kata pengantar - fks multi agrofksmultiagro.com/upload/20170303043736-bad5b51f68a6448.pdf · kata...
TRANSCRIPT
While you must have read the inspiring book on fish tales, we too have a fish tale to tell, about the journey
of a corporate FISH called Fishindo.
The script was written on June 27th 1992. For the first 10 years, it swam in the Bali Strait. Then one fine
day, proceeded straight to the Capital. Having arrived, took stock of the situation, decided to trade places
and braved the big exchange. Sardine from a small fishing village had sighted a whale of an opportunity,
the difference between a fish market and a commodity market. Yet, the move from shallow waters to high
seas was no ordinary adventure. Stakes were high and it was a gamble where failure was not an option.
Nevertheless, little sardine was a brave heart from birth, being born swimming against the tide.
The rest as they say is history, the transformation of Fishindo, a pioneer in the production of fish meal
and fish oil to F K S Multi Agro, a power house in trading feed ingredients.
Kata PengantarForeword
Anda pasti pernah membaca cerita yang inspiratif mengenai kisah kehidupan ikan, namun kami juga
memiliki cerita mengenai ikan yang mengisahkan tentang perjalanan sebuah perusahaan dengan kode
FISH bernama Fishindo.
Cerita ini diawali pada tanggal 27 Juni 1992. Selama sepuluh tahun pertama, seekor ikan sardine tinggal
di Selat Bali. Kemudian pada suatu hari, sang ikan memutuskan untuk berangkat ke Ibukota. Setelah
tiba dan mengamati situasi yang ada, sang ikan memutuskan untuk menetap dan menantang perubahan
besar. Sang ikan sardine yang berasal dari sebuah desa nelayan kecil melihat adanya kesempatan yang
luar biasa besar, yaitu perbedaan antara dunia perikanan dengan dunia komoditas. Seperti perpindahan
dari air yang dangkal menuju lautan yang luas dan dalam, sudah merupakan sebuah petualangan yang
luar biasa. Sebuah pertaruhan yang sangat besar dimana kegagalan bukanlah merupakan sebuah pilihan.
Akan tetapi, sang ikan sardine kecil sudah memiliki keberanian yang luar biasa semenjak dilahirkan,
karena dia dilahirkan dengan menentang derasnya arus.
Selanjutnya seperti yang dikisahkan dalam sejarah, adalah transformasi Fishindo, pelopor dalam produksi
tepung ikan dan minyak ikan menjadi FKS Multi Agro, sebuah rumah dagang bahan baku pakan ternak
yang patut diperhitungkan.
60
Ingredients for Growth
02
Daftar Isi01
03
05
09
21
34
43
56
57
Kata Pengantar
Foreword
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
Laporan Dewan Komisaris
Board of Commissioners Report
Laporan Direksi
Board of Directors Report
Profil Perusahaan
Company Profile
Diskusi dan Analisa Manajemen
Management Discussion and Analysis
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance Report
Laporan Komite Audit
Audit Committee Report
Pernyataan Tanggung Jawab Manajemen
Management Responsibility Statement
Laporan Keuangan
Financial Statements
03
Laporan Laba Rugi(dalam Rp. milyar) per 31 Desember
Income Statement(in billion Rp.) per 31 Desember
Penjualan Bersih
Laba Kotor
Laba Usaha
Laba Bersih
Saham Beredar (dalam juta)
Laba Bersih per Saham(Rp/Saham)
Net Sales
Gross Profit
Operating Profit
Net Profit
Outstanding Shares (in million)
Earning per Share(Rp/Shares)
2007 2008 2009 2010
1.695,62
70,06
35,72
24,89
480
51,9
2.332,49
147,55
93,81
25,09
480
52,2
2.081,31
38,80
(12,19)
32,58
480
67,9
4.170,43
150,60
57,74
55,59
480
115,8
464,55
67,16
0,34
532,05
431,58
2,67
434,25
97,80
532,05
32,97
343,67
68,49
1,21
413,36
289,57
3,35
292,92
120,44
413,36
54,09
492,04
63,72
1,63
557,39
402,74
4,03
406,77
150,62
557,39
89,30
1.041,07
59,18
0,89
1.101,82
895,70
2,55
898,73
203,09
1.101,82
145,37
2011
7.628,83
238,92
63,79
35,50
480
73,90
1.957,35
61,60
1,15
2.020,10
1.781,98
4,34
1.786,32
233,78
2.020,10
175,37
Neraca
Aset
Aset Lancar
Aset Tetap
Aset Lain-lain
Jumlah Aset
Liabilitas & Ekuitas
Liabilitas Lancar
Liabilitas Tidak Lancar
Jumlah Liabilitas
Ekuitas
Jumlah Liabilitas & Ekuitas
Modal Kerja Bersih
Balance Sheet
Assets
Current Assets
Fixed Assets
Other Assets
Total Assets
Liabilities & Equity
Current Liabilities
Non Current Liabilities
Total Liabilities
Equity
Total Liabilities & Equity
Net Working Capital
Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights
04
Rasio Lancar Key Financial Ratios2007 2008 2009 2010
Current Ratio
Asset Turnover Ratio
Liabilities / Asset
Liabilities / Equity
Gross Margin
Operating Margin
Net Profit Margin
Return On Asset
Return On Equity
Asset Growth
Sales Growth
Net Income Growth
2011
1,10
3,78
0,88
7,64
3,13%
0,84%
0,46%
1,76%
15,18%
83,42%
82,93%
(36,14%)
1,16
3,79
0,82
4,42
3,61%
1,38%
1,33%
5,05%
27,37%
97,59%
100,38%
70,61%
1,22
3,73
0,73
2,70
1,86%
(0,59)%
1,57%
5,85%
21,63%
34,84%
(10,77)%
30,11%
1,19
5,64
0,71
2,43
6,33%
4,02%
1,07%
6,06%
20,79%
(22,31)%
37,56%
0,60%
1,08
3,19
0,82
4,44
4,13%
2,11%
1,47%
4,68%
25,45%
176,52%
65,81%
221,79%
Aset Lancar TerhadapLiabilitas Lancar
Penjualan Bersih TerhadapJumlah Aset
Jumlah Liabilitas TerhadapJumlah Aset
Jumlah Liabilitas TerhadapEkuitas
Laba Kotor TerhadapPenjualan Bersih
Laba Usaha TerhadapPenjualan Bersih
Laba Bersih TerhadapPenjualan Bersih
Laba Bersih TerhadapAset
Laba Bersih TerhadapEkuitas
Rasio Pertumbuhan Aset
Rasio PertumbuhanPenjualan Bersih
Rasio Pertumbuhan LabaBersih
Kiri ke Kanan / Left to right: Siswanta Atmadja, Yundi Lowana, Yus’an
05
Laporan Dewan KomisarisBoard of Commissioners Report
Para Pemegang Saham Yang Terhormat,
Laporan tahunan 2011 ini sekaligus menandakan tahun ke-10 perusahaan telah menjadi perusahaan publik. Menjadikan sebuah
perusahaan terbuka yang menetapkan suatu tingkatan untuk pertumbuhan selama satu dekade. Perusahaan terus melanjutkan
evolusinya untuk memainkan peranan penting dalam industri pakan ternak Indonesia. Pada tahun 2001, Fishindo begitulah namanya
dikenal, merupakan perusahaan yang awalnya bergerak di bidang tepung ikan dan minyak ikan di Indonesia. Berlanjut hingga hari
ini, FKS sebagai nama yang dikenal sekarang, telah menunjukkan dirinya sebagai penghubung yang unik, spesifik dan vital dalam
pengadaan bahan baku pakan ternak untuk industri di dalam negeri.
Dear Shareholders,
The 2011 Annual Report commemorates the company's ten years as a public entity. Becoming a public company set the stage
for a decade of growth. The company continued its evolution to play an important role in Indonesia's animal feed industry. In 2001,
Fishindo as it was then called was known primarily as a pioneer in the production of steam dried fish meal and fish oil in Indonesia.
Fast forward to today, FKS as it is now known, has demonstrated to be a unique, specific and vital link in procuring feed ingredients
for the domestic industry.
06
We celebrate the special partnership with Indonesia's feed millers
and breeding farms that received a big boost over the years.
Together, we have endeavored to create a successful and dynamic
network of supply chain to facilitate the ingredients for growth.
This report amongst other things is a showcase to highlight an
exceptional collaborative effort of our employees. This is the FISH
story that we wish to express fully and passionately, straight to you,
the PUBLIC.
Over the past decade, assets under management have increased
from Rp 67 billion at the end of 2001 to over Rp 2 trillion today.
The company's sales volume grew from 28 thousand tons at the
end 2001 to 1.86 million tons today, whereas the company's turnover
during this period leaped from Rp 82.44 billion to Rp 7.63 trillion.
Fishindo, which was once a niche manufacturing entity has now
evolved to become FKS Multi Agro, a power house for trading food
and feed ingredients in Indonesia.
Our business model now provides greater, stable and stronger
growth prospects going forward. As we move ahead, the trends
underpinning our strategy and the opportunity for growth will remain
firmly in place - guiding our customers to and through procurement
solutions, providing benefits at a competitive cost, and capitalizing
on domestic growth due to expanding middle class.
At FKS Multi Agro, we believe that corporate life cycle, like life's
journey is all about progressing from one milestone to another.
Progress, we believe, is the true purpose of life and success, a
never ending journey. What is achieved today was because of what
was dreamt yesterday and tomorrow's achievement will depend
on what is dreamt today. The desire to succeed is an attitude that
encourages us to set new goals to keep us moving forward. We
believe that the back bone of an achievement or the realization of
a dream begins with a belief called Faith. Which is what has led
us to our new philosophy - Faith is the Key to Success. As we
unveil our new philosophy, we reaffirm our commitment to continue
to partner you, our stakeholders in your progress from one milestone
to another.
Board of Directors appraisal report
The Board of Directors worked satisfactorily for the year to develop a
clear vision for the company. They satisfactorily organized the development
of strategic plan, including measurable goals and objectives that were
consistent with the company's mission. They organized the strategic
planning process as a collaborative effort and maintained an up-to-date
business plan.
Kami senang menjalin kerjasama yang khusus dengan pabrik pakan ternak
domestik dan para peternak yang mengalami peningkatan pesat dalam
beberapa tahun terakhir. Bersama, kami berusaha menciptakan jaringan
pengadaan yang sukses dan dinamis dalam memfasilitasi perkembangan
bahan baku pakan.
Laporan ini merupakan salah satu bukti yang dapat menunjukkan usaha
kolaborasi karyawan kami yang luar biasa. Ini adalah cerita FISH yang
ingin kami sampaikan secara lengkap dan penuh semangat langsung ke
hadapan anda, yaitu PUBLIK.
Selama dekade ini, aset yang dikelola telah meningkat dari Rp 67 Milyar
pada akhir tahun 2001 menjadi lebih dari Rp 2 triliun hari ini. Volume
penjualan meningkat dari 28 ribu ton pada akhir 2001 telah menjadi 1,86
juta ton hari ini, dimana perputaran usaha perusahaan selama periode
tersebut melonjak dari Rp 82,44 milyar menjadi Rp 7,63 trilliun. Fishindo,
yang semula dikenal sebagai perusahaan pabrikan telah berubah menjadi
FKS Multi Agro, sebuah rumah dagang untuk perdagangan bahan baku
pangan dan bahan baku pakan ternak di Indonesia.
Model bisnis kami sekarang memberikan prospek pertumbuhan yang lebih
besar, stabil dan lebih kuat. Sejalan dengan itu, perkembangan tersebut
menguatkan strategi kami dan kesempatan untuk bertumbuh akan tetap
pada tempatnya, mengarahkan pelanggan kami kepada solusi pengadaan,
memberikan manfaat melalui biaya yang bersaing, dan membentuk
pertumbuhan domestik berkembang ke kelas menengah.
Untuk FKS Multi Agro, kami percaya, siklus perusahaan, seperti perjalanan
hidup adalah berjalan dari satu tujuan ke tujuan yang lainnya. Bertumbuh,
kami percaya, adalah tujuan sebenarnya dari kehidupan dan kesuksesan,
suatu perjalanan tanpa akhir. Apa yang kami capai hari ini adalah karena
apa yang kami impikan kemarin dan pencapaian masa yang akan datang
bergantung dari apa yang kami impikan hari ini. Keinginan untuk berhasil
adalah sikap yang mendorong kami untuk membuat tujuan-tujuan baru
untuk tetap membuat kami tetap maju. Kami percaya bahwa dasar dari
pencapaian atau realisasi dari sebuah mimpi dimulai dengan suatu
kepercayaan yang disebut sebagai suatu keyakinan. Yang membawa kami
kepada suatu filosofi baru - Faith (keyakinan) adalah Key (Kunci) menuju
Sukses. Sejalan dengan pernyataan filosofi baru kami, kami menyatakan
kembali komitmen kami untuk terus bekerjasama dengan anda, sebagai
pemegang saham kami dalam perkembangan anda dari satu tujuan ke
tujuan yang lainnya.
Laporan Penilaian Terhadap Kinerja Direksi
Direksi telah menunjukkan kerja yang memuaskan selama setahun ini
dalam menentukan visi perusahaan secara jelas. Mereka telah secara
memuaskan menata perkembangan dari rencana strategis, termasuk
tujuan yang terukur dan arahan yang sesuai dengan misi perusahaan.
Mereka telah mengorganisasikan proses perencanaan yang strategis
sebagai bentuk usaha kolaborasi, dan melakukan pembaruan rencana
bisnis.
07
Direksi telah menunjukkan pengetahuan yang substantif mengenai
jenis usaha perusahaan. Program pembelian disesuaikan dengan
rancangan penjualan dan distribusi. Mereka merekomendasikan kacang
kedelai sebagai komoditi baru ke dalam divisi perdagangan untuk tujuan
mempercepat kemajuan/perkembangan perusahaan. Dengan
penambahan kacang kedelai ke dalam portofolio produk telah menambah
aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan kedelai, bersamaan
dengan bungkil kacang kedelai yang sudah dijalankan sebelumnya.
Direksi telah melakukan penyeleksian staf senior yang berkualifikasi,
menunjukkan tingkah laku dan keahlian yang efektif serta menjadi
contoh, juga menjaga moral di antara para karyawannya. Seminar
motivasi dan bimbingan dari pembicara yang berpengalaman dan
berkualitas juga dilakukan untuk mencapai tujuan di atas. Serangkaian
tugas dan tanggung jawab yang diberikan juga dilaksanakan secara
efektif. Standarisasi prestasi yang jelas dan obyektif juga dilakukan
terhadap para karyawan. Hal ini diadakan melalui review
performance/prestasi tahunan. Sebuah rencana pengembangan profesi
untuk mendukung para karyawan perusahaan juga sudah tersedia.
Pelatihan yang sesuai disediakan untuk mendorong kompetensi para
karyawan dan juga untuk pengembangan ketrampilan baru.
Prospek Usaha
Kami sepakat dan sependapat dengan Direksi mengenai prospek bisnis
perusahaan. Kebutuhan akan pangan yang bernutrisi terus berkembang
sejalan dengan ekonomi secara umum. Dalam konteks diatas, dan
berhubungan dengan jenis usaha yang dijalankan perusahaan, Dewan
Komisaris telah mereview strategi bisnis dan kebijaksanaan yang di
formulasikan dan diimplementasikan oleh Direksi selama 2011. Dewan
Komisaris puas bahwa strategi dan kebijaksanaan yang dicanangkan
memberikan prospek yang sangat baik kepada pencapaian target dan
tujuan Perusahaan.
Komite-komite yang berada dibawah Dewan Komisaris:
1. Komite Audit
2. Komite Nominasi
3. Komite Remunerasi
4. Komite Strategi Logistik
Tahun lalu, Dewan Komisaris membentuk tiga komite tambahan
antara lain Komite Nominasi, Komite Remunerasi, dan Komite
Strategi Logistik. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan kualitas kerja Dewan Komisaris. Komite yang dibentuk
berkontribusi dalam menyediakan pertimbangan dimana menjadi
landasan bagi keputusan yang dikeluarkan oleh Dewan Komisaris.
Tujuan dari komite-komite tadi khususnya untuk melakukan
persiapan terhadap hal-hal yang dibutuhkan oleh Dewan Komisaris.
The Board of Directors demonstrated substantive knowledge
regarding the company's line of business. Procurement program
operated in accordance with sales and distribution plans. They
recommended the introduction of soybeans as a new commodity
for trading division to boost corporate growth. The addition of
soybeans to the product portfolio has enlarged the soy complex
activity together with soybean meal.
The Board of Directors of the company have endeavored to select
and cultivate qualified senior staff, showcased effective behavioral
and skill models and maintained the morale among employees.
Motivation seminars and lectures of eminent speakers were also
organized to that effect. The delegation of task and responsibility
was effectively carried out. Clear and attainable performance
standards were set for the employees. These were appraised by
conducting the annual performance review. A professional
development plan to support the company employees is in place.
Appropriate training is provided under this plan to encourage
competency as well as to develop new skills.
Business Outlook
We are in agreement and in concurrence with the Board of Directors
regarding the business prospects for the company. The demand
for nutritious food is growing in line with the general economy. In
the context described above and in relation to the business which
the Company operates, the Board of Commissioners had reviewed
the business strategies and policies formulated and implemented
by the Board of Directors in 2011. The Board of Commissioners is
satisfied that these strategies and policies offer excellent prospects
for the achievement of the Company's goals and targets.
Committees under the Board of Commissioners:
1. The Audit Committee
2. The Nomination Committee
3. The Remuneration Committee
4. The Logistics Strategy Committee
Last year, the Board of Commissioners established three additional
committees namely the Nomination Committee, the Remuneration
Committee and the Logistics Strategy Committee. They were
established with a purpose of increasing the efficiency and
heightening the quality of the Board's work. The committees
contribute to drafting the materials on which decisions made by
the Board of Commissioners are based. The purpose of these
committees is solely preparatory in nature, which means that they
are required to forward any material information needed by all
members of the Board.
Dewan Komisaris memegang tanggung jawab penuh terhadap
semua keputusan, dan pekerjaan dalam komite tidak akan
menyebabkan pengurangan atau pembatasan usaha yang akan
dijalankan oleh Dewan.
Perubahan Komposisi Dewan Komisaris
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan
pada tanggal 24 Juni 2011 telah menyetujui pengangkatan anggota
Dewan Komisaris untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun efektif sejak
tanggal 28 Juni 2011 sampai dengan tanggal 27 Juni 2014 adalah
sebagai berikut :
1. Siswanta Atmadja / Komisaris Utama
2. Yundi Lowana / Komisaris
3. Yus'an / Komisaris Independen
Di tahun 2011, Dewan Komisaris telah bekerja secara aktif dengan
Direksi untuk memenuhi peran Komisaris untuk memastikan bahwa
formulasi dan implementasi kebijakan yang dijalankan oleh Direksi
sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dewan Komisaris
mengadakan rapat setiap triwulan dengan Direksi untuk memberikan
arahan dan masukan mengenai kebijaksanaan perusahaan dan
mendiskusikan performance keuangan dan hal-hal lainnya.
Sebagai penutup, Dewan Komisaris dengan ini menyampaikan
apresiasi kepada Direksi atas pencapaiannya dalam setahun terakhir.
Kami juga ingin menyampaikan apresiasi kami kepada para
pemegang saham dan stakeholder atas loyalitas dan dukungannya.
Kami juga menghaturkan terima kasih kepada karyawan-karyawan
kami atas usaha dan kerja kerasnya selama ini. Kami percaya
bahwa dengan dukungan semua stakeholder, Perusahaan akan
mencapai target dan tujuannya dengan sukses di tahun 2012 ini,
dan tahun-tahun berikutnya.
The Board retains full responsibility for all decisions, and the work
in the Committees may not result in the omission or curtailment of
business intended to be transacted by the Board.
Changes in the composition of Board of Commissioners
Based on the resolutions passed in the extraordinary shareholder's
meeting held on June 24, 2011, it was thereby agreed to appoint
the following members to the Board of Commissioners for a period
of 3 (three) years with effect from June 28 2011 until June 27 2014:
1. Siswanta Atmadja / President Commissioner
2. Yundi Lowana / Commissioner
3. Yus'an / Independent Commissioner
In 2011, the Board of Commissioners worked actively with the
Board of Directors to fulfill the Commissioners' role in ensuring
that the formulation and implementation of policies by the Board
of Directors is conducted in the best interests of shareholders. The
Board of Commissioners held quarterly meetings with the Board
of Directors to provide guidance and advice on the management
policies of the company and to discuss its financial performance
and other matters of importance.
In closing, the Board of Commissioners would like to extend its
appreciation to the Board of Directors for their achievements over
the year. We would also like to express our appreciation to the
company's shareholders and all other stakeholders for their loyalty
and support. Finally, we sincerely thank our employees for their
hard work and effort. We believe that with the support of all these
stakeholders, the company will continue to successfully achieve
its stated goals and targets into 2012 and beyond.
