kebijakan moneter di indonesia - bi.go.id · pdf filesistem dan kebijakan perbankan di...

82
Seri Kebanksentralan No. 6 Kebijakan Moneter di Indonesia PUSAT PENDIDIKAN DAN STUDI KEBANKSENTRALAN (PPSK) BANK INDONESIA Perry Warjiyo Solikin

Upload: leliem

Post on 05-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

Seri Kebanksentralan

No. 6

Kebijakan Moneterdi Indonesia

PUSAT PENDIDIKAN DAN STUDI KEBANKSENTRALAN (PPSK)

BANK INDONESIA

Perry WarjiyoSolikin

Page 2: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

1. Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam Perekonomian,oleh Solikin dan Suseno, Desember 2002.

2. Penyusunan Statistik Uang Beredar,oleh Solikin dan Suseno, Desember 2002.

3. Instrumen-instrumen Pengendalian Moneter,oleh Ascarya, Desember 2002.

4. Neraca Pembayaran: Konsep, Metodologi, dan Penerapan,oleh F.X. Sugiyono, Desember 2002.

5. Kelembagaan Bank Indoesia,oleh F.X. Sugiyono dan Ascarya, Desember 2003.

6. Kebijakan Moneter di Indonesia,oleh Perry Warjiyo dan Solikin, Desember 2003.

7. Sistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia,oleh Suseno dan Piter Abdullah, Desember 2003.

8. Kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia,oleh Sri Mulyati Tri Subari dan Ascarya, Desember 2003.

9. Organisasi Bank Indonesia,oleh Suarpika Bimantoro dan Syahrul Bahroen, Desember 2003.

SERI KEBANKSENTRALAN

Seri Kebanksentralan Bank Indonesia

Seri Kebanksentralan ini diterbitkan oleh:Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK)

BANK INDONESIAJl. MH. Thamrin No. 2, Gd. Tipikal lt. 2, Jakarta 10010

No. Telepon: 021-3817628, No. Fax: 021-3501912e-mail: [email protected]

Penulis adalah peneliti pada Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan – Bank IndonesiaIsi dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis

Page 3: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

i

Seri Kebanksentralan No. 6

Kebijakan Moneterdi Indonesia

Perry WarjiyoSolikin

PUSAT PENDIDIKAN DAN STUDI KEBANKSENTRALAN (PPSK)BANK INDONESIA

Jakarta, Desember 2003

Page 4: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

ii

Warjiyo, Perry

Kebijakan Moneter di Indonesia/ Perry

Warjiyo, Solikin. -- Jakarta : Pusat

Pendidikan dan Studi Kebanksentralan

(PPSK) BI, 2003.

i-viii; 72 hlm. ; 15,2 cm x 22,8 cm.

-- (Seri Kebanksentralan ; 6)

Bibliografi : hlm. 70

ISBN 979-3363-06-1336

Page 5: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

iii

Sejalan dengan amanat yang diemban dalam UU No. 23 Tahun 1999tentang Bank Indonesia, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnyaBank Indonesia senantiasa berupaya untuk mewujudkan iklimketerbukaan. Selain itu, sebagai sumbangsih Bank Indonesia untukberperan dalam kegiatan peningkatan wawasan dan pembelajaran kepadamasyarakat, dalam tiga tahun terakhir ini Bank Indonesia juga terusberupaya untuk meningkatkan kualitas kegiatan penelitian yang ditujukanuntuk memperkaya khazanah ilmu kebanksentralan. Sejalan dengan haltersebut, pada kesempatan ini Pusat Pendidikan dan StudiKebanksentralan, Bank Indonesia, menerbitkan buku seri kebanksentralan.

Lingkup materi yang dibahas dalam rangkaian buku serikebanksentralan pada kesempatan kali ini adalah menyangkut berbagaiaspek yang terkait dengan keberadaan bank sentral, mulai dari aspekkelembagaan, kebijakan-kebijakan yang ditempuh, sampai denganorganisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, sebagai lanjutan dari buku seriyang telah diterbitkan sebelumnya, kami menerbitkan lima seri bukusekaligus, yang terdiri dari: (i) Kelembagaan Bank Indonesia, (ii)Kebijakan Moneter di Indonesia, (iii) Sistem dan Kebijakan Perbankandi Indonesia, (iv) Kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia, dan (v)Organisasi Bank Indonesia.

Guna memudahkan pemahaman pembaca, ulasan masing-masingaspek mengenai bank sentral tersebut dilihat dari dua tataran, yaitu konsep/teori serta pengalaman dan pelaksanaannya di Indonesia. Buku seri inijuga menggunakan bahasa yang cukup sederhana dan mudah dipahamisecara luas, serta sejauh mungkin menghindari penggunaan istilah-istilahteknis yang kiranya dapat mempersulit pembaca dalam memahai isi buku.Meskipun disajikan dengan singkat dan dalam bahasa yang sederhana,pada setiap bagian dalam tulisan ini diberikan bahan-bahan yang dapatdipergunakan sebagai referensi bagi pembaca yang bermaksud untukmemperdalam pemahaman mengenai bagian yang bersangkutan.

Sambutan

Page 6: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

iv

Akhirnya, mengiringi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Pemurah,pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaankepada para penulis yang telah berusaha secara maksimal serta pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi berharga dalam penyusunanbuku ini. Semoga buku ini bermanfaat dan menambah khazanahpengetahuan kita.

Jakarta, Desember 2003

Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan

F.X. Sugiyono

Peneliti Utama Senior

Page 7: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

v

Bank sentral memiliki fungsi dan peranan yang strategis dalam mendukungperkembangan pasar keuangan dan perekonomian suatu negara. Hal iniantara lain karena kebijakan yang diterapkan oleh bank sentral dapatmempengaruhi perkembangan suku bunga, jumlah kredit, dan jumlah uangberedar, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tidak hanyaperkembangan pasar keuangan, tetapi juga pertumbuhan ekonomi, inflasi,dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Kebijakan yangditerapkan oleh bank sentral tersebut dikenal secara umum sebagaikebijakan moneter. Walaupun dampak dari pelaksanaan kebijakan monetertersebut dapat dirasakan, baik langsung maupun tidak langsung,masyarakat umumnya belum memahami hakikat atau keberadaan darikebijakan moneter itu sendiri. Seri kebanksentralan nomor 6 inidimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat luas yangberminat memahami berbagai hal yang terkait dengan masalah-masalahmoneter di Indonesia, khususnya kebijakan moneter dan hal-hal yangterkait dengannya.

Banyak rekan-rekan yang telah memberikan kontribusi berharga dalamrangka penyusunan buku ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulismenyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan di Pusat Pendidikan danStudi Kebanksentralan dan Direktorat Riset Ekonomi dan KebijakanMoneter yang telah membantu kelancaran penyusunan buku ini. Ucapanterima kasih secara khusus juga penulis sampaikan kepada Sdr. FX.Sugiyono, Sdr. Suseno, Sdr. Hotbin Sigalingging, Sdr. Iskandar, Sdr. ErwinHaryono, dan Sdr. Arief Hartawan, serta pihak-pihak lain yang tidak dapatdisebutkan satu per satu, atas partisipasinya dalam diskusi maupunpemberian saran dalam penyelesaian tulisan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangandalam penulisan buku ini. Untuk itu kritik dan saran akan sangat dihargai.Akhirnya, mudah-mudahan karya sederhana ini bermanfaat danmenambah khasanah pengetahuan kita.

Jakarta, Desember 2003

Penulis

Pengantar

Page 8: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

vi

Page 9: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

vii

Daftar Isi

Sambutan iiiPengantar v

Gambaran Umum Kebijakan Moneter 2Kebijakan Moneter dan Siklus Kegiatan Ekonomi 3Kebijakan Moneter dan Kebijakan Ekonomi Makro Lain 6Kebijakan Moneter dalam Perekonomian Terbuka 7Kerangka Strategis Kebijakan Moneter 13Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter 17Kerangka Operasional Kebijakan Moneter 22

Boks 1: Hubungan Uang dan Kegiatan Ekonomi: Perbedaan PemikiranMonetarist vs Keynesian 24

Boks 2: Penentuan Respon Kebijakan Moneter: Rules vs Discretion 26

Kebijakan Moneter di Indonesia 27Kebijakan Moneter Periode Sebelum Krisis Ekonomi 1997 27a. Periode 1945 – 1952b. Periode 1953 – 1967c. Periode 1968 – 1997

Periode stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi (1968 – 1972)Periode pertumbuhan ekonomi dengan hasil minyak (1973 – 1982)Periode deregulasi, debirokratisasi, dan liberalisasi ekonomi (1983 –1997)

Kebijakan Moneter Periode Setelah Krisis Ekonomi 1997 36Kerangka Strategis Kebijakan Moneter 39Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter 40Kerangka Operasional Kebijakan Moneter 42Proses Perumusan Kebijakan Moneter 44Mekanisme Pengendalian Moneter 46

Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48Kebijakan Nilai Tukar 48Kebijakan Devisa 51

Page 10: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

viii

Kebijakan Moneter di Indonesia dengan Sasaran Kestabilan Harga:Menuju Inflation Targeting 52

Kerangka Dasar Inflation Targeting 53

Menuju Penerapan Inflation Targeting di Indonesia 56

Boks 3: Penentuan Sasaran Inflasi 57

Boks 4: Sasaran Inflasi: Headline vs. Inti 60

Boks 5: Kebijakan Moneter Forward Looking 61

Daftar Pustaka 63

Page 11: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

1

Dalam perkembangan sejarah peradaban manusia, peranan uang dirasakansangat penting. Hampir tidak ada satu pun bagian dari kehidupan ekonomimanusia yang tidak terkait dengan keberadaan uang. Pengalamanmenunjukkan bahwa jumlah uang beredar di luar kendali dapatmenimbulkan konsekuensi atau pengaruh yang buruk bagi perekonomiansecara keseluruhan. Konsekuensi atau pengaruh buruk dari kurangterkendalinya perkembangan jumlah uang beredar tersebut antara laindapat dilihat pada kurang terkendalinya perkembangan variabel-variabelekonomi utama, yaitu tingkat produksi (output) dan harga.

Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorongpeningkatan harga melebihi tingkat yang diharapkan sehingga dalamjangka panjang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi.1 Sebaliknya,apabila peningkatan jumlah uang beredar sangat rendah, maka kelesuanekonomi akan terjadi. Apabila hal ini berlangsung terus menerus,kemakmuran masyarakat secara keseluruhan pada gilirannya akanmengalami penurunan.2 Kondisi tersebut antara lain melatar belakangiupaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas moneter suatunegara dalam mengendalikan jumlah uang beredar dalam perekonomian.Kegiatan pengendalian jumlah uang beredar tersebut lazimnya disebutdengan kebijakan moneter, yang pada dasarnya merupakan salah satubagian intergal dari kebijakan ekonomi makro yang ditempuh oleh otoritasmoneter.

Kebijakan Moneter di Indonesia

1 Secara teoritis, pengertian inflasi merujuk pada perubahan tingkat harga (barang danjasa) umum yang terjadi secara terus-menerus. Uraian lebih lengkap mengenai inflasidisampaikan pada bagian tersendiri dari buku ini. Baca Boks 3. Penentuan Sasaran Inflasidan Boks 4. Sasaran Inflasi: Headline vs Inti.2 Untuk selengkapnya, baca Buku Seri Kebanksentralan No. 1, Uang: Pengertian,Pencipataan, dan Peranannya dalam Perekonomian, oleh Solikin dan Suseno, PPSK BankIndonesia (2002). Untuk dapat mencerna buku ini dengan baik, khususnya menyangkutpemakaian istilah-istilah teknis di bidang moneter, pembaca disarankan untuk terlebihdahulu membaca buku tersebut atau literatur ekonomi moneter lain.

Page 12: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

2

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

Buku ini terdiri dari tiga bagian, yaitu gambaran umum kebijakanmoneter, kebijakan moneter di Indonesia, dan arah penerapan kebijakanmoneter dengan sasaran kestabilan harga. Secara berurutan, bagianpertama akan menjelaskan beberapa substansi umum dari pelaksanaankebijakan moneter, terutama yang terkait dengan siklus kegiatan ekonomi,keberadaan kebijakan ekonomi makro lain, dan keterbukaan ekonomi.Selanjutnya, akan dipaparkan pula kerangka strategis, mekanismetransmisi, dan kerangka operasional kebijakan moneter. Setelah itu, bagiankedua akan menguraikan pelaksanaan kebijakan moneter di Indonesia,mulai dari periode setelah awal kemerdekaan bangsa Indonesia hinggasaat ini. Akhirnya, pada bagian ini akan disinggung pula beberapa aspekpenting kebijakan moneter yang dilaksanakan saat ini, yaitu kerangkaumum, mekanisme transmisi, dan proses perumusan kebijakan moneter.Sebagai penutup, bagian ketiga akan mengetengahkan kerangka dasarinflation targeting serta arah penerapannya di Indonesia.

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter ataubank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untukmencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.3

Dalam praktek, perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkantersebut adalah stabilitas ekonomi makro yang antara lain dicerminkanoleh stabilitas harga (rendahnya laju inflasi), membaiknya perkembanganoutput riil (pertumbuhan ekonomi), serta cukup luasnya lapangan/kesempatan kerja yang tersedia.

Kebijakan moneter yang disebutkan di atas merupakan bagian integraldari kebijakan ekonomi makro, yang pada umumnya dilakukan denganmempertimbangkan siklus kegiatan ekonomi, sifat perekonomian suatunegara tertutup atau terbuka, serta faktor-faktor fundamental ekonomilainnya. Dalam pelaksanaannya, strategi kebijakan moneter dilakukanberbeda-beda dari suatu negara dengan negara lain, sesuai dengan tujuan

3 Dalam hal ini, besaran moneter (monetary aggregates) antara lain dapat berupa uangberedar, uang primer, atau kredit perbankan.

Page 13: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

3

yang ingin dicapai dan mekanisme transmisi yang diyakini berlaku padaperekonomian yang bersangkutan. Berdasarkan strategi dan trasmisi yangdipilih, maka dirumuskan kerangka operasional kebijakan moneter.

Kebijakan Moneter dan Siklus Kegiatan Ekonomi

Perkembangan ekonomi suatu negara tentu mengalami pasang surut(siklus) yang pada periode tertentu perekonomian tumbuh pesat dan padaperiode lain tumbuh melambat. Untuk mengelola dan mempengaruhiperkembangan perekonomian agar dapat berlangsung dengan baik danstabil, pemerintah atau otoritas moneter biasanya melakukan langkah-langkah yang dikenal dengan kebijakan ekonomi makro. Inti dari kebijakantersebut pada dasarnya adalah pengelolaan sisi permintaan dan sisipenawaran suatu perekonomian agar mengarah pada kondisikeseimbangan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yangberkesinambungan.

Kebijakan moneter sebagai salah satu dari kebijakan ekonomi makropada umumnya diterapkan sejalan dengan business cycle ‘siklus kegiatanekonomi’.4 Dalam hal ini, kebijakan moneter yang diterapkan pada kondisidimana perekonomian sedang mengalami boom ‘perkembangan yangsangat pesat’ tentu berbeda dengan kebijakan moneter yang diterapkanpada kondisi dimana perekonomian sedang mengalami depression atauslump ‘perkembangan yang melambat’. Dalam kajian literatur dikenaldua jenis kebijakan moneter, yaitu kebijakan moneter ekspansif dankebijakan moneter kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif adalahkebijakan moneter yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi,yang antara lain dilakukan melalui peningkatan jumlah uang beredar.Sebaliknya, kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

4 Menurut definisi yang dikemukakan oleh Burns and Mitchell, dalam Measuring BusinessCycles, NBER (1946), business cycle merupakan suatu jenis fluktuasi yang terjadi secarareguler pada perkembangan kegiatan ekonomi suatu negara. Siklus tersebut umumnya terdiridari ekspansi yang terjadi pada saat tertentu ketika dunia usaha meningkatkan kegiatannya,yang kemudian diikuti oleh perlambatan kegiatan ekonomi atau resesi, sampai akhirnyapada pulihnya perkembangan ekonomi dalam fase ekspansi pada siklus yang terjadiberikutnya. Urutan dari perubahan-perubahan tersebut terjadi secara berulang, namun tidaksecara periodik. Dalam hal ini, durasi dari satu siklus bervariasi antara satu tahun lebihsampai dengan sepuluh atau duabelas tahun. Ulasan lebih lanjut mengenai Business Cycles,dapat dibaca dalam Parkin and Bade, Modern Macroeconomics, Philip Alan PublishersLtd., 1988, hlm. 113 – 138.

Page 14: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

4

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

ditujukan untuk memperlambat kegiatan ekonomi, yang antara laindilakukan melalui penurunan jumlah uang beredar.

Dalam pelaksanaannya, efektivitas kebijakan moneter tersebuttergantung pada hubungan antara uang beredar dengan variabel ekonomiutama seperti output dan inflasi. Dari sejumlah literatur, temuan utamayang menarik mengenai hubungan antara uang beredar, inflasi, dan outputadalah bahwa dalam jangka panjang, hubungan antara pertumbuhan uangberedar dan inflasi adalah sempurna, sementara hubungan antarapertumbuhan uang atau inflasi dengan pertumbuhan output riil mungkinmendekati nol. Temuan ini menunjukkan adanya suatu konsensus bahwadalam jangka panjang, kebijakan moneter hanya akan berdampak padainflasi, dan tidak banyak pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi riil.5

(Boks 1. Hubungan Uang dan Kegiatan Ekonomi: Perbedaan PemikiranMonetarist vs Keynesian).

Terlepas dari perbedaan sudut pandang di atas, umumnya kalanganpraktisi maupun akademisi meyakini bahwa dalam jangka pendekkebijakan moneter ekspansif dapat mendorong kegiatan ekonomi yangsedang mengalami resesi yang berkepanjangan. Sebaliknya, kebijakanmoneter kontraktif dapat memperlambat laju inflasi yang umumnya terjadipada saat kegiatan perekonomian yang sedang mengalami boom.Gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi tersebut dapat dilihat padagrafik di bawah ini.

Salah satu contoh yang dapat dijelaskan di sini adalah situasi pada kurunwaktu atau fase kegiatan perekonomian sedang mengalami resesi (misalkandari A ke B). Pemerintah dapat memperpendek periode resesi denganmelakukan kebijakan moneter yang ekspansif sehingga perekonomian dapatlebih cepat mengalami recovery ‘pemulihan kembali’. Sebaliknya, dalamkondisi perekonomian mengalami perkembangan yang sangat pesatpemerintah dapat menghindari over heating ‘pemanasan kegiatan

5 Konsensus dari literatur empiris mengenai pengaruh jangka pendek dari uang adalahbahwa suatu kejutan kebijakan moneter menyebabkan pergerakan aktivitas ekonomi riilyang sedikit menaik dan kemudian menurun (hump-shaped). Artinya, bahwa pelonggaran(pengetatan) kebijakan moneter dapat sedikit meningkatkan (menurunkan) aktivitasekonomi riil dalam jangka yang sangat pendek dan kemudian pengaruhnya akanmenghilang. Untuk analisis lanjutan yang lebih komprehensif, silakan baca Walsh, CarlE., Monetary Theory and Policy, MIT, 2001, Chapter 1: Empirical Evidence on Moneyand Output.

Page 15: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

5

perekonomian’ dengan melakukan kebijakan moneter yang kontraktif. Polapenerapan kebijakan moneter yang secara aktif bersifat “memperlunak”perkembangan kegiatan ekonomi yang cenderung menuju titik balik ekstrimtersebut dikenal dengan counter-cyclical monetary policy.

Secara sepintas, pola kebijakan moneter yang counter-cyclical cukuptepat untuk diterapkan agar perekonomian dapat terhindar dari gejolakstruktural (shocks) atau fluktuasi siklus kegiatan ekonomi. Namun,permasalahan mendasar yang muncul adalah berkaitan dengan sulitnyamemprediksi siklus kegiatan ekonomi, terutama menyangkut sampaisejauh mana perkembangan suatu perekonomian mencapai posisi tertentupada siklus yang terjadi. Kesalahan dalam memprediksi siklus ekonomiyang terjadi dapat menimbulkan kesalahan dalam menentukan responskebijakan moneter.

Sejalan dengan itu, terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwaseyogyanya bank sentral melaksanakan kebijakan moneter secara pasif.Usaha-usaha untuk melunakkan fluktuasi perekonomian hendaknyadihindari dan kebijakan moneter hendaknya diarahkan agar siklus kegiatanekonomi berjalan secara wajar. Kebijakan moneter yang“mengakomodasi” fluktuasi perekonomian tersebut dikenal sebagai pro-cyclical monetary policy atau accomodative monetary policy.

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

Output

Fase ekspansif

A

B

C

D

E

Waktu

G

trend

Grafik 1Siklus Kegiatan Ekonomi

Page 16: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

6

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

Dalam perkembangannya, perbedaan pandangan tersebut melandasiperbedaan penentuan respons kebijakan moneter yang dilakukan olehbank sentral dalam beberapa tahun terakhir ini. Dalam hal ini, perbedaanyang muncul berkaitan dengan apakah respons kebijakan monetersebaiknya dilakukan dengan menggunakan rules ‘pola atau kaidah-kaidahtertentu yang dirumuskan secara permanen dalam kurun waktu tertentu’atau dengan menggunakan discretion ‘kewenangan untuk bertindak secaraaktif guna mempengaruhi naik turunnya kegiatan ekonomi riil yangterjadi’. (Boks 2: Penentuan Respon Kebijakan Moneter: Rules v.s.Discretion).

Kebijakan Moneter dan Kebijakan Ekonomi Makro Lain

Penerapan kebijakan moneter tidak dapat dilakukan secara terpisah denganpenerapan kebijakan ekonomi makro lainnya, seperti kebijakan fiskal,kebijakan sektor riil, dan lain-lain.6 Hal ini terutama mengingat keterkaitanantara kebijakan moneter dan bagian kebijakan ekonomi makro lain yangsangat erat. Selain itu, pengaruh kebijakan-kebijakan yang diterapkansecara bersama-sama mungkin mempunyai arah yang bertentangansehingga saling memperlemah. Misalnya, dalam perekonomian yangmengalami tekanan inflasi, bank sentral melakukan pengetatan moneter.Pada saat yang bersamaan, pemerintah melakukan ekspansi di sektor fiskaldalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Ketidakharmonisankedua kebijakan tersebut dapat mengakibatkan tujuan menekan inflasitidak tercapai. Sementara itu, kombinasi kebijakan moneter dan fiskalyang terlalu ekspansif akibat tidak adanya koordinasi dapat mendorongpemanasanan kegiatan perekonomian. Dengan demikian, untuk mencapaitujuan kebijakan ekonomi makro secara optimal, biasanya diterapkanpolicy mix ‘bauran kebijakan’ yang terkoordinasi antara-satu kebijakandengan kebijakan lain.

