kata pengantar - sinta.unud.ac.id · pdf filenefrotoksisitas : perusakan terhadap sel ginjal....
TRANSCRIPT
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir I yang
berjudul ”Perbedaan Massa Tumor, Kadar Hemoglobin, Trombosit dan
Leukosit Pada Pasien Kanker Serviks Sel Skuamosa Stadium IIB-IIB
Sebelum dan Sesudah Kemoterapi Paklitaksel Karboplatin di RSUP Sanglah
Denpasar” tepat pada waktunya. Tugas akhir I ini diajukan sebagai syarat untuk
melanjutkan ke Tugas Akhir II (Skripsi) di Jurusan Farmasi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
Penyusunan tugas akhir I ini tidak terlepas dari dukungan, saran, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin
pengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
2. Dr. rer. nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si., Apt., selaku Ketua
Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana. Terima kasih
atas bimbingan dan bantuannya.
3. Prof. Dr. dr. Ketut Suwiyoga, Sp.OG (K) selaku Ketua Program Studi
Program Pendidikan Dokter Spesialis I Obstetri dan Ginekologi FK
UNUD/RSUP Sanglah Denpasar yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan, serta perhatian dan
dukungan kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
iv
4. Rini Noviyani, S.Si., M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing I serta
dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan, serta memberikan
motivasi dan perhatian kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir
ini.
5. Dr. dr. I Nyoman Gede Budiana., Sp.OG (K) selaku dosen pembimbing
II yang telah bersedia meluangkan waktunya membimbing,
mengarahkan, serta memberikan motivasi dan perhatian kepada penulis
dalam penyusunan tugas akhir ini.
6. Seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana yang
telah memberikan bantuan kepada penulis selama penyusunan tugas
akhir I ini.
7. Orang tua yang sangat saya sayangi dan hormati, Sugito selaku ayah,
Haerani Muksin selaku ibu, Dinda Permata Praya Gitarani selaku adik
serta Rifan Faluqi selaku teman terdekat penulis. Terimakasih atas
dukungan, saran serta motivasi yang telah diberikan kepada penulis.
8. Sahabat tersayang yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta
teman-teman seperjuangan di Poli Kebidanan RSUP Sanglah Denpasar
(Tata, Eling, Nita, Rara dan Widi) yang selalu memberikan motivasi
dan semangat.
9. Keluarga besar Dioscury Hygeia’2012 yang telah banyak membantu
dan memberikan semangat dalam penyusunan tugas akhir I ini.
v
10. Semua pihak yang terlibat dan telah membantu penulis dalam
penyusunan tugas akhir I ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir I ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun sehingga demi perbaikan penyusuanan dapat
menjadi lebih baik. Penulis berharap semoga tugas akhir I ini dapat bermanfaat
kedepannya.
Bukit Jimbaran, Februari 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.3.1 Tujuan Umum 5
1.3.2 Tujuan Khusus 6
1.4 Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker Serviks 8
2.1.1 Definisi Kanker Serviks 8
2.1.2 Gejala dan Faktor Risiko Kanker Serviks 9
2.1.3 Stadium Kanker Serviks 11
vii
2.1.4 Penatalaksanaan Kanker Serviks 12
2.2 Paklitaksel Karboplatin 15
2.2.1 Paklitaksel 15
2.2.2 Karboplatin 16
2.3 Perubahan Massa Tumor 17
2.4 Parameter Toksisitas 19
2.4.1 Hemoglobin 19
2.4.2 Trombosit 21
2.4.3 Leukosit 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian 24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 24
3.3 Alat dan Bahan Penelitian 24
3.3.1 Alat Penelitian 24
3.3.2 Bahan Penelitian 25
3.4 Sampel Penelitian 25
3.5 Prosedur Penelitian 27
3.5.1 Prosedur pemeriksaan massa tumor 31
3.5.2 Prosedur pemeriksaan hemoglobin, trombosit dan
leukosit 33
3.6 Analisis Data 35
DAFTAR PUSTAKA 36
LAMPIRAN 40
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Stadium Klinis Kanker Serviks Menurut
International Federation of Gynecology and Obstetri (FIGO) 11
Tabel 2.2 Pemilihan Terapi Berdasarkan Stadium Penyakit 14
Tabel 2.3 Derajat Anemia 20
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Rahim dan leher rahim wanita usia reproduktif 9
Gambar 3.1 Skema penelitian secara umum 28
Gambar 3.2 Skema perlakuan sampel data massa tumor 29
Gambar 3.3 Skema perlakuan sampel untuk memperoleh data kadar
hemoglobin, trombosit dan leukosit 30
Gambar 3.4 Skema pemeriksaan massa tumor 32
Gambar 3.5 Skema pemeriksaan hemoglobin, trombosit dan leukosit
34
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Persetujuan Ikut dalam Penelitian (Informed Consent) 40
Lampiran 2. Lembar Pengumpul Data 45
xi
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
Adenokarsinoma : Karsinoma yang berasal dari jaringan kelenjar
Alopecia : Kebotakan atau hilangnya sebagian atau seluruh
rambut.
