kata pengantar - pertanian.go.id ditjen pphp.pdf · kata pengantar sesuai dengan ... dengan basis...

94

Upload: doancong

Post on 03-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%
Page 2: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 i

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan perwujudan pemenuhan kewajiban setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumberdaya,

pelaksanaan kebijakan dan program, melalui proses penyusunan rencana strategis, rencana kinerja, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja. LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ini juga disusun dalam rangka memberikan informasi tentang pencapaian kinerja di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui hasil-hasil pelaksanaan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian serta hambatan atau permasalahan yang dihadapi dalam kurun waktu tahun 2012.

Kami berharap kinerja yang akan datang dapat lebih ditingkatkan dengan

memanfaatkan peluang yang tersedia, serta menekan semaksimal mungkin permasalahan yang terjadi dalam upaya mencapai kinerja Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yang lebih baik, transparan dan akuntabel. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 tahun 2010, diharapkan laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabiitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, untuk penyempurnaan dalam perencanaan periode yang akan datang, penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan, dan untuk penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian; sekaligus sebagai bahan masukan bagi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian.

Disadari pula bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat

mengharapkan saran yang bersifat membangun bagi perbaikan ke depan, baik perbaikan dalam perencanaan dan pelaksanaan program, maupun perbaikan dalam pelaporan akuntabilitas kinerja instansi. Akhir kata, kami mengajak semua pihak khususnya pimpinan dan seluruh jajaran staf lingkup Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian untuk bekerja lebih cerdas, jujur dan ikhlas serta menjunjung tinggi prinsip efisien, efektif, ekonomis dan tertib; dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing guna mendukung keberhasilan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian khususnya dan pembangunan pertanian pada umumnya.

Dr. Ir. Haryono, MSc. NIP. 19560516 198103 1 002

Page 3: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010

tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Pertanian,

Direktorat Jenderal PPHP mempunyai tugas “merumuskan serta melaksanakan kebijakan

dan standarisasi teknis di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian”. Dalam

melaksanakan tugasnya tersebut, Direktorat Jenderal PPHP menyelenggarakan fungsi : a)

Perumusan kebijakan di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan

usaha, dan pemasaran hasil pertanian; b) Pelaksanaan kebijakan di bidang mutu dan

standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; c)

Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang mutu dan standardisasi,

pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; d) Pemberian

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan,

pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; dan e) Pelaksanaan administrasi

Direktorat Jenderal PPHP.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktorat Jenderal PPHP didukung oleh

6 (enam) unit kerja Eselon II yaitu Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Pengolahan

Hasil Pertanian, Direktorat Mutu dan Standardisasi, Direktorat Pengembangan Usaha dan

Investasi, Direktorat Pemasaran Domestik, dan Direktorat Pemasaran Internasional.

Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan

organisasi. Pada posisi Desember 2012 jumlah pegawai Direktorat Jenderal PPHP

sebanyak 394 orang. Sebaran jumlah pegawai berdasarkan pendidikan adalah 0,5% SD;

0,25% SLTP; 21,07% SLTA; 4,31% DIII; 50,0% S1; 22,84% S2; 1,02% S3.

Visi Direktorat Jenderal PPHP adalah “menjadikan institusi yang peduli dan

memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan masyarakat pertanian sejahtera, handal dan

berdaya saing di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui

penyelenggaran birokrasi yang profesional dan berintegritas’. Untuk mewujudkan visinya

Direktorat Jenderal PPHP mengemban misi yang harus dilaksanakan, yaitu: a)

Menumbuhkembangkan kelembagaan usaha pengolahan dan pemasaran petani yang

merupakan basis ekonomi perdesaan, yang nantinya diharapkan sebagai wadah

peningkatan peran dari petani produsen menjadi petani pemasok melalui penerapan

manajemen, teknologi dan permodalan secara professional; b) Mengembangkan sistem

agroindustri terpadu di perdesaan melalui keterpaduan sistem produksi, penanganan

pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian; sehingga mampu memberikan

peningkatan pendapatan petani, kesempatan kerja di perdesaan, dan peningkatan nilai

tambah produk pertanian secara adil serta professional; c) Mengembangkan penerapan

sistem jaminan mutu hasil pertanian secara efektif dan operasional untuk meningkatkan

daya saing produk segar dan olahan, baik di pasar domestik maupun internasional; d)

Page 4: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 iii

Meningkatkan daya serap pasar domestik melalui kebijakan promosi dan proteksi produk

pertanian yang efektif dan efisien; e) Meningkatkan akses pasar luar negeri hasil pertanian

melalui kebijakan promosi dan proteksi produk pertanian yang efektif dan efisien; dan f)

Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Jenderal menuju pengelolaan pengolahan

dan pemasaran hasil pertanian yang profesional dan berintegritas moral tinggi. Tujuan

Direktorat Jenderal PPHP adalah : a) Menumbuhkembangkan unit usaha pengolahan hasil

pertanian yang berkelanjutan; b) Menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan;

c) Menumbuhkembangkan usaha dan investasi pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian yang memacu pertumbuhan ekonomi perdesaan; d) Meningkatkan daya serap

pasar domestik: dan e) Meningkatkan ekspor hasil pertanian di pasar internasional.

Direktorat Jenderal PPHP sesuai tugas dan fungsinya, merupakan leader untuk

target utama Kementan ke 3, yaitu peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir,

pemasaran dan ekspor. Target ini di tuangkan dalam lima indikator kinerja utama

Kementerian Pertanian, yaitu : a) Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao

fermentasi dan bahan olahan karet pada tahun 2014 (pemberlakuan sertifikasi wajib); b)

Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dari 20% (2010) menjadi 50% (2014);

c) Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum/terigu impor 2014;

d) Memenuhi semua sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat

dalam negeri; dan e) Meningkatnya surplus neraca perdagangan US$ 24,3 milyar (2010)

menjadi US$ 54,5 milyar (2014). Untuk mendukung capaian tersebut Direktorat Jenderal

PPHP menetapkan sasaran strategis periode 2010-2014, yaitu “meningkatnya usaha

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian berkelanjutan”. Indikator kinerja Direktorat

Jenderal PPHP periode 2010-2014 adalah a) Meningkatnya produk olahan hasil pertanian

yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik 5% per tahun; b) Meningkatnya jumlah

lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian 5% per tahun;

c) Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian 6% per tahun;

dan d) Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 15% per tahun.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran, strategi yang diterapkan Direktorat Jenderal

PPHP adalah: a) Penerapan dan pengawasan sistem jaminan mutu komoditi strategis dan

keamanan pangan; b) Pengembangan dan pengelolaan sarana kelembagaan pemasaran

produk hasil pertanian; c) Pengembangan kewirausahaan dan investasi pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian; d) Pemenuhan permintaan pasar dalam negeri dan penguatan

ekspor komoditas strategis. Dengan strategi dimaksud maka ditetapkan kebijakan sebagai

berikut : a) Kebijakan pengembangan pengolahan hasil pertanian; b) Kebijakan

pengembangan mutu dan standardisasi; c) Kebijakan pengembangan pemasaran

domestik; d) Kebijakan pengembangan pemasaran internasional; dan e) Kebijakan

pengembangan usaha dan investasi. Direktorat Jenderal PPHP mempunyai satu program

dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Kementerian Pertanian yang

ditetapkan, yaitu Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,

Page 5: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 iv

Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian. Selanjutnya program dimaksud diimplementasikan

melalui 6 (enam) kegiatan utama yang dilaksanakan di satker pusat dan daerah, yaitu : a)

Kegiatan pengembangan pengolahan hasil pertanian; b) Kegiatan pengembangan mutu

dan standardisasi; c) Kegiatan pengembangan pemasaran domestik; d) Kegiatan

pengembangan pemasaran internasional; e) Kegiatan pengembangan usaha dan

investasi; dan f) Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya.

Pada tahun 2012, sasaran strategis Direktorat Jenderal PPHP dicapai dengan 4

indikator kinerja utama. Capaian keempat indikator kinerja utama tersebut, sangat berhasil

sebanyak 2 (dua) indikator dan berhasil 1 (satu) indikator, serta tidak berhasil 1 (satu)

indikator. Indikator dan capaian dimaksud sebagai berikut :

a. Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar

domestik, dengan capaian 145% atau sangat baik.

b. Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil

pertanian 28% secara nasional dan 162% yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal

PPHP atau kurang berhasil.

c. Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian 137% atau

sangat berhasil.

d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan -63% atau tidak berhasil.

Namun begitu, capaian secara kumulatif, yaitu capaian pada periode 2010-2012

dengan basis line data pada 2009, maka capaian indikator kinerja utama Direktorat

Jenderal PPHP yang sangat berhasil 3 (tiga) indikator dan berhasil 1 (satu) indikator.

Indikator dan capaiannya selama periode 2010-2012, adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar

domestik, dengan capaian 123% atau sangat berhasil.

b. Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil

pertanian 44% secara nasional dan 308% yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal

PPHP atau berhasil.

c. Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian 112% atau

sangat berhasil.

d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8% atau sangat berhasil.

Kriteria keberhasilan untuk indikator kinerja utama meningkatnya jumlah lembaga

pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian walaupun secara

nasional peningkatannya kecil, namun dinilai berhasil karena untuk kebutuhan pasar ternak

memang sudah relatif tercukupi dari jumlah yang ada, sehingga fasilitasi Direktorat

Jenderal PPHP hanya bersifat revitalisasi atau tidak membangun yang baru, demikian juga

dengan pemerintah daerah. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah lembaga

pemasaran petani cukup kecil karena secara nasional jumlah penambahan dibandingkan

dengan jumlah yang telah ada. Dengan justifikasi ini, maka dapat disimpulkan bahwa 3

indikator sangat berhasil dan 1 indikator berhasil.

Page 6: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 v

Direktorat Jenderal PPHP mendukung IKU Kementerian Pertanian terutama pada

sasaran peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor yang terdiri dari 5 indikator

kinerja utama, dengan capaian sebagai berikut :

a. Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan

karet pada 2014 (pemberlakuan sertifikasi wajib) dengan capaian 103,3% atau sangat

berhasil.

b. Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dengan capaian 111,8% atau

sangat berhasil.

c. Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu impor 2014

dengan capaian 84,3% atau berhasil.

d. Memenuhi semua sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat

dalam negeri dengan capaian 146,4% atau sangat berhasil.

e. Meningkatnya surplus neraca perdagangan dengan capaian 95,1% atau berhasil.

Secara umum capaian indikator kinerja Direktorat Jenderal PPHP telah berhasil,

namun begitu sebenarnya masih ditemui beberapa kendala dalam pelaksanaan

program/kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, antara lain adalah : a) Unit

pengolahan hasil pertanian belum banyak yang beroperasi secara optimal, rendahnya

jaminan ketersediaan dan mutu bahan baku, teknologi pengolahan hasil belum

sepenuhnya diadopsi oleh pengolah, dan sumber pendanaan berbunga rendah masih sulit

didapat atau akses perbankan masih lemah, serta belum adanya kepastian pemasaran

produk olahan (terutama tepung-tepungan berbasis sumber daya lokal); b) Kemampuan

pelaku usaha pengolah masih belum optimal dalam penguasaan teknologi pengolahan,

mutu produk dan aspek Sanitari dan Phytosanitari (SPS). Hal ini diakibatkan selama ini

pelaku usaha masih lebih berkonsentrasi pada teknologi budidaya; c) Pengendalian impor

terutama produk hortikultura masih belum menunjukkan hasil yang optimal, produk impor

semakin menyerbu ke tingkat kecamatan di pedesaaan; d) Sertifikasi pangan organik atau

sistem jaminan mutu masih mengalami kendala karena proses sertifikasi harus melibatkan

Lembaga Sertifikasi dan kelompok tani/gabungan kelompok tani belum menerapkan sistem

pangan organik secara efektif; f) Di beberapa provinsi peningkatan mutu biji kakao

fermentasi belum berdampak pada perbedaan harga yang nyata, sehingga petani kakao

tidak termotivasi untuk menghasilkan kakao yang bermutu/fermentasi; g) Gerakan bokar

bersih untuk meningkatkan mutu bahan olahan karet (bokar) belum dilaksanakan secara

optimal pada sentra-sentra produksi karet; h) Keterbatasan kewenangan Kementerian

Pertanian dalam pengembangan pengolahan/agroindustri dirasakan masih menyulitkan

koordinasi strategi, kebijakan dan program penguatan daya saing dan nilai tambah produk

pertanian; i) Masih sulitnya membangun kelembagaan dan kemitraan dan pengembangan

kewirausahaan agribisnis, antara lain akibat : (1) kelembagaan kelompok yang belum kuat

baik dari sisi organisasi maupun manajemen, (2) rendahnya komitmen pihak-pihak yang

bermitra, (3) posisi tawar yang tidak seimbang, (4) kerjasama yang sudah disepakati dalam

Page 7: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 vi

MoU tidak semuanya dilanjutkan dengan kontrak, (5) perusahaan pertanian yang bersedia

sebagai avails dan inti dalam kemitraan agribisnis masih terbatas, (6) kurangnya modal

dalam pengembangan usaha, serta kurangnya infrastruktur penunjang kewirausahaan

seperti akses penghubung (jalan) dan akses pemasaran.

Beberapa tindak lanjut yang harus ditempuh untuk perbaikan ke depan dari

permasalahan tersebut di atas, antara lain adalah : a) Peningkatan entrepreneurship

pelaku usaha dalam memperluas akses pasar, peningkatan negosiasi yang lebih baik

tentang pemotongan tariff di forum WTO untuk melindungi produk-produk dalam negeri

yang menyangkut isu pengurangan kemiskinan, ketahanan pangan dan pembangunan

masyarakat perdesaan. Hal lain yang cukup penting adalah fasilitasi temu usaha untuk

meningkatkan akses informasi pemasaran, pembangunan infrastruktur untuk mendukung

pemasaran produk pertanian, peningkatan kemitraan SDM pengolahan hasil pertanian

dengan pelaku usaha yang terlibat dalam rantai pasok produk pertanian, sosialisasi dan

bimbingan mengenai standar mutu produk pertanian yang dibutuhkan pasar, baik pasar

domestik maupun internasional; b) Permintaan pasar (market driven) perlu menjadi

pertimbangan utama dalam fasilitasi unit usaha pengolahan pertanian selain juga

mempertimbangkan ketersediaan bahan baku secara kontinyu, kebutuhan dan kondisi

SDM gapoktan calon penerima bantuan. Selanjutnya diperlukan peningkatan kemampuan

dan ketrampilan SDM baik dalam penerapan teknologi pengolahan maupun manajemen

usaha, sosialisasi dan bimbingan kepada pengelola unit pengolahan hasil pertanian

tentang standar mutu produk olahan yang dibutuhkan pasar, dan peningkatan aksesbilitas

SDM pengolahan hasil terhadap sumber-sumber pembiayaan baik swasta maupun

pemerintah; c) Revisi Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1986 tentang kewenangan,

pengaturan, pembinaan dan pengembangan industri masih diperlukan dan diarahkan untuk

menjadikan agroindustri menjadi satu dalam kewenangan Kementerian Pertanian; d)

Penerapan Peraturan Menteri Pertanian nomor 60 tahun 2012 tentang Rekomendasi Impor

Produk Hortikultura harus lebih dioptimalkan untuk melindungi kepentingan nasional,

melindungi petani dan melindungi konsumen dalam aspek keamanan pangan. Perlu

koordinasi yang lebih baik dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

Kementerian Perdagangan; Kementerian Perindustrian; Badan Pengawas Obat dan

Makanan; Kementerian Negara Perencanaan Pembanguanan Nasional/Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional; f) Bimbingan teknis dan pendampingan penerapan

sistem pangan organik harus lebih diintensifkan. Bagi kelompok tani/gabungan kelompok

tani yang telah menerapkan sistem pangan organik secara efektif, perlu difasilitasi

sertifikasinya terutama dalam akses ke Lembaga Sertifikasi; g) Perlu pengawalan

kemitraan yang sudah ada dan penumbuhan kemitraan baru antara industri pengolah

kakao dan eksportir kakao dengan petani kakao sehingga diperoleh perbedaan harga yang

nyata antara kakao non fermentasi dan kakao fermentasi. Dengan demikian, petani kakao

akan termotivasi untuk menghasilkan kakao yang bermutu/fermentasi; h) Dalam

mengoptimalkan pelaksanaan gerakan bokar bersih untuk meningkatkan mutu bahan

Page 8: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 vii

olahan karet (bokar) secara optimal pada sentra-sentra produksi karet, perlu segera

dibentuk UPPB dan Pengawas Mutu Bokar di seluruh sentra produksi karet, dan perlu

pembinaan dan pengawalan yang intensif dalam penerapan SOP bokar bersih dan

registrasi UPPB; i) Petani dan pelaku usaha kecil di perdesaan harus mengubah

paradigma lama yang berorientasi memproduksi apa yang bisa diproduksi menjadi

berorientasi pada memproduksi/menanam apa yang bisa dijual (produce what we can sell)

terutama komoditas yang diinginkan oleh pasar sehingga petani lebih memiliki posisi tawar

yang tinggi, serta memberi peluang kemitraan yang adil, efektif dan berkelanjutan. Untuk

mewujudkan kondisi ini perlu peningkatan pembinaan, pengawalan, dan bimbingan dari

setiap stakeholders yang terlibat, serta pengawalan instansi pemerintah sampai kepada

realisasi kontrak yang berkelanjutan.

Direktorat Jenderal PPHP dalam beberapa penilaian baik yang dilakukan di tingkat

internal Kementan maupun nasional telah mendapatkan beberapa penghargaan dan

prestasi yang mendukung akuntabilitas Direktorat Jenderal PPHP, antara lain satuan

pelaksana pengendalian intern handal peringkat II di tingkat Kementan, Penilaian Anti

Korupsi (PIAK) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 7,31 tertinggi diantara 3 (tiga) Eselon I

lingkup Kementan yang mewakili PIAK Kementan serta Ditjen PPHP termasuk 10 besar

PIAK Eselon I secara nasional, dan website Direktorat Jenderal PPHP selama 2 tahun

mendapat predikat Life Achivement. Salah satu faktor yang turut berperan utama dalam

mewujudkan instansi pemerintah yang akuntabel adalah birokrasi. Dalam posisi dan

perannya yang sedemikian penting untuk menentukan efisiensi dan kualitas pelayanan

kepada masyarakat, Direktorat Jenderal PPHP telah berupaya melakukan reformasi dan

tata kelola yang lebih baik. Hal ini dilaksanakan dengan menyiapkan perangkat reformasi

birokrasi, antara lain : informasi jabatan, perbaikan tatalaksana dan Sistem Operasional

Prosedur (SOP), analisis beban kerja, pengembangan standard kompetensi, evaluasi

jabatan, pengembangan e-office atau e-government, penguatan unit layanan, penilaian

kinerja pegawai, dan pemberian tunjangan kinerja pada tahun 2012. Direktorat Jenderal

PPHP juga menyusun 9 peraturan/kebijakan sebagai landasan kerja yang telah ditetakan

oleh Menteri Pertanian selama tahun 2012. Selain itu, dalam rangka mewujudkan

reformasi birokrasi di lingkup Ditjen PPHP telah dilakukan penilaian mandiri pelaksanaan

reformasi birokrasi pada bulan Desember 2012. Hasil dari Penilaian mandiri ini adalah

profil pencapaian faktor pengungkit Ditjen PPHP tahun 2012 bernilai 57 yang termasuk

pada fase C, level 3, yang berarti telah melakukan dan memantau pelaksanaan reformasi

birokrasi; dan profil pencapaian faktor hasil Ditjen PPHP bernilai dengan rata-rata 72,25

yang termasuk pada level 4 yang berarti hasil telah menunjukan perkembangan yang

substansial dan/atau semua target yang relevan telah terpenuhi.

Pada tahun 2012 Direktorat Jenderal PPHP mendapatkan alokasi anggaran

sebesar Rp. 519.623.100.000,-. Namun pada perjalanan tahun anggaran terjadi

pengurangan dalam rangka efisiensi untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM),

Page 9: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 viii

sehingga alokasi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan PPHP menjadi sebesar

Rp. 503.077.928.000,-. Walaupun begitu dokumen penetapan kinerja tidak direvisi,

sehingga target tidak berubah dan dapat dicapai dengan sangat baik. Alokasi anggaran

ini tersebar pada 93 satker yang terdiri atas dua satker pusat; 79 satker provinsi dan 12

satker kabupaten/ kota yang meliputi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

Realisasi anggaran kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian tahun 2012

pusat dan daerah sampai dengan 31 Desember 2012 adalah Rp. 466.999.737.100,- atau

92,83% dari total pagu anggaran Rp. 503.077.928.000,- dengan rincian realisasi

anggaran kegiatan di pusat Rp. 126.043.066.000,- atau 90,48% dari pagu anggaran Rp.

139.312.178.000,- dan realisasi di daerah (Dana Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan satker provinsi serta Dana Tugas Pembantuan kabupaten/kota) Rp.

340.956.671.000,- atau 93,73% dari pagu anggaran Rp. 363.765.750.000,-. Realisasi

anggaran menurut jenis belanja yang terbesar dicapai pada belanja sosial (99,9%),

sedangkan realisasi terkecil pada belanja barang (89,2%). Apabila dilihat per kegiatan

utama, maka realisasi keuangan yang terbesar adalah pada kegiatan pengembangan

pengolahan hasil pertanian dan realisasi terkecil pada kegiatan pengembangan pemasaran

domestik dan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya. Pencapaian serapan

anggaran pada tahun 2012 bila dilihat dari perkembangan per bulannya lebih baik dari

tahun sebelumnya. Namun apabila dibandingkan tahun 2010 dan 2011, mengalami

penurunan dari tahun 2011, yaitu dari 94,34% menjadi 92,83%; bila dibandingkan tahun

2010 (89,97%) meningkat.

Memahami, bahwa pembinaan pada bidang pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian melibatkan aspek yang sangat luas dan terkait dengan kewenangan intansi lain

di dalam dan di luar lingkup Kementerian Pertanian, maka kerjasama yang harmonis

secara lintas instansi sangat dibutuhkan. Melalui kerjasama yang efektif dan bersifat saling

mendukung, diharapkan program yang telah dirumuskan dapat direalisasikan dan

mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan. Disamping itu komitmen dari internal

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian baik dari pimpinan serta

seluruh jajaran (staf teknis maupun administrasi) lingkup Direktorat Jenderal Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Pertanian sangat diperlukan. Untuk itu harus dilakukan upaya secara

terus menerus untuk meningkatkan kinerja, melengkapi sarana dan prasarana kerja, serta

mengembangkan kapabilitas dan kompetensi sumberdaya manusia.

