kata pengantar fptpn2.com/wp-content/uploads/2019/01/pedoman-spi.pdf · 2019-01-25 · kata...

38
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II Satuan Pengawasan Intern Good Corporate Governance 2017 Kata Pengantar ungsi Satuan Pengawasan Intern adalah unit yang memberikan jasa assurance dan jasa konsultasi secara objektif dan independen, yang dirancang untuk memberi nilai tambah dalam meningkatkan kinerja PTPN II. Tujuan Satuan Pengawasan Intern membantu manajemen untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses good corporate governance. Satuan Pengawasan Intern PTPN II Independen terhadap unit-unit lainnya. Independensi memungkinkan Satuan Pengawasan Intern melaksanakan tugasnya secara bebas dan obyektif dan harus memiliki kompetensi professional, perilaku dan sikap mental yang independen, serta jujur dalam melaksanakan tugasnya. Satuan Pengawasan Intern PTPN II berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki akses komunikasi yang memadai terhadap Direktur Utama, Komisaris dan Komite Audit. Dalam pelaksanaan tugasnya Satuan Pengawasan Intern PTPN II memiliki cakupan audit yang luas yang didasari oleh pertimbangan yang memadai serta akses yang tidak terbatas terhadap aktivitas perusahaan, sehingga diperoleh hasil audit yang dapat dipertanggung jawabkan dan rekomendasi audit yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Untuk mendukung pelaksanaan tugas, fungsi Satuan Pengawasan Intern diperlukan Piagam Internal audit (Internal Audit Charter) yang merupakan pernyataan tujuan, kewenangan dan tanggung jawab dari fungsi Satuan Pengawasan Intern dalam memberikan jasanya kepada perusahaan. Pedoman Pengawasan Intern disusun untuk menjadi pedoman bagi para auditor Satuan Pengawasan Intern agar dapat melaksanakan tugasnya secara professional. Pedoman Pengawasan Intern terdiri dari (1) Bab I, Pendahuluan, (2) Bab II, Satuan Pengawasan Intern, (3) Bab III, Pola F

Upload: duongdan

Post on 02-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017

Kata Pengantar

ungsi Satuan Pengawasan Intern adalah unit yang memberikan jasa

assurance dan jasa konsultasi secara objektif dan independen, yang

dirancang untuk memberi nilai tambah dalam meningkatkan kinerja PTPN II.

Tujuan Satuan Pengawasan Intern membantu manajemen untuk mencapai

tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk

mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko, pengendalian,

dan proses good corporate governance.

Satuan Pengawasan Intern PTPN II Independen terhadap unit-unit

lainnya. Independensi memungkinkan Satuan Pengawasan Intern

melaksanakan tugasnya secara bebas dan obyektif dan harus memiliki

kompetensi professional, perilaku dan sikap mental yang independen, serta

jujur dalam melaksanakan tugasnya.

Satuan Pengawasan Intern PTPN II berada dibawah dan bertanggung

jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki akses komunikasi yang

memadai terhadap Direktur Utama, Komisaris dan Komite Audit.

Dalam pelaksanaan tugasnya Satuan Pengawasan Intern PTPN II

memiliki cakupan audit yang luas yang didasari oleh pertimbangan yang

memadai serta akses yang tidak terbatas terhadap aktivitas perusahaan,

sehingga diperoleh hasil audit yang dapat dipertanggung jawabkan dan

rekomendasi audit yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas, fungsi Satuan Pengawasan Intern

diperlukan Piagam Internal audit (Internal Audit Charter) yang merupakan

pernyataan tujuan, kewenangan dan tanggung jawab dari fungsi Satuan

Pengawasan Intern dalam memberikan jasanya kepada perusahaan.

Pedoman Pengawasan Intern disusun untuk menjadi pedoman bagi para

auditor Satuan Pengawasan Intern agar dapat melaksanakan tugasnya

secara professional. Pedoman Pengawasan Intern terdiri dari (1) Bab I,

Pendahuluan, (2) Bab II, Satuan Pengawasan Intern, (3) Bab III, Pola

F

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017

Hubungan SPI dengan beberapa pihak, (4) Bab IV, Peranan dan Dukungan

Manajemen terhadap SPI, (5) BAB V, Standar, Kode Etik dan Jaminan Mutu

Audit Intern, (6) Bab VI,Pedoman Kerja SPI, (7) BAB VII, Penutup, yang

semuanya merupakan satu kesatuan perangkat audit yang mengikat dan

harus dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait dalam lingkungan PTPN II.

Pedoman Satuan Pengawasan Intern atau Internal Audit Charter ini

berlaku sah sejak ditandatangani oleh Komisaris dan Direksi.

