keberagamaan pekerja perusahaan...

117
KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMN Studi Kasus BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan Oleh: TAUFIK HIDAYATULLAH 101032221681 JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007

Upload: vancong

Post on 29-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMN Studi Kasus BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan

Oleh:

TAUFIK HIDAYATULLAH

101032221681

JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2007

Page 2: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

ABSTRAKSI

KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMN Studi Kasus BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan

Di era globalisasi ini ternyata agama masih mendapat tempat sebagai hal sakral yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan duniawi. Di era di mana orang terlalu mementingkan kehidupan duniawi, hal ini tidak serta merta pada BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan. Sebuah konsekuensi logis bagi sebuah perusahaan yang berlandaskan Syariat Islam. Bagaimana pekerja BNI Syariah mengaktualisasikan keberagamaan mereka di tengah-tengah tuntutan perusahaan atas kinerja yang optimal? Apakah semua pekerja mampu

menyesuaikan keberagamaan mereka dengan landasan perusahaan tempat

mereka bekerja? Ataukah, aktivitas keberagamaan mereka hanya menonjol di lingkungan pekerjaan saja?

Menggunakan metode kualitatif ditambah data kuantitatif, dalam skripsi ini Taufik Hidayatullah mencoba menelusuri tingkat keberagamaan pekerja Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan kinerja kerja mereka. Diklasifikasi berdasarkan lima dimensi keberagamaan yang dipopulerkan oleh R. Stark dan C.Y. Glock yaitu: dimensi keyakinan, dimensi praktek agama, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan agama, dan dimensi konsekuensi agama. Ditambah aktivitas keberagamaan di perusahaan. Melalui penelitian yang memakan waktu kurang lebih dua bulan, Maret sampai dengan April, temuan yang dihasilkan menyatakan tingkat keberagamaan yang cukup tinggi pada pekerja BNI Syariah serta adanya pengaruh yang agama signifikan terhadap kinerja kerja mereka. Hal ini membuktikan betapa masih ada orang yang peduli terhadap keberagamaan mereka di tengah-tengah gemelut nafsu duniawi.

Page 3: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah Swt., Tuhan Yang tidak henti-hentinya

memberikan ridha dan inayah, taufik dan hidayah, serta kesabaran dan ketabahan

yang begitu besar kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam tercurah selalu kepada junjungan kita Nabi Muhammad

Saw., sang revolusioner sejati yang telah membawa rahmat bagi seluruh alam.

Genap satu tahun sudah usia penyusunan skripsi ini karena memang

sempat mengalami kendala yang begitu berat. Setelah sempat mengalami

serangkaian perubahan sejak proposal judul disetujui, setelah sempat mengalami

serangkaian perubahan struktur organisasi kampus, akhirnya skripsi ini dapat

selesai meskipun masih jauh dari kesempurnaan.

Sebuah penantian yang cukup lama untuk mencapai gelar kesarjanaan

Strata 1 (S1) pada Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Yth.:

1. Bapak Dr. H. Amsal Bachtiar, M.A. selaku mantan Dekan dan Bapak

Drs. M. Amin Nurdin, M.A. selaku Dekan baru Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dra. Hj. Hermawati, M.A. selaku mantan Ketua Jurusan dan

Bapak Muhammad Ismail, S.Ag. selaku mantan Sekretaris Jurusan

Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan masukan dan

Page 4: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

pertimbangan-pertimbangan yang sangat berarti bagi penulis sejak

sebelum pengajuan proposal judul sampai dengan masa penyusunan

skripsi.

3. Ibu Dra. Ida Rasyidah, M.A. selaku Ketua Jurusan baru dan Ibu

Jauharotul Jamilah, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan baru Sosiologi

Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta atas dukungan serta semangat yang diberikan.

4. Bapak Drs. Masri Mansoer, M.A. selaku Pembimbing I dan Ibu Dra.

Marzuqoh, M.A. selaku Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran

dan ketabahan harus membimbing penulis selama kurang-lebih satu

tahun. Terima kasih atas segala bimbingan, masukan-masukan,

rekomendasi-rekomendasi, koreksi-koreksi, dan semangat serta

dorongan yang begitu besar kepada penulis hingga akhirnya dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap staf pengajar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat atas semua

ilmu yang diberikan kepada penulis.

6. Segenap petugas Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat atas kesempatan

yang diberikan kepada penulis untuk mencari data dan informasi

tentang skripsi penulis.

7. Pimpinan dan segenap staf karyawan BNI Syariah Cabang RS

Fatmawati Jakarta Selatan terutama kepada Bapak Taufik Dwinanto,

Bapak A. Riva’i, Bapak Wahyu Avianto, dan Ibu Retno atas data-data

Page 5: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

dan informasi yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

8. Warnet-warnet yang pernah penulis singgahi dalam beburu tambahan

data dan informasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Keluarga tercinta, ayahanda tercinta, almarhum H. Emus Alamsyah

(w. 31 Juli 2006), atas didikan keras yang begitu berarti bagi penulis

meski terkadang di antara kita sering terjadi perlawanan. Abangku

tercinta, almarhum Syah Nurhalim (w. 25 April 2005), terima kasih

atas warisan kamarnya sehingga penulis dapat menyusun sekripsi ini

dengan nyaman. Semoga Allah Swt. menempatkan mereka di Surga

Jannatunna’im. Ibunda tercinta, Hj. Djani Amdja, yang begitu sabar

mensubsidi dan menanti kelulusan penulis: “Kapan lulusnya sih?

Kuliah mulu kagak lulus-lulus.” Abangku tercinta, Nurzain Hae, S.Pd.

(Zen Hae) Sang Penyair, yang dengan senang hati merelakan satu set

komputernya dan warisan buku-bukunya untuk penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Abangku tercinta, Muhammad Muhajirin,

S.Ag, atas warisan buku-bukunya dan dorongan semangatnya yang

tidak henti-henti. Abangku tercinta, A. Zainuddin. Mpokku tercinta,

Maesyuroh dan Mariam Linda. Serta adik-adikku tercinta, Haslinda

Iqbal, Luqman Syah, dan Zulkarnain Ghazali. Teima kasih yang tak

terhingga atas segala kontribusi materi dan moral yang terus mengalir

dari kalian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Maulana “Goval” Yusuf (UHAMKA) atas pinjaman printer Lexmark

Z515.

Page 6: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

11. Teman-teman Sosiologi Agama, Sang Inspirator, Ibu Anita (Ny.

Agung). Teman-teman sejati, senasib, seperjuangan, Ahmad “De Aji”

Bajri, Andi “Kampleng” Hasan, Aminuddin, Saiful “Icho” Bahri, Diky

“Cing Aji” Jumhana, atas kebersamaan yang masih tetap terjaga dan

sharing yang begitu bermanfat. Munawaroh “Waway”, Ahmad

Syamsuddin, dan Roby Wisudawan, serta teman-teman Sosiologi

Agama lainnya, terima kasih atas dukungan moral dan semangat dari

kalian kepada penulis.

12. Segenap pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis mengakui tidak mampu membalas jasa-jasa mereka yang begitu

besar. Hanyalah kepada Allah Swt. harapan penulis satu-satunya. Semoga Allah

Swt. membalas segala budi baik mereka.

Sangat jauh harapan penulis untuk sebuah kesempurnaan. Dan penulis

menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini. Terima kasih

atas segala perhatian, dan atas segala kekurangan penulis mohon maaf. Mudah-

mudahan skripsi ini dapat bermanfaat. Amin Allahumma Amin...!

Kembangan, 05 Mei 2007

Penulis

Page 7: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 6

D. Metodologi Penelitian .................................................................... 7

E. Sitematika Penulisan ...................................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORI

A. Keberagamaan................................................................................ 13

1. Pengertian Keberagamaan........................................................ 13

2. Dimensi-dimensi Keberagaman ............................................... 14

B. Pekerja............................................................................................ 19

1. Pengertian Pekerja.................................................................... 19

2. Undang-undang Ketenagakerjaan dan Institusi ....................... 20

C. BUMN............................................................................................ 25

1. Pengertian BUMN.................................................................... 25

2. BNI Sebagai BUMN ................................................................ 26

BAB III PROFIL BNI SYARIAH

A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah .................................................... 31

Page 8: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

B. Visi dan Misi BNI Syariah............................................................. 32

1. Visi ........................................................................................... 32

2. Misi .......................................................................................... 33

C. Manajemen dan Organisasi BNI Syariah....................................... 34

1. Sistem Manajemen BNI Syariah.............................................. 34

2. Struktur Organisasi BNI Syariah ............................................. 34

D. Produk BNI Syariah ....................................................................... 36

1. Produk Dana............................................................................. 36

2. Produk Pembiayaan.................................................................. 36

3. Produk Jasa .............................................................................. 37

E. Profil Responden............................................................................ 38

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA HASIL PENELITIAN

A. Dimensi-dimensi Keberagamaan Pekerja ...................................... 39

1. Dimensi Keyakinan.................................................................. 39

2. Dimensi Praktek Agama .......................................................... 45

3. Dimensi Pengalaman................................................................ 55

4. Dimensi Pengetahuan Agama .................................................. 60

5. Dimensi Konsekuensi .............................................................. 64

B. Aktivitas Agama Pekerja Di Perusahan ......................................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 74

B. Saran-saran..................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian di Indonesia semakin lama semakin

meningkat. Hal ini dapat dilihat dari semakin bertambahnya perusahaan-

perusahaan besar yang bermunculan bagaikan jamur di musim hujan.

Keuntungannya adalah selain menambah pemasukan devisa negara juga—

sitidaknya—mampu mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Perusahaan-

perusahaan yang bermunculan sangat beragam dari perusahaan kecil sampai

perusahaan besar, dari perusahaan nasional sampai perusahaan multinasional.

Perusahaan nasional yang lebih dikenal dengan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yaitu badan usaha milik negara yang didirikan sesuai Undang-

undang No. 9 tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-undang No. 1 tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara menjadi

Undang-undang, dan badan usaha lainnya yang didirikan dengan Undang-undang

tersendiri yang terdapat unsur kepemilikan negara.1

Salah satu contoh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang lebih

dikenal dengan BNI. BNI merupakan bank umum pemerintah pertama yang

didirikan pada tanggal 5 Juli 1946. Selain sebagai Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), BNI juga merupakan salah satu pelopor dalam pengembangan bank

syariah di Indonesia. Hal ini merupakan perealisasian dari Undang-undang Nomor

1 “Penjelasan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 4/PBI/2002 Tentang Pemantauan

Kegiatan Lalu Lintas Devisa Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan Umum,” artikel diakses .id.go.bi.www://httpdari , 2007Januari 7 tanggal

Page 10: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

10 Tahun 1998 yang memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan

syariah, BNI membuka layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah

dengan konsep dual system banking yakni dua layanan perbankan, umum dan

syariah sekaligus. Diawali dengan pembentukan Tim Bank Syariah di tahun 1999,

Bank Indonesia (BI) kemudian memberikan izin prinsip dan usaha untuk

beroperasinya Unit Usaha Syariah.

Sebagai bank yang beroperasi berdasarkan syariah Islam dan berlandaskan

pada Al-Quran dan Hadis, sudah selayaknya pula pekerja-pekerja di BNI Syariah

memiliki kinerja yang disesuaikan dengan latar belakang operasional bank

tersebut. Paling tidak, ada perbedaan jika dibandingkan dengan pekerja pada

bank-bank umum pada umumnya.

Dalam konteks ketenagakerjaan, tenaga kerja dan perkerja memiliki

perbedaan makna. Undang-undang tentang ketenagakerjaan menyebutkan bahwa

tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

untuk masyarakat. Sedangkan pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan

menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.2 Namun, kata yang sering

digunakan adalah "tenaga kerja". Meskipun demikian, selanjutnya penulis akan

menggunakan kata "pekerja", sesuai dengan kaidah yang ada dan sesuai dengan

obyek kajian adalah orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan.

Setiap tenaga kerja belum tentu pekerja tetapi setiap pekerja sudah pasti tenaga

kerja. Karena setiap tenaga kerja adalah orang yang mampu melakukan pekerjaan

tetapi belum bekerja, sedangkan pekerja merupakan srtiap orang yang sudah

2 Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Bandung: Citra

Umbara, 2003, Bab I (ketentuan umum), Pasal I ayat (2) dan (3), h. 3.

Page 11: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

bekerja dan merupakan tenaga kerja, yaitu dengan menerima upah atau imbalan

lainnya.

Pada awalnya manusia sejak awal sejarah telah menunjukkan

kecenderungan bekerja sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup, sebab itulah

manusia disebut makhluk bekerja (homo faber). Pekerjaan merupakan usaha yang

direncanakan untuk menghasilkan nilai atau manfaat bagi orang lain.3 Pekerja

berarti orang yang bekerja. Bekerja berarti melakukan pekerjaan. Maka pekerja

berarti orang yang melakukan suatu usaha yang direncanakan untuk menghasilkan

nilai atau manfaat.

Dilihat dari kacamata agama, bekerja bukan hanya sekedar mencari nafkah

untuk kelangsungan hidup tetapi juga merupakan suatu pengabdian kepada

sesama manusia, rumah tangga, bangsa dan negara, serta yang lebih penting lagi

adalah pengabdian kepada Tuhan Yang Mahakuasa.4 Pengabdian kepada Tuhan

Yang Mahakuasa ini merupakan pencerminan keberagamaan pekerja dalam

menjalankan keyakinan agamanya masing-masing. Pekerja seperti ini meyakini

bahwa apapun yang mereka lakukan semata-mata karena Tuhan Yang Mahakuasa

(lillahi taala).

Kata "keberagamaan" berasal dari kata "beragama" yang mendapat awalan

"ke-" dan akhiran "-an". Kata "beragama" sendiri dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia diartikan: menganut (memeluk) agama, beribadat, taat kepada agama

(baik hidupnya menurut agama). Misalnya, "ia berasal dari keluarga yang taat

3 Ir. Herlianto, M.Th., Urbanisasi, Pembangunan, dan Kerusuhan Kota (Jakarta: PT

Alumni, 1997), h. 55. 4 M. Syaufii Syamsuddin, Norma Perlindungan dalam Hubungan Industrial (Jakarta:

Sarana Bhakti Persada, 2004), h. 1.

Page 12: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

beragama".5 Kata "keberagamaan" dalam penelitian sosial keagamaan lebih

dikenal dengan sebutan "religiusity" atau "religiusitas". Religiusitas berbeda

dengan pemahaman tentang agama-agama yang lebih menunjukkan keadaan

kelembagaan, kebaktian kepada Tuhan atau kepada "dunia atas" dalam aspeknya

yang resmi, yuridis, peraturan-peraturan dan hukum-hukumnya. Religiusitas lebih

melihat aspek-aspek yang di "dalam hati", riak getaran hati nurani, dan sikap

personal.6 Kondisi-kondisi yang menurut R.Stark dan C.Y. Glock dapat menunjuk

kepada ketaatan dan komitmen kepada agama.7 Adapun Dalam sebuah perusahaan

BUMN sendiri ketaatan dan koitmen kepada agama setiap pekerja sekiranya

menjadi aspek lain yang menarik untuk ditelusuri lebih dalam.

Dalam UUD 1945 negara menjamin kemerdekan tiap-tiap penduduk untuk

memluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan

kepercayaannya itu.8 Agama sebagai sebuah sistem yang mengatur hubungan

hamba dengan Tuhannya. Agama adalah prinsip kepercayaan terhadap Tuhan atau

dewa atau lainnya dengan menjalankan kebaktian, kewajiban-kewajiban yang

bertalian dengan kepercayaan itu.9 Agama membawa peraturan yang merupakan

hukum-hukum yang harus dipatuhi dan dapat menguasai diri seseorang sehingga

membuat patuh dan tunduk kepada Tuhan dengan menjalankan agama.10 Jika

demikian, maka kebebasan beragama menjamin manusia untuk mengabdikan diri

5 J.S. Badudu Sota Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1994), h. 11. 6 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES,

1989), hh. 126-127. 7 R. Stark dan C.Y. Glock, "Dimensi-dimensi Keberagamaan," dalam Roland Robertson,

ed., Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis (Jakarta: PT RajaGarafindo Persada, 1993), h. 291.

8 Ibid., h. 24. 9 Departemen Pndidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 1998), h. 9. 10 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek (Jakarta: UI Press), h. 9.

Page 13: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

kepada Tuhannya masing-masing. Dengan tidak bermaksud mencampuri privasi

masing-masing dalam menjalankan agamanya penulis mencoba memberikan

gambaran singkat mengenai keberagamaan atau religiusitas setiap pekerja muslim

tentunya. Terlebih pekerja BNI Syariah, yang notabene BNI Syariah beroperasi

berdasarkan syariah Islam dan berlandaskan Al-Quran dan Hadis, maka

keberagaman pekerja menjadi menarik untuk dibahas. Apakah keberagamaan

orang yang bekerja pasti sejalan dengan perusahaannya atau malah sebaliknya?

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dan menganalisa tentang keberagamaan pekerja. Selanjutnya hasil

penelitian tersebut akan penulis tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul

“Keberagamaan Pekerja Perusahaan BUMN”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Demi mempermudah penelitian—mengingat pembahasan yang cukup

luas—untuk lebih memfokuskan pembahasan penulis membatasi masalah hanya

mengenai keberagamaan pekerja di perusahaan BUMN, dalam hal ini Bank BNI

Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan. Kemudian penulis juga lebih

menspesifikasikan lagi hanya pada pekerja Muslim atau pekerja yang beragama

Islam yang ada di Bank BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan yang

notabene merupakan salah satu perusahaan BUMN di Indonesia. Adapun

perumusan masalah tersebut adalah: bagaimana keberagamaan pekerja Muslim di

Bank BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan. Yang dibatasi pada

lima dimensi yaitu dimensi keyakinan, dimensi praktek agama, dimensi

pengalaman, dimensi pengetahuan agama, dan dimensi konsekuensi, serta

ditambah dengan aktivitas agama di perusahaan. Apakah keberagamaan mereka

Page 14: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

sejalan dengan kinerja mereka sebagai pekerja perusahaan yang latar belakang

visi dan misinya berlandaskan Islam.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan utama penelitian ini tentunya untuk mengetahui bagaimana

keberagamaan pekerja Bank BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan,

disesuaikan dengan lima dimensi keberagamaan dan dikaitkan dengan kinerja

mereka.

Sedangkan manfaat yang sekiranya dapat diambil dari hasil penelitian ini

adalah:

1. Sebagai syarat mutlak untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata 1 (S1).

2. Sebagai masukan bagi para pekerja dalam mengaktualisasikan

keberagamaannya apalagi mereka harus bekerja di perusahaan yang

berdasarkan syariah Islam dan ternama pula serta harus berpegang teguh

pada ketentuan-ketentuan yang berlaku dan dituntut kinerja yang optimal

di perusahaan tempat mereka bekerja.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang penulis teliti dalam

memperlakukan pekerja yang pada dasarnya juga sedang melakukan

pengabdian kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

4. Sebagai bahan informasi untuk penelitian serupa.

5. Sebagai tambahan dokumentasi penulis yang dapat dimanfaatkan sewaktu-

waktu.

Page 15: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

D. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada perusahaan BUMN Bank BNI

Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan yang berlokasi di Jalan RS

Fatmawati Jakarta Selatan. Penulis memilih lokasi tersebut berdasarkan

pertimbangan kemudahan untuk memasukinya. Tentunya lebih mempermudah

penulis untuk melakukan penelitian karena penulis memahami betul pemetaan

lokasi tersebut. Hary Yuswadi menyebutkan bahwa penentuan lokasi dan

setting penelitian selain dibingkai dalam kerangka teoritik juga dilandasi oleh

pertimbangan teknis operasional. Untuk itu, lokasi dan setting penelitian

dipertimbangkan berdasarkan kemungkinan dapat-tidaknya dimasuki dan

dikaji lebih mendalam.11

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian tersebut kurang-

lebih dua bulan. Dimulai dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2007.

3. Populasi dan Sampel

Sampel utama (key informan) penelitian ini adalah pekerja tetap Bank

BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan yang beragama Islam.