6 Kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan yang terkait dengan aspek pengelolaan anggaranpemerintah. Kebijakan fiskal diyakini sebagai salah satu kebijakan yang sangat pentingyang dapat dilaksanakan secara langsung oleh pemerintah dalam memelhara kestabilanekonomi.7 Dengan asumsi bahwa sumber dana otoritas fiskal berasal dari sumber di luar uang beredar.

Page 17: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

7

Pengertian optimal disini adalah pencapaian tujuan antar-kebijakandapat dikoordinasikan sehingga tidak menimbulkan dampak yang kurangmenguntungkan bagi pencapaian tujuan kebijakan ekonomi makro secarakeseluruhan. Salah satu contoh penerapan bauran kebijakan yang banyakdikenal adalah bauran kebijakan moneter-fiskal (monetary-fiscal policymix). Secara konseptual, koordinasi bauran kebijakan moneter-fiskal dapatdilakukan melalui beberapa skenario, yaitu: 7 (1) kebijakan moneterekspansif/ kebijakan fiskal ekspansif, (2) kebijakan moneter kontraktif/kebijakan fiskal ekspansif, (3) kebijakan moneter ekspansif/ kebijakanfiskal kontraktif, dan (4) kebijakan moneter kontraktif/ kebijakan fiskalkontraktif.

Sebagai contoh, apabila bauran kebijakan moneter-fiskal dapatdilakukan secara terkoordinasi, maka skenario kebijakan 1 dan 4merupakan skenario kebijakan yang paling efektif diterapkan untuk tujuankebijakan yang bersifat counter-cyclical seperti yang dijelaskansebelumnya. Dalam pengamatan empiris dapat dilihat bahwa apabilaperekonomian mengalami resesi yang berkepanjangan, kebijakan moneterdan fiskal yang sama-sama ekspansif dan dikoordinasikan sangat tepatuntuk mendorong kegiatan ekonomi dengan pengaruh yang moderat padaperkembangan suku bunga. Sejalan dengan itu, kebijakan moneter danfiskal yang sama-sama kontraktif dan dikoordinasikan sangat bermanfaatbagi upaya untuk mengurangi laju ekspansi kegiatan perekonomian.

Sementara itu, skenario kebijakan 2 dan 3 akan menghasilkan pengaruhyang saling meniadakan, dan hasil akhirnya sangat tergantung padakekuatan pengaruh relatif antara kebijakan moneter dan fiskal. Secaraempiris, kombinasi kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan fiskalkontraktif belum banyak diamati. Namun, untuk kombinasi kebijakanmoneter kontraktif dan kebijakan fiskal ekspansif, bukti empirismenunjukkan bahwa skenario kebijakan ini cenderung mendorongpeningkatan suku bunga keseimbangan pasar sehingga dapat menghambatkegiatan investasi oleh masyarakat.8

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

8 Dalam literatur ilmu ekonomi, fenomena ketika kegiatan investasi masyarakat berkurangsebagai akibat ekspansi kegiatan pemerintah dikenal sebagai fenomena crowding-out‘desakan keluar’

Page 18: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

8

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

Kebijakan Moneter dalam Perekonomian Terbuka

Sebelum dibahas kebijakan moneter dalam perekonomian terbuka, akandisinggung secara singkat mengenai kebijakan moneter dalamperekonomian tertutup. Dalam perekonomian sederhana dan tertutupketika perekonomian suatu negara tidak berinteraksi dengan perekonomiannegara lain, maka formulasi dan implementasi kebijakan moneter dapatdilakukan dengan lebih sederhana. Hal ini disebabkan berbagai variabel-variabel ekonomi internasional, seperti perdagangan, aliran modal, nilaitukar, dan suku bunga yang tidak berpengaruh terhadap perekonomian.Namun demikian, di era globalisasi ini dapat dikatakan tidak terdapatsuatu negara yang memiliki sistem perekonomian tertutup, sehinggapembahasan selanjutnya akan difokuskan pada kebijakan moneter dalamperekonomian terbuka.

Dalam era perekonomian global yang terjadi sejak beberapa dasawarsayang lalu hingga saat ini, interaksi ekonomi antarnegara merupakan salahsatu aspek yang tidak terpisahkan dari perkembangan ekonomi suatunegara yang semakin terbuka. Terlebih lagi, kepesatan perkembanganteknologi informasi, komunikasi dan transportasi, serta kebijakanperdagangan dalam dasawarsa terakhir telah mendorong pesatnyaketerbukaan ekonomi dan ketergantungan antarnegara. Sebagai contoh,hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Jepang saat ini jauh lebiherat dibandingkan dengan hubungan perdagangan yang terjadi pada masaawal kemerdekaan.

Dengan semakin besarnya keterkaitan antarnegara, maka semakinterbuka perkonomian negara yang bersangkutan. Keterbukaan ekonomitersebut berdampak pada peningkatan transaksi perdaganganantarnegara. Sebuah negara yang tidak dapat memenuhi kebutuhan akanbarang dan jasa tertentu dapat membeli (mengimpor) barang dan jasatersebut dari negara lain. Di sisi lain, suatu negara dapatmemperdagangkan (mengekspor) barang dan jasa yang dihasilkankepada negara lain yang membutuhkannya. Perkembangan perdaganganinternasional umumnya diikuti pula oleh perkembangan di sektorkeuangan internasional.

Keterbukaan ekonomi suatu negara akan membawa konsekuensipada perencanaan dan pelaksanaan kebijakan ekonomi makro, termasuk

Page 19: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

9

kebijakan moneternya. Hal ini mengingat semakin besar transaksiperdagangan dan keuangan internasional yang dilakukan oleh suatunegara maka semakin besar foreign capital flows ‘aliran dana luarnegeri’. Aliran dana luar negeri tersebut pada gilirannya akanmempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Dalamhal terjadi capital inflows ‘aliran dana luar negeri masuk’, maka akanterjadi pertambahan jumlah uang beredar. Sebaliknya, dalam hal terjadicapital outflow ‘aliran dana luar negeri keluar’, maka akan terjadipengurangan jumlah uang beredar. Dengan demikian, kebijakanmoneter perlu diarahkan agar jumlah uang beredar sesuai dengankebutuhan perekonomian.9

Dalam hal terjadi aliran dana luar negeri masuk yang besar, makabank sentral dapat melakukan kontraksi moneter untuk mengurangijumlah uang beredar. Sebaliknya, jika terjadi aliran dana luar negerikeluar yang besar maka bank sentral dapat melakukan ekspansi moneteruntuk menambah jumlah uang beredar. Kontraksi atau ekspansi moneterakan dapat meningkatkan atau menurunkan suku bunga dalam negeri.Selanjutnya, perubahan tersebut akan meningkatkan atau menurunkaninterest rate differential ‘perbedaaan suku bunga dalam dan luar negeri’,yang pada gilirannya akan mendorong aliran dana dari dan ke luarnegeri. Kondisi ini dapat mengurangi efektivitas kebijakan moneter.Mobilitas dana dari dan ke luar negeri yang tinggi tersebut akanmenyebabkan bank sentral tidak dapat melaksanakan independentmonetary policy ‘kebijakan moneter yang independen’.10 Sementaraitu, mobilitas dana dari dan ke luar negeri dipengaruhi oleh sistemnilai tukar dan sistem devisa yang dianut suatu negara. Dengandemikian, sampai sejauh mana pelaksanaan kebijakan moneter dapatdilakukan secara independen tergantung pada sistem nilai tukar dansistem devisa yang dipilih.

9 Untuk selengkapya, baca Buku Seri Kebanksentralan No. 2, Statistik Penyusunan UangBeredar, oleh Solikin dan Suseno, PPSK Bank Indonesia (2002).10Yang dimaksud independensi di sini adalah independensi bank sentral dalam melaksanakankebijakan moneter tanpa gangguan-gangguan yang bersumber dari perkembangan faktor-faktor eksternal. Independensi tersebut berbeda dengan independensi bank sentral yangdikaitan dengan kerangka kerja kelembagaan.

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

Page 20: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

10

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

Sistem Nilai Tukar

Nilai tukar suatu mata uang didefinisikan sebagai harga relatif dari suatumata uang terhadap mata uang lainnya. Pada dasarnya terdapat tiga sistemnilai tukar yaitu : (1) fixed exchange rate ‘sistem nilai tukar tetap’, (2)managed floating exchange rate ‘sistem nilai tukar mengambangterkendali’, dan (3) floating exchange rate ‘sistem nilai tukarmengambang’. Pada sistem nilai tukar tetap, nilai tukar atau kurs suatumata uang terhadap mata uang lain ditetapkan pada nilai tertentu; misalnya,nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika adalah Rp. 8000 perdolar. Pada nilai tukar ini bank sentral akan siap untuk menjual ataumembeli kebutuhan devisa untuk mempertahankan nilai tukar yangditetapkan. Apabila nilai tukar tersebut tidak lagi dapat dipertahankan,maka bank sentral dapat melakukan devaluasi ataupun revaluasi atas nilaitukar yang ditetapkan. 11

Penetapan nilai tukar pada sistem nilai tukar tetap tersebut dapatdilakukan dengan beberapa cara. Yang pertama dikenal dengan peggedto a currency, yakni nilai tukar ditetapkan dengan mengkaitkan langsungterhadap mata uang tertentu. Cara kedua disebut pegged to a basket ofcurrency, yaitu nilai tukar ditetapkan dengan mengkaitkan terhadapsejumlah mata uang tertentu, dengan bobot masing-masing mata uangyang umumnya disesuaikan dengan besarnya hubungan perdagangan daninvestasi. Selain itu, terdapat penetapan nilai tukar yang dikaitkanlangsung pada mata uang tertentu dan dijamin dengan cadangan devisayang dimiliki oleh bank sentral, atau disebut dengan currency boardsystem.

Pada sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar dibiarkan bergeraksesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.Dengan demikian, nilai tukar akan menguat apabila terjadi kelebihanpenawaran di atas permintaan, dan sebaliknya nilai tukar akan melemah

11Devaluasi adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah suatu negara untuk secarasepihak menurunkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang lain.Sebaliknya, revaluasi adalah kebijakan untuk menaikkan nilai tukar mata uang negaratersebut terhadap mata uang lain. Kebijakan devaluasi/revaluasi biasanya dilakukan dalamrangka mempertahankan kinerja perdagangan luar negeri suatu negara. Dengan asumsitidak adanya counter-devaluation ’ tindakan devaluasi balasan’ dari negara pesaing, sertadengan memperhitungkan kondisi-kondisi tertentu, kebijakan devaluasi dalam jangkapendek dapat meningkatkan daya saing sehingga merangsang kegiatan ekspor.

Page 21: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

11

apabila terjadi kelebihan permintaan di atas penawaran yang ada di pasarvaluta asing.

Selain kedua sistem tersebut di atas, terdapat variasi sistem nilai tukardiantara keduanya, seperti sistem nilai tukar mengambang terkendali.Dalam sistem nilai tukar mengambang terkendali ini, nilai tukar ditentukansesuai mekanisme pasar sepanjang dalam intervention band ‘batas pitaintervensi’ yang ditetapkan bank sentral.12

Masing-masing sistem nilai tukar mempunyai kelebihan dankelemahan. Pemilihan sistem yang diterapkan akan tergantung pada situasidan kondisi perekonomian negara yang bersangkutan, khususnya besarnyacadangan devisa yang dimiliki, keterbukaan ekonomi, sistem devisa yangdianut (bebas, semi terkontrol, atau terkontrol), dan besarnya volume pasarvaluta asing domestik.

Sistem nilai tukar tetap mempunyai kelebihan karena adanya kepastiannilai tukar bagi pasar. Tetapi, sistem ini membutuhkan cadangan devisayang besar karena keharusan bagi bank sentral untuk mempertahankannilai tukar pada level yang ditetapkan. Selain itu, sistem ini dapatmendorong kecenderungan dunia usaha untuk tidak melakukan hedging‘perlindungan nilai’ valuta asingnya terhadap risiko perubahan nilai tukar.Sistem ini umumnya diterapkan di negara yang mempunyai cadangandevisa besar, dengan sistem devisa yang masih relatif terkontrol.

Sementara itu, sistem nilai tukar mengambang bebas mempunyaikelebihan dengan tidak perlunya cadangan devisa yang besar karena banksentral tidak harus mempertahankan nilai tukar pada suatu level tertentu.Akan tetapi, nilai tukar yang terlalu berfluktuasi dapat menambahketidakpastian bagi dunia usaha. Sistem ini umumnya diterapkan di negarayang mempunyai cadangan devisa relatif kecil sementara sistem devisayang dianut cenderung bebas.

Pergerakan nilai tukar di pasar dipengaruhi oleh faktor fundamentaldan non fundamental. Faktor fundamental tercermin dari variabel-variabel

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

12 Apabila nilai tukar menembus batas atas atau batas bawah dari pita intervensi, secaraotomatis bank sentral akan membeli atau menjual devisa yang diperlukan oleh pasarsehingga nilai tukar bergerak dalam batas kisaran intervensi. Penetapan lebarnya kisaranintervensi tergantung pada besarnya cadangan devisa yang dimiliki serta kemungkinankebutuhan yang terjadi di pasar. Umumnya, hal ini akan disesuaikan dari waktu ke waktusesuai dengan perkembangan cadangan devisa dan volume transaksi di pasar valuta asing.

Page 22: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

12

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

ekonomi makro, seperti pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, perkembanganekspor impor, dan sebagainya.13 Sementara itu, faktor nonfundamentalantara lain berupa sentimen pasar terhadap perkembangan social politik,faktor psikologi para pelaku pasar dalam “memperhitungkan” informasi,rumors, atau perkembangan lain dalam menentukan nilai tukar sehari-hari.

Sistem Devisa

Devisa merupakann aset keuangan yang digunakan dalam transaksiinternasional. Penetapan sistem devisa pada suatu negara ditujukan untukmengatur pergerakan lalu lintas devisa antara penduduk dan bukanpenduduk dari suatu negara ke negara lain. Pada dasarnya ada tiga sistemdevisa, yaitu: (i) sistem devisa terkontrol, (ii) sistem devisa semi terkontrol,dan (iii) sistem devisa bebas. Pemilihan sistem devisa mana yang dianutakan tergantung pada kondisi negara yang bersangkutan, khususnyaketerbukaan ekonominya dalam arti seberapa jauh negara yangbersangkutan ingin mengintegrasikan ekonominya dengan ekonomiglobal.

Pada sistem devisa terkontrol, devisa pada dasarnya dimiliki olehnegara. Karena itu, setiap perolehan devisa oleh masyarakat harusdiserahkan kepada negara, dan setiap penggunaan devisa harusmemperoleh izin dari negara. Pada sistem devisa semi terkontrol,kewajiban penyerahan dan izin dari negara diterapkan untuk perolehandan penggunaan devisa-devisa tertentu, sementara jenis devisa lainnya

13 Ada berbagai pendekatan dalam teori keuangan internasional untuk menentukan nilaitukar secara fundamental, antara lain:• Teori Purchasing Power Parity (PPP). Teori ini menyatakan bahwa nilai tukar suatumata uang dengan mata uang negara lain pada dasarnya menggambarkan perbedaan tingkatinflasi di kedua negara. Dengan kata lain, teori PPP menyatakan PPP = e P*/P = 1, dimanae adalah nilai tukar, P* adalah inflasi negara lain, dan P adalah inflasi dalam negeri.

• Real Effective Exchange Rate (REER), yang menyatakan bahwa nilai tukar suatu matauang dipengaruhi oleh perkembangan inflasi dari negara-negara mitra dagang utama.Dengan kata lain, teori REER menyatakan REER = S w e P*/P = 1, dimana w merupakanbobot perdagangan dengan masing-masing negara mitra dagang utama.• Fundamental Effective Exchange Rate (FEER), yang menggunakan pendekatan modelekonomi makro struktural untuk menghitung nilai tukar keseimbangan yang sesuai denganperkembangan variabel-variabel ekonomi lainnya.

Page 23: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

13

dapat secara bebas diperoleh dan dipergunakan. Pada sistem devisa bebas,masyarakat dapat secara bebas memperoleh dan menggunakan devisa.14

Sistem Nilai Tukar, Sistem Devisa, dan Kebijakan Moneter

Pada dasarnya, pemilihan sistem nilai tukar dan sistem devisa, sertaindependensi pelaksanaan moneter merupakan tiga isu strategis yangmenjadi fokus kajian di bidang moneter. Umumnya, dipahami bahwaapabila suatu negara menerapkan sistem nilai tukar tetap dan terjadi alirandana luar negeri masuk/keluar, maka kebijakan moneter harus tetapdiarahkan untuk mempertahankan nilai tukar pada tingkat yang telahditetapkan. Dengan demikian, kebijakan moneter sulit dilaksanakan secaraindependen karena kebijakan moneter akan diarahkan untuk menyerapatau menambah jumlah uang beredar yang berasal dari aliran dana daridan ke luar negeri. Sebaliknya, apabila suatu negara menerapkan sistemnilai tukar mengambang, maka kebijakan moneternya tidak ditujukanuntuk mempertahankan nilai tukar sehingga kebijakan moneter dapatdilaksanakan dengan lebih independen.

Dalam hal diterapkan sistem devisa terkontrol, maka mobilitas alirandana dari dan ke luar negeri cenderung berkurang sehingga dapatmendukung pelaksanaan kebijakan moneter yang independen. Hal inidisebabkan bank sentral tidak perlu melakukan ekspansi atau kontraksijumlah uang beredar yang berasal dari aliran dana dari dan ke luar negeri.Sementara itu, dalam hal diterapkan sistem devisa bebas, maka mobilitasaliran dana dari dan ke luar negeri akan semakin meningkat. Sebagaiakibatnya bank sentral harus melakukan ekspansi atau kontraksi jumlahuang beredar yang berasal dari aliran dana dari dan ke luar negeri. Dengandemikian, hal ini dapat mengurangi independensi pelaksanaan kebijakanmoneter.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan kebijakanmoneter yang independen, sistim nilai tukar tetap, dan sistem devisa bebastidak dapat dilakukan secara bersamaan. Kondisi tersebut dikenal

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

14 Namun demikian, dalam praktek di kebanyakan negara-negara yang menerapkan sistemdevisa bebas, masih terdapat kewajiban bagi masyarakat untuk melaporkan perolehan danpenggunaan devisa.

Page 24: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

14

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

dengan istilah impossible trinity.15 Namun, beberapa studi empirismenyimpulkan bahwa hanya dua dari tiga kondisi di atas dapat diterapkanbersama.16

Kerangka Strategis Kebijakan Moneter

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan kebijakan yang ingindicapai baik oleh kebijakan moneter maupun kebijakan makro padaumumnya adalah pencapaian stabilitas ekonomi makro, seperti stabilitasharga (rendahnya laju inflasi), pertumbuhan ekonomi, serta tersedianyalapangan/kesempatan kerja. Semua sasaran tersebut di atas sulit dicapaisecara bersamaan karena seringkali pencapaian sasaran-sasaran akhirtersebut bersifat kontradiktif. Misalnya, usaha untuk mendorong tingkatpertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja pada umumnyadapat mendorong peningkatan harga sehingga pencapaian stabiltasekonomi makro tidak optimal.

Menyadari kontradiksi pencapaian sasaran tersebut, bank sentraldihadapkan dua alternatif. Pilihan pertama adalah memilih salah satusasaran untuk dicapai secara optimal dengan mengabaikan sasaran lainnya,misalnya, memilih tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi denganmengabaikan tingkat inflasi. Pilihan kedua adalah semua sasarandiusahakan untuk dapat dicapai, tetapi tidak ada satu pun yang dicapai

15Menurut asumsi teoritis yang dikemukakan Robert Mundell dalam bukunya InternationalEconomics (1968), terdapat impossible trinity ‘ketidaksesuaian antara pencapaian tigatrinitas secara bersamaan’, yaitu stabilitas nilai tukar, mobilitas aliran dana luar negeri,dan independensi kebijakan moneter. “Overtime, the three goals cannot be attainedsimultaneously” (hlm. 147). Pengamatan empiris umumnya juga membuktikan bahwa hanyadua saja dari tiga faktor tersebut yang dapat dicapai secara bersamaan. Hal inimengindikasikan bahwa dengan adanya kecenderungan/konsensus internasional yangmendorong mobilitas aliran dana luar negeri, maka terdapat trade-off antara pencapaianstabilitas nilai tukar dan independensi kebijakan moneter.16Secara teoritis, apabila diterapkan sistem nilai tukar yang tetap dalam kondisiperekonomian suatu negara sangat terbuka dan mobilitas dana luar negeri sangat tinggi,kebijakan moneter tidak dapat dilakukan secara independen, seperti yang telah dijelaskansebelumnya. Dengan kata lain, untuk dapat melaksanakan kebijakan moeneter secaraindependen dalam kondisi derajat keterbukaan perekonomian sangat tinggi, perkembangannilai tukar harus cukup fleksibel. Apabila sistem nilai tukar tetap yang menjadi pilihan,kebijakan moneter dapat dilaksanakan secara independen; namun, hal tersebut harusdidukung oleh upaya pengendalian aliran dana luar negeri yang sedemikian ketat sehinggamobilitas dana luar negeri dapat dibatasi agar dapat tidak mengganggu pelaksanaankebijakan moneter.

Page 25: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

15

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

secara optimal; misalnya, menginginkan pertumbuhan ekonomi yang tidakterlalu tinggi demi tetap terpeliharanya tingkat inflasi sesuai dengan yangditetapkan. Menyadari kelemahan tersebut, dewasa ini beberapa negarasecara bertahap telah bergeser menerapkan kebijakan moneter yang lebihmemfokuskan pada sasaran tunggal, yaitu stabilitas harga.

Secara prinsip terdapat beberapa strategi dalam mencapai tujuankebijakan moneter. Masing-masing strategi memiliki karakteristik sesuaidengan indikator nominal yang digunakan sebagai nominal anchor ‘dasaracuan/jangkar’ atau semacam “sasaran antara” dalam mencapai tujuanakhir. Beberapa strategi pelaksanaan kebijakan moneter tersebut, antaralain: (i) exchange rate targeting ‘penargetan nilai tukar’, (ii) monetarytargeting ‘penargetan besaran moneter’, (iii) inflation targeting‘penargetan inflasi’, (iv) implicit but not explicit anchor ‘strategi kebijakanmoneter tanpa jangkar yang tegas’.17

a. Penargetan nilai tukar

Terdapat tiga alternatif dalam penargetan nilai tukar sebagai strategipelaksanaan kebijakan moneter. Pertama, dengan menetapkan nilai matauang domestik terhadap harga komoditas tertentu yang diakui secarainternasional, seperti emas (standar emas). Kedua, dengan menetapkannilai mata uang domestik terhadap mata uang negara-negara besar yangmempunyai laju inflasi yang rendah. Ketiga, dengan menyesuaikan nilaimata uang domestik terhadap mata uang negara tertentu, ketika perubahannilai mata uang diperkenankan sejalan dengan perbedaan laju inflasi diantara kedua negara (crawling peg).