08
Yundi LowanaKomisaris
Commissioner
Siswanta AtmadjaKomisaris Utama
President Commissioner
Yus'anKomisaris Independen
Independent Commissioner
09
Kiri ke Kanan / Left to right: Bong Kong Fui, Anand Kishore Bapat, Hiu Baron Setiawan Sumadi, Liauw Sioe Lian, Kusnarto
Dear Shareholders,
We are pleased to present the Annual Report for the year ended Dec 31 2011, which commemorates the 10th anniversary of the
company since going public.
Laporan DireksiBoard of Directors Report
Para Pemegang Saham Yang Terhormat,
Dengan ini kami mempersembahkan Laporan Tahunan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, sekaligus
memperingati 10 tahun perusahaan menjadi perusahaan terbuka.
10
Tinjauan Kinerja
Hasil tahun lalu agak bervariasi. Kami mengembangkan portofolio
produk dengan memasukan kacang kedelai ke dalam usaha
perdagangan kami. Kacang kedelai adalah pendorong utama
pertumbuhan, memberikan lebih dari 55% dari pertumbuhan secara
keseluruhan. Pengenalan kacang kedelai ke dalam portofolio
produk kami telah membantu mencapai keseimbangan baru dalam
komposisi produk perusahaan. Rata-rata harga komoditas tahun
ini telah meningkat 19% dari harga 2010. Walaupun penjualan
secara keseluruhan dilaporkan meningkat, laba bersih turun 36%
menjadi Rp 35,5 milyar di tahun 2011. Secara umum, keadaan
global menyebabkan perusahaan-perusahaan perdagangan
komoditas seperti FKS menghadapi penurunan keuntungan. Faktor-
faktor yang menyebabkan penurunan tersebut antara lain:
1. Turunnya harga komoditas pada akhir kuartal ketiga
2. Pembalikan arah harga kurs dari yang mengalami
kecenderungan apresiasi menjadi kearah pelemahan mata
uang yang mengakibatkan pembelian USD karena
memburuknya ekonomi Uni Eropa, dan juga
3. Masalah-masalah logistik
Tahun 2011 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan untuk
perdagangan. Kebijakan yang konvensional terus menerus
dipersoalkan karena harga abnormal antar komoditas. Pasar
dikendalikan oleh tajuk utama harian yang tidak menyisakan ruang
untuk melihat ke depan. Ketidakpastian politik seperti kebuntuan
dalam penyelesaian krisis hutang Amerika dan Eropa lebih menjadi
topik utama dibandingkan dengan hal-hal mendasar seperti halnya
penawaran dan permintaan. Volatilitas meningkat, yang selalu
berubah antara pendekatan yang berisiko dan yang tidak berisiko
selama ketidakpastian prospek pertumbuhan.
Performance Review
Last year's result are somewhat mixed. We expanded our product
portfolio to include soybeans to our trading operations. This enabled
the company to register about 54% growth in sales volume. Soybean
was the main driver of that growth, contributing over 55% of the
overall growth. Introduction of soybeans to the product portfolio
has helped achieve a better balance in the composition of company's
products. Average ingredient prices for the year increased by 19%
over 2010 prices. While we are pleased to report an overall 83%
jump in revenues to reach Rp 7.63 trillion, the net profit for the year
dropped by 36% to Rp 35.5 billion in 2011. In general, the global
environment was such that most of the commodities trading firms
in FKS's line of business faced similar disappointment towards
profitability. Notable factors adversely affecting the company's
profitability were:
1. The down turn in commodity price towards the end of third
quarter,
2. A sudden and steep reversal in domestic exchange rate from
a steadily appreciating trend towards weakening of the currency
which resulted due to a flight towards USD because of
deteriorating EU economy as well as
3. Logistical constraints
The year 2011 was amongst the most challenging environments
to trade. Conventional wisdom was being continuously challenged
because of the abnormal price relationships between commodities.
Markets were driven by daily headlines, leaving no room for forward
visibility. Political uncertainties such as the gridlock in US and the
European debt crisis were the dominant themes rather than the
underlying supply and demand fundamentals. Volatility was on the
rise, oscillating between risk-on, risk-off mode amidst uncertain
growth prospects.
11
Business Prospects
The landscape of agriculture has changed dramatically over the
decade in which food for fuel has had a profound impact on global
supply and demand. In this environment, the demand for food
among emerging economies and developing countries is putting
added pressure on livestock production systems. As protein is at
the foundation of any formulation's building block, the Indonesian
feed industry invariably looks for sustainable sources. While
searching for alternative protein ingredients from local, regional
and global sources, the industry faces a challenge to prevent their
feed production costs from escalating. This challenge comes from
several factors driving the global animal feed industry such as
population growth, rising grain prices, environmental concerns and
food safety issues.
Prospek Usaha
Lahan pertanian telah berubah dengan cepat selama dekade ini
dimana produksi pangan untuk bahan bakar telah mempengaruhi
penawaran dan permintaan global. Dalam hal ini, permintaan
pangan antara negara yang ekonominya sedang bertumbuh dan
negara berkembang menambah beban bagi sistem produksi hewan
ternak. Karena protein menjadi formula dasar untuk pakan, industri
pakan ternak Indonesia selalu mencari sumber-sumber yang dapat
diandalkan. Sementara mencari sumber protein alternatif dari
lokal, regional dan global, industri pakan menghadapi tantangan
untuk mencegah kenaikan biaya produksi pakan mereka. Tantangan
yang dihadapi industri pakan ini datang dari beberapa faktor seperti
pertumbuhan populasi, meningkatnya harga biji-bijian,
permasalahan lingkungan dan isu-isu mengenai makanan yang
aman bagi kesehatan.
Increasing demand for meat and eggshas been driving domestic feedproduction. This has encouragedexpansion and entry of new players tofeed industry.
Jenis pakan ternak terbesar di
Indonesia adalah pakan unggas
In Indonesia, poultry accounts for
largest type of animal feed
production.
Produksi Pakan Ternak di Indonesia
Feed production in Indonesia
Kebutuhan pakan ternak lokal
meningkat seiring dengan konsumsi
telur dan daging. Hal ini mendorong
ekspansi dan masuknya pemain baru.
10,3 juta ton 2010
10.3 mmt 2010
11,0 juta ton 2011
11.0 mmt 2011
Pertumbuhan tahun berjalan: 6%
6% yoy growth
Laporan DireksiBoard of Directors Report
83%
11%
6%Jenis PakanTypes of feed
UnggasPoultry
AquakulturAquaculture
Lain-lainOthers
12
Tujuan keseluruhannya adalah untuk mengurangi biaya produksi
ternak di Indonesia dan menyediakan makanan yang bergizi dan
terjangkau. Harga daging lokal relatif mahal karena sumber protein
masih diimpor dan juga akibat tidak efisiennya produksi ternak.
Dengan demikian, pengurangan biaya untuk protein dan energi
untuk pabrik pakan ini, memastikan penggunaan formula pakan
yang paling efektif yang berdasarkan profil asam amino, dan
memastikan pengiriman pakan ke industri ternak dalam keadaan
yang baik merupakan langkah penting untuk mengurangi harga
makanan yang diproduksi mereka. Faktor-faktor ini tidaklah
berlebihan diungkapkan karena hal ini telah terus menerus ditelaah
oleh pabrikan pakan kelas dunia yang besar, yang telah lama berdiri,
dan terintegrasi.
Industri pakan lokal harus terus mencari alternatif dan
mengembangkan sumber protein untuk ternak. Bicara mengenai
pilihan, jenis-jenis sumber protein yang tersedia untuk produksi
pakan adalah bermacam-macam namun tidak banyak. Pilihan
utamanya adalah bungkil kedelai, tepung ikan dan tepung dari
produk sampingan hewan lainnya. Ini adalah bagian elemen paling
penting dari formula pakan dalam hal konsentrasi protein dan
kebutuhan akan protein curah. Lalu ada pilihan kedua, seperti
protein dari biji-bijian lain seperti biji sawi atau produk sampingan
dan penggilingan jagung seperti tepung gluten. Sekarang terlebih
lagi, terdapat kebutuhan elemen protein untuk mencari diluar pilihan-
pilihan tadi.
Beberapa alternatif sumber protein untuk pakan termasuk udang
kecil, bio-protein, dried distiller's grain (yang berasal dari produksi
etanol berbahan dasar jagung) dan sereal yang secara genetika
dimodifikasi dan biji-bijian. Udang kecil, sebagai sumber alternatif
dari protein berkualitas tinggi selama ini telah terabaikan.Namun
demikian udang kecil (plankton) sangat banyak di samudera bagian
selatan menjadikannya layak sebagai bahan pakan pengganti,
terutama untuk pakan perikanan. Bio-protein adalah alternatif lain
yang belum dieksploitasi. Produksi bio protein untuk pakan ternak
diperoleh melalui proses kendali fermentasi adalah pengembangan
teknologi menggunakan gas alam. Selain udang plankton dan bio
protein, biji-bijian yang didestiliasi memiliki prospek yang bagus
untuk digunakan sebagai campuran protein. Biji-bijian yang didestilasi
adalah produk sampingan dari proses penggilingan kering jagung
untuk menghasilkan etanol. Diperlukan proses lanjutan untuk
mengubahnya menjadi protein yang baik dan dapat dicerna. Pilihan
lain dapat di fokuskan dan dikembangkan pada modifikasi genetika
untuk menyediakan komposisi protein yang dapat memaksimalkan
efisiensi produk dari sistem pakan ternak.
The overall objective is to reduce the cost of livestock production
in Indonesia and thus provide an affordable and nutritious meal
for the country's population. The domestic price of meat is relatively
high as protein sources are imported and also due to the
inefficiencies in feed production. As such, reducing protein and
energy costs to these feed manufacturers, ensuring the most
effective use through better feed formulation based on amino acid
profiles, and ensuring the delivery of manufactured feed to livestock
industry in good condition are important steps to assist in the
reduction of their food prices. These factors are not exhaustive
but have been continually reviewed by mature, large and integrated
feed manufacturers of the world.
It is clear that the domestic feed industry must continue to look for
alternatives and enhanced sources of protein for animal ration.
Talking about choices, the variety of protein sources available for
feed production is diverse but unfortunately not as equally abundant.
The primary choice is soybean meal, fishmeal and animal by-
product meals. These are the most important ingredients in terms
of their protein concentration and provide the bulk of protein
requirement in feed formulation. Then there are secondary choices,
such as protein from other oilseeds such as rapeseed or by-product
of corn wet milling such as corn gluten meal. Now more than ever,
there is a need to look beyond these conventional choices of
protein ingredients.
Some of the alternative sources for feed protein include krill, bio-
proteins, dried distiller's grain (from the production of corn-based
ethanol) and genetically-modified cereals and oilseeds. Krill, as
an alternative source of high-quality protein has been largely
overlooked. Nonetheless, krill's plentiful supply in the southern
oceans makes it a viable substitute, especially for inclusion in
aquatic feeds. Bio-protein is another alternative that has not been
exploited. Production of Bio-proteins through a controlled
fermentation process is a developed technology using natural gas
as its feedstock. Along with krill and bio-proteins, distiller's grain
has good prospects to be utilized as a protein ingredient. Distiller's
grain is a by-product of dry corn milling process to produce ethanol.
It needs further processing to convert it into a good, uniform
digestible protein. Other options could focus and capitalize on
genetic modification to provide protein compositions that allow for
maximizing production efficiencies of the feeding systems.
Volume
Perdagangan
Trade Vol
13
Laporan DireksiBoard of Directors Report
Alternatif-alternatif ini, tentu saja memiliki kendala tertentu karena
kelemahan pada masing-masing produk, dapat diatasi dengan
riset dan pengembangan lanjutan. Seperti untuk menghilangkan
substansi yang tidak diinginkan dan inhibitor dari material ini.
Diperlukan pula dukungan dan peran serta pemerintah. Hal ini
perlu ditangani secara cepat. Keterlambatan dalam pengembangan
dan perluasan bahan protein akan menjadi risiko buat kita. Populasi
penduduk dunia akan meningkat 50% menjadi sembilan juta orang
pada tahun 2050 dan pada saat itu permintaan akan produk
sumber protein hewani meningkat. Karena makanan adalah
kebutuhan pokok, penduduk di dunia biasanya berharap bahwa
permintaan ini dapat diatasi dengan harga yang terjangkau tanpa
harus mengorbankan keamanan makanan itu sendiri.
These alternatives, which have a certain degree of constraint
because of their individual drawbacks, can be surmounted by
further research and development work. The areas that require
attention are the removal of undesirable substances and inhibitors
from these materials. It also requires government support and
involvement. This work needs to be undertaken with greater
urgency as time is of the essence. Any delay in the development
of a sustainable and an expandable protein base would be at our
peril. The world's population will increase 50% to nine billion people
by 2050 and by then the demand for animal protein products would
have trebled. Since food is a basic necessity, people around the
world naturally expect this demand to be met at affordable prices
but without compromising safety.
Statistik Bungkil Biji-bijianOilseed Meal Statistics: All & SBM
255
10
Produksi
Production
77
Konsumsi
Consumption
Saldo Akhir
Ending Stocks
Volume
Perdagangan
Trade Vol
256 Juta TonMMT
Secara Keseluruhan: 2010/11
All Oilseeds: 2010/11
Bungkil Kacang Kedelai: 2010/11
Soybean Meal: 2010/11
173
8
Produksi
Production
58
Konsumsi
Consumption
Saldo Akhir
Ending Stocks
175
Juta TonMMT
14
To overcome the challenges to sustainable, abundant and affordable
food supply will require attention to specific areas. Global increase
in productivity requires substantial increase in crop yields in many
parts of the world including Indonesia. This can be brought about
by substantial increase in national commitments to agricultural
research and development. Utilization of feed ingredients for feed
formulation needs to be made more efficient. The less efficient
feed mills can benchmark against global standards to improve.
Furthermore any regulations that create barriers to efficient trade
of food and feed ingredients need to be reviewed to eliminate
those impediments. Import duties and taxes may have to be
reviewed to reduce or eliminate for the benefit of the consumer
without adversely affecting the farmer's interest, especially in an
agrarian economy like Indonesia.
In 2011, the company started trading soybeans looking for greater
ingredient synergy within the soya complex. Introduction of soybean
in FKS product portfolio adds a new chapter to ingredient growth
story.
Untuk mengatasi tantangan pasokan makanan yang cukup dan
terjangkau akan membutuhkan perhatian khusus di area tertentu.
Peningkatan global dalam produktivitas membutuhkan kenaikan
yang substansial dari hasil panen di berbagai bagian dunia termasuk
Indonesia. Hal ini dapat membawa peningkatan komitmen nasional
secara substansial untuk penelitian dan pengembangan pertanian.
Penggunaan elemen-elemen pakan untuk formula pakan perlu
dikembangkan untuk lebih efisien. Kurang efisiennya pabrikan
pakan dapat menjadi standar yang berlawanan dengan standar
global untuk tujuan perbaikan. Selanjutnya peraturan yang
menghalangi efisiensi perdagangan makanan dan elemen pakan
perlu untuk dianalisa dan mengurangi hambatan tersebut. Bea
masuk dan pajak harus ditelaah ulang untuk dikurangi atau
dihilangkan untuk keuntungan konsumen tanpa berdampak negatif
terhadap kepentingan petani, khususnya di Negara agraris seperti
Indonesia.
Pada tahun 2011, perusahaan memulai usaha perdagangan kacang
kedelai untuk mendapatkan sinergi yang lebih besar dari kacang
kedelai dan turunannya. Pengenalan kacang kedelai di portofolio
produk FKS menambah bab baru dalam kisah pertumbuhan
perdagangan bahan baku perusahaan.
Produksi Impor Konsumsi
2,350
1,620
700
NY09/10 NY10/11 NY11/12 (E)
2,390
1,730
720
2,340
1,655
720
Pertumbuhan produksi tahu & tempe di perkirakan sekitar2-3% / thn
Annual growth for tahu & tempeh is expected to be 2-3%
Disisi lain permintaan susu kedelai dan kecap diperkirakantumbuh 8% / thn
On the other hand, demand for soymilk & sauce is expectedto grow 8% p.a
Production Imports Consumption
Permintaan untuk kacang kedelai, sebagai bahan baku pokok untuk tempe, tahu, susu kedelai dan kecap.
Demand for Soybeans, the primary ingredient for making tahu,tempeh, soymilk & soy sauce
MT’000
Source: USDA Giant report
15
Laporan DireksiBoard of Directors Report
Indonesia sebagai sebuah Negara importir pangan utama sangat
riskan terhadap perubahan harga komoditas berjangka. Walaupun
Indonesia adalah Negara terbesar di dunia dalam memproduksi
dan mengekspor minyak sawit, namun sangat bergantung dalam
impor bahan baku pangan utama seperti beras, gandum, jagung,
kacang kedelai, gula dan lain-lain. Gabungan keseluruhan impor
tersebut mencapai 18 juta ton di tahun 2011. Walaupun swa
sembada pangan telah dicanangkan sebagai prioritas utama,
namun penerjemahan di lapangan adalah pekerjaan yang sulit.
Hal lain yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pasokan
dengan cara pengembangan pertanian modern, riset tanaman
dan pemprosesan makanan. Terdapat masalah yang perlu ditangani
seperti evaluasi terhadap teknologi tepat guna untuk pertanian.
Pertanian tidak lagi hanya mengandalkan intensifikasi produksi
karena juga harus menghadapi perubahan iklim dan perebutan
lahan, air dan energi dengan industri lain. Suatu pendekatan baru
dalam intensifikasi hasil produksi kelihatannya diperlukan yang
menghasilkan hasil produksi yang lebih banyak dari areal yang
sama. Agar para petani dapat menggunakan metode pertanian
yang paling modern, mereka perlu untuk dididik secara tehnik dan
juga bantuan keuangan, baik dari pemerintah maupun organisasi
lain di dalam negeri maupun internasional. Harus juga terdapat
keputusan untuk kebijakan yang memperbolehkan penanaman
tanaman hasil modifikasi genetika. Negara-negara lain yang
menggunakan tehnik tersebut telah menjadi saksi peningkatan
hasil panen yang cukup besar selama beberapa tahun terakhir.
Kekhawatiran terhadap panen hasil modifikasi genetika telah
menghambat penggunaan teknologi yang tersedia yang mana
dapat mendorong peningkatan hasil panen.
Indonesia as a major food importer is vulnerable to future price
shocks. Although Indonesia is the world's largest producer and
exporter of palm oil, it nevertheless depends on imports for essential
food items such as rice, wheat, corn, soybeans, sugar, etc. The
combined volume of such imports was close to 18 million tons in
2011. Although self sufficiency has already been announced as a
priority, translating it to tangible results is an uphill task. More needs
to be done to boost supplies through the spread of modern farming,
plant research and food processing. There are issues that need to
be addressed such as evaluating the most appropriate farming
technology. Agriculture can no longer rely only on intensive crop
production as it has to deal with climate changes and face growing
competition for land, water and energy with other industries. A new
approach based on sustainable intensification of crop output seems
necessary to allow farmers produce more from the same area of
land by raising yields. In order for domestic farmers to adopt the
most modern methods of farming, they would need educational,
technical as well as financial support, be it from government or any
other domestic or international organization. There also has to be
a policy decision on allowing genetically modified crop. Those
countries using GMOs have witnessed substantial increase in crop
yields over the past few years. The fear of genetically modified crop
has been holding back the use of available technology which can
boost yields.
Jagung Kacang Kedelai Bungkil Kacang Kedelai Corn Soybean Soybean meal
Harga pangan makin mahalFood is getting costlier
2002-2004=100
250
210
170
130
90
5090 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11
The real price index is the nominal price index deflated by the World Bank Manufacturies
FAO Food Price Index Avg. US Farm price: $ / MT
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
-2009-10 2010-11 2011-12(E)
16
255
68
Produksi
Production
Konsumsi
Consumption
Saldo Akhir
Ending Stocks
264
92
Namun demikian, kekhawatiran tersebut harus di atasi karena ahli
agronomi percaya bahwa bioteknologi menjadi sangat penting
dalam mencapai intensifikasi ekologi yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan pangan dalam skala global.
Untungnya, masih terdapat banyak kesempatan untuk perbaikan
dengan cara-cara konvensional di dunia ini. Observasi yang hampir
sama telah dilakukan termasuk proyek percontohan yang dilakukan
di Indonesia. Sebagai contoh, rata-rata hasil panen di Indonesia
yang mencapai 1,5 ton per hektar, setelah diuji cobakan dapat
mencapai 3 ton per hektar dengan cara bertani yang benar di
beberapa pertanian ukuran kecil dan menengah.
However, such fears or apprehensions have to be overcome
because agronomists believe that biotechnology is critical for
achieving the ecological intensification required to meet human
food demand on a global scale. Fortunately, there is still a lot of
room for improvement by more conventional means in the world.
Similar observations were noted even in pilot projects conducted
in Indonesia. For e.g the average soybean yield in Indonesia which
is about 1.5 tons per hectare has been demonstrated to increase
to 3 tons per hectare by precision agriculture carried out in small
and medium size farm.