Kemudian dipilih beberapa sampel untuk dijadikan responden. Prinsip-prinsip

dasar penentuan sampel mengacu pada masalah teknis pelaksanaan dan

kualitas produk yang dihasilkan. Dalam hal ini penentuan sampel harus

sesederhana mungkin dan sampel yang dipilih haruslah betul-betul

11 Hary Yuswadi, “Pengumpulan Data di Daerah Perlawanan Petani: Sebuah

Pengalaman Lapangan dari Jember”, dalam Burhan Bungin, ed., Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), h. 101.

Page 16: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

merepresentasikan keadaan populasi yang sesungguhnya. Dari beberapa

literatur atau bacaan tentang metodologi penelitian dapat diperoleh informasi

bahwa besarnya sampel tidak boleh kurang dari 10 % populasi ada pula yang

menyatakan minimal 5 % dari populasi.12 Untuk lebih representatif penulis

akan memilih sampel 20 % dari seluruh populasi yang berjumlah 100 orang.13

Sementara teknik sampling yang penulis gunakan adalah teknik random atau

acak.

4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif

dengan jalan observasi dan wawancara mendalam untuk memperoleh

pemahaman yang otentik mengenai pengalaman responden. Kebanyakan

peneliti kualitatif menganggap bahwa observasi dan wawancara mendalam

(dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka) merupakan metode yang potensial

untuk tujuan tersebut.14 Selain itu penelitian ini juga didukung dengan data-

data kuantitatif sederhana yang diperoleh melalui penyebaran angket atau

kuesioner. Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif-analisis,

sebagai upaya memberikan gambaran komprehensif tentang keberagamaan

pekerja Muslim di Bank BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan.

Metode deskriptif itu sendiri bermaksud membuat gambaran mengenai situasi-

situasi atau kejadian-kejadian tertentu sehingga diperoleh gambaran yang

12 Yusuf Irianto, M.Com., “Metode Pengumpulan Data dan Kasus Penelitian Remunerasi

dan Manajemen Kinerja di Kalimantan Timur serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Jawa Timur”, dalam Burhan Bungin, ed., op. cit., hh. 44-45. 13 Profil Perusahaan BNI Syariah, Jakarta, 2002.

14 Dr. Deddy Mulyana, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 156.

Page 17: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi

tertentu.15

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Interview (wawancara)

Penulis menggunakan metode wawancara mendalam (wawancara

tak terstruktur, wawancara terbuka, wawancara intensif, atau wawancara

kualitatif) yang bertujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk tertentu

informasi dari semua responden, tetapi susunan kata dan urutannya

disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden.16 Dalam wawancara ini

penulis melakukan tatap muka langsung dengan responden dan untuk

membantu kelancaran wawancara penulis menggunakan bantuan pedoman

wawancara (interview guide) yang merupakan catatan yang berisi daftar

dari pokok-pokok untuk ditanyakan seputar lima dimensi keberagamaan

mereka. Adapun orang-orang yang diwawancarai adalah: Taufik

Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI Syariah; Retno, Staf BNI

Syariah; A. Rivai, Analis Pengelolaan Pengembangan Produk dan Sisdur

BNI Syariah; dan Wahyu Avianto, Pengelola Pengembangan Produk dan

Sisdur BNI Syariah.

b. Observasi atau Pengamatan

Yaitu pengumpulan data di mana penulis mengadakan pengamatan

langsung terhadap fenomena dan obyek yang diteliti.17 Pengamatan

15 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 1998), h. 18. 16 Dr. Deddy Mulyana, M.A., op. cit., h. 181, dikutip dari Norman K. Denzin, The

Research Act: A Theoretical Introduction to Sociological Methods, edisi ke-3 (Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall, 1989), p. 105.

17 Winarno Soerakhman, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tasito, 1986), cet. 7, h. 102.

Page 18: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

dilakukan terhadap aktivitas keberagamaan dan aktivitas kerja para

responden.

c. Angket (kuesioner)

Umumnya dalam penelitian survei lapangan sarana berupa

kuesioner atau panduan pertanyaan merupakan elemen yang esensial

(harus ada) untuk kepentingan pengumpulan data. Produk akhir

pengumpulan data melalui kuesioner umumnya berupa angka, tabel,

analisis statistik, dan deskripsi serta kesimpulan hasil penelitian.18 Dalam

hal ini penulis akan menyebarkan angket (kuesioner) kepada setiap

responden untuk memperoleh informasi yang relevan dengan kebutuhan

dan tujuan penelitian di mana informasi tersebut mempunyai nilai

reliability dan validity yang setinggi mungkin. Adapun jumlah pertanyaan

yang diajukan adalah 35. Dari 35 pertanyaan angket yang ada, penulis

membaginya sebagai berikut: 5 pertanyaan tentang dimensi keyakinan, 10

pertanyaan tentang dimensi praktek agama, 5 pertanyaan tentang dimensi

pengalaman, 5 pertanyaan tentang dimensi pengetahuan agama, dan 5

pertanyaan tentang dimensi konsekuensi. Sementara 5 pertanyaan lagi

tentang aktivitas agama pekerja di perusahaan.

6. Analisis Data

Dari segi kualitatif penulis memperoleh data melalui wawancara dan

observasi (pengamatan) dan dari segi kuantitatif penulis memperoleh data

melalui penyebaran angket (kuesioner). Selanjutnya data hasil penelitian yang

telah dikumpulkan angket dianalisis melalui persentase setelah ditabulasi

18 Yusuf Irianto, M.Com., op. cit., h. 46.

Page 19: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

berdasarkan jumlah frekwensi jawaban responden untuk setiap alternatif

jawaban. Sebagai pedoman untuk menganalisis data penulis menggunakan

rumus sebagai berikut:

%100×=Ρnf

Keterangan:

P = Prosentase

f = Frekwensi Jawaban

n = Jumlah sampel yang diteliti

100% = Bilangan Konstan (tetap)

7. Pedoman Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini berlandaskan pada Pedoman

Akademik Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini disesuaikan dengan pokok permasalahan

yang dibahas dan penulis membaginya dalam lima bab. Kemudian dari beberapa

bab yang ada dibagi lagi ke dalam beberapa sub-bab. Adapun sistematikanya

adalah sebagai berikut:

BAB I membahas pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II membahas kajian teori tentang keberagamaan, pekerja, dan

perusahaan BUMN. Kajian keberagamaan meliputi pengertian keberagamaan dan

dimensi-dimensi keberagamaan. Kajian pekerja meliputi pengertian pekerja,

Page 20: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

undang-undang ketenagakerjaan, dan institusi. Kajian BUMN meliputi pengertian

BUMN dan BNI sebagai perusahaan BUMN.

BAB III membahas Profil Bank BNI Syariah Cabang RS Fatmawati

Jakarta Selatan yang meliputi sejarah berdirinya, manajemen dan organisasi, visi

dan misi, dan produk BNI Syariah.

BAB IV membahas temuan dan analisa hasil penelitian yang meliputi

dimensi-dimensi keberagamaan pekerja dibagi berdasarkan lima dimensi

keberagamaan: dimensi keyakinan, dimensi praktek agama, dimensi pengalaman,

dimensi pengetahuan agama, dan dimensi konsekuensi. Serta aktivitas agama

pekerja di perusahaan.

BAB V membahas penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.

Page 21: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keberagamaan

1. Pengertian Keberagamaan

Seperti yang telah penulis utarakan sebelumnya pada BAB I bahwa

secara bahasa kata “keberagamaan” berasal dari kata “beragama” yang

mendapat awalan “ke-”. Awalan “ke-“ di sini lebih bermakna “keadaan” atau

“kondisi”. Kata “beragama” sendiri diartikan menganut (memeluk) agama,

beribadat, taat kepada agama (baik hidupnya menurut agama).19 Maka kata

“keberagamaan” dapat diartikan suatu keadaan beragama atau keadaan

menganut (memeluk) agama, keadaan beribadat, keadaan taat kepada agama

(baik hidupnya menurut agama).

Djamaluddin Ancok dalam bukunya “Psikologi Islami” memandang

keberagamaan sebagai suatu pembicaraan mengenai pengalaman atau

fenomena yang menyangkut hubungan agama dengan penganutnya, atau suatu

keadaan yang ada dalam diri seseorang (penganut agama) yang

mendorongnya untuk bertingkah laku yang sesuai dengan agamanya.20

Sebagaimana yang dikatakan Hamka bahwa keberagamaan atau religiusitas

bukanlah ‘uzlah atau kecenderungan untuk menarik diri, melainkan dia

memberikan dorongan kepada setiap orang untuk “berani hidup” tapi “tidak

takut mati”. Keberanian untuk hidup itu hanya akan timbul jika orang bisa

19 J.S. Badudu Sota Mohamad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1994), h. 11. 20 Djamaluddin Ancok, Psikologi Islami (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h. 26.

Page 22: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

menangkap makna hidup.21 Bisa dikatakan bahwa dalam hal ini keberagamaan

merupakan manifestasi atau gambaran sebuah fenomena komunikasi hamba

dengan Tuhannya yang dapat dilihat melalui tingkah lakunya.

Pendapat Djamaluddin Ancok di atas senada dengan apa yang

dikatakan oleh Muhammad Djamaluddin bahwa keberagamaan merupakan

manifestasi seberapa jauh individu penganut agama dalam meyakini,

memahami, menghayati, dan mengamalkan agama yang dianutnya dalam

kehidupan sehari-hari dalam setiap aspek kehidupan.22 Abdul Aziz Al-Bone

menambahkan bahwa keberagamaan atau religiusitas adalah ketergantungan

kepada Tuhan dan kehidupan abstrak serta komitmen kepribadian seseorang,

pengalaman dan komitmen, cara berpikir, berbuat, berperilaku moral, dan

tindakan lainnya.23 Intinya pandangan-pandangan di atas menjelaskan kepada

kita bahwa keberagamaan berarti penampakan dari sebuah abstraksi hubungan

Tuhan dengan hambanya secara perorangan. Jadi, keberagamaan di sini

sifatnya sangat individu atau personal sekali.

2. Dimensi-dimensi Keberagamaan

R. Stark dan C.Y. Glock menuliskan bahwa pada kenyataannya

pembahasan terinci tentang keberagamaan atau ekspresi agama sangat

bervariasi. Menurut mereka agama-agama yang berbeda diasumsikan

memiliki perbedaan pula dalam kepenganutannya. Penganut Katolik misalnya,

diharapkan ikut serta secara teratur dalam sakramen Katolik dan Persekutuan

21 M. Dawam Raharjo, Intelektual, Intelegensia, dan Perilaku Politik Bangsa: Risalah Cendikiawan Muslim (Bandung: Mizan, 1996), h. 375.

22 Muhammad Djamaluddin, Religiusitas dan Stres Kerja pada Polisi (Yogyakarta: UGM Press, 1995), h. 44.

23 Abdul Aziz Al-Bone, Sinopsis Disertasi: Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga, Pengendalian diri, dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dengan Religiusitas siswa pada SMU Negeri Jakarta Timur, h. 5.

Page 23: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Suci (Holy Communion), tetapi bagi pemeluk agama Islam hal itu terasa

asing. Demikian pula kewajiban setiap Muslim untuk pergi ke Mekkah, paling

tidak sekali dalam hidupnya, juga asing bagi penganut agama lain. Contoh

lain, orang Hindu pantang makan daging sapi, penganut Islam dan Yahudi

mengharamkan daging babi, Protestan Evangelis berpantang alkohol, dan

hingga sekarang penganut Katolik tidak makan daging sapi pada hari Jumat.

Namun, di luar perbedaan-perbedaan yang bersifat khusus dalam keyakinan

dan praktek tersebut, nampaknya terdapat konsensus umum dalam semua

agama di mana keberagamaan itu diungkapkan. Konsensus inilah yang

menurut pendapat R. Stark dan C.Y. Glock menciptakan seperangkat dimensi

inti dari keberagamaan itu. Setidaknya ada lima dimensi yang kesemuanya

dibedakan di mana dalam setiap dimensi aneka ragam kaidah dan unsur-unsur

lainnya dari berbagai agama di dunia dapat digolong-golongkan. Dimensi-

dimensi tersebut adalah: keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan, dan

konsekuensi-konsekuensi.24

a. Dimensi Keyakinan

Dimensi ini berisikan pengaharapan-pengharapan di mana orang

yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu, mengakui

kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan

seperangkat kepercayaan di mana para penganut diharapkan akan taat.

Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak

24 R. Stark dan C.Y. Glock, Dimesi-dimensi Keberagamaan, dalam Roland Robertson,

ed., Agama dalam Analisa dan Inerpretasi Sosiologis (PT RajaGrafindo Persada, 1993), hh. 294-295.

Page 24: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

hanya di antara agama-agama, tetapi seringkali juga di antara tradisi-

tradisi dalam agama yang sama.25

b. Dimensi Praktek Agama

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal

yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang

dianutnya. Praktek-praktek keagamaan ini terdiri dari dua kelas penting:

Ritual mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan

formal dan praktek-praktek suci yang semua agama mengharapkan para

penganutnya melaksanakan.

Ketaatan dan ritual bagaikan ikan dengan air, meski ada perbedaan

penting. Apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan khas

publik, semua agama yang dikenal juga mempunyai perangkat tindakan

persembahan dan kontemplasi personal yang relatif spontan, informal, dan

khas pribadi.26

c. Dimensi Pengalaman

Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua

agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat

jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu

waktu akan mencapai pengetahuan subyektif dan langsung mengenai

kenyataan terakhir (kenyataan terakhir: bahwa ia akan mencapai suatu

keadaan kontak dengan perantara supranatural). Dimensi berkaitan dengan

pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan

sensasi-sensasi yang dialami seorang pelaku atau didefinisikan oleh suatu

25 Ibid. 26 Ibid. hh. 295-296.

Page 25: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

kelompok keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat komunikasi,

walaupun kecil, dengan suatu esensi ketuhanan, yakni dengan Tuhan,

dengan kenyataan terakhir, dengan otoriti transendental. Mengenai hal ini,

Stark dan Glock menegaskan bahwa ada kontras-kontras yang nyata dalam

berbagai pengalaman tersebut yang dianggap layak oleh berbagai tradisi

dan lembaga keagamaan, dan agama juga bervariasi dalam hal dekatnya

jarak dengan prakteknya. Namun, setiap agama memiliki paling tidak nilai

minimal terhadap pengalaman subyektif keagamaan sebagai tanda

keberagamaan individual.27

d. Dimensi Pengetahuan Agama

Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang

beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai

dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi. Pada

dasarnya pengetahuan dan keyakinan saling berkaitan satu sama lain.

Namun demikian, keduanya tidak perlu saling bergantungan. Keyakinan

tidak perlu diikuti syarat pengetahuan, sebaliknya semua pengetahuan

agama tidak selalu bersandar pada keyakinan. Dengan kata lain, seseorang

dapat berkeyakinan kuat tanpa benar-benar memahami agamanya, atau

kepercayaan seseorang bisa saja kuat atas dasar pengetahuan agama yang

sedikit.28

e. Dimensi Konsekuensi

Berbeda dengan ke empat dimensi sebelumnya, dimensi ini

mengacu kepada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek,

27 Ibid. 28 Ibid. h. 297.

Page 26: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Istilah “kerja”

dalam pengertian teologis digunakan di sini. Walaupun agama banyak

menggariskan bagaimana pemeluknya seharusnya berpikir dan bertindak

dalam kehidupan sehari-hari, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana

konsekuensi-konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen

keagamaan atau semata-mata berasal dari agama.29

Dari kelima dimensi keberagamaan tersebut kita dapat memahami

tingkat keberagamaan seseorang. Adapun sikap keberagamaan seseorang

dapat diindikasikan melalui kerangka sebagai berikut:

a. Keterlibatan tingkat ritual (ritual involvment), yaitu tingkat sejauh

mana seseorang mengerjakan ritual agama mereka.

b. Keterlibatan ideologis (ideological involvment), yaitu tingkat sejauh

mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatis dalam agama

mereka.

c. Keterlibatan intelektual (intelectual involvment), yaitu tingkat sejauh

mana seseorang mengetahui tentang ajaran agamanya, seberapa jauh

akativitasnya dalam menambah pengetahuan agama.

d. Keterlibatan pengalaman (experiental involvment), yang menunjukkan

apakah seseorang pernah mengalami pengalaman yang spektakuler

yang merupakan kewajiban yang datang dari Tuhan.

e. Keterlibatan konsekuen (consequential involvment), yaitu tingkat

sejauh mana perilaku seseorang konsekuen dengan ajaran agamanya.

29 Ibid.

Page 27: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

B. Pekerja

1. Pengertian Pekerja

Pekerja sering diidentikkan dengan tenaga kerja atau buruh yaitu orang

yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.30

Imbalan dalam bentuk lain di sini adalah imbalan selain uang tunai.

Mengingat istilah upah identik dengan uang tunai. Dengan kata lain imbalan

tersebut dapat berupa barang dan sejenisnya.

Sementara Mohamad Syaufii Syamsuddin menyebutkan bahwa

sedikitnya ada tiga segi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

mengartikan pekerja. Pertama, dari segi perorangan, bekerja adalah gerak dari

badan dan pikiran guna memelihara kelangsungan hidup jasmani maupun

rohani. Kedua, dari segi kemasyarakatan, bekerja adalah melakukan perbuatan

untuk menghasilkan barang atau jasa guna memuaskan kebutuhan masyarakat.

Ketiga, dari segi spiritual, bekerja adalah kewajiban dan hak asasi manusia

dalam memuliakan dan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.31 Dalam

melakukan pekerjaan atau bekerja maka pekerja akan memperoleh dua

keuntungan sekaligus, yaitu keuntungan materi untuk kehidupan duniawi dan

kebaikan untuk di akhirat nanti. Syamsuddin Abdullah mengutip pendapat

Max Weber yang mengatakan bahwa dalam jiwa kapitalis pekerjaan

merupakan kegiatan yang berguna dan benar, karena kegiatan itu sendiri

30 UU RI No. 13 Tahun 2003: Tentang Ketenagakerjaan, BAB 1 (ketentuan umum),

pasal 1 ayat (2) dan (3), h. 3. 31 M. Syaufii Syamsuddin, Norma Perlindungan dalam Hubungan Industrial (Jakarta:

Sarana Bhakti Persada, 2004), h. 10.

Page 28: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

bukan semata-mata untuk mendapatkan kesenangan material.32 Bisa dikatakan

bekerja juga untuk mendapatkan kesenangan atau keuntungan spiritual.

2. Undang-undang Ketenagakerjaan dan Institusi

a. Undang-undang Ketenagakerjaan

1) Pengupahan

Tercantum dalam Pasal 88 bagian kedua tentang pengupahan:

(1) Setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh penghasilan

yang memenuhi kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.

(2) Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang

melindungi pekerja atau buruh.

(3) Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja atau buruh

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi:

a. Upah minimum;

b. Upah kerja lembur;

c. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan;

d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di

luar pekerjaannya;

e. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerja;dan

sebagainya

Juga tercantum pada Pasal 93 yang berbunyi:

32 Syamsuddin Abdullah, Agama dan Masyarakat: Pendekatan Sosiologi Agama

(Jakarta: Logos, 1997), h. 32.

Page 29: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

(1) Upah tidak dibayar apabila pekerja atau buruh tidak

melakukan pekerjaan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak

berlaku, dan pengusaha wajib membayar upah apabila:

a. Pekerja atau buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan

pekerjaan;

b. Pekerja atau buruh perempuan yang sakit pada hari

pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat

melakukan pekerjaan;

c. Pekerja atau buruh tidak masuk bekerja karena menikah,

menikahkan, mengkhitan, membaptiskan anaknya, istri

melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau istri

atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau

anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia;

d. Pekerja atau buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya

karena sedang menjalankan kewajibannya terhadap

negara;

e. Pekerja atau buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya

karena menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;

dan sebagainya

2) Fasilitas Kesejahteraan

Dalam hal ini terdapat dalam beberapa pasal di antaranya

bagian ketiga Pasal 99 tentang kesejahteraan:

Page 30: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

(1) Setiap pekerja atau buruh dan keluarga berhak untuk

memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.

(2) Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Diikuti oleh Pasal 100 tentang kesejahteraan:

(1) Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja atau buruh

dan keluarga, pengusaha wajib menyediakan fasilitas

kesejahteraan.

