kebiasaan makan pagi, status gizi dan prestasi belajar siswa sekolah dasar gereja masehi injili...

Upload: reizitosz-beel

Post on 07-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    1/13

    1

    KEBIASAAN MAKAN PAGI, STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR

    SISWA SEKOLAH DASAR GEREJA MASEHI INJILI TIMOR (GMIT)

    KEFAMENANU 4, NUSA TENGGARA TIMUR

    Melastiani N.N. Tusala1, Herawati

    2, Silvia Dewi Styaningrum

    3

    INTISARI

    Latar Belakang  : Seseorang yang tidak makan pagi memiliki risiko menderita gangguan kesehatan yaitu

    menurunnya kadar gula dengan tanda – tanda antara lain: lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun, pingsan.

    Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan menurunnya konsentrasi belajar yang mengakibatkan menurunnya

     prestasi belajar.

    Tujuan: untuk mengetahui kebiasaan makan pagi, status gizi dan prestasi belajar siswa sekolah dasar.

    Metode Penelitian: Penelitian dilaksanakan di SD GMIT Kefamenanu 4. Desain penelitian adalah Cross-sestional.

    Sebanyak 81 siswa kelas 3, 4, dan 5 menjadi subjek penelitian. Analisis menggunakan Chi-square dan Fisher Exact

    dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) digunakan untuk menguji hubungan antar variabel (kebiasaan makan

     pagi, status gizi dan prestasi belajar).

    Hasil Penelitian: Kebiasaan makan pagi siswa yang termasuk dalam kategori setiap hari sebesar 85,2 % dan yang

    termasuk dalam kategori sering sebesar 14,8 %. Status gizi siswa berdasarkan IMT menurut umur, yang termasuk

    dalam kategori normal sebesar 64,2 %, yang termasuk dalam kategori sangat kurus sebesar 6,2 %, yang termasuk

    dalam kategori kurus sebesar 19,8 %, yang termasuk dalam kategori gemuk sebesar 6,2 % dan yang termasuk dalam

    kategori sangat gemuk sebesar 3,7 %. Prestasi belajar siswa yang termasuk dalam kategori baik sebesar 79 % dan

    yang termasuk dalam kategori kurang sebesar 21 %. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 7,87. Ada

    hubungan antara kebiasaan makan pagi dengan prestasi belajar siswa ( p=0,001). Tidak ada hubungan antara status

    gizi dengan prestasi belajar pada siswa ( p = 0.416). Tidak ada hubungan antara kebiasaan makan pagi dengan status

    gizi siswa ( p = 0,427).

    Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan makan pagi dengan prestasi belajar. Tidak ada

    hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar. Dan tidak ada hubungan antara kebiasaan makan pagi denganstatus gizi.

    Kata Kunci: Kebiasaan makan pagi, status gizi, prestasi belajar.

    1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Universitas Respati Yogyakarta2 Dosen Pembimbing I Universitas Respati Yogyakarta3 Dosen Pembimbing II Universitas Respati Yogyakarta

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    2/13

    2

    BREAKFAST HABITS, NUTRITIONAL STATUS AND LEARNING

    ACHIEVEMENT OF MASEHI INJILI TIMOR CHURCH ELEMENTARY

    SCHOOL STUDENTS (GMIT) KEFAMENANU 4, NUSA TENGGARA

    TIMUR

    Melastiani N.N. Tusala1, Herawati2, Silvia Dewi Styaningrum3

    ABSTRACT 

    Background: A person who does not eat breakfast has a risk of suffering from health problems that is the decrease

    of blood sugar levels with the signs include: weakness, cold sweat, decreased consciousness, fainting. For school

    children, this condition causes decreased concentrations of study that resulted in decreased learning achievement.

    Purpose: to determine the breakfast habits, nutritional status and learning achievement of elementary school

    students.

