kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat demokratis di...

7
Kebebasan Pers dan Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media Massa dalam Masyarakat Demokratis di Indonesia 1. Upaya Pembinaan Pers yang bebas dan bertanggung Jawab Sebagaimana diketahui dalam sejarah, bahwa pers yang dipegang dan dikuasai oleh pemerintah akan selalu membela kepentingan pemerintah (pemegang kekuasaan), dan cenderung melanggar hak-hak asasi manusia warga negaranya. Oleh karena itu, di Negara Indonesia yang berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia perlu adanya upaya- upaya dan pembatasan-pembatasan untuk mengendalikan agar pers tidak terlalu bebas atau kebebasan yang berlebihan, antara lain dengan cara :] A. Pembuatan Undang-Undang Pers Dengan peraturan perundangan tentang pers dan penyiaran yang dibuat oleh pemerintah bersama DPR, diharapkan dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pers dan media massa agar kehidupan pers dan gerak media massa tetap dapat berlangsung dengan bebas namun disertai dengan tanggung jawab. Sebagaimana diketahui bahwa dalam dunia pers, pihak-pihak yang berkepentingan adalah pemerintah, rakyat (warga masyarakat), dan para pengelola pers sendiri. Adolf Hitler dengan partai NAZI nya di Jerman

Upload: vj-asenk

Post on 11-Jan-2015

2.272 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat demokratis di indonesia

Kebebasan Pers dan Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media Massa dalam

Masyarakat Demokratis di Indonesia

1. Upaya Pembinaan Pers yang bebas dan bertanggung Jawab

Sebagaimana diketahui dalam sejarah, bahwa pers yang dipegang dan dikuasai

oleh pemerintah akan selalu membela kepentingan pemerintah (pemegang kekuasaan),

dan cenderung melanggar hak-hak asasi manusia warga negaranya.

Oleh karena itu, di Negara Indonesia yang berkeadilan social bagi seluruh rakyat

Indonesia perlu adanya upaya-upaya dan pembatasan-pembatasan untuk mengendalikan

agar pers tidak terlalu bebas atau kebebasan yang berlebihan, antara lain dengan cara :]

A. Pembuatan Undang-Undang Pers

Dengan peraturan perundangan tentang pers dan penyiaran yang dibuat

oleh pemerintah bersama DPR, diharapkan dapat menjadi acuan bagi semua pihak

yang terkait dengan pers dan media massa agar kehidupan pers dan gerak media

massa tetap dapat berlangsung dengan bebas namun disertai dengan tanggung

jawab.

Sebagaimana diketahui bahwa dalam dunia pers, pihak-pihak yang

berkepentingan adalah pemerintah, rakyat (warga masyarakat), dan para pengelola

pers sendiri. Adolf Hitler dengan partai NAZI nya di Jerman menempatkan pers

sebagai corong pemerintah yang harus tunduk pada kepentingan pemerintah saat

itu. Pers adalah alat Negara yang selalu parallel isi beritanya dengan propaganda

Negara. Pers sebagai alat komunikasi dan penyampai informasi mempunyai hak

untuk berbeda pendapat dengan pemerintah sebagaimana dinegara-negara

demokrasi lainnya.

Sistem demokrasi pancasila menyaratkan kebebasan yang diikuti oleh

tanggung jawab. Meskipun hak-hak asasi pribadi diakui dan dilindungi, tetapi

dalam pelaksanaannya tidak dapat dilakukan tanpa batas. Hak-hak terhadap orang

lainlah pembatasnya sehingga kewajiban untuk saling menghormati menjadi salah

satu jati diri manusia, masyarakat, dan bangsa Indonesia. Pers dinegara Indonesia

adalah pers yang bebas dan bertanggung jawab (free and responsible press)

Page 2: Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat demokratis di indonesia

Selana pemerintahan Indonesia berdiri, telah pernah dikeluarkan Undang-

Undang Pers , misalnya pada masa orde baru berlaku UU nomor 11 Tahun 1966

tentang undang-Undang Pokok Pers.

Dalam pasal 2 ayat (2) UU tersebut, pers nasional berkewajiban :

1) Mempertahankan, membela, mendukung dan melaksanakan

pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen

2) Memperjuangkan pelaksanaan amanat penderitaan rakyat

berdasarkan demokrasi pancasila

3) Memperjuangkan kebenaran dan keadilan atas dasar kebebasan

pers

4) Membina persatuan dan kesatuan kekuatan-kekuatan progresif

revolusioner dalam memperjuangkan menentang imperialism,

kolonialisme, neokolonialisme, feodalisme, liberalism,

komunisme, dan fasisme dictator.

5) Menjadi penyalur pendapat umum yang bersifat konstruktif dan

progresif revolusioner.

Dalam bab II pasal 3 disebutkan pers mempunyai hak control, kritik dan

koreksi yang bersifat korektif dan konstruktif.

