kebijakan daerah tentang perlindungan dan …

21
KEBIJAKAN DAERAH TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN NELAYAN TRADISIONAL Dr. NI Luh Gede Astariyani.,SH.,MH

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEBIJAKAN DAERAH TENTANG PERLINDUNGAN

DAN PELESTARIAN NELAYAN TRADISIONAL

Dr. NI Luh Gede Astariyani.,SH.,MH

Keberadaan masyarakat tradisional tidak dapat dipisahkandengan nilai-nilai kearifan lokal yang senantiasa menjadi rohatau jiwa dalam setiap kehidupan di masyaakat.

Masyarakat darah yang memiliki beragam kearifan lokal yangbersumber dari nilai-nilai luhur bertujuan untuk menjagakelestarian alam, termasuk menjaga kelestarian wilayah pesisir

Bentuk pengelolaan wilayah pesisir yang berkaitan dengankegiatan keagamaan, ekonomi dan sosial tentu tidak dapatterlepas dari keberadaan masyarakat pesisir

Bentuk pengelolaan wilayah pesisir yang berkaitan dengankegiatan keagamaan, ekonomi dan sosial tentu tidak dapatterlepas dari keberadaan masyarakat pesisir

Konsep Perlindungan,

Pelestraian dan Nelayan

Taridisional

Perlindungan nelayan tradisional yang selanjutnyadisebut perlindungan adalah upaya sistematisdan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan. Pelestarian adalah upaya untuk menjaga danmemelihara nilai-nilai adat budaya masyarakatterutama nilai etika, moral dan peradaban yang merupakan inti adat istiadat dan tradisimasyarakat agar keberadaannya tetap terjagadan berlanjut. Pemberdayaan nelayan tradisionaladalah segala upaya untukmeningkatkankemampuan nelayan tradisional

Dasar Kewenangan Pasal 18 ayat (6) UUD NRI 1945 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah memberidasar dalam pembentukan Kebijakan atauperaturan daerah

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004Tentang Perikanan, sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 45Tahun 2009 tentag Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 TentangPerikanan.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 TentangPengelolaan Pengelolaan Wilayah Pesisir danPulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan WilayahPesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentangPerlindungan dan pemberdayaan Nelayan,Pembudi Daya Ikan dan PetambakGaramPeraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun2015 tentang Pemberdayaan Nelayan Kecil DanPembudidaya-Ikan Kecil.

Peraturan Menteri Kelautan Dan PerikananRepublik Indonesia Nomor 18/Permen-Kp/2016Tentang Jaminan Perlindungan Atas RisikoKepada Nelayan, Pembudi Daya Ikan, DanPetambak Garam

Penjabarannya Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah, Otonomi Daerah

adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan

Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 12 ayat (3) Undang-Undang No 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah adapun urusan yang

dimaksud adalah :

(3) Urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 11 ayat (1) meliputi:

a. kelautan dan perikanan;

b. pariwisata;

c. pertanian;

d. kehutanan;

e. energi dan sumber daya mineral.

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

2016 tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya

Ikan dan Petambak Garam mengtur

tentang asas:

a. kedaulatan;

b. kemandirian;

c. kebermanfaatan;

d. kebersamaan;

e. keterpaduan;

f. keterbukaan;

g. efisiensi-berkeadilan;

h. keberlanjutan;

i. kesejahteraan;

j. kearifan lokal; dan

Dalam penjelasan Undang-Undang

mengatur yang dimaksud dengan “asas

kearifan lokal” adalah penyelenggaraan

Perlindungan dan Pemberdayaan

Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan

Petambak Garam harus

mempertimbangkan karakteristik sosial,

ekonomi, dan budaya serta nilai-nilai

luhur yang berlaku dalam tata kehidupan

masyarakat setempat

Perlunya Pengaturan Perlindungan Nelayan

Tradisional

Berdasarkan pada latar belakang dan dasarkewenangan yang telah diuraikansebelumnya, maka pengaturan perlindungannelayan tradisional samgat diperlukan. Hal ini didasarkan pada dasar pendelegasian bahwaPemerintah Provinsi dan PemerintahKabupaten/ Kota di Indoensia wajibmembentuk Peraturan Daerah tentangPerlindunfan nelayan tradisional sebagaibentuk perlindungan dan pelestarian yangberlandaskan pada nilai-nilai tradisional.

