kayu malele

5
KAYU MALELE Permainan Kayu Malele merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Kabupaten Biak Numfor. Permainan ini selain menyenangkan juga melatih anak dalam beritung milai dari 1 sampai 1000 atau 5000. Permainan Kayu malele dapat di kategorikan sebagai permainan yang cukup berbahaya. Pemainan ini berbahaya bagi anak-anak yang belum mengetahui cara bermainnya.Permainan ini dapat di mainakan di halaman rumah atau juga di lapangan. Untuk dapat memainkan permainan ini di butuhkan Kayu berukuran 20 cm 1 batang Kayu berukuran 50 cm 1 batang Lubang sedalam 10 cm, lebar lubang 4 cm dan panjang lubang 15 cm Cara bermain: Sebelum memainkan permainan ini, terlebih dahulu di bentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 3-5 orang. Untuk menentukan kelompok yang bermain pertama, di lakukan undian yang biasa di sebut suten. Suten di lakukan oleh kedua ketua kelompok. Kelompok yang kalah dalam suten, bertugas mejaga kayu yang akan di ayung dan di pukul oleh kelompok yang bermain. Dalam memainkan permainan ini ada dua tahap bermain yaitu: Langkah Pertama, Kayu berukuran 20 cm di letakan melintang di atas lubang. kemudian, kedua tangan memegang salah satu ujung kayu yang berukuran 50 cm, ujung yang satunya lagi di letakan di belakang kayu berukuran 20 cm lalu, ayunglah sekuat tenaga. Tugas dari kelompok yang menjaga adalah menangkap kayu tersebut. jika tidak berhasil menangkap kayu tersebut maka, mereka harus melempar kayu tersebut ke arah lubang atau mengenah kayu berukuran 50 cm. jika tidak berhasil masuk di lubang maupun tidak mengenah kayu tersebut maka, Kelompok yang sedang bermain melanjutkan permainan lagi ke langkah yang kedua. Langkah kedua, terdiri dari dua cara 1. Letakan kayu berukuran 20 cm melintang di atas lubang, 2. Letakan Kayu yang berukuran 20 cm di dalam lubang Kelompok yang bermain berhak memilih salah satu di antara dua cara di atas . Jika mereka memilih cara yang pertama maka, cara bermainnya sebagai berikut : Gunakan kayu berukuran 50 cm untuk mengangat kayu berukuran 20 cm, lalu memukul kayu tersebut sejahu- jahunya. Kelompok yang bertugas menjaga berusaha untuk menangakap kayu yang di pukul oleh salah satu anggota dari kelompok yang bermain. jika tidak berhasil menangakaptersebut maka, kelompok yang bermain membawah kayu yang tadi digunakan untuk memukul lalu mulai menghitung dari tempat dimana kayu berukuran 20 cm itu jatuh hingga, ke lubang tempat di mulai pemukulan. Cara menghitungnya, kayu berukuran 50 cm di lankah-langkahkan. Setiap langkah

Upload: frakturhepatika

Post on 24-Nov-2015

232 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas adik (3)

TRANSCRIPT

KAYU MALELE

Permainan Kayu Malele merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Kabupaten Biak Numfor. Permainan ini selain menyenangkan juga melatih anak dalam beritung milai dari 1 sampai 1000 atau 5000.Permainan Kayu malele dapat di kategorikan sebagai permainan yang cukup berbahaya. Pemainan ini berbahayabagi anak-anak yang belum mengetahuicara bermainnya.Permainan ini dapat di mainakan dihalaman rumahataujuga dilapangan.Untuk dapat memainkan permainan ini di butuhkanKayu berukuran 20 cm1 batangKayu berukuran50 cm1 batangLubangsedalam 10cm, lebar lubang 4 cm dan panjang lubang15cm

