kebijakan cemas

11
Rumah Sakit Permata Madina Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 PENATALAKSANAAN MANAJEMEN CEMAS STANDARD V KEBIJAKAN & PROSEDUR PARAMETER – 1 Ditetapkan kebijakan Tentang MANAJEMEN CEMAS

Upload: kasmaruddin-nasution

Post on 19-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

SPO

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN CEMAS

Rumah Sakit

Permata MadinaJl. Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUTTelp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712

PENATALAKSANAAN MANAJEMEN CEMAS

STANDARD V

KEBIJAKAN & PROSEDUR

PARAMETER – 1

Ditetapkan kebijakan Tentang MANAJEMEN CEMAS

Rumah Sakit

Permata MadinaJl. Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUTTelp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712

Page 2: KEBIJAKAN CEMAS

KEBIJAKAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN CEMASRUMAH SAKIT PERMATA MADINA PANYABUNGAN

I. Definisi :Manajemen cemas adalah suatu tindakan keperawatan untuk meminimalkan, cemas berlebihan atau panic, perasaan kuat bahwa bahaya akan datang, atau perasaan tidak nyaman berhubungan dengan sumber yang tidak jelas dari antisipasi terhadap bahaya.

II. Tujuan : 1. Menenangkan pasien dan keluarga2. memberi dukungan kepada pasien dan keluarga

III. Ruang Lingkup :1 PengkajianFaktor Predisposisi.Faktor Presipitasi.Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :

a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan

datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari- hari.

b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri dan

fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

Perilaku.

Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologi dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya melawan kecemasan. Intensietas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat kecemasan.

Sistem Tubuh Respons  Kardiovaskuler        Palpitasi.

       Jantung berdebar.       Tekanan darah meningkat dan denyut nadi menurun.       Rasa mau pingsan dan pada akhirnya pingsan.

  Pernafasan        Napas epat.       Pernapasan dangkal.       Rasa tertekan pada dada.       Pembengkakan pada tenggorokan.       Rasa tercekik.       Terengah-engah.

  Neuromuskular        Peningkatan reflek.       Reaksi kejutan.       Insomnia.       Ketakutan.       Gelisah.

Page 3: KEBIJAKAN CEMAS

       Wajah tegang.       Kelemahan secara umum.       Gerakan lambat.       Gerakan yang janggal.

  Gastrointestinal        Kehilangan nafsu makan.       Menolak makan.       Perasaan dangkal.       Rasa tidak nyaman pada abdominal.       Rasa terbakar pada jantung.       Nausea.       Diare.

  Perkemihan        Tidak dapat menahan kencing.       Sering kencing.

  Kulit        Rasa terbakar pada mukosa.       Berkeringat banyak pada telapak tangan.       Gatal-gatal.       Perasaan panas atau dingin pada kulit.       Muka pucat dan bekeringat diseluruh tubuh.

Tabel 1. Respon Fisiologis Terhadap Ansietas.

Sistem Respons  Perilaku        Gelisah.

       Ketegangan fisik.       Tremor.       Gugup.       Bicara cepat.       Tidak ada koordinasi.       Kecenderungan untuk celaka.       Menarik diri.       Menghindar.       Terhambat melakukan aktifitas.

  Kognitif        Gangguan perhatian.       Konsentrasi hilang.       Pelupa.       Salah tafsir.       Adanya bloking pada pikiran.       Menurunnya lahan persepsi.       Kreatif dan produktif menurun.       Bingung.       Khawatir yang berlebihan.       Hilang menilai objektifitas.       Takut akan kehilangan kendali.       Takut yang berlebihan.

  Afektif        Mudah terganggu.       Tidak sabar.       Gelisah.       Tegang.

Page 4: KEBIJAKAN CEMAS

       Nerveus.       Ketakutan.       Alarm.       Tremor.       Gugup.       Gelisah.

Tabel 2. Respon Perilaku Kognitif.

Menentukan SKALA KECEMASAN dengan HAMILTON ANXIETY RATING SCALE (HARS), Menurut Maulana (2011), kecemasan dapat diukur dengan alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).  Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya simptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14 simptom yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 sampai dengan 4. Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959 yang diperkenalkan oleh Max Hamilton. Skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dalam penilaian kecemasan terdiri dari 14 item, meliputi:

1. Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung. 2. Merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu. 3. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan takut

pada binatang besar. 4. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas dan

mimpi buruk.5. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi. 6. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby, sedih,

perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.7. Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil dan

kedutan otot8. Gejala sensorik : perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan pucat

serta merasa lemah.9. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan detak

jantung hilang sekejap.10. Gejala pernapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas

panjang dan merasa napas pendek. 11. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual dan

muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut. 12. Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat menahan keneing, aminorea, ereksi

lemah atau impotensi. 13. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma berdiri,

pusing atau sakit kepala. 14. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi atau

kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.

Page 5: KEBIJAKAN CEMAS

Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori: 0 = tidak ada gejala sama sekali

1 = Ringan / Satu dari gejala yang ada

2 = Sedang / separuh dari gejala yang ada

3 = berat / lebih dari ½ gejala yang ada

4 = sangat berat / semua gejala ada

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14 dengan hasil:

a.      Skor < 14 = tidak ada kecemasan.b.      Skor 14 - 20 = kecemasan ringan.c.      Skor 21 – 27 = kecemasan sedang.d.     Skor 28 – 41 = kecemasan berat.e.      Skor 42 – 56 = panik.