Kelebihan dari penargetan nilai tukar antara lain adalah sebagai berikut.Pertama, penargetan nilai tukar dapat meredam laju inflasi yang berasaldari perubahan harga barang-barang impor. Kedua, penargetan nilai tukardapat mengarahkan inflation expectation ‘ekspektasi masyarakat terhadapinflasi’. Ketiga, penargetan nilai tukar merupakan strategi kebijakan moneterdengan pendekatan rules yang dapat mendisiplinkan pelaksanaan kebijakan

17Uraian selengkapnya mengenai hasil pengamatan empiris dari penerapan beberapa strategipelaksanaan kebijakan moneter di beberapa negara dapat dilihat di Miskhin, F.S.,“International Experiences with Different Monetary Policy Regimes”, Journal of MonetaryEconomics, 43 (1999).

Page 26: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

16

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

moneter. Keempat, penargetan nilai tukar bersifat cukup sederhana danjelas sehingga mudah dipahami oleh masyarakat.

Di samping kelebihan-kelebihan di atas, penerapan strategi ini jugamempunyai kelemahan sebagai berikut. Pertama, penargetan nilai tukardalam kondisi ketika perekonomian suatu negara sangat terbuka danmobilitas dana luar negeri sangat tinggi, kebijakan moneter tidak dapatdilakukan secara independen. Kedua, penargetan nilai tukar dapatmenyebabkan setiap gejolak struktural yang terjadi di negara tertentu akanditransmisikan atau berdampak secara langsung pada stabilitasperekonomian domestik. Ketiga, penargetan nilai tukar rentan terhadaptindakan spekulasi dalam pemegangan mata uang domestik.

b. Penargetan besaran moneter

Pada banyak negara, penargetan nilai tukar bukan menjadi pilihanutama dari strategi kebijakan moneternya karena tidak ada suatu negarayang mata uangnya secara meyakinkan dapat dijadikan sebagai acuandalam penetapan strategi kebijakan oleh negara lain. Untuk itu, beberapanegara lebih memilih penargetan besaran moneter, yaitu denganmenetapkan pertumbuhan jumlah uang beredar sebagai sasaran antara,misalnya, uang beredar dalam arti sempit (M1) dan dalam arti luas (M2),serta kredit. Kelebihan utama dari penargetan besaran moneterdibandingkan dengan penargetan nilai tukar adalah dimungkinkannyakebijakan moneter yang independen sehingga bank sentral dapatmemfokuskan pencapaian tujuan yang ditetapkan seperti laju inflasi yangrendah dan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

Sebagaimana penargetan nilai tukar, penargetan besaran monetermemungkinkan masyarakat segera mengetahui stance ‘arah’ kebijakanmoneter yang ditempuh oleh bank sentral. Sinyal tersebut diharapkan dapatmengarahkan ekspektasi masyarakat terhadap laju inflasi yang akan terjadiserta megurangi tekanan inflasi. Strategi ini sangat bergantung padakestabilan hubungan antara besaran moneter dengan sasaran akhirkebijakan (perkembangan harga dan output). Dengan semakinberkembangnya instrumen keuangan dan semakin terintegrasinyaperekonomian domestik dengan internasional, maka kestabilan hubungan

Page 27: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

17

tersebut menjadi terganggu, seperti tercermin pada ketidakstabilan incomevelocity ‘tingkat perputaran uang’. Hal ini antara lain yang menjadi alasanmengapa bank sentral tidak menerapkan strategi ini dengan kaku, ataubahkan meninggalkan strategi ini.

c. Penargetan inflasi

Dengan melemahnya hubungan antara besaran moneter dan sasaranakhir dari kebijakan moneter, banyak negara mulai mengadopsi penargetaninflasi dalam pelaksanaan kebijakan moneternya. Penargetan inflasidilakukan dengan mengumumkan kepada publik mengenai target inflasijangka menengah dan komitmen bank sentral untuk mencapai stabilitasharga sebagai tujuan jangka panjang dari kebijakan moneter. Denganmentargetkan inflasi sebagai jangkar nominal, bank sentral dapat menjadilebih kredibel dan lebih fokus di dalam mencapai kestabilan harga sebagaitujuan akhir.18

Walaupun penargetan dilakukan pada inflasi, strategi ini tidakmengabaikan pencapaian tujuan kebijakan moneter lainnya sepertiperkembangan output dan kesempatan kerja. Dalam hal ini, bank sentralsenantiasa berupaya untuk memperhitungkan stabilitas perkembanganoutput dan kesempatan kerja (pada tingkat tertentu) dalam jangka pendek.Selain itu, dalam rangka meminimumkan penurunan perkembanganoutput, bank sentral melakukan penyesuaian secara bertahap sasaran inflasijangka menengah menuju ke arah sasaran laju inflasi jangka panjang yanglebih rendah.

d. Strategi kebijakan moneter tanpa “jangkar” yang tegas

Dalam rangka mencapai kinerja perekonomian yang memuaskan(termasuk inflasi yang rendah dan stabil), strategi kebijakan moneter dapatdilakukan tanpa menerapkan penargetan secara tegas, tetapi tetapmemberikan perhatian dan komitmen untuk mencapai tujuan akhirkebijakan moneter. Sebagai salah satu contoh kasus adalah bank sentral

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

18Uraian lebih detail mengenai kerangka kerja inflation targeting akan disampaikan secarakhusus pada bagian lain dari buku ini.

Page 28: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

18

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

Amerika Serikat yang tidak menyebutkan secara tegas mengenai jangkarnominal yang digunakan.

Walaupun di Amerika Serikat strategi ini telah berhasil, tetapi strategiini dianggap kurang terbuka/transparan, sehingga masyarakat cenderungmereka-reka maksud dan tujuan kebijakan yang dikeluarkan oleh banksentral. Hal ini dapat memicu ketidakpastian di pasar mengenai prospekperkembangan harga dan output. Ketidaktegasan strategi tersebut jugadapat menurunkan akuntabilitas bank sentral di mata masyarakat danparlemen karena tidak adanya kriteria keberhasilan pencapaian kebijakanmoneter yang umumnya ditentukan terlebih dahulu.

Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

Penjelasan tentang kerangka strategis kebijakan moneter pada bagiansebelumnya belum membahas bagaimana kebijakan moneter dapatmempengaruhi pendapatan nominal dan kegiatan ekonomi riil secarakeseluruhan. Untuk itu, perlu dipahami terlebih dahulu proses ataumekanisme transmisi pengaruh kebijakan moneter terhadap kegiatanekonomi riil, atau secara singkat disebut mekanisme transmisi kebijakanmoneter. Secara spesifik, Taylor (1995) menyatakan bahwa mekanismetransmisi kebijakan moneter adalah “the process through which monetarypolicy decisions are transmitted into changes in real GDP and inflation”.

Dalam literatur ekonomi moneter, kajian mengenai mekanismetransmisi kebijakan moneter umumnya mengacu pada peranan uang dalamperekonomian, yang pertama kali dijelaskan oleh Quantity Theory ofMoney ‘Teori Kuantitas Uang’. Teori ini pada dasarnya menggambarkankerangka kerja yang jelas mengenai analisis hubungan langsung yangsistematis antara pertumbuhan jumlah uang beredar dan inflasi, yangdinyatakan dalam suatu identitas yang dikenal sebagai “The Equation ofExchange”:

MV = PT

dimana jumlah uang beredar (M) dikalikan dengan tingkatperputaran uang /income velocity (V) sama dengan jumlah output atautransaksi ekonomi/output riil (T) dikalikan dengan tingkat harga (P).Dengan kata lain, dalam keseimbangan, jumlah uang beredar yang

Page 29: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

19

digunakan dalam seluruh kegiatan transaksi ekonomi (MV) samadengan jumlah output yang, dihitung dengan harga yang berlaku, yangditransaksikan (PT).19

Berdasarkan mekanisme transmisi ini, dalam jangka pendek,pertumbuhan jumlah uang beredar hanya mempengaruhi perkembanganoutput riil. Selanjutnya, dalam jangka menengah pertumbuhan jumlahuang beredar akan mendorong kenaikan harga (inflasi), yang padagilirannya menyebabkan penurunan perkembangan output riil menujuposisi semula. Dalam keseimbangan jangka panjang, pertumbuhan jumlahuang beredar tidak berpengaruh pada pekembangan output riil, tetapimendorong kenaikan laju inflasi secara proposional. Jalur moneter yangbersifat langsung ini dianggap tidak dapat menjelaskan pengaruh faktor-faktor selain uang terhadap inflasi, seperti suku bunga, nilai tukar, hargaaset, kredit, dan ekspektasi. Dalam perkembangan selanjutnya, selain jalurmoneter langsung, mekanisme transmisi pada umumnya juga dapat terjadimelalui lima jalur lainnya, yaitu direct monetary channel ‘jalur moneterlangsung’, interest rate channel ‘jalur suku bunga’, exchange rate channel‘jalur nilai tukar’, assets price channel ‘jalur harga aset’, credit channel‘jalur kredit’, dan expectation channel ‘jalur ekspektasi’.20 Dalam praktek,transmisi kebijakan moneter masing-masing negara berbeda antara satudengan yang lainnya, tergantung pada perbedaan struktur perekonomian,perkembangan pasar keuangan, dan sistem nilai tukar yang dianut.

a. Jalur suku bunga

Mekanisme transmisi melalui jalur suku bunga menekankan bahwakebijakan moneter dapat mempengaruhi permintaan agregat melalui

19 Untuk melihat hubungan antara pertumbuhan jumlah uang beredar dan inflasi, terdapatdua asumsi yang dipakai. Pertama, perkembangan tingkat perputaran uang (V) cukup stabil,atau paling tidak dapat diprediksi. Kebenaran dari asumsi ini merupakan pertanyaan empiris.Kedua, dalam jangka panjang, perkembangan output atau transaksi ekonomi riil (T) padaumumnya dapat dianggap konstan dan tidak dipengaruhi oleh perkembangan jumlah uangberedar (long-run money neutrality); namun, dipengaruhi oleh perkembangan sisi penawarandalam perekonomian, seperti jumlah dan produktivitas tenaga kerja, ketersediaan modal,dan kemajuan teknologi.20 Untuk uraian selengkapnya, lihat Bank for International Settlements, The TransmissionMechanism of Monetary Policy in Developing Economies, January 1997 dan Kakes, J.,Monetary Transmission in Europe: the Role of Financial Market and Credit, Edward Elgar,2000.

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

Page 30: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

20

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

perubahan suku bunga. Dalam hal ini, pengaruh perubahan suku bungajangka pendek ditransmisikan pada suku bunga jangka menengah/panjangmelalui mekanisme penyeimbangan sisi permintaan dan penawaran dipasar uang.21 Perkembangan suku bunga tersebut akan mempengaruhicost of capital ‘biaya modal’, yang pada gilirannya akan mempengaruhipengeluaran investasi dan konsumsi yang merupakan komponen daripermintaan agregat.

b. Jalur nilai tukar

Mekanisme transmisi melalui jalur nilai tukar menekankan bahwapergerakan nilai tukar dapat mempengaruhi perkembangan penawarandan permintaan agregat, dan selanjutnya output dan harga. Besar kecilnyapengaruh pergerakan nilai tukar tergantung pada sistem nilai tukar yangdianut oleh suatu negara. Misalnya, dalam sistem nilai tukar mengambang,kebijakan moneter ekspansif oleh bank sentral akan mendorong depresiasimata uang domestik dan meningkatkan harga barang impor. Hal ini

21 Dalam hal ini, apabila perubahan harga bersifat kaku (sticky prices), perubahan sukubunga nominal jangka pendek yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter bank sentral akanmendorong perubahan suku bunga riil jangka pendek dan panjang. Dengan demikian,dengan kekakuan harga tersebut, kebijakan moneter ekspansif akan mendorong penurunansuku bunga riil jangka pendek, yang selanjutnya mendorong penurunan suku bunga riiljangka panjang.

Diagram 1.Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur Suku Bunga

Kebijakan Moneter Suku Bunga Biaya ModalInvestasi/konsumsi

Jumlah Uang Beredar

Diagram 2.Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur Nilai Tukar

Kebijakan Moneter Nilai Tukar HargaRelatif Impor

H a r g a

Jumlah Uang BeredarPermintaan

Agregat

Page 31: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

21

selanjutnya akan mendorong kenaikan harga barang domestik, walaupuntidak terdapat ekspansi di sisi permintaan agregat.22 Sementara itu, dalamsistem nilai tukar mengambang terkendali, pengaruh kebijakan moneterpada perkembangan output riil dan inflasi menjadi semakin lemah (dengantime lag ‘tenggat waktu’ yang panjang), terutama apabila terdapat substitusiyang tidak sempurna antara aset domestik dan aset luar negeri.

c. Jalur harga aset

Mekanisme transmisi melalui jalur harga aset menekankan bahwakebijakan moneter berpengaruh pada perubahan harga aset dan kekayaanmasyarakat, yang selanjutnya mempengaruhi pengeluaran investasi dankonsumsi. Apabila bank sentral melakukan kebijakan moneter kontraktif,maka hal tersebut akan mendorong peningkatan suku bunga, dan padagilirannya akan menekan harga aset perusahaan (market value). Penurunanharga aset dapat berakibat pada dua hal. Pertama, mengurangi kemampuanperusahaan untuk melakukan ekspansi. Kedua, menurunkan nilai kekayaandan pendapatan, yang pada gilirannya mengurangi pengeluaran konsumsi.Secara keseluruhan, kedua hal tersebut berdampak pada penurunanpengeluaran agregat.

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter Suku Bunga Harga Aset Investasi/Konsumsi

Jumlah Uang Beredar

Diagram 3.Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur Harga Aset

d. Jalur kredit

Mekanisme transmisi melalui jalur kredit dapat dibedakan menjadidua jalur. Pertama, bank lending channel ‘jalur pinjaman bank’ yangmenekankan pengaruh kebijakan moneter pada kondisi keuangan bank,khususnya sisi aset. Kedua, balance sheet channel ‘jalur neraca perusahaan’yang menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kondisi keuangan

22Selain itu, pengaruh pergerakan nilai tukar dapat terjadi secara tidak langsung melaluiperubahan permintaan agregat (indirect pass-through).

Page 32: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

22

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

perusahaan, dan selanjutnya mempengaruhi akses perusahaan untukmendapatkan kredit.

Menurut jalur pinjaman bank, selain sisi aset, sisi liabilitas bank jugamerupakan komponen penting dalam mekanisme transmisi kebijakanmoneter. Apabila bank sentral melaksanakan kebijakan moneter kontraktif,misalnya, melalui peningkatan rasio cadangan minimum di bank sentral,cadangan yang ada di bank akan mengalami penurunan sehingga loanablefund ‘dana yang dapat dipinjamkan’ oleh bank akan mengalami penurunan.Apabila hal tersebut tidak diatasi dengan melakukan penambahan dana/pengurangan surat-surat berharga, maka kemampuan bank untukmemberikan pinjaman akan menurun. Kondisi ini menyebabkanpenurunan investasi dan selanjutnya mendorog penurunan output.

Sementara itu, jalur neraca perusahaan menekankan bahwa kebijakanmoneter yang dilakukan oleh bank sentral akan mempengaruhi kondisikeuangan perusahaan. Dalam hal ini, apabila bank sentral melakukankebijakan moneter ekspansif, maka suku bunga di pasar uang akan turun,yang mendorong harga saham mengalami peningkatan. Sejalan denganpeningkatan tersebut, nilai bersih perusahaan (networth) akan meningkat,yang selanjutnya mengurangi tindakan adverse selection dan moral hazardoleh perusahaan.23 Kondisi ini mendorong peningkatan pemberian kredit

Diagram 4.Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur Kredit

Kebijakan Moneter LiabilitasBank

InvestasiJumlah Uang Beredar

Suku Bunga/Harga saham

Nilai BersihPerusahaan

PemberianKredit Bank

KetersediaanKredit Bank

23 Adverse selection merujuk pada situasi ketika dalam suatu transaksi ekonomi, masing-masing individu memiliki informasi yang berbeda /asimetris mengenai beberapa aspekyang terkait dengan kualitas produk yang ditransaksikan. Dengan kondisi tersebut, individuyang memiliki informasi lebih dapat memperoleh keuntungan lebih besar dari negosiasiyang dilakukan. Sementara itu, moral hazard merujuk pada situasi ketika pelaku ekonomiyang satu tidak mengetahui tindakan yang diambil oleh pelaku ekonomi lainnya (yangtersembunyi). Ketidaktahuan mengenai perilaku yang tersembunyi (hidden action) tersebut

Page 33: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

23

Kerangka Operasional Kebijakan Moneter

Pada bagian sebelumnya telah dibahas kerangka strategis danmekanisme transmisi kebijakan moneter terhadap pencapaian sasaran akhirantara lain stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan perluasankesempatan kerja. Selanjutnya untuk mengetahui lebih jelas mengenaikebijakan moneter diperlukan pemahaman mengenai kerangka operasionalkebijakan moneter. Pada umumnya kerangka kebijakan moneter terdiridari instrumen, sasaran operasional, sasaran antara, serta sasaran akhir.

Sasaran antara diperlukan karena untuk mencapai sasaran akhir yangditetapkan, terdapat tenggat waktu antara pelaksanaan kebijakan moneterdan hasil pencapaian sasaran akhir.24 Oleh karena itu, diperlukan adanyaindikator-indikator yang lebih segera dapat dilihat untuk mengetahui

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

oleh bank, selanjutnya meningkatkan investasi, dan pada akhirnyameningkatkan output.

e. Jalur ekspektasi

Mekanisme transmisi melalui jalur ekspektasi menekankan bahwakebijakan moneter dapat diarahkan untuk mempengaruhi pembentukanekspektasi mengenai inflasi dan kegiatan ekonomi. Kondisi tersebutmempengaruhi perilaku agen-agen ekonomi dalam melakukan keputusankonsumsi dan investasi, yang pada gilirannya akan mendorong perubahanpermintaan agregat dan inflasi.

Diagram 5.Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur Ekspektasi

Kebijakan Moneter Ekspektasi Inflasi/Kegiatan Ekonomi

Jumlah Uang Beredar

KeputusanInvestasi/Konsumsi

dapat menyebabkan dimungkinkannya pengambilan keputusan yang salah, dan padagilirannya memungkinkan hasil yang tidak baik.24Dalam literatur ekonomi moneter, time lag ‘tenggat waktu’ terdiri dari beberapa bagian,antara lain yaitu inside lag dan outside lag. Inside lag terdiri dari recognition lag, decisionlag, dan action lag.

Page 34: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

24

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

indikasi kebijakan yang biasa disebut sasaran antara. Sasaran antara yangdipilih harus memiliki kestabilan hubungan dengan sasaran akhir.Beberapa pilihan sasaran antara yang dapat digunakan antara lain besaranmoneter seperti M1 , M2, atau kredit dan suku bunga.

Selanjutnya, untuk mencapai sasaran antara bank sentral memerlukansasaran-sasaran yang bersifat operasional agar proses transmisi dapatberjalan sesuai dengan rencana. Sasaran operasional yang dipilih harusmemiliki kestabilan hubungan dengan sasaran antara dapat dikendalikanotoritas moneter, dan informasi tersedia lebih awal daripada sasaran antara.Beberapa pilihan sasaran operasional yang dapat digunakan antara lainadalah uang primer (M0) dan suku bunga jangka pendek.

Sementara itu, instrumen moneter adalah instrumen yang dimiliki olehbank sentral yang dapat digunakan baik secara langsung maupun tidaklangsung untuk mempengaruhi sasaran-sasaran operasional yang telahditetapkan. Beberapa pilihan instrumen yang digunakan antara lain adalahopen market operation ‘operasi pasar terbuka’, reserve requirement‘cadangan wajib minimum’, discount facility ‘fasilitas diskonto’, danmoral suasion ‘imbauan’.25

Rangkaian langkah-langkah bank sentral dari penentuan dan prakiraansasaran akhir, pemantauan variabel-variabel ekonomi-keuangan yangdijadikan dasar perumusan kebijakan moneter, hingga pelaksanaanpengendalian moneter di pasar uang untuk mencapai sasaran akhir tersebutdisebut kerangka operasional kebijakan moneter. Perlu dikemukakanbahwa dalam praktek, penggunaan sasaran antara tergantung padapendekatan oprasional apa yang digunakan oleh bank sentral, yaitu apakahpendekatan berdasarkan kuantitas besaran moneter (quantity-basedapproach) atau pendekatan berdasarkan harga besaran moneter/suku bunga(price-based approach). Umumnya, pendekatan berdasarkan kuantitasmenggunakan sasaran antara secara tegas. Sementara itu, pendekatanberdasarkan harga umumnya tidak menggunakan sasaran antara secarategas; namun, pengaruh perubahan sasaran operasional ditransmisikanpada perubahan sasaran akhir melalui perkembangan beragam information

25Uraian yang lebih komprehensif mengenai keberadaan instrumen pengendalian moneterterdapat pada Buku Seri Kebenksentralan No. 3: Instrumen-instrumen PengendalianMoneter, oleh Ascarya, PPSK Bank Indonesia (2002)

Page 35: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

25

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

Diagram 6.Kerangka Transmisi Operasional dengan Pendekatan Kuantitas

- Operasi pasar terbuka - Uang primer (M0) - Besaran moneter - Stabilitas harga- Cadangan wajib minimum - Reserve bank (M1, M2, kredit) - Pertumbuhan Ek.- Fasilitas diskonto - Suku bunga - Kesempatan kerja- Imbauan

Instrumen SasaranOperasional

SasaranAkhir

SasaranAntara

variables yang berfungsi sebagai indikator leading dari perkembangankegiatan ekonomi dan tekanan inflasi, misalnya, ekspektasi inflasi dansuku bunga jangka panjang.

Secara ilustratif, kerangka opersional kebijakan moneter melalui keduapendekatan tersebut, yang mencerminkan keterkaitan antara instrumen,sasaran operasional, dan sasaran antara, dan sasaran akhir, dapatdigambarkan sebagai berikut.26

26 Junggun Oh., ”Inflation Targeting, Monetary Transmission Mechanism, and Policy Rulesin Korea”, Economic Paper, Vol.2, No.1, March 1999, Bank of Korea (dimodifikasi).