Akhirnya kami mengharapkan agar kita dapat secara sungguh-sungguh

mengetahui, memahami dan menerapkan pedoman ini demi kepentingan kita

bersama dan kejayaan PT. Perkebunan Nusantara II

Tanjung Morawa, 2017

PT PERKEBUNAN NUSANTARA II

Direksi

Teten Djaka Triana Direktur Utama

Komisaris

Djafar Badjeber Komisaris Utama

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN I.1. Arti Penting dan Tujuan Pedoman Pengawasan Intern I.2. Manfaat BAB II SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI) II.1. Landasan Pembentukan II.2. Kedudukan, Fungsi dan peran SPI II.3. Visi dan Misi SPI II.4. Ruang Lingkup Tugas SPI II.5. Wewenang dan tanggungjawab BAB III POLA HUBUNGAN SPI DENGAN BEBERAPA PIHAK III.1. Hubungan SPI dengan Auditan III.2. Hubungan SPI dengan Auditor Eksternal III.3. Hubungan SPI dengan Komite Audit III.4. Hubungan SPI dengan Direksi BAB IV PERANAN DAN DUKUNGAN MANAJEMEN TERHADAP

SPI IV.1. Tanggung Jawab Manajemen. IV.2. Wewenang Manajemen. IV.3. Dukungan Manajemen Terhadap SPI. BAB V STANDAR PROFESI, KODE ETIK DAN JAMINAN MUTU

AUDIT INTERNAL V.1. Standar Audit V.2. Kode Etik. V.3. Jaminan Mutu (Quality Assurance) BAB VI PEDOMAN KERJA SPI VI.1. Penyusunan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) VI.2. Tahap Audit dan Evaluasi VI.3. Laporan Kegiatan SPI BAB VII PENUTUP

1 1 1

2 2 3 5 5

8 10 10 10 11 11 12 12 13 14 15 15 15 16 18 18 20 32 35

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 1

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Arti Penting dan Tujuan Pedoman Pengawasan Intern

edoman Pengawasan Intern (Internal Audit Charter) merupakan dokumen perusahaan yang menyatakan tujuan, kewenangan dan

tanggung jawab dari fungsi Satuan Pengawasan Intern dalam memberikan jasanya kepada perusahaan.

Pedoman Pengawasan Intern merupakan bentuk dukungan/komitmen Direktur Utama dan komisaris, sekaligus menyatakan pendelegasian wewenang kepada Satuan Pengawasan Intern untuk melaksanakan fungsi pengawasan yang tidak dapat dilaksanakannya sendiri. Dengan demikian, Pedoman Pengawasan Intern merupakan dasar hukum yang mengikat bagi Satuan Pengawasan Intern untuk melaksanakan fungsinya diseluruh unit organisasi perusahaan.

Pedoman Pengawasan Intern menjadi pedoman bagi anggota Satuan

Pengawasan Intern PTPN II dalam melaksanakan kegiatan audit yang bermutu, konsisten dan bermanfaat.

I.2. Manfaat Manfaat dari Pedoman Pengawasan Intern, berupa;

1) Menjabarkan kebijakan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan audit dengan menyatakan pentingnya fungsi dan kedudukan Satuan Pengawasan Intern dalam perusahaan.

2) Memberikan arahan ruang lingkup pekerjaan, wewenang dan tanggung jawab serta standar mutu Satuan Pengawasan Intern.

3) Menjabarkan wewenang Satuan Pengawasan Intern, dan hal-hal yang diharapkan dari audit, serta standar minimal yang harus dipenuhi dalam setiap penugasan.

4) Mengatur hubungan antara Satuan Pengawasan Intern dengan auditan, Direksi, Komisaris/Komite audit, dan auditor eksternal.

5) Mencegah ketidak konsistenan dan subyektivitas individu anggota Satuan Pengawasan Intern.

P

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 2

BAB II

SATUAN PENGAWASAN INTERN

(SPI)

atuan Pengawasan Intern (SPI) adalah pengawas internal PTPN II yang

bertugas melakukan pengendalian dan konsultasi secara obyektif dan

independen terhadap aktivitas/operasi perusahaan untuk memberikan nilai

tambah, dan meningkatkan operasi perusahaan serta membantu organisasi

dalam mengefektifkan manajemen risiko.

II.1. Landasan Pembentukan

Pembentukan Satuan Pengawasan Intern (SPI) didasarkan;

1. Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 1983 pasal 45, bahwa pada

setiap BUMN dibentuk Satuan Pengawasan Intern yang merupakan

aparatur pengawasan internal perusahaan.