Juta TonMMT
Kacang Kedelai Dunia: 2010/11
World Soybean: 2010/11
Kacang Kedelai Dalam Negeri:
Domestic Soybeans:
MT’000
Statistik Kacang Kedelai: Dunia & Dalam NegeriSoybean Statistics: World & Domestic
844
129
Produksi
Production
Konsumsi
Consumption
Saldo Akhir
Ending Stocks
829 Juta TonMMT
Jagung Dunia: Okt 2010/11
World Corn: Oct 2010/11
Jagung Dalam Negeri:
Domestic Corn:
Statistik Jagung: Dunia & Dalam NegeriCorn Statistics: World & Domestic
90
Juta TonMMT
Produksi
Production
Konsumsi
Consumption
Untuk Pakan
As Feed
Untuk Pangan
As Food
Impor
Imports
Saldo Akhir
Ending Stocks
2,395
720
55
2,340
1,655
50
Produksi
Production
Konsumsi
Consumption
Untuk Pakan
As Feed
Untuk Pangan
As Food
Impor
Imports
Saldo Akhir
Ending Stocks
9.2
4.4
2.5
0.1
6.8
4.8
Volume
Perdagangan
Trade Vol
Volume
Perdagangan
Trade Vol
Source: WASDE Nov ‘11
Source: WASDE Nov ‘11
Perubahan demografi di dunia telah menambah tekanan terhadap
sumber daya di planet ini. Dengan keadaan demikian, pertanian
diharapkan dapat mencapai tujuan yang berlawanan dan tumpang
tindih. Tujuan-tujuan ini tidak statis dan seharusnya cukup dinamis
untuk mengakomodasi dan menyesuaikan dengan perubahan-
perubahan sejalan dengan perubahan waktu dan tempat.
Melihat dekade berikutnya, arah kami akan memberikan
pengetahuan yang kami peroleh dari perkembangan global terbaru
ke solusi lokal. Penerapan ini sangat penting untuk merealisasikan
potensi terhadap kesempatan dan pengembangan atas ketersediaan
bahan-bahan yang terjangkau untuk memenuhi kebutuhan industri
pakan.
The demographic changes taking place in the world has put more
stress on the planets resources. Given the circumstances, agriculture
is expected to achieve a series of competing and overlapping
goals. These goals cannot be static and should be dynamic enough
to accommodate and adapt to changes over time and place.
Looking forward to the next decade, our aim would be to translate
the knowledge that we are gaining from new global developments
into practical domestic solutions. These applications will be critical
for realizing the potential of opportunities and improving the
availability of affordable ingredients to feed the industry's appetite.
2011
17
Laporan DireksiBoard of Directors Report
MY 09/10
MY10/11
MY11/12 (E)
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Impor IndonesiaIndonesian Imports
MT
Kacang KedelaiSoybean
JagungCorn
Bungkil Kacang KedelaiSoybean meal
FKS di posisi sebagai pemasok utamaFKS, positioned as a leading supplier
Pangsa Pasar FKSFKS Market Share
JagungCorn
Bungkil Kacang KedelaiSoybean meal
23% 21%
36%
Kacang KedelaiSoybean
%
18
Tata Kelola Perusahaan
Direksi mendukung standar tata kelola perusahaan yang tinggi.
Laporan berikut menunjukkan bagaimana, pada tahun yang berakhir
31 Desember 2011, Dewan menerapkan berbagai prinsip tata
kelola perusahaan.
Direksi secara bersama-sama bertanggung jawab terhadap kinerja
perusahaan. Tugas mereka adalah untuk menyediakan
kepemimpinan yang mandiri, untuk menetapkan dan menerapkan
strategi dalam kerangka pengendalian internal yang efektif, dan
untuk memastikan kinerja terbaik perusahaan untuk para pemegang
sahamnya.
Direksi telah menjadwalkan rapat bulanan. Direksi telah setuju
untuk menjadwal terhadap hal-hal yang telah diputuskan yang
kemudian didelegasikan kepada eksekutif manajemen dan
memantaunya secara berkala. Kewenangan ini diterjemahkan
dalam bentuk otoritas dan prosedur kerja. Keputusan tersebut
antara lain: persetujuan mengenai anggaran keuangan tahunan,
persetujuan untuk pengajuan investasi utama, pembiayaan dari
bank, penawaran kontrak-kontrak besar dan keputusan mengenai
pensiun.
Corporate Governance
The Board of Directors are committed to support the highest
standards of corporate governance. The following report shows
how, in the year ending 31 Dec 2011, the Board applied the various
principles of good governance.
The Board of Directors are collectively responsible for the
performance of the company. Their role is to provide entrepreneurial
leadership, to set and implement strategy within a framework of
effective internal controls, and to ensure the best performance of
the company resources for shareholders.
The Board had scheduled meetings every month. The Board has
agreed to a written schedule of matters reserved for its decision
as opposed to what is delegated to executive management, and
keeps this under regular review. These reserved powers are built
into management authorities and procedures. Amongst the reserved
decisions are: agreeing the annual financial budget; approval of
major investment proposals; bank financing; large contract bids;
and major decisions regarding pensions.
Dari Kiri ke Kanan / From left to right:Bong Kong Fui, Anand Kishore Bapat, Hiu Baron Setiawan Sumadi, Liauw Sioe Lian, Kusnarto
19
Laporan DireksiBoard of Directors Report
Dewan menerima hasil penelahaan kinerja operasional dan
keuangan bulanan dan penelahaan terhadap aspek-aspek
kunci dari aktivitas perusahaan. Dewan menerima presentasi
dari senior manajer dan penasihat perusahaan. Melalui
Sekretaris Perusahaan, Direksi menerima bahan atas agenda
pokok dalam waktu yang cukup sebelum rapat dan Direktur
Utama meyakinkan bahwa seluruh Direksi telah diberikan
penjelasan singkat atas permasalahan yang timbul. Seluruh
Direksi diharapkan memberikan masukan yang independen
terhadap isu-isu yang berhubungan dengan strategi, kinerja,
sumber-sumber, pengaturan penting dan standar-standar
kerja.
Seluruh Direksi memiliki hak untuk memberikan masukan
kepada Sekretaris Perusahaan, yang bertanggung jawab
untuk memastikan agar prosedur Dewan dilaksanakan dan
agar Dewan juga melaksanakan aturan yang berlaku.
Penunjukan dan penggantian Sekretaris Perusahaan hal yang
penting bagi Dewan secara keseluruhan.
Direksi berhak mendapatkan nasihat profesional yang dibiayai
Perusahaan dalam hal pelaksanaan tanggung jawab sebagai
Direksi.
Evaluasi Dewan
Pelaksanaan norma perusahaan melengkapi pentingnya bagi
Dewan untuk melaksanakan evaluasi perorangan dan
bersama.
Untuk evaluasi kinerja perorangan, Direksi dinilai oleh komite
remunerasi terhadap target kinerja kuantitatif tahunan.
Komisaris Utama berkomunikasi dengan masing-masing
Direktur sedikitnya secara tahunan untuk menilai kinerja
mereka dan Direktur Independen memimpin suatu evaluasi
kinerja Komisaris Utama dalam diskusi dengan non eksekutif
lain dan memperhatikan pandangan dari para eksekutif.
Perubahan Komposisi Direksi
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan
pada tanggal 24 Juni 2011 telah menyetujui pengangkatan
anggota Direksi untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun efektif
sejak tanggal 28 Juni 2011 sampai dengan tanggal 27 Juni
2014 adalah sebagai berikut :
The Board receives a monthly review of operating, financial
and cash performance and regular reviews on key aspects of
the company's activities. It has regular presentations from
senior managers and advisers. Through the Company
Secretary, Directors receive papers on all substantive agenda
items in sufficient time for meetings to be meaningful and the
President Director ensures that all Directors are properly
briefed on issues arising at the Board. All Directors are
encouraged to bring an independent judgement to bear on
issues of strategy, performance, resources, key appointments
and standards of conduct.
All Directors have access to the advice and services of the
Company Secretary, who is responsible for ensuring that
Board procedures are complied with and that the Board
compl ies with appl icable rules and regulat ions. The
appointment and removal of the Company Secretary is a
matter for the Board as a whole.
Directors have the right to obtain independent professional
advice at the Company's expense in connection with
discharging their responsibilities as Directors.
Board Evaluation
The governance norm of the company attaches importance
to Boards having processes for individual and collective
performance evaluation.
For the individual performance evaluation, Directors are
assessed by the Remuneration Committee against annual
quantified performance targets. The President Commissioner
talks to each Director at least annually to appraise their
performance and the Independent Director leads an evaluation
of the performance of the President Commissioner in
discussion with the other Non-Executives and taking account
of the views of the Executives.
Changes in the composition of Board of Directors
Based on the resolutions passed in the extraordinary
shareholder's meeting held on June 24, 2011, it was thereby
agreed to appoint the following members to the Board of
Directors for a period of 3 (three) years with effect from June
28, 2011 until June 27, 2014:
20
Bong Kong FuiDirektur tidak Terafiliasi
Non-Affiliated Director
Hiu Baron Setiawan SumadiDirektur Utama
President Director
Anand Kishore BapatDirektur
Director
KusnartoDirektur
Director
Liauw Sioe LianDirektur
Director
Direktur Utama : Hiu Baron Setiawan Sumadi
Direktur tidak Terafiliasi : Bong Kong Fui
Direktur : Anand Kishore Bapat
Direktur : Kusnarto
Direktur : Liauw Sioe Lian
President Director : Hiu Baron Setiawan Sumadi
Non-Affiliated Director : Bong Kong Fui
Director : Anand Kishore Bapat
Director : Kusnarto
Director : Liauw Sioe Lian
PT FKS Multi Agro Tbk. was established as PT Fishindo Kusuma
Sejahtera based on notarial deed No. 34, dated June 27, 1992 by
Notary Raden Santoso in Jakarta. This was approved by the Minister
of Law of the Republic of Indonesia in its decree No. C2-
8706.HT.01.01.TH.92 dated October 21, 1992 and published in
state gazette No. 100 dated December 15, 1992, supplement No.
6459 of the Republic of Indonesia.
On January 18 2002, the company's shares were listed on the
Indonesia Stock Exchange, previously known as Jakarta Stock
Exchange. The company listed 480 million shares, of which 80
million shares were offered to public at an issue price of Rp.
125/share.
In 2006 the company changed its name to PT FKS Multi Agro Tbk.
based on notarial deed No. 20 dated June 28, 2006 by Notary
Andalia Farida S.H, M.H, in Jakarta. This was approved by the
Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in
its decree No. C-19266 HT.01.04.TH.2006 dated July 3, 2006 and
published in state gazette No. 66 dated August 18, 2006, supplement
No. 8825 of the Republic of Indonesia.
PT FKS Multi Agro Tbk. didirikan dengan nama PT Fishindo
Kusuma Sejahtera berdasarkan akta notaris No.34 tanggal 27 Juni
1992 yang dibuat dihadapan Raden Santoso, Notaris di Jakarta
dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-8706.HT.01.01
TH.92 tanggal 21 Oktober 1992 dan telah diumumkan dalam
lembaran Berita Negara Republik Indonesia No.100 tanggal 15
Desember 1992, Tambahan No.6459.
Pada tanggal 18 Januari 2002, saham Perusahaan tercatat pada
PT Bursa Efek Jakarta, yang kini menjadi PT Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan mencatatkan sebanyak 480 juta saham yang mana
80 juta saham ditawarkan kepada masyarakat dengan harga
penawaran sebesar Rp.125/saham.
Pada tahun 2006, Perusahaan melakukan perubahan nama menjadi
PT FKS Multi Agro Tbk. Berdasarkan akta notaris No.20 tanggal
28 Juni 2006 yang dibuat dihadapan Andalia Farida SH,MH, Notaris
di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum
Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No.C-19266 HT.01.04.TH.2006 tanggal 3 Juli 2006 dan
telah diumumkan dalam lembaran Berita Negara Republik Indonesia
No.66 tanggal 18 Agustus 2006, Tambahan No.8825.
Profil PerusahaanCompany Profile
21
PRODUCTS
Our product range comprises of food and feed ingredients for the
animal feed industry. These products are classified as follow:
OILSEED MEALS:
• Soybean Meal (SBM)
• Rapeseed Meal (RSM)
• Groundnut Meal (GNM)
CORN & BY-PRODUCTS:
• Feed Grade Yellow Corn
By-products of Corn Milling:
• Corn Gluten Meal (CGM)
• Corn Gluten Feed (CGF)
• Dried Distiller’s Grains (DDGS)
ANIMAL PROTEIN MEAL:
• Meat & Bone Meal (MBM)
• Poultry Meat Meal (PMP)
• Feather Meal (FM)
INDUSTRIAL FISHERIES:
• Fish Meal (FM)
• Fish Oil (FO)
• Frozen Fish (CS)
GRAIN
Beginning this year, we have
expanded our range to cover food ingredients as well
namely “SOYBEANS”
Of the above, we only produce the industrial fishery products.
The rest are traded.
PRODUK
Produk kami terdiri dari bahan baku pangan dan pakan untuk
industri pakan ternak. Produk-produk ini diklasifikasikan sebagai
berikut :
BUNGKIL BIJI-BIJIAN:
• Bungkil Kacang Kedelai
• Bungkil Biji Sawi
• Bungkil Kacang Tanah
JAGUNG & TURUNANNYA:
• Jagung Kuning
Hasil dari Penggilingan Jagung:
• Tepung Gluten
• Pakan Gluten
• Bungkil Jagung
PROTEIN HEWANI:
• Tepung Tulang dan Daging
• Tepung Daging Unggas
• Tepung Bulu
INDUSTRI PERIKANAN:
• Tepung Ikan
• Minyak Ikan
• Ikan Beku
BIJI-BIJIAN:
Mulai tahun ini, kami juga telah melakukan
ekspansi terhadap jenis produk pangan
yaitu “KACANG KEDELAI”
Dari produk diatas, kami hanya memproduksi produk industri
perikanan. Sisanya produk perdagangan.
22
JAGUNGCORN
TEPUNG GLUTENCORN GLUTEN MEAL
MINYAK IKANFISH OIL
BUNGKIL KACANG KEDELAISOYBEAN MEALS
TEPUNG TULANG& DAGING
MEAT & BONE MEAL
KACANG KEDELAISOYBEANS
23
Profil PerusahaanCompany Profile
5%
10%
25%
50%
10% JagungCorn
Bungkil Biji-bijianOilseed Meal
DedakRice Bran
Tepung gluten / Bungkil JagungCorn Gluten Meal / Dried Distiller’s Grains
Lain-lainOthers
Penggunaan bahanbaku pakan
Ingredient use
Komposisi bahan baku pakan dalamformulasi pakan ternak dan ketersediaannya
The composition of feed ingredientsin feed formulation and their availability
LOKALLOCAL
Jagung
Tepung Sumber Protein
Bungkil Kacang Kedelai, Bungkil Biji Sawi,
Tepung Gluten, Bungkil Jagung, Tepung Tulang
dan Daging, Tepung Bulu
Dedak
Bungkil Kelapa
Bungkil Biji Palem, Minyak Sawit Mentah
IMPORIMPORT
Corn
Protein Meals
Soybean Meal, Rapeseed Meal, Corn gluten meal,
Dried Distiller’s grains, Meat & Bone Meal,
Feather Meal
Rice Bran
Copra Meal
Palm Kernel Meal, Crude palm Oil
“Industri Pakan Ternak Dalam Negeri SangatTergantung pada Impor”
“ Domestic feed industry is highlydependent on imports ”
24
AkuntansiAccountants
STRUKTUR ORGANISASI ORGANIZATION STRUCTURE
Rapat Umum Pemegang SahamGeneral Shareholder’s Meeting
Dewan KomisarisBoard of Commissioners
DireksiBoard of Directors
Komite AuditAudit Committee
Sekretaris PerusahaanCorporate Secretary
Audit InternalInternal Audit
Manager Pembelian / ImporPurchase / Imports Manager
Sales / Marketing ManagerBranch Manager
Manager Keuangan & AkuntansiFinance & Accounting Manager
Manager PabrikPlant Manger
MarketingTraders
Koordinator CabangBranch Coordinators
Kepala AkuntansiChief Accounting
Pembelian IkanRaw Material Purchase
Dokumentasi & Pembuatan KontrakDocumentation & Contract
Koordinator GudangWarehouse Coordinator
KasirCashier
Pengawas ProduksiProduction Supervisor
Strategi HargaPricing
Pencatatan PersediaanStock Recording
PerpajakanTaxation
Pengawas Fasilitas PabrikUtilities Supervisor
Pembelian LokalLocal Procurement
Unit Pembuatan InvoiceInvoicing
Satuan PengamanSecurity
LogistikLogistic
PenagihanCollection
Unit Control PiutangMonitoring Account Receivables
Silo / GudangStorage Tanks / Warehouse
Perijinan & Bea CukaiLicense / Customs Clearance
LogistikLogistic
Unit Control HutangMonitoring Account Payables
Kualitas Kontrol / LaboratoriumQuality Control / Laboratory
Analisa PasarMarket Analyst
Transportasi / PengirimanTransport / Delivery
Unit Administrasi PersediaanInventory Control
Kepala Pengawas Ruang PendinginHead of Cold Storage
Unit Administrasi & UmumGeneral Affairs
Kepala Unit Pemprosesan IkanHead of Fish Processing
Kepala unit Penyulingan MinyakHead Oil Refining
PersonaliaPersonnel
Divisi HukumLegal Division
25
Profil PerusahaanCompany Profile
VISI
Industri pakan dan pangan didirikan atas dasar relasi, pelayanan
dan produk berkualitas dengan pengiriman tepat waktu. Di
dalam industri, kami ingin memiliki peran sebagai rekanan
usaha dagang dengan perpaduan kekuatan Perusahaan didalam
bidang penjualan, logistik, pelayanan pelanggan dengan
kemampuan sisi penawaran yang dapat diandalkan untuk
membuat manajemen rantai pasokan yang efisien (SCM) bagi
pelanggan kami.
Kepada seluruh pelanggan kami, visi kami adalah
menjadi :
“Rekanan lokal anda dalam pengadaan
bahan-bahan yang terbaik di dunia”
VISION
The feed & food industry is built on relationships, service and
quality products delivered at the right time. In this global industry,
we want to stand out as a reliable trading partner combining
our strength in marketing, logistics, customer service with reliable
supply side capabilities to create an efficient supply chain
management (SCM) for our customers.
To our valued customers, our vision is to be :
“Your local partner for sourcing good
ingredients world-wide”
MISI
Menyediakan :
• Kualitas bahan baku yang terbaik dengan harga wajar
• Perwakilan yang berwawasan dan dapat diandalkan
• Dukungan pelayanan logistik
MISSION
To provide :
• Finest quality ingredients available at a fair price
• Knowledgeable and dependable representation
• Supporting logistical services
26
NILAI-NILAI PERUSAHAAN
Nilai-nilai yang menjadi penggerak usaha kami adalah SIMPLE:
• Menyediakan solusi
• Menyajikan prinsip moral
• Melalui pengelolaan kebutuhan pelanggan
• Dengan semangat untuk pencapaian prestasi
• Membawa pandangan jangka panjang
• Bekerja keras untuk menjadi yang terbaik
SIMPLE VALUES
The values that drive us are “SIMPLE”:
• Providing S olution
• Showing I ntegrity
• By M anaging customer needs
• With a P assion to perform
• Taking a L ong-term view
• Striving for E xcellence
PHILOSOPHY
PT FKS Multi Agro Tbk. is committed to :
• The values of quality, honesty and teamwork.
• Achieving a spirit of employee teamwork which will
result in a highly motivated, healthy and skilled work
force.
• Earning a fair return for the shareholders based on
commitment to total quality relationship with our
employees, customers and suppliers.
• Providing the highest value to all our customers by
responding as a team to their needs for quality and
service.
• Maintaining long-term relationship with suppliers
based on quality products and equitable financial
arrangements.
FILSAFAT
PT FKS Multi Agro Tbk. memegang teguh :
• Nilai dari kualitas, kejujuran dan kerjasama tim.
• Pencapaian semangat kerjasama karyawan untuk
menghasilkan tenaga kerja dengan motivasi tinggi,
sehat dan terampil.
• Perolehan keuntungan yang baik bagi para pemegang
saham sebagai hasil dari komitmen Perusahaan dalam
menjalin hubungan yang baik dengan para karyawan,
pelanggan dan pemasok.
• Pemberian penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pelanggan dengan memberikan
pelayanan secara menyeluruh demi tercapainya
kepuasan pelanggan.
• Memelihara hubungan jangka panjang dengan para
pemasok dengan produk berkualitas dan pengaturan
keuangan yang mudah.
27
Profil PerusahaanCompany Profile
SISWANTA ATMADJAKomisaris Utama / President Commissioner
Umur 41 tahun, bergabung dengan PT FKS Multi Agro Tbk. pada
tahun 2006 sebagai Direktur Utama dan Direktur Tidak Terafiliasi.
Mendapat diploma dibidang Business Administration pada tahun
1991, dan memiliki pengalaman kerja selama 20 tahun terutama
dengan perusahaan pakan dan pangan yang berkedudukan di
dalam dan luar negeri. Menjalani kursus singkat dan pelatihan di
dalam pasar berjangka komoditi, OTC opsi dan pengelolaan risiko.