Cara bermain:Sebelummemainkan permainan ini, terlebih dahulu di bentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 3-5 orang. Untuk menentukan kelompok yang bermain pertama, di lakukan undian yang biasa di sebutsuten. Suten di lakukan oleh kedua ketua kelompok. Kelompok yang kalah dalam suten, bertugas mejaga kayu yang akan di ayung dan di pukul oleh kelompok yang bermain.Dalam memainkan permainan ini ada dua tahap bermain yaitu:

Langkah Pertama,Kayu berukuran 20 cm di letakan melintang di atas lubang.kemudian,kedua tangan memegang salah satu ujung kayu yangberukuran 50 cm,ujung yang satunya lagidiletakan di belakang kayu berukuran 20 cmlalu,ayunglahsekuat tenaga. Tugas dari kelompok yang menjaga adalah menangkap kayu tersebut. jika tidak berhasil menangkap kayu tersebut maka, mereka harus melempar kayu tersebut ke arah lubang atau mengenah kayu berukuran 50 cm. jika tidak berhasil masuk di lubang maupun tidak mengenah kayutersebutmaka, Kelompok yang sedang bermain melanjutkanpermainanlagi ke langkah yang kedua.

Langkah kedua, terdiri dari dua cara1.Letakankayu berukuran 20 cmmelintangdi atas lubang,2.Letakan Kayu yang berukuran 20 cm di dalam lubang

Kelompokyang bermain berhak memilihsalahsatu di antara dua caradi atas. Jikamerekamemilih carayang pertamamaka, cara bermainnya sebagai berikut :

Gunakan kayuberukuran 50 cm untuk mengangat kayu berukuran 20 cm,lalu memukul kayu tersebut sejahu- jahunya. Kelompok yang bertugas menjaga berusaha untuk menangakap kayu yang di pukul olehsalah satu anggota darikelompok yang bermain.jika tidak berhasilmenangakaptersebut maka,kelompok yang bermain membawah kayu yang tadi digunakan untuk memukul lalu mulai menghitung dari tempat dimana kayu berukuran 20 cmitujatuh hingga, ke lubang tempat di mulai pemukulan. Cara menghitungnya, kayu berukuran 50 cm di lankah-langkahkan. Setiap langkah memiliki nilai 5 atau 10 sesuai dengan kesepakatan kelompok sebelum bermain.Kedua langkah di atas di lakukan berulang-ulang oleh setiap anggota kelompok. Permainan dapat berakhir jika skor nilaidarisalahsatu kelompok sudah mencapai 1000 atau 5000dan kelompok itu yang di nyatakan menang.

Hubungan Permaainan Kayu Malele Dengan Perkembangan Belajar Siswa

Bermain adalah dunia anak- anak, oleh sebab itu banyak orang memandang pentingnya pengalaman bermain bagi perkembangan koknitif dan motorik anak. Dalam memainkan Kayu Malele, tanpa sadar siswa telah melatih dirinya untuk menghitung dari 1 sampai 1000 atau 5000. Hal itu menurut saya sangat baik untuk perkembangan matematis dan motoriknya dan berdasarkan pengamatan kami, anak yang sering memainkan permainan ini kemampuan berhitungnya lebih baik di banding anak yang tidak pernah terlibat dalam memainkan permainan tersebut. Saat anak mengikut sertakan diri atau terlibat dalam permainan Kayu Malele, iasedang melatih diri untuk bekerja sama dengan kelompok dan juga belajar bermasyarakat.

Piaget mengisyaratkan agar pengajaran matematika oleh para pendidik harus di sesuaikan dengan perkembangan mental anak.Berikut tahap- tahap perkembangan menurut Piaget:1.Tahap Sensori motor (0 2 tahun)2.Tahap Preoperasional (2 7 tahun)3.Tahap Operasi Konkrit (7 12 tahun)4.Tahap Operasi Formal (12 - dewasa)

Berdasarkan tahap tahapperkembangan menurut Piaget di atas dapat kami simpulkan bahwa, untuk mengajarkan konsep matematika kepada anak di bawah usia 12 tahun adalah dengan benda benda konkrit serta permainan yang diharapkan dapat memudahkan pemahaman siswa. Dari implikasi ini tentunya permainan yang di kembangkan anak sendiri, akan lebih mudah bila di mainkan. Hal ini di dasarkan pada pemikiran anak memilih permainannya sendiri yang di kuasainya, tentunya dengan harapan jenis permainan yang di peroleh adalah yang bernilai edukatif, terutama yang mengandung matematika.