Diagram 7.Kerangka Operasional dengan Pendekatan Harga

- Operasi pasar terbuka - Suku bunga - Stabilitas harga- Cadangan wajib minimum (pasar uang/jk.pendek) - Pertumbuhan Ek.- Fasilitas diskonto - Kesempatan kerja- Imbauan

Instrumen SasaranOperasional

SasaranAkhirVariabel-variabel

informasi

Page 36: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

26

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

Boks 1 : Hubungan Uang dan Kegiatan Ekonomi:

Perbedaan Pemikiran Monetarist vs Keynesian

Perbedaan pendapat antara kelompok Keynesian dan Monetaristpada dasarnya menyangkut keberadaan sumber-sumber yangmendorong perkembangan permintaan agregat serta perilakupenawaran agregat. Dalam hal ini, kelompok Monetarist berpendapatbahwa permintaan agregat semata-mata dipengaruhi olehperkembangan uang beredar dan bahwa pengaruh perkembanganuang beredar terhadap permintaan agregat adalah stabil. KelompokMonetarist berasumsi bahwa mekanisme pasar di dalamperekonomian dapat berjalan secara otomatis sehingga harga-hargadapat segera menyesuaikan (naik atau turun) apabila terjadiperbedaan (lebih besar atau lebih kecil) antara permintaan danpenawaran di pasar.

Kelompok Keynesian memandang bahwa permasalahan dalamsuatu perekonomian pada dasarnya sangat kompleks sehingga tidakhanya uang yang berperan penting dalam mendorong kegiatanekonomi, tetapi juga variabel-variabel lain. Di sisi lain, kelompokKeynesian berasumsi bahwa terjadi sejumlah kekakuan dalambekerjanya mekanisme pasar di dalam perekonomian, misalnya,karena adanya kontrak kerja antara majikan dan pekerja ataupengaturan harga sejumlah komoditas oleh pemerintah. Dengankondisi ini, apabila terjadi shocks ‘kejutan’ dalam perekonomian,misalnya, karena adanya kebijakan moneter secara yang aktifmelakukan pelonggaran atau pengetatan, maka dalam jangka pendekpertumbuhan ekonomi riil akan terpengaruh, meskipun padaakhirnya dalam jangka menengah-panjang perkembangan harga jugaakan terpengaruh.

Hubungan antara uang, dalam berbagai bentuk dan definisinya,dengan kegiatan perekonomian, khususnya pertumbuhan ekonomidan inflasi, telah menjadi topik perdebatan antara kelompokKeynesian dan Monetarist sepanjang sejarah teori ekonomi moneter.

Page 37: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

27

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

Kelompok Monetarist, berpendapat bahwa uang hanya berpengaruhpada tingkat inflasi dan tidak pada pertumbuhan ekonomi.Implikasinya adalah bahwa kebijakan moneter harus diarahkan hanyauntuk pengendalian inflasi dan tidak bisa dipergunakan untukmempengaruhi kegiatan ekonomi riil. Lebih lanjut lagi, pelaksanaankebijakan moneter tersebut perlu dilakukan dengan rules yangdibakukan dan diarahkan untuk mengendalikan inflasi. Kebijakanmoneter tidak dapat dipergunakan secara aktif mempengaruhikegiatan ekonomi riil, dalam arti dapat dilonggarkan apabila sektorriil sedang lesu dan diketatkan apabila terjadi peningkatan kegiatanekonomi secara berlebihan.

Di sisi lain, kelompok Keynesian berpendapat bahwa uang dapatmempengaruhi kegiatan ekonomi riil di samping pengaruhnyaterhadap inflasi. Implikasinya adalah bahwa kebijakan moneter dapatdipergunakan sebagai salah satu instrumen kebijakan untuk secaraaktif mempengaruhi naik turunnya kegiatan ekonomi riil. Dengankata lain, bank sentral mempunyai discretion untuk mempergunakankebijakan moneter secara aktif membantu upaya-upaya untukmempengaruhi naik turunnya kegiatan ekonomi riil. Apabila kegiatanekonomi riil dirasakan terlalu lesu, kebijakan moneter dapatdilonggarkan sehingga jumlah uang beredar dalam perekonomianbertambah dan dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.Sebaliknya, apabila kegiatan ekonomi riil dinilai terlalu cepat dancenderung memanas, kebijakan moneter perlu diketatkan sehinggaterjadi penurunan kegiatan ekonomi riil dan tingkat inflasi dapatterkendali.

Dengan latar belakang pemikiran yang berkembang dalam teoriekonomi moneter, pandangan yang lebih dominan akan tergantungpada kondisi yang terjadi pada perekonomian suatu negara. Tidakada satu teori ataupun pandangan yang sesuai dan dapatmenggambarkan sepenuhnya kondisi di semua negara, karenaperbedaan yang terjadi baik pada bekerjanya mekanisme pasar, sistemperekonomian, ataupun cara-cara otoritas dalam melaksanakankebijakan moneter. Dengan demikian, pernyataan mengenai

Page 38: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

28

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

pandangan mana yang sesuai pada suatu perekonomian, apakahMonetarist atau Keynesian, senantiasa menjadi suatu pertanyaanempiris meskipun hasil pengujian di banyak negara dapat memberikankesimpulan umum mengenai kecenderungan-kecenderuangan yangterjadi.

Pada dasarnya, alternatif penentuan respons kebijakan moneterdapat dilakukan dengan menggunakan rules atau denganmenggunakan discretion. Secara analitis, Barro dan Gordon (1983)menguraikan bahwa penetapan instrumen kebijakan moneterberdasarkan pola rules (rule-based policy) dilakukan denganmerespons kondisi yang sedang terjadi, sebagaimana telahdiperhitungkan dalam formulasi penetapan instrumen kebijakan yangtelah dilakukan sebelumnya. Sebaliknya, penetapan instrumenkebijakan moneter berdasarkan pola discretion (discretion-basedpolicy) lebih mendasarkan pada evaluasi dari waktu ke waktu yangmemperhitungkan kondisi yang sedang berlangsung, sertamenganggap perkembangan dan kebijakan masa lalu sebagai suatuyang tidak relevan. Sementara itu, Taylor (1993) menjelaskan bahwa,berbeda dengan discretion-based policy, perilaku penetapan rule-based policy adalah sistematis, dalam arti ‘berdasarkan metodologidan perencanaan’, bukan berdasarkan langkah yang bersifat kasualdan acak. Salah satu contoh dari rules yang secara umum diketahuidiajukan pertama kali oleh Friedman (1960), yaitu pertumbuhan uangberedar yang konstan (constant money growth). Per definisi, setiappenyimpangan dari pola ini digolongkan pada discretion.

Konsensus yang diambil setelah melalui perdebatan panjang diantara para ekonom berkaitan dengan pilihan terhadap kedua polapenetapan tersebut menyatakan bahwa bank sentral tidak dapat

Boks 2 : Penentuan Respons Kebijakan Moneter:

Rules vs Discretion

Page 39: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

29

menerapkan kebijakan moneter sepenuhnya berdasarkan poladiscretion. Di sisi lain, beberapa pola rules diyakini sebagai suatuprasarat bagi penerapan kebijakan moneter yang baik sehinggapenerapan kebijakan tanpa menggunakan suatu rule tertentu mungkinakan menimbulkan konsekuensi yang sebaliknya.

Secara tradisional, saat ini para ekonom lebih memfokuskanpengamatan terhadap dua jenis rules.

(1)Money growth ‘pertumbuhan uang beredar’ rules yang dipeloporioleh McCallum (1988). Rules ini merupakan pengembangan rulesyang diajukan oleh Friedman dengan menyertakan mekanismefeedback ‘umpan-balik’ dalam melakukan koreksi secara bertahapterhadap kesalahan yang terjadi pada masa lalu.

(2)Interest rate ‘suku bunga’ rules yang dipelopori oleh Taylor (1993).Rules ini juga menyertakan mekanisme feedback, yaitu bahwa banksentral mengubah suku bunga dengan mendasarkan pada deviasiperkembangan inflasi dan output terhadap tingkat yang ditargetkan.

Jenis rules manakah yang sebaiknya dipilih masih merupakanpermasalahan yang belum terjawab.27 Namun, umumnya telahdisepakati bahwa rule-based policy dapat diterapkan denganmempertimbangkan discretion tertentu.Demikian pula sebaliknya,walaupun suatu kondisi ideal terpenuhi, disarankan agar penerapankebijakan discretion memperhitungkan komponen rules.28

27 Kajian komprehensif mengenai keberadaan policy rules dalam pelaksanaan kebijakanmoneter disampaikan dalam Monetary Policy Rules, NBER Conference Report, J.B. Taylor(Ed.)The University of Chicago Press, 1999.28 Dalam perkembangannya, sejak awal tahun 1980an debat “rules versus discretion” lebihmengacu pada argumen baru yang mengetengahkan adanya permasalahan“ketidakkonsistenan” (“time inconsistency” problem) dalam penerapan strategi kebijakan.Time-inconsistency problem merujuk pada adanya perbedaan langkah kebijakan (yangoptimal) yang telah diumumkan oleh bank sentral kepada masyarakat — jika bank sentralmempunyai kredibilitas yang baik — dengan langkah kebijakan yang akan dilakukan olehbank sentral setelah masyarakat mengambil suatu keputusan berdasarkan ekspektasinya.Misalnya, bank sentral mengumumkan janjinya untuk mencapai target inflasi tertentu, danmasyarakat melakukan kontrak atau kesepakatan kerja berdasarkan pengumuman tersebut.Dalam kondisi ini, bank sentral mempunyai insentif untuk tidak memenuhi janjinya denganmencari kemungkinan untuk mencapai pertumbuhan output yang lebih besar, dengan

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

Page 40: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

30

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

konsekuensi terjadinya tekanan inflasi yang lebih tinggi. Namun, pada akhirnya, masyarakatakan mengetahui hal tersebut sehingga mereka menyesuaikan atau menetapkan ekspektasiterhadap laju inflasi yang lebih tinggi yang berakibat pada terhambatnya perkembanganoutput riil. Apabila rangkaian kejadian tersebut berulang, maka akan terjadi “bias inflasi”(inflationary bias), situasi ketika peningkatan output riil tidak terjadi sementara tekananinflasi semakin tinggi.

Kebijakan Moneter di Indonesia

Bagian sebelumnya telah mengulas kebijakan moneter ditinjau dari aspekteoretis. Pada bagian ini akan dipaparkan perkembangan kebijakan moneterdi Indonesia. Pada bagian pertama akan dibahas kebijakan moneter sejakawal kemerdekaan hingga masa sebelum krisis ekonomi tahun 1997.Bagian selanjutnya akan membahas kebijakan moneter terkini denganulasan yang lebih lengkap, mencakup kerangka, mekanisme transmisi,proses perumusan, dan mekanisme pengendalian moneter di Indonesia.Bagian terakhir akan membahas kebijakan nilai tukar dan devisa.

Kebijakan Moneter Periode Pre-Krisis Ekonomi 1997

Pelaksanaan tugas Bank Indonesia di bidang moneter mengalami evolusisesuai dengan pasang-surut perkembangan ekonomi dan iklim politikbangsa Indonesia. Perkembangan ekonomi sangat berpengaruh terhadappelaksanaan kebijakan moneter tidak hanya karena kebijakan moneteritu diarahkan untuk mempengaruhi berbagai variabel ekonomi makro,khususnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga karenaperkembangan ekonomi akan menentukan bagaimana reaksi BankIndonesia merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneternya. Secarakhusus, perkembangan sektor keuangan sangat mempengaruhipelaksanaan kebijakan moneter karena mekanisme transmisi kebijakanmoneter pada dasarnya terjadi melalui sektor keuangan, sesuai denganfungsinya dalam intermediasi keuangan. Sementara itu, perjalanan politikbangsa Indonesia secara langsung maupun tidak langsung jugamenyebabkan terjadinya pergeseran peranan Bank Indonesia. Hal initerutama karena pelaksanaan kebijakan ekonomi makro, termasukkebijakan moneter, tidak dapat dilepaskan dari tatanan dan iklim politiksuatu negara. Dengan kata lain, pelaksanaan kebijakan moneter sering

Page 41: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

31

kali dikaitkan dengan pelaksanaan agenda politik pemerintah yangberkuasa, khusunya di negara-negara yang sedang berkembang.

a. Periode 1945 – 1952

Pada awal kemerdekaan, untuk pertama kalinya pemerintah Indonesiamengambil keputusan untuk mendirikan bank sirkulasi berbentuk bankmilik negara, dan dalam pelaksanaannya berupa pendirian Bank NegaraIndonesia (BNI) dan Bank rakyat Indonesia (BRI) pada tahun 1946. Keduabank milik negara tersebut dan beberapa bank swasta yang ditunjukpemerintah melaksanakan penukaran mata uang Hindia Belanda danJepang dengan mata uang Republik Indonesia (ORI) yang dikeluarkanoleh pemerintah Indonesia. Tujuan pengeluaran/pengedaran ORI tersebutadalah untuk menggantikan peranan mata uang Hindia Belanda danJepang dalam perekonomian Indonesia.

Dalam perjalanannya, penggunaan ORI hanya mencapai usia 3 tahun5 bulan, sebelum akhirnya ditarik dari peredaran dan diganti dengan uangDe Javasche Bank. De Javasche Bank akhirnya diputuskan sebagai banksentral pada penyerahan kedaulatan Indonesia pada pemerintah RepublikIndonesia Serikat. Beberapa waktu setelah pembentukan Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI), dilakukan nasionalisasi terhadap De JavascheBank melalui Undang-Undang Nasionalisasi De Javasche Bank padatanggal 6 Desember 1951.

b. Periode tahun 1953 – 1967

Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah Indonesiamengeluarkan UU No.11 Tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesiasebagai pengganti Javasche Bank wet tahun 1922. Dengan undang-undangtersebut dibentuklah Dewan Moneter, dan Menteri Keuangan bertindaksebagai Ketua, sementara Menteri Ekonomi dan Gubernur Bank Indonesiabertindak sebagai anggota. Dewan Moneter mempunyai berbagai tugasdan kewenangan yang terkait erat dengan upaya-upaya untukmengendalikan kondisi moneter, antara lain menentuan kebijakan monetersecara umum, mengatur dan menstabilkan mata uang, serta memajukanurusan kredit dan perbankan pada umumnya .

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 42: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

32

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

Dengan dibelakukannya UU No.11 Tahun 1953 tentang Pokok BankIndonesia, tuntutan yang sangat besar diarahkan kepada Bank Indonesiauntuk ikut serta secara aktif dalam menata dan mengembangkanperekonomian nasional yang pada waktu itu mengalami banyakpermasalahan. Fokus dari peran yang diinginkan banyak terkait denganfungsi Bank Indonesia sebagai bank sirkulasi. Tantangan terbesar padamasa ini adalah menyatukan mata uang yang pada waktu telah banyakberedar dan berbeda-beda di berbagai wilayah Indonesia. Karena itu, BankIndonesia dituntut untuk menerbitkan mata uang baru, rupiah, sebagaisatu-satunya alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah negaraIndonesia menggantikan mata-mata uang yang ada di masing-masingdaerah. Satu hal yang menarik adalah bahwa nilai pembanding atau paritasyang digunakan untuk penukaran mata uang suatu daerah dengan matauang rupiah didasarkan pada perkiraan jumlah uang beredar sesuai dengankebutuhan perekonomian daerah yang bersangkutan. Inilah merupakancontoh kongkrit bagaimana peran bank sirkulasi dan kebijakan moneteryang dilakukan Bank Indonesia, yang tidak saja sesuai dengan kondisiperekonomian yang pada waktu itu masih relatif tradisional, tetapi jugadiarahkan untuk mendukung persatuan dan kesatuan negara yang barumerdeka.

Pada masa awal berdirinya, Bank Indonesia, selain berfungsi sebagaibank sirkulasi, juga berperan sebagai bank komersial dengan memberikankredit langsung kepada pihak swasta, pemerintah, dan yayasan-yayasanpemerintah, selain kredit kepda bank-bank dan badan-badan perkreditanlainnya. Sementara itu, dengan mulai tertatanya mekanisme peredaranuang, perkembangan selanjutnya menunjukkan adanya keinginan kuatdari Pemerintah agar Bank Indonesia berperan lebih aktif dalammeningkatkan kegiatan ekonomi. Inilah yang kemudian dikenal denganperan Bank Indonesia sebagai agen pembangunan. Pada prinsipnya, bentukdari peran tersebut ada dua. Pertama, bentuk pembiayaan oleh BankIndonesia terhadap defisit anggaran pemerintah yang pada waktu relatifbesar dan tidak terkontrol karena besarnya kepentingan politik pada waktuitu. Perlu dikemukakan bahwa defisit anggaran pemerintah tersebutdibiayai dengan pencetakan uang. Kedua, bentuk pembiayaan secaralangsung oleh Bank Indonesia dalam sejumlah kegiatan ekonomi. Dalamkondisi tersebut, Bank Indonesia praktis telah melaksanakan tekanan

Page 43: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

33

kebijakan moneter ekspansif yang sebagian besar bersumber pada upayapembiayaan defisit anggaran pemerintah. Namun, dari sektor perbankan,dampak penciptaan uang telah dibatasi melalui penetapan reserverequirement, yaitu rasio jumlah cadangan minimum terhadap jumlahkewajiban lancarnya yang wajib dipelihara oleh bank-bank, sebesar 30%pada tahun 1957.

Perkembangan politik pada waktu itu telah cenderung menimbulkanketimpangan dalam pelaksanaan kebijakan moneter, yang dicerminkanoleh peningkatan yang berlebihan pencetakan uang untuk pembiayaandefisit anggaran sebgai akibat kebijakan fiskal yang ekspansif. Keiinginanyang kuat untuk menyenangkan rakyat telah mendorong pemerintahmenempuh kebijakan fiskal tanpa mengindahkan prinsip-prinsip kehati-hatian, yang cenderung membutuhkan pengeluaran anggaran yang besardan menyebabkan membengkaknya defisit anggaran pemerintah.Demikian pula, pembangunan proyek-proyek mercusuar atau pengeluaranuntuk militer merupakan contoh konkrit yang terjadi pada waktu itu.Kondisi seperti ini telah menimbulkan melonjaknya uang beredar jauhmelebihi dari kebutuhan riil perekonomian sehingga mendorong naiknyaharga-harga secara tajam. Akibatnya, laju inflasi membumbung tinggihingga mencapai sekitar 600% pada tahun 1965, yang dikenal denganperiode hyperinflation.

c. Periode 1968 – 1997

Periode stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi (1968 – 1972)

Pengalaman selama periode sejak awal kemerdekaan sampai denganpertengahan tahun 1960-an memberikan pelajaran penting mengenaipentingnya prinsip kehati-hatian dalam pelaksanaan kebijakan moneterdan fiskal. Pertama, bahwa kebijakan fiskal harus mampu mengendalikandefisit anggaran pada batas-batas yang wajar. Untuk itu, pengeluarananggaran harus diseleksi secara ketat dan diprioritaskan pada jenis-jenispengeluaran yang mampu mendorong kegiatan ekonomi riil, dankarenanya pengeluaran-pengeluaran yang cenderung kurang strategis danberlebihan harus dihindarkan. Kedua, bahwa kebijakan moneter tidakboleh dipergunakan untuk membiayai defisit anggaran pada sisi kebijakan

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 44: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

34

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

fiskal. Kebijakan moneter harus tetap difokuskan pada pengendalianinflasi, dan karenanya pencetakan uang untuk membiayai defisit anggaranpemerintah akan mengancam kestabilan harga dan kestabilan monetersecara keseluruhan. Ketiga, bahwa kebijakan fiskal dan kebijakan moneterperlu dikoordinasikan secara baik, dengan tetap berpegang pada prinsipindependensi masing-masing instansi, agar terjadi sinergi kedua kebijakantersebut dalam menjaga stabilitas ekonomi untuk berlangsungnyapembangunan secara berkelanjutan.

Pada masa selanjutnya, yaitu sejak akhir tahun 1960-an, perkembanganekonomi dan keuangan terus berkembang. Pada awalnya, kebijakanPemerintah lebih diprioritaskan untuk pemulihan stabilitas ekonomi yangsempat terancam pada pertengahan tahun 1960-an. Pengeluaran anggarandiseleksi secara ketat, defisit anggaran pemerintah dikendalikan, danpembiayaan diupayakan dari pinjaman lunak luar negeri sehingga tidakmengancam stabilitas ekonomi, khususnya untuk pengendalian inflasi.Di sisi moneter, pencetakan uang untuk pembiayaan defisit anggaranpemerintah dihentikan dan jumlah uang beredar dikendalikan. Upaya inidibarengi dengan penyediaan barang dan jasa yang sangat dibutuhkanmasyarakat. Dengan penegakan disiplin baik di sisi fiskal maupun di sisimoneter tersebut, stabilitas ekonomi dapat secara cepat dipulihkan, sepertiterlihat dengan menurunnya secara drastis laju inflasi hingga di bawah10%, sehingga kepercayaan untuk pemulihan kegiatan ekonomi dapatterbangun dengan baik. Dengan keberhasilan pemulihan stabilitas ekonomiini, Pemerintah kemudian mulai melakukan perencanaan pembangunannasional, baik dalam jangka panjang, menengah, dan pendek, sehinggakegiatan perekonomian nasional secara berangsur-angsur mulai tertatadan mengalami peningkatan.

Penataan ekonomi, khususnya di sektor moneter dan perbankan lebihdimantapkan dengan dikeluarkannya UU No.13 Tahun 1968 tentangBank Sentral. Dalam hal ini, tugas Bank Indonesia adalah membantupemerintah dalam dua hal, yaitu pertama mengatur, menjaga, danmemelihara stabilitas nilai rupiah dan kedua mendorong kelancaranproduksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja gunameningkatkan taraf hidup rakyat. Kebijakan moneter dirumuskan olehDewan Moneter dan Bank Indonesia melakukan tugas kebijakan moneter

Page 45: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

35

sesuai dengan keputusan Dewan Moneter.

Perlu dikemukakan, di satu sisi, pengaturan kelembagaan seperti inimempunyai nilai positif karena terintegrasi dan terkoordinirnya kebijakanmoneter dengan kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi makro lainnya.Namun, di sisi lain pengaturan seperti ini mengaburkan fokus tugas,disiplin, dan tanggung jawab masing-masing instansi dalam perumusandan pelaksanaan kebijakan tersebut. Tidak ada check and balance antarakebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan ekonomi makrolainnya. Lebih jauh lagi, pengaturan kelembagaan seperti inimemungkinkan masih dimanfaatkan kebijakan moneter untuk pembiayaanfiskal sehingga prinsip kehati-hatian dan disiplin kebijakan ekonomi makrokurang dapat terjamin.

