kebijakan anggaran kemenkeu th 2013

41
KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2013 Jakarta, Juli 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

Upload: ikrom-man

Post on 06-Dec-2014

123 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kebijakan angggaran pemerintah

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

KEBIJAKAN PENGANGGARANTAHUN 2013

Jakarta, Juli 2012

KEMENTERIAN KEUANGANKEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIAREPUBLIK INDONESIA

Page 2: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

2

Pokok Bahasan

Dasar Hukum

- Pengelolaan Keuangan Negara

- Penyusunan & Penetapan APBN

- Penyusunan RKA-KL

Orientasi Kebijakan Fiskal Tahun 2013

Arah & Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2013

Tindak Lanjut Arahan Presiden Dalam Rangka Penyusunan RKA-KL 2013

Penyusunan RKA-KL tahun 2013

Alokasi Pagu Indikatif Kementerian Agama Tahun 2013

Page 3: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

3

DASAR HUKUM

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-Undang Repuplik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPR, dan DPRD

Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKAKL

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA KL

Page 4: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

4

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Pasal 6 (UU No.17/2003)

1. Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan

2. Kekuasaan tersebut, dikuasakan kepada: Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam

kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang

kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya

Pasal 9 (UU No.17/2003)

Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas, a.l

1. Menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya2. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran3. Melaksanakan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya4. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara/lembaga yang

dipimpinnya

Page 5: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

5

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN (1)

Pasal 11 (UU No.17/2003)

APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang

Pasal 12 (UU No.17/2003)

1. APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara.

2. Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara

Pasal 155 (UU No.27/2009)

2. Rancangan rencana kerja Pemerintah disusun oleh Pemerintah untuk dibahas dan disepakati bersama dengan DPR

Page 6: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

6

PENYUSUNAN .......... (2)

Pasal 13 (UU No.27/2009)

2. Pemerintah Pusat dan DPR membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang diajukan oleh Pemerintah Pusat dalam Pembicaraan Pendahuluan RAPBN tahun anggaran berikutnya

3. Berdasarkan KEM dan PPKF, Pemerintah Pusat dan DPR membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap K/L dalam penyusunan usulan anggaran

Pasal 14 (UU No.17/2003)

1. Dalam rangka penyusunan RAPBN, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang menyusun RKA-KL tahun berikutnya

4. RKA-KL disampaikan kepada DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN

5. Hasil pembahasan RKA-KL disampaikan kepada Menteri Keuangan sebagai bahan penyusunan RUU tentang APBN tahun berikutnya

Pasal 157 (UU No.27/2009)

3. Komisi dengan K/L melakukan rapat kerja dan/atau rapat dengar pendapat untuk membahas RKA-KL

Page 7: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

7

PENYUSUNAN .......... (3)

Pasal 15 (UU No.27/2009)

1. Pemerintah Pusat mengajukan RUU tentang APBN, disertai Nota Keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada bulan Agustus tahun sebelumnya

4. Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai RUU tentang APBN dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan

5. APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja

Page 8: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

8

PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (1)

Pasal 4 (PP No.90/2010)

Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran wajib menyusun RKA K/L atas Bagian Anggaran yang dikuasainya

Pasal 5 (PP No.90/2010)

1. Penyusunan RKA K/L harus menggunakan pendekatan: Penganggaran terpadu, Penganggaran berbasis kinerja, dan Kerangka pengeluaran jangka menengah

2. RKA K/L disusun secara terstruktur dan dirinci menurut klasifikasi anggaran, yang meliputi:

Klasifikasi organisasi Klasifikasi fungsi Klasifikasi jenis belanja

Page 9: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

9

PENYUSUNAN RENCANA KERJA .......... (2)

3. Penyusunan RKA K/L menggunakan instrumen: Indikator kinerja, Standar biaya, dan Evaluasi kinerja

4. Menteri/Pimpinan Lembaga menetapkan indikator kinerja setelah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan

Pasal 6 (PP No.90/2010)

1. RKA K/L disusun berdasarkan Renja K/L, RKP, dan Pagu Anggaran K/L

2. RKA K/L memuat informasi kinerja dan rincian anggaran

3. Informasi kinerja memuat program, kegiatan dan sasaran kinerja

4. Rincian anggaran disusun menurut unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, jenis belanja, kelompok biaya, dan sumber pendanaan