Page 10: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1. 1. Latar Belakang ........................................................................................... 1

1. 2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi ..................................................... 2

1. 3. Organisasi dan Sumber Daya Manusia .................................................... 6 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................................... 8

2.1. Rencana Strategis...................................................................................... 8

2.1.1. Visi dan Misi .................................................................................... 8 2.1.2. Tujuan dan Sasaran, serta Indikator Sasaran ................................. 9

2.1.3. Strategi, Kebijakan, dan Program untuk Mencapai Tujuan

dan Sasaran .................................................................................. 11

2.2. Penetapan Kinerja dan Perjanjian Kinerja ............................................. 13 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................ 17

3.1. Pengukuran Kinerja ................................................................................. 17

3.1.1. Pengukuran Kinerja Direktorat Jenderal PPHP ............................. 17

3.1.2. Pengukuran Kinerja Dukungan Direktorat Jenderal PPHP

terhadap IKU Kementerian Pertanian ............................................ 23

3.2. Analisis Capaian Kinerja ........................................................................ 23 3.2.1. Indikator Kinerja Peningkatan produk olahan hasil

pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik ........... 24

3.2.2. Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Lembaga

Pemasaran Petani Dalam Rangka Penyerapan Pasar

Hasil Pertanian .............................................................................. 31

3.2.3. Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Usaha Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Pertanian .................................................... 34

3.2.4. Indikator Kinerja Peningkatan Nett Ekspor Komoditi Segar

dan Olahan .................................................................................... 37

3.2.5. Pengukuran Kinerja Dukungan Direktorat Jenderal PPHP

terhadap IKU Kementerian Pertanian ............................................ 45

3.3. Evaluasi Kinerja ....................................................................................... 58

3.4. Akuntabilitas Keuangan .......................................................................... 63 BAB IV P E N U T U P ....................................................................................................... 69 LAMPIRAN

Page 11: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Per 31 Desember 2012 ...................... 6

Tabel 2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Pangkat, 31 Desember 2012................ 7

Tabel 3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan 31 Desember 2012 ................................. 7

Tabel 4. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Jenderal PPHP Periode

2010-2014 Beserta Target Pencapaiannya ......................................................... 11

Tabel 5. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2012..................... 13

Tabel 6. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2012 ................................. 13

Tabel 7. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian

Tahun 2012 ......................................................................................................... 14

Tabel 8. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi Tahun

2012 .................................................................................................................... 14

Tabel 9. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi ............... 15

Tabel 10. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik .................. 15

Tabel 11. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional

Tahun 2012 ......................................................................................................... 15

Tabel 12. Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis

Lainnya Tahun 2012............................................................................................ 16

Tabel 13. Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal PPHP Periode 2010-2012 dan

Cara Perhitungannya .......................................................................................... 18

Tabel 14. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal PPHP ..................... 19

Tabel 15. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil

Pertanian Tahun 2012 ......................................................................................... 20

Tabel 16. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi

Tahun 2012 ......................................................................................................... 20

Tabel 17. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi

Tahun 2012 ......................................................................................................... 21

Tabel 18. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik

Tahun 2012 ......................................................................................................... 21

Page 12: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

Tabel 19. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran

Internasional Tahun 2012 .................................................................................... 22

Tabel 20. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan

Teknis Lainnya Tahun 2012 ................................................................................ 22

Tabel 21. Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor

Tahun 2011 ......................................................................................................... 23

Tabel 22. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal PPHP ..................... 24

Tabel 23. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Peningkatan Produk Olahan Hasil

Pertanian Yang Bermutu Untuk Ekspor dan Pasar Domestik ............................. 25

Tabel 24. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian

Tahun 2012 ......................................................................................................... 26

Tabel 25. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi.................. 28

Tabel 26. Peningkatan Jumlah Lembaga Pemasaran Petani Secara Nasional .................. 32

Tabel 27. Peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani yang difasilitasi oleh

Direktorat Jenderal PPHP ................................................................................... 32

Tabel 28. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik ..................... 32

Tabel 29. Realisasi Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Usaha Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian ................................................................................. 35

Tabel 30. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi Yang

Berperan Dalam Peningkatan Jumlah Usaha Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Pertanian Tahun 2012 (Output) .................................................................. 35

Tabel 31. Neraca Perdagangan Internasional Produk Pertanian, 2009-2012 ..................... 38

Tabel 32. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional

Tahun 2012 (Output) ........................................................................................... 42

Tabel 33. Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor

Tahun 2011 ......................................................................................................... 46

Tabel 34. Target dan dan realisasi capaian terselesaikannya 60% tahapan

pemberlakuan sertifikasi wajib kakao pada tahun 2012 ...................................... 47

Tabel 35. Target dan capaian penyelesaian 60% tahapan pemberlakuan sertifikasi

wajib karet pada tahun 2012 ............................................................................... 48

Page 13: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

Tabel 36. Capaian indikator kinerja tersertifikasinya semua produk pertanian organik,

kakao fermentasi dan bahan olahan karet (pemberlakukan sertifikasi wajib),

2012 .................................................................................................................... 49

Tabel 37. Target dan Capaian Peningkatan Neraca Ekpor Per Tahun Dari Tahun

2010-2012 ........................................................................................................... 52

Tabel 38. Beberapa Penghargaan dan Prestasi yang Diraih Direktorat Jenderal PPHP .... 61

Tabel 39. Realisasi Keuangan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Tahun 2012 ......................................................................................................... 64

Tabel 40. Realisasi Anggaran Kegiatan PPHP Tahun 2012 Per Jenis Belanja .................. 65

Tabel 41. Realisasi Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama Direktorat Jenderal

PPHP Tahun 2012 .............................................................................................. 65

Tabel 42. Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Daerah Tahun 2012

Yang Tidak Terealisasi ........................................................................................ 66

Tabel 43. Capaian Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2010-

2012 .................................................................................................................... 68

Page 14: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PPHP

Lampiran 2. Tahapan Sertifikasi Pangan Organik dan Rencana Serta Capain

Kinerjanya, 2010-2014

Lampiran 3. Tahapan Sertifikasi Kakao Fermentasi dan Rencana Serta Capaian

Kinerjanya, 2010-2014

Lampiran 4. Tahapan Sertifikasi Bahan Olahan Karet (Bokar) dan Rencana Serta Capain

Kinerjanya, 2010-2014

Lampiran 5. Data Ekspor Impor Produk Pertanian

Page 15: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%
Page 16: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu

pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaran

negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; Instruksi Presiden RI

Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Instruksi Presiden

RI nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; Keputusan Kepala

LAN-RI nomor 589/IX/6/Y/1999 yang diperbaiki dengan Keputusan Kepala Lembaga

Administrasi Negara RI nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 09 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum

Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah; Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 20 Tahun 2008 tentang

Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama; Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; serta Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 Tahun 2010 tentang

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

Secara kronologis penerapan SAKIP dilakukan dengan : a) mempersiapkan dan

menyusun Rencana Strategis, b) merumuskan visi, misi, faktor-faktor kunci keberhasilan,

tujuan, sasaran dan strategi untuk mencapai tujuan, c) merumuskan indikator kinerja unit

kerja instansinya dengan berpedoman kepada kegiatan unggulan yang dominan menjadi

isu nasional dan vital bagi pencapaian visi dan misi pemerintah Indonesia, d) memantau

dan mengamati pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi secara seksama, e)

melakukan pengukuran pencapaian dan evaluasi kinerja dengan mengkaji kinerja aktual

dengan rencana/target yang ditetapkan.

Penerapan SAKIP tahun 2012 merupakan kelanjutan tahun-tahun sebelumnya yang

merupakan tahun ketiga penjabaran Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Pertanian periode tahun 2010-2014. Dimana diharapkan sistem ini

dapat berfungsi secara optimal sebagai salah satu instrumen utama dalam pelaksanaan

pembaharuan birokrasi pemerintah untuk mempercepat terwujudnya penyelenggaraan

pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel dan bersih dari praktek-praktek

penyimpangan.

Page 17: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

2 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

SAKIP sebagai salah satu instrumen utama dalam pembaharuan birokrasi di

lingkungan pemerintah menjadi penting dan mempunyai kedudukan sangat strategis.

Karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan suatu komitmen dan keseriusan para pejabat

dan semua pegawai jajaran Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian (PPHP). Penerapan SAKIP ini dengan maksud untuk mengetahui seberapa jauh

tingkat pencapaian kinerja, kendala/hambatan dan permasalahan serta upaya

pemecahannya dalam pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan tahun

berjalan sebagai ekspresi dari rencana strategis Direktorat Jenderal PPHP yang pada

gilirannya dapat diakumulasikan menjadi bentuk pertanggungjawaban baik keberhasilan

maupun kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal PPHP.

Sebagai wujud pertanggungjawaban tersebut, maka disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian Tahun 2012.

1. 2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010

tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Pertanian,

Direktorat Jenderal PPHP mempunyai tugas “merumuskan serta melaksanakan kebijakan

dan standarisasi teknis di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian”. Dalam

melaksanakan tugasnya tersebut, Direktorat Jenderal PPHP menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan di mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha,

dan pemasaran hasil pertanian,

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan

usaha, dan pemasaran hasil pertanian,

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang mutu dan standardisasi,

pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian,

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan standardisasi,

pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian,

e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal PPHP.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktorat Jenderal PPHP didukung oleh

6 (enam) unit kerja Eselon II yaitu Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Pengolahan

Hasil Pertanian, Direktorat Mutu dan Standardisasi, Direktorat Pengembangan Usaha dan

Investasi, Direktorat Pemasaran Domestik, dan Direktorat Pemasaran Internasional.

Keenam Eselon II tersebut mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Sekretariat Direktorat Jenderal, mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan

administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal

Page 18: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 3

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, dan menyelenggarakan fungsi antara

lain:

1) Koordinasi dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerjasama di

bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian,

2) Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan,

3) Evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tatalaksana, serta pengelolaan urusan

kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta

pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik,

4) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian, dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Pertanian.

b. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standard, prosedur dan

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil

pertanian; yang menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai

dampak lingkungan tanaman pangan, hortiklutura, perkebunan dan peternakan,

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak

lingkungan tanaman pangan, hortiklutura, perkebunan dan peternakan,

3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengolahan dan

analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortiklutura, perkebunan

dan peternakan,

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan dan analisis

mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortiklutura, perkebunan dan

peternakan,

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian.

c. Direktorat Mutu dan Standardisasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standard, prosedur dan

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan

standardisasi; yang menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang standarisasi, penerapan, dan

pengawasan jamianan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerjasama dan

harmonisasi,

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang standarisasi, penerapan, dan pengawasan

jaminan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerjasama dan harmonisasi,

Page 19: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

4 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang standarisasi,

penerapan, dan pengawasan jamianan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta

kerjasama dan harmonisasi,

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang standarisasi, penerapan, dan

pengawasan jaminan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerjasama dan

harmonisasi,

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Mutu dan Standardisasi.

d. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi, mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standard,

prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

pengembangan usaha dan investasi; yang menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi,

promosi dalam dan luar negeri,

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi

dalam dan luar negeri,

3) Penyusunan norma, standard, prosedur dan kriteria di bidang kemitraan dan

kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri.

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kemitraan dan kewirausahaan,

investasi, promosi dalam dan luar negeri,

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi.

e. Direktorat Pemasaran Domestik, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standard, prosedur, dan

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran domestik;

yang menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang informasi, pemantauan, dan stabilisasi

harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran,

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang informasi pasar, pemantauan dan stabilisasi

harga, sarana dan kelembagaan pasar serta jaringan pemasaran,

3) Penyusunan norma, standard, prosedur dan kriteria di bidang informasi,

pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar serta jaringan

pemasaran,

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang informasi, pemantauan dan

stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar serta jaringan pemasaran,

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pemasaran Domestik.

f. Direktorat Pemasaran Internasional, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standard, prosedur dan

Page 20: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 5

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran

internasional; yang menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang analisis, pengembangan ekspor,

pemasaran bilateral, pemasaran regional, pemasaran multilateral dan kerjasama

komoditi,

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran

bilateral, pemasaran regional, pemasaran multilateral dan kerjasama komoditi,

3) Penyusunan norma, standard, prosedur dan kriteria di bidang analisis,

pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, pemasaran

multilateral dan kerjasama komoditi,

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang analisis, pengembangan

ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, pemasaran multilateral dan

kerjasama komoditi,

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pemasaran Internasional.

Untuk operasionalisasi pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

khususnya di bidang mutu dan standardisasi alat dan mesin pertanian, Direktorat Jenderal

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian didukung oleh 1 (satu) Unit Pelaksana

Teknis (UPT) yaitu Balai Pengujian Mutu Alat dan Mesin Pertanian (BPMA). Sesuai

dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan /OT.140/10/2006 tanggal 3

Oktober 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian Mutu Alat dan Mesin

Pertanian, BPMA mempunyai tugas melaksanakan pengujian mutu alat dan mesin

pertanian. Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, BPMA menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan uji verifikasi, uji unjuk kerja, uji beban berkesinambungan, uji pelayanan

dan uji kesesuaian alat dan mesin pertanian,

b. Pemberian sertikat hasil uji alat dan mesin pertanian,

c. Analisis dan evaluasi teknik dan metode pengujian alat dan mesin pertanian,

d. Pemantauan dan evaluasi peredaran alat dan mesin pertanian yang sudah diuji,

e. Pemberian pelayanan teknis kegiatan pengujian mutu alat dan mesin pertanian,

f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPMA.

Untuk operasionalisasi pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

di daerah, pada tahun 2012 Direktorat Jenderal PPHP didukung oleh 93 satuan kerja

(satker), yang terdiri atas 2 satker pusat (Direktorat Jenderal PPHP dan BPMA) serta 79

satker di tingkat provinsi, yaitu Dinas lingkup pertanian provinsi yang mendapatkan alokasi

Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan Provinsi serta 12 satker di tingkat

kabupaten/kota yaitu Dinas lingkup pertanian kabupaten/kota yang mendapatkan alokasi

Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota.

Page 21: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

6 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

1. 3. Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian, struktur organisasi Direktorat Jenderal PPHP secara rinci dapat dilihat

pada lampiran.

Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan

organisasi. Sejalan dengan berkembangnya organisasi dan beban tugas Direktorat

Jenderal PPHP,jumlah SDM yang ada saat ini dirasakan masih terbatas, terutama SDM

yang meguasai teknologi pengolahan hasil pertanian. Pada posisi Desember 2012 jumlah

pegawai Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian sebanyak 394

orang. Sebaran jumlah pegawai berdasarkan pendidikan adalah 0,5% SD; 0,25% SLTP;

21,07% SLTA; 4,31% DIII; 50,0% S1; 22,84% S2; 1,02% S3. Secara rinci jumlah pegawai

pada Direktorat Jenderal PPHP berdasarkan pendidikan dapat dilihat di tabel 1 berikut :

Tabel 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Per 31 Desember 2012

No Unit Kerja SD SLTP SLTA DIII S1 S2 S3 Jumlah

1 Sekretariat 1 1 40 4 47 21 1 115

2 Direktorat .Pengolahan Hasil Pertanian

- - 5 5 21 14 - 45

3 Direktorat Mutu dan Standarisasi

- - 7 - 32 11 2 52

4 Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

1 - 5 1 32 8 1 48

5 Direktorat Pemasaran Internasional

- - 4 - 23 16 - 43

6 Direktorat Pemasaran Domestik

- - 11 3 24 14 - 52

7 Balai pengujian Mutu Alsintan

- - 11 4 18 6 - 39

Jumlah 2 1 83 17 197 90 4 394

Untuk pegawai Direktorat Jenderal PPHP berdasarkan golongan pangkat terakhir

dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini :

Page 22: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 7

Tabel 2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Pangkat, 31 Desember 2012

Unit Kerja

Golongan Jumlah

I II III IV

d a b c d a b c d a b c d

Sekretariat 1 4 5 14 10 19 16 17 14 7 6 - 2 115

Direktorat

Pengolahan

- - 3 1 2 11 6 6 9 5 1 1 - 45

Direktorat

Mutu dan

Standarisasi

- - 1 1 3 14 3 7 10 5 7 1 - 52

Direktorat

Peng. Usaha

dan Investasi

- 1 - 1 - 13 4 10 11 3 4 1 - 48

Direktorat

Pemasaran

Internasional

- - - 2 2 9 4 6 13 2 4 1 - 43

Direktorat

Pemasaran

Domestik

- 1 - 2 2 16 5 7 10 5 3 1 - 52

Balai

pengujian

Mutu Alsintan

- 3 - 6 - 12 8 4 2 3 1 - - 39

Jumlah 1 9 9 27 19 94 46 57 69 30 26 4 2 394

Sedangkan Pegawai Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian berdasarkan jabatan dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan 31 Desember 2012

No. Uraian Jabatan Jumlah %

1 Jabatan Struktural 86 21,5

2 Fungsional Medik Veteriner 1 0,2

3 Fungsional Perencana 4 1,0

4 Fungsional PMHP 13 3,2

5 Fungsional Analisis Kepegawaian 2 0,2

6 Fungsional Umum 288 73,8

Jumlah 394 100

Page 23: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

8 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan

akuntabel, Direktorat Jenderal PPHP berpedoman pada dokumen perencanaan yang

terdapat pada :

a. Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014,

b. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

2010-2014,

c. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

2012.

2.1. Rencana Strategis

2.1.1. Visi dan Misi

Direktorat Jenderal PPHP dengan mengacu visi Kementerian Pertanian

“terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal

untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan

kesejahteraan petani” menetapkan visi Direktorat Jenderal PPHP sebagai berikut :

“menjadikan institusi yang peduli dan memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan

masyarakat pertanian sejahtera, handal dan berdaya saing di bidang pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian melalui penyelenggaran birokrasi yang profesional dan

berintegritas’.

Untuk mewujudkan visinya Kementerian Pertanian mengemban misi :

a. Mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis iptek dan

sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis.

b. Menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan

peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan.

c. Mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkan pendayagunaannya untuk

mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan.

d. Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri, serta mampu memanfaatkan iptek

dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi.

e. Meningkatkan produk pangan segar dan olahan yang aman, sehat, utuh dan halal

(ASUH) dkonsumsi.

f. Meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku industri.

Page 24: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 9

g. Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan horizontal guna

menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan lapangan kerja di pedesaan.

h. Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan sumberdaya lokal

untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional dan internasional.

i. Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas

pertanian yang sehat, jujur dan berkeadilan.

j. Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidang pertanian

yang amanah dan profesional.

Direktorat Jenderal PPHP mendukung misi Kementerian Pertanian terutama pada

butir d dan f s.d. j. Untuk mendukung Kementan dan mewujudkan visi Direktorat Jenderal

PPHP, maka Direktorat Jenderal PPHP mengemban misi yang harus dilaksanakan, yaitu:

a. Menumbuhkembangkan kelembagaan usaha pengolahan dan pemasaran petani yang

merupakan basis ekonomi perdesaan, yang nantinya diharapkan sebagai wadah

peningkatan peran dari petani produsen menjadi petani pemasok melalui penerapan

manajemen, teknologi dan permodalan secara profesional.

b. Mengembangkan sistem agroindustri terpadu di perdesaan melalui keterpaduan sistem

produksi, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian;

sehingga mampu memberikan peningkatan pendapatan petani, kesempatan kerja di

perdesaan, dan peningkatan nilai tambah produk pertanian secara adil serta

profesional.

c. Mengembangkan penerapan sistem jaminan mutu hasil pertanian secara efektif dan

operasional untuk meningkatkan daya saing produk segar dan olahan, baik di pasar

domestik maupun internasional.

d. Meningkatkan daya serap pasar domestik melalui kebijakan promosi dan proteksi

produk pertanian yang efektif dan efisien.

e. Meningkatkan akses pasar luar negeri hasil pertanian melalui kebijakan promosi dan

proteksi produk pertanian yang efektif dan efisien.

f. Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Jenderal menuju pengelolaan

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang profesional dan berintegritas moral

tinggi.

2.1.2. Tujuan dan Sasaran, serta Indikator Sasaran

Sesuai dengan visi dan misi, Kementerian Pertanian mempunyai tujuan, untuk :

a. Mewujudkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis

sumberdaya lokal.

b. Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan.

c. Menumbuhkembangkan ketahanan pangan dan gizi termasuk diversifikasi pangan.

d. Meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk pertanian.

e. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Page 25: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

10 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Sesuai dengan visi, misi dan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal PPHP

dalam mendukung tujuan Kementerian Pertanian terutama butir ke 4, maka tujuan yang

akan dicapai pada periode 2010-2014 adalah :

a. Menumbuhkembangkan unit usaha pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan.

b. Menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan.

c. Menumbuhkembangkan usaha dan investasi pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian yang memacu pertumbuhan ekonomi perdesaan.

d. Meningkatkan daya serap pasar domestik.

e. Meningkatkan ekspor hasil pertanian di pasar internasional.

Kementerian Pertanian dalam upaya mencapai tujuan telah menetapkan empat

target utama, yaitu :

a. Swasembada dan swasembada berkelanjutan.

b. Diversifikasi pangan.

c. Peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor.

d. Kesejahteraan petani.

Direktorat Jenderal PPHP sesuai tugas dan fungsinya, maka ditetapkan untuk

menjadi leader untuk target utama ke 3, yaitu peningkatan nilai tambah, daya saing,

industri hilir, pemasaran dan ekspor. Target ini di tuangkan dalam indikator kinerja utama

Kementerian Pertanian, sebagai berikut :

a. Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan

karet pada tahun 2014 (pemberlakuan sertifikasi wajib).

b. Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dari 20% (2010) menjadi 50%

(2014.)

c. Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum/terigu impor 2014.

d. Memenuhi semua sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat

dalam negeri.

e. Meningkatnya surplus neraca perdagangan US$ 24,3 milyar (2010) menjadi US$ 54,5

milyar (2014).

Untuk mendukung capaian tersebut Direktorat Jenderal PPHP menetapkan sasaran

strategis periode 2010-2014, yaitu “meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian berkelanjutan”. Sasaran strategis dan indikator kinerja Direktorat Jenderal PPHP

periode 2010-2014 seperti tercantum pada dokumen Rencana Strategis Direktorat

Jenderal PPHP 2010-2014, adalah sebagai berikut :

Page 26: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 11

Tabel 4. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Jenderal PPHP Periode 2010-2014 Beserta Target Pencapaiannya

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

2010 2011 2012 2013 2014

Meningkatnya

usaha pengolahan

dan pemasaran

hasil pertanian

berkelanjutan

Meningkatnya produk

olahan hasil pertanian

yang bermutu untuk

ekspor dan pasar

domestik

5% 5% 5% 5% 5%

Meningkatnya jumlah

lembaga pemasaran

petani dalam rangka

penyerapan pasar hasil

pertanian

5% 5% 5% 5% 5%

Meningkatnya jumlah

usaha pengolahan dan

pemasaran hasil

pertanian

6% 6% 6% 6% 6%

Meningkatnya nett

ekspor komoditi segar

dan olahan

15% 15% 15% 15% 15%

2.1.3. Strategi, Kebijakan, dan Program untuk Mencapai Tujuan dan Sasaran

Untuk mencapai tujuan dan sasaran, strategi yang diterapkan Direktorat Jenderal

PPHP adalah:

a. Penerapan dan pengawasan sistem jaminan mutu komoditi strategis dan keamanan

pangan.

b. Pengembangan dan pengelolaan sarana kelembagaan pemasaran produk hasil

pertanian.

c. Pengembangan kewirausahaan dan investasi pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian.

d. Pemenuhan permintaan pasar dalam negeri dan penguatan ekspor komoditas

strategis.

Dengan strategi dimaksud maka ditetapkan kebijakan pengembangan pengolahan

dan pemasaran hasil pertanian, sebagai berikut :

a. Kebijakan pengembangan pengolahan hasil pertanian

Page 27: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

12 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Kebijakan pengembangan pengolahan hasil pertanian ini antara lain : 1) peningkatan

nilai tambah melalui agroindustri perdesaan; 2) peningkatan inovasi dan diseminasi

teknologi pengolahan; 3) peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian

melalui optimalisasi dan modernisasi sarana pengolahan; 4) peningkatan kemampuan

dan memberdayakan SDM pengolahan dan penguatan lembaga usaha pengolahan di

tingkat petani; dan 5) peningkatan upaya pengelolaan lingkungan.

b. Kebijakan pengembangan mutu dan standardisasi

Kebijakan pengembangan mutu dan standardisasi antara lain : 1) pengembangan

standardisasi sarana dan hasil pertanian; 2) penerapan sistem jaminan mutu dan

keamanan pangan; 3) pengembangan sistem uji mutu alsintan; dan 4) pembinaan

kelembagaan mutu.

c. Kebijakan pengembangan pemasaran domestik.

Kebijakan pengembangan pemasaran domestik antara lain : 1) pengembangan

jaringan pemasaran domestik; 2) pengembangan sarana dan kelembagaan pasar; 3)

kebijakan stabilisasi harga dan pemantauan pasar; dan 4) pengembangan pelayanan

informasi pasar.

d. Kebijakan pengembangan pemasaran internasional

Kebijakan pengembangan pemasaran internasional antara lain : 1) pengembangan

analisa pasar, market intelligent dan perluasan pasar internasional; 2) berpartisipasi

dalam perundingan internasional bidang pertanian; 3) penyusunan posisi Indonesia

dalam forum perundingan bilateral, regional dan multilateral serta forum komoditi

strategis; 4) pembinaan kelompok usaha untuk tujuan ekspor; dan 5) peningkatan

akses ekspor komoditi strategis.

e. Kebijakan pengembangan usaha dan investasi

Kebijakan pengembangan usaha dan investasi antara lain : 1) pengembangan usaha

dan kelembagaan pertanian berbasis kemitraan dan kewirausahaan; 2) peningkatan

promosi dan pelayanan investasi pertanian; 3) peningkatan promosi produk pertanian di

tingkat nasional dan internasional; dan 4) peningkatan konsumsi produk lokal melalui

kampanye.

Direktorat Jenderal PPHP mempunyai satu program dalam mendukung pencapaian

tujuan dan sasaran Kementerian Pertanian yang ditetapkan, yaitu : Program Peningkatan

Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian.

Selanjutnya program dimaksud diimplementasikan melalui 6 (enam) kegiatan utama yang

dilaksanakan di satker pusat dan daerah, yaitu :

a. Kegiatan pengembangan pengolahan hasil pertanian,

b. Kegiatan pengembangan mutu dan standardisasi,

c. Kegiatan pengembangan pemasaran domestik,

d. Kegiatan pengembangan pemasaran internasional,

e. Kegiatan pengembangan usaha dan investasi,

f. Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya.