Periode pertumbuhan ekonomi dengan hasil minyak (1973 – 1982)

Peningkatan kegiatan perekonomian nasional kemudian mengalamidorongan lebih lanjut dengan hasil minyak yang meningkat khususnyapada awal dekade 1970-an. Ditemukannya ladang-ladang minyak diIndonesia telah memberikan sisi positif dan negatif. Di satu sisi, hasilminyak telah memberikan limpahan rezeki bagi penerimaan negarasehingga dapat dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin danpengeluaran pembangunan di sisi fiskal. Dengan peran aktif dancenderung dominan oleh pemerintah, kebijakan fiskal telahmemungkinkan untuk mendorong kegiatan ekonomi riil. Namun, di sisilain peningkatan penerimaan devisa hasil minyak dan pengeluaranpemerintah telah menyebabkan ekspansi jumlah uang beredar dari sisifiskal. Kondisi ini mengharuskan kebijakan moneter untuk melakukanpenyerapan ekspansi moneter dari sisi fiskal tersebut agar tidakmenimbulkan kelebihan likuiditas dalam perekonomian yang dapatmeningkatkan laju inflasi.

Dengan latar belakang tersebut, pada tahun 1974 Pemerintah mulaimenempuh kebijakan kredit selektif dari sisi moneter. Tujuannya adalahagar jumlah uang beredar tetap terkendali sehingga laju inflasi dapat tetapterjaga. Hal ini terutama dilakukan dengan pengaturan terhadap besarnyaekspansi kredit yang diperbolehkan oleh perbankan, atau yang sering

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 46: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

36

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

dikenal dengan pagu ekspansi aktiva neto. Jadi, setiap tahun BankIndonesia menyusun rencana ekspansi kredit secara nasional denganmenghitung berapa jumlah uang beredar yang sesuai dengan perkiraanlaju inflasi dan pertumbuhan output. Kemudian bank-bank diminta untukmenyampaikan rencana kredit kepada Bank Indonesia untuk kemudianditetapkan pagu kredit setahun ke depan untuk masing-masing bank. Paguindividual bank tersebut pada akhirnya akan menjadi dasar untukpenyaluran kredit likuiditas yang disediakan Bank Indonesia sesuai dengansektor/program yang sudah ditetapkan.

Meskipun kehidupan sektor perbankan kurang bergairah akibatkelangkaan sumber dana karena menurunnya penghimpunan danamasyarakat dan adanya pembatasan dalam pemberian kredit, kegiataninvestasi terus berlanjut, khusunya yang dilakukan oleh pemerintah.Selanjutnya, untuk memberikan ruang gerak yang lebih besar kepada bank-bank dalam pemanfaatan dana terutama dalam pemberian kreditnya kepadasektor swasta, Bank Indonesia pada tahun 1978 menurunkan reserverequirement bank-bank dari 30% menjadi 15%.

Periode deregulasi, debirokratisai, dan liberalisasi ekonomi (1983 – 1997)

Pada awal dekade 1980-an terjadi kemerosotan harga minyak di pasardunia sebagai akibat adanya kecenderungan terjadinya resesi dunia. Halini telah menyebabkan terbatasnya penerimaan negara untuk pembiayaanAnggaran Penrimaan dan Belanja Negara (APBN). Dominasi Pemerintahdalam menopang peningkatan kegiatan ekonomi tidak dapat lagidipertahankan, dan akibatnya kelangsungan pembangunan nasionalterancam. Karena itu, Pemerintah kemudian menempuh serangkaiankebijakan reformasi di bidang ekonomi untuk mengatasi ancaman krisiskarena merosotnya harga minyak tersebut. Tujuannya adalah untukmenumbuhkan, mendorong, dan meningkatkan peran sektor swasta dalamsetiap aspek kehidupan ekonomi untuk menggantikan peran Pemerintahdalam rangka mempertahankan pembangunan nasional. Karena itu, sejakawal dekade 1980-an Pemerintah menempuh kebijakan deregulasi,debirokratisasi, dan bahkan liberalisasi di berbagai sektor ekonomi, baiksektor perbankan dan keuangan, perdagangan, investasi, dan sebagainya.

Page 47: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

37

Pada 1 Juni 1983 Pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasiperbankan, yang menandai era liberalisasi di sektor perbankan khususnyadan sektor keuangan pada umumnya. Kebijakan ini telah mendorongbegitu pesatnya perkembangan sektor perbankan dan keuangan diIndonesia. Hal ini tidak saja dapat dilihat dari jumlah bank yang beroperasi,besarnya dana masyarakat yang dapat dimobilisasi baik dalam bentukgiro, tabungan dan deposito, tetapi juga dalam bentuk kredit dan jenispembiayaan lainnya yang disediakan oleh perbankan untuk dunia usaha.Demikian pula di pasar keuangan, terjadi perkembangan yang pesat baikdari sisi volume transaksi keuangan maupun berbagai produk keuangan(saham, obligasi, surat-surat berharga, dan produk-produk derivatif) yangdiperdagangkan. Dengan perkembangan seperti ini, semakin banyak danayang berputar di sektor keuangan dan mempengaruhi keeratan hubunganantara uang, inflasi, dan output dibanding dengan periode sebelumnya.

Kondisi ekonomi, khususnya sektor keuangan, seperti ini telahmembawa implikasi mendasar pada pelaksanaan kebijakan moneter olehBank Indonesia. Kebijakan moneter yang sebelumnya dilakukan secaralangsung dengan selective credit policy mulai beralih ke cara-cara tidaklangsung dan berorientasi pasar, antara lain dengan melakukan operasi dipasar uang (operasi pasar terbuka) untuk mengendalikan likuiditasperekonomian. Pengendalian moneter diarahkan pada jumlah uang beredar(M1 dan M2) sebagai sasaran antara dan uang primer (M0) sebagai sasaranoperasional. Sementara itu, operasi di pasar uang dilakukan melalui lelangSertifikat Bank Indonesia (SBI) yang mulai diterbitkan pada tahun 1984sebagai instrumen utama kebijakan moneter. Pengendalian likuiditas jugadibantu dengan intervensi di pasar uang rupiah dengan cara memberipinjaman jangka pendek antara overnight hingga tujuh hari. Operasi dipasar uang dimaksud diarahkan untuk mencapai sasaran operasional uangprimer tersebut untuk diarahkan agar sasaran antara jumlah uang beredar(M1 dan M2) tetap terkendali sesuai dengan perkiraan yang telahditetapkan.

Dalam perkembangan selanjutnya, untuk mendorong kegiatanekonomi dalam negeri dalam menghadapi persaingan global, pada 1988pemerintah mengeluarkan paket kebijakan 27 Oktober 1988, yang secaraumum merupakan paket penyempurnaan kebijakan di bidang keuangan,

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 48: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

38

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

moneter, dan perbankan.29 Dalam hubungannya dengan upaya peningkatanefektivitas pengendalian moneter, langkah-langkah yang ditempuh antaralain adalah penurunan reserve requirement dari 15% menjadi 2%. Selainitu, di bidang perbankan, dilakukan penciptaan iklim persaingan yanglebih kondusif melalui perlonggaran izin pendirian bank-bank baru danbank campuran. Kebijakan deregulasi yang cukup longgar tersebut telahmengakibatkan perkembangan yang sangat pesat sektor perbankan dankeuangan di Indonesia.

Sejalan dengan pesatnya perkembangan perbankan dan pasarkeuangan di Indonesia tersebut, timbul permasalahan baru dalampelaksanaan kebijakan moneter, khususnya berkaitan dengan uapayapengendalian jumlah uang beredar (M1 dan M2). Operasi dan produkperbankan baik dalam memobilisasi dana maupun dalam pembiayaandunia usaha tidak hanya terbatas pada rekening giro, tabungan, deposito,ataupun kredit, tetapi juga telah bervariasi dalam berbagai bentukinstrumen pasar uang seperti negotiable certificate of deposits, commercialpapers, promissory notes, Automated Teller Machines (ATMs), dansebagainya. Di sisi lain, perkembangan pasar modal sendiri juga telahdemikian pesat, baik dalam bentuk volume transaksi maupun jesnis surat-surat berharga yang diperdagangkan. Akibatnya, terjadi kecenderunganadanya decoupling ‘pelepasan’ keterkaitan antara sektor keuangan dansektor riil, sehingga menyebabkan semakin renggangnya hubungan antarauang beredar dengan inflasi dan output riil, khususnya dalam jangkapendek.

Selain itu, sebagai dampak dari liberalisasi sektor keuangan, alirandana yang masuk ke perekonomian Indonesia, khususnya pinjaman luarnegeri swasta, demikian besar dan pesat. Hal ini juga memanfaatkanperiode boom dalam perekonomian Indonesia dan didukung olehgelombang globalisasi di sektor keuangan, perdagangan, dan investasiyang demikian pesat pada waktu itu. Di satu sisi, besarnya aliran danaluar negeri tersebut mampu menutup kesenjangan tabungan-investasi

29 Perkembangan ekonomi yang kurang sehat sempat terjadi pada tahun 1987, saatmasyarakat melakukan spekulasi mata uang asing karena memperkirakan akan dilakukandevaluasi oleh pemerintah. Untuk mengatasi perkembangan tersebut pemerintah mengambillangkah kebijakan yang dikenal dengan “Gebrakan Sumarlin”, yang mengakibatkanpenurunan likuiditas perbankan yang tajam dan meredanya kegiatan spekulasi.

Page 49: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

39

(saving-investment gap) sehingga dapat mendorong peningkatanpertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Namun, di sisi lainaliran dana luar negeri tersebut juga kemudian menimbulkan sejumlahpermasalahan. Dana luar negeri tersebut pada umumnya berupa pinjamanluar negeri swasta, berjangka pendek, tidak memperhitungakn risikoperubahan nilai tukar, dan banyak dimanfaatkan untuk membiayai proyek-proyek swasta yang berjangka panjang dan tidak menghasilkan devisa.Dari sisi moneter, besar dan mobilitas aliran dana luar negeri tersebutjuga mempersulit pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia.

Untuk menghindari dampak negatif dari ekspansi uang beredar yangberasal dari aliran dana luar negeri tersebut terhadap peningkatan inflasidan kestabilan nilai tukar rupiah, Bank Indonesia melakukan penyerapankelebihan likuditas dalam perekonomian sehingga mendorong kenaikansuku bunga dalam negeri. Namun, kenaikan suku bunga ini semakinmendorong masuknya aliran dana luar negeri tersebut, khususnya dalambentuk surat-surat berharga yang berjangka pendek. Akibatnya, sepertitelah kita ketahui bersama, jumlah pinjaman luar negeri swasta dalamberbagai bentuk dan jangka waktunya semakin membesar. Kondisi inidiperburuk lagi dengan tidak dijalankan proyek-proyek swasta yangdibiayai dari pinjaman luar negeri tersebut sesuai dengan prinsip-prinsippengelolaan usaha yang sehat (good corporate governance) sehinggamenjadi penyebab utama dari krisis sejak tahun 1997.

Kebijakan Moneter Periode Setelah Krisis Ekonomi 1997

Krisis yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah menimbulkanberbagai permasalahan yang demikian sulit dan kompleks di berbagaibidang. Krisis yang mulanya berasal dari krisis moneter telah berubahcepat menjadi krisis ekonomi, krisis sosial budaya, krisis politik, sehinggamenjadi “krisis multi-dimensi”. Salah satu pemicu utama krisis tersebutadalah terjadinya kelangkaan dana perbankan sebagai akibat penarikandana oleh masyarakat yang sangat besar. Ditambah dengan semakinmelemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS, kepercayaan masyarakatterhadap rupiah semakin berkurang sehingga nilai tukar rupiah terusmengalami penurunan yang sangat tajam. Untuk mencegah kehancuransektor perbankan, Pemerintah (Bank Indonesia) menyuntik dana ke sektor

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 50: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

40

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

perbankan dalam jumlah yang sangat besar, yang selanjutnya berakibatpada melonjaknya laju inflasi. Di sisi lain, Bank Indonesia harus menyerapkelebihan likuiditas di masyarakat melalui kebijakan moneter kontraktif,yang berakibat pada naiknya suku bunga dan persoalan lain di pasarkeuangan secara keseluruhan.

Kondisi krisis tersebut menunjukkan bahwa dalam pembangunannasional yang dilaksanakan pada masa sebelum terjadinya krisis ekonomimengandung banyak kelemahan struktur dan sistem perekonomian yangmenimbulkan penyimpangan-penyimpangan atau distorsi ekonomi.Kondisi ini telah menyebabkan lemah dan tidak sehatnya strukturperekonomian nasional. Di sisi lain, perkembangan ekonomi internasionalmengalami perubahan yang cepat dan mendasar menuju kepada sistemekonomi global yang ditandai dengan semakin terintegrasinya pasarkeuangan dunia yang memudahkan pergerakan aliran dana luar negeridisertai dengan semakin ketatnya persaingan di dunia internasional. Selainmenguntungkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,pergerakan aliran dana luar negeri juga meningkatkan kerentananperekonomian nasional. Sehubungan dengan hal tersebut, perludiupayakan pemecahannya yang sekaligus dapat meletakkan landasanperekonomian nasional yang kukuh melalui strategi pembangunan yangtepat dalam rangka mewujudkan perekonomian nasional yang mampubersaing di kancah perekonomian internasional.

Guna mewujudkan perekonomian yang kukuh tersebut perlu diadakanpenyesuaian berbagai kebijakan ekonomi yang selama ini telah ditempuhdi Indonesia. Kebijakan moneter yang merupakan salah satu bagianpenting dari kebijakan pembangunan ekonomi nasional harus lebihdiarahkan kepada upaya untuk menciptakan dan menjaga stabilitasmoneter.30 Temuan empiris dari pengalaman berbagai negara, danpengalaman selama ini di Indonesia seperti telah diuraikan pada bagian-bagian sebelumnya, menunjukkan bahwa kebijakan moneter akan lebihoptimal apabila difokuskan pada pemeliharaan stabilitas moneter. Dengan

30 Hal ini berbeda dengan pengaturan dalam UU No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentralyang menyatakan bahwa tugas Bank Indonesia adalah membantu pemerintah dalammencapai multiple objectives ‘beberapa tujuan’, yaitu mengatur, menjaga, dan memeliharastabilitas nilai rupiah, dan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan sertamemperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.

Page 51: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

41

terfokusnya tujuan kebijakan moneter, maka tanggung jawab, tujuan,dan tugas Bank Indonesia menjadi lebih jelas dan terarah.

Dari sisi kelembagaan, seperti telah disinggung sebelumnya,keberadaan Dewan Moneter pada masa sebelum terjadinya krisis ekonomimenjadikan status dan peranan Bank Indonesia dipandang tidak sesuailagi dalam menghadapi tuntutan perkembangan dan dinamikaperekonomian nasional dan internasional dewasa ini dan di masa yangakan datang. Keberadaan Dewan Moneter mengakibatkan perumusan,penetapan dan pelaksanaan kebijakan moneter yang seharusnya dilakukanoleh Bank Indonesia menjadi tidak fokus dan independen. Oleh sebabitu, diperlukan landasan hukum yang baru, yang memberikan status,tujuan, dan tugas yang sesuai kepada Bank Indonesia selaku bank sentral.

Bebagai permasalahan yang diuraikan di atas melandasidikeluarkannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaipengganti UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral. Dalam landasanhukum yang baru ini Bank Indonesia mempunyai tujuan yang lebih fokus,yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.31 Kestabilan nilairupiah merupakan sebagian prasyarat bagi tercapainya pertumbuhanekonomi yang berkesinambungan yang pada gilirannya akanmeningkatkan kesejahteraan rakyat. Reorientasi sasaran Bank Indonesiatersebut merupakan bagian dari kebijakan pemulihan dan reformasiperekonomian untuk keluar dari krisis ekonomi yang tengah melandaIndonesia. Hal itu sekaligus meletakkan landasan yang kokoh bagipelaksanaan dan pengembangan perekonomian Indonesia di tengah-tengahperekonomian dunia yang semakin kompetitif dan terintegrasi. Sebaliknya,kegagalan untuk memelihara kestabilan nilai rupiah seperti tercermin padakenaikan harga-harga dapat merugikan karena berakibat menurunkanpendapatan riil masyarakat dan melemahkan daya saing perekonomiannasional dalam perekonomian dunia.

Untuk mencapai tujuan di atas, Bank Indonesia melaksanakan tigatugas pokok, yaitu: (i) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,

31 Secara teoritis, stabilitas nilai rupiah mempunyai makna ganda, yaitu stabilitas hargabarang dan jasa (inflasi) di dalam negeri dan stabilitas harga mata uang domestik (nilaitukar). Sebagian pendapat menyatakan bahwa dalam jangka panjang, pencapaian stabilitasharga pada gilirannya akan mendorong stabilitas nilai tukar.

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 52: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

42

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

(ii) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta (iii)mengatur dan mengawasi sistem perbankan.32 Pada dasarnya, pelaksanaanketiga tugas ini mempunyai keterkaitan erat dalam upaya pencapaiankestabilan nilai rupiah. Misalnya, efektivitas pelaksanaan tugas kebijakanmoneter memerlukan dukungan sistem pembayaran yang efisien, cepat,aman, dan andal. Sementara itu, sistem pembayaran yang efisien, cepat,aman dan andal tersebut juga tergantung pada sistem perbankan yangsehat. Selain itu, sistem perbankan yang sehat juga akan mendukungefektifitas pelaksanaan pengendalian moneter mengingat mekanismetransmisi kebijakan moneter ke kegiatan ekonomi riil terutamaberlangsung melalui sistem perbankan.

Dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, BankIndonesia mempunyai wewenang untuk menetapkan sasaran-sasaranmoneter dan melakukan pengendalian moneter dengan cara-cara antaralain: (i) operasi pasar terbuka, (ii) penetapan tingkat diskonto, (iii)penetapan cadangan wajib minimum, dan (iv) pengaturan kredit ataupembiayaan.

Terkait dengan hal tersebut di atas, efektivitas pelaksanaan kebijakanmoneter sangat tergantung pada sistem nilai tukar dan sistem devisa yangdipilih. Untuk itu, Bank Indonesia diberikan kewenangan untukmelaksanakan kebijakan nilai tukar dan pengelolaan cadangan devisa yangsejalan dengan tujuan kebijakan moneter dalam rangka mendukungkesinambungan pelaksanaan pembangunan ekonomi.

Kerangka Strategis Kebijakan Moneter

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, kebijakan moneter padadasarnya merupakan langkah-langkah yang ditempuh bank sentral, yangantara lain dapat berupa pengendalian jumlah uang beredar dan sukubunga dalam rangka mencapai sasaran akhir. Sasaran akhir kebijakanmoneter pada dasarnya dapat berupa kestabilan nilai mata uang danpertumbuhan ekonomi. Namun, akhir-akhir ini semakin banyak bank

32 Uraian lengkap mengenai kebijakan dan sistem pengawasan perbankan serta kebijakandan sistem pembayaran di Indonesia akan disampaikan pada buku seri kebank sentralanlain.

Page 53: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

43

sentral yang memfokuskan pada pencapaian sasaran stabilitas harga ataulaju inflasi.33

Sesuai dengan UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, tujuanBank Indonesia adalah mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah.Dalam hal ini, kestabilan nilai rupiah mempunyai dua dimensi, yaitukestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa (disebut dengan inflasi)dan kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain (disebut dengannilai tukar atau kurs rupiah). Dalam sistem nilai tukar mengambang yangdianut saat ini, nilai tukar rupiah ditentukan oleh kekuatan permintaandan penawaran di pasar valuta asing, dan karenanya Bank Indonesia tidakmenargetkan atau berupaya untuk mengarahkan perkembangan nilai tukarrupiah pada tingkat tertentu. Untuk itu, sasaran akhir Bank Indonesia lebihdiarahkan pada pencapaian laju inflasi yang rendah sesuai dengan kondisiperekonomian nasional.

Walaupun sasaran akhir kebijakan moneter lebih diarahkan padapengendalian laju inflasi, Bank Indonesia tidak akan membiarkanperkembangan nilai tukar rupiah di pasar bergerak secara bergejolak danmenimbulkan ketidak-pastian. Berkaitan dengan itu, Bank Indonesiamenempuh langkah-langkah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dengandua pertimbangan utama, yaitu: (i) kestabilan nilai tukar rupiah diperlukanuntuk memberikan kepastian dalam perekonomian, dan (ii) nilai tukarrupiah yang bergejolak dan merosot drastis akan menyulitkan BankIndonesia dalam mencapai sasaran inflasi yang ditetapkannya.

Dalam mencapai sasaran akhir laju inflasi tersebut, secara periodik BankIndonesia memantau perkembangan berbagai variabel ekonomi riil,moneter, dan keuangan untuk meyakinkan bahwa sasaran inflasi yang telahditetapkan dapat dicapai. Pemantauan terhadap variabel ekonomi riildilakukan baik dari sisi permintaan (konsumsi, investasi, ekspor-impor baikswasta maupun pemerintah) maupun sisi penawaran (seluruh sektorekonomi). Dengan pemantauan variabel-variabel tersebut diharapkan dapatdiketahui secara dini kemungkinan tekanan terhadap inflasi ke depan.34

33Hal ini seiring dengan semakin banyaknya studi empiris dalam teori ekonomi-moneteryang membuktikan bahwa dalam jangka menengah-panjang “inflation is a monetaryphenomenon”.34Secara teknis, pemantauan dilakukan baik terhadap data-data statistik maupun hasil-hasilsurvei yang menunjukkan kecenderungan perkembangan dari variabel ekonomi riil

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 54: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

44

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

dimaksud. Perkembangan sektor fiskal (realisasi APBN) dan neraca pembayaran jugadipantau terus. Selain analisis terhadap perkembangan atau kecenderungan yang terjadi,penyusunan proyeksi juga dilakukan dengan sejumlah model-model ekonomi makro yangdikembangkan di Bank Indonesia. Kesemuanya dilakukan untuk menentukankecenderungan tekanan-tekanan yang terjadi terhadap perkembangan output, khususnyaoutput gap ‘kesenjangan output’, yaitu perbedaan antara permintaan dan penawaranaggregat.