Satuan Pengawasan Intern yang merupakan aparatur pengawasan

intern perusahaan dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung

jawab langsung kepada Direktur Utama.

2. Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha

Milik Negara, setiap BUMN membentuk Satuan Pengawasan Intern

yang merupakan aparat pengawasan Intern perusahaan yang

dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada

Direktur Utama.

3. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor :

PER-01/MBU/2011, pasal 28 bahwa :

(1) Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern.

(2) Pengawasan intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan, dengan :

a. membentuk Satuan Pengawasan Intern; dan

b. membuat Piagam Pengawasan Intern.

(3) Satuan Pengawasan Intern sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf a, dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan

diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme

internal perusahaan dengan persetujuan Dewan

Komisaris/Dewan Pengawas.

S

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 3

(4) Fungsi pengawasan intern sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), adalah :

a. Evaluasi atas effektifitas pelaksanaan pengendalian intern,

manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan,

sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan

kebijakan perusahaan;

b. Pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi danefektifitas di

bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia,

teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.

(5) Direksi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan fungsi

pengawasan intern secara periodik kepada Dewan

Komisaris/Dewan Pengawas.

(6) Direksi wajib menjaga dan mengevaluasi kualitas fungsi

pengawasasn intern di perusahaan.

II.2. Kedudukan, Fungsi dan peran Satuan Pengawasan Intern (SPI)

1. Kedudukan

Kedudukan Satuan Pengawasan Intern (SPI) berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

Sesuai dengan kedudukannya, Satuan Pengawasan Intern (SPI)

haruslah ;

a. Independen terhadap unit-unit lainnya dan tidak terlibat dalam

aktivitas sehari-hari atau bertanggung jawab langsung atau

memiliki kewenangan operasional terhadap kegiatan unit kerja

yang diaudit oleh SPI.

b. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan

secara teratur menyampaikan laporannya kepada komisaris

jika diminta secara tertulis.

c. Tidak diberi tanggung jawab penuh dalam pengembangan

suatu sistem baru, kecuali memberikan pendapatnya atas

metode dan standar pengendalian dari sistem baru tersebut.

2. Fungsi

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 4

Dalam melaksanakan tugasnya SPI menjalankan fungsinya sebagai

berikut :

a. Memastikan bahwa sistem pengendalian internal perusahaan

telah memadai dan berjalan sesuai dengan ketentuan.

b. Merupakan mitra strategis dalam penyempurnaan kegiatan

pengelolaan perusahaan.

c. Merupakan konsultan peningkatan penerapan manajemen

risiko dan prinsip-prinsip good corporate governance.

d. Berperan aktif sebagai konsultan Internal yang melakukan

training dan edukasi bagi staf lini dalam memastikan efektivitas

pengendalian Internal perusahaan.

e. Memberikan dukungan dan partisipasi aktif dalam proses

pengendalian Internal perusahaan.

f. Melakukan koordinasi pelaporan audit berbasis risiko kepada

Direksi dan Dewan Komisaris serta Komite Audit.

3. Peran

Untuk mendukung kedudukan dan fungsi pengawasan dalam

perusahaan, Satuan Pengawasan intern memiliki peran audit (audit

rules) sebagai berikut :

a. Katalisator, yaitu auditor SPI berperan sebagai katalis dalam

pelaksanaan audit dalam rangka pencapaian tujuan

perusahaan.

b. Konsultan, yaitu auditor dalam melakukan audit tidak hanya

mengawasi ketaatan terhadap peraturan, tetapi menggali

informasi dari auditan untuk mencari penyebab ketidak

sesuaian yang ditemukan sehingga auditor SPI dapat

membantu auditan memberi solusi berupa saran dan

rekomendasi audit yang dituangkan dalam Laporan Hasil Audit.

c. Watchdog, yaitu auditor SPI dalam melakukan audit berperan

membantu manajemen mengawasi kepatuhan auditan

terhadap aturan yang telah ditetapkan.

II.3. Visi dan Misi SPI

Visi :

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 5

Menjadi bagian organisasi perusahaan yang profesional, independent, objektif dan terpercaya dalam mengemban tugas membantu manajemen mengawasi/assurance setiap kegiatan unit kerja untuk mencapai tujuan perusahaan dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

Misi : Berperan sebagai unit pengawas dan jasa konsultasi yang selalu

tanggap, efektif, dan efisien dalam membantu manajemen agar aktifitas setiap tingkat unit kerja tetap selaras dengan misi, strategi, tujuan dan sasaran perusahaan.