II. INTERVENSIAnsietas Ringan.

Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Ansietas ringan adalah ansietas normal dimana motivasi individu pada keseharian dalam batas kemampuan untuk melakukan dan memecahkan masalah meningkat.

a) Tidak nyaman.b) Gelisah.c) Insomnia ringan.d) Perubahan nafsu

makan ringan.e) Peka.f) Pengulangan

pertanyaan.g) Perilaku mencari

perhatian.h) Peningkatan

kewaspadaan.i) Peningkatan persepsi

pemecahan masalah.j) Mudah marah.

1. Gerakan tidak tenang.2. Perhatikan tanda

peningkatan ansietas.3. Bantu klien

menyalurkan energi secara konstruktif.

4. Gunakan obat bila perlu.

5. Dorong pemecahan masalah.

6. Berikan informasi akurat dan fuktual.

7. Sadari penggunaan mekanisme pertahanan.

8. Bantu dalam mengidentifikasi keterampilan koping yang berhasil.

9. Pertahankan cara yang tenang dan tidak terburu.

10. Ajarkan latihan dan tehnik relaksasi.

Ansietas Sedang.

Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Ansietas sedang adalah cemas yang

a) Perkembangan dari ansietas ringan.

1. Pertahankan sikap tidak tergesa-gesa, tenang

Page 6: KEBIJAKAN CEMAS

mempengaruhi pengetahuan baru dengan penyempitan lapangan persepsi sehngga individu kehilangan pegangan tetapi dapat mengikuti pengarahan orang lain.

b) Perhatian terpilih dari lingkungan.

c) Konsentrasi hanya pada tugas-tugas individu.

d) Suara bergetar.e) Ketidaknyamanan

jumlah waktu yang digunakan.

f) Takipnea.g) Takikardia.h) Perubahan dalam nada

suara.i) Gemetaran.j) Peningkatan ketegangan

otot.k) Menggigit kuku,

memukul-mukulkan jari, menggoyangkan kaki dan mengetukkan jari kaki.

bila berurusan dengan pasien.

2. Bicara dengan sikap tenang, tegas meyakinkan.

3. Gunakan kalimat yang pendek dan sederhana.

4. Hindari menjadi cemas, marah, dan melawan.

5. Dengarkan pasien.6. Berikan kontak fisik

dengan menyentuh lengan dan tangan pasien.

7. Anjurkan pasien menggunakan tehnik relaksasi.

8. Ajak pasien untuk mengungkapkan perasaannya.

9. Bantu pasien mengenali dan menamai ansietasnya

Ansietas Berat.

Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi

a) Perasaan terancam.b) Ketegangan otot yang

1. Isolasi pasien dalam lingkungan yang aman

Page 7: KEBIJAKAN CEMAS

sangat menurun. Individu cenderung memikirkan hal yang sangat kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan, untuk dapat memusatkan pada daerah lain.

berlebihan.c) Diaforesis.d) Perubahan pernapasan.e) Napas panjang.f) Hiperventilasi.g) Dispnea.h) Pusing.i) Perubahan

gastrointestinalis.j) Mual muntah.k) Rasa terbakar pada ulu

hati.l) Sendawa.m) Anoreksia.n) Diare atau konstipasi.o) Perubahan

kardivaskuler.p) Takikardia.q) Palpitasi.r) Rasa tidak nyaman pada

prekokardia.s) Berkurangnya jarak

persepsi secara berat.t) Ketidakmampuan untuk

berkonsentrasi.u) Rasa terbakar.v) Kesulitan dan

ketidaktepatan pengungkapan.

w) Aktivitas yang tidak berguna.

x) Bermusuhan.

dan tenang.2. Biarkan perawatan dan

kontak sering sampai konstan.

3. Berikan obat-obatan pasien melakukan hal untuk dirinya sendiri.

4. Observasi adanya tanda-tanda peningkatan agitasi.

5. Jangan mennyentuh pasien tanpa permisi.

6. Yakinkan pasien bahwa dia aman.

7. Kaji keamanan dalam lingkungan sekitarnya.

Panik.

Deskripsi Batasan Karakter IntervensiAdalah tingkat dimana individu berada pada bahaya terhadap diri

a) Hiperaktif / imobilitasi berat.

b) Rasa terisolasi yang

1. Tetap bersama pasien ; minta bantuan.

2. Jika mungkin

Page 8: KEBIJAKAN CEMAS

sendiri dan orang lain serta dapat menjadi diam atau menyerang dengan cara kacau.

ekstrim.c) Kehilangan desintegrasi

kepribadian.d) Sangat goncang dan

otot-otot tegang.e) Ketidakmampuan untuk

berkomunikasi dengan kalimat yang lengkap.

f) Distori persepsi dan penilaian yang tidak realistis terhadap lingkungan dan ancaman.

g) Perilaku kacau dalam usaha melarikan diri.

h) Menyerang.

hilangkan beberapa stressor fisik dan psikologisdari lingkungan.

3. Bicara dengan tenang, sikap meyakinkan, menggunakan nada suara yang rendah.

4. Katakan pada pasien bahwa anda (staf) tidak akan membahayakan dirinya sendiri atau orang lain.

5. Isolasikan pasien pada daerah yang aman dan nyaman.

6. Lanjut dengan perawatan ansietas berat.

Panyabungan, ..........................

RS. Permata Madina Panyabungan,