kebijakan fiskal melalui reformulasi dak … bambang juanda... · data spm formulasi dak-spm spn =...

18
Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung menurun, (dan juga ketimpangan pendapatan meningkat) Perlu Pengembangan sektor industri manufaktur Harus ada Dukungan infrastruktur dan demand dari masyarakat sehingga mendorong investor di berbagai daerah Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK), jangka pendek (UU 33/2004) dan jangka panjang (Revisi UU 33/2004 Reformulasi mekanisme pengalokasian DAK, untuk kegiatan “investasi (fisik dan non fisik)” sesuai prioritas nasional) Industri & sektor lainnya berkembang sehingga pertumbuhan dan pemerataan lebih cepat KEBIJAKAN FISKAL MELALUI REFORMULASI DAK PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL UNTUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

Upload: doandang

Post on 04-Mar-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Latar Belakang

• Pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung menurun, (dan juga ketimpangan

pendapatan meningkat)

• Perlu Pengembangan sektor industri manufaktur

• Harus ada Dukungan infrastruktur dan demand dari masyarakat sehingga mendorong

investor di berbagai daerah

Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK), jangka pendek (UU 33/2004) dan jangka

panjang (Revisi UU 33/2004

Reformulasi mekanisme pengalokasian DAK, untuk kegiatan “investasi (fisik dan

non fisik)” sesuai prioritas nasional)

Industri & sektor lainnya berkembang sehingga pertumbuhan dan pemerataan

lebih cepat

KEBIJAKAN FISKAL MELALUI REFORMULASI DAK PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL UNTUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

Tujuan

1. Mengkaji efektivitas “reformulasi” pengalokasian DAK untuk pengembangan

infrastruktur di Indonesia.

Ada 2 alternatif formulasi DAK, yaitu DAK-SPM berdasarkan Revisi UU

No.33/2004 (jangka panjang) dan DAK berdasarkan UU No.33/2004 (jangka

pandek) dengan urutan kriteria teknis lebih dulu kemudian kriteria khusus

dan kriteria umum

2. Mengkaji implikasi kebijakan dari hasil penelitian

SIMULASI

Metodologi

Jangka Pendek : UU No. 33 Tahun 2004

(alternatif tahapan 3 kriteria : teknis, khusus,

umum)

Jangka Panjang

Tersedia data SPM

FormulasiDAK-SPM

SPN = Proksi indikator SPM

Sumber• IPM (BPS)• MDGS (Bappenas)• Pel. Publik (SIPD

Kemdagri)• SPM (K/L)

Keterwakil-an indikator SPM

Ketersediaan Data

Indikator :(i) input-proses(ii) output-outcomes(iii) kombinasi (i) dan (ii)

• Indikator SPN (standar pelayanan nasional) Terpilih sebagai proksi indikator SPM

• Bobot Indikator SPN• Formulasi

Ya Tidak

FGD K/L, FGD Daerah , Kuesioner ke Pemda, (Expert Judgement: pemilihan & pembobotan ISPN)

FormulasiDAK-ISPN

Hasil dan Pembahasan: Perbandingan Jumlah Alokasi

Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang menghasilkan jumlah alokasi

DAK yang lebih tinggi ke sebagian besar daerah dibandingkan dengan existing.

Dalam jangka pendek, alokasi DAK lebih tinggi ke 301 daerah dan lebih rendah ke

199 daerah.

DAK-SPM Pendidikan menghasilkan alokasi yang lebih tinggi ke 198 daerah

(pencapaian rendah) dan lebih rendah ke 154 daerah (pencapaian tinggi).

DAK-SPM Kesehatan menghasilkan alokasi yang lebih tinggi ke 189 daerah

(pencapaian rendah) dan lebih rendah ke 144 daerah (pencapaian tinggi)

Jangka Pendek SPM KesehatanSPM Pendidikan

(UU 33/2004) (Revisi UU 33/2004) (Revisi UU 33/2004)

Hasil dan Pembahasan:

Reformulasi Jangka Pendek

Hasil alokasi reformulasi DAK lebih efektif dibandingkan

dengan formula existing (secara teknis dan sesuai kebutuhankarena menyentuh daerah prioritas)

Hasil alokasi reformulasi DAK memiliki korelasi dengan PDRB per

kapita yang lebih tinggi dibandingkan existing.