Page 10: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

10

RAPBN Tahun Anggaran 2013, sebagai instrumen utama kebijakan fiskal, diarahkan untuk:

a. Mendukung upaya STIMULASI EKONOMI melalui pelaksanaan Empat Pilar Strategi Pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan:

i. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi yang berkualitas, inklusif dan berkeadilan (Pro-Growth);

ii. Penciptaan dan Perluasan Kesempatan Kerja untuk mengurangi tingkat pengangguran (Pro-Job);

iii. Pengentasan Kemiskinan (Pro-Poor), sertaiv. Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan (Pro- Environment); dengan tetap:b. MENJAGA KESINAMBUNGAN FISKAL (Fiscal Sustainability) melalui langkah-langkah:i. Pengendalian dan/atau Penurunan Defisit Anggaran;ii. Penurunan secara bertahap rasio utang terhadap PDB

ORIENTASI KEBIJAKAN FISKAL TAHUN 2013

Page 11: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

11

Arah dan Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2013 (1)

Arah dan Kebijakan Umum Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2013, a.l:

1. Meneruskan pemberian gaji dan pensiun ke-13 serta penyesuaian gaji pokok dan pensiun pokok pegawai negeri sipil (PNS) dan anggota TNI/Polri sekitar 7 persen mengacu pada inflasi, serta penyesuaian gaji hakim;

2. Menuntaskan program Reformasi Birokrasi pada Kementerian Negara/Lembaga;

3. Menjaga agar pelaksanaan operasional pemerintahan lebih efisien melalui flat policy pada belanja barang operasional perkantoran;

4. Menguatkan program perlindungan sosial dalam upaya menurunkan tingkat kemiskinan, termasuk penguatan program pro rakyat (klaster 4) dan sinergi antar klaster dalam rangka mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI);

5. Mendukung anggaran untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan peningkatan efisiensi pelaksanaan anggaran Bantuan Sosial;

Page 12: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

12

Arah dan Kebijakan .......... (2)

Arah & Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis Belanja Tahun 2013 Belanja Pegawai1. Melakukan penyesuaian gaji pokok dan pensiun pokok pegawai negeri sipil (PNS) dan anggota

TNI/Polri sekitar 7 persen;2. Meneruskan pemberian gaji dan pensiun ke-13;3. Menampung kebutuhan anggaran remunerasi K/L terkait reformasi birokrasi; dan 4. Melakukan penataan jumlah dan distribusi PNS mengacu pada prinsip zero growth dan berbasis

kompetensi

Belanja Barang1. Menjaga kelancaran penyelenggaraan operasional pemerintahan dalam rangka peningkatan

kualitas pelayanan kepada masyarakat;2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja barang K/L:a) Pelaksanaan kebijakan flat policy belanja barang operasional dengan memperhitungkan

peningkatan harga barang dan jasa;b) Efisiensi belanja perjalanan dinas, seminar dan konsinyering;c) Menjaga besaran alokasi sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan output dan kemampuan

penyerapan anggaran melalui implementasi reward dan punishment secara konsisten untuk meningkatkan penyerapan anggaran.

Page 13: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

13

Arah dan Kebijakan .......... (3)

3. Menjaga terpeliharanya aset negara melalui dukungan pemeliharaan rutin jalan/jembatan/aset infrastruktur lainnya; dan

4. Peningkatan capacity building dalam rangka mendukung program-program pembangunan nasional

Belanja Modal, a.l1. Meningkatkan anggaran infrastruktur untuk mendukung ketahanan energi, ketahanan pangan,

dan domestic connectivity ;2. Mengarahkan pemanfaatan anggaran infrastruktur untuk pembangunan infrastruktur yang

mempunyai daya dorong kuat terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain listrik, jalan, dan pelabuhan;

3. Mengarahkan pengembangan infrastruktur pada 6 (enam) koridor ekonomi;4. Mendukung pendanaan kegiatan multiyears dalam rangka menjaga kesinambungan program dan

pendanaan pembangunan

Bantuan Sosial, a.lMeningkatkan dan memperluas cakupan program-program perlindungan sosial melalui a.l:a) BOS Kementerian Agama yang berkeadilan dan merata untuk semua agama;b) Beasiswa untuk Siswa & Mahasiswa Miskin

Page 14: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

14

Arah dan Kebijakan .......... (4)

Arah dan Kebijakan Belanja K/L Tahun 2013, a.l:

1. Peningkatan efisiensi belanja K/L melalui penerapan flat policy untuk belanja operasional dan penajaman komposisi belanja prioritas;

2. Peningkatan sinergi pusat-daerah terkait dengan kerangka pendanaan dan kerangka regulasi, termasuk DAK, dana dekonsentrasi, dan tugas pembantuan;

4. Pelaksanaan keberpihakan (affirmative action), terutama terkait dengan pembangunan daerah tertinggal/terluar, serta pengembangan industri kecil dan industri kreatif.