Page 28: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 13

2.2. Penetapan Kinerja dan Perjanjian Kinerja

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2012 merupakan penjabaran dari sasaran

dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) periode Tahun

2010-2014 untuk tahun 2012. RKT Direktorat Jenderal PPHP tahun 2012 ditetapkan pada

bulan Nopember 2011. RKT dimaksud secara rinci sebagai berikut :

Tabel 5. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2012

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Meningkatnya

usaha pengolahan

dan pemasaran

hasil pertanian

berkelanjutan

Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang

bermutu untuk ekspor dan pasar domestik

5%

Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani

dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian

5%

Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian

6%

Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan

olahan

15%

Setelah melalui proses perencanaan hingga ditetapkannya DIPA dan RKAKL

Direktorat Jenderal PPHP, maka pada bulan Februari 2012 telah dilakukan Penetapan

Kinerja (PK) Direktorat Jenderal PPHP. Penetapan kinerja ini merupakan perjanjian kinerja

antara Direktur Jenderal PPHP dengan Menteri Pertanian. Penetapan kinerja ini dibiayai

dengan APBN sebesar Rp. 519.623.100.000,-. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal

PPHP tahun 2012 sebagai berikut :

Tabel 6. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2012

Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja Target

Meningkatnya

usaha pengolahan

dan pemasaran

hasil pertanian

berkelanjutan

Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang

bermutu untuk ekspor dan pasar domestik

5%

Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani

dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian

5%

Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian

6%

Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 15%

Perjanjian kinerja dalam bentuk dokumen Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal

PPHP yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal PPHP dengan Menteri Pertanian,

ditindaklanjuti dengan perjanjian kinerja antara masing-masing Eselon II lingkup Direktorat

Page 29: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

14 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Jenderal PPHP dengan Direktur Jenderal PPHP yang dituangkan dalam dokumen

Penetapan Kinerja masing-masing Eselon II. Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 tahun 2010, unit kerja

eselon I pada kementerian melaporkan pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat

hasil (outcome) dan atau keluaran (output) penting. Penetapan kinerja kegiatan utama

Direktorat Jenderal PPHP (output penting) untuk masing-masing kegiatan utama yang

dilaksanakan oleh masing-masing Direktorat terkait lingkup Direktorat Jenderal PPHP,

adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2012

Sasaran Indikator Kinerja Target

Meningkatnya usaha

pengolahan hasil

pertanian yang

berkelanjutan

Jumlah unit usaha pengolahan hasil

tanaman pangan

169 kelompok usaha

Jumlah unit usaha pengolahan hasil

hortikultura

69 kelompok usaha

Jumlah unit usaha pengolahan hasil

perkebunan

111 kelompok usaha

Jumlah unit usaha pengolahan hasil

peternakan

116 kelompok usaha

Tabel 8. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi Tahun 2012

Sasaran Indikator Kinerja Target

Meningkatnya usaha,

kemitraan dan investasi

sektor pertanian

Jumlah binaan kemitraan dan

kewirausahaan di sektor pertanian

13 kelompok usaha

Jumlah peningkatan pelayanan

investasi di sektor pertanian

17 laporan

Jumlah pameran, promosi, eksibisi dan

perlombaan dalam negeri maupun luar

negeri

256 kali pameran/

promosi

Page 30: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 15

Tabel 9. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi

Sasaran Indikator Kinerja Target

Meningkatnya mutu

dan keamanan

pangan hasil

pertanian

Jumlah rancangan SNI produk pertanian 25 dokumen

Jumlah unit usaha yang menerapkan

sistem jaminan mutu

200 unit usaha

Jumlah laboratorium pengujian 10 laboratorium

Jumlah lembaga sertifikasi 35 unit/lembaga

Jumlah kerjasama standar mutu 3 kerjasama

Jumlah harmonisasi standar mutu 4 harmonisasi

Jumlah lembaga pengujian mutu alat

mesin pertanian

3 unit/lembaga

Jumlah pengujian mutu dan (sertifikasi)

alsintan

192 dokumen

Tabel 10. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik

Sasaran Indikator Kinerja Target

Meningkatnya

pemasaran hasil

pertanian di pasar

domestik

Jumlah kelembagaan pasar domestik 73 unit pasar

Jumlah komoditi dalam pemantauan & stabilisasi

harga komoditas pertanian utama

17 laporan

Jumlah kerjasama dan jaringan pasar 11 MoU

Jumlah lokasi pelayanan informasi pasar

komoditi pertanian

109 lokasi

Tabel 11. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional Tahun 2012

Sasaran Indikator Kinerja Target

Meningkatnya

pemasaran

internasional hasil

pemasaran

Jumlah dokumen kerjasama bilateral, regional

dan multilateral pemasaran komoditi pertanian

33 dokumen

Jumlah partisipasi dalam perundingan

internasional bidang pertanian untuk

memperjuangkan pemasaran komoditi pertanian

Indonesia

25 laporan

Jumlah analisa peningkatan ekspor dan

penurunan impor hasil pertanian

12 laporan

Page 31: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

16 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Tabel 12. Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun 2012

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Terselenggaranya pelayanan administrasi dan pelayanan teknis lainnya secara professional dan berintegritas di lingkungan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Jumlah dokumen perencanaan, keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan program peningkatan nilai tambah, daya saing, industry hilir, pemasaran dan ekspor hasil pertanian. - Administrasi, koordinasi dan pembinaan - Pertemuan sosialisasi kegiatan PPHP - Pemantauan, pelaporan dan evaluasi - Evaluasi awal dan akhir serta SAI - Database PPHP

13 Dokumen/ Laporan

Jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui LM3. - Pengawalan dan pembinaan LM3 tahun

sebelumnya.

200 lembaga (LM3)

Page 32: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 17

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Kinerja

Dengan berpedoman pada indikator kinerja sasaran atau indikator kinerja program

pada rencana strategis Direktorat Jenderal PPHP 2010-2014 serta mengacu pada

Indikator Kinerja Utama Kementerian Pertanian dan dokumen Penetapan Kinerja Tahun

2012 antara Direktur Jenderal PPHP dengan Menteri Pertanian, maka telah disusun

Informasi Standar Baku Indikator Kinerja yang merupakan pedoman dalam pengukuran

indikator kinerja. Dalam buku ini dijelaskan tentang target kinerja yang akan dicapai dan

metode pengukurannya. Dalam proses pengukuran kinerja ditemui beberapa

permasalahan yang dikarenakan kurang jelas atau rincinya Informasi Standar Baku

Indikator Kinerja Ditrektorat Jenderal PPHP, sehingga telah dilakukan reviu oleh Tim

LAKIP Direktorat Jenderal PPHP dan telah disusun cara perhitungan indikator kinerja

utama (IKU/outcome).

Untuk memantau perkembangan target kinerja kegiatan pada dokumen Penetapan

Kinerja yang sudah ditetapkan, maka pada awal Tahun Anggaran 2012 telah dibuat

rencana Pengukuran Kinerja. Pengukuran kinerja tersebut dilakukan secara berkala setiap

3 (tiga) bulan sekali (triwulanan), yaitu pada bulan Maret, Juni, September dan Desember).

Pemantauan pengukuran kinerja dilakukan oleh Tim LAKIP Direktorat Jenderal

PPHP yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal PPHP. Pencapaian kinerja triwulanan

dipantau Tim LAKIP dari Direktorat yang menjadi penanggungjawab kegiatan, selanjutnya

dilaporkan kepada Sekretariat Direktorat Jenderal PPHP. Berdasarkan laporan ini,

Sekretariat merangkum seluruh hasil yang dicapai dan melakukan evaluasi untuk

mengendalikan pelaksanaan program/kegiatan secara keseluruhan. Setelah berakhirnya

tahun anggaran 2012, Direktorat Jenderal PPHP melakukan evaluasi nasional terhadap

pencapaian indikator kinerja baik yang dilaksanakan di pusat, maupun di daerah.

3.1.1. Pengukuran Kinerja Direktorat Jenderal PPHP

Pengukuran indikator kinerja utama Direktorat Jenderal PPHP sesuai cara

perhitungan IKU yang telah disusun oleh Tim LAKIP, sebagai berikut :

Page 33: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

18 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Tabel 13. Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal PPHP Periode 2010-2012 dan Cara Perhitungannya

No Indikator Kinerja

Utama Cara Pengukuran

1. Meningkatnya

produk olahan hasil

pertanian yang

bermutu untuk

ekspor dan pasar

domestik

Rata-rata dari persentase peningkatan jumlah produk

olahan bermutu untuk ekspor = ((volume ekspor produk

olahan strategis pada tahun t - volume ekspor produk

olahan strategis pada tahun t-1)/volume ekspor produk

olahan strategis pada t-1) x 100 , dan persentase

peningkatan nilai penjualan produk olahan makanan dan

minuman = ((nilai penjualan produk olahan makanan dan

minuman pada tahun t - nilai penjualan produk olahan

makanan dan minuman pada tahun t-1)/ nilai penjualan

produk olahan makanan dan minuman pada tahun t-1) x

100. Sumber data : BPS, diolah Ditjen PPHP; dan

GAPMMI.

2. Meningkatnya

jumlah lembaga

pemasaran petani

dalam rangka

penyerapan pasar

hasil pertanian

Persentase peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani

= ((jumlah pasar tani, STA dan pasar ternak nasional pada

tahun t - jumlah pasar tani, STA dan pasar ternak nasional

pada tahun t-1)/jumlah pasar tani, STA dan pasar ternak

nasional pada tahun t-1) x 100. Sumber data : Dinas

provinsi lingkup pertanian, diolah Ditjen PPHP.

3. Meningkatnya

jumlah usaha

pengolahan dan

pemasaran hasil

pertanian

Persentase peningkatan jumlah industri pengolahan

makanan, minuman dan tembakau = ((jumlah industri

pengolahan makanan, minuman dan tembakau pada tahun

t - jumlah industri pengolahan makanan, minuman dan

tembakau pada tahun t-1)/jumlah industri pengolahan

makanan, minuman dan tembakau pada tahun t-1) x 100.

Sumber data : Pusdatin Kementerian Perindustrian.

4. Meningkatnya nett

ekspor komoditi

segar dan olahan

Persentase peningkatan neraca ekspor impor produk

pertanian yang menjadi tupoksi Kementan = ((neraca pada

tahun t - neraca pada tahun t-1)/neraca pada tahun t-1) x

100. Sumber data : BPS dioleh oleh Pusdatin Kementan

dan Ditjen PPHP.

Pengukuran capaian kinerja dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dari kinerja yang telah dilakukan terhadap perencanaan yang telah

ditetapkan. Pengukuran tingkat capaian kinerja Direktorat Jenderal PPHP tahun 2012

Page 34: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 19

dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal PPHP tahun 2012 dengan

realisasinya. Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

% capaian = (Realisasi / Rencana) x 100%

(semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian yang semakin baik)

Tingkat capaian kinerja Direktorat Jenderal PPHP tahun 2012 berdasarkan hasil

pengukurannya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 14. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal PPHP

Sasaran :

Meningkatnya usaha pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan

No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi

2012 (%)

Capaian

2012 (%)

Realisasi

2010-2012

Capaian

2010-

2012

1. Meningkatnya produk

olahan hasil pertanian

yang bermutu untuk

ekspor dan pasar

domestik (%)

5 7,3 145,17 6,2 123,2

2. Meningkatnya jumlah

lembaga pemasaran

petani dalam rangka

penyerapan pasar hasil

pertanian (%)

5 1,40 28 *) 2,2 44 *)

8,11 162 **) 15,4 308 **)

3. Meningkatnya jumlah

usaha pengolahan dan

pemasaran hasil

pertanian (%)

6 8,20 137 6,73 112

4. Meningkatnya nett

ekspor komoditi segar

dan olahan (%)

15 -9,5 -63 18,13 120,9

Keterangan : *) capaian secara nasional; **) capaian oleh fasilitasi Direktorat Jenderal PPHP saja.

Page 35: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

20 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Tabel 15. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2012

Sasaran :

Meningkatnya usaha pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian %

1. Jumlah unit usaha pengolahan hasil

tanaman pangan (kelompok usaha)

169 315 186,4

2. Jumlah unit usaha pengolahan hasil

hortikultura (kelompok usaha)

69 119 172

3. Jumlah unit usaha pengolahan hasil

perkebunan

(kelompok usaha)

111 178 130

4. Jumlah unit usaha pengolahan hasil

peternakan (kelompok usaha)

116 194 167,2

Tabel 16. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi Tahun 2012

Sasaran

Meningkatnya usaha, kemitraan dan investasi sektor pertanian

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

1.

Jumlah binaan kemitraan dan kewirausahaan

di sektor pertanian (kelompok usaha)

13 33 253,8

2.

Jumlah peningkatan pelayanan investasi di

sektor pertanian (laporan)

17 19 111,8

3. Jumlah pameran, promosi, eksibisi dan

perlombaan dalam negeri maupun luar negeri

(pameran/promosi)

256 256 100

Page 36: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 21

Tabel 17. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi Tahun 2012

Sasaran

Meningkatnya mutu dan keamanan pangan hasil pertanian

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian %

1. Jumlah rancangan SNI produk pertanian

(dokumen)

25 25 100

2. Jumlah unit usaha yang menerapkan sistem

jaminan mutu (unit usaha)

200 206 103

3. Jumlah laboratorium pengujian

(laboratorium)

10 10 100

4. Jumlah lembaga sertifikasi (unit/lembaga) 35 35 100

5.

Jumlah kerjasama standar mutu

(kerjasama)

3 3 100

6. Jumlah harmonisasi standar mutu

(harmonisasi)

4 4 100

7.

Jumlah lembaga pengujian mutu alat mesin

pertanian (unit/lembaga)

3 1 33,3

8. Jumlah pengujian mutu dan (sertifikasi)

alsintan (dokumen)

192 233 121,4

Tabel 18. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik Tahun 2012

Sasaran

Meningkatnya pemasaran hasil pertanian di pasar domestik

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

1.

Jumlah kelembagaan pasar domestik

(unit pasar)

73 92 126,02

2.

Jumlah komoditi dalam pemantauan &

stabilisasi harga komoditas pertanian

utama (laporan)

17 20 117,6

3.

Jumlah kerjasama dan jaringan pasar

(MoU)

11 17 154,5

4. Jumlah lokasi pelayanan informasi

pasar komoditi pertanian (lokasi)

109 90 82,56

Page 37: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

22 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Tabel 19. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional Tahun 2012

Sasaran

Meningkatnya pemasaran internasional hasil pemasaran

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

1.

Jumlah dokumen kerjasama bilateral,

regional dan multilateral pemasaran komoditi

pertanian (dokumen)

33 33 100

2.

Jumlah partisipasi dalam perundingan

internasional bidang pertanian untuk

memperjuangkan pemasaran komoditi

pertanian Indonesia (laporan)

25 25 100

3. Jumlah analisa peningkatan ekspor dan

penurunan impor hasil pertanian (laporan)

12 12 100

Tabel 20. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun 2012

Sasaran Terselenggaranya pelayanan administrasi dan pelayanan teknis lainnya secara professional dan berintegritas di lingkungan Direktorat Jenderal Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

1 Jumlah dokumen perencanaan, keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan program peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor hasil pertanian (dukumen/laporan). - Administrasi, koordinasi dan pembinaan - Pertemuan sosialisasi kegiatan PPHP - Pemantauan, pelaporan dan evaluasi - Evaluasi awal dan akhir serta SAI - Database PPHP

13 13 100

Page 38: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 23

3.1.2. Pengukuran Kinerja Dukungan Direktorat Jenderal PPHP terhadap IKU

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal PPHP mendukung IKU Kementerian Pertanian terutama pada

sasaran peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor yang terdiri dari 5 indikator

kinerja utama, yang pencapaian kinerjanya dilihat pada tabel berikut. Berdasarkan hasil

pengukuran terhadap indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa sangat berhasil sebanyak

3 indikator dan berhasil 2 indikator dengan rincian analisis sebagai berikut.

Tabel 21. Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Tahun 2011

NO Indikator Kinerja Target Realisasi %

Capaian

1 Tersertifikasinya semua produk

pertanian organik, kakao

fermentasi dan bahan olahan

karet pada 2014 (pemberlakuan

sertifikasi wajib)

24 Sertifikat produk

pertanian organik

35

(145,83%)

103,3

60 % terpenuhinya

tahapan sertifikasi

wajib kakao

fermentasi (100%)

87,0%

60% terpenuhinya

tahapan sertifikasi

wajib bokar (100%)

77,1%

2 Meningkatnya produk olahan

yang diperdagangkan (%)

38 42,25 111,8

3 Pengembangan tepung-

tepungan untuk mensubstitusi

gandum/terigu impor 2014

(ton/tahun)

8.600 7.250 84,3

4 Memenuhi semua sarana

pengolahan kakao fermentasi

bermutu untuk industri coklat

dalam negeri (unit)

28 41 146,4

5 Meningkatnya surplus neraca

perdagangan (US$)

19,98 19,00 95,1

3.2. Analisis Capaian Kinerja

Pada tahun 2012, sasaran strategis Direktorat Jenderal PPHP dicapai dengan 4

indikator kinerja utama, yang pencapaian kinerjanya dilihat pada tabel berikut. Berdasarkan

Page 39: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

24 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

hasil pengukuran terhadap indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa sangat berhasil

sebanyak 2 (dua) indikator dan berhasil 1 (satu) indikator, serta kurang berhasil 1 (satu)

indikator. Namun begitu, capaian secara kumulatif, yaitu capaian pada periode 2010-2012

dengan basis data pada 2009, maka capaian indikator kinerja utama Direktorat Jenderal

PPHP sangat berhasil 3 (tiga) indikator dan berhasil 1 (satu) indikator. Secara ringkas

capaian Indikator Kinerja Utama (outcome) pada Direktorat Jenderal PPHP tahun 2012

dan periode tahun 2010-2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 22. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal PPHP

No Indikator Kinerja

Utama

Target Realisasi

2012 (%)

Capaian

2012 (%)

Realisasi

2010-

2012

Capaian

2010-

2012

1. Meningkatnya produk

olahan hasil pertanian

yang bermutu untuk

ekspor dan pasar

domestik (%)

5 7,3 145 6,2 123

2. Meningkatnya jumlah

lembaga pemasaran

petani dalam rangka

penyerapan pasar

hasil pertanian (%)

5 1,40 28 *) 2,2 44 *)

8,11 162 **) 15,4 308 **)

3. Meningkatnya jumlah

usaha pengolahan dan

pemasaran hasil

pertanian (%)

6 8,20 137 6,73 112

4. Meningkatnya nett

ekspor komoditi segar

dan olahan (%)

15 -9,5 -63 18,13 120

Keterangan : *) capaian secara nasional; **) capaian oleh fasilitasi Direktorat Jenderal PPHP saja.

3.2.1. Indikator Kinerja Peningkatan produk olahan hasil pertanian yang bermutu

untuk ekspor dan pasar domestik

Pengukuran indikator kinerja peningkatan produk olahan hasil pertanian yang

bermutu untuk ekspor dan pasar domestik diukur dengan dua variabel yang mewakili pasar

ekspor dan pasar domestik, yaitu persentase volume ekspor produk olahan komoditi

ekspor utama dan nilai penjualan makanan dan minuman dari industri makanan dan

minuman Indonesia.

Page 40: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 25

Pada tahun 2012 (periode Januari-September) persentase volume ekspor produk

olahan untuk komoditi ekspor utama kakao, kepala sawit, kelapa, kopi, karet dan ubi kayu

dibanding total volume ekspornya adalah sebesar 42,25%. Bila dibandingkan dengan

tahun 2009, 2010 dan 2011 dimana volume ekspor produk olahan tersebut sebesar

36,94%; 36,94% dan 39,13% (atau 38,6% pada periode Januari-September 2012), maka

terjadi peningkatan perdagangan produk olahan (kakao, kepala sawit, kelapa, kopi, karet

dan ubi kayu) sebesar 5,17% per tahun atau meningkat 9,57% apabila pada tahun 2012

dibandingkan tahun 2011 (sumber data :BPS diolah Direktorat Jenderal PPHP).

Menurut Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) pada

Industry Update volume 7, tahun 2012 yang diterbitkan oleh Bank Mandiri, nilai penjualan

makanan dan minuman pada tahun 2009 sebesar Rp. 555 Trilyun, 2010 sebesar Rp. 605

Trilyun, 2011 sebesar 650 Trilyun dan 2012 data sementara 682,5 Trilyun. Nilai penjualan

makanan dan minuman pada tahun 2012 meningkat sebesar 5% apabila dibandingkan

dengan tahun 2011, sedangkan peningkatan per tahun periode 2009-2012 sebesar 7,15%.

Dari kedua variabel dimaksud, maka dapat disimpulkan bahwa realisasi indikator

kinerja peningkatan produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar

domestik adalah sebesar 7,3% pada tahun 2012 (dibandingkan tahun 2011) atau capaian

indikator ini sebesar 145% (sangat berhasil) dari target 5%.

Tabel 23. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Peningkatan Produk Olahan Hasil Pertanian Yang Bermutu Untuk Ekspor dan Pasar Domestik

No Indikator Kinerja 2009 2010

2011 2012 Peningkatan

2012 dari 2011 (%)

Peningkatan per Tahun

(%)

1. % Volume ekspor produk olahan strategis dibandingkan total volume ekspornya (segar dan olahan) (%)

36,94 36,94 39,13 atau

38,56 (Jan-Sep)

42,25 (Jan-Sep)

9,57 5,17

2. Nilai penjualan makanan dan minuman dari industri makanan dan minuman Indonesia (Rp. Trilyun)

555 605 650 682,5 5,00 7,15

Realisasi Total Capaian Total

7,3 145

6,2 123

Page 41: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

26 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Kegiatan utama yang mendukung capaian kinerja ini adalah kegiatan

pengembangan pengolahan hasil pertanian dan kegiatan pengembangan mutu dan

standardisasi. Dalam rangka peningkatan produk olahan hasil pertanian yang bermutu

untuk ekspor dan pasar domestik telah dilakukan berbagai upaya antara lain

pengembangan pengolahan melalui konsep kawasan terpadu yang berkelanjutan di

sentra-sentra produksi pertanian, peningkatan kemampuan petugas pembina dan pelaku

pengolahan hasil pertanian melalui inovasi dan diseminasi teknologi pengolahan,

peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian melalui pengutuhan usaha,

optimalisasi dan modernisasi sarana pengolahan, peningkatan kemampuan dan

pemberdayaan SDM pengolahan dan penguatan lembaga usaha pengolahan hasil di

tingkat petani serta peningkatan pengolahan hasil pertanian yang ramah lingkungan, serta

peningkatan pengolahan hasil samping.

Untuk peningkatan mutu produk olahan melalui kegiatan pengembangan mutu dan

standardisasi telah dilakukan beberapa upaya, yaitu penyusunan kebijakan mutu dan

standardisasi, sosialisasi mutu dan standardisasi, pengembangan Standard Nasional

Indonesia (SNI), penerapan dan pengawasan jaminan mutu hasil pertanian, peningkatan

kompetensi SDM pengawas mutu dan keamanan pangan, pengembangan jabatan

fungsional pengawas mutu hasil pertanian, pengembangan laboratorium dan lembaga

sertifikasi, fasilitasi kerjasama, serta harmonisasi standar mutu. Capaian output kedua

kegiatan ini adalah sebagai berikut :

Tabel 24. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2012

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

1. Jumlah unit usaha pengolahan hasil

tanaman pangan (kelompok usaha)

169 315 186,4

2. Jumlah unit usaha pengolahan hasil

hortikultura (kelompok usaha)

69 119 172

3. Jumlah unit usaha pengolahan hasil

perkebunan (kelompok usaha)

111 178 130

4. Jumlah unit usaha pengolahan hasil

peternakan (kelompok usaha)

116 194 167,2

Tingginya capaian output pada pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan

dan hortikultura dikarenakan di beberapa daerah fasilitasi bantuan peralatan UPH yang

rencananya untuk satu kabupaten satu kelompok usaha diberikan kepada lebih dari satu

pelaku usaha. Namun begitu, sebenarnya ada dua UPH peternakan pada dua kabupaten

Page 42: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 27

yang tidak terealisasi, yaitu 1) pengolahan pakan ternak di Kabupaten Jember disebabkan

keterlambatan dalam persetujuan revisi (Nopember 2012, yatu revisi jumlah output dari 2

unit ke 1 unit), sehingga Dinas terkait tidak sanggup melaksanakan; 2) pengembangan

agroindustri susu di Kota Bogor karena ketidaksiapan CP/CL. Selanjunya untuk

pengembangan pengolahan hasil perkebunan satu unit UPH teh di Kabupaten Majalengka

tidak terealisasi disebabkan oleh pelaksanaan lelang terlambat di ULP dan adanya

pergantian KPA. Pada pengembangan pengolahan hortikultura, pengembangan

agroindustri hortikultura di Kabupaten Deli Serdang tidak terealisasi karena permasalahan

di kelembagaan khususnya menyangkut masalah kepengurusan kelompok. Dan pada

pengembangan pengolahan tanaman pangan, pengembangan agroindustri tepung

berbasis sumber daya lokal ubi jalar di Kabupaten Asmat tidak terealisasi karena

kurangnya koordinasi penyusunan RUKK, karena masalah transportasi dan komunikasi,

sehingga berdampak pada proses pencairan dan bansos. Selain capaian tersebut

Direktorat Jenderal PPHP pada tahun 2012 juga mengalokasikan pengembangan usaha

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui Lembaga Mandiri yang Mengakar di

Masyarakat (LM3) dengan realisasi 145 LM3.