(Note: terlalu jauh jika dikaitkan dengan tingkat kemiskinan; konsep)

Tabel 1 Perbandingan hasil analisis korelasi DAK existing-reformulasi jangka

pendek terhadap PDRB per kapita, IPM, dan kemiskinan

Hasil : DAK-SPM Pendidikan

Hasil alokasi DAK-SPM Pendidikan lebih baik dibandingkan dengan

formula existing (alokasi terbesar dominan ke daerah-daerah bagian

timur yang memiliki celah pencapaian SPM yang besar)

Tabel 2 Perbandingan hasil analisis korelasi berdasarkan DAK Pendidikan

existing dan berdasarkan DAK-SPM

Hasil alokasi DAK-SPM Pendidikan memiliki korelasi dengan PDRB per kapita

IPM, dan tingkat kemiskinan, yang lebih tinggi, dibandingkan existing

No Variabel Koefisien Korelasi P-Value

1.a DAK Existing-PDRB Per Kapita-0.088

0.065

1.b DAK SPM-PDRB Per Kapita-0.196

0.000

2.a DAK Existing-IPM-0.175

0.000

2.b DAK SPM-IPM-0.757

0.000

3.a DAK Existing-Tingkat Kemiskinan0.126

0.008

3.b DAK SPM-Tingkat Kemiskinan0.479

0.000

Hasil : DAK-SPM Kesehatan

Tabel 3 Perbandingan hasil analisis korelasi DAK kesehatan berdasarkan

formula existing dan berdasarkan formula DAK-SPM

Hasil alokasi DAK-SPM Kesehatan memiliki korelasi yang lebih baik

dengan PDRB per kapita dan IPM dibandingkan existing

(Note: terlalu jauh jika dikaitkan dengan tingkat kemiskinan; konsep)

Hasil : Implikasi Kebijakan

Reformulasi DAK jangka pendek dan jangka panjang

menghasilkan alokasi DAK yang lebih efektif, sehingga

pembangunan infrastruktur di Indonesia akan lebih baik,

dan pada akhirnya akan membantu ketersediaan

infrastruktur yang memadai di Indonesia dan juga

akhirnya akan membantu dan mendorong pembangunan

industri Indonesia

Reformulasi DAK akan membantu membentuk demand

yang dibutuhkan industri karena hasil penelitian Sary

(2012) menunjukkan bahwa peningkatan investasi

pemerintah, pembangunan infrastruktur jalan, listrik,

kesehatan, dan pendidikan akan meningkatkan

pertumbuhan PDRB per kapita.

Kesimpulan

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, perlu

menggerakkan kembali sektor manufaktur, yang harus

didukung oleh berbagai faktor, diantaranya sarana infrastruktur

yang memadai, melalui kebijakan fiskal reformulasi DAK.

Reformulasi DAK akan berdampak terhadap penyediaan

infrastruktur sehingga terjadi akselerasi sektor industri

manufaktur yang berdaya saing, dan akhirnya akan

berpengaruh juga terhadap pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan rakyat.

Reformulasi DAK berdasarkan UU 33/2004 (dan revisinya) lebih

efektif karena menghasilkan lebih banyak daerah yang dapat

DAK, sesuai prioritas nasional, serta sangat membantu daerah-

daerah yang pelayanannya masih dibawah SPM

Saran (Rekomendasi)

Alternatif formula dalam jangka pendek masih menggunakan

indeks-indeks yang ditentukan oleh kementerian teknis. Oleh

karena itu, efektivitas pengalokasian DAK dengan alternatif

formula jangka pendek sangat tergantung dari validitas

indeks-indeks yang ditentukan kementerian teknis.

Dalam jangka panjang, perlu dokumentasi pencapaian SPM

seluruh daerah sehingga dapat memberikan hasil alokasi

yang lebih baik lagi sesuai kebutuhan daerah. Jika revisi UU33/2004 sudah ditetapkan DPR, formula dalam paper ini siapdigunakan

Pagu alokasi DAK harus ditingkatkan agar lebih besar dan

signifikan dampaknya

• UU No. 32 Tahun 2004 : penyelenggaraan urusan wajib

pemda berpedoman pada SPM dilaksanakan secara

bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah.

• Pemerintah juga telah menentapkan PP No. 65 Tahun

2005 mengenai pedoman penyusunan dan implementasi

SPM.