5. Mengarahkan pemanfaatan anggaran pendidikan untuk peningkatan sarana dan prasarana serta infrastruktur pendidikan serta memperluas akses masyarakat terhadap dunia pendidikan.

6. Mendukung pelaksanaan, a.l:a) Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI);b) Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia

(MP3KI);c) Penguatan 4 Klaster pembangunan;

Page 15: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

15

Tindak Lanjut Arahan Presiden Dalam Rangka Penyusunan RKA-KL 2013

1. Mengkaji kembali kinerja program (outcome) dan kegiatan (output) untuk lebih difokuskan (refocusing) pada kinerja utama Kementerian/Lembaga;

2. Menetapkan baseline belanja pegawai dan barang operasional/pemeliharaan perkantoran dengan prinsip flat policy, yaitu:

- Belanja Pegawai ditetapkan berdasarkan realisasi tahun 2011- Belanja Barang Operasional/pemeliharaan perkantoran ditetapkan turun alokasinya setelah

memperhitungkan perkiraan kinerja daya serap anggaran di tahun 2012

3. Kebutuhan baseline belanja barang non-operasional ditetapkan berdasarkan KPJM yang tercantum dalam RABPP 2012;

4. Keberpihakan (affirmative actions) untuk daerah tertinggal/terluar, yang mencakup lintas K/L dengan rencana pengembangan masa depan;

5. Keberpihakan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat sebagaimana diamanatkan dalam Perpres Nomor 65 Tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat.

6. Mengkaji ulang pembangunan gedung kantor baru dan menundanya apabila tidak sangat mendesak

Page 16: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

16

Penyusunan RKA KL Tahun 2013 (1)

Alokasi anggaran K/L ditetapkan berdasarkan Program sesuai hasil restrukturisasi.

Besaran alokasi yang ditetapkan meliputi kebutuhan untuk :

(i)gaji dan tunjangan, operasional perkantoran dan pemeliharaan; (ii)pelayanan dasar satker sesuai tugas dan fungsi; dan (iii)kegiatan yang bersifat penugasan (prioritas nasional).

Kegiatan 0001 (Gaji dan Tunjangan) dan Kegiatan 0002 (Operasional Perkantoran) yang selama ini berdiri sebagai sebuah Kegiatan, mulai TA 2011 statusnya berubah menjadi Komponen Input dari sebuah Kegiatan.Penempatan Komponen Input (ex 0001 dan 0002) tidak hanya pada satu Kegiatan secara khusus tetapi dapat dialokasikan pada setiap kegiatan.

Struktur pengalokasian anggaran dibagi ke dalam 3 (tiga) level dan dirinci menurut Program, Kegiatan dan Output.Setiap Output harus dapat diidentifikasi jenis dan satuannya dengan jelas, seluruh komponen input yang digunakan ditetapkan oleh penanggung jawab kegiatan dan kebutuhan anggarannya dihitung secara tepat.

Page 17: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

17

Penyusunan RKA KL Tahun 2013 (2)

Dalam rangka penerapan KPJM, penghitungan Prakiraan Maju untuk sebuah Kegiatan dilakukan pada level Output.Penghitungan Prakiraan Maju dilakukan dengan mengevaluasi : (i)apakah Output yang dihasilkan masih terus dilanjutkan (on-going); (ii)apakah setiap Komponen Input yang digunakan untuk menghasilkan Output tersebut masih dibutuhkan. (iii)Hasil penghitungan tersebut selanjutnya diakumulasikan dalam level Kegiatan dan Program.

Hasil perhitungan anggaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah Output akan ditetapkan menjadi Standar Biaya Keluaran (SBK) pada tahun berikutnya.Seluruh Output yang dihasilkan dari pelaksanaan Kegiatan yang merupakan tugas dan fungsi setiap unit dan bersifat on-going, dapat ditetapkan sebagai SBK pada tahun berikutnya. Penyesuaian terhadap besaran SBK dilakukan berdasarkan hasil evaluasi terhadap Komponen Input dan adanya perubahan parameter.

