kebidanan

66
i TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI BPS DYAH SUMARMO DESA TANJUNGSARI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : HARTATIK B09 023 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Upload: yuniar-aris-setiyono

Post on 23-Nov-2015

123 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kebidanan

TRANSCRIPT

  • i

    TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI

    MENYUSU DINI DI BPS DYAH SUMARMO DESA

    TANJUNGSARI KECAMATAN BANYUDONO

    KABUPATEN BOYOLALI

    TAHUN 2012

    KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir

    Pendidikan Diploma III Kebidanan

    Disusun Oleh :

    HARTATIK

    B09 023

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2012

  • ii

    HALAMAN PERSETUJUAN

    KARYA TULIS ILMIAH

    TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI

    MENYUSU DINI DI BPS DYAH SUMARMO DESA

    TANJUNGSARI KECAMATAN BANYUDONO

    KABUPATEN BOYOLALI

    TAHUN 2012

    Diajukan oleh :

    HARTATIK

    NIM : B09.023

    Telah diperiksa dan disetujui

    Pada tanggal : Juli 2012

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI

    MENYUSU DINI DI BPS DYAH SUMARMO DESA

    TANJUNGSARI KECAMATAN BANYUDONO

    KABUPATEN BOYOLALI

    TAHUN 2012

    KARYA TULIS ILMIAH

    Disusun Oleh :

    HARTATIK

    NIM B09.023

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Ujian Akhir Program D III Kebidanan

    Pada Tanggal : Juli 2012

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

    Inisiasi Menyusu Dini.

    Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas

    akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

    Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

    Karya Tulis Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh

    karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada

    Surakarta.

    2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Stikes

    Kusuma Husada Surakarta dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

    waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

    3. BPS Dyah Sumarmo, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis

    dalam penganbilan data.

    4. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

    Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

    5. Seluruh ibu hamil di Desa Kuncen Tanjungsari Kecamatan Banyudono

    Kabupaten Boyolali yang bersedia menjadi responden.

  • v

    6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

    memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

    oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

    Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Surakarta, Juni 2012

    Penulis

  • vi

    Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

    Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012

    Hartatik

    B09 023

    TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI

    MENYUSU DINI DI BPS DYAH SUMARMO DESA

    TANJUNGSARI KECAMATAN BANYUDONO

    KABUPATEN BOYOLALI

    TAHUN 2012

    xiii+ 52 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

    ABSTRAK

    Latar Belakang: Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu bayi menyusu sendiri segera

    setelah lahir, Sebenarnya bayi manusia seperti bayi mamalia lain mempunyai

    kemampuan untuk menyusu sendiri. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini yaitu bayi

    dan ibu menjadi lebih tenang, tidak stress, pernafasan dan detak jantung lebih

    stabil, dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi. Sentuhan, emutan dan

    jilatan bayi pada putting ibu akan merangsang pengeluaran hormone oxytosin

    yang menyebabkan rahim berkontraksi sehingga dapat mengurangi perdarahan.

    Tujuan: Adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi

    Menyusu Dini pada tingkat baik, cukup dan kurang.

    Metode Penelitian: Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif,

    penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

    Inisiasi Menyusu Dini. Penelitian ini dilaksanakan di BPS Dyah Sumarmo

    Boyolali pada tanggal 30 Mei-23 Juni 2012. Populasi sebanyak 35 orang, dengan

    jumlah sampel 35 responden, Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

    sampling jenuh, Instrumen penelitian adalah kuesioner, variable tunggal yaitu

    pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini.

    Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan ibu hamil

    tentang Inisiasi Menyusu Dini yaitu pengetahuan baik berdasarkan tabel dapat

    dilihat tingkat pengetahuan ibu tentang IMD yaitu baik sebanyak 6 responden

    (17,2%), pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (57,1%) dan pengetahuan

    kurang 9 responden (25,7%).

    Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini

    terbanyak pada kategori cukup yaitu sebanyak 20 responden (57,1%) dan hal ini

    dipengaruhi oleh umur, lingkungan, pendidikan dan pengalaman.

    Kata kunci : Pengetahuan, ibu hamil, Inisiasi Menyusu Dini

    Kepustakaan : 38 Literatur (tahun 2000-2010)

  • vii

    MOTTO

    Hidup adalah suatu perjuangan yang didalamnya banyak rintangan untuk

    menuju ke suatu kesuksesan (penulis).

    Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan

    (QS. Al-Insyiroh : 6 ).

    Jadikan setiap yang kita lakukan adalah ibadah dan lakukan itu semua dengan

    ikhlas untuk mencapai Ridho-Nya (penulis).

    Dengan senyum, maka semua pekerjaan yang berat akan menjadi lebih ringan

    maka lakukan semua hal dengan tersenyum (penulis).

    PERSEMBAHAN

    Dengan segala rendah hati, Karya Tulis

    Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

    Ayah dan bunda tercinta terima kasih

    atas doa restu dan cinta kasihnya selama

    ini.

    Adikku tercinta yang selalu memberikan

    semangat setiap langkahku.

    Teman-teman yang telah berpartisipasi

    dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

    Almamater tercinta.

  • viii

    CURICULUM VITAE

    Nama : Hartatik

    Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Raja,18 Mei 1991

    Agama : Islam

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : Jl. Srimenanti No.77 RT.2 RW.1 Srimenanti,

    Tanjung Raja, Lampung Utara.

    Riwayat Pendidikan

    1. SD N 03 Tanjung Raja, Lampung Utara LULUS TAHUN 2003

    2. SMP N 03 Tanjung Raja, Lampung Utara LULUS TAHUN 2006

    3. SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali LULUS TAHUN 2009

    4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2009/2010

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

    ABSTRAK ..................................................................................................... vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

    CURICULUM VITAE ................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ....................................................................... 1

    B. Perumusan Masalah ............................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

    E. Keaslian Penelitian ................................................................. 7

    F. Sistematika Penelitian ............................................................ 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teori ........................................................................ 10

    1. Pengetahuan ..................................................................... 10

    2. Kehamilan ........................................................................ 15

  • x

    3. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) .......................................... 18

    4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inisiasi Menyusui

    Dini ................................................................................... 26

    B. Kerangka Teori....................................................................... 30

    C. Kerangka Konsep ................................................................... 31

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 32

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 32

    C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............. 33

    D. Instrumen Penelitian .............................................................. 34

    E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 38

    F. Variabel Penelitian ................................................................. 38

    G. Definisi Operasional Variabel ................................................ 39

    H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 39

    I. Etika Penelitian ...................................................................... 42

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum ................................................................... 44

    B. Hasil Penelitian ...................................................................... 44

    C. Pembahasan ............................................................................ 46

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................ 50

    B. Saran ....................................................................................... 51

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Tentang Inisiasi Menyusui Dini ............... 35

    Tabel 3.3 Definisi Operasional Penelitian ............................................... 39

    Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ....................................................... 44

    Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu

    Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari

    Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali ........................... 45