DAK UU 33/2004 DAK Draf Revisi

Pengertian

Ke Daerah tertentu

untuk membantu

mendanai kegiatan

khusus yang

merupakan urusan

daerah sesuai

prioritas nasional

Ke Daerah untuk

mendanai kegiatan

khusus yang sudah

menjadi urusan

Daerah

Bidang DAK menurut

Bidang yang

menjadi Prioritas

Nasional

DAK: (1) mendorong

pencapaian Standar

Pelayanan Minimum;

(2) pencapaian

prioritas nasional;

(3) kebijakan tertentu

DAK Sekarang DAK- SPMBidang Bertambah terus Pendidikan,

Kesehatan dan

Infrastruktur

Daerah

Penerima

Kriteria Umum, Teknis,

khusus

IP_SP < SPM dan

KKD Rendah

Penentuan

Jumlah

Formula: Indeks Fiskal,

kewilayahan, TeknisProposal Daerah,

Rekomendasi

Gubernur

Alokasi Tahunan Dihitung 3 tahunan

dan dialokasikan

tahunan

Sifat Close Ended open Ended

Petunjuk

Teknis

Tiap Tahun Sekali Untuk 3

Tahun

Indikator SPM Dikdas dan Proksinya

PROSES

1. Pgb.kurikulum2. Penerapan KTSP3. Penerapan RPP4. Kunj. Pengawas5. Guru/sekolah6. Guru SMP/Mtpel7. Guru/murid8. Prog.penilaian9. Supervisi kepsek10. Hasil eval.guru11. Lap UAS/UAN12. Penerapan MBS13. Jam krj guru14. Lama pembljaran

INPUT OUTPUT

1. Angka Partisipasi Murni

SD/MI & SMP/MTs

OUTCOME

1. Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki.

2. Angka Putus Sekolah SMP/MTs

3. Rata-Rata Lama Sekolah

SPM Dikdas

ISPN Dikdas

1. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah

2. Rasio guru terhadap murid

3. Proporsi murid

kelas 1 SD yg tamat

PROSES

INPUT

1. Kual & Sert Guru SD2. Kual. & Sert Guru SMP

Proxy SPM

1. Jarak sekolah2. Rombel3. Ruang Lab. SMP4. Rg guru & Kepsek5. Jml Guru6. Kualifikasi &

Sertifikasi Guru7. Kual. & Sert.

Kepsek8. Kual. & Sert.

Pengawas9. Buku teks/murid10. Bk pengaya & Ref11. Set Peraga IPA

Ket. Warna Indikator:

SPM SIPDMDGs IPM

Kualifikasi &Sertifikasi guru

Sekolah/Penduduk(SD & SMP)

Proporsi murid Kls 1 SD yg tamat

APM (SMP)

AMH15-24

APS SMP

RLS

INPUT PROCESS OUTPUT OUTCOME

Keterkaitan Antar Indikator

Ket. Warna Indikator:

SPM SIPD MDGs IPM

• Buku teks/murid

• Buku pengaya & ref.

• Set peraga IPA SD

• Jarak sekolah• Rombel• Ruang Lab SMP• Ruang guru &

kespsek• Kual & sert

kepsek• Kual & sert

pengawas

• Kurikulum• RPP• Kunj pengawas• Guru/sekolah• Guru SMP/mt pljran

• Prog.penilaian• Supervisi kepsek• Lap hasil evaluasi dari guru• Lap UAS/UKK/US/UN• Penerapan MBS• Jam kerja guru 37,5 jam/minggu• Jam proses pembelajaran

guru/murid(SD & SMP)

Kualifikasi &Sertifikasi guru

Sekolah/Penduduk(SD & SMP)

Proporsi murid Kls 1 SD yg tamat

APM (SMP)

AMH 15-24

APS SMP

RLS

INPUT PROCESS OUTPUT OUTCOME

Keterkaitan Antar Indikator

Ket. Warna Indikator:

SPM SIPD MDGs IPM

guru/murid(SD & SMP)

Keterkaitan Antar Indikator Kesehatan

INPUT/PROSES PROSES/OUTPUT OUTCOME

Ket. Warna Indikator:

SPM SIPD MDGs IPM

• Rasio posyandu• Rasio puskesmas• Rasio dokter• Rasio tng medis• Rasio rumah sakit

• Cak. MP-ASI• Prop. kelahiran yg ditolong• Cak. Kunjungan bayi• Cak. Pel. antenatal 1&4 kunj.• Cak.pel.kes.dasar msy miskin• Cak.peserta KB aktif• Cak.pel.gawat darurat level-1• Cak.pel.kes.rujukan msy

miskin• Cak.desa/kel alami KLB• Cak.desa siaga aktif

• Angka Kematian Bayi• Angka Kematian Ibu• Prevalensi Tuberkolosis• Prevalensi HIV/AIDS• Angka balita gizi buruk

Perkembangan Data Pencapaian dan Target SPM Beserta Sumber Pendanaannya

Kondisi Saat ini Target

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Indikator SPM-1

Indikator SPM-2

Indikator SPM-n

Total Kebutuhan

Pendanaan

Sumber Pendanaan

- Dari PAD

- Dari DAU

- Dari Penerimaan Umum

Lain

- Pinjaman Lunak

- Dari DAK-SPM