Ironi Nelayan Miskin dan Ikan Berlimpah Musim Hujan 31

Januari 2014 10:27:46 Diperbarui: 24 Juni 2015 02:17:54

sumber : http://www.kompasiana.com/takutpada-

allah-/ironi-nelayan-miskin-dan-ikan-berlimpah-musim-

hujan_552b1e256ea8346c47552d2f

Konsep Perlindungan dan

Pelestarian Nelayan Tradisonal

Perlindungan : Menurut Satjipto Raharjo definisiperlindungan adalah memberikan pengayomankepada hak asasi manusia yang dirugikan oranglain dan perlindungan tersebut diberikan kepadamasyarakat agar mereka dapat menikmati semuahak-hak yang diberikan oleh hukum.

Perlindungan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, danPetambak Garam adalah segala upaya untukmembantu Nelayan, Pembudi Daya Ikan, danPetambak Garam dalam menghadapipermasalahan kesulitan melakukan UsahaPerikanan atau Usaha Pergaraman

Pelestarian adalah upaya untuk menjaga

dan memelihara nilai-nilai adat budaya

masyarakat terutama nilai etika, moral

dan peradaban yang merupakan inti

adat istiadat dan tradisi masyarakat agar

keberadaannya tetap terjaga dan

berlanjut.

Nelayan Tradisonal

Nelayan Tradisional adalah Nelayan yang

melakukan Penangkapan Ikan di perairan

yang merupakan hak Perikanan

tradisional yang telah dimanfaatkan

secara turun-temurun sesuai dengan

budaya dan kearifan lokal

Konsep Nelayan Taridisional

di Bali

BENDEGA

Bendega adalah lembaga tradisional

dibidang kelautan dan perikanan

pada masyarakat adat di Bali yang bersifat ekonomi, sosial, budaya dan relegius yang secara historis terus tumbuh dan berkembang

sesuai dengan budaya dan kearifan lokal Bali

Parhyangan Palemahan Pawongan

Materi Muatan Peraturan

Daerah Provinsi Bali tentang

Bendega

Perlindungan dan Pelestarian

Tugas dan Kewajiban Bendega

Kewajiban Pemerintah Daerah

Parahyangan, Palemahan dan

Pawongan

Pemberdayaan Bendega.

Pembinaan dan Pengawasan

Pendanaan

FILOSOFIS : bahwa Bendega sebagai lembaga

tradisional yang bersifat sosial budaya dan relegius dibidangperikanan merupakan bagian dari budaya tradisional Bali yangberfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perludiakui dan dihormati keberadaannya beserta hak-haktradisionalnya;

SOSIOLOGIS : bahwa peran dan fungsi

Bendega sangat penting dan strategis terutama dalampemabangunan perekonomian, sosial, budaya dan relegiussehingga kelestarian dan kesejahteraan dapat terwujud;

YURIYDIS : bahwa untuk melestarikan Lembaga

bendega berdasarkan falsafah Tri Hita Karana dan bersumberpada ajaran agama Hindu di Bali, maka kedudukan, fungsidan peranan Bendega perlu mendapat arah pengaturan yang jelas untuk kepastian hukum;.

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, YURIDIS

• Pentingnya melakukan Perlindungan Dan Pelestarian Nelayan Taradisional

• Dasar pembentukan Ranperda Perlindungan Dan Pemberdayaan Nelayan Dan Pembudi Daya Ikan adalah UU Pemda dan UU Perlindungan dan PemberdayaanNelayan, Pembudi Daya Ikan dan Petambak Garam

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan dapat ditarik konklusi :

\

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH

KOTA DENPASAR

TENTANG

PERLINDUNGAN DAN

PELESTARIAN BENDEGA

KERJASAMA PUSAT STUDI DESA

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNUD

DAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2019