Dengan pengalaman yang di peroleh dari permainan yang mengandung nilai pendidikan seperti permainan Kayu Malele, di harapkan anak akan lebih mudah menangkap apa yang di kemukakan guru dalam pengajaran matematika.

BAMBU GILAMaluku punya banyak budaya dan beragam Tarian, tidak heran Banyak penyanyi, pemusik dan penari yang berasal dari Maluku. Budaya Maluku memang erat sekali dengan tradisi bermain musik serta tari-menari. diantara begitu banyaknya Tarian Tradisional khas Maluku, ada 1 yang unik yaitu Salah satu tarian tradisional adalah sebuah tarian yang bernama tari Bulu Gila atau Bambu Gila, suatu tarian yang berasal dari permainan rakyat Maluku Tengah. Tarian ini begitu banyak dicari wisatawan yang mengunjungi Maluku, begitu menariknya karena Tarian Bambu Gila ini dibantu oleh kekuatan Supranatural. Proses sebelum memulai Tarian Bambu Gila ini adanya ritual dan upacara yang harus dipersiapkan, karena sebelum Tari dipentaskan sang Dukun harus terlebih dahulu mencari Bambu yang tepat untuk dipentaskan. setelah dapat bambu yang umumnya didapat didalam hutan ini, ada ritual lainnya seperti pembacaan mantra dan sang dukun meniupkan roh atau arwah kedalam bambu. untuk bisa menyaksikan Tarian ini kita tidak dapat minta secara mendadak, ya karena ada proses waktu dan ritual yang dibutuhkan. selain itu Tarian Bambu Gila ini biasanya dipentaskan pada saat event event budaya tertentu dan agak susah untuk langsung bisa menonton.Tarian Bambu Gila ini adalah permainan tradisional yang biasanya para pemainnya adalah pemuda desa pada acara-acara tertentu. pada saat arwah sudah mulai masuk para penari akan bergerak dengan lincah mengikuti gerakan bambu gila yang telah dimanterai. Bambu ini bergerak seolah olah hidup dan bergerak Gila, Mereka para penari akan membuat gerakan rangkaian dan saling mengaitkan tangan, juga untuk mengadakan Tarian Bambu Gila ini dibutuhkan lokasi yang luas sehingga aman untuk dipentaskan. Dengan gerakan yang begitu tidak teratur dan tidak bisa dikendalikan maka para penari dituntut memiliki fisik yang cukup kuat kalau tidak kuat akan membuat badan kita terpelanting kesana kemari.Tari Bambu Gila sebenarnya dapat dijumpai hampir disetiap daerah di Maluku, tetapi Kini tari itu hampir punah, dan hanya tinggal gerakan-gerakannya yang diubah menjadi tari lincah dengan gerakan kaki serta bulu (bambu) yang didekap kedua tangan. sudah agak jarang kita temui yang menggunakan kekuatan supranatural, hanya didaerah tertentu yang mempunyai budaya yang kuat kita bisa menjumpai tari bambu Gila ini. Gerak dalam tarian bambu gila itu menandakan kesatuan dan persatuan dalam masyarakat. Gerakan yang kompak dan seirama ini sebenarnya merupakan lambang dari semangat gotong royong, yaitu membangkitkan jiwa persatuan dan kesatuan dalam melaksanakan berbagai segi hidup, yang adalah gambarang dari jiwa kegotong-royongan atau Masohi yang adalah budaya masyarakat Maluku sejak dulu kala.

TUGAS PENJASORKESPermainan Tradisional

Oleh :Aura Safitri Azaria07 / XIPS 3Monika Paskah Arum14 / XIPS 3Shiba Izzatul Haqiyyah21 / XIPS 3