Diangkat sebagai Komisaris Utama Perusahaan efektif, 28 Juni
2011.
YUNDI LOWANAKomisaris / Commissioner
Umur 55 tahun, bergabung dengan perusahaan pada tahun 1998
dan diangkat sebagai Direktur pada tahun 2000, sebuah jabatan
yang dipegang sampai keputusan rapat pemegang saham tanggal
24 Juni 2011. Setelah rapat pemegang saham, beliau diangkat
sebagai Komisaris. Sebelumnya berkarir di PT Eka Trimulya, tahun
1981 sampai 1984 dan PT Golden Conimex, 1979 -1981. Meraih
Accounting Diploma dari Universitas Tarumanegara pada tahun
1985.
YUS’ANKomisaris Independen / Independent Commissioner
Umur 63 tahun, bergabung dengan perusahaan sebagai Komisaris
Independen efektif tanggal 28 Juni 2011 setelah pensiun dari
aktifitasnya sebagai Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) Indonesia. Telah bertugas di BKPM sejak tahun
1986 setelah pindah dari Sekretariat Negara, di mana beliau
merupakan anggota tim khusus antara 1980 dan 1986. Selama
1976 - 1980, berkarir di perusahaan Industri Logam. Memulai karir
sebagai kepala divisi di PT Inggom Shipyard. Meraih gelar dibidang
Teknis Perkapalan dari Universitas Hasanuddin pada tahun 1975.
Aged 41, joined the company in 2006 as the President Director
and Non-Affiliated Director. Was awarded diploma in Business
Administration in 1991, and has 20 years work experience
predominantly with local and overseas based feed and food grain's
company. Has received short course training in commodity futures,
over the counter options and risk management. Appointed as the
President Commissioner of the company w.e.f June 28, 2011.
Aged 55, joined the company in 1998 and was appointed as a
Director in 2000, a post that was held until the resolution was
passed in shareholder's meeting of June 24, 2011. Following the
meeting, was appointed as a Commissioner with immediate effect.
Formerly associated with PT Eka Trimulya, from 1981 to 1984 and
with PT Golden Conimex, from 1979 to 1981. Holds an Accounting
Diploma from Tarumanegara University awarded in 1985.
Aged 63, joined the company as an Independent Commissioner
w.e.f June 27, 2011 after retiring from active service as the Vice
Chairman of Investment and Coordinating Board of Indonesia
(BKPM). Had served in BKPM since 1986 upon moving from the
State Secretariat, where he was a member of a special team
between 1980 and 1986. During 1976- 1980, was associated with
the Metal Industry. Started career as the divisional head at PT
Inggom Shipyard. Holds a Technical Degree in Ship building
awarded by University of Hasanuddin in 1975.
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
RIWAYAT SINGKAT RESUME
28
HIU BARON SETIAWAN SUMADIDirektur Utama / President Director
Umur 43 tahun, bergabung dengan perusahaan sebagai Direktur
Utama setelah keputusan rapat umum pemegang saham pada
tanggal 24 Juni 2011. Pengalaman sebelumnya sebagai Direktur
Utama PT Redwood Indonesia dari Oktober 2009, Direktur PT
Gerbang Cahaya Utama dari Januari 2002 sampai bulan September
2009 serta Direktur Utama PT Sentral Grain Terminal dari tahun
1999 hingga tahun 2001. Terlibat aktif dalam impor dan ekspor
komoditas agro dari tahun 1992 hingga tahun 1998. Lulus sebagai
Bachelor of Management dari California State University of Fullerton,
CA, USA pada tahun 1992.
ANAND KISHORE BAPATDirektur / Director
Umur 45 tahun, bergabung dengan Perusahaan sebagai Technical
Advisor sejak tahun 2002. Diangkat sebagai Direktur sejak Juni
2006. Sebelumnya bekerja di beberapa perusahaan yang bergerak
dibidang perdagangan komoditas hasil pertanian, pakan ternak,
investment banking dan produksi benang viskos. Pengalaman kerja
selama 20 tahun meliputi berbagai jenis bidang. Mengikuti pelatihan
derivatives & future program, penghematan energi, inspeksi dan
kualiti kontrol, perencanaan dan pengendalian produksi. Lulus
sebagai Mechanical Engineer dan melanjutkan pasca sarjana di
Business Administration.
BONG KONG FUIDirektur tidak terafiliasi / Non-Affiliated Director
Umur 40 tahun, bergabung dengan perusahaan pada tahun 2010.
Diangkat sebagai Direktur tidak terafiliasi efektif tanggal 28 Juni
2011. Sebelumnya berkarir di PT Matahari Putra Prima Tbk. selama
sepuluh tahun dari 2001-2010. Pernah bekerja sebagai auditor
pada akuntan publik terdaftar Prasetio Utomo & Co, Arthur Andersen.
Lulus sebagai Accountant pada tahun 1995 dari Universitas
Tarumanegara.
Aged 43, joined the company as President Director following the
resolution was passed in general shareholder's meeting on June
24, 2011. Previous experience as the President Director of PT
Redwood Indonesia from October 2009, Director of PT Gerbang
Cahaya Utama from January 2002 to September 2009 as well as
President Director of PT Sentral Grain Terminal from 1999 to 2001.
Was actively involved in import and export of agro commodities
from 1992 to 1998. Graduated as Bachelor in Management from
California State University of Fullerton, CA, USA in 1992.
Aged 45, joined the company as Technical Advisor in 2002.
Nominated to the Board of Directors in June 2006. Prior to joining
the company, was associated with companies engaged in agricultural
commodity trade, animal feed, investment banking and viscose
staple fibre production. Has 20 year's of work experience comprising
a wide spectrum of areas. Received training in derivatives & futures
program, energy conservation, inspection & quality control,
production planning & control. Graduated as Mechanical Engineer
with post graduation in Business Administration.
Aged 40, joined the company in 2010. Nominated to the Board of
Non-Affiliated Directors w.e.f June 28, 2011. Previously worked
with PT Matahari Putra Prima Tbk for ten years from 2001-2010.
Had worked as an auditor with registered public accountants
Prasetio Utomo & Co, Arthur Andersen. Graduated as an Accountant
in 1995 from Tarumanegara University.
DEWAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
RIWAYAT SINGKAT RESUME
DEWAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
29
Profil PerusahaanCompany Profile
KUSNARTODirektur / Director
Umur 51 tahun, bergabung dengan perusahaan sebagai manajer
pabrik untuk pendirian dan pembangunan pabrik pengolahan tepung
ikan dan minyak ikan yang berlokasi di Muncar pada tahun 1994.
Sebelumnya berkarir sebagai wakil kepala cabang di perusahaan
swasta yang berkaitan dengan ekspor dan impor komoditas agro
yang berlokasi di Lampung. Meninggalkan PT FKS Multi Agro Tbk.
yang dulunya dikenal sebagai PT Fishindo Kusuma Sejahtera pada
tahun 1996 dan kembali ke kampung halamannya dimana beliau
kembali bergabung dengan perusahaan sebelumnya sebagai
Manajer Cabang, sebuah posisi yang dipegangnya sampai tahun
2000. Dari tahun 2001 sampai akhirnya bergabung dengan PT
FKS Multi Agro Tbk., beliau menjabat sebagai Manajer Cabang PT
Gerbang Cahaya Utama.
LIAUW SIOE LIANDirektur / Director
Umur 41 tahun , bergabung dengan perusahaan pada tahun 2002
sebagai Manajer Accounting. Setelah menjabat di posisi tersebut
selama 7 tahun, lalu menjabat sebagai Manager Impor Execution
pada tahun 2009. Diangkat sebagai Direktur pada tanggal 28 Juni
2011. Sebelum bergabung dengan perusahaan, berpengalaman
sebagai Chief of Finance PT Alam Makmur Sembada selama satu
tahun dan sebagai Chief of Accounting PT Cipta Dimensi Baja
Nusantara. Menjalani kuliah pada saat bekerja di PT Cipta Dimensi
Baja Nusantara, dimana berkarir pada perusahaan tersebut sejak
tahun 1989 sampai tahun 2001. Lulus sebagai Sarjana Akuntansi
dari Universitas Persada Indonesia pada tahun 1994.
YUS’ANKetua / Chairman
Umur 63 tahun, bergabung dengan perusahaan sebagai Komisaris
Independen efektif tanggal 28 Juni 2011 setelah pensiun dari
aktifitasnya sebagai Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) Indonesia. Telah bertugas di BKPM sejak tahun
1986 setelah pindah dari Sekretariat Negara, di mana beliau
merupakan anggota tim khusus antara 1980 dan 1986. Selama
1976 - 1980, berkarir di perusahaan Industri Logam. Memulai karir
sebagai kepala divisi di PT Inggom Shipyard. Meraih gelar dibidang
Teknis Perkapalan dari Universitas Hasanuddin pada tahun 1975.
Aged 51, had joined the company as Plant Manager for the erection
and commissioning of the fish meal and fish oil processing factory
located at Muncar in 1994. Previously worked as the Deputy Branch
Manager for a Lampung based private company engaged in import
and export of agro commodities. Had left PT FKS Multi Agro Tbk.,
then known as PT Fishindo Kusuma Sejahtera on his own accord
in 1996 to move back to his home town, where he rejoined his
earlier company as Branch Manager, a position that was held until
2000. From 2001 and until joining PT FKS Multi Agro Tbk., worked
as the Branch Manager of PT Gerbang Cahaya Utama.
Aged 41, joined the company in 2002 as Manager Accounting.
Having served in that position for 7 years, was given the charge
as Manager for Import Executions in 2009. Nominated to the Board
of Directors on June 28, 2011. Prior to joining the company, had
served as the Chief of Finance in PT Alam Makmur Sembada for
a year and as the Chief of Accounting in PT Cipta Dimensi Baja
Nusantara. Undertook graduation studies while working for PT
Cipta Dimensi Baja Nusantara, having joined that company in 1989
and served there until 2001. Graduated in 1994 from University
Persada Indonesia.
Aged 63, joined the company as an Independent Commissioner
w.e.f June 27, 2011 after retiring from active service as the Vice
Chairman of Investment and Coordinating Board of Indonesia
(BKPM). Had served in BKPM since 1986 upon moving from the
State Secretariat, where he was a member of a special team
between 1980 and 1986. During 1976- 1980, was associated with
the Metal Industry. Started career as the divisional head at PT
Inggom Shipyard. Holds a Technical Degree in Ship building
awarded by University of Hasanuddin in 1975.
RIWAYAT SINGKAT RESUME
KOMITE AUDIT AUDIT COMMITTEE
FENNY NOVELITA HALIMAnggota / Member
Berusia 35, anggota Komite Audit dari tanggal 1 Agustus 2011.
Saat ini bekerja sebagai Manajer Akuntansi pada PT Mol Auto
Carrier Indonesia sejak 2004. Sebelumnya menjabat sebagai
auditor di KPMG Siddharta Siddharta & Widjaja, 1999 - 2004. Lulus
sebagai seorang akuntan dari Universitas Tarumanegara tahun
1999.
INDRA SAKTI KALIPURNARIESAnggota / Member
Berumur 33, anggota Komite Audit dari tanggal 1 Agustus 2011.
Saat ini bekerja sendiri sebagai konsultan Akuntansi dan Keuangan.
Sebelumnya bekerja dalam kapasitas yang sama selama 3 tahun
pada sebuah perusahaan swasta, Intrust Business Consultan
2004-2007. Selama 2001-2003, bekerja sebagai supervisor
akuntansi di PT Visakti Sinergy Indonesia. Lulus sebagai Akuntan
dari Universitas Indonesia pada tahun 2003.
Aged 35, member of Audit Committee from June 27, 2011. Currently
working as Accounting Manager with PT Mol Auto Carrier Indonesia
since 2004. Formerly was an auditor with KPMG Siddharta Siddharta
& Widjaja, 1999 – 2004. Graduated as an accountant from the
University of Tarumanegara in 1999.
Aged 33, member of Audit Committee from June 27, 2011. Currently
a self employed freelance consultant for Accounts and Finance.
Previously worked in similar capacity for 3 years with a private firm,
Intrust Business Consultancy from 2004 – 2007. During 2011-2003,
worked as an accounts supervisor at PT Visakti Synergy Indonesia.
Graduated as an Accountant from University of Indonesia in 2003.
INEKE PURNAMASARI
Berumur 44, bergabung dengan perusahaan sebagai Manajer
Perpajakan Januari 2011. Ditunjuk sebagai Auditor Internal
perusahaan pada bulan Juli 2011. Dahulu dengan PT Stella Mobili
sebagai General Manager Keuangan dan Akuntansi sejak tahun
2003. Sebelum bergabung dengan PT Stella Mobili telah bekerja
dengan perusahaan lain dan telah mendapatkan berbagai
pengalaman yang luas dalam bidang akuntansi, keuangan,
perpajakan dan penganggaran. Lulus dari Universitas Trisakti pada
tahun 1991 dengan gelar Sarjana Ekonomi, jurusan Akuntansi.
Aged 44, joined the company as Manager Taxation in Jan 2011.
Was appointed as the Internal Auditor of the company in July 2011.
Formerly with PT Stella Mobili as General Manager Finance and
Accounting since 2003. Prior to joining PT Stella Mobili had worked
with various other companies and had gained extensive experience
in the area of accounts, finance, taxation and budgeting. Graduated
from University of Trisakti in 1991 with a degree in Economics,
majoring in Accounting.
AUDIT INTERNAL INTERNAL AUDITOR
SOFIA RIDMARINI
Umur 40 tahun, bergabung dengan PT FKS Multi Agro Tbk. dan
menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan sejak tahun 2001.
Sebelumnya berkarir di PT Bakrie Finance Corporation Tbk., 1995
- 2001. Lulus dari fakultas Hukum, Universitas Trisakti tahun 1995.
Aged 40, joined PT FKS Multi Agro Tbk. as Corporate Secretary
in 2001. Formerly with PT Bakrie Finance Corporation Tbk. 1995
- 2001. Graduate from Faculty of Law, Trisakti University in 1995.
SEKRETARIS PERUSAHAAN CORPORATE SECRETARY
KOMITE AUDIT AUDIT COMMITTEE
30
RIWAYAT SINGKAT RESUME
SUMBER DAYA MANUSIA
Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang penting
untuk mengatur operasional dan menunjang perkembangan
Perusahaan.
Perusahaan menghargai karyawan dengan memberikan
penghasilan dan mengambil langkah-langkah untuk mendukung
mereka agar lebih berkembang. Usulan dari para karyawan untuk
kemajuan dilingkungan pekerjaan mereka dipacu dan dilaksanakan
dengan baik. Direksi akan mencatat penghargaan mereka atas
dedikasi dan dukungan sepenuh hati dan komitmen seluruh
karyawan dari seluruh jajaran dalam Perusahaan ini.
Pada tanggal 31 Desember 2011 Perusahaan memiliki 123
karyawan.
HUMAN RESOURCES
The quality of human resources is an important factor to manage
the Company's operations and sustain growth.
The Company accords due importance to valuable human resources,
the employees and takes continued and varied steps for their
development. Suggestions from employees for improvement in
their work areas are encouraged and the same are duly
implemented. The Board of Directors would like to place on record
their appreciation for the dedication and whole hearted support
and commitment of all the employees across the Company.
As of December 31, 2011, the Company had 123 employees.
31
Sarjana (S1, S2, S3)Post Graduate
Sarjana Muda (D3)Diploma
SMUSenior High School
SD/SMPElementary/Junior HIgh School
KOMPOSISI KARYAWAN PERUSAHAANMENURUT JENJANG PENDIDIKAN
COMPOSITION OFEMPLOYEES BY EDUCATION
KOMPOSISI KARYAWAN PERUSAHAANMENURUT JENJANG USIA
COMPOSITION OFEMPLOYEES BY AGE
< 25 25 - 29
30 - 35 36 - 39
40 - 45 46 - 49
50 - 55
27%
8% 14%4%
10%
19%
18%
32%
48%9%
11%
Nilai Nominal (Rp.)Nominal Value (Rp.)
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki Saham
Perusahaan.
PERDAGANGAN SAHAM
Tabel berikut mengilustrasikan aktivitas perdagangan saham
pada Bursa Efek Indonesia untuk setiap masa triwulan dalam
dua tahun terakhir :
Non of the Member of the Board of Commissioners and Directors
own any shares of the Company.
SHARE TRADING ACTIVITY
The following tables illustrates the share trading activity on the
Indonesia Stock Exchange for each of the quarter for the past
two years :
32
KuartalQuarter
Harga TertinggiHighest Price
(Rp)
Harga TerendahLowest Price
(Rp)
Harga PenutupanClosing Price
(Rp)
Volume Perdagangan Saham (Pasar Reguler)Trade Volume (Reguler Market)
(Unit)
I
II
III
IV
2.250
2.150
2.425
2.100
900
1.330
1.800
1.650
1.750
2.125
1.810
2.000
5.021.000
1.375.500
2.201.000
127.000
Tahun / Year 2011
STRUKTUR PERMODALAN DANPEMEGANG SAHAM
Rincian modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh,
jumlah saham yang beredar dan susunan pemegang saham
pada tanggal 31 Desember 2011:
SHAREHOLDER ANDCAPITAL STRUCTURE
Details of authorized shares, issued and fully paid up shares,
total shares outstanding and composition of shareholders as
of December 31, 2011 :
KeteranganDescription
Modal DasarAuthorized Shares
Modal Ditempatkan dan Disetor penuhIssued and Fully Paid Up Shares
Jumlah Saham Yang BeredarNumber of Shares Outstanding
Nilai Nominal Rp. 100 per sahamNominal Value Rp. 100 per share
Jumlah SahamNumber of Shares
%
1.000.000.000
480.000.000
480.000.000
100.000.000.000
48.000.000.000
48.000.000.000
100,00
48,00
48,00
350.000.000
50.000.000
80.000.000
35.000.000.000
5.000.000.000
8.000.000.000
72,92
10,42
16,67
PT Era Investama Cemerlang
PT Caturkartika Perdana
Masyarakat / Public < 5%
Pemegang Saham / Shareholders :
Simbol Perdagangan / Trading Symbol : FISHKapitalisasi pasar 31 Desember 2011 / Market capitalization December 31, 2011 : Rp. 960.000.000.000
KuartalQuarter
Harga TertinggiHighest Price
(Rp)
Harga TerendahLowest Price
(Rp)
Harga PenutupanClosing Price
(Rp)
I
II
III
IV
830
720
850
950
530
500
570
750
530
570
820
910
18.493.000
10.499.285
483.500
1.039.500
Tahun / Year 2010
Volume Perdagangan Saham (Pasar Reguler)Trade Volume (Reguler Market)
(Unit)
33
Akuntan Publik
Public Accountant
Richard Risambessy & Rekan
Plaza Barat Lantai IX No. 10 A
ITC Cempaka Mas
Jl. Letjen Suprapto
Jakarta 10640
Address Telephone Fax
+ 62 (21) 428 88628
+ 62 (21) 458 44327
+ 62 (21) 458 44328
+ 62 (21) 428 88627
+ 62 (21) 458 44824
Notaris
Public Notary
Andalia Farida, S.H., M.H
Jl. Dr. Samratulangi No. 39 Pav
Jakarta Pusat
+ 62 (21) 392 3904 + 62 (21) 392 3904
Biro Administrasi Efek
Share Registrar
PT BSR Indonesia
Komp. Perkantoran ITC Roxy Mas
Blok E1 No. 10-11
Jl. KH Hasyim Ashari
Jakarta 101050
+ 62 (21) 631 7828 + 62 (21) 631 7827
NAMA & ALAMAT PROFESI PENUNJANG PASAR MODALNAME & ADDRESS OF PROFESSIONAL SERVICES INSTITUTIONS APPROVED BY CAPITAL MARKET
LocationRegistered Office Jl. Suryopranoto No. 11 G
Jakarta 10160
Address Telephone Fax
+ 62 (21) 34831888 + 62 (21) 34835170
Factory Jl. Kalimati No. 36
Desa Kedung Rejo, Muncar
Banyuwangi 68472
+ 62 (333) 593515 + 62 (333) 593317
Head Office Sampoerna Strategic Square
North Tower, 3 rd Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46
Jakarta 12930
+ 62 (21) 57950889 + 62 (21) 57950890
Branch Offices
Jl. Papandayan No. 9
Surabaya 60251
+ 62 (31) 5314972 + 62 (31) 5344944Surabaya
Kawasan Industri Medan Mabar
Jl. Pulau Sumbawa No. 3
Medan 20242
+ 62 (61) 6853888 + 62 (61) 6852678Medan
ALAMAT PERUSAHAANCORPORATE ADDRESSES:
34
Umum
Penjualan Perusahaan meningkat 82,93% dari Rp 4,17 triliun di
tahun 2010 menjadi 7,63 triliun di tahun 2011. Peningkatan
pendapatan ini tercapai berkat peningkatan volume sebesar
53,58% dan peningkatan harga rata-rata tertimbang sebesar 19%.