(2) Penyediaan fasilitas kesejahteraan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), dilaksanakan dengan memperhatikan

kebutuhan pekerja atau buruh dan ukuran kemampuan

perusahaan.

(3) Ketentuan mengenai jenis dan kriteria fasilitas kesejahteraan

sesuai dengan kebutuhan pekerja atau buruh dan ukuran

kemampuan perusahaan.

(4) Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2),

diatur dengan peraturan pemerintah.

Juga terdapat dalam Pasal 80 yaitu, perusahaan wajib

memberikan kesempatan yang secukupnya kepada pekerja atau

buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh

agamanya.

Page 31: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

3) Mogok Kerja

Terdapat dalam Pasal 137 tentang mogok kerja. Mogok

kerja sebagai hak dasar pekerja atau buruh dan serikat pekerja atau

buruh dilakukan secara sah, tertib, dan damai sebagai akibat

gagalnya perundingan.

4) Kesempatan dan Perlakuan yang Sama

Setiap pekerja atau buruh memiliki kesempatan yang sama

tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan dan setiap pekerja

atau buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa adanya

diskriminasi. Hal ini tercantum dalam Undang-undang

Ketenagakerjaan Pasal 5 dan 6 tentang kesempatan dan perlakuan

yang sama.

5) Waktu Kerja

Penetapan waktu kerja terdapat dalam beberapa pasal di

antaranya Pasal 77 Bab X tentang perlindungan pengupahan dan

kesejahteraan:

(1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.

(2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:

a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1

(satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)

minggu; atau

b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1

(satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)

minggu

Page 32: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

(3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.

(4) Ketentuan waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan

tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dengan

keputusan menteri.

Juga terdapat dalam Pasal 79 yang berbunyi:

(1) Pemerintah wajib memberikan waktu istirahat dan cuti kepada

pekerja atau buruh.

(2) Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

meliputi:

a. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah

jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus-menerus

dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja;

b. Istirahat mingguan 1 (satu) hari dalam 6 (enam) hari kerja

dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari dalam 5 (lima)

hari kerja dalam 1 (satu) minggu; dan sebagainya

b. Institusi

Institusi tentang pekerja terdapat dalam UUD 1945 Pasal 33 Bab

XIV tentang perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial, yaitu:

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas

kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

Page 33: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan pada demokrasi

ekonomi dengan prinsip keberamaan, efisien, berkeadilan, serta

dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi

nasional.

C. BUMN

1. Pengertian BUMN

Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berdasarkan UU RI

No 19/2003 tentang BUMN adalah badan usaha yang seluruhnya atau

sebagian besar modalnya dimililki oleh negara melalui penyertaan secara

langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Dalam

pengertian ini maka yang perlu dipahami adalah tidak selamanya modal

BUMN dimiliki seluruhnya oleh negara.33

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu badan usaha milik negara

yang didirikan sesuai Undang-undang No. 9 tahun 1969 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 tahun 1969 tentang

Bentuk-Bentuk Usaha Negara menjadi Undang-undang, dan badan usaha

lainnya yang didirikan dengan Undang-undang tersendiri yang terdapat unsur

kepemilikan negara.34

33 “RUU Pelayaran Tersandung Masalah Hak Pengelolaan (HPL),” artikel diakses

tanggal 7 Januari 2007, dari http://www.inaport1.co.id. 34 “Penjelasan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 4/PBI/2002 Tentang Pemantauan

Kegiatan Lalu Lintas Devisa Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan Umum,” artikel diakses tanggal 7 Januari 2007, dari http://www.bi.go.id.

Page 34: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Merupakan dominasi ekonomi di negara-negara sosialis, di mana di

negara tersebut BUMN tidak secara penuh tinggal sejarah seperti di negara

kapitalis. Tantangan yang mendasar: adaptasi lingkungan yang berubah dan

varians yang besar dibandingkan perusahaan-perusahaan barat. BUMN

memiliki keunikan sebagai perusahaan negara.35

2. BNI Sebagai BUMN

PT Bank Negara Indonesia (BNI) Persero Tbk. merupakan bank umum

pemeintah pertama yang didirikan pada tanggal 5 Juli 1946. Sejak

dilakukannya pemetaan arah perjalanan yang baru di tahun 2004, BNI

mengalami perubahan-perubahan besar, yang didorong oleh kesadaran akan

jati diri, semangat serta harapan baru yang timbul di lingkungan BNI bersama

belasan ribu orang karyawannya. Proses transformasi yang tengah

berlangsung di BNI menyentuh setiap relung kesadaran kolektif serta budaya

perusahaan dan membawanya ke arah satu tujuan bersama. Melalui

transformasi ini, BNI terus bergerak untuk menjadi sebuah anchor bank

nasional yang merupakan kebanggaan bangsa di jajaran terdepan industri

perbankan dengan pemahaman intuitif akan kebutuhan pasar yang kompetitif

dan dinamis.

Sebuah semangat kebersamaan yang baru kini sangat terasa di antara

sebagian besar dari 18.603 orang karyawan BNI. Setelah melalui

restrukturisasi, revitalisasi dan reposisi, semangat baru tersebut secara kolektif

mewakili komitmen BNI untuk merebut kembali status sebagai bank utama di

negeri ini sebagai anchor bank yang kokoh dan andal di jajaran terdepan

35 "Strategi BUMN,” artikel diakses tanggal 7 Januari 2007, dari

http://getuk.wordpress.com/2006/12/22/strategi-bumn/#more-127.

Page 35: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

industri perbankan, yang menjadi kebanggaan seluruh karyawan dan

stakeholder lainnya. Semangat yang lahir dari warisan sejarah yang kental dan

membanggakan sepanjang lebih dari setengah abad sejak kemerdekaan, terus

tumbuh bersama arah dan tekad baru yang telah dicanangkan BNI ke masa

mendatang.

Dengan keunggulan pengalaman, keterampilan, persepsi, inovasi dan

sekaligus kecermatan dalam melangkah, BNI kini merupakan salah satu

perusahaan yang terkemuka di:

Alamat Kantor Pusat BNI : PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Besar Jl. Jenderal Sudirman Kav. 1 Jakarta 10220 Indonesia email : [email protected] Otoritas Pengawas Bank : Bank Indonesia Jl. MH Thamrin No. 2 Jakarta 10110 Indonesia Telp (62-21) 381-7187 Faks (62-21) 350-1867 email : [email protected]

Diskripsi Usaha

Tahun 2004 ditandai dengan tekad dan komitmen seluruh personil BNI

untuk pulih dari berbagai kejadian yang memprihatinkan di tahun sebelumnya,

serta merebut kembali maupun menjaga kepercayaan masyarakat. Hanya

dalam hitungan hari setelah penunjukan tim Manajemen baru di bulan

Desember 2003, cetak-biru restrukturisasi BNI digelar. Dalam tempo tiga

bulan, cetak-biru tersebut dikembangkan menjadi peta navigasi komprehensif

yang merinci langkah-langkah spesifik BNI dalam tahap stabilisasi, tahap

Page 36: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

pemulihan dan akhirnya tahap transformasi BNI menjadi organisasi dinamis

serta inovatif yang dapat dibanggakan. Langkah-langkah awal BNI menuju

transformasi dimulai di paruh kedua tahun 2004. Bulan Juli 2004, sesuai

jadwal, BNI memperkenalkan identitas perusahaan baru yang menggambarkan

prospek masa depan yang lebih baik, sekaligus mencerminkan upaya

pemulihan kepercayaan diri setelah melalui tahun yang memprihatinkan.

Disamping itu, sebagai bagian dari strategi bisnisnya, BNI

meningkatkan cakupan dan ragam jalur distribusi, memperkuat pengelolaan

risiko, dan membenahi seluruh SBU (Strategic Business Unit) yang ada.

Untuk meningkatkan nilai tambah Perseroan, BNI menjalin kemitraan

strategis dengan beberapa lembaga terkemuka pada tahun 2004, termasuk

antara lain dengan Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung,

Garuda, Indosat, dan Pos Indonesia.

Hasil-hasil operasional BNI tahun buku 2004 mencerminkan

keberhasilan upaya-upaya tersebut. Laba bersih meningkat 278,25% menjadi

Rp 3,14 triliun, terutama akibat kenaikan signifikan sebesar 37,63% pada

pendapatan bunga bersih dan sebesar 35,68% pada pendapatan operasional

lainnya. Setelah pencadangan penuh atas kerugian akibat kasus L/C fiktif di

tahun 2003, BNI berupaya keras meningkatkan pendapatan di tahun 2004

untuk mengkompensasi kerugian tersebut, dengan hasil yang

menggembirakan. Pencapaian tersebut lebih signifikan bila mengingat

kontributor terbesar adalah pendapatan bunga dari kredit. Ini mencerminkan

komitmen BNI dalam mengurangi ketergantungan pada Obligasi Pemerintah

dan meningkatkan fungsi BNI di bidang intermediasi keuangan.

Page 37: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Visi & Misi

Visi BNI

Menjadi Bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja,

yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen

pasar korporasi, komersial, dan konsumer.

Misi BNI

Memaksimalkan stakeholder value dengan menyediakan solusi keuangan

yang fokus pada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer.

Values

Kenyamanan dan Kepuasan

Filosofi Logo Baru

Identitas Baru BNI – Dasar Pembuatan Desain

Identitas baru BNI merupakan hasil desain ulang untuk menciptakan suatu

identitas yang tampak lebih segar, lebih modern, dinamis, serta

menggambarkan posisi dan arah organisasi yang baru. Identitas tersebut

merupakan ekspresi brand baru yang tersusun dari simbol “46” dan kata

“BNI” yang selanjutnya dikombinasikan dalam suatu bentuk logo baru BNI.

Huruf BNI

Huruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk mencerminkan

kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan dan citra yang lebih modern. Huruf

tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan struktur yang orisinal dan

unik.

Simbol “46”

Angka 46 merupakan simbolisasi tanggal kelahiran BNI, sekaligus

Page 38: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

mencerminkan warisan sebagai sebagai bank pertama di . Dalam logo ini,

angka “46” diletakkan secara diagonal menembus kotak berwarna jingga

untuk menggambarkan BNI baru yang modern.

Palet Warna

Palet warna korporat telah didesain ulang, namun tetap mempertahankan

warna korporat yang lama, yakni turquoise dan jingga. Warna turquoise yang

digunakan pada logo baru ini lebih gelap, kuat mencerminkan citra yang lebih

stabil dan kokoh. Warna jingga yang baru lebih cerah dan kuat, mencerminkan

citra lebih percaya diri dan segar.

“46” dan “BNI” mencerminkan tampilan yang modern dan dinamis.

Sedangkan penggunakan warna korporat baru memperkuat identitas tersebut.

Hal ini akan membantu BNI melakukan diferensiasi di pasar perbankan

melalui identitas yang unik, segar, dan modern.

Budaya Perusahaan

1. BNI adalah bank umum berstatus perusahaan publik.

2. BNI berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional.

3. BNI secara terus menerus membina hubungan yang saling

menguntungkan dengan nasabah dan mitra usaha.

4. BNI mengakui peranan dan menghargai kepentingan pegawai.

5. BNI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar pegawai

melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional.

Page 39: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

BAB III

PROFIL BNI SYARIAH

A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah

PT Bank Negara Indonesia/BNI (Persero) Tbk. merupakan bank umum

pemerintah petama yang didirikan pada tanggal 5 Juli 1946. Untuk mewujudkan

visinya menjadi universal banking, BNI menjadi salah satu pelopor dalam

pengembangan syariah di Indonesia. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 10

Tahun 1998 yang memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan

syariah, BNI membuka layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah

dengan konsep dual system banking yakni dua layanan perbankan, umum dan

syariah sekaligus. Diawali dengan pembentukan Tim Bank Syariah di tahun 1999,

Bank Indonesia (BI) kemudian memberikan izin prinsip dan usaha untuk

beroperasinya Unit Usaha Syariah. BNI menerapkan strategi mengembangkan

jaringan cabang syariah sebagai berikut: Pertama, tepatnya tanggal 29 April 2000

BNI membuka lima kantor cabang syariah sekaligus di kota-kota potensial, yakni

Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin. Kedua, tahun 2001

BNI kembali membuka empat kantor cabang syariah yang difokuskan di kota-kota

besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Makasar, dan Padang. Ketiga, seiring

dengan perkembangan bisnis, dengan banyaknya permintaan masyarakat untuk

layanan perbankan syariah, tahun 2002 BNI membuka dua kantor cabang syariah

baru di Medan dan Palembang. Keempat, di awal tahun 2003, dengan

pertimbangan load bussiness yang makin meningkat sehingga menuntut

Page 40: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

peningkatan layanan kepada masyarakat, BNI meakukan relokasi kantor cabang

pembantu syariah di Jepara.

Dari awal beroperasi hingga kini, BNI Syariah menunjukkan pertumbuhan

usaha yang signifikan. Aset meningkat dari 160 milyar rupiah pada tahun 2001

menjadi 460 milyar rupiah pada tahun 2002. Seiring dengan itu, kinerja usaha

juga mengalami peningkatan dengan pencapaian laba sebesar 7,2 milyar rupiah

pada tahun 2002, sedagkan pada tahun 2001 masih mengalami kerugian sebesar

3,1 milyar rupiah. Dana pihak ketiga yang dapat dihimpun meningkat menjadi

205 milyar rupiah, naik sebesar 88% dibandingkan tahun 2001. Sektor

pembiayaan juga meningkat sebesar 63 % menjadi 292,9 milyar rupiah. Data di

atas menunjukkan bahwa perbankan syariah memiliki prospek yang baik dan akan

terus berkembang di masa yang akan datang.36

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) Syariah adalah lembaga

keuangan yang kegiatan operasional atau usahanya adalah menjalankan fungsi

sebagai lembaga intermediasi. BNI Syariah juga menawarkan jasa dalam bidang

keuangan lainnya dalam rangka kelancaran lalu lintas pembayaran dan kegiatan

bisnis pada umumnya. Dengan demikian, kegiatan usaha BNI Syariah secara

mendasar menjalankan fungsi penghimpunan dana, penyaluran dana, dan jasa

keuangan.

B. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi Bank Syariah yang menguntungkan bagi BNI dan terpercaya

bagi umat Muslim dengan bersungguh-sungguh menjalankan kegiatan

36 Profil Perusahaan BNI Syariah, Jakarta, 2002.

Page 41: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah berlandaskan Al-Quran dan

Hadis.

2. Misi

a. Melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip syariah

Islam.

b. Memberikan mutu pelayanan yang unggul kepada nasabah dengan

sistem front end & otomasi online.

c. Meningkatkan kualitas bisnis di segmen pasar usaha ritel.

d. Memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap laba BNI secara

keseluruhan.37

Untuk merealisasikan visi dan misi tersebut, BNI melaksanakan

planning process secara bertahap di tingkat perusahaan sampai ke unit-unit

generasional, yang berfungsi sebagai pedoman bagi manajemen dalam

menjalankan kegiatan usaha. Di antaranya berupa perencanaan jangka panjang

(long range planning) melalui penyusunan corporate plan yang merupakan

perencanaan lima tahunan, dan kemudian dijabarkan dalam perencanaan

jangka pendek atau tahunan berupa bussiness plan. Selain itu, untuk mencapai

visi dan misi yang telah ditetapkan BNI menggunakan strategi melalui

penerapan Strategic Bussiness Unit (SBU) untuk menuku universal banking.

Ada lima unit bisnis strategis yang menjadi fokus pengembangan pada saat

ini, meliputi unit bisnis korporat, ritel, internasional, tresuri, dan perusahaan

anak.38

37 Ibid., h. 6. 38 Ibid.

Page 42: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

C. Manajemen dan Organisasi BNI Syariah

1. Sistem Manajemen BNI Syariah

Sistem manajemen BNI Syariah adalah Branch Banking System, di

mana ada kantor pusat dan beberapa cabang di kota-kota lain. Secara

struktural kantor cabang berhubungan dan dikendalikan oleh kantor pusat.

Artinya ada kontrol intern dari pusat. Tetapi, mengenai kegiatan operasional

diserahkan pada kantor cabang. Namun, tetap ada batas kewenangan yang

jelas dan mantap terutama dalam pemberian pembiayaan yaitu sampai batas

Rp 500 juta merupakan kewenangan kantor cabang, di atas batas itu

merupakan kewenangan kantor pusat.39

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi BNI Syariah terdiri dari Dewan Pengawas Syariah,

Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan Unit Usaha Syariah. Dewan Direksi

terdiri dari Direktur Utama dan Direktur Ritel. Unit Usaha Syariah terdiri dari

lima bagian yaitu: Bagian Kelompok Perbankan Syariah, Bagian Pengelolaan

Penyeliaan Bisnis Syariah, dan Bagian Umum. Di bawah Bagian Pengelolaan

Penyeliaan Bisnis Syariah terdapat Cabang Syariah beserta bisnis

operasionalnya.

Sebagai bank syariah, maka pada struktur organisasi terdapat Dewan

pengawas Syariah yang bertugas mengarahkan, memeriksa, dan mengawasi

kegiatan bank guna menjamin bahwa bank telah beroperasi sesuai dengan

aturan dan prinsip syriah Islam.40

39 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 1 Maret 2007. 40 Profil Perusahaan BNI Syariah, Jakarta, 2002,.h. 12.

Page 43: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

STRUKTUR ORGANISASI BNI SYARIAH

Rapat Umum

Pemegang SahamPT Bank Negara

Indonesia

Dewan Pengawas

Syariah

Direktur Utama

Direktur Ritel

Unit Usaha Syariah

Kelompok Perbankan

Syariah

Dewan Komisaris

Bagian Umum Pengelolaan Penyeliaan Bisnis

Syariah

Cabag Syariah

Kontrol Intern Unit Pemasaran Bisnis

Bisnis Operasional

Unit Pelayanan Nasabah

Unit Operasional

Pengelolaan Pengembangan Bisnis Syariah

Pengelolaan Penunjang Bisnis

Syariah

Pengelolaan, Tresusi, Dan Investment

Page 44: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

D. Produk-produk BNI Syariah

1. Produk Dana

a. Giro Wadiah

Adalah simpanan dana dalam bentuk giro dengan prinsip wadiah

yad dhamanah untuk mendukung aktivitas usaha.

b. Tabungan Mudharabah

Adalah simpanan dalam bentuk tabungan dengan prinsip

mudharabah muthalaqah yang dapat diambil dan disetor kapan saja,

online di seluruh cabang BNI, serta dapat memanfaatkan seluruh ATM

BNI di seluruh Indonesia. Penabung yang merupakan shahib al mal akan

mendapatkan bagi hasil yang menarik dari hasil usaha BNI Syariah.

c. Deposito Mudharabah

Adalah simpanan atau investasi dalam bentuk deposito dengan

prinsip mudharabah muthalaqah yang memberikan bagi hasil yang

menarik dan menguntungkan.

d. THI Mudharabah

Adalah tabungan haji yang akan membantu mewujudkan niat untuk

menunaikan ibadah haji.41

2. Produk Pembiayaan

a. Murabahah

Adalah pembiayaan dengan prinsip jual-beli barang dengan harga

asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati oleh pihak bank selaku

penjual dan nasabah selaku pembeli. Pembayaran dapat dilakukan secara

41 Ibid., hh. 13-14.

Page 45: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama. Pembiayaan ini cocok untuk

yang membutuhkan tambahan aset namun kekurangan dana untuk

melunasinya sekaligus.

b. Mudharabah

Adalah pembiayaan atas dasar bagi hasil sesuai dengan

kesepakatan. Pembiayaan ini dapat disalurkan untuk berbagai jesia usaha

yakni perdagangan, perindustrian, pertanian, dan jasa.

c. Musyarokah

Adalah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang proporsinya

disesuaikan dengan proporsi penyertaan. Cocok bagi yang telah memiliki

usaha dan bermaksud untuk mengembangkannya namun masih

kekurangan dana.

d. Ijarah Bai’ut Takjiri

Adalah pembiayaan dengan prinsip sewa-beli. Pembiayaan ini

cocok untuk yang menginginkan tambahan aset yang diperoleh melalui

sewa yang pada akhirnya bertujuan untuk mengalihkan kepemilikan aset

tersebut.