Page 18: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

18

Penyusunan RKA KL Tahun 2013 (3)

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada saat penyusunan RKA KL 2013:1.Memprioritaskan Program dan Kegiatan Prioritas yang mendukung pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional, Prioritas Pembangunan Bidang dan/atau Prioritas Pembangunan Daerah (dimensi kewilayahan) yang tercantum dalam RKP Tahun 2013;2.Kebutuhan Anggaran Belanja Pegawai dan Operasional;3.Kebutuhan Dana Pendamping untuk kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan PHLN;4.Kebutuhan Anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifat tahun jamak (multi-years).

Rincian biaya yang dibatasi:1. Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya, peresmian

kantor/proyek dan sejenisnya, dibatasi pada hal-hal yang sangat penting dan dilakukan sesederhana mungkin.

2. Pemasangan telepon baru, kecuali untuk satker yang belum ada sama sekali.3. Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjang untuk

pelaksanaan tupoksi (antara lain : mess, wisma, rumah dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan), kecuali untuk gedung yang bersifat pelayanan umum (seperti : rumah sakit, rumah tahanan, pos penjagaan) dan gedung/bangunan khusus (antara lain : laboratorium, gudang).

Page 19: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

19

Penyusunan .......... (4)

4) Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali :a) Kendaraan fungsional seperti :

Ambulan untuk rumah sakit; Cell wagon untuk rumah tahanan; dan Kendaraan roda dua untuk petugas lapangan;

b) Pengadaan kendaraan bermotor untuk satker baru yang sudah ada ketetapan dari Men-PAN RB dan dilakukan secara bertahap sesuai dana yang tersedia;

c) Penggantian kendaraan operasional yang benar-benar rusak berat sehingga secara teknis tidak dapat dimantaatkan lagi;

d) Penggantian kendaraan yang rusak berat secara ekonomis memerlukan biaya pemeliaharaan yang besar untuk selanjutnya harus dihapuskan dari daftar inventaris dan tidak diperbolehkan dialokasikan biaya pemeliharaannya (didukung oleh berita acara penghapusan/pelelangan);

e) Kendaraan roda 4 dan atau roda 6 untuk keperluan antar jemput pegawai dapat dialokasikan secara sangat selektif (dengan memperhatikan azas efisiensi dan kepatutan.

Page 20: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

20

Penyusunan .......... (5)

Biaya yang tidak dapat ditampung (dilarang) :

1. Perayaan atau peringatan hari besar, hari raya dan hari ulang tahun Kementerian Negara/Lembaga;

2. Pemberian ucapan selamat, hadiah/tanda mata, karangan bunga, dan sebagainya untuk berbagai peristiwa;

3. Pesta untuk berbagai peristiwa dan POR (Pekan Olah Raga) pada K/L, kecuali K/L yang mengemban tugas fungsi tersebut;

4. Pengeluaran lain-lain untuk kegiatan/keperluan sejenis/serupa dengan yang tersebut diatas;

5. Kegiatan yang memerlukan dasar hukum berupa PP/Perpres, namun pada saat penelaahan RKA-K/L belum ditetapkan dengan PP/Perpres; dan

6. Kegiatan yang memerlukan PP/Perpres/KMK/PMK tidak dapat dilakukan sebelum penetapan dimaksud ditetapkan, kecuali kegiatan tersebut sebelumnya sudah dilaksanakan berdasarkan penetapan Peraturan/Keputusan Menteri/Pimpinan Lembaga. Peningkatan tarif atas tunjangan-2 yang sifatnya menambah penghasilan , tidak dapat dialokasikan sebelum ditetapkan dengan Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan.

Page 21: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

21

Agenda Presiden Kemenkeu Bappenas K/L DPR

Januari:

1. Penetapan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional

2. Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan berjalan

3. Penyusunan rencana inisiatif baru dan indikasi kebutuhan anggaran

4. Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dari program yang sedang berjalan

5. Mengkaji usulan inisiatif baru

Februari - Juni:

6. Penyusunan perkiraan kapasitas fiskal

7. Penyusunan Pagu Indikatif

8. Penyusunan Renja-K/L

9. Penyempurnaan rancangan awal RKP dan penyusunan rincian pagu menurut klasifikasi anggaran

Proses Penyusunan RKA-K/L (PP No. 90/2010)Proses Penyusunan RKA-K/L (PP No. 90/2010)

Page 22: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

22

Proses Penyusunan RKA-K/L … (2)Proses Penyusunan RKA-K/L … (2)

Agenda Presiden Kemenkeu Bappenas K/L DPR

Juli:

10. Penetapan Pagu Anggaran K/L

11. Penyusunan RKA-K/L

12. Pembahasan RKA-K/L dalam rangka pembicaraan pendahuluan RAPBN

13. Penelaahan RKA-K/L

14. Penghimpunan RKA-K/L hasil penelaahan

Agustus - Oktober:

15. Pembahasan Nota Keuangan, RAPBN, dan RUU tentang APBN dalam Sidang Kabinet

16. Pembahasan RAPBN dan RUU tentang APBN

17. Penyampaian berita acara hasil kesepakatan pembahasan RAPBN kepada K/L

18. Penyesuaian RKA-K/L dengan acara hasil kesepakatan pembahasan RAPBN

Page 23: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

23

Proses Penyusunan RKA-K/L … (2)Proses Penyusunan RKA-K/L … (2)

Agenda Presiden Kemenkeu Bappenas K/L DPR

November - Desember:

19. Penetapan Alokasi Anggaran K/L

20. Penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran

21. Pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran

Page 24: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

24

Persiapan Penyusunan RKA-KL

1. Tingkat K/L : K/L mempersiapkan dokumen yang menjadi dasar pencantuman target kinerja program dan alokasi anggarannya pada RKA-KL meliputi :a) Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Anggaran dan Alokasi

Anggaran; dan b) Dokumen RPJMN, Renstra K/L, RKP dan Renja K/L.

2. Tingkat Satker : Satker mempersiapkan dokumen yang menjadi dasar pencantuman target kinerja kegiatan dan alokasi anggarannya pada Kertas Kerja RKA-KL meliputi :a) Daftar alokasi anggaran masing-masing unit eselon I yang dirinci per

Satker dan sumber dananya berdasarkan Pagu Anggaran yang ditandatangani oleh pejabat eselon I;

b) Peraturan perundangan mengenai struktur organisasi dan tugas fungsinya;

c) Dokumen RPJMN, Renstra K/L, RKP dan Renja K/L;d) Juknis penyusunan RKA-KL, Standar Biaya dan BAS.

Page 25: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

25

Persiapan Penyusunan RKA-KL …(2)

Dalam menyusun RKA-KL, Menteri/Pimpinan Lembaga wajibwajib :

1) Mengacu pada Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Anggaran K/L;

2) Mengacu pada Standar Biaya;

3) Mencantumkan target kinerja;

4) Mencantumkan perhitungan Prakiraan Maju;

5) Melampirkan dokumen pendukung terkait;

6) Melampirkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) untuk satker Badan Layanan Umum (BLU).

Page 26: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

26

Persiapan Penyusunan RKA-KL …(3)

K/L wajibwajib menuangkan informasi berkaitan dengan :

1) Strategi Pencapaian Sasaran Strategis adalah informasi yang terdapat pada Formulir 1 RKA-KLFormulir 1 RKA-KL. Isinya menguraikan mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai Sasaran Strategis, sesuai dengan Renstra Renstra K/LK/L;

2) Strategi Pencapaian Hasil (Outcome) adalah informasi yang terdapat pada Formulir 2 RKA-KLFormulir 2 RKA-KL. Isinya menguraikan mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai Sasaran Hasil (outcome) pada tingkat Program, sesuai dengan Renstra unit Eselon IRenstra unit Eselon I; dan

3) Operasionalisasi Kegiatan adalah informasi yang terdapat pada Formulir Formulir 3 RKA-KL3 RKA-KL. Isinya menguraikan mengenai mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk mengimplementasikan Program melalui operasionalisasi operasionalisasi kegiatan-kegiatankegiatan-kegiatan, termasuk di dalamnya berupa jumlah satker jumlah satker dan pegawai pegawai yang melaksanakan program/kegiatan.

Page 27: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

Trend Penyerapan Anggaran Kementerian Agama Tahun 2009 – Juni 2012

dalam juta rupiah

Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Total

2009 487,258 936,367 1,359,838 1,760,915 1,465,134 2,748,810 2,052,342 1,734,674 2,075,697 2,327,243 3,716,605 4,322,834 24,987,717

2010 630,037 911,478 1,260,074 1,709,842 1,650,249 2,200,015 2,026,824 2,415,549 2,789,713 3,400,684 2,790,282 6,163,108 27,947,856

2011 666,155 1,093,557 1,734,134 2,203,318 2,196,377 2,012,601 3,348,905 3,582,802 1,469,615 2,553,838 2,553,412 9,829,739 33,246,464

