katak fisio

9
1.TUJUAN : Mengetahui reaksi katak pada saat keadaan normal dan pada saat di suntikkan larutan kimiawi. 2. ALAT-ALAT : 1. Pelat kaca + Papan fiksasi + Jarum pentul 2. Waskom besar berisi air 3. 3 ekor katak + Penusuk katak + benang 4. timulator induksi + elektroda perangsang !. "elas arlo#i $. emprit 2 cc + #arumn%a &. 'arutan (inger ). 'arutan *ubo kurarin , dicairkan 1 - 1 dalam (inger /. 'arutan 0tropin , 1 dalam (inger 1 . 'arutan Prostigmin , dicairkan 1 - 1 dalam (inger 11. 'arutan *ubo kurarin 1 , dalam ampul 3. CARA KERJA : 3.I. PENGAMATAN SIKAP, GERAKAN DAN WAKTU REAKSI SEEKOR KATAK TERHADAP BERBAGAI RANGSANG SEBELUM DAN SESUDAH PENYUNTIKAN KURARE 1. 0mbillah seekor katak dan letakkan di pelat kaca. ,Perhatikan keg binatang tersebut Pasif 0ktif . 5itung frekuensi pernapasann%a p 2. 6obalah menelentangkan katak tersebut beberapa kali dan perhati reaksin%a ,kembali atau tidak ke posisi semula . 3. Masukkan katak kedalam waskom %ang berisi air dan perhatikan reaksin%a ,dapat berenang atau tidak . 4. 7eluarkan katak dari air dan selidikilah refleks refleks nosisep cara sebagai berikut - a. 7atak dipegangsedemikian rupa sehingga kedua kaki belakangn%a tergantung bebas. b.(angsanglah dengan men#epit salah satu telapak kakin%a dengan pins c. *etapkan waktu reaksin%a. !. untikkan ! cc larutan tubo8kurarin 1 - 1 kedalam kantong limfe ,disebelah os.cocc%gis dibawah kulit . 9alam waktu 1!82 menit s pen%untikan tersebut ulanglah percobaan 1 sampai 4 diatas ta perhatikan perbedaan sikap reaksin%a. $. ebelum pernafasan berhenti sama sekali suntikkanlah ke dalam kan limfe iliakal berturut8turut - a. ! cc larutan 0tropin 1 b. 1cc larutan Prostigrrin 1 - 1 &. etelahter#adi pemulihan lakukan sekali lagi percobaan 1 sampai diatas. :leh karena pemulihan dapat memakan waktu 283 #am lan#utk dahulu dengan latihan bagian ;; dan ;;;.

Upload: liaangelinasimbolon

Post on 05-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jjx

TRANSCRIPT

1.TUJUAN :Mengetahui reaksi katak pada saat keadaan normal dan pada saat di suntikkan larutan kimiawi.2. ALAT-ALAT :1. Pelat kaca + Papan fiksasi + Jarum pentul2. Waskom besar berisi air3. 3 ekor katak + Penusuk katak + benang4. Stimulator induksi + elektroda perangsang5. Gelas arloji6. Semprit 2 cc + jarumnya7. Larutan Ringer8. Larutan Tubokurarin ( dicairkan 1 : 1 dalam Ringer )9. Larutan Atropin ( 0,01% dalam Ringer )10. Larutan Prostigmin ( dicairkan 1 : 1 dalam Ringer )11. Larutan Tubokurarin 1% ( dalam ampul )