3. Produk Jasa

a. Kiriman Uang

Dengan failitas online BNI Syariah, nasabah dapat melakukan

pengiriman uang atau transfer kepada rekan bisnis atau keluarga, antar

cabang BNI Syariah atau konvensional secara cepat “secepat kedipan

mata”.

Page 46: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

b. Inkaso

Bagi yang membutuhkan penagihan warkat-warkat yang berasal

dari kota lain secara cepat dan aman.

c. Garansi Bank

Bagi yang membutuhkan perjanjian kepada rekan bisnis untuk

keperluan tender proyek, pelaksanaan proyek, dan sebagainya.42

E. Profil Responden

Proses perekrutan dan seleksi karyawan BNI Syariah ada lima tahap:

1. Seleksi administrasi, adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon

karyawan, yang di dalamnya menggambarkan kriteria karyawan adalah:

a. Usia maksimal 26 tahun

b. Pendidikan D3/S1, Indeks Prestasi Minimal 2,80

c. Tinggi badan untuk wanita minimal 155 cm, dan pria minimal 160 cm

2. Tes Kemampuan Bahasa Inggris

3. Tes Psikologi/Phsicotest

4. Tes Wawancara/Interview

5. Tes Kesehatan

Dari 100 populasi penulis mengambil 20 responden yang dipilih secara

acak yang memiliki karakteristik berdasarkan jenis kelamin, laki-laki berjumlah

16 orang (80 %) dan perempuan berjumlah 4 orang (20 %). Berdasarkan tingkat

pendidikan, S1 berjumlah 15 orang (75 %) dan S2 berjumlah 5 orang (25 %).

Sedangkan berdasarkan status kerja mereka kesemuanya (100 %) merupakan

pekerja tetap.

42 Ibid., hh. 15-17.

Page 47: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA HASIL PENELITIAN

A. Dimensi-dimensi Keberagamaan Pekerja

Dengan berpedoman pada teori R. Stark dan C.Y. Glock tentang lima

dimensi keberagamaan yaitu: dimensi keyakinan, dimensi praktek agama, dimensi

pengalaman, dimensi pengetahuan agama, dan dimensi konsekuensi, maka

temuan penelitian ini penulis sesuaikan dengan kelima dimensi tersebut. Dari 35

pertanyaan angket yang ada, penulis membaginya sebagai berikut: 5 pertanyaan

tentang dimensi keyakinan, 10 pertanyaan tentang dimensi praktek agama, 5

pertanyaan tentang dimensi pengalaman, 5 pertanyaan tentang dimensi

pengetahuan agama, dan 5 pertanyaan tentang dimensi konsekuensi. Sementara 5

pertanyaan lagi tentang aktivitas agama pekerja di perusahaan.

Berikut ini adalah analisa data kelima dimensi keberagamaan pekerja

ditambah aktivitas agama pekerja di perusahaan yang penulis peroleh melalui

penyebaran angket kepada dua puluh responden yang terpilih.

1. Dimensi Keyakinan

Dari jawaban kedua puluh responden terhadap angket yang disebarkan

dapat dilihat bahwa kadar keyakinan agama mayoritas mereka sangat tinggi.

Rata-rata mereka menjawab sangat percaya dari lima pertanyaan mengenai

keyakinan. Tingkat keyakinan mereka dapat dilihat dari beberapa tabel berikut

ini ditambah dengan penuturan beberapa responden sendiri. Mengenai

keyakinan terhadap rukun iman, kedua puluh responden (100 %) sangat

percaya terhadap rukun iman. Perhatikan tabel berikut ini:

Page 48: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Tabel 1 Keyakinan Terhadap Rukun Iman

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Percaya 20 100 % B Percaya - - C Kurang Percaya - - D Tidak Percaya - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat keyakinan mereka

terhadap rukun iman sangat tinggi. Ternyata mereka sangat memegang teguh

keyakinan terhadap hal-hal sakral atau suci dan gaib. Seperti penuturan

responden berikut ini:

“Percaya. Karena iman berarti percaya, maka kita wajib percaya akan adanya Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Rasulullah, Hari Akhir, dan

Takdir.” 43

Sebenarnya alasan sederhana mengapa responden begitu yakin

terhadap rukun iman adalah karena merupakan kewajiban. Keyakinan

responden bisa juga karena pemahaman mereka tentang iman itu sendiri

seperti penuturan responden di atas. Di dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat

3 disebutkan:

بالغيب… منونيؤ ين لذ ا…

“...yaitu orang-orang yang percaya dengan hal gaib...”44

Yang dimaksud hal gaib tersebut tidak lain adalah keenam rukun iman yaitu:

percaya kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah (tidak hanya Al-Quran tapi

juga kitab suci agama lain—pen.), Rasulullah, Hari Akhir, dan Takdir.

43 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007. 44 Q.S. Al-Baqarah ayat 3.

Page 49: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Begitu juga mengenai keyakinan terhadap segala sesuatu yang datang

dari Allah akan kembali kepada Allah, kedua puluh responden (100 %) sangat

percaya. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 2 Keyakinan Terhadap Segala Yang Datang dari Allah

Akan Kembali Kepada Allah No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Percaya 20 100 % B Percaya - - C Kurang Percaya - - D Tidak Percaya - -

Jumlah 20 100 %

Ini sama halnya dengan keyakinan terhadap rukun iman. Mereka

begitu yakin akan segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan milik Allah

dan akan kembali kepada Allah sewaktu-waktu. Hal ini dibuktikan oleh

penuturan responden berikut ini:

“Saya percaya banget bahwa semua yang ada di dunia ini milik Allah, karena Allah sendiri yang menciptakan segalanya, termasuk kita sendiri.

Makanya, suatu saat Allah pasti akan mengambil kembali segala miliknya.”45

Segala sesuatu yang ada di alam ini milik Allah karena Dia yang

menciptakan. Maka, Allah berhak untuk berbuat apa saja terhadap milik-Nya

itu. Termasuk menarik kembali segala sesuatu yang telah diturunkan-Nya ke

alam ini. Peristiwa kematian merupakan satu contoh yang mengingatkan

kepada kita betapa Allah pasti akan mengambil kembali apa yang telah Dia

ciptakan atau turunkan ke alam ini. Itulah mengapa Allah memerintahkan

keapada kita, ketika terjadi musibah, apalagi kematian, maka kita harus

mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rajiun, segalanya dari Allah dan akan

kembali kepada Allah.

45 Ibid.

Page 50: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Sementara mengenai keyakinan terhadap surga dan neraka 17 orang

(85 %) sangat percaya dan 3 orang (15 %) percaya. Perhatikan tabel berikut

ini:

Tabel 3 Keyakinan Terhadap Surga dan Neraka

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Percaya 17 85 % B Percaya 3 15 % C Kurang Percaya - - D Tidak Percaya - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden sangat

mempercayai adanya surga dan neraka. Ada juga beberapa orang yang sekedar

percaya. Hal ini bisa disebabkan karena mereka tidak terlalu menganggap

penting keberadaan surga dan neraka itu. Sebagaimana penuturan responden

berikut ini:

“Saya percaya aja adanya surga dan neraka. Meski saya nggak tau banyak tentang surga dan neraka itu.”46

Terkadang memang orang tidak mau ambil pusing tentang seluk beluk

surga dan neraka. Mereka cukup percaya saja. Bahkan mereka tidak peduli

akan ke mana mereka nanti dimasukkan. Setiap orang pasti sangat

mendambakan berada di surga pada kehidupan akhirat nanti. Namun, beberapa

orang memiliki pemikiran bahwa apapun yang mereka lakukan di dunia ini

biarlah Tuhan yang menilainya, biarlah Tuhan yang mengaturnya.

Mengenai keyakinan terhadap ajaran-ajaran agama yang mereka

peroleh 18 orang (90 %) sangat percaya dan 2 orang (10 %) menjawab

percaya. Perhatikan tabel berikut ini:

46 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007.

Page 51: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Tabel 4 Keyakinan Terhadap Ajaran Agama

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Percaya 18 90 % B Percaya 2 10 % C Kurang Percaya - - D Tidak Percaya - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sama halnya dengan keyakinan

terhadap surga dan neraka, mayoritas responden sangat mempercayai ajaran-

ajaran agama yang mereka peroleh. Beberapa orang mengaku cukup percaya.

Seperti yang dikatkan oleh responden berikut ini:

“Saya percaya. Selama ajaran agama yang saya peroleh tidak menyesatkan saya.”47

Itu berarti bahwa keyakinan mereka terhadap ajaran-ajaran agama

yang mereka peroleh berdasarkan pertimbangan dampak dari ajaran-ajaran

agama itu sendiri. Terlepas dari apakah mereka benar-benar meyakininya dan

apakah mereka benar-benar mengamalkan ajaran-ajaran agama yang mereka

peroleh.

Sedangkan mengenai pengabulan doa 12 orang (60 %) sangat percaya,

6 orang (30 %) percaya, dan 2 orang (10 %) kurang percaya. Perhatikan tabel

berikut ini:

Tabel 5 Keyakinan Terhadap Pengabulan Doa

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Percaya 12 60 % B Percaya 6 30 % C Kurang Percaya 2 10 % D Tidak Percaya - -

Jumlah 20 100 %

47 Ibid.

Page 52: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa keyakinan terhadap pengabulan

doa lebih beragam dibandingkan dengan keyakinan-keyakinan terhadap empat

hal sebelumnya. Meski banyak yang sangat percaya akan pengabulan doa, ada

beberapa yang cukup percaya, bahkan ada juga yang kurang percya. Seperti

penuturaan responden berikut ini:

“Saya agak kurang percaya. Karena saya sering berdoa tapi jarang terkabul. Mungkin saya doanya kurang ikhlas kali ya.”48

Alasan ini mengesankan adanya keputusasaan akan doa-doa yang

jarang terkabul. Itu bisa saja karena mereka kurang ikhlas dalam berdoa. Atau

mereka belum mengerti benar makna sebenarnya tentang doa itu.

Dari data di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satu pun renponden

yang tidak percaya sama sekali terhadap keyakinan mereka. Hanya saja ada

beberapa responden yang cukup percaya dan kurang percaya, namun itupun

persentasenya sangat kecil jika dibandingkan dengan yang sangat percaya

terhadap keyakinan tersebut. Sedangkan untuk mengetahui rata-rata responden

yang sangat percaya melalui perhitungan sebagai berikut:

Rata-rata = (100 % + 100 % + 85 % + 90 % + 60 %) : 5 = 435 : 5 = 87 %

Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa 87 % dari kedua puluh

responden sangat percaya terhadap rukun iman, segala sesuatu datang dari

Allah dan akan kembali kepada Allah, surga dan neraka, ajaran agama, serta

pengabulan doa.

48 Ibid.

Rata-rata = Jumlah persentase responden yang menjawab Sangat Percaya : Jumlah Pertanyaan

Page 53: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

2. Dimensi Praktek Agama

Berbeda dengan keyakinan agama, dimensi praktek agama responden

lebih beragam lagi. Penulis pun membedakan dimensi ini dengan dimensi-

dimensi yang lain. Penulis memberikan sepuluh petanyaan tentang dimensi

yang satu ini karena penulis berpikir dimensi ini merupakan yang paling

menonjol dibandingkan dengan dimensi-dimensi yang lain.

Dalam mengerjakan shalat lima waktu, 18 orang (90 %) selalu

mengerjakannya dan 2 orang (10 %) sering. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 6 Praktek Shalat Lima Waktu

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu 18 90 % B Sering 2 10 % C Kadang-kadang - - D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa di tengah-tengah kesibukan

mereka bekerja, mayoritas responden masih bisa mempertahankan kerutinan

dalam mengerjakan shalat lima waktu. Untuk ibadah yang terbilang paling

wajib ini seolah tidak ada alasan bagi mereka untuk meninggalkannya.

Sebagaimana penuturan responden berikut ini:

“Ya. Saya selalu ngerjain shalat lima waktu. Kan wajib. Karena sholat itu tiang agama, dan untuk menegakkan agama maka kita harus mendirikan

shalat.”49

Dengan alasan bahwa shalat itu tiang agama, mengharuskan responden

untuk tidak meninggalkannya. Sungguh sebuah komitmen yang sangat kuat

49 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007.

Page 54: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

sekali bagi sebagian orang. Hanya saja ada beberapa responden yang mengaku

jarang mengerjakan shalat. Seperti responden berikut ini:

“Saya mengerjakan shalat lima waktu kalo nggak ada halangan (menstruasi—pen.).”50

Bagi perempuan, menstruasi memang merupakan halangan biologis

yang tidak bisa dipungkiri, disamping halangan-halangan lain seperti sakit.

Maka wajar saja bila intensitas ibadah mereka tidak terlalu rutin. Artinya, ada

waktu-waktu tertentu di mana mereka tidak bisa melakukan kewajiban agama

karena memang pada saat itu tidak diperbolehkan atau tidak memungkinkan

untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan agama.

Ketika ditanya perihal mengerjakan shalat secara berjamaah, 10 orang

(50 %) selalu mengerjakannya, 6 orang (30 %) sering, dan 2 orang (10 %)

kadang-kadang. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 7 Praktek Shalat Berjamaah

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu - - B Sering 11 55 % C Kadang-kadang 9 45 % D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kecenderungan responden untuk

mengerjakan shalat berjamaah tidak terlalu tinggi. Artinya, tidak ada satu pun

responden yang benar-benar rutin mengerjakan shalat secara berjamaah.

Alasan yang logis memang tidak selamanya ketika mengerjakan shalat ada

orang lain yang sedang mengerjakan juga pada tempat yang sama. Seperti

penuturan responden berikut ini:

50 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007.

Page 55: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

“Tergantung ya. Kalau memang sedang tidak sendiri, saya selalu menyempatkan diri untuk shalat wajib secara berjamaah meskipun hanya

berdua ataupun masbuk atau terlambat jamaah. Kan pahalanya lebih besar.”51

Allah memang memberikan nilai lebih bagi hamba-hamba-Nya yang

mengerjakan shalat secara berjamaah. Bahkan ada dalil yang mengatakan

bahwa shalat berjamaah hanya berdua saja sudah lebih baik daripada shalat

sendiri.

Sementara dalam mengerjakan shalat sunah selain shalat wajib, 5

orang (25 %) selalu mengerjakannya, 10 orang (50 %) sering, dan 5 orang (25

%) kadang-kadang. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 8 Praktek Shalat Sunah

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu 5 25 % B Sering 10 50 % C Kadang-kadang 5 25 % D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam mengerjakan shalat-shalat

sunah selain shalat wajib tidak selamanya sejalan dengan pengerjaan shalat

wajib itu sendiri. Kerutinan mereka dalam mengerjakan shalat wajib tidak

terlalu diimbangi dengan shalat sunah. Mungkin karena tingkat kekuatan

hukum shalat sunah yang memang tidak wajib. Bisa dikatakan mereka

menganggap shalat sunah sekedar pelengkap shalat wajib saja. Hanya

beberapa orang yang selalu mengiringi shalat wajib dengan shalat sunah.

Kebanyakan lebih jarang mengerjakannya. Sebagaimana penuturan responden

berikut ini:

51 Wawancara Pribadi dengan A. Rivai, Analis Pengelolaan Pengembangan Produk dan

Sisdur BNI Syariah, Jakarta, 14 Maret 2007.

Page 56: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

“Jarang. Kalau lagi mau saja. Kalau lagi nggak mood ya yang wajib saja lah. Yang penting yang wajib nggak ketinggalan.”52

Dengan alasan psikoligis, responden ini mengerjakan shalat sunah

hanya kalau sedang ingin saja. Yang pasti ibadah wajib tetap rutin dikerjakan.

Ada juga responden yang kadang-kadang saja melakukannya. Seperti

diutarakan responden berikut ini:

“Kadang-kadang sih. Sama, kalo lagi sempet aja.”53

Ini menandakan bahwa dalam mengerjakan shalat sunah masih

mempertimbangkan waktu juga. Terkadang memang bagi sebagian orang yang

terlalu sibuk kesempatan untuk mengerjakan shalat sunah jarang didapat. Bagi

mereka asal sudah mengerjakan yang wajib saja sudah cukup.

Begitu juga dengan pengerjaan wirid dan doa, 5 orang (25 %) selalu

mengerjakannya, 10 orang (50 %) sering, dan 5 orang (25 %) kadang-kadang.

Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 9 Praktek Wirid dan Doa

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu 5 25 % B Sering 10 50 % C Kadang-kadang 5 25 % D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa wirid dan doa pun tidak

selamanya mengiringi shalat. Terbukti hanya beberapa orang saja yang rutin

mengiringi shalat dengan wirid dan doa. Lebih banyak dari mereka yang

52 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007. 53 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007.

Page 57: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

jarang melakukannya bahkan kadang-kadang. Simak penuturan responden

berikut ini:

“Wirid juga saya kadang-kadang. Kalo lagi buru-buru, biasanya saya cuma baca doa aja.”54

Kebanyakan responden menganggap bahwa wirid terlalu memakan

waktu. Makanya, mereka terkadang saja melakukannya. Namun demikian,

mereka tetap berdoa setelah shalat. Artinya, setelah shalat mereka tidak benar-

benar langsung meninggalkan tempat.

Dalam mengerjakan puasa Ramadhan, 16 orang (80 %) selalu

mengerjakannya dan 4 orang (20 %) sering. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 10 Praktek Puasa Ramadhan

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu 16 80 % B Sering 4 20 % C Kadang-kadang - - D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden rutin

mengeerjakan pusa Ramadhan. Namun, lagi-lagi beberapa orang jarang

melakukan ibadah tahunan ini. Terlebih bagi perempuan yang memiliki

halangan khusus. Misalnya responden berikut ini:

“Selalu mengerjakannya kalo nggak ada halangan.”55

Halangan seperti ini bukan berarti menyebabkan responden tidak

mengerjakan puasa Ramadhan sebulan penuh. Proses menstruasi yang terjadi

pada waktu yang beragam masih memungkinkan bagi responden untuk

mengerjakan puasa Ramadhan. Meskipun hanya beberapa hari sebelum atau

54 Ibid. 55 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007.

Page 58: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

sesedah masa menstruasi datang. Sisanya, mereka harus mengganti utang

puasa pada waktu lain.

Sementara dalam mengerjakan puasa sunah selain Ramadhan, 10 orang

(50 %) selalu mengerjakannya, 6 orang (30 %) sering, dan 4 orang (20 %)

kadang-kadang. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 11 Praktek Puasa Sunah

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu 10 50 % B Sering 6 30 % C Kadang-kadang 4 20 % D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa separuh dari seluruh responden

rutin melengkapi puasa wajib dengan puasa-puasa sunah. Mereka beralasan

karena sudah menjadi kebiasaan sejak lama. Seperti penuturan responden

berikut ini:

“Ya. Saya juga rutin mengerjakan puasa sunah senin-kamis. Sudah biasa dari dulu. Selain buat menambah pahala, kan buat melatih kesabaran

juga.”56

Bagi sebagian orang, kebiasaan melakukan puasa memang diakui

dapat melatih kesabaran bahkan mengendalikan hawa nafsu. Responden di

atas adalah salah satunya. Terlebih bagi pekerja yang dituntut kinerja yang

optimal bagi perusahaan tempat mereka bekerja. Namun, ada beberapa

responden yang mengaku jarang, bahkan kadang-kadang, bahkan hampir tidak

pernah mengerjakan puasa-puasa sunah. Alasan klasik, karena tidak tahan

56 Wawancara Pribadi dengan A. Rivai, Analis Pengelolaan Pengembangan Produk dan

Sisdur BNI Syariah, Jakarta, 14 Maret 2007.