Sementara itu, pemantauan terhadap variabel-variabel moneter dankeuangan sebagai sasaran antara dilakukan untuk menentukan berjalannyamekanisme transmisi kebijakan moneter ke sektor riil. Transmisi kebijakanmoneter pada umumnya berjalan melalui beberapa jalur, yaitu jalur uang,jalur kredit, jalur suku bunga, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalurekspektasi inflasi. Untuk itu, Bank Indonesia memantau terusperkembangan sasaran antara yang mencakup besaran-besaran moneter(M1 dan M2), suku bunga, dan nilai tukar rupiah. Sedangkan variabel-variabel sektor keuangan mencakup perkembangan dana perbankan, kreditdan pembiayaan lain, kondisi kesehatan perbankan dan pasar modal.Melalui pemantauan tersebut dapat dianalisis seberapa jauh pengaruhkebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia, khususnya kecepatandan tenggat waktu terhadap perkembangan ekonomi riil dan inflasi kedepan. Dengan pemantauan terhadap perkembangan sektor riil danberjalannya mekanisme transmisi moneter seperti dijelaskan di atas, dapatdirumuskan kebijakan moneter yang perlu ditempuh dalam rangkamengantisipasi perkembangan inflasi dan output riil ke depan.

Berdasarkan uraian di atas, kebijakan moneter yang bertujuan untukmenjaga dan memelihara stabilitas nilai rupiah diterapkan denganmenggunakan berbagai strategi. Strategi kebijakan yang ditempuh tidakhanya terbatas pada penargetan sasaran antara yang berupa besaranmoneter, tetapi juga memperhatikan perkembangan indikator-indikatorlainnya seperti suku bunga dan nilai tukar.

Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

Mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia sampai saat inimasih terus dikaji. Beberapa hasil kajian pendahuluan menyimpulkanbahwa transmisi kebijakan moneter jalur moneter langsung melalui uangprimer (M0) dan uang beredar (M1 dan M2) masih dipandang cukup

Page 55: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

45

relevan di Indonesia. Kajian terkini yang telah dilakukan menghasilkanbeberapa temuan penting mengenai bekerjanya beberapa jalur transmisikebijakan moneter lain di Indonesia pada periode sebelum dan sesudahkrisis ekonomi 1997.35 Secara umum, hasil kajian juga memperlihatkanbahwa bekerjanya mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesiasangat dipengaruhi oleh perubahan struktural dan kebijakan ekonomikeuangan.

Pada periode sebelum krisis, sejalan dengan liberalisasi sektorkeuangan di Indonesia, perekonomian Indonesia mengalami peningkatanaliran modal luar negeri masuk yang sangat tinggi yang pada akhirnyamendorong tingginya pertumbuhan ekonomi. Dalam kondisi ini, jalur sukubunga bekerja cukup baik dalam mentransmisikan pengaruh kebijakanmoneter pada perubahan suku bunga simpanan dan pinjaman. Namun,perubahan suku bunga tersebut kurang direspon oleh pengeluaran investasidan konsumsi karena tingginya pertumbuhan ekonomi dan melimpahnyaketersediaan dana yang berasal dari luar negeri. Sementara itu, jalurpinjaman bank pada periode sebelum krisis kurang efektif dalammempengaruhi penyaluran kredit. Demikian pula, jalur nilai tukar tidakbegitu kuat perananannya mengingat pada periode sebelum krisisIndonesia menganut sistem nilai tukar mengambang terkendali. Dalamkondisi ini pergerakan nilai tukar tidak cukup signifikan mempengaruhiperkembangan output riil dan harga (pass-through effects).

Pada periode setelah krisis, berbagai perubahan yang terjadi dalamperekonomian dan peralihan sistem nilai tukar dari sistem mengambangterkendali menjadi sistem mengambang/fleksibel, mempunyai implikasiterhadap mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia. Dalamkondisi ini, jalur nilai tukar menjadi salah satu jalur penting dalammentransmisikan pengaruh kebijakan moneter pada kegiatan ekonomi riildan harga. Demikian pula halnya dengan jalur ekspektasi yang terlihatmempunyai peranan yang cukup penting dalam mempengaruhiperkembangan inflasi, tetapi perilaku ekspektasi inflasi masih dipengaruhisecara kuat oleh inertia ‘kelembaman’ perkembangan harga danpergerakan nilai tukar. Jalur suku bunga masih bekerja dengan baik, tetapi

35Untuk kajian selengkapnya baca Transmission Mechanisms of Monetary Policy inIndonesia, Perry Warjiyo dan Juda Agung (Editor), Directorate of Economic Research andMonetary Policy, Bank Indonesia, 2002.

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 56: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

46

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

perilakunya sangat tergantung pada kondisi perbankan secara keseluruhandan tingginya derajat ketidakpastian ekonomi. Hasil kajian jugamenunjukkan tentang bekerjanya mekanisme transmisi melalui jalur kredit(pinjaman bank).

Perlu dikemukakan bahwa pengujian empiris tentang mekanismetransmisi kebijakan moneter yang telah dikemukakan di atas belummenghasilkan kesimpulan yang bersifat final tentang jalur transmisi manayang sesuai sebagai dasar formulasi kebijakan moneter. Secara tidaklangsung, terlihat bahwa jalur suku bunga dan nilai tukar relatif bisamenjelaskan dengan lebih baik proses transmisi tersebut dibandingkandengan jalur agregat moneter dan kredit. Namun, fakta tentang masihbekerjanya jalur transmisi lewat agregat moneter menyarankan untuk tidakmengabaikan bekerjanya jalur transmisi melalui agregat moneter. 36

Kerangka Operasional Kebijakan Moneter

Proses operasional pengendalian moneter diawali dengan penyusunanmonetary programming ‘program moneter’. Program moneter padadasarnya merupakan suatu perencanaan kebijakan pengendalian jumlahuang beredar yang ditujukan untuk mencapai sasaran akhir kebijakanmoneter. Program moneter ini mencakup penentuan sasaran operasionalkebijakan moneter.37 Selanjutnya, Bank Indonesia menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan serta menetapkan instrumen yang akandipergunakan untuk mempengaruhi sasaran operasional tersebut.

36Sejalan dengan hasil tersebut Bond (1994) menunjukkan secara empiris bahwa hubunganantara suku bunga dengan laju inflasi jauh lebih kuat dibandingkan dengan hubungan antarauang beredar dengan inflasi. Penelitian lain yang pernah dilakukan pada periode sebelumkrisis menunjukkan bahwa jalur suku bunga merupakan channel yang penting untukperekonomian Indonesia dan menyarankan penggunaan paradigma baru bagi kerangkakebijakan moneter berdasarkan jalur suku bunga (baca Sarwono dan Warjiyo, 1998, atauWarjiyo dan Zulverdi, 1998). Namun, meski jalur suku bunga lebih efektif mempengaruhiinflasi dibanding dengan jalur agregat moneter, penelitian yang sama masih mengakuieksistensi jalur kuantitas agregat moneter. Kedua jalur utama transmisi tersebut tidak harusdilihat sebagai suatu substitusi. Artinya, penyusunan kerangka kebijakan moneterberdasarkan suatu jalur transmisi tertentu tidak berarti harus mengabaikan sama sekalijalur transmisi yang lain. Karena itu, Bank Indonesia terus melakukan berbagai penelitianuntuk mengkaji mekanisme transmisi yang paling efektif untuk diterapkan.37 Dalam penyusunan program moneter, penentuan sasaran operasional dilakukan denganmemperhitungkan beberapa asumsi sebagai berikut:

Page 57: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

47

Dalam pelaksanaanya, hingga saat ini Bank Indonesia masihmenggunakan uang primer sebagai sasaran operasional.38 Instrumenmoneter yang dipergunakan untuk mempengaruhi sasaran operasionaltersebut adalah Operasi Pasar Terbuka (OPT), Fasilitas Diskonto, GiroWajib Minimum (GWM), ataupun Imbauan. Instrumen OPT dilakukanmelalui lelang surat-surat berharga, yang ditujukan untuk menambah ataumengurangi likuiditas di pasar uang. Sementara itu, fasilitas diskontoadalah fasilitas kredit yang diberikan kepada bank-bank dengan tingkatdiskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. GWM merupakan jumlahalat likuid minimum yang wajib dipelihara oleh bank di Bank Indonesia.Selanjutnya imbauan digunakan oleh Bank Indonesia dengan tujuan agarsemua bank-bank dapat mengikuti langkah kebijakan moneter yangdiinginkan Bank Indonesia.

Dengan pengendalian uang primer (M0) sebagai sasaran operasional,maka jumlah uang beredar di masyarakat (M1 dan M2) dapat dipengaruhiagar sejalan dengan sasaran akhir kebijakan moneter berupa kestabilanharga. Pelaksanaan kebijakan moneter dengan menggunakan targetbesaran moneter (M0, M1, dan M2) disebut dengan pendekatan kuantitas(quantity-based approach). Penggunaan pendekatan kuantitas tersebut

a) Kebijakan dan perkembangan sektor-sektor lain (fiskal, perdagangan dan investasi, dll.)akan berjalan seperti yang ditetapkan;

b) Adanya hubungan yang stabil antara uang beredar (sebagai sasaran antara) dengankegiatan ekonomi riil (sebagai sasaran akhir). Kondisi ini mensyaratkan adanya stabilitasperkembangan income velocity ‘kecepatan perputaran uang’ dan demand for money‘permintaan uang’;

c) Adanya hubungan yang stabil antara uang primer (sebagai sasaran operasional) denganuang beredar (sebagai sasaran antara). Kondisi ini mensyaratkan adanya stabilitasperkembangan money multiplier ‘angka pelipat ganda uang’.

38 Pemikiran untuk menggunakan suku bunga sebagai sasaran operasional telahdikemukakan sejak sebelum terjadinya krisis tahun 1997.

Diagram 8.

Instrumen(OPT, GWM, dll)

SasaranOperasional

(Uang Primer)

KestabilanHarga

Sasaran Antara(Uang Beredar

M1, M2)

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 58: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

48

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

dilakukan dengan beberapa pertimbangan. Pertama, dalam kondisiekonomi dan keuangan yang sedang mengalami berbagai perubahanstruktural seperti di Indonesia, Bank Indonesia perlu memegang salahsatu indikator yang paling dapat dikendalikan, yaitu uang primer. Kedua,perkembangan uang primer juga mempunyai pengaruh terhadapperkembangan uang beredar, output dan inflasi.

Disadari bahwa hubungan antara besaran moneter dengan output daninflasi dalam jangka pendek belum tentu stabil, baik pada waktu terjadinyaliberalisasi keuangan pada periode yang lalu maupun pada masa krisisdewasa ini.39 Sejalan dengan itu, muncul pemikiran baru mengenaialternatif pendekatan yang dirasakan lebih sesuai dengan sistem operasikebijakan moneter di Indonesia, yaitu pendekatan harga (price-basedapproach). 40 Pendekatan ini menekankan peranan harga besaran moneter,yaitu suku bunga sebagai variabel yang penting dalam mentransmisikanpengaruh kebijakan moneter kepada kegiatan perekonomian.

Munculnya pemikiran baru tersebut tidak terlepas dari semakinberkembangnya sektor keuangan dengan berbagai karakteristik sepertimajunya inovasi produk keuangan, proses sekuritisasi, maupun prosespelepasan keterkaitan antara sektor moneter dan sektor riil, yangmemberikan implikasi negatif bagi pelaksanaan kebijakan moneter.Beberapa hasil penelitian untuk kasus Indonesia yang mendukungpernyataan tersebut menunjukkan bahwa perubahan yang cepat di sektorkeuangan Indonesia telah menyebabkan kegiatan penciptaan uang olehsistem keuangan menjadi berlipat ganda dan melampaui penciptaan uangoleh bank sentral. Hal ini selanjutnya menyebabkan perilaku angka pelipatganda uang cenderung tidak stabil.41 Lebih jauh lagi, ketidakstabilantersebut tidak hanya terjadi pada perilaku angka pelipat ganda uang, tetapijuga income velocity dan fungsi permintaan uang.42

39 Fenomena seperti ini sudah sejak lama dijumpai di negara maju, dan merupakan alasanutama ditinggalkannya pendekatan kuantitas dalam kerangka kebijakan moneter.40 Pemikiran ini disampaikan pula oleh Boediono pada waktu seminar mengenai mekanismekebijakan moneter di Indonesia, bulan Mei 1998. Baca Buletin Ekonomi Moneter danPerbankan, 1998.41 Sarwono, Hartadi A., Mencari Paradigma Baru Manajemen Moneter di Indonesia,Makalah SESPIBI Angkatan XXI, 1996.42 Solikin, The Stability of Income Velocity, Demand for Money, and Money Multiplier inIndonesia, Working Paper at University of Michigan (unpublished), 1998.

Page 59: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

49

Proses Perumusan Kebijakan Moneter

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999, perumusankebijakan moneter di Bank Indonesia dilakukan melalui Rapat DewanGubernur (RDG). RDG diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kalidalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter,dan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam seminggu untuk melakukanevaluasi atas pelaksanaan kebijakan moneter tersebut. RDG bulanan yangmembahas dan memutuskan kebijakan umum moneter tersebut dapatdihadiri oleh seorang menteri atau lebih yang mewakili pemerintah denganhak bicara tanpa hak suara. Hal ini dilakukan terutama dalam rangkamempererat koordinasi antara kebijakan moneter yang dirumuskan BankIndonesia dengan kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi makro lainnyayang ditempuh Pemerintah.

Dalam pelaksanaannya, RDG bulanan untuk menetapkan kebijakanumum di bidang moneter tersebut dilakukan sebagai berikut. Pada awaltahun dilakukan RDG untuk melakukan evaluasi atas perkembanganekonomi, moneter, perbankan, dan sistem pembayaran selama satu tahunyang lalu dan prospeknya untuk periode ke depan. Telaah mengenaiprospek ekonomi makro dan moneter ke depan terutama dilakukan untukmenetapkan sasaran inflasi untuk satu tahun ke depan dan untuk jangkamenengah, serta untuk menetapkan arah dan sasaran kebijakan moneteruntuk satu tahun ke depan. Sementara itu, telaah mengenai evaluasipelaksanan kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran selamasatu tahun sebelumnya diperlukan untuk memenuhi ketentuan transparansikepada publik, Presiden, dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yangtelah diamanatkan oleh undang-undang.

Pada setiap triwulan, yaitu setiap awal bulan April, Juli, Oktober, danDesember, dilakukan RDG untuk melakukan evaluasi atas perkembanganekonomi, moneter, perbankan, dan sistem pembayaran selama satutriwulan yang lalu dan prospeknya untuk periode ke depan. Telaahmengenai prosek ekonomi makro dan moneter ke depan terutamadilakukan untuk menentukan apakah sasaran inflasi yang telah ditetapkanmasih dalam batas kisaran yang aman, serta untuk menetapkan arah dansasaran kebijakan moneter untuk satu triwulan ke depan. Sementara itu,telaah mengenai evaluasi pelaksanan kebijakan moneter, perbankan, dan

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 60: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

50

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

sistem pembayaran selama satu triwulan sebelumnya diperlukan untukmemenuhi ketentuan akuntabilitas kepada DPR yang telah diamanatkanoleh undang-undang.

Selanjutnya, pada bulan-bulan yang lain dilakukan RDG bulanan untukmengevaluasi perkembangan inflasi, nilai tukar, moneter, dan perbankanyang terjadi pada satu bulan yang lalu. Pembahasannya lebih diarahkanuntuk memantau perkembangan pencapaian target inflasi serta untukmerumuskan kebijakan moneter yang perlu ditempuh pada satu bulanyang akan datang. Pada RDG dimaksud dibahas prospek pencapaian targetuang primer serta diputuskan langkah-langkah pengendalian moneter yangdiperlukan pada satu bulan yang akan datang. Termasuk di dalamnyaarahan untuk pelaksanaan OPT mingguan dan sterilisasi/intervensi di pasarvaluta asing, serta arah suku bunga yang wajar.

Berdasarkan arahan pengendalian moneter yang ditetapkan dalamRDG bulanan tersebut, pada setiap RDG mingguan dilakukan evaluasipelaksanaan pengendalian moneter pada minggu sebelumnya dan arahanuntuk pelaksanaan OPT dan sterilisasi/intervensi di pasar valuta asing,serta arah suku bunga di minggu mendatang. Selanjutnya, keputusan dalamRDG mingguan tersebut akan dipergunakan sebagai acuan dalampelaksanaan OPT.

Mekanisme Pengendalian Moneter

Berdasarkan sasaran inflasi yang ditetapkan, serta proyeksi pertumbuhanekonomi, nilai tukar, suku bunga, dan variabel ekonomi makro lainnya,Bank Indonesia melalui penyusunan Program Moneter dapatmemperkirakan permintaan uang yang sesuai dengan kebutuhan riilperekonomian. Dari perhitungan ini, dapat diperkirakan pertumbuhanjumlah uang beredar (M1 dan M2) yang dibutuhkan masyarakat.Selanjutnya, Bank Indonesia dapat memperkiraan posisi dan pertumbuhanuang primer sebagai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaranoperasional tersebut ditentukan baik secara tahunan, kuartalan, bulanan,maupun mingguan untuk digunakan sebagai dasar pelaksanaan kebijakanmoneter Bank Indonesia.

Page 61: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

51

Mekanisme Pengendalian Uang Primer melalui OPT.

Berdasarkan sasaran uang primer yang telah ditetapkan, BankIndonesia melakukan Operasi Pasar Terbuka (OPT) sebagai instrumenutama dalam pengendalian moneter. OPT tersebut dilakukan BankIndonesia dengan tiga cara, yaitu (i) melalui lelang SBI dan (ii) melaluipenggunaan Fasilitas Bank Indonesia (Fasbi) di pasar uang rupiah, dan(iii) melalui sterilisasi/intervensi di pasar valuta asing.

(i) Lelang SBI

Besarnya lelang SBI (mingguan) dimaksudkan untuk mencapaibesarnya target uang primer yang ditetapkan. Untuk itu, tiap mingguBank Indonesia akan memperkirakan perkembangan uang primer dan,dengan membandingkan target yang ditetapkan, menentukan besarnyakelebihan likuiditas pasar uang yang harus diserap. Hal ini dilakukandengan menghitung berapa SBI yang jatuh tempo, berapa ekspansi/konstraksi dari sisi fiskal (rekening Pemerintah di Bank Indonesia),mutasi cadangan devisa, serta bagaimana kondisi likuiditas di pasaruang. Dengan cara ini, Bank Indonesia dapat mencapai target uangprimer yang telah ditetapkan serta dapat mempengaruhi perkembangansuku bunga di pasar uang.

(ii) Fasilitas Bank Indonesia

Selain lelang SBI mingguan (yaitu tiap hari Rabu), Bank Indonesiajuga melakukan kegiatan secara langsung di pasar uang rupiah melaluiFasilitas Bank Indonesia (Fasbi). Hal ini dilakukan secara harian,terutama apabila terjadi perkembangan di luar pehitungan yang dapatmenyebabkan tidak tercapainya target uang primer melalui lelang SBI.Caranya antara lain dapat dilakukan dengan secara langsungmenawarkan kepada bank-bank untuk menanamkan kelebihanlikuiditasnya di Bank Indonesia (berjangka waktu overnight hinggasatu minggu) atau dengan cara membeli kembali SBI secara repurchaseagreement (repo) di pasar uang antar bank.

(iii) Sterilisasi/Intervensi valuta asing

Pada saat-saat tertentu, Bank Indonesia juga melakukan intervensi dipasar valuta asing. Hal ini terutama dilakukan terutama apabilaPemerintah akan membiayai kegiatan suatu proyek (membutuhkan

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 62: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

52

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

rupiah) dengan cara menggunakan dana valuta asingnya yang disimpansebagai cadangan devisa di Bank Indonesia. Apabila tidak terjaditekanan melemahnya rupiah, ekspansi dari sisi fiskal tersebut umumnyadiserap dengan menjual SBI. Akan tetapi, apabila pada saat yangbersamaan terdapat tekanan melemahnya nilai tukar yang perlu dicegah,maka Bank Indonesia menjual valuta asing untuk mensterilisasiekspansi fiskal tersebut. Dengan cara ini, dapat dicapai dua tujuansekaligus. Pertama, penyerapan kelebihan likuiditas di pasar uangakibat ekspansi sisi fiskal tersebut dapat dilakukan sehingga target uangprimer dapat tercapai. Kedua, bahwa langkah ini sekaligus dapatmembantu upaya untuk menstabilkan perkembangan nilai tukar rupiahdi pasar. Perlu dicatat bahwa langkah intervensi di pasar valuta asingtersebut dapat pula dilakukan Bank Indonesia pada waktu sedang terjadigejolak nilai tukar rupiah di pasar valuta asing, meskipun pada saatyang bersamaan tidak terjadi ekspansi moneter dari sisi fiskal.

Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pemilihan sistem nilai tukardan sistem devisa sangat mempengaruhi efektivitas kebijakan moneter.Dalam kondisi suatu negara menerapkan sistem nilai tukar tetap, apabilaterjadi aliran dana luar negeri masuk/keluar, maka hal tersebut dapatmempengaruhi efektivitas kebijakan moneter, dan sebaliknya untuk sistemnilai tukar mengambang. Sementara itu, dalam hal diterapkan sistem devisaterkontrol, maka mobilitas aliran dana dari dan ke luar negeri cenderungberkurang sehingga dapat mendukung pelaksanaan kebijakan moneteryang lebih efektif, dan sebaliknya untuk sistem devisa bebas.

Efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter sangat tergantung padasistem nilai tukar dan sistem devisa yang dipilih. Untuk itu, kebijakannilai tukar dan devisa di Indonesia, selain ditujukan untuk mendukungkesinambungan pelaksanaan pembangunan ekonomi, juga diarahkan untukmendukung efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter. Sesuai denganUU No.23 Tahun 1999, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan nilaitukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah ditetapkan. SelanjutnyaBank Indonesia mempunyai kewenangan dalam mengelola cadangandevisa serta menerima pinjaman luar negeri dalam rangka pengelolaan

Page 63: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

53

devisa dimaksud. Pengaturan lebih lanjut mengenai sistem nilai tukar danlalu lintas devisa dimuat dalam UU No.24 Tahun 1999 tentang Lalu LintasDevisa dan Sistem Nilai Tukar.

Kebijakan Nilai Tukar

Dalam sejarah perekonomian Indonesia, sistem nilai tukar tetap,mengambang terkendali, dan mengambang pernah diterapkan di Indonesia.Sistem nilai tukar tetap dianut pada periode tahun 1973 hingga Maret1983.43 Sementara itu, sistem nilai tukar mengambang terkendali secaraketat diterapkan pada periode Maret 1983 – September 1986. Dalamperiode ini, Pemerintah pernah melakukan beberapa kebijakan devaluasiatas nilai tukar rupiah sebagai berikut.

(i) Devaluasi Nopember 1978 dari Rp 425 per dolar menjadi Rp 625 perdolar,

(ii)Devaluasi Maret 1983 dari Rp 625 per dolar menjadi Rp 825 per dolar,dan

(iii)Devaluasi September 1986 dari Rp 1134 per dolar menjadi Rp 1644per dolar.