    Research  Methods: The experiment was conducted in SD GMIT Kefamenanu 4. The study design was cross-

    sectional. A total of 81 students in grade 3, 4, and 5 are used as research subjects. Analysis using Chi-square and

    Fisher Exact 95% confidence level (α = 0.05) is used to examine the relationships between variables (breakfast

    habits, nutritional status and learning achievement).

    Research Results: breakfast habits of students are included in the category every day of 85.2% and is included in

    the category often by 14.8%. Nutritional status of children based on BMI by age, which is included in the category

    normal of 64,2% normal, which is included in the category very thin at 6,2%, which is included in the category

    underweight 19,8%, which is included in the category fat at 6,2% and is included in the category severely obese at

    3,7%. Learning achievements of students is included in category good at 79% and is included in the category 21%

    less. While the average value of learning achievement of students is 7.87. There is a relationship between eating

     breakfast with student learning achievement (p= 0,001).  There was no association between nutritional status on

    students' learning achievement(p= 0.416 ). There was no relationship between breakfast habits with nutritional status

    of students (p=0,427). 

    Conclusion: There is a significant relationship between breakfast habits with students learning achievement. Therewas no association between nutritional status with students learning achievement. There is no relationship between

     breakfast habits with nutritional status of students.

    Keywords: breakfast habits, nutritional status, learning achievement.

    1Students of Nutrition Study Program, Respati University of Yogyakarta2Supervisor I Respati University of Yogyakarta3 Supervisor II Respati University of Yogyakarta

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    3/13

    3

    PENDAHULUAN

    Anak antara 6 sampai 12 tahun adalah usia anak yang duduk di bangku sekolah dasar (SD). Pada masa

    ini anak mulai masuk ke dalam dunia baru, anak mulai banyak berhubungan dengan orang-orang diluar

    keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam kehidupannya (Moehji, 2003).

    Masalah gizi anak (usia sekolah dasar) merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupanmakan dan zat gizi yang dikeluarkan oleh tubuh. Asupan yang melebihi atau sebaliknya asupan yang kurang,

    dan kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap (Arisman, 2010)..

    Data Riskesdas 2007 menunjukkan sebesar 35% anak usia sekolah dasar (SD) pendek. Hal ini berarti

     pada usia 6 sampai 12 tahun, 3 dari 10 anak SD pendek. 10 sampai 20 tahun kemudian, anak-anak ini beresiko

    lebih tinggi terkena diabetes, kolestrol, maupun darah tinggi, karena dengan lebih pendek menjadi mudah

    gemuk.

    Data Riskesdas 2010 menyebutkan, sekitar 70 % anak usia sekolah kurang mendapat asumsi energi

    yang dibutuhkan. Anak usia sekolah juga mengkonsumsi protein kurang dari yang dibutuhkan. Prosentase

    kurang protein kira-kira 80 % (Safar, 2011).

    Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Makan pagi bagi orang dewasa dapat

    memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja.

    Makan pagi bagi anak sekolah dapat meningkatkan prestasi belajar menjadi baik (Depkes, 1995).

    Seseorang yang tidak makan pagi memiliki risiko menderita gangguan kesehatan yaitu menurunnya

    kadar gula dengan tanda – tanda antara lain: lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun, pingsan. Bagi

    anak sekolah, kondisi ini menyebabkan menurunnya konsentrasi belajar yang mengakibatkan menurunnya

     prestasi belajar (Depkes,1995).

    Hasil berdasarkan standar WHO secara nasional prevalensi kurus adalah (23,1%) pada laki-laki dan

    (19,1%) pada perempuan. Sedangkan prevalensi BB lebih pada laki-laki (4,6%) dan perempuan (3,2%).

    Menurut kabupaten/kota mempunyai prevalensi kurus tertinggi baik pada anak laki-laki (29,2%) maupun pada

    anak perempuan (25,3%). Sedangkan prevalensi kurus terendah yaitu 1,2% pada anak laki-laki dan 0,4% pada

    anak perempuan, masing-masing di TTS dan TTU.