Realisasi 315 kelompok usaha pengolahan tanaman pangan terdiri atas 271

kelompok usaha penggilingan padi yang tersebar di 117 kabupaten/kota, 3 kelompok

usaha pengolahan kacang-kacangan di 3 kabupaten/kota, 29 kelompok usaha pengolahan

tepung berbasis sumberdaya lokal di 29 kabupaten/kota, 3 kelompok usaha pengolahan

keripik di 3 kabupaten/kota, dan 12 kelompok usaha pengolahan jagung di 5

kabupaten/kota. Realisasi 119 kelompok usaha UPH hortikultura terdiri atas 107 kelompok

usaha pengolahan berbasis buah dan sayur yang tersebar di 56 kabupaten/kota, dan 12

kelompok usaha pengolahan berbasis tanaman obat di 7 kabupaten/kota. Realisasi 178

kelompok usaha UPH perkebunan terdiri atas 40 kelompok usaha bokar di 40

kabupaten/kota, 9 kelompok usaha mintak atsiri di 9 kabupaten/kota, 13 kelompok usaha

pengolahan mete di 13 kabupaten/kota, 26 kelompok usaha pengolahan kelapa di 26

kabupaten/kota, 10 kelompok usaha gula di 10 kabupaten/kota, 1 kelompok usaha

pengolahan gambir di 1 kabupaten/kota, 2 kelompok usaha pengolahan lada di 2

kabupaten/kota, 34 kelompok usaha pengolahan kopi di 34 kabupaten/kota, dan 4

kelompok usaha pengolahan kakao di 43 kabupaten/kota. Realisasi 194 kelompok usaha

UPH peternakan terdiri atas 17 kelompok usaha pengolahan susu yang tersebar di 17

kabupaten/kota, 34 kelompok usaha pengolahan daging di14 kabupaten/kota, 48 kelompok

usaha pengolahan pakan ternak skala kecil di 40 kabupaten/kota dan 95 kelompok usaha

kompos/biogas di 40 kabupaten/kota.

Page 43: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

28 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Tabel 25. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

1. Jumlah rancangan SNI produk pertanian

(dokumen)

25 25 100

2. Jumlah unit usaha yang menerapkan sistem

jaminan mutu (unit usaha)

200 206 103

3. Jumlah laboratorium pengujian

(laboratorium)

10 10 100

4. Jumlah lembaga sertifikasi (unit/lembaga) 35 35 100

5. Jumlah kerjasama standar mutu (kerjasama) 3 3 100

6. Jumlah harmonisasi standar mutu

(harmonisasi)

4 4 100

7. Jumlah lembaga pengujian mutu alat mesin

pertanian (unit/lembaga)

3 1 33,3

8. Jumlah pengujian mutu dan (sertifikasi)

alsintan (dokumen)

192 233 121,4

Direktorat Jenderal PPHP pada tahun 2012 telah menghasilkan 25 dokumen

Rancangan SNI sektor pertanian, yaitu:

a. RSNI pakan konsentrat itik petelur,

b. RSNI pakan ayam buras - Bagian 3: layer,

c. RSNI tembakau cerutu besuki - Bagian 1: asalan,

d. RSNI tembakau Jatim Novo,

e. RSNI tembakau rajangan - Bagian 1: Maesan,

f. RSNI kedelai,

g. RSNI jagung,

h. RSNI sistem pangan organik,

i. RSNI embrio ternak,

j. RSNI bibit sapi potong-Bagian 3: Aceh,

k. RSNI leather leaf,

l. RSNI raphis excelsa,

m. RSNI jamur merang,

n. RSNI jahe segar,

o. RSNI bibit babi – bagian 1: Landrace,

p. RSNI bibt babi – bagian 2: Yorkshire,

q. RSNI bibit babi – bagian 3: Duroc,

r. RSNI bibit babi – bagian 4: Hampshire,

Page 44: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 29

s. RSNI jagung - bahan pakan ternak,

t. RSNI dedak padi - Bahan pakan ternak,

u. RSNI bungkil kedelai - Bahan pakan ternak,

v. RSNI bungkil inti sawit - Bahan pakan ternak,

w. RSNI alat mesin persemaian padi sistem kotak (dapok) bagian 1: Kotak persemaian

(dapok) - Syarat mutu dan metoda uji,

x. RSNI alat mesin persemaian padi sistem kotak (dapok) bagian 2: Mesin penabur tanah

dan benih - Syarat mutu dan metoda uji

y. RSNI mesin perontok multikomodoti (padi, jagung dan kedelai) - Syarat mutu dan

metoda uji.

Untuk peningkatan mutu dan keamanan pangan telah difasilitasi poktan/gapoktan/

pelaku usaha penerap jaminan mutu, pada tahun 2012 telah ditargetkan 20 pelaku usaha

dengan realisasi unit usaha yang menerapkan sistem jaminan mutu sebanyak 206 pelaku

usaha yang terdiri dari 121 pelaku usaha kakao dan 85 pelaku usaha pertanian organik.

Fasilitasi laboratorium pengujian dilaksanakan di 10 laboratorium pengujian,

fasilitasi ini antara lain berupa bimbingan teknis validasi metoda laboratorium pengujian

lingkup pertanian, bimbingan teknis audit internal, serta fasilitasi alat pengujian. Kesepuluh

laboratorium ini adalah:

a. Laboratorium Uji Mutu Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

Jawa Tengah.

b. Laboratorium Uji Mutu Formulasi dan Residu Pestisida UPTD Balai Proteksi Tanaman

Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan.

c. Laboratorium Pestisida UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Sumatera Barat.

d. Laboratorium Perlindungan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan

Ambon.

e. Laboratorium Pestisida Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali.

f. Laboratorium Kimia Agro UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Jawa Barat.

g. Laboratorium Kimia Agro UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Lampung.

h. Laboratorium Kimia Agro UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi DI Yogyakarta.

i. Laboratorium Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi

Sumatera Utara.

j. Laboratorium Pestisida UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Sulawesi Utara.

Page 45: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

30 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Apresiasi dan fasilitasi lembaga sertifikasi dilaksanakan pada lembaga Otoritas

Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) dan Lembaga Sertifikasi Pangan Organik

(LSPO). Pada tahun 2012, telah dilakukan apresiasi dan penyiapan Lembaga Penilai

Kesesuaian dan bimbingan teknis pengujian serta audit internal kepada 35 lembaga, yaitu

33 OKKPD dan 2 LSPO. Dari 35 OKKPD sebanyak 16 OKKPD sudah diverifikasi (Provinsi

Sumatera Utara, Bangka Beitung, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa

Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera

Selatan, Riau, NTB, Sulawesi Tengah, Banten), 9 OKKPD dalam proses verifikasi (Provinsi

DKI Jakarta, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi

Utara, Sulawesi Tenggara, Bengkulu), 5 OKKPD dalam proses penyempurnaan dokumen

sistem jaminan mutu (Provinsi Maluku, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat, Papua),

serta 3 OKKPD masih dalam tahap penyusunan dokumen sistem jaminan mutu (Provinsi

Aceh, Kepulauan Riau, dan Maluku Utara). Dua LSPO yang difasilitasi adalah PT. Agri

Mandiri Lestari dengan status akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan LS-Pro

Balai Penelitian Tanaman Padi Jawa Barat yang masih dalam proses penyusunan

dokumen sistem jaminan mutu.

Target akreditasi lembaga pengujian mutu alat mesin pertanian yang ditargetkan 3

unit/lembaga, pada tahun 2012 hanya tercapai 1 unit/lembaga (33,3%). Pada awalnya ada

3 unit Laboratorium Uji Alsintan yang telah menyiapkan dokumen untuk proses pengajuan

akreditasi ke Komite Akreditasi Nasional (KAN). Ketiga laboratorium ini adalah 1) Balai

Pengujian Mutu Alsintan (BPMA), 2) Laboratorium Uji Universitas Gajah Mada Yogyakarta,

dan 3) laboratorium Uji Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember. Namun anggaran untu

pengajuan akreditasi ke KAN mengalami pemotongan dalam rangka penghematan

anggaran, sehingga hanya satu yang dapat terakreditasi, yaitu BPMA.

Pada tahun 2012, telah dilaksanakan 3 kerjasama standar mutu, yaitu :

a. Kerjasama dengan Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah baik di dalam negeri dan

di luar negeri untuk mendukung pengembangan mutu dan standardisasi bidang

pertanian, yaitu Trade Support Programe II (TSP II) yang merupakan lanjutan dari TSP

I yang merupakan fasilitasi perdagangan pangan asal Indonesia ke negara ketiga

terutama Uni Eropa. Pada tahun 2012 fasilitasi terutama untuk biji pala; dan

pengenbangan Indonesia Rapid Alert System on Food and Feed (INRASFF) untuk

menindaklanjuti nasalah keamanan pangan segar hasil pertanian yag dinotifikasi oleh

negara mitra.

b. Kerjasama pengembangan pangan organik dengan Philipina.

c. Kerjasama standardisasi untuk ASEAN Pesticide Residue Data Generation yang

merupakan kegiatan kerjasama ASEAN dengan United State Drug Administration

(USDA), dimana salah satu dari 4 Pilot Project Standard Trade Development Fund

dilaksanakan di Indonesia, yaitu survey kandungan bahan aktif residu pestisida

azoxystrobin pada buah naga.

Page 46: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 31

Harmonisasi standar mutu pada tahun 2012 meliputi 4 forum pembahasan, yaitu 2

forum di tingkat regional ASEAN, satu forum di tingkat Asia serta satu forum di tingkat

internasional (forum Codex). Pada forum Codex Direktorat Jenderal PPHP c.q. Direktorat

Mutu dan Standardisasi selaku Mirror Committee aktif dalam penyusunan posisi Indonesia

untuk sidang-sidang Codex, selain itu Direktorat Jenderal PPHP juga memfasilitasi

Kesekretariatan Codex. Harmonisasi standar regional antara ain melalui sidag ke 16

Expert Working Group on Harmonization of Maximum Residue Limits (EWG-MRLs) of

Pesticides among ASEAN Countries, Sidang ke 8 Task Force on ASEAN Standards for

Horticultural Produce an Othe Food Crops, Global Organic Market Access (GOMA) dan

fasilitasi penyiapan data ilmiah residu bahan imia pangan segar.

Jumlah pengujian mutu dan sertifikasi alsintan yang ditargetkan sebanyak 192

terealisasi sebanyak 233. Hal ini dikarenakan banyaknya permintaan dari produsen

alsintan untuk sertifikasi produknya .

3.2.2. Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Lembaga Pemasaran Petani Dalam

Rangka Penyerapan Pasar Hasil Pertanian

Indikator kinerja peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka

penyerapan pasar hasil pertanian diukur dari jumlah lembaga pemasaran petani (pasar

tani, Sub Terminal Agribisnis (STA), pasar ternak) secara nasional, baik yang

pembangunannya dari fasilitas Direktorat Jenderal PPHP maupun yang bukan dari

Direktorat Jenderal PPHP. Realisasi peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani dalam

rangka penyerapan pasar hasil pertanian pada tahun 2012 sebesar 1,40% atau baru

mencapai 28% dari target peningkatan 5%. Peningkatan rerata per tahun selama periode

2010-2012 sebesar 2,2% atau mencapai 44% dari target 5%. Rendahnya capaian ini

dikarenakan pembangunan pasar ternak baru sangat kecil, karena pasar ternak yang ada

sudah relatif memenuhi hanya perlu revitalisasi dalam upaya mengoptimalkan fungsi pasar

ternak.

Namun begitu, apabila capaian dilihat dari peningkatan jumlah lembaga pemasaran

petani yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal PPHP, maka peningkatan jumlah lembaga

pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian pada tahun 2012

sebesar 8,11% atau mencapai 162% dari target peningkatan 5%. Peningkatan rerata per

tahun selama periode 2010-2012 sebesar 15,4% atau mencapai 308% dari target 5%.

Dengan demikian, capaian ini dapat dikatakan berhasil. Secara rinci capaian kinerja ini

dapat dilihat pada kedua tabel berikut.

Page 47: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

32 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Tabel 26. Peningkatan Jumlah Lembaga Pemasaran Petani Secara Nasional

Jenis Jumlah

2009 2010 2011 2012 Total

Pasar Tani 29 1 7 5 42

STA 85 5 5 4 99

Pasar Ternak 630 7 15 2 654

Jumlah 744 13 27 11 795

Kumulatif 744 757 784 795

% Peningkatan/tahun 1,75 3,57 1,40 2,2

Tabel 27. Peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal PPHP

Jenis Jumlah

2009 2010 2011 2012 Total

Pasar Tani 29 1 7 2 39

STA 55 5 5 0 65

Pasar Ternak 73 17 30 16 136

Jumlah 157 23 42 18 240

Kumulatif 157 180 222 240

% Peningkatan/tahun 14,65 23,33 8,11 15,4

Selisih antara jumlah lembaga pemasaran petani yang fasilitasi dari APBN

Direktorat Jenderal PPHP dan secara nasional pada kedua tabel di atas, menunjukkan

bahwa fasilitasi yang dilakukan Direktorat Jenderal PPHP mampu memberi dampak positif

bagi daerah. Dengan melihat manfaat dan keberhasilan yang telah ada, maka daerah

secara swadaya membangun dan mengembangkan STA dan pasar tani.

Dalam upaya pengembangan pemasaran domestik yang dilakukan pada tahun

2012 menghasilkan output penting dengan capaian sangat berhasil 2 indikator dan berhasil

2 indikator, secara rinci sebagai berikut :

Tabel 28. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

1. Jumlah kelembagaan pasar domestik (unit

pasar)

73 92 126,02

2. Jumlah komoditi dalam pemantauan & stabilisasi

harga komoditas pertanian utama (laporan)

17 20 117,6

Page 48: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 33

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

3. Jumlah kerjasama dan jaringan pasar (MoU) 11 17 154.5

4. Jumlah lokasi pelayanan informasi pasar

komoditi pertanian (lokasi)

109 90 82,56

Target optimalisasi sarana dan kelembagaan pasar domestik sebanyak 73 unit

pasar terealisasi 92 unit pasar, yaitu 14 STA, 38 pasar tani dan 40 pasar ternak. Namun

apabila dilihat dari realisasi penyerapan anggaran maka ada 3 alokasi anggaran untuk tiga

unit pasar tidak terealisasi. Ketiga unit yang tidak terealisasi adalah 1) revitalisasi pasar

ternak di Kabupaten Sumedang, karena proses lelang penyusunan master plan dan Detail

Engineering Design (DED) dari APBD belum selesai (lelang ulang), sehingga waktu tidak

mencukupi untuk proses pengadaan pasar ternak; 2) Revitalisasi Pasar Ternak di Kota

Batam, karena keterlambatan penyediaan lahan, sehingga waktu tidak mencukupi untuk

proses pengadaan; dan 3) Pengembangan STA di Kabupaten Nunukan, karena

keterlambatan penyediaan lahan, sehingga waktu tidak mencukupi untuk proses

pengadaan.

Kegiatan Pemantauan pasar dan stabilisasi harga ditujukan dalam rangka

memberikan perlindungan kepada petani, juga upaya-upaya didalam menstabilkan harga

ditingkat produsen terkait dengan ketersediaan dan kebutuhan bahan pangan komoditas

pertanian strategis didalam negeri melalui pengendalian impor maupun kegiatan stabilisasi

harga komoditas pertanian dengan melibatkan semua pelaku usaha. Pada tahun 2012,

telah dilakukan pemantauan & stabilisasi harga komoditas pertanian utama, dengan output

kegiatan ini berupa 20 laporan. Pemantauan Pasar dan Stabilisasi Harga, dilaksanakan

dengan beberapa kegiatan, yaitu : 1) fasilitasi POKJA Perberasan dengan hasil 3 (tiga)

laporan, yang berisi tentang bahan kebijakan sebagai pertimbangan dalam pemberian

rekomendasi impor dan ekspor beras jenis tertentu dan permasalahan perberasan nasional

secara umum; 2) Fasilitasi Tim Pembina TBS dengan hasil tersusunnya kebijakan di

bidang penetapan harga TBS produksi pekebun dan terpantau dan terbinanya

pelaksanaan pedoman penetapan harga pembelian TBS produksi pekebun; 3) Evaluasi

Kebijakan Stabilisasi Harga Bawang Merah; 4) Stabilisasi Harga Bawang Merah melalui

Dana dekonsentrasi di Kabupaten Tegal Jawa Tengah; 5) Stabilisasi Harga Cabe Merah

melalui Dana Tugas Pembantuan di Kabupaten Kediri; 6) Kebijakan Stabilisasi Harga

Daging Ayam di Kabupaten Ciamis Jawa Barat; 7) Sosialisasi dan penerapan Peraturan

Menteri Pertanian No.60 Tahun 2012 yang diberlakukan sejak tanggal 28 September 2012.

Dalam upaya pengembangan kerjasama dan jaringan pasar telah dihasilkan 17

Mutual of Understanding (MoU) dari target 11 MoU. MoU dimaksud secara rinci sebagai

berikut :

Page 49: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

34 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

a. MoU antara PT. Bumi Prima Lestari dengan Poktan Karya Tani (Cabai Merah Segar

dan Cabai Kering Bubuk.

b. MoU antara PT. Bumi Prima Lestari dengan Poktan Kawung Hegar (Cabai Merah

Segar).

c. MoU antara PT. iPasar Indonesia dengan Koperasi Cagarit (Cabai Kering Bubuk).

d. MoU antara PT. iPasar Indonesia dengan Poktan Silih Riksa IV (Cabai Kering Bubuk).

e. MoU antara PT. iPasar Indonesia dengan Gapoktan Karangsari (Cabai Kering Bubuk).

f. MoU antara PT. Bumi Prima Lestari dengan Poktan Silih Riksa IV (Cabai Merah Segar

dan Cabai Kering).

g. MoU antara PT. iPasar Indonesia dengan Poktan Mekar Tani II (Cabai Kering Bubuk).

h. MoU antara Pasar Induk Tanah Tinggi dengan AACI Jatim (Cabai Merah).

i. MoU antara PT. Bumi Prima Lestari dengan AACI Jatim (Cabai Merah).

j. MoU antara PT. Agung Mustika Selaras dengan Asosiasi Petani Manggis Provinsi

Sumbar (Manggis).

k. MoU antara PT. Alamanda dengan Gapoktan Pesucen (Manggis).

l. MoU antara PT. Alamanda dengan Gapoktan Krida Mulya (Manggis).

m. MoU antara PT. Alamanda dengan Gapoktan Artamukti (Manggis).

n. MoU antara PT. Agung Mustika Selaras dengan ASPUMA (Manggis).

o. MoU antara PT. Agung Mustika Selaras dengan STA Rancamaya Bogor (Manggis).

p. MoU antara CV. Bimandiri dengan Gapoktan Laksana Barokah (Manggis).

q. MoU antara AIKI dengan AKFI (Manggis).

Pengembangan Pelayanan Informasi Pasar (PIP) bertujuan untuk meningkatkan

akses informasi pasar bagi petani dan pelaku usaha agribisnis. Dengan peningkatan akses

informasi ini diharapkan dapat meningkatkan posisi tawar petani dan daya sain produk

pertaniannya. Pengembangan Pelayanan Informasi Pasar pada tahun 2012 ditargetkan

menambah 109 lokasi dari 373 lokasi yang telah ada. Target tersebut terealisasi 90 lokasi,

sehingga sampai akhir 2012 telah dikembangkan PIP di 463 lokasi.

3.2.3. Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Usaha Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Pertanian

Fasilitasi bantuan peralatan pengolahan hasil pertanian dari APBN diharapkan

berdampak positif bagi tumbuh dan berkembang usaha pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian. Realisasi indikator kinerja meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian pada tahun 2012 sebesar 8,2% atau mencapai 137% dari target

6%, dengan rerata peningkatan per tahun pada periode 2010-2012 sebesar 6,73% atau

mencapai 112% dari target 6%.

Page 50: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 35

Tabel 29. Realisasi Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Indikator Kinerja Target 2010 2011 2012

Peningkatan

per Per

Tahun (%)

Meningkatnya jumlah usaha

pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian (%)

6 /tahun 2,8 9,2 8,2 6,73

Capaian target (%) 137 112

Keterangan : data s.d. Triwulan I 2012, sumber : Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian.

Capaian kinerja selain didukung oleh output kegiatan pengembangan pengolahan

hasil pertanian pada tabel 27 juga didukung oleh kegiatan pengembangan usaha dan

investasi, terutama pembinaan kemitraan dan kewirausahaan, pelayanan investasi dan

pameran/promosi/eksibisi dan perlombaan di dalam negeri (tabel 30).

Tabel 30. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi Yang Berperan Dalam Peningkatan Jumlah Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2012 (Output)

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

1. Jumlah binaan kemitraan dan

kewirausahaan di sektor pertanian

(kelompok usaha)

13 33 253,8

2. Jumlah peningkatan pelayanan

investasi di sektor pertanian (laporan)

17 19 111,8

3. Jumlah pameran, promosi, eksibisi

dan perlombaan dalam negeri

maupun luar negeri (pameran/

promosi)

256 256 100

Pada tahun 2012 telah ditargetkan pembinaan kemitraan dan kewirausahaan pada 13 kelompok usaha terealisasi sebanyak 33 kelompok usaha dengan capaian 253,8% (sangat berhasil). Ketigapuluh tiga kelompok usaha dimaksud adalah : a. Kelompok Tani Ternak Lembu Alam Serambi, Sumatera Barat dengan Kelompok

Usaha Milkyway dengan bidang kemitraan pengolahan susu.

Page 51: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

36 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

b. Kelompok Tani Ternak Harimau Agam, Sumatera Barat dengan Kelompok Usaha Milkyway dengan bidang kemitraan pengolahan susu.

c. Kelompok Usaha Milkyway, Sumatera Barat dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bukittinggi dengan bidang usaha pemasaran produk susu.

d. 13 Pelaku usaha ayam potong di Sumatera Selatan dengan PT. Primatama Karya Persada dengan bidang usaha agribisnis ayam potong.

e. 7 Pelaku usaha ayam potong di Sumatera Selatan dengan PT. Sumber Unggas Cemerlang dengan bidang usaha agribisnis ayam potong.

f. Kelompok Tani Tanjung Aur di Batam dengan CV. Original Wild Coffee Luwak of Bintuhan Bengkulu di bidang usaha pengolahan dan pemasaran kopi.

g. Gapoktan Surya Kencana di Batam dengan PT. Mitra Tani Agro Unggul-Banten dengan bidang usaha budidaya dan pemasaran produk hortikultura, antara lain : cabai, buncis, melon, terong, mentimun.

h. Asosiasi Petani Manggis Sumatera Barat) dengan PT. Mulia Raya Agrijaya-Jakarta Barat dengan bidang usaha pemasaran produk hortikultura (alpukat mentega).

i. PT. Andalas Tuah Sakato-Sumatera Barat dengan PT. Mulia Raya Agrijaya- Jakarta Barat dengan bidang usaha pemasaran produk hortikultura (pisang mas).

j. UP3HP Sarumpun-Sumatera Barat dengan PT. Carrefour Kota Batamdengan bidang usaha pemasaran olahan komoditi pertanian (keripik balado “Mata Air”)

k. Sub Terminal Agribisnis Rancamaya Kota Bogor dengan PT. Agro Unggul Rejeki Abadi (AURA)- Tangerang dengan bidang usaha pengembangan pemasaran dalam bidang agribisnis sayuran.

l. Dinas Pertanian Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara dengan PT. Mulia Raya Agrijaya-Jakarta Barat dengan bidang usaha pengembangan pemasaran dalam bidang agribisnis, antara lain : pisang barangan dan nenas.

m. Asosiasi Petani Manggis-Sumatera Barat dengan PT. Sumber Sarana-Batam dengan bidang usaha pemasaran produk hortikultura (alpukat mentega).

n. PT. Andalas Tuah Sakato-Sumatera Barat dengan PT. Sumber Sarana- Batam dengan bidang usaha pemasaran produk hortikultura (sayuran)

o. PT. Andalas Tuah Sakato-Sumatera Barat dengan PT. Mitra Tani Agro Unggul-Banten dengan bidang usaha pembinaan kualitas komoditi dan kerjasama jaringan pemasaran lokal dan ekspor.