Melakukan pengawasan dan jasa konsultasi kegiatan unit kerja objektif dengan pengujian dan penilaian yang berkualitas serta independen dengan tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan memberikan nilai tambah pada proses bisnis perusahaan dengan landasan efektif, efisien dan ekonomis.

Meningkatkan cakupan dan kualitas hasil pengawasan dan jasa konsultasi dengan selalu meningkatkan potensi dan kompetensi setiap SDM di Bagian SPI.

Meningkatkan kemitraan dengan komite audit dan auditor eksternal untuk memperoleh kinerja pengawasan yang dapat membantu perusahaan dalam menjalankan strategi dan pencapaian tujuan.

II.4. Ruang Lingkup Tugas SPI

Tidak terdapat batasan ruang lingkup tugas SPI, dalam pelaksanaan tugasnya SPI berhak menerima informasi atau penjelasan apa saja yang dianggap perlu. Tugas SPI umumnya mencakup tetapi tidak terbatas hanya pada yang berikut :

1) Memfokuskan tugas-tugas pemeriksaan (audit) pada risiko yang signifikan terhadap korporasi, yang telah diidentifikasi oleh fungsi manajemen risiko dan melakukan pemeriksaan atas proses manajemen risiko lintas organisasi guna memastikan bahwa pengelolaan risiko telah teridentifikasi.

2) Mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian Intern.

3) Mengevaluasi relevansi hasil kajian audit periode sebelumnya atas area yang memiliki risiko dengan rating tinggi (Audit Assurance) dan mengkaji area yang memiliki dampak risiko tinggi dengan menggunakan parameter keuangan dan non keuangan.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 6

4) Mengkaji keselarasan sasaran unit operasional, direktorat dan individu dengan tujuan perusahaan dan memastikan bahwa tujuan bisnis telah diterapkan secara efektif dan telah dikomunikasikan keseluruh tingkatan dalam organisasi.

5) Mengevaluasi efektivitas ketersediaan, kuantifikasi dan penerapan selera serta batasan risiko (corporatte risk appatite and risk tolerance) berdasarkan kebijakan dan prosedur dalam perusahaan, sehingga memberikan keyakinan bahwa manajemen bekerja dalam parameter risiko yang telah di tetapkan.

6) Mendeteksi analisa kesenjangan praktek manajemen risiko dan

prosedurnya berdasarkan frame work yang telah ditetapkan,

sehingga diyakini dapat memfasilitasi perubahan dinamis

perusahaan.

7) Menguji efektivitas perlindungan terhadap informasi dan akses

terhadap pengendalian, menguji rancangan pengendalian dan

ketepatannya berhubungan dengan bagaimana suatu tindakan

pengendalian tersebut dilakukan secara konsisten sesuai dengan

arah kebijakan perusahaan.

8) Menyediakan jaminan independen dan berfungsi sebagai konsultan

Internal dalam rangka memastikan pencapaian tujuan perusahaan,

memberikan jaminan yang objektif kepada Direksi bahwa risiko bisnis

telah dikelola secara efektif.

9) Mengevaluasi pengguna sistem dan prosedur yang telah ditetapkan

oleh manajemen guna memastikan bahwa kepatuhan terhadap

kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan perundang-

undangan yang mempunyai dampak signifikan pada kegiatan operasi

perusahaan telah dipatuhi oleh Bagian/Distrik/Unit Usaha.

10) Mengevaluasi tentang tata cara pengamanan aset-aset yang dimiliki

perusahaan dan melakukan verifikasi atas keberadaan aset.

11) Mengevaluasi pelaksanaan operasional ataupun program kerja untuk

mendapatkan jaminan dan kepastian bahwa hasilnya telah sesuai

dengan maksud dan tujuan yang ditetapkan dan apakah

pelaksanaan operasional ataupun program kerja telah dilaksanakan

sesuai dengan yang direncanakan.

12) Mengevaluasi kehandalan dan integritas dari informasi keuangan

dan informasi operasional, dan cara yang digunakan untuk

melakukan identifikasi, mengukur dan mengklasifikasikan serta

melaporkan informasi.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 7

13) Memberikan rekomendasi yang sesuai tujuan/sasaran perusahaan

untuk meningkatkan governance (tata kelola) perusahaan yang

mencakup evaluasi rancangan, implementasi dan efektivitas dan

program kerja yang berhubungan dengan etika perusahaan sehingga

sejalan dengan visi, misi serta rencana strategi perusahaan.

14) Melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pengendalian Internal

yang ditugaskan oleh Direktur Utama.

