimpulan dan

saran.

Page 40: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

27

A. Jadwal Penelitian

Tabel 1

Jadwal Penelitian

NO Kegiatan

Tahun 2019

Juli Agustus Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

judul ×

2 Pembuatan

proposal

× × x

NO Kegiatan

Tahun 2020

Januari April Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

3

Perbaikan

Proposal dan

Seminar

×

×

×

4 Surat izin

riset

×

5 Pengumpulan

data

×

6

Pengolahan

data dan

analisis data

×

7 Pembuatan

laporan ×

8 Bimbingan

dan perbaikan

x

x

9 Agenda dan

ujian skripsi x

x

10 Perbaikan dan

penjilidan x x

Page 41: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

28

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Historis dan Geografis Luas Daerah

1. Historis

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaetn Tanjung Jabung Barat

adalah salah satu kantor instansi pemerintah yang bertanggung jawab

terhadap semua hal yang berkaitan dengan pendidikan di wilayah

Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk jenjang SD dan SMP. Pada saat ini

jenjang SMA tidak lagi menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat melainakan tanggung jawab dari Dinas

Pendidikan Provinsi Jambi. Bertugas melaksanakan urusan pemerintahan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat bidang pendidikan dan kebudayaan

berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan, serta melaksanakan tugas-

tugas lain berkaitan dengan pendidikan yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan bidang tugasnya.

2. Geografis dan Luas Daerah

Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak di Pantai Timur Provinsi

Jambi, tepatnya antara 0o53’ – 01o41’ Lintang Selatan dan antara 103o23’ –

104o21’ Bujur Timur. Luas wilayah keseluruhan adalah seluas 5.009,82

Km2 atau sekitar ± 26,68 % dari total luas Provinsi Jambi dengan populasi

328.343 jiwa pada tahun 2018. Ibu kotanya ialah Kuala Tungkal, Kabupaten

ini terbagi menjadi 13 Kecamatan yang terbagi lagi menjadi 20 Kelurahan

Page 42: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

29

dan 114 Desa.37 Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Tanjung Jabung

Barat berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Batanghari

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Selat Berhala dan

Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batanghari dan Kabupaten

Tebo.

Adapun peta wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat dilihat

pada gambar sebagai berikut

Gambar 1

Peta Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 38

37https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tanjung_Jabung_Barat di akses pada Tanggal

10 April 2020 38http://tanjabbarkab.go.id/site/peta-wilaya/ di akses pada Tanggal 10 April 2020 .

Page 43: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

30

B. Struktur Organisasi dan Tupoksi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat

1. Struktur Organisasi

Sesuasi dengan peraturan daerah kabupaten Tanjung Jabung Barat

Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pemebntukan dan Susunan Organisasi

perangkat daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan merupakan unsur pelaksanan urusan pemerintah yang

menjadi kewenangan daerah dibidang pendidikan dan kebudayaan,

dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung

jawab kepada Bupati melalui Seketaris Daerah. Struktur Organisasi Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

sebagaimana tertuang pada peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 dan

Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2016, Adalah sebagai berikut :

1) Kepala Dinas

2) Seketariat Terdiri dari 3 (Tiga) Subbagian Yaitu :

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian

b. Subbagian Keuangan

c. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Program

3) Bidang Pendidikan Dasar, Terdiri dari 3 (tiga) seksi yaitu

a. Seksi Sekolah Dasar

b. Seksi Pendidikan Menengah Pertama

c. Seksi Kelembagaan Sarana dan Prasarana

4) Bidang PAUD dan Dikmas, Terdiri atas 3 (tiga) seksi yaitu

a. Seksi PAUD dan Pendidikan Keluarga

b. Seksi Keaksaraan dan Kesetaraan

c. Seksi Pendidikan Masayarakat

Page 44: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

31

5) Bidang Guru dan Tenaga Pendidikan, Terdiri atas 3 (tiga) seksi

yaitu

a. Seksi Peningkatan Mutu

b. Seksi Promosi dan Mutasi

c. Seksi Pembinaan, Kesejahteraan dan Perlindungan

6) Bidang Kebudayaan, Terdiri atas 3 (tiga) seksi yaitu

a. Seksi Sejarah dan Pelestarian Budaya

b. Seksi Kesenian

c. Seksi Adat Istiadat dan Tradisi Lainya

Page 45: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

32

Gambar 2

STRUKTUR ORGANISASIDINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Kepala Dinas

MARTUNIS M YUFUF, SPd M.Pd

SEKETARIS

Drs. H. M. YUSUF, M.Pd

KASUBBAG UMUN & KEPEGAWAIAN

AHMAD BUHARI, S.Pd.MM.

KASUBBAG KEUANGAN

YUDHI ANDALASARI, S,S.Sos

KASUBBAG Perencanaan, Evaluasi &

Pelaporan Program

DESSY ZUZANNA, S.Pd.I

Kepala Bidang Anak Usia Dini dan

Pendidikan Massyarakat

Pendidikan Massyarakat SARJONO, S.Pd

Kepala Seksi Pendidikan Masyarakat

MUHAMMAD ARIFIN HASIBUAN

Kepala Seksi Keaksaraan dan Kesetaraan

DARWIN, S.AP.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar

ARDHIAN, S.SOS

Kepala Seksi Sekolah Dasar

ASEP HADIAT, S.Pd

Kepala Seksi Peningkatan Mutu

HERLI ARIANTO, SH

Kepala Bidang Kebudayaan

Ir. Hj.RAHIMAH OESMAN

Kepala Bidang Guru dan Kependidikan

SAPARUDIN, S.Pd.M.Pd

Kepala Seksi PAUD dan Pendidikan

Keluarga

ABDUL LATIF, S.Pd

Kepala Seksi Sekolah Menengah Pertama

Dra. Hj. SITI FATIMAH

Kepala Seksi Promosi dan Mutasi

RITA HAAHAP, SE

Kepala Seksi Kelembagaan Sarana dan

Prasarana

AMRIAL, S.Pd

Kepala Seksi Pembinaan, Kesejahtraan

dan Perlindungan

USEP JOKO SUSILO, SH

Kepala Seksi Adat Istiadat dan Tradisi

Lainya

MARYANI, S.Pd

Kepala Seksi Kesenian

FIRDAUS

Kepala Seksi Sejarah dan Pelestarian

Budaya

SUTION

Page 46: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

33

2. Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kepala Dinas

Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membantu Bupati

dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah di bidang

pendidikan dan kebudayaan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam melaksanakan

tugas menyelenggarakan fungsi :

1. perumusan kebijakan di bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

dan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Dasar, Guru dan Tenaga

Kependidikan dan Pengembangan Kebudayaan.

2. pelaksanaan kebijakan di bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

dan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Dasar, Guru dan Tenaga

Kependidikan dan Pengembangan Kebudayaan.

3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Dasar, Guru dan

Tenaga Kependidikan dan Pengembangan Kebudayaan.

4. pelaksanaan administrasi di bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

dan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Dasar, Guru dan Tenaga

Kependidikan dan Pengembangan Kebudayaan.

5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas

dan fungsinya.