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    4/13

    4

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi yang bersifat observasional yaitu suatu prosedur

    yang terencana meliputi melihat dan mencatat jumlah dan aktivitas tertentu yang ada hubungannya dalam

    masalah yang diteliti dengan desain crossectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 di SD

    GMIT Kefamenanu 4.Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SD GMIT Kefamenanu 4, yang berjumlah 335

    orang. Sampel yaitu semua siswa yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu: siswa kelas 3, 4 dan 5. dengan besar

    sampelnya adalah 83 orang. Teknik sampling menggunakan yaitu  stratified random sampling atau acak

     stratifikasi. Variabel bebas yaitu kebiasaan makan pagi dan status gizi, variabel terikat yaitu prestasi belajar.

    Chi-square digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara kebiasaan makan pagi dengan prestasi

     belajar, hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar dan hubungan antara kebiasaan makan pagi dengan

    status gizi. 

    HASIL DAN PEMBAHASANA.  HASIL PENELITIAN

    1. 

    Karakteristik Responden

    a) 

    Jenis Kelamin

    Distribusi responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.3

    Tabel 4.3. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

    Kelas L P L+P

    n % n % n %

    III 12 14,8 15 18,5 27 33,3

    IV 6 7,4 21 25,9 27 33,3

    V 9 11,1 18 22,2 27 33,3

    Jumlah 27 33,3 54 66,6 81 100,0

    sumber data: data primer terolah 2012

    Tabel 4.3. menyebutkan bahwa dari 81 siswa sekolah dasar GMIT Kefamenanu 4 terdapat 27

    (33,3%) orang adalah laki-laki dan 54 (66,6%) orang adalah responden perempuan

     b) 

    Umur

    Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar GMIT Kefamenanu

    4 sebanyak 81 siswa yang terdiri dari sebagian kelas 3, kelas 4 dan kelas 5 dengan kriteria yang telah

    ditentukan. Distribusi responden menurut umur dapat dilihat pada tabel 4.4.

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    5/13

    5

    Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Umur

    Umur (tahun) Frekuensi

    n %

    8 3 3,7

    9 26 32,1

    10 27 33,3

    11 22 27,112 3 3,1

    Jumlah 81 100,0

    sumber data: data primer terolah 2012

    Tabel 4.4 menyebutkan bahwa dari 81 siswa sekolah dasar GMIT Kefamenanu 4 terdapat jumlah

    yang paling rendah berdasarkan umur adalah sebesar 3 (3,7%) orang adalah umur 8 tahun, 3 (3,1%)

    orang adalah umur 12 tahun. jumlah yang paling tinggi berdasarkan umur adalah sebesar 27 (33,3%)

    orang adalah umur 10 tahun.

    2. 

    Variabel Penelitian

    a) 

    Status Gizi

    Status gizi ditentukan menggunakan indeks IMT menurut Umur. Hasilnya dapat dilihat pada tabel

    4.5.

    Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi

    Status gizi Frekuensi

    n %

    Sangat kurus 5 6,2

    Kurus 16 19,8

     Normal 52 64,2

    Gemuk 5 6,2

    Obesitas 3 3,7

    Jumlah 81 100,0sumber data: data primer terolah 2012

    Tabel di atas menyebutkan bahwa sebanyak 21 (26%) siswa adalah kurus dan sangat kurus,

    sebanyak 8 (9,9%) siswa adalah gemuk dan obesitas dan sebanyak 52 (64,2%) siswa adalah status gizi

    normal.

     b)  Kebiasaan Makan Pagi

    Distribusi responden berdasarkan kebiasaan makan pagi dapat dilihat pada tabel 4.6.

    Tabel 4.6. Ditribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Makan Pagi

    Kebiasaan Makan Pagi Frekuensi

    n %Setiap hari 69 85,2

    Sering 12 14,8

    Jumlah 81 100,0

    sumber data: data primer terolah 2012

    Tabel 4.6 menyebutkan sebanyak 69 (85,2%) siswa setiap hari makan pagi sebelum berangkat ke

    sekolah dan sebanyak 12 (14,8%) siswa menyatakan sering makan pagi sebelum berangkat ke sekolah.