Ruang lingkup tugas SPI mencakup;

1. Audit atas keuangan, operasional dan kepatuhan pada peraturan

perundang-undangan. Audit ini mencakup audit transaksi, perkiraan,

kegiatan fungsi dan pertanggung jawaban keuangan perseroan untuk

menentukan apakah :

a. Unit kerja telah melaksanakan kegiatan pengendalian yang berhasil

guna.

b. Unit kerja telah melaksanakan pencatatan dengan tepat atas sumber

daya, kewajiban dan operasi perusahaan.

c. Laporan manajemen memuat data yang teliti, lengkap, dapat

dipercaya dan bermanfaat serta disajikan secara layak.

d. Unit kerja telah mematuhi peraturan perundang-undang, yaitu semua

peraturan yang berlaku dari yang tinggi sampai dengan yang

terendah.

2. Penilaian tentang daya guna dan kehematan dalam penggunaan sarana

yang tersedia. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah unit

kerja yang diaudit telah mengelola atau menggunakan sumber daya

seperti uang, peralatan, barang dan sebagainya, yang tersedia secara

berdaya guna dan hemat.

3. Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari suatu

kegiatan atau program. Penilaian ini meliputi apakah hasil atau manfaat

yang dicapai sampai saat diaudit dari program atau kegiatan yang

ditetapkan telah dilaksanakan secara berhasil guna, dengan

mempertimbangkan :

a. Kewajaran kriteria yang digunakan.

b. Ketepatan metode pelaksanaan yang digunakan.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 8

c. Ketelitian dan kehandalan pelaksanaan prosedur.

d. Hasil yang dicapai.

e. Hambatan yang menyebabkan belum tercapainya suatu kegiatan

atau program.

4. Pencegahan dan pendeteksian kecurangan.

SPI berkualifikasi untuk membantu manajemen dalam mengidentifikasi

risiko kecurangan/penipuan, dan dapat membantu manajemen dalam

merancang pengendalian yang tepat, guna meminimalkan risiko.

5. Teknologi Informasi.

Evaluasi dan penilaian atas pengendalian Teknologi Informasi (TI) untuk

memperoleh pemahaman tentang lingkungan pengendalian guna

mendukung penilaian risiko audit dan menjamin terdapat pengendalian TI

yang tepat.

6. Manajemen Risiko.

Kegiatan pemeriksaan yang dilaksanakan berbasis risiko, untuk

memberikan jaminan bahwa seluruh risiko diperusahaan telah dikelola

dalam batasan risiko yang telah ditetapkan manajemen pada tingkat

korporasi, baik evaluasi secara menyeluruh dari kantor Direksi sampai ke

unit uaha maupun secara parsial terhadap masing-masing

Bagian/Dsitrik/Unit Usaha.

II.5. Wewenang dan tanggung jawab

1. Wewenang SPI

SPI mempunyai wewenang akses yang tidak terbatas terhadap

dokumen, pencatatan diseluruh unit kerja PTP Nusantara II untuk

mendapatkan data dan informasi serta dapat meminta keterangan

dari setiap pegawai/pekerja yang berkaitan dengan pelaksanaan

tugasnya.

2. Tanggung Jawab

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 9

Dalam pelaksanaan tugasnya, SPI bertanggung jawab sesuai

dengan yang disyaratkan oleh kode etik dan standar profesi Intern

audit.

Tanggung jawab dari SPI termasuk :

a. Menyusun rencana kerja pemeriksaan tahunan, termasuk

anggarannya dan dapat mengkonsultasikannya kepada Komite

Audit, untuk memperoleh masukan melalui Komisaris.

b. Melaksanakan rencana kerja pemeriksaan tahunan yang telah

disetujui termasuk penugasan khusus dari Direktur utama.

c. Melaksanakan penugasan khusus dari Komisaris melalui

Direktur Utama.

d. SPI harus menjaga integritas dan obyektivitas serta bertindak

secara profesional.

e. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan audit yang dilakukan oleh

auditor eksternal.

f. Mendorong penerapan good corporate governance.

3. Pelaporan

Dalam pelaksanaan tugasnya, SPI membuat Laporan Hasil

Pemeriksaan yang disampaikan dan dikomunikasikan kepada

manajemen dalam bentuk tertulis atau lisan ataupun melalui

mekanisme lainnya.