Page 47: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

34

6. Sebagai catatan bahwa sesuai dengan UU No 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah untuk pembagian kewenangan antara Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten, Tingkat Pendidikan Menengah

(SMA/SMK) serta Pendidikan Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) telah

menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Sesuai dengan kesepakatan

selambat-lambatnya Maret 2017 telah diserahkan ke Pemerintah Provinsi

Jambi.

Guna Memudahkan aparatur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

dalam melaksanakan tugasnya, maka uraian tugas pokok dan fungsi

dijabarkan beberapa bagian yakni tugas pokok dan fungsi, Sekretaris,

Kepala Bidang Pendidikan anak usia dini dan Pendidikan Masyarakat,

Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Kepala Bidang Guru dan Kependidikan,

dan Kepala Bidang Kebudayaan.

2. Seketaris Dinas

Seketaris mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan

Administrasi kepada seluruh Unit kerja di lingkungan Dinas Pendidikan

dan kebudayaan. Adapun Fungsi Seketaris Adalah sebagai berikut:

a. Koordinasi penyusunan rencana strategis, rencana kerja, rencana

program dan anggaran pelaporan perencanaan dan akuntabilitas

kinerja.

b. Pembinaan dan penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian

meliputi: ketatausahaan, Kepegawaian, penatausahaan aset dan

perlengkapan, kerja sama, hubungan masayarakat, dan ke arsipan.

Page 48: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

35

c. Pembinaan dan penyelenggaraan urusan keuangan meliputi:

perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, dan tindak lanjut laporan

hasil pemeriksaan (LPH).

d. Kordinasi dan penyusunan Peraturan perundang-undangan.

e. pengelolaan barang milik/kekayaan Negara

f. pelaksaan tugas lainya yang diberikan oleh atasan terkait dengan

tugas dan fungsinya.

3. Kepala Bidang Pendidikan Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

Bidang Pendidikan usia dini dan Pendidikan Masyarakat

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

Kebijakan Teknis, Fasilitas, Kordinasi, pemantauan dan evaluasi,

dibidang pendidikan usia dini dan pendidikan masyarakat. Adapun

Fungsi dari Bidang Pendidikan usia dini dan pendidikan masyarakat

yaitu :

a. Perumusan Program dan rencana kerja dibidang pendidikan usia dini

dan pendidikan masyrakat.

b. penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitas,

koordinasi, pemantauan dan evaluasi manajemen sarana prasarana

kurikulum, perizinan dan sistem pengujian, dan pengembangan tenaga

pendidik dan kesiswaan pendidik usia dan pendidik keluarga.

c. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitas dan

koordinasi, pemantauan dan evaluasi perencanaan, pengelolaan dan

penyelenggaraan pendidikan keaksaraan dan kesetaraan.

Page 49: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

36

d. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitas dan

kordinasi, pemantauan dan evaluasi perencanaan, pengelolaan

pengandaan, pengaturan, penggunaan pemeliharaan, pendidikan

masyarakat, kursus dan pelatiahan.

e. pelaksaan tugas lainya yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas

dan fungsinya.

4. Kepala Bidang Pendidikan Dasar

Bidang pendidikan dasar mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana program, prumusan, petunjuk, dan pelaksanaan

kebijakan, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi di bidang pendidikan

dasar. Adapun fungsi bidang pendidikan dasar yaitu :

a. Penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi serta pelaporan program dan

rencana kerja di bidang pendidikan dasar.

b.Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitas,

koordinasi, pemantauan dan evaluasi kurikulum, peserta didik, sarana

dan prasarana, pendataan dan tata kelola pendidikan pada jenjang

pendidikan sekolah dasar.

c. Penyiapan perumusan dan pelaksaan kebijakan teknis, fasilitas dan

koordinasi, pembinaan, pemantauaan dan evaluasi kurikulum dan

penilaian, peserta didik dan pembangunan karakter sekolah,

kelembagaan sarana dan prasarana, pendataan dan tata kelola

pendidikan pada jenjang sekolah menengah pertama.

Page 50: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

37

d. penyusunan bahan penetapan kurikulum muatan lokal, bahan penerbitan

izin pendirian, penataan dan penutupan sekolah menengah pertama.

e. pelaksaan tugas lainya yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas

dan fungsinya.

5. Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan

Bidang Guru dan tenaga kependidikan mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan perumusan dan petunjuk teknis kebijkan,

fasilitasi, kordinasi, dan peningkatan mutu, perenanaan kebutuhan

pengendalian, promosi dan mutasi, peningkatan kesejahtraan dan

perlindungan pemantauan dan evaluasi dibidang guru dan tenaga

kependidikan. Adapun Fungsi Kepala bidang guru dan tenaga

kependidikan yaitu :

a. penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi serta pelaporan program dan

rencana kerja di bidang guru dan tenaga kerja.

b. penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitas,

koordinasi, pemantauan dan evaluasi peningkatan mutu dan kualifikasi,

pengembangan kompetensi, uji kompetensi, dan sertifikasi guru dan

tenaga pendidikan.

c. Penyiapan Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitas,

koordinasi, pemantauan dan evaluasi perencanaan kebutuhan,

pengendalian formasi, promosi dan mutasi guru dan tenaga

kependidikan.

Page 51: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

38

d. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,

kordinasi pemantauan dan evaluasi pembinaan, peningkatan

kesejahtraan dan perlindungan, kreatifitas, potensi, prestasi guru dan

tenaga kependidikan.

e. pelaksaan tugas lainya yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas

dan fungsinya.

6. Kepala Bidang Kebudayaan

Bidang kebudayaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan,

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengelolaan sejarah dan kelestarian

tradisi budaya, pembinaan komunitas dan lembaga adat, pembinaan

kesenian dan sejarah lokal di bidang kebudayaan. Adapun Fungsi dari

Bidang Kebudyaan yaitu :

a. penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi serta pelaporan program dan

rencana kerja dibidang kebudayaan.

b. penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijkan teknis, fasilitasi,

koordinasi, pemantauan dan evaluasi pendataan sejarah, pelestarian

budaya, pembinaan dan pemberdayaan peran serta masyarakat.

c. menyiapkan rumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,

kordinasi, pemantauan dan evaluasi kesenian, pelestarian kesenian,

pemberdayaan, pengembangan lembaga kesenian dan tenaga kesenian,

serta promosi dan pagelaran seni.

d. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,

koordinasi, pemantauan dan evaluasi pengelolaan, pembinaan,

Page 52: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

39

pelestarian dan pemberdayaan peran serta masyarakat dibidang adat

istiadat dan tradisi lainya.

e. pengelolaan kebudayaan dan pembinaan kesenian yang masyarakat

pelakunya dalam daerah.

f. penyusunan bahan pelestarian tradisi dan pembinaan komunitas,

lembaga adat yang masyarakat penganutnya dalam daerah.

g. pelaksaan tugas lainya yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas

dan fungsinya.