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 30

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 31

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Jadwal Penelitian

    Lampiran 2. Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal

    Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal

    Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas

    Lampiran 5. Surat Balasan Validitas

    Lampiran 6.Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian

    Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Penelitian

    Lampiran 8.Surat Permohonan Responden

    Lampiran 9. Informedconsent

    Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

    Lampiran 11. Data Kuesioner Pengetahuan

    Lampiran 12. Hasil Uji Validitas

    Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas

    Lampiran 14. Mean dan Standar Deviasi

    Lampiran 15.Hasil Data Pengetahuan Kuesioner tentang Inisiasi Menyusui Dini

    Lampiran 16.Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pemberian ASI satu jam pertama kelahiran dapat menurunkan angka

    kematian bayi. Program Inisiasi Menyusu Dini dapat menyelamatkan

    sekurang-kurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal dalam bulan

    pertama kelahiran, sebanyak 22% nyawa bayi di bawah 28 hari dapat

    diselamatkan dari sekitar 40% kematian, ini berarti inisiasi menyusu dini

    mengurangi angka kematian balita sebanyak 8,8% (WHO, 2010). Hasil

    penelitian yang dilakukan di Ghana pada tahun 2006 menunjukkan 22 persen

    kematian bayi yang baru lahir dapat dicegah dengan pemberian ASI satu jam

    pertama kelahiran (Roesli, 2008).

    Angka Cakupan ASI Eksklusif 6 bulan menurut Hasil Survei

    Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 menunjukkan

    32,3%, masih jauh dari rata-rata dunia yaitu 38%. Saat ini bayi kurang dari 6

    bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% tahun 2002 menjadi

    27,9% pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Di Jawa Tengah pemberian ASI

    eksklusif adalah 34,53%, di Semarang 13,49% tahun 2006 menurun menjadi

    7,74% tahun 2008 (Depkes, 2008).

    Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu

    dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya

    bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk

  • 2

    menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya,

    setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara melakukan Inisiasi

    Menyusu Dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari

    payudara (Roesli, 2008).

    Pada hari pertama sebenarnya bayi belum memerlukan cairan atau

    makanan, tetapi pada usia 30 menit harus di susukan pada ibunya, bukan

    untuk pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan

    menghisap puting susu dan juga guna mempersiapkan ibu untuk mulai

    memproduksi ASI (Roesli, 2002). Apabila bayi tidak menghisap puting susu

    pada setengah jam setelah persalinan, hormon Prolaktin (hormon pembuat

    ASI) akan turun dari sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan

    keluar pada hari ketiga atau lebih dan memperlambat pengeluaran kolostrum

    (Purwanti, 2004).

    Manfaat Inisiasi Menyusu Dini, bayi dan ibu menjadi lebih tenang,

    tidak stres, pernafasan dan detak jantung lebih stabil, dikarenakan oleh kontak

    antara kulit ibu dan bayi. Sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada puting ibu

    akan merangsang pengeluaran hormon oxytosin yang menyebabkan rahim

    berkontraksi sehingga mengurangi perdarahan pada ibu dan membantu

    pelepasan plasenta. Bayi juga akan terlatih motoriknya saat menyusu,

    sehingga mengurangi kesulitan posisi menyusu dan mempererat hubungan

    ikatan ibu dan anak (Suari, 2008).

    Banyak aspek yang mempengaruhi pelaksanaan praktek Inisiasi

    Menyusu Dini (IMD) antara lain adalah ibu menyusui menghadapi banyak

  • 3

    hambatan yang berhubungan dengan pelayanan yang diperoleh di tempat

    persalinan (Septiari, dkk, 2006), dukungan yang diberikan oleh anggota

    keluarga di rumah, banyaknya ibu yang belum dibekali pengetahuan yang

    cukup tentang manajemen laktasi, pengaruh budaya dan norma yang

    berkembang di kalangan anggota keluarga, rekan dan masyarakat secara

    umum (Dinkes, 2005). Sedangkan menurut Menteri Negara Pemberdayaan

    Perempuan (2007), masalah utama rendahnya pemberian ASI di Indonesia

    adalah faktor sosial budaya, kurangnya pengetahuan akan pentingnya ASI

    serta gencarnya promosi susu formula. Hal ini juga didukung oleh pernyataan

    UNICEF yang menyebutkan bahwa ketidaktahuan ibu tentang pentingnya

    ASI, cara menyusui dengan benar, serta pemasaran yang dilancarkan secara

    agresif oleh para produsen susu formula, merupakan faktor penghambat bagi

    terbentuknya kesadaran orang tua didalam memberikan ASI

    (UNICEF, 2007).

    Menciptakan kebiasaan pemberian ASI yang baik sejak menit

    pertama bayi baru lahir sangat penting untuk kesehatan bayi dan keberhasilan

    pemberian ASI itu sendiri, menyusui yang paling mudah dan sukses

    dilakukan adalah bila ibu sendiri sudah siap fisik dan mentalnya untuk

    melahirkan dan menyusui, serta bila ibu mendapat informasi, dukungan, dan

    merasa yakin akan kemampuannya untuk merawat bayinya sendiri.

    Keberhasilan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) juga sangat dipengaruhi

    oleh sikap, pengetahuan dan motivasi bidan/dokter penolong persalinan itu

    sendiri (Rahajuningsih, 2005).

  • 4

    Keberhasilan menyusu dini banyak dipengaruhi oleh sikap dan

    perilaku petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat) yang pertama kali

    membantu ibu selama proses persalinan. Selain itu keberhasilan ibu menyusui

    juga harus didukung oleh suami, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat.

    Oleh karena itu sikap dan perilaku petugas kesehatan khususnya bidan yang

    didasari pengetahuan tentang IMD, besar pengaruhnya terhadap keberhasilan

    praktek IMD (Siregar , 2008).

    Penelitian di Jakarta pada tahun 2003 menunjukan bahwa bayi yang

    diberi kesempatan melakukan inisiasi menyusu dini prosentase masih

    menyusunya bayi tersebut pada usia 6 bulan adalah 59% sedangkan bayi yang

    tidak di beri kesempatan inisiasi menyusu dini prosentase masih menyusunya

    hanya 19% dari hasil penelitian ASI eklusif tetapi juga dapat menyelamatkan

    nyawa bayi (Fikawati dan Syafiq, 2003).

    Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Dyah Sumarmo

    didapatkan data ibu hamil yang melakukan kunjungan pada tahun 2011

    sebanyak 98 orang. Data terakhir pada bulan Januari - Pebruari sebanyak 35

    orang. Dari studi pendahuluan ini Penulis berhasil melakukan wawancara

    kepada 8 orang ibu hamil untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang

    Inisiasi Menyusu Dini dengan hasil 5 ibu belum memahami tentang inisiasi

    menyusu dini dan 3 orang sudah cukup memahami inisiasi menyusu dini.

    Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan bahwa pengetahuan

    ibu hamil masih rendah, selain itu meskipun Inisiasi Menyusu Dini sangat

    penting tapi pelaksanaannya masih cukup rendah. Hal ini yang menarik

  • 5

    perhatian penulis untuk meneliti mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

    Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa

    Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas penulis, rumusan masalah dalam

    penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu hamil

    tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa

    Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali?.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi

    Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan

    Banyudono Kabupaten Boyolali.