Anemia : Berkurangnya jumlah sel darah merah atau
kandungan hemoglobin di dalam darah
Angioderma : Jenis alergi kulit yang ditandai dengan
pembengkakan pada jaringan bawah area kulit
Dyspnea : Sesak napas, napas pendek
Ektoserviks : Bagian luar serviks
FIGO : International Federation of Gynecology and
Obstetric
Ginekologi : Ilmu kedokteran yang berkenaan dengan fungsi
alat tubuh dan penyakit khusus pada wanita
Histerektomi : Operasi pengangkatan rahim
HPV : Salah satu tipe virus penyebab kanker serviks
Karsinoma : Jenis kanker yang mengandung dua jenis sel,
yaitu skuamosa dan sel adenokarsinoma
Lesi : Keadaan jaringan yang abnormal pada tubuh
Massa Tumor : Besar jaringan sel kanker yang memiliki ukuran
panjang, tinggi dan lebar.
Metastasis : Penyebaran kanker dari lokasi awal ke tempat lain
di dalam tubuh
xii
Myelosupresi : Menghambat aktivitas sumsum tulang
Nefrotoksisitas : Perusakan terhadap sel ginjal.
Neoadjuvan : Kemoterapi atau penggunaan obat-obatan
pendahulu untuk mengobati atau mengecilkan
kanker primer, sehingga perawatan tambahan
lebih efektif.
Neuropati : Istilah umum yang digunakan untuk kondisi-
kondisi yang terkait dengan gangguan fungsi saraf
Ginekologionkologi : Ilmu kesehatan tentang kanker pada organ
reproduksi wanita kecuali payudara
Radiasi : Energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel
atau gelombang
Radioterapi : Penggunaan sinar-X langsung pada sasaran untuk
menghancurkan sel-sel kanker sekaligus
meminimalisir dampak radiasi pada sel-sel yang
sehat.
Retroperitoneal : area di belakang peritoneum menutupi dari usus
Sel Skuamosa : Jenis epitel yang tersusun oleh sel-sel gepeng
mirip lempengan.
Sitokrom P450 : Enzim pemetabolisme di hati
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kanker serviks merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi
tertinggi di Indonesia, dimana pada tahun 2013 dari total 347.792 penderita
kanker keseluruhan, kanker serviks menempati urutan teratas kanker pada wanita
dengan jumlah penderita sebanyak 98.692 orang dibandingkan kanker payudara
yaitu sebesar 61.682 orang (Kemenkes RIa, 2015). Menurut studi pendahuluan
yang dilakukan peneliti di RSUP Sanglah, pada tahun 2013, jumlah pasien kanker
serviks sebanyak 2157, tahun 2014 sebanyak 3473 pasien kanker serviks,
sedangkan pada tahun 2015 (bulan Januari-Oktober) sebanyak 3411. Data dari
tahun 2013-2015 ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya jumlah pasien
kanker serviks khususnya di RSUP Sanglah, sehingga menjadi perhatian khusus
bagi tenaga kesehatan dalam penanganan pasien kanker serviks.
Terdapat beberapa metode penanganan kanker serviks, salah satunya adalah
kemoterapi. Kemoterapi dilakukan dengan cara menyuntikkan obat anti-kanker ke
dalam pembuluh darah atau mengkonsumsi obat anti-kanker. Melalui pembuluh
darah, obat akan disebarkan ke seluruh tubuh sehingga dapat membunuh sel
kanker yang telah menyebar ke organ jauh lainnya (Handayani, dkk, 2012). Obat
kemoterapi dapat berupa agen tunggal maupun kombinasi, dimana pengobatan
menggunakan kombinasi dinyatakan lebih efektif dibandingkan tunggal, didasari
atas adanya heterogenitas sel tumor dan adanya perkembangan resistensi obat.