Di tahun 2011, perusahaan memulai usaha perdagangan kacang
kedelai. Penambahan ini melebarkan segmen produk dengan
memasukkan komposisi makanan sebagai tambahan dari
komposisi pakan ternak yang sudah ada. Lebih lanjut, hal tersebut
menghasilkan komposisi yang lebih baik atas produk yang diimpor
dan didistribusikan oleh Perusahaan. Usaha perdagangan
perusahaan memberikan kontribusi 99,85% dari pendapatan
perusahaan di tahun 2011. Namun demikian, dalam tahun yang
keras dan penuh tantangan ini, laba bersih perusahaan turun 36%
menjadi Rp 35,5 milyar dibandingkan dengan Rp 55,6 milyar yang
tercatat di tahun 2010.
Tinjauan Penjualan
Di tahun 2011, perusahaan menjual 1,86 juta ton bahan baku,
yang mencerminkan peningkatan 53,58% dibandingkan tahun
lalu sebesar 1,21 juta ton. Masuknya perdagangan kacang kedelai
menambah percepatan pencapaian pertumbuhan yang kuat ini.
General
Company’s revenues grew by 82.93% from Rp 4.17 trillion in 2010
to Rp 7.63 trillion in 2011. This revenue growth was achieved
against the backdrop of 53.58 % volume growth and weighted
average price growth of 19%. In 2011, the company commenced
soybean trading business. Addition of beans enlarged the product
segment to include food ingredients in addition to existing feed
ingredients. Moreover, it has also resulted in a better balance in
the composition of products that are imported and distributed by
the company. The company’s trading business contributed 99.85%
of the revenues in 2011. However, in a tough and challenging year
for trading, the net profit of the company dropped by 36% to Rp
35.5 billion as compared to Rp 55.6 billion recorded in 2010.
Sales Review
In 2011, the company sold 1.86 million tons of ingredients, which
is a 53.58% increase over previous year sales of 1.21 million tons.
Introduction of soybean trading added a boost to achieve this
robust growth.
Komposisi Penjualan ProdukComposition of product sales
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement Discussion and Analysis
JagungCorn & by-products
Bungkil Biji-bijianOilseed Meal
Kacang KedelaiSoybeans
Lain-lainOthers
50%29%
20%
1%
66%
32%
0%2%
JagungCorn & by-products
Bungkil Biji-bijianOilseed Meal
Kacang KedelaiSoybeans
Lain-lainOthers
2010 2011
35
Penambahan produk kacang kedelai pada awal tahun 2011 telah
membantu tercapainya komposisi yang lebih baik antara bahan
baku untuk pangan dan pakan ternak. Hal ini juga membantu
pencapaian sinergi pengadaan produk-produk kedelai, juga
menawarkan kesempatan untuk menurunkan biaya pengapalan
dengan memberikan jumlah kargo yang besar untuk mengisi kapal
yang lebih besar untuk menurunkan tarif sewa per metrik ton. Kini,
selain dari satu kategori produk bungkil biji-bijian, masuknya usaha
perdagangan kacang kedelai menawarkan kesempatan yang lebih
baik untuk penggabungan antara bungkil biji-bijian, jagung dan
kacang kedelai. Walaupun perusahaan memulai operasinya sebagai
pabrikan di tahun 1993, usaha perdagangan yang dimulai pada
awal abad ini telah tumbuh besar saat ini di tahun 2011, pendapatan
yang pada dasarnya dihasilkan melalui usaha perdagangan.
Penjualan bersih telah tumbuh hingga Rp 3,46 triliun atau 82,93%
dari tahun 2010 yang mencapai 7,63 triliun di tahun 2011. Komposisi
penjualan bersih berdasarkan kategori produk adalah bungkil biji-
bijian sebesar 49,97%, jagung dan turunannya sebesar 22,88%,
kacang kedelai sebesar 26,00% dan selebihnya sebesar 1,14%
dihasilkan dari produk lain termasuk produk pakan dari protein
hewani dan industri perikanan.
Komposisi penjualan bersih di tahun 2010 sesuai dengan kategori
produk adalah 72,92% untuk bungkil biji-bijian, 24,10% untuk jagung
dan turunannya dan selebihnya 2,98% untuk industri perikanan
dan produk pakan dari protein hewani.
Addition of soybeans beginning in 2011 has helped achieve a
better mix of ingredients between food and feed ingredients. It also
helps achieve procurement synergies for the soya complex as well
as opportunities to lower freight costs by adequate captive base
cargoes to fill a larger vessel to realize lower charter rates per
metric ton of cargo. Now, instead of dominance of a single product
category in oilseed meals, the move to include soybean trading
business offers a chance to achieve a more equitable mix between
meals, corn and beans. Although the company started operations
as a manufacturing unit in 1993, the trading business introduced
at the turn of the century has grown to such proportions that today
in 2011, revenues are essentially generated through trading
operations.
Net sales grew by Rp 3.46 trillion or 82.93% over 2010 to reach
Rp 7.63 trillion in 2011. The composition of net sales by product
categories was 49.97% for oilseed meals; 22.88% for corn & by
products; 26.00% for soybeans and balance 1.14% for other
products that included animal protein meals and industrial fisheries.
The composition of net sales in 2010 by product categories was
72.92% for oilseed meals; 24.10% for corn & by-products and
balance 2.98% for industrial fisheries and animal protein meals.
Lain-lainOthers
Kacang KedelaiSoybeans
Jagung & Produk TurunannyaCorn & by-product
Bungkil Biji-bijianOil seed meal
Penjualan Bersih Berdasarkan Nilai / Net Sales by value
Rp. milyar / Rp.billion
2010 2011
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement Discussion and Analysis
124
1,005
3,041
124
1,983
1,746
3,812
36
Pertumbuhan penjualan berdasarkan volume dan nilai uang sesuai
dengan kategori produk yang baru yaitu kacang kedelai memberikan
kontribusi 57-58% dari pertumbuhan secara nilai dan volume.
Bungkil biji-bijian memberikan kontribusi 20-22% pertumbuhan
secara volume dan nilai, sedangkan jagung dan turunannya
memberikan kontribusi sebesar 21-22% pertumbuhan secara nilai
dan volume.
Produk yang dijual saat ini didominasi oleh impor dan distribusi
barang untuk pasar domestik dan tidak ada ekspor. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan melakukan usaha khusus untuk
memenuhi kebutuhan dasar dari komoditas inti yang tidak diproduksi
lokal ataupun yang diproduksi lokal namun sangat kurang dalam
memenuhinya untuk kebutuhan pertumbuhan permintaan domestik.
Perusahaan berusaha untuk memenuhi dan mengamankan
pasokan komoditas tersebut dan bertujuan untuk memastikan
keamanan pemenuhan pasokan pangan yang tidak dapat dicapai
oleh produksi lokal.
Pelanggan perusahaan terdiri dari pabrikan pakan ternak, peternak,
dan juga pengusaha tahu dan tempe. Sepuluh pelanggan teratas
didominasi oleh pabrikan pakan ternak yang mengkontribusi 52%
dari volume pembelian dan 48% dari nilai pembelian. Secara
keseluruhan seluruh pabrikan pakan mengkontribusi 72% volume
pembelian mereka atau 67% dari nilai pembelian.
Sales growth by volume and by value was driven by new product
category namely soybeans and contributed 57-58% of that growth
in value and volume terms. Oilseed meals contributed 20-22% of
that growth in volume and value terms whereas corn & by-products
contributed towards 21-22% growth by value and volume
respectively.
The products sold were characterized by the dominance of import
and distribution of goods for domestic markets and absence of any
exports. This goes to show that the company is solely engaged to
meet the basic needs of essential commodities that are either not
manufactured locally or whose production and supply falls short
of growing domestic demand. The company is committed to procure
and secure the supply of such commodities and aims to ensure
food security that cannot be achieved through self sufficiency.
Company’s customers are the compound feed manufactures,
commercial breeding farms and producers of tofu and tempeh. The
top 10 customers of the company comprised of the feed millers
accounting for 52% of the purchase by volume and 48% by value.
Overall sales to all feed millers accounted for 71% by volume and
67% by value.
Pembagian Pertumbuhan Antara Produk Yang Sudah TerjualShare in growth amongst the products sold
Kacang KedelaiSoybeans
Berdasarkan VolumeBy Volume
20%
22%
58% 22%
21%
57%
Bungkil Biji-bijianOilseed Meals
Jagung & TurunannyaCorn & by-products
Berdasarkan NilaiBy Value
Tinjauan Neraca
Aset lancar perusahaan meningkat 87,91% atau Rp 915,7 milyar
sehingga mencapai Rp 1,96 triliun di tahun 2011 dari Rp 1,04 triliun
di tahun sebelumnya. Saldo kas meningkat hingga 100%, persediaan
117,09%, pajak dibayar dimuka sebesar 68,17%, uang muka
pembelian sebesar 45,73%, piutang usaha sebesar 5,34%. Aset
tidak lancar meningkat 4,29% yang terutama karena peningkatan
aset tetap.
Balance Sheet Review
Current assets of the company increased by 87.91 or Rp 915.7
billion to reach Rp 1.96 trillion in 2011 from Rp 1.04 trillion a year
earlier. Cash in hand increased by almost 100%, Inventories by
117.09%, prepaid taxes by 68.17%, purchase advances by 45.73%,
account receivables by 5.34%. Non-current assets increased by
4.29% mainly as a result of increase in fixed assets.
Di tahun 2011, penerimaan piutang usaha lebih cepat satu minggu
dengan perputaran piutang turun ke 11 dari yang sebelumnya 18
hari di tahun 2010. Di sisi lain, perputaran persediaan lebih lambat
11 hari dimana barang dagangan tetap berada di gudang selama
rata-rata 73 hari dibandingkan dengan 62 hari di tahun 2010.
In 2011, the collection of trade receivables was faster by a week,
as outstanding days receivables fell to 11 days from 18 days in
2010. On the other hand, inventory turnover was slower by 11
days wherein the goods remained in storage for an average 73
days in 2011 as compared to 62 days in 2010.
37
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement Discussion and Analysis
Aset / Assets
Rp. milyar / Rp. Billion
2,500
2,000
1,500
1,000
500
-
2010 2011
Aset Tidak LancarNon Current Assets
Aset Lancar LainnyaOther Current Assets
Pajak dibayar di mukaPrepaid Taxes
Uang muka PembelianPurchase Advance
PersediaanInventories
Piutang Dagang dan lainnyaTrade & other Receivables
KasCash
38
Liabilitas lancar perusahaan meningkat hampir dua kali sehingga
mencapai Rp 1,78 triliun di tahun 2011 dari tahun sebelumnya
sebesar Rp 895,69 milyar. Peningkatan tersebut sejalan dengan
meningkatnya pendapatan yang membutuhkan pendanaan yang
lebih besar untuk kebutuhan modal kerja. Ini mencerminkan
peningkatan hutang bank jangka pendek yang merupakan 49%
dari peningkatan liabilitas lancar. Demikian pula halnya hutang
dagang yang peningkatannya mengambil bagian sebesar 39%
dan peningkatan uang muka penjualan mengambil bagian 12%
dari peningkatan tersebut. Hutang dagang lebih cepat dibayar di
tahun 2011, yaitu rata-rata 53 hari dibandingkan 67 hari di tahun
2010. Hal ini dikarenakan meningkatnya hutang bank jangka
pendek dan meningkatnya penerimaan uang muka dari pelanggan.
Penurunan beban masih harus dibayar diimbangi dengan
peningkatan liabilitas lancar lainnya. Liabilitas tidak lancar meningkat
42,88% menjadi Rp 4,34 milyar dimana peningkatan ini terutama
dikarenakan penambahan cadangan imbalan paska kerja karyawan.
Di sisi lain, peningkatan ekuitas agak lebih rendah yaitu meningkat
15,12% karena menurunnya di pertumbuhan laba di tahun 2011.
Current liabilities of the company almost doubled to reach Rp 1.78
trillion in 2011 from Rp 895.69 billion a year earlier. The increase
was in line with higher revenues which required larger funding for
working capital needs. This is reflected in the increase in short term
bank loans which accounted for 49% of the marginal increase in
current liabilities. Similarly trade payables also increased, accounting
for 39%, while increase in advances received from customers
accounted for 12% of that increase. Trade account payables were
cleared faster in 2011, on an average in 53 days compared to 67
days in 2010. This was due to increase in short term bank loans
as well as increase in advances received from customers. Decrease
in accrued expenses was partly offset by increase in other current
liabilities. Non-current liabilities increased by 42.88% to Rp. 4.34
billion. and this increase is attributed to greater provision for
employee benefits. On the other hand, the increase in stockholder's
equity was lower at 15.12% due to significant drop in earnings
growth for 2011.
EkuitasEquity
Liabilitas Tidak LancarNon Current Liabilities
Liabilitas Lancar LainnyaOther Current Liabilities
Uang Muka PenjualanCustomer Advance
Beban yang Masih Harus Di bayarAccrued Expenses
Hutang PajakTaxes Payable
Hutang DagangTrade Payables
Pinjaman Jangka PendekShort Term Loan
Liabilitas dan Ekuitas / Liabilities and Equity
Rp. milyar / Rp. billion
2500
2000
1500
1000
500
0
2010 2011
39
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement Discussion and Analysis
Secara keseluruhan, modal yang digunakan untuk operasi
perusahaan meningkat 83,48% yaitu sebesar Rp 2,02 triliun,
dibanding dengan hanya Rp 1,1 triliun di tahun 2010. Modal kerja
bersih, meningkat sebesar Rp 29,41 milyar atau 20,15% menjadi
Rp 175,36 milyar. Meskipun peningkatan liabilitas lancar lebih besar
dari aset lancar, likuiditas perusahaan masih mencukupi untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya dimana rasio lancarnya adalah
1,1 kali. Perputaran aset di tahun 2011 cukup stabil dibandingkan
periode tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,78 kali. Menyusul
lompatan besar di pendapatan, daya ungkit perusahaan meningkat
karena pertumbuhan didanai dengan peningkatan pinjaman tanpa
perlu memasukkan dana segar ke ekuitas. Hutang apabila dihitung
berdasarkan total modal yang digunakan meningkat dari 81,57%
di tahun 2010 menjadi 88,43% di tahun 2011. Atau bila dilihat dari
sisi lain, modal ekuitas mencermin 11,57% dari total modal yang
digunakan di tahun 2011 dibandingkan 18,43 % di tahun 2010. Bila
diterjemahkan ke rasio pinjaman : ekuitas adalah 7,64:1 untuk tahun
2011 dibanding dengan 4,42:1 di tahun 2010. Kenaikan tingkat
hutang ini tidaklah dilihat sebagai suatu masalah oleh manajemen
perusahaan.
Overall total capital employed for company's operation increased
by 83.34% to reach Rp 2.02 trillion, compared to Rp 1.1 trillion
in 2010. The net working capital, on the other hand increased by
Rp 29.41 billion or 20.15% to be Rp 175.36 billion. Although the
increase in current liabilities was greater than current assets, there
was adequate liquidity to meet all the obligations based on a
current ratio of 1.1 x. Asset turnover for 2011 remained stable in
comparison to previous year at 3.78 x. Following a big jump in
revenues, company's leverage increased as growth was funded
by increased borrowings without raising any fresh equity. Debt as
a percentage of total capital employed increased from 81.57% in
2010 to 88.43% in 2011. Alternatively stated, equity capital
represents 11.57 % of the total capital employed in 2011 against
18.43% in 2010. This translates to a debt: equity ratio of 7.64:1
for 2011 as compared to 4.42:1 in 2010. The increased level of
debt is not perceived to be a matter of concern by the company's
management.
2011 2010 Change
Sekilas Perbandingan Laporan Laba RugiComparative Income Statement at a glance
Net SalesCost Of Goods Sold
Gross margin
Operating expenseSelling expense
General & Administrative Expense
Other operating incomeOther operating expenseTotal operating expensesIncome from Operations
Other Income (charge)Finance IncomeFinance Charge
Total
Income before taxTax provision
Net Income
Basic earnings per shareOperating income
Net income
Penjualan BersihBeban Pokok PenjualanLaba Kotor
Beban UsahaBeban PenjualanBeban Umum dan Administrasi
Pendapatan Operasional Lain-lainBeban Usaha Lain-lainTotal Beban UsahaLaba Usaha
Penghasilan (Beban) Lain-lainPendapatan PembiayaanBeban BungaTotal
Laba Sebelum PajakBeban PajakLaba Bersih
Laba Per Saham DasarLaba UsahaLaba Bersih
7,628.83 4,170.43 3,458.41 82.93%
7,390.14 4,019.82 3,370.31 83.84%
238.92 150.60 88.09 58.49%
3.13% 3.61%
(67.62) (54.31) (13.31) 24.52 %
(72.62) (38.55) (34.07) 88.38 %
2.59 19.54 (16.95)
(37.48) (0.17) (37.30)
(175.13) (73.48) (101.64) 138.32 %
63.79 77.11 (13.32) 17.28 %
0.84% 1.85 %
1.69 0.27 1.42
(17.59) (2.85) (14.74)
(15.9) (2.58) (13.32) 515.48 %
47.89 74.53 (26.64) (35.74)%
(12.39) (18.94) 5.41 (29.87) %
35.50 55.59 20.09 (36.14)%
0.46 % 1.33 %
132.90 160.66 (28) (17.28)%
73.95 115.81 (42) (36.14)%
40
Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba
Dalam hal laba, pertumbuhan pendapatan sebesar 82,93% yang
dicapai di tahun 2011 didukung dengan 58,64% laba bersih dan
64,86% pertumbuhan di laba usaha. Namun demikian, marjin laba
bersih turun 36,14%. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang
tercermin pada lebih rendahnya marjin laba kotor yaitu 3,13% dan
lebih rendahnya marjin laba usaha yaitu sebesar 0,85% dibandingkan
masing-masing sebesar 3,61% dan 1,85% di tahun 2010. Faktor
buruk yang mempengaruhi laba kotor adalah lebih lamanya waktu
perjalanan dan pembongkaran karena antrian dan ramainya di
pelabuhan muat dan juga keterbatasan kapasitas pada pelabuhan
bongkar domestik.
Di sisi lain, terdapat permintaan domestik yang kuat untuk kebutuhan
bahan tersebut namun sensitif terhadap harga bahan pangan dan
pakan akibat dari pertumbuhan yang kuat dari ekonomi Indonesia.
Juga di sisi lainnya, pembangunan pada fasilitas infrastruktur pendukung
belum cukup cepat untuk mengikuti kecepatan pertumbuhan ekonomi
tersebut. Efisiensi yang diharapkan dari pihak ketiga yang merupakan
faktor dalam perhitungan kami untuk menghitung estimasi biaya
pembongkaran dan pengangkutan ke pelanggan kami tidak dapat
tercapai dan dengan demikian mempengaruhi marjin laba kotor.
Terlebih lagi, faktor susut pada pelabuhan muat mengakibatkan
meningkatnya biaya pembelian karena pembayaran biasanya
didasarkan dari dokumen bill of lading dan tidak berdasarkan volume
yang diterima di pelabuhan bongkar. Susut merupakan faktor lain
yang berpengaruh besar pada marjin laba kotor.
Sementara itu, terdapat beberapa halangan pasokan di Argentina,
dimana berpengaruh buruk pada jadwal kedatangan kapal ke
pelabuhan domestik. Ini berarti perusahaan harus menjaga tingkat
persediaan minimum yang lebih tinggi untuk memenuhi komitment
yang telah dibuat ke pelanggan. Karena jadwal pengiriman ke
pelanggan harus dijaga pada kapasitas produksi pabrikan pakan,
kedatangan kapal yang tidak teratur memerlukan penambahan area
gudang untuk jangka waktu yang lebih lama. Hal ini juga mengakibatkan
terjadinya penambahan penanganan bongkar muat karena barang
yang datang harus disimpan di gudang transit bukannya pengiriman
langsung dari pelabuhan. Hal ini mengakibatkan meningkatnya biaya
tambahan untuk kargo tersebut yang tidak dapat ditagih ke pelanggan
dan karenanya mengakibatkan tingginya biaya operasional dari yang
diperkirakan. Meskipun demikian, perusahaan telah membuat catatan
untuk batasan ukuran biaya operasional dan membuat perbaikan
yang diperlukan untuk periode berikutnya.
Beban usaha meningkat Rp 101,64 milyar atau 138,32% menjadi
175,13 milyar di tahun 2011. Peningkatan di biaya lain-lain memberikan
kontribusi 53,38% dari peningkatan tersebut dimana beban umum
dan administrasi dan beban penjualan memberikan kontribusi masing-
masing 33,52% dan 13,10%.
Analysis of the factors affecting profitability
In terms of profitability, the 82.93% revenue growth achieved in
2011 was supported by corresponding increase of 58.64% in gross
profit and 64.86% growth in operating profit. However, the net profit
margin fell by 36.14%. This was due to a variety of reasons which
resulted in lower gross margins of 3.13% and lower operating
margin of 0.85% as compared to 3.61% and 1.85% respectively
for 2010. Factors adversely affecting gross margins were longer
voyage times due to port congestions at load port as well as capacity
constraints at domestic discharge ports.