Page 59: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

puasa bukan pada bulan puasa dan bukan puasa wajib. Seperti penuturan

responden berikut ini:

“Hampir nggak pernah. Suka nggak tahan sih. Soalnya bukan puasa wajib. Masa yang lain nggak puasa saya puasa. Kecuali lagi “bayar utang”

saya bela-belain deh.”57

Dalam menunaikan zakat fitrah, kedua puluh responden (100 %) selalu

menunaikan. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 12 Praktek Zakat Fitrah

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu 20 100 % B Sering - - C Kadang-kadang - - D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua responden pernah

kompromi untuk urusan menunaikan zakat fitrah. Bagi mereka zakat fitrah

merupakan satu kewajiban yang sangat tidak bisa ditinggalkan, kecuali

mereka benar-benar tidak mampu untuk menunaikannya. Simak penuturan

responden berikut ini:

“Wah... kalo yang satu ini nggak bisa nggak nih. Apalagi saya merasa mampu ya. Kan buat bersihin harta kita juga.”58

Mayoritas mereka beranggapan bahwa orang seperti mereka yang

jelas-jelas memiliki penghasilan sangat tidak mungkin untuk tidak

menuniakan zakat fitrah setahun sekali. Bahkan mungkin bagi orang yang

keberagamaannya sangat rendah pun tidak mau ketinggalan untuk menunaikan

57 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007. 58 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007.

Page 60: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

kewajiban yang satu ini. Apapun alasan mereka, selama mereka masih mampu

untuk menunaikan zakat fitrah, mereka pasti menyanggupinya.

Sementara dalam bersedekah atau beramal selain zakat fitrah, 10 orang

(50 %) selalu bersedekah atau beramal, 6 orang (30 %) sering, dan 4 orang (20

%) kadang-kadang. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 13 Praktek Sedekah atau Amal

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu 10 50 % B Sering 6 30 % C Kadang-kadang 4 20 % D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa berbeda dengan zakat fitrah,

kecenderungan responden untuk bersedekah atau beramal lebih kecil lagi

dibandingkan dengan zakat fitrah, lagi-lagi karena kadar hukum yang memang

tidak wajib. Sebagian mereka mengaku selalu menyisihkan sebagian rezeki

mereka untuk disedekahkan atau diamalkan atau disumbangkan kepada pihak

yang membutuhkan seperti pengemis, sumbangan-sumbangan masjid, dan

lain-lain, seperti penuturan responden berikut ini:

“Setiap hari saya selalu menyisihkan sedikit rezeki untuk saya amalkan atau sedekahkan. Entah untuk pengemis atau juga sumbangan masjid.”59

Responden tersebut seakan sudah mempersiapkannya karena memang

sudah menjadi kebiasaan. Namun, ada juga yang melakukannya terkadang

saja. Seperti penuturan responden berikut ini:

Kadang-kadang. Kalo lagi ada uang receh saya suka kasih pengemis atau orang yang minta sumbangan masjid.60

59 Ibid. 60 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007.

Page 61: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Untuk membaca Al-Quran, 10 orang (50 %) selalu membaca, 6 orang

(30 %) sering, dan 4 orang (20 %) kadang-kadang. Perhatikan tabel berikut

ini:

Tabel 14 Praktek Membaca Al-Quran

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu 10 50 % B Sering 6 30 % C Kadang-kadang 4 20 % D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebiasaan responden membaca

Al-Quran memiliki frekwensi yang sama dengan bersedekah atau beramal.

Separuh dari mereka selalu membaca Al-Quran setiap hari bahkan setiap ada

kesempatan. Seperti penuturan responden berikut ini:

“Setiap hari saya selalu rutin membaca Al-Quran. Bahkan kadang-kadang di sela-sela jam kerja saya selalu membacanya. Jadi, tidak hanya di

rumah saja.”61

Sementara beberapa orang mengaku membaca Al-Quran hanya

menjadi kebiasaan masa kecil saja. Sehingga, saat ini kebiasaan membaca Al-

Quran sudah berkurang. Seperti penuturan responden berikut ini:

“Baca Al-Quran? Kayaknya sudah agak jarang deh. Waktu kecil sih iya, setiap hari mengaji terus. Sekarang sudah sibuk kali ya, paling kalau

sempat saja.”62

Sedangkan dalam berzikir, 10 orang (50 %) selalu berzikir setiap saat,

8 orang (40 %) sering, dan 2 orang (10 %) kadang-kadang. Perhatikan tabel

berikut ini:

61 Wawancara Pribadi dengan A. Rivai, Analis Pengelolaan Pengembangan Produk dan

Sisdur BNI Syariah, Jakarta, 14 Maret 2007. 62 Wawancara Pribadi dengan Wahyu Avianto, Pengelola Pengembangan Produk dan

Sisdur BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007.

Page 62: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Tabel 15 Praktek Zikir

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu 10 50 % B Sering 8 40 % C Kadang-kadang 2 10 % D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hanya separuh dari semua

responden yang selalu berzikir setiap hari setiap saat. Seperti penuturan

reponden berikut ini:

“Selalu. Setiap hari saya selalu berzikir mengingat Allah. Kadang-kadang sambil kerja sambil zikir.”63

“Ya. Saya juga selalu berzikir setiap hari. Buat saya waktu senggang

sangat baik dimanfaatkan untuk berzikir mengingat Allah.”64

Sisanya hanya pada waktu-waktu tertentu. Seperti penuturan

responden berikut ini:

“Kalo zikir paling habis shalat aja. Itu juga kadang-kadang.”65

Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata intensitas praktek agama

responden sangat rutin. Perhatikan perhitungan berikut ini:

Rata-rata = (90 % + 0 % + 25 % + 25 % + 80 % + 50 % + 100 % + 50 % + 50 % + 50 %) : 10

= 520 : 10 = 52 %

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa 52 %, atau bisa dikatakan

separuh dari kedua puluh responden, selalu mengerjakan praktek agama.

63 Ibid. 64 Wawancara Pribadi dengan A. Rivai, Analis Pengelolaan Pengembangan Produk dan

Sisdur BNI Syariah, Jakarta, 14 Maret 2007. 65 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007.

Rata-rata = Jumlah persentase responden yang menjawab Selalu : Jumlah Pertanyaan

Page 63: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Sementara beberapa persen mengindikasikan ketidakrutinan responden

dalam mengerjakan praktek agama. Hal ini disebabkan karena waktu yang

terbatas, beberapa halangan khusus bagi responden dengan jenis kelamin

perempuan juga mempengaruhi rutinitas praktek tersebut, di samping faktor

kebiasaan yang terkadang responden harus beribadah seadanya saja atau hanya

mengerjakan yang wajib saja ketimbang yang sunah. Ditambah faktor

psikologis yang kadang-kadang ibadah dilakukan berdasarkan pertimbangan

mood atau perasaan juga.

3. Dimensi Pengalaman

Pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan keberagamaan

responden mungkin menjadi hal yang menarik karena hal inilah yang

terkadang mempengaruhi keyakinan agama seseorang. Dari 20 orang yang

ditanyakan mengenai pengalaman-pengalaman yang memberikan perubahan

terhadap keberagamaan mereka, 3 orang (15 %) sering mengalaminya, 12

orang (60 %) kadang-kadang, dan 5 orang (25 %) tidak pernah mengalaminya.

Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 16 Pengalaman Yang Merubah Keberagamaan

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu - - B Sering 3 15 % C Kadang-kadang 12 60 % D Tidak Pernah 5 25 %

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun responden

yang selalu mengalami kejadian-kejadian yang merubah keberagamaan

mereka. Hanya beberapa orang yang sering mengalaminya. Kebanyakan

mengalaminya kadang-kadang saja.. Seperti penuturan responden berikut ini:

Page 64: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

“Saya pernah mengalaminnya waktu jaman-jamannya sinetron religius. Setelah sering nonton itu saya jadi berubah, padahal sebelumnya saya tuh

kurang taat sama agama. Hehehe... Tapi sekarang alhamdulillah, saya merasa mendapat petunjuk dari nonton tayangan-tayangan religius di tv.”66

Responden tersebut mrupakan satu contoh orang yang masih bisa

tergugah hatinya untuk menerima petunjuk Allah dalam merubah

keberagamaannya. Terkadang memang petunjuk itu bisa datang dari mana

saja. Termasuk dari cerita-cerita atau kisah-kisah yang ditampilkan melalui

media dalam bentuk sinetron dan lain-lain. Bisa juga melalui kejadian yang

menimpa diri sendiri seperti yang dialami responden berikut ini:

“Pernah. Waktu saya masih SMA. Waktu itu saya sedang nakal-nakalnya. Biasa lah anak muda, tidak jauh dari mabuk-mabukan dan obat-

obatan. Tiba-tiba saya sakit karena keseringan mengkonsumsi barang haram itu. Lalu saya berdoa kepada Allah mohon disembukan, kalau bisa sembuh

saya akan meninggalkan kebiasaan buruk itu. Alhasil, saya pun sembuh. Sejak saat itu saya insyaf dan tidak berani lagi mengulanginya. Alhamdulillah!”67

Sedangkan pengalaman memperoleh balasan langsung perbuatan baik,

5 orang (25 %) sering mengalaminya, 10 orang (50 %) kadang-kadang, dan 5

orang (25 %) tidak pernah mengalaminya. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 17 Pengalaman Balasan Perbuatan Baik

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu - - B Sering 5 25 % C Kadang-kadang 10 50 % D Tidak Pernah 5 25 %

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa beberapa orang sering

mengalami kejadian yang mereka anggap sebagai balasan langsung perbuatan

66 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007. 67 Wawancara Pribadi dengan A. Rivai, Analis Pengelolaan Pengembangan Produk dan

Sisdur BNI Syariah, Jakarta, 14 Maret 2007.

Page 65: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

baik mereka. Mereka menganggap balasan karena mereka yakin perbuatan

baik mereka pasti mendapat balasan meskipun tidak langsung pada saat itu

juga. Sepeti pengalaman responden berikut ini:

“Oh... sering. Misalnya, saya habis nolongin orang kesusahan, besok-besoknya pas saya lagi kesusahan ada aja yang nolongin saya.”68

Berbeda dengan orang-orang yang tidak terlalu mengindahkan

kejadian-kejadian seperti yang dialami responden di atas. Orang-orang seperti

ini mengaku tidak pernah mengalami kejadian-kejadian seperti itu karena

mereka menganggap biasa saja.

Begitu juga pengalaman memperoleh balasan langsung perbuatan

buruk, 5 orang (50 %) sring mengalaminya, 10 orang (50 %) kadang-kadang,

dan 5 orang (25 %) tidak pernah mengalaminya. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 18 Pengalaman Balasan Perbuatan Buruk

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu - - B Sering 5 25 % C Kadang-kadang 10 50 % D Tidak Pernah 5 25 %

Jumlah 20 100 %

Sama halnya dengan tabel sebelumnya, dari tabel di atas dapat dilihat

bahwa frekwensi pengalaman kejadian sebagai balasan perbuatan buruk

seimbang dengan balasan perbuatan baik. Bahkan beberapa orang lebih

mengenal balasan buruk mereka sebagai karma. Seperti penuturan responden

berikut ini:

68 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007.

Page 66: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

“Sama aja. Jadi, kadang-kadang saya pikir perbuatan kita pasti ada karmanya. Kalo sering berbuat baik pasti dapat balasan baik, sebaliknya kalo

sering berbuat buruk pasti dapat balasan buruk.”69 Untuk pengalaman pengabulan doa, hanya 10 orang (50 %) pernah

mengalami doanya dikabulkan tapi kadang-kadang dan 10 orang (50 %)

lainnya tidak pernah mengalaminya. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 19 Pengalaman Pengabulan Doa

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu - - B Sering - - C Kadang-kadang 10 50 % D Tidak Pernah 10 50 %

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian responden mengaku

pernah mengalami kejadian yang mereka anggap sebagai pengabulan doa

mereka. Meskipun hanya kadang-kadang mengalaminya, setidaknya mereka

masih memiliki keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan doa hamba-Nya.

Seperti penuturan responden berikut ini:

“Pernah. Tapi kadang-kadang, tidak selalu. Kadang-kadang juga meski sudah berdoa dengan khusyu kalau Allah belum menghendaki ya tidak akan

dikabulkan. Tapi, saya tetap yakin Allah pasti akan mengabulkan doa saya.”70

Pengalaman terhindar dari bahaya setelah berdoa, hanya 6 orang (30

%) yang pernah mengalami terhindar dari bahaya setelah berdoa tapi kadang-

kadang dan 14 orang (70 %) tidak pernah mengalaminya. Perhatikan tabel

berikut ini:

69 Ibid. 70 Wawancara Pribadi dengan A. Rivai, Analis Pengelolaan Pengembangan Produk dan

Sisdur BNI Syariah, Jakarta, 14 Maret 2007.

Page 67: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Tabel 20 Pengalaman Terhindar dari Bahaya Setelah Berdoa

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu - - B Sering - - C Kadang-kadang 6 30 % D Tidak Pernah 14 70 %

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hanya beberapa orang saja yang

pernah mengalami kejadian terhindar dari bahaya setelah berdoa. Sisanya

mengaku tidak pernah. Kejadian ini bisa juga dikaitkan dengan keyakinan

mereka akan pengabulan doa dari Allah. Keyakinan ini juga masih harus

dipertimbangkan lagi bahwa yang namanya bahaya tidak bisa diprediksi.

Seperti penuturan responden berikut ini.

“Kadang-kadang. Yang namanya bahaya kan kita nggak tau dateng-nya. Tapi, selain berdoa kita juga kan harus tetep usaha biar nggak dapet

bahaya.”71

Dari data di atas dapat dilihat bahwa para responden tidak selalu

mengalami kejadian-kejadian yang berkaitan dengan keberagamaan mereka.

Rata-rata mereka mengalaminya hanya kadang-kadang saja. Perhatikan

perhitunan berikut ini:

Rata-rata = (60 % + 50 % + 50 % + 50 % + 30 %) : 5 = 240 : 5 = 48 %

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa 48 % dari kedua puluh

responden kadang-kadang mengalami kejadian-kejadian yang berkaitan

71 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007.

Rata-rata = Jumlah persentase responden yang menjawab Kadang-kadang : Jumlah Pertanyaan

Page 68: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

dengan keberagamaan mereka. Baik yang berpengaruh buruk atau yang

berpengaruh baik terhadap keberagamaan mereka.

Hal ini bisa disebabkan karena beberapa responden tidak terlalu

mempedulikan kejadian-kejadian yang menimpa mereka. Apakah kejadian

tersebut berkaitan dengan keberagamaan mereka atau tidak. Artinya mereka

menganggap kejadian tersebut biasa saja dan mereka tidak terlalu mengkait-

kaitkannya dengan keberagamaan mereka.

4. Dimensi Pengetahuan Agama

Pengetahuan agama masing-masing responden juga cukup beragam.

Mulai dari latar belakang agama mereka, 10 orang (50 %) berasal dari

keluarga yang agamis, 8 orang (40 %) berasal dari keluarga yang kurang

agamis, dan 2 orang (10 %) berasal dari keluarga yang tidak agamis.

Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 21 Latar Belakang Keluarga Agamis atau Tidak

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Agamis - - B Agamis 10 50 % C Kurang Agamis 8 40 % D Tidak Agamis 2 10 %

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa latar belakang keluarga

responden bervariasi antara yang agamis, kurang agamis, dan tidak agamis.

Separuh dari mereka mengaku memiliki keluarga yang agamis, selebihnya

agamis dan hanya beberapa saja yang mengaku memiliki keluarga yang tidak

agamis, bukan berarti tidak agamis sama sekali. Seperti penuturan responden

berikut ini:

Page 69: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

“Keluarga saya mah orang biasa, nggak agamis. Soalnya pengetahuan agamanya rata-rata nggak banyak.”72

Pengakuan mereka atas latar belakang keluarga didasarkan pada

pengetauan agama yang dimiliki. Seperti pengakuan responden di atas

menunjukkan bahwa latar belakang keluarganya tidak agamis karena

pengetahuan agama yang sedikit. Berbeda dengan responden yang mengaku

keluarganya agamis karena memang pengetahuan agamanya yang cukup

banyak, ditambah adanya penekanan agama dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti penuturan responden berikut ini:

“Ya. Kebetulan keluarga saya keluarga agamis. Tapi, nggak agamis banget sih. Pokonya orang tua saya tuh nekanin banget yang namanya hal-hal

agama. Dia bilang buat bekal juga, karena kita nggak cuma hidup di dunia tapi juga di akhirat.”73

Sementara dengan lingkungan tempat tinggal mereka, 10 orang (50 %)

tinggal di lingkungan yang agamis dan 10 orang (50 %) tinggal di lingkungan

yang kurang agamis. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 22 Latar Belakang Lingkungan Agamis atau Tidak

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Agamis - - B Agamis 10 50 % C Kurang Agamis 10 50 % D Tidak Agamis - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa berbeda dengan latar belakang

keluarga yang cukup bervariasi, latar belakang lingkungan tempat tinggal

responden lebih berimbang antara yang agamis dan kurang agamis. Tapi tidak

terlalu agamis dan tidak juga tidak agamis sama sekali.

72 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007. 73 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007.

Page 70: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Sementara untuk latar belakang pendidikan agama mereka, kedua

puluh renponden (100 %) lebih banyak mendapatkan pendidikan agama di

lembaga pendidikan. Pehatikan tabel berikut ini:

Tabel 23 Tempat Memperoleh Banyak Pengetahuan Agama

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Keluarga - - B Lingkungan - - C Lembaga Pendidikan 20 100 % D Lainnya - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lembaga pendidikan, baik formal

maupun nonformal, menjadi tempat yang memberikan pengetahuan agama

lebih banyak dibandingkan dengan keluarga, lingkungan, dan tempat lainnya.

Terlebih lagi karena mereka mengenyam pendidikan sampai tingkat tinggi.

Paling tidak, di sekolah mereka mendapatkan pengetahuan agama yang lebih

mendetail. Sementara di rumah atau di lingkungan, mereka mendapatkan

pengetahuan agama secara praktek dan seadanya saja. Sebagian responden

memilih sekolah madrasah sebagai lembaga pendidikaan yang lebih konsern

terhadap pengetahuan agama. Seperti penuturan responden berikut ini:

“Saya banyak dapet ilmu agama di sekolah. Rata-rata di keluarga saya pernah sekolah madrasah. Karena kalo madrasah kan pengetahuan agamanya

lebih lengkap.”74

Begitu juga dengan tingkat pengetahuan agama mereka, kedua puluh

responden (100 %) memiliki tingkat pengetahuan agama yang sedang-sedang

saja. Perhatikan tabel berikut ini:

74 Ibid.

Page 71: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Tabel 24 Tingkat Pengetahuan Agama

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Tinggi - - B Tinggi - - C Sedang 20 100 % D Rendah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua responden mengaku

tingkat pengetahuan agama mereka tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu

rendah. Jika dikaitkan dengan aktivitas agama mereka, pengetahuan agama

mereka cukup menjadi pedoman dalam mengerjakan ibadah dan aktivitas

agama lainnya. Beberapa responden mengaku memiliki pengetahuan agama

yang biasa saja, karena dalam beberapa hal yang berkaitan dengan agama

mereka masih harus menanyakan kepada yang lebih memahaminya. Seperti

penuturan responden berikut ini:

“Nggak tau deh semana. Biasa lah... masih awam dikit, nggak jago-jago banget. Soalnya masih sering nanya juga sih kalo ada masalah agama.”75

Sedangkan untuk mengikuti pengajian guna menambah pengetahuan

agama mereka, 6 orang (30 %) selalu mengikutinya, 8 orang (40 %) jarang,

dan 6 orang (30 %) lainnya kadang-kadang. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 25 Menikuti Pengajian Untuk Menambah Pengetahuan Agama

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu 6 30 % B Sering 8 40 % C Kadang-kadang 6 30 % D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa antusiasme responden dalam

menambah pengetahuan agama mereka masih terbilang rendah. Hanya

75 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007.

Page 72: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

sepertiga dari mereka yang rutin mengikuti pengajian guna menambah

pengetahuan agama. Bahkan selain mengikuti pengajian yang diadakan

perusahaan, mereka juga masih menyempatkan diri untuk mengikuti pengajian

di lingkungan tempat tinggal mereka. Seperti penuturan responden berikut ini:

“Saya sering ngikutin pengajian, baik yang diadain di perusahaan maupun di lingkungan tempat tinggal.”76

Namun, sebagian mengaku mengikuti pengajian tergantung kemauan

saja. Seperti penuturan responden berikut ini:

“Saya jarang sih mengikuti pengajian. Kalau lagi mau saja atau kalau lagi ada yang nemenin.”77

Dari data di atas dapat dilihat bahwa terlepas dari latar belakang

keluarga dan lingkungan, tingkat pengetahuan agama mereka sedang-sedang

saja, itupun kebanyakan mereka peroleh dari lembaga pendidikan. Stidaknya,

pengetahuan agama yang seperti itu benar-benar sudah mereka aplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tidak terlalu banyak yang berantusias

untuk menambah pengetahuan agama mereka dengan mengikuti pengajian-

pengajian rutin. Sungguh sangat disayangkan sekali.

