kata pengantar - web viewdigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan...

158
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Zaman informasi dan teknologi yang semakin berkembang pesat, serta semakin ketatnya persaingan di dunia industri menyebabkan banyaknya pengangguran, dikarenakan banyaknya industri yang menuntut tenaga kerja untuk memiliki kemampuan yang berkualitas. Maka dari itu, sebagian besar masyarakat lebih ,memilih sekolah yang dapat melatih dan menanamkan kemampuan yang dibutuhkan industri. Karena itu, kini masyarakat lebih banyak memilih SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) daripada SMA (Sekolah Menengah Atas), karena SMK lebih mengutamakan siswa dan siswinya untuk siap di dunia kerja. Prakerin (Praktek Kerja Industri) adalah suatu program dari SMK yang bertujuan agar siswa-siswinya dapat menambah wawasan mengenai dunia industri sehingga siswa-siswi akan terbiasa dengan dunia kerja. Karena itu, pihak sekolah bekerjasama dengan pihak dunia industri atau perusahaan perihal pelaksanaan kegiatan Prakerin guna mempersiapkan siswa-siswi yang siap kerja dan mapu menghadapi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan persaingan dunia industri. LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 1

Upload: trandan

Post on 29-Jan-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di Zaman informasi dan teknologi yang semakin berkembang pesat, serta

semakin ketatnya persaingan di dunia industri menyebabkan banyaknya

pengangguran, dikarenakan banyaknya industri yang menuntut tenaga kerja

untuk memiliki kemampuan yang berkualitas. Maka dari itu, sebagian besar

masyarakat lebih ,memilih sekolah yang dapat melatih dan menanamkan

kemampuan yang dibutuhkan industri. Karena itu, kini masyarakat lebih banyak

memilih SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) daripada SMA (Sekolah Menengah

Atas), karena SMK lebih mengutamakan siswa dan siswinya untuk siap di dunia

kerja.

Prakerin (Praktek Kerja Industri) adalah suatu program dari SMK yang bertujuan

agar siswa-siswinya dapat menambah wawasan mengenai dunia industri sehingga

siswa-siswi akan terbiasa dengan dunia kerja. Karena itu, pihak sekolah

bekerjasama dengan pihak dunia industri atau perusahaan perihal pelaksanaan

kegiatan Prakerin guna mempersiapkan siswa-siswi yang siap kerja dan mapu

menghadapi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan persaingan

dunia industri.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan Praktek Kerja Industri

(Prakerin), yakni :

1. Memantapkan keterampilan sesuai dengan keahlian atau jurusannya.

2. Mengembangkan ilmu yang diperoleh dari sekolah.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai dunia kerja.

4. Mempelajari Organisasi Perusahaan.

5. Menyiapkan tenaga yang siap pakai.

6. Memantapkan sikap profesionalitas siswa-siswi yang dibutuhkan sebagai

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 1

Page 2: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

bekal memasuki dunia kerja.

7. Menjalin kerjasama antar sekolah dengan industri atau perusahaan

1.3 LOKASI DAN WAKTU

Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Industri dilaksanakan di Laboratorium

Kebumian Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, Jl.

Soekarno-Hatta No. 576 Bandung. Yang pelaksanaannya dimulai pada tanggal 4

Januari 2010 sampai dengan tanggal 31 Maret 2010.

1.4 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup analisis air yang dilaksanakan di Laboratorium Kebumian Dinas

Energi dan Sumber Daya Mineral, meliputi analisis air secara parameter fisika

dan parameter kimia.

Untuk analisis air secara parameter fisika yang diuji, meliputi :

1. pH (Derajat Keasaman)

2. TDS (Total Zat Padat Terlarut)

3. TSS (Total Zat Padat Tersuspensi)

4. DO (Oksigen Terlarut)

5. Daya Hantar Listrik

6. Salinitas

7. Warna

Untuk analisis air secara parameter kimia yang diuji, meliputi :

1. SO42-

2. NO3- - N

3. NO2- - N

4. PO43- - P

5. F-

6. Cr6+

7. Cl-

8. COD (Kebutuhan Oksigen Kimia)

9. Keadahan Total – CaCO3

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 2

Page 3: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

10. Zat Organik

Beberapa pengujian tersebut dapat dianalisis secara :

1. Gravimetri, yakni pada pengujian TSS (Total Zat Padat Tersuspensi).

2. Volumetri, yakni pada pengujian :

a. DO (Oksigen Terlarut)

b. Cl-

c. COD (Kebutuhan Oksigen Kimia)

d. Kesadahan Total – CaCO3

3. Spektrofotometri, yakni pada pengujian :

a. SO42-

b. NO3- - N

c. NO2- - N

d. PO43- - P

e. F-

f. Cr6+

g. Warna

4. Elektrometri, yakni pada pengujian :

a. pH (Derajat Keasaman)

b. TDS (Total Zat Padat Terlarut)

c. Daya Hantar Listrik

d. Salinitas

BAB II

INSTITUSI TEMPAT PRAKERIN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 3

Page 4: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

2.1 Sejarah Institusi

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat berkedudukan di Kota

Bandung, Provinsi Jawa Barat. Dinas ini pertama kali dibentuk pada tahun 1978

yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor

4/DP/040/DP/1978 dan kelembagaannya diatur dengan Peraturan Daerah Nomor

5/DP/040/DP/1978. Awalnya dinas ini berdiri dengan nama ”Dinas

Pertambangan Daerah Provinsi Jawa Barat”. Peraturan Daerah ini baru dapat

dilaksanakan pada tahun 1986 setelah ditetapkannya Peraturan Pemerintah No.

37 Tahun 1986 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang

Pertambangan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Salah satu faktor yang mendorong terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 37

Tahun 1986 tersebut adalah kenyataan semakin meluasnya usaha penambangan

dan meningkatnya kerusakan serta gangguan terhadap kemampuan fungsi

lingkungan, sehingga peran Pemerintah Daerah perlu lebih dipertegas dalam

pengaturan dan pengendaliannya, melalui pengesahan urusan.

Peraturan Daerah yang ditetapkan pada tahun 1978 ternyata sudah tidak sesuai

lagi pada saat pengesahan, sehingga pada tahun 1988 dilakukan pencabutan

Peraturan Daerah Nomor 5/DP/040/DP/1978 yang diganti dengan Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 1988 tentang perubahan Struktur Organisasi dan Tata

Kerja, dengan susunan organisasi terdiri dari : 1 (satu) Bagian Tata Usaha, 4

(empat) Sub Dinas yaitu Sub Dinas Konservasi, Sub Dinas Pengusahaan

Pertambangan, Sub Dinas Bina Program, Sub Dinas Teknik Pertambangan, dan

ditambah dengan pembentukan 7 (tujuh) Cabang Dinas yang meliputi : Cabang

Dinas I / Serang, Cabang Dinas II / Bogor, Cabang Dinas III / Sukabumi, Cabang

DinasIV / Cirebon, Cabang Dinas V / Purwakarta, Cabang Dinas VI / Bandung,

Cabang Dinas VII / Tasikmalaya.

Pada tahun 1996 didirikan Laboratorium Dinas Pertambangan berdasarkan Surat

Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat No.541.3/SK.1552-HUK/1994 dengan

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 4

Page 5: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

tugas dan fungsi untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas teknis Dinas

Pertambangan. Pengelolaannya dibawah kendali Sub Dinas Pertambangan.

Pada tahun 2002 dibentuk Balai Penelitian Pertambangan dan Energi dengan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.5 Tahun 2002 tentang Perubahan

Peraturan Daerah No.15 Tahun 2000 tentang Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat .

Dengan dibentuknya Balai Penelitian Pertambangan dan Energi Provinsi

No.541.3/SK.02-HUK, maka Laboratorium Dinas Pertambangan diubah menjadi

Laboratorium Kebumian secara resmi di dalamnya.

Dengan disahkannnya Peraturan Daerah No.21 Tahun 2008 tentang perubahan

Struktur Organisasi Perangkat Daerah (SOPD), maka Dinas Pertambangan dan

Energi diubah nomenklaturnya menjadi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

(ESDM). Sehingga secara otomatis Laboratorium Kebumian tetap berada dalam

Balai Penelitian Pertambangan dan Energi di lingkungan Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral, hal ini diperkuat dengan adanya Peraturan Daerah No.17

Tahun 2008 mengenai Fungsi Balai Penelitian Pertambangan dan Energi. Balai

Penelitian Pertambangan dan Energi diubah namanya menjadi Balai Pengujian

Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai dengan Peraturan Gubernur No.113

Tahun 2009.

2.2 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsinya

Kedudukan Dinas Pertambangan dan Energi yang sekarang berubah menjadi

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral adalah unsur pelaksanaan pemerintah

daerah di bidang pertambangan dan energi. Dinas dipimpin oleh seorang Kepala

Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala

Daerah. Tugas pokok Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral adalah

merumuskan kebijaksanaan operasional di bidang pertambangan umum, energi

dan migas yang merupakan sebagian kewenangan yang dilimpahkan kepada

Gubernur berdasarkan asas dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Fungsi Dinas

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 5

Page 6: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan Keputusan Gubernur No. 50

Tahun 2001 adalah :

1. Perumusan kebijaksanaan opersional di bidang pertambangan dan energi.

2. Penyelanggara pelayanan umum di bidang pertambangan dan energi.

3. Fasilitas di bidang pertambangan umum, energi, dan migas.

4. Penyelenggara ketatausahaan dinas.

Tugas pokok Balai Penelitian Pertambangan dan Energi yang kini berubah

menjadi Balai Pengujian Energi dan Sumber Daya Mineral adalah melaksanakan

penelitian kualitas dan pemanfaatan pertambangan umum, air bawah tanah,

energi primer dan sekunder, panas bumi dan migas sesuai dengan kewenangan

provinsi. Seperti yang tercantum dalam Keputusan Gubernur No. 62 Tahun 2002

tentang tugas pokok, fungsi, dan rincian tugas unit pelaksanaan teknis daerah di

lingkungan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat.

Dalam pelaksanaannya khususnya menyangkut pertambangan umum dan air,

Balai Penelitian dilengkapi dengan instalasi berupa laboratorium yakni

Laboratorium Kebumian. Labortorium disamping sebagai pemegang pelaksanaan

tugas pokok, juga didesain untuk menjadi salah satu ‘motor’ pendapatan daerah

(provinsi) melalui pelayanan pengujian air baku, air limbah, kimia mineral, dan

geomekanik.

Kegiatan pengujian dilakukan dengan berdasarkan sistem mutu yang disesuaikan

dengan SNI 19-17025-2005, guna memberikan jaminan konsistensi serta

kompetensi teknis pengujian dalam ruang lingkup kegiatannya.

Sistem mutu Laboratorium Kebumian dituangkan dalam pedoman mutu prosedur

mutu, prosedur laboratorium, prosedur administrasi, metode uji, dan instruksi

kerja yang didokumentasikan, dimengerti, dan dilaksanakan oleh semua personil

Laboratorium Kebumian Balai Penelitian Energi dan Sumber Daya Mineral

Provinsi Jawa Barat.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 6

Page 7: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Lokasi Laboratorium Kebumian terletak di lingkungan Dinas Energi dan Sumber

Daya Mineral Provinsi Jawa Barat di Jalan Soekarno-Hatta No. 596 Bandung.

2.3 Organisasi

2.3.1 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat didrikan pada tahun 1995,

berdasarkan Peraturan Daerah No. 9 tahun 1995 dan kemudian disempurnakan

sejak otonomi daerah tahun 2001 (SK. Gubernur No. 50 Tahun 2001) dan dengan

adanya perubahan SOPD sesuai Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2008 maka

Dinas Pertambangan dan Energi berubah nama menjadi Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral dan memiliki kelembagaan yang terdiri dari :

1. Unsur pimpinan adalah Kepala Dinas

2. Unsur pembantu pimpinan di bidang adminsitrasi adalah sekretaris, yang

terdiri dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Keuangan, dan Sub Bagian

Perencanaan.

3. Unsur pembantu pimpinan di bidang teknis adalah Bidang LPE (Listrik dan

Pemanfaatan Energi), Bidang MGAT (Mineral, Geologi, dan Air Tanah),

Bidang Panas Bumi dan Migas, dan Bidang Bina Usaha dan Kerjasama.

4. Unsur pelaksana adalah Balai, yang pembentukan dan kelembagaannya diatur

dengan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2002, yang terdiri dari empat Balai

Wilayah dan satu Balai Penelitian.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 7

Page 8: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Struktur Organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral ialah seperti pada

gambar 1.1

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Provinsi Jawa Barat (1)

2.3.2 Balai Pengujian Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat

Balai Pengujian Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas pokok

melaksanakan pelayanan pengujian kualitas, sertifikasi produk dan

pengembangan teknologi bidang energi dan sumber daya mineral. Fungsi dari

Balai Pengujian Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, antara

lain:

a.  Penyelenggaraan pelayanan pengujian kualitas dan sertifikasi produk energi

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 8

Page 9: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

dan sumber daya mineral;

b.  Penyelenggaraan pengembangan teknologi energi dan sumber daya mineral.

Susunan Organisasi  Balai  terdiri atas :

a. Kepala;

b. Subbagian Tata Usaha;

c. Seksi Teknis Pengujian;

d. Seksi Pengembangan;

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

2.3.3 Laboratorium Kebumian Balai Pengujian Energi dan Sumber Daya

Mineral

Laboratorium Kebumian Balai Pengujian Energi dan Sumber Daya Mineral

Provinsi Jawa Barat dibentuk pada tahun 1996 berdasarkan SK Gubernur

Provinsi Jawa Barat dengan tugas dan fungsi untuk membantu kelancaran

pelaksanaan tugas teknis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa

Barat.

Dalam perkembangannya, pada tahun 2003 telah disusun Perda Provinsi Jawa

Barat No.16 Tahun 2003 tentang Retribusi Jasa Pengujian Laboratorium

Kebumian, dan direvisi oleh Perda No.17 Tahun 2008. Berdasarkan peraturan

tersebut maka pengujian kualitas air, air limbah, kimia mineral serta geomekanik

dikenakan pembayaran dan hasil uji kualitas air menjadi parameter utama dalam

penetapan Nilai Perolehan Air sebagai faktor pajak pengambilan air bawah tanah

di wilayah Jawa Barat.

Struktur organisasi Laboratorium Kebumian Balai Pengujian Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral terdiri atas Kepala Laboratorium yang dibantu oleh tiga

manajemen, yakni Manajer Mutu, Manajer Teknis, dan Manajer Administrasi.

Manajer Teknis dibantu oleh seorang Deputi, membawahi Kepala Sub

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 9

Page 10: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Kepala Balai

Kepala Laboratorium Kebumian

Deputi Manajer Mutu

Manajer TeknisDeputi Manajer

Teknis

Manajer AdministrasiStaf Administrasi

Kasub Laboratorium Air

Kasub Laboratorium Mineral

Sub Lab. KimiaMineral

Sub Lab. KimiaGeomekanik

Analis AnalisAnalis

Laboratorium Air dan Kepala Sub Laboratorium Mineral, sebagaimana yang

tertera dalam bagan organisasi seperti pada gambar 1.2

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Laboratorium Kebumian

Balai Pengujian Energi dan Sumber Daya Mineral

2.4 Kebijakan Mutu

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 10

Page 11: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Manajemen Laboratorium Kebumian Balai Pengujian Energi dan Sumber Daya

Mineral Provinsi Jawa Barat memberikan pelayanan pengujian yang

mengutamakan mutu bagi pelanggan baik dari kalangan pengusaha maupun

perorangan. Para pelanggan laboratorium dapat mengetahui kualitas air dari

bahan atau contoh uji dengan jelas serta arah pemanfaatannya. Laboratorium

Kebumian menjamin bahwa pekerjaan pengujian dilaksanakan dengan kejujuran

teknis, teliti, cepat, akurat, serta efisiensi dalam menggunakan sumber daya.

Laboratorium Kebumian Balai Pengujian Energi dan Sumber Daya Mineral

Provinsi Jawa Barat menjamin perlindungan atas kerahasiaan informasi dan

kepemilikan pelanggan serta tidak terlibat dalam segala operasional yang dapat

mengurangi kepercayaan atau kompetensinya.

Kegiatan pengujian dilaksanakan berdasarkan sistem mutu sesuai dengan SNI-

19-17025-2005, guna memberikan jaminan konsistensi dan kompetensi teknis

pengujian dalam ruang lingkup kegiatannya. Sistem mutu laboratorium

dituangkan dalam pedoman mutu, prosedur, metoda uji, dan instruksi kerja yang

didokumentasikan, dimengerti, dan dilaksanakan oleh semua personil

laboratorium Kebumian Balai Pengujian Energi dan Sumber Daya Mineral secara

profesional.

Dalam rangka menjamin kepastian jumlah dan lokasi sampel, berkaitan dengan

manfaat hasil uji bagi perhitungan pajak, laboratorium memberikan pelayan

lebih, yaitu berupa pengambilan sampel oleh petugas. Untuk keperluan-keperluan

di luar pajak pun, pelayanan pengambilan sampel dapat ditawarkan kepada

pelanggan.

BAB III

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 11

Page 12: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Air

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun

atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air

bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu

pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini

merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk

melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa

jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum

dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara

hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang

mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sul-

fida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang

mengelilingi oksigen adalah nitrogen, fluor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua

elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas

pada temperatur dan tekanan normal.

Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fasa berkeadaan

cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif daripada elemen-elemen

lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan

jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jum-

lah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada

atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air

memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-

molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling

berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya

menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 12

Page 13: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat

kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di

bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskrip-

sikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan se-

buah ion hidroksida (OH-).

3.1.1 Sifat - Sifat Kimia dan Fisika

Informasi mengenai sifat fisika dan kimia air seperti tercantum pada gambar 3.1

Air

Informasi dan sifat-sifat

Nama

sistematisair

Nama alternatifaqua, dihidrogen monoksida,

Hidrogen Hidroksida

Rumus molekul H2O

Massa molar 18.0153 g/mol

Densitas dan

fase

0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C)

0.92 g/cm³ (padatan)

Titik lebur 0 °C (273.15 K) (32 °F)

Titik didih 100 °C (373.15 K) (212 °F)

Kalor jenis 4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)

Gambar 3.1 Molekul air (2)

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 13

Page 14: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

3.1.1.1 Elektrolisis air

Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya

arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air

bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion

hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi

gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion

H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul

air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai

berikut.

      

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung

pada elektroda dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk

menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan se-

bagai bahan bakar kendaraan hidrogen.