On one hand, there is strong domestic demand for the essential
but price sensitive food and feed ingredients due to robust growth
of the Indonesian economy. Yet on the other hand, the development
in supporting infrastructure facilities has not been able to keep
pace. The expected third party efficiencies that were factored into
our calculations to derive an estimated discharging and handling
costs to our customers could not be favourably met and thus
adversely affecting gross margins.
Moreover, the shrinkage factor at load port was on a higher side,
thereby increasing the procurement cost as payments are
conventionally based on bill of lading and not based on weight
received at discharge ports. Shrinkage was another crucial factor
affecting gross margin.
Meanwhile, there were supply side disruptions in Argentina, which
adversely affected the vessel arrival schedule to domestic ports.
This meant that the company had to maintain a higher level of
buffer stock to meet commitments to customers. Since the cargo
dispatch schedule to customers had to be maintained as per the
production capacities of the feed millers, irregular vessel arrivals
necessitated the need to find extra storage space for longer periods.
It also involved double handling of the cargo as it had to go through
transit storage instead of direct delivery from port. This caused an
increase in the budgeted carrying cost of cargo for the company
which could not be passed on to the customers and thus resulting
in higher operating expenses than envisaged. Nevertheless, the
company has taken note of the operational parameters and
necessary corrective measures will be taken henceforth.
Operating expenses increased by Rp 101.64 billion or 138.32% to
Rp 175.13 billion in 2011. Increase in other expenses accounted
for 53.38% of the increment in operating expenses while General
& Administration and Selling Expenses accounted for 33.52% and
13.10% respectively.
41
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement Discussion and Analysis
Pada pendapatan/beban lainnya memperlihatkan hal yang berbeda
arah untuk tahun 2011 dimana tercatat biaya sebesar Rp 34,89 milyar
dibandingkan Rp 19,37 milyar pendapatan di tahun 2010 karena rugi
kurs di tahun 2011, sedangkan di tahun 2010 mencatat laba kurs.
Beban umum dan administrasi meningkat Rp 34,07 milyar atau 88,38%
terutama karena sewa gudang yang lebih tinggi dan peningkatan gaji
dan upah dimana keduanya berkontribusi sebesar 88,73% dari total
peningkatan beban umum dan administrasi di tahun 2011. Sewa
gudang meningkat Rp 25,36 milyar yang mencakup 74,43% sedangkan
peningkatan gaji dan upah berpengaruh 14,3% atas peningkatan
tersebut. Walaupun beban penjualan meningkat Rp 13,31 milyar atau
24,52% menjadi Rp 67,63 milyar di tahun 2011 dibanding tahun 2010,
biaya langsung ini lebih rendah dalam persentase penjualan bersih.
Beban penjualan dicatat 0,89% di tahun 2011 dibandingkan 1,30% di
tahun 2010. Peningkatan beban usaha mengakibatkan penurunan
17,28% laba (rugi) usaha atau turun Rp 13,32 milyar dari Rp 77,11
milyar di tahun 2010 menjadi Rp 63,79 milyar di tahun 2011.
Beban keuangan juga meningkat di tahun 2011 dibanding tahun 2010
karena peningkatan hutang bank jangka pendek. Sebagian besar
pembiayaan di tahun 2011 disediakan oleh bank selain dari pemasok
sehingga mengakibatkan beban keuangan bersih sebesar Rp 15,9
milyar dibanding Rp 2,58 milyar di tahun 2010.
Biasanya laba atau rugi kurs timbul baik sebagai bagian dari laba
usaha ataupun bagian dari beban usaha akan berkorelasi sebagai
penyeimbang di beban pokok penjualan. Ini terjadi karena sebagian
besar penjualan bahan baku pakan adalah dalam dolar Amerika Serikat,
dan pelemahan rupiah terhadap dolar akan mengakibatkan
meningkatnya pendapatan dalam rupiah. Namun demikian, komoditas
seperti jagung dan kacang kedelai yang secara lokal diproduksi dijual
dalam rupiah berdasarkan harga pasar domestik. Seperti yang
disebutkan sebelumnya, perusahaan melebarkan portofolio produknya
dengan mengikut sertakan kacang kedelai di tahun 2011. Penjualan
kacang kedelai telah meningkat sejak triwulan ketiga dan penjualan
jagung untuk periode tersebut juga cukup besar. Walaupun perusahaan
telah memilki kebijakan lindung nilai yang baik, sentimen dan persepsi
pasar terhadap kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah yang
mendorong penguatan rupiah karena besarnya arus masuk investasi
asing langsung dan juga kuatnya arus masuk ke obligasi dan pasar
modal. Dengan demikian, penjualan harus dilakukan dalam rupiah
selain dolar Amerika Serikat untuk bertumbuh dengan menangkap
beberapa peluang bisnis.
Namun demikan, krisis ekonomi di zona eropa memberikan risiko pada
situasi tersebut walaupun rupiah secara relatif masih kuat, rupiah
terdepresiasi karena penarikan investasi di obligasi dan pasar modal.
Walaupun laba perusahaan cukup baik pada semester pertama 2011,
kondisi global merupakan hal yang utama yang menyebabkan rugi
selisih kurs yang tidak dapat diganti.
The other income / expenses account saw a reversal in 2011
registering a Rp 34.89 billion expense as opposed to Rp 19.37
billion income in 2010 due to foreign exchange loss in 2011,
instead of forex income in 2010.
General and Administration Expenses increased by Rp 34.07
billion or 88.38% on account of higher warehouse rent and increase
in salaries, which together accounted for 88.73% of the total
increase in G&A expenses for 2011. Warehouse rent increased
by Rp 25.36 billion and accounted for 74.43% while Salary
increments accounted for 14.3% of that increase. Although selling
expenses increased by Rp 13.31 billion or 24.52% to reach Rp
67.63 billion in 2011 compared to 2010, these direct expenses
were lower as a percentage of net sales. Selling expenses
accounted for 0.89% in 2011 compared to Rp 1.30% in 2010.
Increase in operating expenses resulted in a 17.28% drop in
operating income or a decrease of Rp 13.32 from Rp 77.11 billion
in 2010 to Rp 63.79 billion in 2011.
Financing expenses were also higher in 2011 compared to 2010
due to increase in short term bank loans. A substantial portion of
trade financing in 2011 was provided by banks instead of suppliers
and as such resulted in a net finance charge of Rp 15.9 billion
compared to Rp 2.58 billion in 2010.
Ordinarily any gain or loss of forex appearing either as an
operating income or as an operating expense would have a
corresponding balancing effect in the cost of goods sold. This is
because as most of company's feed ingredient sales are
denominated in USD, any depreciation in rupiah versus the dollar
would result in increased rupiah revenues. However at times,
commodities such as corn and soybeans that are locally grown
are sold on rupiah basis, based on domestic market prices. As
mentioned earlier, the company had expanded the product
portfolio to include soybeans in 2011. Soybean sales picked up
in the third quarter and corn sales during this period was also
substantial. Although, the company has a proper hedging policy,
the sentiment and market perception towards USD to rupiah
exchange rate was geared towards a stronger rupiah on the back
of large FDI inflows into the country as well as strong capital
inflows into the bond and equity market. As such, sales was done
in rupiah terms instead of in USD to ensure growth by capturing
more business.
However, euro zone crisis jeopardized the situation and although
rupiah was relatively resilient, it nevertheless depreciated due
to pull back of investments in bond and equity markets. Although
the company's profitability was well on track in the first half of
2011, global conditions played a key role to cause foreign
exchange loss that could not be compensated for.
42
Higher interest expense is not a matter of concern as we believe
that short term bank loans provide the company a better opportunity
to price the commodity with the suppliers to offset the interest
expense. However, due to lower than expected gross and operating
margins, the other expense component comprising of forex and
finance charges for 2011 appears more pronounced than what it
would have been in any other year. Consequently, return on equity
dropped to 15.18 % in 2011 compared to 27.37% in 2010. Meanwhile
return on assets dropped to 1.76% in 2011 from 5.05% in 2010.
The company had commenced it's 10th year of listing on a strong
footing recording pretax earnings of Rp 42.92 billion in the 1st
quarter of 2011, followed by Rp 34.72 billion in the 2nd quarter.
However, the 3rd quarter recorded a pre-tax loss of Rp 42.3 billion
for the above mentioned reasons to derail the profitability which
was going well on track for the first six months of 2011. Although,
there was recovery in the 4th quarter earnings, it was only a modest
gain and not sufficient to completely offset the 3rd quarter losses.
Going forward, the company endeavors to take the necessary
steps in order to overcome the impediments as well as mitigate
risks so as to ensure a healthy and sustainable growth in the top
line as well as bottom line.
Dividend Payment
The Annual General Shareholder's Meeting ( AGM ) held on June
24, 2011 passed a resolution agreeing to distribute a cash dividend
of Rp 10 per share totaling Rp. 4,800,000,000 for the financial year
of 2010, which was paid on August 16, 2011 during that year.
The Annual General Shareholder's Meeting ( AGM ) held on June
21 2010 passed a resolution agreeing to distribute a cash dividend
of Rp. 6,5 per share totaling Rp. 3,120,000,000 for the financial
year of 2009, which was paid on October 28, 2010 during that year.
Information and Material Facts
All relevant information and material facts have been reported in
the public accountant's report. There is no additional information
or any material fact that needs to be reported from the date audited
financial report was prepared to the time this annual report was
published.
Tingginya beban bunga, bukanlah sesuatu hal yang menjadi suatu
masalah karena kami percaya bahwa pinjaman bank jangka pendek
tersebut memberikan perusahaan kesempatan untuk mendapatkan
harga komoditas dari pemasok yang lebih baik yang akan mengurangi
beban bunga tersebut. Namun demikian, karena rendahnya marjin laba
kotor dan laba usaha, beban operasional lainnya termasuk laba/rugi
selisih kurs untuk tahun 2011 terlihat lebih mencolok dibandingkan dengan
apa yang seharusnya di tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya, perhitungan
imbal balik modal turun menjadi 15,18% di tahun 2011 dibandingkan
dengan 27,37% ditahun 2010. Sementara itu imbal balik terhadap aset
menurun dari 5,05% di tahun 2010 menjadi 1,76% di tahun 2011.
Perusahaan telah memulai ulang tahun ke-10nya sebagai perusahaan
publik dengan mencatat laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 42,92
milyar di triwulan 1 tahun 2011, diikuti dengan Rp 34,72 milyar di triwulan
ke 2. Namun demikian, di triwulan ke-3 perusahaan mencatat rugi sebelum
pajak sebesar Rp 42,3 milyar karena hal-hal tersebut di atas yang
mengurangi profitabilitas yang telah berjalan baik pada jalurnya pada
enam bulan pertama tahun 2011. Walaupun terdapat perbaikan dalam
pendapatan pada triwulan ke-4, hal tersebut hanya laba yang terbatas
namun tidaklah cukup untuk mengurangi kerugian di triwulan ke 3.
Untuk ke depannya, perusahaan mencoba untuk mengambil langkah-
langkah yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan tersebut seperti
mengurangi risiko untuk memastikan pertumbuhan yang sehat dan dapat
dipertahankan baik di level penjualan maupun level laba bersih.
Pembagian Dividen
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) yang
dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2011 telah menyetujui pembagian
dividen tunai kepada para pemegang saham untuk tahun buku
2010 sebesar Rp 10 setiap saham seluruhnya sebesar Rp
4.800.000.000,-. Dividen tunai dibayarkan pada tanggal 16 Agustus
2011.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) yang
dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2010 telah menyetujui
pembagian dividen tunai kepada para pemegang saham untuk
tahun buku 2009 sebesar Rp 6,5 setiap saham seluruhnya sebesar
Rp 3.120.000.000,-. Dividen tunai dibayarkan pada tanggal 28
Oktober 2010.
Informasi dan Fakta Material
Seluruh informasi dan fakta material telah disampaikan dalam
laporan akuntan. Tidak ada informasi dan fakta material lainnya
yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan sampai dengan
diterbitkannya laporan tahunan ini.
Laporan Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance Report
43
PERAN DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris telah menelaah Laporan Tahunan PT FKS Multi
Agro Tbk. untuk laporan keuangan tahun 2011 yang telah
disampaikan oleh Direksi. Akuntan Publik Drs. Richard Risambessy
& Rekan telah mengaudit laporan keuangan perusahaan dan
laporan Auditor yang disertakan dalam laporan tahunan.
THE ROLE OF BOARD OF COMMISSIONERS (BOC)
The Board of Commissioners have reviewed the Annual Report of
PT FKS Multiagro Tbk. for the financial year 2011 as submitted by
the Board of Directors. Registered Public Accountants Richard
Risambessy & Rekan have duly examined the company’s financial
statements and the Auditor’s report is included in the Annual Report.
Berdiri / Standing: Siswanta Atmadja, Yus’anDuduk / Seated: Yundi Lowana
44
General
The Board of Commissioners supervises and advises the Board
of Directors in performing its management tasks and setting FKS’s
strategy.
The BOC, acting in the interests of FKS, its business and
shareholders, supervises and advices the BOD. Major management
decisions, such as FKS’s strategy, major investments and budget,
require the approval the BOC. The BOC also supervises the
structure and management of systems, including the internal control
and risk management systems, and the financial reporting process.
The BOC selects and appoints new members to the board of
directors, prepares the remuneration policy for the board of directors
and decides on the remuneration for the individual members of the
board of directors. In addition, the BOC is the body that nominates
new BOC candidates for appointment to the Annual General Meeting
of Shareholders (AGM) and submits proposals for the remuneration
of the BOC members.
The BOC closely follows the developments in the area of corporate
governance of the relevant corporate governance rules within the
company. In 2011, the BOC has reviewed the amendment, which
came into force with effect from February 1, 2011, to determine
the implications for the BOC, its committees, FKS’s Board of
Directors and PT FKS Multi Agro Tbk. as a company.
Meetings and activities of BOC
The BOC held five meetings in 2011 in addition to the three meetings
that were held to specifically discuss the quarterly results. All
members of the BOC who were in office during that time attended
the meeting. During the various meetings, the BOC discussed
FKS’s strategy, financial situation, business risks, budget and
corporate targets, among other matters. In addition to the scheduled
meetings, members of BOC interacted intensively with the board
of directors as well as with its individual members through
consultations, telephone calls and regular reports. Moreover, several
informal meetings and telephone calls took place among the BOC
members to consult each other with respect to various topics.
In 2011, the BOC also followed the USGC crop tours to Brazil &
Argentina, to increase their understanding of the developments in
grain elevation systems and port handling technology that has a
bearing on the overall supply chain management.
Umum
Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan memberikan nasehat
kepada Direksi dalam melaksanakan tugas manajemen dan
penyusunan strategi FKS.
Dewan Komisaris, bertindak dalam kepentingan FKS, bisnis dan
pemegang saham, mengawasi dan memberikan nasehat kepada
Direksi. Keputusan manajemen utama, seperti strategi FKS,
investasi besar dan anggaran, memerlukan persetujuan Dewan
Komisaris. Dewan Komisaris juga mengawasi struktur dan sistem
manajemen, termasuk sistem pengendalian internal dan manajemen
risiko, dan proses pelaporan keuangan. Dewan Komisaris memilih
dan mengangkat anggota baru untuk Direksi, menyiapkan kebijakan
remunerasi bagi Direksi dan memutuskan remunerasi untuk anggota
individu dari Direksi. Selain itu, Dewan Komisaris adalah badan
yang mencalonkan calon anggota Dewan Komisaris baru untuk
diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
dan menyerahkan proposal remunerasi anggota Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris mengikuti secara ketat pengembangan bidang
tata kelola perusahaan dari aturan tata kelola perusahaan yang
relevan dalam perusahaan. Pada tahun 2011, Dewan Komisaris
telah mengkaji perbaikan yang berlaku efektif dari tanggal 1 Februari
2011, untuk menentukan implikasi bagi Dewan Komisaris, komite-
komite di bawahnya, Direksi FKS dan PT FKS Multi Agro Tbk.
sebagai sebuah perusahaan.
Rapat dan kegiatan Dewan Komisaris
Dewan Komisaris pada tahun 2011 telah lima kali melakukan rapat
di samping tiga rapat yang diadakan untuk secara khusus
membahas hasil kuartalan. Semua anggota Dewan Komisaris yang
berada di kantor selama waktu itu menghadiri rapat tersebut.
Selama berbagai rapat, Dewan Komisaris antara lain mendiskusikan
strategi FKS, situasi keuangan, risiko bisnis, anggaran dan sasaran
perusahaan. Selain rapat dijadwalkan, anggota Dewan Komisaris
berinteraksi secara intensif dengan Direksi serta dengan masing-
masing anggota melalui konsultasi, panggilan telepon dan laporan
rutin. Selain itu, beberapa rapat informal dan panggilan telepon
berlangsung antara anggota Dewan Komisaris untuk berkonsultasi
satu sama lain sehubungan dengan berbagai topik.
Pada tahun 2011, Dewan Komisaris juga mengikuti tur yang
diadakan oleh United State Grain Council (USGC) ke Brasil &
Argentina, untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang
perkembangan dalam sistem elevasi gandum dan teknologi
penanganan di pelabuhan yang merupakan salah satu bagian
dalam manajemen rantai pasokan secara keseluruhan.
45
Laporan Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance Report
Pada tahun 2011, Dewan Komisaris menghabiskan banyak waktu
membahas strategi perusahaan FKS ini. Ada beberapa diskusi
yang berputar di sekitar krisis keuangan dan ekonomi dan
konsekuensinya bagi FKS.
Para anggota direksi menghadiri semua rapat Dewan Komisaris
secara penuh. Namun, para anggota Direksi tidak hadir ketika
Dewan Komisaris secara umum pada akhir setiap rapat membahas
topik yang terkait dengan antara lain fungsi dari Direksi dan Dewan
Komisaris, anggota individu, komposisi dari kedua dewan dan
hubungan mereka. Juga, berbagai komite dari Dewan Komisaris
secara teratur bertemu tanpa anggota Direksi.
Seperti praktek umum setiap tahun, saran yang dihasilkan dari
evaluasi tahun sebelumnya (2010) dilaksanakan pada tahun 2011,
seperti komposisi Dewan Komisaris dan komite-komitenya, frekuensi
dan kedalaman topik-topik tertentu untuk dibahas selama tahun
berjalan (misalnya risiko manajemen, strategi) dan proses evaluasi
itu sendiri.
Survei evaluasi tahun 2011 juga menghasilkan peningkatan berbagai
bidang misalnya diskusi yang lebih dalam dan lebih luas mengenai
topik-topik penting bagi FKS dan sebagai hasilnya berpengaruh
pada perpanjangan waktu rapat Dewan Komisaris. Juga
memungkinkannya Dewan Komisaris melakukan rapat yang
membahas hal-hal yang tidak dibahas dalam rapat Direksi. Umpan
balik telah diberikan kepada Direksi sehubungan dengan rapat
tersebut.
Remunerasi Dewan Komisaris
Rapat Umum Pemegang Saham menentukan remunerasi bagi
anggota Dewan Komisaris. Remunerasi Dewan Komisaris tidak
tergantung pada hasil keuangan perusahaan. Tidak ada anggota
Dewan Komisaris secara pribadi melakukan hubungan bisnis
dengan perusahaan selain sebagai anggota Dewan Komisaris.
Komite juga mengkaji proposal untuk Pangsa Pasar Indeks
Kepemimpinan (Marshal), menjadi salah satu target kinerja untuk
direksi untuk menyediakan komite remunerasi dengan saran
tentang topik ini. Komite juga menyediakan pendapatnya kepada
komite remunerasi sehubungan dengan tingkat pencapaian marshal.
Tidak satu pun dari anggota Dewan Komisaris memiliki saham
perusahaan. Perusahaan tidak memberikan pinjaman apapun
ataupun memberikan jaminan dalam hubungannya sebagai
anggota Dewan Komisaris.
Total kompensasi yang diterima oleh Dewan Komisaris untuk tahun
2011 adalah sebesar Rp 1,370 milyar.
In 2011, the BOC spent considerable time discussing FKS’s
corporate strategy. There were several discussions that revolved
around the financial and economic crisis and the possible
consequences thereof for FKS.
The members of the Board of Directors attended all meetings of
the full BOC. However, the members of the BOD were not present
when the BOC in general at the end of each meeting discussed
topics related to amongst others the functioning of the BOD and
the BOC, its individual members, the composition of both the boards
and their relationship. Also, the various BOC committees regularly
meet without the members of the board of directors.
As is the common practice each year, suggestions resulting from
the previous year’s (2010) evaluation were implemented in 2011,
such as the composition of the BOC and its committees, the
frequency and depth of certain topics to be discussed during the
year (e.g. risk management, strategy) and the evaluation process
itself.
The 2011 evaluation survey also resulted in various improvement
areas for example the more in-depth and more extensive discussions
on important topics for FKS and as a result thereof, extended BOC
meetings. Also the possible need for more meetings of the BOC
without the BOD was discussed. Appropriate feedback has been
given to the BOD concerning this evaluation meeting.