5. Dimensi Konsekuensi

Rupanya para responden kurang begitu menanggapi hal yang satu ini.

Mereka kurang begitu mementingkan dampak langsung dari ibadah yang

mereka lakukan. Apakah mereka merasakan ketenangan setelah shalat, 6

orang (30 %) sangat merasakannya, 10 orang (50 %) merasa, 2 orang (10 %)

76 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007. 77 Wawancara Pribadi dengan Wahyu Avianto, Pengelola Pengembangan Produk dan

Sisdur BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007.

Page 73: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

kurang merasa, dan 2 orang (10 %) lainnya tidak merasa. Perhatikan tabel

berikut ini:

Tabel 26 Ketenangan Setelah Shalat

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Merasa 6 30 % B Merasa 10 50 % C Kurang Merasa 2 10 % D Tidak Merasa 2 10 %

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa beberapa responden sangat

merasakan adanya ketenangan setelah mengerjakan shalat. Terlebih ketika

sedang stress atau dalam keadaan tertekan. Seperti yang dirasakan oleh

responden berikut ini:

“Ya... Ada yang beda aja rasanya. Misalnya, kalo lagi stress karena kerjaan, habis shalat rasanya tenang aja. Kayak nggak ada tekanan lagi.”78

Selebihnya, separuh dari mereka cukup merasakan, dan beberapa yang

lain kurang merasakan bahkan tidak merasakan sama sekali. Seperti yang

dirasakan oleh responde berikut ini:

“Biasa aja tuh. Nggak ada perubahan apa-apa. Karena kalo saya, shalat ya shalat aja, nggak terlalu dikaitkan dengan perasaan.”79

Lalu 12 orang (60 %) merasa lebih tenang bekerja sambil puasa dan 8

orang (40 %) lainnya kurang merasa. Perhatikan tabel berikut ini:

78 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007. 79 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007.

Page 74: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Tabel 27 Ketenangan Bekerja Sambil Puasa

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Merasa - - B Merasa 12 60 % C Kurang Merasa 8 40 % D Tidak Merasa - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dampak psikologis yang mereka

rasakan pada saat berpuasa cukup berpengaruh pada pekerjaan mereka.

Mayoritas mereka merasa lebih tenang dan berkonsentrasi bekerja sambil

puasa. Seperti yang dirasakan oleh responden berikut ini:

“Iya. Pokonya kalo kerja pas lagi puasa rasanya beda banget. Lebih nyaman dan lebih konsen. Apalagi pas bulan Ramadhan.”80

Hal senada juga dirasakan oleh responden berikut ini:

“Ya. Mungkin karena kalau sedang puasa kita harus menjaga segala hawa nafsu ya, jadi lebih tenang dan konsen.”81

Beliau beranggapan karena dalam berpuasa harus menahan segala

hawa nafsu, maka bekerja menjadi lebih konsentrasi. Sementara beberapa dari

mereka kurang menanggapi serius. Artinya, mereka tidak begitu merasakan

adanya pengaruh puasa yang cukup signifikan terhadap pekerjaan mereka.

Seperti yang dirasakan responden berikut ini:

“Memang lebih konsen sih. Tapi kalau lagi stress ya tetap saja nggak konsen.”82

Mengenai pengaruh zakat, sedekah, atau amal terhadap rezeki, 10

orang (50 %) merasa bahwa zakat, sedekah, atau amal berpengaruh terhadap

80 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007. 81 Wawancara Pribadi dengan A. Rivai, Analis Pengelolaan Pengembangan Produk dan

Sisdur BNI Syariah, Jakarta, 14 Maret 2007. 82 Wawancara Pribadi dengan Wahyu Avianto, Pengelola Pengembangan Produk dan

Sisdur BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007.

Page 75: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

pendapatan rezeki, 6 orang (30 %) kurang merasa, dan 4 orang (20 %) tidak

merasakan adanya pengaruh yang signifikan. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 28 Pengaruh Zakat, Sedekah, atau Amal Terhadap Rezeki

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Merasa - - B Merasa 10 50 % C Kurang Merasa 6 30 % D Tidak Merasa 4 20 %

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hanya separuh dari mereka yang

beranggapan bahwa dengan menyisihkan sebagian rezeki maka akan

memperlancar rezeki. Seperti yang dirasakkan oleh responden berikut ini:

“Yang saya rasain sih begitu. Karena saya sering zakat, sedekah, dan amal, saya ngerasa rezeki saya lancar aja. Nggak ada masalah gitu.”83

Namun, beberapa orang tidak begitu mempedulikan pengaruh zakat,

amal, atau sedekah terhadap rezeki mereka. Seperti penuturan responden

berikut ini:

“Iya kali. Katanya sih begitu. Pokonya saya mah saya kerjain aja apa yang baik, nggak meratiin pengaruhnya. Enjoy aja!”84

Pengaruh doa terhadap pekerjaan, 10 orang (50 %) merasa lebih

bersemangat bekerja setelah berdoa dan 10 orang (50 %) lainnya kuarang

merasa. Perhatikan tabel berikut ini:

83 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007. 84 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007.

Page 76: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Tabel 29 Semangat Bekerja Setelah Berdoa

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Merasa - - B Merasa 10 50 % C Kurang Merasa 10 50 % D Tidak Merasa - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat keseimbangan antara

responden yang merasa dan kurang merasa adanya semangat dalam bekerja

setelah berdoa terlebih dahulu. Separuh dari mereka merasakan hal itu dan

menganggap terbiasa berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Sebagaimana

yang dirasakan oleh responden berikut ini:

“Ya. Apalagi saya selalu berdoa setiap mao ngerjain sesuatu. Buat saya doa itu memberikan kekuatan tersendiri. Saya jadi lebih semangat kalo

berdoa sebelum ngerjain sesuatu.”85

Sementara bagi yang kurang merasakannya, menganggap doa tidak

terlalu berpengaruh terhadap pekerjaan mereka. Seperti yang dirasakan oleh

responden berikut ini:

“Saya jarang berdoa sebelum kerja. Paling baca bismilah aja. Lagian kalo baca doa atau nggak sebelum bekerja buat saya sama aja. Biasa-biasa

aja.”86

Sedangkan mengenai pengaruh secara umum agama terhadap

pekerjaan, 16 orang (80 %) merasa bahwa agama sangat berpengaruh terhadap

pekerjaan mereka dan 4 orang (20 %) lainnya kurang merasa. Perhatikan tabel

berikut ini:

85 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007. 86 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007.

Page 77: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Tabel 30 Pengaruh Agama Terhadap Pekerjaan

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Merasa - - B Merasa 16 80 % C Kurang Merasa 4 20 % D Tidak Merasa - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas mereka merasa bahwa

agama berpengaruh terhadap pekerjaan mereka. Karena mereka menganggap

bahwa bekerja merupakan ibadah kepada Allah Swt. maka agama tidak bisa

terlepas dari itu semua. Seperti yang dirasakan oleh responden berikut ini:

“Itu pasti. Karena kan bekerja termasuk ibadah juga. Jadi, menurut saya ketika bekerja kita juga butuh dorongan agama.”87

Dari data di atas dapat dilihat bahwa hanya beberapa orang yang

benar-benar sangat merasakan adanya pengaruh agama yang signifikan

terhadap aktivitas mereka. Mayoritas mereka merasakannya namun tidak

terlalu berlebihan. Perhatikan perhitungan berikut ini:

Rata-rata = (30 % + 60 % + 50 % + 50 % + 80 %) : 5 = 270 : 5 = 54 %

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa 54 % dari kedua puluh

responden cukup merasakan saja dampak langsung ibadah-ibadah yang

mereka kerjakan. Dan sebagai pekerja, mayoritas mereka merasakan adanya

pengaruh yang baik agama terhadap kinerja mereka di perusahaan tempat

87 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007.

Rata-rata = Jumlah persentase responden yang menjawab Merasa : Jumlah Pertanyaan

Page 78: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

mereka bekerja, meskipun mereka merasakannya hanya dalam kadar biasa

saja.

B. Aktivitas Agama Pekerja di Perusahaan

Dalam hal ini keberagamaan responden dikaitkan dengan dunia kerja

mereka. Dari 20 orang, 14 orang (70 %) menjawab bisa mengerjakan shalat lebih

dahulu pada jam istirahat dan 6 orang (30 %) menjawab makan adalah kebiasaan

yang pertama kali mereka lakukan pada jam istirahat. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 31 Kebiasaan pada Jam Istirahat

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Shalat 14 70 % B Makan 6 30 % C Mengobrol - - D Tidur - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki

kebiasaan mengerjakan shalat terlebih dahulu pada jam istirahat. Dengan alasan

mengutamakan ibadah daripada kebutuhan lain. Seperti penuturan responden

berikut ini:

“Saya selalu mendahulukan shalat setiap jam istirahat. Takutnya kalo ditunda-tunda malah kebablasan.”88

Sama halnya dengan responden berikut ini:

“Saya selalu mengerjakan shalat dahulu pada jam istirahat. Setelah shalat mau melakukan yang lain juga sudah tenang.”89

Beliau biasa mengerjakan shalat terlebih dahulu agar ketika ingin

melakukan hal lain sudah lebih tenang, karena sudah menunaikan kewajiban

shalat. Berbeda dengan beberapa responden yang lebih sering mendahulukan

88 Ibid. 89 Wawancara Pribadi dengan A. Rivai, Analis Pengelolaan Pengembangan Produk dan

Sisdur BNI Syariah, Jakarta, 14 Maret 2007.

Page 79: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

makan ketimbang shalat. Mereka beranggapan kalau mendahulukan makan, maka

ketika shalat tidak memikirkan makan. Seperti penuturan responden berikut ini:

“Saya keseringan makan dulu baru shalat. Daripada saya shalat mikirin makan, kan nggak khusyu. Iya nggak?90

Sementara itu, menanggapi rutinitas perusahaan dalam mengadakan

kegiatan-kegiatan keagamaan, kedua puluh responden (100 %) mengakui bahwa

perusahaan mereka selalu mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan. Perhatikan

tabel berikut ini:

Tabel 32 Pengadaan Kegiatan Agama

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu 20 100 % B Sering - - C Kadang-kadang - - D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan pengakuan mereka

perusahaan tempat mereka bekerja sangat rutin mengadakan kegiatan-kegiatan

keagamaan, mulai dari yang berskala kecil seperti pengajian-pengajian sampai

yang berskala besar seperti perayaan hari besar agama. Seperti penuturan

responden berikut ini:

“Iya. Perusahaan saya selalu mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan secara rutin. Seperti pengajian mingguan, peringatan hari besar agama, dan lain-

lain.”91

Namun, hanya 12 orang (60 %) menjawab selalu mengikuti kegiatan-

kegiatan keagamaan itu, 6 orang (30 %) menjawab jarang, dan 2 orang (10 %)

menjawab kadang-kadang. Perhatikan tabel berikut ini:

90 Wawancara Pribadi dengan Retno, Staf BNI Syariah, Jakarta, 16 Maret 2007. 91 Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah, Jakarta, 12 Maret 2007.

Page 80: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Tabel 33 Keikutsertaan dalam Kegiatan Agama

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Selalu 12 60 % B Sering 6 30 % C Kadang-kadang 2 10 % D Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 % Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa meskipun perusahaan selalu

mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan, namun animo responden untuk

mengikutinya masih kurang. Tidak semua responden selalu mengiukti kegiatan

itu. Beberapa orang mengaku jarang bahkan kadang-kadang saja karena

pertimbangan waktu. Seperti penuturan responden berikut ini:

“Nggak selalu sih. Ya... paling kalo ada waktu aja.”92

Mengenai toleransi beragama yang diberikan perusahaan, kedua puluh

responden (100 %) mengaku bahwa perusahaan mereka toleran terhadap

keberagamaan mereka. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 34 Toleransi Agama dari Perusahaan

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Toleran B Toleran 20 100 % C Kurang Toleran D Tidak Toleran - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa keberagamaan mereka cukup

diperhatikan. Ini merupakan konsekuensi logis bagi perusahaan yang

berlandaskan Islam. Seperti penuturan responden berikut ini:

“Menurut saya perusahaan saya toleran juga ya. Karena saya sendiri ngerasain begitu. Lagian ini kan perusahaan BNI Syariah. Jadi, wajar kalo

keberagaman pekerjanya diperhatikan.”93

92 Ibid. 93 Ibid.

Page 81: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Kedua puluh responden (100 %) juga mengakui perusahaan mereka

menyediakan fasilitas agama yang memadai. Perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 35 Fasilitas Agama Yang Memadai

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase A Sangat Memadai - - B Memadai 20 100 % C Kurang Memadai - - D Tidak Memadai - -

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perusahaan tempat mereka bekerja

tidak hanya toleran terhadap keberagamaan tapi juga menyediakan fasilitas agama

yang memadai. Hal ini didukung oleh penuturan responden berikut ini:

“Kalo fasilitas agama di perusahaan saya rasa cukup memadai ya. Yang pasti kalo mao ibadah, gampang aja.”94

Dari data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden biasa

mengerjakan shalat terlebih dahulu daripada makan atau kegiatan lainnya.

Meskipun fasilitas keagamaan memadai dan kegiatan-kegiatan keagamaan selalu

dilaksanakan, tidak semua responden memanfaatkannya secara optimal, masih ada

saja yang tidak teralalu rutin mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang

diadakan perusahaan.

94 Ibid.

Page 82: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketika kita berbicara tentang keberagamaan seseorang, maka tidak terlepas

dari individualisme dalam beribadah. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan

dapat disimpulkan bahwa keberagamaan pekerja BNI Syariah Cabang RS

Fatmawati Jakarta Selatan sangat beragam. Walaupun demikian, keberagamaan

mereka masih menunjukkan kesamaan yang cukup menonjol. Dari lima dimensi

keberagamaan yang penulis teliti pada dua puluh responden terpilih, beberapa

dimensi menunjukkan tingkat keberagamaan yang cukup tinggi. Jika dilihat dari

persentase tiap dimensi keberagamaan mereka, rata-rata responden memiliki

tingkat keberagamaan yang sangat tinggi. Selebihnya memiliki tingkat

keberagamaan yang biasa saja dan beberapa responden memiliki tingkat

keberagamaan rendah.

Setidaknya, jika dikaitkan dengan latar belakang BNI Syariah itu sendiri,

keberagamaan pekerja mereka sudah mencerminkan konsekuensi yang cukup

logis bagi sebuah perusahaan yang berpedoman pada nilai-nilai yang Islami.

Terlebih lagi ketka aktivitas keberagamaan para pekerja didukung oleh fasilitas

yang memadai serta kebijakan-kebijakan yang mendukung. Dari hasil pengamatan

langsung, kesibukan mereka tidak terlalu menghalangi mereka untuk tetap

melakukan aktivitas agama. Bahkan mereka mengaku aktivitas agama mereka

justru lebih mendukung kinerja yang optimal. Sebagian dari mereka menuturkan

Page 83: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

bahwa ternyata agama sangat berperan sekali untuk dapat bekerja lebih baik lagi.

Ditambah lagi dengan toleransi keberagmaan yang diberikan oleh perusahaan

membuat mereka merasa lebih nyaman dalam bekerja sambil beragama. Sebagai

contoh kebijaksanaan dalam melakukan kewajiban shalat lima waktu yang

diberikan perusahan bisa disesuaikan dengan jam kerja mereka.

B. Saran

Dengan tidak bermaksud untuk mencampuri kepentingan personal pekerja,

ada beberapa saran penulis untuk para pekerja BNI Syariah Cabang RS Fatmawati

Jakarta Selatan yang sekiranya dapat dipertimbangkan kembali dalam

menjalankan keberagamaan masing-masing. Penuils menyarankan agar pekerja

hendaknya lebih menyesuaikan kembali keberagamaan mereka dengan visi dan

misi perusahaan tempat mereka bekerja. Itupun tidak hanya di dalam lingkungan

kerja saja, ada baiknya di manapun dan kapanpun mereka berada. Para pekerja

juga harus lebih menyadari lagi bahwa bekerja tidak hanya beraktivitas untuk

mengharapkan materi tapi juga sebuah bentuk pengabdian yang sangat mulia

kepada Allah Swt.

Pada kenyataannya memang aktivitas agama mereka terbentur dengan

tuntutan untuk memiliki kinerja yang optimal di perusahaan. Maka dalam hal ini

penulis menyarankan kepada pihak perusahaan untuk lebih bijaksana lagi dalam

menanggapi masalah yang terbilang sakral. Perusahaan bisa meyesuaikan waktu-

waktu di mana pekerja benar-benar harus bekerja dan harus menjalankan

keberagamaan mereka, ditambah dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan lain yang

berkaitan dengan keberagamaan pekerja. Wallahu ‘alam bishshawwab....

Page 84: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syamsuddin. Agama dan Masyarakat: Pendekatan Sosiologi Agama. Jakarta: Logos, 1997.

Al-Bone, Abdul Aziz. Sinopsis Disertasi: Hubungan antara Komunikasi

Interpersonal dalam Keluarga, Pengendalin Diri, dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dengan Religiusitas siswa pada SMU Negeri Jakarta Timur. tt.

Ancok, Djamaluddin. Psikologi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998.

Djamaluddin, Muhammad. Religisitas dan Stres Kerja pada Polisi. Yogyakarta:

UGM Press, 1995. Herlianto, Ir., M.Th. Urbanisasi, Pembangunan, dan Kerusuhan Kota. Jakarta: PT

Alumni, 1997. Iriyanto, Yusuf, M.Com. "Metode Pengumpulan Data dan Kasus Penelitian

Renumerasi dan Manajemen Kinerja di Kalimantan Timur serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Jawa Timur." Dalam Burhan Bungin, ed. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001.

Mulyana, Deddy, Dr., M.A. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru

Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.

Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek. Jakarta: UI Press, tt. “Penjelasan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 4/PBI/2002 Tentang

Pemantauan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan Umum.” Artikel diakses tanggal 7 Januari 2007, dari http://www.bi.go.id.

Profil Perusahaan BNI Syariah, Jakarta, 2002. Raharjo, M. Dawam. Intelektual, Intelegensia, dan Perilaku Politik Bangsa:

Risalah Cendikiawan Muslim. Bandung: Mizan, 1996.

Page 85: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

“RUU Pelayaran Tersandung Masalah Hak Pengelolaan (HPL).” Artikel diakses tanggal 7 Januari 2007, dari http://www.inaport1.co.id.

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metodologi Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES, 1989. Soerakhman, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tasito, 1986. Stark, R. dan C.Y. Glock. "Dimensi-dimensi Keberagamaan." Dalam Roland

Robertson, ed. Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993.

"Strategi BUMN.” Artikel diakses tanggal 7 Januari 2007, dari

http://getuk.wordpress.com/2006/12/22/strategi-bumn/#more-127. Suryabrata, Sumardi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 1998. Syamsuddin, M. Syaufii. Norma Perlindungan dalam Hubungan Industrial.

Jakarta: Sarana Bhakti Persada, 2004. Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Bab I

(ketentuan umum), Pasal I ayat (2) dan (3). Bandung: Citra Umbara, 2003. Wawancara Pribadi dengan Taufik Dwinanto, Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI

Syariah. Jakarta, 1 Maret 2007. Yuswadi, Hary. "Pengumpulan Data di Daerah Perlawanan Petani: Sebuah

Pengalaman Lapangan dari Jember." Dalam Burhan Bungin, ed. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001.

Zain, J.S. Badudu Sota Mohamad. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1994.

Page 86: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

ANGKET

KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMN

Studi Kasus Pekerja Bank BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan

1. Pengantar

Angket ini disebarkan kepada responden dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran keberagamaan pekerja Muslim di Bank BNI Syariah Cabang RS

Fatmawati Jakarta Selatan.