C. Sumber Daya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

1. Sumber Daya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung

Barat dalam salah satu tugas pokoknya, yaitu membina dan

melaksanakan PAUD, Pendidikan Taman Kanak-kanak dan SD

(PTKSD), Pendidikan SMP (PSPM), dan Pendidikan Nonformal dan

Informal. Untuk menangani tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat di dukung oleh

sumber daya sebagaimana tercantum pada tabel 1 di halaman berikut ini :

Page 53: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

40

Tabel 2

Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Berdasarkan

Gol./Ruang & Pendidikan39 No Gol/Ruang Jumlah Tingkat Pendidikan

S1 S2

1 2 3 4 5

1 IV/c 1 - 1

2 IV/b - - -

3 IV/a 16 13 3

4 III/d 7 6 1

5 III/c 4 3 1

6 III/b 16 12 -

7 III/a 2 - -

8 II/d 1 - -

9 II/c 2 - -

10 II/b 2 - -

11 II/a 2 - -

12 TKK/TKS 50 16 -

Jumlah total 95 50 6

2. Sumber Daya Manusia Tenaga Kependidikan Tingkat Sekolah Dasar

dan Sekolah Menengah Pertama

Selain sumber daya manusia pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan, sebagai ujung tombak juga didukung oleh kondisi

sunberdaya manusia Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang

berada di sekolah-sekolah yang tersebar pada 13 kecamatan. Kondisi

PTK di perlihatkan pada tabel berikut :

39Dokumentasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

Tahun 2018.

Page 54: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

41

Tabel 3

Kondisi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Tingkat Sekolah Dasar40

Presentase 26.28% 0.63% 0.08% 72.57%

0.44%

Wilayah <D3 D3 D4 S1 S2 Jumlah

Kecamatan Batang Asam 89 0 0 119 11 208

Kecamatan Betara 62 0 1 199 0 262

Kecamatan Beram Hitam 42 1 0 119 1 163

Kecamatan Kuala Betara 43 0 0 106 0 149

Kecamatan Merlung 22 1 0 108 0 131

Kecamatan Muara Papalik 23 0 0 71 4 98

Kecamatan Pengabuan 46 0 1 182 0 229

Kecamatan Renah Mendaluh 47 2 0 49 0 98

Keamatan Seberang Kota 25 1 0 67 0 93

Kecamatan Senyerang 83 1 0 115 0 199

Kecamatan Tebing Tinggi 53 6 0 179 3 241

Kecamatan Tungkal Ilir 92 4 0 442 3 541

Kecamatan Tungkal Ulu 36 0 0 75 0 111

Jumlah 663 16 2 1831 11 2523

Dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa tingkat pendidikan guru

SD telah menunjukkan kemajuan yang baik, dimana terdapat 72.57% guru

sudah memenuhi kompetensi S1 yakni sebanyak 1.831 orang dari total

2.523 guru. Jumlah tertinggi terdapat di Kecamatan Tungkal Ilir sebanyak

541 guru. Sedangkan untuk pendidikan Strata Dua hanya 0.44% dari total

guru yang ada atau sebanyak 11 guru. Ini perlu menjadi perhatian serius

bagi daerah apalagi berdasarkan RPJPN 2005-2025 tujuan akhir dari

pendidikan nasional adalah Daya Saing Tingkat Internasional.

40Dokumentasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Tahun 2018

Page 55: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

42

Untuk kondisi tenaga guru yang terdapat pada jenjang pendidikan

SMP tingkat pendidikan yang memenuhi kompetensi S1 telah mencapai

78.54% atau sebanyak 688 orang. Tentu ini lebih baik bila dibandingkan

Sekolah Dasar. Hal ini tergambar Tabel berikut ini :

Tabel 4

Kondisi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Tingkat SMP41

Presentase 17.01%

2.63% 0.11% 78.54%

1.71%

Wilayah <D3 D3 D4 S1 S2 Jumlah

Kecamatan Batang Asam 12 3 0 71 0 86

Kecamatan Betara 20 2 0 64 1 87

Kecamatan Beram Hitam 5 1 0 25 0 31

Kecamatan Kuala Betara 9 1 0 25 1 36

Kecamatan Merlung 9 2 0 53 1 65

Kecamatan Muara Papalik 6 0 0 31 2 39

Kecamatan Pengabuan 9 0 1 49 0 59

Kecamatan Renah Mendaluh 9 2 0 38 2 51

Keamatan Seberang Kota 1 0 0 7 1 9

Kecamatan Senyerang 29 2 0 54 2 87

Kecamatan Tebing Tinggi 11 6 0 104 0 121

Kecamatan Tungkal Ilir 25 1 0 129 4 159

Kecamatan Tungkal Ulu 4 3 0 38 1 46

Jumlah 149 23 1 688 15 876

Kondisi penyebaran guru di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada

tahun 2015 memperlihatkan bahwa masih terdapat kesenjangan sekitar

16.6% untuk perbandingan daerah yang padat penduduk dengan wilayah

jarang penduduk, artinya bahwa kesenjangan penyebaran guru ini

41 Dokumentasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Tahun 2018.

Page 56: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

43

disebabkan oleh kondisi jumlah SD/SMP yang ada di kecamatan serta

banyaknya jumlah siswa. Kondisi Sebaran Guru disajikan dalam Tabel .

Tabel 5

Sebaran Guru SD dan SMP42

Wilayah Guru Kelas Guru MP Jumlah % Sebaran

Per

Kecamatan

Kecamatan Batang Asam 155 110 265 8.61%

Kecamatan Betara 177 140 317 10.30%

Kecamatan Beram Hitam 103 69 172 5.59%

Kecamatan Kuala Betara 104 62 166 5.39%

Kecamatan Merlung 90 81 171 5.55%

Kecamatan Muara Papalik 72 60 132 4.29%

Kecamatan Pengabuan 163 95 258 8.38%

Kecamatan Renah Mendaluh 80 63 143 4.64%

Keamatan Seberang Kota 71 26 97 3.15%

Kecamatan Senyerang 150 115 265 8.61%

Kecamatan Tebing Tinggi 189 148 337 10.95%

Kecamatan Tungkal Ilir 350 258 608 19.75%

Kecamatan Tungkal Ulu 74 74 148 4.81%

Jumlah 1778 1301 3079

Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa tingkat penyebaran guru

tersebut juga cenderung ke daerah perkotaan. Sedangkan untuk daerah

pedesaan masih terdapat sebaran Guru kurang merata. Hal ini disebabkan

kecenderungan dari pribadi PTK tersebut yang memilih untuk mengajar

pada daerah yang relatif lebih maju. Selain itu dikarenakan oleh alasan

keluarga. Aspek penting lainnya berkaitan dengan kondisi kualitas guru

42 Dokumentasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Tahun 2018.

Page 57: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

44

yang diukur dengan Tingkat Kompetensi. Gambaran kompetensi guru di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat dilihat dari hasil Uji Kompetensi

Guru (UKG) yang dilaksanakan oleh Kemendikbud. Hasil nilai Uji

Kompetensi Guru terlihat dari grafik 5 berikut. Secara nasional Nilai UKG

rata-rata adalah 56,69 sedangkan untuk daerah Kabupaten Tanjung Jabung

Barat memperoleh rata-rata untuk keempat jenjang TK, SD, SMP,

SMA/SMK adalah 52,15. Angka ini masih dibawah rata-rata Nasional dan

Provinsi. Secara umum kondisi sebaran untuk jumlah sekolah serta jumlah

siswa dari 13 kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat

dilihat tabel berikut ini :