3. CARA KERJA :3.I. PENGAMATAN SIKAP, GERAKAN DAN WAKTU REAKSI SEEKOR KATAK TERHADAP BERBAGAI RANGSANG SEBELUM DAN SESUDAH PENYUNTIKAN KURARE1. Ambillah seekor katak dan letakkan di pelat kaca. (Perhatikan kegiatan binatang tersebut, Pasif/Aktif). Hitung frekuensi pernapasannya per menit.2. Cobalah menelentangkan katak tersebut beberapa kali dan perhatikan reaksinya (kembali atau tidak ke posisi semula).3. Masukkan katak kedalam waskom yang berisi air dan perhatikan reaksinya (dapat berenang atau tidak).4. Keluarkan katak dari air dan selidikilah refleks refleks nosiseptif dengan cara sebagai berikut : a. Katak dipegang sedemikian rupa sehingga kedua kaki belakangnya tergantung bebas.b. Rangsanglah dengan menjepit salah satu telapak kakinya dengan pinset.c. Tetapkan waktu reaksinya.5. Suntikkan 0,5 cc larutan tubo-kurarin 1 : 1 kedalam kantong limfe iliakal (disebelah os.coccygis, dibawah kulit). Dalam waktu 15-20 menit setelah penyuntikan tersebut ulanglah percobaan 1 sampai 4 diatas tadi dan perhatikan perbedaan sikap reaksinya.6. Sebelum pernafasan berhenti sama sekali, suntikkanlah ke dalam kantong limfe iliakal berturut-turut :a. 0,5 cc larutan Atropin 0,01%b. 1cc larutan Prostigrrin 1 : 17. Setelah terjadi pemulihan lakukan sekali lagi percobaan 1 sampai 4 diatas. Oleh karena pemulihan dapat memakan waktu 2-3 jam, lanjutkan dahulu dengan latihan bagian II dan III.

3.II. PENGARUH KURARE TERHADAP SESUATU BAGIAN LENGKUNG REFLEKS 1. Ambil katak lain dan rusaklah otaknya saja tetapi jangan merusak medulla spinalisnya.2. Bebaskan n. Ischiadicus paha kanan.3. Ikatlah seluruh paha kanan kecuali n. Ischiadicusnya.4. Suntikkan 0,5 cc larutan tubo-kurarin 1 : 1 kedalam kantong limfe depan dengan membuka mulut katak cukup lebar dan menusukkan jarum suntik ke dasar mulut arah lateral. Periksalah pada kaki yang tidak diikat setiap 5 menit berkurangnya refleks ninoseptif dan timbulnya kelumpuhan umum. Bila peristiwa tersebut belum terjadi, ulangi suntikkan setiap 20 menit.5. Rangsanglah ujung jari kaki kanan dengan rangsang faradik yang cukup kuat sehingga terjadi withdrawal reflex catatlah kekuatan rangsang yang didapatkan.6. Rangsanglah ujung jari kaki kiri dengan rangsang faradik yang cukup kuat sehingga terjadi withdrawal reflex. Catatlah kekuatan rangsang yang didapat.7. Bebaskan n. Ischiadicus kaki kiri dan buanglah sedikit kulit yang menutupi m.gastrocnemicus kanan dan kiri.8. Tentukan ambang rangsang buka untuk masingmasing n. Ischiadicus9. Tentukan ambang rangsang buka untuk masingmasing m.gastrocnemicus yang dirangsang secara langsung.

3.III. TEMPAT KERJA KURARE PADA SEDIAAN OTOT-SARAF1. Buatlah 2 sediaan otot-saraf (A dan B) dari seekor katak lain dan usahakan agar didapatkan saraf yang sepanjang-panjangnya.2. Masukkan otot sediaan A dan saraf sediaan B kedalam gelas arloji yang berisi 0,5 cc larutan tubo-kurarin 1%.3. Selama menunggu 20 menit basahilah saraf sediaan A dan otot sediaan B dengan larutan Ringer.4. Berilah rangsangan dengan arus-buka pada :a. Saraf sediaan Ab. Otot sediaan Ac. Saraf sediaan Bd. Otot sediaan B5. Tentukan kekuatan rangsang yang digunakan baik untuk sediaan yang memberikan jawaban maupun yang tidak memberikan jawaban.