2012 795,367 976,539 1,837,333 3,128,305 2,494,529 3,032,472 - - - - - - 12,266,557

*) Realisasi sampai dengan 30 Juni 2012 sumber data : DSP DJA

Page 28: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Kementerian Agama Tahun 2009 – Juni 2012

92.2% 91.4% 93.7% 32.0%

*) Realisasi sampai dengan 30 Juni 2012 sumber data : DSP DJA

Page 29: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

TERIMA KASIH

KEMENTERIAN KEUANGANKEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIAREPUBLIK INDONESIA

Page 30: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

LAMPIRAN

KEMENTERIAN KEUANGANKEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIAREPUBLIK INDONESIA

Page 31: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

31

Alokasi Pagu Indikatif Tahun 2013(Juta Rupiah)

KODEPROGRAM

SUMBER PENDANAAN

RENCANA 2013PRAKIRAAN MAIU

DEP PROG 2014 2015 2016

025 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Agama

a. Rp. Murni 1,847,050.0 2,427,002.0 2,669,702.0 2,936,672.0 b. PNBP/BLUc. PHLN/PDN

TOTAL 1,847,050.0 2,427,002.0 2,669,702.0 2,936,672.0 025 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur Kementerian Agamaa. Rp. Murni 122,500.0 376,243.0 413,867.0 455,254.0 b. PNBP/BLUc. PHLN/PDN

TOTAL 122,500.0 376,243.0 413,867.0 455,254.0 025 03 Program Pengawasan dan Peningkatan

Akuntabilitas Aparatur Kementerian Agamaa. Rp. Murni 80,960.7 179,133.0 197,046.3 216,750.9 b. PNBP/BLUc. PHLN/PDN

TOTAL 80,960.7 179,133.0 197,046.3 216,750.9 025 04 Program Penelitian Pengembangan dan Pendidikan

Pelatihan Kementerian Agamaa. Rp. Murni 475,662.8 724,770.8 797,247.8 876,972.6 b. PNBP/BLUc. PHLN/PDN

TOTAL 475,662.8 724,770.8 797,247.8 876,972.6 025 06 Program Penyelenggaraan Haji Dan Umrah a. Rp. Murni 558,745.4 647,860.1 712,646.1 783,910.7

b. PNBP/BLUc. PHLN/PDN

TOTAL 558,745.4 647,860.1 712,646.1 783,910.7 025 07 Program Pendidikan Islam a. Rp. Murni 29,267,290.7 36,189,175.9 39,808,093.5 43,788,902.9

b. PNBP/BLU 692,796.9 776,470.6 823,058.9 872,442.4 c. PHLN/PDN 487,800.0 297,120.7 326,832.8 359,516.0

TOTAL 30,447,887.6 37,262,767.2 40,957,985.2 45,020,861.3

BAGIAN ANGGARAN : 025KEMENTERIAN / LEMBAGA : KEMENTERIAN AGAMA

Page 32: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

32

KODEPROGRAM

SUMBER PENDANAAN

RENCANA 2013PRAKIRAAN MAIU

DEP PROG 2014 2015 2016

025 08 Program Bimbingan Masyarakat Islam

a Rp. Murni 2,875,490.3 3,391,738.0 3,730,911.8 4,104,003.0 b PNBP/BLU 62,034.6 69,318.4 76,250.2 83,875.3 c PHLN/PDN

TOTAL 2,937,524.9 3,461,056.4 3,807,162.0 4,187,878.3

025 09 Program Bimbingan Masyarakat Kristen

a Rp. Murni 948,976.3 1,119,813.0 1,231,794.3 1,354,973.8 b PNBP/BLU 6,987.3 7,481.4 7,930.2 8,406.1 c PHLN/PDN - - - -

TOTAL 955,963.6 1,127,294.4 1,239,724.5 1,363,379.9

025 10 Program Bimbingan Masyarakat Katolik

a Rp Murni 552,746.1 666,546.8 733,201.5 806,521.7 b PNBP/BLU - - - - c PHLN/PDN - - - -

TOTAL 552,746.1 666,546.8 733,201.5 806,521.7

025 11 Program Bimbingan Masyarakat Hindu

a Rp Murni 428,261.1 505,875.1 556,462.6 612,108.9 b PNBP/BLU 11,694.0 12,536.5 13,288.6 14,086.0 c PHLN/PDN - - - -