Laporan Hasil Pemeriksaan memuat:

a. Temuan dan kesimpulan audit secara obyektif serta

rekomendasi yang konstruktif dan tanggapan auditan terhadap

temuan hasil audit.

b. Hal-hal yang masih merupakan masalah yang belum dapat

diselesaikan sampai dengan berakhirnya audit (pending

matters).

c. Perbedaan pendapat (dissenting opinion) antara SPI dengan

auditan.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 10

BAB III

POLA HUBUNGAN SPI DENGAN BEBERAPA PIHAK

III.1. Hubungan SPI dengan Auditan

PI harus memiliki kecakapan dalam berkomunikasi lisan dan tulisan

sehingga dalam berkomunikasi, dapat secara jelas dan efektif

mengemukakan berbagai hal, antara lain;

1) Membahas tujuan dan ruang lingkup audit dan jangka waktu dengan

penanggung jawab kegiatan sebelum audit dimulai sekaligus

pernyataan dukungan dari penanggung jawab kegiatan.

2) Pembicaraan temuan hasil audit dan rekomendasi untuk memperoleh

komentar/tanggapan dari penanggung jawab kegiatan sekaligus

meminta kesanggupan untuk menindak lanjutinya.

3) Penyampaian risalah hasil audit kepada penanggung jawab kegiatan.

4) Memonitor pelaksanaan tindak lanjut.

III.2. Hubungan SPI dengan Auditor Eksternal

Hubungan SPI dengan auditor eksternal ditujukan untuk mengurangi

duplikasi/tumpang tindih audit dan menentukan ruang lingkup audit

yang akan dilaksanakan, juga meliputi :

(1) Mengadakan rapat berkala untuk koordinasi rencana audit tahunan.

(2) Memberikan kesempatan akses ke Kertas Kerja Audit SPI atas

permintaan auditor eksternal secara tertulis.

(3) Membantu penyediaan data/informasi atas permintaan auditor

eksternal secara tertulis.

(4) Memberikan LHP SPI kepada auditor eksternal bila diminta secara

tertulis. LHP ini akan dijadikan bahan analisa dan evaluasi.

(5) Membicarakan setiap masalah akuntansi dan auditing yang

ditemukan dalam audit.

(6) Memonitor hasil temuan auditor eksternal yang terbuka sekaligus

mendorong penanggung jawab kegiatan melaksanakan tindak

lanjutnya.

III.3. Hubungan SPI dengan Komite Audit

S

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 11

Hubungan Satuan Pengawasan Intern dengan Komite Audit dilakukan

melalui Komisaris, dengan maksud untuk meningkatkan kualitas audit

melalui:

(1) Menyampaikan rencana pemeriksaan tahunan beserta personil dan

anggarannya melalui Direktur utama.

(2) Menyampaikan Laporan Hasil Audit bila diminta secara tertulis.

(3) Menyampaikan Pedoman Pengawasan Intern.

III.4. Hubungan SPI dengan Direksi

SPI mengadakan pertemuan secara berkala dengan Direksi,

mendiskusikan hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan

baik keuangan maupun non keuangan.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 12

BAB IV

PERANAN DAN DUKUNGAN MANAJEMEN

TERHADAP SPI

IV.1. Tanggung Jawab Manajemen.

1. Kewajaran penyajian laporan keuangan secara tersurat merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari tanggung jawab manajemen

meliputi :

a. Penyusunan dan penyelenggaraan sistem dan kebijakan

akuntansi yang sehat;

b. Menetapkan struktur pengendalian Intern yang efektif

mencakup :

- Lingkungan Pengendalian Intern terdiri dari;

Integritas, nilai etika dan kompetensi karyawan;

Filosofi dan gaya manajemen;

Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan

kewenangan dan tanggung jawabnya;

Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya

manusia;

Kebijakan dan arahan yang ditetapkan Direksi.

- Pengkajian risiko usaha yang relevan.

- Aktivitas pengendalian terhadap kegiatan usaha pada

setiap tingkat dan unit.

- Sistem informasi dan komunikasi yaitu proses penyajian

laporan operasional, keuangan dan ketaatan atas

ketentuan dan peraturan yang berlaku.

- Monitoring atas proses penilaian terhadap kualitas struktur

pengendalian Intern termasuk fungsi SPI pada setiap

tingkat dan unit.

- Pengembangan Teknologi Informasi.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 13

c. Menetapkan standar operasional yang diperlukan untuk

mengukur keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber

daya.

d. Menetapkan berbagai tujuan dan sasaran dari program,

pengembangan dan penerapan prosedur pengawasan serta

pencapaian hasil yang diinginkan.

e. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha.

f. Melaksanakan tindak lanjut sesuai rekomendasi hasil audit.

2. Manajemen bertanggung jawab terhadap setiap pelanggaran atau

penyelewengan yang terjadi di dalam perusahaan.

3. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan dan

menjaga proses governance serta memperoleh pengelolaan resiko.

4. Menjamin fungsi audit Intern mendapat dukungan manajemen

puncak dan dapat melakukan akses langsung serta kebebasan

dalam berkomunikasi kepada Direktur Utama dan Komisaris.

