kawasan hutan lindung batabuh
DESCRIPTION
Bukit Batabuh merupakan Kawasan Strategis Nasional (KSN)TRANSCRIPT
Kawasan Hutan Lindung Batabuh
Kawasan Strategis Nasional Hutan Lindung Batabuh di Kabupaten Indragiri Hulu
ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategis Nasional (dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN), yang diprioritaskan penataan ruangnya terutama dalam rangka
rehabilitasi kawasan dengan sudut kepentingan lingkungan hidup. UU No.26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang Pasal 4 dan 5, penataan ruang diklasifikasikan
berdasarkan sistem fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan,
dan nilai strategis kawasan. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan
terdiri atas penataan ruang Kawasan Strategis Sasional, penataan ruang kawasan
strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota. Kawasan
Strategis Nasional Hutan Lindung Batabuh di Kabupaten Indragiri Hulu ditetapkan
sebagai salah satu kawasan strategis nasional dalam Peraturan Pemerintah nomor
26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).
Hutan Lindung Bukit Batabuh merupakan sebuah kawasan konservasi yang di
lokasinya antara kawasan Suaka Margasatwa Bukit Tigapuluh dan Rimbang Baling.
Letaknya secara geografis berada di wilayah Kabupaten Kuantan Sengingi dan
Kabupaten Indragiri Hulu, dengan habitat asli Harimau Sumatera (Panthera Tigris
Sumatrae). Kawasan Hutan Lindung Batabuh merupakan koridor yang
menghubungkan Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Suaka Margasatwa Rimbang
Baling. Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh menopang kelangsungan hidup
berupa sumber makanan dan reproduksi bagi harimau sumatera. Jumlah luasan
kawasan konservasi 3 (tiga) kawasan hutan mencapai 322 ribu hektar. Taman
Nasional Bukit Tigapuluh seluas 144 ribu hektar, Suaka Rimbang Baling seluas 136
ribu hektar dan Hutan Lindung Bukit Batabuh seluas 47 ribu hektar,
Hutan Lindung Bukit Batabuh berjarak 4 Km dengan kawasan pemukiman
masyarakat. Kawasan Bukit Batabuh dikategorikan sebagai Kawasan Lindung dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Riau sejak tahun 1994. Kawasan
ini juga dikategorikan sebagai kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) berdasarkan
Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) tahun 1986. Namun pada kenyataan di
lapangan sebagian hutan lindung di Batabuh ini sudah terdegradasi karena berubah
menjadi kebun sawit atau dirambah untuk kepentingan lainnya sehingga habitat
harimau sumatera juga semakin terancam punah. Kawasan Hutan Lindung Bukit
Batabuh lokasinya cukup jauh, sumberdaya manusianya juga relatif sedikit sehingga
pengawasannya menjadi lemah,
Kawasan Hutan Lindung Batabuh semula berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. 73 Tahun 1984 memiliki luas 82.300 hektar. Namun, kini tutupan
hutan yang tersisa tinggal 25.000 hektar. Sedangkan, sekitar 57.300 hektar telah
rusak akibat perambahan hinggqa beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit dan
perumaha.
Kawasan Hutan Lindung Batabuh memiliki potensi kayu yang cukup baik, Potensi
tersebut antara lain aneka jenis kayu jelutung, dan kulim. Selain potensi kayu yang
masih lebih di Kawasan Lindung Bukit Batabuh, kawasan ini juga merupakan habitat
harimau sumatera. Saat ini populasi harimau sumatera terancam kepunahan
harimau dunia mencakup hilang dan terfragmentasinya habitat yang tidak terkendali,
berkurangnya jumlah mangsa alami, perburuan dan perdagangan ilegal, serta konflik
dengan masyarakat yang tinggal di sekitar habitat harimau. Untuk mencegah konflik
itu maka perlu dimaksimalkan lagi fungsi hutan lindung itu sendiri. Sehingga
diperlukan landasan hukum dalam upaya mengendalikan pemanfaatan ruang pada
KSN Hutan Lindung Batabuh.
Dengan pertimbangan diatas, maka Direktorat Penataan Ruang Wilayah Nasional,
Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun
anggaran 2012 ini merencanakan menyusun Ranperpres RTR KSN Hutan Lindung
Batabuh. Tentunya kajian dan studi yang dilakukan ini akan melibatkan berbagai
sector terkait, terutama sektor kehutanan, pertanian, dan lingkungan, baik dalam
lingkup nasional maupun dunia. Mengingat ruang lingkup kegiatan ini sangat luas
maka pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan waktu yang panjang dan terus
menerus sehingga kegiatan ini dilaksanakan secara multiyears agar tidak terputus
oleh pelaksanaan mekanisme penganggaran APBN pada tahun anggaran
selanjutnya.
Kawasan Hutan Lindung Batabuh semula berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. 73 Tahun 1984 memiliki louas 82.300 hektar. Namun, kini tutupan
hutan yang tersisa tinggal 25.000 hektar. Sedangkan, sekitar 57.300 hektar telah
rusak akibat perambahan hingga beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit dan
perumahan.
Sesuai yang tertuang dalam SK Menhut Nomor 254/1984, luas hutan lindung
Bukit Batabuh hanya 25 ribu hektar. Namun dari data yang diperoleh ada seluas
500 hektar kawasan Bukit Batabuh yang sudah mereka tanami kelapa sawit.