Pelayanan investasi di sektor pertanian dengan target 17 laporan terealisasi 19 laporan. Pelayanan investasi ini meliputi penyusunan dan pencetakan bahan promosi investasi, buku pedoman/prosedur investasi pertanian, buku peluang investasi pertanian, data investasi PMA dan PMDN, laporan promosi investasi dalam negeri, laporan promosi investasi luar negeri, laporan Indonesia Agriculture Investment Day (Gelar Potensi Investasi Daerah), laporan fasilitasi koordinasi penanaman modal/investasi sektor pertanian, dan 10 laporan kegiatan pengembangan investasi 10 Dinas lingkup pertanian di 8 (delapan) provinsi sebagai berikut : Dinas Perkebunanan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Dinas Pertanian Provinsi Jambi, Dinas Pertanian Provinsi Lampung, Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Pertanian Provinsi

Page 52: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 37

Sulawesi Selatan, Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, dan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Barat.

Pada tahun 2012 telah difasilitasi pameran, promosi, eksibisi dan perlombaan di dalam negeri sebanyak 256 pameran/promosi dalam negeri yang dilakukan baik oleh Direktorat Jenderal PPHP pusat maupun oleh daerah, yang meliputi : Agrinex Expo, Agro and Food Expo, Indonesia Cocoa, Coffe and Tea Festival, Indonesia Agribusiness Expo, Pekan Raya Tani, Batam Agribusiness Expo dan KTA Expo. Dengan pameran di dalam negeri diharapkan akan menarik minat pengunjung untuk mengembangkan usaha baru baik di bidang pengolahan dan pemasaran dengan melihat keberhasilan-keberhasilan yang ditampilkan pada pameran. Sedangkan untuk pameran luar negeri diharapkan dengan dikenalnya produk Indonesia akan meningkatkan investasi dan impor produk pertanian Indonesia yang secara tidak langsung diharapkan dapat meningkatkan usaha pengolahan dan pemasaran di dalam negeri. Untuk pameran di luar negeri telah dilaksanakan 14 pameran/promosi/ International Business Forum/temu usaha, yang meliputi keikutsertaan pada pameran Internasional Livestock and Dairy Exposition (ILDEX) di Thailand, pameran Internasional Biofach di Jerman, pameran specialty Coffe Association of America (SCAA), pameran Salon Internasioanl De “L” Agriculture Ac Maroc di Maroko, pameran The 6th Inetrnational Horticulture (IHK) di Goyang Korea, pameran Saudi Food, Hotel and Hospitality di Jeddah, pameran The 3rd Indonesia Expo di Yordanian, pameran The 17th Salon Du Chocholat di Paris, pameran The 9th International Flower Expo (IFEX) 2012 di Jepang, pameran The 3rd Halal and Healthy Product Fair di Turki, pameran The 11th Cafe Show di Korea Selatan, pameran International The Royal Flora Ratchaphruek, temu usaha di NTUC Fair Price Singapura, serta penyelenggaraan Internasional Business Forum for Indonesia Special Product di Bali. Kegiatan pengembangan usaha dan investasi tidak hanya mendukung terwujudnya pelaku-pelaku usaha baru, namun juga mendukung peningkatan ekspor sebagai contoh : PT. Bunga Indah Farm telah berhasil mengekspor 3 (tiga) container (3.000 batang produk ranting teh kering ke Who-Rim Trading Co dan mengekspor lucky bamboo sebanyak 8 (delapan) container ke Se-jung Trading Co. Keberhasilan ini merupakan hasil dari keikutsertaan PT. Bunga Indah Farm pada pameran The 6th Internasional Horticulture (IHK) di Goang Korea. 3.2.4. Indikator Kinerja Peningkatan Nett Ekspor Komoditi Segar dan Olahan

Peningkatan neraca perdagangan produk pertanian sampai Nopember 2012

mengalami surplus sebesar US$ 19,00 milyar dengan nilai ekspor sebesar US$ 31,78 milyar dan nilai impor sebesar US$ 12,78 milyar. Sedangkan bila dibandingkan tahun 2011 pada periode yang sama, terjadi penurunan surplus neraca nilai perdagangan 9,55% atau dengan capaian -63% (tidak berhasil) dari target 15%. Pada tahun 2011 (sampai dengan Desember) neraca produk pertanian mengalami surplus sebesar US$ 22,76 milyar dengan nilai ekspor US$ 43,36 milyar dan nilai impor US$ 20,60 milyar. Tahun 2011 bila

Page 53: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

38 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2010 terjadi peningkatan surplus neraca nilai perdagangan sebesar 41,09% dari target 15%. Bila dilihat pada periode 2010-2012, rerata peningkatan nett ekspor per tahun sebesar 18,13% atau mencapai 120,86% (sangat berhasil) dari target 15% per tahun.

Tingginya capaian target pada tahun 2011 disebabkan meningkatnya harga produk pertanian di pasaran dunia akibat menurunnya supply/produksi produk pertanian terutama untuk komoditi strategis seperti kopi, karet, kakao, dll. Menurunnya produksi produk pertanian tersebut dipengaruhi perubahan iklim yang tidak menentu. Sedangkan penurunan surplus tahun 2012 disebabkan terjadi penurunan harga yang cukup signifikanpada tahun 2012 terutama pada komoditi ekspor utama Indonesia. Begitu juga harga impor komoditi impor utama Indonesia (beras, kedele, jagung dan gandum) mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tabel 31. Neraca Perdagangan Internasional Produk Pertanian, 2009-2012

Uraian 2009 2010 2011 Pertumb

2009-2011

2011 (Jan-Nop)

2012 (Jan-Nop)

Peningk. 2012 dari 2011

Volume (Ton)

- Ekspor 29.572.22

9

28.768.085 29.959.656 0,71 27.102.522 28.361.167 4,64

- Impor 13.401.15

0

16.874.998 22.917.892 30,87 20.954.029 17.818.370 -14,96

- Neraca 16.171.07

9

11.893.087 7.041.764 -33,62 6.148.493 10.542.797 71,46

Nilai (US$

000)

- Ekspor 23.037.58

2

32.522.974 43.365.004 37,26 39.898.609 31.781.947 -20,34

- Impor 9.897.316 13.983.327 20.598.660 44,30 18.889.785 12.780.873 -32,33

- Neraca 13.140.26

6

18.539.647 22.766.344 31,94 21.008.823 19.001.074 -9,57

Peningkatan/ tahun %) 41,09 22,80 -9,57

Rerata peningkatan per tahun (%) periode 2010-2012 18,13

Sumber: BPS, diolah Pusdatin dan Direktorat Jenderal PPHP

Perkembangan harga beberapa komoditi pertanian dapat ilihat pada grafik-grafik

berikut. Harga bulanan kopi arabika tahun 2012 menunjukkan penurunan yang cukup

signifikan dibanding harga tahun 2012. Harga dipengaruhi oleh permintaan yang menurun

karena dampak krisis keuangan di Eropa dan Amerika Serikat. Harga kopi robusta,

kakao dan teh mengalami penurunan yang juga relatif tajam, tetapi tidak setajam kopi

arabika. Perkembangan harga dimaksud dapat terlihat pada gambar berikut.

Page 54: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 39

Gambar 1. Perkembangan Harga Internasional Kopi, Kakao dan Teh Tahun 2011-2012

0.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

700.00Ja

n

Feb

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Agu

st

Sep

Okt

No

p

De

s

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Agu

st

Sep

Okt

No

p

2011 2012

Cocoa (cents/kg) COCOA Coffee, arabica (cents/kg) COFFEE_ARABIC

Coffee, robusta (cents/kg) COFFEE_ROBUS Tea, avg 3 auctions (cents/kg) TEA_AVG

Keterangan : a. Harga kakao (Cocoa) dari International Cocoa Organization daily price, average of the first three positions on the terminal

markets of New York and London, nearest three future trading months. b. Harga kopi arabika dari International Coffee Organization indicator price, other mild Arabicas, average New York and

Bremen/Hamburg markets, ex-dock. c. Harga kopi robusta dariInternational Coffee Organization indicator price, Robustas, average New York and Le

Havre/Marseilles markets, ex-dock. d. Harga teh dariaverage three auctions, arithmetic average of quotations at Kolkata, Colombo and Mombasa/Nairobi. Sumber : World Bank.

Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa harga bulanan karet pada Agustus 2012

mencapai level terendah karena menurunnya permintaan dari China sejalan dengan

melambatnya pertumbuhan ekonomi negara tersebut dibanding tahun 2011. Sementara

pasokan meningkat karena cuaca yang kondusif di negara produsen utama Indonesia dan

Thailand. Berikut grafik perkembangan harga karet Asia RSS3 dari Singapore Commodity

Exchange Ltd (SICOM) nearby contract beginning 2004; during 2000 to 2003, Singapore

RSS1; previously Malaysia RSS1 dan TSR 20 dari Technically Specified Rubber, SICOM

nearby contract. .

Page 55: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

40 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Gambar 2. Perkembangan Harga Internasional Karet Tahun 2011-2012

0.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

700.00

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agu

st

Sep

Okt

Nop Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agu

st

Sep

Okt

Nop

2011 2012

RUBBER1_MYSG RUBBER_TSR20

Sumber data : World Bank

Gambar 3. Perkembangan Harga Internasional Minyak Sawit, Kelapa, Kopra dan Minyak

Kedele Tahun 2011-2012

0.00

500.00

1000.00

1500.00

2000.00

2500.00

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

st

Sep

Okt

Nop Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

st

Sep

Okt

Nop

2011 2012

Coconut oil ($/mt) COCONUT_OIL Copra ($/mt) COPRA

Palm oil ($/mt) PALM_OIL Palm kernel oil ($/mt) PLMKRNL_OIL

Soybean oil ($/mt) SOYBEAN_OIL

Sumber : World Bank.

Page 56: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 41

Harga bulanan minyak sawit, minyak inti sawit, minyak kelapa, kopra semester II

tahun 2012 menunjukkan penurunan dibanding harga tahun 2011. Harga minyak sawit

dipengaruhi oleh pasokan yang meningkat akibat iklim yang kondusif di negara produsen

utama khusus di Indonesia dan Malaysia sebagai produsen sawit. Tidak demikian halnya

dengan minyak kedele karena terpengaruh oleh harga kedele yang meningkat memasuki

semester II tahun 2012.Berikut grafik perkembangan harga internasional minyak sawit

(Malaysia, 5% bulk, c.i.f. N. W. Europe), Palmkernel Oil (Malaysia, c.I.f. Rotterdam),

minyak kelapa (Philipina/Indonesia, bulk, c.i.f. Rotterdam), kopra (Philipina/Indonesia, bulk,

c.i.f. N.W. Europe) dan minyak kedele (Any origin, crude, f.o.b. ex-mill Netherlands).

Harga bulanan kedele, jagung dan gandum pada bulan Juni 2012 mengalami

lonjakan karena adanya musim kering yang cukup ekstrim di kawasan sentra produksi di

AS memasuki semester II tahun 2012. Berikut grafik perkembangan harga beras (Thailand,

5% broken, white rice (WR), milled, indicative price based on weekly surveys of export

transactions, government standard, f.o.b. Bangkok), kedele(US, c.i.f. Rotterdam, jagung

(US, no. 2, yellow, f.o.b. US Gulf ports) dan gandum (US, no. 1, hard red winter, ordinary

protein, export price delivered at the US Gulf port for prompt or 30 days shipment).

Gambar 4. Perkembangan Harga Internasional Beras, Kedele, Jagung dan Gandum

Tahun 2011-2012

0.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

700.00

800.00

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Agu

st

Sep

Okt

No

p

De

s

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Agu

st

Sep

Okt

No

p

2011 2012

Soybeans ($/mt) SOYBEANS Maize ($/mt) MAIZE

Rice, Thai 5% ($/mt) RICE_05 Wheat, US HRW ($/mt) WHEAT_US_HRW

Sumber : World Bank.

Page 57: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

42 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Selain pasar utama yang selama ini menjadi andalan tujuan ekspor sepertiEropa,

Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Malaysia, China, Korea, dan Negara Asean

lainnya,juga telah dikembangkan akses pasar ke berbagai negara di Timur Tengah dan

Arab Saudi, India, Bangladesh dan Eropa Timur.

Dalam rangka peningkatan akses pasar untuk memacu pertumbuhan ekspor produk

pertanian ke berbagai negara tujuan ekspor telah dilakukan berbagai kebijakan dan

program akselerasi ekspor, promosi dan diplomasi serta advokasi dalam kerangka

perdagangan dan kerjasama internasional di berbagai negara dan forum kerjasama

internasional. Beberapa capaian kegiatan pemasaran internasional dan pameran, promosi,

dan eksibisi terutama di luar negeri yang mendukung peningkatan ekspor dapat diihat pada

tabel berikut.

Tabel 32. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional Tahun 2012 (Output)

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

1. Jumlah dokumen kerjasama bilateral,

regional dan multilateral pemasaran

komoditi pertanian (dokumen)

33 33 100

2. Jumlah partisipasi dalam perundingan

internasional bidang pertanian untuk

memperjuangkan pemasaran komoditi

pertanian Indonesia (laporan)

25 25 100

3. Jumlah analisa peningkatan ekspor dan

penurunan impor hasil pertanian (laporan)

12 12 100

Pada tahun 2012 telah dilakukan analisa data dan informasi untuk penyusunan

posisi indonesia dalam forum perundingan bilateral, regional dan multilateral serta forum

kerjasama komoditi strategis sebanyak 33 dokumen, yaitu :

1) Bahan Posisi Indonesia pada Sidang teh : ASEAN National Focal Point Working Group

(ANFPWG) on Tea.

2) Bahan Posisi Indonesia pada Sidang Kopi : ASEAN National Focal Point Working

Group (ANFPWG) on Coffee.

3) Bahan Posisi Indonesia pada Sidang Lada : ASEAN National Focal Point Working

Group (ANFPWG) on Pepper.

4) Bahan Posisi Indonesia pada Sidang Kopi : International Coffee Council (ICC) dan

International Coffee Organization (ICO).

Page 58: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 43

5) Bahan Posisi Indonesia pada Sidang Karet : International Tripartite Rubber Cooperation

(ITRC).

6) Bahan Posisi Indonesia pada Sidang Gula : International Sugar Organization (ISO).

7) Bahan Posisi Indonesia pada Sidang Kakao : International Cocoa Organization (ICCO).

8) Bahan Posisi Indonesia pada Sidang ASEAN Free Trade Area (AFTA).

9) Bahan Posisi Indonesia pada Sidang : ASEAN – China.

10) Bahan Posisi Delri pada Sidang ASEAN – Korea.

11) Bahan Posisi Delri pada Sidang ASEAN – Jepang.

12) Bahan Posisi Delri pada Sidang ASEAN – Australia – New Zealand.

13) Bahan Penyusunan Posisi Delri pada Sidang FTA ASEAN – India.

14) Analisa Dampak Perjanjian FTA ASEAN-Mitra Dialog.

15) Bahan Posisi Indonesia dalam forum WTO.

16) Bahan Posisi Indonesia pada Forum D-8.

17) Sinkronisasi Multilateral : Arah Ke Depan Perundingan Sektor Pertanian Setelah

Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO Ke – 8.

18) Bahan Posisi Indonesia pada Forum APEC.

19) Fasilitasi Kesekretariatan Dalam Rangka Penyusunan Bahan Kampanye Green

Product.

20) Seminar/Workshop dalam Rangka Kampanye Green Product.

21) Joint Task Force Regular Meeting dalam Rangka Penyusunan Strategi Kampanye

Green Product dengan Malaysia.

22) Seminar/Workshop Dialog International promotion Sustainable Palm Oil : Promotion on

Sustainable Palm Oil in Berlin, German and Moscow, Russia.

23) Briefing Perwakilan Indonesia : Kedutaan Besar RI di Moskow, Rusia.

24) Bahan Posisi Indonesia pada Pertemuan Tindak Lanjut Republikasi atas Notice Of Data

Availability Dari Epa (Environmental Protection Agency) USA.

25) Rountable Meeting on International Sustainibility Palm Oil in Washington DC, United

State.

26) Penyusunan Posisi Indonesia Beberapa Negara Dalam Forum Bilateral Indonesia-

Korea Selatan.

27) Penyusunan Posisi Delri Beberapa Negara Dalam Forum Bilateral Indonesia-Pakistan.

28) Penyusunan Posisi Delri Beberapa Negara Dalam Forum Bilateral Indonesia-India.

29) Penyusunan Posisi Delri Beberapa Negara Dalam Forum Bilateral Indonesia-Australia.

30) Penyusunan Posisi Indonesia Beberapa Negara Dalam Forum Bilateral Indonesia-

European Union.

31) Penyusunan Posisi Delri Beberapa Negara Dalam Forum Bilateral Indonesia-EFTA.

32) Pelatihan Regional Trade Agreement dan Free Trade Agreement.

33) Kajian Tarif Optimum.

Partisipasi dalam perundingan internasional bidang pertanian selama tahun 2012,

meliputi :

Page 59: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

44 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

1) Partisipasi pada Sidang Sawit : SWGPO Indonesia-Malaysia.

2) Partisipasi pada Sidang Tingkat Menteri Indonesia-Malaysia.

3) Partisipasi pada Sidang Teh-ASEAN NFPWG on Tea.

4) Partisipasi pada Sidang Kopi-ASEAN NFPWG on Coffee.

5) Penyelenggaraan Seminar Pengembangan Ekspor Lada.

6) Partisipasi pada Pertemuan Tahunan ASEAN Cocoa Club (ACC).

7) Partisipasi pada Workshop Kopi : The First ASEAN Arabica Coffee Workshop.

8) Penyelenggaraan Workshop Tindak Lanjut Kerjasama Komoditi Kopi.

9) Penyelenggaraan Workshop Tindak Lanjut Kerjasama Komoditi Kakao.

10) Partisipasi pada Sidang Kakao-ICCO.

11) Partisipasi pada Sidang Kopi : International Coffee Organization (ICO).

12) Partisipasi pada Sidang Gula : International Sugar Organization (ISO).

13) Partisipasi pada Sidang Karet : International Tripartite Rubber Council (ITRC).

14) Partsipasi pada Sidang Teh-FAO /IGG on Tea.

15) Partisipasi pada Sidang FAO/Committee on Commodity Problems (CCP).

16) Partisipasi pada Sidang ASEAN FTA.

17) Partsipasi pada Sidang FTA ASEAN - China Joint Committee.

18) Partisipasi pada Sidang FTA ASEAN - Korea Implementing Committee.

19) Partisipasi pada Sidang FTA ASEAN- Japan Comprehensive Economic Partnership.

20) Partisipasi pada Sidang FTA ASEAN – Australia - New Zealand FTA Joint Committee.

21) Sinkronisasi Regional ASEAN-Mitra Dialog.

22) Partisipasi pada Forum WTO.

23) Partisipasi pada Sidang WTO : Forum Trade Policy Review (TPR) Amerika Serikat.

24) Partisipasi pada Sidang D-8.

25) Partisipasi Forum APEC.

Analisa peningkatan ekspor dan penurunan impor hasil pertanian yang telah

dilaksanakan dan disusun laporannya, meliputi 12 laporan, yaitu :

1) Akselerasi Ekspor Hortikultura ke Singapura.

2) Pembinaan dan Pengawalan Akselerasi Peningkatan Ekspor Pola Insentif Komoditi

Hortikultura.

3) Monitoring Implementasi dan Akselerasi Ekspor dalam Rangka Kerjasama IJ-EPA, RI-

Korsel, RI-China.

4) Kajian Pemetaan Rantai Pasok dan Pemasaran Produk Hortikultura untuk Tujuan

Ekspor.

5) Analisa Situasi Pemasaran Internasional.

6) Analisa Statistik Ekspor Impor.

7) Evaluasi Implementasi Kebijakan Ekspor Impor.

8) Harmonisasi Kebijakan Ekspor Impor (TBM, HPE,BK, PPN, Kajian tarif Optimal)

9) Analisa Pengembangan Ekspor Impor.

Page 60: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 45

10) Kajian Management Stock Pangan Beras : Studi Komparasi di Jepang dan Vietnam

dalam rangka Mengurangi Ketergantungan pada Impor.

11) Pelatihan Market Intelligence dalam Rangka Peningkatan Capacity Building di Bidang

Pemasaran.

12) Analisa Peningkatan Ekspor Melalui Penekanan Detensi Produk (Product Detention) :

Koordinasi Peningkatan Ekspor melalui Penekanan Detensi Biji Pala, Minyak Sawit,

(Palm Oil Stearin, Crude Palm Oil) dan Biji Kakao; dan Analisa Dampak Rencana

Amandemen Tobacco Directive 2001/37/EC terhadap Ekspor Tembakau Indonesia.

Selain itu pada tahun 2012 juga telah difasilitasi kegiatan peningkatan pembinaan

12 pelaku usaha. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan akselerasi ekspor produk

unggulan pertanian Indonesia dan melanjutkan program yang telah ada pada tahun 2011

dan tahun-tahun sebelumnya. Fasilitasi dengan memberikan insentif teknologi kepada para

pelaku usaha di sentra produksi dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan daya saing

produk pertanian di pasar Internasional. Insentif teknologi yang akan diberikan adalah

berupa bantuan sarana dan prasarana dalam upaya perbaikan mutu dan pemasaran.

Bantuan yang diberikan merupakan bantuan dari sisi off-farm dengan memperhatikan

supply chain management dan rantai dingin bagi produk yang mudah rusak perishable.

Kegiatan difokuskan pada kegiatan-kegiatan penanganan pasca panen, perbaikan mutu

dan pemasaran yang didukung dengan bantuan penguatan modal bekerjasama dengan

mitra (eksportir) sebagai avalis. Kegiatan ini dilaksanakan di Propinsi/Kabupaten sentra

produksi khususnya untuk mendukung akselerasi ekspor sayuran dan buah ke Singapura.

Kedua belas pelaku usaha ini tersebar di 4 provinsi di 9 kabupaten (Dana Tugas

Pembantuan), yaitu : Kabupaten Simalungun dan Tanah Karo, Provinsi Sumatera Utara;

Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Cirebon, Sukabumi, Provinsi Jawa Barat; Kabupaten

Tegal dan Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah; serta Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

Sedangkan Dana Dekosentasi 2012 dilaksanakan untuk 6 (enam) propinsi khususnya

sentra produksi sayuran dan buah yaitu Propinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Kep Riau dan Sulawesi Selatan.

Dalam rangka pengembangan pasar pada tahun 2012 telah juga difasilitasi

pameran, promosi, eksibisi dan perlombaan di dalam negeri sebanyak 252

pameran/promosi oleh Dinas lingkup pertanian Provinsi, dan di luar negeri sebanyak 14

pameran/promosi/temu usaha.

3.2.5. Pengukuran Kinerja Dukungan Direktorat Jenderal PPHP terhadap IKU Kementerian

Pertanian

Direktorat Jenderal PPHP mendukung IKU Kementerian Pertanian terutama pada

sasaran peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor yang terdiri dari 5 indikator

Page 61: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

46 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

kinerja utama, yang pencapaian kinerjanya dilihat pada tabel berikut. Berdasarkan hasil

pengukuran terhadap indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa sangat berhasil sebanyak

3 indikator dan berhasil 2 indikator dengan rincian analisis sebagai berikut.