4. HASIL PERCOBAAN :I. PENGAMATAN SIKAP, GERAKAN DAN WAKTU REAKSI SEEKOR KATAK TERHADAP BERBAGAI RANGSANG SEBELUM DAN SESUDAH PENYUNTIKAN KURARE1. Katak tersebut bergerak pasif, frekuensi pernapasannya 96/menit.2. Setelah ditelentangkan ternyata katak tersebut dapat kembali ke posisi semula.3. Katak yang dimasukkan kedalam waskom besar berisi air dapat berenang.4. Waktu reaksi pada saat salah satu kaki katak dijepit oleh pinset adalah 1-2 detik.5. Katak yang telah disuntikkan tubo-kurarina. Katak tersebut bergerak pasif, frekuensi pernapasannya 68/menit.b. Setelah ditelentangkan katak tersebut dapat kembali keposisi semula tetapi agak lambat.c. Katak yang dimasukkan kedalam waskom besar berisi air tidak dapat berenangd. Waktu reaksi yang didapatkanpada saat salah satu kaki katak dijepit oleh pinset adalah 0. 6. Pemulihan katak 2-3 jama. Gerak katak tersebut menjadi aktif, frekuensi pernapasannya 98/menit.b. Reaksi katak apabila ditelentangkan akan kembali ke posisi semula.c. Katak yang dimasukkan kedalam waskom besar berisi air dapat berenang.d. Waktu reaksi pada saat salah satu kaki katak dijepit oleh pinset adalah 1-2 detik.

II. PENGARUH KURARE TERHADAP SESUATU BAGIAN LENGKUNG REFLEKS Hasil percobaan : 1. 0,1 x 30 = 3volt (bergerak kaki kanan)2. 10 x 50 = 500volt (bergerak kaki kiri)

III. TEMPAT KERJA KURARE PADA SEDIAAN OTOT-SARAFHasil percobaan : Saraf Kurare, Otot Ringer.1. 0,1 x 10 = 1volt, bergerak rangsang langsung dari ringer.2. 0,1 x 20 = 2volt, bergerak rangsang tidak langsung.

Otot Kurare, Saraf Ringer.1. 0,1 x10 = 1volt, tidak bergerak.2. 0,1 x 20 = 2volt, tidak bergerak.3. 0,1 x 30 = 3volt, tidak bergerak.4. 0,1 x 40 = 4volt, tidak bergerak.5. 0,1 x 50 = 5volt, tidak bergerak.6. 1 x 10 = 10volt, tidak bergerak.7. 1 x 20 = 20volt, tidak bergerak.8. 1 x 30 = 30volt, tidak bergerak.9. 1 x 40 = 40volt, tidak bergerak.10. 1 x 50 = 50volt, tidak bergerak11. 10 x 10 = 100volt, tidak bergerak.12. 10 x 20 = 200volt, tidak bergerak.13. 10 x 30 = 300volt,tidak bergerak.14. 10 x 40 = 400volt, tidak bergerak.15. 10 x 50 = 500volt, tidak bergerak.

5. PEMBAHASAN :Kerentanan Hubungan Otot-Saraf Terhadap Kurare1. Larutan tubokurarin sama dengan larutan kurare. Penjelasan ini akan lebih ditekankan kepada larutan kurare.2. Larutan kurare.Terdapat diantara relaksan non depolarisasi otot, kurare (d-tubokuraron) sudah digunakan sejak berabad-abad yang lalu oleh para bangsawan Amerika Selatan untuk racun yang diulaskan kepada kepala anak panahnya. Pertama kali kurare dipernalkan secara klinik pada tahun 1942. Dosis yang diberikan di klinik adalah 0.3 0.5mg per kg. Dimana lama bekerjanya sekitar 30 hingga 40 menit. Penggunaan ini harus berhati-hati apabila ingin diberikan kepada pasien-pasien miastenia gravis yang sangat sensitif terhadap komponen kurare atau agen agen depolarisasi. Resiko pengeluaran histamin dan aksi penghambatan penghambatan ganglion merupakan salah satu efek tidak menguntungkan dari kurare.1

3. Larutan ringer.Larutan elektrolit yang paling sering digunakan dalam resuitasi luka bakar adalah larutan ringer. Larutan ini biasanya digunakan kepada pasien-pasien yang mengalami luka bakar yang luas diperlukan volume cairan yang besar agar kandungan dekstrosa 5% dalam larutan ringer akan menyebabkan tingginya dosis dekstrosa dalam tubuh pasien.2 Larutan ringer akan dapat keluar dengan cepat dari sirkulasi ke ruang-ruang lain.3

4. Larutan prostigmin.Larutan prostigmin memiliki fungsi muskarin yang lumayan kuat jauh melebihi efek nikotinnya yang sangat ringan. Digunakan terutama pada keadaan otot lemah yaitu diagnosa dan terapi myasthenia, atonia usus dan kandung kemih (sulit untuk buang air besar dan kecil). Begitu pula pada glaukoma. Resorpsinya dari usus berlangsung tidak baik seperti semua zat hidrofil yang bekerja secara bervariasi secara individual. Di dalam hati zat ini dihidrolisa ikatan esternya oleh kolinesterase. Maka efek pusatnya ringan karena sukar melintasi membran otak. Efek sampingnya pada jantung dan peredaran darah lebih ringan daripada pilokarpin. Untuk melawan efek muskarin ini dapat diberikan atropin. Apabila diberika dosis yang berlebihan dapat menimbulkan kelemahan otot sehingga seolah-olah obat tidak bekerja secara efektif kembali pada myasthenia. Sehingga penggunaan obat ini perlu diperhatikan dengan seksama dan dikontrol secara berkala. Dosis yang diberikan kepada myasthenia oral rata-rata adalah 150mg sehari dalam 4-6 dosis (bromida), pada glaukoma 1-2 dd 1-2 tetes 3-5% larutan metilsulfat.4

5. Larutan atropin.Derivat tropan ini adalah campuran raremis yang berkhasiat anti kolinergis kuat dan merupakan antagonis khusus dari efek muskarin Ach. Atropin mempunyai daya kerja atas SSP (antara lain sedatif) dan daya bronchodilatasi ringan yang berdasarkan peredaan otot polos branchi. Zat ini digunakan sebagai midriatikum kerja panjang sampai beberapa hari yang akan melumpuhkan akomodasi. Serta sebagai spasmolitikum pada kejang-kejang yang terjadi di saluran lambung isis dan urogenital sebagai premedikasi pada anastesi dan sebagai zat penawar keracunan Ach (zat-zat antikolinesterase dan kolinergika lain).Resorpsi di usus cepat dan lengkap seperti alkaloida alamiah lainnya begitu pula dari mukosa. Resorpsinya melalui kulit utuh dan mata tidak mudah. Dan akan didistribusikan ke dalam seluruh tubuh. Yang nantinya akan diekresikan melalui organ ginjal yang separuhnya masih berada dalam keadaan utuh. Plasma-t1/2 nya akan berlangsung hingga 2 sampai 4 jam. Dosis yang digunakan adalah ral 3 dd 0,4-0,6 mg (sulfat), maksimal 4 mg sehari, okuler larutan 0,5-1%.2

6. KESIMPULAN : Larutan-larutan yang dijelaskan dan terdapat diatas hanya bekerja pada saraf dan bukan pada otot. Namun kerja pada saraf itu akan menimbulkan pengaruh pada otot. Apabila ototnya dikurare dan sarafnya di Ringer, maka tidak akan memberikan reaksi apapun.1.Tujuan :Untuk mengetahui tingkat kelelahan pada kerja otot serta faktor faktor yang mempengaruhinya.2. Alat- alat :1. kimograf + kertas + perekat2. manset sfigmomanometer3. ergograf4. metronome ( frekuensi 1 detik )

3. Cara kerja :3. I. KERJA STEADY STATE1. Pasang semua alat sesuai gambar2. Sambil dicatat lakukan tarikan tiap 4 detik menurut irama alat yang diperdengarkan di ruang praktikum sampai putaran tromol. Setiap kali setelah melakukan tarikan, jari segera dilepaskan dari pelatuk sehingga kembali ketempat semula.3. II.PENGARUH GANGGUAN PEREDARAN DARAH1. Manset sfigmomanometer dipasang pada lengan atas.2. Sebagai latihan lakukan beberapa kali oklusi pembuluh darah lengan atas dengan jalan memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi a. radialis tak teraba lagi.3. Dengan manset tetap terpasang, tetapi tanpa okulasi, lakukan 12 kali tarikan dengan frekuensi satu tarikan tiap 4 detik sambil dicatat pada kimograf.4. Tanpa tromol dihentikan pada tarikan ke 13, mulailah manset dipompa dengan cepat sampai denyut nadi a. radialis tidak teraba lagi. Selama pemompaan Orang Percobaan (OP) tetap melakukan latihan.5. Berilah tanda pada kurve pada saat denyut nadi a. radialis tidak teraba lagi.6. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga peredaran darah pulih kembali.7. Dengan frekuensi yang sama teruskan tarikan dan pencatatan sehingga pengaruh faktor oklusi tidak terlihat lagi.

3. III.PENGARUH ISTIRAHAT DAN MASSAGE1. Latihan ini dilakukan oleh orang percobaan lain.2. Beban ergograf dibesarkan sampai hampir maksimal.3. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 1 detik sampai terjadi kelelahan total, kemudian tromol dihentikan.4. Berilah istirahat selama 2 menit. Selama istirahat, lengan tetap dibiarkan diatas meja.5. Setelah tromol di putar dengan tangan sepanjang 2 cm, kimograf dijalankan dan lakukan kembali tarikan dengan frekuensi dan beban yang sama sampai terjadi kelelahan total, kemudian tromol dihentikan.6. Berilah istirahat selama 2 menit lagi. Selama masa istirahat ini dilakukan massage pada lengan OP. Massage dilakukan dengan cara mengurut dengan tekanan kuat kearah perifer, kemudian dengan tekanan ringan ke arah jantung. Massage dilakukan dari fossa cubiti hingga ujung jari.7. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang 2 cm, jalankan kimograf dan dilakukan kembali percobaan seperti ad.5.

3. IV. RASA NYERI DAN PERUBAHAN WARNA DAN SUHU KULIT AKIBAT ISKEMIA1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan ergogram.2. Manset dipasang pada lengan atas kanan OP dan diberikan pembebanan yang cukup berat sehingga penarikan hanya akan diperlihatkan penyimpangan ujung pencatatan yang kecil saja.3. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.4. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi kelelahan total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahankan.5. Tindakan oklusi segera dihentikan setelah OP merasa nyeri yang hebat sekali. Suhu dan warna pada lengan bawah kanan OP diperhatikan.

4. HASIL PERCOBAAN :

I. KERJA STEADY- STATE II. PENGARUH GANGGUAN DAN PEREDARAN DARAHIII. PENGARUH ISTIRAHAT DAN MASSAGE

5. PEMBAHASAN :Kelelahan Otot Bell, Davidson dan Emslie Smith (1972) menduga bahwa penurunan daya kontraksi mungkin disebabkan oleh kegagalan di sejumlah tempat masuk di sinapsis pusat, lempeng ujung motoris dan proses kontraksi, tetapi penyebab kelelahan otot terletak dalam serabut otot ini sendiri. Horobin (1968) mengatakan bahwa kelelahan tidak disebabkan oleh kegagalan pasokan darah untuk memasok elemen metabolisme dikarenakan kegagalan pasokan darah untuk memasok elemen metabolisme yang esensial atau membuang hasil metabolisme atau untuk melaksanakan kedua fungsi itu. Kurangnya oksigen dan akumulasi metabolit asam mungkin terlibat disini.Ketidakpastian lain adalah timbulnya nyeri akibat kelelahan. Telah lama diketahui bahwa metabolit dari fungsi otot berpotensi mengiritasi ujung saraf sensoris yang berada dalam otot. Respons terhadap stimulan demikian itu dapat di interpretasikan sebagai nyeri yang akan mereda ketika ototnya menyembuh. Walaupun demikian, nyeri adalah suatu entitas yang terpisah dan tidak melulu akibat suatu stimulasi yang berlebih terhadap ujung saraf, sehingga sangat menyulitkan penentuan diagnosisnya. Otot juga bisa mengadakan respons akibat spasme, atau jika upaya lebih lanjut diperlukan oleh pusat-pusat yang lebih tinggi, akibat cedera serabut otot terkait.

5. I. Kerja Steady-StateSemakin berat beban dan semakin pendek jarak waktu otot berkerja dapat membuat otot lebih cepat lelah. Sedangkan bila semakin ringan berat beban dan semakin panjang jarak waktu otot berkerja dapat memberi waktu untuk otot kembali berelaksasi sehingga kelelahan otot lebih lama lelah.1

5.II.Pengaruh Gangguan Peredaran DarahKelelahan otot juga disebabkan oleh penumpukan asam laktat pada proses glikolisis anaerob, sehingga apabila pasokan oksigen pada otot dihambat maka kelelahan pada otot akan terjadi lebih cepat dan juga menyebabkan kita bernafas dengan lebih cepat untuk menarik oksigen untuk membakar asam laktat tersebut.25.III.Pengaruh Istirahat dan MassageIstirahat sangat penting. Bagaimanapun padatnya aktifitas seseorang, istirahat harus tetap disempatkan. Istirahat berfungsi melepaskan lelah bagi otot-otot dan sel-sel saraf yang telah bekerja sepanjang waktu. Kelelahan ini timbul akubat tertimbunnya asam laktat dalam tubuh sebagai hasil dari pembakaran zat makanan (glukosa) secara nonaerobik (tanpa oksigen). Dengan beristirahat, asam laktat yang tertimbun sedikit demi sedikit dihilangkan melalui proses biokimia.3Otot yang mengalami kelelahan tidak hanya butuh istirahat atau relaksasi tapi juga membutuhkan pasokan oksigen sehingga efek dari massage yang dapat membantu memperlancar peredaran darah akan lebih maksimal memulihkan kondisi otot daripada hanya beristirahat.

5.IV. Rasa Nyeri, Perubahan Warna dan Suhu Kulit Akibat Iskemia Iskemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suplai oksigen terhadap suatu jaringan atau organ tertentu, iskemia pada suatu organ menyebabkan terjadinya hipoksia pada sel-selnya, karena sel mengalami pengurangan suplai oksigen menyebabkan metababolisme di dalam sel mengalami penurunan. Akibatnya terjadi penurunan produksi ATP sebagai sumber energi terhadap berbagai aktifitas sel, termasuk didalammya adalah penurunan energi untuk aktifitas transport aktif. Pada kondisi ini sitoplasma secara mikroskopik akan tampak pucat. Apablia kondisi berlangsung terus menerus organela-organela dapat mengalami pembengkakan pula. Kalau penyebab keadaan ini segera teratasi maka sel akan berangsur kepada fungsi dan struktur semula, akan tetapi kalau faktor penyebabnya tidak hilang dan terus menerus (persisten) terjadi kondisi yang kekurangan oksigen maka bisa terjadi penurunan fungsi.Tindakan oklusi menyebabkan perubahan warna kulit menjadi biru disertai dengan rasa nyeri dan perubahan suhu tubuh yang menjadi lebih rendah dari sebelumnya..

E. Kesimpulan Kerja steady (state) pada otot dapat menyebabkan kelelahan pada otot karena otot yang bekerja dengan beban yang semakin berat serta jarak waktu yang cepat dapat mempercepat kelelahan pada otot, daripada otot yang bekerja dengan beban yang semakin ringan dan jarak waktu yang semakin lama karena otot pada jarak waktu yang lama dapat kembali beristirahat (berelaksasi) lalu berkontraksi kembali.Kelelahan pada otot juga dapat disebabkan oleh penumpukan asam laktat yang berlebihan pada proses glikolisis anaerob, sehingga bila pemasokan oksigen pada otot dihambat maka akan mempercepat terjadinya kelelahan pada otot.Oleh karena itu massage atau istirahat sangat penting untuk pemulihan otot melakukan kerja selanjutnya karena dia mengembalikan oksigen ke otot. Aliran darah yang dihambat dengan melakukan oklusi (penutupan aliran darah) dapat menghambat kerja otot karena oksigen yang dialirkan darah dihambat dan menyebabkan energi menjadi ikut terhambat. Dan bila pemasokan oksigen dalam darah terhambat hal itu dapat menyebabkan iskemia (penurunan pemasokan oksigen dalam suatu sel yang menyebabkan penurunan fungsi pada metabolisme jaringan yang lain) dalam hal ini menyebabkan kelelahan pada otot. Dan tindakan oklusi tersebut yang menyebabkan perubahan warna kulit menjadi biru disertai dengan rasa nyeri dan perubahan suhu tubuh yang menjadi lebih rendah dari sebelumnya