1
Obat dengan mekanisme kerja yang berbeda dipilih untuk terapi dengan
kombinasi. Agen yang dipilih masing-masing harus memiliki aktivitas yang
signifikan terhadap tumor sehingga pengobatan berjalan dengan optimal
(Sabiston, 1995; Dipiro, et al., 2005).
Salah satu kombinasi regimen kemoterapi standar yang sering digunakan
dalam pengobatan kanker serviks di RSUP Sanglah Denpasar adalah Paklitaksel
Karboplatin (Komite Medik, 2004). Paklitaksel karboplatin merupakan kombinasi
obat yang direkomendasikan dan sering digunakan pada terapi kanker serviks,
khususnya pada stadium lanjut (Hoskins et al., 2005; Markovic and Markovic,
2008). Penggunaan regimen kemoterapi paklitaksel karboplatin telah diketahui
efektivitasnya yaitu dapat memperkecil ukuran tumor pada pasien kanker serviks
sel skuamosa sebelum dan sesudah kemoterapi pada 3 siklus (Lesmana, 2013).
Akan tetapi, pemberian kemoterapi sebanyak 3 siklus dianggap tidak sesuai
dengan prosedur yang menyatakan bahwa seharusnya regimen kemoterapi
diberikan selama 6 siklus dengan jeda waktu 3 minggu (Braybrooke, 2011). Hal
ini juga sesuai dengan penelitian Fumoleau, et al., (2003), yang menyatakan
bahwa kemoterapi 6 siklus memiliki hasil yang signifikan dibandingkan
kelompok dengan 3 siklus pada pasien kanker payudara premenopause yang
menggunakan Adjuvant Epirubicin. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
dilakukan pengamatan terhadap efek terapi maupun efek toksik dari pemberian
kemoterapi pada 6 siklus. Efektivitas terapi dari pengobatan dengan regimen
paklitaksel karboplatin diketahui juga memiliki efikasi yang sama dengan
2
1
paklitaksel cisplatin sehingga menjadi pilihan pengobatan standar untuk
metastasis atau kekambuhan pada kanker serviks (Kitagawa et al., 2015).
Efektivitas terapi suatu pengobatan dapat dipantau dengan menggunakan
parameter, salah satunya adalah massa tumor, dimana jika terdapat proses
pengecilan atau penyusutan massa tumor, maka dinyatakan pengobatan telah
efektif (Aziz dkk., 2006). Massa tumor merupakan bagian esensial dari stadium
TNM, yang menggambarkan faktor prognostik pasien (Haydaroglu et al., 2013).
Pada beberapa kasus tumor, massa tumor tidak berkolerasi atau tidak sesuai
dengan stadium yang ada pada pasien sehingga berperan penting dalam
mengetahui prognosis suatu kanker serviks (Miller and Perry, 2002).
Kemoterapi selain menghasilkan efek terapi juga menghasilkan efek toksik
dari pengobatan tersebut, dimana efek toksik kemoterapi yang dihasilkan
bervariasi tergantung regimen kemoterapi. Kemoterapi golongan karboplatin
menunjukkan efek samping lebih besar yaitu pada darah dibandingkan agen
cisplatin (Salhan, 2011). Efek samping dari karboplatin diketahui terjadinya
myelosupressive atau depresi sumsum tulang belakang yaitu menyebabkan
penurunan produksi sel darah merah sehingga mudah terjadinya anemia,
trombositopenia dan neutropenia (Ehrenpreis dan Ehrenpreis, 2001).
Trombositopenia adalah kadar dimana trombosit darah berkurang dari normal.
Trombositopenia menyebabkan mudah terjadi perdarahan dan anemia sehingga
jaringan kekurangan oksigen, dimana toksisitas pada darah agen paklitaksel
karboplatin yang dihasilkan sebesar 9-50 % (Uripi, 2002; Addeo et al., 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Lee et al., (2011) pada kanker ovarium
3
1
menunjukkan bahwa paklitaksel karboplatin juga dapat menginduksi leukopenia.