5. Mendiskusikan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Satuan

Pengawasan Intern kepada Komisaris.

6. SPI dapat membantu mempersiapkan laporan keuangan, namun

tidak merubah tanggung jawab atau mengurangi tanggung jawab

manajemen dalam menyajikan laporan keuangan

IV.2. Wewenang Manajemen.

1) Mengarahkan program kerja Satuan Pengawasan Intern dan

anggaran audit secara langsung.

2) Memperoleh informasi, status dan hasil pelaksanaan rencana

kerja tahunan Satuan Pengawasan Intern secara periodik.

3) Memperoleh keterangan atas hasil audit atau hasil pelaksanaan

tugas Satuan Pengawasan Intern.

4) Memberikan insentif khusus kepada personil Satuan Pengawasan

Intern sesuai dengan ketentuan.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 14

IV.3. Dukungan Manajemen Terhadap SPI.

Manajemen perusahaan, dalam hal ini Direktur Utama harus

memberikan dukungan terhadap SPI agar dapat menjalankan fungsinya

dengan efektif yaitu dapat berupa :

1. Menyiapkan dan menegaskan Pedoman Pengawasan Intern.

2. Memberikan memo penegasan untuk ditindak lanjuti atas temuan

audit yang diisampaikan kepada auditan (Distrik, Bagian,

Kebun/Pabrik, dan Dinas di lingkungan PTPN II) bersama-sama

dengan laporan hasil auditnya.

3. Memberikan teguran tertulis kepada auditan yang terlambat atau

tidak menindak lanjuti temuan hasil audit.

4. Memberikan sanksi kepegawaian atas temuan audit, setelah

mempertimbangkan masukan-masukan dan pembahasan dengan

Satuan Pengawasan Intern.

Sanksi yang dapat diberikan antara lain;

a. Tindakan administratif.

b. Tuntutan ganti rugi/penyetoran dan denda.

c. Pengaduan tindak pidana kepada pihak yang berwajib.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 15

BAB V STANDAR PROFESI, KODE ETIK DAN

JAMINAN MUTU AUDIT INTERN V.1. Standar Audit

tandar Audit adalah untuk menjamin mutu pelaksanaan audit dan

laporan hasil audit serta kesepakatan mengenai bagaimana

laporan audit disajikan agar bermanfaat bagi manajemen dan

pemakainya.

Standar Audit ini sesuai dengan Standar Profesi Audit Intern yang

diterbitkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Intern tahun 2004.

V.2. Kode Etik.

Kode etik merupakan panduan tentang arah perilaku yang harus dituju

dan dianut oleh auditor Intern dalam hal ini SPI PTPN II, sehingga wajib

bagi para auditor Intern untuk melaksanakannya agar dapat memenuhi

harapan-harapan stakeholders.

Kode etik ini disusun dengan tujuan agar auditor Intern (SPI PTPN II)

dalam berperilaku selalu mengacu kepada aturan dalam kode etik untuk

dapat menumbuhkan dan memelihara citra SPI, sehingga hasil kerjanya

dapat dipercaya oleh stakeholder-nya.

Hasil kerja yang baik dari SPI hanya dapat dilahirkan dari individu

auditor yang berperilaku baik dan tentunya juga tidak terlepas dari

pelaksanaan tugas yang mengacu kepada standar audit yang berlaku

umum.

Kode etik yang harus dipatuhi oleh Auditor SPI PTPN II adalah :

1) Auditor SPI harus menunjukkan kejujuran, obyektivitas, dan

kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan memenuhi

tanggung jawab profesi.

2) Auditor SPI harus menunjukkan loyalitas terhadap organisasinya

atau terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian, auditor Intern

tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang

menyimpang atau melanggar hukum.

3) Auditor SPI tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau

kegiatan yang dapat mendeskreditkan profesi auditor intenal atau

mendeskreditkan organisasinya.

4) Auditor SPI harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dapat

menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya; atau

S

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 16

kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka yang

meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan

memenuhi tanggung jawab profesinya secara obyektip.

5) Auditor SPI tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun

dari karyawan, klien, pelanggan, pemasok, ataupun mitra bisnis

organisasinya, yang dapat, atau patut diduga dapat mempengaruhi

pertimbangan profesionalnya.

6) Auditor SPI hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan

dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya.

7) Auditor SPI harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa

memenuhi Standar Profesi Audit Intern.