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    6/13

    6

    Jenis makanan yang sering dikonsumsi setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah, dapat dilihat

     pada tabel 4.7

    Tabel 4.7. Jenis Makanan Yang Dikonsumsi Untuk Sarapan Pagi

    Jenis Makanan Frekuensi

    n %Makanan:

     Nasi lauk/nasi goreng/nasi,dll

    Bubur

    Mie

    22

    56

    17

    27,7

    69,1

    21,0

    Minuman:

    Susu

    Teh manis

    Energen

    Kopi

    45

    45

    5

    1

    58,4

    58,4

    6,5

    1,3

    Makanan ringan:

    Singkong/Ubi jalar rebus

    Kue (pisang,talam,wajik,dll)

    Roti (tawar/isi)Biskuit

    3

    11

    1610

    3,9

    14,3

    20,813,0

    sumber data: data primer terolah 2012

    Tabel 4.7 menyebutkan jenis makanan yang biasanya dikonsumsi sebelum berangkat sekolah yang

     paling banyak sebesar 56 (69,1%) siswa biasanya mengkonsumsi bubur, dan yang paling rendah

    sebesar 17 (21%) siswa mengkonsumsi mie.

    Jenis minuman yang biasanya diminum sebelum berangkat sekolah yang paling banyak adalah

    susu dan teh manis sebesar 45 (58,4%) siswa , dan yang paling sedikit diminum sebelum berangkat ke

    sekolah adalah kopi sebesar 1 (1,3%) siswa.

    Jenis makanan ringan atau snack yang juga dikonsumsi sebelum berangkat ke sekolah yang paling banyak adalah roti sebesar 16 (20,8%) siswa dan yang paling sedikit dikonsumsi adalah ubi (singkong

    atau ubi jalar) sebesar 3 (3,9%) siswa.

    c)  Prestasi Belajar

    Prestasi belajar diketahui dari nilai rata-rata untuk semua mata pelajaran dapat dilihat pada tabel

    4.8.

    Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Prestasi Belajar

    Prestasi belajar Frekuensi

    n %

    Baik 64 79,0

    Kurang 17 21,0Jumlah 81 100,0

    sumber data: data primer terolah 2012

    Tabel 4.8 menunjukkan sebanyak 64 (79,0%) siswa prestasi baik dan sebanyak 17 (21,0%) siswa

     prestasi kurang. Nilai rata –  rata prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.9.

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    7/13

    7

    Tabel 4.9. Nilai Rata-rata Prestasi Belajar Kelas 3,4 dan 5

    Kelas Min - Max SD

    III 7,20 6 - 9 0,713

    IV 7,99 6 - 9 0,638

    V 8,23 7 - 9 0,383

    sumber data: data primer terolah 2012

    Tabel 4.9 menunjukkan rata-rata nilai yang paling tinggi untuk kelas V yaitu 8,23 dan yang paling

    rendah untuk kelas III yaitu 7,20. Rata-rata nilai yang paling rendah yaitu 5,0 dan terdapat pada kelas

    III dan yang paling tinggi yaitu 9,5 dan terdapat dikelas V.

    Tabel 4.10. Nilai Rata-rata dari Setiap Mata Pelajaran

    Mata pelajaran III IV V III-V

    Agama 8,1 8,2 8,6 8,3

    PKN 7 8,1 8,3 7,8

    Bhs. Indonesia 7 8,1 8.4 7,8

    Matematika 7 7,8 8,1 7,6

    IPA 7,1 8 8,3 7,8

    IPS 7,2 8 8,3 7,8

    Seni budaya dan ketrampilan 7,2 8 8,3 7,8

    Penjaskes 7,5 7,8 7,8 7,7

    PLSBD 6,8 7,7 8,1 7,5

    Bhs.Inggris - - 8 8

    sumber data: data primer terolah 2012

    Tabel 4.10 menyebutkan nilai rata-rata setiap mata pelajaran yang paling tinggi adalah Agama

    (8,3) dan Bahasa Inggris (8) sedangkan yang paling rendah adalah PLSBD (7,5) dan Matematika (7,6).