TOTAL 439,955.2 518,411.6 569,751.2 626,194.9

025 12 Program Bimbingan Masyarakat Buddha

a Rp Murni 210,126.7 228,674.7 251,542.1 276,696.4 b PNBP/BLU 366.6 388.6 411.9 436.6 c PHLN/PDN - - - -

TOTAL 210,493.3 229,063.3 251,954.0 277,133.0

 

a Rp Murni 37,367,810.1 46,456,832.4 51,102,515.0 56,212,766.9 b PNBP/BLU 773,879.4 866,195.5 920,939.8 979,246.4 c PHLN/PDN 487,800.0 297,120.7 326,832.8 359,516.0

TOTAL 38,629,489.6 47,620,148.6 52,350,287.6 57,551,529.3

*) ALOKASI TAHUN 2013 SUDAH TERMASUK :1.    Belanja Pegawai Operasional Rp. 18.073.436,9 Juta2.    Belanja Barang Operasional Rp. 1.066.785,3 Juta3.    Belanja Anggaran Pendidikan Rp. 30.447.887,6 Juta4.    Alokasi untuk mendukung Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) Rp. 0,0Juta5.    Inisiatif Baru (Bagian C) Rp. 0,0 Juta

Alokasi Pagu .......... (2)

Page 33: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

33

Juta RupiahKODE

PROGRAM

JENIS KEGIATANPagu Indikatif

2013DEP PROG Prioritas Nasional Non Prioritas Nasional

025 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Agama 46,375.0 1,800,675.0 1,847,050.0

025 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Agama - 122,500.0 122,500.0

025 03 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Agama - 80,960.7 80,960.7

025 04 Program Penelitian Pengembangan dan Pendidikan Pelatihan Kementerian Agama - 475,662.8 475,662.8

025 06 Program Penyelenggaraan Haji Dan Umrah 215,520.9 343,224.5 558,745.4

025 07 Program Pendidikan Islam 14,632,685.0 15,815,202.6 30,447,887.6

025 08 Program Bimbingan Masyarakat Islam - 2,937,524.9 2,937,524.9025 09 Program Bimbingan Masyarakat Kristen 304,457.4 651,506.2 955,963.6025 10 Program Bimbingan Masyarakat Katolik 94,744.3 458,001.8 552,746.1025 11 Program Bimbingan Masyarakat Hindu - 439,955.2 439,955.2025 12 Program Bimbingan Masyarakat Buddha 78,317.4 132,175.9 210,493.3

JUMLAH 15,372,100.0 23,257,389.6 38,629,489.6

PERSENTASE 39.8% 60.2% 100.0%

Kegiatan Prioritas Nasional, Pagu Indikatif 2013

Page 34: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

34

PENGANGGARAN TERPADU

Penganggaran terpadu merupakan unsur yang paling mendasar bagi penerapan pendekatan penyusunan anggaran lainnya (PBK & KPJM) pendekatan anggaran terpadu merupakan kondisi yang harus terwujud lebih dahulu

Penganggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan K/L untuk menghasilkan dokumen RKA KL, dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk K/L, baik yang bersifat investasi maupun untuk biaya operasional

Penerapan penganggaran terpadu diharapkan dapat mewujudkan Satuan Kerja sebagai satu-satunya entitas akuntansi yang bertanggung jawab terhadap aset dan kewajiban yang dimiliki, serta adanya akun untuk satu transaksi

Page 35: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

35

PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA (1)

Kerangka PBK menunjukkan hubungan antara struktur organisasi dengan kinerja yang akan dicapai memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan kinerja yang diharapkan serta efisiensi dalam pencapaian kinerja

Kinerja adalah prestasi kerja yang berupa keluaran dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu program yang terukur kuantitas dan kualitasnya

Landasan konseptual dalam penerapan PBK: Pengalokasian anggaran berorientasi pada kinerja (output dan outcome oriented) Pengalokasian anggaran program/kegiatan didasarkan pada tugas-fungsi unit

kerja, sesuai struktur organisasi (money follows function) Terdapat fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip

akuntabilitas (let the manager manage)

Instrumen penerapan PBK: Indikator kinerja Standar biaya Evaluasi kinerja

Page 36: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

36

PENGANGGARAN BERBASIS .......... (2)

Struktur anggaran dalam penerapan PBK lebih memperhatikan keterkaitan secara jelas hubungan antara perencanaan dan penganggaran yang merefleksikan keselarasan antara kebijakan (top down) dan pelaksanaan kebijakan (bottom up)