Page 58: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

45

Tabel 6

Sebaran Sekolah dan Siswa SD dan SMP43

No Kecamatan

Jumlah Gedung Sekolah Jumlah Siswa

SD SMP SMA SMK SD SMP

1 Tungkal Ulu 11 5 1 1 1631 501

2 Pengabuan 25 5 2 1 2762 587

3 Tungkal Ilir 31 7 4 2 8259 2451

4 Betara 19 6 2 1 3494 811

5 Merlung 12 4 2 1 2031 823

6 Batam Asam 14 6 2 1 4290 1317

7 Tebing Tinggi 17 8 3 1 4643 1670

8 Renah Mendaluh 10 4 2 1 1948 554

9 Muara Papalik 10 3 1 0 1288 353

10 Senyerang 23 7 4 0 2744 555

11 Beram Hitam 11 2 1 0 1914 183

12 Seberang Kota 10 1 0 0 1003 52

13 Kuala Betara 17 4 1 0 1230 289

Jumlah 210 62 25 9 37.237 10.146

43 Dokumentasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Tahun 2018

Page 59: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

46

D.Visi dan Misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupten Tanjung

Jabung Barat

Visi adalah perwujudan yang menantang tentang keadaan masa

depan yang diinginkan oleh instansi pemerintahan yang bersangkutan.

Sedangkan misi adalah tonggak perencanaan strategis yang sejalan

dengan pembentukan tujuan dan sasaran yang perumusannya harus

dilakukan secara obyektif dan memberikan peluang untuk dilakukan

perubahan disesuaikan dengan tuntutan lingkungan, oleh karena itu misi

adalah sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat

dilaksanakan dan terlaksana dengan baik.

1. Visi

“Mewujudkan Pendidikan Yang Berkualitas, Berakhlak dan

Kompetitif’

2. Misi

Mengacu pada Visi Dinas Pendidikan dan Kebudyaan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat, Menetapkan Misi sebagai berikut :

a) Optimalisasi kapasitas Sumber daya kelembagaan Dinas Pendidikan

dalam upaya mewujudkan tata kelola yang prima, Akuntabel guna

tercapainya Good Governance bidang pendidikan.

b) Meningkatkan Upaya-upaya Penyediaan dan keterjangkauan layanan

Pendidikan, Peningkatan Mutu dan daya saing serta kapasitas dalam

pelayanan pendidikan secara efisien dan efektif.44

44http://diknas.tanjabbarkab.go.id di akses, Pada 12 April 2020.

Page 60: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

47

E. Topografi

Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki topografi wilayah yang

bervariasi mulai dari ketinggian 0 meter dpl dibagian timur sampai pada

ketingian di atas 500 meter dpl, ke arah barat morfologi lahannya semakin

tinggi dimana dibagian barat merupakan kawasan Taman Nasional Bukit

Tiga Puluh (TNBT) yang berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Provinsi

Riau, untuk dataran rendah yang berkisar pada ketinggian 0 – 25 meter di

atas permukaan laut, maka strutur tanahnya sebagian besar merupakan

tanah gambut dan dipengaruhi oleh pasang/surutnya air laut.Kabupaten

Tanjung Jabung Barat beriklim tropis basah dengan variasi kecil

tergantung kelembaban nisbi, dataran tinggi temperatur max 270 C,

dataran rendah temperatur 320 , sedangkan curah hujan rata – rata per

tahun 241,48 MM dengan curah hujan max / bulan berkisar 100 – 300

MM.45 Berdasarkan Topografi keadaan dataran dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

45http://tanjabbarkab.go.id/site/topografi/ di akses pada Tanggal 12 April 2020

Page 61: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

48

Tabel 7

Keadaan Topografi 46

No

Topografi/

Ketinggian (mdpl)

Luas

Wilayah/ Kabupaten

Ha %

1

Dataran Rendah

( 0 – 25 )

213.424 42,8

Kecamatan Pengabuan,

Senyerang, Tungkal

Ilir, Bram Hitam,

Seberang Kota, Betara

dan kuala Betara

2

Dataran Sedang

( 25 – 500 )

273.090 54,8

Kecamatan Tungkal

Ulu, Merlung, Sebagian

Batang Asam, Tebing

Tinggi, Sebagian Renah

Mendaluh dan

Kecamatan Muara

Papalik

3

Dataran Tinggi

( >500 )

11.910 2,4

Sebagian Batang Asam.

Sebagian Rendah

Mendaluh

Jumlah 500.982 100

46http://tanjabbarkab.go.id/site/topografi/ di akses pada, Tanggal 12 April 2020.

Page 62: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

49

BAB VI

HASIL PENELITIAN

A. Dasar-dasar Kebijakan Pemerintah Menerapkan Sistem Zonasi

Sekolah

Sistem Zonasi adalah Penataan Reformasi Dalam Pembagian

Wilayah Sekolah. secara keseluruhan sistem zonasi yang berlaku saat ini

merupakan landasan pokok penataan reformasi sekolah mulai dari Taman

Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).Sistem Zonasi

yg mengatur mengenai zona wilayah bagi calon siswa dimuat dalam

Sistem PPDB yang baru melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Sistem zonasi terbaru ini prinsip nya Hampir sama dengan Sistem Bina

lingkungan, hanya saja pada jumlah kuota sistem zonasi ini jauh lebih

bnyak dibandingkan bina lingkungan yaitu mencapai 90%.

Ketentuan Dalam Sistem Zonasi :

a. Didalam sistem zonasi, sekolah yang diselenggarakan oleh

pemerintah daerah wajib menerima calon peserta didik berdomisili

pada radius zona terdekat dari Sekolah dengan persentase minimal

sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari total jumlah keseluruhan

peserta didik yang diterima.

b. Domisili calon peserta didik berdasarkan alamat pada kartu keluarga

yang diterbitkan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan

PPDB, tujuan nya adalah untuk memastikan radius zona terdekat

calon peserta didik terhadap suatu sekolah.

Page 63: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

50

c. Dalam hal radius zona terdekat, ditetapkan oleh pemerintah daerah

sesuai dengan kondisi di daerah berdasarkan ketersediaan anak usia

Sekolah didaerah tersebut dan jumlah ketersediaan daya tampung

dalam rombongan belajar pada masing-masing Sekolah.

d. Dalam menetapkan radius zona pemerintah daerah dalam hal ini

dinas pendidikan dan kebudayaan melibatkan

musyawarah/kelompok kerja bersama kepala Sekolah ataupun

instansi terkait.

e. Untuk Proses Penerimaan Calon Peserta didik yg berdomisili diluar

radius zona dapat menggunakan jalur prestasi dengan kuota

sebanyak 5% dari jumlah yg akan diterima. Ataupun calon peserta

didik yg melakukan perpindahan domisili dengan alasan khusus

dapat menggunakan jalur perpindahan domisili sebesar 5% dari

jumlah yg akan diterima. Artinya Sistem Zonasi ini memberikan

90% kuota terhadap calon peserta didik dengan radius zona terdekat

dan 10% diluar penerimaan melalui radius zona terdekat.

Sejak diberlakukan kebijkan oleh pemerintah pusat melalui Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan mengenai penerimaan peserta didik baru

(PPDB) pada tahun 2017, Adapun unutk PPDB berbasis sitem zonasi ini

pertama kali diterapkan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun

2018, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung

Barat selaku unit pelaksana urusan pemerintah dibidang pendidikan terus

berupaya untuk menyelenggarakan PPDB dengan sebaik Mungkin sesuai

Page 64: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

51

dengan kebijakan yang berlaku.Adapun dasara-dasar menerapkan

kebijakan sistem zonasi sekolah yaitu :

1. Untuk Pemeraataan Kualitas Sekolah

Pada dasarnya sistem zonasi itu sendiri merupakan pengembangan

rayonisasi merupakan pembagian wilayah berdasarkan kesepakatan. Maka

sistem zonasi lebih menekankan kepada pembagian wilayah sesuai dengan

fungsi dan tujuan pengelolanya. Dalam sistem zonasi pendidikan maka

fungsi dan tujuan pengelolanya adalah percepatan permataan mutu

pendidikan pada satuan-satuan pendidikan Indonesia.

Sekolah negeri pada dasarnya memang dibuat oleh pemerintah

sebagai tanggung jawab mereka kepada peserta didik agar setiap orang

dari berbagai kalangan bisa mengenyam pendidikan termasuk yang tidak

mampu. Maka dari itu, pemerataan kualitas ini sebenarnya penting agar

setiap peserta didik memiliki hak yang sama.

Menurut Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan

Kebduayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Bahwa:

“ditahun-tahun sebelumnya sekolah yang di anggap favorit hanya

di isi oleh siswa-siswi yang berprestasi. Namun dengan adanya

kebijakan sistem zonasi ini siswa/siswi yang berada pada sekolah

lebih diprioritaskan masuk sekolah tersebut. dengan variasi

siswa/siswi yang dihasilkan maka akan menghilangkan gelar

sekolah favorit yang selama ini menjadi pengkastaan pada

pendidikan”.47

47Wawancara dengan bapak Ardhian, S.Sos. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Pada

Tanggal 1 April 2020

Page 65: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

52

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dengan Kepala Bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dapat dipahami

bahwa sebelum adanya kebijakan sistem zonasi ini sekolah-sekolah yang

berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang di anggap favorit hanya

di isi dengan peserta didik dengan berkemampuan akademik yang tinggi.

Setelah diterapkanya kebijakan sistem zonasi untuk pemerataan

pendidikan dapat memberikan hak untuk semua kalanagan kemampuan

akademik. Kebijakan sistem zonasi ini adalah kebijakan dengan jangaka

waktu yang panjang, Maka kedepanya tidak akan ada lagi sebutan sekolah

favorit dan tidak favorit. Semua sekolah akan dijadikan sekolah favorit.

2. Memudahkan Akses Layanan Pendidikan

Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya memanusiakan manusia

untuk membangun sebuah peradaban yang unggul. Oleh karna itu, akses

pelayanan pendidikan harus ditingkatkan untuk mewujudkan hakikat

tersebut. Sistem zonasi merupakan merupakan salah satu kebijakan yang

diterapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk

mempermudah akses pada layanan pendidikan secara nasional.

Adapun yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pendidikan Dasar

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Bahwa :

“Bukan hanya sebagai pemerataan pendidikan, tetapi sistem zonasi

juga lebihmempermudah akses pendidikan. Dengan zonasi

Page 66: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

53

siswa/siswi bisameasuk sekolah dekat dengan lingkunganya tanapa

harus nilai hasil dari ujian nasional”48

Hal lain juga di sampaikan oleh Kepala Seksi Kelembagaan Sarana

dan Prasarana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung

Jabung Barat Bahwa :

”Dengan adanya kebijakan sistem zonasi lebih mempermudah

siswa/siswi untuk mendapatkan pendidiakan dekat dengan

ruamahnya. Selama yang kita ketahui untuk daerah tungkalini

sendiri banayak siswa/siswi yang membawak kendaraan sendiri

untuk pergi kesekolah karna jarak dari antara sekolah dan rumah

cukup jauah”.49

Berdasarkan kutipan wawncara dengan kepala bidang pendidikan

dasar dan kepala seksi kelembagaan sarana dan prasaran diatas dapat

dipahami.Sistem zonasi juga untuk memudahkan akses peserta didik untuk

bersekolah yang berada dekat dengan lingkunganya. Sistem zonasi juga

menguntungkan peserta didik karna bisa menghemat waktu dan biaya

untuk bersekolah hal ini karna peserta didik bisa berkeskolah dekat dengan

rumahnya. Peserta didik tidak perlu lagi membawa kendaraan untuk pergi

sekolah karana jarak dari rumah sudah dekat karna kebijakan sistem zonasi

sekolah.

48 Wawancara dengan bapak Ardhian S.Sos. Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada,

tanggal 1 April 2020 49 Wawancara dengan Bapak Amrial S.Pd. Kepala Seksi Kembagaan Sarana dan

Prasarana, Pada tanggal 1 April 2020

Page 67: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

54

B. Dampak dari Kebijakan Pemerintah Menerapkan Sistem Zonasi

Sekolah

Bicara tentang pendidikan di Indonesia seakan tidak akan ada

habisnya. Ada begitu banyak masalah pendidikan di negeri ini mulai dari

kualitas siswa yang masih rendah, pengajar yang kurang profesional, biaya

pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan yang

pelaksanaanya mengalami berbagai kendala. Penerapan Kebijakan sistem

zonasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tidak hanya menimbulkan

Dampak dalam aspek teknis, namun juga dalam aspek sosial seperti

diskriminasi hak siswa bersekolah di sekolah terbaik dan hak siswa

berprestasi.

Sistem Zonasi adalah sebuah sistem pengaturan proses penerimaan

siswa baru sesuai dengan wilayah tempat tinggal dengan sekolah. Sistem

tersebut di atur dalam peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 14 tahun 2018 lalu diperbaiki dan tidak sesuai dengan

perkembangan kebutuhan layanan pendidikan sehingga perlu diganti

dengan Nomor 51 tahun 2018. Setiap Kebijakan pasti ada dampak negatif

dan fositif pada kebijakan tersebut, Adapun beberapa dampak dari

Penerapan Kebijakan sistem zonasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

sebagai berikut :

1. Sisitem zonasi tidak memandang status sosial

Selama ini sekolah yang di anggap unggul hanya di isi oleh para

siswa yang berprestasi dan siswa yang status orang tuanya dengan

Page 68: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

55

ekonomi yang tinggi saja yang dapat masuk sekolah unggul tersebut,

setelah adanya kebijakan sistem zonasi dari menteri pendidikan dan

kebudayaan membuat semuanya menjadi berbeda.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pendidikan

Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung

Barat Bahwa :

“Dalam aturan sistem zonasi ini kan, yang diuatamakan itu siswa

yang berdomisili pada satu zona dengan sekolah tanpa mendorong

status sosial orang tuanya, baik yang kaya atau miskin jika berada

pada domisili pada zona sekolahtersebut pasti diterima pada

sekolah itu.”50

Berdasarkan kutipan wawancara dengan Bapak Kepala Bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di atas dapat

dipahami bahwa. Sistem zonasi sangat memprioritaskan siswa yang berada

pada satu zona dengan sekolah. Dulu rata-rata sekolah yang dianggap

unggul dengan memiliki sarana dan prasarana yang baik hanya di isi oleh

dengan peserta didik yang status ekonomi orang tua yang tinggi. Tapi

sekrang tidak lagi memandang status sosialnya baik kaya maupun yang

ekonominya menengah kebawah yang terpenting zonanya ada pada satu

sekolah tersebut.