Remuneration of the Board of Commissioners
The General Meeting of Shareholders determines the remuneration
of the members of the BOC. The BOC remuneration is not dependent
on the financial results of the company. No member of the BOC
personally maintains a business relationship with the company
other than as a member of the BOC.
The committee also reviews the proposals for the Market Share
Leadership Index (MARSHAL), being one of the performance
targets for the Board of Directors to provide the remuneration
committee with advice on this topic. The committee also provides
its opinion to the remuneration committee with respect to the level
of achievement of the MARSHAL.
None of the members of the BOC own any shares of the company.
The company has not granted any loans to nor has it granted any
guarantees in favor of any of the members of the BOC.
The total compensation received by the BOC for the FY 2011 was
Rp 1.370 billion.
PERAN DIREKSI
Direksi Perusahaan berkomitmen untuk menjunjung standar tertinggi
tata kelola perusahaan yang memungkinkan mereka untuk
melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif.
Mereka memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
l Berpartisipasi dalam pengembangan rencana strategis dan
pelaksanaan rencana operasi.
l Menetapkan tujuan akhir keuangan.
l Mengenali faktor risiko dan menyetujui sistim untuk menangani
risiko-risiko tersebut.
l Menyetujui laporan keuangan.
l Meninjau dan menyetujui pengeluaran modal.
l Melakukan komunikasi dengan para pemegang saham.
l Mengembangkan dan memperbaharui pola kerja Perusahaan
untuk pencapaian tata kelola perusahaan yang baik.
l Menganalisa integritas dari sistem internal Perusahaan.
l Memantau sistem informasi manajemen.
l Kebijakan dividen dan masalah lingkungan.
46
THE ROLE OF BOARD OF DIRECTORS
The Board of Directors of the Company are committed to the
highest standards of corporate governance practices to enable
them to carry out their responsibilities in an effective manner.
They have the following responsibilities:
l Participating in the development of strategic and operating
plans.
l Setting financial goals.
l Indentifying key risks and approving systems to manage
these risks.
l Approving financial statements.
l Reviewing and approving capital spending.
l Overseeing communication with shareholders.
l Developing and updating the company’s approach to corporate
governance.
l Reviewing the integrity of the company’s internal controls.
l Overseeing the management information systems.
l Dividend policy and environmental matters.
Kiri ke Kanan / Left to right: Liauw Sioe Lian, Kusnarto, Bong Kong Fui,Anand Kishore Bapat, Hiu Baron Setiawan Sumadi
Direksi Perusahaan rutin mengadakan rapat setiap satu bulan
sekali dengan dihadiri minimal 3 Direktur dan dilakukan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar Perusahaan.
Untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi para anggota direksi,
Perusahaan memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan dan seminar yang diselenggarakan oleh pihak luar.
Rapat Umum Pemegang Saham menentukan remunerasi bagi
anggota Direksi. Total kompensasi yang diterima oleh Direksi untuk
tahun 2011 adalah sebesar Rp 2,407 milyar.
PERANAN KOMITE AUDIT
Komite audit memberikan masukan dalam pembentukan dan
pemeliharaan kerangka kontrol keuangan internal dan standar
yang sesuai untuk manajemen keuangan Perusahaan.
Fungsi utama komite audit adalah menyediakan informasi keuangan
yang dapat diandalkan dan terjamin keakuratannya untuk dapat
digunakan oleh dewan pengurus dalam menentukan arah /
kebijaksanaan Perusahaan, dan juga untuk digunakan dalam
laporan keuangan.
Tanggung jawab komite audit meliputi:
Meninjau laporan keuangan internal dan eksternal dan
mengawasi untuk memastikan apabila ditemukan adanya
kesalahan yang serius/teridentifikasi adanya kesalahan prosedur
sehingga dapat dilakukan perbaikan yang cepat dan tepat oleh
pihak manajemen.
Berhubungan dengan eksternal auditor dan memastikan
bahwa pemeriksaan tahunan dilakukan secara efektif.
Memonitor kesesuaian dengan aturan hukum yang berhubungan
dengan laporan keuangan dan manajemen.
Meningkatkan kualitas fungsi akuntansi.
Komite audit melakukan penilaian terhadap prestasi eksternal
auditor setiap tahunnya dan bertemu dengan mereka untuk:
Mendiskusikan rencana audit eksternal.
Mendiskusikan kemungkinan masalah-masalah yang akan
timbul.
Mendiskusikan dampak dari usulan perubahan dalam ketentuan
akuntansi atau peraturan dalam pembuatan laporan keuangan.
Meninjau pengajuan biaya untuk pekerjaan audit yang akan
dilakukan.
Memeriksa laporan keuangan tiga bulanan sebelum diajukan
ke Bursa Efek Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal.
Menyetujui laporan keuangan dan laporan lainnya sebelum
diajukan atau diumumkan.
47
Laporan Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance Report
The Company’s Board of Directors routinely hold meeting once a
month, presented by minimum 3 Directors, as per the provisions
of the articles of association of the Company.
The Company provides the opportunity to attend training and
seminars held by external parties to improve the skills and
competency of the members of the Board of Directors.
The General Meeting of Shareholders determines the remuneration
of the members of the BOD. The total compensation received by
the BOD for the FY 2011 was Rp 2..407 billion.
THE ROLE OF AUDIT COMMITTEE
The audit committee advises on the establishment and maintenance
of a framework of internal financial controls and appropriate
standards for the financial management of the Company.
A primary function of the committee is to provide the board with
assurance as to the quality and reliability of financial information
prepared for use by the board in determining policies or for including
in financial statements.
The responsibilities of the audit committee include:
Reviewing internal and external financial reporting and controls
to ensure that wherever major deficiencies or breakdowns in
controls or procedures are identified, appropriate and prompt
remedial action is taken by management.
Liaising with the external auditors and ensuring that the annual
statutory audits are conducted in an effective manner.
Monitoring compliance with legal requirements as they affect
financial reporting and management.
Improving the quality of the accounting function.
The audit committee reviews the performance of the external
auditors on an annual basis and meets with them during the year
as follows:
To discuss the external audit plan.
To discuss any signif icant problems that may be
foreseen.
To discuss the impact of any proposed changes in the accounting
policies or regulations on the financial statements.
To review the fees proposed for the audit work to be
performed.
To review each quarter’s financial statements and reports prior
to lodgment with IDX and Bapepam.
To approve the financial statements and reports prior to
announcement or lodgment as the case may be.
48
In 2011, the Audit Committee held several conference calls and
met four times, in which specifically the quarterly results of the
year-end audit were discussed.
The current members of FKS audit committee are Mr. Yus’an
(Chairman), Indra Sakti Kalipurnaries and Fenny Novelita Halim.
The members of the Audit Committee are all independent, non-
executive members of the BOC.
The Audit Committee focuses strongly on the review of FKS’s
quarterly (and annual) results and announcements. It also
continuously monitors the activities of the internal audit department
with respect to FKS’s internal controls and risk management
systems, including the internal controls over financial reporting.
Other activities of the audit committee were: discussion and approval
of the internal and external audit plan and related external audit
fees; review of:
The audit and non-audit fees paid to the company’s external
auditor.
The audit activities of the company’s internal and external auditor.
The internal and external auditor’s management letter;
Discussions on tax strategy, as well as the tax systems and tax
planning.
Review of the way FKS manages its IT landscape, and review
of regular updates on the activities of the company’s disclosure
committee.
Significant attention was also given to FKS’s financial position
and financing policy, in view of the global financial market crisis
and severe economic downturn experienced especially in the
second half of 2011.
ESTABLISHMENT OF THE INTERNAL AUDIT UNIT
In order to meet the provisions as stipulated in the decree of the
chairman of the capital market supervisory agency and financial
institution dated November 28, 2008 No. Kep-496/BL/2008 regulation
No. IX.I.7 on the establishment and guidance unit of the internal
audit charter, the company in compliance with issued directive,
established the Internal Audit Unit on November 17, 2009.
Pada tahun 2011, Komite Audit mengadakan panggilan konferensi
dan bertemu empat kali, di mana khususnya hasil kuartalan dari
audit akhir tahun dibahas.
Para anggota komite audit FKS adalah Yus’an (Ketua), Indra Sakti
Kalipurnaries dan Fenny Novelita Halim. Para anggota Komite
Audit semua independen, non-eksekutif anggota Dewan Komisaris.
Komite Audit berfokus kuat pada review hasil dan pengumuman
kuartalan FKS (dan tahunan). Hal ini juga terus memantau kegiatan
departemen internal audit terhadap pengendalian internal FKS dan
sistem manajemen risiko, termasuk pengendalian internal atas
pelaporan keuangan. Kegiatan lain komite audit adalah: diskusi
dan persetujuan rencana audit internal dan eksternal dan terkait
biaya audit eksternal; meninjau:
Biaya audit dan non-audit yang dibayarkan kepada auditor
eksternal perusahaan;
Kegiatan audit oleh auditor perusahaan internal dan eksternal;
Pengelolaan surat auditor internal dan eksternal;
Diskusi tentang strategi pajak, serta sistem pajak dan
perencanaan pajak;
Review cara FKS mengelola lanskap IT-nya, dan peninjauan
update reguler pada kegiatan komite pengungkapan
perusahaan.
Perhatian yang signifikan juga diberikan untuk posisi keuangan
dan kebijakan pembiayaan FKS, mengingat krisis pasar
keuangan global dan penurunan ekonomi yang parah dialami
terutama pada paruh kedua tahun 2011.
PENDIRIAN UNIT AUDIT INTERNAL
Guna memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam Surat
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga
Keuangan No.Kep-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008
Peraturan No.IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman
Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, Perusahaan telah
membentuk Unit Audit Internal untuk memenuhi ketentuan tersebut
pada tanggal 17 Nopember 2009.
49
Laporan Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance Report
The Company has appointed Ms. Ineke Purnamasari as the Internal
Auditor for the company.
The following duties and responsibilities are assigned to the internal
auditor:
To arrange and perform the annual internal audit plan.
To examine and evaluate the performance of internal control
and risk management system.
To examine and evaluate the efficiency and effectiveness across
various organizational functions.
To provide objective information regarding investigation activities
for every level of management.
To prepare the audit report and submit it to the President
Director.
To monitor, analyze and report the realization of improvement
activities.
To co-operate with audit committee.
To arrange an evaluation program about the quality of internal
audit activities.
To conduct special examination if required.
INTERNAL CONTROL FRAME WORK
The board’s internal control framework has three components:
Financial reporting: There is a comprehensive budgeting system
with the annual budget approved by the directors. Monthly actual
result is reported against Budget. The Company reports to it’s
shareholders on a quarterly basis.
Quality and integrity of personnel: The Company seeks to
employ people of the highest quality and integrity. Formal
appraisals are conducted annually for all employees.
Operating unit controls: Financial controls and procedures
including information system are in place and reporting occurs
on a monthly basis.
COMMITTEES UNDER BOC
While retaining overall responsibility, the BOC assigns certain of
its tasks to its four committees: the Audit Committee, the
Remuneration Committee, the Nomination Committee and the
Strategy Committee. Members of these committees are appointed
by the BOC.
Perusahaan telah mengangkat saudari Ineke Purnamasari sebagai
auditor internal Perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab auditor internal adalah:
Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan.
Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian interen
dan sistem manajemen risiko.
Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan
efektivitas di berbagai bidang fungsi perusahaan.
Menyediakan informasi yang obyektif tentang aktivitas audit
pada semua tingkat manajemen.
Mempersiapkan laporan hasil audit dan menyampaikan laporan
tersebut kepada Direktur Utama.
Memantau, menganalisa dan melaporkan pelaksanaan tindak
lanjut perbaikan yang telah disarankan.
Bekerja sama dengan komite audit.
Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit
internal yang dilakukannya.
Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
KERANGKA PENGENDALIAN INTEREN
Kerangka pengendalian interen dewan mempunyai tiga komponen:
Laporan keuangan : Adanya sistem anggaran belanja yang
menyeluruh dengan anggaran tahunan yang disetujui oleh
Direksi. Laporan realisasi bulanan dilaporkan sesuai dengan
biaya yang telah dianggarkan. Perusahaan memberikan laporan
keuangan kepada para pemegang saham setiap periode tiga
bulan.
Kualitas dan integritas karyawan : Perusahaan beritikat
mempekerjakan tenaga kerja yang memiliki kualitas dan integritas
tertinggi. Penilaian prestasi kerja diadakan setiap tahun terhadap
semua karyawan.
Pengawasan unit kerja : Dijalankannya pengendalian keuangan
dan berbagai prosedur termasuk system informasi dan pelaporan
dilakukan setiap bulannya.
KOMITE DIBAWAH DEWAN KOMISARIS
Sementara tetap mempertahankan tanggung jawab keseluruhan,
Dewan Komisaris menetapkan tugas tertentu untuk empat komite:
Komite Audit, Komite Remunerasi, Komite Nominasi dan Komite
Strategi. Anggota komite ini diangkat dari antara Dewan Komisaris.
50
Decisions and recommendations of the four committee meetings
are reviewed in plenary meetings of the BOC. The advantage of
the committees preparing certain decisions and topics for discussion
in the BOC is the fact that those committees can discuss relevant
topics in more detail than would be possible in the full BOC meetings,
enabling better recommendations for the Board of Directors and
it provides for better decisions to be taken by the full BOC.
In general each committee evaluates its composition and functioning
annually. The annual evaluations ensure continuous focus on the
quality of the activities of the committees their composition and
their functioning.
Nomination Committee
The Nomination Committee held three scheduled meetings and
several informal meetings. The current members of the FKS
Nomination Committee are Yus’an and Irwan Wanandi.
Amongst the main topics for discussion in 2011, were the composition
of the Board of Commissioners and the Board of Directors. The
composition of the boards was extensively discussed for amendment
and enlargement. As a result of these discussions, the Nomination
Committee recommended to the Board of Commissioners to appoint
Mr. Siswanta Atmadja as the successor to Mrs. Lenny Kartadinata
as the President Commissioner, to appoint Mr. Yus’an in place of
Mr. Mokmin Susilo as the Independent Commissioner and to extend
the board to comprise of three members by appointing Mrs Yundi
Lowana as a Commissioner.
Furthermore, this also resulted in the nomination of Mr. Hiu Baron
Setiawan Sumadi as the President Director to succeed Mr. Siswanta
Atmadja, the nomination of Mr. Bong Kong Fui to take charge from
Mrs. Yundi Lowana, Mrs. Liauw Sioe Lian to take charge from Mr.
Tjong Heriyanto. It was also decided to enlarge the Board of
Directors to five members which resulted in the appointment of Mr.
Kusnarto as the Director of FKS. Mr. Anand Kishore Bapat continues
to be the Director by way of re-appointment to the board.
In view of the continuously increasing importance and therefore
also increasing workload of corporate governance, it has been
decided that as per this year, the responsibilities of the Nomination
Committee will be expanded to include the monitoring of the corporate
governance developments and inherent thereto also advising the
Board of Commissioners and the company of this topic.
Keputusan dan rekomendasi dari pertemuan empat komite terakhir
dalam pertemuan pleno Dewan Komisaris. Keuntungan dari komite
mempersiapkan keputusan-keputusan tertentu dan topik untuk
diskusi di Dewan Komisaris adalah kenyataan bahwa mereka
komite bisa mendiskusikan topik yang relevan secara lebih rinci
daripada yang mungkin dalam pertemuan Dewan Komisaris penuh,
memungkinkan rekomendasi yang lebih baik bagi direksi dan
menyediakan lebih baik keputusan yang akan diambil oleh Dewan
Komisaris penuh.
Secara umum setiap komite mengevaluasi komposisi dan fungsi
setiap tahunnya. Evaluasi tahunan memastikan fokus terus menerus
pada kualitas kegiatan komite komposisi dan fungsi mereka.
Komite Nominasi
Komite Nominasi mengadakan tiga pertemuan terjadwal dan
beberapa pertemuan informal. Para anggota Komite Nominasi FKS
saat ini adalah Yus’an dan Irwan Wanandi
Di antara topik utama untuk diskusi pada tahun 2011, adalah
komposisi Dewan Komisaris dan Direksi. Komposisi Dewan secara
ekstensif didiskusikan untuk perubahan dan pembesaran. Sebagai
hasil dari diskusi ini, Komite Nominasi merekomendasikan kepada
Dewan Komisaris untuk pencalonan Siswanta Atmadja sebagai
penerus Lenny Kartadinata sebagai Komisaris Utama, untuk
pencalonan Yus’an menggantikan Mokmin Susilo sebagai Komisaris
Independen dan untuk melengkapi anggota menjadi tiga dengan
pencalonan Yundi Lowana sebagai Komisaris.
Selanjutnya, ini juga mengakibatkan pencalonan Hiu Baron Setiawan
Sumadi sebagai Direktur Utama untuk menggantikan Siswanta
Atmadja, pencalonan Bong Kong Fui untuk menggantikan Yundi
Lowana, Liauw Sioe Lian untuk menggantikan Heriyanto. Hal itu
juga memutuskan untuk memperbesar jajaran Direksi menjadi lima
anggota yang mengakibatkan pencalonan Kusnarto sebagai Direktur
FKS. Anand Kishore Bapat tetap menjadi Direktur dengan cara
ditunjuk kembali.
Karena dilihat penting dan akibat meningkatnya beban kerja tata
kelola perusahaan, diputuskan bahwa mulai tahun ini tanggung
jawab Komite Nominasi akan diperluas untuk mencakup pemantauan
pengembangan tata kelola perusahaan dan juga memberikan saran
kepada Dewan Komisaris dan perusahaan dari topik ini.
51
Laporan Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance Report
Remuneration Committee
In 2011, the Remuneration committee formally met six times. The
members of FKS’s Remuneration Committee are Cendra Ong and
Irda Farinduany.
During 2011, the main subject was to standardize the remuneration
policy by benchmarking against set standards. Independent experts
in the field of remuneration for members of the Board of Directors
in Indonesian Stock exchange listed companies assisted the
Remuneration Committee. These experts do not provide
remuneration advice to the Board of Directors.
Logistics Strategy Committee
The logistics and Strategy Committee formerly met four times in
2011 in addition to several informal meetings. The current members
of FKS Logistics Strategy committee are Farhan Gunawan, Sentot
Teguh Waluyo and Rico Motto Chandra. In addition, the Logistics
Strategy Committee also took into consideration the suggestions
put forth by the external advisors.
The Logistics Strategy Committee reviews the specific FKS logistic
matters important at that time. The outcome of the discussion is
reported in the meetings of the full Board of Commissioners.
Because important technical matters are being discussed extensively
in this committee and because the reporting is done in a
comprehensive way, this practice increases the Board of
Commissioners understanding of FKS logistic matters and enables
it to better supervise the strategic choices facing FKS.
The main subjects of the meetings of the Logistics Strategy
Committee in 2011 were the company’s logistic road map including
port infrastructure facilities.
The company also reviews the proposals to boost discharging
efficiencies, as it is one of the critical factors within the supply chain
management.
THE ROLE OF CORPORATE SECRETARY
The board believes that the avenues available for shareholders and others
interested in the company should be responsive and effective to have
their inquiries about the company properly answered.
Shareholder inquiries are treated on a priority basis with prompt responses
from the company’s corporate secretary. In addition, significant portion
of the company’s communication is reviewed by the board prior to its
distribution to the shareholders, including its annual report, annual financial
statements, management discussion and analysis, quarterly result and
comments from management there on.
Komite Remunerasi
Pada tahun 2011, Komite Remunerasi secara resmi bertemu enam
kali. Para anggota Komite Remunerasi FKS adalah Cendra Ong
dan Irda Farinduany.
Selama 2011, subyek utama adalah untuk standarisasi kebijakan
remunerasi dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.
Independen ahli di bidang remunerasi untuk anggota Direksi di
perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
dibantu Komite Remunerasi. Para ahli ini tidak memberikan saran
remunerasi kepada Direksi.
Komite Strategi Logistik
Logistik dan Komite Strategi resmi bertemu empat kali pada tahun
2011 di samping beberapa pertemuan informal. Para anggota
komite saat Strategi Logistik FKS adalah Farhan Gunawan, Sentot
Teguh Waluyo dan Rico Motto Chandra. Selain itu, Komite Strategi
Logistik juga mempertimbangkan saran-saran yang diajukan oleh
penasehat eksternal.
Komite Strategi Logistik mengulas hal-hal logistik spesifik FKS
yang penting pada waktu itu. Hasil dari diskusi ini dilaporkan dalam
pertemuan Dewan Komisaris penuh. Karena hal-hal teknis yang
penting yang sedang dibahas secara luas dalam komite ini dan
karena pelaporan dilakukan secara komprehensif, praktek ini
meningkatkan Dewan Komisaris pemahaman tentang hal-hal logistik
FKS dan memungkinkan untuk lebih mengawasi pilihan strategis
yang dihadapi FKS.
Subyek utama dari pertemuan Komite Strategi Logistik pada tahun
2011 adalah peta jalannya logistik perusahaan termasuk fasilitas
infrastruktur pelabuhan.