Penerapan PBK pada tingkat nasional: Pemerintah menentukan tujuan (prioritas dan fokus prioritas pembangunan

nasional beserta target kinerjanya) untuk jangka waktu 1 tahun yang akan datang Merumuskan kegiatan prioritas dan/atau kerangka tugas-fungsi yang diemban

oleh K/L

Penerapan PBK pada tingkat K/L: Unit eselon I merumuskan program, IKU program dan hasil Program dijabarkan dalam kegiatan, IKK, dan output pada unit pengeluaran pada

tingkat satker

Page 37: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

37

KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH

KPJM merupakan pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan jangka menengah

KPJM yang disusun oleh K/L harus memperhatikan dokumen perencanaan, seperti RKP dan RPJMN

KPJM harus dilakukan reviu setiap tahun, mengingat bahwa tidak semua kebijakan prioritas akan berlanjut pada tahun berikutnya

Reviu KPJM dilakukan dengan memperbaiki angka dasar (baseline), dengan memahami rumusan output kegiatan dan penetapan struktur anggaran di bawah output

Output merupakan barang/jasa yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang mengacu pada tugas-fungsi unit satker atau penugasan tertentu

Informasi yang terkandung dalam output meliputi jenis barang/jasa, volume dari barang/jasa yang dihasilkan, dan satuan ukur dari barang/jasa

Struktur anggaran meliputi program, kegiatan, output, suboutput, komponen, subkomponen, akun belanja, dan rincian/detail belanja

Page 38: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

38

SIKLUS PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN

Bulan Kegiatan Keterangan

Januari Presiden menetapkan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional

– K/L melakukan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun berjalan

– K/L menyusun rencana inisiatif baru dan indikasi kebutuhan anggaran tahun berikutnya

Februari Kementerian Keuangan menyusun perkiraan kapasitas fiskal dalam rangka penyusunan Pagu Indikatif

Maret Kementerian PPN & Kementerian Keuangan menyampaikan surat bersama tentang Pagu Indikatif

– K/L menyusun Renja K/L tahun berikutnya

– K/L, Kementerian PPN & Kementerian Keuangan melakukan Trilateral Meeting

April Kementerian PPN menyelenggarakan Musrenbang penyusunan RKP

Page 39: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

39

SIKLUS PENYUSUNAN .......... (2)

Bulan Kegiatan Keterangan

Mei Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro kepada DPR

– K/L menyusun RKA K/L tahun berikutnya berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai, disertai prakiraan maju dan disampaikan kepada Komisi DPR mitra kerja terkait untuk dibahas dalam raker dan/atau RDP

– Hasil pembahasan disampaikan ke Kementerian Keuangan sebagai bahan penyusunan RUU APBN

Juni Kementerian Keuangan menyampaikan Pagu Anggaran

K/L melakukan penyesuaian RKA K/L tahun berikutnya berdasarkan hasil pembahasan dengan Komisi DPR mitra kerja terkait dan Pagu Anggaran

Juli Kementerian Keuangan menyusun NK, RAPBN, dan RUU tentang APBN, serta dokumen pendukung pembahasan RAPBN

– K/L & Kementerian Keuangan melakukan penelaahan RKA K/L

– NK, RAPBN, dan RUU tentang APBN dibahas dalam Sidang Kabinet

Page 40: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

40

SIKLUS PENYUSUNAN .......... (4)

Bulan Kegiatan Keterangan

Agustus Pemerintah Pusat mengajukan RUU tentang APBN (hasil Sidang Kabinet) disertai Nota Keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR

September K/L melakukan pembahasan RKA KL dengan Komisi DPR mitra kerja terkait

Hasil penetapan RKA K/L yang telah disetujui & ditandatangani oleh Pimpinan Komisi DPR terkait disampaikan ke Menteri Keuangan

Oktober DPR melakukan pengambilan keputusan mengenai RUU APBN

Page 41: KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENKEU th 2013

41

SIKLUS PENYUSUNAN .......... (4)

Bulan Kegiatan Keterangan

Nopember Presiden menetapkan Alokasi Anggaran K/L dalam Keputusan Presiden

– K/L menyusun DIPA dengan menggunakan RKA K/L yang telah disesuaikan berdasarkan hasil pembahasan dan berpedoman pada Alokasi Anggaran

– K/L dapat melakukan persiapan pelaksanaan anggaran, diantaranya: penunjukan PPK, melakukan proses pengadaan barang/jasa dll.

Desember Menteri Keuangan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran