kata pengantarrepository.unp.ac.id/22145/1/2. pengelolaan pusat sumber belajar.pdf · kata...

173

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan
Page 2: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

ii

KATA PENGANTAR

Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama

ketersediaan sumber belajar khususnya buku. Dapat dibayangkan betapa sulitnya

mahasiswa mendalami materi perkuliahan jika tidak didukung dengan ketersediaan

buku yang berkualitas. Sebaliknya jika perkuliahan menyediakan sumber belajar

dalam bentuk bahan ajar yang baik, akan dapat memberikan kemudahan kepada

para mahasiswa dalam mempelajari berbagai materi kuliah. Oleh karena itu

penulisan bahanajar Pengembangan Sumber Belajar ini dimaksudkan untuk

memberikan kemudahan belajar dan menyediakan sumber belajar bagi mahasiswa

S2 TP PPs UNP.

Bahan ajar ini ditulis untuk mendukung pembelajaran dalam mata kuliah

Pengelolaan Pusat Sumber Belajar di Program Studi Teknologi Pendidikan

Pascasarjana UNP dan Pengelolaan Perpustakaan di Prodi Teknologi Pendidikan

FIP UNP. Sistematika penulisan buku ini terdiri dari 10 (Sepuluh) bab. Secara

keseluruhan buku ini berisikan bab: (1) Pendahuluan, (2) Perkembangan PSB, (3)

Hasil Studi tentang PSB (4) Landasan PSB (5) Konsep Individualisasi

Pembelajaran, (6) Model Pembelajaran Partisipatif, (7) Model dan Tipe PSB, (8)

Bidang Kerja dan Prinsip Manajemen PSB (9) Struktur Tenaga Pengelola PSB, (10)

Jabatan Fungsional Pengembang TP.

Bahan ajar ini dapat ditulis sesuai dengan harapan berkat bantuan dari

Universitas Negeri Padang melalui program Penulisan Bahan Ajar/Teks/Modul

BOPTN serta berbagai pihak yang telah mendukung baik moril maupun materil.

Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Padang melalui tim penyelenggara program

penulisan Penulisan Buku Ajar/Teks/Modul BOPTN

2. Dekan FIP beserta jajaran pimpinan fakultas yang memberikan

kesempatan dan mendanai penulisan bahan ajar ini.

3. Ketua Prodi Teknologi Pendidikan Bapak Dr. Jasrial, M.Pd. dan yang

telah memberikan dukungan terhadap penulisan bahan ajar ini.

4. Teman sejawat seluruh dosen TP PPs UNP yang memberikan masukan

dan dorongan sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan bahan ajar ini

sesuai dengan harapan.

Page 3: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

iii

5. Istri saya Dra. Aflely Dewiva, M.Pd. beserta putra-putri, anak-menantu-

cucuku tercinta dan seluruh keluarga besar atas pengorbanan kalian semua

dalam mendukung berbagai keberhasilan yang kita raih.

6. Semua pihak yang telah ikut serta membantu baik langsung maupun tidak,

semoga Allah memberikan balasan yang setimpal sebagai amal saleh

yang berbuah pahala di sisiNya.

Akhir kata, semoga penulisan bahan ajar ini memberikan manfaat untuk

kemajuan dan perkembangan ilmu pengatahuan serta peningkatan kualitas sumber

daya manusia Indonesia.

Padang, 21 Januari 2013

Penulis,

Dr. Darmansyah, ST,. M.Pd.

NIP. 19591124 198603 1 002

Page 4: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………… iv

DAFTAR TABEL ……………………………………………………… vi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… vii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. ix

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………… 1

A. Defenisi PSB ……………………………………………… 2

B. Rasionalitas PSB ………………………………………….. 4

C. Tujuan PSB ………………………………………………. 7

D. Fungsi PSB ……………………………………………….. 9

E. Manfaat PSB ………………………………………………. 10

BAB II. PERKEMBANGAN PSB ………………………………….. 14

A. Perkembangan PSB di Amerika ………………………….. 15

B. Perkembangan PSB Di Indonesia ………………………….. 24

BAB III. HASIL STUDI TENTANG PSB……………………………… 27

A. Survey PSB di Provinsi Sumatera Barat ……………………. 28

B. Survey PSB di Provinsi Riau………………………………… 29

C. Survey PSB di Provinsi Jambi ………………………………. 30

D. Kesimpulan Hasil Survey ………………………….……….. 30

BAB IV. LANDASAN PSB…………………………………………….. 48

A. Landasan Filosofis………………………………………..…. 49

B. Landasan Psikologis………………………………………… 51

C. Landasann Yuridis Normatif ……………………………….. 52

D. Landasan Teknologis ……………………………………….. 54

E. Landasan Empiris …………………………………………… 55

BAB V. KONSEP INDIVIDUALISASI PEMBELAJARAN…………… 58

A. Student Centered Learning…………………………………. 59

B. Konstruktivisme Pembelajaran ……………………………… 62

C. Pelayanan Kebutuhan Belajar ……………………………….. 66

D. Akomodasi Kecenderungan Gaya Belajar…………………… 70

E. Pembelajaran Berbasis TIK………………………………….. 74

F. Individualisasi Pembelajaran……..………………………….. 78

BAB VI. MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATORI……………… 81

A. Prinsip Dasar Pembelajaran Partisipatif ………………………….. 83

B. Ciri-ciri Pembelajaran Partisipatif ……………………………….. 87

C. Beberapa Teknik Pembelajaran Partisipatif ……………………… 89

BAB VII. MODEL DAN TIPE PSB……………………………………… 99

A. Model PSB di Perguruan Tinggi…………………………………. 100

B. Model PSB di Sekolah …………………………………………... 101

BAB VIII. BIDANG KERJA DAN PRINSIP MANAJEMEN PSB…….. 111

A. Pengembangan Sistem Pembelajaran…………………………….. 112

B. Pengembang n Multimedia Pembelajaran………………………… 113

Page 5: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

v

C. Pelayanan Kebutuhan Sumber Belajar………………………… 115

D. Prinsip Manajemen PSB……………………………………..….. 118

BAB IX. STRUKTUR TENAGA PENGELOLA PSB……………….... 138

A. Pengelola PSB…………………………………………………… 112

B. Pengelolaan Tenaga PSB………………………………………... 113

BAB X. TENAGA PUNGSIONAL PENGEMBANG TP…………….. 154

A. Pengembang PSB……………………………………………….. 154

B. Tugas Pokok dan Kegiatan Pengembang TP……………………. 156

C. Jenjang Jabatan dan Pangkat Pengembang TP………………….. 154

D. Posisi dan Fungsi Teknologi Pendidikan……………………….. 163

E. Peluang dan Tantangan Pengembang TP……………..……….. 164

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..……….. 163

Page 6: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel

halaman

1. Hasil Studi tentang Komponen PSB di Sekolah .................................... 62

Page 7: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Suasana Perpustakaan OHIO State University dengan Konsep PSB…… 5

2. Model Aktivitas Individualisasi Pembelajaran di Perpustakaan

dengan Konsep PSB………………………………………………………. 8

3. Gedung Perpustakaan Ohio State University (Sumber: Koleksi Pribadi) …….. 18

4. Sumber Belajar Ohio State University (Sumber: Koleksi Pribadi) 18

5. Perkembangan PSB ............................................................................... 24

6. Mini Market SMK .................................................................................. 33

7. Laboratorium Komputer SMK................................................................. 40

8. Ruang Baca SMK .................................................................................... . 40

9. Laboratorium Bank Mini SMK .............................................................. 41

10. Bagan Organisasi PSB Tipe A................................................................. 103

11. Bagan Organisasi PSB Tipe B ............................................................... 106

12. Bagan Organisasi PSB Tipe C ............................................................... 108

13. Bagan Organisasi PSB Tipe D ............................................................. .. 109

Page 8: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

1

Proses pembelajaran ideal yang menghasilkan efektivitas dan efisiensi

tinggi dipengaruhi banyak komponen dalam sistem pembelajaran. Beberapa faktor

yang tergabung dalam komponen-komponen sistem pembelajaran. Satu diantara

beberapa komponen penting itu adalah ketersediaan peralatan, perlengkapan,

fasilitas, sarana dan prasarana pembelajaran. Kelengkapan fasilitas pembelajaran

dan sarana prasarana tersebut bukan hanya sekedar memenuhi standar yang

ditetapkan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Keberadaan sarana prasarana pembelajaran itu menjadi bagian penting dalam

mendukung efektivitas dan efisiensi proses dan hasil pembelajaran. Fasilitas

pendukung inilah yang dijadikan sebagai “Pusat Sumber Belajar”.

PSB (Pusat Sumber Belajar) sebenarnya memiliki sejarah panjang baik di

dunia maupun di Indonesia. Perkembangan berdirinya PSB juga didorong oleh

berbagai pertimbangan baik secara filosofi tentang kebutuhan belajar manusia

maupun pasang surut keberadaan PSB yang dipengaruhi oleh kepentingan politik

pendidikan di berbagai negara. Perkembangan itu misalnya dalam bentuk layanan

Page 9: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

2

yang diawali dengan keberadaan perpustakaan di sekolah atau lembaga

pendidikan lainnya, hingga munculnya teknologi informasi dan komunikasi

seperti yang tampak saat ini. Dinamika perkembangan itu juga berdampak

terhadap cara orang, ahli atau pihak tertentu dalam mempersepsikan dan

mendefenisikan PSB, sehingga lahirlah berbagai defenisi tentang PSB yang cukup

beragam.

A. Defenisi PSB

Pusat sumber belajar sering disebut juga sebagai media center, yang

diartikan sebagai lembaga yang memberikan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan

pengenalan berbagai media pembelajaran. Pusat sumber belajar dirancang untuk

memberikan kemudahan kepada peserta didik baik secara individu maupun

kelompok atau guru untuk memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Dengan

demikian, kebutuhan akan sumber belajar dalam proses pembelajaran bisa

terpenuhi dengan adanya pusat sumber belajar.

Page 10: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

3

Pembentukan Pusat sumber belajar juga didasari oleh pentingnya sebuah

lingkungan dalam mendukung proses belajar siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa

salah satu faktor pendukung siswa dalam belajar adalah kondisi lingkungan yang

nyaman. Dengan adanya Pusat sumber belajar, peserta didik bisa diorientasikan

untuk melakukan proses belajar di tempat tersebut. Dengan demikian, pusat

sumber belajar yang sudah disetting sedemikian rupa agar memberikan

kenyamanan pada penggunanya, dapat membantu peserta didik dalam proses

belajar. Pengembangan sistem pembelajaran menuntut peningkatan efektifitas

kegiatan pembelajaran dengan memberikan penekanan pada aktivitas peserta

didik dimana kegiatan belajar di kelas dan pusat sumber belajar merupakan suatu

rangkaian kegiatan yang terpadu.

PSB (Pusat Sumber Belajar) adalah suatu unit dalam suatu institusi

(khususnya sekolah/universitas/perusahaan) yang berperan mendorong efektivitas

serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi

yang meliputi fungsi layanan (seperti layanan media, pelatihan, konsultansi

pembelajaran, dll), fungsi pengadaan, pengembangan media pembelajaran, fungsi

penelitian dan pengembangan, serta fungsi lain yang relevan untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Ada beberapa jenis PSB, diantaranya yaitu

perpustakaan, laboratorium, taman belajar dan lain sebagainya yang selama ini

telah ada di lingkungan lembaga pendidikan .

Pusat sumber belajar adalah suatu departemen yang memberikan fasilitas

pendidikan, latihan dan pengenalan melalui produksi bahan media (seperti slide,

OHP, filmstrip, film 16 mm, videotape, dan lainnya) dan pemberian pelayanan

penunjang (seperti sirkulasi peralatan audiovisual, penyajian program-program

video, pembuatan katalog dan pemanfaatan pelayanan sumber-sumber belajar

pada perpustakaan)

PSB (Pusat Sumber Belajar) merupakan pemusatan secara terpadu

berbagai sumber belajar yang meliputi orang, bahan, peralatan, fasilitas

lingkungan, tujuan dan proses. berisi komponen-komponen perpustakaan,

pelayanan audio-visual, peralatan dan produksi, tempat berlatih mengembangkan

kegiatan program instruksional dan tempat mengembangkan alat-alat bantu dalam

Page 11: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

4

pengembangan sistem instruksional. PSB juga merupakan tempat bagi tenaga

kependidikan untuk mengembangkan bahan-bahan pengajaran dengan bantuan

multimedia pendidikan terpadu yang terdiri atas unsur-unsur perpustakaan,

workshop, audio-visual dan laboratorium (Zainuddin : 1984).

Selanjutnya Warsito (2008) menyatakan bahwa PSB merupakan tempat

di mana berbagai jenis sumber belajar dikembangkan, dikelola dan dimanfaatkan

untuk membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan

pembelajaran. Selanjutkan ditambahkan Warsito, bahwa Pusat sumber belajar

merupakan suatu aktivitas yang terorganisasi yang berhubungan dengan

kurikulum dan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan. Dengan demikian,

Pusat Sumber Belajar merupakan sarana untuk mengelola dan mengembangkan

sumber belajar.

PSB sering disebut juga sebagai media center, yang diartikan sebagai

lembaga yang memberikan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan pengenalan

berbagai media pembelajaran. Pusat sumber belajar dirancang untuk memberikan

kemudahan kepada peserta didik baik secara individu maupun kelompok atau dan

dapat pula digunakan oleh guru untuk menunjang proses pembelajaran dengan

sumber belajar yang tersedia. Dengan demikian, kebutuhan akan sumber belajar

dalam proses pembelajaran bisa terpenuhi dengan adanya pusat sumber belajar

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa PSB

adalah suatu lembaga atau institusi yang didirikan dalam lingkungan sekolah,

perguruan tinggi dan masyarakat yang menyediakan fasilitas pengembangan

sistem pembelajaran, pengembangan multimedia pembelajaran dan peyalanan

kebutuhan sumber belajar berbentuk konsultasi, pelatihan, dan produksi untuk

mendukung terlaksananya pembelajaran yang efektif dan efisien, mendorong

terjadinya individualisasi pembelajaran serta mendukung penyediaan sumber

belajar yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik.

B. Rasionalitas PSB

Pembelajaran yang dilaksanakan selama ini di Indonesia adalah bersifat

klasikal (cenderung tradisional) yang didominasi dengan metode ceramah lebih

Page 12: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

5

dominan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan lebih dekat pada ekspositori

(sekarang lebih dikenal dengan istilah “Teacher Centre”, dimana guru lebih

berperan dalam menentukan arah dan efektivitas pembelajaran. Guru lebih aktif

dalam proses pembelajaran sementara peserta didik hanya menerima informasi

yang disampaikan guru secara pasif. Penggunaan pendekatan Teacher Centre

menimbulkan berbagai ekses atau dampak yang kurang baik dalam mencapai hasil

pembelajaran. Terutama dalam menciptakan suasana yang menyenangkan dalam

belajar.

Sebaliknya sekarang (sejak lahirnya UU No. 20 tahun 2003) telah

mengalami perubahan secara signifikan. Pendekatan pembelajaran TCL (Teacher

Centred Learning) yang sudah digunakan bertahun-tahun berubah menjadi SCL

(Student Centred Learning). Perubahan paradigma ini berimplikasi terhadap

sistem pembelajaran di dalam kelas. Guru yang selama ini menjadi satu-satunya

sumber belajar, bergeser fungsinya menjadi seorang fasilitator pembelajaran.

Metode yang sebelumnya paling banyak diterapkan dalam bentuk ceramah, kini

tidak lagi sepenuhnya menjadi andalan guru dalam menstransfer ilmu. Aktivitas

belajar sepenuhnya berada di pihak peserta didik. Peserta didiklah yang paling

menentukan aktivitas apa saja yang dilakukan dalam mendapatkan pengalaman

belajar.

Secara konseptual pendekatan pembelajaran yang menekankan aktivitas

kepada peserta didik, merupakan upaya untuk meningkatkan terjadinya proses

individualisasi pembelajaran. Individualisasi pembelajaran inilah yang ditekankan

oleh teori-teori pembelajaran konstruktivistik. Peserta didik diharapkan mampu

mengiternalisasi pengretahuannya sendiri melalui pembentukan pengalaman

nyata yang bersifat kontekstual dari lingkungan. Teori-teori yang berakar pada

pendekatan behavioristik juga mendukung adanya stimulus dari lingkungan untuk

mndapatkan pengalaman dalam belajar.

Peserta didik yang mengharapkan adanya aktivitas, kreativitas, secara

individu membutuhkan dukungan sumber belajar yang memadai. Proses yang

memungkinkan terjadinya individualisasi pembelajaran juga membutuhkan sarana

prasarana yang lengkap. Proses internalisasi pengetahuan seharusnya didukung

Page 13: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

6

oleh lingkungan yang tepat sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Dukungan fasilitas, sarana prasarana yang diharapkan itu sulit diwujudkan hanya

melalui kelas-kelas tradisional seperti yang dilaksanakan selama ini. Oleh karena

itu penting kiranya merancang sebuah tempat atau fasilitas yang memadai untuk

melayani kebutuhan belajar dengan konsep PSB.

Di sekolah atau di perguruan tinggi tentunya tugas pendidik bisa berjalan

optimal karena adanya dukungan fasilitas. Pendidik (guru dan dosen) memiliki

aktivitas yang beragam. Mulai dari merancang dan mengorganisasikan bahan

ajar, menyampaikannya di depan kelas, mengelolanya, hingga pada kegiatan

evaluasi yang tentunya membutuhkan keterampilan-keterampilan khusus dalam

proses pembelajaran. Pembuatan media pembelajaran, merancang alat evaluasi

dan mengolah hasil belajar juga membutuhkan keterampilan yang harus dapat

dikuasai dengan baik.

Bagi pendidik yang memiliki kemampuan dan keterampilan kurang

memadai tentunya perlu dibantu dengan menyediakan fasilitas, baik berupa alat

perlengkapan, tenaga ahli, maupun pelatihan keterampilan yang terkait dengan

sistem pembelajaran, multimedia dan pelayanan kebutuhan sumber bahan ajar

lainnya. Beberapa sekolah dan perguruan tinggi yang belum memiliki lembaga

khusus tentang pelayanan ini tentunya akan mengalami kesulitan untuk melayani

kebutuhan tenaga pendidik dalam hal-hal yang disebutkan di atas. Oleh karena itu

memang sangat diperlukan suatu lembaga khusus di sekolah atau di perguruan

tinggi untuk membantu pengembangan sistem pembelajaran, pengembangan

multimedia pembelajaran dan pelayanan terhadap kebutuhan sumber belajar

lainnya melalui sebuah PSB.

PSB yang hadir dengan konsep idealnya, akan mampu memberikan

pelatihan-pelatihan tentang pengembangan system pembelajaran kepada para guru

di sekolah dan dosen di perguruan tinggi. PSB sebagai utamanya, akan berperan

memberikan bantuan terhadap pendidik dalam penyediaan bahan ajar dan sumber

belajar yang beragam sebagaimana keberagaman yang terjadi pada peserta didik

di ruang kelas. PSB juga akan memberikan kesempatan kepada pendidik untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk merancang media yang

Page 14: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

7

berkualitas sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik bagi pserta

didik. PSB yang dilengkapi dengan tenaga-tenaga profesional di bidangnya akan

akan menjadi tempat yang bermakna bagi pendidik melalui konsultasi dan

berbagai pelatihan yang disediakan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PSB akan

memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan efektivitas

dan efisiensi pembelajaran. Artinya keberadaan PSB di sekolah atau di perguruan

tinggi akan memberikan manfaat kepada pendidik dan peserta didik serta

membebaskan masyarakat untuk belajar dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran. PSB akan membantu warga sekolah atau kampus dalam mengatasi

berbagai kendala khususnya mencari sumber belajar yang memadai untuk

melayani kebutuhannya.

C. Tujuan PSB

Sesuai dengan kebutuhan untuk melayani keberagaman cara dan gaya

belajar peserta didik dan membantu pendidik dalam merancang dan menyediakan

berbagai macam sumber belajar maka tujuan PSB adalah mengembangkan sebuah

lembaga untuk membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran

melalui pemanfaatan berbagai sumber belajar secara maksimal dan melembaga.

Intinya, PSB diharapkan menjadi bagian yang terintegragi dalam sistem sekolah.

Tujuan utama PSB adalah untuk memfasilitasi pengembangan sistem

pembelajaran melalui suatu proses yang terus menerus dan sistematis, dalam

rangka membantu pendidik mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar

yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Di

sini terjadi hubungan yang penting antara pusat sumber belajar dengan

pengembangan sistem pembejaran sekaligus juga hubungannya dengan efektivitas

dan efisiensi pembelajaran. Berbagai sumber dan bahan ajar serta personil yang

diorganisasikan di dalam PSB dimaksudkan untuk membantu efektivitas dan

efisiensi interaksi peserta didik dan pendidik dalam proses pembelajaran.

Secara umum tujuan PSB menyelenggarakan berbagai pelatihan dan

konsultasi dan produksi dalam pengembangan sistem pembelajaran,

Page 15: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

8

pengembangan multimedia pembelajaran, dan pelayanan kebutuhan, peminjaman

bahan bacaan untuk mendukung terselenggaranya proses pembelajaran secara

aktif dan efektif. Cara yang dipilih adalah menyediakan berbagai macam pilihan

untuk menunjang kegiatan kelas tradisional dan untuk mendorong penggunaan

cara-cara baru (non-tradisional), yang paling sesuai untuk mencapai tujuan

program akademis dan kewajiban-kewajiban institusional yang direncanakan

lainnya.

Tujuan khusus PSB sebagaimana yang dikutip dan dielaborasi dari

Rusmanto (2013) adalah untuk :

1. Menyediakan berbagai macam pilihan sumber belajar untuk

menunjang kegiatan kelas tradisional.

2. Mendorong penggunaan cara-cara belajar terbaru yang paling cocok

untuk mencapai tujuan pembelajaran dan kewajiban institusional

lainnya.

3. Memberikan pelayanan dalam perencanaan, produksi, operasional,

dan tindak lanjut untuk pengembangan sistem pembelajaran.

4. Menyediakan program latihan untuk para pendidik mengenai

pengembangan sistem pembelajaran dan integrasi teknologi dalam

proses pembelajaran.

5. Memajukan usaha penelitian yang perlu tentang penggunaan media

pembelajaran

6. Menyebarluaskan informasi yang dapat membantu memajukan

penggunaan berbagai macam sumber belajar dengan lebih efektif dan

efesien

7. Menyediakan pelayanan produksi bahan ajar, media dan perangkat

pembelajaran lainnya.

8. Memberikan konsultasi untuk modifikasi dan desain fasilitas sumber

belajar.

9. Membantu mengembangkan standar penggunaan sumber-sumber

belajar.

Page 16: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

9

10. Menyediakan pelayanan pemeliharaan atas berbagai macam peralatan

dan perlengklapan pembelajaran.

11. Membantu dalam pemilihan dan pengadaan bahan-bahan media dan

peralatannya.

12. Menyediakan pelayanan evaluasi untuk membantu menentukan

efektivitas berbagai strategi, model dan metode pembelajaran.

D. Fungsi PSB

PSB menjalankan beberapa fungsi sesuai dengan desainnya pengembang

system pembelajaran, pengembang mulitimedia pembelajaran dan pelayanan

sumber belajar. Fungsi-fungsi yang harus dijalanlan PSB yaitu: (1) fungsi pusat

sumber belajar (2) fungsi pengembangan sistem pembelajaran, (3) pengembang

multimedia pembelajaran, (4) fungsi produksi, (5) fungsi pelatihan.

1. Fungsi Sebagai Pusat Sumber Belajar

Keberadaan PSB pada hakekatnya jauh lebih luas daripada perpustakaan

yang yang selama ini dipahami berupa kumpulan media cetak yang memberikan

pelayanan peminjaman. PSB bukan semata-mata suatu tempat atau gudang

tempat menyimpan berbagai macam peralatan dan bahan ajar yang pada waktu

tertentu digunakan oleh pendidik. PSB menurut Tucker (1979) adalah suatu unit

atau lembaga yang menyediakan fasilitas pendidikan, latihan dan pengenalan

melalui produksi bahan media serta pemberian pelayanan penunjang (seperti

sirkulasi peralatan audiovisual, penyajian program-program video, pembuatan

katalog dan pemanfaatan pelayanan sumber-sumber belajar pada perpustakaan)

Definisi PSB menurut pendapat Tucker tersebut mencerminkan fungsi

memiliki makna mendalam dan peranan yang cukup menentukan dalam

meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran. Terutama fungsi

sebagai pengembang system pembelajaran yang merupakan sarana utama untuk

meningkatkan efektivitas dan efesiensi kegiatan pembelajaran.

Selanjutnya menurut Ellison (1972), PSB memiliki fungsi antara lain:

a. Memberikan fasilitas atau bantuan belajar bagi siswa

Page 17: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

10

b. Menyediakan sumber belajar kepada mahasiswa dan dosen

c. Menyediakan bahan-bahan yang berguna untuk melaksanakan

kurikulum dan pengalaman belajar bagi mahasiswa.

2. Fungsi Pengembangan Sistem Pembelajaran

PSB memiliki unit pelaksana pengembangan sistem pembelajaran. Jika

dilihat dari sisi teknologi pembelajaran sebagaimana dijelaskan dalam AECT

(1977) bahwa Hakekat TP itu merupakan suatu proses yang kompleks dan

terpadu meliputi manusia, prosedur, ide, alat, dan organisasi untuk menganalisis

masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, mengelola dan usaha

pemecahan masalah dalam situasi di mana belajar itu bertujuan dan terkontrol,

maka PSB akan selalu terkait dengan berbagai komponen sistem pembelajaran.

Komponen sistem pembelajaran terdiri dari pesan, orang, bahan, alat, teknik

dan lingkungan, dimana komponen-komponen tersebut merupakan sumber belajar

bagi siswa. Komponen sistem pembelajaran tersebut dapat mempengaruhi hasil

belajar peserta didik apabila dirancang dengan baik oleh fungsi pengembangan

pembelajaran sesuai dengan fungsinya dalam merancang, melaksanakan dan

menilai. Unsur-unsur fungsi pengembangan pembelajaran tersebut adalah riset,

teori, desain, produksi, evaluasi, seleksi, logistik, pemanfaatan dan penyebaran.

Fungsi ini merupakan fungsi utama karena aktivitas PSB bermula dari

fungsi ini kemudian menyebar ke fungsi-fungsi lainnya. Fungsi pengembangan

sistem pembelajaran membantu para pendidik (guru, dosen dan fasilitator)

membuat rancangan pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

proses pembelajaran. Fungsi ini membantu pendidik secara individual dalam

membuat desain dan pemilihan berbagai kebutuhan pembelajaran untuk

meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran yang meliputi :

a. Perencanaan kurikulum

b. Identifikasi pilihan program pembelajaran

c. Seleksi peralatan dan bahan ajar yang akan digunakan dalam

pemebelajaran

d. Perkiraan biaya

Page 18: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

11

e. Pelatihan dan penataran tentang pengembangan sistem pembelajaran

f. Perencanaan program

g. Prosedur evaluasi

h. Revisi program.

Jika PSB ada di sekolah maka fungsinya adalah antara lain:

a. Menyediakan bantuan kepada pendidik merancang bahan ajar

b. Menyiapkan RPP

c. Memilih dan menerapkan strategi, dan metode pembelajaran

d. Memberikan program pelatihan dalam mendesain perangkat

pembelajaran

e. Mengembangkan model-model pembelajaran terbaru

f. Menyiapkan modul pembelajaran

g. dll

3. Fungsi Pelayanan dan Pengembangan Multimedia

Fungsi pelayanan langsung berhubungan dengan kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan oleh PSB dan pembelajaran di dalam kelas. Keberadaan PSB

dengan semua personel dan sarana serta peralatannya dimaksudkan untuk

memberikan pelayanan berupa pemanfaatan berbagai jenis bahan dan media

belajar untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam

kelas. Kecanggihan teknologi informasi yang merambah ke seluruh sisi kehidupan

termasuk dalam pembelajaran, mendorong PSB harus melaksanakan fungsi

pengembangan multimedia untuk membantu pendidik dan peserta didik dalam

proses pembelajaran.

Fungsi pengembangan multimedia ini juga terkait dengan pembuatan

rencana penggunaan media untuk mendukung proses pembelajaran dan pelayanan

pendukung yang dibutuhkan oleh pendidik dan peserta didik yang meliputi :

a. Sistem penggunaan multimedia

b. Fasilitas dan program belajar sendiri berbantuan multimedia

c. Pelayanan perpustakaan media dan bahan pembelajaran

d. Pelayanan pemeliharaan dan penyampaian multimedia

Page 19: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

12

e. Pelayanan pembelian bahan-bahan dan peralatan untuk mendesain

multimedia

f. Penyediaan produk multimedia pembelajaran bagi pendidik dan

peserta didik dan masyarakat belajar lainnya.

Berbagai jenis dan bentuk bahan yang dikoleksi dan dikelola PSB

dimanfaatkan oleh pendidik maupun peserta didik. Sumber belajar yang dapat

melayani kebutuhan gaya belajar yang berbeda dari peserta didik dapat

disediakan di PSB. Tentu saja multimedia berbasis ICT merupakan produk

unggulan dan andalan PSB untuk keperluan bantuan pembelajaran. Produk

multimedia yang disediakan PSB ini juga akan dapat membantu peseta didik

dalam meraih prestasi di sekolah, karena kebutuhan belajar mereka terpenuhi

secara optimal.

Dalam jangka panjang tentunya PSB sendiri harus makin bertumbuh

sehingga mempunyai kemampuan sendiri untuk memproduksi berbagai jenis

media dan bahan ajar yang benar-benar dibutuhkan sesuai dengan kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan. Apabila PSB sudah berkembang dengan pesat,

di mana koleksi multimedia sudah cukup banyak jumlah dan jenisnya, pelayanan

pemanfaatan multimedia pembelajaran ini dapat diberikan juga kepada pihak-

pihak lain di luar kepentingan sekolah sendiri, misalnya sekolah atau madrasah

lain yang dapat juga mengangkat citra sekolah. Perguruan tinggi yang memiliki

SDM relatif lebih baik juga akan membantu institusi lain yang membutuhkan.

D. Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan pelayanan terhadap berbagai kebutuhan

ketersediaan bahan pembelajaran termasuk kelengkapannya bagi pendidik dan

peserta didik. Fungsi produksi sangat diperlukan karena PSB merupakan

lembaga yang memungkinkan untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran

melalui penyediaan koleksi bahan atau media pembelajaran yang memadai baik

berupa bahan cetak maupun non cetak seperti bahan video, bahan audio, bahan

belajar berbantuan komputer, dan sebagainya. Apalagi jika PSB dikelola oleh para

Page 20: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

13

profesional yang handal di bidangnya, maka keberadaan PSB menjadi subuah

pusat belajar yang bermakna bagi masyarakat belajar.

Perpustakaan tradisional selama ini telah memberikan fungsi pelayanan

yang cukup baik . Fungsi pelayanan yang diberikan cenderung terfokus pada jasa

peminjaman buku dan bahan ajar lainnya terutama bahan cetak dan noncetak.

Berkembangnya ICT dalam lingkungan pembelajaran, maka perpustakaan juga

perlu direvitalisasi agar dapat memenuhi tuntutan kebutuhan belajar peserta didik

dan pendidik yang semakin kompleks. Misalnya selama ini perpustakaan hanya

melayani kebutuhan produksi dalam bidang jasa potokopi atau penggandaan

sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran, maka dengan kondisi

perkembangan ICT yang begitu pesat seperti saat ini, produksi multimedia

berbasis ICT atau komputer juga sudah seharusnya menjadi fokus produksi.

Kebutuhan multimedia yang diberikan tidak terbatas hanya pada produk

jadi yang siap digunakan dalam pembelajaran, tetapi PSB juga dapat menyediakan

produk bahan baku seperti foto-foto berkualitas, gambar, grafis, animasi, dalam

bahan baku multimedia lainnya. Artinya fungsi produksi ini dapat diperluas

dengan berbagai bentuk dan jenis produk yang dapat disediakan untuk

mendukung proses pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik.

Fungsi produksi dapat disusun sebagai berikut:

a. Bahan ajar berbasis ICT

b. Penyiapan karya seni asli untuk tujuan pembelajaran

c. Produksi transparansi OHP;

d. Produksi fotografi

e. Pelayanan reproduksi fotografi;

f. Pemrograman, pengeditan, dan reproduksi audio pembelajaran

g. Pemrograman, pengeditan, dan reproduksi video pembelajaran

h. Pemrograman, pemeliharaan sistem pembelajaran

Page 21: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

17

SB (Pusat Sumber Belajar) pada hakekatnya bukan hanya sebagai

lembaga pelengkap semata yang berdiri di lingkungan sekolah atau

perguruan tinggi. PSB dalam arti sebenarnya adalah suatu institusi yang

memungkinkan peserta didik dapat memenuhi kebutuhan belajarnya secara tepat.

PSB harus menjadi salah satu pilihan untuk menyediakan sumber belajar yang

berkualitas kepada peserta didik dan pendidik, sehingga mereka dapat

melaksanakan pembelajaran secara optimal. Mungkin bagi generasi sembilan

puluhan ke atas tidak banyak mengenal PSB di sekolah atau di perguruan tinggi.

Eksistensi PSB hanya kelihatan wujudnya sebelum masa tersebut terutama di

perguruan tinggi LPTK yang menyelenggarakan pembelajaran dengan sistem

modul menggunakan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Selain itu

mungkin tidak banyak yang mengenal PSB secara mendalam kecuali mahasiswa

atau peserta didik Teknologi Pendidikan baik S1 maupun S2 melalui mata kuliah

Pengembangan Pusat Sumber Belajar.

Jika dicermati secar mendalam, PSB di negara maju, ternyata

perkembangannya berbeda dengan apa yang terjadi di tanah air. PSB hadir di

sekolah dan perguruan tinggi luar negeri sudah sejak lama dan telah berkembang

amat pesat. Meskipun terjadi pasang surut pertumbuhan dalam rentang waktu

P

Page 22: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

18

yang relatif panjang, namun PSB dihadirkan oleh pemerintahnya dengan

komitmen yang cukup tinggi. Komitmen itulah yang membawa kemajuan luar

biasa PSB di negara lain menjadi lebih eksis dalam membantu proses

pembelajaran, terutama membantu peserta didik di kelas “tradisional” dalam

penyediaan sumber belajar. Artinya PSB yang ada di lingkungan pendidikan baik

sekolah maupun perguruan tinggi di luar negeri jauh lebih baik ketimbang yang

ada di negara kita.

Salah satu contohnya perpustakaan dengan konsep PSB yang pernah saya

kunjungi di Ohio State University tahun 2009 lalu. Gedungnya cukup besar

berlantai 12 dengan kelengkapan sarana pendukung proses pembelajaran yang

sangat lengkap. Hampir seluruh kebutuhan mahasiswa terpenuhi secara optimal

baik jenis maupun jumlahnya. Pengelolaannya sangat memperhatikan

individialisasi pembelajaran dan gaya belajar yang beragam dengan menyediakan

sumber belajar yang variatif.

Gambar 3. Gedung Perpustakaan Ohio State University (Sumber: Koleksi Pribadi)

Gambar 4. Sumber Belajar Ohio State University (Sumber: Koleksi Pribadi)

Page 23: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

19

A. Perkembangan PSB di Amerika

Latar belakang berdirinya PSB itu berawal dari adanya kebutuhan-

kebutuhan yang berbeda dari peserta didik. Namun antara tahun 1746-1841 oleh

Pestalozzi dan Herbart sebagai pendidik ketika itu, secara lebih luas tidak hanya

menitikberatkan pada kebutuhan peserta didik saja tapi juga menempatkan rasa

hormat kepada nilai-nilai individual. Nilai-nilai inilah yang selanjutnya menjadi

konsep penilaian dan analisis terhadap kebutuhan individu dalam proses

pembelajaran bagi individu-individu dan dasar paling penting dalam konsep pusat

sumber belajar. Artinya pertimbangan pengembangan PSB lebih kepada apresiasi

terhadap pelayanan optimal bagi peserta didik secara individual .

Sumber belajar yang sudah sejak lama ada dalam setiap lembaga

pendidikan atau pelatihan adalah perpustakaan (library). Di lingkungan perguruan

tinggi, banyak pendapat yang menyatakan perpustakaan adalah jantung suatu

universitas atau perguruan tinggi lainnya. Pernyataan itu dapat dibenarkan,

karena perpustakaan yang mengkoleksi berbagai macam dan jenis buku dan

jurnal dari pelbagai disiplin ilmu pengetahuan sungguh sangat diperlukan oleh

suatu lembaga pendidikan dalam memberikan pelayanan optimal kepada para

mahapeserta didiknya. Indikasi yang menentukan mutu suatu lembaga pendidikan

tinggi adalah seberapa lengkap koleksi buku-buku di dalam perpustakaannya dan

apakah pengelolaannya pun dilaksanakan secara professional atau tidak.

Universitas-universitas ternama di dunia selalu memiliki perpustakaan

pusat (main library) yang besar dengan koleksi buku-buku yang sangat lengkap

jumlahnya hingga ratusan ribu sampai jutaan buku dalam berbagai disiplin ilmu

terbitan yang relatif baru ditambah dengan koleksi berbagai jenis jurnal ilmiah. Di

samping itu ada beberapa universitas yang melengkapi secara kelembagaan

dengan perpustakaan fakultas (school library) untuk mendukung kegiatan belajar

para mahapeserta didiknya di masing-masing fakultas.

Sejarah munculnya PSB sebenarnya belum banyak ditulis. Ada sedikit buku

yang menulis tentang hal itu antara lain Frances Bennie (1977) yang berjudul

Learning Centers; Development and Operation, (2) Kenneth W. Allen & Loren

Page 24: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

20

Allen. (1973) dengan judul Organization and Amnistration Of The Leaning

Resources Center In the Community Colloge (3) Merrill R. Irving & Drob A.

Harold. (1977) dengan buku berjudul Criteria For Planning The College and

University Learning Resiurces Center. Satu diantara buku di atas yang

menjelaskan tentang sejarah perkembangan PSB adalah yang ditulis oleh Frances

Bennie (1977) dimana dalam Bab I khusus menjelaskan tentang sejarah

munculnya PSB. Perkembangan PSB yang ditulis dalam buku ini, sebagian besar

dirujuk dari buku tersebut.

Bennie (1977) menyatakan bahwa munculnya pusat-pusat pembelajaran

dihasilkan dari berbagai tren, perkembangan, dan penelitian di bidang pendidikan,

psikologi, dan sosiologi. Banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain

konteks sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan teknologi di zaman itu.

Artinya munculnya PSB tidak tiba-tiba di kancah pendidikan dan bukan juga

sebuah tren belaka. PSB lahir karena tuntutan berbagai kebutuhan sesuai dengan

zamannya.

PSB merupakan tingkat pencapaian yang sangat canggih dalam integrasi

manusia, proses, dan sumber daya. Sebagai hasilnya, PSB telah memungkinkan

pendidik untuk mencapai fleksibilitas yang dibutuhkan dalam memanipulasi

lingkungan pembelajaran untuk tujuan-tujuan yang sangat menguntungkan setiap

peserta didik. Sebuah perspektif sejarah PSB mengungkapkan bahwa, mungkin

PSB tidak akan pernah berkembang sebaik sekarang tanpa kemajuan yang berarti

dalam teknologi, penerimaan pandangan tertentu tentang perbedaan individu, dan

diberlakukannya aturan tentang kewajiban sekolah untuk memenuhi kebutuhan

sumber belajar bagi peserta didik.

Selama periode 1900-1960, yang disebut juga Era Manufaktur, dimana

urbanisasi, imigrasi, dan industrialisasi berdampak pada setiap aspek struktur

sosial, politik, dan ekonomi bangsa. Keberadaan sekolah saat itu memainkan

peran yang sangat kaku, menggunakan kurikulum standar, dan peran guru sangat

otoriter. Sedikit sekali perhatian diberikan terhadap kebutuhan individu atau

perbedaan peserta didik. Kondisi ini sangat merugikan selama awal 1900-an yang

kemudian memunculkan " Gerakan Progresif " yang dipimpin oleh Dewey.

Page 25: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

21

Gerakan ini berusaha mengarahkan agar peran sekolah lebih cenderung

berpusat pada anak dan menekankan kreativitas dan minat murid. Namun, gerakan

itu tidak mampu melanjutkan eksistensinya karena kurangnya praktisi yang

mampu menangani masalah-masalah individualisasi pembelajaran. Meskipun

demikian konsep Dewey tetap bertahan terutama selama ada upaya untuk

mencapai individualisasi dalam pembelajaran. Setelah itu muncul kembali secara

utuh dengan munculnya kelas terbuka pada tahun 1960.

Beriringan dengan itu terjadi pengembangan yang cukup signifikan di

bidang industri teknologi membawa angin segar terhadap perkembangan PSB.

Meskipun tampaknya tidak terkait langsung dengan upaya di bidang pendidikan

pada saat itu, kemajuan dalam teknologi tersebut ternyata memiliki implikasi

terhadap pengembangan teknologi pendidikan. Pada tahun 1926 film yang

beraudio memicu revolusi industri dan untuk sistem penerapannya dimulai oleh

laboratorium sistem Bell awal 1920-an. Perkembangan ini juga membawa

pengaruh yang cukup kuat terhadap munculnya kembali ide-ide baru dalam

pengembangan PSB di lingkungan pendidikan.

Akhir 1920-an dan awal 1930-an adalah masa krisis ekonomi dan sosial di

seluruh dunia. Penekanan perhatian pemimpin negara bergeser dari keuntungan

dalam hal pengetahuan menjadi peran apa yang dapat dilakukan pendidikan

untuk memecahkan krisis sosial. Kurikulum dimodifikasi untuk menyediakan

kesempatan bagi setiap individu dan pendidik lebih menekankan pembelajaran

dengan pendekatan "learning by doing", meskipun konsep ini tidak siap untuk

diterima secara luas di seluruh negeri Amaerika. Pengelompokkan berbagai

sarana pembealajaran untuk memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu

untuk pertama kalinya diperkenalkan dan berjalan selama hampir 40 tahun, namun

fakta menunjukkan konsep itu tidak berjalan secara konsisten dan efektif.

Meskipun demikian upaya untuk menyediakan berbagai kebutuhan individu

dalam belajar pada tahun 1930-an itu memunculkan masalah yang disebabkan

oleh pendidikan wajib belajar. Masalah-masalah kenakalan remaja, kegagalan

mengendalikan perilaku peserta didik, kerusakan moral, penurunan pencapaian

keterampilan dasar, kurangnya tanggung jawab yang bersifat non-instruksional,

Page 26: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

22

berlebihannya peran guru dalam pembelajaran dan beberapa daerah yang

bermasalah memunculkan keadaan kacau dalam negeri disebabkan karena

depresi yang cukup parah. Akan tetapi di sisi lain ada beberapa kelompok ahli

yang berupaya mendorong agar terjadi perbaikan melalaui proses pembelajaran.

Tekad yang muncul adalah memiliki "sesuatu untuk semua orang" kemudian

mempertahankan kualitas pembelajaran dengan oriensi pada kebutuhan individu.

Kelompok aliran inilah yang ingin melanjutkan penelitiannya terhadap perbedaan

individu dengan harapan dapat menyediakan kebutuhan individu dalam

pembelajaran.

Selama paruh kedua tahun 1930-an, banyak psikolog menjadi sangat tertarik

pada studi konsistensi dan prediktabilitas kepribadian. Pada awal 1940-an, Allport

menyarankan konsep "gaya", yang didefinisikan sebagai konsistensi dan pola

perilaku ekspresif individu itu terwujud dalam melakukan berbagai jenis

kegiatan. Ini adalah konsep pertama gaya belajar. Sebuah konsep penting yang

tumbuh selama masa tahun 1960-an dan tahun 1970-an. Konsep ini merupakan

upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam secara individu.

Selama periode inilah untuk pertama kalinya desain eksperimental tentang

penggunaan media pendidikan dalam keterampilan membaca dan pengembangan

seni bahasa muncul. Ditemukan bahwa rata-rata peserta didik mampu

memperoleh informasi secara signifikan dan lebih faktual dimana bahan film

dijadikan sebagai media dalam pembelajaran mereka. Hasil penelitian ini

kemudian mepengaruhi cara pandang praktisi pembelajaran dalam penyediaan

sumber belajar non-cetak.

Pada tahun 1938, penelitian pertama tentang penggunaan alat bantu visual

dalam membaca awal pengajaran dilaporkan. Penelitian itu menyelidiki

penggunaan teknik visual yang terdiri dari persiapan slide yang berisi teks cerita

atau kalimat sederhana yang digunakan untuk mengajar awal membaca di kelas

satu. Berdasarkan temuan ini, disimpulkan bahwa peningkatan yang cukup baik

dalam capaian hasil belajar. Muncullah harapan besar ketika media ini

menggantikan prosedur tradisional, terutama bagi anak-anak lambat belajar.

Page 27: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

23

Selama Perang Dunia II, kemajuan lebih lanjut dilakukan oleh militer

dalam penelitian intelijen, penggunaan pengajaran otomatis, dan dalam

pengembangan film pembelajaran, televisi, dan bentuk lain dari teknologi media.

Segera setelah Perang Dunia II, fasilitas televisi di Amerika Serikat berkembang

pesat, akhirnya menemukan cara-cara terbaik untuk digunakan di sekolah-sekolah

umum tahun 1950-an dan pada skala yang lebih besar selama tahun 1960.

Perkembangan penting lainnya pada PSB terjadi pada akhir tahun 1950-an.

Kelompok di Wane State University mulai diformalkan bekerja pada

pengembangan satu disiplin ilmu yang disebut "ilmu pendidikan". Kegiatan

utamanya adalah penelitian yang mengarah ke perumusan konsep gaya belajar

kognitif dan prosedur pemetaan kognitif. Bahkan sebelum Sputnik Soviet, kritikus

pendidikan di Amerika telah mulai menuntut pendidik untuk meninggalkan model

pendidikan yang hanya ingin mencapai tujuan "penyeragaman individu untuk

seluruh anak" dan mengabdikan diri untuk mengajar anak-anak bagaimana

berpikir. Penekanan baru ini menyebabkan para pendidik harus mencari

kurikulum, bahan pengajaran, dan pendekatan baru. Ketika pengembang

kurikulum beralih ke psikologi untuk informasi tentang bagaimana pikiran

tumbuh dan bagaimana anak-anak berpikir, mereka menemukan bahwa psikolog

memiliki potensi untuk memberikan bantuan dalam prilaku belajar anak. Pada

kesempatan inilah karya Piaget pertama kali menggugah perhatian pendidik

Amerika. Konsep pendidikan terbuka dikembangkan dari penelitian dan teori

Piaget, memberikan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan pusat-pusat

pembelajaran selama 1960-an.

Penelitian dan kemajuan dalam teknologi, seiring dengan perkembangan

tren dan filosofi tertentu dalam bidang pendidikan, psikologi, dan sosiologi, telah

membuka jalan bagi pendekatan baru dalam pendidikan. Periode itulah yang

memicu dan memacu munculnya pusat-pusat pembelajaran. Optimalisasi

penggunaan ICT dalam pembelajaran dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga dan

tenaga profesional. Kelas tradisional tidak mungkin melaksanakan pembelajaran

dengan multisumber dan multimedia, karena terbatasnya sumber daya yang

tersedia.

Page 28: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

24

Pengembangan dan eksperimen dengan prinsip-prinsip pendidikan terbuka

dimasukkan ke dalam sekolah-sekolah umum. Pendidikan terbuka menekankan

interaksi peserta didik dengan lingkungannya untuk belajar. Konsep utama yang

dibangun adalah peserta didik belajar dari pengalamannya. Ketersediaan sumber

belajar yang kaya, proses belajar masing-masing individu sebagai sesuatu yang

unik, observasi dan diagnosis kebutuhan individu, peran pendidik sebagai

pemandu , konselor, dan pengelola lingkungan belajar memungkinkan munculnya

PSB yang dapat mendorong individualisasi pembelajaran.

Hak peserta didik untuk membuat keputusan penting tentang pembelajaran

mereka sendiri, keinginan alami anak-anak untuk berbagi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Mereka memilih bahan-bahan

yang ingin mereka pelajari. Peserta didik memiliki tahapan proses pembentukan

konsep, gagasan dan kesiapan untuk jenis pembelajaran tertentu, pentingnya

pengalaman sebelumnya, sifat integrasi pengalaman interdisipliner, serta akhirnya

penekanan pada belajar bagaimana belajar.

Tahun 1960-an juga terjadi peningkatan yang luas dalam pengetahuan,

kemajuan dramatis dalam teknologi, dan perubahan besar dalam sosial dipicu oleh

undang-undang hak-hak sipil, gerakan feminis, dan pentingnya moralitas dalam

lingkungan pendidikan. Selain itu, tahun 1960-an terlihat peningkatan yang

signifikan dalam kualitas dan kuantitas desain eksperimental yang lebih

eksploratif dalam penelitian pendidikan. Sebagian besar pendanaan diarahkan

untuk melanjutkan individualisasi pembelajaran dengan ketentuan khusus dibuat

untuk menyediakan perlengkapan audio visual baru ke sekolah, peningkatan

fasilitas perpustakaan, perluasan laboratorium membaca dan pengembangan

pusat-pusat pembelajaran. Disinilah muncul konsep dan ide pengembangan PSB

yang lebih komprehensif dan integratif.

Meskipun pendidik mendefinisikan individualisasi pembelajaran dalam

berbagai pandangan, namun ada kesamaan mendasar yang mereka sepakati

bahwa anak-anak berbeda dan sekolah harus menyediakan berbagai sumber

belajar untuk perbedaan ini. Pendekatan individual dipandang oleh banyak

pendidik sebagai salah satu faktor yang akan mendorong penyediaan lingkungan

Page 29: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

25

untuk merangsang eksplorasi, memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk

pemilihan materi, serta menawarkan bimbingan yang memungkinkan tumbuhnya

minat individu itu sendiri untuk belajar.

Pada awal 1970-an, pasar pendidikan dibanjiri beragam bahan media

berkualitas, multi-level dan bahan keterampilan khusus, serta mesin mengajar.

Pembelajaran berbantuan komputer (CAI) dan penggunaan komputer untuk

pendidikan lainnya mulai muncul dan diterapkan bersama dengan televisi

pendidikan. Sepanjang tahun 1960, pendidik profesional mulai menggunakan

teknik berbasis pendekatan system. Upaya ini didukung secara finansial oleh

departemen pendidikan Amerika.

Selama periode antara 1961 dan 1976, minat dan investigasi dalam konsep

gaya belajar kognitif, preferensi modalitas, lingkungan fisik dan gaya belajar,

psiko-sosiolinguistik, pengalaman pendekatan bahasa, dan pendidikan terbuka

menjadi bagian penting dan segera direalisasikan. Penekanan pada pengenalan

dan pemenuhan kebutuhan individu, telah memberikan pemahaman bahwa PSB

perlu dikelola dan dikembangkan dengan baik di sekolah modern.

Penelitian media pendidikan telah membawa banyak pengaruh dalam

perkembangan PSB. Media non cetak adalah jenis utama sumber daya yang

digunakan di pusat belajar, bersama dengan kit multi-level dan berbagai jenis

pembelajran yang diprogramkan. Setelah tahun 1960, pendidik mulai tampak

semakin tertarik dengan teknik audio visual sebagai sarana individualisasi

pembelajaran, terutama dalam membaca dan seni bahasa. Pada tahun 1970 itu

jelas bahwa media dapat digunakan sebagai bagian integral dari pendekatan

sistem untuk pembelajaran ketimbang sebagai alat bantu yang penggunaannya

sangat terbatas dalam proses pembelajaran. Pesatnya pertumbuhan pusat-pusat

pembelajaran pada akhir tahun 1960 merupakan langkah besar menuju

pengembangan PSB.

Keuntungan dari pendekatan sistemik dalam penggunaan media baru

menjadi jelas bagi banyak pendidik pada pergantian dekade tahun 1960. Potensi

media baru untuk mengembangkan teknologi pembelajaran individu disadari

ketika pertama kali PSB mulai dikembangkan. Bahkan PSB awalnya berfokus

Page 30: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

26

pada metodologi diagnostik preskriptif dan didasarkan pada keyakinan bahwa

peserta didik belajar dengan cara yang berbeda dan pada tingkat yang berbeda

serta mereka mampu memikul tanggung jawab terhadap pilihan cara belajar

mereka sendiri.

Saat ini PSB terus dikembangkan di seluruh negeri Amerika meskipun

banyak kendala yang dihadapi lembaga pendidikan. Alasan penting dari

fenomena ini tentu terletak pada kenyataan bahwa, PSB merupakan cara yang

ekonomis dan efisien untuk memfasilitasi individualisasi pembelajaran. Jika

dilengkapi dengan sumber belajar yang lengkap, staf yang memiliki keahlian

memadai, dan dioperasikan dengan manajemen profesional, memungkinkan

pendidik untuk mengakomodasi keragaman gaya dan kebutuhan belajar, akan

menciptakan kualitas pembelajaran yang “mumpuni” karena menawarkan banyak

pilihan pembelajaran yang sulit untuk diberikan dalam kelas biasa.

Inilah perkembangan PSB dari sudut pandang sejarah yang penting bagi

kita. Sejarah mengungkapkan bahwa PSB itu bukan lahir tiba-tiba sebagai

tuntutan berbagai kalangan untuk melengkapi sekolah dengan perpustakaan,

laboratorium dan fasilitas lainnya. PSB lahir karena tuntutan pelayanan kepada

peserta didik secara filosofis dan psikologis berbeda. PSB memungkinkan

pelayanan prima terhadap peserta didik yang dapat dipastikan tidak diperolehnya

melalui pembelajaran di kelas tradisional. PSB lahir dari pertimbangan

mendalam tentang kebutuhan peserta didik yang beragam yang tidak mungkin

diajar dengan cara seragam.

Uraian berikut akan mengungkapkan perkembangan PSB dari sisi fisik dan

fungsi. Dilihat dari bentuknya, perpustakaan merupakan perkembangan awal dari

PSB. Semua bahan belajar berupa bahan cetakan maupun non cetak yang telah

dimiliki dan dikoleksi oleh bagian atau unit yang dinamakan perpustakaan

dipelihara dan disimpan dengan menggunakan sistem klasifikasi tertentu untuk

memudahkan pemanfaatannya. Sistim pengklasifikasian bahan-bahan yang paling

banyak digunakan adalah system Dewey Decimal Classification (DDC). Di

Amerika Serikat, sistem pengklasifikasian bahan di perpustakaan yang umumnya

digunakan adalah sistem Library Conggres (LC) karena volume buku dan bahan-

Page 31: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

27

bahan pustaka lainnya yang dikoleksi sangat banyak sampai meliputi ratusan ribu

hingga jutaan buku jumlahnya. Dengan mengklasifikasi buku-buku dan bahan-

bahan pustaka menggunakan sistem klasifikasi tertentu, maka bahan-bahan

pustaka dapat didistribusikan atau disirkulasikan penggunaannya secara optimal

dalam lingkungan sekolah dan perguruan tinggi, sehingga dapat menunjang dan

memberikan kemudahan bagi pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan

Pada awal 1960-an, di Amerika Serikat, beberapa perpustakaan universitas

diubah namanya menjadi Pusat Sumber Belajar (Learning Resource Centre). PSB

ini memberikan layanan yang diperluas meliputi penelitian, pembelajaran,

evaluasi belajar, pengembangan perkuliahan, layanan pelatihan, produksi bahan

belajar. Selain itu itu juga melaksanakan layanan bahan cetakan dan audio visual

yang biasa dilaksanakan oleh perpustakaan, seperti seleksi (pemilihan), distribusi,

dan penggunaan semua bahan belajar serta fasilitas. Tujuan utamanya adalah

memperbaiki proses pembelajaran peserta didik dengan membantu mereview hasil

penelitian, dan memilih metode pembelajaran terbaik dan bahan ajar terbaik yang

akan diajarkan.

Konsep PSB mengubah organisasi informasi dan pengelolalaan

perpustakaan dari “lingkungan hanya bahan cetak” menjadi “lingkungan bahan

cetak dengan bahan non cetak” termasuk pada akhirnya semua teknologi yang

lebih baru seperti bahan rekaman yang dibaca dengan mesin, CD-ROM, video

disc. Melalui sumber dan layanan yang baru, pustakawan dapat membantu para

pengajar mereview metode pembelajaran mereka dan menyarankan praktek yang

lebih kreatif. Penyiapan bahan belajar yang baru, penyediaan bahan-bahan dan

peralatan audio visual untuk menunjang pembelajaran menjadi suatu program

bersama dengan layanan koleksi dan referensi perpustakaan yang sudah ada.

Perubahan fungsi dari perpustakaan tradisional menjadi PSB yang dapat

melayani berbagai kebutuhan pendidik dan peserta didik dapat digambarkan

seperti berikut adalah gambaran PSB menurut Petrson (1977).

Page 32: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

28

Gambar 1. Perkembangan PSB

Pengelolaan perpustakaan berubah karena itu dibutuhkan berbagai jenis

personalia dengan bermacam keahlian di samping staf perpustakaan yang sudah

ada. Personalia yang dibutuhkan memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam

desain pembelajaran, pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan bahan

(media) pembelajaran, penyiapan bahan belajar, keterampilan dalam mengakses

data atau informasi melalui internet. Tentu saja dibutuhkan juga staf teknis yang

akan merawat agar semua peralatan dapat tetap berfungsi setiap digunakan.

B. Perkembangan PSB di Indonesia

Kendala terbesar dalam menangani pemerataan dan peningkatan kualitas

pendidikan adalah sumber daya yang langka dalam mendukung dan

mengembangkan PSB, baik dalam pendidikan formal maupun non-formal.

Seperti dijelaskan sebelumnya, manfaat PSB dapat memberikan lebih banyak

kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya

secara individual. Memberdayakan PSB dapat dimulai dengan menggunakan

fasilitas yang tersedia di setiap sekolah dan pendidikan tinggi misalnya

perpustakaan laboratorium, workshop dan lain sebagainya. .

Namun berdasarkan pengamatan ke beberapa universitas dan survei ke

sejumlah sekolah oleh USAID (2008), fakta menunjukkan di sejumlah sekolah

Ruangan Belajar Non

Cetak

Pelayanan

Audio Visual

Peralatan +

Produksi

Perpustakaan

Pengembangan

Sistem

Iinstrusional

Page 33: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

29

khususnya yang dibantu dalam CLLC-Unesco-Unicef, MBE USAID, dan LSM,

pendekatan pembelajaran berbasis sumber daya telah diterapkan dan terbukti

terjadi peningkatan yang cukup siginifikan dalam kualitas dan prestasi belajar

peserta didik. Sekolah-sekolah ini menjadi sebuah model dan mendorong lembaga

pendidikan di sekitarnya untuk mengikutinya. Tapi sebagian besar sekolah dasar

dan menengah belum menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis sumber daya

dan proses pembelajaran cenderung teacher centered (Yuhetty: 2006).

Pengamatan ke sejumlah sekolah dasar dan menengah di Provinsi Lampung

menunjukkan (a) hampir semua guru tidak mengoptimalkan pemanfaatan sumber

daya belajar yang tersedia di sekolah, (b) peralatan pembelajaran berbasis ITC

tidak tersedia di sebagian besar sekolah, (c) alat peraga, laboratorium, dan

perpustakaan tidak dikelola dengan baik, (d) tidak ada staf profesional yang

tersedia untuk mengelola sumber daya yang ada pembelajaran. Namun semua

sekolah mengungkapkan bahwa mereka membutuhkan dukungan untuk

mengembangkan sumber belajar. (Sitepu, 2008)

Pengembangan dan pemberdayaan PSB di perguruan tinggi tampaknya

tidak jauh berbeda dengan kondisi yang ada di pendidikan dasar dan menengah.

Meski pada awalnya PSB mendapat tempat di lingkungan pendidikan, namun

seiring berjalannya waktu, perhatian terhadap PSB ini kian meredup dan seakan

hilang tanpa bekas. Bahkan di LPTK (dulu IKIP) ternyata kondisinya sama saja

sudah tidak tampak lagi bekasnya.

Sementara itu dalam pendidikan nonformal terjadi dan ditemukan sebuah

fenomena menarik. Hingga saat ini sejumlah sumber belajar telah berkembang di

masyarakat dan mengarah menjadi PSB. Pusat sumber belajar disebut sebagai

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM dan SKB), Pusat Komunitas Reading

(TBM), dan Perpustakaan Mobile, dapat dikembangkan menjadi PSB untuk

memberikan kesempatan bagi semua orang untuk belajar dalam pendidikan non-

formal. Menurut data yang ada, ada lebih dari 5.000 Pusat Membaca Masyarakat

diatur dan dikelola oleh masyarakat lokal dan tersebar di seluruh Indonesia dan

1.029 dari mereka terdaftar di Direktorat Pendidikan Massa. (Direktorat

Pendidikan Masyarakat, 2006). Komunitas Reading Centers (CRC) pada dasarnya

Page 34: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

30

menyediakan bahan bacaan seperti novel, majalah, dan beberapa buku referensi

bagi masyarakat lokal tetapi PJBB ini dapat dikembangkan menjadi PJBB

melayani fasilitas belajar untuk semua orang.

Menyadari peran penting dan strategis CRC, yang sebagian besar dari

mereka berada di kalangan masyarakat termasuk di daerah pedesaan, Pemerintah

telah mendorong orang untuk membangun dan mengembangkan CRC dengan

memberikan bantuan keuangan dan pelatihan. Beberapa LRC sedang

mengembangkan kegiatan mereka dengan menyelenggarakan kursus singkat

praktis bagi masyarakat lokal seperti program keaksaraan dan kursus keterampilan

hidup. Namun PJBB belum dikembangkan menjadi nyata LRC.

CRC dapat dikembangkan dan dikelola berfungsi sebagai LRC dengan

memperkaya koleksi yang tidak hanya bahan bacaan cetak tetapi juga fasilitas

berbasis ITC berbasis berdasarkan kebutuhan lokal, menyediakan berbagai kursus

dan menciptakan masyarakat membaca dan belajar. Perkembangan CRC menjadi

LRC dapat mendorong orang untuk belajar dan memberikan kesempatan kepada

mereka untuk belajar sepanjang hayat. Mirip dengan CRC, perpustakaan keliling

juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi LRC dan dapat membelajarkan

lebih banyak orang.

Perkembangan LRC di sekolah dan pendidikan tinggi dan CRC berfungsi

sebagai LRC membutuhkan tenaga profesional yang dapat merencanakan dan

memberikan layanan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan

membuat gembira belajar. Pekerjaan ini secara luas terbuka untuk lulusan

Program Teknologi Pendidikan, terutama setelah Pemerintah mengeluarkan

peraturan Profesi Pengembangan Instruksional melalui Keputusan Menteri

Aparatur Pemerintah Nomor PER/2M.PAN/3/2009. Seperti yang telah diuraikan

sebelumnya, “suka atau tidak”, bila kita ingin mencapai tujuan atau kompetensi

belajar dengan baik; maka seharusnya setiap sekolah atau perguruan tinggi

memiliki PSB atau paling tidak menjalankan fungsi-fungsi PSB sebagai bagian

integral dalam sistem pembelajaran.

Page 35: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

27

eiring dengan tujuan mata kuliah Pengelolaan Sumber Belajar

maka tujuan utama survey ini agar mahasiswa mendapat gambaran

nyata tentang keberadaan PSB di Sekolah. Mahasiswa mampu

mendapatkan data dan fakta tentang pemahaman pimpinan sekolah dan para guru

termasuk siswa tentang pentinya PSB di sekolah. Mahasiswa juga dapat

memahami kondisi nyata di lapangan dan membandingkannya dengan harapan

ideal yang disarankan dalan teori dan konsep. Survey ini dilaksanakan untuk

memenuhi sebagian tugas mata kuliah Pengelolaan Sumber Belajar mahasiswa

S2 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Padang semester Juli-Desember

2012.

Pelaksanaan survey dilakukan di tiga provinsi yaitu Sumatera Barat, Riau

dan Jambi. Dalam tiap provinsi dipilih secara acak beberapa kabupaten yang

dianggap memiliki kemudahan dalam akses, baik dari infiormasi dan komunikasi

maupun kelancaran transportasi. Pemilihan sekolah yang menjadi objek survey

S

Page 36: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

28

juga dipilih oleh mahasiswa sebagai pelaksana survey dan tidak ada pembatasan

terhadap jenjang dan jenis sekolah.

Data hasil survey ini diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan

observasi. Sedangkan alat pengumpul data digunakan panduan wawancara dan

lembar ovservasi. Data diolah secara kualitatif dan kuantitatif dengan

menggunakan pendekatan deskriptif. Sebelum hasil survey dimasukkan sebagai

bagian dari buku ini, telah mendapat persetujuan dari para pelaksana dan informan

atau responden yang juga mahasiswa S2 Teknologi Pendidikan PPs UNP. Terima

kasih kepada semua mahasiswa yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik

dan mengizinkan data yang mereka dapatkan untuk dimuat dalam buku ini.

A. Survey PSB di Provinsi Sumatera Barat

Hasil survey yang dilaksanakan di wilayah Sumatera Barat dipilih

beberapa sekolah yang dijadikan sebagai objek penelitian. Tiap sekolah

diwawancarai sebanyak 4 s.d. 5 orang sebagai informan yaitu Kepala Sekolah,

Waka Sarana dan Prasarana, Pengeloa Perpustakaan. Di wilayah Sumatera Barat

ada 11 sekolah yang di survey. Sekolah-sekolah tersebut terdiri dari :

1. Kota Padang

Secara acak terpilih sebanyak 7 sekolah dengan rincian : 2 SMA Negeri ;

1 SMA Swasta; 3 SMK Negeri; 1 MA Swasta.

2. Kota Sawahlunto ;

Dipilih 1 SMA Negeri

3. Kabupaten Padang Pariaman ;

Dipilih 1 SMA Negeri

4. Kabupaten Pesisir Selatan

Dipilih 2 SMK Negeri

Page 37: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

29

B. Survey PSB di Provinsi Riau

Di wilayah Provinsi Riau ada 30 sekolah yang di survey. Secara rinci

sekolah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kota Pekanbaru

Di kota Pekan terpilih sebanyak 17 sekolah dengan rincian SMA Negeri

sebanyak 6 sekolah; SMA swasta 1 sekolah; SMK Negeri 6 sekolah;

SMK swasta sebanyak 3 sekolah.

2. Kabupaten Siak

Di Kabupaten Siak survey dilaksanakan di tiga sekolah yaitu 1 SMA

Negeri, 1 SMK Negeri dan 1 MTs Negeri.

3. Kabupaten Siak

Di Kabupaten Pelalawan survey dilaksanakan di tiga sekolah yaitu 1

SMA Negeri, 1 SMK Negeri dan 1 MTs Negeri.

4. Kabupaten Pelalawan

Di Kabupaten Pelalawan survey dilaksanakan di tiga sekolah yaitu 1

SMA Negeri, 2 SMK Negeri.

5. Kabupaten Kampar

Di Kabupaten Pelalawan survey dilaksanakan di lima sekolah dengan

rincian 4 SMA Negeri, 1 SMK Negeri.

6. Kabupaten Indragiri Hilir

Di Kabupaten Pelalawan survey dilaksanakan di dua sekolah dengan

rincian 1 SMA Negeri dan 1 SMK Negeri.

Page 38: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

30

C. Survey di Provinsi Jambi

Di wilayah Privinsi Jambi dilaksanakan di Kota Sungai Penuh dan

Kabupaten Kerinci. Ada 9 sekolah yang di survey dengan rincian sekolah

tersebut sebagai berikut:

1. Kabupaten Kerinci

Di Kabupaten kerinci ada satu SMA Negeri dan satu SMP Negeri.

2. Kota Sungai Penuh

Di Kota Sungai Penuh ada tujuh sekolah dengan rincian SMA Negeri 1

sekolah, MA Negeri 3 unit sekolah, SMP Negeri sebanyak 2 sekolah,

SMK Negeri 1 sekolah

D. Kesimpulan Hasil Survey

Ketersediaan fasilitas pendukung di sekolah dikelompokkan menjadi tiga

kategori yaitu lengkap, kurang lengkap dan tidak lengkap. Sekolah berkategori

lengkap adalah sekolah yang memiliki kelengkapan perpustakaan, laboratorium,

dan laboratorium komputer. Keberadaan perpustakaan memiliki koleksi sumber

belajar memadai baik dari segi jenis maupun jumlahnya. Sementara kelengkapan

laboratorium yang berkategori lengkap memiliki ketersediaan alat, kelengkapan

pendukung dan fasilitas dapat melayani kebutuhan praktikum peserta didik.

Laboratorium komputer berkategori lengkap menyediakan komputer sesuai

dengan jumlah peserta didik dan sudah terhubung ke internet. Umumnya sekolah

yang masuk kategori lengkap ini adalah sekolah-sekolah yang berada di Kota

Padang.

Sekolah yang masuk kategori kurang lengkap adalah sekolah memiliki

perpustakaan, laboratorium, dan laboratorium komputer yang belum didukung

dengan kelangkapan dan fasilitas yang memadai. Kategori kurang lengkap ini

ditunjukkan dengan adanya komputer tetapi tidak seluruhnya berkondisi baik.

Ada juga komputer lengkap sesuai dengan jumlah peserta didik tapi belum

terhubung dengan internet. Ruang laboratorium ada namun hanya dapat

difungsikan pada kegiatan-kagiatan pembelajaran tertentu saja, karena sebagian

peralatan kurang lengkap dan secara fungsional kurang optimal. Perpustakaan

Page 39: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

31

juga masih belum dapat menyediakan sumber yang lengkap dan kurang

tersedianya buku-buku sesuai dengan kebutuhan baik jenis mapun jumlahnya.

Sekolah berkategori tidak lengkap adalah sekolah yang tidak memiliki

kelengkapan sumber belajar memadai. Ada laboratorium tetapi tidak dapat

melaksanakan kegiatan praktikum, karena tidak tersedia kelengkapan alat-alat

laboratorium. Perpustakaan tidak memiliki aktivitas secara normal. Pada hari-hari

tertentu perpustakaan tidak dapat dibuka karena petugas atau pengelola

berhalanagn hadir. Peserta didik sering kecewa tidak dapat meminjam di

perpustakaan karena buku tidak tersedia. Laboratorium komputer hanya dapat

difungsikan untuk pemebelajaran yang bersifat teori dengan metode demonstrasi.

Berdasarkan hasil observasi terdapat beberapa sekolah yang fasilitasnya

komputernya hanya tersedia untuk 1 – 5 orang saja, sehingga pembelajaran yang

dilakukan tidak dapat dapat dilakukan secara optimal.

Terkait dengan persepsi kepala sekolah, wakil dan kepala sekolah tentang

pentingnya PSB di sekolah, mereka umumnya menyatakan sangat penting dan

harus tersedia di sekolah. Para kepala Sekolah sebagian besar menyatakan bahwa

mereka tahu tentang PSB, tetapi kurang paham apa sebenarnya PSB itu. Merek

sangat setuju tersedianya sarana yang mendukung proses pembelajaran secara

memadai. Mereka berpendapat bahwa sekolah yang ada pelosok sulit untuk

mencapainya kecuali hanya bisa di terapkan pada sekolah yang lebih maju.

Sementara jawaban guru tidak jauh berbeda dengan pendapat kepala sekolah.

Sebagian besar guru belum tahu mengenai PSB secara mendalam, mereka hanya

pernah mendengar bahwa PSB adalah sebagai pusat media, itu pun hanya di

perguruan tinggi.

Pertanyaan yang menyangkut adanya kesenjangan dalam pembelajaran

antara peningkatan nilai-nilai karakter yang diajarkan di sekolah dengan

keharusan menurut ketentruan undang-undang yang berlaku kebanyakan guru

mengakuinya. Ada 6 (enam) potensi peserta didik yang termaktub dalam UU

No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang perlu dikembangkan yaitu (1)

kecerdasan spritual keagamaan, (2) pengendalian diri, (3) kepribadian (4)

kecerdasan (5) akhlak mulia (6) keterampilan. Lalu ditanyakan kepada guru:

Page 40: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

32

Apakah sekolah sudah menyediakan sumber belajar yang memadai untuk

pengembangan potensi peserta didik tersebut?

Jawaban yang diberikan sangat beragam tetapi mereka umumnya

menyatakan bahwa tidak atau belum tersedia sumber belajar yang memadai untuk

melayani kebutuhan peningkatan potensi diri siswa tersebut kecuali untuk

poptensi kecerdasan dan keterampilan. Sebagai gambaran beragamnya jawaban

yang diberikan oleh responden dalam menyikapi kondisi tersebut dapat dilihat

berikut ini.

Jawaban responden A :

“Sekolah kami tidak menyediakan sumber belajar khusus untuk

melayani kebutuhan 6 potensi peserta didik itu. Kami menerapkan

dengan menyisipkannya dalam pelaksanaan pembelajaran. Untuk

keterampilan dapat diasah dengan bantuan sarana dan prasana yang

disediakan sekolah. Sumber belajar yang tersedia belum optimal”.

Jawaban responden B :

“Untuk kecerdasan spritual sekolah kami sedang membangun

sebuah mushola untuk beribadah, bidang pengendalian diri sekolah

menyediakan fasilitas bimbingan konseling, bidang kepribadian

sekolah mengadakan berbagai kegiatan pengendalian diri, yaitu

sesuai dengan bakat dan minat siswa, bidang kecerdasan sekolah

mengadakan belajar tambahan sebanyak 16 kali pertemuan setiap

semester tiap mata pelajaran,bidang akhlak mulia, seperti pelatihan

baca al-qur an, nasyid, bidang keterampilan, seperti muatan lokal

(pertanian, keterampilan)”.

Berdasarkan kondisi lapangan yang ada juga di beberapa sekolah,

sesungguhnya telah melaksanakan konsep PSB dalam melayani kebutuhan peserta

didik pada bagian-biagian tertentu. Misalnya ada sekolah telah menyediakan

ruang baca yang cukup nyaman bagi peserta didik. Memberikan palayanan

optimal dalam pelayanan optimal terhadap peminjaman buku, meski sebatas buku

paket. Kelihatan ruang baca dan tempat yang disediakan oleh sekolah untuk

melayani kebutuhan peserta didik dapat dilihat seperti gambar berikut: .

Page 41: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

33

Gambar 2. Ruang Diskusi SMA (Sumber Aliwardi: 2012)

Jika dilihat dari pemahaman pengelola sekolah (kepala sekolah dan wakil

kepala sekolah ) terhadap pentingnya PSB dapat disimpulkan bahwa ada sebagian

besar pengelola sekolah yang belum menyadari dan memahami pentingnya PSB

di sekolah. Secara garis besarnya ada dua pendapat dari pengelola sekolah

terhadap pentingnya PSB di sekolah. Kelompok pertama relatif (sedikit

jumlahnya) menyatakan bahwa mereka mengerti dan sudah paham dengan

pentingnya PSB di sekolah. Meski mereka belum memiliki PSB dalam bentuk

nyata di sekolah tapi telah menerapkan konsep PSB di perpustakaan, di

laboratorium dan laboratorium TIK. Para kepala sekolah yang didukung oleh

wakil kepala sekolah menyediakan berbagai fasilitas yang relatif baik untuk

melayani kebutuhan peserta didik. Pernyataan berikut ini adalah sebagian dari

pendapat kepala sekolah yang berhasil dihimpun peneliti lapangan di sebuah

sekolah di kota Padang:

“Saya sudah mengetahui akan ada sistem kredit semester untuk

SLTA pada tahun 2015 dan untuk itu perlu PSB. Menurut saya

untuk mendukung sistem SKS di sekolah perlu adanya standar

sarana dan prasarana berbentuk fasilitas pengembangan diri siswa,

perpustakaan yang memadai (mempunyai koleksi yang lengkap),

ada laboratorium bahasa dan laboratoium multimedia disamping

menyempurnakan laboratorium IPA yang sudah ada sekarang.

Namun sekolah belum mempersiapkan diri menghadapi sistem SKS

tersebut. Hal ini terjadi karena masih disibukkan oleh kondisi

sekolah pasca bencana banjir bandang (banjir lumpur) dan musibah

kebakaran yang menimpa sekolah ini beberapa waktu yang lalu.

Saya berpendapat bahwa kelengkapan fasilitas sekolah sangat

Page 42: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

34

penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar

siswa”

Selanjutnya pendapat seorang Kepala SMK di dalam Kota Padang yang

menyatakan:

“Saya sudah mengetahui tentang sistem SKS yang akan diterapkan

untuk SMA/SMK, tapi tahun berapa akan diterapkan saya belum

mengetahui, dan sebatas pengetahuan saya itu baru wacana dari

pemerintah. Iya saya sudah mengetahui akan pentingnya sarana

pendukung seperti PSB, akan tetapi pelaksanaan di lapangan tidak

dapat dilakukan seperti yang idealnya, dikarenakan dukungan sarana

dan prasarana yang kami miliki belum mencukupi untuk hal

tersebut”.

Dua pendapat kepala sekolah di atas mencerminkan bahwa mereka sudah

memiliki pengetahuan yang cukup tetang rencana pemerintah yang akan

menerapkan sistem SKS di sekolah (SLTA). Kalau pemenrintah menerapkan

sistem SKS di sekolah tentu individualisai pembelajaran menjadi keharusan.

Sistem SKS dengan menggunakan pendekatan SCL (Student Centered Learning),

membutuhkan sarana pendukung layanan belajar. Mereka berpendapat bahwa

PSB idealnya menjadi pilihan utama bagi sekolah. Namun ada keraguan, mungkin

sedikit “pesimis” tentang kondisi ril di sekolah. Kecil kemungkinan dapat

diwujudkan PSB secara ideal, jika tidak ada dukungan dana dari pemerintah dan

komitmen yang tinggi dari pengambil kebijakan seta pemerintah daerah.

Meskipun demikian ada salah satu SMA di Sawah Lunto yang memiliki

harapan untuk mewujudkan sebuah PSB ideal. Selain kepala sekolah beserta wakil

kepala sekolah sudah mengetahui pentingnya PSB di sekolah yang akan jadikan

sebagai sekolah yang berstatus SKM/SSN (Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah

Standar Nasional) ini, para pengelola juga sudah mulai mempersiapkan secara

bertahap. Kesimpulannya sekolah ini telah memiliki kepedulian terhadap penting

melayani kebutuhan individualisasi pembelajaran. Kondisi tersebut dapat

dipahami dari hasil wawancara dengan kepala sekolah berikut:

“Saya sudah mengetahui bahwa untuk mendukung sistem SKS di

sekolah perlu ada standar sarana dan prasarana berbentuk PSB.

Bahkan kami telah melakukan beberapa persiapan seperti:

Page 43: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

35

Mengirim guru dan mengikuti beberapa workshop dan seminar

tentang hal tersebut, Menosialisasikan sistem tersebut kepada semua

guru. Mensosialisaikan hal tersebut kepada orang tua murid dan

masyarakat lingkungan sekitar yang tergabung dalam komite

sekolah secara bertahap memperbaiki berbagai fasilitas layanan

yang ada menjadi lebih mengarah ke pendidrian PSB di sekolah”.

Sebagai pembuktian adanya komitmen yang tinggi dari sekolah dan

pemerintah daerah terhadap kesiapannya menyambut sistem SKS dan pendirian

PSB itu, beberapa waktu yang lalu saya sendiri pernah diundang pemerintah

daerah melalui kepala dinas pendidikan untuk menjadi narasumber dalam semilok

pendidikan khusus berbicara tentang SKM/SSN yang diikuti oleh seluruh guru di

sekolah itu dan beberapa kepala sekolah di kota tersebut. Sekali lagi bahwa

kondisi yang baik ini hanya ada di lingkungan perkotaan.

Hasil wawancara di sebuah SMK Negeri di kabupaten yang berlokasi

cukup jauh dari ibukota propinsi. Sekolahnya selain memiliki sarana pendukung

yang sangat kurang juga tenaga pengelola sarana prasarana itu masih sangat

terbatas. Kondisi seperti menimbulkan pesimisme tinggi di kalangan sekolah

untuk terlaksananya pembangunan dan pengembangan PSB yang ideal itu.

Ungkapan kepesimisan tersebut tergambar dalam pernyataan berikut:

“Saya sudah paham akan pentingnya PSB untuk menunjang proses

pembelajaran di sekolah. Akan tetapi dalam pelaksanaan di SMK ini

seperti perpustakaan dan labor praktek/workshop jauh dari standar

PSB seharusnya, karena untuk membangun PSB yang sesuai dengan

standar butuh banyak pendukung seperti lokasi, keuangan, tenaga

pelaksana atau tenaga yang berkompeten dalam bidangnya masing-

masing“.

Keberadaan perpustakaan sebagai pendukung utama proses pembelajaran

di sekolah kondisinya juga dapat dikategorikan lengkap, kurang lengkap dan

tidak lengkap. Perpustakaan yang lengkap dapat dijadikan modal dasar untuk

mendirikan sebuah PSB yang ideal. Artinya jika saat ini sekolah telah memiliki

perpustakaan yang lengkap, maka membentuk PSB tidaklah terlalu sulit. Karena

pada dasarnya PSB itu adalah perpustakaan yang dikembangkan menjadi lebih

fungsional dalam melalani kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda. Konsep

Page 44: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

36

PSB memberikan pelayanan terhadap gaya belajar yang berbeda, kecenderungan

psikologis yang berbeda dan tentu saja penyediaan sumber yang lengkap dan

menyenangkan.

Sekolah yang memiliki fasilitas perpustakaan/ laboratoriun yang lengkap

ditandai dengan jumlah dan jenis buku yang memadai untuk memenuhi kebutuhan

peserta didik. Sebaliknya ada juga sekolah yang bersatatus tidak lengkap karena

tidak memiliki peralatan dan perlengkapan yang seharusnya disediakan. Hasil

obsrvasi di lapangan menunjukkan sekolah dengan kondisi seperti ini tidak siap

untuk melaksanakan system SKS yang akan diberlakuan. Berikut contoh kondisi

yang ada di salah satu SMK di Kabupaten di Sumatera Barat hasil observasi yang

diungkapkan peneliti lapangan (2012).

“Keberadaan laboratorium/workshop di SMK merupakan jantung

seluruh aktivitas siswa dalam bentuk praktek. Namun keberadaan

laboratorium/ workshop tersebut masih jauh dari standar. Dengan

kondisi yang ada antara lain: (1) Laboratorium/workshop di SMK

hanya ada satu unit, (2) Laboratorium/workshop di SMK ini

digunakan oleh setiap jurusan yang ada, (3) Tidak layak sebagai

PSB, karena alat/perlengkapan pendukung tidak lengkap, (4)

Ruangannya tidak cukup untuk menampung siswa dalam proses

pelaksanaan praktek, (5) Membutuhkan waktu lama dari yang

seharusnya diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran di

laboratorium, dikarenakan siswa harus menunggu giliran dipanggil

oleh guru, (6) Kegiatan pemanfaatan media audio visual dan

pemeliharaannya belum ada sama sekali”.

Perpustakaan yang diharapkan sebagai pendukung proses pembelajaran juga

belum menggembirakan kondisinya. Kekurangan ruangan, fasilitas yang tidak

memadai, kurang nyaman dan tidak didukung teknologi yang memadai. Hasil

observasi peneliti lapangan (2012) menggambarkan:

“Kegiatan perpustakaan, selama observasi ditemukan beberapa

kelemahan yang harus menjadi perhatian dalam hal kegiatan di

perpustakaan, dengan alasan: (1) karena keberadaan perpustakaan di

SMK ini sangat tidak memadai dari ketersediaan buku dalam

rangka menjawab kebutuhan siswa dan sekaligus memaknai

perpustakaan sebagai salah satu pusat sumber belajar, (2)

Keterbatasan ruangan yang ada, membuat perpustakaan sebagai

salah satu pusat belajar tidak lagi efesien dan inspiratif, (3) Tata

Page 45: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

37

letak yang tidak menarik (4) Tidak tersedianya tempat untuk

membaca buku di perpustakaan, (5) Perpustakaan belum didukung

oleh sistem teknologi”.

Namun yang menggembirankan adalah adanya dukungan yang kuat dari

jajaran pemimpin sekolah, guru dan pustakawan terhadap pengembangan PSB di

sekolah. Sebagian besar responden menyatakan sangat mendukung jika di sekolah

mereka didirikan sebuah PSB yang ideal untuk membantu para peserta didik dan

pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Mereka berharap adanya perhatian

pemetintah dalam pengembangan sekolah di masa datang memberikan perhatian

khusus terhadap PSB ini, karena sangat membantu peserta didik untuk

mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini tergambar dari

pernyataan-pernyataan beberapa guru hasil wawancara yang dilakukan peneliti

lapangan (2012):

“Sangat mendukung sekali dalam rangka mempersiapkan generasi

yang siap pakai dan siap berkarya dalam dunia yang nyata, apalagi

siswa SMK mereka butuh waktu yang cepat untuk menyelesaikan

sekolah mereka kalau bisa dalam waktu sesingkat mungkin,

tentunya tidak mengabaikan kualitas juga. seperti sistem SKS yang

ada diperguruan tinggi sekarang” (pendapat guru SMK).

“ Bagus.Karena boleh jadi siswa tamat atau menyelesaikan sekolah

mereka tidak lagi terikat pada suatu ketentuan waktu dan siswa yang

pintar mereka akan bisa lebih dahulu selesainya dari pada yang lain,

dan satu lagi tidak ada siswa dengan istilah tinggal kelas” (pendapat

pengelola perpustakaan di SMK)

Hasil survey dan observasi di wilayah provinsi Riau juga menunjukkan

kondisi yang beragam. Kualitas sarana pendukung, pemahaman pemimpin

sekolah, guru dan pengelola perpustakaan dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu

lengkap, kurang lengkap dan tidak lengkap. Kategori lengkap adalah sekolah

sudah memiliki fasilitas pendukung dan sarana belajar yang memadai untuk

memenuhi kebutuhan peserta didik. Kategori kurang lengkap adalah sekolah yang

memiliki fasilitas tetapi kurang berfungsi secara optimal karena keterbatasan

peralatan, perlengkapan dan fasilitas pendukung. Kategori ketiga adalah sekolah

Page 46: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

38

yang tidak memiliki fasilitas, sehingga banyak kegiatan pembelajaran yang tidak

berjalan sebagaimana mustinya.

Beberapa sekolah di Kota Pekan Baru telah memiliki sumber belajar yang

lengkap. Jika ditingkatkan kualitas sistem pengelolaannya, maka akan dapat

mengembangkannya menjadi sebuah PSB yang berkualitas. Tentu saja ada

beberapa faktor pendukung yang menjadi pendorong lahirnya sebuah PSB yang

berkualitas untuk memenuhui kebutuhan belajar peserta didik yang beragam.

Antara lain komitmen pemerintah daerah, kepala sekolah, dukungan para guru dan

motivasi pengelola perpustakaan dan laboratorium untuk menyediakan sumber

belajar bagi peserta didik.

Hasil wawancara dan observasi peneliti di lapangan yang dilaksanakan di

sebuah SMK di Kota Pekan Baru menunjukkan pemahaman kepala sekolah dan

wakil Kepala Sekolah terhadap renacana system SKS, pentingnya PSB dan

persiapan yang telah dilakukan terangkum dalam pemdapat berikut ini.

“Saya sudah mengetahui akan ada sistem SKS ini pada tahun 2015,

dan sudah mengikuti workshop untuk sekolah RSBI dari Pusat

Kurikulum Balitbang Kemendiknas. Sistem SKS ini adalah sistem

penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya

menentukan sendiri beban belajar, dan mata pelajaran yang diikuti

setiap semester pada satuan pendidikan yang tujuannya memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk menyelesaikan studi sesuai

dengan kemampuan, bakat, minat dan kecepatan belajarnya”.

Pemahaman yang mendalam kepala sekolah terhadap pentingnya sistem

SKS dan dukungan PSB akan dapat mempermudah sekolah dalam menyiapkan

pendirian PSB di sekolah. Selanjutnya pendapat kepala sekolah tentang hal

trersebut:

“SMK Negeri 1 adalah sekolah RSBI, yang mengharuskan

diselenggarakannya sistem SKS pada proses pembelajaran yang

dilakukan. adapun tujuan pelaksanaan SKS ini melayani kebutuhan

dan potensi siswa yang beragam dalam hal potensi dan

kebutuhannya sesuai dengan pilihan karir, minatnya terhadap mata

pelajaran dan kecepatan belajarnya. Sekolah dapat memaksimalkan

hasil belajar secara utuh (kognitif, psikomotorik, dan afeksi) siswa,

karena mereka belajar sesuai dengan potensi, kebutuhan dan

minatnya. Sekolah juga dapat mengembangkan kemandirian siswa

Page 47: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

39

dalam menentukan pilihan karier dan mata pelajaran yang

dibutuhkan. Sekolah dapat melayani siswa yang memiliki kecepatan

belajar di atas rata-rata secara alamiah dan beragam, siswa belajar

dengan motivasi lebih tinggi, memiliki kemandirian dan sesuai

dengan potensinya. Untuk mencapai tujuan itu semua, maka sekolah

harus menyiapkan pusat sumber belajar yang memadai.

“Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar (UU Sisdiknas,2003). Dengan demikian, peserta didik

seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi

dapat pula belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia

dilingkungannya. PSB ini sangat berperan mendorong efektivitas

serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan

berbagai fungsi pelayanan”

Ketersediaan fasilitas yang sudah mengarah ke bentuk PSB tergambar dari

keragaman dan kelengkapan sarana sumber belajar yang sangat baik. Misalnya di

SMK ini ada mini market yang dapat memberikan pengalaman yang

menyenangkan langsung secara kontekstual dalam bisnis. Hal ini sangat

bermanfaat bagi peserta didik dalam mendapatkan pengetahuan dan pengalaman

dari kondisi ril di lapangan. Konsep pengalaman langsung inilah yang

memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Dalam memberikan

pengalaman kepada peserta didik tentang perbankan di SMK ini juga terdapat

bank mini sebagai sumber belajar. Para peserta didik juga dapat menimba

pengalaman di laboratorium komputer dengan fasilitas memadai.

Gambar 3. Mini Market SMK (Sumber Aliwardi: 2012)

Page 48: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

40

Gambar 3. Laboratorium Komputer SMK (Sumber Aliwardi: 2012)

\Gambar 4. Ruang Baca SMK (Sumber Aliwardi: 2012)

Page 49: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

41

Gambar 5. Laboratorium Bank Mini SMK (Sumber Aliwardi: 2012)

Pendapat yang berbeda diberikan oleh salah seorang kepala SMA negeri di

Kota Pekan Baru. Hasil wawancara peneliti lapangan dengan kepala sekolah

mengungkapkan bahwa informasi tentang sistem SKS belum diperolehnya secara

jelas. Ditambahkan bahwa mereka belum mendapatkan sosialisasi tentang sistem

SKS termasuk keharusan menyediakan PSB di sekolah. Berikut adalah kutipan

pendapat kepala sekolah bersangkutan saat diwawancarai.

“Informasi pemberlakuan sistim SKS masih sekedar wacana dan

itupun di peroleh dari cerita, belum dilakukan sosialisasi resmi,

baik sosialisasi dari dinas kota dan provinsi bahkan kementrian

sendiri belum ada melaksanakan sosialisasi. Sistem SKS belumlah

tepat dilaksanakan apabila UN masih ada. Karena sistem SKS

menghendaki kemampuan siswa untuk menyelesiakan proses

belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Satu kasus,

apabila siswa dapat menyelesaikan dalam waktu 5 semester,

sementara UN di lakukan pada semester ke enam maka siswa

tersebut harus menunggu satu semester”.

Selanjutnya ditambahkan oleh wakil urusan sarana, penunjang pelaksanaan

sistem SKS belum dimulai dan belum ada. Hal ini juga dikarenakan sosialisasi

resmi belum ada. Sejalan dengan hal tersebut Wakil kurikulum menyatakan

bahwa pengaturan bidang studi yang akan dilaksanakan juga belum jelas dan

Page 50: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

42

belum ada bayangan (rancangan/draft) sama sekali, hal inilah yang sangat

membingungkan para praktisi pendidikan di sekolah.

Beberapa guru lain yang berhasil dimintakan pendapatnya menyatakan

bahwa kalau sistem SKS diberlakukan sementara sistem pengaturannya belum

jelas dan tidak siap, maka akan terkjadi banyak masalah. Kemungkinan banyak

siswa yang akan memilih guru-guru tertentu yang dianggap baik menurutnya.

Baik bagi siswa saja belum tentu baik dalam arti yang sebenarnya baik menurut

siswa terkadang tidak sesuai dengan tuntutan guru yang profesional. Hal ini di

karenakan motivaasi siswa untuk belajar masih rendah.

Hasil observasi terhadap fasilitas sekolah ini menunjukkan sarana dan

prasarana masih sangat minim. Fasilitas sumber belajar yang tersedia di SMA ini

adalah perpustakaan dan Laboratorium IPA. Sedangkan workshop sama sekali

belum ada. Sekolah ini memang relatif masih baru. Kondisi perpustakaan masih

jauh dari sasaran sumber belajar yang diharapkan. Dengan ruangan yang sempit

dan bergabung pula dengan ruang OSIS, disinilah peserta didik dilayani untuk

membaca dan meminjam buku. Buku-bukunya pun masih perlu penambahan

supaya lebih lengkap lagi.

Selain itu sistem pengelolaannya sangat kurang berkualitas. Belum ada

manajemen pengelolaan perpustakaan di sekolah ini, karena belum adanya

ruangan yang memadai untuk tempat aktifitas perpustakaan. Demikian juga

dengan Lab. IPA, belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh peserta didik

karena ruang labor tersebut masih digunakan juga sebagai ruang kelas. Jadi belum

sepenuhnya dapat melayani kebutuhan peserta didik untuk mengadakan praktek

baik pada pelajaran kimia maupun fisika.

Pelayanan yang diberikan hanya melayani dan memanfaatkna sumber

belajar media cetak dan pengelolaan yang belum profesional. Hal ini disebabkan

karena tidak adanya ruangan khusus yang memadai untuk aktifitas sebuah

perpustakaan yang berfungsi sebagai pelayanan dalam pemanfaatan perpustakaan

baik cetak maupun non cetak dan fungsinya sebagai pengembangan media yaitu

penyusunan bahan ajar cetak dan produksi program multi media pembelajaran

belum terlaksana samasekali.

Page 51: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

43

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut dapat disimpulan

bahwa pemahaman para pemimpin sekolah masih sangat beragam tentang adanya

rencana pemerintah untuk menerapkan sitem SKS di sekolah. Tentang

pengembangan PSB di sekolah juga terdapat perbedaan. Bagi sekolah yang

memiliki fasilitas lengkap dan memadai, semua komponen sekolah menyatakan

PSB itu penting dan harus segera diwujudkan di sekolah. Mereka sangat

mendukung terlaksananya pelayanan terbaik bagi peserta didik secara lengkap.

Pelayanan prima dalam PSB memungkinkan peserta didik termotivasi untuk

belajar secara mandiri.

Tetapi bagi kepala sekolah yang belum memiliki pemahaman mendalam

tentang pentingnya PSB, muncul sikap pesimis dan merasa ide itu hanya sebuah

mimpi yang sulit diwujudkan. Selain itu ketersediaan fasilitas juga menjadi

kendala utama dalam pengembangan PSB di sekolah. Sulit mengembangkan PSB

jika berbagai fasilitas pendukung baik sarana maupun prasarana masih masih

terbatas. Apalagi jika prasarana utama seperti listrik belum tersedia, maka

komponen yang lain akan sulit bergerak. Namun yang paling penting sebenarnya

bukan semata-mata masalah yang disebutkan di atas, melainkan komitmen yang

tinggi dari pengambil kebijakan. Khususnya pemimpin daerah setempat di mana

sekolah itu berada. Jika komitmen ada maka apapun bisa terlaksana. Inilah yang

mungkin perlu ditingkatkan yaitu kepedulian terhadap pentingnya penyediaan

sumber belajar bagi peserta didik, sehingga kebuthan belajarnya terpenuhi secara

optimal.

E. Permasalahan Umum tentang Eksistensi PSB

Berdasarkan hasil survey di tiga wilayah privinsi tersebut diperoleh

kesimpulan bahwa keberadaan PSB di sekolah masih jauh dari harapan. Kondisi

ini terlihat dari kelengkapan peralatan yang tersedia masih minim, sarana prasana

yang belum optimal, dan komitmen pengambil kebijakan masih belum

memperhatikan kebutuhan nyata dari peserta didik di sekolah. Kurangnya

pemahaman pimpinan sekolah membuat proses pembelajaran berjalan apa adanya.

Page 52: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

44

Mungkin karena tidak paham maka upaya untuk menuju pengembangan menjadi

sebuah PSB masih jauh dari harapan.

Prasarana lainnya seperti listrik masih juga menjadi kendala utama.

Terbatasnya pasokan sumberdaya listrik ini membuat kegiatan di sekolah terhenti

atau kurang sempurna. Pemerintah daerah kurang memahami secara mendalam

tentang pentingnya PSB. Sebagaimana terekam dalam wawancara dinyatakan

bahwa Pemda mau memberikan bantuan serta dukungan pendirian PSB saja tanpa

adanya suatu penegasan pemanfaatan PSB di sekolah, sehingga banyak saya lihat

di setiap sekolah kurang memanfaatkan PSB yang ada. Padahal bangunan dan

peralatan telah disediakan bahkan ada juga PSB tersebut hanya berupa bangunan

saja tanpa ada isi nya, hal ini menandakan kurangnya kesadaran pemerintah

daerah arti penting PSB padahal kualitas pendidikan dapat ditingkatkan dari PSB.

Sementara itu penyerahan bantuan buku oleh Pemda juga masih sedikit

dibandingkan jumlah siswa sehingga ini menyulitkan pihak sekolah untuk

pemberian layanan peminjaman kepada siswa, oleh sebab itu saya berharap agar

Pemda lebih menfokuskan perhatian tentang pendirian PSB serta mengarahkan

kepada pihak sekolah agar sarana yang telah diberikan dimanfaatkan.

Dari temuan di lapangan (hasil identifikasi keberadaan PSB di SLTP dan

SMA pada sepuluh wilayah di Indonesia oleh PUSTEKKOM-DIKNAS tahun

2005) sesungguhnya, sudah banyak sekolah yang telah menjalankan fungsi-fungsi

PSB dalam penyelenggaran pembelajarannya, meskipun belum memiliki PSB

secara kelembagaan. Ini artinya sebagian besar mereka telah menyadari betapa

pentingnya peranan sumber belajar dalam pencapaian tujuan atau kompetensi

belajar.

Dari 10 (sepuluh) wilayah di seluruh Indonesia dengan masing-masing

wilayah diwakili 3 (tiga) sekolah SLTP atau SMA dengan fokus pada 5

komponen PSB diperoleh data sebagai berikut:

Page 53: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

45

Tabel 1. Hasil Studi tentang Komponen PSB di Sekolah

No. Komponen PSB Keadaan di Lapangan

1. Penggunaan fasilitas atau fungsi-

fungsi PSB dalam kegiatan

mengajar guru.

Sebagian besar (70%) sekolah telah

menjalankan fungsi PSB, khususnya

fungsi pelayanan yaitu pelayanan

media pembelajaran bagi guru-guru

2. Keberadaan PSB dalam struktur

lembaga atau sekolah

Hanya 15 % sekolah yang telah

mencantumkan PSB dalam struktur

sekolah atau lembaganya

3. Ketersedian ruangan belajar yang

dilengkapi fasilitas-fasilitas PSB

Ada 60% sekolah telah memiliki

ruangan yang dilengkapi dengan

fasilitas PSB (disebut ruang audio-

visual)

4. Peralatan (hardware) media yang

dimiliki sekolah.

Hampir 90 % sekolah memiliki

peralatan PSB, khususnya peralatan

penampil seperti VCD dan Televisi

5. Program / software pembelajaran

yang dimiliki sekolah

Lebih dari 70 % sekolah telah

memiliki program-program VCD/

DVD pembelajaran

Dari temuan-temuan di atas, prospek pengembangan PSB di setiap sekolah

(khususnya SLTP dan SMA), sangat optimis. Hanya saja masih perlu ada

sosialisasi secara terus menerus terhadap fungsi-fungsi PSB yang lain, sehingga

keberadaannya ke depan bisa di lembagakan menjadi PSB yang memiliki struktur

dan fungsi-fungsi yang seharusnya dimiliki oleh setiap PSB. Fungsi tersebut

meliputi fungsi: Pengembangan Sistem Instruksional, Pelayanan Media

Pembelajaran, Produksi, Pelatihan, dan Administrasi.

Page 54: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

48

SB (Pusat Sumber Belajar) pada hakekatnya bukan hanya sebagai

lembaga pelengkap yang berdiri di lingkungan sekolah atau

perguruan tinggi. PSB dalam arti sebenarnya adalah suatu institusi

yang memungkinkan peserta didik dapat memenuhi kebutuhan belajarnya.

Pendirian PSB di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi adalah upaya untuk

meyediakan kesempatan belajar bagi peserta didik yang lebih mengakomodasi

perbedaan individu. Oleh karena itu memahami PSB bukan sekedar mengadakan

mata kuliah atau informasi terkait dengan konsep perpustakaan yang menjadi

persyaratan wajib dalam memenuhi standar sarana dan prasana dalam SNP

(Standar Nasional Pendidikan) pada setiap lembaga pendidikan.

Keberadaan PSB di Sekolah dan di Perguruan Tinggi memiliki beberapa

landasan penting. Landasan itu adalah landasan filosofis, landasan psikologis

landasan yuridis normatif, landasan teknologis dan landasan empiris. Landasan

filosofis memberikan pemahaman bahwa manusia itu terlahir dengan karakteristik

yang berbeda, maka pembelajaran harus diberikan dengan cara yang berbeda.

Landasan psikologis memastikan bahwa manusia memiliki kecendrungan

psikologis yang sangat beragam, maka pembelajaran tidak akan efektif jika

P

Page 55: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

49

pembelajaran diberikan dengan cara yang seragam. Landasan yuridis normatif

membicarakan tentang standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki lembaga

pendidikan untuk menunjang terlaksananya proses pebelajaran secara efektif dan

efisien. Landasan teknologis merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan

belajar sesuai dengan gaya belajar atau modalitas belajar beserta didik. Sementara

landasan empiris mengungkapkan hasil penelitian di lapangan yang menyatakan

bahwa PSB berkontribisi secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar

peserta didik.

Landasan-landasan yang disebutkan di atas merupakan penjelasan secara

rasionalitas ilmiah, bahwa eksistensi PSB bukan sebagai pelengkap semata dalam

lingkungan pendidikan, melainkan kebutuhan bahkan kewajiban yang harus

dipenuhi untuk melayani peserta yang memiliki kartakteristik yang berbeda.

Kelima landasan itu akan dipaparkan secara mendalam dalam Bab IV ini.

A. Landasan Filosofis

Setiap individu manusia itu berbeda. Manusia memiliki karakteristik yang

berbeda sebagaiamana berbedanya sidik jari yang dimiliki seseorang. Begitu juga

halnya dengan peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda

antara satu dengan lainnya. Perbedaan karakteristik itu berimplikasi pula terhadap

cara-cara mereka belajar. Cara-cara belajar yang berbeda itu seharusnya dilayani

dengan cara yang tidak sama. Melayani kebutuhan belajar yang berbeda sulit

dilakukan melalui pembelajaran tradisional klasikal. Oleh karena itu, harus ada

upaya untuk melayani kebutuhan belajar yang berbeda itu dengan menyediakan

sumber dan tempat belajar selain kelas tradisioanl yaitu PSB (Pusat Sumber

Belajar).

Perkembangan yang dialami oleh peserta didik sangat dipengaruhi oleh faktor

pembawaan ( warisan ), faktor lingkungan dan faktor kematangan (internal). Dalam

proses perkembangan seseorang, menurut aliran Nativisme (Arthur Sckonenhauer : 1788

– 1860) perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan

pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Aliran Empirisme menjelaskan

bahwa perkembangan manusia itu semata-mata tergantung pada lingkngan dengan

Page 56: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

50

pengalaman pendidikannya (John Locke). Sedangkan aliran Konvergensi lebih cenderung

menggabungkan kedua aliran empirisme dan aliran nativisme.

Khusus aliran empirisme menekankan pengalaman peserta didik yang diperoleh

melalui lingkungan akan menjadi lebih bermakna dalam pembelajaran. Pengalaman yang

dimiliki peserta didik menjadi landasan data untuk memasukkan pengetahuan baru.

Artinya lingkungan belajar merupakan stimulus yang penting bagi peserta didik. PSB

menyediakan layanan terhadap berbagai kebutuhan belajar yang berbeda.

Peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda. Karena itu pendidik harusnya

memberikan pelayanan yang berbeda. Mereka yang memiliki modalitas belajar visual,

yaitu belajar melalui apa yang dilihat, teliti terhadap yang detail, mengingat

dengan mudah apa yang dilihat, mempunyai masalah dengan instruksi lisan, tidak

mudah terganggu dengan suara gaduh, pembaca cepat dan tekun, lebih suka

membaca dari pada dibacakan, lebih suka metode demonstrasi dari pada ceramah,

bila menyampaikan gagasan sulit memilih kata, rapih dan teratur, dan penampilan

sangat penting.

Mereka yang tidak mampu belajar melalui ceramah, jika dipaksa akan

berdampak negatif terhadap keberhasilan belajarnya. Mereka yang memiliki

modalitas belajar visual harus dapat dilayani dengan stimulus dari lingkungan

secara visual. Oleh karena itu kehadiran PSB yang menyediakan berbagai macam

sumber belajar yang akan sangat membantu dalam pemerolehan pengetahuan dan

keterampilan. PSB dapat membantu peserta didik mendapatkan sumber belajar

yang sesuai dengan gaya belajarnya.

Peserta didik dengan modalitas belajar Auditorial dan Kinestetik juga

memiliki kecenderungan cara belajara yang berbeda. Mereka dengan modalitas

belajar auditorial biasanya belajar melalui apa yang didengar. Ciri-ciri gaya

belajar auditorial adalah bicara pada diri sendiri saat bekerja, konsentrasi mudah

terganggu oleh suara ribut, senang bersuara keras ketika membaca, sulit menulis

tapi mudah bercerita, pembicara yang fasih, sulit belajar dalam suasana bising,

lebih suka musik dari pada lukisan, bicara dalam irama yang terpola, lebih suka

gurauan lisan dari pada membaca buku humor, dan mudah menirukan nada, irama

dan warna suara.

Page 57: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

51

Mereka bermodalitas belajar kinestetik, umumnya belajar lewat gerak dan

sentuhan. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah berbicara dengan perlahan,

menanggapi perhatian fisik, menyentuh orang untuk mendapat perhatian, banyak

bergerak dan selalu berorientasi pada fisik, menggunakan jari sebagai penunjuk

dalam membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak bisa diam dalam

waktu lama, menyukai permainan yang menyibukkan, selalu ingin melakukan

sesuatu, dan tidak mudah mengingat letak geografis.

Keragaman menurut gaya belajar atau modalitas belajar yang berbeda

tentunya akan menemukan kesulitan jika diajar di kelas dengan cara-cara yang

seragam untuk semua peserta didik. Keragaman yang disebabkan adanya

modalitas belajar yang berbeda itu hanya mungkin dapat dilayani di PSB. PSB

diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik melalui pilihan media

pembelajaran yang tepat. Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa

peserta didik yang dilahirkan dengan karakteristik dan modalitas belajar yang

berbeda, maka diperlukan upaya untuk menyediakan sumber belajar berbeda.

Pertimbangan itulah yang melandasi pengembangan PSB di sekolah dan

perguruan tinggi menjadi penting, agar pembelajaran berjalan lebih baik

dibandingkan dengan hanya menggunakan satu sumber belajar dari guru saja.

B. Landasan Psikologis

Kenderungan psikologis peserta didik memiliki keterkaitan kuat dengan

proses pembelajaran. Peserta didik memiliki kencenderungan psikologis yang

berbeda-beda. Kecenderungan psikologis yang berbeda memunculkan bakat,

kegemaran, kesukaan dan cara belajar yang berbeda. Cara belajar peserta didik

yang berbeda seharusnya dilayani dengan cara yang berbeda pula. Pembelajaran

klasikal yang bernuansa tradisional selama ini belum mampu memberikan

pelayanan kepada peserta didik sesuai dengan kondisi dan kecenderungan

kejiwaan yang dimilikinya.

Pelayanan yang berbeda terhadap kecenderungan psikologis peserta didik

yang berbeda itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan PSB. Penyediaan

berbagai sumber belajar dalam berbagai bentuk, model dan jenis di PSB

Page 58: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

52

memungkinkan peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecenderungan

psikologis yang dimilikinya. PSB yang dirancang dengan baik dan

membertimbangkan perbedaan peserta didik, akan membantu peserta didik

memenuhi kebutuhan belajar mereka yang berbeda. PSB yang dilengkapi dengan

berbagai fasilitas mendorong peserta didik untuk berinteraksi dengan sumber

belajar secara lebih baik dan pada gilirannya akan meningkatkan efektivitas dan

efisiensi belajar.

Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka

ketepatan pemilihan sumber belajar dan metode pembelajaran akan sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Pemilihan sumber belajar, di

samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami

makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi

hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat

berlangsung secara efektif.

Menyediakan sumber belajar yang berkualitas di PSB memberi motivasi

kepada peserta didik untuk belajar lebih baik. PSB yang lengkap dengan suasana

yang berbeda akan mampu menarik minat belajar peserta didik. Suasana yang

berbeda dibanding kelas tradisional, memungkinkan proses belajar yang lebih

individual akan tercipta. Individualisasi pembelajaran memberikan dampak positif

terhadap efektivitas dan efisiensi pembelajaran, karena mereka mampu

menyesuaikan diri dengan kondisi kejiwaan yang dialamainya saat proses

pembelajaran berlangsung.

C. Landasan Yuridis Normatif

Sebagaimana tercantum dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

pasal 1ayat 1 yang menyatakan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Page 59: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

53

Dalam defenisi pendidikan yang diamanatkan undang-undang sebagaimana

diuraikan di atas, terdapat beberapa hal penting yang terkait dengan PSB.

Pertama, harus ada usaha secara sadar dan melalui perencanaan yang matang

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Suasana belajar

yang dimaksud adalah suasana yang memungkinkan peserta didik dapat belajar

dengan penuh motivasi, mendorong keingintahuan peserta didik, melaksanakan

berbagai kegiatan yang berbentuk inkuiri yang didukung fasilitas belajar yang

memadai.

Suasana belajar menyenangkan yang tercipta untuk mendukung proses

pembelajaran memiliki arti yang sangat penting dalam mremberikan stimulus dari

lingkungan. Lingkungan memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap

keberhasilan belajar. Reaksi otak neo-korteks dalam memproses informasi sangat

ditentukan oleh stimulus dari lingkingan. Jika stimulus dari lingkungan

menyenangkan, maka otak mamalia mengover informasi ke otak neo-korteks

untuk diproses dengan baik dan kemudian dikembalikan ke otak memori untuk

disimpan dalam memori jangka panjang. Reaksi otak neo-cortex yang optimal

untuk memproses informasi merpakan upaya optimalisasi dari stimulus dari

lingkungan.

Sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

menyatakan bahwa Negara bertujuan mencerdaskan kehidupan Bangsa. Dalam

upaya mewujudkan tujuan yang dimaksud, setiap warga negara memiliki hak

untuk mendapatkan pengajaran (pasal 31 ayat 1 UUD 1945). Dalam pasal 1 No 20

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Dari apa yang terdapat dalam Undang-Undang RI tentang Sisdiknas tersebut

jelaslah bahwa sumber belajar, di samping pendidik, mutlak diperlukan dalam

pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran

hanya akan berlangsung apabila terdapat interaksi antara peserta didik dengan

sumber belajar dan pendidik. Dengan kata lain tanpa sumber belajar maka

pembelajaran tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan optimal, karena tidak

Page 60: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

54

akan mencukupi untuk mewujudkan pembelajaran bila interaksi yang terjadi

hanya antara peserta didik dengan pendidik saja.

Pendidik memiliki peran sentral dalam proses pembelajaran. Hal yang

sangat diperlukan dari pendidik adalah perannya dalam memberikan motivasi,

arahan, bimbingan, konseling, dan kemudahan (fasilitasi) bagi berlangsungnya

proses belajar dan pembelajaran . PSB berperan dalam menyediakan berbagai

informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam mengembangkan berbagai

kompetensi yang diinginkan pada bidang studi atau mata pelajaran yang

dipelajarinya. Oleh karena itu sumber belajar yang beraneka ragam, di antaranya

berupa bahan (media) pembelajaran memberikan sumbangan yang positif dalam

peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran. PSB dapat memberikan fasilitas

optimal, jika dikembangkan dengan konsep membawa individualisasi dalam

pembelajaran yang menjadi lebih bermakna bagi peserta didik.

D. Landasan Teknologis

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang amat pesat

dewasa ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap dunia

pendidikan. TIK atau ICT (Information and Communication Technology) masuk

ke dunia pendidikan khususnya pembelajaran. Tekhnologi pembelajaran atau

tekhnologi pendidikan (instructional technology/educational technology) menurut

Daryanto (2010:14) adalah teori dan praktik perancangan, pengembangan,

penerapan, pengelolaan, serta penilaian proses dan sumber belajar. Artinya ,

teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan

orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah,

mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola

pemecahan masalah-masalah dalam situasi dimana kegiatan belajar itu

mempunyai tujuan dan terkontrol.

PSB berupaya menghadirkan berbagai bentuk dan jenis sumber belajar bagi

peserta didik dan pendidik. Landasan teknologi ini sangat diperlukan, terutama

untuk memecahkan persoalan belajar manusia agar dapat belajar dengan mudah

dan mencapai hasil secara optimal. Pemecahan masalah belajar tersebut hadir

Page 61: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

55

dalam bentuk semua sumber belajar atau sering dikenal dengan komponen

pendidikan yang meliputi: pesan, orang atau manusia, bahan, peralatan, teknik,

dan latar atau lingkungan. PSB memberikan kemudahan peserta didik dalam

mengakses informasi dan sumber belajar.

Berbagai bentuk dan jenis sumber belajar itu hanya dapat dihadirkan melalui

penggunaan media. Media memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap

upaya mengkonkritkan materi ajar yang bersifat abstrak. Dari komponen-

komponen sumber belajar dalam kawasan teknologi di atas media termasuk salah

satu bagian penting. Media dijadikan sebagai komponen sumber belajar. Oleh

karena itu landasan teknologis itu menjadi salah satu landasan PSB.

Menyediakan berbagai bentuk dan jenis media di dalam kelas biasa

merupakan hal yang sulit dilakukan. Kesulitan itu muncul karena keterbatasan

fasilitas yang tersedia juga minimnya keterampilan pendidik untuk merancang

media. Dalam kondisi seperti ini, maka keberadaan PSB menjadi pilihan terbaik,

karena sumber daya yang dimiliki PSB cukup memadai untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Apalagi jika dikaitkan dengan perkembangan ICT yang cepat

dan dinamika yang luar biasa, maka keberadaan PSB memungkinkan untuk

mengakses teknologi terbaru dalam pembelajaran, karena didukung dengan

fasilitas yang memadai.

E. Landasan Empiris

Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA Departemen Pendidikan

Nasional (2009) menyatakan bahwa salah satu ketentuan yang diatur dalam

otonomi pendidikan adalah pemerintah mendorong satuan pendidikan untuk

memenuhi kebutuhan buku dan sumber belajar. Permasalahan utama dalam

pemenuhan kebutuhan sumber belajar adalah tidak semua satuan pendidikan

memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan mendapatkan sumber belajar

sesuai kebutuhan. Untuk mengatasi masalah di atas, Direktorat Pembinaan SMA

sejak tahun 2005 telah berusaha memfasilitasi satuan pendidikan melalui

Workshop pengembangan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK. Program ini

Page 62: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

56

difokuskan pada peningkatan kemampuan pendidik dalam penyusunan bahan ajar

dan bahan uji berbasis TIK.

Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya sejumlah pendidik yang mampu

mengembangkan bahan ajar dan bahan uji serta tersusunnya sejumlah bahan ajar

dan bahan uji berbasis TIK dalam bentuk materi presentasi untuk semua mata

pelajaran. Selanjutnya, kemampuan yang telah dimiliki pendidik ini

didesiminasikan kepada pendidik dalam satuan pendidikan maupun di luar satuan

pendidikan. Di samping bahan ajar yang dihasilkan tersebut di atas, pendidik juga

mengembangkan lebih lanjut bahan ajar di satuan pendidikan masing-masing.

Kumpulan bahan ajar dan bahan uji yang telah dikembangkan oleh para pendidik

dimaksud, Direktorat Pembinaan SMA berkepentingan mewadahinya agar dapat

digunakan secara lebih luas oleh satuan pendidikan lainnya.

Dimulai tahun 2005 hingga 2008, Direktorat Pembinaan SMA telah

melakukan pelatihan atau pembinaan terhadap 2.698 pendidik SMA negeri dan

swasta dari 331 SMA/33 provinsi berkaitan dengan pengembangan bahan ajar dan

bahan uji berbasis TIK. Fokus pelatihan meliputi pengembangan bahan ajar dan

bahan uji, penguasaan media presentasi MS Power Point, sistem jaringan, internet,

dan web design statis. Dari hasil pelatihan tersebut, tingkat kemampuan yang

beragam yaitu 25% mahir, 60% terampil, dan 15% pemula. Keberlanjutan

program pelatihan memberi dampak positif, para peserta pelatihan dengan cepat

menyebarkan dan mendiseminasikan hasil pelatihannya, dan ini merupakan modal

besar bagi dunia pendidikan khususnya di tingkat SMA untuk lebih cepat

bergerak dalam memanfaatkan TIK.

Respon positif yang terjadi pada masyarakat pendidik tersebut merupakan

sinyal ke arah tercapainya pendidikan bermutu dan Direktorat Pembinaan SMA

melihat peluang ini dan harus segera difasilitasi. Untuk itulah Direktorat

Pembinaan SMA berkepentingan mewadahi respon tenaga pendidik dalam satu

komunitas yang di antaranya dapat dimanfaatkan sebagai ruang berkreasi,

berinovasi, berbagi pengalaman dalam melaksanakan pembelajaran. Komunitas

ini diwadahi dalam bentuk website bagi warga satuan pendidikan di satuan

Konsep Pusat Sumber Belajar SMA pendidikan yang bersangkutan dan atau

Page 63: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

57

satuan pendidikan lainnya. Melalui website dapat terbangun saling tukar

informasi, pengalaman, bahan ajar dan sebagainya bagi semua pendidik mata

pelajaran. Mempertimbangkan potensi dan kemauan satuan pendidikan, dan

semangat para pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMA melalui

wahana TIK, maka Direktorat Pembinaan SMA perlu menghimpun kekuatan

satuan pendidikan dan para pendidik tersebut dalam wadah yang disebut Pusat

Sumber Belajar SMA (PSBSMA).

Mulai tahun 2008 Direktorat Pembinaan SMA memfasilitasi kemauan dan

kemampuan pendidik dalam pengembangan bahan ajar dan bahan uji dengan

membentuk website PSB-SMA. Tahun 2009 perkembangan website ini

berkembang secara signifikan. Data yang ada hingga tahun 2009 menunjukkan

bahwa jumlah bahan ajar yang terkumpul sebanyak 404 bahan ajar dari berbagai

mata pelajaran. Mata Pelajaran Ekonomi memiliki 44 bahan ajar, sementara

Matematika , Biologi, Kimia, dan Fisika merupakan empat mata pelajaran lainnya

yang tercatat dengan bahan ajar terbanyak yaitu masing-masing dengan jumlah

70, 70, 54, dan 30 atau bila diprosentasikan sebanyak 61% dari keseluruhan bahan

ajar yang telah ada merupakan bahan ajar dari kelompok MIPA. Tahun 2010,

Direktorat Pembinaan SMA menargetkan jumlah bahan ajar yang tersedia dalam

PSB-SMA akan terus bertambah. Data lain menunjukkan bahwa jumlah

pengunjung website www.psb-psma.org tercatat sebanyak 100.273 pengunjung;

anggota 12.150; dan pengunjung per hari 3.234.

Berdasarkan data empiris di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan PSB

berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan khususnya

pembelajaan. Program peningkatan kualiatas pembelajaran melalui pemberdayaan

PSB SMA mendapat sambutan yang sangat baik dari berbagai kalangan. Artinya

mereka yang melihat program ini sangat bermanfaat dan memberikan kontribusi

yang sangat berarti terhadap peningkatan pemerolehan pengetahuan peserta didik.