Tabel 33. Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Tahun 2011

No Indikator Kinerja Target Realisasi %

Capaian

1 Tersertifikasinya semua

produk pertanian organik,

kakao fermentasi dan bahan

olahan karet pada 2014

(pemberlakuan sertifikasi

wajib)

24 Sertifikat produk

pertanian organik

35

(145,83%)

103,5

60 % terpenuhinya

tahapan sertifikasi wajib

kakao fermentasi (100%)

87,0%

60% terpenuhinya

tahapan sertifikasi wajib

bokar (100%)

77,1%

2 Meningkatnya produk olahan

yang diperdagangkan dari

(%)

38 39,13 103,0

3 Pengembangan tepung-

tepungan untuk

mensubstitusi gandum/terigu

impor 2014 (ton/tahun)

8.600 7.250 84,3

4 Memenuhi semua sarana

pengolahan kakao

fermentasi bermutu untuk

industri coklat dalam negeri

(unit)

28 41 146,4

5 Meningkatnya surplus

neraca perdagangan (US$)

19,98 19,00 95,1

3.2.5.1. Sertifikasi Pangan Organik, Bahan Olahan Karet (Bokar) dan Kakao

Fermentasi

Pada tahun 2012 pembinaan dalam rangka sertifikasi pertanian organik ditargetkan

kepada 80 gapoktan/pelaku usaha terealisasi 84 gapoktan/pelaku usaha melalui dana

dekonsentrasi kegiatan pembinaan dan sertifikasi pangan organik. Dari gapoktan/pelaku

usaha tersebut ditargetkan 30% atau 24 gapoktan/pelaku usaha memenuhi persyaratan

SNI 01 6729 2010 (Sistem Pangan Organik). Dari target 24 gapoktan/pelaku usaha

Page 62: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 47

terealisasi sebanyak 35 gapoktan/pelaku usaha (145,83%) yang memperoleh sertifikasi

organik. Capaian ini lebih baik dari tahun 2011. Pada tahun 2011 dari target 18

gapoktan/pelaku usaha, hanya 16 gapoktan/pelaku usaha yang memperoleh sertifikasi

organik (88,89%).

Berdasarkan data dari Asosiasi Kakao Indonesia (ASKINDO) pada tahun 2012 biji

kakao Indonesia 60% telah berupa biji kakao fermentasi. Produksi kakao fermentasi ini

terus mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu 19,4% pada tahun 2009;

22,64% pada tahun 2010 dan 54,26% pada tahun 2011. Dalam pengembangan kakao

fermentasi pada tahun 2014 ditargetkan pemberlakuan sertifikasi wajib, yaitu

pemberlakuan Permentan tentang Pedoman Kakao Fermentasi. Untuk mencapai target

tersebut, pada tahun 2012 telah diselesaikan 60% dari tahapan pemberlakuan sertifikasi

wajib, yaitu berupa :

a. Terlaksananya public hearing, sosialisasi, analisis kesiapan gapoktan/pelaku usaha

dan capacity building dengan realisasi 80%, yaitu telah dilakukan sosialisasi, analisis

kesiapan pelaku usaha, dan capacity building. Namun public hearing belum dapat

dilaksanakan karena Permentan belum ditetapkan oleh Menteri Pertanian.

b. Terverifikasinya 20 OKKPD terealisasi 16 OKKPD atau 80%.

c. Penerapan mutu kakao pada 120 gapoktan/pelaku usaha terealisasi 121

gapoktan/pelaku usaha atau 101%.

Diukur dari capaian realisasi tersebut maka target terselesaikannya 60% tahapan

pemberlakuan sertifikasi wajib kakao baru terealisasi 87,0%. Secara rinci target dan

capaiannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 34. Target dan dan realisasi capaian terselesaikannya 60% tahapan pemberlakuan sertifikasi wajib kakao pada tahun 2012

No Uraian Target Realisasi Capaian

(%)

1 60 % tahapan pemberlakuan sertifikasi wajib

Public hearing, sosialisasi, analisis kesiapan pelaku usaha, capacity building

Rancangan Permentan, sosialisasi, analisis kesiapan pelaku usaha, capacity building.

80

2 Terverifikasinya OKKPD (unit)

20 16 80

3 Penerapan jaminan mutu kakao fermentasi (pelaku usaha/gapotan)

120 121 101

Capaian total 87,0

Page 63: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

48 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Upaya peningkatan daya saing karet dilakukan dengan target pemberlakuan

sertifikasi wajib pada tahun 2014, berdasarkan 2 (dua) peraturan menteri, yaitu Peraturan

Menteri Pertanian nomor 38/Permentan/OT.140/8/2008 tentang Pedoman Pengolahan dan

Pemasaran Bahan Olah Karet (bokar) dan Menteri Perdagangan nomor 53/M-

DAG/PER/10/2009 tentang Pengawasan Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor Standard

Indonesian Rubber. Implementasi dari kedua peraturan menteri tersebut adalah

pembentukan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB). UPPB adalah satuan

usaha atau unit usaha yang dibentuk oleh dua atau lebih kelompok pekebun/(pokbun)

sebagai tempat penyelenggaraan bimbingan teknis pekebun, pengolahan lateks menjadi

bokar, penyimpanan dan pemasaran bokar. Dengan UPPB ini diharapkan dapat

menerapkan SOP Bokar Bersih dan selanjutnya diaudit penerapaannya oleh Pengawas

Mutu Bokar setempat untuk mendapatkan surat tanda register (STR) dari Dinas

Perkebunan Kabupaten setempat. UPPB yang teregister berwenang mengeluarkan Surat

Keterangan Asal (SKA) Bokar Bersih bagi pekebun atau kelompok pekebun dalam wilayah

kerjanya. Pada tahun 2014 diharapkan hanya bokar yang mempunyai SKA yang boleh

beredar dan diperdagangkan baik dalam negeri maupun untuk ekspor ke luar negeri.

Dengan meningkatnya kualitas bokar akan meningkatkan kualitas SIR yang diolah oleh

industri crumb rubber, sehingga meningkatkan daya saing di tingkat Internasional.

Sampai tahun 2012 ini, UPPB yang terbentuk tersebar di 5 propinsi dan 12

Kabupaten, antara lain : (1) Provinsi Bangka Belitung (Kabupaten Bangka); (2) Provinsi

Riau (Kabupaten Kuantan Sengingi); (3) Provinsi Jateng (Kabupaten Cilacap); (4) Provinsi

Kalimantan Tengah (Kabupaten Kapuas); (5) Provinsi Kalimantan Selatan (Kabupaten

Tanah Laut, Kotabaru, Tapin, Balangan, Banjar, Tanah Bumbu, Kota Banjarbaru,

Kabupaten Tabalong). Dari UPPB tersebut 10 unit di Kalimantan Selatan (Kabupaten

Banjar dan Tabalong) telah menerapkan SOP Bokar Bersih dan mendapatkan STR UPPB.

Pada tahun 2012 ditargetkan telah diselesaikan 60% tahapan pemberlakuan

sertifikasi wajib, yaitu tersedianya Pengawas Mutu Bokar dan terbentuknya UPPB di 16

provinsi sentra produksi karet, dan ditargetkan 10 UPPB mendapat STR UPPB. Dari target

tersebut tercapai 77,1%. Secara rinci target dan capaiannya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 35. Target dan capaian penyelesaian 60% tahapan pemberlakuan sertifikasi wajib karet pada tahun 2012

No Uraian Target Realisasi Capaian

(%)

1 Tersedianya Pengawas Mutu Bokar sentra

karet (provinsi)

16 16 100

Page 64: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 49

No Uraian Target Realisasi Capaian

(%)

2 Terbentuknya UPPB di provinsi sentra

(provinsi)

16 5 31,3

3 UPPB Teregister 10 10 100

Capaian Total 77,1

Secara keseluruhan indikator kinerja tersertifikasinya semua produk pertanian

organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet pada tahun 2012 (pemberlakukan

sertifikasi wajib) adalah rata-rata dari ketiga sub target sertifikasi organik dan penyelesaian

60% tahapan pemberlakuan sertifikasi wajib kakao fermentasi dan bokar, yaitu sebesar

119,5% (sangat berhasil). Capaian indikator kinerja tersertifikasinya semua produk

pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet pada tahun 2014

(pemberlakuan sertifikasi wajib) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 36. Capaian indikator kinerja tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet (pemberlakukan sertifikasi wajib), 2012

No Indikator Kinerja Target %

Capaian

1 Tersertifikasinya semua produk

pertanian organik, kakao

fermentasi dan bahan olahan

karet pada 2014 (pemberlakuan

sertifikasi wajib)

24 Sertifikat produk pertanian

organik

194,4

60 % terpenuhinya tahapan

sertifikasi wajib kakao fermentasi

87,0

60% terpenuhinya tahapan

sertifikasi wajib bokar

77,1

Capaian Total 119,5

3.2.5.2. Peningkatan Produk Olahan yang Diperdagangkan

Dalam rangka peningkatan produk olahan hasil pertanian telah dilakukan berbagai

upaya antara lain pengembangan agroindustri pedesaan untuk semua subsektor,

peningkatan inovasi dan diseminasi teknologi pengolahan, peningkatan efisiensi usaha

pengolahan hasil pertanian melalui optimalisasi dan moderninsasi sarana pengolahan,

peningkatan kemampuan dan memberdayakan SDM pengolahan dan penguatan lembaga

usaha pengolahan hasil di tingkat petani serta peningkatan upaya pengelolaan lingkungan.

Dari upaya-upaya tersebut diharapkan produk olahan pertanian yang diperdagangkan

terutama yang diekspor dapat meningkat.

Page 65: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

50 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Pada tahun 2012 (periode Januari-September) persentase volume ekspor produk

olahan terutama untuk komoditi ekspor utama kakao, kepala sawit, kelapa, kopi, karet dan

ubi kayu dibanding total volume ekspornya adalah sebesar 42,25% atau 111,8 % dari

target 38% (sangat berhasil). Bila dibandingkan dengan tahun 2011 dan 2010 dimana

volume ekspor produk olahan tersebut sebesar 36,94% dan 39,13%, maka terjadi

peningkatan perdagangan produk olahan (kakao, kepala sawit, kelapa, kopi, karet dan ubi

kayu) sebesar 8,86% per tahun atau meningkat 21,84% pada tahun 2012 dibandingkan

tahun 2011 (sumber data :BPS diolah Ditjen PPHP).

3.2.5.3. Pengembangan Agroindustri Aneka Tepung Lokal (singkong danSagu)

untuk Substitusi Gandum/Terigu

Kebutuhan tepung nasional sebagian besar dipenuhi dari gandum impor. Impor

gandum biji pada tahun 2010 sebesar 5.732.205 ton, tahun 2011 sebesar 6,2 juta ton,

2012 diprediksi 7,2 juta ton (sumber : BPS diolah Ditjen PPHP). Diasumsikan konversi biji

gandum menjadi tepung adalah 75 % sehingga tepung impor yang dihasilkan dari biji pada

tahun 2010 diperkirakan sebesar 4.3 juta ton.

Kementerian Pertanian mentargetkan dalam tahun 2010 s/d 2014 mensubstitusi 20

% tepung gandum impor dengan tepung lokal. Dengan asumsi impor tepung gandum 4,3

juta per tahun maka 20% nya adalah 860.000 ton. Upaya pencapaian substitusi tepung

impor sebesar 20% tersebut dilakukan tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh pihak

swasta. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian menargetkan dapat

mensubstitusi 5% dari target 20% tersebut, yaitu sebesar 43.000 ton per tahun pada tahun

2014, sehingga penambahan produksi pertahun ditargetkan 8.600 ton. Pemenuhan ini

dilakukan melalui peningkatan kapasitas produksi yang ada dan atau melalui

pembangunan Unit Pengolahan Hasil (UPH) tepung/pabrik baru.

Sampai dengan tahun 2011 telah dibangun sebanyak 74 unit UPH tepung sehingga

memberikan kontribusi sebanyak 18.500 ton (tercapai 43,02% dari target). Selanjutnya

pada tahun 2012 dibangun sebanyak 25 UPH,sehingga dapat memberikan kontribusi

sebanyak 7.250 atau dengan capaian 84,3% dari target 2012 sebesar 8.600 ton. Capaian

kumulatif sampai dengan 2012 yaitu sebesar 25.750 ton atau 60%). Diharapkan pada

akhir 2014 dapat berkontribusi 43.000 ton atau pengembangan UPH tepung-tepungan

secara kumulatif sebanyak 175 unit (kapasitas produksi setiap UPH sebesar 2 ton per hari

dengan 25 hari kerja, 5 bulan per tahun).

Page 66: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 51

3.2.5.4. Memenuhi Semua Sarana Pengolahan Kakao Fermentasi Bermutu untuk

Industri Coklat Dalam Negeri

Untuk meningkatkan mutu biji kakao sesuai persyaratan yang ditetapkan

olehnegara tujuan atau industri dalam negeri, telah dilakukan berbagai upaya mulaidari 1)

penanganan pasca panen dengan penekanan pada perlakuan fermentasi biji kakao, 2)

penerapan sistem jaminan mutu, agar sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan yaitu

SNI 2323 - 2010 Biji Kakao, dan 3) pembentukan Unit Pengolahan dan Pemasaran Biji

Kakao (UPPBK) di sentra produksi yang didasarkan pada peraturan Menteri Pertanian

tentang UPPBK.

Saat ini kebijakan/peraturan yang menetapkan pemberlakuan wajib kakao

fermentasi masih berupa rancangan Peraturan Menteri Pertanian. Jika kebijakan tersebut

ditetapkan pada awal tahun 2013 maka diperlukan masa transisi selama 2 tahun untuk

pemberlakuannya, mengingat kondisi saat ini pelaku usaha/ petani kakao di Indonesia

belum siap melakukan fermentasi biji kakao. Oleh karena itu upaya yang telah dilakukan

untuk mendorong petani melakukan fermentasi dan penerapan sistem jaminan mutu serta

penerapan SNI2323 - 2010 biji kakao secara benar, konsisten dan berkelanjutan, pada

tahun 2012 telah disosialisasikan rancangan Permentan tentang Pedoman Fermentasi

Kakao, penguatan kelembagaan petani berbasis agribisnis melalui Sekolah Lapang

Pengembangan dan Pengolahan Hasil Pertanian (SLPPHP), bimbingan teknis dan

pengawalan penanganan pengolahan kakao, penyediaan fasilitator mutu kakao dan

pengawas mutu kakao, penyiapan kelembagaan pengawas mutu kakao (Otoritas

Kompeten Keamanan Pangan Daerah) serta fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan

kakao fermentasi di 41 kabupetan/ kota.

Sampai dengan tahun 2014 diperkirakan kebutuhan sarana pengolahan kakao

fermentasi sebanyak 140 unit. Sedangkan target pemenuhan sarana pengolahan kakao

fermentasi pada tahun 2012 adalah 20% dari kebutuhan tersebut yaitu sebanyak 28 unit,

sehingga faslitasi yang telah dilakukan sebanyak 41 unit (29,28%) pada tahun 2012 telah

melampaui target, atau dengan kata lain capaiannya sebesar 146,4%.

Fasilitasi peralatan kakao fermentasi pada tahun 2010 dan 2011 masing-masing 28

unit, sehingga kumulatif sampai dengan 2012 sebanyak 97 unit, atau kurang 43 unit untuk

mencapai target 140 unit pada tahun 2014.

3.2.5.5. Perkembangan Neraca Perdagangan (Ekspor-lmpor Produk Pertanian)

Dalam rangka peningkatan akses pasar untuk memacu pertumbuhan ekspor produk

pertanian ke berbagai negara tujuan ekspor telah dilakukan berbagai kebijakan dan

program akselerasi ekspor, promosi dan diplomasi serta advokasi di berbagai negara dan

Page 67: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

52 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

forum kerjasama internasional. Percepatan dan peningkatan ekspor difokuskan pada

beberapa komoditas utama yang memiliki daya saing di pasar global, antara lain komoditi

perkebunan (kelapa sawit, kakao, kopi, karet, minyak atsiri), dan komoditi hortikultura

(buah, sayur, tanaman hias, dan biofarmaka).

Net atau neraca ekspor komoditi pertanian (yang menjadi wewenang Kementerian

Pertanian) pada tahun 2009 adalah sebesar US$ 13,14 Milyar. Target peningkatan neraca

ekspor sebesar 15% per tahun, sehingga dengan base line data tahun 2009 maka pada

tahun 2012 ditargetkan sebesar US$ 19,98 milyar. Target dan capaian peningkatan

neraca ekpor per tahun pada periode 2010-2012 sebagai berikut :

Tabel 37. Target dan Capaian Peningkatan Neraca Ekpor Per Tahun Dari Tahun 2010-2012

Uraian Tahun

2009 2010 2011 2011 *) 2012 *)

Target (US$ Milyar)

15,11 17,38 19,98

Realisasi (US$ Milyar) 13,14 18,54 22,77 21,0 19,00

Capaian (%) 122,7 131,0 95,1

Realisasi peningkatan per tahun (%) 41,1 22,8

-9,5

Rerata realisasi peningkatan per tahun (%)

18,13

Keterangan : *) s,d, Nopember. Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Sumber : BPS, dioah Pusdatin dan Ditjen PPHP

Peningkatan neraca perdagangan produk pertanian sampai Nopember 2012

mengalami surplus sebesar US$ 19,00 milyar dengan nilai ekspor sebesar US$ 31,78

milyar dan nilai impor sebesar US$ 12,78 milyar. Apabila dibandingkan tahun 2011 pada

periode yang sama, terjadi penurunan surplus neraca nilai perdagangan 9,5% atau

mencapai 95,1% dari target nett ekspor sebesar US$ 19,98 milyar. Walaupun capaian

tahun 2012 tidak sesuai target, capaian pada periode tahun 2010-2012 melebihi target

peningkatan nett ekspor 15% per tahun, yaitu 18,13% per tahun.

Pada tahun 2011 (sampai dengan Desember) neraca produk pertanian mengalami

surplus sebesar US$ 22,76 milyar dengan nilai ekspor US$ 43,36 milyar dan nilai impor

US$ 20,60 milyar. Tahun 2011 bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun

2010 terjadi peningkatan surplus neraca nilai perdagangan sebesar 22,8% dari target

15%. Ulasan tentang capaian ini telah diuraikan sebelumnya.

Page 68: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 53

Selain pasar utama yang selama ini menjadi andalan tujuan ekspor seperti Eropa,

Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Malaysia, China, Korea, dan Negara Asean lainnya,

juga telah dikembangkan akses pasar ke berbagai negara di Timur Tengah dan Arab

Saudi, India, Bangladesh dan Eropa Timur. Beberapa kegiatan pengembangan ekspor dan

pengendalian impor serta subtitusi impor komoditas pertanian dalam upaya peningkatan

surplus ekspor, antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan Peningkatan Ekspor Buah Tropika dan Sayuran

Pertumbuhan nilai ekspor buah tropika mengalami peningkatan sebesar 15,41%

atau melebihi target 15%, yaitu dari US$ 149,35 juta pada tahun 2011 menjadi US$ 172,36

juta pada tahun 2012. Sedangkan, volume ekspor buah tropika pada tahun 2012

dibandingkan dengan tahun 2011 (periode Januari-September) belum memenuhi target

15%, yaitu baru mencapai 9,54% (dari 148,4 ribu ton pada tahun 2011 menjadi 162,59 ribu

ton pada tahun 2012). Peningkatan ekspor utamanya terjadi pada komoditi pisang, nenas,

mangga, manggis, jeruk, anggur, melon dan semangka, strawberry, rasberry dan

blackberry, rambutan dan salak dengannegara tujuan Malaysia, Singapura, China, Jepang,

Korea, Emirat Arab, Australia, dll.

Volume ekspor manggis pada tahun 2012 meningkat dibandingkan dengan tahun

2011 (periode Januari-September) yaitu sebesar 163,98% (dari 7,43 ribu ton pada tahun

2001 menjadi 19,62 ribu ton pada tahun 2012). Sedangkan nilainya pada periode yang

sama meningkat sebesar 102,0 % (dari 5,6 US$ pada tahun 2001 menjadi 16,6 US$ pada

tahun 2012). Volume ekspor manggis ke China pada periode Januari-September tahun

2012 mengalami peningkatan dari 4,4 ribu ton menjadi 7,8 ribu ton (meningkat 74,35 %

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2011). Sedangkan nilainya

meningkat sebesar 107,7% dari 3,8 juta USD menjadi 8,09 juta USD. Sedangkan volume

ekspor salak ke China pada periode Januari-September tahun 2012 mengalami

peningkatan dari 466 ton menjadi 551 ton atau mengalami peningkatan sebesar 18,34 %

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2011. Begitu juga nilainya meningkat

sebesar 119,16% dari 409 ribu USD menjadi 718 ribu USD.

Pertumbuhan volume ekspor sayuran mengalami peningkatan sebesar 19,92% atau

melebihi target 15%, yaitu dari 120,19 ribu ton pada tahun 2011 menjadi 144,12 ribu ton

pada tahun 2012. Sedangkan, nilai ekspor sayuran pada tahun 2012 dibandingkan dengan

tahun 2011 (periode Januari-September) meningkat 14,36% (dari 148,45 juta US$ pada

tahun 2011 menjadi 170,22 juta US$ pada tahun 2012). Peningkatan ekspor utamanya

terjadi antara lain pada pada komoditi kentang, tomat, bawang bombay, bawang merah,

kubis, dan wortel.

Page 69: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

54 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Beberapa upaya peningkatan ekspor buah tropika dan sayuran yang telah

dilakukan, antara lain :

a) Akselerasi Ekspor Buah dan Sayuran Ke Singapura telah dimulai pada bulan Mei 2010

dimana Presiden RI dan Perdana Menteri Singapura menyepakati peningkatan

kerjasama ekonomi kedua negara yang ditindaklanjuti dengan pembentukan 6 Working

Group, salah satunya Indonesia-Singapore Agribusiness Working Group (AWG)

dengan target peningkatan ekspor buah dan sayur Indonesia ke Singapura 20% per

tahun. Upaya yang dilakukan pada tahun 2012 antara lain memfasilitasi business

matching eksportir Indonesia dengan importir buah dan sayuran Singapura; melakukan

upaya promosi dan pemasaran melalui kegiatan in-store promotion (Indonesia Istimewa

Fair) dan iklan di media Singapura dalam rangka advokasi pasar dan meningkatkan

awareness konsumen Singapura terhadap buah dan sayuran Indonesia; fasilitasi

training GAP, post harvest handling, kajian rantai pasok dingin (cool chain

management) yang melibatkan petugas dinas,petani dan pelaku usaha; fasilitasi

bantuan packing house, cool storage, serta peralatan pasca panen untuk peningkatan

kualitas dan mutu produk kepada poktan berorientasi ekspor. Pada Semester I 2012,

ekspor buah dan sayur Indonesia ke Singapura mengalami peningkatan sebesar

25,34% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011 (10.831,90 ton menjadi

13.576,81 ton). Sementara nilainya meningkat sebesar 9,98 % (dari 7,76 juta USD

menjadi 8,54 juta USD).

b) Pada 2012 Indonesia telah berhasil membuka akses pasar untuk buah manggis ke

Australia, ekspor perdana manggis ke Australia telah dilaksanakan bulan oktober 2012

dengan target 24 ton per tahun.

c) Indonesia telah meminta pembukaan akses pasar buah segar dengan prioritas

manggis, salak dan mangga kepada Selandia Baru, mengingat kesamaan regulasi

antara Australia dengan Selandia Baru dalam bidang perkarantinaan maka diharapkan

Selandia Baru juga dapat mempercepat pembukaan akses pasar buah manggis

Indonesia.

d) Dalam Forum Indonesia – Japan Economic Partnership Agreement Jepang

memberikan Tariff Rate Quota (TRQ) untuk produk pisang segar (HS 0803.00.100) dan

nanas segar (HS 0804.30.010).

e) Pada tahun 2012, kerjasama Indonesia-Korea Selatan menghasilkan pembukaan

akses pasar akses pasar pisang ± 20.000 ton/tahun.

f) Sejak tahun 2008, protokol ekspor salak ke China telah ditandatangani dan sejak saat

itu ekspor salak ke china meningkat cukup pesat. Khusus buah manggis, Pemerintah

china tidak mempersyaratkan protokol ekspor buah manggis.

g) Peningkatan kerjasama perdagangan buah dan sayur ke Singapura telah menjadi

komitmen kedua pemimpin negara yang tertuang dalam kesepakatan pada saat

kunjungan Presiden Rl tanggal17 - 19 Mei 2010 ke Singapura. Selain kegiatan promosi

dalam berbagai event di China, juga telah dilakukan kerjasama antara eksportir

Page 70: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 55

lndonesia dengan importir China yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama dan

ditandatangani kedua belah pihak.