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi

    Menyusu Dini pada tingkat baik.

    b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi

    Menyusu Dini pada tingkat cukup.

    c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi

    Menyusu Dini pada tingkat kurang.

  • 6

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Ilmu Pengetahuan

    a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian kepustakaan

    mengenai Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Mrnyusu

    Dini .

    b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian-

    penelitian atau kajian-kajian tentang Tingkat pengetahuan ibu hamil

    tentang Inisiasi Menyusu Dini.

    2. Bagi Diri Sendiri

    Memberikan Kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu

    pengetahuan yang diperoleh di institusi pendidikan pada ibu hamil

    tentang Inisiasi Menyusu Dini.

    3. Bagi Institusi

    a. Bagi BPS Dyah Sumarmo

    Memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil

    tentang inisiasi menyusu dini sehingga dapat memberikan

    pengetahuan dan pemahaman dan Memberikan bahan masukan bagi

    BPS Dyah Sumarmo dalam membuat kebijakan tentang praktik

    inisiasi menyusu dini.

    b. Bagi pendidikan

    Untuk memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil penelitian

    pada mata kuliah kebidanan khususnya pengetahuan ibu hamil tentang

    Inisiasi Menyusu Dini.

  • 7

    E. Keaslian Penelitian

    Penelitian serupa yang sudah dilakukan antara lain:

    1. Warsiti (2010), penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan

    Ibu Pasca Persalinan tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di RSUP Dr.

    Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penelitian dengan desain deskriptif dengan

    pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian sebanyak 30

    orang. Sampel dalam penelitian sebanyak 30 responden. Teknik

    pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

    cara proposive random sampling. Instrumen dalam penelitian ini

    menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan statistik deskriptif

    (Analisis univariat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai besar

    responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 16 responden

    (53.3%) dan sebagian kecil dengan pengetahuan rendah sebanyak 6

    responden (20%). Data ini menunjukkan bawa ibu pasca melahirkan di

    RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar memiliki

    pengetahuan tinggi.

    Perbedaan penelitian ini terdahulu dengan sekarang yaitu lokasi

    penelitian dan waktu penelitian dan responden dalam penelitian. Sedangkan

    persamaannya yaitu alat pengumpul data dengan kuesioner.

  • 8

    F. Sistematika Penulisan.

    Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 Bab secara

    berurutan meliputi :

    BAB I. PENDAHULUAN

    Berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang, perumusan

    masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,

    dan sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah. .

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

    Dalam bab ini menjelaskan landasan teori dari masalah yang akan

    diteliti meliputi teori medis seperti pengetahuan, kehamilan,

    Inisiasi Menyusu Dini, faktor faktor yang mempengaruhi

    Inisiasi Menyusu Dini, kerangka teori, kerangka konsep

    penelitian.

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

    Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian,

    lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan teknik

    pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

    data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan

    data, etika penelitian.

    BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran lokasi penelitian,

    hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan

    penelitian.

  • 9

    BAB V : PENUTUP

    Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian dan

    saran.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teori

    1. Pengetahuan

    a. Pengertian Pengetahuan

    Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

    seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikimya (mata,

    hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu

    penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

    dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek

    sebagian besar pengetahuan seseorang diproleh melalui indera

    pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata)

    (Notoatmodjo, 2010).

    Pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang

    telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat

    kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal terperinci oleh

    teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan

    keterangan yang sesuai (Ngatimin, 2004).

    b. Tingkatan Pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan yang dicakup

    dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

    1) Tahu (Know)

    Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang

    telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu,untuk

  • 11

    mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat

    menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

    2) Memahami (Comprehension)

    Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek

    tersebut, tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebutkan,

    tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara

    benar tentang obyek yang diketahui tersebut.

    3) Aplikasi (Aplication)

    Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami

    obyek yang dimaksud dapat menggunakan atau

    mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi

    yang lain.

    4) Analisa (Analisys)

    Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

    dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

    komponen-komponen yang terdapat pada suatu masalah vatau

    obyek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang

    sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut

    telah dapat membedakan atau memisahkan, mengelompokan,

    membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan terhadap obyek

    tersebut.

    5) Sintesis (sintesys)

    Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

    merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis

    dari suatu komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

  • 12

    Dengan kata lain, sintesis adalah suatu komponen untuk

    menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi.

    6) Evaluasi (Evaluation)

    Evaluasi berkaitan dengan komponen seseorang untuk

    melakukan justivikasi atau penilaian terhadap suatu obyek

    tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang

    berlaku di masyarakat.

    c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

    Menurut Sari (2008), Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

    pengetahuan secara umum adalah:

    1) Umur

    Semakin tua umur seseorang maka proses-proses

    perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada

    umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini

    tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.

    Menurut Notoatmodjo (2005), bahwa umur

    mempengaruhi tingkat penerimaan informasi yakni semakin tua

    umur seseorang ingatanya semakin berkurang, segingga sulit

    menerima informasi yang diberikan, sebaliknya semakin muda

    umur akan mudah menerima informasi yang didapat dan akan

    lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu hal.

    2) Intelegensi

    Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

    belajar dan berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara

    mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu

  • 13

    faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi

    bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berpikir dan

    mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu

    menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan

    bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh

    pula terhadap tingkat pengetahuan.

    3) Lingkungan

    Lingkungan merupakan salah satu faktor yang

    mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan

    pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat

    mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk

    tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan

    seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan

    berpengaruh pada cara berpikir seseorang.

    4) Sosial budaya

    Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

    seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam

    hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang

    mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu

    pengetahuan.

    5) Pendidikan

    Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses

    pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan

    kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat

    berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan

  • 14

    mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami

    pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin

    tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula

    pengetahuannya.

    6) Pengalaman

    Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah

    tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber

    pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh

    kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun

    dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.

    d. Pengukuran Pengetahuan

    Menurut Riwidikdo (2009), Menentukan tingkat pengetahuan

    berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya

    berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut:

    a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1

    SD.

    b) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean SD < x

    < mean + 1 SD.

    c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean 1

    SD.

  • 15

    2. Kehamilan

    a. Pengertian

    Masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

    Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

    hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2005).

    Masa mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280

    hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari atau 43 minggu

    (Wiknjosastro, 2006).

    b. Masa kehamilan

    Menurut Anggraini (2010), masa kehamilan umumnya akan

    dilalui selama 40 minggu terbagi dalam 3 trimester kehamilan

    1) Kehamilan pada trimester I

    Kehamilan pada usia 0 sampai 12 minggu

    2) Kehamilan pada trimester II.

    Saat usia kehamilan memasuki minggu ke 13-27 minggu.

    3) Kehamilan trimester III.

    Kehamilan saat mencapai usia 28-40 minggu.

    c. Tanda gejala kehamilan

    1) Menurut Wiknjosastro (2006), tanda tidak pasti antara lain:

    a) Amenorea/ tidak dapat haid

    b) Mual muntah (nausea and vomiting)

    c) Mengidam, sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan

    akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

    d) Tidak tahan bau-bauan

  • 16

    e) Anoreksia (hilang nafsu makan)

    f) Lelah/fatigue

    g) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri

    2) Tanda kemungkinan hamil

    a) Perut membesar

    b) Uterus membesar

    c) Tanda hegar: konsistensi uterus lebih lunak

    d) Tanda chadwik: warna vulva dan vagina lebih merah/agak

    kebiru-biruan

    e) Tanda piscaseck: uterus membesar kesalah satu jurusan

    f) Suhu basal

    g) PP tes positif

    3) Tanda pasti /positif hamil

    a) Terdapat gerakan janin ( pada primigravida dapat dirasakan

    ibu usia kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida

    umur 16 minggu).

    b) Palpasi atau perabaan teraba bagian-bagian janin (20

    minggu).

    c) Adanya ballotemen ( lentingan dari bagian bawah janin).

    d) Terdengar denyut jantung janin (DJJ) dengan memakai alat

    dopller dan stetoskop laennec pada kehamilan mulai dari

    18-20 minggu.

  • 17

    e) Dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin, tuanya

    kehamilan dan pertumbuhan janin dengan ultrasonografi.

    d. Komplikasi Kehamilan

    Komplikasi kehamilan menurut Wiknjosastro (2008), sebagai

    berikut:

    1) Keguguran (aborsi spontan) dan kelahiran mati. Keguguran

    adalah kehilangan janin karena penyebab alami sebelum usia

    kehamilan mencapai 20 minggu, sedangkan kelahiran mati

    (stillbirth) kehilangan janin karena penyebab alami pada usia

    kehamilan mencapai lebih dari 20 minggu.

    2) Kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan) kehamilan di

    mana janin berkembang diluar rahim yaitu di dalam tuba falopi

    (saluran telur), kanalis servikalis (saluran leher rahim) dan

    rongga panggul maupun rongga perut.

    3) Anemia, keadaan di mana jumlah sel darah merah atau jumlah

    hemoglobin (protein pengangkut O2) kurang dari normal. Selama

    hamil volume darah bertambah sehingga penurunan konsentrasi

    sel darah merah dan hemoglobin yang sifatnya mencegah adalah

    normal.

    4) Abrupsio plasenta dan plasenta previa. Abrupsio plasenta adalah

    pelepasan plasenta yang berada dalam posisi normal pada

    dinding rahim sebelum waktunya yang terjadi pada saat

    kehamilan. Sedangkan plasenta previa di mana plasenta yang

  • 18

    tertanam di atas atau di dekat servik (leher rahim) pada rahim

    bagian bawah. Di dalam rahim plasenta bisa menutupi lubang

    serviks secara keseluruhan atau sebagian. Plasenta previa

    biasanya terjadi pada wanita yang telah hamil lebih dari satu kali

    atau wanita yang memiliki kelainan rahim misalnya fibroid.

    5) Hiperemisis gravidarium salah satu komplikasi kehamilan di

    mana mual dan muntah yang berlebihan selama masa hamil

    yang dapat menyebabkan dehidrasi dan kelaparan.

    6) Pre-eklamsi merupakan tekanan darah tinggi yang disertai

    dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema

    (penimbunan cairan) yang terjadi pada kehamilan 20 minggu

    sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.

    3. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

    a. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

    Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah menyusui bayi sesaat

    setelah Ibu melahirkan maka biasanya bayi akan di biarkan atau

    diletakkan di atas dada si Ibu agar sang anak dapat mencari puting

    ibunya sendiri (Kodrat, 2010).

    Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyusui dini adalah

    bayi menyusu sendiri segera setelah lahir, sebenarnya bayi manusia

    seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk

    menyusu sendiiri (Roesli, 2008).

    Metode Inisiasi Menyusui Dini (IMD) diperkenalkan oleh

    Karen pada maret 2006, metode ini dilandaskan pada refleks atau

  • 19

    kemampuan bayi dalam mempertahankan diri, Karen menjelaskan

    bahwa bayi yang baru berusia 20 menit dengan sendirinya dapat

    langsung mencari puting susu ibunya (Karen, 2006).

    b. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

    1) Menurut Suryoprajogo (2010), manfaat dari Inisiasi Menyusui

    Dini adalah sebagai berikut:

    a) Anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali

    menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusui akan

    jauh sekali berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang

    bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI eksklusif akan

    menurunkan kematian.

    b) ASI adalah cairan kehidupan, yang selain mengandung

    makanan juga mengandung penyerap. Susu formula tak

    diberi enzim sehingga penyerapannya tergantung enzim di

    usus anak. Sehingga ASI tidak merebut enzim anak.

    c) Sering dikeluhkan ibu-ibu adalah suplai ASI yang kurang,

    padahal ASI diproduksi berdasarkan intake (permintaan si

    bayi tersebut). Jika diambil banyak, akan diberikan banyak.

    Sedangkan bayi yang diberikan susu formula perlu waktu

    satu minggu untuk mengeluarkan zat yang tidak

    dibutuhkannya.

    d) Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan

    hormon oksitosin sehingga membantu involusi uterus dan

    membantu mengendalikan perdarahan.

  • 20

    e) Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi

    f) Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi

    ririko perdarahan sesudah melahirkan

    g) Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan

    melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi

    h) Mengurangi stres ibu setelah melahirkan

    i) Mempertahankan suhu bayi tetap hangat

    j) Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan

    detak jantung

    k) Kolonisasi bakiterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri

    badan ibu yang normal

    l) Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan

    tenaga yang dipakai bayi

    m) Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara

    Ibu untuk mulai menyusu

    n) Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain

    dalam tubuh bayi

    o) Mempercepat keluarnya meconium (kotoran bayi berwarna

    hijau agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena

    meminum air ketuban)

    p) Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga

    mengurangi kesulitan menyusu

  • 21

    q) Membantu perkembangan persyarafan bayi (nervous

    system)

    r) Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem

    kekebalan bayi.

    2) Menurut Roesli (2008), manfaat menyusui dan keunggulan ASI

    antara lain:

    a) Kualitas dan kuantitas nutrisi yang optimal

    b) Anak lebih sehat

    c) Mempenagruhi pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan

    anak

    d) Inisiasi menyusui dini dapat membantu mengurangi

    kemiskinan karena inisiasi menyusui dini dapat

    meningkatkan keberhasilan ASI Eksklusif enam bulan dan

    lama menyusui, sehingga dapat menghemat biaya untuk

    pembelian susu formula.

    e) Membantu mengurangi kelaparan karena Air susu ibu

    mampu memenuhi kebutuhan kalori 31%, protein 38%,

    vitamin A45%, dan vitamin C 95%. Keadaan ini akan

    secara bermakna memenuhi kebutuhan. Hal tersebut dapat

    mengurangi angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan

    yang berhenti yang umumnya terjadi pada usia ini.