Bukti empiris ini bisa dijadikan sebagai alas an untuk membangun PSB yang lebih

baik di masa yang akan datang.

Page 64: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

58

eberadaan PSB di sekolah atau di perguruan tinggi memiliki

makna lebih dari sekedar melengkapi standar sarana dan

prasarana. PSB juga bukan hanya menyediakan sumber belajar

untuk melayani kebutuhan pendidik dan peserta didik dalam peminjaman buku

sebagaimana fungsi perpustakaan tradisional yang selama berjalan di banyak

sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. Pengembangan PSB diharapkan dapat

memberikan pelayanan optimal terhadap beragam kebutuhan peserta didik yang

memungkinkan terjadinya proses individualisasi pembelajaran, sehingga

pembentukan pengetahuan baru bagi peserta didik menjadi lebih bermakna. PSB

diharapkan dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk menginternalisasi

pengetahuan melalui proses inkuiri dengan menggunakan yang variatif dan

lengkap.

K

Page 65: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

59

Pembelajaran dengan pendekatan ekspositori atau Teacher Centered yang

selama ini berjalan diubah paradigmanya menjadi pembelajaran yang melibatkan

peserta didik secara aktif. Sebagaimana amanat undang-undang penciptaan

suasana belajar yang memungkinkan terlaksananya pendekatan inkuiri atau

Student Centered Learning harus menjadi bagian dari pengembangan PSB.

Dukungan PSB di lingkungan lembaga pendidikan juga diharapkan mampu

mendorong terjadinya konstruktivisme pembelajaran, sehingga peserta didik

mampu membentuk pengetahuan secara bertahap dan mandiri sesuai dengan

karakteristik individunya.

PSB juga diharapkan dapat menyediakan pelayanan terhadap kebutuhan

belajar yang berbeda, baik ditinjau dari perbedaan karakteristik maupun

perbedaan dari sisi psikologis peserta didik. Pemenuhan kebutuhan ini akan

memberikan dukungan terhadap kesenanagan belajar yang memungkinkan

terjadinya optimalisasi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki

peserta didik. PSB juga memungkinkan tersedianya berbagai bentuk dan jenis

media sesuai dengan perkembangan pembelajaran berbasis ICT. PSB akan

membantu peserta didik dalam hal terjadinya individualisasi pembelajaran, karena

ketersediaan sumber belajar di PSB yang sangat beragam.

A. Student Centered Learning

Student Centered Learning (SCL) adalah suatu pendekatan pembelajaran

yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Pendekatan

pembelajaran ini berbeda dari pendekatan Teacher-Centered Learning yang

menekankan pada transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik yang relatif

bersikap pasif. Dalam menerapkan konsep Student-Centered Leaning, peserta

didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang

bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya,

menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya,

membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan

serta sumber-sumber yang ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu peserta didik

dapat memilih sendiri apa yang akan dipelajarinya.

Page 66: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

60

Peserta didik adalah individu yang unik, oleh karena itu proses,materi dan

metode belajar disesuaikan secara fleksibel dengan minat, bakat, kecepatan, gaya

serta strategi belajar dari tiap peserta didik. Tersedianya pilihan-pilihan bebas

dalam sumber belajar bertujuan untuk menggali motivasi intrinsik dari dalam

dirinya sendiri untuk belajar sesuai dengan kebutuhannya secara individu, bukan

kebutuhan yang diseragamkan sebagaimana yang dipraktekkan dalam kelas

selama ini. Sebagai ganti proses transfer ilmu pengetahuan, peserta didik lebih

diarahkan untuk belajar keterampilan learn how to learn seperti pemecahan

masalah , berpikir kritis, kreatif dan reflektif serta keterampilan untuk bekerja

dalam tim.

Pemenuhan fasilitas belajar yang komprehensif untuk mendukung

pembelajaran dengan pendekatan SCL sulit dilakukan di dalam kelas tradisional.

Kelas tradisional yang selama ini lebih banyak menggunakan metode ceramah

dengan pendekatan ekspositori akan menyulitkan pendidik dalam melaksanakan

pembelajaran berbasis aktivitas siswa. Karena itu harus ada fasilitas lain yang

memungkinkan terpenuhinya semua kebutuhan yang diperlukan dalam

mendukung pembelajaran. PSB memberikan peluang yang besar untuk terciptanya

pendekatan SCL dalam pembelajaran.

Pembelajaran juga seharusnya melihat dan memperhatikan proses

perkembangan anak yang secara alami sebenarnya memiliki potensi serta

keinginan belajar yang berbeda. Umumnya mereka termotivasi untuk belajar

jika diberi kesempatan belajar seluas-luasnya seiring dengan kebutuhannya,

bukannya dipaksakan oleh orang lain. Agar anak dapat terus mengembangkan

potensi dirinya, motivasi untuk terus dan suka belajar, dunia pendidikan hanya

perlu mempelajari dan mengadaptasi proses belajar alami yang dialami oleh setiap

anak untuk dapat dikembangkan pula di sekolah. Perkembangan belajar itu lebih

optimal jika didukung oleh keberadaan PSB yang menyediakan sumber belajar

memadai dan variatif.

Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah selama ini cenderung bersifat

“pemaksaan” pencapaian target dan tujuan kurikulum, para guru diharuskan

menyelesaikan pembelajaran dalam waktu tertentu. Dampak negatifnya adalah

Page 67: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

61

terabaikannya hal-hal penting yang juga seharusnya menjadi perhatian yaitu

pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik. Pengalaman belajar

memegang peran penting dalam memahami pengetahuan baru yang lebih

bermakna. PSB memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mendapatkan

pengalaman belajar baru berdasarkan penemuan yang mereka lakukan di

lingkungan yang lebih kontekstual. PSB yang direncanakan dengan baik akan

member peluang terciptanya suasana belajar menyenangkan yang mendorong

terjadinya proses inkuiri pembelajaran secara optimal.

Proses pembelajaran alami tentulah mengacu pada kebutuhan, minat,

kemampuan serta gaya belajar dari peserta itu sendiri sesuai dengan tingkat

perkembangannya. Konsep Student-Centered Learning adalah suatu langkah

back to basic, yang mengembalikan cara belajar ke proses belajar alami dari

setiap peserta didik. Kembali ke konsep dasar pembelajaran yang mengacu pada

peserta didik ini, tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan usia, minat

ataupun kemampuan tiap peserta didik beberapa faktor pendukung yang sangat

diperlukan. Disamping itu PSB merupakan sarana yang dapat memfasilitasi upaya

mereformasi cara berpikir para pendidik. PSB berperan peting dalam

menyediakan berbagai fasilitas belajar yang beragam tersebut.

Dalam konsep belajar SCL, pendidik memainkan peranan utama sebagai

fasilitator dalam mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik. Artinya pendidik

harus mempersiapkan materi selengkap mungkin, memfasilitasi peserta didik

dengan petunjuk-petunjuk yang lengkap. Peserta didik sangat tidak diharapkan

menerima secara pasif materi yang diberikan dengan mencatat serta menghafal.

Keterlibatan peserta didik yang mendalam dalam proses pembelajaran secara

mandiri, menyediakan sumber belajar utama merupakan upaya yang harus

dilakukan pendidik. Tempat yang layak dan memungkinkan untuk merancang

sumber belajar yang komprehensif itu adalah PSB. Karena pendidik bukanlah

insan yang serba tahu dan memiliki keterampilan memadai untuk memenuhi

seluruh kebutuhan belajar peserta didik.

Penerapan pendekatan SCL, memungkinkan sebagian beban dalam

mempersiapkan serta mengkomunikasikan materi berpindah ke peserta didik,

Page 68: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

62

karena itu peserta didik harus berperan secara aktif dalam pembelajaran. Pendidik

bukan lagi tokoh sentral yang tahu segalanya. Tidak berarti bahwa tugas pendidik

menjadi lebih ringan atau tidak lagi penting. Pendidik tetap memainkan peran

utama dalam proses belajar, tetapi bukan sebagai satu-satunya sumber ilmu

pengetahuan. Penggunaan berbagai model dan metode, seperti diskusi,

pembahasan masalah-masalah nyata, proyek bersama, belajar secara kooperatif

(Cooperative Learning), serta tugas-tugas mandiri, pendidik akan lebih dituntut

sebagai motivator, dinamisator dan fasilitator, yang membimbing, mendorong,

serta mengarahkan peserta didik untuk menggali persoalan, mencari sumber

jawaban, menyatakan pendapat serta membangun pengetahuan sendiri.

Penting untuk dipahami bahwa SCL merupakan amanat undang-undang

yang terkandung dalam defenisi pendidikan yang menyatakan bahwa

pendidikan itu adalah usaha yang terencana dan penuh kesadaran untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif peserta

didik mengembangkan potensi dirinya. Penciptaan suasana belajar dan proses

pembelajaran yang menyenangkan dan optimal itu dapat direalisasikan melalui

upaya pengembangan PSB yang berorientasi ke masa kini dan berbasis ICT.

Artinya pengembangan PSB juga menjadi keharusan bagi pengelola pendidikan,

karena sudah termaktub dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas.

Perubahan paradigma dalam pembelajaran memicu terjadinya perubahan

dalam peran pendidik. Perubahan peranan ini, membutuhkan komitmen dan

kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi serta keterbukaan dari para pemimpin

lembaga pendidikan dan pendidik untuk dapat menjalin hubungan secara

individu, mengerti serta mengikuti perkembangan dari masing-masing peserta

didik, disamping wawasan yang luas dalam mengarahkan peserta didik ke

sumber-sumber belajar yang dapat digali.

B. Konstruktivisme Pembelajaran

Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan bukan hal yang statis dan

deterministik, tetapi suatu proses menjadi tahu. Konstruktivisme itu merupakan

Page 69: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

63

salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita

merupakan konstruksi (bentukan) kita sendiri, bukan imitasi dari kenyataan, dan

bukan pula gambaran dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan

akibat dari konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi melalui serangkaian

aktivitas seseorang (peserta didik). Peserta didik membentuk skema, kategori,

konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan

baru. Pengetahuan menurut konstruktivisme bukanlah tentang hal-hal yang

terlepas dari pengamat, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan

dari pengalaman atau dunia yang dialaminya. Proses pembentukan ini berjalan

terus menerus, dan setiap kali terjadi reorganisasi atau rekonstruksi karena adanya

pengalaman baru.

Konstruktivisme memiliki gagasan bahwa pengetahuan bukanlah

merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi

kenyataan melalui kegiatan peserta didik (Mind as inner individual

representation). Peserta didik mengkonstruksi sendiri skema kognitif, kategori,

konsep, dan struktur dalam membangun pengetahuan, sehingga setiap individu

akan memiliki, skema kognitif, kategori, kosep, dan struktur yang berbeda. Dalam

hal ini proses abstraksi dan refleksi seseorang akan sangat berpengaruh dalam

konstruksi pengetahuan (Reflection / Abstraction as primary)

Perbedaan abstraksi pengetahuan itu terjadi karena dibentuk dalam struktur

konsep masing-masing individu peserta didik. Struktur konsep dapat membentuk

pengetahuan, apabila konsep yang baru diterima itu dapat dikaitkan atau

dihubungkan (proposisi) dengan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik

sebelumnya. Dengan demikian maka pengetahuan adalah apa yang ada dalam

pikiran setiap peserta didik (Knowledge as residing in the mind). Dalam proses

pembentukan pengetahuan, kebermaknaannya itu merupakan interpretasi

individual peserta didikterhadap pengalaman yang telah dialaminya (Meaning as

intenally constructed). Abstraksi makna merupakan proses negosiasi di dalam

individu peserta didikdengan pengalamannya melalui interaksi dalam proses

pembelajaran (menjadi tahu) (Learning and teaching as negotiated construction

of meaning).

Page 70: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

64

Konstruksi kognitif dari pengalaman nyata yang terjadi melalui serangkaian

aktivitas peserta didik menjadi lebih bermakna apabila diperoleh dari sumber

belajar yang kontekstual. Proses konstruksi pengetahuan melalui pengalaman

kontekstual dapat terjadi jika didukung dengan fasilitas yang memadai.

Lingkungan kelas tradisional memiliki fasilitas yang sangat minim untuk

mendukung lingkungan belajar. Dalam situasi seperti itu, keberadan PSB sangat

ditunggu karena berdasarkan konsep yang ideal, PSB akan mampu menyediakn

sumber belajar yang memadai dalam mendukung pemerolehan pengetahuan

melalui lingkungan.

Prinsip yang paling mendasar dalam pemerolehan pengetahuan adalah

bahwa pengetahuan merupakan hasil rekonstruksi manusia sendiri. Sangat kecil

kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada orang lain.

Kalau pun ada, hasilnya masih sangat minim. Menurut konsep ini, pengetahuan

bukan merupakan benda yang dapat ditransfer dari seseorang yang mempunyai

pengetahuan kepada orang lain yang belum mempunyai pengetahuan. Andaikan

seorang pendidik bermaksud mentransfer suatu konsep, ide, dan pengertian

kepada peserta didik, maka pemindahan itu harus diinterpretasikan,

ditransformasikan dan dikonstruksikan oleh peserta didik itu sendiri lewat

pengalamannya. Banyaknya peserta didik yang salah menangkap (misconception)

tentang suatu pengetahuan yang diajarkan menunjukkan bahwa pengetahuan

tidak dapat begitu saja dipindahkan, melainkan harus dikonstruksikan, atau

diinterpretasikan, dan ditransformasikan sendiri oleh peserta didik.

Konsep yang ditawarkan dalam pendekatan ekspositori sebenarnya

bertentangan dengan pendekatan konstruktivisme. Hal ini dapat dijelaskan bahwa

seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya melalui panca indranya,

lalu menkonstruksi pengalamannya itu menjadi sebuah pengetahuan baru

miliknya. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begita saja dari otak seseorang

pendidik ke kepala peserta didik. Peserta didik sendirilah yang harus mengartikan

apa yang dipelajarinya itu, dan menyesuaikannya dengan pengalaman atau hasil

konstruksi yang telah mereka miliki dalam hal ini sering disebut schemata.

Pengetahuan yang ada dalam diri seseorang yang sedang dalam proses

Page 71: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

65

mengetahui itu akan membantu dalam bentuk akomodasi dan asimilasi menjadi

sebuah pengetahuan baru.

Pengalaman dan konstruktivisme memiliki keterkaitan yang sangat kuat.

Pengetahuan merujuk pada pengalaman seseorang akan dunia, tetapi bukan dunia

itu sendiri. Seseorang tidak dapat membentuk pengetahuan tanpa pengalaman.

Pengalaman bukan saja pengalaman fisik, tetapi juga pengelaman kognitif dan

mental. Pengetahuan dibentuk oleh struktur penerimaan konsep seseorang ketika

ia berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi bagi peserta didk, lingkungan ialah

semua objek dan proposisinya yang telah diabstraksikan ke dalam pengalaman

dirinya. Abstraksi seseorang terhadap suatu hal akan membentuk struktur konsep,

dan membentuk pengetahuan bagi peserta didik tersebut.

Pengetahuan yang terbentuk melalui sebuah pengalaman terhadap objek

yang berasal dari lingkungan, menjadikan sumber belajar berperan penting.

Sumber belajar yang memberikan pengalaman bermakna dalam proses

internalisasi pengetahuan itu tentunya harus dirancang dengan filosofi, konsep dan

teori yang memadai. Pertimbangan filosofi cara belajar peserta didik, konsep

individualisai pembelajaran, dan teori belajar yang kuat akan mendukung

terciptanya sebuah PSB yang berkualitas. Tentunya hal ini akan bermuara pada

terciptanya suasana belajar yang kondusif bagi peserta didik yang akhirnya akan

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

Berdasarkan konsep dan paham konstruktivisme, belajar merupakan

proses aktif peserta didik mengkonstruksi arti, wacana, dialog, pengalaman fsik,

dan lain sebagainya. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan

mengakomodasi pengalaman atau informasi yang dipelajari dengan pengertian

yang sudah dimiliki peserta didik sehingga pengetahuannya berkembang. Ciri

utama dari proses tersebut adalah sebagai berikut:

1. Belajar Berarti Membentuk Makna.

Makna diciptakan oleh peserta didik dari apa yang dilihat, dengar, rasakan,

dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah

dimiliki peserta didik sebelumnya.

Page 72: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

66

2. Konstruksi Arti Merupakan Proses yang Terus Menerus

Setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, peserta

didik akan selalu mengadakan rekonstruksi.

3. Belajar Bukan Mengumpulkan Fakta

Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan suatu proses

pengembangan pemikiran dengan membentuk pengertian yang baru.

Belajar bukanlah suatu hasil perkembangan, melainkan perkembangan itu

sendiri, yang menuntut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran

seseorang

4. Belajar Terjadi Ketika Adanya Kesenjangan Skema

Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam

kesenjangan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi

ketidakseimbangan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk

memacu belajar.

5. Hasil Belajar Dipengaruhi oleh Pengalaman

Peserta didik mendapatkan hasil belajar melalui pemerolehan pengalaman

dengan dunia fisik dan lingkungannya.

6. Hasil Belajar Seseorang Tergantung Skemata

Skemata yang telah dimiliki peserta didik sebelumnya , yaitu konsep-

konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan

yang dipelajari.

C. Pelayanan Kebutuhan Belajar

Proses pembelajaran yang paling banyak dilakukan hanya sebatas

mentransfer pengetahuan melalui pemindahan materi yang diambil dari Standar

Kompetensi secara utuh, tanpa melihat kemampuan dan masalah yang mendasar

yang dihadapi peserta didik. Padahal kita tahu bahwa peserta didik memiliki

perbedaan dari segi karakteristik, perkembangan intelektual, sehingga

mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak bermakna tidak fungsional dan

tidak menyentuh apa yang sesungguhnya dibutuhkan peserta didik secara

optimal.,

Page 73: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

67

Prinsip pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di

sekolah menyebabkan adanya tuntutan yang besar terhadap pendidik agar

mereka mampu memberikan pelayanan yang berbeda di dalam kelas. Hal ini

menuntut pergeseran besar dari tradisi “mengajarkan materi yang sama kepada

semua siswa di kelas”, menjadi “mengajar setiap anak sesuai dengan kebutuhan

individualnya”. Tetapi dalam seting kelas peserta didik mempunyai bermacam-

macam minat, bidang dan tingkat penguasaan, komunikasi dan strategi belajar

yang berbeda. Peserta didik juga memiliki tingkat kecemasan dan kekhawatiran

syang berbeda pula. Peserta didik tertentu mungkin juga memiliki kebutuhan

khusus akan bantuan dengan berbagai alasan yang berbeda-beda. Mungkin karena

tidak dapat tidur, lapar, takut atau trauma emosional yang mendalam, karena itu

mereka membutuhkan perhatian khusus di dalam kelas.

Sulitnya memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual ini,

disebabkan pendidik bukanlah orang yang serba tahu. Pendidik baik guru maupun

dosen memiliki keterbatasan dalam mengakomodasi perbedaan kebutuhan peserta

didik dalam belajar. Karena itu penyediakan PSB lengkap dengan tenaga

professional di bidang pembelajaran, mutlak diperlukan. Kehadiran PSB yang

memiliki sumber belajar lengkap dan beragam memungkinkan tuntutan kebituhan

belajar Peserta didik yang berbeda dapat dipenuhi.

Terdapat berbagai hambatan belajar dan kebutuhan akan dukungan khusus

karena kesulitan belajar. Di setiap kelas sudah barang tentu diperlukan tingkat

fleksibilitas yang tinggi untuk mengadaptasikan lingkungan belajar dengan tingkat

penguasaan, kemungkinan dan hambatan belajar setiap peserta didik. Pendidik

mempunyai tugas bersama untuk mengadaptasikan lingkungan belajar dengan

kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik di kelas. Prinsip pembelajaran

yang diadaptasikan dalam lingkungan sekolah adalah pembelajaran yang lebih

fleksibel yang memungkinkan untuk melayani kebutuhan belajar seluruh peserta

didik.

Lev Vygotsky, tentang belajar dan perkembangan, akan menjadi focus yang

menyatakan bahwa dalam mengambil satu langkah dalam belajar, seorang anak

mengambil dua langkah dalam perkembangan, artinya bahwa belajar dan

Page 74: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

68

perkembangan itu tidak berjalan bersama-sama (Vygotsky dalam Cole et al.

1978:84). Selanjutnya Vygotsky menjelaskan pendapatnya itu sebagai berikut:

Sekali seorang anak sudah belajar untuk mengerjakan suatu operasi,

maka dia mengasimilasikan suatu prinsip struktural tertentu yang

bidang terapannya lain dari sekedar operasi-operasi pada bidang di

mana prinsip itu telah diasimilasikannya (Vygotsky dalam Cole et al.

1978:84).

Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan adalah konsekuensi belajar,

yang sekali lagi mengisyaratkan adanya suatu hakikat sosial tertentu dan suatu

proses yang membawa anak tumbuh ke dalam kehidupan intelektual mereka yang

berada di sekelilingnya (Vygotsky dalam Cole et al. 1978:88). Belajar terjadi di

dalam apa yang oleh Vygotsky disebut sebagai zona perkembangan proximal. Dia

mengambarkan zona tersebut sebagai berikut:

Zona ini adalah jarak antara tingkat perkembangan aktual yang

ditentukan oleh pemecahan masalah yang dilakukannya secara

mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang ditentukan melalui

pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau

berkolaborasi dengan teman sebaya yang memiliki kemampuan lebih

(Vygotsky dalam Cole et al. 1978:86).

Semua faktor yang mempengaruhi lingkungan pembelajaran perlu

dipertimbangkan. Tentunya banyak upaya yangv dapat dilakukan untuk mencapai

pelayanan pembelajaran berorientasi perbedaan individu Model relasi kurikulum

merupakan sebuah contoh “alat profesional” yang dimaksudkan untuk mengkaji

beberapa aspek utama lingkungan belajar yang kompleks. Berdasarkan pernyataan

tersebut, pendidik, teman sekelas, penyesuaian situasi dalam proses pembelajaran

secara keseluruhan sangat penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu,

mengakses prestasi belajar siswa saja hanya memberikan sebagian dari seluruh

informasi yang diperlukan untuk merencanakan pembelajaran dan

perkembangannya lebih lanjut.

Sumber informasi dan kerjasama yang paling penting tentu saja adalah

peserta didik itu sendiri. Kebutuhan belajar diakses melalui komunikasi rutin dan

melalui asesmen formal dan informal terhadap hasil kerja peserta didik dan

Page 75: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

69

strategi bekerjanya. Upaya ini penting untuk mendorong peserta didik agar

berpartisipasi dalam proses inkuiri tentang pendidikannya. Untuk itu perlu

dilakukan diagnosis terhadap kebutuhan belajar itu melalui aktivitas

mendengarkan peserta didik dengan seksama, mendengarkan apa minat dan

prioritasnya, dan memahami strategi belajar apa yang dapat diterapkannya dan

yang lebih disukainya. Informasi ini dijadikan sebagai data kemudian diolah

untuk membuat keputusan tentang desain pembelajaran yang paling tepat.

Pekerjaan penting lainnya yang perlu dilakukan adalah menjalin kerjasama

dengan orangtua peserta didik. Sangat penting untuk melakukan komunikasi

secara rutin dan bekerjasama dengan orang peserta didik . Mereka adalah mitra

yang sangat penting dalam mengases kebutuhan dan minat peserta didik, dalam

merencanakan tujuan jangka panjang serta aspek-aspek lain dari pembelajaran dan

re-evaluasi kurikulum individual bagi anak mereka. Seyogyanya mereka memiliki

banyak informasi tentang anaknya. Lagi pula orang tua membutuhkan informasi

dari guru tentang hak dan kewajibannya. Oleh karena itu, pertukaran informasi

dan kerjasama yang rutin dengan orang tua itu penting.

Cara menjalin kerjasama dan bertukar informasi dengan orang tua dapat

dilakukan berbagai cara. Jika keadaan memungkinkan, sangat bermanfaat untuk

mempersiapkan pertemuan pertama secara seksama. Banyak orang tua merasa

tidak yakin akan sekolah dan merasa tidak nyaman sebelum pertemuan

pertamanya dengan para guru, Jika telah dipersiapkan dokumen tertulis yang

berisikan usulan tentang kurikulum individual bagi anaknya, ini akan membantu

memfokuskan perhatian pada masalah yang dihadapi peserta didik, yaitu belajar

dan mengajar peserta didik itu.

Hal lain yang dianggap penting adalah kerjasama guru untuk memperoleh

gambaran umum tentang potensi belajar peserta didik serta kebutuhan khususnya

di kelas. Semua pendidik harus menjadi bagian dari kelompok kerja dengan

pertemuan reguler dan koordinasi tanggung jawab yang jelas (Dalen 1982; Dyson

1998; Fox & william 1991, Strickland & Turnbull 1993). Asesmen dan re-

asesmen terhadap kebutuhan belajar khusus individual merupakan salah satu

masalah kelompok kerja tersebut mengetahui dan memahami potensi peserta didik

Page 76: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

70

secara mendalam yang akan memberikan kemudahan kepada pendidik untuk

menyiapkan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan .

D. Akomodasi Kecenderungan Gaya Belajar

Upaya untuk meningkatkan efektivitas belajar peserta didik dapat

dilakukan dengan berbagai cara. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk

meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai. Meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan

kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang

ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan sebaginya.

Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya

ruang belajar yang bersih, sarana dan prasarana belajar yang memadai (Uha

Suliha, 2002).

Gaya belajar menjadi faktor penentu keberhasilan belajar. Gaya belajar

adalah kunci untuk mengembangkan kinerja belajar di sekolah, dan dalam situasi-

situasi antar pribadi. Peserta didik terkadang senang belajar dalam keadaan

tenang, damai dan tidak berisik, sedangkan sebagian yang lain justru senang

belajar dalam suasana hiruk pikuk yang diiringi dengan setelan musik cadas. Ada

peserta didik lebih senang mendengar ceramah guru yang menerangkan pelajaran

di depan kelas, sedangkan sebagian yang lain justru lebih senang jika pelajaran itu

dicatatkan di papan tulis atau didiskusikan dalam kelas.Tentunya masih banyak

kondisi yang dihadapi pendidik dengan berbagai bentuk gaya belajarnya.

Berbagai fenomena di atas sering dijumpai dalam kegiatan pembelajaran

sehari-hari. Faktor penyebab terjadinya perbedaan diantara peserta didik dalam

mengikuti proses pembelajaran adalah gaya belajar yang mereka miliki. Peserta

didik sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, memiliki keunikan

masing-masing dalam mengikuti proses pembelajaran. Mereka memiliki gaya

belajar tersendiri yang membedakannya dengan peserta didik lainnya. Minat dan

bakat yang mereka miliki, pengalaman hidup yang mereka dapatkan, hobi yang

mereka gemari, merupakan beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan gaya

belajar diantara mereka.

Page 77: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

71

Kemampuan menyerap informasi dan mengolahnya menjadi informasi baru

yang dimiliki oleh peserta didik dipengaruhi oleh gaya belajar. Secara umum

gaya belajar diartikan sebagai kombinasi dari bagaimana informasi diserap, diatur

serta diolah. Jadi, gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari bagaimana ia

menyerap suatu informasi, kemudian mengatur dan mengolah informasi tersebut.

(DePorter:2002).

Apabila dikaitkan dengan aktivitas pembelajaran, gaya belajar berarti

kemampuan kombinasi yang dimiliki oleh seorang peserta didik untuk menerima,

menyerap, mengatur dan mengolah materi pelajaran yang diterimanya selama

proses pembelajaran. Keberhasilan peserta didik menerima, menyerap dan

memproses informasi ditentukan oleh kecenderungan gaya belajar. Semakin baik

dan cocok penyediaan informasi dari lingkungan dengan gaya belajar peserta

didik maka semakin baik pula efektivitas pembelajaran yang akan diperoleh

peserta didik .

Sebuah penelitian ekstensif, khususnya di Amerika Serikat, yang dilakukan

oleh Profesor Ken dan Rita Dunn dari Universitas St. John di Jamaica, New York,

dan para pakar pemrograman Neuro Linguistic seperti, Richard Bandler dan John

Grinder dan michael Grinder, telah mengidentifikasi tiga gaya belajar(Rose:2003)

Pertama, Visual. Gaya belajar seperti ini lebih mengutamakan kekuatan

penglihatan (mata). Belajar melalui melihat sesuatu. Peserta didik dengan gaya

belajar visual menyukai gambar, diagram, pertunjukkan, peragaan, pemutaran

film atau video sebagai media pembelajaran. Ada beberapa kharakteristik dari

pembelajar visual, yaitu: suka membaca; menonton televisi, film; menerka teka-

teki atau mengisi TTS; lebih suka membaca ketimbang dibacakan; lebih suka

memperhatikan ekspresi wajah ketika berbicara dengan orang lain; mengingat

orang melalui penglihatan (tak pernah melupakan wajah); memiliki aktivitas

kreatif seperti menulis, menggambar, melukis, merancang, melukis di udara dan

cenderung berbicara cepat, tetapi mungkin cukup pendiam di dalam kelas.

Penyediakan sumber belajar yang memadai bagi peserta didik yang

memiliki gaya belajar visual ini tentunya harus disesuaikan dengan

kecenderungan kesukaan yang dimilikinya. Penyediaan sumber belajar yang

Page 78: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

72

mendukung aktivitas kreatif seperti menulis, menggambar, melukis, merancang,

harus dapat dipenuhi dengan baik. Kegiatan pemebelajaran bagi bagi peserta didik

yang memiliki gaya belajar visual ini sering tidak terakomodasi dengan baik di

dalam kelas-kelas tradisional. Karena itu keberadaan PSB dalam menunjang

keberhasilan belajar peserta didik dapat menjadi pilihan utama.

Kedua, Auditori. Gaya belajar Auditori lebih mengutamakan kekuatan

pendengaran (telinga) Belajar melalui mendengarkan sesuatu. Peserta didik

dengan gaya belajar auditori lebih menyukai kaset audio, ceramah perkuliahan,

diskusi, debat dan instruksi dalam proses pembelajaran. Karakteristik peserta

didik auditori yaitu: suka mendengar radio, musik, sandiwara, drama, debat; lebih

suka cerita yang dibacakan kepadanya dengan berbagai ekspresi; memiliki

aktivitas kreatif seperti: menyanyi, mendongeng, mengobrol apa saja, bermain

musik, membuat cerita lucu, berdebat, berfilosofi; berbicara dengan kecepatan

sedang; suka bicara bahkan dalam kelas.

Peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori harusnya mendapat

pelayanan dalam sumber belajar yang cocok dengan gaya belajarnya. Sumber

belajar yang tidak dapat disediakan oleh pendidik disediakan secara memadai,

maka dapat diberikan melalui pelayanan melalui PSB. Oleh karena itu PSB juga

menjadi pilihan utama dalam upaya menyempunakan pemenuhan kebutuhan

sumber belajar peserta didik. PSB memiliki konsep yang jelas terhadap

pemanfatan lingkungan sebagai sumber belajar.

Ketiga, Kinestetik. Gaya belajar kinestetik lebih mengutamakan

keterlibatan aktivitas fisik secara langsung. Belajar melalui aktivitas fisik. Media

pembelajaran yang disukai antara lain bermain peran, kunjungan wisata, peserta

didik lebih menyukai pelajaran praktek ketimbang teori. Beberapa kharakteristik

dari gaya belajar kinestetik, yaitu menyukai kegiatan aktif, baik sosial maupun

olahraga, seperti menari dan lintas alam; memiliki aktivitas kreatif seperti

kerajinan tangan, berkebun, menari, berolahraga; berbicara agak lambat; dalam

keadaan diam selalu merasa gelisah; tidak bisa duduk tenang, dan suka melakukan

urusan seraya mengerjakan sesuatu.

Page 79: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

73

Tentunya tidak banyak pilihan yang dapat dilakukan pendidik untuk

memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik di

dalam tradisional karena minimnya fasilitas pendukung. Dalam situasi seperti ini

pilihan terhadap pengembangan PSB menjadi penting. PSB dipastikan dapat

membantu menyediakan berbagai kebutuhan dan fasilitas untuk terlaksananya

aktivitas peserta didik yang cenderung memiliki gaya belajar kinestetik. Karena

itu jika ditinjau dari sisi gaya belajar ini PSB merupakan pilihan yang cukup

memberikan arti terhadap dukungan keberhasilan pembelajaran.

Meskipun ada kemungkinan seseorang tidak memiliki gaya belajar khas

pada satu jenis saja, tetapi tetap memiliki kecenderungan tertentu dan

berkombinasi dengan gaya belajar lainnya. Artinya peserta didik bisa saja

memiliki sebagian kharakteristik pelajar visual, auditori dan kinestetik sekaligus.

Pada waktu tertentu dengan kondisi tertentu menjadi peserta didik visual,

sekaligus menjadi pelajar auditori; atau pelajar kinestetik yang juga mampu untuk

belajar secara visual. Peserta didik bisa menggunakan salah satu gaya belajar

dalam menyerap pelajaran, atau menggunakan kombinasi diantara ketiga gaya

belajar tersebut.

Terkait dengan gaya belajar tersebut perlu ada kesadaran dari beberapa

pihak yang ikut mendukung pelayanan pembelajaran peserta didik. Minimal ada

tiga pihak yang perlu memiliki pengetahuan tentang gaya belajar ini. Pertama,

kemampuan dari pihak pendidik untuk mengetahui gaya belajar peserta didiknya,

aga ia bisa memilih metode dan media pembelajaran yang cocok bagi peserta

didiknya. Untuk itu dituntut kreativitas guru dalam memvariasikan metode

pembelajaran dan pemilihan media yang diharapkan mampu mengakomodir

dengan baik perbedaan gaya belajar diantara peserta didik.

Kedua, pihak orang tua yang perlu mengetahui gaya belajar anaknya, agar

memungkinkan untuk menyediakan fasilitas belajar yang sesuai dengan gaya

belajar anak-anak mereka di rumah. Cara terbaik yang dilakukan dengan

menyediakan buku-buku serta gambar bagi anak dengan gaya belajar visual,

menyediakan kaset-kaset pelajaran dan sering berdiskusi dengan anak yang

Page 80: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

74

bergaya belajar auditori, dan menyediakan alat-alat praktek bagi anak yang

kecenderungan bergaya belajar kinestetik.

Ketiga, mengetahui gaya belajar sendiri. Peserta didik bisa menciptakan

suasana yang disenanginya untuk belajar. Peserta didik yang mengetahui gaya

belajarnya dengan baik, maka mereka dapat menyiapkan dukungan dan sumber

belajar yang mereka senangi seperti menyetel musik, berdiskusi dengan teman

atau orang tua, dan lain sebagainya. Dengan demikian diharapkan motivasi belajar

peserta didik bisa meningkat yang pada gilirannya akann membantu peningkatan

efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa untuk memenuhi

kebutuhan belajar peserta didik yang beragam dari sisi gaya belajar. Sebagaimana

pengalaman panjang yang selama ini, ternyata kelas tradisional belum mampu

berperan banyak dalam menyiapkan sumber belajar yang sesuai dengan gaya

belajar peserta didik. Tentunya perlu ada dukungan yang kuat terciptanya sebuah

lembaga di sekolah dan di perguruan tinggi yang menyediakan sumber belajar

beragam sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Keberadaan PSB menjadi

penting dalam lingkungan sekolah dan perhuruan tinggi agar peserta didik

mendapat pelayanan yang memadai dalam sumber belajar sesuai dengan

kebutuhan.

E. Pembelajaran Berbasis TIK

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari linglkungan pembelajaran dewasa ini. Keberadaannya semakin

diperlukan dalam mendukung proses pembelajaran baik sebagai sumber belajar

maupun sebagai media pembelajaran. Penggunaan TIK dalam proses

pembelajaran juga menjadi amanat undang-undang. Artinya keharusan

menggunakan TIP dalam pembelajaran tidak dapat ditawar-tawar. Oleh karena itu

pendidik harus memiliki kompetensi tentang menggunaan TIK dalam membantu

proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara

umum TIK adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan,

Page 81: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

75

pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian

informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Tercakup dalam

definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi,

dan infrastruktur komputer maupun (tele)komunikasi. Istilah TIK atau ICT

(Information and Communication Technology).

Kombinasi atau integrasi kedua teknologi tersebut berkembang sangat

pesat, jauh melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. TIK atau dalam

lingkungan negara Asia berbahasa Inggris disebut sebagai Infocom, muncul

setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat

lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada

paruh kedua abad ke-20. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini, dipercaya bahwa

bidang TIK masih akan terus pesat berkembang pesat dan menurut perkiraan para

ahli belum akan mencapai titik jenuh sampai beberapa dekade mendatang.

Pada tingkat global, perkembangan TIK telah mempengaruhi seluruh bidang

kehidupan umat manusia. Intrusi TIK ke dalam bidang-bidang teknologi lain telah

sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang

tidak memanfaatkan perangkat TIK. Implikasi dari kondisi tersebut juga mengena

pada dunia pendidikan, dimana pembelajaran khususnya telah menjadikan TIK

sebagai pendukung utama pembelajaran.

TIK juga telah dijadikan sebagai pengetahuan dan keterampilan penting

yang harus dikuasai peserta didik dan pendidik. Menyadari pentingnya TIK

sebagai bidang yang berperan besar dalam pembangunan nasional, Kementerian

Negara Riset dan Teknologi memberikan arahan sektor-sektor yang diprioritaskan

untuk dikembangkan melalui kegiatan riset, antara lain: infrastruktur informasi,

perangkat lunak, kandungan informasi (information content), pengembangan

SDM dan kelembagaan, pengembangan regulasi dan standarisasi (Kementerian

Negara Riset dan Teknologi, 2006).

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah

yang cukup panjang. Pengenalan komputer dengan kemampuannya mengolah

dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan movie)

memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran

Page 82: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

76

radio dan televisi. Keterbatasan televisi yang hanya mampu memberikan

informasi searah (terlebih-lebih bila materi tayangannya adalah materi hasil

rekaman), sementara pembelajaran berbasis teknologi web memberikan peluang

berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).

Berkembangnya pembelajaran berbasis web memungkinkan terjadinya

pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar

maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan

teknologi video conference yang dijalankan berdasar teknologi Internet,

memungkinkan peserta didik berada di mana saja sepanjang terhubung ke

jaringan komputer. Selain aplikasi puncak seperti itu, beberapa peluang lain yang

lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan

kemajuan TIK saat ini.

Pembelajaran berbasis TIK yang dilengkapi dengan infrastruktur dan

suprastruktur yang memadai dalam mendukung pembelajaran tentunya

memerlukan tempat khusus yang memungkinkan. Artinya menyediakan

kelengkapan TIK untuk setiap kelas tentunya bukanlah tuntutan yang realistis.

Karena itu untuk mendukung terlaksananya pembelajaran berbasis TIK yang

sudah menjadi keharusan itu perlu adanya lembaga khusus baik di sekolah

maupun di perguruan tinggi. Lembaga yang dimaksud adalah PSB. Keberadaan

PSB dalam menunjang pembelajaran berbasis TIK merupakan sebuah pilihan

bijak karena memang PSB dirancang untuk memenuhi kelengkapan penyediaan

sumber belajar terbaik bagi peserta didik.

Tren terbaru dalam penyediaan bahan ajar adalah buku elektronik. Buku

elektronik atau ebook adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer

sebagai pendukung utama untuk menayangkan informasi multimedia dalam

bentuk yang ringkas dan dinamis. Ebook memiliki keistemewaan dimana dapat

diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga

informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional.

Ebook memiliki varian yang cukup banyak. Jenis ebook paling sederhana

adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik

yang ditayangkan oleh komputer. Menggunakan file dalam bentuk digital ratusan

Page 83: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

77

buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar

700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB), ataupun

flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai 4 GB). Sementara bentuk yang

lebih canggih adalah format multimedia yang memungkinkan ebook

menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan

unsur multimedia lainnya.

E-learning juga telah merambah dunia pendidikan sebagaimana kenyataan

yang dapat kita lihat sekarang. Menurut Victoria L. Tinio, e-learning meliputi

pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal yang

menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran

bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi (Tinio: ?). Definisi yang lebih luas

dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah

pembelajaran melalui jasa elektronik (SEAMOLEC, 2003:1).