     Nilai rata-rata mata pelajaran perkelas antara lain untuk kelas III, yang paling rendah PLSBD (6,8) dan

     paling tinggi Agama (8,1), sedangkan untuk kelas IV yang paling rendah PLSBD (7,7) dan paling

    tinggi agama (8,2), PKN (8,1) dan Bahasa Indonesia (8,1). Kelas V yang paling rendah Penjaskes (7,8)

    dan yang paling tinggi Agama (8,3), Bahasa Indonesia (8,4).

    c)  Status Kesehatan

    Status kesehatan dilihat dari jumlah hari sakit yang tertera pada rapor selama semester genap dan

    dapat dilihat pada tabel 4.11.

    Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kesehatan Selama 6 Bulan

    Status kesehatan Frekuensi

    n %

    0-3 hari 69 85,2

    4-7 hari 8 9,9

    >7 hari 4 4,9Jumlah 81 100,0

    sumber data: data primer terolah 2012 

    Tabel 4.11 menunjukkan sebanyak 69 (85.2 %) siswa selalu hadir dan jumlah sakit dalam satu

    semester hanya 3 hari sakit, dan sebanyak 4 (4.9 %) siswa yang tidak hadir lebih dari 7 hari (1 minggu)

    karena sakit.

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    8/13

    8

    3. 

    Hubungan Antar Variabel

    a) 

    Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Prestasi Belajar

    Hubungan kebiasaan makan pagi siswa SD GMIT Kafemenanu 4 dengan prestasi belajar yang

    telah diamati dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini:

    Tabel 4.12. Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Prestasi Belajar

    Kebiasaan makan

     pagi

    Prestasi belajar Total  P

     baik Kurang

    n % n % n %

    0,001Setiap hari 59 85,5 10 14,5 69 85,1

    Sering 5 41,7 7 58,3 12 14,8

    Total 64 79,0 17 21,0 81 100.0

    Tabel 4.12 menunjukkan responden yang setiap hari makan pagi mempunyai prestasi baik sebesar

    59 (85,5%) siswa dan setiap hari makan pagi mempunyai prestasi belajar kurang sebesar 10 (14,5%)

    siswa. Responden dengan kebiasaan sering makan pagi mempunyai prestasi belajar baik sebesar 5

    (41,7%) siswa dan kebiasaan sering makan pagi mempunyai prestasi belajar kurang sebesar 7 (58.3%)

    siswa. Uji  Fisher  dengan tingkat signifikansi 95 % (α= 0,05) memperoleh hasil  p=0,001 (p < 0,05), 

     berarti ada hubungan bermakna antara kebiasaan makan pagi dengan prestasi belajar siswa SD GMIT

    Kefamenanu 4.

    b)  Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar

    Hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.13. di bawah

    ini:

    Tabel 4.13. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar

    Status gizi Prestasi belajar Total  p

     baik kurang

    n % n % n %

    0.416Sangat kurus 4 80,0 1 20,0 5 6,2

    Kurus 13 81,2 3 18,8 16 19,8

     Normal 42 80,8 10 19,2 52 64,2

    Gemuk 4 80,0 1 20,0 5 6,2

    Sangat gemuk 1 33,3 2 66,7 3 3,7

    Total 64 79,0 17 21,0 81 100.0

    Tabel 4.13 menunjukkan bahwa status gizi responden yang sangat kurus dengan prestasi baiksebesar 4 (80,0%) siswa, sedangkan yang mempunyai prestasi kurang sebesar 1 siswa (20,0%). Status

    gizi responden yang kurus dengan prestasi baik sebesar 13 (81,2%) siswa, sedangkan yang mempunyai

     prestasi kurang sebesar 3 (18,8%) siswa. Status gizi responden yang normal dengan prestasi baik

    sebesar 42 (80,8%) siswa, sedangkan yang mempunyai prestasi kurang sebesar 10 (19,2%) siswa.