Leukopenia adalah keadaan dimana terjadinya penurunan jumlah leukosit
(Gibson, 2003). Jika dibandingkan dengan golongan platin seperti cisplatin, agen
karboplatin menginduksi nefropati, mual/muntah, dan neuropati lebih rendah
(Kitagawa et al., 2015) sehingga pemantauan toksisitas kemoterapi pada
penelitian ini lebih terfokus pada parameter darah. Hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Lesmana (2013), menyatakan bahwa terdapat efek toksik
pada darah dimana terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang bermakna pada
pasien kanker serviks sel skuamosa sebelum dan sesudah kemoterapi kombinasi
paklitaksel karboplatin dengan 3 siklus. Prosedur kemoterapi dengan 6 siklus
tentunya akan menghasilkan efek toksik yang lebih besar dibandingkan 3 siklus.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang menguji perbandingan obat kemoterapi
Doxorubisin dan Siklofosfamid atau Paklitaksel sebanyak empat siklus
berbanding enam siklus pada pasien kanker payudara stadium awal, dimana efek
toksik obat pada pasien dengan 6 siklus dinyatakan lebih sering dibandingkan
dengan 4 siklus (Shulman, et al., 2012). Hal ini menjadi dasar bahwa dilakukan
pemantauan efek toksik pada pengobatan, salah satunya dengan menggunakan
indikator penilaian toksisitas dengan pemantauan pada kadar hemoglobin,
trombosit dan leukosit.
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian mengenai pemantauan dan
evaluasi efektivitas dan toksisitas terapi ini sangat penting dilakukan untuk
mengetahui perbedaan massa tumor, kadar hemoglobin, trombosit dan leukosit
pada pasien kanker serviks stadium IIB-IIIB tipe sel skuamosa sebelum dan
4
1
sesudah kemoterapi paklitaksel karboplatin sebanyak 6 siklus di Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan massa tumor sebelum kemoterapi siklus I dan
sesudah kemoterapi siklus VI dengan Paklitaksel-Karboplatin pada pasien
kanker serviks sel skuamosa stadium IIB-IIIB?
2. Apakah terdapat perbedaan kadar hemoglobin sebelum kemoterapi siklus I
dan sesudah kemoterapi siklus VI dengan Paklitaksel-Karboplatin pada
pasien kanker serviks sel skuamosa stadium IIB-IIIB?
3. Apakah terdapat perbedaan kadar trombosit sebelum kemoterapi siklus I
dan sesudah kemoterapi siklus VI dengan Paklitaksel-Karboplatin pada
pasien kanker serviks sel skuamosa stadium IIB-IIIB?
4. Apakah terdapat perbedaan kadar leukosit sebelum siklus I dan sesudah
kemoterapi siklus VI dengan Paklitaksel-Karboplatin pada pasien kanker
serviks sel skuamosa stadium IIB-IIIB?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui efektivitas kemoterapi Paklitaksel-Karboplatin pada
pasien kanker serviks sel skuamosa stadium IIB-IIIB.
5
1
2. Untuk mengetahui toksisitas kemoterapi Paklitaksel-Karboplatin pada
pasien kanker serviks sel skuamosa stadium IIB-IIIB.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui perbedaan massa tumor sebelum kemoterapi siklus I
dan sesudah kemoterapi siklus VI dengan Paklitaksel-Karboplatin pada
pasien kanker serviks sel skuamosa stadium IIB-IIIB.
2. Untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin sebelum kemoterapi
siklus I dan sesudah kemoterapi siklus VI dengan Paklitaksel-Karboplatin
pada pasien kanker serviks sel skuamosa stadium IIB-IIIB.
3. Untuk mengetahui perbedaan kadar trombosit sebelum kemoterapi siklus I
dan sesudah kemoterapi siklus VI dengan Paklitaksel-Karboplatin pada
pasien kanker serviks sel skuamosa stadium IIB-IIIB.
4. Untuk mengetahui perbedaan kadar leukosit sebelum kemoterapi siklus I
dan sesudah kemoterapi siklus VI dengan Paklitaksel-Karboplatin pada
pasien kanker serviks sel skuamosa stadium IIB-IIIB.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.2 Dapat memberikan informasi efektivitas dan efek toksik mengenai
regimen Paklitaksel Karboplatin sebagai dasar pertimbangan
kemoterapi pada pasien kanker serviks.
1.4.3 Dapat meningkatkan peran apoteker sebagai tenaga kesehatan dalam
memonitor respon terapi dan efek samping kemoterapi pada pasien
6
1
kanker serviks untuk menjamin keamanan pasien kanker serviks
khususnya tipe sel skuamosa.
1.4.4 Bagi pasien dapat mendapatkan efek terapi yang maksimal dan efek
toksik yang minimal sehingga memperoleh pengobatan yang rasional
7