Meski terdapat beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-

learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai

sarana penyajian dan distribusi informasi. Internet-based learning atau web-

based learning dalam bentuk paling sederhana adalah web-site yang dimanfaatkan

untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan peserta

didik mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator

kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan, dapat pula disediakan mailing-list khusus

untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi.

Sangatlah sulit menyediakan berbagai fasilitas pembelajaran yang

menggunakan komputer dan internet sebagai basisnya di ruang-ruang kelas biasa.

Sarana pendukung yang amat kompleks itu hanya bisa difasilitasi melalui sebuah

lembaga khusus yang bergerak dalam bidang TIK dan dikelola oleh tenaga-tenaga

ahli yang professional di bidangnya. Keberadaan PSB yang juga dikelola secara

profesional sangat dinantikan. Pembelajaran berbasis TIK hanya bisa difasilitasi

melalui PSB yang lengkap.

Page 84: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

78

F. Inividualisasi Pembelajaran

Individualisasi pembelajaran sedikit berbeda dengan pembelajaran

individual. Individualisasi pembelajaran merupakan upaya untuk menciptakan dan

meningkatkan keterlibatan peserta didik secara intens dalam pembelajaran.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam

pembelajaran dengan mempertimbangkan berbagai komponen baik secara

filosofis, psikologis maupun gaya belajar dan potensi belajar yang dimiliki peserta

didik. Semua komponen itu dapat dijadikan sebagai modalitas belajar atau potensi

belajar yang dibawa peserta didik sejak lahir.

Tentunya upaya untuk mendorong terciptanya individualisasi pembelajaran

dapat dilakukan melalui berbagai cara. Pendidik juga memiliki teknik dan cara

yang jitu untuk membuat pembelajaran menjadi lebih mengarah pada

individualisasi pembelajaran. Namun untuk melaksanakan kegiatan yang

bernuansa individualisasi pembelajaran bukan perkara mudah. Mengingat

pertimbangan untuk memutuskan untuk mengitegrasikan warna individualisasi

pembelajaran dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas akan mengalami

banyak hambatan. Di tengah tradisi pembelajaran berbasis kelas yang didominasi

oleh metode ceramah menggunakan pendekatan TCL (atau ekspository)

melaksanakan proses individualisasi pembelajaran perlu maksimal dan tenaga

ekstra.

Meski secara konsep pembelajaran individu berbeda dengan individualisasi

pembelajaran, namun keduanya juga memiliki kesamaan. Kesamaan keduanya

adalah pertimbangan dasar terhadap perbedaan peserta didik dalam menyusun

rencana pembelajaran. Artinya perbedaan peserta didik dijadikan sebagai

pedoman dalam menyiapkan bahan ajar baik untuk pembelajaran individual dan

individualisasi pembelajaran.

Jika dilihat dari Pembelajaran Individual (Individualized Educational),

pendidik tentu saja menyiapkan rencana pengajaran dengan mempertimbangkan

beberapa perbedaan karakteristik peserta didik. Perbedaan sifatnya individual

dan karakteristik peserta didik yang dimaksud harus dideskrepsikan secara

lengkap, baik kemampuan maupun kelemahannya dalam semua aspek yang

Page 85: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

79

berkaitan dengan pembelajaran, termasuk prestasi belajar, tingkat kecerdasan,

kondisi emosi, kemampuan sosialisasi, fisik, kesehatan, dan sebagainya. Hasil

analisis ini dimplementasikan dalam rencana program pembelajaran.

Individualisasi pembelajaran secara garis besar bertujuan untuk membantu

peserta didik yang memiliki karakteristik tertentu baik secara psiklogis, minat,

bakat dan kegemaran yang terkait dengan cara belajarnya.Berbagai keterbatasan

dan keunggulannya perlu dijadikan sebagai pertimbangan dasar, sehingga peserta

didik mampu belajar dengan optimal dapat menyerap materi belajar yang

diberikan secara klasikal dengan layanan pembelajaran yang berbeda sesuai

dengan modalitas belajar yang dimilikinya.

Tentu saja sebelum melaksanakan pembelajaran, pendidik perlu

mengetahui kekuatan, kelemahan dan minat siswa, program yang

diindividualisasikan akan terarah pada kebutuhan dan sesuai dengan tahap

kemampuannya dan memberi arah pembelajaran saat ini. Membantu setiap peserta

didik memiliki program yang diindividualkan untuk mempertemukan kebutuhan

khas mereka dan mengkomunikasikan program tersebut kepada orang-orang yang

berkepentingan.

Upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan keterampilan pendidik

dalam melakukan asesmen tentang karakteristik kebutuhan belajar tiap peserta

didik dan melakukan usaha mempertemukan dengan kebutuhan-kebutuhan

mereka. Selain itu juga meningkatkan komunikasi antar/dengan anggota tim,

khususnya keterlibatan orang tua, sehingga dapat saling mendukung untuk

keberhasilan peserta didik dan memberikan pelayanan pendidikan yang lebih

efektif.

Pengalaman menunjukkan bahwa tidak ada kesulitan yang paling sulit

dialami pendidik dalam pembelajaran, selain mengindividualisasi pembelajaran di

tengah pembelajaran klasikal dengan segala keterbatasannya. Mustahil untuk

melaksanakan individualisasi pembelajaran dengan jumlah peserta didik yang

jauh melampaui persyaratan rombongan belajar standar yang ditetapkan

berdasarkan aturan baku. Sungguh tidak rasional “memaksa” pendidik

menjalankan program individualisasi pembelajaran dalam kondisi lingkungan

Page 86: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

80

kelas dan sekolah yang kurang mendukung. Bukan pula kebijakan yang bijak

menugaskan pendidik untuk menciptakan individualisasi pembelajaran di tengan

“keterpaksaan” mengejar target pencapaian konten yang ditetapkan setiap tahun.

Dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan

individualisasi pembelajaran di ruang kelas yang selama ini menerapkan

pembelajaran seragam di tengah keberagaman, maka pilihan terhadap PSB adalah

kebutusan yang bijaksana. PSB sesuai dengan konsep yang dianutnya adalah

lembaga yang memberikan pelayanan prima terhadap pelangganya yaitu pendidik

dan peserta didik. Perancangan dan pengelolaan yang profesional sebuah PSB

akan mampu melayani dan mendukung terjadinya proses individualisasi

pembelajaran secara optimal. PSB sebagai mana pengalaman negara maju,

menjadi lembaga pelayanan kebutuhan peserta didik yang berbeda dalam banyak

hal sekaligus menuntut adanya proses belajar yang lebih mengarah pada

individualisasi pembelajaran.

Page 87: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

81

SB merupakan salah satu tempat yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk menerapkan pembelajaran partisipatori.

Pembelajaran partispatori adalah kegiatan pembelajaran di mana

semua pihak, termasuk pendidik dan peserta didik, terlibat secara aktif dalam

setiap kegiatan pembelajaran. Keikutsertaan peserta didik itu diwujudkan dalam

tiga tahapan kegiatan pembelajaran yaitu tahap perencanaan program (program

planning),pelaksanaan (program implementtion), dan penilaian(program

evaluation) kegiatan pembelajaran. PSB lebih banyak berperan dalam pelaksanaan

pembelajaran (Sudjana, D: 2000)..

Meskipun demikian peserta didik juga dapat dilibatkan dalam semua

tahapan kegiatan pembelajaran tergantung pada pendidik. Jika program

pembelajaran dirancang untuk diimplementasikan sebagian di kelas dan sebagian

lagi harus di PSB, maka peserta didik sudah dilibatkan sejak dari awal yaitu

merancang program. Pada tahap perencanaan keterlibatan peserta didik

P

Page 88: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

82

diwujudkan dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar, sumber-sumber

atau potensi yang tersedia, permasalahan dan prioritas masalah, dan kemungkinan

hambatan dalam pembelajaran. Kebutuhan belajar dinyatakan oleh peserta didik

sebagai keinginan yang dirasakan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,

sikap dan/atau nilai yang diperlukan dalam kehidupan atau tanggung jawab

pekerjaannya.

Kemudian peserta didik dilibatkan dalam merumuskan tujuan

belajar. Tujuan belajar berkaitan langsung dengan kebutuhan belajar. Tujuan

belajar merupakan pernyataan mengenai apa yang akan dicapai atau diperoleh

peserta didik melalui kegiatan belajar. Perolehan belajar itu dapat berupa

pengetahuan, keterampilan, dan/atau nilai-nilai yang menjadi bagian dari

kehidupan peserta didik. Jika menggunakan PSB sebagai sumber belajar dalam

merumuskan tujuan juga sudah tergambar bagaimana melaksanakannya di kelas

dan di PSB.

Program pembelajaran mencakup tentang materi yang akan dipelajari,

metode dan teknik pembelajaran yang akan digunakan, evaluasi proses dan hasil

belajar, alat-alat dan fasilitas, waktu yang digunakan, dan lain sebagainya.

Diharapkan peserta didik diikutsertaan dalam tahap perencanaan kegiatan

pembelajaran meliputi identifikasi kebutuhan belajar, mencari sumber-sumber

yang tersedia dan kemungkinan hambatan yang akan ditemui dalam kegiatan

pembelajaran, penyusunan prioritas kebutuhan, perumusan tujuan belajar dan

penetapan program kegiatan pembelajaran.

Sudjana, D (2000) menjelaskan bahwa pada tahap pelaksanaan program

pembelajaran peserta didik dilibatkan dalam menciptakan iklim yang kondusif

untuk belajar. Iklim yang kondusif ini mencakup:

Pertama, kedisiplinan peserta didik yang ditandai dengan keteraturan dalam

kehadiran pada setiap kegiatan pembelajaran.

Kedua, pembinaan hubungan antar peserta didik dan antara peserta didik

dengan pendidik sehingga tercipta hubungan kemanusiaan yang terbuka, akrab,

terarah, saling menghargai, saling membantu, dan saling belajar.

Page 89: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

83

Ketiga, interaksi kegiatan pembelajaran antara peserta didik dan pendidik

dilakukan melalui hubungan horisontal. Hubungan ini menggambarkan terjalinnya

komunikasi yang sejajar baik antara peserta didik dengan pendidik maupun antar

peserta didik.

Keempat, tekanan kegiatan pembelajaran adalah pada peranan peserta didik

yang lebih aktif melakukan kegiatan pembelajaran, bukan pada pendidik yang

lebih mengutamakan kegiatan mengajar. Pendekatan kegiatan pembelajaran

berpusat pada peserta didik, tidak terpusat pada pendidik. Penyusunan bahan

belajar dan penentuan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dilakukan oleh

para peserta didik bersama pendidik atau oleh para peserta didik dengan

bimbingan pendidik.Peranan pendidik ialah membantu peserta didik dalam

melakukan kegiatan pembelajaran. Secara singkat dapat dikemukakan bahwa

situasi kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan interaksi yang efektif

dapat ditumbuhkan apabila peserta didik ikut serta secara aktif dalam pelaksanaan

program kegiatan pembelajaran.

Selanjutnya dijelaskan pula tentang keterlibatan peserta didik pada tahap

evaluasi program pembelajaran. Peserta didik dilibatkan dalam menentukan apa

yang akan dievaluasi, bagaimana evalusi dilakukan, dan kapan saja evaluasi akan

dilaksanakan. Evaluasi dapat digunakan baik untuk penilaian pelaksanaan

pembelajaran maupun untuk penilaian pengelolaan program

pembelajaran. Penilaian pelaksanaan pembelajaran mencakup penilaian terhadap

proses, hasil, dan dampak pembelajaran. Penilaian terhadap proses pembelajaran

untuk mengetahui sejauhmana kesesuaian antara poses yang telah direncanakan

denagan pelaksanaannya. Penilaian terhadap hasil pembelajaran untuk mengetahui

mengenai perubahan perilaku (pengetahuan, keterampilan, nilai, aspirasi) yang

dialami peserta didik atau lulusan setelah mengikuti program pembelajaran.

A. Prinsip Dasar Pembelajaran Partisipatif

Pembelajaran partisipatif memungkinkan optimalnya pemanfaat PSB

sebagai sumber belajar. Di bawah ini akan dibicarakan beberapa prinsip dasar

pembelajaran partisipatif dan kaitannya dengan optimalisasi fungsi PSB.

Page 90: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

84

1. Berpusat pada Peserta Didik (Learner Centered)

Proses kegiatan pembelajaran partisipatif merupakan pembelajaran berpusat

pada peserta didik (learner centered). Hal ini berarti bahwa kegiatan pembelajaran

yang dilakukan itu didasarkan disesuaikan dengan latar belakang kehidupan dan

kebutuhan peserta didik. Latar belakang kehidupan tersebut perlu menjadi

perhatian utama dan dijadikan dasar dalam penyusunan rencana kegiatan

pembelajaran partisipatif. Rencana kegiatan pembelajaran mencakup antara lain

langkah-langkah, materi, fasilitas, alat bantu, dan evaluasi proses, keluaran, dan

pengaruh pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran yang diamanatkan dalam UU No. 20 tahun 2003

tentang Sisdiknas adalah SCL (student centered learning). Dimana interaksi

peserta didik dengan sumber belajar sangat diutamakan. Konsep pembelajaran

partisipatif akan memberikan peluang kepada PSB untuk dapat lebih berperan.

Karena PSB memang dimaksudkan untuk untuk memaksimalkan individualisasi

pembelajaran. Dengan demikian penerapan pembelajaran partisipatif akan

memberikan keuntungan kedua pihak baik pendidik yang menerapkan maupun

PSB yang akan membantu menyediakan sumber belajar bagi peserta didik.

Peserta didik diikutsertakan pula dalam kegiatan identifikasi kebutuhan

belajar, sumber-sumber, kemungkinan terjadi hambatan belajar, serta dalam

kegiatan merumuskan tujuan belajar. Kebutuhan belajar adalah setiap keinginan

atau kehendak yang dirasakan dan dinyatakan oleh seseorang, masyarakat, atau

organisasi untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan/atau sikap

tertentu melalui kegiatan pembelajaran. Sumber informasi tentang kebutuhan

belajar adalah peserta didik atau calon peserta didik, masyarakat, dan atau

organisasi yang fungsinya terkait dengan peranan dan tugas peserta didik. PSB

menyediakan sumber informasi yang variatif untuk melayani kebutuhan peserta

didik dan tentu saja memfasilitasi pembelajaran partisipatif.

Kebutuhan belajar adalah setiap keinginan atau kehendak yang dirasakan

dan dinyatakan oleh peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,

nilai dan/atau sikap tertentu melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran yang mampu melayani itu semua sukar dilaksanakan dalam kelas

Page 91: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

85

tradisional tanpa bantuan dari institusi lain. Dalam memenuhi kebutuhan itu

diperlukan sarana dan prasarana, fasilitas, dan media media penunjang yang

mengoptimalkan proses pembelajaran partisipatif seperti PSB.

Di dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar, para peserta didik tidak hanya

bertindak sebagai responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan kebutuhan belajar, tetapi mereka pun diberi peran dalam

menyusun alat-alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk

mengidentifikasi kebutuhan belajar. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, para peserta didik ikut serta dalam mengembangkan bahan belajar

yang cocok dengan kebutuhan belajar dan tepat untuk mencapai tujuan

belajar. Dengan berpusat pada peserta didik, mengandung makna bahwa peserta

didik lebih banyak berperan dalam proses kegiatan pembelajaran partisipatif.

Melalui penyediaan sumber belajar yang memadai di PSB peserta didik dapat

meningkatkan kinerja belajar yang beraneka jenis dan bentuk.

2. Berangkat dari Pengalaman Belajar (Experiential Learning)

Proses pembelajaran merupakan kegiatan peserta didik yang dilakukan

secara bersama dalam situasi pengalaman nyata baik pengalaman dalam tugas

yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari maupun pengalaman yang diangkat

dari tugas dalam proses kegiatan pembelajaran partisipatif. Pengalaman-

pengalaman itu diperoleh melalui pendekatan pemecahan masalah yang lebih

banyak menumbuhkan partisipasi para peserta didik. Prinsip ini memberi arah

bahwa kegiatan pembelajaran partisipatif disusun dan dilaksanakan dengan

berangkat dari hal-hal yang telah dikuasai peserta didik atau dari pengalaman

yang telah dimiliki peserta didik.

Pengalaman belajar dipastikan diperoleh dari lingkungan, baik lingkungan

sekolah, keluarga maupun masyarakat. Lingkungan PSB memberikan motivasi

belajar yang tinggi terhadap peserta didik karena dikembangkan berdasarkan

pertimbangan karakteristik, gaya belajar, psikologis dan lain sebagainya.

Diharapkan pembelajaran partisipatif yang diterapkan pendidik akan terakomodasi

dengan sempurna, jika didukung oleh PSB. Artinya dari sisi pengalaman belajar,

Page 92: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

86

peserta didik akan lebih mudah mendapat pengalaman belajar yang bermakna

melalui PSB karena lingkungan PSB memang sengaja dirancang untuk melayani

kebutuhan peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

3. Berorientasi Pada Tujuan (Goals Oriented)

Jika peserta didik dilibatkan dalam merancang tujuan pembelajaran, maka

mereka akan mudah melaksanakan pembelajaran. Prinsip ini mengandung arti

bahwa kegiatan pembelajaran partisipatif direncanakan dan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam perencanaan,

tujuan belajar disusun dan dirumuskan berdasarkan kebutuhan belajar.

Pemenuhan kebutuhan belajar itu tentunya dilakukan dengan berbagai cara baik di

kelas maupun di tempat mana pun yang memungkinkan.

Tujuan belajar itu pun disusun dengan mempertimbangkan latar belakang

pengalaman peserta didik, potensi yang dimilikinya, sumber-sumber belajar yang

tersedia pada lingkungan kehidupan mereka, serta kemungkinan hambatan dalam

kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu kebutuhan belajar, potensi dan sumber-

sumber serta kemungkinan hambatan, perlu didentifikasi terlebih dahulu supaya

tujuan belajar bisa dirumuskan secara tepat dan proses kegiatan pembelajaran

partispatif dapat dirancang dan dilaksanakan dengan efektif.

Kebutuhan belajar, potensi dan sumber-sumber itu dapat disediakan dalam

berbagai bentuk dan jenis. Namun apabila sekolah atau institusi peguruan tinggi

memiliki sebuah PSB yang memadai, maka tujuan pembelajaran akan mudah

dicapai. Peserta didik memiliki peluang mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan jika didukung dengan fasilitas PSB yang lengkap. Artinya PSB akan

membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4. Menekankan Kerja Sama

Pembelajaran partisipatif lebih menekankan kerja sama dimana berbeda dari

pembelajaran tradisonal yang menekankan persaingan atau usaha

individu. Kerjasama merupakan keterampilan yang sangat diperlukan dalam

kehidupan mereka setelah memasuki dunia kerja. Pembelajaran partisipatif

Page 93: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

87

melatih peserta didik dalam bekerjasama antar peserta didik. Hal ini sesuai

dengan pemahaman kita tentang dunia kerja di mana diperlukan kerja sama untuk

mencapai tujuan bersama.Dengan kerja sama kita dapat memanfaatkan kelebihan

kita dan kelebihan peserta didik yang lain untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

Keberadaan PSB dapat bermanfaat untuk mendukung kerja sama antar

peserta didik . PSB memiliki beragam fasilitas yang memungkinkan peserta didik

dapat melakukan berbagai kerja sama secara lebih baik dibandingkan dengan

kelas tradisional. Dukungan peralatan, perlengkapan dan media lainnya yang

tersedia di PSB akan dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk melaksanakan

pembelajaran partisipatif. Pembelajaran partisipatif yang memang berpusat pada

peserta didik akan mendapat kemudahan dalam pelaksanaannya jika di sekolah

tersedia PSB yang lengkap dengan manajemen profesional.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

partisipatif yang berpusat pada peserta didik, berbasis pengalaman, berdasarkan

tujuan dan mementingkan kerja sama, maka akan sangat memerlukan kehadiran

sebuah PSB. Model pembelajaran inilah yang banyak dikembangkan dalam di

negara-negara maju. Kurikulum 2013 yang mengutamakan pendidikan karakter

juga menganjurkan proses pembelajaran dalam bentuk pembelajaran partisipatif.

Hal ini terlihat adanya penerapan pembelajaran tematik yang dilaksanakan dari

kelas I sampai kelas VI dan direncanakan akan diberikan juga untuk kelas-kelas

lanjutan. Dilihat dari konsep pembelajaran partisipatif yang dikemukakan di atas,

maka pengembangan PSB menjadi keharusan. PSB akan menjadi mitra para

pendidik dan peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran partisipatif.

B. Ciri-ciri Pembelajaran Partisipatif

Ada beberapa ciri dalam pembelajaran partisipatif. Ciri-ciri tersebut sangat

cocok dengan pembelajaran berbasis aneka sumber yang menjadi ciri juga dalam

pengembangan PSB. Proses kegiatan pembelajaran partisipatif berbeda dengan

proses kegiatan pembelajaran tradisional. Menurut Sudjana, D (2000),

Pembelajaran partisipatif ditandai dengan interaksi antara pendidik dan peserta

didik dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Page 94: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

88

1. Pendidik menempatkan diri pada kedudukan yang tidak serba mengetahui

semua bahan belajar. Ia memandang peserta didik sebagai sumber yang

mempunyai nilai bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran.

2. Pendidik memainkan peran untuk membantu peserta didik dalam melakukan

kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran itu berdasarkan atas kebutuhan

belajar yang dirasakan perlu, penting, dan mendesak oleh peserta didik.

3. Pendidik melakukan motivasi terhadap peserta didik supaya

berpartisipasi dalam menyusun tujuan belajar, bahan belajar, dan langkah-

langkah yang akan ditempuh dalam kegiatan pembelajaran.

4. Pendidik bersama peserta didik melakukan kegiatan saling belajar dengan cara

bertukar pikiran mengenai isi, proses dan hasil kegiatan pembelajaran, serta

tentang cara-cara dan langkah-langkah pengembangan pengalaman belajar

untuk masa berikutnya. Pendidik memberikan pokok-pokok informasi dan

mendorong peserta didik untuk mengemukakan dan mengembangkan pendapat

serta gagasannya serta secara kreatif.

5. Pendidik berperan untuk membantu peserta didik dalam menciptakan situasi

yang kondusif untuk belajar, mengembangkan semangat belajar bersama, dan

saling tukar pikiran dan pengalaman secara terbuka sehingga para peserta didik

melibatkan diri secara aktif dan bertanggung jawab dalam kegiatan

pembelajaran.

6. Pendidik mengembangkan kegiatan pembelajaran berkelompok,

memperhatikan minat perorangan, dan membantu peserta didik untuk

mengoptimalkan respons terhadap stimulus yang dihadapi dalam kegiatan

pembelajaran.

7. Pendidik mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat berprestasi

yaitu senantiasa berkeinginan untuk paling berhasil, semangat berkompetisi

secara sehat, tidak melarikan diri dari tantangan, dan berorientasi pada

kehidupan yang lebih baik di masa datang.

8. Pendidikan mendorong dan membantu peserta didik untuk mengembangkan

kemampuan pemecahan masalah yang diangkat dari kehidupan peserta didik

Page 95: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

89

sehingga mereka mampu berpikir dan bertindak terhadap dan di dalam dunia

kehidupannya

C. Beberapa Teknik Pembelajaran Partisipatif

Pembelajaran partisipatif juga memiliki teknik khusus seperti model

pembelajaran lainnya. Teknik pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

partisipatif memungkinkan peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran secara

tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Teknik pembelajaran

partisipatif dapat diuraikan sebagai berikut (http://tliindonesia.wordpress.com):

1. Teknik Delphi

Teknik Delphi digunakan untuk menghimpun keputusan-keputusan tertulis

yang diajukan oleh sejumlah calon peserta didik atau para pakar yang tempat

tinggalnya terpisah-pisah dan mereka tidak dapat berkumpul atau tidak dapat

bertemu muka dalam menentukan keputusan-keputusan itu. Keputusan-keputusan

tersebut menyangkut tujuan kegiatan belajar, perencanaan kegiatan, pemecahan

masalah yang dihadapi bersama, dan lain sebagainya. Karena itu teknik ini sangat

cocok dipakai pada tahap perencanaan program.

Teknik Delphi pada dasarnya merupakan proses kegiatan kelompok dengan

menggunakan jawaban-jawaban tertulis dari para calon peserta didik atau para

pakar terhadap pertanyaan-pertanyaan tertulis yang diajukan kepada mereka.

Kegiatan ini bertujuan untuk melibatkan para calon peserta didik atau para pakar

dalam membuat keputusan bersama sehingga keputusan-keputusan itu lebih

berbobot dan menjadi milik bersama.

Teknik Delphi tidak mensyaratkan peserta didik dan para pendidik untuk

berkumpul atau bertemu muka. Karena itu teknik ini sangat berguna untuk

melibatkan pimpinan lembaga dan masyarakat dalam memberikan masukan

terhadap rencana pendidikan. Teknik ini juga memungkinkan untuk dilaksanakan

dalam PSB. Karena menyediakan individualisasi pembelajaran yang memang

leih baik dibandingkan kelas tradisional.

Page 96: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

90

Teknik Delphi pada dasarnya merupakan rangkain pertanyaan yang bertahap

dan berkelanjutan. Pertanyaan-pertanyaan pertama memerlukan jawaban-jawaban

yang bersifat umum seperti tentang tujuan program kegiatan belajar, masalah dan

pemecahannya. Pertanyaan berikutnya disusun dan dikirimkan kembali kepada

responden berdasarkan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan pertama. Proses

tanya jawab ini berakhir apabila kesepakatan di antara calon peserta didik atau

para pendidik telah tercapai setelah informasi yang lengkap terkumpul.

Langkah-langkah pelaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut:

a. Pelatih atau perencana program menyusun daftar pertanyaan yang

berkaitan dengan kemampuan, kebutuhan belajar, tujuan belajar, masalah

dan hambatan, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan rencana program.

b. Pelatih atau perencana program menghubungi para calon peserta didik atau

para pakar yang akan terlibat dalam pelatihan. Untuk itu dapat dipakai

berbagai sarana komunikasi yang tersedia, seperti surat, telepon, e-mail

dan lain-lain. Pada kesempatan ini pelatih memperkenalkan diri kepada

calon peserta, menjelaskan kepada peserta bahwa mereka akan dikirimi

daftar pertanyaan. Pelatih juga perlu menjelaskan bahwa informasi yang

diberikan oleh peserta akan berguna untuk merancang pelatihan yang akan

memenuhi kebutuhan mereka, dan memotivasi mereka untuk melibatkan

diri secara aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan.

c. Pelatih atau perencana program mengirimkan daftar pertanyaan, dan

meminta peserta untuk mengisi dan mengembalikan daftar pertanyaan

tersebut kepada pelatih.

d. Pelatih atau perencana program menganalisis jawaban-jawaban yang

diberikan, dan merumuskan kesimpulan.

e. Berdasarkan hasil analisis di atas, pelatih atau perencana program

membuat lagi pertanyaan-pertanyaan yang lebih khusus dan terperinci.

f. Pelatih atau perencana program melakukan langka (c) dan (d).

g. Pelatih atau perencana program merumuskan dan menetapkan keputusan

berdasarkan informasi tersebut.

Page 97: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

91

2. Diad

Teknik diad atau berpasangan merupakan teknik belajar partisipatif yang

melibatkan dua orang yang berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Teknik

diad sangat cocok dilakukan pada tahap pembinaan keakraban, khususnya kalau

peserta belum saling mengenal. Teknik ini digunakan agar peserta lebih mengenal

satu sama lain dan lebih akrab, sehingga akan mengurangi atau meniadakan

hambatan komunikasi di antara para peserta. Hal ini perlu dilakukan agar peserta

pelatihan dapat lebih ikut terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Tetapi

teknik diad bukan hanya dipakai pada tahap perkenalan, melainkan dapat dipakai

pada tahap pembelajaran lain yang menuntut pemikiran yang tajam dan

mendalam.

Teknik diad dapat dilakukan dengan cara yang cukup sederhana, bahkan

oleh orang-orang yang belum berkenalan satu sama lain. Pada tahap perkenalan,

teknik ini dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Mula-mula pelatih meminta peserta untuk mencari seorang pasangan dari

antara peserta yang lain. Kalau dilakukan pada tahap pembinaan

keakraban, sebaiknya peserta mencari pasangan yang belum dikenal.

b. Kemudian pelatih memberikan pokok-pokok yang harus ditanyakan secara

bergantian oleh masing-masing pasangan, misalnya: nama, umur,

pendidikan, pekerjaan, minat, kegemaran, latar belakang keluarga, alasan

mengikuti pelatihan, dll. Untuk membuat pembelajaran lebih menarik,

dapat pula ditanyakan pengalaman yang paling lucu atau berkesan. Hasil

wawancara disusun secara tertulis berdasarkan urutan pertanyaannya.

c. Apabila pasangan diad sudah selesai saling mewawancarai, masing-

masing peserta diminta memperkenalkan pasangannya kepada seluruh

kelompok. Cara memperkenalkannya dapat diselingi dengan guyonan,

nyanyian, deklamasi, dan sebagainya.

d. Pelatih dapat memberikan komentar singkat setelah setiap pasangan

melaporkan hasil wawancaranya. Sebaiknya komentar yang diberikan

merupakan humor, tetapi jangan sampai menyakiti hati orang yang

dikomentari.

Page 98: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

92

3. Curah Pendapat (Brainsorming)

Curah pendapat adalah teknik pembelajaran yang dipakai untuk

menghimpun gagasan dan pendapat untuk menjawab pertanyaan tertentu, dengan

cara mengajukan pendapat atau gagasan sebanyak-banyaknya. Curah pendapat

dilakukan dalam kelompok yang pesertanya memiliki latar belakang yang

berbeda-beda. Hal ini akan memberikan peluang untuk mendapatkan sebanyak

mungkin pendapat atau gagasan yang berbeda. Pada kegiatan curah pendapat,

yang ditekankan adalah menghasilkan pendapat atau gagasan yang sebanyak-

banyaknya dalam waktu yang singkat.

Dalam pelaksanaan teknik ini setiap peserta diberi kesempatan untuk

menyampaikan pendapatnya atau gagasannya. Pelatih atau fasilitator atau peserta

yang tidak sedang menyampaikan pendapat tidak boleh menyanggah atau

memberikan komentar terhadap pendapat atau gagasan yang disampaikan oleh

peserta yang sedang berbicara, tetapi menerima saja setiap pendapat atau gagasan

yang disampaikan.

Kegiatan curah pendapat dilakukan sebagai berikut:

a. Pelatih menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

pembelajaran. Sebagai contoh, pelatih dapat menanyakan apa yang

diperlukan peserta untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan tugas

atau pekerjaannya.

b. Pelatih mengajukan pertanyaan tersebut kepada peserta. Kemudian pelatih

memberikan waktu 2-3 menit kepada setiap peserta untuk memikirkan

jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Perlu pula dijelaskan bahwa setiap

peserta hanya perlu menyampaikan pendapatnya, tidak boleh megkritik

atau menyela pendapat orang lain.

c. Pelatih dapat berperan sebagai juru tulis yang mencatat pendapat atau

gagasan itu di papan tulis atau pada kertas (flipchart) yang disediakan,

atau menunjukkan seorang dari peserta untuk melaksanakan tugas tersebut.

d. Sesudah peserta diberi kesempatan untuk memikirkan jawabannya, peserta

diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya secara bebas. Setiap

Page 99: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

93

pendapat akan ditulis di papan tulis atau kertas yang sudah disediakan.

Pelatih dapat memberi batasan waktu untuk melakukan kegiatan ini,

misalnya 5 atau 10 menit.

e. Sesudah waktu habis, pendapat atau gagasan yang terkumpul dapat

dikelompokkan berdasarkan kategori-kategori tertentu. Pada akhirnya tim

dapat memgevaluasi pendapat-pendapat yang sudah terkumpul.

4. Kelompok Kecil

Kelompok kecil terdiri dari dua orang atau lebih. Kelompok ini dapat terdiri

dari orang-orang yang memiliki minat dan keahlian yang sama (homogen), dapat

juga terdiri dari orang-orang yang memiliki minat atau keahlian yang berbeda

(heterogen). Pemilihan kelompok homogen atau heterogen ditentukan oleh tugas

yang diberikan atau masalah yang dihadapi. Kalau tugas yang diberikan masih

dalam tahap penjajagan dan memerlukan pemikiran yang meluas, lebih baik kalau

membentuk kelompok-kelompok yang heterogen. Tetapi kalau tugas atau masalah

yang dihadapi memerlukan pemikiran yang tajam dan mendalam, mungkin lebih

baik kalau membentuk kelompok-kelompok yang homogen.

Setiap kelompok dapat membahas pokok pikiran atau topik bahasan

tertentu. Dalam kelompok kecil peserta dapat mengungkapkan pikiran, gagasan

atau pendapat tentang pokok pikiran atau topik yang dibahas. Melalui kegiatan ini

peserta dapat tukar menukar informasi tentang topik yang dibahas sehingga dapat

dicapai kesepakatan di antara peserta. Hasil dari diskusi kelompok kecil ini

kemudian dapat dibagikan dalam kelompok besar, yaitu di hadapan seluruh

peserta yang lain.

Kegiatan diskusi kelompok kecil dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Sebelum diskusi dilangsungkan, pelatih menghimpun sebanyak-banyaknya

informasi yang berhubungan dengan pokok pikiran atau topik yang akan

dibahas.

b. Pelatih menyusun uraian suatu topik dan masalah yang ada. Uraian topik

ini mungkin berupa pernyataan-pernyataan atau uraian pendek dalam

bentuk cerita. Pada akhir uraian, pelatih melontarkan masalah, baik dalam

Page 100: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

94

bentuk pertanyaan maupun dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh

masing-masing kelompok. Perlu pula dicantumkan lamanya waktu yang

disediakan untuk membahas topik itu.

c. Sebelum meminta peserta untuk memulai diskusi, pelatih perlu

menjelaskan topik yang akan dibahas, tujuan pembahasan dan cara-cara

diskusi secara demokratis, serta mendorong semua peserta untuk ikut

terlibat secara aktif dalam diskusi.

d. Kemudian pelatih menyarankan agar peserta membentuk kelompok-

kelompok yang terdiri dari 3-5 orang anggota. Dapat pula ditunjuk seorang

yang menjadi pemimpin kelompok, dan seorang yang menjadi penulis.

e. Pelatih membagikan lembaran yang berisi uraian topik serta tugas atau

masalah yang harus dijawab oleh masing-masing kelompok, dan

mempersilakan masing-masing kelompok untuk melakukan diskusi.

Pelatih perlu mengingatkan masing-masing kelompok bahwa hasil diskusi

mereka akan dilaporkan dalam kelompok besar atau di hadapan semua

peserta yang lain. Pelatih perlu pula mengingatkan peserta tentang

lamanya waktu yang disediakan untuk melakukan diskusi.

f. Ketika diskusi berjalan, pelatih perlu sesekali berjalan menghampiri

kelompok-kelompok yang sedang berdiskusi, dan memperhatikan jalannya

diskusi. Ada kalanya pelatih perlu memberikan arahan atau mengingatkan

kembali topik yang sedang dibahas kalau pembicaraan terlihat

menyimpang dari yang diharapkan. Tetapi pelatih perlu membatasi

komentar yang diberikan. Penelitian menunjukkan bahwa semakin sedikit

komentar atau arahan yang diberikan pelatih, semakin hidup pembahasan

yang dilakukan. Karena itu arahan atau komentar dari pelatih hanya perlu

diberikan kalau pembahasan sudah cukup jauh menyimpang, atau kalau

ada satu orang peserta yang mendominasi pembicaraan.

g. Jika waktu sudah habis dan pembahasan belum selesai, pelatih mungkin

perlu menawarkan tambahan waktu. Tetapi perlu diingat bahwa tambahan

waktu sebaiknya tidak diberikan terlalu banyak, karena akan menggangu

jalannya kegiatan pembelajaran. Karena itu pada waktu persiapan pelatih

Page 101: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

95

perlu memikirkan dan merencanakan alokasi waktu ini dengan sangat

cermat.

h. Sesudah pembahasan dalam kelompok kecil selesai, pelatih meminta

setiap kelompok untuk membagikan hasil diskusi mereka dalam kelompok

besar. Pelatih dapat memimpin diskusi kelompok besar ini.

i. Pelatih bersama peserta membahas dan menyimpulkan hasil-hasil diskusi

kelompok kecil, sehingga menghasilkan kesimpulan bersama.

j. Pelatih perlu pula memberi kesempatan bagi peserta untuk mengevaluasi

jalannya diskusi dan hasil diskusi, baik dalam kelompok kecil maupun

dalam kelompok besar. Hal ini akan memberikan kesempatan peserta

untuk merenungkan kembali proses belajarnya dan mengambil pelajaran

yang penting dari kegiatan itu.

5. Kunjungan Lapangan dan Praktek Lapangan

Kunjungan lapangan dan praktek lapangan adalah teknik yang digunakan

untuk melatih dan meningkatkan kemampuan para peserta didik dalam

menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah mereka peroleh, dengan

mempraktekkannya di lapangan atau dalam kehidupan nyata, dalam pekerjaan

atau tugas yang sebenarnya. Teknik ini sangat tepat digunakan untuk membina

dan meningkatkan kemampuan peserta dengan menerapkan pengetahuan dan

ketrampilannya dalam memecahkan masalah dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Penyusunan rencana kunjungan lapangan dan praktek lapangan didasarkan

atas kebutuhan belajar yang dirasakan dan diungkapkan oleh para peserta didik.

Kebutuhan belajar itu dapat pula ditambah dengan kebutuhan yang diungkapkan

pelatih, lembaga pengutus peserta dan masyarakat. Dengan demikian rencana itu

dapat disetujui oleh peserta dan pelatih serta lembaga dan masyarakat. Rencana

itu memuat komponen-komponen antara lain tujuan belajar yang ingin dicapai

melalui kunjungan lapangan dan praktek lapangan, kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan, pembagian tugas, pengaturan penempatan peserta di lapangan, jadwal

dan waktu kegiatan, laporan proses dan hasil studi, serta tindak lanjut yang perlu

dilakukan.

Page 102: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

96

Tujuan penggunaan teknik ini adalah agar para peserta memperoleh

pengalaman langsung dari daerah-daerah yang dikunjungi serta memperoleh

pengalaman belajar dari kegiatan lapangan, seperti tentang latihan dan pekerjaan

dalam dunia nyata. Di samping itu teknik ini dapat digunakan untuk menerapkan

pengetahuan dan ketrampilan yang baru diperoleh peserta dalam memecahkan

masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata.

Dalam kunjungan dan praktek lapangan, peserta melakukan kegiatan yang

dilakukan dalam kehidupan nyata sehari-hari, tetapi peserta masih mendapatkan

pengawasan dan bimbingan pelatih. Karena itu peserta dapat memperoleh

keuntungan dari pengalaman nyata sekaligus rasa aman karena tersedianya

pengawasan dan bimbingan pelatih, yang memungkinkannya berkonsultasi bila

memghadapi masalah yang terlalu rumit untuk dipecahkannya sendiri.

Kegiatan kunjungan lapangan dan praktek lapangan dapat dilakukan sebagai

berikut:

a. Pelatih bersama peserta didik mengidentifikasi kebutuhan belajar dari

peserta didik yang dapat dijadikan dasar untuk menyusun rencana

kunjungan lapangan dan praktek lapangan.

b. Atas dasar kebutuhan belajar itu pelatih bersama peserta menyusun

rencana kunjungan lapangan dan praktek lapangan. Rencana ini mencakup

tujuan kunjungan dan praktek lapangan, lokasi, keahlian atau ketrampilan

yang akan diterapkan, rangkaian kegiatan yang akan dilakukan, orang-

orang yang terlibat, fasilitas dan alat-alat, dana, jadwal dan waktu

kegiatan, dan lain sebagainya.

c. Pelatih menugaskan kepada peserta untuk menjajagi obyek yang akan

dikunjungi, guna menyampaikan informasi tentang kunjungan dan untuk

mengindentifikasi informasi yang berhubungan dengan kunjungan untuk

dijadikan masukan guna memodifikasi dan menyempurnakan rencana

pelaksanaan kunjungan lapangan.

d. Pelatih membantu peserta dalam melaksanakan kunjungan dan praktek

lapangan, dengan kegiatan antara lain:

Page 103: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

97

1) Mengarahkan dan memotivasi peserta untuk melakukan tugas dan

kegiatan sebagaimana tercantum dalam rencana

2) Melakukan monitoring, supervisi dan evaluasi pelaksanaan kunjungan

lapangan

e. Selaesai kunjungan lapangan, peserta menyusun laporan pelaksanaan tugas

kunjungan lapangan.

f. Peserta mendiskusikan proses, hasil dan pengaruh kunjungan dan praktek

lapangan.

g. Pelatih bersama peserta melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil

pelaksanaan kunjungan dan praktek lapangan.