3.1.1.2 Kelarutan (solvasi)

Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang

bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut se-

bagai zat-zat hidrofilik (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur

dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat hidrofobik

(takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat terse-

but menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-

dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya

tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan

akan mengendap dalam air.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 14

Page 15: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

3.1.1.3 Kohesi dan adhesi

Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki

sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron

yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+)

dekat atom oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih

elektronegatif dibandingkan atom hydrogen - yang berarti atom oksigen memiliki

lebih kekuatan tarik pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam

molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik

muatan negatif electron - elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom

oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah - daerah di sekitar kedua atom

hidrogen. Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami

kepolarannya.

3.1.1.4 Tegangan permukaan

Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat

kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air

ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan

(non-soluble); air tersebut akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah

permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat halus air dapat mem-

bentuk suatu lapisan tipis ( thin film ) karena gaya tarik molekular antara gelas

dan molekul air merupakan gaya adhesi yang lebih kuat daripada gaya kohesi an-

tar molekul air.

Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran dan

permukaan protein yang bersifat hidrofilik, yaitu permukaan - permukaan yang

memiliki ketertarikan kuat terhadap air. Irvin Langmuir mengamati suatu gaya

tolak yang kuat antar permukaan-permukaan hidrofilik. Untuk melakukan de-

hidrasi suatu permukaan hidrofilik, dalam arti melepaskan lapisan yang terikat

dengan kuat dari hidrasi air perlu dilakukan kerja sungguh - sungguh melawan

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 15

Page 16: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

gaya - gaya ini, yang disebut gaya-gaya hidrasi. Gaya-gaya tersebut amat besar

nilainya akan tetapi meluruh dengan cepat dalam rentang nanometer atau lebih

kecil. Pentingnya gaya-gaya ini dalam biologi telah dipelajari secara ekstensif

oleh V. Adrian Parsegian dari National Institute of Health. Gaya-gaya ini penting

terutama saat sel-sel terdehidrasi saat bersentuhan langsung dengan ruang luar

yang kering atau pendinginan di luar sel (extracellular freezing).

3.2 Siklus Hidrologi

Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke

bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan

transpirasi.  

Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus

hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian

jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju

(sleet), hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke

atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum

mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara

berlanjut dalam tiga cara yang berbeda:

Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman,

kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi

awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air

yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah-air bergerak ke dalam tanah melalui celah-

celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat

bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau

horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali

sistem air permukaan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 16

Page 17: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran

utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka

aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat

biasanya pada daerah urban. Sungai - sungai bergabung satu sama lain dan

membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar

daerah aliran sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,

rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir

membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu

terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten

Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap,

yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

Siklus hidrologi ditunjukkan seperti pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Siklus Hidrologi (3

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 17

Page 18: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

3.2.1 Macam - macam air di dunia

Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun

juga. Tanpa air manusia, hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup. Air di dunia

dapat digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :

3.2.1.1 Air di Udara

Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmofer

bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter, dalam

jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas beberapa gunung serta gurun

sampai empat persen di atas samudera dan laut. Bila seluruh uap air

berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi

akan tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm.

Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk: dalam bentuk uap yang tak kasat

mata, dalam bentuk butir cairan dan hablur es. Kedua bentuk yang terakhir

merupakan curahan yang kelihatan, yakni hujan, hujan es, dan salju.

Atmosfer membungkus bumi dengan lapisan-lapisan yang jelas batas-batasnya.

Lapisan yang pertama dan yang paling bawah adalah troposfer. Tebal troposfer

berkisar dari delapan kilometer di kutub sampai 16 km di khatulistiwa. Udara

troposfer merupakan ketel pemasak cuaca bumi. Di dalam troposfer udara

lembab yang dipanasi oleh tanah di bawahnya menggelembung ke atas di

khatulistiwa, dan menciptakan aliran besar udara ke atas di daerah tropik. Jauh di

sebelah utara, massa udara dingin dan kering turun ke bumi. Angin horisontal

menderu melintasi padang salju dengan kecepatan tinggi. Suhu permukaan yang

berkisar dari 38 derajat celcius di atas samudera dan gurun pasir sampai minus 73

derajat celcius di kutub menciptakan adukan dalam atmosfer dan menentukan

cuaca beserta polanya di seluruh dunia. Di dalam troposfer suhu turun dengan

bertambahnya ketinggian dari muka bumi atau dengan bertambahnya jarak dari

sumber panas atmosfer, yakni bumi yang dipanasi matahari.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 18

Page 19: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Rata - rata suhu turun sebanyak dua derajat setiap kenaikan 305 meter. Selain

matahari, geometri bumi dan atmosfer, masih ada faktor terakhir yang

mempengaruhi cuaca. Faktor ini adalah bentuk-bentuk geofisik permukaan bumi,

seperti misalnya pegunungan, samudera, benua, lembah atau danau. Bagaimana

cuaca di suatu daerah pada hari ini atau pada bulan yang akan datang itu sangat

bergantung kepada bentuk permukaan daerah tersebut.

Daratan, misalnya lebih cepat mengumpulkan panas dan juga lebih cepat

kehilangan panas dibandingkan dengan perairan. Karena air menahan panas lebih

lama daripada tanah, orang yang berdiam dekat pantai atau dekat danau besar di

pedalaman mengalami musim panas yang lebih sejuk dan musim dingin yang

relatif lebih ringan bila dibandingkan dengan mereka yang bertempat tinggal jauh

dari danau atau lautan. Akibat lainnya ialah angin laut sejuk yang bertiup dari

perairan pada siang hari, dan angin darat yang bertiup dari daratan pada malam

hari. Hal itu merupakan ciri utama pola cuaca pesisir, khususnya di daerah tropis.

3.2.1.2 Air Permukaan

Setiap tetes air hujan yang jatuh ke tanah merupakan pukulan-pukulan kecil ke

tanah. Pukulan air ini memecahkan tanah yang lunak sampai batu yang keras.

Partikel pecahan ini kemudian mengalir menjadi lumpur, dan lumpur ini

menutupi pori-pori tanah sehingga menghalangi air hujan yang akan meresap ke

dalam tanah. Dengan demikian maka semakin banyak air yang mengalir di

permukaan tanah.

Aliran permukaan ini kemudian membawa serta batu-batu dan bongkahan

lainnya, yang akan semakin memperkuat gerusan pada tanah. Goresan akibat

gerusan air dan partikel lainnya ke tanah akan semakin membesar. Goresan ini

kemudian menjadi alur-alur kecil, kemudian membentuk parit kecil, dan akhirnya

berkumpul menjadi anak sungai. Anak-anak sungai ini kemudian berkumpul

menjadi satu membentuk sungai. Pada tempat-tempat yang letaknya lebih rendah,

air berkumpul dan tergenang membentuk danau.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 19

Page 20: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

3.2.1.3 Air Sungai

Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian menguap kembali menjadi air di udara,

sebagian masuk ke dalam tanah, sebagian lagi mengalir di permukaan. Aliran air

di permukaan ini kemudian akan berkumpul mengalir ke tempat yang lebih

rendah dan membentuk sungai yang kemudian menalir ke laut.

Pada tahun  1880-an seorang ahli geologi berkebangsaan Amerika, William Davis

Morris, berpendapat bahwa sungai dan lembahnya ibarat organisme hidup.

Sungai berubah dari waktu ke waktu, mengalami masa muda, dewasa, dan masa

tua. Menurut Davis, siklus kehidupan sungai dimulai ketika tanah baru muncul di

atas permukaan laut. Hujan kemudian mengikisnya dan membuat parit, kemudian

parit-parit itu bertemu sesamanya dan membentuk sungai. Danau menampung air

pada daerah yang cekung, tapi kemudian hilang sebagai sebagai sungai dangkal.

Kemudian memperdalam salurannya dan mengiris ke dasarnya membentuk sisi

yang curam, lembah bentuk V. Anak-anak sungai kemudian tumbuh dari sungai

utamanya seperti cabang tumbuh dari pohon. Semakin banyak sungai, lembahnya

semakin dalam dan anak-anak sungainya semakin panjang.

3.2.1.4 Air Bawah Tanah (ground water)

Lebih dari sembilan puluh delapan persen dari semua air di daratan tersembunyi

di bawah permukaan tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Dua

persen sisanya terlihat sebagai air di sungai, danau dan reservoir. Setengah dari

dua persen ini disimpan di reservoir buatan. Sembilan puluh delapan  persen dari

air di bawah permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air yang ter-

dapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah. Dua persen sisanya

adalah kelembaban tanah.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 20

Page 21: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Sirkulasi air tanah ditunjukkan seperti pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Air Tanah (4)

3.3 Penggolongan Air

Menurut PPRI (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia) No.82 Tahun 2001

Pasal 8, Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air menurut kegunannya dibagi 4 kelas,

yaitu :

1. Kelas satu, air yang diperuntukannya dapat digunakan untuk air bakti, air

minum, dan atau untuk peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegunaan tersebut

2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk sarana/prasarana

rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi

pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut

3. Kelas tiga, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan

ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau perun-

tukkan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 21

Page 22: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, per-

tanaman dan atau peruntukkan yang mempersyaratkan mutu air yang sama

dengan kegunaan tersebut

3.4 Pengambilan sampel

Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya

dalam arti masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan sam-

pelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan

nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel.

Dalam memilih titik pengambilan sampel, maka setiap tempat harus diberlakukan

secara individu. Kriteria umum dalam menentukan titik sampling adalah :

1. Titik-titik pengambilan sampel secara umum harus dipilih sedemikian rupa

sehingga mewakili secara keseluruhan dan bagian pokok dari sistem. Titik –

titik sampel harus secara seragam menyebar keseluruh sistem.

2. Titik-titik tersebut harus meliputi bagian yang mewakili suatu kondisi dari

sistem mulai dari yang paling baik hingga tempat yang kemungkinan mem-

peroleh kontaminasi (misalnya : belokan, daerah bertekanan rendah, ujung

dari sistem dan lain-lain).

3. Titik pengambilan harus terletak didalam kedua tipe sistem distribusi

(tertutup dan terbuka) sebanding dengan jumlah-jumlah sambungan atau

cabang.

Ada beberapa pemilihan titik pengambilan sampel sesuai dengan keadaan dan

situasi tempat pengambilan sampel diantaranya :

1. Titik pengambilan contoh air sungai

Titik pengambilan contoh air sungai ditentukan berdasarkan debit air

sungai yang diatur dengan ketentuan sebagai berikut :

a. sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, contoh diambil pada satu titik

ditengah sungai pada kedalaman 0,5 kali kedalaman dari permukaan atau di-

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 22

Page 23: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

ambil dengan alat integrated sampler sehingga diperoleh contoh air dari per-

mukaan sampai ke dasar secara merata.

b. sungai dengan debit antara 5 m3/detik - 150 m3/detik, contoh diambil pada

dua titik masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada ke dalaman

0,5 kali kedalaman dari permukaan atau diambil dengan alat integrated sam-

pler sehingga diperoleh contoh air dari permukaan sampai ke dasar secara

merata kemudian dicampurkan.

c. sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik, contoh diambil minimum pada

enam titik masing-masing pada jarak 1/4, 1/2, dan 3/4 lebar sungai pada

kedalaman 0,2 dan 0,8 kali kedalaman dari permukaan atau diambil dengan

alat integrated sampler sehingga diperoleh contoh air dari permukaan sampai

ke dasar secara merata lalu dicampurkan.

2. Titik pengambilan contoh air danau atau waduk.

Titik pengambilan contoh disesuaikan dengan kedalaman danau/ waduk

sebagai berikut :

a. Danau atau waduk yang kedalamannya kurang dari 10 m, contoh diambil

di 2 (dua) titik yaitu permukaan dan bagian dasar, kemudian

dicampurkan (komposit ke dalam).

b. Danau atau waduk yang kedalamannya 10 m – 30 m, contoh diambil di 3

(tiga) titik yaitu permukaan, lapisan termoklin dan bagian dasar

kemudian dicampurkan (komposit ke dalam).

c. Danau atau waduk yang kedalamannya 31 m – 100 m, contoh diambil di

4 (empat) titik yaitu permukaan, lapisan termoklin, di atas lapisan

hipolimnion, dan bagian dasar kemudian dicampurkan (komposit

kedalam).

d. Danau atau waduk yang kedalamannya lebih dari 100 m, titik

pengambilan contoh ditambah sesuai keperluan kemudian dicampurkan

(komposit ke dalam).

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 23

Page 24: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

3.5 Pengawetan sampel

Tabel 3.1 Cara pengawetan sampel untuk beberapa analisa air. (5)

Penetapan Pengawet Batas Penyimpanan

Kesadahan Tambahkan HNO3sampai pH < 2 6 bulan

KOK/COD Tambahkan H2SO4 sampai pH < 2 28 hari

Klorida Tanpa pengawetan 28 hari

Warna Pendinginan 48 jam

Sulfida Tambahkan tetes ZnSO4 2 N / 100 mL

atau dinginkan

28 hari

Logam Penyaringan segera, lalu tambahkan

HNO3 sampai pH < 2

6 bulan

Flourida Tanpa diawetkan 28 hari

Amonia-N Tambahkan H2SO4 sampai pH < 2 28 hari

Nitrat-N Tambahkan H2SO4 sampai pH < 2 48 jam

Nitrit-N Dinginkan 48 jam

Organik-N Tambahkan H2SO4 sampai pH < 2,

dinginkan

28 hari

Fosfat Untuk fosfat terlarut, disaring dan

segera dinginkan

48 jam

Kekeruhan Simpan di tempat gelap 48 jam

Asiditas/

alkalinitas

Didinginkan 1 / 14 hari

Suhu Dianalisis segera

Zat

tersuspensi

Didinginkan 7 atu 14 hari

pH Dianalisis segera 2 jam

DHL Didinginkan 0

DO Cara elektroda khusus(analisis segera) 0,5 / 1 jam

BOD Didinginkan 6 jam / 14 hari

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 24

Page 25: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

3.6 Analisa Air

Air yang akan digunakan maupun yang telah digunakan harus mempunyai per-

syaratan – persyaratan tertentu. Untuk mengetahui kriteria air, maka air tersebut

perlu dianalisis terlebih dahulu. Untuk menganalisis air, maka dilakukan dua je-

nis pengujian diantaranya :

Analisis secara fisika Analisis secara kimia

3.6.1 Analisis Secara Fisika

Beberapa macam parameter untuk analisa air secara fisika diantaranya, yaitu :

3.6.1.1 Suhu

Suhu adalah ukuran energi gerakan molekul. Suhu merupakan salah satu faktor

yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organ-

isme. Proses metabolisme hanya berfungsi di dalam kisaran suhu yang relatif

sempit, biasanya antara 0 - 40oC. tetapi ada juga organisme yang mampu mento-

lerir suhu sedikit di atas dan sedikit di bawah batas-batas tersebut, misalnya

ganggang hijau-biru yang hidup pada suhu 85oC di sumber air panas. Proses

metabolisme meningkat dua kali untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC. Ke-

banyakan organisme laut telah mengalami adaptasi untuk hidup dan berkembang

biak dalam kisaran suhu yang lebih sempit daripada kisaran total 0-40oC .

3.6.1.2 Salinitas

Salinitas adalah banyaknya zat terlarut. Zat padat terlarut meliputi garam - garam

anorganik, senyawa-senyawa organik yang berasal dari organisme hidup, dan

gas-gas terlarut. Ciri paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang

ialah rasanya yang asin. Ini disebabkan karena didalam air laut terlarut garam -

garam yang paling utama adalah natrum klorida ( NaCl ) yang sering disebut

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 25

Page 26: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

garam dapur. Selain NaCl, di dalam air laut terdapat pula MgCl2, kalium, kalsium

dan sebagainya. Salinitas adalah jumlah berat semua garam (dalam gram) yang

terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan dengan satuan 0/00 (permil,

gram per liter) Di perairan pantai karena terjadi pengenceran misalnya karena

pengaruh aliran sungai salinitas bisa turun rendah. Sebaliknya di daerah dengan

penguapan yang sangat kuat, salinitas bisa meningkat tinggi. Air payau adalah is-

tilah umum yang digunakan untuk menyatakan air yang salinitasnya antara air

tawar dan air laut. Perairan estuari atau daerah sekitar kuala dapat mempengaruhi

struktur salinitas yang kompleks, karena selain merupakan pertemuan antara air

tawar yang relatif ringan dan air laut yang lebih berat juga pengadukan air sangat

menentukan.

3.6.1.3 Derajat keasaman (pH)

Nilai pH air yang normal adalah netral, yaitu antara pH 6 sampai pH 8. Air yang

pH-nya kurang dari 7 bersifat asam, sedangkan yang pH-nya lebih dari 7 bersifat

basa. Tanah yang bersifat asam akan mengakibatkan pelarutan dan ketersediaan

logam berat yang berlebihan dalam tanah. Perubahan pH yang sangat asam

maupun basa akan mengganggu kelangsungan hidup organisme akuatik karena

menyebabkan terganggunya metabolisme dan respirasi.

3.6.1.4 Konduktivitas

Konduktivitas adalah ukuran seberapa baik air dapat melewati arus listrik. Ini

adalah ukuran langsung kehadiran padatan terlarut anorganik seperti klorida,

nitrat, sulfat, fosfat, natrium, magnesium, kalsium, besi dan aluminium.

Kehadiran zat ini meningkatkan konduktivitas suatu badan air. Bahan organik

seperti minyak, alkohol, dan gula tidak menghantarkan listrik dengan baik, dan

dengan demikian memiliki konduktivitas yang rendah dalam air.

Padatan terlarut anorganik bahan penting untuk kehidupan akuatik. Mereka men-

gatur aliran air masuk dan keluar dari organisme 'sel dan membangun blok dari

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 26

Page 27: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

molekul yang dibutuhkan untuk hidup. Konsentrasi tinggi padatan terlarut Na-

mun, keseimbangan air dapat menyebabkan masalah bagi organisme perairan dan

menurunkan kadar oksigen terlarut.

3.6.1.5 Total Padatan Tersuspensi atau Total Suspended Solid (TSS)

TSS ( Total Suspended Solid ) atau total padatan tersuspensi adalah padatan yang

tersuspensi di dalam air berupa bahan - bahan organik dan anorganic yang da-

pat disaring dengan kertas Millipore berporipori 0,45 μm. Materi yang tersus-

pensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi pene-

trasi matahari ke dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan

gangguan pertumbuhan bagi organisme produser.

3.6.1.6 Total Padatan Terlarut atau Total Dissolved Solids (TDS)

Total padatan terlarut (TDS) dalam air terdiri dari garam anorganik dan mem-

bubarkan bahan. Pada perairan alami, garam adalah senyawa kimia yang terdiri

dari anion seperti karbonat, klorida, sulfat, dan nitrat (terutama di tanah air), dan

kation seperti kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan natrium (Na).