2) Kegiatan Peningkatan Ekspor Biofarmaka

Pertumbuhan ekspor biofarmaka pada tahun 2012 masih jauh di bawah target

sebesar 20%, bahkan terjadi penurunan baik volume maupun nilainya. Volume ekspor

biofarmaka pada tahun 2012 dibanding tahun 2011 (periode Januari-September) menurun

sebesar 37,09%, yaitu dari 5,03 ton menjadi 3,16 ribu ton. Nilai ekspornya mengalami

penurunan sebesar 47,12% pada periode yang sama, yaitu dari US$ 11,33 juta menjadi

US$ 5,99 juta. Hal ini juga terjadi pada tahun sebelumnya, pada 2011 volume ekspor

biofarmaka dibanding tahun 2010 (periode Januari - Oktober) menurun sebesar 46,97%

yaitu dari 10,22 ribu ton pada tahun 2010 menjadi 5,42 ribu ton pada tahun 2011. Nilai

ekspor juga mengalami penurunan sebesar 16,79% yaitu dari US$ 14,77 juta pada tahun

2010 menjadi US$ 12,2 juta pada tahun 2011. Diperkirakan perubahan iklim

mempengaruhi produksi tanaman biofarmaka, sehingga diprioritaskan untuk memenuhi

kebutuhan dalam negeri yang juga meningkat.

3) Kegiatan Peningkatan Ekspor CPO dan Olahannya

Volume ekspor CPO dan olahannya pada tahun 2012 dibanding tahun 2011

mengalami peningkatan yang menggembirakan dari pada tahun-tahun sebelumnya.

Peningkatan pada tahun 2012 dibanding tahun 2011 (periode Januari - September)

sebesar 15,75% atau 315% dari target yang ditetapkan 5%, yaitu dari 14,54 juta ton

menjadi 16,83 juta ton. Pada periode tahun 2009-2011 pertumbuhan volume ekspor CPO

dan olahannya menurun sebesar 0,41% (sumber : BPS diolah oleh Direktorat Jenderal

PPHP). Pertumbuhan nilai ekspor CPO dan olahannya cukup baik yaitu meningkat sebesar

1,96%, dimana nilai ekspor pada tahun 2011 sebesar US$ 14,31 milyar menjadi US$ 14,59

milyar pada tahun 2012. Sedangkan pertumbuhan nilai ekspor CPO dan olahannya pada

tahun 2009-2011 lebih besar, yaitu 30,48% per tahun. Penurunan nilai ekspor ini sebagai

akibat dari turunnya harga CPO dan olahannya di pasar internasional. Peningkatan ekspor

terutama ke negara tujuan seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura.

4) Kegiatan Peningkatan Ekspor Karet

Pertumbuhan volume ekspor karet pada tahun 2012 dibanding tahun 2011 (periode

Januari-September) masih di bawah target sebesar 2 %, bahkan terjadi penurunan

sebesar 4,24%, yaitu dari 1,93 juta ton padatahun 2011 menjadi 1,85 juta ton pada tahun

2012. Penurunan volume ekspor ini juga diikuti dengan penurunan harga karet di pasar

internasional sehingga nilai ekspornyapun menurun 32,33% pada periode yang sama,

yaitu US$ 9,16 milyar pada tahun 2011 menjadi US$ 6,20 milyar pada tahun 2012. Upaya

Page 71: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

56 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

peningkatan ekspor karet ini dilakukan antara lain dengan penerapan SOP Bokar Bersih

dengan pembentukan UPPB dan kerjasama komoditi karet antar 3 negara, Thailand,

Indonesia, dan Malaysia yang dilaksanakan melalui forumInternational Tripartite Rubber

Council (ITRC).

5) Kegiatan Peningkatan Espor Kopi

Pertumbuhan volume ekspor kopi pada tahun 2012 dibanding tahun 2011 (periode

Januari-September) telah melampaui target 3%. Pertumbuhan volume ekspor kopi pada

periode tersebut sebesar 5,73%, yaitu dari 290,89 ribu ton padatahun 2011 menjadi

307,55ribu ton pada tahun 2012. Nilai ekspor kopi pada periode yang sama meningkat

sebesar 9,85% walau pada tahun 2012, yaitu dari US$ 816,12 juta pada tahun 2011

menjadi US$ 899,78 juta padatahun 2012.Kegiatan peningkatan ekspor kopi terutama

dilakukan melalui promosi, perbaikan mutu, dan pada kerjasama ASEAN National Focal

Point Working Group on Coffee.

6) Pengendalian Impor Produk Hortikultura

Pada tahun 2012 dalam upaya pengendalian impor produk hortikultura telah

ditetapkan Permentan nomor 60/Permentan/OT.140/9/2012 tentang Rekomendasi Impor

Produk Hortikultura (RIPH), yaitu Permentan yang mengatur tata cara dan prosedur impor

produk hortikultura.Tujuan dikeluarkannya Permentan ini adalah memberikan kepastian

dalam pelayanan pemberian RIPH dan pelaksanaan impor produk hortikultura oleh

perusahaan yang melakukan impor produk hortikultura serta jaminan atas produk

hortikultura yang diimpor memenuhi keamanan pangan. Sasarannya untuk melindungi

kepentingan nasional, melindungi petani, dan melindungi konsumen dari aspek keamanan

pangan. Permentan ini mengatur 20 komoditas sayuran, buah dan florikultura yang

tercakup dalam 57 pos tariff atau HS, yaitu kentang, bawang bombay, bawang merah,

bawang putih, kubis. wortel, cabe, pisang, nenas, mangga, jeruk, anggur, melon, pepaya,

apel, durian, lengkeng, anggrek, krisan dan heliconia.

Permentan ini efektif diberlakukan mulai bulan Oktober 2012. Jumlah alokasi (total

volume masing - masing komoditi hortikultura segar) impor periode Oktober-Desember

2012 yang diberikan adalah sebesar realisasi impor (total volume masing-masing komoditi

hortikultura segar) pada periode Oktober-Desember 2011 dikurangi ± 20%, sehingga

diharapkan terjadi pengurangan impor 20% pada periode tersebut.RIPH bulan Oktober-

Desember 2012 tidak diberikan untuk komoditas manga. Dampak positif yang sudah

terlihat dari pemberlakuan Permentan ini antara lain meningkatnya harga pembelian buah

arumanis di tingkat petani, yaitu dari harga eceran terendah Rp. 3.000,-/kg pada saat

puncak panen tahun 2011, meningkat menjadi Rp. 5.000,-/kg pada saat puncak panen

tahun 2012.

Page 72: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 57

7) Kegiatan Peningkatan Produksi Susu sebagai Substitusi lmpor

Bagi masyarakat Indonesia, susu masih merupakan 'barang mewah'. Konsumsi

susu Indonesia adalah yang terendah dibandingkan negara Asia lainnya, yaitu hanya 11,09

kg per kapita per tahun di mana Malaysia dan Philipina mencapai 22,1 liter per kapita per

tahun, Thailand 33,7 liter per kapita per tahun, Vietnam 12,1 liter per kapita per tahun dan

India mencapai 42,08 liter per kapita per tahun (sumber: Sinar Harapan 27 September

2010). Pada tahun 2010 produksi susu segar dalam negeri mencapai 909.532.818kg.

Jumlah tersebut baru dapat memasok sekitar 30% dari permintaan nasional, sisanya 70%

berasal dari impor yaitu sebesar 186.234.278 kg/tahun berupa susu bubuk yang setara

dengan susu segar 1.535.285.649 liter/tahun (sumber : BPS, diolah Direktorat Jenderal

PPHP). Hal ini berarti peterna ksapi perah Indonesia hanya dapat memberikan kontribusi

30% dari kebutuhan industri susu Nusantara. Sedangkan pertumbuhan produksi susu

setiap tahunnya masih rendah sekali. Pada tahun 2009-2010 pertumbuhan produksi susu

dalam negeri hanya sebesar 3,15% dan pada tahun 2010-2012 sebesar 5,8%, di mana

produksi susutahun 2012 sebesar 1.017.930 kg (sumber : Direktorat Jenderal Peternakan,

angka sementara). Jumlah ini baru memberi kontribusi 40,3% kebutuhan dalam negeri,

atau mencapai 80,6% dari target kontribusi 50% dari kebutuhan dalam negeri pada tahun

2014.

Dalam upaya meningkatkan produksi susu yang berkualitas dan mempunyai daya

saing di pasar domestik, telah dilakukan fasilitasi teknologi agroindustri persusuan.

Kegiatan ini dimaksudkan agar para peternak sapi perah dapatmeningkatkan nilai tambah

dari hasil produksi olahan susunya sekaligus mengurangi jumlah susu segar yang

disetorkan ke Industri Pengolahan Susu (lPS) di mana penetapan harganya relatif lebih

dominan ditentukan oleh pihak lPS. Kegiatan ini diprioritaskan bagi peternak sapi perah

yang tergabung dalam kelompok/gabungan kelompok/koperasi peternak. Fasilitasi yang

diberikan berupa bantuan peralatan pengolahan susu yang jenisnya disesuaikan dengan

kebutuhan masing-masing daerah dan dikoordinasikan antara kelompok/gapoknak/

koperasi calon penerima dengan pihak dinas sebagai aparat pembina di daerah setempat.

Jenis peralatan yang sudah diadakan antara lain berupa peralatan pengolahan susu

pasteurisasi, yoghurt, keju,es krim dan peralatan pendukungnya seperti cooling unit,

peralatan ujikualitas susu, transfer tank dan lain-lain.

Pada periode tahun 2004-2012 telah merintis pembangunan Unit Pengolahan Susu

Pasteurisasi di 45 Kabupaten/Kota tersebar di 11 propinsi yang dikelola oleh 94 Gapoknak

(Gabungan Kelompok Peternak) dan Koperasi Susu. Guna mendorong peningkatan

produksi dan konsumsi susu telah dilakukan Peringatan Hari Susu Nusantara setiap tahun.

Peringatan Hari Susu Nusantara tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 1- 3 Juni 2012

dengan puncak acara tanggal 2 Juni 2012 di Jogja Ekspo Center DI Yogyakarta, dihadiri

oleh Wakil Menteri Pertanian, Gubernur DI Yogyakarta, Ketua Komisi IV DPR-RI, pejabat

Page 73: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

58 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

terkait dari pemerintah pusat dan daerah serta diikuti oleh sekitar 2.500 peserta terdiri dari

500 anak sekolah tingkat SD dan 2.000 peserta dari kelompok/peternak sapi perah,

asosiasi/organisasi bidang persusuan, Industri Pengolahan Susu, serta media massa

nasional. Peringatan Hari Susu Nusantara tahun 2012 mengambil tema "Minum Susu

Segar, Tubuh Bugar Otak Pintar". Rangkaian acara peringatan ini meliputi pameran produk

susu dan industri penunjangnya, talk show tentang perkembangan persusuan nasional,

pencanangan Gerakan Nasional Minum Susu, dialog interaktif, beragam lomba serta

seminar nasional dengan tema “Bersama Membangun Persusuan Nasional”.

3.3. Evaluasi Kinerja

Pada tahun 2012, sasaran strategis Direktorat Jenderal PPHP dicapai dengan 4

indikator kinerja utama. Capaian keempat indikator kinerja utama tersebut, sangat berhasil

sebanyak 2 (dua) indikator dan berhasil 1 (satu) indikator, serta tidak berhasil 1 (satu)

indikator. Indikator dan capaiannya sebagai berikut :

e. Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar

domestik, dengan capaian 145% atau sangat baik.

f. Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil

pertanian 28% secara nasional dan 162% yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal

PPHP atau kurang berhasil.

g. Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian 137% atau

sangat berhasil.

h. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan -63% atau tidak berhasil.

Namun begitu, capaian secara kumulatif, yaitu capaian pada periode 2010-2012

dengan basis data pada 2009, maka capaian indikator kinerja utama Direktorat Jenderal

PPHP yang sangat berhasil 3 (tiga) indikator dan berhasil 1 (satu) indikator. Indikator dan

capaiannya dalam periode 2010-2012 sebagai berikut :

a. Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar

domestik, dengan capaian 123% atau sangat baik.

b. Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil

pertanian 44% secara nasional dan 308% yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal

PPHP atau berhasil.

c. Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian 112% atau

sangat berhasil.

d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8% atau sangat berhasil.

Kriteria keberhasilan untuk indikator kinerja utama meningkatnya jumlah lembaga

pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian walaupun secara

nasional peningkatannya kecil, namun dinilai berhasil karena untuk kebutuhan pasar ternak

memang sudah relatif tercukupi dari jumlah yang ada, sehingga fasilitasi Direktorat

Page 74: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 59

Jenderal PPHP hanya bersifat revitalisasi atau tidak membangun yang baru, demikian juga

dengan pemerintah daerah. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah lembaga

pemasaran petani cukup kecil karena secara nasional jumlah dibandingkan dengan jumlah

yang telah ada. Dengan justifikasi ini, maka disimpulkan bahwa 3 indikator sangat berhasil

dan 1 indikator berhasil.

Direktorat Jenderal PPHP mendukung IKU Kementerian Pertanian terutama pada

sasaran peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor yang terdiri dari 5 indikator

kinerja utama, dengan capaian sebagai berikut :

a. Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan

karet pada 2014 (pemberlakuan sertifikasi wajib) dengan capaian 103,3% atau sangat

berhasil.

b. Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dengan capaian 118,3% atau

sangat berhasil.

c. Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu impor 2014

dengan capaian 84,3% atau berhasil.

d. Memenuhi semua sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat

dalam negeri dengan capaian 146,4% atau sangat berhasil.

e. Meningkatnya surplus neraca perdagangan dengan capaian 95,1% atau berhasil.

Secara umum capaian indikator kinerja Direktorat Jenderal PPHP telah berhasil,

namun begitu sebenarnya masih ditemui beberapa kendala dalam pelaksanaan

program/kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, antara lain adalah :

a. Unit pengolahan hasil pertanian belum banyak yang beroperasi secara optimal,

rendahnya jaminan ketersediaan dan mutu bahan baku, teknologi pengolahan hasil

belum sepenuhnya diadopsi oleh pengolah, dan sumber pendanaan berbunga rendah

masih sulit didapat atau akses perbankan masih lemah, serta belum adanya kepastian

pemasaran produk olahan (terutama tepung-tepungan berbasis sumber daya lokal).

b. Kemampuan pelaku usaha pengolah masih belum optimal dalam penguasaan teknologi

pengolahan, mutu produk dan aspek Sanitari dan Phytosanitari (SPS). Hal ini

diakibatkan selama ini pelaku usaha masih lebih berkonsentrasi pada teknologi

budidaya.

c. Pengendalian impor terutama produk hortikultura masih belum menunjukkan hasil yang

optimal, produk impor semakin menyerbu ke tingkat kecamatan di pedesaaan.

d. Sertifikasi pangan organik atau sistem jaminan mutu masih mengalami kendala karena

proses sertifikasi harus melibatkan Lembaga Sertifikasi dan kelompok tani/gabungan

kelompok tani belum menerapkan sistem pangan organik secara efektif.

e. Di beberapa provinsi peningkatan mutu biji kakao fermentasi belum berdampak pada

perbedaan harga yang nyata, sehingga petani kakao tidak termotivasi untuk

menghasilkan kakao yang bermutu/fermentasi.

Page 75: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

60 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

f. Gerakan bokar bersih untuk meningkatkan mutu bahan olahan karet (bokar) belum

dilaksanakan secara optimal pada sentra-sentra produksi karet.

g. Keterbatasan kewenangan Kementerian Pertanian dalam pengembangan

pengolahan/agroindustri dirasakan masih menyulitkan koordinasi strategi, kebijakan

dan program penguatan daya saing dan nilai tambah produk pertanian.

h. Masih sulitnya membangun kelembagaan dan kemitraan dan pengembangan

kewirausahaan agribisnis, antara lain akibat : 1) kelembagaan kelompok yang belum

kuat baik dari sisi organisasi maupun manajemen, 2) rendahnya komitmen pihak-pihak

yang bermitra, 3) posisi tawar yang tidak seimbang, 4) kerjasama yang sudah

disepakati dalam MoU tidak semuanya dilanjutkan dengan kontrak, 5) perusahaan

pertanian yang bersedia sebagai avails dan inti dalam kemitraan agribisnis masih

terbatas, 6) kurangnya modal dalam pengembangan usaha, serta kurangnya

infrastruktur penunjang kewirausahaan seperti akses penghubung (jalan) dan akses

pemasaran.

Beberapa tindak lanjut yang harus ditempuh untuk perbaikan ke depan dari

permasalahan tersebut di atas, antara lain adalah :

a. Peningkatan entrepreneurship pelaku usaha dalam memperluas akses pasar,

peningkatan negosiasi yang lebih baik tentang pemotongan tariff di forum WTO untuk

melindungi produk-produk dalam negeri yang menyangkut isu pengurangan

kemiskinan, ketahanan pangan dan pembangunan masyarakat perdesaan. Hal lain

yang cukup penting adalah fasilitasi temu usaha untuk meningkatkan akses informasi

pemasaran, pembangunan infrastruktur untuk mendukung pemasaran produk

pertanian, peningkatan kemitraan SDM pengolahan hasil pertanian dengan pelaku

usaha yang terlibat dalam rantai pasok produk pertanian, sosialisasi dan bimbingan

mengenai standar mutu produk pertanian yang dibutuhkan pasar, baik pasar domestic

maupun internasional.

b. Permintaan pasar (market driven) perlu menjadi pertimbangan utama dalam fasilitasi

unit usaha pengolahan pertanian selain juga mempertimbangkan ketersediaan bahan

baku secara kontinyu, kebutuhan dan kondisi SDM gapoktan calon penerima bantuan.

Selanjutnya diperlukan peningkatan kemampuan dan ketrampilan SDM baik dalam

penerapan teknologi pengolahan maupun manajemen usaha, sosialisasi dan

bimbingan kepada pengelola unit pengolahan hasil pertanian tentang standar mutu

produk olahan yang dibutuhkan pasar, dan peningkatan aksesbilitas SDM pengolahan

hasil terhadap sumber-sumber pembiayaan baik swasta maupun pemerintah.

c. Revisi Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1986 tentang kewenangan, pengaturan,

pembinaan dan pengembangan industri masih diperlukan dan diarahkan untuk

menjadikan agroindustri menjadi satu dalam kewenangan Kementerian Pertanian.

d. Penerapan Peraturan Menteri Pertanian nomor 60 tahun 2012 tentang Rekomendasi

Impor Produk Hortikultura harus lebih dioptimalkan untuk melindungi kepentingan

nasional, melindungi petani dan melindungi konsumen dalam aspek keamanan

Page 76: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 61

pangan. Perlu koordinasi yang lebih baik dengan Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian; Kementerian Perdagangan; Kementerian Perindustrian; Badan

Pengawas Obat dan Makanan; Kementerian Negara Perencanaan Pembanguanan

Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

e. Bimbingan teknis dan pendampingan penerapan sistem pangan organik harus lebih

diintensifkan. Bagi kelompok tani/gabungan kelompok tani yang telah menerapkan

sistem pangan organik secara efektif, perlu difasilitasi sertifikasinya terutama dalam

akses ke Lembaga Sertifikasi.

f. Perlu pengawalan kemitraan yang sudah ada dan penumbuhan kemitraan baru antara

industri pengolah kakao dan eksportir kakao dengan petani kakao sehingga diperoleh

perbedaan harga yang nyata antara kakao non fermentasi dan kakao fermentasi.

Dengan demikian, petani kakao akan termotivasi untuk menghasilkan kakao yang

bermutu/fermentasi.

g. Dalam mengoptimalkan pelaksanaan gerakan bokar bersih untuk meningkatkan mutu

bahan olahan karet (bokar) secara optimal pada sentra-sentra produksi karet, perlu

segera dibentuk UPPB dan Pengawas Mutu Bokar di seluruh sentra produksi karet, dan

perlu pembinaan dan pengawalan yang intensif dalam penerapan SOP bokar bersih

dan registrasi UPPB.

h. Petani dan pelaku usaha kecil di perdesaan harus mengubah paradigma lama yang

berorientasi memproduksi apa yang bisa diproduksi menjadi berorientasi pada

memproduksi/menanam apa yang bisa dijual (produce what we can sell) terutama

komoditas yang diinginkan oleh pasar sehingga petani lebih memiliki posisi tawar yang

tinggi, serta memberi peluang kemitraan yang adil, efektif dan berkelanjutan. Untuk

mewujudkan kondisi ini perlu peningkatan pembinaan, pengawalan, dan bimbingan dari

setiap stakeholders yang terlibat, pengawalan instansi pemerintah sampai kepada

realisasi kontrak yang berkelanjutan.

Direktorat Jenderal PPHP dalam beberapa penilaian baik yang dilakukan di tingkat

internal Kementan maupun nasional telah mendapatkan beberapa penghargaan dan

prestasi yang mendukung akuntabilitas Direktorat Jenderal PPHP, antara lain :

Tabel 38. Beberapa Penghargaan dan Prestasi yang Diraih Direktorat Jenderal PPHP

No Uraian 2010 2011 2012

1 Laporan

Keuangan

(Kementan)

Wajar Dengan

Pengecualian

Wajar Dengan

Pengecualian

Belum dinilai

2 Peta Unit Kerja

rawan

Pengimpangan

Abu-abu (cukup

rawan)

kuning (cukup

rawan)

abu-abu (agak rawan)

3 SAKIP Baik Baik Belum dinilai

Page 77: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

62 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

No Uraian 2010 2011 2012

4 Satuan

Pelaksana

Pengendalian

Intern

Handal Peringkat II - Handal Peringkat II

5 Hasil Penilaian

Inisiatif Anti

Korupsi oleh KPK

Di bawah rata-rata 5,48, diatas

rata-rata

mendekati

ambang batas

kelulusan (6)

7,31 tertinggi diantara

3 (tiga) Eselon I lingkup

Kementan yang

mewakili PIAK

Kementan dan Ditjen

PPHP termasuk 10

besar PIAK Eselon I

secara nasional

6 Web site Peringkat I

Kementan

Life

Achivement

Life Achivement

7 Sistem

perencanaan

Pengembangan

participatory

planning dan e-

proposal di bidang

perencanaan

Implementasi

E-proposal

E-proposal diadopsi

menjadi e-planning

oleh Kementan untuk

diterapkan pada unit

kerja Eselon I lingkup

Kementan

Salah satu faktor yang turut berperan utama dalam mewujudkan instansi

pemerintah yang akuntabel adalah birokrasi. Dalam posisi dan perannya yang sedemikian

penting untuk menentukan efisiensi dan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Direktorat

Jenderal PPHP telah berupaya melakukan reformasi dan tata kelola yang lebih baik,

melalui hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan perangkat reformasi birokrasi, antara lain : informasi jabatan, perbaikan

tatalaksana dan Sistem Operasional Prosedur (SOP), analisis beban kerja,

pengembangan standard kompetensi, evaluasi jabatan, pengembangan e-office atau e-

government, penguatan unit layanan, penilaian kinerja pegawai, dan pemberian

tunjangan kinerja pada tahun 2012.

b. Menyusun Peraturan/kebijakan sebagai landasan kerja yang meliputi:

1) Peraturan Menteri Pertanian No. 03/Permentan/OT.170/ 1/2012 tentang

Rekomrndasi Impor Produk Hortikultura yang telah direvisi menjadi No.

60/Permentan/OT.140/9/2012 tentang ketentuan yang sama

2) Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 3470/Kpts/PD.320/10/2012

Tentang Hari Kakao Nusantara.

3) Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 5910/ Kpts/OT.160/11/2012

Tentang Perubahan Lampiran Atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor

Page 78: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 63

1329/Kpts/Ot.160/G/3/2011 Tentang Pembentukan Tim Penilai Kementerian Dan

Sekretariat Tim Penilai Kementerian Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil

Pertanian.

4) Keputusan Menteri Pertanian No. 6206/Kpts/Kp.450/12/2012 Tentang Penerima

Penghargaan Citra Produk Pertanian Berdaya Saing Tahun 2012 Dengan Rahmat

Tuhan Yang Maha Esa.

5) Keputusan Menteri Pertanian No. 2831/Kpts/OT.160/8/2012 tentang Pembentukan

Panitia Penyelenggara Pekan Raya Tani, Pertemuan Nasional Pasar Tani, Festival

Jamur Indonesia, Indonesia Tropical Fruit Festival dan Bulan Promosi Hortikultura

Nusantara September Horti Ceria Tahun 2012

6) Peraturan Menteri Pertanian Persyaratan dan Tata Cara Penerapan Sistem

Pertanian Organik, masih dalam proses pengesahan ke Menteri Pertanian.

7) Peraturan Menteri PertanianTentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian

Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Produksi Pekebun, masih dalam proses

pembahasan.

8) Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Tentang Pedoman Penerapan

Kakao Fermentasi, masih dalam pembahasan.

9) Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Tentang Fasilitasi Ekspor Produk

Hortikultura, Persyaratan dan Standar Mutu, dan/atau Keamanan Pangan masih

dalam penghapusan akan dilakukan pembahasan untuk perubahan berikutnya.

Selain itu, dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi di lingkup Ditjen PPHP

telah dilakukan penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi oleh Sekretariat Ditjen

PPHP difasilitasi oleh Tim Inspektorat Jenderal Kementan. Penilaian Mandiri ini

dilaksanakan pada bulan Desember 2012. Hasil dari Penilaian mandiri pelaksanaan

reformasi birokrasi dimaksud, sebagai berikut :

a. Profil pencapaian faktor pengungkit Ditjen PPHP tahun 2012 bernilai 57 yang termasuk

pada fase C, level 3, yang berarti telah melakukan dan memantau pelaksanaan

reformasi birokrasi

b. Profil pencapaian faktor hasil Ditjen PPHP bernilai dengan rata-rata 72,25 yang

termasuk pada level 4 yang berarti hasil telah menunjukan perkembangan yang

substansial dan/atau semua target yang relevan telah terpenuhi.

3.4. Akuntabilitas Keuangan

Pada tahun 2012 Direktorat Jenderal PPHP mendapatkan alokasi anggaran

sebesar Rp. 519.623.100.000,-. Namun pada perjalanan tahun anggaran terjadi

pengurangan dalam rangka efisiensi untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM),

sehingga alokasi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan PPHP menjadi sebesar

Page 79: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

64 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Rp. 503.077.928.000,-. Walaupun begitu dokumen penetapan kinerja tidak direvisi,

sehingga target tidak berubah dan dapat dicapai dengan sangat baik.

Alokasi anggaran ini tersebar pada 93 satker yang terdiri atas dua satker pusat;

79 satker provinsi dan 12 satker kabupaten/ kota yang meliputi Dana Dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan. Secara rinci alokasi anggaran pusat dan daerah serta

realisasinya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 39. Realisasi Keuangan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2012

No Jenis Kewenangan Anggaran Realisasi Fisik

(Rp. 000 ) (Rp. 000) % %

TOTAL 503.077.928 466.999.737 92,83 97,01

1 PUSAT 139.312.178 126.043.066 90,48 98,57

Ditjen PPHP 135.086.374 122.318.797 90,55 98,6

BPMA 4.225.804 3.724.269 88,13 97,5

2 DAERAH 363.765.750 340.956.671 93,73 96,42

a. Dekonsentrasi 125.527.250 116.520.669 92,82 95,7

b. Tugas Pembantuan 238.238.500 224.436.002 94,21 96,8

Realisasi anggaran kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian tahun

2012 pusat dan daerah sampai dengan 31 Desember 2012 adalah Rp. 466.999.737.100,-

atau 92,83% dari total pagu anggaran Rp. 503.077.928.000,- dengan rincian realisasi

anggaran kegiatan di pusat Rp. 126.043.066.000,- atau 90,48% dari pagu anggaran Rp.

139.312.178.000,- dan realisasi di daerah (Dana Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan satker provinsi serta Dana Tugas Pembantuan kabupaten/kota) Rp.

340.956.671.000,- atau 93,73% dari pagu anggaran Rp. 363.765.750.000,-.

Alokasi pagu dan realisasi anggaran Direktorat Jenderal PPHP menurut jenis

belanja dapat dilihat pada tabel 38. Realisasi terbesar dicapai pada belanja sosial

(99,9%), sedangkan realisasi terkecil pada belanja barang (89,2%).

Page 80: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 65

Tabel 40. Realisasi Anggaran Kegiatan PPHP Tahun 2012 Per Jenis Belanja

BELANJA PAGU

(Rp. 000) (Rp. 000) %

a. Belanja Pegawai 21.026.880 20.911.723 99,15

b. Belanja Barang 329.178.648 293.616.569 89,20

c. Belanja Modal 4.956.700 4.706.251 94,95

d. Belanja Sosial 147.915.700 147.765194 99,90

TOTAL 503.077.930 466.999.737 92,83

Apabila dilihat per kegiatan utama, maka realisasi keuangan yang terbesar adalah

pada kegiatan pengembangan pengolahan hasil pertanian dan realisasi terkecil pada

kegiatan pengembangan pemasaran domestik dan dukungan manajemen dan dukungan

teknis. Realisasi kegiatan utama dapat dilihat pada tabel 41.

Tabel 41. Realisasi Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2012

No Jenis Kewenangan

Anggaran

Fisik

Pagu Realisasi %

(Rp. 000 ) (Rp. 000 )

TOTAL 503.077.928 466.999.737 92,83

1 Pengembangan Pemasaran Internasional 11.856.428 10.999.301 92,77

2 Pengembangan Pemasaran Domestik 68.590.720 61.629.814 89,85

3 Pengembangan Mutu dan Standardisasi 78.854.667 73.824.373 93,62

4 Pengembangan Pengolahan Hasil

Pertanian

229.072.521 216.079.496

94,33

5 Pengembangan Usaha dan Investasi 33.720.185 31.739.102 94.12

6 Dukungan Manajemen dan Dukungan

Teknis

80.983.407 72.727.650 89.81

Page 81: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

66 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Serapan anggaran Ditjen PPHP tahun 2012 sebesar 92,83% lebih rendah dari

tahun 2011 (94,32%), hal ini karena : 1) efisiensi pengadaan barang/jasa, penghematan

perjalanan dinas luar negeri, dan perjalanan dinas dalam negeri, serta kegiatan pertemuan

di Satker Pusat; 2) beberapa provinsi poktan/gapoktan pertanian organik belum siap untuk

sertifikasi; 3) alokasi kegiatan OKKPD di Dinas terkait sementara Sekretariat OKKPD ada

di BKP Daerah sehingga koordinasi kurang dan pelaksanaan kegiatan tidak optimal; 4)

beberapa kegiatan kegiatan tugas pembantuan tidak terlaksana karena alasan administrasi

dan alasan teknis (tabel 42).

Tabel 42. Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Daerah Tahun 2012

Yang Tidak Terealisasi

No Kegiatan Alasan

I Pengembangan Pemasaran Domestik

1 Revitalisasi Pasar Ternak Kabupaten Sumedang Rp. 450 Juta

Proses lelang penyusunan master plan dan Detail Engineering Design (DED) dari APBD belum selesai (lelang ulang), sehingga sehingga waktu tidak mencukupi untuk proses pengadaan pasar ternak.

2 Revitalisasi Pasar Ternak Kota Batam Rp. 500 Juta

Keterlambatan penyediaan lahan, sehingga waktu tidak mencukupi untuk proses pengadaan.

3 Pengembangan STA di Kabupaten Nunukan Rp. 350 juta

Keterlambatan penyediaan lahan, sehingga waktu tidak mencukupi untuk proses pengadaan

II Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian

1 Pengolahan Pakan Ternak Kabupaten Jember Rp. 1,5 Milyar

Revisi DIPA terbit bulan Nopember 2012 sehingga proses lelang tidak mencukupi.

2 Fasilitasi agroindustri teh Kabupaten Majalengka Rp.1,5 Milyar (terealisasi hanya 3,98%)

Pelaksanaan lelang terlambat di ULP, pergantian KPA

3 Pengembangan agroindustri hortikultura di Kabupaten Deli Serdang sebesar Rp. 117.500.000,-

Permasalahan di kelembagaan khususnya menyangkut masalah kepengurusan kelompok

Page 82: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 67

No Kegiatan Alasan

4 Pengembangan agroindustri tepung berbasis sumber daya lokal ubi jalar di Kabupaten Asmat senilai Rp. 300 juta

Kurangnya koordinasi penyusunan RUKK, karena masalah transportasi dan komunikasi, sehingga berdampak pada proses pencairan dan bansos

III Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional

Pengadaan peralatan packing house di Kabupaten Banjar Rp. 240 juta

Gagal lelang

Pencapaian serapan anggaran pada tahun 2012 bila dilihat dari perkembangan per

bulannya lebih baik dari tahun sebelumnya (gambar 5). Namun capaian ini apabila

dibandingkan tahun 2010 dan 2011, mengalami penurunan dari capaian tahun 2011, yaitu

dari 94,34% menjadi 92,83%; bila dibandingkan tahun 2010 (89,97%) meningkat. Capaian

penyerapan anggaran tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel 41.

Upaya percepatan kegiatan dan penyerapan anggaran yang dilakukan oleh

Direktorat Jenderal PPHP cukup berhasil, walaupun tidak mencapai target yang ditetapkan

Kementerian Pertanian, yaitu 25% triwulan I, 50% triwulan II dan 75%. Pada gambar

berikut menunjukkan bahwa serapan anggaran tahun 2012 lebih cepat dari tahun 2011

terutama pada bulan Januari sampai dengan September 2012. Beberapa upaya

percepatan peaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran yang telah dilakukan pada

tahun 2012, antara lain :

a. Pengiriman surat upaya percepatan dari Dirjen PPHP ke Satker Daerah No.

340/TU.201/G/3/2012 tanggal 16 Maret 2012

b. Percepatan proses revisi SK Pejabat Pengelola Keuangan, Revisi POK dan DIPA

c. Pengawalan dan pendampingan ke Satker Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan oleh

Tim Pelaksana Pengawalan dan Pengendalian Kegiatan PPHP di Daerah yang dibagi

per Direktorat, yaitu

1) Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian : Maluku Utara, NTB, Sulawesi Barat, Aceh,

DI Yogyakarta, dan Kalimantan Barat.

2) Direktorat Mutu dan Standarisasi : Papua, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,

Sumatera Barat, Jambi, dan Jawa Tengah.

3) Direktorat Pemasaran Domestik : Papua Barat, Bangka Belitung, Sulawesi Tengah,

Jawa Timur, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Kalimantan Timur.

4) Direktorat Pemasaran Internasional : Maluku, Sulawesi Utara, Riau, DKI Jakarta,

Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan.

Page 83: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

68 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

5) Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi : NTT, Gorontalo, Bali, Kepulauan

Riau, Lampung, Banten dan Kalimantan Tengah.

Selanjutnya tanggungjawab pengawalan dan pendampingan di kabupaten dibagi habis

kepada masing-masing Sub Direktorat.

d. Evaluasi Awal dan Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan PPHP secara regional di

4 wilayah pada bulan Juli 2012.

e. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada dana tugas pembantuan

f. Pertemuan Pembinaan SPI untuk Satker Daerah lingkup Ditjen PPHP di Yogyakarta

pada bulan September 2012.

g. Pertemuan Evaluasi Nasional pada buan Desember 2012.

Gambar 5. Realisasi Penyerapan Anggaran

Ditjen Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian Pusat dan Daerah Tahun 2012 (%)

Tabel 43. Capaian Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2010-2012

No Uraian 2010 2011 2012

1 Anggaran (Rp. Milyar) 373,01 404,07 503,07

2 Realisasi (Rp. Milyar) 335,60 381,20 466,99

3 Capaian (%) 89,97 94,34 92,83

Page 84: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 69

BAB IV

P E N U T U P

Tahun 2012 merupakan tahun ketiga periode pembangunan 2010-2014. Dalam

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian telah

ditetapkan visi, misi, sasaran dan program dalam rangka pembangunan pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian yang akan diwujudkan pada tahun 2014. Direktorat Jenderal

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian sesuai dengan tugas dan fungsinya

diharapkan mendukung pencapaian kinerja Kementerian Pertanian melalui program

peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil

Pertanian.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal

PPHP Tahun 2012 merupakan gambaran atas pencapaian sasaran Program Peningkatan

Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian Tahun

2012 yang didukung dengan anggaran dalam Daftar Isian Program dan Anggaran (DIPA)

Tahun 2012 yang sesuai dengan rencana kinerja yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pengukuran kinerja yang dilakukan maka tingkat pencapaian kinerja

menunjukkan keberhasilan walaupun belum sepenuhnya mencapai target yang telah

ditetapkan karena adanya prasyarat yang kurang mendukung dan permasalahan yang

berada di luar kewenangan manajemen Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran

hasil pertanian.

Dalam pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, Direktorat Jenderal

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian berupaya secara terus menerus melakukan

konsolidasi internal maupun upaya meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan

pemangku kepentingan terkait seperti pemerintah daerah, para pelaku usaha, masyarakat

luas serta stakeholders lainnya (Perguruan Tinggi, swasta, asosiasi, perhimpunan profesi,

LSM dan lain-lain), terutama agar pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian mampu menggerakkan masyarakat untuk mendukung pencapaian sasaran.

Memahami, bahwa pembinaan pada bidang pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian melibatkan aspek yang sangat luas dan terkait dengan kewenangan intansi lain

di dalam dan di luar lingkup Kementerian Pertanian, maka kerjasama yang harmonis

secara lintas instansi sangat dibutuhkan. Melalui kerjasama yang efektif dan bersifat saling

mendukung, diharapkan program yang telah dirumuskan dapat direalisasikan dan

mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan.

Page 85: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

70 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Disamping itu komitmen dari internal Direktorat Jenderal Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian baik dari pimpinan serta seluruh jajaran (staf teknis maupun

administrasi) lingkup Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

sangat diperlukan. Untuk itu dilakukan upaya secara terus menerus untuk meningkatkan

kinerja, melengkapi sarana dan prasarana kerja, serta mengembangkan kapabilitas dan

kompetensi sumberdaya manusia.

Page 86: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 71

LAMPIRAN

Page 87: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAMPIRAN 1. TAHAPAN SERTIFIKASI PANGAN ORGANIK DAN RENCANA SERTA CAPAIN KINERJANYA, 2010-2014

Page 88: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAMPIRAN 2. TAHAPAN SERTIFIKASI PANGAN ORGANIK DAN RENCANA SERTA CAPAIN KINERJANYA, 2010-2014

No Unsur 2010 2011 2012 2013 2014

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Target

1 Regulasi Teknis dan Standar

Draft Permentan (20)

Draft Permentan (100% dari target)

Draft 2 Permentan (40%)

Draft 1 Permentan (50% dari target)

Public Hearing (60%)

Public Hearing (100% dari target)

- Penetapan Permentan

- Soaialisasi (80%)

Pemberlakuan Permentan (100%)

SNI revisi (20%)

SNI revisi (100% dari target)

Sosialisasi (40%)

Sosialisasi (100% dari target)

Sosialisasi (60%)

- Sosialisasi - Proses revisi

(100% dari target)

Sosialisasi (80%)

Sosialisasi (100%)

2 Pelaku Usaha

168 Pelaku 25 Pelaku (13.5% dari target)

180 Pelaku 56 Pelaku (31.1% dari Target)

80 Pelaku 84 Pelaku (105% dari target)

80 Pelaku 40 Pelaku

Page 89: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAMPIRAN 3. TAHAPAN SERTIFIKASI KAKAO FERMENTASI DAN RENCANA SERTA CAPAIAN KINERJANYA, 2010-2014

No Unsur 2010 2011 2012 2013 2014

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Target

1 Regulasi Teknis dan Standar

Draf Permentan (20% dari tahapan)

Draf Permentan (100% dari target)

- Draft Final Permentan

- Public Hearing (40% dari tahapan)

Draf SK (50% dari target)

- Public Hearing

- Sosialisasi (60% dari target)

- Draft Final - Sosialisasi (60% dari target)

-Penetapan Permentan - sosialisasi (80% dari tahapan)

Pemberlakukan Permentan (100% dari tahapan)

SNI amandemen (20% dari tahapan)

SNI amandemen (100% dari target)

Sosialisasi (40% dari tahapan)

Sosialisasi (100% dari target)

- Analisis kesiapan pelaku usaha

- Capacity building (60% dari tahapan)

- Analisis kesiapan pelaku usaha

- Capacity building (100% dari target)

- sosialisasi (80% dari tahapan)

- sosialisasi (100% dari tahapan)

2 Kelembagaan Pengawas (OKKPD)

10 OKKPD verifikasi (30,3% dari tahapan)

11 OKKPD verifikasi (110% dari target

15 OKKPD verifikasi (45,5% dari tahapan)

15 OKKPD verifikasi (100% dari target)

20 OKKPD verifikasi (61% dari tahapan)

16 OKKPD verifikasi (80% dari target)

30 OKKPD verifikasi (91% dari tahapan)

33 OKKPD verifikasi (100% dari tahapan)

3. Pelaku Usaha 252 Pelaku 95 Pelaku (37,7% dari target)

27 Pelaku

375 Pelaku (139% dari target)

120 Pelaku

121 Pelaku (101% dari target)

120 Pelaku

60 Pelaku

Page 90: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAMPIRAN 4. TAHAPAN SERTIFIKASI BAHAN OLAHAN KARET (BOKAR) DAN RENCANA SERTA CAPAIN KINERJANYA, 2010-2014

No Unsur 2010 2011 2012 2013 2014

Target (20%) Realisasi Target (40%) Realisasi Target (60%) Realisasi Target (80%) Target (100%)

1

Teregistrasinya UPPB Bokar Bersih di 16 provinsi sentra karet

Pembentukan UPPB Bokar Bersih di 2 provinsi 2 kabupaten sentra produksi, dan fasilitasi peralatan pengolahan bokar 24 UPH

Terbentuknya UPPB Bokar Bersih di 2 provinsi 2 kabupaten sentra produksi, dan fasilitasi peralatan pengolahan bokar 24 UPH

Pembentukan UPPB Bokar Bersih di 2 provinsi 10 kabupaten sentra produksi, dan fasilitasi peralatan pengolahan bokar 63 UPH

Terbentuknya UPPB Bokar Bersih di 2 provinsi 10 kabupaten sentra produksi, dan fasilitasi peralatan pengolahan bokar 63 UPH

Pembentukan 16 UPPB Bokar Bersih 16 provinsi sentra produksi

Pembentukan UPPB Bokar Bersih 5 provinsi sentra produksi 10 UPPB mendapat surat tanda registrasi (STR) UPPB dari Disbun setempat (7 UPPB di Kab Banjar dan 3 di Kab Tabalong)

Pembentukan UPPB Bokar Bersih 14 provinsi 47 kabupaten sentra produksi 4 UPPB mendapat surat tanda registrasi (STR) UPPB dari Disbun setempat (Riau, Jambi, Kalsel, Kalbar)

Teregistrasinya UPPB Bokar Bersih di 50 lokasi sentra karet (mendapat surat tanda registrasi (STR) UPPB dari Disbun setempat)

2 Pelaku Usaha/pekebun pada UPPB Teregistrasi mempunyai Surat Keterangan Asal (SKA)

- - - - - - Pelaku Usaha/pekebun di 14 UPPB teregistrasi mempunyai Surat Keterangan Asal (SKA)

Pelaku Usaha/pekebun pada UPPB Teregistrasi mempunyai Surat Keterangan Asal (SKA)

Page 91: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

3 Tersedianya petugas pengawas mutu bokar di 16 provinsi sentra produksi

Tersedianya calon petugas pengawas mutu bokar di 10 provinsi sentra produksi

Tersedianya calon petugas pengawas mutu bokar di 10 provinsi sentra produksi (68 orang)

Tersedianya calon petugas pengawas mutu bokar di 14 provinsi sentra produksi

Tersedianya calon petugas pengawas mutu bokar di 14 provinsi sentra produksi (141 orang)

Tersedianya calon petugas pengawas mutu bokar di 16 provinsi sentra produksi

Tersedianya calon petugas pengawas mutu bokar di 16 provinsi sentra produksi (229 orang)

Tersedianya petugas pengawas mutu bokar di 16 provinsi sentra produksi

Tersedianya petugas pengawas mutu bokar di 16 provinsi sentra produksi

Page 92: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

LAMPIRAN 5. NERACA ESPOR IMPOR, 2010-2012 (JANUARI-NOPEMBER)

Sub Sektor 2009 2010 2011 Pert.

rata-rata (%)

Posisi 1 Tahun Terakhir

2011 (Jan-Nov)

2012 (Jan-Nov)

Pert.

2012 thd 2011

(%)

Tan. Pangan

Volume (Ton) :

- Ekspor 786.627 892.454 807.265 1,95 -9,55 739.768,77 210.908,20 -71,49

- Impor 7.788.215 10.504.604 15.363.009 40,56 46,25 14.005.877,77 13.223.776,69 -5,58

- Neraca -7.001.588 -9.612.150 -14.555.744 44,36 51,43 -13.266.108,99 -13.012.868,49 -1,91

Nilai (US$ 000)

- Ekspor 321.261 477.708 584.861 35,56 22,43 527.250,94 138.583,13 -73,72

- Impor 2.737.862 3.893.840 7.023.936 61,3 80,39 6.368.402,95 5.671.969,22 -10,94

- Neraca -2.416.601 -3.416.132 -6.439.075 64,93 88,49 -5.841.152,01 -5.533.386,08 -5,27

Hortikultura

Volume (Ton) :

- Ekspor 447.609 364.139 381.648 -6,92 4,81 350.230,29 398.464,54 13,77

- Impor 1.524.666 1.560.808 2.052.271 16,93 31,49 1.877.243,95 2.054.184,51 9,43

- Neraca -1.077.057 -1.196.669 -1.670.623 25,36 39,61 -1.527.013,66 -1.655.719,98 8,43

Nilai (US$ 000) :

- Ekspor 379.739 390.740 491.304 14,32 25,74 446.641,74 467.113,79 4,58

- Impor 1.077.463 1.292.988 1.686.131 25,2 30,41 1.546.101,41 1.733.483,61 12,12

- Neraca -697.724 -902.248 -1.194.827 30,87 32,43 -1.099.459,67 -1.266.369,82 15,18

Page 93: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

Perkebunan

Volume (Ton) :

- Ekspor 27.864.811 27.017.306 27.863.746 0,05 3,13 25.164.641,13 27.581.979,23 9,61

- Impor 2.963.532 3.578.061 4.311.982 20,62 20,51 3.980.213,50 1.428.979,34 -64,10

- Neraca 24.901.279 23.439.245 23.551.764 -2,7 0,48 21.184.427,63 26.152.999,89 23,45

Nilai (US$ 000 :

- Ekspor 21.581.669 30.702.864 40.689.768 37,4 32,53 37.433.051,75 30.664.002,60 -18,08

- Impor 3.949.191 6.028.160 8.843.792 49,68 46,71 8.182.778,58 2.874.058,78 -64,88

- Neraca 17.632.478 24.674.704 31.845.976 34,5 29,06 29.250.273,17 27.789.943,82 -4,99

Peternakan

Volume (Ton) :

- Ekspor 473.182 494.186 906.997 43,99 83,53 847.882,54 169.815,59 -79,97

- Impor 1.124.737 1.231.525 1.190.630 3,09 -3,32 1.090.694,13 1.111.429,48 1,90

- Neraca -651.555 -737.339 -283.633 -24,18 -61,53 -242.811,58 -941.613,89 287,8

Nilai (US$ 000)

- Ekspor 754.913 951.662 1.599.071 47,05 68,03 1.491.664,74 512.247,73 -65,66

- Impor 2.132.800 2.768.339 3.044.801 19,89 9,99 2.792.502,48 2.501.361,48 -10,43

- Neraca -1.377.887 -1.816.677 -1.445.730 5,71 -20,42 -1.300.837,74 -1.989.113,76 52,91

PERTANIAN

Volume (Ton) :

- Ekspor 29.572.229 28.768.085 29.959.656 0,71 4,14 27.102.522,73 28.361.167,56 4,64

- Impor 13.401.150 16.874.998 22.917.892 30,87 35,81 20.954.029,34 17.818.370,02 -14,96

- Neraca 16.171.079 11.893.087 7.041.764 -33,62 -40,79 6.148.493,40 10.542.797,54 71,47

Page 94: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Ditjen PPHP.pdf · KATA PENGANTAR Sesuai dengan ... dengan basis line data pada 2009, ... d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8%

Nilai (US$ 000)

- Ekspor 23.037.582 32.522.974 43.365.004 37,26 33,34 39.898.609,16 31.781.947,25 -20,34

- Impor 9.897.316 13.983.327 20.598.660 44,3 47,31 18.889.785,41 12.780.873,08 -32,34

- Neraca 13.140.266 18.539.647 22.766.344 31,94 22,8 21.008.823,76 19.001.074,17 -9,56

Sumber : BPS diolah PUSDATIN dan Direktorat Pemasaran Internasional, Ditjen PPHP.

Catatan :

1. Produk meliputi produk segar dan olahan.

2. Data tahun 2012 mengalami perubahan cakupan produk karena adanya penyelelarasan beberapa produk sesuai dengan ruang lingkup binaan Kemtan dan perubahan kode HS sesuai Buku Tarif dan Kepabeanan Indonesia tahun 2012