6. Evaluasi Diri (Self Evaluation)

Teknik ini secara khusus dipakai untuk mengevaluasi proses dan hasil

pembelajaran. Penggunaan teknik ini menuntut partisipasi yang sungguh-sungguh

dari peserta didik. Evaluasi diri dilakukan dengan menjawab pernyataan-

pernyataan yang sudah disediakan pada lembaran khusus. Evaluasi ini dapat

dilakukan untuk menghimpun pendapat peserta didik antara lain terhadap proses

kegiatan pembelajaran, bahan pelajar, penampilan pendidik, dan pengaruh

kegiatan belajar yang dirasakan oleh peserta didik. Evaluasi ini juga dapat

digunakan untuk mengetahui pendapat peserta didik tentang perubahan

pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang dirasakan setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan sebelum mengikuti kegiatan

pembelajaran.

Kegiatan evaluasi diri dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Pelatih menyusun lembaran tertulis yang berisi daftar pernyataan

pendapat peserta.

b. Pelatih menyediakan lembaran tersebut sesuai dengan jumlah peserta.

c. Pelatih menyebarkan lembaran itu pada waktu yang bersamaan kepada

para peserta didik untuk selanjutnya diisi oleh para peserta didik.

Page 104: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

98

d. Setelah jawaban-jawaban itu dihimpun dan diolah, pelatih bersama

peserta didik mendiskusikan hasil evaluasi. Hasil diskusi dijadikan bahan

untuk perbaikan atau pengembangan program kegiatan pembelajaran.

e. Selesai melaksanakan langkah-langkah di atas, pelatih bersama peserta

didik melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil penggunaan teknik

ini.

Page 105: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

99

odel PSB merupakan pola atau bentuk keberadaannya pada

sistem organisasi dalam suatu lembaga pendidikan di mana

PSB berada. Keberadaan PSB dalam lingkungan perguruan

tinggi berbeda polanya dengan PSB yang ada di lingkungan sekolah. Perbedaan

tersebut dapat dilihat dari sisi karakteristik, ketersediaan sumber belajar, sistem

operasi, orientasi tujuan, fungsi dan lain sebagainya. Setiap perguruan tinggi

memiliki misi dan tujuan tertentu dan sekolah juga memiliki orientasi yang

berberda pula.

PSB secara konseptual memang sangat diperlukan dalam suatu lembaga

pendidikan karena kebutuhan adanya pelayanan optimal terhadap sumber belajar

kepada peserta didik. Namun, dalam praktek bentuk dan modelnya bermacam-

macam tergantung kebutuhan masing-masing. Ada yang menamakan secara

langsung PSB dan ada juga yang tanpa harus menyebutkan lembaga tersebut

sebagai pusat sumber belajar. Di Indonesia juga banyak, sebut sajalah misalnya

SKBM (Sanggar Kegiatan Belajar Masyarakat) yang dibina oleh Direktorat

Pendidikan Luar Sekolah. Itu adalah salah satu contoh Community Learning

M

Page 106: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

100

Resources Center. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan

(Pustekkom), Kemendikbud yang juga adalah Pusat Sumber Belajar. Bahkan,

Pustekkom meng-cover sekolah baik pendidikan dasar, menengah maupun tinggi

di seluruh Indonesia. Model pengelolaan sumber belajar di sekolah yang dijadikan

acuan dalam penelitian ini adalah berasal dari 4 tipe PSB (Pustekkom, 2008) yaitu

Tipe A, tipe B, tipe C dan tipe D,dan 4 tipe pengelolaan sumber belajar dari

Aberdeen university, Lincoln University, Leeds Metropolitan University dan

Shefield Hallam University.

A. Model PSB di Perguruan Tinggi

PSB yang ada di perguruan tinggi memiliki keragaman baik dari segi

konsep maupun visi dan misi yang diembannya. Berdasarkan survey yang

dilakukan AECT 1987 yang ditulis dalam blog media instruksional menunjukkan

bahwa pusat sumber belajar yang ada pada satu institusi tertentu beragam satu

sama lain baik dari sisi misi utamanya maupun strutktur organisasinya.

Kebanyakan memiliki misi utama dalam pengembangan media pembelajaran, Ada

juga yang memfokuskan diri pada layanan konsultansi desain pembelajaran,

maupun pengembangan media pembelajaran.

Berbedaan model dan misi dapat dilihat dari beberapa contoh PSB di luar

negeri. PSB yang ada di Miami University yang diberi nama Audio-Visual

Services. PSB di lembaga ini lebih menekankan pada layanan konsultasi terutama

yang berkaitan dengan desain, pengembangan, produksi serta pemanfaatan media

audiovisual untuk pembelajaran baik untuk internal Universitas Miami, maupun

klien eksternal. Berbeda dengan Utah State University, dimana universitas negeri

tersebut memiliki Pusat Sumber Belajar yang bernama Merrill library and

Learning Resources Program (MLLRP). Misi utamanya adalah mendukung

iniversitas menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik untuk pembelajaran.

MLLRP tersebut memiliki Divisi Desain dan Produksi yang memfokuskan pada

media cetak (meliputi layanan grafis, fotografi, percetakan, dan editorial), dan

Divisi Telekomunikasi (meliputi layanan siaran televisi, radio dan video).

Page 107: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

101

B. Model PSB di Sekolah

Model PSB di sekolah sangat beragam teergantung jenjang dan jenis

sekolah. PSB pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan yang setara

memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga model PSB juga berbeda. Jenis

sekolah juga memungkinkan berbedanya model PSB yang ada. Oleh karena itu

pilihan-pilihan terhadap PSB sangat beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan

sekolah.

Ada beberapa sekolah di Indonesia yang sudah memiliki PSB. Beberapa

sekolah yang telah memiliki PSB seperti Yayasan Al-Kautsar, memiliki unit

khusus yang menangani pusat sumber belajar. Begitu pula dengan Yayasan

Sekolah Al-Azhar. Mungkin, sekolah-sekolah lain juga telah memiliki unit yang

menjalankan fungsi pusat sumber belajar, tapi namanya bukan pusat sumber

belajar. Bisa saja namanya multimedia center atau nama-nama lain yang lebih

tepat. Dalam survey AECT di atas ada beberapa sekolah di Amerika yang

memiliki Pusat Sumber Belajar. salah satunya adalah West Hartford Public

Schools yang memiliki Center for Instructional Media and Technology. Misi

utamanya adalah menerapkan teknologi modern untuk menunjang efektivitas dan

efisiensi pembelajaran di sekolah negeri tersebut (Zaibnal Abidin:

http://dreamschool26.blogspot.com/)

Pustekom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2008) menawarkan

beberapa model yang diklasifikasi dalam bentuk tipe PSB berdasarkan

kelengkapan dan ketersediaan sumber belajar yang dimilikinya. Tipe PSB yang

ditawarkan pustekom Kemendigbud itu terbagi dalam 4 (empat) tipe PSB sebagai

berikut:

1. PSB Tipe A

PSB Tipe A memiliki 3 (tiga) unit pengembangan dan pelayanan yaitu (1)

unit pengembangan sistem pembelajaran, (2) unit pelayanan dan pemeliharaan, (3)

unit pengembangan media. Ketiga unit pengembangan dan pelayanan PSB Tipe

tersebut memungkinkan tersedianya dukungan belajar bagi peserta didik dan

pendidik sehingga pembelajaran terlaksana lebih efektif dan efisien.

Page 108: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

102

a. Struktur Organisasi

PSB tipe A ini dikelola oleh seorang koordinator PSB yang bertanggung

jawab kepada Kepala Sekolah. Koordinator PSB membawahi tiga ketua unit

pelayanan pengembangan. Unit pengembangan sistem pembelajaran memberikan

jasa konsultasi dan pelatihan. Unit pelayanan dan pemeliharaan menyediakan

sumber belajar dan pemeliharaan bengkel media, perpustakaan (cetak dan non-

cetak , dan laboratorium. Unit pengembangan media mencakup pelayanan

terhadap media cetak, media tv dan multimedia.

Jika dilihat dari bentuk bagan organisasi dalam PSB tipe A yang ditawarkan

Pustekkom Kemendikbud seperti Gamba1, maka dapat dipahami PSB tersebut

cenderung lebih dekat dengan jenjang SMA/MA. Hal ini terlihat dengan adanya

unit pelayanan perpustakaan, bengkel media dan laboratorium. Kelengkapan unit

pelayanan dan pengembangan ini dapat membantu pendidik dan peserta didik

dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Unit pengembangan sistem pembelajaran yang ada di lingkungan sekolah

akan sangat membantu pendidik dalam merancang perangkat pembelajaran

seperti silabus, RPP, bahan ajar, modul dan model-model pembelajaran dan lain

sebagainya, Pelayanan yang disediakan dapat berupa jasa konsultasi dan dapat

pula berbentuk pelatihan. Adanya tempat atau lembaga khusus yang menyediakan

layanan jasa konsultasi dan pelatihan memberikan peluang kepada para pendidik

secara terus-menerus meningkatkan kompetensinya dalam menyiapkan perangkat

pembelajaran yang berkualitas secara profesional. Perangkat pembelajaran yang

berkualitas akan meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Page 109: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

103

Gambar 6. Bagan Organisasi PSB Tipe A (Pustekkom Diknas:2008)

Bagi peserta didik kehadiran unit pengembangan sistem pembelajaran bisa

bermanfaat secara langsung terkait dengan individualisasi pembelajaran dimana

tersedianya bahan ajar yang dirancang secara profesional. Secara tidak langsung

peserta didik dapat menikmati perangkat pembelajaran yang dihasilkan pendidik

melalui konsultasi dan pelatihan yang mantap, akan dapat menghasilkan

pembelajaran di dalam kelas yang lebih baik. Artinya peningkatan kompetensi

pendidik dalam sistem pembelajaran akan berdampak terhadap keberhasilan

belajar peserta didik.

Struktur organisasi di atas memerlukan personalia yang sesuai dengan

keahlian yang dibutuhkan antara lain (Pustekom:2008)

b. Personalia

Ketenagaan bagan PSB Tipe A

1) seorang penanggungjawab PSB (kepala sekolah);

2) seorang koordinator PSB;

3) seorang tenaga administrasi;

Page 110: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

104

4) seorang ketua unit pelayanan dan pemeliharaan dibantu

pengelola perpustakaan, laboratorium, dan bengkel kerja sesuai

kebutuhan sekolah ;

5) seorang ketua unit pengembangan sistem dibantu beberapa

tenaga yang memiliki kompetensi di bidang desain

pembelajaran, materi pelajaran, dan media;

6) seorang Ketua Unit Pengembangan Media dibantu oleh

beberapa tenaga yang memiliki keahlian di bidang media cetak,

audiovisual, audio, grafis, dan multimedia.

c. Sarana dan Prasarana

Saranan dan prasaranan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan

PSB tipe A ini antara lain: (1) ruangan, (2) peralatan pendukung (3)

peralatan media, (3) Peralatan Laboratorium untuk Biologi, Fisika, Kimia,

dan Bahasa, (4) Peralatan Bengkel (untuk SMK), Bahan Ajar (Software)

dan perlengkapan lainnya.

1) Ruangan:

a) Katalog/resepsionis;

b) Pimpinan/koordinator;

c) Sekretariat;

d) Informasi;

e) Pengembangan Pembelajaran (Instruksional);

f) Pengembangan Media;

g) Evaluasi Produk Media;

h) Peminjaman dan Penyimpanan;

i) Laboratorium;

j) Laboratorium multimedia dan internet; ..

k) Bengkel/Praktek (untuk SMK);

l) Pelatihan;

m) Perpustakaan;

n) Presentasi Media Audiovisual.

Page 111: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

105

2) Peralatan Pendukung:

a) Rak-rak buku;

b) Lemari katalog;

c) Meja dan kursi baca;

d) Meja peminjaman;

e) Meja pelayanan pengguna (front office);

f) Meubeler berupa sofa; dan

g) Meja dan kursi untuk petugas.

3) Peralatan Media:

1) Peralatan Produksi Media:

(a) Kamera foto;

(b) Kamera video;

(c) Video editing;

(d) Komputer animasi;

(e) Peralatan perekam audio; dan

(f) Peralatan produksi untuk media grafis.

4) Peralatan Penyaji (hardware):

(a) TV Monitor;

(b) VCD/DVD Player;

(c) Radio Tape Recorder;

(d) OHP;

(e) LCD;

(f) Komputer; dan

(g) Proyektor Slide.

5) Peralatan Laboratorium untuk Biologi, Fisika, Kimia, dan Bahasa.

6) Peralatan Bengkel (untuk SMK):

(a) Bengkel bangunan;

(b) Bengkel elektronika;

(c) Bengkel listrik;

Page 112: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

106

(d) Bengkel mesin; dan

(e) Bengkel otomotif.

7) Bahan Ajar (Software)

(a) Media cetak (buku, jurnal, hasil penelitian, dll).

(b) Media non-cetak (audio, video, CD pembelajaran, CAI).

(c) Media realia model/tiruan, specimen.

2. PSB Tipe B

PSB Tipe B memiliki kelengkapan lebih sederhana dibandingkan dengan

PSB tipe A, tetapi secara struktur PSB masih berada di bawah kepala sekolah.

Hanya ada dua unit yaitu: (1) Unit Pelayanan dan Pemeliharaan (2) Unit

pengembangan Media. Unit pelayanan dan pemeliharaan merupakan unit yang

telah ada di setiap sekolah yang selama ini menjalankan fungsi perpustakaan.

Sementara unit pengembangan media merupakan ciri khas PSB mungkin belum

banyak di sediakan di sekolah. Pengelolaan kegiatan perpustakaan utamanya

hanya pengelolaan kegiatan laboratorium; dan pengelolaan kegiatan

pengembangan media

a. Struktur Organisasi

Gambar 7. Bagan Organisasi PSB Tipe B (Pustekkom Diknas:2008)\

Page 113: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

107

b. Personalia

1) Seorang koordinator PSB

2) Seorang tenaga perpustakaan.

3) Seorang tenaga laboran.

4) Seorang pengelola kegiatan pengembangan media.

c. Sarana dan Prasarana

1) Sarana:

a) Ruangan perpustakaan

b) Ruangan laboratorium

c) Ruangan pengembangan media

2) Peralatan :

a) Perpustakaan (rak buku, katalog, perangkat komputer, TV monitor,

CD/DVD player, radio, tape recorder, OHP, dan LCD).

b) Laboratorium (peralatan laboratorium disesuaikan dengan

kebutuhan dan materi pembelajaran)

c) Pengembangan Media (kamera foto, kamera video, komputer

animasi, peralatan perekam audio, peralatan produksi untuk media

grafis)

3) Bahan Belajar

a) Media Cetak (buku, majalah, surat kabar, referensi, jurnal, hasil

penelitian).

b) Media Audiovisual (kaset audio,kaset video, CD/VCD

pembelajaran, multimedia)

c) Media Visual (OHT, peta, globe, carta, realia/ model).

d) Media grafis

3. PSB Tipe C

PSB Tipe C memiliki fungsi pelayanan dan pemeliharaan meliputi

pelayanan perpustakaan, laboratorium, pemanfaatan media audio visual, dan

pemeliharaan/ perawatan perangkat lunak dan keras.

a. Struktur Organisasi

Page 114: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

108

Struktur organisasinya sedikit berbeda diana coordinator bukan di bawah

kepala sekolah secara langsung, melainkan di bawah koordinasi wakil kepala

sekolah bidang kurikulum.

Gambar 9 . Bagan Organisasi PSB Tipe C (Pustekkom Diknas:2008)

b. Personalia

1) Seorang penanggungjawab PSB (Kepala Sekolah)

2) Seorang koordinator PSB

3) Seorang tenaga admnistrasi

4) Seorang Ketua Unit Pelayanan perpustakaan cetak yang dibantu oleh

pengelola perpustakaan.

5) Seorang Ketua Unit Pelayanan Perpustakaan non cetak dibantu oleh

pengelola media non cetak.

c. Sarana dan Prasarana

Sebuah ruangan yang berfungsi untuk:

1) penyimpanan buku dan layanan perpustakaan;

2) sekretariat;

3) pelayanan audiovisual.

Peralatan pendukung:

1) rak-rak buku;

Page 115: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

109

2) lemari katalog;

3) meja dan kursi baca;

4) meja peminjaman; dan

5) meja dan kursi untuk petugas.

4. PSB Tipe D

PSB tipe D lebih sederhana lagi yaitu hanya melayani unit pelayanan

perpustakaan cetak dan unit pelayanan perpustakaan non-cetak. Mungkin layak

disebut perpustakaan biasa yang ditambah bahan non-cetak.

a. Struktur Organisasi

Gambar 10. Bagan Organisasi PSB Tipe C (Pustekkom Diknas:2008)

b. Personalia

1) Seorang penanggungjawab PSB (Kepala Sekolah)

2) Seorang koordinator PSB

3) Seorang tenaga admnistrasi

Page 116: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

110

4) Seorang Ketua Unit Pelayanan perpustakaan cetak yang dibantu oleh

pengelola perpustakaan.

5) Seorang Ketua Unit Pelayanan Perpustakaan non cetak dibantu oleh

pengelola media non cetak.

c. Sarana dan Prasarana

Peralatan penyaji (hardware) seperti:

1) TV Monotor;

2) VCD/DVD Player;

3) Radio Tape Recorder;

4) OHP; dan

5) Komputer.

Bahan Ajar (Software)

1) Media cetak (buku, jurnal, hasil penelitan, dll);

2) Media non cetak (audio, VCD pembelajaran, CAI);

3) Media realia (model, tiruan, specimen); dan

4) Media grafis.

Page 117: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

111

eberadaan PSB sebagai pendukung utama proses pembelajaran

dalam bentuk pengembangan sistem pembelajaran baik di

perguruan tinggi maupun sekolah memiliki misi penting yaitu

peningkatan kualitas pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

Agar tidak terjadi tumpang tindih antarunit di dalam PSB dan unit di luar PSB

maka perlu ada kejelasan bidang kerja masing-masing unit tersebut. Sebagaimana

bentuk yang lazim digunakan dalam PSB di luar negeri, maka dapat dinyatakan

bahwa sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) unit pelayanan dan pengembangan yang

menjadi bidang garapan PSB. Ketiga unit tersebut adalah (1) Pengembangan

Sistem Pembelajaran, (2) Pengembangan Multimedia Pembelajaran dan (3)

Pelayanan Kebutuhan Sumber Belajar.

K

Page 118: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

112

A. Pengembangan Sistem Pembelajaran

Unit pengembangan sistem pembelajaran merupakan sebuah unit di bawah

PSB yang menyediakan bantuan layanan terhadap berbagai komponen dalam

sistem pembelajaran. Mulai dari penyiapan perangkat pembelajaran sampai

kebutuhan dukungan terhadap proses pelaksanaan pembelajaran. Sebagian

pendidik nungkin saja kurang memiliki keterampilan dalam pembuatan

kelengkapan persiapan pembelajaran. Mungkin juga pendidik baik dosen maupun

guru masih belum berpengalaman dalam medesain pembelajaran dan lain

sebagainya. PSB diharapkan mampu memberikan pelayanan terhadap kebutuhan

itu baik dalam bentuk pelatihan maupun konsultasi.

Penyiapan bahan ajar misalnya. Pendidik perlu mempersiapkan bahan ajar

seoptimal mungkin agar efektivitas pembelajaran dapat lebih sempurna. Bagi

pendidik yang belum berpengalaman tentunya akan mengalami kesulitan dalam

merancang bahan ajar. Karena pengembangan bahan ajar itu membutuhkan

keterampilan khusus yang diperoleh melalui pelatihan-pelatihan secara

professional.

PSB memungkinkan untuk memberikan pelatihan merancang bahan ajar

yang sesuai dengan kaidah ilmiah. Pelatihan yang dilaksanakan secara profesional

oleh tenaga-tenaga ahli di bidangnya akan membantu peserta didik meraih

keterampilan dalam merancang bahan yang berkualitas. PSB member peluang

untuk memberdayakan pendidik dalam mendesain bahan ajar dalam berbagai

bentuk.

Selain jasa pelatihan dalam mendesain bahan ajar, PSB juga memungkinkan

untuk menyediakan jasa konsultasi bagi pendidik yang membutuhkan jasa

konsultasi terhadap berbagai hal yang terkait dengan pengembangan sistem

pembelajaran. Jasa konsultasi ini diharapkan dapat melayani kebutuhan internal di

sebuah perguruan tinggi atau sekolah maupun yang berasal dari luar lembaga.

Atinya PSB yang dapat melayani kebutuhan jasa konsultasi dari pihak luar juga

akan memberikan keuntungan finansial yang dapat meningkatkan mutu lembaga

secara umum.

Page 119: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

113

B. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

Pengembangan multimedia pembelajaran sangat diperlukan dalam rangka

meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengembangan multimedia pembelajaran

bertujuan untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap)

serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar

sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan

terkendali. Selain itu pengembangan multimedia pembelajaran juga bermanfaat

dalam proses pembelajaran untuk menciptakan suasana interaktif pada siswa,

meningkatkan kualitas belajar, meningkatkan daya tarik, kemauan, imajinasi

siswa pada mata pelajaran yang rumit, dan proses pemahaman serta pendalaman

materi menjadi lebih cepat dan efektif.

Pengembangan multimedia pembelajaran akan mampu memberikan

kontribusi terhadap kualitas visual. Multimedia dapat menampilkan secara visual

baik dalam bentuk gambar atau animasi sebuah zat atau objek yang sangat kecil

dan tidak mungkin dilihat dengan mata telanjang seperti bentuk ion, molekul,

mikro organisme, sel dan lain-lain. Oleh karena itu para pendidik sangat

dianjurkan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam merancang dan

menggunakan multi dalam pembelajaran.

Tentunya tidak semua pendidik menguasai keterampilan merancang dan

menggunakan multimedia dengan baik. Banyak pendidik dalam suatu lembaga

pendidikan mengalami kesulitan dalam hal ini. Meski mereka memiliki keinginan

untuk menggunakan multimedia dalam pembelajaran tetapi terkendala oleh

kemampuan yang sangat terbatas. Disamping itu keterbatasan fasilitas yang

dimiliki sekolah atau perguruan tinggi, yang sangat terbatas. Menggunakan media

untuk proses pembelajaran suatu usaha agar pengetahuan yang ditema peserta

didik lebih konkrit , jelas, dan memberikan motivasi.

Bagi para pendidik yang tidak atau belum memiliki keterampilan

multimedia, maka PSB lah tempatnya. Mereka dapat meminta bantuan konsultasi

tentang bagaimana merancang media yang sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran. Para pendidik juga dapat memanfaatkan fasilitas PSB sebagai

tempat pelatihan, karena PSB yang ideal itu dipastikan menyediakan jasa

Page 120: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

114

pelatihan bagi para pendidk baik di lingkungan sendiri maupun dari luar lembaga.

Pendidik juga memiliki peluang untuk mendapatkan atau memesan produk

multimedia pembelajaran untuk kebutuhan khusus. PSB juga menyediakan

pelayanan terhadap produksi multimedia yang memiliki kekhususan.

Keunggulan multimedia yang dapat menampilkan secara visual dan audio

dalam bentuk animasi, gambar atau video sebuah objek yang besar dan jauh

seperti hewan buas, bentuk permukaan bumi (gunung, sungai dan lain-lain) dan

benda luar angkasa (planet,satelit). Desain multimedia ini tentunya sulit

disediakan dalam kelas tradisional karena memang tidak dilengkapi dengan

berbagai fasilitas untuk itu. Pelayanan terhadap kebutuhan-kebutuhan seperti itu,

tentunya hanya dapat dilayani oleh PSB. Bagi pendidik dan peserta didik yang

membutuhkan pelayanan, pelatihan dan konsultasi dalam desain, pelatihan,

pesanan produk multimedia tentunya PSB dapat membantu. Karena sesuai dengan

konsepnya PSB yang dirancang dengan baik akan menyediakan ahli atau pakar

dalam bidang khusus multimedia sesuai dengan kebutuhan.

Pada materi tertentu yang mengharuskan pendidik menyajikan benda

atau peristiwa yang kormpleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat,

seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet

Mars, berkembangnya bunga dan lain-lain. Tentunya hanya dengan multimedia

kebutuhan itu dapat dilayani. Pembuatan media khusus seperti itu tidak dapat

dilakukan oleh pendidik biasa. Materi-materi yang sulit ditampilkan dalam bentuk

yang aslinya, harus dibantu dengan media. Multimedia memungkinkan untuk

memberikan bantuan secara lebih baik dibandingkan dengan media lainnya.

Dalam hal ini PSB akan mampu menyediakan layanan khusus seperti ini

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Terkadang para pendidik dihadapkan pada masalah pembelajaran yang

berkaitan dengan penyajian simulasi dari benda atau peristiwa yang

berbahaya, seperti bencana alam (gempa, gunung berapi), peristiwa perang dan

lain-lain. Sulit menghadirkan informasi tersebut secara nyata di dalam kelas. Di

sini peran multimedia menjadi penting. Perancangan multimedia yang seperti itu

memerlukan tenaga ahli khusus yang mungkin tidak dapat dilaksanakan oleh

Page 121: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

115

pendidik biasa. Dalam konkteks seperti ini keberadaan PSB yang profesional

menjadi penting. PSB akan berperan membantu pendidik dan peserta didik dalam

proses pembelajaran. Tentu saja tempat yang paling ideal adalah PSB yang ada di

sekolah atau di perguruan tinggi.

Selain itu mungkin suatu waktu seorang pendidik harus berhadapan dengan

kondisi dimana mereka harus menyajikan berbagai simulasi yang rumit dalam

bidang ilmu pengetahuan dan bidang teknik yang apabila disimulasikan ke dunia

nyata mungkin akan sangat mahal. Cara terbaik untuk mengatasi kondisi sulit itu

bisa dengan menggunakan multimedia. Materi pembelajaran dapat dihadirkan di

hadapan peserta didik dengan bantuan pengalaman nyata buatan dengan

menggunakan multimedia. Bagi pendidik yang mengalami kesulitan untuk

mengatasi kondisi tersebut dapat memanfaatkan PSB baik untuk konsultasi,

pelatihan maupun produksi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bidang kerja atau

bidang pelayanan PSB dalam pengembangan multimedia ini merupakan bentuk

dukungan terehadap peningkatan kualitas pembelajaran. Bentuk kegiatannya

dapat berupa konsultasi, pelatihan, penyediaan produk-produk berbentuk media

pembelajaran berbasis ICT dan penyediaan bahan ajar, sumber belajar yang dapat

digunakan oleh para pendidik. Ketersediaan berbagai bentuk dan jenis sumber

belajar ini tentunya akan memberikan banyak kemudahan kepada para pendidik

dan peserta didik serta akan berkontribusi juga terhadap peningkatan kualitas

pembelajaran secara keseluruhan. Pada gilirannya akan member dampak terhadap

mutu sekolah. Oleh karena itu sekolah atau perguruan tinggi perlu memikirkan

secara baik untuk mengembangkan PSB.

C. Pelayanan Kebutuhan Sumber Belajar

PSB memiliki tugas utama sebagai penyedia sumber belajar dalam

lingkungan sekolah atau perguruan tinggi. Fungsi inilah yang selama ini

dilaksanakan oleh perpustakaan. Perpustakaan tradisional yang ada di lingkungan

sekolah dan perguruan tinggi lebih banyak berorientasi pada pelayanan terhadap

peminjaman buku-buku dan bahan cetakan lainnya. Fungsi ini juga terkadang

Page 122: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

116

kurang terpenuhi karena keberadaan perpustakaan hanya sebagai pelengkap bagi

pendidik dan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas biasa.

Artinya kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat bahwa sumber belajar

utama yang paling penting di dalam kelas adalah guru. Bahkan ada pemahaman

masyarakat bahwa sesorang itu dinyatakan belajar jika ilmu tersebut diperoleh

melalui seorang guru. Akibatnya perpustakaan tidak dilirik oleh peserta didik

sebagai sumber belajar penting dalam proses pembelajaran. Tentu saja kebiasaan

guru yang hanya mencukupkan pengetahuan bagi muridnya hanya melalui

penjelasan dan ceramah guru, tanpa mempertimbangkan sumber belajar lainnya

termasuk perpustakaan.

Keberadaan PSB secara konseptual berbeda dengan perpustakaan yang

umumnya dijumpai di sekolah. PSB dikembangkan di lembaga pendidikan untuk

melayani kebutuhan peserta didik yang berbeda. PSB didirikan di sekolah untuk

memenuhi keinginan, bakat, kegemaran peserta didik dalam belajar. PSB

diperlukan untuk melayani kebutuhan gaya belajar yang berbeda dari setiap

peserta didik. Karena itu keberadaan PSB akan sangat membantu peserta didik

yang secara filosofi memiliki perbedaan karakteristik individu.

Perbedaan konseptual antara PSB dan perpustakaan secara prinsip dimana

PSB menyediakan layanan yang mempertimbangkan berbagai kebutuhan peserta

didik yang beragam dan tidak mungkin dilayani dalam kelas biasa. Sementara

perpustakaan hanya melayani kebutuhan peminjaman bahan bacaan terutama

yang berbentuk cetakan. PSB memungkinkan untuk mengintegrasikan semua

sumber belajar yang ada di sekolah atau diperguruan tinggi misalnya

laboratorium, bengkel (workshop), studio, dapur, restoran, edotel dan lain

sebagainya di bawah satu pengelolaan yang terintegrasi. Sementara perpustakaan

sulit untuk melakukan pengelolaan yang bersifat integrative untuk semua sumber

belajar yang ada dalam sebuah lembaga pendidikan. Oleh karena itu perpustakaan

tradisional (non PSB) memang perlu dikembangkan mejadi sebuah PSB yang

dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan mengakomodasi perbedaan

individu dalam belajar.

Page 123: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

117

Dalam konsep PSB, perpustakaan harus melakukan reformasi dari segi

konsep, filosofi dan pertimbangan lainnya dalam melayani kebutuhan sumber

belajar peserta didik agar pelayanan yang diberikan lebih optimal. Menjadikan

perpustakaan lebih menyenangkan, melayani perbedaan, menyediakan sumber

belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Perpustakaan dengan konsep

PSB bukan hanya sekedar menyediakan layanan peminjaman buku dan bahan

cetakan lainnya, melainkan memberikan layanan prima terhadap kebutuhan

belajar. Artinya sumber belajar yang disediakan harusnya dari berbagai bentuk

dan jenis yang dapat melayani kebutuhan dari segi gaya belajar auditori, visual,

dan kinestetik.

Pelayanan perpustakaan sebaiknya juga menyediakan tempat atau ruang

baca yang nyaman, tempat kerja peserta didik yang kondusif untuk menyelesaikan

tugas-tugas, tempat pengunjung untuk berdiskusi yang dirancang dengan baik.

Komputer yang disediakan di perpustakaan juga harus terhubung ke internet agar

peserta didik dapat menemukan sumber belajar secara cepat dan mudah. Bentuk

bahan ajar juga harus bervariasi sesuai dengan kebutuhan seperti bahan cetakan,

noncetakan, audio, video, grafis dan lain sebagainya. Konsep penting lainnya

adalah pelayanan ramah dan menyenangkan dari para petugas perpustakaan.

Inilah yang kadang sering sulit ditemukan, sehingga pengujung perpustakaan

merasa tidak betah berada dalam perpustakaan. Konsep PSB mengutamakan

kualitas pelayanan prima kepada para pelanggan.

Sebagai contoh pengalaman teman saya ketika berada di PSB Ohio State

University (USA) perlu juga menjadi renungan kita. Teman saya bermaksud

meminjam sebuah buku di PSB tersebut, lalu temui bagian pelayanan. Setelah

steman aya mengutarakan maksudnya, kemudian si pelayanan berusaha mencek

dalam komuputernya ternyata buku tersebut tidak tersedia. Teman saya diminta

untuk bersabar dan menunggu sebentar, seraya dia menelusuri buku yang

dimaksud di perpustakaan lain di luar universitas. Setelah menunggu sekitar 5

menit, dia kembali lalu menyatakan bahwa buku itu hanya ada di pepustakaan

universitas lain yang jaraknya sekitar 200 km dari kota Columbus. Dia

menawarkan untuk menyediakan buku itu melalui pinjaman antar universitas dan

Page 124: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

118

jika mau besok sekitas pukul 12.00 siang buku dapat diambil. Setelah

mendapatkan persetujuan teman saya, diisi bon pinjaman lalu pulang. Tepat pukul

12.00 besoknya teman saya datang kembali dan menanyakan tentang pinjaman

buku tersebut. Lalu pegawai perpustakaan menyodorkan buku yang dipinjam

sesuai pesanan sehari sebelumnya.

Hikmah apa yang bisa kita petik dari kondisi itu? Mereka melayani dengan

sepenuh hati. Mereka puas jika dapat melayani pelanggan dengan baik yaitu

pelayanan. Mereka mungkin merasa bersalah jika tidak dapat memberikan

pelayanan terbaik yang tidak dapat memuaskan pelanggan. Untuk itu mereka

berusaha sekuat upaya untuk memberikan yang terbaik. Betapa banyak usaha

yang harus mereka lakukan untuk memberikan kepuasan kepada seorang

pelanggan perpustakaan yang datang dari Indonesia yang mungkin saja tidak

mereka kenal dengan baik. Keramahan yang mereka berikan juga membuat kita

tidak “was-was” ketika menanyakan sesuatu yang mungkin saja memerlukan

usaha tersendiri. Mereka tetap melayani secara sungguh-sungguh meski dalam hal

apapun termasuk finansial tidak memberikan keuntungan langsung kepada

mereka secara pribadi. Karena itu pelayanan prima sebuah perpustakaan dengan

konsep PSB seperti contoh kecil di atas memang harus hadir di lingkungan

pendidikan kita.

D. Prinsip Manajemen PSB

Prinsip manajemen PSB merupakan prinsip-prinsip yang dianut dalam

mengelola PSB dengan tujuan menghasilkan kinerja yang optimal, efektif dan

efisien. Prinsip manajemen yang digunakan tergantung pada unit-unit yang

tersedia dalam sebuah PSB. Umumnya di dalam organisasi PSB ada beberapa

sub unit yang perlu ada dan perlu dikelola dengan baik agar organisasi sumber

belajar tersebut dapat berfungsi secara optimal. Adapun sub unit organisasi

sumber belajar tersebut meliputi: (1) unit sistem informasi, (2) unit pelayanan,

(3) unit pengembangan sistem pembelajaran, dan unit produksi. Managemen di

sini berarti mengatur dan mengelola sesuatu. Ricky W. Griffin (…?)

mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

Page 125: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

119

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)

secara efektif dan efesien.

Berikut beberapa prinsip managemen dari masing-masing unit organisasi

PSB yang diadopsi dan dielaborasi dari Renny Rambang (2012), Mudhoffir

(1986):

1. Managemen Sistem Informasi

Sebelum membahas mengenai prinsip-prinsip managemen informasi

organisasi sumber belajar, terlebih dahulu kita singgung mengenai managemen

organisasi. Managemen organisasi adalah suatu kepengurusan atau seni

memimpin dari seorang manajer yag ditujukan kepada sekumpulan orang yang

terkoordinir dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu (Abdulsyani.

1987). Dari definisi tersebut, managemen bisa dikatakan sebagai pengelolaan staf

atau komponen organisasi untuk menjalankan fungsi organisasi sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

Jika ini dikaitkan dengan managemen organisasi PSB bisa diartikan

sebagai pengelolaan staf atau komponen organisasi PSB untuk menjalankan

fungsinya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Setiap organisasi perlu

memberikan publikasi atau desiminasi informasi baik jasa maupun produk yang

dikelolanya atau dihasilkannya. Begitu juga dengan organisasi PSB perlu

memberikan deseminasi informasi tentang jasa layanan yang disediakannya. Oleh

karena itu di dalam organisasi PSB pasti dibutuhkan suatu sistem informasi yang

akan memberikan kemudahan akses terhadap warga sekolah atau perguruan tinggi

dalam mendapat informasi.

Manajemen Sistem Informasi dalam PSB adalah sistem inforamsi yang

didisain untuk kebutuhan manajemen dalam upaya mendukung fungsi-fungsi dan

aktivitas manajemen dalam organisasi PSB. Informasi bisa berupa kesan pikiran

seseorang atau mungkin juga berupa data yang tersusun rapi. Informasi secara

umum adalah rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa keputusan-

keputusan yang bulat (Eastbrook, 1997).

Page 126: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

120

Dalam organisasi PSB sekolah atau pada lembaga-lembaga pendidikan

umumnya, informasi yang bermanfaat adalah yang banyak mendukung tugas-

tugas lembaga tersebut, yaitu semua jenis informasi yang mempunyai aspek

edukatif, riset, dan rekreatif. Informasi tersebut dianggap penting karena akan

memberikan kontribusi yang berarti terhadap kelancaran tugas-tugas yang

diemban PSB. Karena itu informasi tersebut dikelola dengan baik agar dapat

memberi manfaat sebesar-besarnya terhadap lembaga.

Unit informasi dalam PSB di sini menitikberatkan pada sebuah

pengolahan informasi dengan tujuan setiap manusia dapat menerima informasi

yang penting dan dapat mengatasi masalah belajar yang mereka alami. Dengan

kata lain informasi yang diberikan kepada masyarakat sekolah diusahakan

menjadi sebuah jembatan menuju aktivitas dan kreativitas yang lebih inovatif.

Masalah terbesar di Indonesia mungkin kurangnya informasi dalam segala bidang

membuat masalah belajar menjadi semakin kompleks. Untuk itu suatu oraganisasi

PSB harus mampu menjadikan informasi sampai ke sasaran dengan baik dan

efektif.

Di lingkungan PSB, pengelolaan informasi menjadi garapan utama untuk

kepentingan peningkatan kualitas manusia pada umumnya. Melalui konsep

penyebarluasan informasi yang dilakukan PSB, diharapkan kebebasan menerima

informasi bagi peserta didik dan pendidik bisa terlaksana tanpa membeda-

bedakan status dan kedudukan yang bersangkutan. Dengan pengelolaan informasi

yang baik, maka masalah transfer pengetahuan dan keterampilan akan terlaksana

yang pada akhirnya nanti akan terbentuk masyarakat informasi yang informatif,

responsif terhadap berbagai hal yang baru dan memacu munculnya berbagai

inovasi dalam pembelajaran.

Sistem informasi yang digunakan dalam PSB biasanya bersifat terbuka

dan digolongkan menjadi dua, yaitu :

Pertama, informasi keluar, yaitu informasi yang biasanya ditujukan

kepada peserta didik, pendidik, ketua, dan staf PSB, lembaga dalam perguruan

tinggi setempat atau sekolah lain yang membutuhkan. Informasi keluar tersebut

merupakan proses komunikasi yang dibuat untuk disampaikan oleh bagian

Page 127: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

121

informasi dan mengumumkan seluruh kegiatan pelayanan, latihan, produksi,

penyediaan, konsultasi.

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam informasi keluar adalah :

a. Sesuai dengan perencanaan PSB

b. Mudah dimengerti oleh semua pihak yang bervariasi yang ingin

dijangkau

c. Usahakan agar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik

d. Membina hubungan dengan pendidik dan peserta didik secara

berkesinambungan

e. Materi informasi hendaknya sangat berguna bagi pendidik peserta

didik serta berkaitan dengan program evaluasi PSB

f. Tidak akan mengikat pendidik dan peserta didik serta staf PSB

lainnya dalam hal kebenaran, kehendak, waktu dan tempat.

Kedua, informasi di dalam lembaga PSB. Informasi ini berkaitan dengan

pemberian informasi kepada berbagai pihak yang sedang berada di dalam lembaga

sumber belajar apabila mereka ingin mengetahui atau mengerti apa saja yang ada

dan disediakan oleh PSB. Misalnya, mereka ingin mengerti bagaimana cara

mengoperasikan peralatan atau cara mencari apa yang dibutuhkan dalam

mencapai tujuan belajar. Informasi di dalam PSB biasanya berupa katalog yang

berfungsi untuk mencari judul, pengarang, produser, lokasi, isi singkat buku atau

program media.