Dalam kondisi ambient, senyawa ini hadir dalam proporsi yang menciptakan so-

lusi yang seimbang. Jika ada masukan tambahan padatan terlarut ke dalam sis-

tem, keseimbangan berubah dan efek merugikan dapat dilihat. Input mencakup

alam dan sumber antropogenik.

3.6.1.7 Warna

Warna didalam air terbagi menjadi dua ( yaitu : Warna semu (Apparent color),

adalah warna yang disebabkan oleh partikel partikel penyebab kekeruhan (tanah,

pasir dll.), partikel atau dispersi halus besi dan mangan, partikel-partikel

mikroorganisme (ganggang /lumut), warna yang berasal dari pemakaian zat

warna oleh industri (tekstil, pabrik kertas, dll.), seperti bahan pencelup, cat, pe-

warna makanan dll. Warna sejati (true color) adalah warna yang yang berasal dari

penguraian zat organik alami yaitu zat humus (asam humat dan asam fulfat),

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 27

Page 28: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

lignin, tanin, dan asam organik lainnya.  Penghilangan warna secara teknik dapat

dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah : Koagulasi – Floku-

lasi – Sedimentasi, Filtrasi, Oksidasi – Reduksi, Bioremoval, Terapan elektro,

Teknologi Adsorpsi – Absorpsi dsb. Dengan metode elektrokoagulan asam humat

dapat dihilangkan 78 – 98%. Dengan metode pertukaran ion menggunakan resin

MIEXR  dapat menghilangkan warna sejati air (asam humat dan fulfat) dari 109

PtCo menjadi 1 PtCo. Cara pengolahan air secara konvensional / pengolahan

lengkap (koagulasi-flokulasi, sedimentasi, filtrasi, netralisasi dan desinfeksi) da-

pat digunakan untuk menghilangkan warna terutama pembentuk warna semu sek-

itar 80% walaupun kadang dengan dosis yang berlebih, effisiensi penghilangan

warna akan lebih optimal jika dilakukan modifikasi dan tambahan proses seperti

aplikasi karbon aktif, senyawa redoks, koagulan-flokulan aid, dsb.

Pemeriksaan warna ditentukan dengan membandingkan secara visuil warna dari

sampel dengan larutan standard warna yang diketahui konsentrasinya. Ke-

banyakan metode yang dipakai pada pemeriksaan warna air di instalasi pengola-

han air menggunakan metade standar warna Platina – Kobalt dengan satuan mg/L

PtCo baik dilakukan dengan instrumen Colorimetri maupun yang lebih sensitif

yaitu spektrofotometri.

3.6.2 Analisis Secara Kimia

3.6.2.1 Oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO)

Oksigen merupakan parameter yang sangat penting dalam air. Sebagian besar

makhluk hidup dalam air membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidup-

nya, baik tanaman maupun hewan air, bergantung kepada oksigen yang terlarut.

Ikan merupakan makhluk air dengan kebutuhan oksigen tertinggi, kemudian in-

vertebrata, dan yang terkecil kebutuhan oksigennya adalah bakteri. Keseimban-

gan oksigen terlarut (OT) dalam air secara alamiah terjadi secara bekesinambun-

gan. Mikoorganisme sebagai makhluk terkecil dalam air, untuk

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 28

Page 29: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

pertumbuhannya membutuhkan sumber energi yaitu unsur karbon (C) yang da-

pat diperoleh dari bahan organik yang berasal dari tanaman, ganggang yang mati,

maupun oksigen dari udara.

Bahan organik tersebut oleh mikroorganisme akan duraikan menadi karbon diok-

sida (CO2) dan air (H2O). CO2 selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman dalam air

untuk proses fotosintesis membentuk oksigen, dan seterusnya. Oksigen yang di-

manfaatkan untuk proses penguraian bahan organik tersebut akan diganti oleh ok-

sigen yang masuk dari udara maupun dari sumber lainnya secepat habisnya oksi-

gen terlarut yang digunakan oleh bakteri atau dengan kata lain oksigen yang di-

ambil oleh biota air selalu setimbang dengan oksigen yang masuk dari udara

maupun dari hasil fotosintesa tanaman air.

Apabila pada suatu saat bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai akibat

masuknya limbah aktivitas manusia (seperti limbah organik dari industri), yang

berarti suplai karbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan

mikroorganisme akan berlipat ganda, yang berati juga meningkatnya kebutuhan

oksigen, sementara suplai oksigen dari udara jumlahnya tetap. Pada kondisi

seperti ini, kesetimbangan antara oksigen yang masuk ke air dengan yang diman-

faatkan oleh biota air tidak setimbang, akibatnya terjadi defisit oksigen terlarut

dalam air. Bila penurunan oksigen terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota air

yang membutuhkan oksigen (aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuh-

nya mikroba yang tidak membutuhkan oksigen atau mikroba anerobik. Sama hal-

nya dengan mikroba aerobik, mikroba anaerobik juga akan memanfatkan karbon

dari bahan organik. Dari respirasi anaerobik ini terbentuk gas metana (CH4) dis-

amping terbentuk gas asam sulfida (H2S) yang berbau busuk. Masuknya zat ter-

larut lain dalam air mengganggu kelarutan oksigen dalam air.

3.6.2.2 Zat Organik

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 29

Page 30: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Zat organik adalah zat yang pada umumnya merupakan bagian dari binatang atau

tumbuh tumbuhan dengan komponen utamanya adalah karbon, protein, dan

lemak lipid. Zat organik ini mudah sekali mengalami pembusukan oleh bakteri

dengan menggunakan oksigen terlarut.

Limbah organik adalah sisa atau buangan dari berbagai aktifitas manusia seperti

rumah tangga, industri, pemukiman, peternakan, pertanian dan perikanan yang

berupa bahan organik yang biasanya tersusun oleh karbon, hidrogen, oksigen,

nitrogen, fosfor, sulfur dan mineral lainnya. Limbah organik yang masuk ke

dalam perairan dalam bentuk padatan yang terendap, koloid, tersuspensi dan

terlarut. Pada umumnya, yang dalam bentuk padatan akan langsung mengendap

menuju dasar perairan sedangkan bentuk lainnya berada di badan air, baik di

bagian yang aerob maupun anaerob. Dimanapun limbah organik berada, jika

tidak dimanfaatkan oleh fauna perairan lain, seperti ikan, kepiting, bentos dan

lainnya maka akan segera dimanfaatkan oleh mikroba baik mikroba aerobik

(mikroba yang hidupnya memerlukan oksigen) mikroba anaerobik (mikroba yang

hidupnya tidak memerlukan oksigen) dan mikroba fakultatif (mikroba yang dapat

hidup pada perairan aerobik dan anaerobik).

3.6.2.3 Kesadahan

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya

ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah

atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air

lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan mag-

nesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-

garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesada-

han air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa

yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 30

Page 31: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

menghasilkan sedikit sekali busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui

titrasi. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (b/v)

dari CaCO3.

Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan be-

berapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang

menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan

sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang di-

gunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan

kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan

resin penukar ion. Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis

anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air

sadah tetap.

Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-),

atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat

(Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengan-

dung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena ke-

sadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbe-

bas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa

tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah :

Ca(HCO3)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)

Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat,

misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO4

2-. Berarti senyawa yang terlarut

boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium

sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan

magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut

disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya den-

gan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 31

Page 32: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-

zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu

Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk

mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+.

CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) → CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)

Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) →MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)

Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah ter-

bebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas

dari kesadahan.

Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus terbebas

dari kesadahan. Proses penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada

industri-industri adalah melalui penyaringan dengan menggunakan resin pengikat

kation dan anion. Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu

fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis, air

sadah dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan an-

ion, sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. Dengan

demikian, air tersebut akan terbebas dari kesadahan.

3.6.2.4 Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen Demand (COD)

Kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk men-

goksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 liter contoh air. Uji KOK merupakan

ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat diok-

sidasikan melalui proses mikrobiologi. Ion-ion klorida dioksidasi oleh kalium

dikhromat dalam suasana asam.

Pada pengambilan contoh, contoh diawetkan dengan cara pendinginan pada suhu

40C jika analisis dilakukan kurang dari 24 jam setelah pengambilan contoh dan

pH kurang dari 2 dengan penambahan Asam Sulfat pekat.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 32

Page 33: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Zat organik yang terdapat dalam air dioksidasi oleh K2Cr2O7 berlebih dalam

suasana asam dan pada suhu 1480C selama 2 jam. Sisa K2Cr2O7 yang tidak

bereaksi dititrasi oleh larutan standar Fero Amonium Sulfat dengan indikator Fer-

oin hingga terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi merah

kecoklatan.

3.6.2.5 Nitrat

Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2

-) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan

bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sam-

pah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi amonia, kemu-

dian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mu-

dah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah senyawa yang paling sering

ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di permukaan.

Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sam-

pah organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam

air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan

mudah bermigrasi dengan air bawah tanah. Pada daerah dimana pupuk nitrogen

secara luas digunakan, sumur-sumur perumahan yang ada disana hampir pasti

tercemar oleh nitrat. Diperkirakan 14 juta rumah tangga di Amerika Serikat

menggunakan sumur pribadi untuk memenuhi kebutuhan air minumnya. (Sum-

ber: Badan Sensus Amerika Serikat 1993).

Pada daerah pertanian, pupuk nitrogen merupakan sumber utama pencemaran ter-

hadap air bawah tanah yang digunakan sebagai air minum. Sebuah penelitian

oleh United States Geological Survey menunjukkan bahwa > 8200 sumur di selu-

ruh AS terkontaminasi oleh nitrat melebihi standar air minum yang telah dite-

tapkan oleh Envrironmental Protection Agency (EPA), yaitu 10 ppm. Sumber ni-

trat lainnya pada air sumur adalah pencemaran dari sampah organik hewan dan

rembesan dari septic tank. Bahan makanan yang tercemar oleh nitrit ataupun ba-

han makanan yang diawetkan menggunakan nitrat dan nitrit dapat

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 33

Page 34: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

menyebabkan methemoglobinemia simptomatik pada anak-anak. Walaupun

sayuran jarang menjadi sumber keracunan akut, mereka memberi kontribusi

>70% nitrat dalam diet manusia tertentu. Kembang kol, bayam, brokoli, dan

umbi-umbian memiliki kandungan nitrat alami lebih banyak dari sayuran lainnya.

Sisanya berasal dari air minum (+ 21%) dan dari daging atau produk olahan dag-

ing (6%) yang sering memakai natrium nitrat (NaNO3) sebagai pengawet

maupun pewarna makanan. Methemoglobinemia simptomatik telah terjadi pada

anak-anak yang memakan sosis yang menggunakan nitrit dan nitrat secara

berlebihan. Penyalahgunaan nitrit yang mudah menguap dapat menyebabkan

methemoglobinemia berat dan kematian. Terpapar nitrit tak sengaja dalam labo-

ratorium kimia dan penghirupan pada usaha bunuh diri pernah terjadi. Penyalah-

gunaan nitrit volatile atau mudah menguap (amil, butil, dan isobutil nitrit) seba-

gai perangsang sering terjadi. Terpapar nitrat atau nitrit juga dapat berasal dari

obat-obatan tertentu. Bayi dan anak-anak rentan terpapar oleh nitrat melalui

perak nitrat topikal yang digunakan pada terapi luka bakar. Obat-obatan lainnya

yang diduga menyebabkan keracunan nitrat atau nitrit adalah derivate quinone

(antimalaria), nitrogliserin, bismuth subnitrit (antidiare), ammonium nitrat (di-

uretik), amil dan natrium nitrit (antidotum keracunan sianida dan hidrogen sul-

fida), dan isosorbid dinitrat/tetranitrat (vasodilator untuk terapi penyakit arteri

koroner).

Tingginya kadar nitrat pada air minum terutama yang berasal dari sungai atau

sumur di dekat pertanian juga sering menjadi sumber keracunan nitrat terbesar.

Hal ini sangat berbahaya bila kandungan nitrat ini dikonsumsi oleh anak bayi dan

dapat menimbulkan keracunan akut. Bayi yang baru berumur beberapa bulan

belum mempunyai keseimbangan yang baik antara usus dan bakteri usus. Sebagai

akibatnya, nitrat yang masuk dalam saluran pencernaan akan langsung diubah

menjadi nitrit yang kemudian berikatan dengan hemoglobin membentuk methe-

moglobin. Ketidakmampuan tubuh bayi untuk mentoleransi adanya methe-

moglobin yang terbentuk dalam tubuh mereka akan mengakibatkan

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 34

Page 35: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

timbulnya sianosis pada bayi. Pada bayi yang telah berumur enam bulan atau

lebih, bakteri pengubah nitrat di dalam tetap ada walau dalam jumlah sedikit.

Pada anak-anak dan orang dewasa, nitrat diabsorbsi dan di sekresikan sehingga

resiko untuk keracunan nitrat jauh lebih kecil. Menurut siklusnya, bakteri akan

mengubah nitrogen menjadi nitrat yang kemudian digunakan oleh tumbuh-tum-

buhan. Hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan kemudian menggunakan nitrat

untuk menghasilkan protein di dalam tubuh. Setelah itu, nitrat akan dikeluarkan

kembali ke lingkungan dari kotoran hewan tersebut. Mikroba pengurai kemudian

mengubah nitrat yang terdapat dalam bentuk amoniak menjadi nitrit. Selain itu,

nitrat juga diubah menjadi nitrit pada traktus digestivus manusia dan hewan.

Setelah itu bakteri dilingkungan akan mengubah nitrit menjadi nitrogen kembali.

Tetapi apabila jumlah nitrit ataupun nitrat yang berada di suatu lingkungan

melebihi kadar normal maka siklus ini tidak akan dapat berjalan sebagaimana

metinya. Aktifitas pertanian yang dilakukan manusia telah banyak meningkatkan

kadar nitrat dilingkungan karena penggunaan pupuk yang berlebihan.

Nitrat dan nitrit sangat mudah bercampur dengan air dan terdapat bebas didalam

lingkungan. Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari ammonia melalui

proses oksidasi katalitik. Nitrit juga merupakan hasil metabolisme dari siklus ni-

trogen. Bentuk pertengahan dari nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit

adalah komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan atom oksigen, ni-

trat mengikat tiga atom oksigen sedangkan nitrit mengikat dua atom oksigen. Di

alam, nitrat sudah diubah menjadi bentuk nitrit atau bentuk lainnya.Struktur

kimia dari nitrat Berat molekul: 62.05 Struktur kimia dari nitrit O = N - O - Berat

molekul: 46.006.Pada kondisi yang normal, baik nitrit maupun nitrat adalah kom-

ponen yang stabil, tetapi dalam suhu yang tinggi akan tidak stabil dan dapat

meledak pada suhu yang sangat tinggi dan tekanan yang sangat besar. Biasanya,

adanya ion klorida, bahan metal tertentu dan bahan organik akan mengakibatkan

nitrat dan nitrit menjadi tidak stabil. Jika terjadi kebakaran, maka tempat

penyimpanan nitrit maupun nitrat sangat berbahaya untuk didekati karena dapat

terbentuk gas beracun dan bila terbakar dapat menimbulkan ledakan. Bentuk

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 35

Page 36: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

garam dari nitrat dan nitrit tidak berwarna dan tidak berbau serta tidak berasa,

serta bersifat higroskopis.

3.6.2.6 Nitrit

Nitrit (NO2) merupakan gas beracun bagi ikan. Nitrit merupakan hasil

perombakan protein yang merupakan ikutan dari amonia. Pada air kotor karena

terlalu banyak ikan biasanya mempunyai kadar nitrit yang tinggi.Kandungan

amonia dan nitrit dapat dikurangi ataupun dihilangkan denga cara penggantian

air, pemberian aerasi, penguapan, maupun reaksi kimia dengan oksigen. Reaksi

amonia dan nitrit dengan oksigen umumnya terjadi karena dibantu oleh bakteri

Nitrosomonas sp. Sehingga menjadi bentuk nitrat (NO3) yang tidak beracun.

Bakteri Nitrosomonas sp. Akan berkembang sendiri dan berkumpul dan

berkoloni pada dinding bak atau akuarium apabila telah lama digunakan.Natrium

nitrit merupakan zat tambahan pangan yang digunakan sebagai pengawet pada

pengolahan daging. Natrium nitrit sangat penting dalam mencegah pembusukan

terutama untuk keperluan penyimpanan, transportasi dan ditribusi produk-produk

daging. Natrium nitrit juga berfungsi sebagai bahan pembentuk faktor-faktor

sensori yaitu warna, aroma, dan cita rasa. Oleh karena itu dalam industri

makanan kaleng penggunaan zat pengawet ini sangat penting karena dapat

menyebabkan warna daging olahannya menjadi merah atau pink dan nampak

segar sehingga produk olahan daging tersebut disukai oleh konsumen.

Menurut peraturan menteri kesehatan RI nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang

bahan tambahan makanan menyatakan bahwa kadar nitrit yang diijinkan pada

produk akhir daging proses adalah 200 ppm. Sedangkan USDA (United States

Departement Of Agriculture) membatasi penggunaan maksimum nitrit sebagai

garam sodium atau potasium yaitu 239,7 g/100 L larutan garam, 62,8 g/100 kg

daging untuk daging curing kering atau 15,7 g/100 kg daging cacahan untuk so-

sis. Bagi anak-anak dan orang dewasa pemakaian makanan yang mengandung

nitrit ternyata membawa pengaruh yang kurang baik. Nitrit bersifat racun bila

dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Nitrit dalam tubuh dapat mengurangi

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 36

Page 37: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

masuknya oksigen ke dalam sel-sel atau otak.Menurut beberapa ahli kimia nitrit

yang masuk ke dalam tubuh melalui bahan pengawet makanan akan bereaksi

dengan amino dalam reaksi yang sangat lambat membentuk berbagai jenis ni-

trosamin yang kebanyakan bersifat karsinogenik kuat.

3.6.2.7 Fosfat Sebagai Fosfor

Fosfor merupakan salah satu elemen kunci yang diperlukan untuk pertumbuhan

tanaman dan hewan. Fosfat ada dalam tiga bentuk: orthophosphate, metaphos-

phate (polyphosphate) dan terikat secara organik fosfat. Setiap senyawa mengan-

dung fosfor dalam rumus kimia yang berbeda. Bentuk yang dihasilkan oleh

proses-proses alam dan ditemukan dalam kotoran. Poli bentuk digunakan untuk

merawat ketel uap air dan detergen. Dalam air, mereka mengubah ke dalam ben-

tuk orto. Fosfat organik penting di alam. Mungkin terjadinya hasil dari pemeca-

han pestisida organik yang mengandung fosfat. Mereka mungkin ada dalam laru-

tan, sebagai partikel, potongan-potongan longgar atau dalam tubuh organisme

perairan.