2. Identitas Responden

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Alamat :

No. Telp./HP :

Pendidikan Akhir :

Jabatan :

3. Ketentuan Angket

a. Isilah angket ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang

sesuai dengan hati nuranii Anda.

b. Pengisian angket ini atas dasar pilihan pribadi tanpa paksaan dari pihak

manapun.

c. Pengisian angket secara jujur dan terbuka akan sangat membantu riset ini.

d. Identitas responden dirahaiakan oleh penulis.

Page 87: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

PERTANYAAN ANGKET

Dimensi Keyakinan

1. Apakah Anda percaya pada rukun iman?

A. Sangat percaya C. Kurang percaya

B. Percaya D. Tidak Percaya

2. Apakah Anda percaya bahwa segala sesuatu datang dari Allah dan akan

kembali kepada Allah?

A. Sangat percaya C. Kurang percaya

B. Percaya D. Tidak Percaya

3. Apakah Anda percaya adanya surga dan neraka?

A. Sangat percaya C. Kurang percaya

B. Percaya D. Tidak Percaya

4. Apakah Anda percaya dengan ajaran-ajaran agama yang Anda peroleh?

A. Sangat percaya C. Kurang percaya

B. Percaya D. Tidak Percaya

5. Apakah Anda percaya bahwa Allah akan mengabulkan setiap doa hamba-

Nya?

A. Sangat percaya C. Kurang percaya

B. Percaya D. Tidak Percaya

Dimensi Praktek Agama

6. Apakah Anda selalu mengerjakan shalat lima waktu?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

Page 88: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

7. Apakah Anda selalu mengerjakan shalat lima waktu secara berjamaah?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

8. Apakah Anda juga selalu mengerjakan shalat sunah selain shalat lima waktu?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

9. Apakah Anda selalu wirid dan berdoa setelah shalat?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

10. Apakah Anda selalu mengerjakan puasa Ramadhan?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

11. Apakah Anda juga selalu mengerjakan puasa sunah selain puasa Ramadhan?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

12. Apakah Anda selalu membayar zakat fitrah setiap bulan Ramadhan?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

13. Apakah Anda juga selalu beramal/bersedekah selain zakat fitrah?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

14. Apakah Anda selalu membaca Al-Quran?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

Page 89: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

15. Apakah Anda selalu berzikir?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

Dimensi Pengalaman

16. Apakah Anda pernah mengalami kejadian yang merubah keberagamaan

Anda?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

17. Apakah Anda pernah merasakan balasan langsung perbuatan baik yang Anda

lakukan?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

18. Apakah Anda juga pernah merasakan balasan langsung perbuatan buruk yang

Anda lakukan?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

19. Apakah Anda pernah merasakan bahwa doa Anda dikabulkan oleh Allah?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

20. Apakah Anda pernah merasakan terhindar dari bahaya setelah berdoah?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

Page 90: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Dimensi Pengetahuan Agama

21. Apakah Anda berasal dari keluarga yang agamis?

A. Sangat agamis C. Kurang agamis

B. Agamis D. Tidak agamis

22. Apakah Anda tinggal di lingkungan yang agamis?

A. Sangat agamis C. Kurang agamis

B. Agamis D. Tidak agamis

23. Dari mana Anda lebih banyak mendapatkan pendidikan agama?

A. Keluarga C. Lembaga Pendidikan

B. Lingkungan D. Lainnya

24. Menurut Anda sejauh mana tingkat pengetahuan agama Anda?

A. Sangat tinggi C. Sedang

B. Tinggi D. Rendah

25. Apakah Anda selalu mengikuti pengajian untuk memperdalam pengetahuan

agama Anda?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

Dimensi Konsekuensi

26. Apakah Anda merasa lebih tenang setelah mengerjakan shalat?

A. Sangat merasa C. Kurang merasa

B. Merasa D. Tidak merasa

27. Apakah Anda merasa lebih tenang bekerja sambil berpuasa?

A. Sangat merasa C. Kurang merasa

B. Merasa D. Tidak merasa

Page 91: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

28. Apakah Anda merasa zakat, sedekah, atau amal dapat berpengaruh terhadap

rezeki?

A. Sangat merasa C. Kurang merasa

B. Merasa D. Tidak merasa

29. Apakah Anda merasa lebih bersemangat setelah berdoa?

A. Sangat merasa C. Kurang merasa

B. Merasa D. Tidak merasa

30. Apakah Anda merasa agama sangat berpengaruh terhadap pekerjaan Anda?

A. Sangat merasa C. Kurang merasa

B. Merasa D. Tidak merasa

Aktivitas Agama Pekerja di Perusahaan

31. Kebiasaan apa yang pertama Anda lakukan pada jam istirahat?

A. Shalat C. Mengobrol

B. Makan D. Tidur

32. Apakah perusahaan Anda selalu mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak pernah

33. Apakah Anda selalu mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan

perusahaan?

A. Selalu C. Kadang-kadang

B. Sering D. Tidak pernah

Page 92: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

34. Apakah perusahaan Anda memberikan toleransi untuk melaksanakan hal-hal

keagamaan?

A. Sangat Toleran C. Kurang Toleran

B. Toleran D. Tidak Toleran

35. Apakah perusahaan Anda menyediakan fasilitas agama yang memadai?

A. Sangat memadai C. Kurang memadai

B. Memadai D. Tidak memadai

☺Terima kasih atas kerja sama Anda☺

Page 93: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

HASIL WAWANCARA

Nama : Taufik Dwinanto

Jabatan : Asisten Unit Pemasaran Bisnis BNI Syariah

Tanggal Wawancara : 12 Maret 2007

Dimensi Keyakinan

T: Apakah Anda percaya pada rukun iman?

J: Percaya. Karena iman berarti percaya, maka kita wajib percaya akan adanya

Allah, Malaikat, Al-Quran, Rasulullah, Hari Akhir, dan Takdir.

T: Apakah Anda percaya bahwa segala sesuatu datang dari Allah dan akan

kembali kepada Allah?

J: Percaya. Saya percaya banget bahwa semua yang ada di dunia ini milik Allah,

karena Allah sendiri yang menciptakan segalanya, termasuk kita sendiri.

Makanya, satu saat Allah pasti akan mengambil kembali segala miliknya.

T: Apakah Anda percaya adanya surga dan neraka?

J: Percaya. Meskipun ada yang bilang kalo surga dan neraka itu nggak ada, tapi

saya tetep percaya. Karena saya yakin pasti ada khidupan selanjutnya setelah

kehidupan dunia. Sebagaimana yang telah dijanjikan Allah dalam Al-Quran.

T: Apakah Anda percaya dengan ajaran-ajaran agama yang Anda peroleh?

J: Ya percaya lah... kalo nggak, ngapain juga saya belajar agama terus saya

amalin. Saya percaya karena selama ini saya merasakan apa yang saya pelajari

ada benarnya juga.

Page 94: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

T: Apakah Anda percaya bahwa Allah akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya?

J: Percaya. Karena saya sering berdoa langsung dikabulkan.

Dimensi Praktek Agama

T: Apakah Anda selalu mengerjakan shalat lima waktu?

J: Ya. Saya selalu ngerjain shalat lima waktu. Kan wajib. Karena sholat itu tiang

agama, dan untuk menegakkan agama maka kita harus mendirikan shalat.

T: Apakah Anda selalu mengerjakan shalat lima waktu secara berjamaah?

J: Kalo shalat berjamaah saya jarang. Paling kalo sempet aja.

T: Apakah Anda juga selalu mengerjakan shalat sunah selain shalat lima waktu?

J: Kadang-kadang sih. Sama, kalo lagi sempet aja.

T: Apakah Anda selalu wirid dan berdoa setelah shalat?

J: Wirid juga saya kadang-kadang. Kalo lagi buru-buru, biasanya saya cuma

baca doa aja.

T: Apakah Anda selalu mengerjakan puasa Ramadhan?

J: Pasti... Dari kecil saya udah dibiasain puasa sama orang tua saya. Apalagi

puasa Ramadhan kewajiban juga selain shalat.

T: Apakah Anda juga selalu mengerjakan puasa sunah selain puasa Ramadhan?

J: Ya... tapi jarang, puasa senin-kamis.

T: Apakah Anda selalu membayar zakat fitrah setiap bulan Ramadhan?

J: Wah... kalo yang satu ini nggak bisa nggak nih. Apalagi saya merasa mampu

ya. Kan buat bersihin harta kita juga.

T: Apakah Anda juga selalu beramal/bersedekah selain zakat fitrah?

J: Setiap hari saya selalu menyisihkan sedikit rezeki untuk saya amalkan atau

sedekahkan. Entah untuk pengemis atau juga sumbangan masjid.

Page 95: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

T: Apakah Anda selalu membaca Al-Quran?

J: Hampir tiap hari saya membaca Al-Quran. Terutama setiap habis shalat Isya,

sekitar 1 jam lah.

T: Apakah Anda selalu berzikir?

J: Saya berzikir paling waktu wirid habis shalat. Itu juga kalo nggak buru-buru.

Dimensi Pengalaman

T: Apakah Anda pernah mengalami kejadian yang merubah keberagamaan Anda?

J: Saya pernah mengalaminnya waktu jaman-jamannya sinetron religius. Setelah

sering nonton itu saya jadi berubah, padahal sebelumnya saya tuh kurang taat

sama agama. Hehehe... Tapi sekarang alhamdulillah, saya merasa mendapat

petunjuk dari nonton tayangan-tayangan religius di tv.

T: Apakah Anda pernah merasakan balasan langsung perbuatan baik yang Anda

lakukan?

J: Oh... sering. Misalnya, saya habis nolongin orang kesusahan, besok-besoknya

pas saya lagi kesusahan ada aja yang nolongin saya.

T: Apakah Anda juga pernah merasakan balasan langsung perbuatan buruk yang

Anda lakukan?

J: Sama aja. Jadi, kadang-kadang saya pikir perbuatan kita pasti ada karmanya.

Kalo sering berbuat baik pasti dapat balasan baik, sebaliknya kalo sering berbuat

buruk pasti dapat balasan buruk.

T: Apakah Anda pernah merasakan bahwa doa Anda dikabulkan oleh Allah?

J: Sering. Ya... kaya kebetulan aja.

T: Apakah Anda pernah merasakan terhindar dari bahaya setelah berdoah?

Page 96: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

J: Kadang-kadang. Yang namanya bahaya kan kita nggak tau dateng-nya. Tapi,

selain berdoa kita juga kan harus tetep usaha biar nggak dapet bahaya.

Dimensi Pengetahuan Agama

T: Apakah Anda berasal dari keluarga yang agamis?

J: Ya. Kebetulan keluarga saya keluarga agamis. Tapi, nggak agamis banget sih.

Pokonya orang tua saya tuh nekanin banget yang namanya hal-hal agama. Dia

bilang buat bekal juga, karena kita nggak Cuma hidup di dunia tapi juga di

akhirat.

T: Apakah Anda tinggal di lingkungan yang agamis?

J: Lingkungan tempat tinggal saya juga cukup agamis.

T: Dari mana Anda lebih banyak mendapatkan pendidikan agama?

J: Saya banyak dapet ilmu agama di sekolah. Rata-rata di keluarga saya pernah

sekolah madrasah. Karena kalo madrasah kan penetahuan agamanya lebih

lengkap.

T: Menurut Anda sejauh mana tingkat pengetahuan agama Anda?

J: Nggak tau deh. Biasa-biasa aja ah. Nggak tinggi-tinggi amat.

T: Apakah Anda selalu mengikuti pengajian untuk memperdalam pengetahuan

agama Anda?

J: Saya sering ngikutin pengajian, baik yang diadain di perusahaan maupun di

lingkungan tempat tinggal.

Dimensi Konsekuensi

T: Apakah Anda merasa lebih tenang setelah mengerjakan shalat?

J: Ya... Ada yang beda aja rasanya. Misalnya, kalo lagi stress karena kerjaan,

habis shalat rasanya tenang aja. Kaya nggak ada tekanan lagi.

Page 97: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

T: Apakah Anda merasa lebih tenang bekerja sambil berpuasa?

J: Iya. Pokonya kalo kerja pas lagi puasa rasanya beda banget. Lebih nyaman

dan lebih konsen. Apalagi pas bulan Ramadhan.

T: Apakah Anda merasa zakat, sedekah, atau amal dapat berpengaruh terhadap

rezeki?

J: Yang saya rasain sih begitu. Karena saya sering zakat, sedekah, dan amal, saya

ngerasa rezeki saya lancar aja. Nggak ada masalah gitu.

T: Apakah Anda merasa lebih bersemangat setelah berdoa?

J: Ya. Apalagi saya selalu berdoa setiap mao ngerjain sesuatu. Buat saya doa itu

memberikan kekuatan tersendiri. Saya jadi lebih semangat kalo berdoa sebelum

ngerjain sesuatu.

T: Apakah Anda merasa agama sangat berpengaruh terhadap pekerjaan Anda?

J: Itu pasti. Karena kan bekerja termasuk ibadah juga. Jadi, menurut saya ketika

bekerja kita juga butuh dorongan agama.

Aktivitas Agama Pekerja di Perusahaan

T: Kebiasaan apa yang pertama Anda lakukan pada jam istirahat?

J: Saya selalu mendahulukan shalat setiap jam istirahat. Takutnya kalo ditunda-

tunda malah kebablasan.

T: Apakah perusahaan Anda selalu mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan?

J: Iya. Perusahaan saya selalu mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan secara

rutin. Seperti pengajian mingguan, peringatan hari besar agama, dan lain-lain.

T: Apakah Anda selalu mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan

perusahaan?

J: Nggak selalu sih. Ya... paling kalo ada waktu aja.

Page 98: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

T: Apakah perusahaan Anda memberikan toleransi untuk melaksanakan hal-hal

keagamaan?

J: Menurut saya perusahaan saya toleran juga ya. Karena saya sendiri ngerasain

begitu. Lagian ini kan perusahaan BNI Syariah. Jadi, wajar kalo keberagaman

pekerjanya diperhatikan.

T: Apakah perusahaan Anda menyediakan fasilitas agama yang memadai?

J: Kalo fasilitas agama di perusahaan saya rasa cukup memadai ya. Yang pasti

kalo mao ibadah, gampang aja.

Page 99: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

HASIL WAWANCARA

Nama : A. Rivai

Jabatan : Analis Pengelolaan Pengembangan Produk dan Sisdur

Tanggal Wawancara : 14 Maret 2007

Dimensi Keyakinan

T: Apakah Anda percaya pada rukun iman?

J: Ya. Saya sangat percaya semua rukun iman. Saya sangat percaya adanya hal

gaib selain hal nyata di dunia ini.

T: Apakah Anda percaya bahwa segala sesuatu datang dari Allah dan akan

kembali kepada Allah?

J: Oh tentu. Saya percaya sekali akan hal itu. Makanya sebagai manusia kita

tidak boleh menyombongkan diri terhadap apa yang kita miliki.

T: Apakah Anda percaya adanya surga dan neraka?

J: Sama halnya dengan rukun iman, saya juga yakin dan percaya bahwa ada

kehidupan akhirat setelah kehidupan dunia ini, yaitu surga dan neraka. Dunia

hanyalah persinggahan untuk menuju kehidupan akhirat.

T: Apakah Anda percaya dengan ajaran-ajaran agama yang Anda peroleh?

J: Ya. Bahkan sampai sekarang saya percaya dan terus mengamalkan ajaran-

ajaran agama yang saya peroleh sejak kecil.

T: Apakah Anda percaya bahwa Allah akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya?

J: Saya percaya sekali. Kan ada dalilnya, “...berdoalah kepada-Ku, niscaya aku

akan mengabulkannya...”

Page 100: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Dimensi Praktek Agama

T: Apakah Anda selalu mengerjakan shalat lima waktu?

J: Ya. Saya selalu mengerjakannya. Di manapun, kapanpun,bagaimanapun

keadaan saya, saya tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu. Apalagi shalat

lima waktu kan wajib. Pokoknya shalat lima waktu merupakan kewajiban yang

paling penting dan tidak bisa ditinggalkan.

T: Apakah Anda selalu mengerjakan shalat lima waktu secara berjamaah?

J: Tergantung ya. Kalau memang sedang tidak sendiri, saya selalu menyempatkan

diri untuk shalat wajib secara berjamaah mskipun hanya berdua ataupun masbuk

atau terlambat jamaah. Kan pahalanya lebih besar.

T: Apakah Anda juga selalu mengerjakan shalat sunah selain shalat lima waktu?

J: Ya. Saya selalu melengkapi shalat wajib dengan shalat sunah. Saya juga rutin

mengerjakan shalat sunah dhuha setiap hari. Itupun kalau memang sempat, tapi

kalau sedang tidak sempat saya tidak mengerjakannya.

T: Apakah Anda selalu wirid dan berdoa setelah shalat?

J: Sama. Itu juga kalau sempat. Kalau tidak sempat saya cukup berdoa saja.

T: Apakah Anda selalu mengerjakan puasa Ramadhan?

J: Alhamdulillah! Puasa saya tidak pernah bolong.

T: Apakah Anda juga selalu mengerjakan puasa sunah selain puasa Ramadhan?

J: Ya. Saya juga rutin mengerjakan puasa sunah senin-kamis. Sudah biasa dari

dulu. Selain buat menambah pahala kan buat melatih kesabaran juga.

T: Apakah Anda selalu membayar zakat fitrah setiap bulan Ramadhan?

J: Pasti! Pokoknya kalau ibadah-ibadah yang sifatnya wajib, pasti saya kerjakan.

Tidak pernah terabaikan.

Page 101: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

T: Apakah Anda juga selalu beramal/bersedekah selain zakat fitrah?

J: Saya juga selalu menyisihkan rezeki saya untuk diamalkan kepada orang yang

tidak mampu atau sumbangan masjid dan lain-lain.

T: Apakah Anda selalu membaca Al-Quran?

J: Setiap hari saya selalu rutin membaca Al-Quran. Bahkan kadang-kadang di

sela-sela jam kerja saya selalu membacanya. Jadi, tidak hanya di rumah saja.

T: Apakah Anda selalu berzikir?

J: Ya. Saya juga selalu berzikir setiap hari. Buat saya waktu senggang sangat

baik dimanfaatkan untuk berzikir mengingat Allah.

Dimensi Pengalaman

T: Apakah Anda pernah mengalami kejadian yang merubah keberagamaan Anda?

J: Pernah. Waktu saya masih SMA. Waktu itu saya sedang nakal-nakalnya. Biasa

lah anak muda, tidak jauh dari mabuk-mabukan dan obat-obatan. Tiba-tiba saya

sakit karena keseringan mengkonsumsi barang haram itu. Lalu saya berdoa

kepada Allah mohon disembukan, kalau bisa sembuh saya akan meninggalkan

kebiasaan buruk itu. Alhasil, saya pun sembuh. Sejak saat itu saya insyaf dan

tidak berani lagi mengulanginya. Alhamdulillah!

T: Apakah Anda pernah merasakan balasan langsung perbuatan baik yang Anda

lakukan?

J: Kalau itu sering ya. Saya sering sekali mengalami kejadian-kejadian seolah-

olah Allah telah membalas langung perbuatan baik saya.

T: Apakah Anda juga pernah merasakan balasan langsung perbuatan buruk yang

Anda lakukan?

J: Itu juga sama.

Page 102: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

T: Apakah Anda pernah merasakan bahwa doa Anda dikabulkan oleh Allah?

J: Pernah. Tapi kadang-kadang, tidak selalu. Kadang-kadang juga meski sudah

berdoa dengan khusyu kalau Allah belum menghendaki ya tidak akan dikabulkan.

Tapi, saya tetap yakin Allah pasti akan mengabulkan doa saya.

T: Apakah Anda pernah merasakan terhindar dari bahaya setelah berdoah?

J: Pernah juga. Ya itu, waktu saya sakit dan saya berdoah mohon kesembuhan.

Dimensi Pengetahuan Agama

T: Apakah Anda berasal dari keluarga yang agamis?

J: Keluarga saya lumayan agamis, tapi tidak terlalu agamis ya. Biasa-biasa saja.

T: Apakah Anda tinggal di lingkungan yang agamis?

J: Lingkungan tempat tinggal saya juga tidak terlalu agamis.