2. Mendorong Kualitas Setiap Sekolah

Seperti tujuan awal dari kebijakan sistem zonasi untuk pemerataan

pendidikan, maka sudah sepantasnya jika tidak ada lagi sekolah unggulan

50 Wawancara dengan bapak Ardhian S.Sos. Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada

tanggal 1 April 2020.

Page 69: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

56

yang di isi peserta didik yang berprestasi agar persiangan untuk

mendorong setiap sekolah untuk meningkatkan kualitasnya.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Seksi Kelembagaan

Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat Bahwa:

“Sistem zonasi memberikan peluang untuk meningkatkan kualitas

setiap sekolah yang dulunya tertinggal karna sekarang tidak ada

lagi pegelompokan siswa-siswa yang berprestasi pada sekolah

tertentu dan siswa berprestasi akan tersebar masuk pada zona

terdekat dengan tempat tinggalnya, maka kedepanya kita akan

dapat melihat peningkatan persaingan kualitas sekolah.”51

Adapun Pendapat lain dari Wali Murid Menyatakan Bahwa :

“Dengan berjalanya seiring waktu sistem zonasi ini akan

menyamaratakan kualitas antar sekolah, dengan siswa/siswi

berprestasi yang berada dilingkungan sekolah tersebut pasti akan

mengangkat nama sekolah tersebut”52

Berdasarkan kutipan wawancara dengan Bapak Kepala Seksi

Kelembagaan Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

dan Wali Murid di atas dapat dipahami bahwa. Sistem zonasi tidak lagi

berdasarkan capaian prestasi akademik tetapi berdasarkan dengan jarak

tempat tinggal dengan siswa dengan sekolahan. yang memberikan peluang

untuk meningkatkan kualitas setiap sekolah. yang mana dulunya sekolah

favorit diisi oleh peserta didik yang rata-rata berprestasi. Tetapi sekarang

pengelompokan peserta didik yang berprestasi tidak terjadi lagipada satu

sekolah tertentu. Maka akan mendorong sekolah yang dulunya non favorit

untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan bersaing di bidang

51 Wawancara dengan Bapak Amrial S.Pd. Kepala Seksi Kelembagaan Sarana dan

Prasarana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pada tanggal 1 April 2020. 52Wawancara Dengan Sulaiman Selaku Wali Murid, Pada 20 April 2020.

Page 70: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

57

akdemik dengan mengandalakan peserta didik berprestasi yang berada

pada zona sekolah tersebut.

Adapun dampak Negatif dari Kebijakan Sistem Zonasi di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat Yaitu :

1. Persebaran Sekolah

Persebaran sekolah yang belum meratanya di Kabupaten Tanjung

Jabung Barat salah satu menjadi dampak setelah penerapan sistem zonasi

ini, dimana persebaran sekolah seblumnya tidaklah menjadi masalah serius

dalam pendidikan.Sistem zonasi lebih memperiolitaskan siswa yang dekat

dengan sekolah jadi yang mendapatkan dampak terhadap kebijakan ini

sistem zonasi ini siswa yang lingkungan rumahnya jauh dari sekolah dia

akan kebingungan untuk masuk kesekolah Negeri.

Adapun Respon Wali Murid tentang persebaran sekolah

sebagaimana telah disampaikan oleh Imuk selaku orang Tua Murid

Bahwa:

“lokasi sekolah di kabupaten kita yang sama-sama kita ketahui

belum merata dibandingkan dengan peseraban tempat tinggal

siswa.Bagaimana ketika ada siswa yang daerahnya jauh dari

sekolah pasti orang tuanya kebingunan untuk masukan anaknya

kesekolah kan”53

Berdasarkan kutipan wawancara di atas tanggapan wali murid

bahwa persebaran sekolah yang belum merata di Kabupaten Tanjung

Jabung Barat. Ketika ada peserta didik yang lokasi rumahnya tidak ada

sekolah jika adapun jauh jaraknya kesekolah. maka akan berdampak

53Wawancara dengan Bapak Imuk Selaku Wali Murid, Pada 17 Februari 2020.

Page 71: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

58

kepada peserta didik yang orang tuanya kebingungan untuk memasukan

anaknya kesekolah.

Sebaran Sekolah SD dan SMP Kabupaten Tanjung Jabung Barat54

No Kecamatan SD SMP

1 Tungkal Ulu 11 5

2 Pengabuan 25 5

3 Tungkal Ilir 31 7

4 Betara 19 6

5 Merlung 12 4

6 Batang Asam 14 6

7 Tebing Tinggi 17 8

8 Renah Mendaluh 10 4

9 Muara Papalik 10 3

10 Senyerang 23 7

11 Beram Hitam 11 2

12 Seberang Kota 10 1

13 Kuala Betara 17 4

2. Proses Pembelajaran di kelas

Sistem zonasi yang digunakan untuk penyaringan peserta didik

ditujukan untuk mempermudah akses ke sekolah. Namun dikuatirkan

dampak peserta didik dengan variasi kemampuan belajar pada rombongan

54 Dokumentasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Page 72: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

59

belajar. Dengan adanya sistem zonasi, rombongan belajar akan terdiri dari

peserta didik berprestasi dan tidak berprestasi.

Menurut Kepala Seksi Kelembagaan Sarana dan Prasarana Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Bahwa :

“Dampak yang terjadi bagi siswa yang berprestasi tapi lokasi

rumahnya tidak pada zona sekolah yang baik tentu sangat kecil

peluang dia bisa masuk kesekolah yang baik, padahal dia

mempunyai potensi yang baik untuk berkembang, siswa yang cepat

dalam belajar akan kehilangan motivasinya jika tidak mendapatkan

tantangan.”55

Dari Kutipan Wawancara diatas dapat dipahami bahwa peserta

didik yang berprestasi memiliki kemampuan akademik yang tinggi

biasanya sudah menguasai hal-hal dasar sehingga peserta didik tersebut

akan merasa cepat bosan dan kurang tertantang, sehingga peserta didik

yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi akan cendrung

bermalas-malasan, sehingga hal ini memberi dampak akan terhentinya

pengetahuan hingga dititik itu saja. Selain itu motivasi belajar juga dapat

hilang karna peserta didik tidak dapat masuk sekolahyang diinginkan

sehingga sehingga semngat dalam menempuh pendidikan tidak maksimal.

Tidak hanya peserta didik yang memiliki kemampuan akademik

yang tinggi terkena dampak dari kebijakan sistem zonasi ini, siswa yang

akademiknya dibawah rata-rata akan terkena dampak dari kebijakan

tersebut.

55 Wawancara dengan Bapak Amrial S.Pd. Kepala Seksi Kelembagaan Sarana dan

Prasarana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pada tanggal 1 April 2020.