Curah hujan dapat menyebabkan jumlah bervariasi fosfat untuk mencuci dari

tanah pertanian ke saluran air terdekat. Fosfat akan merangsang pertumbuhan

plankton dan tanaman air yang menyediakan makanan bagi ikan. Ini dapat

menyebabkan peningkatan populasi ikan dan meningkatkan kualitas air secara

keseluruhan. Namun, jika kelebihan fosfat memasuki perairan, alga dan tanaman

air akan tumbuh liar, tercekik atas Selat Malaka dan memakai oksigen dalam

jumlah besar. Kondisi ini dikenal sebagai eutrofikasi atau over-fertilisasi mener-

ima perairan. Pertumbuhan cepat ini vegetasi akuatik dan akhirnya mati karena

meluruh itu akan menggunakan oksigen. Proses ini pada gilirannya menyebabkan

kematian kehidupan akuatik karena rendahnya kadar oksigen terlarut. Fosfat

tidak beracun orang atau binatang kecuali mereka yang hadir di

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 37

Page 38: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

tingkat yang sangat tinggi. Digestif persoalan bisa terjadi dari tingkat yang sangat

tinggi fosfat. Kriteria berikut untuk total fosfor yang direkomendasikan oleh US

EPA (1986):

1. Tidak lebih dari 0,1 mg / L untuk aliran yang tidak kosong ke waduk.

2. Tidak lebih dari 0,05 mg / L untuk pemakaian aliran ke waduk.

3. Tidak lebih dari 0,025 mg / L untuk waduk.

3.6.2.8 Sulfat

Sulfat adalah untuk kedua bikarbonat sebagai anion utama dalam penampungan

air keras. Sulfat (SO42-) dapat terjadi secara alami atau hasil dari industri kota

atau kotoran-kotoran. Ketika alami, mereka sering hasil dari pemecahan daun

yang jatuh ke sungai, air melewati batuan atau tanah yang mengandung gipsum

dan mineral umum lainnya, atau dari endapan atmosfer. Point sumber termasuk

pengolahan limbah dan kotoran industri seperti penyamakan kulit, pabrik pulp,

dan pabrik-pabrik tekstil. Limpasan dari lahan pertanian dibuahi juga berkon-

tribusi sulfat ke badan air.

Belerang adalah tanaman penting gizi. Organisme perairan menggunakan bel-

erang dan mengurangi konsentrasi memiliki efek merugikan pada pertumbuhan

ganggang. Bentuk yang paling umum sulfur dalam air beroksigen baik adalah

sulfat. Ketika sulfat kurang dari 0,5 mg / L, pertumbuhan ganggang tidak akan

terjadi. Di sisi lain, garam sulfat dapat kontaminan utama dalam perairan alami.

Sebuah siklus belerang atmosfer ada yang meliputi sulfur dioksida (SO2), ion sul-

fat (SO22-) dan sulfida (S2-). Sulfida, terutama hidrogen sulfida (H2S), sangat larut

dalam air dan bersifat racun terhadap manusia dan ikan. Mereka diproduksi

dalam kondisi di mana terdapat kekurangan oksigen (anaerob). Karena busuk

"busuk telur" bau mereka dihindari oleh ikan dan manusia. Sulfida terbentuk

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 38

Page 39: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

sebagai hasil dari asam tambang batubara atau limpasan dari ekstraksi mineral

lainnya dan dari sumber-sumber industri dapat dioksidasi untuk membentuk sul-

fat, yang kurang beracun.

Sulfat tidak dianggap beracun untuk tanaman atau hewan dalam konsentrasi yang

normal. Pada manusia, konsentrasi 500-750 mg / L menyebabkan efek pencahar

sementara. Namun, dosis dari beberapa ribu mg / L tidak menyebabkan sakit

jangka panjang efek. Pada konsentrasi yang sangat tinggi sulfat beracun untuk

ternak. Masalah yang disebabkan oleh sulfat yang paling sering dikaitkan dengan

kemampuan mereka untuk membentuk asam kuat yang mengubah pH. Ion sulfat

juga terlibat dalam reaksi kompleks dan curah hujan yang mempengaruhi kelaru-

tan logam dan bahan lain. Sulfat dalam air yang akan digunakan untuk proses in-

dustri tertentu seperti produksi gula dan konkret manufaktur harus dikurangi di

bawah 20 mg / L.

3.6.2.9 Klorida

Garam klorida yang dihasilkan dari kombinasi gas klorin dengan logam. Beber-

apa umum mencakup natrium klorida klorida (NaCl) dan magnesium klorida

(MgCl2). Klorin sendiri sebagai Cl2 sangat beracun dan sering digunakan sebagai

disinfektan. Dikombinasikan dengan logam seperti natrium itu menjadi penting

bagi kehidupan. Sejumlah kecil klorida yang diperlukan untuk fungsi sel normal

dalam kehidupan tumbuhan dan hewan. Klorida biasanya tidak berbahaya bagi

orang-orang, namun, natrium garam meja bagian telah dikaitkan dengan penyakit

jantung dan ginjal. Natrium klorida dapat menanamkan rasa asin pada 250 mg /

L; namun, kalsium atau magnesium klorida biasanya tidak terdeteksi oleh rasa

sampai kadar 1000 mg / L yang dicapai. Klorida dapat masuk ke permukaan air

dari beberapa sumber termasuk :

1. Batu yang mengandung klorida.

2. Pertanian limpasan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 39

Page 40: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

3. Air limbah dari industri.

4. Sumur minyak limbah.

5. Efluen air limbah dari pabrik pengolahan air limbah.

6. Jalan pengasinan.

Klorida dapat menimbulkan korosi pada logam dan mempengaruhi rasa produk

makanan. Oleh karena itu, air yang digunakan dalam industri atau diproses untuk

setiap penggunaan memiliki tingkat klorida maksimum yang disarankan. Klorida

dapat mencemari air tawar sungai dan danau. Ikan dan perairan masyarakat tidak

dapat bertahan di tingkat tinggi klorida.

Standar Air Minum Publik memerlukan tingkat klorida tidak melebihi 250 mg/L.

Kriteria untuk perlindungan hidup memerlukan kadar air kurang dari 600 mg/L

untuk kronis (jangka panjang) eksposur dan 1200 mg / L untuk eksposur jangka

pendek.

3.6.2.10 Klorin

Klorin adalah gas berwarna kuning kehijauan yang mudah larut dalam air. Memi-

liki tajam, berbahaya bau bahwa beberapa orang dapat mencium pada konsentrasi

di atas 0,3 bagian per juta. Karena klorin adalah disinfektan yang sempurna,

adalah yang paling sering ditambahkan ke pasokan air minum di Amerika

Serikat. Di bagian dunia di mana klorin tidak ditambahkan ke air minum, ribuan

orang meninggal setiap hari dari penyakit ditularkan melalui air seperti tipus dan

kolera.

Klorin juga digunakan sebagai disinfektan dalam pengolahan air limbah dan ko-

lam renang. Secara luas digunakan sebagai agen bleaching di pabrik-pabrik tek-

stil dan pabrik kertas, dan ini merupakan unsur penting dalam banyak pemutih

cucian. Klor bebas (gas klorin dilarutkan dalam air) adalah racun bagi ikan dan

organisme perairan, bahkan dalam jumlah yang sedikit. Namun, bahaya relatif

singkat dibandingkan dengan bahaya yang sangat paling lain zat-zat beracun. Itu

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 40

Page 41: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

karena klorin bereaksi dengan cepat dengan zat lain dalam air (dan bentuk gabun-

gan klorin) atau berkurang sebagai gas ke atmosfir. Klorin bebas tes hanya men-

gukur jumlah klorin bebas atau dilarutkan dalam air. Tes klorin total mengukur

bebas dan gabungan bentuk klorin.

Jika air mengandung banyak bahan-bahan yang membusuk, bebas klorin dapat

menggabungkan dengan mereka untuk membentuk senyawa yang disebut tri-

halomethanes atau THMs. Beberapa THMs dalam konsentrasi tinggi yang

karsinogenik kepada orang-orang. Tidak seperti klorin bebas, THMs yang gigih

dan dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan makhluk hidup untuk waktu

yang lama.

Orang yang menambahkan klorin untuk desinfeksi air harus hati-hati karena dua

alasan:

1. Gas Klor bahkan pada konsentrasi rendah dapat mengiritasi mata, hidung dan

paru- paru, itu bahkan dapat membunuh dalam beberapa napas.

2. Pembentukan senyawa THMs harus diperkecil karena jangka panjang efek

kesehatan.

Kurang dari satu setengah (0,5) mg / L klorin bebas diperlukan untuk membunuh

bakteri tanpa menyebabkan air untuk bau atau rasa tidak menyenangkan. Ke-

banyakan orang tidak dapat mendeteksi keberadaan klorin dalam air di ganda

(1,0 mg / L) jumlah tersebut. Walaupun 1,0 mg / L klorin tidak merugikan orang,

hal ini menimbulkan masalah bagi ikan jika mereka terkena itu selama jangka

waktu yang panjang.

3.6.2.11 Fluorida

Fluorida adalah senyawa yang mengandung unsur fluor. Beberapa yang paling

umum senyawa ini meliputi: natrium fluorida (NaF), natrium silicofluoride

(Na2SiF6), dan kalsium fluorida (CaF2). Fluor adalah unsur bukan logam paling

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 41

Page 42: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

reaktif. Ini akan membentuk senyawa dengan semua unsur kecuali helium, neon

dan argon. Juga akan membentuk garam dengan menggabungkan dengan logam.

Fluorida mungkin sekarang baik secara alami atau buatan dalam air minum dan

diserap ke tingkat tertentu dalam struktur tulang tubuh dan enamel gigi. Fluorida

pada tingkat yang sangat tinggi dapat menyebabkan macam bintik-bintik (peruba-

han warna) gigi. Beberapa senyawa fluorida juga dapat menyebabkan korosi pada

pipa dan peralatan pengolahan air lainnya. Fluorida alam terjadi di batu di beber-

apa daerah Sumber lain fluorida di sungai dan waduk adalah rilis dari pengolahan

limbah pabrik, karena sebagian besar publik fluorida menambah pasokan air un-

tuk air minum untuk mengurangi kerusakan pada gigi. Standar Kualitas Air mak-

simum untuk fluorida di sungai adalah konsentrasi 1 mg / L atau 1 bagian per

juta. Tingkat yang lebih tinggi dapat membahayakan kehidupan air. Fluorida

konsentrasi dalam air yang akan digunakan untuk pasokan air rumah tangga tidak

boleh melebihi 1,0 mg / L.

3.6.2.12 Hidrogen Sulfida

Hidrogen Sulfida merupakan gas beracun yang dapat larut dalam air,

akumulasinya di tambak biasanya ditandai dengan endapan lumpur hitam berbau

khas seperti telur busuk. Sumber utamanya adalah hasil dekomposisi sisa-sisa

plankton, kotoran udang dan bahan organik lainnya. Dalam kondisi anaerobik,

beberapa bakteri heterotrof mampu memanfaatkan senyawa-senyawa organik

belerang maupun sulfat anorganik sebagai energinya, sehingga menghasilkan ion

belerang (S2-). Ion-ion belerang selanjutnya membentuk reaksi disosiasi

menghasilkan H2S yang bersifat racun.

S2- + 2H+ —————>H2S

Daya racun H2S tergantung suhu, pH dan oksigen terlarut. Pada nilai pH lebih

dari 9, hampir seluruh asam belerang berdisosiasi menjadi ion-ion S2- dan H+

yang tidak beracun. Sebaliknya turun menjadi kurang dari 5, reaksi bergeser ke

kanan dan sebagian besar asam belerang (H2S) tetap dalam bentuk yang beracun.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 42

Page 43: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Konsentrasi aman asam belerang bagi udang adalah kurang dari 0,1 ppm.

Meningkatnya kandungan asam belerang di tambak dapat dicegah dengan

pembuangan sisa kotoran secara rutin, penggunaan aerasi yang cukup dan

peningkatan pH air.

3.6.2.13 Amonia

Amonia (NH3) adalah gas tidak berwarna dengan bau yang kuat. Hal ini mudah

cair dan dipadatkan dan sangat larut dalam air. Satu volume air akan melarutkan

volume 1.300 NH3. Amonia akan bereaksi dengan air untuk membentuk basa

lemah. Amonia merupakan bagian dari siklus nitrogen seperti pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Siklus Nitrogen (6)

NH3 adalah bentuk utama amonia beracun. Diriwayatkan beracun untuk

organisme air tawar berkisar pada konsentrasi 0,53-22,8 mg / L. Beracun

keduanya pH dan suhu tergantung. Toksisitas meningkat sebagai pH berkurang

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 43

Page 44: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

dan temperatur berkurang. Tanaman yang lebih toleran terhadap amonia dari

binatang, dan avertebrata lebih toleran daripada ikan. Penetasan dan tingkat

pertumbuhan ikan mungkin akan terpengaruh. Dalam pembangunan struktural,

perubahan dalam jaringan insang, hati, dan ginjal juga dapat terjadi. Konsentrasi

amonia beracun pada manusia dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan,

kejang-kejang, koma, dan kematian.

Rumus untuk amonia, NH3, berarti itu terdiri dari satu atom nitrogen dan tiga

atom hidrogen. Amonia kaya akan nitrogen sehingga membuat pupuk yang san-

gat baik. Bahkan, amonium garam adalah sumber utama nitrogen untuk pupuk.

Seperti nitrat, amonia dapat mempercepat proses eutrofikasi di perairan.

Amonia yang beracun untuk ikan dan organisme perairan, bahkan dalam konsen-

trasi yang sangat rendah. Ketika mencapai tingkat 0,06 mg / L, insang ikan dapat

mengalami kerusakan. Ketika mencapai tingkat 0,2 mg / L, sensitif ikan seperti

trout dan salmon mulai mati. Seperti tingkat dekat 2,0 mg / L, bahkan toleran

amonia-ikan seperti ikan gurami mulai mati. Tingkat amonia lebih besar dari sek-

itar 0,1 mg / L biasanya menunjukkan air tercemar.

Amonia bahaya poses untuk ikan tergantung pada suhu air dan pH, bersama den-

gan oksigen terlarut dan karbon dioksida. Ingat, semakin tinggi pH dan suhu

yang lebih hangat, semakin beracun amonia. Juga, amonia jauh lebih beracun

bagi ikan dan kehidupan air ketika air mengandung oksigen terlarut sangat sedikit

dan karbon dioksida.

3.6.2.14 Kromium

Kromium adalah di mana-mana di lingkungan, yang terjadi secara alami di udara,

air, batu dan tanah. Digunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pe-

warna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. Hal ini terjadi dalam beberapa ben-

tuk, atau oksidasi. Kedua paling umum adalah kromium kromium VI dan III.

Bentuk tergantung pada pH. Sumber air alami mengandung konsentrasi sangat

rendah kromium. Ini adalah mikronutrien (atau elemen jejak penting). Dosis

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 44

Page 45: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

tinggi kromium VI telah dihubungkan dengan cacat lahir dan kanker, namun

kromium III tidak terkait dengan efek ini. Tumbuhan dan hewan tidak bioaccu-

mulate kromium, sehingga dampak potensi tingkat kromium tinggi dalam

lingkungan toksisitas akut untuk tumbuhan dan hewan. Pada hewan dan manusia

toksisitas ini dapat dinyatakan sebagai luka atau ruam kulit dan ginjal dan

kerusakan hati. Kriteria untuk total kromium dalam pasokan air domestik adalah

0,05 mg/L. Kehidupan akuatik kriteria yang kurang dari 0,011 mg/L untuk krom

VI dan kurang dari 0,207 m/L untuk krom III. ( Nilai kedua didasarkan pada for-

mula yang melibatkan kekerasan ).

3.6.2.15 Kadmium

Kadmium adalah non - elemen penting dan mengurangi pertumbuhan tanaman.

Hal ini dianggap sebagai karsinogen potensial. Ini juga telah terbukti dapat

menyebabkan efek toksik ke ginjal, cacat tulang, tekanan darah tinggi, dan efek

reproduktif. Kadmium didistribusikan secara luas di lingkungan pada konsentrasi

rendah. Hal ini dapat ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dalam

limbah lumpur. Digunakan untuk industri primer adalah kadmium plating, baterai

manufaktur, pigmen, dan plastik. Standar untuk suplai air rumah tangga <0,01

mg/L. Tingkat yang diizinkan untuk kehidupan akuatik diturunkan menggunakan

rumus yang melibatkan kekerasan. Pada kekerasan 100, 0.001 mg/L dianggap

protektif.

3.6.2.16 Aluminium

Aluminum adalah salah satu unsur yang paling melimpah di kerak bumi dan

terjadi di banyak batu dan bijih, tetapi tidak pernah sebagai logam murni.

Kehadiran ion aluminium di sungai dapat mengakibatkan dari limbah industri

tetapi lebih cenderung berasal dari air cucian pengolahan air minum. Banyak

aluminium garam yang mudah larut, namun ada beberapa yang sangat tidak

larut. Mereka yang tidak larut tidak akan ada lama di air permukaan, tetapi

akan mempercepat dan menetap. Perairan yang mengandung konsentrasi

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 45

Page 46: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

tinggi aluminium dapat menjadi racun bagi kehidupan air jika pH diturunkan

(seperti dalam hujan asam).

3.6.2.17 Besi

Besi adalah keempat unsur paling berlimpah, menurut beratnya, dalam kerak

bumi. Perairan alami mengandung besi jumlah bervariasi tergantung pada daerah

geologi dan komponen kimia lainnya dari sungai. Besi dalam air tanah biasanya

hadir dalam bentuk fero atau bivalen [Fe2+] yang dapat larut. Hal ini mudah

dioksidasi menjadi besi besi [Fe3+] atau besi yang tak terpecahkan atas paparan

udara Ini presipitat berwarna oranye dan sering berubah aliran oranye.

Besi adalah elemen jejak yang diperlukan oleh tanaman dan hewan. Ini adalah

bagian penting dari mekanisme transportasi oksigen dalam darah (hemoglobin)

dari semua vertebrata dan beberapa binatang avertebrata. Besi Fe2+ dan besi Fe3+

ion adalah bentuk perhatian utama dalam lingkungan perairan. Bentuk lain juga

mungkin dalam air limbah organik atau anorganik sungai. Bentuk yang mengan-

dung besi Fe2+ bisa bertahan dalam air dengan oksigen terlarut tinggi dan bi-

asanya berasal dari air tanah atau tambang yang dipompa atau dikeringkan. Besi

dalam sistem pasokan air domestik noda cucian dan porselen. Tampaknya lebih

dari gangguan daripada potensi bahaya kesehatan. Ambang batas rasa besi dalam

air adalah 0,1 mg/L untuk fero besi dan 0,2 mg/L besi besi, memberikan zat pahit

atau rasa. Air yang akan digunakan dalam proses industri harus mengandung ku-

rang dari 0,2 mg/L zat besi. Hitam atau cokelat rawa air mungkin mengandung

besi konsentrasi dari beberapa mg/L dalam kehadiran atau tidak adanya oksigen

terlarut, tetapi bentuk besi ini hanya berpengaruh sedikit terhadap kehidupan aku-

atik. Air saat ini standar hidup kurang dari 1,0 mg/L didasarkan pada efek racun.