  • 22

    c. Manfaat kontak kulit ibu dan bayi

    Menurut Roesli (2008), Manfaat kontak kulit ibu dan bayi antara

    lain:

    1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi

    merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian

    karena kedinginan (hyphothermia).

    2) Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung

    bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga

    mengurangi pemakaian energi.

    3) Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri

    dari kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan

    bakteri baik di kulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembang

    biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi

    bakteri jahat dari lingkungan.

    4) Bonding (ikatan kasih sayang) antara ibu bayi akan lebih baik

    karena pada 1 2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga.

    Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama.

    5) Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan

    berasal dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini

    dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan

    alergi lebih awal.

    6) Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil

    menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui.

  • 23

    7) Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di

    putting susu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada

    putting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.

    8) Bayi mendapat ASI kolostrum ASI yang pertama kali keluar.

    Cairan emas ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi

    yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu

    mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan.

    Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh,

    penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk

    pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum

    akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang

    masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.

    9) Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan

    bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan,

    Ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada

    ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat

    indah.

    d. Keuntungan Menyusui bagi Ibu

    Menurut Roesli (2008), Keuntungan Menyusui bagi antara lain:

    1) Mengurangi risiko kanker payudara (ca mamma)

    2) Mengurangi risiko kanker indung telur (ca ovarium) dan kanker

    rahim (ca endometrium)

    3) Mengurangi risiko keropos tulang (osteoporosis)

  • 24

    4) Metode KB paling aman

    5) Mengurangi stress dan gelisah

    6) Berat badan lebih cepat kembali normal

    e. Cara melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

    Menurut Kodrat (2010), ada 5 tahap dalam melakukan

    Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yaitu:

    1) Tahap pertama

    Meletakan bayi setelah lahir langsung di dada ibu tanpa

    dibersihkan, pada saat itu suhu badan ibu lebih tinggi satu

    derajat dari bayi. Dari sini terlihat bahwa sang ibu dengan

    otomatis akan membantu bayi untuk beradaptasi. Secara

    otomatis saat bayi kedinginan, suhu badan ibu jadi naik 2

    derajat, dan saat bayi mulai kepanasan, suhu badan ibu akan

    turun 1 derajat. Setalah diletakkan di dada si ibu, biasanya si

    bayi hanya akan diam selama 20-30 menit. Bayi akan baik-baik

    saja, bayi hanya sedang menetralisir keadaannya setelah trauma

    melahirkan.

    2) Tahap kedua

    Tahap kedua dilakukan setelah si bayi merasa lebih

    tenang, kaki sang bayi secara otomatis akan mulai bergerak-

    gerak seperti hendak merangkak, gerakan ini ternyata

    mempunyai makna tersendiri. Gerakan bayi menginjak-injak

  • 25

    perut ibunya di atas rahim bertujuan untuk menghentikan

    pendarahan si ibu, tentu lama dari proses tergantung dari si bayi.

    3) Tahap ketiga

    Biasanya bayi setelah menghentakkan kakinya maka

    sang bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, sebab

    bau tangan bayi sama dengan bau air ketuban, dan ternyata

    wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki bau yang sama

    dengan bau air ketuban. Dengan demikian bayi akan mulai

    bergerak mendekati puting ibunya, bayi akan menjilat-jilat dada

    si ibu.

    4) Tahap keempat

    Setelah membersihkan puting ibunya maka bayi akan

    mulai meremas dengan tangan kecilnya itu, untuk merangsang

    ASI keluar.

    5) Tahap kelima

    Setelah melewati empat tahapan iru maka tahap

    terakhir adalah bayi mulai menyusu. Walaupun ASI tidak keluar

    maka bayi akan tetap akan menyusu pda ibunya. Namun setiap

    bayi memang berbeda antara satu dengan yang lainya. Pedoman

    di atas untuk bayi pada umumnya.

  • 26

    f. Penghambat Inisiasi Menyusui Dini

    Menurut Roesli (2008), berikut ini beberapa yang dapat

    menghambat terjadinya kontak dini dengan kulit ibu dengan kulit

    bayi:

    1) Bayi kedinginan (tidak sewajarnya)

    2) Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui

    bayinya

    3) Bayi segera diberikan Suntikan vitamin K dan tetes mata

    4) Bayi segera dibersihkan, diamankan, ditimbang, dan diukur

    5) Bayi kurang siaga

    6) Kolostrum tidak keluar atau tidak memadai sehingga dibutuhkan

    cairan lain

    7) Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi (karena ibu-

    ibu biasanya beranggapan bahwa kolostrum itu adalah Asi basi)

    4. Faktor-faktor yang mempengaruhi inisiasi menyusui dini.

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi inisiasi menyusui dini

    pada ibu pasca melahirkan. Secara umum inisiasi menyusui dini

    berkembang seiring dengan tumbuhnya usia, pendidikan, jenis

    pekerjaan, paritas, informasi dan pendapatan. Berdasarkan penelitian,

    faktor-faktor yang mempengaruhi inisiasi menyusui dini adalah:

    1) Pengetahuan

    Pengetahuan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah melakukan

    pengindraan terhadap sesuatu obyek tertentu. Sebagian besar

  • 27

    pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga dan

    pengetahuan merupakan faktor yang dominan dalam membentuk

    tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).

    Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tanpa

    menghiraukan dari mana datangnya pengetahuan tersebut. Jadi

    pada hakekatnya apa saja yang diketahui walaupun dari mimpi

    atau berkhayal panca indera, pikiran, wahyu dan intuisi

    (Notoatmodjo, 2010).

    Keberhasilan menyusui dini seseorang ibu dipengaruhi salah

    satunya adalah pengetahuan, pengetahuan ibu yang tinggi

    mempunyai pengaruh positif terhadap pemberian ASI pada bayinya.

    Pengetahuan yang lebih banyak akan mempengaruhi seseorang untuk

    mengambil keputusan lebih mantap (Hidayah, 2000).

    2) Tingkat pendidikan

    Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan

    sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi

    akan memudahkan seseorang untuk menyerap informasi-informasi

    dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-

    hari, khususnya tingkat pendidikan wanita sangat mempengaruhi

    kesehatannya (Mubarak, 2010).

    Pendidikan yang berbeda-beda akan mempengaruhi

    seseorang dalam pengambilan keputusan. Ibu yang berpendidikan

    tinggi lebih mudah menerima suatu ide baru dibandingkan dengan

  • 28

    ibu yang berpendidikan rendah sehingga informasi lebih mudah

    dapat diterima dan dilaksanakan (Maheswari, dkk 2008).

    3) Umur

    Umur merupakan ciri dari kedewasaan fisik dan kematangan

    kepribadian yang erat hubunganya dengan pengambilan keputusan.

    Umur juga dapat didefinisikan dengan lamanya kehidupan ibu,

    dihitung sejak tahun kelahiran sampai saat penelitian dilakukan.

    Mulai umur 21 tahun secara hukum dikatakan mulai masa dewasa.

    Batasan umur ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan kematangan

    mental dan emosional seseorang yang belum mencapai umur 21

    tahun dan belum pernah kawin dikatakan belum dewasa. Umur yang

    baik untuk hamil adalah umur 20-35 tahun, karena umur tersebut

    merupakan masa yang aman untuk hamil. Umur 20 tahun rahim dan

    bagian-bagian tubuh lainya sudah benar-benar siap untuk menerima

    kehamilan dan pada umur tersebut wanita sudah dewasa dan siap

    untuk menjadi ibu dan umur 35 tahun merupakan umur resiko untuk

    reproduksi (Mubarak, 2010)

    Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

    seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

    kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih

    dipercaya dari yang belum cukup tinggi kedewasaan. Hal ini sebagai

    akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa (Maheswari, 2008).

  • 29

    4) Pekerjaan

    Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas

    dari pada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja

    akan mempunyai banyak informasi dan pengalaman

    (Notoadmodjo, 2007).

    Pada penelitian Maheswari (2008), bahwa pekerjaan

    mempengaruhi pengetahuan ibu tentang Inisiasi Menyusui Dini, pada

    ibu yang tidak bekerja terbukti kurangnya ketrampilan dibandingkan

    dengan ibu yang bekerja yang mampu menerima informasi dari

    lingkungan kerja dan lebih trampil.

  • 30

    B. Kerangka Teori

    Gambar 2.1 Kerangka Teori

    Sumber: Modifikasi (Notoatmodjo, 2010)

    Faktor-faktor yang

    mempengaruhi pengetahuan :

    1. Umur 2. Intelegensi 3. Lingkungan 4. Sosial budaya 5. Pendidikan 6. pengalaman

    Pengetahuan

    KEHAMILAN

    1. Pengertian 2. Tanda gejala

    kehamilan

    3. Komplikasi kehamilan

    Tingkat

    Pengetahuan :

    1. Tahu 2. Paham 3. Aplikasi 4. Analisa 5. Sintesis 6. Evaluasi

    Inisiasi Menyusu Dini

    1. Pengertian 2. Manfaat Inisiasi

    Menyusu Dini

    3. Manfaat kontak kulit ibu dan bayi

    4. Keuntungan menyusui bagi ibu

    5. Cara melakukan Inisiasi Menyusu Dini

    6. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini

    7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Inisiasi

    Menyusu Dini

  • 31

    C. Kerangka Konsep Penelitian

    Keterangan :

    : Diteliti

    : Tidak diteliti

    Gambar : 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

    Tingkat pengetahuan ibu

    hamil tentang Inisiasi

    Menyusu Dini

    Faktor- Faktor yang

    mempengaruhi pengetahuan

    1. Umur

    2. Intelegensi

    3. Lingkungan

    4. Sosial budaya

    5. Pendidikan

    6. Pengalaman

    1. Baik

    2. Cukup

    3. Kurang

  • 32

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    1. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif

    kuantitatif. Metode deskriptif kuantiatif adalah suatu penelitian yang

    dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi

    suatu keaadaan sumber obyektif. Metode ini digunakan untuk

    memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapai pada

    situasi sekarang (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan

    jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan

    penelitiannya (Hidayat, 2008).

    1. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini Di laksanakan di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa

    Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei - 23 Juni 2012.

  • 33

    C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/

    subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

    (Sugiyono, 2010).

    Populasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

    hamil yaitu sebanyak 35 responden di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa

    Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

    diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi (Sugiyono, 2010).

    Menurut Arikunto (2006), Jika populasi kecil kurang dari 100 lebih

    baik diambil semua tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10

    15% atau 20-30%, karena jumlah populasi dalam penelitian kurang dari

    100 maka yang diambil semua sebagai sampel yaitu dengan jumlah 35

    responden.

    3. Teknik Pengambilan Sampel.

    Teknik Pengambilan Sampel adalah suatu proses seleksi sampel

    yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

    sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Karena

  • 34

    keterbatasan waktu dan dana, maka pengambilan sampel dalam penelitian

    ini menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel

    bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009).

    D. Instrumen Penelitian

    Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah

    kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang,

    dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan

    tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).

    kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu

    hamil. Dalam kuesioner ini menggunakan pilihan jawaban Benar atau

    Salah. Jenis pernyataan dalam kuesioner ini bisa pernyaatan positif dan

    negatif. Untuk pernyataan positif, apabila responden memilih pilihan jawaban

    Benar mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban

    salah mendapat skor 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila

    responden memilih pilihan jawaban salah mendapat skor 1dan apabila

    responden memilih pilihan jawaban benar mendapat skor 0.

    Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih

    dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti di

    luar lokasi penelitian.

  • 35

    Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Tentang Inisiasi Menyusui Dini

    Variabel Indikator No. Pernyataan Jumlah

    Favorable Unfavorable

    Tingkat

    pengetahuan ibu

    hamil tentang

    Inisiasi Menyusui

    Dini

    Pengertian Inisiasi

    Menyusu Dini

    1,3,4,6, 8,

    9, 10

    2,5,7,8 11

    Manfaat Inisiasi

    Menyusu Dini

    11, 12, 13,

    14, 15, 17,

    16,19 8

    Keuntungan

    menyusui bagi ibu

    20, 21,22,

    23, 24, 25

    6

    Penghambat Inisiasi

    Menyusui Dini

    26, 27, 28,

    29,

    30 5

    Jumlah total soal 30

    Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih

    dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti

    sejenis di luar lokasi penelitian. Dalam penelitian ini uji validitas dan

    reabilitas akan dilakukan di BPS Sriwahyuni Boyolali, dengan jumlah

    responden 30.

    1. Uji Validitas

    Sebelum instrumen/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data

    penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari

    kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2009). Uji validitas adalah suatu

    ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

    instrumen (Arikunto, 2010).

    Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan

    instrumen yang kurang valid maka dilakukan dengan menghitung korelasi

    antara masing-masing pertanyaan dengan skore total, dengan rumus

  • 36

    product moment (Arikunto, 2010): Adapun rumus yang digunakan sebagai

    berikut:

    { }{ }2222 )()().()(

    yyNxxN

    yxxyNr

    =

    Keterangan:

    r : koefisien korelasi

    x : pernyataan

    y : skor total

    xy : skor pernyataan

    N : Jumlah sampel

    Secara keseluruhan uji validitas didapat jika rhitung > rtabel maka,

    item pertanyaan dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel maka item

    pertanyaan dikatakan tidak valid (Riwidikdo, 2009).

    Dari uji validitas yang dilakukan di BPS Sri Wahyuni Kecamatan

    Mojosongo Kabupaten Boyolali dengan data sebanyak 30 responden

    dengan 35 soal. Setelah dilakukan uji validitas didapatkan 5 pernyataan

    tidak valid yaitu nomor 4, 18, 20, 25 dan 31. Untuk selanjutnya nomor

    yang tidak valid dihilangkan sehingga penelitian menggunakan 30

    pernyataan.

    2. Uji Reliabilitas

    Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat

    ukur, alat ukur digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu

    akan sama apabila digunakan pada waktu dan tempat berbeda

  • 37

    (Riwidikdo, 2009). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa

    instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul

    data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar

    sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan

    sama hasilnya (Arikunto, 2010).