Page 73: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

60

Menurut Kepala Seksi Kelembagaan Sarana dan Prasarana Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Bahwa:

”Sebaliknya anak yang tidak berprestasi atau lambat dalam

menangkap pelajaran berada di zona yang status sekolahnya bagus,

tentu dia kesusahan mengejar ketertinggalan pelajaran dari teman-

teman nya dan dia yang terjadi akan tidak merasa nyaman dalam

belajar”.56

Berdasarkan kutipan wawancara di atas bahwa sistem zonasi ini

menimbulkan dampak bagi peserta didik baik yang memiliki kemampuan

akademik yang tinggi maupun yang kemampuan akdemiknya dibawah

rata-rata. Tidak hanya disitu guru sebagai proses utama dalam pendidikan,

memberikan ilmu kepada peserta didik agar memiliki pengetahuan dan

keterampilan. Siswa yang diterima melalui PPDB sistem zonasi memang

lebih dekat dengan sekolah. Namun, Komposisi peserta didik pada suatu

rombongan belajar akan memiliki kemampuan yang beragam.

Sebagaimana Menurut Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Bahwa:

“ketika guru yang mengajar pada satu kelas yang di isi dengan

siswa/siswi kemampuan tinggi cepat menangkap pelajaran maka

seorang guru itu pun pasti dengan nyaman mengajarkan dengan

seiring jalan.Namun, ketika dalam satu kelas di isi siswa/siswi

dengan kemampuan beragam maka makin berat beban guru, dia

harus menyesuaikan lagi pola mengajar pada kelas dengan

kemampuan yang beragam tersebut.57

Berdasarkan kutipan wawancara dengan Kepala Bidang Pendidikan

Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung

56 Wawancara dengan Bapak Amrial S.pd. Kepala Seksi Kelembagaan Sarana dan

Prasarana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pada tanggal 1 April 2020. 57 Wawancara dengan bapak Ardhian S.Sos. Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada,

tanggal 1 April 2020.

Page 74: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

61

Barat diatas, dapat dipahami bahwa tantangan guru dalam mengajar pada

rombongan belajar yang di isi oleh peserta didik dengan kemampuan yang

beragam sangatlah berat. Peserta didik yang berkemampuan tinggi

membutuhkan tantangan baru dan pengayaan dari guru agar bisa

termotivasi dan meningkatkan kemampuanya. Disisi lain peserta didik

yang berkemampuan rendah membutuhkan bantuan guru untuk membantu

pemahaman ilmunya dengan benar. Akibatnya guru harus menyesuaikan

pola belajar yang baru, Penyesuaian kemampuan guru mengajar ini

tidaklah bisa dilakukan dalam waktu singkat. Hasilnyapun, Proses

pembelajaran dikelas tidak bisa berjalan secara maksimal.

3. Kecemburuan Sosial terhadap pendidikan

Alih-alih sebagai wujudkan upaya pemerintah dalam upaya

pemerataan layanan pendidikan pada kenyatanya masih ada aduan atau

keluhan dari orang tua yang mengatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh

anaknya untuk mendapatkan nilai UN yang maksimal hanyalah sia-sia

karna tidak dapat masuk sekolah yang di inginkan. Sedangkan di sisi lain

siswa/siswi yang nilai UN nya bisa-biasa saja bisa masuk ke sekolah

favorit hanya bermodal jarak rumah yang dekat dengan sekolah.

Adapun Pendapat yang disampaikan oleh Wali Murid menyatakan

Bahwa :

“Anak saya sudah saya ikutkan bimbel yang cukup mahal agar

anak saya bisa masuk ke sekolah yang bagus ditungkal menjadi

sia-sia. Sedangkan orang lain sangat beruntung bisa masuk

Page 75: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

62

kesekolahan yang bagus tanpa mengeluarkan biaya untuk bimbel

cuman karna jarak dari rumahnya kesekolah dekat.”58

Berdasarkan kutipan wawancara dengan bapak Imuk selaku wali

murid di atas dapat dipahami bahwa keinginan orang tua peserta didik

mengharapkan anaknya bisa mendapkan pendidikan yang baik. Usaha

yang sudah dilakukanya untuk anaknya merasa sia-sia karna gagal masuk

ke sekolah yang bagus di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sedangkan

disisi lain peserta didik yang dekat rumahnya dekat dengan sekolahan

sangat mudah bisa masuk sekolah yang bagus. Dapat dilihat dampak yang

terjadi dalam penerepan sistem zonasi ini kecemburuan sosial pada

pendidikan yang mana peserta didik yang benar-benar serius dalam beljar

agar bisa masuk sekolah tujuanya dalam artian sekolah favorit namun

terhalang karna jarak.

Adapun Pendapat lain yang di sampaikan oleh Siswa yang

menyatakan Bahwa :

“Enak dong yang tinggal dekat dengan sekolahan yang bagus

dengan fasilitas yang memadai dengan mudah masuk kesekolah

tersebut, lah saya sudah belajar untuk berharap masuk sekolah itu

lewat jalur prestasi tapi gagal juga kuota jalur prestasi yang sedikit,

mau lewat jalur zonasi ya gak bisa lah karna bukan zonasi saya.”59

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dengan siswa dapat

dipahami bahwa sistem zonasi mengutungkan siswa yang berada tempat

tinggalnya dekat dengan sekolah terbaik karna sangat mudah masuk

kesekolah tersebut, dapat dilihat siswa tersebut merasa perjuangan belajar

58Wawancara dengan Sulaiman selaku Wali Murid, Pada 20 April 2020. 59Wawancara Dengan M. Arapansyah Selaku Siswa, Pada 20 April 2020.

Page 76: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

63

untuk bisa masuk kesekolahan yang diingikanya merasa sia-sia karana

kuota dari jalur prestasi yang sangat kecil dapat dilihat kecemburuan yang

dirasakan siswa tersebut dalam kebijakan penerimaan peserta didik

berbasis sistem zonasi ini.

4. Membuka Peluang Lewat Jalur Belakang

Sistem zonasi yang terdiri dari tiga jalur, yaitu jalur zonasi yang

berdomisili pada sekolah, jalur prestasi dan jalur perpindahan orang tua.

dalam penerimaan peserta didik kemungkinan pasti ada yang masuk

melalui jalur belakang.

Adapun Pendapat yang disampaikan oleh Wali Murid

Menyatakan Bahwa :

“Menurut saya sistem zonasi ini sebenarnya sudah baik untuk

kemungkinan menutuppara orang tua untuk memasukan anaknya

lewat jalur titipan, tapi apakah ada yang bisa memastikan jalur

prestasi itu hanya di terima siswa yang berprestasi aja, pasti

melalu jalur prestasi ini bisa membuka kemungkinan masuk jalur

belakang karana setatus sosial orang tuanya”.60

Berdasarkan kutipan wawancara dengan bapak Sulaiman selaku

wali murid diatas dapat dipahami bahawa, sistem zonasi ini sebanarnya

sudah baik untuk diterapkan tetapi sistem zonasi ini masih memungkinkan

terjadinya jalur penerimaan peserta didik melalui jalur titipan atau main

belakang bagi siswa yang berprestasi maupun siswa tidak berprestasi

dengan memanfaatkan setatus sosial orang tuanya.

60 Wawancara Dengan Bapak Sulaiman Selaku Wali Murid Pada 20 Apil 2020.

Page 77: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan pada temuan dab pembahasan diatas, maka

kesimpulan penelitian ini adalah :

1. Bahwa Dasar-dasar dari menerapkan kebijakan sistem zonasi

bertujuan untuk pemerataan pendidikan berupa dapat memberikan

hak untuk semua kalangan kemampuan Akdemik. Kebijkan sistem

zonasi ini adalah kebijkan dengan jangka waktu yang panjang

maka kedepanya tidak akan ada lagi sebutan sekolah favorit dan

tidak favorit. Zonasi juga sebagai dasar untuk mempermudah akses

pendidikan yang mana peserta didik yang diterima melalui sistem

zonasi akan lebih mempersingkat waktu kesekolah karana jarak

dari rumah kesekolah dekat.

2. Dalam penerapan kebijakan sistem zonasi sekolah ada dampak

negatif dan psitif, adapun dampak negatifnya dari kebijakan

tersebut Yaitu :

1. Persebaran sekolah dimana tidak semua daerah memiliki sekolah

berdampak kepaada peserta didik yang menambah beban orang

tuanya untuk menmcari sekolah.

2. Proses Pembelajaran di kelas, dimana sistem zonasi ini akan

menyatukan semua kalangan kemampuan akademik dalam satu

rombongan belajar. peserta didik yang memiliki

Page 78: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

65

kemampuanakdemik yang tinggi akan kehilangan motivasi

dalam belajarkarna tidak mendapatkan tantangan. Sedangkan

untuk peserta didik yang kemampuan akademiknya dibawah

rata-rata akan ketertinggalan dari teman-temanya dalam

pelajaran akan membuat ketidak nyamnan pada proses

pembelajaran. Guru juga terkena dampak, bagaimana guru harus

membuat metode pembelajaran untuk menyesuaikan

pembelajaran dalam satu rombongan belajar.

3. Kecemburuan Sosial dalam Pendidikan, keinginan semua orang

tua pasti menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan yang

terbaik dengan memberikan pelajaran tambahan kepada anaknya

tetapi dengan adanya zonasi ini akan terjadi dampak

kecemburuan sosial dengan melihat peserta didik yang nilainya

biasa-biasa saja bisa mudah masuk kesekolah terbaik.

4. Membuka sesi lewat jalur belakang, sistem zonasi yang

bertujuan untuk pemerataan pendidikan, tatapi masih

memungkinkan terjadinya jalur penerimaan peserta didik

melalui jalur titipan atau lewat belakang dengan memanfaatkan

status sosial orang tuanya.

Adapun Dampak Postif dari Kebijakan sistem zonasi yaitu:

1. Zonasi tidak memandang setatus sosial peserta didik, karan

sistem zonasi menekankan pada peserta didik yang berada pada

zona dekat dengan sekolah.

Page 79: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

66

2. Mendorong kualitas setiap sekolah, dengan pesebaran peserta

didik berprestasi setiap zonanya akan menguntungkan sekolah

non favorit untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

B. Saran

Meskipun peneliti telah menyusun penelitian dengan sebaik-

baiknya tetapi masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini

dengan segala keterbatasanya. Berikut ini adalah berbagai saran yang

diajukan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian.

1. Pemerintah kedepanya harus bisa memastikan setiap daerah

memiliki sekolah agar tidak ada orang tua siswa

kebingungan untuk memasukan anaknya ke sekolah.

2. Memperhatikan sarana dan prasarana setiap sekolah agar

tidak ada lagi kecemburuan sosial dalam mengangap sekolah

favorit dan tidak favorit.

3. Mengingkatkan Kualitas pengajar.

Page 80: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

67

DAFTAR PUSTAKA

A. Literature

ArifinTahir, Kebijakan Publik dan Transparasi Pelenggaraan

Pemerintahan Daerah,Bandung: Alfabeta, 2015.

Asri Ulfa Wulan Sari, Ali Imron, Ahmad Yusuf Sobari, ‘’Efektivitas

Penerpanan Peserta Didik Baru (PPDB) Melalui Sistem Penerimaan

Peserta Didik Online’’ Malang.

Ahmad Djunaedi dkk, Peraturan Zonasi: Peran Dalam Pemanfaatan Ruang

dan Pembangunan Kembali di Kawasan Rawan Bencana, Kasus:

Arkadelphia City, Arkansas USA, Jurnal Forum Teknik Vol. 34

No.1, 2011.

Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori & Prosess,Yogyakarta: CAPS,

2012.

Edi Suhato, KebijakanSosialSebagaiKebijakanPublik, cet.ke-3, Bandung:

Alfabeta, 2011.

Haedar Akib, “Jurnal Administasi Publik”, vol. 1 No. 1, Makassar 2010.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013.

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya,2003.

Munirah, ‘’Sistem pendidikan di indonesia’’. Vol.2 , No.2, Makasar 2005.

Onisimus Antu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah

(Bandung:Alfabrta, 2013) .

Sayuti Una , Pedoman Penulisan Skripsi, (Edisi Revisi), Cet ke 2 (Jambi:

Syariah Press dan Fakultas Syariah UIN STS Jambi, 2014.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan RND, cet. Ke-21,

Bandung: Alfabeta, 2014.

Tatiek Maryati, ”Strateg iImplementasi Kebijakan Publik Dalam

Mendorong Percepatan Pengembangan Pengguna Internet”, Jurnal

bulletin Posdan Telekomunikasi, Vol. 11, No.2, 2013.

Page 81: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

68

B. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

51 Tahun 2018

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 11 Ayat 1.

C. Lain – lain

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tanjung_Jabung_Barat

http://diknas.tanjabbarkab.go.id

http://tanjabbarkab.go.id/site/topografi/

Page 82: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

69

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Gambar 2 : Wawancara Dengan Bapak Amrial, S.Pd

Gambar 3 : Wawancara Dengan Bapak Imuk

Page 83: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

70

Gambar 4 : SMP Negeri 5 Kuala Tungkal

Gambar 5 : Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Page 84: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

71

DAFTAR INFORMAN

NO NAMA JABATAN

1 Ardhian, S.Sos Kepala Bidang Pendidikan Dasar

2 Amrial S.Pd. Kepala Seksi Kelembagaan Sarana dan

Prasarana

3 Mukni Wali Murid

4 Sulaiman Wali Murid

5 M. Arpansyah Siswa

Page 85: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN SISTEM …

72

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Nofrizal

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat/Tgl. Lahir : Kuala Tungkal, 07 November 1997

Nim : SIP.162630

Alamat Asal : Jln. Syarif Hidayatullah, Kec.Tungkal Ilir,

Kab. Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.

Alamat Sekarang : Villa Karya Mandiri RT. 03 Desa Mandalo Darat,

Kec. Jambi Luar Kota, Kab. Muaro Jambi

No. Telp/HP : 0823-9163-4497

Nama Ayah : Amiruddin

Nama Ibu : Wahidah

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SD/MI : SD N 4 Kuala Tungkal, 2010

b. SMP/MTS : Mts N Kuala Tungkal, 2013

c. SMA/MA : MAN 1 Kuala Tungkal, 2016