Selanjutnya, sistem nilai tukar mengambang terkendali secara lebihfleksibel pernah diterapkan di Indonesia dari September 1986 – Januari1994 dan dengan mekanisme pita intervensi dari Januari 1994 –Agustus1997. Dalam periode ini dilakukan kebijakan nilai tukar sebagai berikut.

(i) Bank Indonesia setiap hari mengeluarkan nilai tukar (kurs) tengahharian;

(ii) Pita intervensi pernah dilakukan pelebaran sebanyak 8 kali, yaitudari Rp 6 (0,25%) menjadi Rp 10 (0,5%) pada September 1992,menjadi Rp 20 (1%) pada Januari 1994, menjadi Rp 30 (1,5%) pada

43 Sebelum 1973, Indonesia sempat menggunakan multiple exchange rate system ‘sistemkurs devisa berganda’ melalui penerapan Sistem Bukti Ekspor sejak tahun 1957. Peraturan-peraturan yang terkait dalam penerapan sistem ini menyangkut pembatasan-pembatasandi bidang perdagangan dan lalu-lintas devisa. Kemudian, pada tahun 1967 mulaidiberlakukan Sistem Bonus Ekspor yang bertujuan untuk menggairahkan ekspor, denganmemperbolehkan masyarakat untuk memindahtangankan atau memperjualbelikan devisahasil ekspor di pasar bebas dengan harga yang berubah setiap waktu (floating exchangerate system).

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 64: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

54

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

September 1994, menjadi Rp 44 (2%) pada Mei 1995, menjadi Rp66 (3%) pada Desember 1995, menjadi Rp 118 (5%) pada Juni 1996,menjadi Rp 192 (8%) pada September 1996, dan menjadi Rp 304(12%) pada Juli 1997.

(iii) Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valuta asing untukmenjaga agar nilai tukar rupiah bergerak dalam batas-batas pitaintervensi yang ditetapkan, dengan cara membeli dollar apabila nilaitukar bergerak mendekati batas bawah dan menjual dolar apabilanilai tukar mendekati batas atas dalam pita intervensi yang telahditetapkan.

Sementara itu, sistem nilai tukar mengambang diterapkan di Indonesiasejak 14 Agustus 1997 hingga sekarang. Sebagaimana diketahui, sistemini ditempuh sebagai reaksi Pemerintah dalam menghadapi seranganspekulasi terhadap nilai tukar rupiah pada sekitar Juli – Agustus 1997.Besarnya permintaan valuta asing baik untuk pemenuhan kewajiban luarnegeri, yang timbul karena demikian besarnya, utang luar negeri sektorswasta Indonesia, maupun serangan spekulasi dari pihak-pihak tertentubaik dalam maupun luar negeri yang ingin memanfaatkan gejolak nilaitukar untuk kepentingan pribadi. Akibatnya, Bank Indonesia tidak lagimampu menahan besarnya permintaan valuta asing tersebut, setelahkehilangan sejumlah besar cadangan devisa yang dimilikinya, untukmempertahankan sistem mengambang terkendali. Apabila sistemmengambang terkendali tetap dipertahankan, maka cadangan devisanegara yang mulai menipis dikuatirkan dapat terkuras habis.44 Sejumlah

44 Dengan dianutnya sistem nilai tukar mengambang (bebas), nilai tukar rupiah bergeraksesuai kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Dengan besarnya hutang luar negeriswasta Indonesia, semakin berat dan kompleksnya krisis yang kemudian merambah puladi sektor perbankan, perusahaan, maupun sektor ekonomi secara keseluruhan, apalagidibarengi dengan kondisi sosial politik dalam negeri yang tidak menentu, makaperkembangan nilai tukar rupiah sejak dianutnya sistem mengambang menjadi merosottajam dan sering bergejolak. Perkembangan nilai tukar rupiah tidak lagi menggambarkankondisi fundamental ekonomi-keuangan, tetapi sering dipengaruhi oleh faktor-faktor non-ekonomi yang begitu bergejolak di Indonesia. Sebagai upaya untuk menstabilkanperkembangan nilai tukar rupiah, pada waktu-waktu tertentu Bank Indonesia melakukanintervensi di pasar valuta asing. Langkah ini khususnya ditempuh apabila terjadi gejolaknilai tukar yang berlebihan dan/atau pergerakan nilai tukar diperkirakan dapatmempengaruhi perkembangan inflasi. Namun, intervensi valuta asing tersebut tidakdimaksudkan oleh Bank Indonesia untuk mencapai suatu target tertentu dari perkembangannilai tukar yang terjadi di pasar.

Page 65: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

55

negara tetangga, seperti Korea Selatan dan Thailand, juga melakukan halyang sama dengan menerapkan sistem nilai tukar mengambang.

Selanjutnya, sistem nilai tukar mengambang tersebut dikukuhkandengan Undang-Undang Nomor 23 dan 24 tahun 1999. Sesuai denganundang-undang tersebut, sistem nilai tukar di Indonesia ditetapkan olehPemerintah setelah mempertimbangkan rekomendasi yang disampaikanoleh Bank Indonesia. Hal ini mengingat perubahan sistem nilai tukar akanberdampak sangat luas, tidak saja terhadap kegiatan di bidang moneterdan sektor keuangan, tetapi juga kegiatan ekonomi riil baik konsumsi,investasi maupun perdagangan luar negeri. Karena itu, perubahan sistemnilai tukar harus melalui pemikiran dan penelitian yang matang,mempertimbangkan berbagai aspek baik ekonomi, politik, maupun sosial.Dalam hal ini, Bank Indonesia perlu memberikan rekomendasi mengenairencana perubahan sistem nilai tukar tersebut, apabila akan dilakukan,terutama karena pengalaman dan pengetahuannya di bidang ini maupunkarena pengaruhnya terhadap kebijakan moneter, perbankan, dan sistempembayaran.

Dalam kaitan ini, kebijakan nilai tukar sesuai dengan sistem nilai tukaryang telah ditetapkan dapat berupa:

(i) devaluasi atau revaluasi mata uang rupiah terhadap mata uang asingdalam sistem nilai tukar tetap;

(ii) intervensi di pasar valuta asing dalam sistem nilai tukar mengambang;dan

(iii) penetapan nilai tukar harian dan lebar kisaran intervensi dalam sistemnilai tukar mengambang terkendali.

Kebijakan Devisa

Dalam sejarah perekonomian Indonesia, beberapa kebijakan mengenaipengaturan devisa telah dilaksanakan sesuai dengan sistem devisa yangtelah diterapkan di Indonesia. Sistem devisa terkontrol pernah diterapkandi Indonesia berdasarkan UU No. 32 Tahun 1964. Pada waktu itu, devisadikelompokkan menjadi dua, yaitu Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan DevisaUmum (DU). Sesuai dengan undang-undang pada waktu itu setiap

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 66: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

56

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

perolehan devisa, baik DHE maupun DU wajib diserahkan kepada negara,cq. Bank Indonesia atau bank-bank yang ditunjuk. Demikian pula, setiappenggunaan devisa, baik untuk impor maupun keperluan lainnya harusmendapat izin dari Bank Indonesia. Dengan kewajiban seperti ini, BankIndonesia mengadministrasikan pergerakan devisa yang masuk dan keluarIndonesia sehingga jumlah cadangan devisa, besarnya arus lalu lintasdevisa, dan penggunaannya dapat dipantau dan diperkirakan secara lebihpasti.

Sistem devisa semi terkontrol pernah diterapkan di Indonesiaberdasarkan Perpu No. 64 Tahun 1970 menggantikan UU No. 32 Tahun1964. Pada waktu itu, perolehan dan penggunaan DHE wajib diserahkanke dan mendapat izin dari Bank Indonesia, sementara untuk DU dapatsecara bebas diperoleh dan dipergunakan. Administrasi perolehan danpenggunaan DHE dilakukan oleh Bank Indonesia, sementara lalu lintasdevisa untuk jenis DU mulai tidak dapat diadministrasikan dan dipantausecara baik.

Sistem devisa bebas mulai diterapkan di Indonesia dengan PP No. 1Tahun 1982 menggantikan baik UU No. 32 Tahun 1964 maupun PerpuNo. 64 Tahun 1970. Dengan peraturan ini, setiap penduduk dapat denganbebas memiliki dan menggunakan devisa. Ini berlaku baik bagi devisadalam bentuk DHE maupun DU. Tidak ada pengaturan mengenaikewajiban bagi penduduk untuk melaporkan devisa yang diperoleh dandipergunakannya. Kebebasan sistem devisa kemudian diartikan juga tidakwajib lapor, meskipun di negara-negara lain kewajiban pelaporan ini masihdiberlakukan.

Penerapan PP No 1 Tahun 1982 tersebut menimbulkan permasalahan.Dari sisi hukum, timbul kerancuan dalam stratifikasi hukum nasional,karena PP No. 1 Tahun 1982 menganulir pengaturan yang lebih tinggiyaitu UU No. 32 Tahun 1964 dan Perpu No. 64 Tahun 1970. Dari sisikebijakan ekonomi, PP No 1 Tahun 1982 tidak mengatur adanya kewajibanpelaporan atau pematauan lalu lintas devisa. Tidak adanya pengaturanyang tegas mengenai kewajiban pelaporan lalu lintas devisa telahmenyebabkan monitoring devisa, baik dalam bentuk utang maupun lalulintas dana luar negeri jangka pendek, tidak dapat secara efektif dilakukan.Berapa besarnya kewajiban luar negeri Indonesia, khususnya untuk swasta,

Page 67: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

57

tidak dapat diketahui jumlahnya dan juga penggunaannya. Ini yangkemudian sebagai salah satu sebab sulitnya penanganan krisis.

Kedua permasalahan tersebut kemudian sejak 17 Mei 1999 diselesaikandengan berlakunya UU No. 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisadan Sistem Nilai Tukar. Berkaitan dengan sistem devisa, dalam undang-undang tersebut ditegaskan dianutnya sistem devisa bebas di Indonesia,dalam arti bahwa setiap penduduk dapat dengan bebas memiliki danmenggunakan devisa. Namun, undang-undang tersebut juga menegaskankewajiban bagi setiap penduduk untuk memberikan keterangan dan datamengenai kegiatan lalu lintas devisa yang dilakukannya, secara langsungatau melalui pihak lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Lebih lanjutlagi, diatur kewenangan Bank Indonesia untuk menetapkan ketentuan atasberbagai jenis transaksi devisa yang dilakukan oleh bank dalam rangkapenerapan prinsip kehati-hatian dalam pelaksanaan kebijakan devisa diIndonesia. Dengan berlakunya UU No. 24 Tahun 1999 tersebut dapatdicegah dampak negatif yang timbul atas penerapan sistem devisa bebasyang tanpa diikuti dengan kebijakan pemantauan dan penerapan prinsipkehati-hatian dalam lalu lintas devisa. Undang-undang ini sekaligusmenggantikan Undang-UU No. 32 Tahun 1964.45

Kebijakan Moneter di Indonesia dengan SasaranKestabilan Harga: Menuju Inflation Targeting

Inflation Targeting merupakan kerangka kerja kebijakan moneter yangrelatif baru digunakan. Kerangka kerja kebijakan moneter ini pertamakali diterapkan oleh Selandia Baru pada tahun 1990, dan semakinmendapatkan perhatian dari negara-negara lain yang menghadapi masalahdalam penerapan kebijakan moneternya. Selain itu, kerangka kerja

45 Berdasarkan ketentuan dalam UU No. 24 tahun 1999 tersebut, Bank Indonesia telahmengeluarkan ketentuan untuk monitoring lalu lintas devisa, yaitu Peraturan Bank Indonesia(PBI) No. 1/9/1999 tanggal 28 Oktober 1999. Dalam PBI tersebut diatur kewajibanpelaporan bagi setiap lalu lintas devisa oleh dan melalui bank dan lembaga keuangan lainnyamulai 1 Maret 2000. Untuk transaksi di atas USD 10,000 dilaporkan per transaksi, sementarauntuk transaksi di bawah $ 10,000 dilaporkan secara gabungan. Dalam laporan tersebutdicantumkan tujuan dari transaksi devisa yang bersangkutan (ekspor/impor, utang luarnegeri, dll).

Kebijakan Moneter di Indonesia dengan Sasaran Kestabilan Harga:Menuju Inflation Targeting

Page 68: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

58

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

Inflation Targeting diyakini membantu bank sentral untuk mencapai danmemelihara kestabilan harga dengan menentukan sasaran kebijakanmoneter secara eksplisit dengan berdasarkan pada proyeksi dan targetinflasi tertentu. Sejalan dengan diberlakukannya UU No.23 Tahun 1999,Bank Indonesia mulai mengkaji kemungkinan penerapan kerangka kerjaInflation Targeting sebagai kerangka kerja kebijakan moneter di Indonesia.

Kerangka Dasar Inflation Targeting

Inflation Targeting merupakan suatu kerangka kerja kebijakan moneter yangmempunyai ciri-ciri utama yaitu adanya pernyataan resmi dari bank sentralbahwa tujuan akhir kebijakan moneter adalah mencapai dan menjaga tingkatinflasi yang rendah, serta pengumuman target inflasi kepada publik.Pengumuman tersebut mengandung arti bahwa bank sentral memberikankomitmen dan jaminan kepada publik bahwa setiap kebijakannya selalumengacu pada pencapaian target tersebut, dan bank sentral mempertanggungjawabkan kebijakannya apabila target tersebut tidak tercapai.

Secara lebih rinci, karakteristik Inflation Targeting sebagaimanadikemukakan oleh Bernanke et al. (1999) dan Svensson (2000) dapatdirangkum pada tabel berikut.

Tabel 1. Karakteristik Inflation Targeting

1 Kestabilan harga sebagai tujuan utama Ya Ya

kebijakan moneter

2 Pengumuman target inflasi Ya Ya

3 Target inflasi jangka menengah Tidak jelas Ya

4 Komunikasi intensif dengan publik Ya Ya

5 Penggunaan monetary policy rule Tidak jelas Penargetan

secara spesifik prakiraan inflasi

6 Publikasi prakiraan inflasi dan output Tidak perlu Ya

7 Target ditetapkan oleh pemerintah Ya Tidak perlu

(goal dependence)

8 Penggunaan instrumen secara Ya Ya, tetapi tidak

independen (instrumen independence) disebutkan secara tegas

Kriteria Bernanke et al Svensson

Sumber: Bofinger, Peter, Monetary Policy: Goals, Institutions, Strategies, and Instruments, OxfordUniversity Press, 2001, Hal 259.

Page 69: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

59

Prinsip-prinsip yang mendasari kerangka kerja Inflation Targetingadalah bahwa sasaran akhir dari kebijakan moneter hanyalah mencapaidan memelihara laju inflasi yang rendah dan stabil. Dalam konteks ini,diasumsikan bahwa: (i) laju inflasi yang tinggi adalah suatu bentuk biayayang harus ditanggung oleh perekonomian berupa pertumbuhan ekonomiyang rendah dan menurunnya nilai riil dari pendapatan nasional, (ii)kebijakan moneter, melalui pengendalian uang beredar, tidak dapatmempengaruhi pertumbuhan output riil dalam jangka panjang, tapi dapatdalam jangka pendek, sedangkan (iii) pengendalian inflasi melaluikebijakan moneter adalah dalam rangka stabilisasi dan penurunan lajuinflasi dalam jangka panjang dan bukan dalam jangka pendek. Selain itu,keberhasilan kebijakan pencapaian inflasi sebagai sasaran tunggal dalamkerangka kerja Inflation Targeting mensyaratkan beberapa hal, antara lain:(a) kemandirian bank sentral terutama dalam melaksanakan kebijakanmoneter, (b) pelaksanaan kebijakan nilai tukar yang mengambang, (c)keberadaan suatu indikator harga yang relevan dengan sasaran kebijakan,(d) metodologi proyeksi inflasi yang baik, dan (e) tidak adanya dominasisektor fiskal.

Sementara itu, beberapa konsep dasar kebijakan moneter dalamkerangka Inflation Targeting adalah sebagai berikut.

• Sasaran inflasi

Seperti telah dikemukakan, kerangka Inflation Targeting dimulaidengan penetapan dan diumumkannya sasaran inflasi yang ingin dicapaioleh bank sentral. Penetapan sasaran inflasi tentu saja denganmempertimbangkan berbagai faktor dan perkembangan ekonomimakro, terutama social loss ‘kerugian sosial’ akibat adanya “trade-off” antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi.46 Selain itu, beberapafaktor penting lain yang juga diperhatikan adalah bahwa sasaran inflasi

46 Munculnya Kurva Phillips pertama kali didasarkan pada hasil studi ekonom Inggris,A.W. Phillips, yang pada tahun 1958 menyimpulkan terdapatnya hubungan terbalik (inverserelationship atau trade-off) antara tingkat pengangguran dan perubahan tingkat upah dalambentuk sebuah kurva. Semula, para ekonom menganggap temuan di atas sebagai salahsatu bagian yang selama ini hilang dalam struktur income-expenditure model, dan setelahmenerapkan sedikit modifikasi (perubahan tingkat upah menjadi tingkat harga), kurvatersebut menjadi salah satu kurva yang paling banyak dikenal dalam ilmu ekonomi;selanjutnya dikenal dengan Kurva Phillips (Phillips Curve).

Kebijakan Moneter di Indonesia dengan Sasaran Kestabilan Harga:Menuju Inflation Targeting

Page 70: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

60

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

tersebut harus dapat dipergunakan sebagai anchor dari pelaksanaankebijakan moneter bank sentral, dan bahwa penetapan sasaran inflasitidak hanya dilakukan dalam jangka waktu pendek (tahunan), namunjuga jangka waktu menengah dan panjang. (Boks 3. Penentuan SasaranInflasi dan Boks 4. Sasaran Inflasi: Headline v.s. Core)

• Kebijakan moneter forward looking

Dengan sasaran inflasi sebagai anchor, perumusan kebijakan moneterdiarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan. Mengingatadanya tenggat waktu dari pengaruh kebijakan moneter terhadap inflasimaka kebijakan moneter yang dilakukan sekarang merupakan langkahyang bersifat antisipatif, bukan reaktif, atas akan terjadinya tekananinflasi di masa yang akan datang dibandingkan dengan sasaran inflasiyang telah ditetapkan. Dengan demikian, rentang waktu (time horizon)mengenai seberapa lama ke depan sasaran inflasi ingin ditetapkan akantergantung dari tenggat waktu tersebut. Yang terpenting adalahmenentukan mekanisme forward looking dalam penetapan arahkebijakan moneter di bank sentral. (Boks 5. Kebijakan MoneterForward Looking)

• Transparansi

Penerapan Inflation Targeting akan menuntut transparansi(keterbukaan) yang tinggi dari bank sentral. Hal ini karena salah satukunci sukses penerapan Inflation Targeting terletak pada transparansibank sentral dalam mengambil kebijakan moneter. Transparansi tersebutdiperlukan agar ekspektasi inflasi masyarakat yang terbentuk sesuaidengan yang diinginkan oleh bank sentral. Bentuk transparansi dapatdiwujudkan melalui penjelasan bank sentral kepada publik secaraperiodik mengenai perkembangan ekonomi terkini, proyeksi inflasi,dan kebijakan yang diambil untuk menjaga laju inflasi tetap pada

Dalam perkembangan selanjutnya, mengingat adanya karakteristik umum dari sikluskegiatan usaha (business cycle) yang mengidentifikasikan keterkaitan yang erat, yaituhubungan terbalik, antara pola perkembangan pengangguran dengan pertumbuhan outputriil (negative comovement); dikenal dengan Hukum Okun (Okun’s Law), Kurva Phillipssecara umum dapat diturunkan dari pola hubungan “trade-off” antara tingkat inflasi danpertumbuhan output riil. Dalam versi ini, kecenderungan hubungan yang terjadi adalahmeningkat (upward sloping), yaitu bahwa peningkatan inflasi terjadi sejalan denganpeningkatan kegiatan ekonomi riil.

Page 71: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

61

jalurnya. Transparansi tersebut merupakan sarana untuk menunjukkankomitmen bank sentral dalam memerangi inflasi.

• Akuntabilitas dan Kredibilitas

Dengan mengumumkan target inflasi secara eksplisit kepada publikberarti melekat akuntabilitas, karena pada akhirnya bank sentral harusmempertanggung jawabkan target tersebut kepada publik. Kredibilitasbank sentral dengan demikian akan sangat tergantung padakomitmennya dalam mencapai target inflasi yang ditetapkan. Untukitu, penerapan Inflation Targeting mengharuskan dibangunnyamekanisme pengambilan keputusan di dalam bank sentral yangbersangkutan dengan lebih mengandalkan pada hasil evaluasi danpenyusunan skenario proyeksi ke depan berdasarkan pengembanganmodel-model ekonomi yang berbasis pada penelitian.

Secara konseptual, penggunaan Inflation Targeting memerlukanperubahan fundamental dari kebijakan moneter dalam merespon kondisiekonomi. Sebagai misal, Inflation Targeting menyaratkan kebijakanmoneter yang sepenuhnya berorientasi masa depan (forward-looking).Namun, bank sentral yang tidak secara eksplisit menerapkan InflationTargeting mungkin juga berorientasi forward-looking serta secarabersamaan memfokuskan sasaran akhir jangka panjang untuk mencapaikestabilan harga. Dengan demikian, secara praktis, Inflation Targetinglebih merupakan strategi formal dari suatu kebijakan yang kurang lebihsudah ada. Dalam hal ini, penargetan tersebut diharapkan dapatmemperbaiki akuntabilitas, transparansi, dan kredibilitas dari kebijakanmoneter.

Menuju Penerapan Inflation Targeting di Indonesia

UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah memberikan landasanhukum yang jelas menyangkut kewenangan Bank Indonesia dalammelaksanakan tugasnya di bidang moneter, yaitu mencapai danmemelihara kestabilan nilai rupiah. Di dalam undang-undang tersebutjuga telah secara jelas tersurat amanat untuk melaksanakan kebijakanmoneter dalam kerangka kerja Inflation Targeting, seperti tercermin dariadanya makna independensi, akuntabilitas, dan transparansi. Penegasan

Kebijakan Moneter di Indonesia dengan Sasaran Kestabilan Harga:Menuju Inflation Targeting

Page 72: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

62

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

makna independensi pada proses tersebut disebutkan dalam Pasal 10 Ayat1 undang-undang terebut diamanatkan makna independensi, yaitu bahwa“Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, BankIndonesia berwenang: a. menetapkan sasaran-sasaran moneter denganmemperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkan; …”. Sementara itu,makna akuntabilitas dan transparansi juga tersurat pada pasal-pasal lain(Pasal 58 s.d. 61), antara lain penyampaian informasi kepada masyarakatsecara terbuka mengenai mekanisme perumusan kebijakan moneter sertaimplementasinya dalam pengendalian moneter.