    Rumus untuk mengukur reliabel atau tidaknya instrumen penelitian

    menggunakan pendekatan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan

    program komputer SPSS for Windows. Adapun rumusnya sebagai berikut:

    =

    2

    2

    11

    t

    i

    iS

    S

    k

    kr

    Keterangan:

    r1 = Reliabilitas internal seluruh instrumen

    k = Mean kuadrat antara subjek

    2

    iS = Jumlah mean kuadrat kesalahan

    2

    tS = Varian total

    Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Alpha Chronbach minimal

    0,7 (Riwidikdo, 2009). Dari uji coba reliabilitas dari 30 responden dan 35

    soal yang dilakukan di BPS Sri Wahyuni Kecamatan Mojosongo kabupaten

    Boyolali didapatkan nilai rhitung lebih besar dari nilai alpha cronbach yaitu

    0,868 > (0,7) sehingga kuesioner dikatakan reliabel.

  • 38

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Tehnik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk

    mengumpulkan data (Hidayat, 2008).

    1. Data primer

    Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari

    subjek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

    (Riwidikdo, 2009).

    Sebelum mengisi kuesioner responden diberi penjelasaan tentang

    cara mengisi kuesioner dan selanjutnya memberikan informed concent

    yang diikuti penyerahan kuesioner. Setelah kuesioner diterima oleh

    responden, responden langsung mengisi kuesioner yang diberikan sesuai

    dengan ketentuan yang ada.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung

    dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data yang digunakan yaitu data

    ibu hamil yang didapatkan dari BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa

    Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.

    F. Variabel Penelitian

    Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

    hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008)

    Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

    beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2008).

  • 39

    Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu Pengetahuan ibu

    hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini.

    G. Definisi Operasional

    Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara

    operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan

    pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan

    menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2008). Definisi pada penelitian

    ini dijabarkan sebagai berikut.

    Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian

    No. Variabel Definisi

    Operasional

    Alat

    Ukur

    Skala

    Ukur Hasil Ukur

    1. Tingkat

    Pengetahuan

    ibu hamil

    tentang

    Inisiasi

    Menyusu

    Dini

    Segala

    sesuatu yang

    diketahui

    oleh ibu

    tentang

    Inisiasi

    Menyusu

    Dini

    Kuesioner Ordinal 1. Baik, bila nilai responden yang

    diperoleh adalah (x)

    > mean + 1 SD

    2. Cukup, bila nilai responden yang

    diperoleh adalah

    mean SD < x <

    mean + 1 SD

    3. Kurang, bila nilai responden yang

    diperoleh (x) < mean

    1 SD

    H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

    1. Pengolahan Data

    a. Editing

    Menurut Setiadi (2007), editing adalah memeriksa daftar

    pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data,

  • 40

    pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan

    terhadap:

    1) Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada

    jawabannya, meskipun jawaban hanya hanya berupa tidak tahu

    atau tidak mau menjawab.

    2) Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit

    pengolahan data atau berakibat pengolah data salah membaca.

    3) Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak

    relevan maka editor harus menolaknya.

    Pada penelitian ini peneliti melakukan editing pada saat

    menerima kuesioner yang telah di isi oleh responden, di periksa

    kebenaran dan kelengkapannya. Bila didapatkan seorang responden

    yang belum lengkap maka peneliti meminta responden tersebut untuk

    melengkapinya.

    b. Coding

    Coding adalah memberikan kode dalam hubungan dengan

    pengolahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini

    pengolah data memberikan kode pada semua variabel, kemudian

    mencoba menetukan tempatnya di dalam coding sheet/ coding form

    (Arikunto, 2006). Coding pada penelitian ini peneliti memberikan

    kode atau tanda pada setiap jawaban untuk mempermudah dalam

    pengolahan dan analisis data serta berpedoman pada definisi

    operasional.

  • 41

    c. Tabulating

    Tabulasi adalah pekerjaan menyusun tabel mulai dari

    penyusunan tabel utama yang berisi seluruh data dan informasi yang

    berhasil dikumpulkan dengan daftar pertanyaan sampai dengan tabel

    khusus yang telah benar-benar ditentukan bentuk dan isinya sesuai

    dengan tujuan penelitian. Yang termasuk dalam kegiatan tabulasi ini

    antara lain: memberi skor terhadap aitem- aitem yang perlu diberi

    scor, memberi kode, mengubah jenis data, memberikan kode

    (Arikunto, 2006).

    2. Analisis data

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

    menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel

    dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan

    prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

    Menurut Riwidikdo (2009), menentukan tingkat pengetahuan

    berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dam nilainya

    berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut :

    d) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD.

    e) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean SD < x <

    mean + 1 SD.

    f) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean 1 SD

  • 42

    I. Etika Penelitian

    Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

    penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

    langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan

    (Hidayat, 2008). Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak

    boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi,

    kemudian kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada

    masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika

    yang meliputi:

    1. Informent Consent

    Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian.

    Informent consent ini berupa lembar persetuan untuk menjadi responden.

    Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud

    dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,

    maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika

    responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan

    tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini semua responden akan di beri

    lembar persetujuan.

    2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas)

    Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

    pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada

    lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak

    akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data

    (Hidayat, 2008).

  • 43

    3. Confidentiality (kerahasiaan hasil)

    Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus

    dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah

    dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data

    tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008).

    Dalam penelitian ini kerahasiaan hasil/informasi yang telah dikumpulkan

    dari setiap subyek akan dijamin oleh peneliti.

  • 44

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum

    Penelitian ini dilakukan di BPS Dyah Sumarmo terletak di Desa

    Tanjungsari Kecamatan Banyudono kabupaten Boyolali. BPS Dyah Sumarmo

    adalah salah satu Bidan Praktek Swasta memiliki tenaga kesehatan yaitu 1

    Bidan. Sarana dan prasarana ruang di BPS Dyah Sumarmo terdiri dari 1

    Ruang bersalin, Ruang observasi nifas terdiri dari tempat tidur, ruang Poli

    Kebidanan dan Ruang Tunggu. Pelayanan yang diberikan BPS Dyah

    Sumarmo meliputi pemeriksaan ibu hamil (ANC) oleh bidan, Pelayanan Ibu

    bersalin, Imunisasi, Pelayanan Keluarga Berencana, pelayanan kesehatan Ibu

    dan Anak.

    B. Hasil Penelitian

    1. Mean :

    n

    xx

    =

    35

    805=

    = 23

    2. Std. Deviasi

    SD = 1

    )( 22

    n

    n

    xixi

    = 135

    35

    64802518965

    = 2,13

    = 3,6

  • 45

    Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS

    Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten

    Boyolali

    Tabel. 4.1 Mean dan Standar Deviasi

    Variabel Mean Standar Deviasi

    Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

    Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS

    Dyah Sumarmo Boyolali Desa

    Tanjungsari Kecamatan Banyudono

    Kabupaten Boyolali

    23

    3,6

    Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD

    x > 23 + 1 . 3,6 = > 26,6

    Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden = > 26,6

    Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD

    23 1 . 3,6 x 23 + 1 . 3,6 = x 19,4 26.

    Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden =

    19,4 26,6

    Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean1 SD

    ( x ) < 23 1 . 3,6 = < 19,4.

    Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden = < 19,4.

    Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini

    di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan

    Banyudono Kabupaten Boyolali

    No Pengetahuan Jumlah Persentase

    (%)

    1

    2

    3

    Baik

    Cukup

    Kurang

    6

    20

    9

    17,2

    57,1

    25,7

    Total 35 100

    Sumber: Data Primer, 2012

  • 46

    Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi

    Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari

    Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 6 responden

    (17,2%) dengan pengetahuan baik, pengetahuan cukup tentang Inisiasi

    Menyusu Dini sebanyak 20 responden (57,1%) dan pengetahuan kurang

    tentang Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 9 responden (25,7%). Jadi

    Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS

    Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono

    Kabupaten Boyolali kebanyakan pada tingkat cukup yaitu sebanyak 20

    responden (57,1%).

    C. PEMBAHASAN

    Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

    Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari

    Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali tingkat pengetahuan ibu hamil

    tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa

    Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 6

    responden (17,2%) dengan pengetahuan baik, pengetahuan cukup tentang

    Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 20 responden (57,1%) dan pengetahuan

    kurang tentang Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 9 responden (25,7%).

    Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil pengindraan

    manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang

    dimilikimya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada

  • 47

    waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

    dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek sebagian

    besar pengetahuan seseorang diproleh melalui indera pendengaran (telinga),

    dan indera penglihatan (mata).

    Menurut pendapat Ngatimin (2004), pengetahuan adalah sebagai

    ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut

    tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal terperinci

    oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan

    yang sesuai.

    Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan yang dicakup dalam

    domain kognitif tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah

    ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu,untuk mengetahui atau mengukur

    bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan dan

    Memahami (Comprehension) suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek

    tersebut, tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang

    tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang Inisiasi

    Menyusui Dini.

    Menurut Menurut Sari (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi

    tingkat pengetahuan secara umum adalah umur, intelegensi, lingkungan,

    sosial budaya, pendidikan, pengalaman. umur mempengaruhi tingkat

    penerimaan informasi yakni semakin tua umur seseorang ingatanya semakin

    berkurang, segingga sulit menerima informasi yang diberikan, sebaliknya

  • 48

    semakin muda umur akan mudah menerima informasi yang didapat dan akan

    lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu hal.

    Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berpikir dan

    mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai

    lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan

    intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat

    pengetahuan. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

    pengetahuan seseorang. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh

    pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang. Sosial

    budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang

    memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain,

    karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan

    memperoleh suatu pengetahuan. Pendidikan adalah suatu kegiatan atau

    proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan

    tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat

    pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan

    memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi

    pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya. Pengalaman

    merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa

    pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara

    untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman

    pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.

  • 49

    Menurut Roesli (2008), Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi menyusu

    sendiri segera setelah lahir, sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi

    mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri.Menurut

    Suryoprajogo (2010), Manfaat dari Inisiasi Menyusui Dini adalah sebagai

    berikut anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu

    kemudian, sehingga kegagalan menyusui akan jauh sekali berkurang. Selain

    mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI

    eksklusif akan menurunkan kematian, ASI adalah cairan kehidupan, yang

    selain mengandung makanan juga mengandung penyerap. Susu formula tak

    diberi enzim sehingga penyerapannya tergantung enzim di usus anak.

    Sehingga ASI tidak merebut enzim anak.

    Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS

    Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten

    Boyolali kebanyakan pada tingkat cukup yaitu sebanyak 20 responden

    (57,1%). Hal ini kemungkinan terjadi disebabkan karena adanya faktor Umur.

    Bahwa umur mempengaruhi tingkat penerimaan informasi yakni semakin tua

    umur seseorang ingatanya semakin berkurang, sehingga sulit menerima

    informasi yang diberikan, sebaliknya semakin muda umur akan mudah

    menerima informasi yang didapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui

    sesuatu hal. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dimana

    lingkungan di desa lebih sulit mendapatkan informasi dari media massa

    maupun media elektronik dibandingkan di kota. Selain itu juga dipengaruhi

  • 50

    faktor pendidikan dan pengalaman yang kurang karena banyak dari sebagian

    responden yang berpendidikan SD dan banyak ibu-ibu yang belum

    mempunyai pengalaman melakukan Inisiasi Menyusu Dini karena kebanyakan

    ibu-ibu baru hamil yang pertama.

    D. Keterbatasan Penelitian

    1. Kendala penelitian

    Pada saat pengumpulan data sering kuesioner tidak terisi dengan lengkap,

    sehingga penulis harus mengulang dengan cara memberikan kuesioner

    terhadap responden kembali.

    2. Kelemahan Penelitian

    a. Pada penelitian yaitu variabel penelitian ini merupakan variabel

    tunggal yaitu pengetahuan ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini, sehingga

    hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu hamil.

    b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga

    responden hanya bisa menjawab benar atau salah dan jawaban

    responden belum bisa mengetahui pengetahuan responden secara

    mendalam.

  • 44

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil di BPS Dyah

    Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten

    Boyolali yang berjumlah 35 responden.

    1. Pengetahuan ibu hamil pada tingkat pengetahuan baik tentang Inisiasi

    Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari

    Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 6 responden

    (17,2%)

    2. Pengetahuan ibu hamil pada tingkat pengetahuan cukup tentang Inisiasi

    Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari

    Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 20 responden

    (57,1%)

    3. Pengetahuan ibu hamil pada tingkat pengetahuan kurang tentang Inisiasi

    Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari

    Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 9 responden

    (25,7%).

  • 45

    B. Saran

    1. Bagi BPS

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

    Inisiasi Menyusu Dini sehingga dapat mempersiapkan dalam pemahaman

    bagi ibu hamil dalam praktik Inisiasi Menyusu Dini.

    2. Bagi Responden

    Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada ibu hamil

    tentang Inisiasi Menyusu Dini sehingga dapat mempersiapkan praktik

    Inisiasi Menyusu Dini.

    3. Bagi Petugas Kesehatan

    Diharapkan petugas kesehatan bekerjasama dengan instansi kesehatan

    mengadakan kegiatan penyuluhan dan konseling agar informasi mengenai

    Inisiasi Menyusu Dini dapat terlaksana dan dilaksanakan oleh ibu dengan

    bimbingan tenaga kesehatan.

    4. Bagi Institusi Pendidikan

    Hendaknya Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber referensi

    atau bahan informasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan

    khususnya Inisiasi Menyusu Dini.

    5. Bagi Peneliti selanjutnya

    Bagi peneliti lain yang mungkin berminat untuk melakukan dan

    mengembangkan penelitian ini diharapkan melakukan penelitian dengan

    lebih banyak sampel dan mengembangkan variabel penelitian, lebih luas

  • 46

    pembahasan materinya, menggunakan metode dan tehnik yang berbeda

    serta memperluas ruang lingkup peneliti.