    Status gizi responden yang gemuk dengan prestasi baik sebesar 4 (80,0%) siswa, sedangkan yang

    mempunyai prestasi kurang sebesar 1 (20,0%) siswa. Status gizi responden yang sangat gemuk dengan

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    9/13

    9

     prestasi baik sebesar 1 (33,3%) siswa, sedangkan yang mempunyai prestasi kurang sebesar 2 (66,7%)

    siswa.

    Uji Chi square  digunakan dan diperoleh hasil  p = 0.416 (p > 0,05),  yang artinya tidak ada

    hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa sekolah dasar GMIT Kefamenanu 4.

    c) 

    Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Status Gizi

    Hubungan antara kebiasaan makan dengan status gizi dapat dilihat pada tabel 4.14 di bawah ini:

    Tabel 4.14. Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Status Gizi

    Kebiasaan makan

     pagi

    Status gizi Total  p

    Kurus &

    s.kurus

     Normal Gemuk & s.

    gemuk

    n % n % n % n %

    0.427Setiap hari 17 24.6 44 63.8 8 11.6 69 85,1

    Sering 4 33.3 8 66.7 0 0 12 14,8

    Total 21 25.9 52 64.2 8 9.9 81 100,0

    Tabel 4.14 menunjukkan responden yang setiap hari makan pagi mempunyai status gizi kurus dansangat kurus sebesar 17 (24,6%) siswa, setiap hari makan pagi yang mempunyai status gizi normal

    sebesar 44 (63,8%) siswa dan setiap hari makan pagi yang mempunyai status gizi gemuk dan sangat

    gemuk sebesar 8 (11,6%) siswa.

    Responden yang sering makan pagi yang mempunyai status gizi kurus dan sangat kurus sebesar 4

    (33,3%) siswa, sering makan pagi yang mempunyai status gizi normal sebesar 8 (66,7%) siswa dan

    tidak ada responden yang mempunyai status gizi gemuk dan sangat gemuk.

    Uji Chi square  digunakan dan diperoleh hasil  p = 0,427 (p > 0,05),  yang artinya tidak ada

    hubungan antara kebiasaan makan dengan status gizi siswa sekolah dasar GMIT Kefamenanu.

    B.  PEMBAHASAN

    1. 

    Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Prestasi Belajar

    Analisis deskriptif dan uji Fischer dengan α = 0,05 digunakan untuk mengetahui hubungan antara

    kebiasaan makan pagi dengan prestasi belajar. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara

    kebiasaan makan pagi dengan prestasi belajar siswa.

    Hal ini sesuai dengan penelitian Sulasminingsih (2006) yang menyatakan ada hubungan antara

    kebiasaan makan pagi dan prestasi belajar siswa di SDN Koroulon 1 Bimomartani, Ngemplak Sleman.

    Pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa responden penelitian dengan kebiasaan makan setiap hari

    mempunyai prestasi belajar baik sebesar 85,5% dan kebiasaan makan setiap hari mempunyai prestasi

     belajar kurang sebesar 14, 5%. Responden penelitian dengan kebiasaan makan pagi sering mempunyai

     prestasi belajar baik sebesar 41,7% dan kebiasaan makan pagi sering yang mempunyai prestasi belajar

    kurang sebesar 58,3%.

    Responden yang setiap hari makan pagi memiliki prestasi lebih baik (85,5%) daripada responden

    yang menyatakan sering makan pagi dengan kategori 3 sampai 4 kali makan pagi dalam seminggu

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    10/13

    10

    yang cenderung memiiliki prestasi belajar yang kurang (41,7%). Hal ini sesuai dengan pendapat

    (Almatsier, 2011) bahwa makan pagi sangat bermanfaat bagi orang dewasa untuk mempertahankan

    ketahanan fisik, sedangkan bagi anak-anak sekolah untuk meningkatkan kemampuan belajar. Tidak

    makan pagi bagi anak sekolah menyebabkan kurangnya kemampuan untuk konsentrasi belajar,

    menimbulkan rasa lelah dan mengantuk.