3.6.2.18 Magnesium

Magnesium didistribusikan secara luas dalam bijih dan mineral. Hal ini juga

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 46

Page 47: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

sangat kimiawi aktif sehingga tidak ditemukan di negara unsur di alam. Dengan

pengecualian magnesium hidroksida, yang memiliki nilai pH tinggi, garamnya

sangat larut. Ion magnesium sangat penting dalam polusi air. Mereka dapat

berkontribusi pada kesadahan air. Konsentrasi magnesium dan kalsium dalam air

dapat juga menjadi faktor dalam distribusi Crustacea tertentu, ikan dan

organisme lain di sungai.

3.6.2.19 Kalsium

Garam kalsium dan ion kalsium yang paling sering terjadi di alam. Mereka

mungkin hasil dari pencemaran tanah dan sumber-sumber alam lainnya atau

mungkin berasal dari sumber buatan manusia seperti limbah dan beberapa limbah

industri. Kalsium biasanya salah satu kontributor yang paling penting untuk kek-

erasan. Meskipun tubuh manusia membutuhkan sekitar 0,7 - 2,0 gram kalsium

per hari sebagai unsur makanan, jumlah yang berlebihan dapat mengarah pada

pembentukan batu ginjal atau kandung empedu. Konsentrasi tinggi kalsium juga

dapat merusak beberapa proses industri. Dengan demikian, baik domestik dan in-

dustri pengguna air harus mempertimbangkan konsentrasi kalsium. Kalsium juga

melayani peranan penting dalam kesehatan tubuh air. Dalam air alami ini dikenal

untuk mengurangi toksisitas senyawa kimia pada banyak ikan dan kehidupan air

lainnya.

BAB IV

METODOLOGI

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 47

Page 48: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

4.1 Parameter Fisika

4.1.1 DHL, Salinitas, dan TDS

A. Ruang lingkup

Pengujian DHL (Daya Hantar Listrik), Salinitas dan TDS (Total

Dissolve Solid) pada sampel air dan air limbah menggunakan alat

konduktivitimeter.

B. Standar Acuan

SNI 06-6989.1-2004

C. Prinsip

DHL, Salinitas dan TDS diukur dengan elektroda konduktivitimeter

dengan larutan KCl sebagai larutan baku pada suhu 25oC.

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Batang pengaduk

b. Botol semprot

c. Gelas kimia 100 mL

d. Konduktivitimeter

e. Labu ukur 1000 mL

2. Bahan

a. Larutan KCl 0,01 M dengan DHL 1413 µS/cm pada suhu 25oC

Volume pembuatan : 1000 mL

Waktu kadaluarsa : -

Prosedur :

1) 0,7456 g KCl anhidrat yang sudah dikeringkan pada suhu

110oC selama 2 jam ditimbang dan dilarutkan dalam aquades,

kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 48

Page 49: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

2) Ditandabataskan dengan aquades.

b. Larutan KCl 0,1 M dengan DHL 12900 µS/cm pada suhu 25oC

Volume pembuatan : 1000 mL

Waktu kadaluarsa : -

Prosedur :

1) 7,4560 g KCl anhidrat yang sudah dikeringkan pada suhu

110oC selama 2 jam ditimbang dan dilarutkan dalam aquades,

kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL.

2) Ditandabataskan dengan aquades.

c. Larutan KCl 0,5 M dengan DHL 58460 µS/cm pada suhu 25oC

Volume pembuatan : 1000 mL

Waktu kadaluarsa : -

Prosedur :

1) 37,2800 g KCl anhidrat yang sudah dikeringkan pada suhu

110oC selama 2 jam ditimbang dan dilarutkan dalam aquades,

kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL.

2) Ditandabataskan dengan aquades.

E. Prosedur

1. Dinyalakan tombol on/off

2. Elektroda dibilas dengan aquades kemudian dikeringkan dengan

tissue.

3. Elektroda dicelupkan ke dalam larutan standar konduktivitimeter

(Larutan KCl 0,01 M).

4. Ditekan tombol C, kemudian ditekkan tombol RUN/ENTER hingga

tanda berhenti berkedip.

5. Ditekan tombol STO, kemudian ditekkan tombol χ untuk mengubah

pengujian (DHL, Salinitas dan TDS).

6. Konduktivitimeter siap digunakan untuk menguji sampel air atau air

limbah.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 49

AR

Page 50: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

4.1.2 TSS (Total Suspended Solids)

A. Ruang Lingkup

Metode ini digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang

terdapat dalam sampel air dan air limbah.

B. Standar Acuan

SNI 06-6989.3-2004

C. Prinsip

Contoh uji yang telah homogen di saring dengan kertas saring yang

telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai

berat konstan pada suhu 103oC-105oC. Kenaikan berat saringan mewakili

total padatan tersuspensi.

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Cawan petri

b. Eksikator

c. Labu isap

d. Neraca analitis

e. Oven

f. Pinset

g. Pompa isap

2. Bahan

a. Aquades

b. Kertas saring

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 50

Page 51: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

E. Prosedur

1. Diletakkan kertas saring di dalam cawan petri, kemudian dipanaskan

di dalam oven pada suhu 103° - 105° C selama 1 jam.

2. Setelah pemanasan selama 1 jam, dikeluarkan lalu dimasukkan

kedalam eksikator selama 10 menit.

3. Kemudian ditimbang dan dicatat beratnya.

4. Kertas saring yang telah dipanaskan digunakan untuk menyaring

sampel uji.

5. Setelah itu, diletakkan kembali di dalam cawan petri. Kemudian

dipanaskan kembali di dalam oven pada suhu 103° - 105° C selama 1

jam.

6. Setelah pemanasan selama 1 jam, dikeluarkan lalu dimasukkan

kedalam eksikator selama 10 menit.

7. Kemudian ditimbang dan dicatat beratnya.

8. Hasil timbangan setelah disaring haruslah lebih besar daripada hasil

timbangan sebelum disaring.

F. Perhitungan

TSS (mg/L) = (A-B) x 1000 mL contohKet :

A = Berat cawan berisi residu terlarut

B = Berat cawan kosong

4.1.3 Warna

A. Ruang Lingkup

Lingkup ini meliputi cara pengujian warna air dengan menggunakan

spektrofotometer dengan panjang gelombang 355 nm.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 51

Page 52: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

B. Standar Acuan

SNI 06-6989.24-2005

C. Prinsip

Pemeriksaan warna ditentukan dengan membandingkan secara

visual warna dari sampel dengan larutan standar yang diketahui

konsentrasinya. Di dalam metoda ini sebagai standar warna digunakan

larutan platina-kobalt dengan satuan mg/L PtCo.

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Gelas kimia 50 mL

b. Labu isap

c. Pompa isap

d. Spektrofotometer UV-Vis

2. Bahan

a. Aquades

b. Kertas saring membran berpori 0,45 µm

E. Prosedur

1. 30 mL contoh uji dimasukkan ke dalam gelas kimia 50 mL.

2. Disaring dengan kertas saring 0,45 µm dan filtrat pertama ditampung

±10 mL untuk membilas Erlenmeyer dan sisanya ditampung ke dalam

gelas kimia.

3. Di ukur dengan spektrofotometer. Dibaca dan dicatat absorbansinya

pada panjang gelombang 355 nm.

4. Lakukan pengerjaan untuk blanko dan IQC.

F. Perhitungan

Kadar warna (PtCo) dalam contoh ditentukan dengan menggunakan

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 52

Page 53: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

kurva kalibrasi dari persamaan :

y = a.xDimana :

y = Absorbansi

a = mg/L warna (PtCo)

x = nilai persamaan dari kurva kalibrasi

4.2 Parameter Kimia

4.2.1 Fosfat Sebagai P

A. Ruang Lingkup

Pengujian ini digunakan untuk menentukkan kadar posfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis secara asam askorbat dalam

contoh air pada kisaran 0,01 mg/L sampai dengan 0,1 mg/L pada panjang

gelombang 880 nm.

B. Standar Acuan

APHA 4500-P D-1998

C. Prinsip

Kalium antimonil tartat dengan ammonium molibdat bereaksi

dengan ortofosfat dalam suasana asam sehingga memebentuk asam

fosfomolibdat. Kemudian asam fosfomolibdat tersebut direduksi oleh

asam askorbat hingga terbentuk warna biru. Warna biru ini sebanding

dengan konsentrasi fosfor. Skala kadar P yang dapat diliputi adalah 0,01

mg P/L sampai 2 mg P/L.

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Batang pengaduk

b. Botol semprot

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 53

Page 54: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

c. Gelas kimia 100 mL

d. Gelas kimia 500 mL

e. Labu ukur 100 mL

f. Labu ukur 250 mL

g. Pipet ukur 5 mL

2. Bahan

a. H2SO4 5 N

Volume Pembuatan : 500 mL

Waktu Kadaluarsa : -

Prosedur :

1) 70 mL H2SO4 pekat diukur dan dimasukkan ke dalam aquades

di dalam gelas kimia 600 mL.

2) Didinginkan dan simpan di dalam botol.

b. Larutan Kalium Antimonil Tartat

Volume Pembuatan : 250 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) 0,6858 g K-antimonil tartat (K(SbO)C4H4O6.1/2H2O) dengan

aquades didalam labu ukur 250 mL.

2) Ditanda bataskan dengan aquades.

c. Larutan Ammonium Molibdat

Volume Pembuatan : 250 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) 10 g ammonium molibdat ((NH4)5Mo7O24.4H2O) dengan

aquades dalam labu ukur 250 mL.

2) Ditanda bataskan dengan aquades.

d. Larutan Asam Askorbat

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 54

Page 55: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Volume Pembuatan : 100 mL

Waktu Pembuatan : 1 minggu (Larutan ini stabil pada suhu 4oC)

Prosedur :

1) 1,76 g asam askorbat dengan aqudes dalam labu ukur 100 mL.

2) Ditanda bataskan dengan aquades.

e. Larutan Campuran

Volume Pembuatan : 20 mL

Waktu Kadaluarsa : 4 jam

Prosedur :

Dicampurkan beberapa larutan dibawah ini dengan perbandingan :

H2SO4 : K-Antimonil tartat : Amonium molibdat : Asam askorbat

10 : 1 : 3 : 6

Keterangan :

Bila terbentuk warna biru, larutan tidak dapat dipakai.

Bila keruh, kocok dan biarkan sampai keruh hilang.

Setelah lebih dari 4 jam larutan harus diganti.

E. Prosedur

1. 25 mL contoh uji dimasukkan kedalam gelas kimia 100 m.

2. Ditambahkan 4 mL larutan campuran dan dihomogenkan. Didiamkan

10 menit.

3. Diukur dengan spektrofotometer. Absorbansinya dibaca dan dicatat

pada panjang gelombang 880 nm.

4. Dilakukan pngerjaan untuk blanko dan IQC.

F. Perhitungan

Kadar PO4-P dalam contoh ditentukan dengan menggunakan kurva

kalibrasi dari persamaan :

y = a.x

Dimana :

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 55

Page 56: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

y = Absorbansi

a = mg/L PO4-P

x = nilai persamaan dari kurva kalibrasi

4.2.2 Sulfat

A. Ruang Lingkup

Lingkup pengujian ini meliputi :

1. Cara pengujian kadar Sulfat yang terdapat dalam air.

2. Penggunaan metode kekeruhan dengan alat spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm.

B. Standar Acuan

SNI 06-2426-1991, Metode Pengujian Kadar Sulfat dalam Air

dengan Alat Spektrofotometer.

C. Prinsip Kerja

Penentuan kadar sulfat dalam air di dasarkan oleh terbentuknya

endapan BaSO4 pada larutan hasil reaksi SO42- dengan BaCl2

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Gelas kimia 1000 mL.

b. Gelas ukur 50 dan 100 mL.

c. Labu erlenmeyer 125 mL.

d. Neraca analitik.

e. Pengaduk magnet.

f. Pipet seukuran 25 mL.

g. Pipet ukur 5 mL.

h. Sendok spatula.

i. Spektrofotometer UV-Vis

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 56

Page 57: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

2. Bahan

a. Kristal BaCl2

b. Larutan Kondisi

Volume Pembuatan : 300 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) 20 mL HCl pekat, 200mL aquades dan 66,7 mL etanol/isopro-

fil alcohol 95% dimasukkan kedalam gelas kimia 500 mL.

2) Ditambahkan 50 g NaCl dan diaduk hingga semua larut.

3) Dimasukkan ke dalam campuran tersebut 33,3 mL gliserol.

4) Diencerkan dengan aquadest hingga 300 mL.

E. Prosedur

1. 25 mL contoh uji dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 mL.

2. Ditambahkan 1,5 mL larutan kondisi ke dalam contoh air, kemudian

diaduk.

3. Ditambahkan ¼ sendok spatula kristal BaCl2.2H2O, kemudian diaduk

selama 1 menit.

4. Diukur dengan spektrofotometer. Dibaca dan dicatat absorbansinya

pada panjang gelombang 420 nm.

5. Dilakukan pengerjaan untuk IQC dan blanko.

F. Perhitungan

Kadar SO42- dalam contoh ditentukan dengan menggunakan kurva

kalibrasi dari persamaan :

y = a.xDimana :

y = Absorbansi

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 57

Page 58: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

a = mg/L SO42-

x = nilai persamaan dari kurva kalibrasi

4.2.3 Kesadahan Total Sebagai CaCO3

A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengujian ini meliputi :

Penentuan kesadahan sebagai CaCO3 yang terdapat dalam contoh air

dengan metode titrimetri EDTA dengan batas terendah 5 mg/L.

Pengujian sampel yang tidak berwarna.

B. Standar Acuan

SNI 06-6989-2004 butir 12, air dan air limbah bagian 12 : cara uji

kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode

titrimetri.

C. Prinsip

Garam Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA) akan bereaksi dengan

kation logam tertentu membentuk senyawa kompleks kelat yang larut

pada pH 10 ± 0,1. Ion Ca dan Mg dalam contoh uji akan bereaksi dengan

indicator Eriochrome Black T (EBT) dan membentuk larutan warna

merah keunguan, jika EDTA ditambahkan sebagi titran maka ion Ca dan

Mg akan membentuk senyawa kompleks, molekul indikator akan terlepas

kembali dan pada akhir titrasi larutan akan berubah warna dari merah

keunguan menjadi biru jelas. Dengan cara ini akan didapatkan kesadahan

total (Ca+Mg).

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Buret 50 mL.

b. Labu erlenmeyer 125 mL.

c. Labu ukur 1000 mL.

d. Labu ukur 250 mL.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 58

Page 59: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

e. Neraca analitik.

f. Pipet seukuran 25 mL.

g. Pipet ukur 5 mL.

h. Sendok spatula

2. Bahan

a. Larutan Baku EDTA 0,01 M

Volume Pembuatan : 1000 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) 3,723 g Na-EDTA/Titriplex III/Idranal dengan aquades dalam

labu ukur 1000 mL.

2) Ditambahkan aquades hingga tanda batas.

3) Larutan EDTA 0,01 M tersebut distandarisasi dengan larutan

MgSO4 0,01 M, dengan cara:

Membuat larutan MgSO4 0,01 M : 0,246 g MgSO4.7H2O

dilarutkan dengan aquades dalam labu ukur 100 mL

(penimbangnan dicatat), lalu ditambahkan aquades hingga

tanda batas.

5 mL larutan MgSO4 dipipet dan dimasukkan ke dalam

labu Erlenmeyer 100 mL kemudian ditambahkan 1 mL

larutan buffer pH 10 dan ¼ ujung spatula (±30-50 mg)

indicator EBT. Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M

hingga terjadi perubahan warna dari merah keunguan

menjadi biru. Volume larutan baku EDTA dicatat dan

Molaritas larutan EDTA dihitung

M EDTA = 5 x g MgSO4 x 1000 100 246 x V EDTA

b. Larutan Buffer pH 10

Volume Pembuatan : 250 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 59

Page 60: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Prosedur :

1) 1,179 g Na-EDTA dan 0,644 g MgCl2.2H2O dilarutkan ke

dalam 50 mL aquades.

2) Ditambahkan 16,9 g NH4Cl dan 143 mL NH4OH pekat sambil

diaduk.

3) Ditandabataskan dengan aquades hingga volume 250 mL.

c. Indikator EBT

Volume Pembuatan : 10 g

Waktu Kadaluarsa : -

Prosedur :

100 mg EBT padat dicampurkan dengan 9,9 g NaCl padat, dan

digerus sampai halus.

E. Prosedur

1. 25 mL contoh uji dimasukkan kedalm labu Erlenmeyer 100 mL.

2. Ditambahkan 1 mL larutan buffer pH 10.

3. Ditambahkan ¼ ujung spatula (±30-50 mg) indicator EBT

4. Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M hingga terjadi perubahan warna

dari merah keunguan menjadi biru jelas.

5. Volume larutan baku EDTA yang digunakan dicatat. Jika volume

EDTA lebih dari 10 mL, lakukan pngenceran contoh uji.

6. Dilakukan pngerjaan untuk blanko dan IQC.

F. Perhitungan

Kesadahan total sebagai mg/L CaCO3 = A x B x 100,08 x 1000 mL contoh

Dimana :

A = mL larutan baku EDTA yang digunakan.

B = konsentrasi larutan baku EDTA dalam Molaritas

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 60

Page 61: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

4.2.4 Nitrat Sebagai N

A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengujian ini meliputi :

Cara pengujian kadar nitrat yang terdapat didalam air.

Penggunaan mewtodew rewduksi cadmium dan alat spektrofotometer

UV-Vis.

B. Standar Acuan

APHA 4500 NO3-E-1998

C. Prinsip

Cd mereduksi NO3- sacara kuantitatif menjadi NO2

-. Butir Cd yang

berlapis Cu yang dipasang dalam tabung kaca adalah tempat sample yang

mengandung NO3- dialirkan. Sampel yang keluar dari tabung hanya

mengandung NO2- saja.

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Gelas kimia 100 mL

b. Gelas kimia 500 mL

c. Gelas kimia 250 mL

d. Kolom reduksi Cd-Cu

e. Labu ukur 100 mL

f. Pipet seukuran 25 mL

g. Pipet ukur 5 mL

h. Spektrofotometer UV-Vis

2. Bahan

a. Larutan A ( larutan Induk )

Volume Pembuatan : 1000 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 minggu

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 61

Page 62: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Prosedur :

1) Dilarutkan 13 g NH4Cl dan 1,7 g EDTA denagn 900 mL

aquades.