Dengan sejumlah karakteristik dasar Inflation Targeting yang telahdijelaskan sebelumnya, penerapan kerangka kerja Inflation Targetingmemerlukan pengembangan berbagai infrastruktur dan mekanisme kerja.Untuk Bank Indonesia, pengembangan Inflation Targeting dimulai denganpenataan mekanisme pengambilan keputusan di bidang moneter dalamforum RDG. Dengan demikian, terdapat kejelasan proses perumusankebijakan moneter di Bank Indonesia, mulai dari penetapan sasaran inflasidan arah kebijakan moneter tahunan pada RDG awal tahun, evaluasi danpenetapan arah kebijakan moneter triwulanan dalam RDG April, Juli,Oktober dan Januari, evaluasi dan penetapan arah pengendalian moneterbulanan dalam RDG bulanan, hingga penetapan pelaksanaan operasionalpengendalian moneter dalam RDG Mingguan. Untuk meningkatkantransparansi dan akuntabilitas publik, hasil-hasil keputusan kebijakanmoneter dalam RDG tersebut diumumkan dan didiskusikan secara luaskepada masyarakat maupun dilaporkan kepada DPR. Dalam kaitan ini,untuk mendukung kualitas evaluasi dan proyeksi ekonomi serta arahkebijakan moneter tersebut, juga diperlukan berbagai persiapanoperasional, seperti pengembangan model-model ekonomi untuk proyeksiinflasi, nilai tukar rupiah, ekonomi makro, hingga pengkajian transmisidan pengembangan instrumen moneter. Selain itu, kerangka kerjakebijakan moneter ini memerlukan dukungan sistem keuangan danperbankan yang sehat agar mekanisme transmisi kebijakan moneter kesektor riil dapat berjalan dengan lebih efektif. Selanjutnya, agar keberadaankerangka kerja Inflation Targeting dapat lebih dipahami oleh masyarakatluas, perlu dilakukan langkah sosialisasi secara intensif dan terarahmengenai manfaat dari keberadaan kerangka kerja tersebut.

Page 73: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

63

Seperti telah diketahui, secara teoretis, pengertian inflasi merujukpada perubahan tingkat harga (barang dan jasa) umum yang terjadisecara terus menerus. Data mengenai perkembangan harga dapatdidasarkan pada cakupan barang dan jasa sebagai komponenpembentuk PDB (deflator PDB), cakupan barang dan jasa yangdiperdagangkan antara produsen dengan pedagang besar atau antarpedangang besar (Indeks Harga Perdagangan Besar/IHPB), ataupuncakupan barang dan jasa yang dijual secara eceran dan dikonsumsioleh sebagian besar masyarakat (Indeks Harga Konsumen/IHK).Dalam kaitan ini, cara penghitungan inflasi didasarkan padaperubahan indeks pada periode tertentu dengan indeks pada periodesebelumnya.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentangBank Indonesia, sasaran laju inflasi ditetapkan oleh Bank Indonesiaatas dasar tahun kalender dengan memperhatikan perkembangandan prospek ekonomi makro. Untuk itu, sejak tahun 2000 BankIndonesia menetapkan sasaran inflasi pada awal tahun yang akandicapainya untuk tahun yang bersangkutan. Sasaran ditetapkan untukinflasi yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) denganmengeluarkan dampak dari kenaikan harga-harga yang disebabkanoleh kebijakan Pemerintah di bidang harga dan pendapatan(administered prices and income policy).47 Sebagai contoh, sasaraninflasi ditetapkan sebesar 3-5% untuk tahun 2000 dan 4-6% untuktahun 2001. Pada periode yang sama, dampak administered pricesand income policy terhadap inflasi diperkirakan untuk tahun 2000dan 2001 masing-masing sekitar 2% and 2-2.5%. Dengan demikian,

Boks 3 :

Penentuan Sasaran Inflasi

47 Sejak bulan Oktober 1999, IHK gabungan dihitung dari43 kota, setelah kotaDili dikeluarkan. Jumlah komoditas yang dicakup sebanyak 249 – 353 komoditasyang terdiri atas tujuh kelompok, yaitu: (i) bahan makanan; (ii) makanan jadi,minuman, rokok, dan tembakau; (iii) perumahan; (iv) sandang; (v) kesehatan, (vi)pendidikan, rekreasi, dan olah raga; dan (vii) transpor dan komunikasi.

Kebijakan Moneter di Indonesia dengan Sasaran Kestabilan Harga:Menuju Inflation Targeting

Page 74: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

64

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

dengan menambahkan dua komponen inflasi tersebut menunjukkanperkiraan Bank Indonesia untuk inflasi (berdasarkan) IHK, yaitusekitar 5-7% dan 6-8,5% masing-masing untuk tahun 2000 dan 2001.

Sejak tahun 2002, sasaran inflasi yang digunakan oleh BankIndonesia adalah perubahan IHK. Selain itu, Bank Indonesia jugamenetapkan sasaran inflasi yang akan dicapai dalam jangkamenengah. Sebagai contoh, untuk tahun 2002 sasaran inflasiditetapkan sebesar 9-10% dan diarahkan untuk secara bertahapmenjadi sekitar 6-7% dalam jangka waktu lima tahun. Penggunaantotal inflasi IHK sebagai sasaran inflasi lebih didasarkanpertimbangan karena lebih diterima oleh dan dijelaskan kepadapublik, sehingga diharapkan sasaran inflasi tersebut dapat dijadikanacuan dalam perencanaan bisnis dan karenanya mampumempengaruhi ekspekasi ifnlasi yang terjadi di masyarakat.Sementara, ditetapkannya sasaran inflasi jangka menengahdidasarkan pada pertimbangan bahwa pengaruh kebijakan moneterterhadap inflasi pada umumnya berlangsung dengan tenggat waktuyang sesuai kajian empiris sekitar enam sampai delapan kuartal.Dengan demikian, penetapan sasaran inflasi tersebut dapatmengantisipasi prospek ekonomi makro ke depan dan mampumendukung upaya pemulihan ekonomi nasional.

Dalam menentukan sasaran inflasi tersebut, Bank Indonesiamemperhatikan prospek ekonomi makro, dan karenanyamendasarkan pada perkembangan dan proyeksi arah pergerakanekonomi ke depan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwaterdapat ketidak-sejalanan (trade-off) antara pencapaian inflasi yangrendah dengan keinginan untuk mendorong laju pertumbuhanekonomi lebih tinggi. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia tidak inginmentargetkan inflasi yang terlalu rendah karena dapat menghambatpemulihan ekonomi nasional. Untuk itu, dengan menggunakanmodel-model makroekonomi yang dikembangkan, Bank Indonesiamenganalisis dan memproyeksi berapa laju pertumbuhan ekonomike depan, dengan berbagai komponen-komponennya, dankomposisinya baik yang didorong oleh sisi permintaan dan dari sisi

Page 75: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

65

penawaran. Dengan cara ini, dapat diukur kecenderungan terjadinyakesenjangan antara besarnya permintaan dengan output potensial,atau yang sering disebut output gap. Besarnya output gap inilah yangdiperkirakan akan menentukan besarnya tekanan terhadap inflasi kedepan.

Dalam menentukan sasaran inflasi tersebut, Bank Indonesia jugamempertimbangkan perkembangan barang dan jasa yangperkembangannya tidak terpengaruh secara berarti atau bersifat netralterhadap terjadinya gejolak struktural (shocks) yang bersifattemporer. Jenis inflasi ini disebut core inflation ‘inflasi inti’. Inflasiini berbeda dengan kenaikan harga yang diukur dengan Indeks HargaKonsumen (IHK) atau dikenal dengan headline inflation ‘inflasiheadline’. Selain itu, Bank Indonesia juga mengukur kenaikan hargayang diakibatkan oleh depresiasi nilai tukar, atau sering disebutimported inflation. Inflasi seperti ini dapat terjadi secara langsung(direct pass-through) karena kenaikan harga barang-barang imporsecara langsung mempengaruhi inflasi IHK karena terjadinyaterjadinya depresiasi nilai tukar. Kenaikan harga juga dapat terjadisecara tidak langsung (indirect pass-thorugh), yaitu melaluidepresiasi nilai tukar yang mempengaruhi penerimaan ekspor danpermintaan agregat, yang pada gilirannya mendorong tekanan inflasi.Karena itu, Bank Indonesia berkepentingan terhadap kestabilan nilaitukar, tanpa harus mengarahkan pada nilai tukar pada target tertentu.Gejolak nilai tukar yang berlebihan dan terjadi terus menerus(persistent) dapat menyebabkan imported inflation. Sebaliknya,keberhasilan pengendalian inflasi dapat mendorong kestabilan nilaitukar.

Selain dipengaruhi kebijakan moneter, permintaan masyarakatdipengaruhi pula oleh kebijakan fiskal (besarnya APBN). Hal ini dapatterjadi melalui pengeluaran Pemerintah baik pengeluaran rutin maupunpengeluaran pembangunan dalam APBN. Karena itu, dalammengendalikan laju inflasi dari sisi permintaan, bank sentral juga harusmemperhitungkan dampak fiskal terhadap kegiatan ekonomi daninflasi.

Kebijakan Moneter di Indonesia dengan Sasaran Kestabilan Harga:Menuju Inflation Targeting

Page 76: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

66

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

Ini yang sering disebut koordinasi kebijakan moneter dan fiskaldalam konteks perumusan dan pelaksanaan kebijakan ekonomimakro. Selain untuk mengkoordinasikan langkah-langkahpengendalian terhadap sisi permintaan dari perekonomian nasional,koordinasi fiskal-moneter tersebut juga sangat penting dalammengantisipasi dan meminimalkan dampak perubahan kebijakanPemerintah di bidang harga dan pendapatan terhadap inflasi.

Secara teknis, penghitungan inflasi dapat dilakukan denganbeberapa metode, tergantung pada cakupan pengertian yang dipakaidalam pencapaian sasaran suatu kebijakan ekonomi. Dalam hal ini,dikenal dua istilah yang sering digunakan dalam analisis ekonomi,yaitu inflasi umum atau headline dan inflasi inti. Inflasi headlinedihitung berdasarkan cakupan barang dan jasa yang lazimnya dipakaidalam penghitungan Indeks harga Konsumen (IHK). Sementara itu,inflasi inti dihitung berdasarkan cakupan barang dan jasaperkembangannya tidak terpengaruh secara berarti atau bersifat netralterhadap terjadinya gejolak struktural (shocks) yang bersifat temporer.

Inflasi inti mempunyai peranan yang penting karena lebihmencerminkan perkembangan harga yang bersifat persistent, sehinggadapat digunakan sebagai salah satu anchor dalam pelaksanaankebijakan moneter. Perlu dikemukakan bahwa kenaikan harga darisisi penawaran, misalnya produksi, distribusi, ataupun cuaca, tidakdapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter. Contoh kongkritnya adalahkenaikan harga-harga yang yang disebabkan oleh kebijakanpemerintah di bidang harga dan pendapatan, seperti kenaikan tariflistrik, dan kenaikan gaji pegawai negeri sipil. Apabila hal inidipaksakan untuk dikendalikan maka akan terjadi pengetatan moneteryang berlebihan, yang dapat berdampak pada penurunan kegiatanekonomi.

Boks 4:

Sasaran Inflasi: Headline vs Inti

Page 77: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

67

Pemilihannya di antara kedua konsep penghitungan di atas akantergantung pada predictability, controlability, dan acceptability.Predictability dimaksudkan bahwa sasaran inflasi yang dipilih mudahdiprakirakan dengan pemodelan ekonomi yang tersedia sehinggamemudahkan dalam melihat kecenderungan inflasi ke depan.Controlability dalam arti bahwa inflasi dimaksud banyak dipengaruhioleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh bank sentral sehingakebijakan moneter yang ditempuh dapat secara efektif mempengaruhiperkembangan inflasi ke depan. Acceptability dimaksudkan bahwainflasi yang dipilih mudah dipahami oleh masyarakat luas sehinggaconcern bank sentral dalam mencapai sasaran inflasi memberikanmanfaat dan merupakan pokok perhatian masyarakat luas.

Inflasi headline di satu sisi mudah dipahami oleh masyarakatluas, tetapi di sisi lain lebih sulit diprakirakan dan banyak dipengaruhioleh faktor-faktor di luar kebijakan moneter. Sementara itu, inflasiinti relatif lebih unggul dalam predictability dan controllability, akantetapi lebih sulit dipahami oleh masyarakat. Dalam perekonomianyang mekanisme pasarnya telah berjalan relatif efisien, sebenarnyatidak banyak perbedaan antara inflasi headline dan inflasi inti karenadistorsi pembentukan harga yang berasal dari kebijakan pemerintahcenderung tidak signifikan. Karena kondisi demikian belum tentumenjadi kenyataan, maka di berbagai negara yang menerapkankerangka Inflation Targeting sasaran inflasi ditetapkan berdasarkankarakteristik perekonomiannya, ada yang menggunakan inflasiheadline dan ada pula yang menggunakan inflasi inti. Terdapat pulavariasi penghitungan, yaitu dengan menggunakan inflasi berdasarkancakupan IHK, namun setelah mengeluarkan beberapa komponenyang lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan tidakdapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, seperti suku bunga,subsidi dsb.

Untuk kasus Indonesia, beberapa penelitian telah dilakukan untukmengkaji mengenai inflasi headline vs. inflasi inti sebagai sasaraninflasi. Mengenai inflasi inti, terdapat beberapa pendekatan untukpengukurannya yaitu dengan metode pemangkasan statistik

Kebijakan Moneter di Indonesia dengan Sasaran Kestabilan Harga:Menuju Inflation Targeting

Page 78: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

68

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

(trimming), dengan mengkaji kedekatan hubungannya denganbesaran moneter, ataupun dengan mengeluarkan beberapa komponenkhususnya kebijakan pemerintah dan gangguan dari sisi penawaran(exclusion). Pada akhir tahun 1999 sempat dipertimbangkan untukmenggunakan metode pemangkasan statistik untuk pengukuraninflasi inti dengan pertimbangan metode ini menghasilkan inflasiyang secara statistik paling teruji, dalam arti menghasilkan tingkatkesalahan yang paling kecil. Namun demikian, metode ini jugamempunyai kelemahan terutama sulitnya untuk dikomunikasikankepada publik. Pada saat ini penelitian terus dilakukan untuk mencarialternatif pengukuran inflasi inti untuk penyempurnaannya,khususnya untuk melengkapi kinerja metode trimming denganmetode exclusion.48

48 Hasil kajian pendahuluan mengenai metode penghitungan inflasi inti dapat dilihat diMadjardi, F. dkk, Penyempurnaan Perhitungan Inflasi Inti (Core Inflation), Laporan HasilPenelitian, Bagian Studi Sektor Riil, Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter,2001.

Seperti telah dikemukakan, dalam kerangka Inflation Targeting,perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter bersifat forwardlooking, dalam arti bahwa bank sentral menempuh kebijakan moneterpada saat ini sebagai langkah antisipatif (pre-emptive) untukmencapai sasaran inflasi yang ditetapkan untuk masa yang akandatang. Mengapa kebijakan moneter perlu dilakukan denganberorientasi masa depan? Hal ini disebabkan oleh fakta empiris bahwaterdapat tenggat waktu (time lag) dari pengaruh perkembangan suatuvariabel ekonomi terhadap variabel ekonomi yang lain. Dengandemikian, perumusan kebijakan moneter harus dilakukan denganmemperhitungkan kemungkinan yang terjadi di masa yang akandatang melalui langkah-langkah yang bersifat antisipatif.

Boks 5:

Kebijakan Moneter Forward Looking

Page 79: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

69

Mekanisme kebijakan moneter yang demikian, karenanya,mengharuskan bank sentral untuk dapat: (a) memprakirakanpergerakan inflasi ke depan untuk dibandingkan dengan sasaran yangditetapkan, (b) mengetahui seberapa lama tenggat waktu daripengaruh kebijakan moneter saat ini dengan inflasi di masa yangakan datang, dan (c) mengetahui dengan baik transmisi kebijakanmoneter dalam mempengaruhi inflasi dan perekonomian. Untuk itu,pemahaman atas transmisi kebijakan moneter ini sangat pentingdalam formulasi kebijakan moneter.

Dalam kerangka kerja kebijakan moneter yang berlaku di BankIndonesia saat ini, kebijakan moneter difokuskan kepada pencapaiansasaran inflasi dengan lebih mengandalkan kepada pendekatankuantitas besaran moneter (quantity approach). Dalam hal ini,pencapaian sasaran inflasi dilakukan dengan pengendalian uangprimer sebagai target operasional. Dari hasil kajian awal yangdilakukan oleh Bank Indonesia, dengan menggunakan jalur sukubunga dan nilai tukar mengenai transmisi kebijakan moneter keinflasi, didindikasikan bahwa kebijakan moneter membutuhkanwaktu yang panjang untuk dapat mempengaruhi harga-harga di pasardomestik, yaitu antara 1 – 2 tahun. 49 Dengan tenggat waktu yangpanjang tersebut berarti kenaikan suku bunga SBI yang dilakukansaat ini baru memberikan pengaruh penurunan harga-harga pada 1– 2 tahun kemudian. Oleh karena itu, dalam formulasi kebijakanmoneter, yang perlu dipertimbangkan adalah proyeksi inflasi danekonomi makro dalam jangka 1 – 2 tahun ke depan dibandingkandengan targetnya pada periode tersebut. Dengan kata lain, orientasidari formulasi kebijakan moneter oleh Bank Indonesia harus bersifatforward looking.

49 Hasil kajian dari negara lain, seperti Kanada dan Selandia Baru juga menghasilkan lagsekitar 2 tahun. Sementara, lag di Brazil justru lebih cepat, sekitar 6 kuartal.

Kebijakan Moneter di Indonesia dengan Sasaran Kestabilan Harga:Menuju Inflation Targeting

Page 80: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

70

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

Alamsyah, Halim, et al. (2000), Framework for Implemeting InflationTargeting in Indonesia, on BI-IMF Conference on Monetary Policyand Inflation Targeting in Emerging Economies, Bank Indonesia.

Ascarya (2002), Instrumen-instrumen Pengendalian Moneter, SeriKebanksentralan No. 3, PPSK, Bank Indonesia.

Bank Indonesia, Laporan Tahunan Bank Indonesia, Beberapa tahunpenerbitan, Bank Indonesia.

Barro R.J. and Gordon D.B. (1983), ‘Rules, Discretion and Reputation inA Model of Monetary Policy’, Journal of Monetary Economics,12.

Bernanke, B. et al.(1999), Inflation Targeting: Lessons from InternationalExperience, Princenton University Press.

Bofinger, Peter (2001), Monetary Policy: Goals, Institutions, Strategies,and Instruments, Oxford University Press.

Bond, T.J., et.al.(1994), ‘Monetary Targets’, URES Discussion Paper,Agustus, Bank Indonesia.

BSIS (1997), The Transmission Mechanism of Monetary Policy inDeveloping Countries”.

Cecchetti, Stephen G. (1998), ‘Policy Rules and Targets: Framing theCentral Banker’s Problem’, FRBNY Economic Policy Review, June.

Dornbusch, R., et al.(2001), Macroeconomics, 8th Edition, The McGraw-Hill/Irwin.

Friedman, Milton (1991), Monetarist Economics, Basil Blackwell Ltd.

Grenville, S. (1997), The Evolution of Monetary Policy: From MoneyTargets to Inflation Targets, Conference on Monetary Policy andInflation Targeting, RBA, July.

Khan, Mohsin S. (2003), Current Issues in Designing and Conduct ofMonetary Policy, Paper prepared for the RBI/IGIDR 5th AnnualConference on Money and Finance in Indian Economy, January.

Daftar Pustaka

Page 81: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

71

Laidler, David E.W. (1997), The Demand for Money, Harper &Row, Publ.Inc.

Madjardi, F. dkk. (2001), Penyempurnaan Perhitungan Inflasi Inti (CoreInflation), Laporan Hasil Penelitian, Bagian Studi Sektor Riil,Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.

Miskhin, F.S.(1999), ‘International Experiences with Different MonetaryPolicy Regimes’, Journal of Monetary Economics, 43.

Parkin, M. and Bade R. (1988), Modern Macroeconomics, Philip AlanPublishers Ltd.

Rothenberg, Alexander D.(2002), The Monetary-Fiscal policy Mix:Empirical Analysis and Theoretical Implications, Working paper.

Samuelson, Paul.A. and William D. Nordhaus (2002), Economics, 7th

Edition, The McGraw-Hill/Irwin.

Sarwono, Hartadi A. (1996), Mencari Paradigma Baru ManajemenMoneter di Indonesia, Makalah SESPIBI Angkatan XXI, BankIndonesia.

___________ dan Warjiyo, P. (1998), ‘Mencari Paradigma BaruManajemen Moneter dalam Sistem Nilai Tukar Fleksibel: SuatuPemikiran untuk Penerapannya di Indonesia’, Buletin Ekonomi Moneterdan Perbankan, Vol. 1, Bank Indonesia.

Solikin (1998), The Stability of Income Velocity, Demand for Money, andMoney Multiplier in Indonesia, 1971-1996, Unpublished WorkingPaper, Department of Economics, The University of Michigan, August.

___________ dan Suseno (2002), Uang: Pengertian, Pencipataan, danPeranannya dalam Perekonomian, Seri Kebanksentralan No.1, PPSK,Bank Indonesia.

___________ dan Suseno (2002), Penyusunan Statistik Uang Beredar,Buku Seri Kebanksentralan No.2, PPSK, Bank Indonesia.

Taylor, J.B. (1993), “Discretion Versus Policy Rules in Practice”,Carnegie-Rochester Conference Series on Public Policy, 39.

__________ (1995), ‘The Monetary Transmision Mechanism: AnEmpirical Framework’, Journal of Economic Perspectives, 9.

Page 82: Kebijakan Moneter di Indonesia - bi.go.id · PDF fileSistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia, ... Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa 48 ... tergantung pada hubungan antara uang beredar

72

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

__________ , Editor (1999), ‘Monetary Policy Rules’, NBER ConferenceReport, The University of Chicago Press.

Walsh, Carl E. (2001), Monetary Policy and Theory, the MIT Press, the3rd printing.

Warjiyo, P. dan Doddy Zulverdi (1998), ‘Penggunaan Suku Bunga sebagaiSasaran Operasional Kebijakan Moneter di Indonesia’, Buletin EkonomiMoneter dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Bank Indonesia.

Warjiyo, P. and Juda Agung, Editor (2001), Transmision Mechanisms ofMonetary Policy in Indonesia, Directorate of Economic Research andMonetary Policy, Bank Indonesia.