Berdasarkan kedua sistem informasi di atas, salah satu contohnya adalah

mengenai perpustakaan. Disini akan dijelaskan mengenai peran perpustakaan

dalam PSB dan sistem managemen informasinya.

a. Peran Perpustakaan sebagai PSB

Seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan, minat baca

masyarakat juga mulai membaik. Perpustakaan sebagai pusat informasi

dan sumber daya yang memberikan manfaat dan ambil bagian dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Tentunya perlu adanya upaya untuk

menyediakan pelayanan optimal dan menyenangkan, sehingga peserta

Page 128: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

122

didik, pendidik dan staf PSB dapat menikmati beragam sumber belajar

yang disediakan. Untuk itu pengelolaan perpustukaan harus mampu

memberikan pelayanan dengan landasan keikhlasan menjalankan sebagai

tugas mulia.

Tugas utama yang itu dikelompokkan menjadi 2 (dua):

1) Tugas ilmiah, yaitu menyimpan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan hasil karya ilmiah manusia yang sudah dikerjakan oleh

seorang pendidik (mahasiswa – siswa) atau peserta didik (dosen-guru)

yang dapat dijadikan sebagai suatu pengetahuan yang baru bagi

pengunjung perpustakaan tersebut. Begitu juga dengan hasil karya atau

penelitian yang mengandung unsur inovasi dapat disebarluaskan baik

dalam lembaga maupun di luar lembaga dimana PSB berada. Tentunya

perustakaan sebagai PSB memiliki tugas menyimpan, memelihara dan

mempublikasikan hasil-hasil penelitian yang terkait dengan inovasi

pembelajaran yang bermanfaat bagi lingkungan di sekitar sekolah atau

pendidikan tinggi itu berada.

2) Tugas sosial, yaitu melayani siapa saja yang membutuhkan bahan yang

bersumber dari perpustakaan. Perpustakaan sendiri yang mempunyai

fungsi mencerdaskan kehidupan bangsa tentu saja tak akan lepas dari

tugas tersebut. Tentu saja perpustakaan juga perlu mengutamakan

tugas dan fungsi sosial tersebut pada masalah menajemen terbaik,

sehingga informasi yang diperoleh benar-benar menjadikan

perpustakaan mampu melasanakan tugas sosial yang berdampak secara

positif terhadap pemerolehan informasi bagi masyarakat luas.

b. Fungsi Perpustakaan sebagai PSB

Perpustakaan juga hanya memberikan pelayanan yang bersifat sosial

sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa semata, melainkan

perpustakaan juga bertujuan untuk menumbuhkan minat baca masyarakat

dan memperluas cakrawala pandangan masyarakat terhadap ilmu

Page 129: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

123

pengetahuan. Supriyanto dan Suradi (2004) menyatakan ada 4 (empat)

fungsi perpustakaan sebagai berikut :

1) Fungsi Informasi

Fungsi informasi di sini dimaksudkan dapat memberikan semua

informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik dan pendidik ataupun

anggota PSB tersebut. Bagi anggota masyarakat yang memerlukan

informasi dapat memintanya ataupun menanyakannya ke perpustakaan.

Informasi yang diminta dapat berupa informasi mengenai tugas sehari-

hari pelajaran maupun informasi lainnya.

2) Fungsi Edukatif

Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal (perpustakaan

umum) dan sebagai pusat informasi baik perpustakaan perguruan tinggi

maupun perpustakaan sekolah. Artinya perpustakaan merupakan

tempat belajar di luar bangku sekolah maupun tempat belajar dalam

lingkungan pendidikan sekolah. Perpustakaan sebagai PSB

memungkinkan pelayanannya lebih bernuansa individualisasi

pembelajaran yang menjadikan seseorang mampu mandiri dalam hal

belajar. Sesuai fungsinya perpustakaan menajadikan sesorang yang tak

tahu menjadi tahu dan menjadikan seseorang yang minim pengetahuan

menjadi berwawasan. Karena itu pelayanannya harus

mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan individu sesuai dengan

karakteristiknya.

3) Fungsi Rekreasi

Apabila perpustakaan telah dikelola sebagaimana konsep yang

ditawarkan dalam PSB, maka pada hakekatnya pelayanan bukan hanya

ditujukan untuk aspek kelengkapan penyediaan semata. Harus

diupayakan untuk menata perpustakaan menjadi area yang memberikan

inspirasi, motivasi dan menyenangkan. Bukan hanya penyediaan buku-

buku pendidikan saja dalam perpustakaan, melainkan juga merancang

tulisan-tulisan afirmatif yang mampu menarik minat berbagai pihak

khususnya peserta didik dan pendidik, sehingga pengunjung dapat

Page 130: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

124

menikmati rekreasi kultur dengan cara membaca bacaan yang

disediakan oleh perpustakaan. Artinya menjadikan perpustakaan

sebagai PSB perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh untuk

menjadikan sebuah tempat dengan atmosfir rekreasi. Oleh karena itu

berbagai perlengkapan pendukung yang terkait dengan pusat hiburan

dan rekreasi harus disedikan dan dikelola secara profesional.

4) Fungsi Kultural

Fungsi keempat adalah sebagai tempat tranformasi dan pelestarian

budaya. Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan

mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Fungsi ini dapat

dilakukan dengan cara menyelenggarakan pameran, ceramah,

pertunjukan kesenian, pemutaran film bahkan bercerita untuk anak-anak

baik yang terkait langsung dengan pendidikan maupunkegiatan-

kegiatan yang mendukung proses pembelajaran. Aktivitas yang

memungkinkan terjadinya proses transformasi budaya harus menjadi

fokus utama.

2. Managemen Informasi Perpustakaan

Berdasarkan perspektif sejarah, PSB sebenarnya lahir dari perpustakaan.

Karena itu pengelolaan PSB juga identik dengan pengelolaan perpustakaan.

Perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang menyelenggarakan pengumpulan,

penyimpanan, dan pemeliharaan berbagai jenis bahan pustaka yang dikelola

secara sistematik untuk digunakan sebagai sumber belajar. Dalam melaksanakan

fungsinya sebagai pelayanan informasi perpustakaan, PSB perlu menerapkan

prinsip-prinsip menagemen kepustakaan. Agar perpustakaan dapat berfungsi

sebagaimana yang diharapkan sebaiknya mengguanakan pola kegiatan

pengelolaan yang sistematis dan continue dalam pengelolaan bahan pustaka.

Adapun pengolahan bahan pustaka perpustakaan dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 131: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

125

a. Pengolahan Bahan Pustaka

Bahan pustaka adalah unsur penting dalam sistem perpustakaan, dimana

harus dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang mahal. Bahan

pustaka berupa bahan cetak dan non-cetak buku, jurnal berkala (surat

kabar dan majalah), dan bahan audio visual seperti audio kaset, video,

slide, CD-Rom dan sebagainya, memerlukan penanganan yang baik,

pelayanan terhadap pelanggan tetap terjaga.

Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secara fisik semata, melainkan

juga dalam bentuk isi informasi yang terkandung di dalamnya.

Pemeliharaan merupakan usaha yang perlu dilakakukan agar bahan

pustaka tidak cepat rusak, terpelihara kualitasnya, dan bisa dipakai dalam

jangka waktu lama serta bisa menjangkau lebih banyak pembaca

perpustakaan.

Koleksi bahan cetak atau non-cetak dalam suatu perpustakaan perlu

diolah sedemikian rupa agar segala informasi tentang bahan pustaka atau

bahan lainnya yang ada di perpustakaan dikumpulkan menurut suatu

sistem tertentu dan dikelola secara tepat. Ini berfungsi untuk

mempermudah pemakai dalam mendapatkan informasi. Dalam ilmu

perpustakaan, sistem pengolahan itu disebut katalogisasi. Katalogisasi

adalah suatu proses dalam mempersiapkan data-data bibliografis yang

akan menjadi tajuk pada suatu katalog.

b. Katalogisasi

Sulistyo-Basuki (1991) menyatakan bahwa tahap dalam pengolahan

koleksi adalah katalogisasi. Kegiatan mempersiapkan entri katalog disebut

dengan kegiatan pengatalogan atau katalogisasi.

Katalogisasi dimaksudkan untuk :

1) Mencatat semua informasi penting dari suatu sumber cetakan atau

bahan non-cetak untuk membedakannya.

2) Untuk memudahkan penelusuran buku atau bahan buku yang

diperlukan sehingga dengan mudah ditemukan diantara koleksi

perpustakaan.

Page 132: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

126

Fungsi katalog perpustakaan adalah :

1) Memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang telah disimpan

melalui akses pengarang, judul atau subyek.

2) Menunjukkan kepada pengguna koleksi yang ada di perpustakaan

3) Membantu pengguna dalam memilih koleksi yang cocok.

Bentuk katalog ada beberapa macam, yaitu :

1) Katalog bentuk kartu

Katalog jenis ini masih banyak digunakan, karena kartu tergolong

murah dan dapat dengan mudah disisipkan atau dipindahkan serta

dapat disusun kembali sesuai dengan pertambahan dan perkembangan

perpustakaan.

2) Katalog bentuk buku

Katalog jenis ini relatif mahal. Bahan-bahan koleksi perpustakaan

yang baru tidak dapat ditambahkan, kecuali apabila dibuatkan buku

suplemen untuk penambahan tersebut.

Susunan kartu katalog ada tiga macam, yaitu :

1) Dictionary catalog

2) Divided catalog

3) Classified catalog

Tahap katalogisasi mencakup dua hal, yaitu :

1) Katalogisasi subyek adalah tahap penentuan subjek utama sebuah

bahan pustaka

2) Katalogisasi deskriptif berarti menyediakan informasi bibliografis

pada berkas catalog (Sulistyo-Basuki, 1991)

3. Managemen Pelayanan

Fungsi pelayanan dalam perpustakaan merupakan unit terpenting. Fungsi itu

semakin penting jika manajemen perpustakaan tradisional yang selama ini

banyak diterapkan di lembaga pendidikan dikembangkan menjadi PSB. Konsep

PSB yang menjadi dasarnya, memberikan arah agar pelayanan dilaksanakan

Page 133: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

127

secara optimal dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Aspek kecepatan,

ketepatan, keteraturan, keramahtamahan, keseriusan pelayanan, penciptaan

suasana yang menyenangkan, pelayanan bersahabat, merupakan prinsip yang

harus dilaksanakan dalam PSB. Manajemen pelayanan dapat diartikan proses

penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana, meng-implementasikan

rencana, mengkoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan

demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan di sini khususnya berhubungan dengan

pendidikan.Pelayanan PSB adalah suatu kegiatan penyelesaian, pengadaan,

pembinaan koleksi, serta pengaturan dan penyampaian bahan pustaka kepada

pengunjung/pengguna perpustakaan.

Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pelayanan:

a. Koleksi, dipelihara dan disiapkan dengan baik agar dapat memberikan

pelayanan prima. Selalu berupaya untuk mengembangkan serta

mengaturnya sedemikian rupa, sehingga menjadikan sebuah pelayanan

yang maksimal dan dapat menunjang setiap kebutuhan pengguna jasa

PSB tersebut.

b. Fasilitas, melakukan pengaturan yang maksimal terhadap fasilitas ragam

layanan, sistem, aturan layanan, lokasi penempatan gedung dan lain

sebagainya.

c. Petugas yang dapat melayani berbagai macam kebutuhan yang dijadikan

sebagai jembatan penghubung antara pihak PSB dengan pengguna PSB

seperti seorang ahli, teknisi, ataupun membantu teknisi, laboran dan lain-

lain.

d. Pengguna jasa layanan, kelompok atau perorangan yang memanfaatkan

layanan, seperti ahli, peserta didik , pendidik, atau umum.

Seluruh unsur itu harus mendapat perhatian ekstra, karena keberhasilan PSB

akan sangat tergantung pada bagaimana mengelola unsur-unsur secara optimal.

Bila salah satu unsur di atas tidak ada atau hanya dilaksanakan seadanya, maka

tidak akan tercipta pelayanan sesuai dengan tujuan PSB dan tentu saja hasilnya

akan mengecewakan.

Page 134: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

128

Ada banyak pendapat tentang prinsip pelayanan. Masing- masing ahli

memiliki pertimbangan dan landasannya sendiri. Prinsip pelayanan berikut

didapat dan diolah dari beberapa sumber sebagai berikut:

a) Keragaman Pelayanan

Keragaman pelayanan dimaksudkan untukn memenuhi berbagai

kebutuhan. Misalnya dalam sebuah PSB tersedia buku dalam bentuk

cetakan dan tersedia juga dalam bentuk softcopy. Buku-buku yang

berbahasa Inggris dalam file akan lebih mudah menerjemahkan ke dalam

mesin penerjemah dibandingkan dengan buku cetakan.

b) Kesederhanaan Prosedur

Kesederhanaan yang dimaksudkan disini adalah dalam hal prosedur

pelayanan. Upayakan semua layanan yang tersedia menggunakan langkah

prosedur yang sederhana, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

dilaksanakan.

c) Kemudahan Akses

PSB modern tentunya memiliki layanan berbasis ICT untuk berbagai

kebutuhan sumber belajar dan informasi. Kemudahan akses menjadi

bagian penting dalam menyediakan layanan. Apalagi jika sudah memasuki

sistem online services kemudahan akses informasi menjadi sarat utama.

Selain itu tentunya kemudahan akses dalam bentuk tempat, ruang, lokasi

dan sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau dan dapat

dimanfaatkan secara optimal. Pengrelola PSB harus mempertimbangkan

faktor kemudahan akses ini dalam menyediakan layanan.

d) Kejelasan Wewenang dan Tanggung Jawab

Pengaturan tentang wewenang dan tanggung jawab, hak dan kewajiaban

sangat diperlukan agar masing-masing pihak menyadari dan dapat

mengikutinya secara pasti. Persyaratan teknis dan administratif tiap unit

kerja pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan

pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan

pelayanan publik serta rincian biaya dan tata cara pembayarannya harus

dijelaskan.

Page 135: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

129

e) Kepastian Waktu

Kepastian waktu dalam berbagai hal sangat penting. Para pelanggan

memerlukan kejelasan tentang kepastian waktu ini mengingat mereka

mungkin memiliki waktu yang terbatas, maka setiap permasalahan dan

perjanjian dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan

atau mungkin juga disepakati bersama.

f) Akurasi

Komitmen untuk melaksanakan dan memberikan pelayanan jasa dan

produknya diterima oleh pelanggan dengan benar, tepat dan sah.

g) Keamanan

Keamanan proses dan produknya memberikan rasa aman dan kepastian

hukum bagi para pelanggan.

h) Tanggungjawab

Penyelenggara bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian persoalan yang timbul sesuai dengan kesepakatan.

i) Kelengkapan sarana dan prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika.

j) Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan

Kedisipilin merupakan kunci dalam melaksanakan pengeloalaan. Pemberi

layanan harus bersikap disiplin, santun, serta ikhlas, sehingga pengguna

jasa merasa menikmatinya. Sifat ramah juga menjadi bagian dari

pelayanan prima yang harus diberikan .

k) Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, nyaman, bersih, rapi, serta

dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung pelayanan. Kenyamanan

merupakan salah satu faktor yang membuat pengguna jasa ingin berlama-

lama berada dalam PSB.

Page 136: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

130

1. Pelayanan Sirkulasi Berbasis Komputer

Perkembangan ICT yang sangat pesat seperti sekarang ini memberikan

kemudahan pada PSB untuk beroperasi berbasiskan komputer baik secara

offline mapun online. Apalagi tingkat kebutuhan terhadap komputer dalam

berbagai sisi kehidupan semakin hari semakin penting . Kompleksitas bidang

pelayanan dalam pengelolaan PSB, maka hadirnya program komputerisasi atau

sering disebut otomasi sangat diperlukan. Menurut Rahayuningsih dan Etik

Supriyanti (2004), komputerisasi dalam arti yang sebenarnya adalah dipakainya

komputer dalam setiap tahap pekerjaan perpustakaan secara terintegrasi dengan

menggunakan sistem tertentu. Adapun persyaratan otomasi, yaitu

a. Sumber Daya Manusia (Brainware)

b. Perangkat Keras (hardware)

c. Perangkat Lunak (Software)

d. Data

Ada beberapa kebutuhan yang memerlukan otomasi antara lain penelusuran

informasi yang berarti dapat memberikan kemudahan dalam menemukan kembali

sebuah informasi bahan pustaka yang diketahui berdasarkan pengarang, judul atau

subyeknya. Otomasi pelayanan sirkulasi diartikan sebagai keseluruhan aktivitas

pelayanan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian) yang dikerjakan

menggunakan fasilitas komputer. Sebagaimana umumnya perpustakaan

dalam melayani masyarakat pengguna masih menggunakan cara-cara manual

yang banyak menyita waktu dan tenaga. Setelah merombak cara-cara dan metode

lama, yaitu beralih ke sistem otomasi, maka diharapkan pekerjaan menjadi lebih

terorganisasi sehingga hasilnya lebih baik, lancar dan waktu yang digunakan

semakin efisien.

2. Pelayanan Referensi

Pelayanan referensi menurut Marsudi dan Octavia (2004), adalah suatu

kegiatan pelayanan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan

informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi

Page 137: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

131

referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi

referensi.

Adapun tujuan pelayanan referensi (Mudhoffir,1986). yaitu :

a. Memungkinkan pengguna perpustakaan menemukan informasi dengan

cepat dan tepat.

b. Memungkinkan pengguna menelusuri informasi dengan pilihan yang lebih

luas.

c. Memungkinkan pengguna menggunakan koleksi referensi dengan lebih

tepat guna.

Untuk menciptakan layanan referensi yang praktis dan efisien perlu

diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1) Pengaturan fasilitas

2) Pemilihan bahan-bahan

3) Pengarahan tenaga petugas

4) Mempelajari pemakai

a. Fungsi informasi

Memberikan jawaban singkat atau penelusuran informasi yang luas dan

terinci sesuai dengan bahan-bahan yang dibutuhkan, menjelaskan sumber-

sumber yang tepat.

b. Fungsi bimbingan

Memberikan nasihat, rekomendasi bahan-bahan yang sesuai dengan suatu

subyek belajar sendiri teknik suatu keterampilan

c. Fungsi petunjuk

1) Pendidikan perpustakaan tidak formal

Mendidik setiap pembaca untuk menggunakan secara efektif dan

efisien setiap alat dan sumber-sumber referensi

2) Pendidikan perpustakaan formal

Diselenggarakan di sekolah-sekolah, kelompok atau organisasi

bagaimana menggunakan sebuah perpustakaan

Page 138: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

132

d. Fungsi bibliografi

Menyusun bibliografi untuk berbagai tujuan antara lain : vertikal file,

promosi, kertas kerja, haluan bagi penelitian.

e. Fungsi menilai

Sumber referensi harus dinilai secara tersendiri sesuai dengan kepentingan

penggunaan masing-masing (Mudhoffir, 1987)

Macam Pelayanan Referensi menurut Marsudi dan Octavia (2004) , yaitu :

a. Pelayanan Referensi Pokok

1) Memberikan informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakaan

yang bersangkutan pada umumnya maupun khususnya mengenal unit

pelayanan referensi

2) Memberikan informasi yang bersifat khusus, yang untuk itu diperlukan

bahan pustaka koleksi referensi yang ada di perpustakaan yang

bersangkutan dan bahkan di perpustakaan lain.

3) Memberikan bantuan untuk menelusur bahan pustaka

4) Memberikan bimbingan peggunaan koleksi referensi

b. Pelayanan referensi penunjang

1) Memberikan informasi mengenai penggunaan alat-alat penelusuran

koleksi

2) Menyelenggarakan pameran koleksi perpustakaan, terutama untuk

memperkenalkan bahan pustaka yang baru diterima

3) Mengorganisasi koleksi referensi dengan baik sehingga mudah

digunakan

4) Mencatat dan mengumpulkan dat (statistik) kegiatan pelayanan referensi

5) Mengadakan kerja sama dengan perpustakaan dan atau jasa informasi

lain dalam bidang penggunaan informasi.

c. Pelayanan Informasi

Yang termasuk ke dalam bentuk pelayanan informasi adalah :

1) Mengadakan edaran-edaran tentang peraturan perpustakaan

Page 139: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

133

2) Memberikan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana menggunakan katalog

perpustakaan

3) Mengedarkan daftar buku baru

4) Menyebarkan brosur-brosur tentang perpustakaan yang bersangkutan.

Bagi setiap perpustakaan, bentuk-bentuk servis, apa dan bagaimana

tingkatnya yang akan diberikan itu, tergantung sepenuhnya kepada

beberapa faktor, yaitu :

a) Tenaga yang tersedia di perpustakaan yang bersangkutan

b) Kekuatan koleksinya

c) Fasilitas yang ada di perpustakaan tersebut

d) Faktor geografisnya

e) Inisiatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan dari kepala perpustakaan

d. Layanan-layanan khusus

Kegiatan layanan adalah kegiatan pengadaan, pengaturan,

pengoperasian, pemeliharaan dan penyampaian berbagai sumber belajar

kepada pemakai, termasuk pelayanan khusus ini antara lain pelayanan

kunjungan, pelayanan sebaik-baiknya kepada pemakai. Pelayanan organisasi

PSB dapat dilakukan di dalam atau di luar. Pelayanan di dalam maksudnya

pelayanan yang diberikan kepada pemakai atau pengunjung yang datang ke

PSB untuk mendapatkan sejumlah informasi atau berinteraksi dengan

berbagai sumber belajar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka

mengadakan kunjungan. Sedangkan pelayanan diluar maksudnya pelayanan

yang diberikan diluar gedung PSB. Bentuk kegiatan misalnya pameran

peralatan audio visual, penerbitan buletin, dan sebagainya.

4. Managemen Pengembangan Sistem Pembelajaran

Pengembangan sistem pembelajaran merupakan cara yang sistematis

dalam mengidentifikasikan, mengembangkan dan mengevaluasi seperangkat

materi, metode, media dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Menurut Singgih Wibowo St, Steve (2003) merumuskan

Page 140: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

134

pengertian pengembangan sistem pembelajaran sebagai suatu proses yang

sistematis dan logis untuk mempelajari problem-problem pelajaran agar

mendapatkan sesuatu yang teruji validitasnya dan praktis bisa dilaksanakan.

Upaya pengembangan sistem pembelajaran akan melahirkan hasil akhir

dari pengembangan sistem pembelajaran ini suatu sistem pembelajaran yang

sudah teruji secara empiris dan secara konsisten telah dapat mencapai tujuan

pembelajaran tertentu. Menurut Bakti Prima dalam

http://bhaktiprima.blogspot.com/ yang dikombinasikan dengan beberapa

pendapat lainnya, prinsip-prinsip dalam pengembangan sistem pembelajaran

adalah :

a. Munculnya respon-respon baru yang berulang merupakan akibat dari respon

sebelumnya. Bila respon itu menyenangkan, pendidik cenderung untuk

mengulang respon tersebut. Oleh karena itu perlu pemberian umpan balik

dengan segera.

b. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah

pengaruh kondisi atau tanda-tanda yang terdapat dalam lingkungan peserta

didik (tulisan, gambar, komunikasi verbal, keteladanan pendidik). Sebaiknya

beri pejelasan yang cukup apa maknanya. Kondisi ini mengharuskan

pendidik menyatakan tujuan pembelajaran secara jelas kepada peserta didik

c. Mengulang kembali bahan pelajaran yang telah diberikan sebelumnya secara

singkat tapi mencakup semua aspek materi akan membantu membuat

landasan dasar pembelajaran yang akan dibahas sehingga peserta didik dapat

melakukan refleksi dan penguatan padamateri yang lalu.Perilaku yang

ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang

frekuensinya bila tidak diperkuat dengan pemberian akibat yang

menyenangkan.

d. Belajar membentuk respon tertentu terhadap tanda-tanda yang terbatas akan

ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.

e. Belajar mengeneralisasikan dan membedakan merupakan dasar untuk belajar

sesuatu yang kompleks seperti pemecahan masalah.

Page 141: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

135

f. Status mental peserta didk untuk menghadapi proses pembelajaran akan

mempengaruhi perhatian dan ketekunannya selama belajar.

g. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai

umpan balik untuk penyelesaian setiap langkah akan membantu peserta didik

dalam pemahaman materi ajar.

h. Ketrampilan tingkat tinggi seperti keterampilan memecahkan masalah adalah

perilaku kompleks yang terbentuk dari komposisi keterampilan dasar yang

lebih sederhana.

i. Belajar cenderung menjadi cepat dan efisien serta menyenangkan bila peserta

didik diberi informasi bahwa ia menjadi lebih mampu dalam keterampilan

memecahkan masalah.

j. Perkembangan dan kecepatan belajar peserta didik bervariatif, ada yang

maju dengan cepat ada yang lebih lambat .

Pengembang sistem pembelajaran yang ada pada suatu PSB hendaknya

memiliki kompetensi dalam bidang ini dan telah memperoleh pendidikan dan

latihan khusus, memiliki pengalaman yang cukup, pengetahuan yang luas,

penampilan yang meyakinkan, dan menguasai bidang evaluasi. Prinsip-prinsip

kompetensi yang harus dimiliki pengembang sistem pembelajaran secara garis

besar menurut Mudhoffir (1986) adalah sebagai berikut :

a. Mampu memilih proyek untuk pengembangan pembelajaran

b. Mampu menggali penjajakan kebutuhan (Needs Assessment)

c. Mampu menjajaki karakteristik siswa

d. Mampu menganalisa jenjang pekerjaan dan tugas serta isinya

e. Mampu menyebutkan hasil belajar siswa

f. Mampu menganalisa karakteristik setting

g. Mampu mengurutkan hasil belajar

h. Mampu menspesifikasi strategi pembelajaran

i. Mampu mengurutkan kegiatan pembelajaran

j. Mampu milih sumber belajar

k. Mampu menciptakan spesifikasi kegiatan pembelajaran

Page 142: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

136

l. Mampu mencari bahan pembelajaran

m. Mampu mempersiapkan spesifikasi bahan untuk diproduksi

n. Mampu mengevaluasi pembelajaran atau latihan

o. Mampu menentukan sistem pengelolaan suatu kursus, latihan atau lokakarya dan

lain sebagainya

4. Managemen Produksi

Pengelolaan produksi berkaitan dengan materi atau bahan yang menjadi program

pembelajaran. Ada 3 tahap dalam pengelolaan produksi, yaitu :

a. Mengidentifikasikan dan menganalisa masalah komunikasi

b. Merancang dan memproduksi pesan

c. Mengadministrasikan fasilitas dan personalia produksi media

Hasil produksi tergantung kepada beberapa hal seperti :

a. Produser perorangan (produksi yang hanya dikerjakan oleh satu orang) tanpa

menggunakan pengembangan pembelajaran

b. Produser perorangan dengan menggunakan pengembangan pembelajaran

c. Satu unit produksi (yang dikerjakan oleh beberapa orang) tanpa menggunakan

pengembangan pembelajaran

d. Satu unit produksi yang menggunakan pengembangan pembelajaran

Ciri-ciri produksi

a. Didasarkan pada suatu informasi, pembelajaran atau kebutuhan akan

kombinasi yang merupakan penjabaran suatu ide yang dituangkan dalam

format yang sesuai sehingga menghasilkan produk fisik yang dilengkapi

dengan penjelasan implikasi, evaluasi, penyebaran, dan kegunaannya.

b. Memiliki ciri-ciri khusus dan asli (tidak merupakan jiplakan) dikerjakan

bersama, baik oleh pengembang pembelajaran maupun oleh ahli media.

c. Ketrampilan merancang oleh pengembang pembelajaran dan ketrampilan

memproduksi oleh ahli media harus nampak benar, baik secara horisontal

(pengalaman memproduksi) maupun vertikal (tingkat kekompakan dan

kesulitan materi)

Page 143: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

137

d. Dibutuhkan ukuran yang berbeda dalam menilai isi program maupun produk

fisiknya.

Tiga tahap pengelolaan produksi, yaitu :

a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah komunikasi

b. Merancang dan memproduksi pesan, dan

c. Mengadministrasikan fasilitas dan personalia produksi media.

Pengelolaan organisasi PSB, memerlukan kesungguhan beberapa hal

yang sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan sebuah organisasi sumber

belajar yang bersangkutan. Dalam organisasi PSB terdapat beberapa manajemen

yang masing-masing saling berpengaruh, yaitu manajemen informasi, pelayanan,

pengembang pembelajaran, dan manajemen produksi. Masing-masing manajemen

harus benar-benar menerapkan prinsip masing-masing agar pelayanan dalam

sebuah organisasi sumber belajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien dan

bisa berkontribusi terhadap kesuksesan proses pembelajaran.

Page 144: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

138

eberhasilan PSB dalam menjalankan visi, misi, dan tujuannya

sangat tergantung pada sumberdaya manusia (SDM) yang

dimiliki. SDM akan menentukan kualitas pelayanan dan

pengembangan berbagai unit yang ada dalam sebuah PSB. Oleh karena pemilihan

dan penetapan SDM baik tenaga ahli, pengelola maupun pelaksana dilaksanakan

secara professional. Penempatan SDM harus mengacu pada “the right man in the

right place” Dalam hal ini tentunya pimpinan lembaga dimana PSB bernaung

harus memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan dan memilih SDM yang

berkualitas.

Pengelolaan PSB pada institusi pendidikan formal seperti perguruan tinggi

dan sekolah memiliki potensi yang besar dalam menciptakan pendidik , dan

peserta didik serta tenaga administrasi yang profesional serta sarana dan

prasarana belajar. Di sekolah tentunya peran kepala sekolah sangatlah sentral.

Keberhasilan PSB di sekolah sangat ditentukan oleh kepala sekolah. Dalam

K

Page 145: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

139

konsep pengelolaan sekolah masa depan, keberadaan fasilitas belajar seperti PSB

harus menjadi fokus utama bagi pemimpin sekolah. Kepala sekolah harus mampu

menampilkan pengelolaan sumber daya secara transparan, demokratis, dan

bertanggungjawab untuk meningkatkan kapasitas pelayanan kepada siswa.

Keberhasilan kepala sekolah ke depan akan ditentukan oleh sejauh mana

pelaksanaan pelayanan sumber belajar dapat disediakan bagi pendidik dan

peserta didik secara memadai. Dalam memenuhi tuntutan itu, dituntut

kemampuan profesional dan manajerial dari semua komponen warga sekolah di

bidang pendidikan agar semua keputusan yang dibuat sekolah didasarkan atas

pertimbangan mutu pembelajaran. Kepala sekolah harus dapat memposisikan

diri sebagai agen perubahan di sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai

pengelola staf dan tenaga PSB memiliki:

1. Komitmen yang kuat untuk mengembangkan PSB dengan cara memilih

dan menempatkan tenaga professional dalam mengelola PSB.

2. Kemampun manejerial dan kepemimpinan yang dapat mengarahkan

tengaga ahli, pengelola dan pelaksana PSB secara lebih baik.

3. Pemahaman yang mendalam tentang perbedaan individu dalam belajar,

sehingga pengembangan PSB sudah menjadi keharusan

4. Pemahaman mendalam tentang pentingnya pelayanan terhadap

individualisasi pembelajaran yang hanya bisa dilayani melalui PSB

5. Kemampuan untuk berkolaborasi dengan pendidik dan peserta didik

serta masyarakat sekitar sekolah.

6. Memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang teori pendidikan

dan pembelajaran

7. Kemampuan dan ketrampilan untuk menganalisis situasi sekarang untuk

memperkirakan kejadian di masa depan sebagai input penyusunan

program sekolah

8. Kemampuan dan kemauan dalam mengidentifikasi masalah dan kebutuhan

yang berkaitan dengan efektivitas pendidikan di sekolah

9. Kemampuan memanfaatkan berbagai peluang, menjadikan tantangan

menjadi peluang, serta mengkonsepkan arah perubahan sekolah.

Page 146: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

140

10. Kemampuan mencari solusi terbaik dari berbagai kendala yang dihadapi

pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran.

Keberhasilan PSB di perguruan tunggi juga ditentukan oleh komitmen

terhadap keberlangsungan proses pembelajaran secara efektif dan efisien.

Sebagaimana PSB di sekolah, di perguruan tinggi juga hamper sama tata cara

penegelolaannya. Karena itu persyaratan untuk tenaga pengelola juga tidak jauh

berbeda. Hanya saja di perguruan tinggi memiliki beberapa level yang berbeda.

PSB dalam sebuah universitas dapat dikembangkan pada tingkat program

studi atau jurusan, tingkat fakultas dan tingkat univeritas. Pada tingkat jurusan

tentunya penyediakan sumber belajar mengarah pada bidang-bidang khusus yang

ada dalam prodi tersebut. Sedangkan untuk level fakultas PSB harus dapat

melayani kebutuhan belajar semua prodi yang ada dalam lingkungan fakultas

tersebut. Sementara pada tingkat universitas harusnya mampu melayani kebutuhan

belajar pendidik dan peserta didik yang ada dalam lingkungan universitas.

Misalnya di UNP (Universitas Negeri Padang- dulu IKIP) dalam kurun

beberapa waktu yang lalu telah memiliki sebuah unit PSB pada tingkat

universitas. Keberadaan PSB-IKIP ini telah memberikan kontribusi terhadap

peningkatan kualitas pembelajaran di dalam kampus. Sayangnya eksistensinya

tidak dapat dipertahankan karena berbagai alasan. Meski kita memiliki keinginan

untuk membangun sebuah PSB yang canggih mungkin untuk saat ini sulit

diwujudkan, tetapi hasrat untuk melayani peserta didik secara optimal melalui

sebuah PSB tak pernah padam.

Pada tingkat fakultas di lingkungan UNP (IKIP-Padang) dulu juga pernah

eksis MRC (Media Resource Center) yang dikembangkan di FT (dulu FPTK).

MRC menjadi tumpuan utama bagi mahasiswa FT ketika itu karena menyediakan

berbagai jenis dan bentuk bahan sumber belajar. MRC ketika itu menjadi pusat

latihan “Metode Mengajar Khusus” yang antara lain dengan kegiatan

microteaching yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan canggih

(sesuai jamannya). MRC menyediakan fasilitas bagi para mahasiswa untuk

merancang media “Audio Visual Aid” yang juga sangat lengkap. Bahkan di MRC

Page 147: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

141

tersedia ruang khusus yang kedap suara dan ruang control sangat baik untuk

melaksanakan praktek mengajar lengkap dengan camera video yang dapat diputar

ulang sebagai bahan refleksi.

Kelengapan sumber, fasilitas, peralatan dan perlengkapan seperti yang

pernah ada di atas tentunya mengingatkan kita bahwa dulunya kita pernah sangat

komit dengan penyediaan sumber yang memadai dalam rangka pemerolehan

pengetahuan bagi peserta didik kita. Mungkin pada saat itu ada unsur

“keterpaksaan” karena FPTK-IKIP itu dulunya dibangun dengan menggunakan

bantuan ADB yang mengharuskan adanya sebuah PSB dengan model MRC itu.

Namun demikian prestasi itu pantas kita catat dan jadikan renungan dalam

menatap lembaga ini di masa yang akan datang.

Meskipun demikian sekitar tahun 2009 komitmen membangun PSB

muncul kembali. Ide dan rencana untuk mengembangkan PSB datang karena

keharusan bagi LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) yang akan

melaksanakan pendidikan profesi, harus menyediakan fasilitas dalam bentuk PSB

yang memadai. Keharuasan itu bukan hanya pada level universitas saja,

melainkan semua level mulai dari prodi sampai pada level atas. Saya termasuk

salah satu anggota penitia yang ditunjuk untuk mempersiapkan PSB pada tingkat

universitas. Setelah berjalan beberapa saat, juga sudah dilakukan kegiatan awal

yang terkait dengan persiapan pendirian PSB itu selama beberapa bulan.

Kemudian beberapa saat kemudian kegiatan panitia terhenti secara tiba-

tiba. Tanpa diketehui sebab musababnya secara jelas, akhirnya rencana

pengembangan PSB itu gagal dilaksanakan. Saya mendapatkan informasi

kemudian dari beberapa sumber, pengembangan PSB ini tidak diteruskan karena

ada kebijakan di tingkat pusat bahwa pendidikan profesi ditunda pelaksanaan.

Artinya pengembagan PSB itu hanya dipicu karena keharusan yang diwajibkan

peraturan yang dibuat pemerintah berdasarkan pertimbangan kebutuhan yang

sempit untuk melayani pendidikan profesi. Ketika kegiatan pendidikan profesi

ditunda, maka PSB juga menerima dampak penundaan itu.

Pemahaman seperti inilah menurut pendapat saya kurang tepat. PSB

ditujukan untuk melayani kebutuhan pendidikan profesi sah saja, tetapi itu hanya

Page 148: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

142

salah satu pertimbangan. PSB pada hakekatnya harus dipertimbangkan sebagai

suatu kebutuhan penting untuk melayani beragamnya peserta didik. PSB di

perguruan tinggi sudah seharusnya disiapkan bersamaan dengan pendirian

lembaga itu sendiri. Oleh karena itu kita tetap berharap bahwa keberadaan PSB di

perguruan tinggi menjadi keharusan karena mahasiswa perlu dilayani dengan cara

yang berbeda dari pelayanan pembelajaran secara klasikal.

Secara khusus struktur pengelolaan di perguruan tinggi sangat tergantung

pada level dimana PSB berada. Jika PSB dikembangkan pada tingkat jurusan atau

prodi, maka penanggungjawab utama adalah ketua jurusan atau ketua program

studi. Sedangkan untuk mengelola PSB ditunjuk seorang dosen yang memiliki

kualifikasi dan kompetensi yang cukup untuk menggerakkan PSB. Pada level

fakulutas juga dapat diangkat seorang pengelola PSB yang memenuhi syarat di

bawah tanggungjawab dekan. Sementara pada tingkat universitas atau pendidikan

tinggi lainnya diangkat seorang ketua unit PSB di bawah tanggung jawab rektor.

Jika rektor memiliki keinginan untuk menempatkan pengelola PSB di bawah salah

satu pembantu rektor juga memungkinkan. Apapun keputusannya yang paling

penting dalam pengembangan PSB adalah adanya komitmen yang tinggi untuk

memajukan universitas melalui pengelolaan PSB yang profesional.

A. Pengelola PSB

Menurut Charles (1989) pengelolaan didefenisikan sebagai sebuah kegiatan

pekerjaan dengan orang-orang secara pribadi maupun kelompok untuk mencapai

tujuan organisasi. Selanjutnya Burhanuddin (1994) mendefenisikan pengelolaan

sama dengan manajemen sebagai sebuah usaha pencapaian tujuan yang diinginkan

dengan membangun suatu lingkungan atau suasana yang dinamis dan harmonis

terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang dalam kelompok

terorganisasi. Dua pengertian di atas memberikan informasi bahwa pengelolaan

atau manajemen merupakan usaha untuk mencapai tujuan melalui orang lain

dengan menciptakan situasi kerja yang kondusif. Artinya pengelolaan atau

manajemen adalah sebuah perilaku organisasi yang dilakukan oleh seorang

pimpinan terhadap sumber daya yang ada di lingkungan kerja yang dipimpinnya.

Page 149: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

143

Pengelola PSB merupakan seseorang yang ditunjuk oleh pemimpin institusi

pendidikan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh PSB. Kepala atau ketua

PSB merupakan top menajer PSB yang akan membawahi beberapa unit yang lain.

Sesuai dengan konsep PSB yang akan melayani kebutuhan peserta didik dan

pendidik dalam tiga unit yaitu pengembangan sistem pembelajaran,

pengembangan multimedia, dan pelayanan akan sumber belajar bagi pendidik dan

peserta didik. Karena itu pengelola yang dimaksud adalah tenaga yang akan

mengisi jabatan kepala unit-unit tersebut susuai dengan kebutuhan. Mudhoffir

(1992) mengelompokkan ketenagaan pada PSB seprti informasi yang akan

diuraikan sebagai berikut :

1. Pimpinan PSB

Seorang pemimpin PSB adalah seorang yang berlatar belakang akademis

yang kuat dalam teknologi pendidikan atau tenaga lainnya yang sesuai. Jika

keberadaan di lingkungan perguruan tinggi tentunya secara struktural dan

bertanggung jawab langsung kepada pembantu rektor bidang akademis (PR I).