Walaupun dalam bab II pasal 4 disebutkan terhadap pers nasional tidak

dikenakan sensor dan pembredelan, namun kenyataannya dengan berdasarkan

Permenpen No. 01/MENPEN/1984 tentang SIUP, semua penerbitan surat kabar

harus memiliki surat izin penerbitan. Juga adanya SK Menpen RI No

147/KEP/Menpen/1975 tentang pengukuhan PWI dan Serikat Penerbit Surat

Kabar (SPSK) sebagai satu-satunya organisasi wartawan dan organisasi penerbit

pers Indonesia. Yang terakhir tersebut maksudnya untuk mempermudah

pembinaan dan menyelaraskan gerak langkah organisasi wartawan dan penerbit

dengan kepentingan pemerintah pada saat itu.

Pasa awal era reformasi, dunia pers Indonesia mengalami perubahan yang

mendasar dalam wujud deregulasi menuju kebebasan pers sebagai salah satu pilar

utama demokrasi. Pada tanggal 5 Juni 1998, telah :

Page 3: Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat demokratis di indonesia

1) Mengeluarkan Peraturan Menteri Penerangan No 01/MENPEN/1998 yang

mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi peraturan Menteri

Penerangan. No 01/MENPEN/1984 tentang SIUP. Dalam peraturan yang

abru itu selain menyederhanakan proses permohonan SIUP, juga

menetapkan tidak adalagi pembatalan SIUP.

2) SK No 133/MENPEN/1998 yang mencabut dan menyatakan tidak berlaku

lagi SK Menteri Penerangan No 47/KEP/MENPEN/1975 tentang

pengukuhan PWI dan serikat Penerbit surat kabar (SPSK) sebagai satu-

satunya organisasi wartawan dan orgaisasi penerbit pers indonesia

3) Dengan kedua SK menteri tersebut, muncullah serbagai media

massa surat kabar dan organisasi wartawan selain PWI, dengan

dikeluarkannya UU no 40 tahun 1999 tentang pers dan UU no 32 Tahun

2002 tentang penyiaran dan lain-lain kini keberadaan pers semakin

terjamin.

B. Menfungsikan Dewan Pers sebagai Pembina Pers Nasional

Dewan pers sebagai lembaga yang mandiri mempunyai tugas dan

tanggung jawabuntuk membina kehidupan pers yang bebas dan bertanggung

jawab. Meskipun dewan ini tidak dapat menilai apakah seorang wartawan atau

pers telah melanggar, dewan ini tidak dapat menilai apakah seorang wartawan

atau pers telah melanggar sanksi kode etik jurnalistik atau belum dan apalagi

menjatuhkan sanksinya, namun tugas dan kewajiban untuk membina kemajuan

pers Indonesia menjadi lebih berarti.

Kode etik jurnalistik, kode etik grafika, dank ode etik iklan kiranya dapat

menjadi acuan dalam kerja pers dan kewartawanan, karena pers dilahirkan dan

didukung oleh masyarakat, tentunya masyarakat sendiri yang akan menilainya.

Wujud tindakan atau sanksi terhadap media massa yang dianggap melanggar hak

asasi rakyat atau masyarakat sering kita lihat dalam berbagai macam. Pers yang

tidak mengindahkan system nilai yang berlaku dalam masyarakat dan juga kode

etik jurnalistiknya sendiri akan langsung berhadapan dengan masyarakat dinegara

hokum yang demokratis ini.

Page 4: Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat demokratis di indonesia

C. Penegakan Supremasi Hukum

Semua aturan hokum dan perundang-undangan tidak mempunyai arti dan

dampak apapun apabila tidak ditegakkan berlakunya secara efektif dalam

kehidupan masyarakat dan Negara, oleh karena itu diperlukan sosialisasi aturan

hokum dan perundang-undangan disamping penegakan hokum itu sendiri.

Penegakan hokum yang didukung oleh seluruh lapisan masyarakat akan

mewujudkan supremasi hokum yang menimbulkan kepercayaan masyarakat pada

pemerintah semakin kuat.

Kemampuan pemerintah untuk menegakkan supremasi hokum termasuk

dalam kaitannya dengan kehidupan pers yang sangat membantu perkembangan

pers sehat bebas dan bertanggung jawab.

Kepastian hokum dan penyelesaian hokum yang sesuai dengan rasa

keadilan hokum masyarakat akan semakin memperkuat tegaknya hokum dan

keadilan dinegara kita.

D. Sosialisasi dan Peningkatan Kesadaran Rakyat akan Hak-hak asasi

Manusia.

Semakin tinggi kesadaran rakyat akan hak-hak asasi manusia menuntut

peningkatan kecerdasan insane pers untuk melayani kebutuhan rakyat. Pers yang

tidak sejalan dalam penerapan kesadaran rakyat tentang hak asasi manusia akan

semakin ditinggalkan oleh segmen pembacanya. Peningkatan kualitas pers

menjadi keinginan rakyat pembacanya. Informasi yang benar disampaikan secara

santun dan menarik menjadi kebutuhan masyarakat yang semakin maju dan

berperadaban.