2) Diatur pH larutan dikisaran pH 8,5 dengan menambahkan

NH4OH pekat.

3) Ditambah aquades sehingga volume larutan menjadi 1000 mL.

b. Larutan B (larutan terencer)

Volume Pembuatan : 1000 mL

Waktu kadaluarsa : -

Prosedur :

Diencerkan 600 mL larutan A (larutan induk) menjadi 1000 mL

dengan menambahkan aquades.

c. Larutan asam sulfanilat

Volume Pembuatan : 300 mL

Waktu Kadaluarsa : 6 bulan

Prosedur :

1) Dilarutkan 3 g sulfanilamide dengan campuran 30 mL HCl

pekat dan 180 mL aquades dalam gelas kimia 500 mL. Diaduk

hingga benar-benar larut.

2) Diencerkan dengan aquades hingga 300 mL.

d. Larutan Naftiletilendiamin (Naftilamin)

Volume Pembuatan : 100 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) Dilarutkan 100 mg N (1 naftil etilen dihidroklorida) dengan 50

mL aquades didalam gelas kimia 250 mL.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 62

Page 63: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

2) Diencerkan dengan aquades hingga 100 mL.

3) Disimpan dalam botol berwarna gelap bila warna larutan

menjadi coklat tua.

e. Larutan CuSO4 2%

Volume Pembuatan : 100 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) Dilarutkan 10 g CuSO4 dengan 100 mL aquades.

2) Ditambah aquades hingga 500 mL.

f. Butiran Cu-Cd

Volume Pembuatan : -

Waktu Kadaluarsa : -

Prosedur :

1) Dibersihkan 25 g butir Cd dengan HCl 6 N kemudian

dibersihkan dengan aquades.

2) Dimasukkan 100 mL CuSO4 2% kemudian dikocok selama 5

menit/sampai warna biru setengah habis. Diulangi beberapa

kali hingga terbentuk endapan koloidal yang berwarna

kecoklatan.

3) Dibilas dengan aquades paling sedikit 10 kali.

g. Larutan HCl 6 N

Volume Pembuatan : 360 mL

Waktu Kadaluarasa : 1 bulan

Diencerkan 216 mL HCl pekat menjadi 360 mL dengan aquades.

E. Prosedur

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 63

Page 64: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

1. Dimasukkan 25 mL contoh uji ke dalam gelas kimia 100 mL.

2. Ditambahkan 75 mL larutan A (larutan induk).

3. Dilewatkan ke kolom Cd reduksi. Diatur debit tetesan agar menjadi

7-10 mL/menit.

4. Tetesan pertama (±10 mL) untuk membilas gelas ukur 25 mL.

5. Ditampung 25 mL hasil reduksi dengan gelas ukur 25 mL jangan

dibiarkan filtrat hasil reduksi didiamkan lebih dari 15 menit).

6. Ditambahkan 0,5 mL asam sulfanilat dan 0,5 mL naftilamin, dikocok

dan dibiarkan paling sedikit 10 menit tetapi tidak lebih dari 2 jam.

7. Diukur dengan spektrofotometer. Dibaca dan dicatat absorbansinya

pada panjang gelombang 540 nm.

8. Dilakukan pengerjaan untuk blanko dan IQC.

F. Perhitungan

Kadar NO3-N dalam contoh ditentukan dengan menggunakan kurva

kalibrasi dari persamaan :

y = a.xDimana :

y = Absorbansi

a = mg/L NO3--N

x = nilai persamaan dari kurva kalibrasi

4.2.5 Oksigen Terlarut

A. Ruang Lingkup

Penentuan kadar oksigen terlarut dalam sampel air menggunakan

metode modifikasi azida (iodometri).

B. Standar Acuan

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 64

Page 65: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

SNI 06-6989.14-2004

C. Prinsip

Oksigen terlarut bereaksi dengan ion Mn2+ dalam suasana basa

menjadi Mn(OH)2 dengan valensi yang lebih tinggi (Mn4+). Dengan

adanya ion iodida (I-) dalam suasana asam, ion Mn4+ akan kembali

menjadi ion Mn2+ dengan membebaskan iodin (I2) yang setara dengan

kandungan oksigen terlarut. I2 yang terbentuk kemudian dititrasi dengan

Na2S2O3 dengan indikator amilum.

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Batang pengaduk

b. Botol semprot

c. Botol winkler

d. Buret 50 mL

e. Labu erlenmeyer 250 mL

f. Labu ukur 250 mL

g. Labu ukur 1000 mL

h. Pipet seukuran 25 mL

i. Pipet ukur 5 mL

j. Pipet tetes

2. Bahan

a. Larutan MnSO4

Volume pembuatan : 1000 mL

Waktu kadaluarsa : -

Prosedur :

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 65

Page 66: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

1) Ditimbang 480 g MnSO4.4H2O/400 g MnSO4.2H2O/364 g

MnSO4.H2O lalu dilarutkan dengan aquades dan dimasukkan

dalam labu ukur 1000 mL.

2) Ditanda bataskan dengan aquades.

b. Larutan alkali iodida azida

Volume pembuatan : 1000 mL

Waktu kadaluarsa : -

Prosedur :

1) Ditimbang 500 g NaOH/700 g KOH, 135 g NaI/150 g KI dan

10 g NaN3 lalu dilarutkan dengan aquades bebas CO2 dan

dimasukkan dalam labu ukur 1000 mL.

2) Ditanda bataskan dengan aquades bebas CO2.

c. H2SO4 pekat

d. Larutan Na2S2O3 0,025 N

Volume Pembuatan : 250 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) 1,5512 g Na2S2O3.5H2O dilarutkan dengan 50 mL aquades

bebas CO2 di dalam labu ukur 250 mL

2) Ditambahkan 0.5 mL kloroform lalu ditanda bataskan dengan

aquades.

3) Normalitas larutan baku Na2S2O3 0,025 N ditetapkan dengan

larutan K2Cr2O7 0,025 N.

Membuat larutan K2Cr2O7 0,025 N. 0,3065 g K2Cr2O7 p.a

(yang telah dikeringkan di oven ± 105oC selama 2 jam dan

didinginkan di dalam desikator selama 5 menit) dilarutkan

dengan aquades dalam labu ukur 250 mL (penimbangan

dicatat). Ditanda bataskan dengan aquades.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 66

Page 67: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

80 mL aquades di ukur dan dimasukkan ke dalam labu

Erlenmeyer 250 mL lalu ditambahkan 1 mL H2SO4 pekat

dan K2Cr2O7 0,025 N dan 1 g KI kemudian di aduk selama

6 menit. Lalu dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,025 N

(volume dicatat). Kemudian hitung Normalitas Na2S2O3

dengan rumus :

N Na2S2O3 = 10 x g K2Cr2O7 x 1000 250 49,036 x V Na2S2O3

e. Larutan kanji (amilum)

Volume Pembuatan : 100 mL

Waktu Kadaluarsa : -

Prosedur:

1) 0,5 g kanji ditimbang kemudian dilarutkan dalam 100 ml

aquades.

2) Dipanaskan sampai mendidih dan larut di pemanas.

E. Prosedur

1. Sampel air dimasukkan ke dalam botol winkler hingga setinggi leher

botol.

2. Ditambahkan 1 mL larutan MnSO4, ujung pipet harus masuk ke dalam

permukaan air.

3. Ditambahkan 1 mL larutan alkali iodida azida.

4. Ditutup segera kemudian botol digoyangkan. Diamkan 10 menit

hingga pengendapan sempurna.

5. Tutup botol dibuka kemudian ditambahkan 1 mL H2SO4 pekat secara

hati-hati.

6. Botol ditutup kembali kemudian digoyangkan hingga semua endapan

larut.

7. Larutan yang ada di botol tersebut diambil 25 mL dan dimasukkan ke

dalam labu erlenmeyer 250 mL kemudian dititrasi dengan Na2S2O3

0,025 N hingga warna kuning pucat kemudian ditambahkan 1 mL

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 67

Page 68: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

amilum . Titrasi dilanjutkan hingga warna biru hilang. Volume

pemakaian Na2S2O3 dicatat.

F.Perhitungan

Oksigen Terlarut (mg/L) = V x N x 8000 x F

50

Ket :

V = Volume pemakaian Na2S2O3

N = Normalitas Na2S2O3

F = V botol winkler

V botol winkler – ( V MnSO4 + V alkali iodida azida)

= 250

250 -2

= 250

248

4.2.6 Klorida (Cl-)

A. Ruang lingkup

Metode ini digunakan untuk penentuan kadar Klorida (Cl-) dalam air

dan air limbah dengan metode ini argentometri cara Mohr pada kisaran

kadar 1,5 mg/L sampai 100 mg/L

B. Standar acuan

SNI 06-2412-1998

C. Prinsip

Senyawa Klorida dalam uji air dapat dititrasi dengan larutan perak

nitrat dalam suasana netral atau sedikit basa (pH 7 sampai dengan pH 10),

menggunakan larutan indikator kalium kromat. Perak klorida diendapkan

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 68

Page 69: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

secara kuantitatif sebelum terjadinya titik akhir titrasi, yang ditandai

dengan mulai terbentuknya endapan perak kromat yang berwarna merah

kecoklatan

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Batang Pengaduk

b. Botol Semprot

c. Filler

d. Pipet Ukur

e. Pipet Seukuran

f. Gelas Kimia

g. Klem

h. Statif

i. Buret 50 mL

j. Neraca Analitik

k. Kertas Isap

l. Corong

m.Labu Erlenmeyer 250 mL

n. Pipet Tetes

o. Kaca Arloji

p. Labu Ukur 100 mL

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 69

Page 70: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

2. Bahan

a. Larutan Baku AgNO3 0,0141 N

Volume pembuatan :1000 mL

Waktu kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur

1) Dilarutkan 2,395 AgNO3 dengan 100 mL aquades didalam

labu ukur 1000 mL

2) Ditambahkan aquades hingga tanda batas

3) Standarisasi dengan larutan NaCl 0.0141 N, dengan cara :

dibuat lautan NaCl 0,0141 N : dilarutkan 0,0824 g NaCl den-

gan aquades hingga tanda batas. Dipipet 5 mL larutan NaCl

0,0141 N secara duplo dan dimasukan ke dalam labu Erlen-

meyer 100 mL. Dititrasi dengan larutan AgNO3 sampai terjadi

warna kuning kemerahan catat volume pemakaiannya kemu-

dian dihitung kenormalan larutan baku AgNO3 dengan rumus

berikut :

N AgNO3 = 5 x g NaCl x 1000

5, 85 x V AgNO3

4) Disimpan dalam botol berwarna gelap

b. Larutan K2CrO4 5%

Volume pembuatan : 250 mL

Waktukadaluarsa : 2 bulan

Prosedur

1) Dilarutkan 12,5 g K2CrO4 dengan 50 mL aquades didalam

labu ukur 250 mL

2) Ditambahkan sedikit larutan AgNO3 0,0141 N sampai terben-

tuk endapan merah

3) Dibiarkan 12 jam, kemudian saring

4) Ditambahkan aquades hingga tanda batas

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 70

Page 71: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

E. Prosedur

1. Dimasukan 50 mL ke dalam Erlenmeyer 250 mL

2. Ditambahkan 0,5 mL larutan indikator K2CrO4 5% dan dikocok

3. Dititrasi sampel dengan larutan AgNO3 0,0141 N sampai terjadi pe-

rubahan warna dari kuning menjadi kuning kemerah-merahan.

4. Dicatat volume larutan AgNO3 yang digunakan kemudian dihitung

kadar kloridanya

5. Dilakukan pengerjaan yang sama untuk blanko dan IQC

F. Perhitungan

Kadar Klorida dalam contoh air

mg/L Cl- = (A - B) x N x 35,45 x 1000

mL contoh

Keterangan : A = mL larutan AgNO3 yang digunakan contoh

B = mL larutan AgNO3 yang digunakan Blanko

N = Normalitas larutan AgNO3

4.2.7 Florida

A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengujian ini meliputi cara pengujiuan Florida yang

terdapat dalam air dengan penggunakan cara spektrofotonetri pada

panjang gelombang 525 nm

B. Standar Acuan

SNI 06-24282-1991

C. Prinsip

Penentuan Florida dengan metode spektrofotometri didasarkan atas

reaksi pembentukan warna

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 71

Page 72: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Spektrofotometri UV/Vis

b. Labu Ukur 100 mL

c. Pipet Seukuran 50 mL

d. Gelas Kimia 100 mL

e. Kabu Erlenmeyer 125 mL

f. Pipet Ukur 20 mL

g. Neraca Analitik

h. Kuvet

2. Bahan

a. Larutan Alizarin Merah

Volume Pembuatan : 500 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) Ditimbang 0,3750 g Alizarin merah.

2) Dilarutkan dalam labu ukur 500 mL.

3) Ditanda bataskan dengan aquades.

b. Larutan asam zirkonil

Volume Pembuatan : 1000 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) Dilarutkan 0,3554 g ZrOCl2.8H2O dengan 600 mL aquades di

dalam labu ukur 1000 mL.

2) Ditambahkan 33,33 mL H2SO4 pekat.

3) Ditambahkan aquades hingga tanda batas.

4) Didiamkan selama 1 jam. Larutan siap untuk digunakan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 72

Page 73: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

E. Prosedur

1. 50 mL sampel diukur secara duplo dan dimasukkan ke dalam lbu

erlenmeyer 125 mL

2. Ditambahkan 2,5 mL larutan alizarin merah dan 2,5 mL Asam

Zirkonil.

3. Didiamkan selama 1 jam. Kemudian diukur dengan spektrofotometer

pada panjang gelombang 525 nm.

F. Perhitungan

Kadar F- dalam contoh ditentukan dengan menggunakan kurva

kalibrasi dari persamaan :

y = a.x + bDimana :

y = Absorbansi

x = mg/L F-

a,b = nilai persamaan dari kurva kalibrasi

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 73

Page 74: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

4.2.8 Zat Organik Secara Nilai Permaganat

A. Ruang Lingkup

Metode ini digunakan untuk penentuan nilai permanganat dengan

metode oksidasi suasana dalam contoh air dan air limbah yang mempun-

yai kadar Klorida kurang dari 300 mg/L.

B. Standar Acuan

SNI 06-6989-22-2004

C. Prinsip Kerja

Sejumlah sampel air yang mengandung zat organik dioksidasi oleh

KMnO4 yang berlebih dan kelebihan KMnO4 direduksi oleh asam oksalat

berlebih. Dan kelebihan asam oksalat tersebut dititrasi oleh KMnO4 0.01

N sampai sampel mendapatkan titik akhir warna merah muda. Penetapan

kadar dari zat organik berdasarkan reaksi oksidasi dalam suasana asam

dan panas agar reaksi cepat berlangsung.

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Batang Pengaduk

b. Botol Semprot

c. Filler

d. Pipet Ukur

e. Pipet Seukuran

f. Gelas Kimia 500 mL

g. Statif

h. Buret 50 mL

i. Neraca Analitik

j. Kertas Isap

k. Corong

l. Labu Erlenmeyer 250 mL

m. Kaca Arloji

n. Pipet Tetes

o. Labu Ukur

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 74

Page 75: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

2. Bahan

a. Larutan induk Kalium Permanganat KMnO4 0.01 N

Volume Pembuatan : 1000 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) 0,0316 gram dilarutkan dengan 100 mL aquades bebas CO2 di

dalam labu ukur 1000 mL

2) Tanda bataskan dengan aquadest bebas CO2.

3) Disimpan di dalam botol berwarna cokelat.

4) Penetapan Kenormalan Larutan Baku KMnO4 :

Diukur 50 mL aquadest secara duplo dan dimasukkan

kedalam labu Erlenmeyer 250 mL, kemudian diapanaskan

hingga 70oC.

Ditambahakan 2,5 ml H2SO4 8 N bebas zat organik.

Ditambahkan 5 ml larutan H2C2O4 0,01 N.

Dititrasi dengan menggunakan larutan baku KMnO4 sampai

warna merah muda (catat volume pemakaian).

Hitung Normalitas larutan KMnO4.

V1 x N1 = V2 x N2

Keterangan :

V1 = mL larutan baku H2C2O4

N1 = mL larutan baku KMnO4

V2 = Normalitas larutan baku H2C2O4

N2 = Normalitas KMnO4

b. Larutan H2C2O4 0,01 N

Volume Pembuatan : 500 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 75

Page 76: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Prosedur :

1) Ditimbang 0,3151 g H2C2O4.2H2O dilarutkan dengan aquades

dalam labu ukur 500 mL.

2) Ditanda bataskan dengan aquades.

c). Larutan H2SO4 8N

Volume Pembuatan : 500 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) Dimasukkan 300 mL aquades ke dalam gelas kimia 500

mL.

2) Dimasukkan 72 mL H2SO4 pekat ke dalam gelas kimia

secara perlahan-lahan melalui dinding gelas. Ditambahkan

aquades hingga 500 mL.

3) Dipanaskan hingga 70oC ditambahkan beberapa tetes

KMnO4 hingga warna merah muda.

4) Didiamkan hingga dingin, dimasukan ke dalam botol gelap.

5) Apabila warna merah muda hilang, dilakukan seperti

langkah nomor 3.

E. Prosedur

1) 50 ml contoh uji dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL

2) 2,5 mLH2SO4 8N bebas zat organik ditambahkan kedalamnya.

3) 3 butir batu didih dimasukkan dan panasakn hingga mendidih selama

1 menit.

4) 5 mL larutan baku KMnO4 0,01 N ditambahkan dan dipanaskan lagi

hingga mendidih selama 10 menit.

5) 5 mL larutan baku H2C2O4 ditambahakan.

6) Dititrasi dengan larutan baku KMnO4 0,01 N. Apabila pemakaian

larutan baku KMnO4 lebih dari 7 mL, ulangi pengujian dengan cara

mengencerkan contoh air.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 76

Page 77: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

7) Pengerjaan dilakukan untuk blanko dan IQC.

F. Perhitungan

mg/L KMnO4 = [{(S+A)B-(0,1)} x 31,6] x P 50 mL

Keterangan :

A = ml KMnO4 yang digunakan contoh uji dikurangi mL KMnO4 untuk

blanko.

B = Normalitas KMnO4

P = Faktor pengenceran

4.2.9 Krom (VI)

A. Ruang Lingkup

Lingkup pengujian ini meliputi :

1. Cara pengujian kadar Krom (VI) yang terdapat dalam air.

2. Penggunaan metode spektrofotometri pada panjang gelombang

540 nm.

B. Standar Acuan

APHA 3500-Cr B-1998.