Perusahaan ini juga mengkaji proposal untuk meningkatkan efisiensi
pemakaian, karena merupakan salah satu faktor penting dalam
manajemen rantai pasokan.
PERANAN SEKRETARIS PERUSAHAAN
Dewan berpendapat bahwa harus disediakan tempat yang secara
responsif dan efektif dapat melayani pertanyaan para pemegang saham
dan pihak-pihak lainnya.
Pertanyaan-pertanyaan pemegang saham diperlakukan sebagai prioritas
dan ditanggapi sesegera mungkin oleh sekretaris perusahaan. Sebagai
tambahan, sebagian besar komunikasi Perusahaan ditelaah oleh dewan
sebelum disampaikan kepada para pemegang saham, termasuk
diantaranya laporan tahunan, laporan keuangan tahunan, diskusi dan
analisis manajemen, hasil laporan keuangan triwulan dan tanggapan
dari manajemen.
52
Tasks performed by the Corporate Secretary are as follows:
To follow the capital market developments, particularly the regulations
which prevail in the capital market.
Provide necessary information to the public regarding the corporate
condition and outlook.
Provide inputs to directors for fulfillment of regulations, particularly
capital market regulations, company act including the relative
implementation guidelines.
To act as a contact person between the company, public, bapepam
and the stock exchange.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY STATEMENT
Companies influence employment through the quality of jobs they provide,
through production, employee relations and investments. A particularly
important aspect of corporate social responsibility is the relationship
between companies and the local community in which they are based.
Companies are often brought into contact with new societies and social
structures and are thus faced with very different expectations, for example,
in the areas of health and safety, employment practices and environmental
protection. Companies have an interest in operating in environments free
from armed conflict or disease, where an educated and healthy workforce
is available, where investments are not endangered by unstable and
corrupt environment. Companies are ultimately dependant on the
sustainable development of the region in which they operate. While it is
not companies’ sole or primary responsibility to achieve this, we at FKS
understand how corporate activity contributes to sustainable development.
The company’s corporate social responsibility strategies are based on an
integrated and balanced approach, incorporating a comprehensive set
of policies, practices and programs with regards to economic and social
factors.
Local Communities
We usually recruit work force from the local community. We believe that
involvement in community projects can help strengthen ties between a
company and the local population and this, together with the company’s
reputation as a local employer, may positively influence its competitiveness
and help a smooth integration into the local community.
In addition, we believe that a company should have its own standards
and philosophy without causing any alienation and isolation and without
being viewed as an attack on the society’s cultural values and beliefs.
Tugas yang dijalankan Sekretaris Perusahaan mencakup:
Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-
peraturan yang berlaku dibidang pasar modal.
Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi
yang dibutuhkan yang berkaitan dengan kondisi dan masa
depan Perusahaan.
Memberikan masukan kepada direksi untuk memenuhi ketentuan
undang-undang, khususnya undang-undang tentang pasar
modal, undang-undang perusahaan terbatas dan peraturan-
peraturan pelaksanaannya.
Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan masyarakat,
bapepam dan bursa efek.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Perusahaan memberikan pelayanannya melalui kualitas kerja yang
diberikan melalui produksi, hubungan antar karyawan dan investasi.
Sebuah aspek penting dari tanggung jawab sosial adalah hubungan
antara perusahaan dengan masyarakat setempat. Perusahaan sering
berhubungan dengan lingkungan sosial masyarakat yang baru yang
kemudian mengakibatkan harus menghadapi keinginan yang berbeda
sebagai contoh kesehatan dan keamanan, praktek kerja dan perlindungan
terhadap lingkungan. Perusahaan memiliki kepentingan agar dapat
beroperasi di lingkungan yang bebas dari konflik atau masalah kesehatan,
terdapatnya tenaga kerja yang berpendidikan dan sehat, tempat dimana
investasi tidak terancam oleh lingkungan yang tidak stabil dan korup.
Perusahaan pada akhirnya bergantung pada dukungan pembangunan
di wilayah dimana mereka beroperasi. Meskipun itu bukan tanggung
jawab perusahaan 'tunggal atau utama untuk mencapai hal ini, FKS
memahami bagaimana aktivitas perusahaan memberikan kontribusi
untuk pembangunan berkelanjutan. Strategi tanggung jawab sosial
perusahaan didasarkan pada pendekatan terpadu dan seimbang,
menggabungkan seperangkat kebijakan, praktek dan program berkaitan
dengan faktor ekonomi dan sosial.
Masyarakat Setempat
Kami biasanya merekrut tenaga kerja dari masyarakat setempat. Kami
percaya bahwa keterlibatan dalam proyek-proyek masyarakat dapat
membantu memperkuat hubungan antara perusahaan dan penduduk
setempat, dan ini sebagai perusahaan lokal secara positif dapat
mempengaruhi daya saing dan membantu integrasi yang mulus dengan
masyarakat setempat.
Selain itu, kami percaya bahwa perusahaan harus memiliki standar sendiri
dan filosofi yang tidak menyebabkan keterasingan dan isolasi dan tidak
dipandang sebagai ancaman terhadap nilai-nilai budaya dan kepercayaan
masyarakat.
53
Karyawan dan Sumber Daya Manusia
FKS menekankan pada peningkatan jaringan informasi internal,
mengembangkan program pelatihan khusus (lokal atau sebaliknya),
memberikan kesempatan untuk magang. Kebijakan perekrutan yang
non-diskriminatif diambil untuk menawarkan kesempatan kerja penghasilan
yang sama baik pria dan wanita.
FKS mencakup filosofi yang menganggap perusahaan sebagai investor
pada manusia dan bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan
melalui pelatihan dan pengembangan karyawannya untuk mencapai
tujuan bisnis.
Memberikan kerangka kerja untuk meningkatkan kinerja bisnis dan daya
saing, melalui pendekatan direncanakan untuk menetapkan dan
mengkomunikasikan tujuan bisnis dan mengembangkan karyawan untuk
memenuhi tujuan tersebut. Kami menganggap pencapaian standar ini
sebagai prestasi tanggung jawab sosial perusahaan di bidang
kesejahteraan karyawan.
Kesehatan dan Keselamatan
Isu tentang kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, walaupun saat
ini ditangani oleh hukum perusahaan, dapat diatasi dengan skema
sukarela dalam rangka untuk meningkatkan standar di tempat kerja. Di
bawah undang-undang perseroan terbatas saat ini, kebijakan kesehatan
dan keselamatan adalah wajib bagi perusahaan. Kami menekankan
pada Revitalisasi Kesehatan dan Keselamatan, yang dirancang untuk
mempromosikan pemahaman yang lebih besar atas masalah kesehatan
dan keselamatan dalam organisasi.
Restrukturisasi Perusahaan
Reorganisasi perusahaan memiliki efek yang serius baik pada tenaga
kerja dan pemangku kepentingan pihak lainnya. Namun, proses
restrukturisasi dapat gagal untuk mencapai tujuan dalam mengurangi
biaya, meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kualitas dan layanan
pelanggan karena kerusakan yang berakibat pada semangat kerja
karyawan. Oleh karena itu, tampaknya diperlukan restrukturisasi yang
memperhitungkan seluruh kepentingan dan hal-hal yang terkait atas
dampak yang diakibatkan oleh proses restrukturisasi tersebut. Ini termasuk
perlindungan terhadap hak-hak karyawan, pelatihan kerja mereka dan
memastikan adanya pembentukan prosedur untuk berbagi informasi,
dialog, kerjasama dan kemitraan.
Mempertahankan Standar Etika
Perusahaan telah menetapkan pedoman mengenai standar dimana
semua karyawan diharapkan untuk melaksanakan dan menunjang
standar yang telah ditetapkan. Pedoman ini antara lain berhubungan
dengan tingkah laku pribadi, kebijaksanaan dan prosedur kepegawaian,
kesehatan dan keselamatan.
Employees and Human Resources
FKS emphasizes on improving internal information networks, developing
specific training programs (local or otherwise), providing opportunities for
apprenticeship. Responsible non-discriminatory recruitment practices are
adopted offering enhanced equal employment opportunities and
remuneration packages for both men and women.
FKS embraces a philosophy which considers companies as investors in
people and aims at improving the company’s performance through the
training and development of its people to achieve business goals.
This provides a framework for improving business performance and
competitiveness, through a planned approach to setting and communicating
business objectives and developing employees to meet these objectives.
We consider the attainment of this standard as a corporate social
responsibility achievement in the area of employee welfare.
Health and Safety
Issues regarding health and safety at work, although currently addressed
by company law, can be tackled by complementary voluntary schemes
in order to raise such standards in the workplace. Under current companies
regulation act, a health and safety policy is mandatory for companies. We
are emphasizing on Revitalizing Health and Safety, which is designed to
promote greater understanding of health and safety issues within the
organization.
Company Restructuring
Company reorganization has serious effects both on the workforce and
other stakeholders. However, it seems that restructuring operations can
fail to achieve their objectives of reducing costs, increasing productivity
and improving quality and customer service because of the damage
caused to employee morale. Therefore, it appears necessary for responsible
restructuring task s to take into account the interests and concerns of all
of those affected by the restructuring process. This includes safeguarding
employees’ rights, their vocational retraining and ensuring the establishment
of procedures for information-sharing, dialogue, co-operation and
partnership.
Maintaining Ethical Standards
The Company has established guidelines that deals with the standards
which the employees are expected to maintain and standards they are
expected to live up to. These guidelines deal with, among other things,
personal conduct, personnel policies and procedures, health and safety.
54
All directors, executives, managers and employees are expected to act
with utmost integrity and objectivity, striving at all times to enhance the
reputation and performance of the company.
Caring for the Environment
The company aims to ensure that proper standards of environmental
care are achieved. The board is conscious of the need to ensure that the
company adheres to high environmental standards and that the company
is aware of, and is in compliance with, all relevant environmental legislation.
For the year 2011, the company participated in various Corporate Social
Responsibility activities such as contributing for annual religious events,
contributing for orphanage and also contributing for people's welfare
activities via the tempe Indonesia forum. The total amount spent for
Corporate Social Responsibility activities amounted to Rp 121,400,000
(Rupiah one hundred and twenty one million and four hundred thousand)
RISK AND MITIGATION
Availability of Raw Materials
Variability of abundance is caused by environmental factors. The
oceanographic conditions are very much influenced by monsoons. Rough
sea conditions prevent fishermen from going fishing. All these variations
affect yearly production volumes. In response, the Company engages
in procuring fish from various catchment areas as well as buying tuna
waste. The supply continuity of raw material is secured by paying a fair
and competitive price on cash basis, to lure fishermen to supply maximum
quantity possible.
Price Fluctuation and Rupiah Exchange Rate
Since the company is engaged in import of feed ingredients, exchange
rate fluctuations influence the company’s income. Price fluctuation in the
international market also influence price of import raw material. These
price variations in turn affect demand, thereby affecting company’s sales
and profitability. In response, the company adequately balances its
exposure through proper risk management.
Product Quality
If we procure raw materials and products without proper selection and
process then the quality may not fulfill the standard as required by the
customers.
Semua direksi, eksekutif, manajer dan karyawan diharapkan untuk
bertindak dengan integritas dan objektifitas tinggi, berusaha setiap saat
untuk meningkatkan reputasi dan prestasi perusahaan.
Peduli Lingkungan
Perusahaan menargetkan untuk memastikan standar yang layak untuk
pemeliharaan lingkungan dapat terpenuhi. Dewan sadar akan perlunya
memastikan bahwa perusahaan mentaati standar lingkungan yang tinggi
dan perusahaan menyadari dan memenuhi semua peraturan perundang-
undangan yang berlaku terkait dengan lingkungan.
Pada tahun 2011 aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan
dalam bentuk partisipasi dalam kegiatan keagamaan seperti pengadaan
hewan kurban, Maulid Nabi, santunan anak Yatim-Piatu, dan mendukung
kemitraan dengan masyarakat melalui forum Tempe Indonesia serta
acara masyarakat lainnya dengan total nilai sebesar Rp. 121.400.000,-
(seratus dua puluh satu juta empat ratus ribu rupiah).
RISIKO DAN MITIGASI
Ketersediaan Pasokan Bahan Baku
Faktor penentu limpahan ketersediaan pasokan bahan baku adalah alam
dan cuaca. Kondisi kelautan sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan
angin. Cuaca buruk disertai gelombang besar mengurangi hasil tangkapan
pelaut. Semua faktor tersebut mempengaruhi volume produksi tahunan.
Perusahaan menyikapi situasi ini dengan pengadaan ikan laut dari
berbagai area penangkapan dan juga melakukan pembelian produk
sampingan ikan tuna. Kesinambungan ketersediaan bahan baku
diamankan dengan mekanisme harga yang mengikuti harga pasar yang
kompetitif demi menjaga mata rantai penyaluran bahan baku oleh nelayan
secara maksimal.
Risiko Fluktuasi Harga dan Nilai Tukar Rupiah
Karena perusahaan melakukan kegiatan impor bahan baku pakan ternak
maka fluktuasi nilai rupiah dapat berpengaruh pada pendapatan
perusahaan. Fluktuasi harga pasar internasional juga berpengaruh pada
harga impor bahan baku yang kemudian dapat mempengaruhi permintaan,
sehingga pada akhirnya mempengaruhi pendapatan perusahaan. Sebagai
antisipiasi, perusahaan secara seimbang membatasi risiko usaha dengan
penerapan manajemen risiko yang memadai.
Risiko Kualitas Produk
Pengadaan bahan baku ikan tanpa uji mutu dan pengolahan ketat maka
hasil produksinya tidak akan memenuhi standar baku mutu pihak
konsumen.
Hal tersebut akan mengakibatkan harga jual produk menjadi tidak
kompetitif. Sebagai antisipasi, Perusahaan melakukan pengujian kontrol
kualitas dan fumigasi bilamana diperlukan untuk menjaga standar kualitas.
Risiko Kondisi Makro Ekonomi
Kondisi ekonomi makro yang buruk, seperti resesi ekonomi dunia dapat
mempengaruhi daya beli konsumen sehingga dapat menimbulkan
pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap permintaan
produkproduk Perusahaan sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi
tingkat pendapatan Perusahaan. Sebagai langkah antisipasi, kami
mencoba mensejajarkan kebutuhan kepada para pelanggan sesuai
kebutuhan mereka. Kami menjaga cadangan persediaan yang cukup
untuk menjaga keluwesan untuk bertindak dengan cepat bilamana terjadi
lonjakan permintaan.
Risiko Persaingan Pasar dan Produk Substitusi
Adanya persaingan antar produk yang dipasarkan Perusahaan dengan
produk sejenis maupun produk-produk substitusi lainnya dapat
mempengaruhi pangsa pasar Perusahaan dan tingkat penjualan
Perusahaan. Sebagai langkah antisipasi, kami menawarkan produk
beragam dan juga mempertahankan kemampuan mengikuti tren dalam
formulasi pakan.
Risiko Penyakit Yang Menyerang Hewan
Dengan terjangkitnya wabah penyakit yang menyerang hewan dapat
menimbulkan kerugian terhadap permintaan dan persediaan. Sebagai
antisipasi, kami waspada terhadap segala insiden wabah dan
mempertahankan basis konsumen yang tersebar diberbagai daerah.
PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI
Pada tanggal 31 Desember 2011, tidak ada perkara yang sedang
dihadapi Perusahaan, anggota Direksi maupun anggota Dewan
Komisaris:
It can lead to lower selling price. In response, the company does proper
testing, quality control and fumigation as and when required to maintain
standard quality.
Macro Economic Conditions
Economic down turn such as an economic recession could influence
consumer purchasing power. It could have a negative impact for the
demand of the Company’s products, and ultimately affect the Company’s
income. In response, we try to align the supply to our customers as per
their needs. We maintain adequate buffer stock so as to maintain the
ability to respond swiftly whenever the demand picks up.
Competition and Market Risk Product Substitution
The competition between the company’s product with similar products
or substitution products might influence the market share and sales of
the Company. In response, we offer a wide range of feed ingredients and
also maintain the ability to follow the trend in feed formulation.
The risk of Animal Disease
Any outbreak of animal disease can have an adverse impact on demand
& supply. In response, we are alert and watchful about such incidences
and maintain a geographically diverse customer base.
ENCOUNTERED LEGAL MATTERS
As of 31 December 2011, there are no pending legal matters faced by
the Company, nor by the Board of Directors nor by the Board of
Commissioners.
55
Untuk informasi perusahaandapat menghubungiSekretaris Perusahaan:
For company info,please contactCorporate Secretary:
Sampoerna Strategic Square
North Tower, 3 rd Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46
Jakarta 12930
www.fksmultiagro.com
+ 62 (21) 57950889 + 62 (21) 57950890
Address Telephone Fax
56
Laporan Komite AuditAudit Committee Report
The audit committee has been established in such a way, that it is
able to fulfill its function independently, to assist the supervisory
function of the Board of Commissioners.
The role of audit committee is to provide independent professional
opinion to the Board of Commissioners with regards to Quarterly
and Yearly Financial Statements; monitoring the Company’s
compliance towards internal procedures, applicable laws and rules,
as well as risk management including principles of good corporate
governance, recommending external auditor to the Board of
Commissioners and reviewing the external / internal audit planning
and result.
In 2011, the audit committee has fulfilled its tasks and responsibilities
with the following activities: .
Held routine meetings with the Company’s management to
review the Company’s Quarterly Financial Statements and
participated in drawing up the Company’s Annual Budget.
Held routine meetings with the Internal Auditor of the Company
to review effectiveness and to enhance internal control.
Reviewing compliance towards prevailing laws and regulations.
Held meetings with External Auditors to review the
comprehensiveness of audit scope and to discuss
the Company’s financial statements for the year ended
December 31, 2011.
Discussions on the Company’s performance in general and
adequacy of the financial report’s disclosure.
To the best of our knowledge, there has been no violation of the
prevailing laws and regulations by the Company and Company’s
Financial Statements have been presented in accordance with the
prevailing legal provisions.
Pursuant to the examination and review as referred to above, the
audit committee recommends to the Board of Commissioners, that
the audited Financial Statements for the year ending December
31, 2011, be accepted and reported in the Company’s Annual
Report.
Komite audit dibentuk sedemikian rupa dan menjalankan fungsinya
secara mandiri untuk membantu fungsi pengawasan Dewan
Komisaris.
Peran komite audit diantaranya adalah memberikan pendapat
profesional yang independen kepada Dewan Komisaris atas laporan
keuangan tahunan dan triwulanan; mengawasi kepatuhan terhadap
prosedur internal, hukum dan peraturan yang berlaku serta
pengendalian risiko perusahaan serta prinsip tata kelola perusahaan
yang baik; dan merekomendasikan auditor eksternal kepada Dewan
Komisaris dan menelaah rencana dan hasil audit eksternal / internal.
Pada tahun 2011, komite audit telah melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan kegiatan sebagai berikut :
Mengadakan pertemuan rutin dengan Manajemen untuk
membahas Laporan Keuangan triwulanan dan penyusunan
Anggaran Tahunan Perusahaan.
Mengadakan pertemuan rutin dengan Auditor Internal untuk
menelaah efektifitas dan peningkatan pengendalian internal.
Menelaah kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang
berlaku.
Mengadakan pertemuan dengan Auditor Eksternal untuk
membahas kecukupan ruang lingkup Audit dan membahas
Laporan Keuangan Perusahaan untuk tahun buku 31
Desember 2011.
Membahas kinerja perusahaan secara umum dan kecukupan
keterbukaan laporan keuangan.
Sejauh pengetahuan kami tidak terdapat pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku oleh perusahaan
dan penyajian laporan keuangan perusahaan telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan penelaahan dan pembahasan tersebut di atas, dengan
ini komite audit memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
agar laporan keuangan yang telah diaudit untuk tahun buku yang
berakhir 31 Desember 2011 dapat diterima dan dilaporkan dalam
Laporan Tahunan Perusahaan.
Yus'anKetua
Chairman
Fenny Novelita HalimAnggota
Member
Indra Sakti KalipurnariesAnggota
Member
Manajemen PT FKS Multi Agro Tbk. yang diwakili oleh Dewan
Komisaris dan Direksi bertanggung jawab penuh untuk semua
informasi dan representasi yang dimuat dalam laporan tahunan
2011.
Management of PT FKS Multi Agro Tbk. represented by of the
Board of Commissioners and of the Board of Directors are fully
responsible for all information and representation contained in the
Annual Report 2011.
57
Pernyataan Tanggung Jawab ManajemenManagement Responsibility Statement
Hiu Baron Setiawan SumadiDirektur Utama / President Director
Bong Kong FuiDirektur tidak terafiliasi / Non-Affiliated Director
Anand Kishore BapatDirektur / Director
KusnartoDirektur / Director
Yundi LowanaKomisaris / Commissioner
Siswanta AtmadjaKomisaris Utama / President Commissioner
Yus'anKomisaris Independen / Independent Commissioner
Liauw Sioe LianDirektur / Director
DEWAN KOMISARISBoard of Commissioners
DIREKSIBoard of Directors
LAPORAN KEUANGANFINANCIAL STATEMENTS
www.bombcreative.com