T: Dari mana Anda lebih banyak mendapatkan pendidikan agama?

J: Saya banyak mendapatkan pendidikan agama di sekolah. Sisanya di rumah dari

orang tua dan pengajian-pengajian.

T: Menurut Anda sejauh mana tingkat pengetahuan agama Anda?

J: Biasa-biasa saja. Ya... lumayan lah...

T: Apakah Anda selalu mengikuti pengajian untuk memperdalam pengetahuan

agama Anda?

J: Ya. Saya rutin mengikuti pengajian mingguan di rumah dan di perusahaan.

Dimensi Konsekuensi

T: Apakah Anda merasa lebih tenang setelah mengerjakan shalat?

J: Betul sekali. Apalagi kalau pikiran saya sedang penat atau stress, biasanya

setelah shalat jadi tenang lagi.

T: Apakah Anda merasa lebih tenang bekerja sambil berpuasa?

Page 103: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

J: Ya. Mungkin karena kalau sedang puasa kita harus menjaga segala hawa nafsu

ya, jadi lebih tenang dan konsen.

T: Apakah Anda merasa zakat, sedekah, atau amal dapat berpengaruh terhadap

rezeki?

J: Saya rasa begitu. Karena zakat, sedekah, dan amal saya merasa rezeki saya

lancar-lancar saja.

T: Apakah Anda merasa lebih bersemangat setelah berdoa?

J: Ya. Bagi saya doa merupakan pemacu semangat. Lagipula pekerjaan menjadi

lebih berkah kalau kita berdoah dahulu.

T: Apakah Anda merasa agama sangat berpengaruh terhadap pekerjaan Anda?

J: Sangat berpengaruh. Karena bekerja juga terasuk ibadah kepada Allah, jadi

harus diiringi juga dengan agama.

Aktivitas Agama Pekerja di Perusahaan

T: Kebiasaan apa yang pertama Anda lakukan pada jam istirahat?

J: Saya selalu mengerjakan shalat dahulu pada jam istirahat. Setelah shalat mau

melakukan yang lain juga sudah tenang.

T: Apakah perusahaan Anda selalu mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan?

J: Ya. Rutin sekali. Ada pengajian mingguan, bimbingan rohani, dan bakti sosial,

dan lain-lain.

T: Apakah Anda selalu mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan

perusahaan?

J: Kalau memang sempat, saya pasti selalu mengikutinya.

T: Apakah perusahaan Anda memberikan toleransi untuk melaksanakan hal-hal

keagamaan?

Page 104: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

J: Perusahaan saya sangat toleran sekali terhadap agama.

T: Apakah perusahaan Anda menyediakan fasilitas agama yang memadai?

J: Kalau fasilitas agama saya rasa sudah cukup memadai ya.

Page 105: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

HASIL WAWANCARA

Nama : Wahyu Avianto

Jabatan : Pengelola Pengembangan Produk dan Sisdur

Tanggal Wawancara : 16 Maret 2007

Dimensi Keyakinan

T: Apakah Anda percaya pada rukun iman?

J: Ya. Saya percaya sekali dengan rukun iman. Karena merupakan kewajiban

bagi setiap Muslim.

T: Apakah Anda percaya bahwa segala sesuatu datang dari Allah dan akan

kembali kepada Allah?

J: Saya percaya sekali. Seluruh alam dan isinya adalah ciptaan Allah, dan Allah

akan menarik kembali segala yang Ia ciptakan dengan kuasa-Nya. Istilahnya,

Allah sekedar menitipkan saja, dan Allah pasti akan mengambil kembali apa yang

telah Ia ciptakan sesuka hatinya. Makanya, bohong banget kalau ada orang yang

menyombongkan diri bahwa kesuksesan mereka dari hasil keringat mereka

sendiri.

T: Apakah Anda percaya adanya surga dan neraka?

J: Saya percaya adanya surga dan neraka. Saya percaya akan ada kehidupan lagi

setelah kehidupan dunia. Istilahnya kita numpang di dunia ini. Ngontrak lah!

Hahaha.... Makanya, kita jangan cuma mengejar dunia saja, kita juga harus

punya bekal untuk di akhirat nanti.

T: Apakah Anda percaya dengan ajaran-ajaran agama yang Anda peroleh?

Page 106: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

J: Percaya. Kalau nggak, ngapain saya kerjakan. Memang banyak versi tentang

ajaran Islam, tapi saya nggak mau ambil pusing, saya hanya percaya dan

mengerjakan ajaran-ajaran yang selama ini saya peroleh.

T: Apakah Anda percaya bahwa Allah akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya?

J: Saya percaya Allah pasti mengabulkan setiap doa hambanya. Memang kadang-

kadang orang nggak sabar ingin doanya dikabulkan. Tapi, saya pikir kalau cuma

berdoa tanpa usaha ya sama saja bohong. Begitu juga kalau kita berusaha tanpa

berdoa, usaha kita nggak berkah.

Dimensi Praktek Agama

T: Apakah Anda selalu mengerjakan shalat lima waktu?

J: Selalu. Di manapun, kapanpun, saya selalu menyempatkan untuk shalat lima

waktu. Buat saya, shalat adalah ibadah yang paling wajib di antara ibadah-

ibadah yang lain.

T: Apakah Anda selalu mengerjakan shalat lima waktu secara berjamaah?

J: Kalau sahalat lima waktu berjamaah jarang. Kalau nggak ada orang lain ya

shalat sendiri saja.

T: Apakah Anda juga selalu mengerjakan shalat sunah selain shalat lima waktu?

J: Jarang. Kalau lagi mau saja. Kalau lagi nggak mood ya yang wajib saja lah.

Yang penting yang wajib nggak ketinggalan.

T: Apakah Anda selalu wirid dan berdoa setelah shalat?

J: Sama. Kalau lagi mau saja. Lagian jarang ada waktu buat wirid. Paling selesai

shalat Cuma baca doa.

T: Apakah Anda selalu mengerjakan puasa Ramadhan?

Page 107: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

J: Pasti. Setahun sekali masa iya nggak bisa. Kan katanya Ramadhan lebih mulia

daripada seribu bulan. Jadi, harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

T: Apakah Anda juga selalu mengerjakan puasa sunah selain puasa Ramadhan?

J: Kalau puasa sunah kadang-kadang saya kerjakann. Biasanya kalau saya lagi

punya suatu keinginan atau harapan terhadap sesuatu, saya imbangi dengan

puasa sunah senin-kamis.

T: Apakah Anda selalu membayar zakat fitrah setiap bulan Ramadhan?

J: Selalu dong... Selama masih dikasih rezeki dan masih mampu.

T: Apakah Anda juga selalu beramal/bersedekah selain zakat fitrah?

J: Buat pelengkap zakat, saya juga sering nyisihin buat amal atau sedekah. Saling

berbagi sama orang lain lah....

T: Apakah Anda selalu membaca Al-Quran?

J: Baca Al-Quran? Kayaknya sudah agak jarang deh. Waktu kecil sih iya, setiap

hari mengaji terus. Sekarang sudah sibuk kali ya, paling kalau sempat saja.

T: Apakah Anda selalu berzikir?

J: Selalu. Setiap hari saya selalu berzikir mengingat Allah. Kadang-kadang

sambil kerja sambil zikir.

Dimensi Pengalaman

T: Apakah Anda pernah mengalami kejadian yang merubah keberagamaan Anda?

J: Kayaknya nggak pernah tuh.

T: Apakah Anda pernah merasakan balasan langsung perbuatan baik yang Anda

lakukan?

J: Kadang-kadang.

Page 108: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

T: Apakah Anda juga pernah merasakan balasan langsung perbuatan buruk yang

Anda lakukan?

J: Itu juga sama.

T: Apakah Anda pernah merasakan bahwa doa Anda dikabulkan oleh Allah?

J: Pernah. Tapi nggak sering sih.

T: Apakah Anda pernah merasakan terhindar dari bahaya setelah berdoah?

J: Pernah beberapa kali.

Dimensi Pengetahuan Agama

T: Apakah Anda berasal dari keluarga yang agamis?

J: Keluarga saya cukup agamis, meski nggak banyak mendapat pendidikan

agama.

T: Apakah Anda tinggal di lingkungan yang agamis?

J: Lingkungan tempat tinggal saya juga sama, cukup agamis juga.

T: Dari mana Anda lebih banyak mendapatkan pendidikan agama?

J: Dari sekolah.

T: Menurut Anda sejauh mana tingkat pengetahuan agama Anda?

J: Biasa saja.

T: Apakah Anda selalu mengikuti pengajian untuk memperdalam pengetahuan

agama Anda?

J: Saya jarang sih mengikuti pengajian. Kalau lagi mau saja atau kalau lagi ada

yang nemenin.

Dimensi Konsekuensi

T: Apakah Anda merasa lebih tenang setelah mengerjakan shalat?

J: Kadang-kadang saya merasakannya. Kadang-kadang juga ya biasa-biasa saja.

Page 109: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

T: Apakah Anda merasa lebih tenang bekerja sambil berpuasa?

J: Memang lebih konsen sih. Tapi kalau lagi stress ya tetap saja nggak konsen.

T: Apakah Anda merasa zakat, sedekah, atau amal dapat berpengaruh terhadap

rezeki?

J: Iya. Mungkin berkah kali ya.

T: Apakah Anda merasa lebih bersemangat setelah berdoa?

J: Kira-kira seperti itu. Biar lebih berkah juga apa yang kita kerjakan.

T: Apakah Anda merasa agama sangat berpengaruh terhadap pekerjaan Anda?

J: Berpengaruh. Ya itu, biar pekerjaan lebih berkah harus diimbangi dengan

agama.

Aktivitas Agama Pekerja di Perusahaan

T: Kebiasaan apa yang pertama Anda lakukan pada jam istirahat?

J: Saya lebih sering mengerjakan shalat dahulu pada jam istirahat. Setelah shalat

baru makan. Tapi kalau lagi lapar banget saya makan dahulu baru shalat.

T: Apakah perusahaan Anda selalu mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan?

J: Iya.

T: Apakah Anda selalu mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan

perusahaan?

J: Tapi saya jarang ikut. Hehehe...

T: Apakah perusahaan Anda memberikan toleransi untuk melaksanakan hal-hal

keagamaan?

J: Oh iya. Perusahaan saya sangat peduli sekali terhadap hal-hal yang berbau

agama.

T: Apakah perusahaan Anda menyediakan fasilitas agama yang memadai?

Page 110: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

J: Fasilitas agama cukup memadai. Cukup lah...

Page 111: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

HASIL WAWANCARA

Nama : Retno

Jabatan : Staf

Tanggal Wawancara : 16 Maret 2007

Dimensi Keyakinan

T: Apakah Anda percaya pada rukun iman?

J: Percaya. Rukun iman kan wajib. Karena saya orang Islam, maka mempercayai

adanya rukun iman.

T: Apakah Anda percaya bahwa segala sesuatu datang dari Allah dan akan

kembali kepada Allah?

J: Saya percaya. Karena benar bahwa segala sesuatu yang datangnya dari Allah

pasti akan kembali kepada Allah juga.

T: Apakah Anda percaya adanya surga dan neraka?

J: Saya percaya aja adanya surga dan neraka. Meski saya nggak tau banyak

tentang surga dan neraka itu.

T: Apakah Anda percaya dengan ajaran-ajaran agama yang Anda peroleh?

J: Saya percaya. Selama ajaran agama yang saya peroleh tidak menyesatkan

saya.

T: Apakah Anda percaya bahwa Allah akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya?

J: Saya agak kurang percaya. Karena saya sering berdoa tapi jarang terkabul.

Mungkin saya doanya kurang ikhlas kali ya.

Page 112: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

Dimensi Praktek Agama

T: Apakah Anda selalu mengerjakan shalat lima waktu?

J: Saya mengerjakan shalat lima waktu kalo nggak ada halangan (menstruasi—

pen.).

T: Apakah Anda selalu mengerjakan shalat lima waktu secara berjamaah?

J: Terkadang aja, pada waktu tertentu.

T: Apakah Anda juga selalu mengerjakan shalat sunah selain shalat lima waktu?

J: Sama. Kadang-kadang juga, pada waktu tertentu.

T: Apakah Anda selalu wirid dan berdoa setelah shalat?

J: Saya selalu berdoa setelah selesai shalat. Tapi kalo wirid kadang-kadang.

T: Apakah Anda selalu mengerjakan puasa Ramadhan?

J: Selalu mengerjakannya kalo nggak ada halangan.

T: Apakah Anda juga selalu mengerjakan puasa sunah selain puasa Ramadhan?

J: Hampir nggak pernah. Suka nggak tahan sih. Soalnya bukan puasa wajib.

Masa yang lain nggak puasa saya puasa. Kecuali lagi “bayar utang” saya bela-

belain deh.

T: Apakah Anda selalu membayar zakat fitrah setiap bulan Ramadhan?

J: Ya iya lah... Wajib kan. Lagian cuma setahun sekali, masa nggak mampu.

T: Apakah Anda juga selalu beramal/bersedekah selain zakat fitrah?

J: Kadang-kadang. Kalo lagi ada uang receh saya suka kasih pengemis atau

orang yang minta sumbangan masjid.

T: Apakah Anda selalu membaca Al-Quran?

J: Saya sudah hampir nggak pernah baca Al-Quran. Paling kalo bulan puasa aja..

T: Apakah Anda selalu berzikir?

Page 113: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

J: Kalo zikir paling habis shalat aja. Itu juga kadang-kadang.

Dimensi Pengalaman

T: Apakah Anda pernah mengalami kejadian yang merubah keberagamaan Anda?

J: Pernah nggak ya...? Nggak tau deh pernah apa nggak.

T: Apakah Anda pernah merasakan balasan langsung perbuatan baik yang Anda

lakukan?

J: Pernah. Tapi, kapan ya? Lupa....

T: Apakah Anda juga pernah merasakan balasan langsung perbuatan buruk yang

Anda lakukan?

J: Kayak karma gitu ya? Kalo itu sih sering banget.

T: Apakah Anda pernah merasakan bahwa doa Anda dikabulkan oleh Allah?

J: Pernah. Kadang-kadang kalo lagi pas banget.

T: Apakah Anda pernah merasakan terhindar dari bahaya setelah berdoah?

J: Nggak pernah deh....

Dimensi Pengetahuan Agama

T: Apakah Anda berasal dari keluarga yang agamis?

J: Keluarga saya mah orang biasa, nggak agamis. Soalnya pengetahuan

agamanya rata-rata nggak banyak.

T: Apakah Anda tinggal di lingkungan yang agamis?

J: Lumayan agamis.

T: Dari mana Anda lebih banyak mendapatkan pendidikan agama?

J: Dari sekolah. Kalo waktu kecil dari guru ngaji sama orang tua.

T: Menurut Anda sejauh mana tingkat pengetahuan agama Anda?

Page 114: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

J: Nggak tau deh semana. Biasa lah... masih awam dikit, nggak jago-jago banget.

Soalnya masih sering nanya juga sih kalo ada masalah agama.

T: Apakah Anda selalu mengikuti pengajian untuk memperdalam pengetahuan

agama Anda?

J: Sering sih ikut pengajian. Kan masih awam. Hehehe....

Dimensi Konsekuensi

T: Apakah Anda merasa lebih tenang setelah mengerjakan shalat?

J: Biasa aja tuh. Nggak ada perubahan apa-apa. Karena kalo saya, shalat ya

shalat aja, nggak terlalu dikaitkan dengan perasaan.

T: Apakah Anda merasa lebih tenang bekerja sambil berpuasa?

J: Sama. Biasa aja. Sama aja kalo lagi nggak puasa. Bedanya mungkin kalo lagi

puasa lebih lemes and ngantuk aja. Hehehe....

T: Apakah Anda merasa zakat, sedekah, atau amal dapat berpengaruh terhadap

rezeki?

J: Iya kali. Katanya sih begitu. Pokonya saya mah saya kerjain aja apa yang baik,

nggak meratiin pengaruhnya. Enjoy aja!

T: Apakah Anda merasa lebih bersemangat setelah berdoa?

J: Saya jarang berdoa sebelum kerja. Paling baca bismilah aja. Lagian kalo baca

doa atau nggak sebelum bekerja buat saya sama aja. Biasa-biasa aja.

T: Apakah Anda merasa agama sangat berpengaruh terhadap pekerjaan Anda?

J: Kalo saya rasa berpengaruh ya. Apalagi bekerja juga termasuk ibadah.

Aktivitas Agama Pekerja di Perusahaan

T: Kebiasaan apa yang pertama Anda lakukan pada jam istirahat?

Page 115: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

J: Saya keseringan makan dulu baru shalat. Daripada saya shalat mikirin makan,

kan nggak khusyu. Iya nggak?

T: Apakah perusahaan Anda selalu mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan?

J: Selalu rutin.

T: Apakah Anda selalu mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan

perusahaan?

J: Kadang-kadang. Kalo lagi pengen.

T: Apakah perusahaan Anda memberikan toleransi untuk melaksanakan hal-hal

keagamaan?

J: Perusahaan toleransi banget sama hal-hal agama.

T: Apakah perusahaan Anda menyediakan fasilitas agama yang memadai?

J: Fasilitas agama di perusahaan kalo saya rasa cukup memadai.

Page 116: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keyakinan Terhadap Rukun Iman ...................................................... 40 Tabel 2 Keyakinan Terhadap Segala yang Datang dari Allah akan Kembali kepada Allah ....................................................................................... 41 Tabel 3 Keyakinan Terhadap Surga dan Neraka ............................................. 42 Tabel 4 Keyakinan Terhadap Ajaran Agama................................................... 43 Tabel 5 Keyakinan Terhadap Pengabulan Doa................................................ 43 Tabel 6 Praktek Shalat Lima Waktu ................................................................ 45 Tabel 7 Praktek Shalat Berjamaah ................................................................... 46 Tabel 8 Praktek Shalat Sunah .......................................................................... 47 Tabel 9 Praktek Wirid dan Doa........................................................................ 48 Tabel 10 Praktek Puasa Ramadhan.................................................................. 49 Tabel 11 Praktek Puasa Sunah ......................................................................... 50 Tabel 12 Praktek Zakat Fitrah.......................................................................... 51 Tabel 13 Praktek Sedekah atau Amal .............................................................. 52 Tabel 14 Praktek Membaca Al-Quran ............................................................. 53 Tabel 15 Praktek Zikir ..................................................................................... 54 Tabel 16 Pengalaman yang Merubah Keberagamaan...................................... 55 Tabel 17 Pengalaman Balasan Perbuatan Baik................................................ 56 Tabel 18 Pengalaman Balasan Perbuatan Buruk ............................................. 57 Tabel 19 Pengalaman Pengabulan Doa............................................................ 58 Tabel 20 Pengalaman Terhindar dari Bahaya Setelah Berdoa......................... 59 Tabel 21 Latar Belakang Keluarga .................................................................. 60 Tabel 22 Latar Belakang Lingkungan.............................................................. 61 Tabel 23 Tempat Memperoleh Banyak Pengetahuan Agama.......................... 62 Tabel 24 Tingkat Pengetahuan Agama ............................................................ 63 Tabel 25 Mengikuti Pengajian untuk Menambah Pengetahuan Agama .......... 63 Tabel 26 Ketenangan Setelah Shalat................................................................ 65 Tabel 27 Ketenangan Bekerja Sambil Puasa ................................................... 66 Tabel 28 Pengaruh Zakat, Sedekah, atau Amal Terhadap Rezeki ................... 67 Tabel 29 Semangat Bekerja Setelah Berdoa .................................................... 68 Tabel 30 Pengaruh Agama Terhadap Pekerjaan .............................................. 69 Tabel 31 Kebiasaan pada Jam Istirahat............................................................ 70 Tabel 32 Pengadaan Kegiatan Agama ............................................................. 71 Tabel 33 Keikutsertaan dalam Kegiatan Agam ............................................... 72 Tabel 34 Toleransi Agama dari Perusahaan .................................................... 72 Tabel 35 Fasilitas Agama yang Memadai........................................................ 73

Page 117: KEBERAGAMAAN PEKERJA PERUSAHAAN BUMNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6158/1/TAUFIK...Muslim di BNI Syariah Cabang RS Fatmawati Jakarta Selatan dan kaitannya dengan