C. Prinsip Kerja

Penentuan Krom (VI) dengan metode spektrofotometri didasarkan

atas pembentukan warna oleh difenil karbazida dalam suasan asam

dimana sebelumnya Kromium dioksidasi menjadi Krom (VI) oleh

KMnO4.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 77

Page 78: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Gelas Kimia 100 mL

b. Gelas Ukur 10, 20 dan 25 mL

c. Labu Ukur 100 mL

d. Neraca Analitik

e. Pemanas Listrik

f. Pipet seukuran 10, 20 dan 25 mL

g. Pipet ukur 1 dan 5 mL

h. Spektrofotometer UV – VIS

2. Bahan

a. Difenil Karbazida

Volume Pembuatan : 500 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) Ditimbang 2,5 g 1,5-diphenil karbazida dengan 500 mL aseton

dalam labu ukur 500 mL, kemudian diaduk.

2) Disimpan dalam lemari es, bila larutan menjadi kecoklat-coklatan

maka dibuat larutan yang baru.

b. H2SO4 0,2 N

Volume Pembuatan : 500 mL

Waktu Kadaluarsa : 2 bulan

Prosedur :

1) Diukur 2,8 mL H2SO4 pekat / 5,6 mL H2SO4 1:1 kemudian

dimasukkan

ke dalam gelas kimia 600 mL yang telah diisi 200 mL aquades lalu

diaduk.

2) Ditambahkan aquades hingga volume 500 mL.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 78

Page 79: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

E. Prosedur

1. Dimasukkan 25 mL contoh uji secara duplo ke dalam gelas kimia 100

mL

2. Ditambahkan 1 mL H2SO4 0,2 N.

3. Ditambahkan 2 mL larutan Difenil Karbazida.

4. Dibiarkan 5 – 10 menit untuk pembentukan warna.

5. Diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 539 nm.

F. Perhitungan

Kadar Cr6+ dalam contoh ditentukan dengan menggunakan kurva kalibrasi

dari persamaan :

y = a.xDimana :

y = Absorbansi

a = mg/L Cr6+

x = nilai persamaan dari kurva kalibrasi

4.2.10 Nitrit (NO2- -N)

A. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup pengujian ini meliputi :

1) Cara pengujian kadar Nitrit yang terdapat dalam air.

2) Pengguanaan metode Asam Sulfanilat dengan alat spektrofotometer

pada panjang gelombang 540 nm.

B. Standar Acuan

SNI 06-6989-2004

C. Prinsip

Sejumlah sampel air yang mengandung Nitrit-N dapat bereaksi

dengan Naftilamin dan asam sulfanilat membentuk warna merah muda.

Dan warna yang dihasilkan diukur dengan spektrofotometer UV-VIS pada

panjang gelombang 540 nm.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 79

Page 80: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

D. Perlatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Buret 50 mL

b. Gelas kimia 100 mL

c. Pipet seukuran 50 mL

d. Pipet ukur 1 mL

e. Pemanas listrik yang dilengkapi pengatur suhu

f. Neraca Analitik

g. Spektrofotometer UV-VIS

2. Bahan

a. Larutan Naftil Etildiamin Hidroklorida

Volume Pembuatan : 500 mL

Waktu Kadaluarsa : 2 bulan

Prosedur :

1) Dilarutkan 300 mL N-( 1 – Naftiletilendihidroklorida ) dengan

100 ml aquadest di dalam gelas kimia 500 mL

2) Diencerkan dengan aquadest hingga 300 mL, disimpan dalam

botol berwarna gelap dan ganti bila warna larutan menjadi

cokelat tua.

b. Larutan Asam Sulfanilat

Volume Pembuatan :

Waktu Kadaluarsa :

Prosedur :

1) Dilarutkan 3 g sulfanilamide dengan campuran 30 mL HCl

pekat dan 180 mL aquades dalam gelas kimia 500 mL. Diaduk

hingga benar-benar larut.

2) Diencerkan dengan aquades hingga 300 mL.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 80

Page 81: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

E. Prosedur

1) 25 ml contoh uji dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.

2) contoh uji disaring apabila contoh uji zat tersuspensi yang tinggi.

3) Ditambahkan 0,5 ml larutan asam sulfanilat.

4) Larutan tersebut dibiarkan bereaksi selama 2-8 menit.

5) Ditambahkan 0,5 ml larutan naftil etlendiamin dihidroklorida (lar.

Naftilamin), aduk dan biarkan paling sedikit 10 menit tetapi tidak

lebih dari 2 jam.

6) Diukur dengan spektrofotometer. dibaca dan dicatat absorbansinya

pada panjang gelombang 539 nm.

7) Pengerjaan dilakukan untuk blanko dan IQC.

F. Perhitungan

Kadar NO2--N dalam contoh ditentukan dengan menggunakan kurva

kalibrasi dari persamaan :

y = a.xDimana :

y = Absorbansi

a = mg/L NO2--N

x = nilai persamaan dari kurva kalibrasi

4.2.11 Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen Demand

(COD)

A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengujian ini meliputi :

1) Cara pengujian KOK dalam air

2) Penggunaan metode refluks tertutup dan secara titrimetri.

B. Standar Acuan

APHA 520-C-1998

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 81

Page 82: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

C. Prinsip Kerja

Zat Organik yang terdapat dalam air dioksidasi oleh K2Cr2O7

berlebih dalam suasana panas dan asam pada suhu 105oC selama 2 jam.

Sisa K2Cr2O7 yang tidak bereaksi dititrasi oleh larutan standar

Fe(NH4)2(SO4)2 dengan indikator feroin sehingga terjadi perubahan warna

dari biru kehijauan menjadi merah kecoklatan.

D. Peralatan dan Bahan Penunjang Uji

1. Peralatan

a. Buret 50 mL

b. Gelas ukur 100 mL

c. Gelas kimia 100 mL

d. KOK reaktor 220oC yang dilengkapi dengan pengatur suhu dan

telah dipanaskan pada suhu 105oC pada saat digunakan.

e. Labu Erlenmeyer 125 mL

f. Tabung KOK dengan ketinggian 100 mm dan diameter 16 mm,

terbuat dari gelas borosilikat yang mempunyai tutup asah dan unti

pengaman tutup.

2. Bahan

a. Larutan 1

Volume Pembuatan : 500 mL

Waktu Kadaluarsa : 1 bulan

Prosedur :

1) Ditimbang 2,4515 gram K2Cr2O7 yang sebelumnya telah

dipanaskan dalam suhu 1500C selama 2 jam.

2) Dilarutkan dengan aquades lalu ditambahkan 83.5 mL H2SO4.

3) Dicampurkan dengan 16,65 gram HgSO4, kemudian ditanda

bataskan sampai 500 mL.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 82

Page 83: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

b. Larutan 2

Volume Pembuatan : 1000 mL

Waktu Kadaluarsa : -

Prosedur :

1000 mL H2SO4 pekat yang telah ditambah 10,2 gram Ag2SO4 per

1 asam. Pelarutan gram Ag2SO4 ini membutuhkan waktu 1 sampai

2 hari

c. Larutan Baku Ferro Ammonium Sulfat (FAS) 0.025 N.

Volume Pembuatan : 1000 mL

Waktu Kadaluarsa : 2 minggu

Prosedur :

1) Larutkan 9,8 g Fe(NH4)2(SO4)2 dengan 200ml aquades dalam

labu ukur 1000ml.

2) Tambahkan 20 ml H2SO4 pekat secara perlahan-lahan.

3) Tambahkan aquades hingga tanda batas.

4) Ditetapkan kenormalan larutan baku FAS dengan larutan

Kalium dikhromat 0,025 N. Penetapan Kenormalan Larutan

Baku FAS :

Dibuat larutan K2Cr2O7 0,025 N , larutkan 0,1226 g

K2Cr2O7 p.a ( yang telah dikeringkan di oven ± 105oC

selama 2 jam dan didinginkan dalam desikator selama 5

menit) dengan aquades dalam labu ukur 100 ml (catat

penimbangan). Tambahkan aquades hingga tanda batas.

Dipipet 10,00 ml larutan K2Cr2O7 dan tambahkan 3 ml

asam sulfat pekat, kemudian didinginkan . tambahkan 3

tetes indikator feroin, kemudian dititrasi dengan

menggunakan Larutan FAS hingga terjadi perubahan

warna dari hijau kebiru-biruan menjadi jingga kemerahan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 83

Page 84: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

(catat volume pemakaian). Hitung kenormalan larutan

baku FAS dengan rumus :

N FAS = V K2Cr2O7 x N K2Cr2O7

V FAS

Keterangan :

V FAS = mL larutan FAS yang digunakan

N FAS = Kenormalan larutan FAS

V K2Cr2O7 = mL K2Cr2O7 0.025 N

N K2Cr2O7 = Kenormalan larutan K2Cr2O7

E. Prosedur

1. 3 ml contoh uji diukur dan dimasukkkan ke dalam tabung KOK

kering yang sebelumnya telah direndam dengan H2SO4 20% dan

dibilas dengan aquadest.

2. 1,8 ml larutan K2Cr2O7 – HgSO4 (larutan I) ditambahkan dengan

menggunakan buret.

3. 4,2 ml larutan H2SO4 – AgSO4 (larutan II) ditambahkan secara

perlahan-lahan , ditutup dan dikocok dengan hati-hati.

4. Dimasukkan ke dalam KOK reaktor yang telah dipanaskan pada

150oC, direfluks selama 2 jam.

5. Didinginkan dan dipindahkan ke dalam labu elenmeyer (dibilas

tabung dan tutup hingga semua contoh uji masuk ke dalam labu

erlenmeyer).

6. Ditambahkan 3 tetes indikator feroin.

7. Contoh dititrasi dengan larutan FAS 0,025 M hingga terjadi perubahan

warna dari biru kehijauan menjadi merah kecoklatan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 84

Page 85: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

8. Volume larutan FAS yang digunakan dicatat, kemudian dihitung kadar

KOK.

9. Pengerjaan dilakukan dengan cara yang sama untuk blanko dan IQC.

F. Perhitungan

ppm KOK = (A-B) x N x 8 x 1000

V contoh uji (mL)

Keterangan :

A = mL larutan FAS yang digunakan blanko

B = mL larutan FAS yang digunakan contoh

N = Kenormalan larutan FAS

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 85

Page 86: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

BAB V

HASIL PENGUJIAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengambilan Sampel

Air yang diambil sebagai sampel dalam analisa ini adalah air yang

diambil dari air keran dan air kolam di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 7 Bandung. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 28

Januari 2010.

5.2 Hasil Analisa

5.2.1 Analisa FisikaNo Temperatur Total padatan terlarut Residu Tersuspensi pH

Keran 25 0C 225 409 8.23

Kola

m

25 0C 79 143 6.87

5.2.2 Analisa Kimia

5.2.2.1 Penetapan kadar Klorida (Cl-)

Penetapan kadar Klorida dilakukan dengan metode tirasi Argentometri .

Reaksi :

Tahap I :

AgNO3 (Aq) + Cl- (Aq) AgCl (s) + NO3-

(Aq)

Tahap II :

2AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 (s) + 2KNO3 (Aq)

Diketahui :

o Volume Sampel : 50 mL

o Konsentrasi AgNO3 : 0.0146 N

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 86

Page 87: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

o Data Tirasi :

No Blanko Keran Kolam

I II I II I II

Volume awal 0.00 0.15 12.00 14.19 16.38 16.68

Volume akhir 0.15 0.31 14.19 16.38 16.68 16.96

Volume titrant 0.15 0.16 2.19 2.19 0.30 0.28

Rata – rata 0.155 2.19 0.29

Perhitungan :

Cl- Keran (mg/L) = ( V. sampel – V. blanko ) x N x 35.45 x 1000 mL Sampel

= ( 2.19 – 0.155 ) x 0.149 x 35.45 x 1000 50

= 214.98 mg/L

Cl- Kolam (mg/L) = ( V. sampel – V. blanko ) x N x 35.45 x 1000 mL Sampel

= ( 0.29 – 0.155 ) x 0.149 x 35.45 x 1000 50

= 14.26 mg/L

5.2.2.2 Penetapan Kesadahan Total

Penentuan kesadahan total dilakukan dengan menggunakan metode titrasi

Kompleksometri.

Reaksi :

Tahap I :

Ca2+ + HIn2- CaIn- + H+

Mg2+ + HIn2- MgIn- + H+

Ca2+ + H2Y2- CaY2- + 2H+

Mg2+ + H2Y2- MgY2- + 2H+

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 87

Page 88: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Tahap II :

MgIn- ( merah anggur ) + H2Y2- HIn2- ( biru) + H+

Diketahui :

Volume sampel : 25 mL

Konsentrasi EDTA : 0.0100 M

BE CaCO3 : 100.08

Data Titrasi :

No Blanko Keran

I II I II

Volume awal 0.00 0.15 5.54 6.85

Volume akhir 0.15 0.31 6.85 8.15

Volume titrant 0.15 0.16 1.31 1.30

Rata – rata 0.155 2.19

Perhitungan :

CaCO3 Keran (mg/L) = ( V. sampel – V. blanko ) x N x 100.08 x 1000

mL Sampel

= ( 2.19 – 0.155 ) x 0.0100 x 100.08 x 1000

25

= 81.46 mg/L

5.2.2.3 Penetapan Zat Organik

Penentuan zat organik dilakukan dengan menggunakan metode titrasi

Permanganometri.

Reaksi :

Tahap I :

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 88

Page 89: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

C,H,O,N,S + MnO4- ( berlebih ) CO2 + Mn2+ + H2O

Tahap II :

MnO2 ( sisa ) + C2O42- ( berlebih ) Mn2+

+ CO2 + H2O

Tahap III :

C2O42- ( sisa ) + MnO4

- Mn2+ + CO2 + H2O

Diketahui :

o Volume sampel : 50 mL

o Konsentrasi KMnO4 : 0.0096 N

o BE KMnO4 : 31.6

o Konsentrasi H2C2O4 : 0.01 N

o Data Titrasi :

No Blanko Keran

I II I II

Volume awal 30.00 30.25 31.25 31.90

Volume akhir 30.25 30.50 31.90 32.55

Volume titrant 0.25 0.25 0.65 0.65

Rata – rata 0.25 0.65

Perhitungan :

ZO Keran (mg/L) = [ 5 + ( V. sampel – V. blanko ) x N – 0.05 ] x 31.6 x 1000

mL sampel

= [ 5 + ( 0.65 – 0.25 ) x 0.0098 – 0.05 ] x 31.6 x 1000

50

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 89

Page 90: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

= 1.84 mg/L

6.2.2.4 Penentuan COD

Penentuan Kebutuhan Oksigen Kimia dilakukan dengan menggunakan

metode Dikromatometri.

Reaksi :

Tahap I :

C,H,O,N,S + Cr2O72- CO2 + H2O + NH3 + 2Cr3+

Tahap II :

Cr2O72- ( sisa ) + Fe2+ 2Cr3+ + Fe3+

Tahap III :

Fe2+ + Ferroin Fe- ferroin

Diketahui :

o Volume sampel : 3 mL

o Konsentrasi FAS : 0.0249 N

o Data Titrasi :

No Blanko Keran Kolam

I II I II I II

Volume awal 0.00 7.00 26.20 33.17 40.12 0.00

Volume akhir 7.00 14.00 33.17 40.12 46.19 6.09

Volume titrant 7.00 7.00 6.97 6.95 6.07 6.09

Rata – rata 7.00 6.96 6.08

COD Keran (mg/L) = ( V. blanko – V. sampel ) x N x 8 x 1000

mL Sampel

= ( 7.00 – 6.96 ) x 0.0249 x 8 x 1000

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 90

Page 91: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

3

= 20.584 mg/L

COD Kolam (mg/L) = ( V. blanko – V. sampel ) x N x 8 x 1000

mL Sampel

= ( 7.00 – 6.08 ) x 0.0249 x 8 x 1000

3

= 61.088 mg/L

6.2.2.5 Penentuan konsentrasi NO3- sebagai N

Penentuan konsentrasi nitrat dilakukan dnegan menggunakan alat

spektrofotometri pada panjang gelombang 535.0 nm yang sebelumnya

telah direduksi oleh Cd.

Reaksi :

Tahap I :

Asam Sulfanilat + NO2- + HCl garam diazo + 2H2O

NH2 Cl

N≡N

+ HCl

SO3H SO3H

Tahap II :

Garam diazo + Naftilamin Garam azo ( merah ) + HCl

Cl

N≡N H N = N

+

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 91

Page 92: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

SO3H NH3Cl SO3H NH3Cl

Data pengukuran absorban larutan standar :

ppm abs0,0 0,0000,2 0,0380,4 0,1891,0 0,3831,6 0,5891,8 0,7292,0 0,764   

Dari hasil pengukuran larutan standar didapatkan persamaan linear Y = 0.3863x

dan R2 = 0.9921. Dari hasil pengujian didapatkan absorban sampel keran sebesar

0.1645 dan sampel kolam sebesar 0.4255, konsentrasi nitrat total pada sampel

keran sebesar 0.426 dan konsentrasi nitrat total pada sampel kolam sebesar 1.01

Sedangkan konsentrasi nitrat :

Nitrat pada keran = nitrit total – nitrit

= 0.428 - 0.011

= 0.417 mg/L.

Nitrat pada kolam = nitrit total – nitrit

= 0.428 - 0.010

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 92

Page 93: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

= 0.418 mg/L.

6.2.2.6 Penentuan konsentrasi NO2

Penentuan konsentrasi nitrit dilakukan dengan menggunakan alat

spektrofotometri pada panjang gelombang 539 nm

Reaksi :

NH2 N=N+

+ HNO2 + 2H2O + H3SO4 N=N SO3H SO3H NH2

NH2

Data pengukuran absorbansi larutan standar :

ppm abs0,00 0,0000,02 0,0640,04 0,1330,06 0,2040,08 0,2830,10 0,356

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 93

Page 94: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

0,12 0,4430,14 0,536

Dari hasil pengukuran larutan standar didapatkan persamaan linear Y = 3.6657x

dan R2 = 0.9948. Dari hasil pengujian didapatkan absorban sampel keran sebesar

0.0395 dan sampel kolam sebesar 0.0335. Dengan demikian konsentrasi nitrit

pada sampel keran sebesar 0.0110 mg/L dan pada sampel kolam sebesar 0.009

mg/L.

6.2.2.7 Penentuan Konsentrasi F-

Penentuan konsentrasi Fluorida dilakukan dengan menggunakan alat

spektrofotometri pada panjang gelombang 525 nm.