Bila PSB dilaksanakan di sekolah maka kepala PSB bertanggung jawab kepada

kepala sekolah atau mungkin juga kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum.

Penempatan secara struktural dapat disesuaikan dengan keberadaan PSB di

perguruan tinggi atau di sekolah. Artinya posisi dan pertanggungjawaban PSB

dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan para pimpinan dan tergantung pada

situasi dan kondisi sekolah.

Secara ideal pemimpin PSB harus menguasai bidang pengembangan sistem

pembelajaran , multimedia, dan sekaligus juga penguasaan terhadap teknis untuk

dapat menilai bawahannya secara menyeluruh dan mendalam, tidak sekedar

koordinator. Tetapi apabila hal tersebut tidak mungkin, maka pilihan hendaknya

kembali tertuju kepada orang yang mempunyai latar belakang dan pengalaman

yang cukup didalam bidang akademis, khususnya sebagai pengembang

instruksional ketimbang bidang lain.

Selain itu tentunya kemampuan manajerial dan kepemimpinan juga harus

menjadi syarat dalam memilih pemimpin PSB. Artinya pengusaan terhadap

Page 150: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

144

pengetahuan teknis itu harus dibarengi dengan kemampuan mengelola dan

memimpin yang handal agar dapat menjalankan PSB sesuai harapan.

Kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam sebuah organisasi PSB yang terkait

dengan pelayanan prima bagi pendidik dan peserta didik yang memiliki

perbedaan kebutuhan baik untuk perguruan tinggi maupun di sekolah.

Istilah yang digunakan untuk pemimpin PSB dapat disesuaikan dengan

keberadaan PSB di perguruan tinggi dan sekolah tergantung pada kesepatan yang

dibuat oleh pengelola perguruan tinggi atau pimpinan sekolah. Artinya tidak ada

keharusan menggunakan istilah khusus atau tertentu dalam memberikan nama

jabatan kepala atau pemimpin PSB. Hal ini memberikan fleksibelitas kepada

pimpinan lembaga untuk menentukan nama jabatan sesuai dengan kebutuhan.

2. Pimpinan Unit Pengembang Sistem Pembalajaran

Secara struktur unit pengembangan sistem pembelajaran berada di bawah

pemimpin PSB. Pimpinan unit ini bertangggung jawab kepada pimpinan PSB

secara structural. Sesuai dengan maksud PSB yang ingin memberikan pelayanan

dalam bentuk konsultasi, pelatihan dan pelayanan terhadap produksi. Dengan

demikian perlu juga mempertimbangkan pimpinan sub-unit untuk melayani

kebutuhan yang spesifik dari para pengguna PSB.

Persyaratan untuk pemimpin sub-unit juga harus menguasai tentang system

pembelajaran, juga dapat mengelola bentuk-bentuk pelayanan pelatihan baik bagi

pendidik dan peserta didik maupun pengguna yang berasal dari luar institusi.

Selain menguasai tentang sistem pengelolaan secara umum, juga diharapkan

kepada pimpinan unit ini menguasai tentang bentuk dan jenis pelatihan yang

disediakan di subunit yang dipimpinnya. Pemimpin subunit ini dibantu oleh

tenaga ahli yang sesuai dan harus mampu memberikan pelayanan terhadap

kebutuhan konsultasi dalam pengembangan sistem pemeblajaran. Selain itu perlu

kemampuan untuk mengembangkan produk-produk yang terkait dengan

pengembangan sistem pembelajaran.

Page 151: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

145

3. Pimpinan Unit Pengembang Multimedia Pembalajaran

Sama seperti unit pengembangan sistem pembelajaran, unit pengembang

multimedia berada di bawah pimpinan PSB dan berada satu level. Unit

pengembangan multimedia juga menyediakan berbagai layanan seperti

konsultasi, pelatihan dan produksi yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan

peserta didik. Untuk memimpin unit ini juga diperlukan tenaga pengelola yang

menguasai seluk-beluk tentang multimedia.

Keahlian khusus yang diperlukan adalah tentang pelayanan pelatihan

multimedia, konsultasi tentang seluk-beluk multimedia dan produksi multimedia

yang dibutuhkan oleh pendidik dan peserta didik. Dengan demikian dalam PSB

ada tiga pemimpin sub-unit yang dibutuhkan dan mereka harus menguasai

berbagai hal tentang multimedia.

4. Pimpinan Unit Pelayanan Sumber Belajar

Unit pelayanan sumber belajar ini lebih dekat ke pelayanan perpustakaan.

Namun bagi sekolah yang telah mengintegrasikan laboratorium, bengkel, studio

dan lain-lain ke dalam satu sistem pengelolaan, unit ini memiliki bidang kerja

yang cukup banyak. Pemimpin unit akan dibantu oleh beberapa pemimpin sub

unit tergantung kebutuhan. Misalnya ada pimpinan sub-unit perpustakaan,

laboratorium, bengkel, studio dan lain-lain.

Kebutuhan tenaga perngelola juga harusnya memiliki pemahaman yang

mendalam tehadap sub unit masing-masing. Mereka akan membawahi pekerjaan-

pekerjaan khusus yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai

untuk menyelesaikan berbagai jenis dan bentuk pekerjaan.

5. Tenaga Ahli

Ada beberapa keahlian yang diperlukan dalam mengembangkan PSB. Untuk

mengembangkan PSB diperlukan tenaga ahli yang dapat melayani kebutuhan

berbagai pekerjaan. Tenaga ahli yang perlu disiapkan untuk mendukung PSB

sesuai dengan tingkat dan jenis pelayanan yang disediakan.

Page 152: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

146

6. Tenaga Ahli Pengembang Sistem P embelajaran

Tenaga ahli pengembang sistem pembelajaran harusnya memiliki

kompetensi dalam pengembangan sistem pembelajaran. Jika dikaitkan dengan

sistem pembelajaran itu sendiri, maka ada beberapa komponen penting yang

mejadi bagian yang harusnya menjadi perhatian. Misalnya dari segi konten, PSB

harus dapat melayani pelatihan, kosultasi dan produk tentang pembuatan RPP,

bahan ajar, perencanan strategi pembelajaran modul, handout dan lain-lain. Untuk

memenuhi hal itu, PSB harus memiliki tenaga professional yang dapat

memberikan pelayanan secara baik terhadap kebutuhan tersebut.

3. Tenaga Ahli Media (Media Professional)

Sebagaimana unit utama dalam PSB yang dikembangkan yaitu multimedia,

maka tenaga ahli yang diperlukan adalah ahli multimedia. Ahli multimedia bukan

hanya menguasai teori tetapi juga terampil memproduksi berbagai jenis media,

baik visual, audio ataupun video. Diharapkan juga ahli multimedia tidak hanya

ahli dalam multimedia saja secara khusus, melainkan mereka harus memahami

kaitannya dengan pembelajaran.

Mudhoffir (1992) menyatakan beberapa prinsip dalam kaitannya dengan

pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut:

a. Ahli media berada di garis depan dalam program dan praktek pendidikan

dan selalu berperan serta dalam mendorong pembaharuan proses belajar-

mengajar.

b. Ahli media merupakan bagian dari staf pengajara.Oleh karena itu, ahli

media ikut serta dalam pengambilan keputusan instruksional

c. Dalam program media ahli media membutuhkan kerja sama dengan contet

expert teknisi dan tenaga administrasi

d. Ahli media seyogyanya memiliki inisiatif dan dapat menerapkan program

media dalam pendidikan, memiliki kemampuan dan keterampilan lebih

dari satu keahlian dalam bidang teknologi pendidikan.

Page 153: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

147

4. Tenaga Pelayanan Peminjaman dan Penyimpanan

Tenaga pelayanan peminjaman dan penyimpanan berikut dengan tugas-

tugasnya harus menjadi perhatian dalam pengelolaan PSB. Citra PSB akan

terlihat melalaui mereka-mereka yang melayani digaris depan dan berhubungan

langsung para pelanggan. Karena itu pemilihan tenaga untuk posisi ini harus

diseleksi secara ketat, sehingga diperoleh tenaga pelayanan yang benar-benar

berkualitas.

5. Teknisi (Technician)

Tenaga teknisi yang dimaksudkan di sini adalah sumber daya manusia yang

memiliki keterampilan khusus. Teknisi yang khusus media terlatih dan memiliki

cukup pengalaman kerja teknisi media. Status teknisi adalah sebagai pembantu

dan bertanggung jawab kepada ahli media. Teknisi juga bukan semata-mata untuk

bekerja dalam bidang-bidang khusus, tetapi diharapkan mampu membantu dalam

bidang produksi, pemeliharaan peralatan, dan lain sebagainya.

Tugas-tugas yang harus dilaksanakan teknisi ini antara lain adalah sebagai

berikut :

a. Membantu ahli media dalam teknik pemprosesan informasi dan bahan-

bahan ajar yang diperlukan oleh pendidik dan peserta didik

b. Membantu dalam memproduksi grafis, display dan pameran bahan-bahan

yang terkait produksi transparansi, poster, chart, lukisan dan bahan-bahan

untuk program televisi

c. Membantu produksi program audio, fotografi, film, televisi

d. Memasang komponen-komponen sistem audio recording, televisi, film dan

lain-lain

e. Memperbaiki dan memelihara peralatan

f. Menjadi operator semua peralatan untuk keperluan dosen dalam mengajar.

6. Tenaga Administrasi

Tenaga administrasi adalah staf yang berhubungan dengan cara-cara

bagaimana tujuan dan prioritas program dapat tercapai baik yang bersifat khusus

Page 154: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

148

maupun administrasi umum. Tenaga administrasi bertugas melaksanakan

pekerjaan yang berhubungan dengan semua segi program yang direncanakan dan

akan melibatkan semua staf dan pemakai dengan cara yang sesuai.

7. Tenaga Bantu (Aide)

Ada beberapa pekerjaan yang tidak mungkin dilaksanakan oleh teknisi

secara mandiri. Teknisi memerlukan bantuan orang lain untuk mendukung

keberhasilan pekerjaannya. Tenaga inilah yang disebut tenaga bantu. Tenaga

bantu adalah staf atau petugas yang berkerja dalam bidang administrasi pelayanan

dan pembantu produksi. Statusnya adalah pembantu dan tingkatnya lebih rendah

dibanding dengan teknisi. Sebagai tenaga administrasi mereka bekerja dalan

hubungan dengan tugas-tugas seperti:

a. Korespondensi

b. Pembuatan laporan

c. Pembuatan bibliografi

d. Pembukuan

e. Inventarisasi

f. Pengetikan

g. Pencatatan dan lain-lain.

Petugas pelayanan memiliki tugas-tugas yang terkait dengan pelayanan

yang harus mereka lakukan seperti:

a. Melayani kebutuhan peserta didik dan prndidik khususnya dan

pelanggan lain umumnya.

b. Menyimpan dan meminjamkan bahan-bahan maupun peralatan kepada

klien dan membantu menggunakan bahan-bahan sumber belajar.

c. Menyiapkan memproses dan menerima order atau peminjaman ataupun

produksi media.

d. Memproses bahan-bahan yang diperlukan

e. Membantu mengoperasikan perlatan dan mengadakan perbaikan kecil

f. Ikut memelihara peralatan dan bahan

Page 155: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

149

g. Membuat daftar check dan bibliografi untuk mengetahui apakah bahan dan

peralatan tersedia atau tidak

h. Melayani sirkulasi bahan dan peralatan, menagih, menarik denda,

menyimpan dan mengembalikan jaminan, menyediakan dan mencatat

pesan mengatur waktu penjadwalan dan pengiriman bahan serta peralatan

B. Pengelolaan Tenaga PSB

Pengelolaan merupakan salah komponen penting dalam aktivitas PSB.

PSB yang sudah disiapkan secara lengkap perelatan, fasilitas, sarana prasarana

dan tenaga yang handal akan menjadi sia-sia jika tidak dikelola secara

professional. Oleh karena itu pengelolaan harus menjadi fokus dalam

mengembangkan PSB baik di sekolah maupiun perguruan tinggi. Implementasi

pengelolaan tenaga PSB dengan benar akan memberikan dampak positif terhadap

perubahan tingkah laku warga sekolah atau peguruan tinggi yang pada akhirnya

diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Berdasarkan wewenang yang diserahkan kepada sekolah atau perguruan

tinggi, maka hal yang harus dilakukan oleh pemimpin institusi sebagai manager

yang mengelola tenaga PSB adalah seperti diuraikan berikut ini :

1. Perencanaan dan Evaluasi

a. Tugas utama yang harus dilakukan oleh pimpinan institusi yang

membawahi PSB sebelum merencanakan program peningkatan mutu

adalah mendata sumber daya yang dimiliki (sarana dan prasarana, siswa,

guru, staf administrasi, dan lingkungan sekitar)

b. Menganalisis tingkat kesiapan semua sumber daya institusi tersebut untuk

melaksanakan pekerjaan di PSB.

c. Pemimpin institusi bersama dengan anggotanya secara bersama-sama

menyusun program peningkatan, berdasarkan data dan analisis kesiapan

sumber daya, mutu institusi untuk jangka panjang, jangka menegah dan

jangka pendek.

Page 156: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

150

d. Menyusun skala prioritas program peningkatan mutu untuk program

jangka pendek yang akan dilaksanakan satu tahun ke depan.

e. Melakukan evaluasi diri terhada pelaksanaan program institusi secara

jujur dan transparan kemudian ditindak lanjuti dengan perbaikan terus

menerus.

f. Melakukan refleksi diri terhadap semua rogram yang telah dilaksanakan di

lingkungan PSB

g. Melatih para pendidik yang membutuhkan dan peserta didik dalam

implementasi PSB

h. Menyelengarakan berbagai bentuk pertemuan ilmiah seperti lokakarya,

seminar dan diskusi panel untuk evaluasi kegiatan PSB.

2. Pengelolaan Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang sangat penting dalam

proses pendidikan di sekolah atau di perguruan tinggi. Disinilah pendidik dan

peserta didik berinteraksi dalam rangka internalisasi pengetahuan dan

keterampilan kepada peserta didik. Keberhasilan sekolah dan perguruan tinggi

dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat bergantung pada apa yang dilakukan

oleh para pendidik di dalam kelas. Oleh karena itu, pendidik diharapkan dapat :

Megupayakan semaksimal mungkin terjadinya proses individualisasi

pemebelajaran

Memberikan keseimbangan antara pembelajaran klasikal dan

pembelajaran yang lebih individual di dalam PSB

Menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Mengembangan model pembelajaran dengan menggunakan pembelajan

kontekstual.

Selalu mengaitkan antara meteri ajar di kelas dengan proses inkuiri dengan

aneka sumber yang disediakan di PSB

Memanfaatkan secara optimal perpustakaan sebagai sumber belajar.

Memanfaatkan lingkungan dan sumber daya lain di luar institusi sebagai

sumber belajar.

Page 157: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

151

Pemanfaatan laboratorium untuk pemahaman materi sebagai sumber

belajar.

Mengembangkan evaluasi belajar yang mencakup 3 ranah (kognitif,

afektif, psikomotorik)

Mengembangkan bentuk evaluasi sesuai dengan materi pokok

Mengintegrasikan soft skill atau life skill dalam proses pembelajaran

Menumbuhkan kegemaran membaca

3. Pengelolaan Kurikulum

PSB juga memiliki tanggung jawab terhadap peleksanaan kurikulum secara

efektif dan efisien. Ada beberapa tugas yang dapat dilakukan oleh pengelola PSB

baik di sekolah maupun di perguruan tinggi:

a. Mendukung pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan berbagai sumber

belajar yang dibutuhkan baik oleh pendidik maupun peserta didik.

b. Informasi terbaru dalam kurikulum 2013 yang akan diberlakukan telah

tersedia di PSB dan harus dipahami terlebih dahulu sebelum

disebarluaskan dalam lingkungan institusi

c. Mengembangkan silabus berdasarkan kurikulum terbaru

d. Mencari bahan ajar yang sesuai dengan materi pokok dan sumber belajar

lainnya

e. Menyusun kelompok guru sebagai penerima program pemberdayaan

f. Mengembangkan kurikulum (memperdalam, memperkaya dan

memodifikasi), namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku

secara nasional.

4. Pengelolaan Ketenagaan

Menganalisis kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan dan tenaga

lainnya yang dibutuhkan dalam mengelola PSB

Merencanakan pembagian tugas pendidik dan staf yang jelas sesuai

dengan kemampuan dan keahliannya.

Page 158: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

152

Melaksanakan pengembangan staf melalui MGMP, seminar dan lainnya

yang dapat dikoordinasikan oleh PSB

Pemberian penghargaan kepada yang berprestasi dan sangsi kepada yang

melanggar aturan atau norma yang telah disepakati.

5. Pengelolaan Fasilitas (Peralatan dan Perlengkapan)

Pengelolaan fasilitas juga merupakan hal penting lainnya yang perlu

diperhatikan. Keberhasilan PSB juga ditentukan ketersediaan alat, fasilitas, sarana

dan prasarana yang siap pakai setiap waktu. Karena itu perlu ada pengelolaan

yang baik terhadap semua fasilitas itu.

Mengetahui keadaan dan kondisi sarana dan fasilitas

Mengadakan alat dan sarana belajar

Menggunakan sarana dan fasilitas sekolah

Memelihara dan merawat kebersihan

Mengevaluasi kondisi dan keterpakaian peralatan

6. Pengelolaan Keuangan

Keuangan merupakan sumber daya untuk menggerakan organisasi PSB.

Tanpa pengelolaan keuangan yang baik akan mengganggu kelancaran jalannya

aktivitas PSB, bahkan bisa menimbul masalah jika keuangan tidak dikelola secara

teliti, akuntabel, dan dengan manajemen terbuka.

Semua dana yang dibutuhkan dan akan digunakan dimasukkan dalam

RAPB PSB dan tentu saja

Mengelola keuangan dengan transparan dan akuntabel

Pembukuan keuangan rapi

Ada laporan pertanggungjawaban keuangan setiap bulan.

7. Pelayanan Siswa

Mengembangkan bakat siswa

Mengembangkan kreatifitas

Membuat majalah dinding

Mengikuti lomba-lomba bidang keilmuwan dan non keilmuwan

Page 159: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

153

8. Hubungan Sekolah-Masyarakat

Membentuk komite sekolah

Menjaga hubungan baik dengan komite sekolah

Mengembangkan hubungan yang harmonis antara sekolah dengan

masyarakat

9. Pengelolaan Iklim Sekolah

Menegakkan disiplin (siswa, guru,staf)

Menciptakan kerukunan beragama

Menciptakan kekeluargaan di sekolah

Budaya bebas narkoba.

Page 160: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

154

ekolah membutuhkan tenaga profesional untuk membantu para guru

dalam mengembangkan sistem pembelajaran, rancangan

multimedia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tenaga

profesional pengembang teknologi pembelajaran yang didambakan tersebut

disikapi pemerintah dengan mengeluarkan permenpan tentang jabatan fungsional

pengembang teknologi pendidikan. Jabatan fungsional ini sama dengan tenaga

fungsional lainnya seperti pustakawan. Bab ini akan menguraikan inti dari tugas

pengembang teknologi pendidikan yang dapat difungsikan di sekolah terutama

dalam mengelola pusat sumber belajar.

A. Pengembang TP

Selama bertahun-tahun kita menunggu kepastian tentang jabatan fungsional

pengembang teknologi. Berbagai upaya telah dilakukan oleh para pendiri dan

pejuang teknologi pendidikan (atau pembelajaran) di tingkat pusat agar ada

penghargaan dalam bentuk jabatan fungsional kepada mereka yang mendalami

S

Page 161: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

155

profesi sebagai pengembang teknologi pembelajaran. Penantian panjang itu

akhirnya membuahkan hasil yang amat menggembirakan semua pihak dengan

keluarnya Permenpan NOMOR: PER/2/M.PAN/3/2009 tentang JABATAN

FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN ANGKA

KREDITNYA yang dikeluarkan tanggal 10 Maret 2009. Tentunya kita pantas bersyukur

dan berterima kasih kepada pemerintah serta para “pejuang” yang tanpa kenal menyerah

dalam memperjuangkannya.

Keluarnya PER/2/M.PAN/3/2009 itu tentunya memberikan kepastian

hukum bagi tenaga-tenaga profesional pengembang teknologi pembelajaran

untuk berkarya sehingga mendapatkan kejelasan secara yuridis bidang kerja yang

akan mereka jalankan dan serkaligu pengakuan terhadap bidang ilmu dan

kompetensi yang telah diperolehnya melalui pendidikan. Di sisi lain pendirian

PSB di sekolah dan di perguruan tinggi sudah dapat bernafas lega karena tenaga

ahli dan pengelola pengembang teknologi pembelajaran sudah tersedia sesuai

dengan kebtuahan lapangan. Pemerintah daerah juga diharapkan tidak ragu lagi

dalam menetapkan kebutuhan pegawai (termasuk pns) untuk mengisi tenaga

pengembang teknologi pembelajaran di sekolah-sekolah yang ada di

lingkungannya karena telah memiliki landasan hukum yang kuat.

Sesuai dengan amanat PER/2/M.PAN/3/2009 maka dapat dijelaskan

defenisi pengembang teknologi pembelajaran sebagai berikut:

Ketentuan Umum Bab 1 Pasal 1 menyatakan:

1. Pengembang Teknologi Pembelajaran adalah jabatan yang mempunyai

ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan

kegiatan pengembangan teknologi pembelajaran yang diduduki oleh

Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara

penuh oleh pejabat yang berwenang;

2. Pengembangan teknologi pembelajaran adalah suatu proses analisis,

pengkajian, perancangan, produksi, penerapan dan evaluasi

sistem/model teknologi pembelajaran;

3. Teknologi Pembelajaran adalah suatu bidang yang secara sistematik

memadukan komponen sumber daya belajar yang meliputi: orang, isi

Page 162: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

156

ajaran, media atau bahan ajar, peralatan, teknik, dan lingkungan, yang

digunakan untuk membelajarkan peserta didik pada semua jalur,

jenjang dan jenis pendidikan;

4. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau

akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh

Pengembang Teknologi Pembelajaran dalam rangka pembinaan karier

kepangkatan dan jabatannya.

B. Tugas Pokok dan Kegiatan Pengembang TP

Selanjutnya dijelaskan pula tentang tugas pokok dan kegiatan yang dapat

dilakukan oleh pengembang teknologi pembelajaran adalah sebagaimana diatur

PER/2/M.PAN/3/2009. Penjelasan dalam Permenpan ini memberikan dukungan

terhadap terselenggaranya PSB yang sesuai kebutuhan dan bidang kerja

khususnya dalam unit pengembangan sistem pembelajaran.

Dalam Pasal 4 dinyatakan bahwa : “Tugas pokok Pengembang Teknologi

Pembelajaran adalah melaksanakan analisis dan pengkajian sistem/model

teknologi pembelajaran, perancangan sistem/model teknologi pembelajaran,

produksi media pembelajaran, penerapan sistem/ model dan pemanfaatan media

pembelajaran, pengendalian sistem/model pembelajaran, dan evaluasi penerapan

sistem/model dan pemanfaatan media pembelajaran”.

Kegiatan yang dapat dilakukan tenaga fungsional pengembang teknologi

pembelajaran termaktub dalam Pasal 6 (termasuk subunsur kegiatan). Unsur dan

sub unsur kegiatan Pengembang Teknologi Pembelajaran yang dapat dinilai angka

kreditnya, terdiri dari:

1. Pendidikan, meliputi:

a. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar;

b. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) fungsional di bidang

pengembangan teknologi pembelajaran serta memperoleh Surat

Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat;

c. Diklat prajabatan dan memperoleh STTPP atau sertifikat.

2. Pengembangan teknologi pembelajaran, meliputi:

Page 163: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

157

a. Analisis dan pengkajian sistem/model teknologi pembelajaran;

b. Perancangan sistem/model teknologi pembelajaran;

c. Produksi media pembelajaran;

d. Penerapan sistem/model dan pemanfaatan media pembelajaran;

e. Pengendalian sistem/model pembelajaran; dan

f. Evaluasi penerapan sistem/model dan pemanfaatan media

pembelajaran.

3. Pengembangan profesi Pengembang Teknologi Pembelajaran,

meliputi:

a. Pembuatan karya ilmiah tulis/karya ilmiah di bidang

pengembangan teknologi pembelajaran;

b. Menemukan teknologi tepat guna di bidang pengembangan

teknologi pembelajaran;

c. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang

pengembangan teknologi pembelajaran;

d. Pembuatan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis

di bidang pengembangan teknologi pembelajaran; dan

e. Pelaksanaan studi banding di bidang pengembangan teknologi

pembelajaran dan pendidikan terbuka/jarak jauh.

4. Penunjang tugas Pengembang Teknologi Pembelajaran, meliputi:

a. Pengajar / pelatih / tutor / fasilitator di bidang pengembangan

teknologi pembelajaran;

b. Memberikan bimbingan di bidang pengembangan teknologi

pembelajaran;

c. Keanggotaan dalam tim penilai jabatan fungsional Pengembang

Teknologi Pembelajaran;

d. Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi di bidang

pengembangan teknologi pembelajaran;

e. Keanggotaan dalam Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan

Indonesia (IPTPI);

Page 164: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

158

f. Keanggotaan dalam Tim Penilai Angka Kredit Jabatan

Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran;

g. Perolehan penghargaan/tanda jasa; dan

h. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.

C. Jenjang Jabatan dan Pangkat Pengembang TP

Kejelasan jenjang jabatan dan pangkat serta golongan sudah diatur dalam

PER/2/M.PAN/3/2009, sehingga setiap individu yang mendapatkan pendidikan

untuk menjadi pengembang teknologi pembelajaran sudah jelas dan ada dasar

hukumnya. Oleh karena lulusan teknologi pendidikan tidak perlu lagi ragu-ragu

dan cemas terhadap masa depannya terutama setelah peluang kerja mereka

tertetup karena adanya kebijakan pemerintah menghilangkan mata pelajaran TIK

di SMP dan SMA. Mereka dapat memperlihatkan unjukkerjanya melalui profesi

pengembang teknologi pembelajaran yang justru sangat diharapkan dapat

membantu para guru bidang studi atau guru kelas meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Penjelasan lengkap jenjang jabatan pengembang teknologi pembelajaran

ada dalam PER/2/M.PAN/3/2009 Pasal 7 sebagai beikut:

(1) Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran adalah

Jabatan Tingkat Ahli.

(2) Jenjang jabatan Pengembang Teknologi Pembelajaran paling rendah

sampai dengan paling tinggi, yaitu:

a. Pengembang Teknologi Pembelajaran Pertama;

b. Pengembang Teknologi Pembelajaran Muda; dan

c. Pengembang Teknologi Pembelajaran Madya.

(3) Jenjang pangkat Pengembang Teknologi Pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), sesuai dengan jenjang jabatannya, yaitu:

a. Pengembang Teknologi Pembelajaran Pertama:

1. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan

2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

b. Pengembang Teknologi Pembelajaran Muda:

Page 165: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

159

1. Penata, golongan ruang III/c; dan

2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

c. Pengembang Teknologi Pembelajaran Madya:

1. Pembina, golongan ruang IV/a;

2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan

3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

(4) Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan Pengembang

Teknologi Pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

adalah jenjang pangkat dan jabatan berdasarkan jumlah angka

kredit yang dimiliki untuk masing-masing jenjang jabatan.

(5) Penetapan jenjang jabatan Pengembang Teknologi

Pembelajaran untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan

berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah

ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka

kredit, sehingga dimungkinkan pangkat dan jabatan tidak

sesuai dengan pangkat dan jabatan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3).

Rincian kegiatan dan unsure yang dinilai dalam memberikan angka kredit

seperti dijelaskan dalam Pasal 8:

(1) Rincian kegiatan Pengembang Teknologi Pembelajaran sesuai

dengan jenjang jabatan, sebagai berikut:

a. Pengembang Teknologi Pembelajaran Pertama, yaitu:

1. Menganalisis kebutuhan sistem dan model teknologi

pembelajaran tingkat kesulitan 1 berdasarkan kurikulum yang

berlaku sesuai dengan jenis, jalur dan jenjang pendidikan;

2. Membuat rancangan sistem/model pembelajaran, tingkat kesulitan

3. Membuat standar layanan pembelajaran, tingkat kesulitan 1;

4. Menyusun Garis Besar Isi Media (GBIM), tingkat kesulitan 1;

5. Membuat rancangan pengembangan bahan belajar tingkat

kesulitan 1;

Page 166: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

160

6. Menulis naskah media pembelajaran sederhana;

7. Menulis naskah media pembelajaran audio;

8. Menulis naskah media pembelajaran video;

9. Menulis naskah media pembelajaran multimedia;

10. Menulis naskah media pembelajaran multimedia interaktif/

hypermedia;

11. Menulis naskah media pembelajaran bahan belajar mandiri

(modul);

12. Melakukan uji coba prototipe media pembelajaran sederhana;

13. Melakukan uji coba prototipe media pembelajaran audio;

14. Melakukan uji coba prototipe media pembelajaran video;

15. Melakukan uji coba prototipe media pembelajaran multimedia;

16. Melakukan uji coba prototipe media pembelajaran multimedia

interaktif/hypermedia;

17. Melakukan uji coba prototipe media pembelajaran bahan belajar

mandiri (modul);

18. Menulis naskah bahan penyerta media pembelajaran audio;

19. Menulis naskah bahan penyerta media pembelajaran video;

20. Menulis naskah bahan penyerta media pembelajaran multimedia;

21. Menulis naskah bahan penyerta media pembelajaran multimedia

interaktif/hypermedia; dan

22. Memberikan pelayanan konsultasi dalam penerapan sistem/model

pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran tingkat

kesulitan

b. Pengembang Teknologi Pembelajaran Muda, yaitu:

1. Menganalisis kebutuhan sistem dan model teknologi

pembelajaran tingkat kesulitan 2 berdasarkan kurikulum yang

berlaku sesuai dengan, jalur, jenjang dan jenis pendidikan;

2. Melakukan studi kelayakan sistem/model teknologi pembelajaran,

sebagai anggota tim;

3. Membuat rancangan sistem/model pembelajaran, tingkat kesulitan

2;

Page 167: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

161

4. Membuat standar layanan pembelajaran, tingkat kesulitan 2;

5. Membuat petunjuk pelaksanaan pembelajaran;

6. Menyusun GBIM, tingkat kesulitan 2;

7. Membuat rancangan pengembangan bahan belajar, tingkat

kesulitan 2;

8. Mengkaji kelayakan produksi terhadap naskah media

pembelajaran, sebagai anggota tim;

9. Menyutradarai/memimpin/menyelia produksi media pembelajaran

sederhana;

10. Menyutradarai/memimpin/menyelia produksi media pembelajaran

audio;

11. Menyutradarai/memimpin/menyelia produksi media pembelajaran

video;

12. Menyutradarai/memimpin/menyelia produksi media pembelajaran

multimedia;

13. Menyutradarai/memimpin/menyelia produksi media pembelajaran

multimedia interaktif/hypermedia;

14. Menyutradarai/memimpin/menyelia produksi media pembelajaran

bahan belajar mandiri (modul);

15. Melaksanakan studi kelayakan pemanfaatan media pembelajaran;

16. Melaksanakan perintisan penerapan sistem/model dan

pemanfaatan media pembelajaran, sebagai anggota tim;

17. Melaksanakan orientasi perintisan sistem/model dan pemanfaatan

media pembelajaran;

18. Memberikan pelayanan konsultasi dalam penerapan sistem/model

pengembangan media dan pemanfaatan media pembelajaran,

tingkat kesulitan 2;

19. Menyusun instrumen evaluasi penerapan sistem dan model

pembelajaran;

20. Menyusun instrumen evaluasi pemanfaatan media pembelajaran;

dan

Page 168: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

162

21. Melakukan evaluasi penerapan sistem/model dan pemanfaatan

media pembelajaran, sebagai anggota tim.

c. Pengembang Teknologi Pembelajaran Madya, yaitu:

1. Menganalisis kebutuhan sistem dan model teknologi

pembelajaran tingkat kesulitan 3 berdasarkan kurikulum yang

berlaku sesuai dengan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan;

2. Melakukan studi kelayakan sistem/model teknologi pembelajaran,

sebagai ketua tim;

3. Membuat rancangan sistem/model pembelajaran, tingkat

kesulitan 3;

4. Membuat standar layanan pembelajaran, tingkat kesulitan 3;

5. Membuat pedoman pengelolaan sistem/model pembelajaran;

6. Menyusun GBIM, tingkat kesulitan 3;

7. Merancang model pemanfaatan media pembelajaran;

8. Mengkaji kelayakan produksi terhadap naskah media

pembelajaran, sebagai ketua tim;

9. Melaksanakan studi kelayakan penerapan model sistem

pembelajaran;

10. Melaksanakan perintisan penerapan sistem/model dan

pemanfaatan media pembelajaran, sebagai katua tim;

11. Melaksanakan sosialisasi sistem/model dan pemanfaatan media

pembelajaran;

12. Membimbing dan membina tenaga dalam penerapan

sistem/model pembelajaran;

13. Membimbing dan membina tenaga dalam pemanfaatan media

pembelajaran;

14. Memberikan pelayanan konsultasi dalam penerapan

sistem/model, pengembangan media dan pemanfaatan media

pembelajaran, tingkat kesulitan 3;

15. Mengendalikan sistem/model pembelajaran berbasis audio;

16. Mengendalikan sistem/model pembelajaran berbasis video;

Page 169: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

163

17. Mengendalikan sistem/model pembelajaran berbasis multimedia;

18. Mengendalikan sistem/model pembelajaran berbasis multimedia

interaktif/hypermedia;

19. Mengendalikan sistem/model pembelajaran berbasis bahan belajar

mandiri (modul);

20. Menyusun desain evaluasi penerapan sistem/model pembelajaran

berbasis media;

21. Menyusun desain evaluasi pemanfaatan media pembelajaran; dan

22. Melakukan evaluasi penerapan sistem/model dan pemanfaatan

media pembelajaran, sebagai ketua tim.

D. Posisi dan Fungsi Teknologi Pendidikan

Memahami profesi teknologi pendidikan diwali dengan memahami

teknologi pendidikan. Dalam AECT 1994 telah dirumuskan definisi: “Teknologi

pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,

pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk belajar”.

Miarso (2004) mengartikan tenaga profesi teknologi pendidikan sebagai tenaga

ahli dan atau mahir dalam membelajarkan peserta didik dengan memadukan

secara sistemik komponen sarana belajar meliputi orang, isi ajaran, media atau

bahan ajaran, peralatan, teknik, dan lingkungan. Berdasarkan dua definisi itu

maka pengertian profesi teknologi penddidikan adalah tenaga ahli yang

melakukan teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan

serta menilai proses dan sumber untuk membelajarkan peserta didik.

Meski profesi teknologi pendidikan masih relatif baru dan diyakini belum

banyak lulusan TP yang berprofesi sebagai pengembang teknologi pembelajaran,

namun sebagai sebuah profesi tetap ia memiliki karakteristik tertentu dengan ciri-

cirinya. Finn (1953) dalam Kusuma (2008:2) mengemukakan karakteristik

profesi adalah:

1. Suatu teknik intelektual

2. Aplikasi teknik tersebut yang terkait dengan urusan prektis manusia

Page 170: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

164

3. Pelatihan dengan priode waktu yang lama

4. Suatu perkumpulan anggota profesi yang tergabung dalam sebuah badan

dengan suatu komunikasi bermutu tinggi agar anggota - anggotanya

5. Satu rangkaian pernyataan kode etik dan standar yang disepakati

6. Pengembangan teori intelektual dengan penelitian yang terorganisasi.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa teknologi

pendidikan dapat digolongkan sebagai sebuah profesi. Karakteristik di atas dapat

dipenuhi oleh teknologi pendidikan yaitu adanya teknik intelektual, praktek

aplikasi, pelatihan dengan priode yang panjang, adanya asosiasi dan komunikasi

sesama anggota (organisasi profesi IPTI = Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan

Indonesia), kode etik dan standar, teori intelektual dan penelitian. Artinya

PER/2/M.PAN/3/2009 yang dikeluarkan oleh Menpan tahun 2009 itu secara

karakteristik profesi sudah dapat dibenarkan.

Posisi profesi teknologi pendidikan tidak jauh dari pendidikan itu sendiri.

Apabila kita kaitkan definisi teknologi pendidikan menurut AECT 1994 dengan

UU No. 20 Tahun 2003, maka tampak suatu hubungan yang jelas. Dalam AECT

1994 disebutkan bahwa “Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam

desain, pengembangan, pemanfaatan , pengelolaan serta penilaian proses dan

sumber untuk belajar”. Ada beberapa kata dalam definisi di atas terdapat juga di

dalam UU No. 20 Tahun 2003 atau yang mempunyai makna yang sama, yaitu

pengelolaan, pengembangan dan pelayanan teknis dan semuanya itu tergolong

sebagai tenaga kependidikan.

Tenaga kependidikan yang juga sebagai profesi teknologi pendidikan berada

dalam lingkungan kependidikan. Posisi profesi teknologi pendidikan

berdampingan dengan profesi-profesi lainnya dalam bidang pendidikan. Terlihat

juga pendidik dikelilingi oleh profesi-profesi lainnya.

E. Peluang dan Tantangan Pengembang TP

Ikatan sarjana teknologi pendidikan yang merilis hasil pooling setuju atau tidak

setuju tentang profesi pengembang teknologi pembelajaran yang dirilis dalam

Page 171: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

165

blognya (http://istpi.wordpress.com/polling-profesi) mengungkapkan bahwa

responden menyatakan mendukung terhadap PER/2/M.PAN/3/2009 (75%) ;

tidak mendukung (10,71%) dan ragu-ragu (14,29%).

Page 172: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

166

DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1977. Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V

AECT. 1986. The Definition of Educational Technology. Washington DC:

Prentice Hall

Allen, Kenneth W & Allen Loren. (1973). Organization and Amnistration Of The

Leaning Resources Center In the Community Colloge. Hamden Connecticut:

Linnet Book.

Bennie, Frances (1977) Learning Centers; Development and Operation. USA: ET

Publications

Bhakti Prima. Pusat Sumber Belajar. http://bhaktiprima.blogspot.com/ Diakses

tanggal 01 April 2012, pukul 20.00 WIB.

Clarke, P.B. Library Resource Centers. 1977. Library to LRC Jordanhill College of

Education.

Departemen Pendidikan Nasional (2009). Konsep PSB-Pusat Sumber

Belajar.Jakarta: Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA.

Dikmenum, 1999, Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah:Suatu Konsepsi

Otonomi Sekolah (paper kerja), Depdikbud, Jakarta.

HRL. Zainuddin, 1984. Pusat Sumber Belajar. Jakarta:Diknas

Irving R. Merril & Harrold A. Drob. 1977. Criteria for Planning the College and

University Resource Center. Washington: AECT

John T. Gilespie & Diana L. 1983. Spirit, Administering the School Media Center .

New York: Hasting House Publishers

Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. Buku Putih. Penelitian

Pengembangan dan Penerapan IPTEK Bidang Teknologi Informasi dan

Komunikasi Tahun 2005-2025. Jakarta: Kementerian Negara Riset dan

Teknologi.

Lallana, Emmanuel C. 2003. The Information Age. Manila: e-Asean Task Force

UNDP APDIP.

Margaret E. Chisholm & Donald P. Ely. 1976. Media Personal in Education, A

Competency Approach. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Page 173: KATA PENGANTARrepository.unp.ac.id/22145/1/2. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.pdf · KATA PENGANTAR Efektivitas perkuliahan tentunya ditentukan oleh berbagai faktor terutama ketersediaan

167

Merril and Drob, 1997. Criteria for Palnning The College an University Learning

Resources Center. Los Angeles Association of America Medical Colleges.

Merrill R. Irving & Drob A. Harold. (1977). Criteria For Planning The College and

University Learning Resiurces Center. Washingtong, D.C. AECT

Mudhofir, 1992. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Muhtadi, Ali. 2005. Manajemen Sumber Belajar. Yogyakarta.

Rusmanto (2003) Pusat Sumber Belajar. http://ojonx.wordpress.com/ (diakses 24

Nopember 2013).

SEAMOLEC. 2003. e-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang.

Makalah. Disajikan pada Seminar Nasional E-Learning perlu E-Library di

Universitas Kristen Petra Surabaya pada 3 Februari 2003.

Tucker. 1979. The Organisation and Management of Educational Technology

Yuhetty.Harina, 2005.Model Pusat Sumber Belajar. Jakarta. Pustekkom Depdiknas.

Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada

Media.