    Responden yang setiap hari sarapan akan tetapi prestasinya kurang dapat dikarenakan oleh jenis

    makanan yang dikonsumsi kurang mengandung nilai gizi yang cukup. Jenis hidangan untuk makan

     pagi dapat dipilih dan disusun sesuai keadaan , dan akan lebih baik terdiri akan makanan sumber

    tenaga, sumber zat pembangun, dan zat pengatur (Depkes, 1996)

    Kleiman dalam Nirwana (2011) menyatakan kebiasaan sarapan mempengaruhi prestasi belajar

    anak di sekolah. Rata-rata anak yang tidak membiasakan sarapan pagi memilki daya pikir dan

    kemampuan mengingat yang rendah dibandingkan dengan anak-anak yang dibiasakan untuk sarapan

     pagi. Dari hasil wawancara terhadap responden yang sering makan pagi dan memiliki prestasi belajar

    kurang akan sulit berkonsentrasi, lambat menanggapi dan memiliki perhatian yang rendah terhadap pelajaran.

    2. 

    Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar

    Analisis deskriptif dan Uji Chi-square dengan α = 0,05 digunakan untuk mengetahui hubungan

    antara status gizi dengan prestasi belajar. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara status

    gizi dengan prestasi belajar. 

    Pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa status gizi responden yang sangat kurus dengan prestasi

     baik sebesar 4 (80,0%) siswa, sedangkan yang mempunyai prestasi kurang sebesar 1 (20,0%) siswa.

    Status gizi responden yang kurus dengan prestasi baik sebesar 13 (81,2%) siswa, sedangkan yang

    mempunyai prestasi kurang sebesar 3 (18,8%) siswa. Status gizi responden yang normal dengan

     prestasi baik sebesar 42 (80,8%), sedangkan yang mempunyai prestasi kurang sebesar 10 (19,2%)

    siswa. Status gizi responden yang gemuk dengan prestasi baik sebesar 4 (80,0%) siswa, sedangkan

    yang mempunyai prestasi kurang sebesar 1 (20,0%)%) siswa. Status gizi responden yang sangat gemuk

    dengan prestasi baik sebesar 1 (33,3%) siswa, sedangkan yang mempunyai prestasi kurang sebesar 2

    (66,7%) siswa.

    Hal ini sesuai dengan pendapat Almatsier (2010) bahwa gizi kurang secara langsung

    disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan dan adanya penyakit infeksi, karena makin bertambah

    usia anak maka bertambah pula kebutuhannya.

    Pendapat Soekirman (2000) menyebutkan bahwa timbulnya gizi kurang bukan saja karena

    makanan yang kurang tetapi karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi

    sering diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang. Sebaliknya anak yang makan tidak

    cukup baik maka daya tahan tubuhnya dapat melemah, sehingga mudah diserang penyakit, kurang

    nafsu makan dan akhirnya mudah terkena gizi kurang. Sebesar 19.2 % responden dengan status gizi

    normal tetapi mempunyai prestasi belajar kurang.

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    11/13

    11

    Hal ini sesuai dengan pendapat Suryabrata (2011) faktor yang berasal dari luar diri responden

    yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain waktu belajar (pagi, siang, malam), tempat

     belajar dan alat-alat yang dipakai untuk belajar dan juga faktor yang berasal dari dalm diri responden

    yang meliputi rasa ingin tahu terhadap pelajaran.

    3. 

    Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Status Gizi

    Analisis deskriptif dan uji Chi-square  dengan α = 0,05 digunakan untuk mengetahui hubungan

    antara kebiasaan makan pagi. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan makan

     pagi dengan status gizi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Ristiana (2009) bahwa tidak ada

    hubungan antara tindakan sarapan dengan status gizi.

    Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa responden penelitian yang setiap hari makan pagi mempunyai

    status gizi kurus dan sangat kurus sebesar 17 (24,6%) siswa, setiap hari makan pagi yang mempunyai

    status gizi normal sebesar 44 (63,8%) siswa dan setiap hari makan pagi yang mempunyai status gizi

    gemuk dan sangat gemuk sebesar 8 (11,6%) siswa. Responden yang sering makan pagi yangmempunyai status gizi kurus dan sangat kurus sebesar 4 (33,3%) siswa, sering makan pagi yang

    mempunyai status gizi normal sebesar 8 (66,7%) dan tidak ada responden yang mempunyai status gizi

    gemuk dan sangat gemuk.

    Dari hasil wawancara terhadap responden sebesar 24,6% setiap hari makan pagi tetapi status

    gizinya kurus dan sangat kurus. Hal ini sesuai dengan pendapat Almatsier (2011) menyebutkan bahwa

    kecukupan asupan makanan dan asupan gizi anak tidak hanya tergantung pada ketersediaan makanan,

    tetapi juga faktor-faktor lain seperti budaya, lingkungan dan interaksi sosial. Setiap hari makan pagi

    akan tetapi status gizi dari responden kurus dan sangat kurus ini juga disebabkan karena kebiasaan

    yang biasanya setiba di rumah responden biasanya lebih banyak bermain dengan lingkungan sosial

    sehingga responden lupa atau tidak ingin makan lagi. Sebanyak 66,7% responden yang sering makan

     pagi mempunyai status gizi normal.

    Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistyoningsih (2011) menyebutkan bahwa kebiasaan makan

    dalam keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pola makan seseorang, kesukaan seseorang

    terhadap makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat dalam keluarga. Hasil wawancara

    menyebutkan responden sering makan pagi karena dilatih atau ada dorongan dari Ibu yang

    mengajarkan pentingnya makan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Apabila tidak makan pagi maka

    akan mendapat hukuman kecil, ditegur.

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    12/13

    12

    KESIMPULAN

    Dari hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan dapat dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut :

    1. 

    Kebiasaan makan pagi dari siswa antara lain setiap hari sebesar 85,2 % dan sering sebesar 14,8 %2.

     

    Status gizi siswa berdasarkan IMT menurut Umur antara lain normal sebesar 64,2 %, sangat kurus sebesar

    6,2 %, kurus sebesar 19,8 %, gemuk sebesar 6,2 % dan sangat gemuk sebesar 3,7 %

    3. 

    Prestasi belajar siswa antara lain baik sebesar 79 % dan kurang sebesar 21 %. Sedangkan nilai rata-rata

     prestasi belajar siswa adalah 7,87

    4.  Ada hubungan antara kebiasaan makan pagi dengan prestasi belajar siswa sekolah dasar GMIT

    Kefamenanu 4

    5.  Tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar pada siswa Sekolah dasar GMIT

    Kefamenanu 4

    6. 

    Tidak ada hubungan antara kebiasaan makan pagi dengan status gizi siswa sekolah dasar GMIT

    Kefamenanu 4

  • 8/19/2019 Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (Gmit) Kefa…

    13/13

    13

    DAFTAR PUSTAKA

    Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

    Almatsier, Sunita., Susirah, Soetarjo., dan Moesijanti, Soekarti. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.

    Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

    Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

    Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : AlfabetaDinas Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta (Dinkes DIY). 2008. Gizi Buruk. http://www.depkes.go.id pada 15 Januari

    2012

    Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2.Jakarta : Papas Sinar Sinanti

     Nirwana, A. 2011. Psikologi Bayi, Balita Dan Anak.Yogyakarta : Nuha Medika

     Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta

     Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

    Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak . Jakarta : EGC

    Soekirman. 2000. Ilmu Gizi Dan Aplikasinya.Jakarta : Dep. Pendidikan Nasional

    Suryabrata, S. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Grafindo Persada

    http://www.depkes.go.id/http://www.depkes.go.id/http://www.depkes.go.id/