Reaksi :

(Zr-Alizarin Red) + 6F- Alizarin + ZrF6- (kuning)

Data pengukuran absorban larutan standar :

ppm abs0,00 0,2370,20 0,2180,40 0,2120,60 0,201

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 94

Page 95: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

0,80 0,1921,00 0,1741,20 0,1591,40 0,1461,60 0,1351,80 0,1252,00 0,114

Dari hasil pengukuran larutan standar didapatkan persamaan linear Y = - 0.0619x

+ 0.2358 dan R2 = 0.9945. Dari hasil pengujian didapatkan absorbansi sampel

keran sebesar 0.210 dan sampel kolam sebesar 0.229 konsentrasi Fluorida sebesar

0.174 mg/L dan konsentrasi Fluorida pada sample air kolam sebesar 0.110 mg/L.

6.2.2.8 Penentuan konsentasi Cr (VI)

Penentuan konsentrasi krom dilakukan dengan menggunakan alat

spektrofotometri pada panjang gelombang 540.0nm.

Reaksi :

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 95

Page 96: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Data pengukuran absorbansi larutan standar :

Standar (mg/L)

Absorbansi

0,00 0,0000,10 0,0720,20 0,1470,30 0,2260,40 0,2940,50 0,3660,60 0,4390,70 0,5120,80 0,5820,90 0,6571,00 0,722

Dari hasil pengukuran larutan standar didapatkan persamaan linear Y = 0.7288x

dan R2 = 0.9998 Dari hasil pengujian didapatkan absorbansi sampel keran sebesar

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 96

Page 97: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

0.000 dan sampel kolam sebesar 0.000. Konsentrasi krom pada sampel keran

sebesar 0.0 mg/L dan pada sampel kolam sebesar 0.0 mg/L.

6.2.2.9 Penentuan konsentrasi PO43-

Penentuan konsentrasi fosfat dilakukan dengan menggunakan alat

spektrofotometri pada panjang gelombang 540 nm.

Data pengukuran absorbansi larutan standar

ppm abs0.00 0.0000.20 0.1280.40 0.2550.60 0.3820.80 0.5101.00 0.6351.20 0.715

Dari hasil pengukuran larutan standar didapatkan persamaan linear Y = 0.6203x

dan R2 = 0.9966. Dari hasil pengujian didapatkan absorbansi sampel keran

sebesar 0.5945 dan sampel kolam sebesar 0.2495. Konsentrasi Fosfat pada

sampel keran sebesar 0.958mg/L dan pada sampel kolam sebesar 0.402 mg/L.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 97

Page 98: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

6.2.2.10 Penentuan Konsentrasi Warna

Penentuan konsentrasi warna dilakukan dengan menggunakan alat

spektrofotometri pada panjang gelombang 420nm.

Data pengukuran absorbansi larutan standar :

Kurva Kalibrasi Warna

ppm abs0.0 0.0000.5 0.0011.0 0.0035.0 0.00910.0 0.02015.0 0.03120.0 0.04525.0 0.05230.0 0.062

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 98

Page 99: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

40.0 0.08950.0 0.115

Dari hasil pengukuran larutan standar didapatkan persamaan linear Y = 0.0022x

dan R2 = 0.9956 Dari hasil pengujian didapatkan absorbansi sampel keran sebesar

0.008 dan sampel kolam sebesar 0.065. Konsentrasi warna pada sampel keran

sebesar 3.64 mg/L dan pada sampel keran sebesar 29.55 mg/L.

BAB VI

PEMBAHASAN DAN SARAN

6.1 Pembahasan

6.1.1 TSS (Total Suspended Solids)

Saat jumlah zat tersuspensi yang disaring terlalu banyak, akan mengakibatkan

proses penyaringan memakan waktu lama. Untuk mengatasinya, sampel dapat

disaring menggunakan bejana terpisah dan pompa vakum.

6.1.2 pH (Derajat Keasaman)

Suhu sampel yang tidak stabil dapat menyebabkan pembacaan pH yang memakan

waktu lama, karena pH yang terbaca oleh alat tidak stabil. Selain hal itu, apabila

larutan buffer yang digunakan untuk mengkalibrasi alat sudah kadaluarsa akan

mnyebabkan pengkalibrasian alat yang tidak sesuai pH buffer seharusnya. Hal

tersebut dikarenakan pH larutan buffer tersebut sudah berubah.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 99

Page 100: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

6.1.3 Warna

Kekeruhan dan zat tersuspensi dapat menggangu pemeriksaan warna. Gangguna

tersebut dapat dihilangkan dengan penyaringan atau sentrifuge. Bila warna

ditentukan tanpa penyaringan terlebih dahulu, maka hasilnya ditulis dengan

“warna nampak”, jika sampelnya disaring maka hasilnya adalah “warna

sebenarnya”.

6.1.4 Kesadahan

Gangguan pada penentuan kesadahn ini yaitu selain dari Ca2+ dan Mg2+, beberapa

kation seperti Al3+, Fe3+ atau Fe2+, Mn2+ dan sebagainya juga bergabung dengan

EDTA. Tetapi untuk air ledeng, air sungai atau air danau, konsentrasi ion – ion ini

cukup rendah dan tidak mengganggu pada proses penentuan kesadahan. Namun

kadang – kadang air tanah dari buangan industri mengandung konsentrasi ion –

ion tersebut lebih dari beberapa mg/L. Dalam kasus ini, suatu inhibitor harus

digunakan untuk menghilangkan gangguan tersebut. Pengendapan CaCO3 harus

dicegah karena akan mengurangi kadar kesadahan terlarut. Jika kadar Ca2+ terlalu

tinggi, endapan dapat muncul dalam waktu titrasi 5 menit, sehingga contoh harus

diencerkan. Cara lainnya adalah dengan pembubuhan asam terlebih dulu serta

pengadukan supaya semua CO2 lenyap ke udara untuk sementara dan

pembentukan CO32- pada pH 10 dihindarkan. Penambahan asam sampai pH

menjadi + 3 (cek dengan kertas pH). Diaduk 5 sampai 10 menit, kemudian

ditambahkan buffer untuk mengubah pH menjadi 10,0 + 0,1. cara seperti ini juga

dapat dilakukan pada sampel dengan kadar Ca2+ rendah, untuk mengurangi resiko

gangguan

6.1.5 COD (Chemical Oxygen Demand)

Kadar Klorida (Cl- sampai 2000 mg/L didalam sampel dapat menggangu

bekerjanya katalisator Ag2SO4, dan pada keadaan tertentu akan turut teroksidasi

oleh kalium dikromat, sesuai reaksi dibawah :

6 Cl- + Cr2O72- + 14 H+ 3 Cl2 + 2Cr3+ + 7 H2O

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 100

Page 101: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Gangguan ini dihilangkan dengan penambahan merkuri sulfat (HgSO4) pada

sampel, sebelum penambahan reagen lainnya. Ion merkuri bergabung dengan ion

klorida membentuk merkuri klorida sesuai reaksi dibawah :

Hg2+ + 2Cl- HgCl2

Dengan adanya ion Hg2+ ini, konsentrasi ion Cl- menjadi sangat kecil dan tidak

menggangu oksidasi zat organik dalam tes COD.

Nitrit (NO2-) juga teroksidasi menjadi nitrat (NO3

-). 1mg/L NO2- -N ~ 1,1 mg

COD. Jika konsentrasi NO2- -N lebih besar dari 2 mg/L, maka harus ada

penambahan 10 mg asam sulfamat/mg NO2- -N baik dalam sampel maupun

dalam blanko.

6.1.6 Nitrat (NO3- - N)

Gangguan yang terjadi yaitu pada saat reduksi kadmium dari NO3- menjadi NO2

-

terutama oleh zat tersuspensi dalam kolom reduksi. Maka, sampel yang sangat

keruh harus disaring dahulu pada kertas saring dengan pori 0,45µm. Cu2+, Fe2+/3+

atau logam lain dengan kadar lebih besar dari 5 mg/L dapat menurunkan efisiensi

tabung, namun gangguan tersebut akan hilang dengan menambahkan zat EDTA

yang mengikat logam – logam tersebut. Banyaknya butir Cd yang digunakan

pada kolom reduksi sampel adalah sebanyak 25 g. Apabila kurang dari 20 g,

maka proses reduksi sampel akan menjadi tidak sempurna. Penambahan beberapa

tetes HCl 6N pada sampel yang sudah di reduksi dan ditambahkan pereaksi

adalah untuk mengubah kondisi menjadi asam, agar garam Azo dapat membentuk

garam Diazo secara sempurna.

6.1.7 Nitrit (NO2- - N)

Kation – kation Fe3+, Pb2+, Hg2+, Ag2+, Sb3+, Au3+ dan Anion PtCl62- dan VO3

2- juga

mengganggu analisa karena dapat mengendap selama proses analisa ; kation –

kation tersebut harus dihilangkan. Warna dan kekeruhan tersebut mengganggu

prosedur fotometris, sehingga sampel tersebut harus disaring dahulu dengan

kertas saring 0,45 µm. Pengujian sampel yang sudah ditambahkan pereaksi harus

didiamkan selama 10 menit dan paling lama 2 jam. Apabila kurang dari 10 menit,

reaksi yang terjadi belum berlangsung secara sempurna dan apabila lebih dari 2

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 101

Page 102: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

jam, NO2 yang sudah bereaksi akan terurai kembali.

6.1.8 Posfat (PO43- - P)

Pada analisa kadar posfat, zat-zat yang dapat mempengaruhi analisa adalah :

a. Arsen bila konsentrasinya lebih besar dari 0,1 mg arsen/L

b. Krom (VI) dan Nitrit dapat menyebabkan hasil analisa P turun + 3% bila

konsentrasi Cr (VI) atau NO2- ~ 1 mg/L dan turun 10% sampai 15% bila

konsentrasi Cr (VI) atau NO2- ~ 10 mg/L

c. Sulfida bila konsentrasi lebih besar dari 1 mg S2-/L

d. Silikat bila konsentrasi lebih besar dari 10 mg SiO44-/L

Kekeruhan dan warna pada sampel juga mengganggu analisa (spektrofotometri)

namun gangguan tersebut dapat dihindari dengan cara menyaring sampel dengan

kertas saring berpori 0,45 µm. Pada pembuatan pereaksi campuran, zat yang

harus dicampurkan haruslah berurutan yakni H2SO4 5 N, kalium antimonil tartat,

ammonium molibdat lalu asam askorbat dengan perbandingan 10 : 1 : 3: 6.

Apabila tidak berurutan atau perbandingannya salah, maka akan menyebabkan

warna larutan menjadi biru. Apabila terjadi hal demikian maka pereaksi

campuran harus dibuat kembali. Harus diperhatikan juga bahwa pereaksi

campuran hanya bertahan selama 4 jam dan apabila lebih harus dibuat kembali

karena sudah kadaluarsa.

6.1.9 Klorida ( Cl- )

Karena AgNO3 yang digunakan encer, maka TA yang teramati adalah terben-

tuknya warna kuning telur Ag2CrO4, karena seharusnya adalah endapan berwarna

merah bata. pH larutan selama titrasi harus dipertahankan netral sampai basa (7 –

10). Jika suasana asam, maka sensitifitas metode berkurang yang disebabkan oleh

konstanta ionisasi dari asam Kromat yang kecil sehingga Kromat bereaksi dengan

Hidrogen

CrO42- + H+ → HCrO4

2-

Gangguan bisa berasal dari ion Sulfida, Tiosulfat dan ion Sulfat, gangguan ini

dapat dihilangkan dengan penambahan H2O2. Pada saat penentuan kadar Cl pada

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 102

Page 103: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

sampel terlalu tinggi, akan menyebabkan sulitnya penentuan TA pada sampel

yang diakibatkan warna keruh endapan AgCl yang terbentuk.

6.1.10 Zat Organik ( ZO )

Penentuan kadar zat organik secara nilai permanganat ini termasuk titrasi kembali

karena yang dititrasi bukanlah zat organiknya langsung, namun sisa H2C2O4 yang

sebelumnya telah bereaksi dengan sisa KMnO4 yang sudah mengoksidasi zat

organik. Apabila kadar zat organik dalam sampel terlalu tinggi, maka pada saat

pemanasan setelah ditambahkan 5 mL KMnO4 dan 5 mL H2C2O4akan berwarna

kuning. Hal ini disebabkan karena kekurangan H2C2O4. Untuk mengatasi hal ini

tambahkan kembali H2C2O4 sampai warna kuning hilang.

6.1.11 Florida ( F- )

Gangguan yang umum terjadi pada analisa Flourida adalah pada waktu pengujian

yang tidak bol,eh lebih dari 1 jam, jika lebih dari 1 jam maka reaksi yang sudah

terbentuk akan terurai kembali dan mengakibatkan warna kuning menjadi pudar

ataupun bila kurang dari 1 jam, maka reaksi yang terjadi belum tentu sempurna.

Pengukuran absorbansi Flourida dilakukan pada panjang gelombang merah, hal

ini dikarenakan pada saat validasi metoda pada panjang gelombang merah dan

kuning, di dapatkan akurasi yang lebih baik pada pengukuran dalam panjang

gelombang merah.

6.1.12 Krom ( IV )

Bila tedapat campuran Cr6+ dan Cr3+ yang terlarut maka perlu mengoksidasi Cr3+

menjadi Cr6+ dengan penambahan KMnO4 sebelum penambahan difenilkarbazid.

6.1.13 Sulfat ( SO42- )

Fungsi dari larutan kondisi adalah untuk mengkondisikan agar endapan BaSO4

yang terbentuk tidak segera megendap, namun membentuk endapan koloid.

Fungsi dari BaCl2 adalah sebagai zat pengendap sulfat. Setelah penambahan

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 103

Page 104: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

BaCl2 harus segera di uji dan tidak boleh lebih dari 4 menit, hal ini dikarenakan

endapan koloid BaCl2 yang terbentuk akan mengendap jika didiamkan lebih dari

4 menit.

6.1.14 Dissolved Oxygen ( DO )

Pada saat penambahan larutan pereaksi ke dalam botol winkler, pipet yang

digunakan harus melewati permukaan sampel air yang sudah di masukan ke

dalam botol winkler, agar konsentrasi oksigen yang ada dalam sampel tidak

berubah. Setelah penambahan H2SO4, sampel harus sesegera mungkin dititrasi

dengan larutan tiosulfat agar I2 yang terbentuk tidak cepat menguap.

6.1.15 Total Dissolved Solids (TDS), Daya Hantar Listrik (DHL) dan

Salinitas

Sebelum pengujian dimulai, maka alat koduktivitimeter harus dikalibrasi terlebih

dahulu dengan larutan KCl 0,01N. Ketika akan mengukur sampel yang lain maka

elektroda harus dibilas dulu dengan aquades kemudian dikeringkan sampai benar

– benar kering, karena akan berpengaruh pada hasil pembacaan alat tersebut.

Apabila pada suatu sampel terbaca kadar DHL dan Salinitas yang tinggi, maka

akan berpengaruh pada penentuan Cl-, SO42- yaitu kadarnya yang tinggi dan

menyebabkan sampel harus di encerkan pada pengujian tersebut.

6.2 Saran

6.2.1 Untuk pihak sekolah :

1. Pembimbing dari pihak sekolah diharapkan lebih sering mengunjungi

tempat dimana siswa prakerin, agar dapat memantau keadaan siswa

disana.

2. Sebelum melaksanakan prakerin sebaiknya siswa dengan materi dan

pelatihan yang cukup agar dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerja

dengan baik dan dapat meminimalisir kesalahan.

3. Diharapkan koordinasi antara pihak sekolah dan Dinas Energi dan

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 104

Page 105: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Sumber Daya Mineral dapat berjalan dengan baik sehingga segala

sesuatunya dapat berjalan dengan lancar.

4. Diharapkan pihak sekolah dapat menjaga hubungan baik dengan pihak

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, sehingga untuk kedepannya

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral ini masih berkenan menerima

siswa-siswi SMKN 7 Bandung untuk melaksanakan prakerin disana.

6.2.2 Untuk pihak Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral :

1. Sebaiknya fasilitas dan keselamatan kerja di laboratorium lebih

ditingkatkan

2. Bila memungkinkan semoga di tahun yang akan datang dan seterusnya

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral masih berkenan menerima

siswa SMKN 7 Bandung untuk melaksanakan prakerin.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 105

Page 106: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

BAB VIIKESIMPULAN

Pada Praktek Kerja Industri di Laboratorium Kebumian Balai

Pengujian Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, secara

keseluruhan kami melakukan analisa air. Beberapa pengujian yang kami

lakukan diantaranya analisa air secara parameter fisika : pH, TDS, TSS,

Salinitas, DHL dan warna. Serta parameter kimia : DO, Kesadahan total -

CaCO3, Zat Organik, Klorida, COD, Krom (IV), Posfat - P, Nitrat - N,

Nitrit - N, Sulfat, Florida, Klorin bebas - Cl2, Ammonia - N dan Sulfida.

Melakukan analisa air sangat penting sekali, karena diperlukan

untuk mengetahui layak atau tidaknya air tersebut untuk digunakan dalam

berbagai aktifitas. Hal tersebut sangat penting sekali dilakukan, karena zat

– zat kimia berbahaya dapat masuk ke tubuh kita. Hal tersebut sangat

membahayakan karena hal itulah pengujian kelayakan air sangat penting

dilakukan. Dalam pengujiannya, ada beberapa metoda yang dilakukan

yakni secara konvensional dan instrumen.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 106

Page 107: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

Dari hasil analisa yang kami lakukan terhadap sampel air keran

dan sampel air kolam yang kami uji menunjukan kualitas sampel tersebut

adalah termasuk kedalam kualitas air kelas 1 untuk air keran dan kualitas

air kelas 2 untuk air kolam. Sehingga, air keran yang kami uji dapat

digunakan untuk air minum dan atau peruntukan lainnya yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut

sedangkan untuk air kolam dapat digunkan untuk sarana dan prasarana

rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi

tamanan dan peruntukkan lainnya yang mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

.

1. http://www.esdmjabar.gov.id

2. http://www.wikipedia.org/air

3. http://www.wikipedia.org/siklus-hidrologi

4. http://www.wikipedia.org/air-tanah

5. Syafei, M.lis.1999. Kimia Air Bandung : Depdikbud RI.

6. http://www.wikipedia.org/nitrogen

7. Svehla, G. 1990. Vogel Buku Text Analisis Anorganik Kualitatif Makro

dan Semimikro. Edisi V. Jakarta : PT. Kalman Pustaka.

8. Kertawijaya, Iyon. 1995. Analisis Singkat Pemeriksaan Air. Bandung.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 107

Page 108: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

LAMPIRAN

Gambar di Dinas ESDM

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 108

Page 109: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 109

Page 110: KATA PENGANTAR - Web viewDigunakan dalam stainless steel, elektroplating krom, pewarna, penyamakan kulit dan pengawet kayu. ... Kolom reduksi Cd-Cu. Labu ukur 100 mL. Pipet seukuran

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRIDI LABORATORIUM DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SMKN 7 BANDUNG 110