8) Auditor SPI harus bersikap hati-hati (due profesional care) dan

bijaksana dalam menggunakan informasi yang diperoleh dalam

pelaksanaan tugasnya. Auditor tidak boleh menggunakan

informasi rahasia (i) untuk mendapatkan keuntungan pribadi, (ii)

secara melanggar hukum, atau (iii) yang dapat menimbulkan

kerugian terhadap organisasnya.

9) Dalam melaporkan hasil pekerjaannya auditor SPI harus

mengungkapkan semua fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat

(i) mendistorsi laporan atas kegiatan yang direviu, atau (ii)

menutupi adanya praktik-praktik yang melanggar hukum.

10) Auditor SPI harus senantiasa meningkatkan kompetensi serta

efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor SPI wajib

mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan.

V.3. Jaminan Mutu (Quality Assurance)

Hasil pekerjaan SPI harus dapat memberikan jaminan yang layak

bahwa pelaksanaan pekerjaan SPI dilaksanakan sesuai dengan

standar, rencana serta kebijakan atau ketentuan lain yang dapat

diterapkan, untuk itu SPI harus menyelenggarakan sistem quality

assurance, yang meliputi:

1. Supervisi

Supervisi dalam setiap penugasan audit atau penugasan lainnya

untuk meyakinkan bahwa laporan hasil audit/penugasan lainnya

diterbitkan berdasarkan kertas kerja pendukungnya dan memenuhi

ketentuan yang ditetapkan.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 17

Supervisi akan menjaga obyektivitas dalam memberikan

pernyataan pendapat, simpulan, temuan dan rekomendasi. Untuk itu, perlu dikembangkan kebijakan dan prosedur supervisi, meliputi:

a. Supervisi Perencanaan

b. Supervisi Audit Program c. Supervisi Pelaporan

d. Supervisi Tindak Lanjut

Supervisi ini harus dilakukan secara seksama, terdokumentasi

dengan tertib dan dapat diuji efektivitasnya oleh pihak yang

berkepentingan.

2. Reviu

Dalam menjaga mutu laporan hasil audit/kegiatan perlu ditetapkan

kebijakan reviu yang cukup luas mencakup :

a. Reviu Dasar, meliputi reviu secara rinci dan terus menerus

yang dilakukan oleh pemimpin tim audit dan atasan langsung

pemimpin tim selama pekerjaan lapangan (field work). b. Reviu oleh pimpinan SPI untuk meyakinkan bahwa laporan

telah memadai untuk diterbitkan sesuai dengan sasaran

pemeriksaan.

3. Laporan Perkembangan Audit.

Satuan Pengawasan Intern wajib membuat laporan perkembangan audit secara berkala yang memuat :

a. Perbandingan anggaran waktu dan realisasinya.

b. Masalah-masalah audit/penugasan lain. c. Ikhtisar temuan audit yang signifikan atau potensi temuan

audit.

4. Pengembangan profesionalisme, meliputi;

a. Pelatihan yang dilaksanakan oleh SPI. b. Program pendidikan berkelanjutan.

c. Praktek Kerja

5. Penetapan auditor SPI dengan memperhatikan pendidikan,

keahlian, pengalaman dan yang telah mempunyai latar belakang

pelatihan audit.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 18

BAB VI

PEDOMAN KERJA SPI

VI.1. Penyusunan Program Kerja PemeriksaanTahunan (PKPT)

iklus kerja SPI dalam 1 (satu) tahun dimulai dari penyusunan

Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) dan diakhiri dengan

pembuatan laporan. PKPT memuat antara lain ; nama satuan

organisasi yang diaudit, kegiatan-kegiatan yang akan diaudit, waktu

audit, rencana audit, tujuan audit, personil audit, dana anggaran biaya

audit.

Kegunaan PKPT bagi SPI antara lain;

1. Sebagai pedoman Kerja SPI untuk 1 (satu) tahun periode audit.

2. Sebagai bentuk dukungan Direksi dalam pelaksanaan tugas SPI

dalam bidang audit.

3. Sebagai dasar pengajuan anggaran bagi unit SPI.

4. Sebagai alat kendali bagi pimpinan SPI untuk menilai kinerja

bagian/unit yang dipimpinnya.

5. Membantu Eksternal Audit dan Komite Audit dalam menilai

efektifitas sistem pengendalian intern dan manajemen risiko melalui

rencana kerja SPI.

Pada saat penyusunan RKAP, SPI juga menyusun UPKPT dengan

tetap memperhatikan ruang lingkup tugasnya meliputi ;

Bidang Keuangan

Bidang Operasional

Bidang Pengendalian Intern

Bidang Manajemen Risiko

Bidang Ketaatan terhadap Peraturan Perundangan

Bidang Penerapan GCG

Bidang Investigasi

S

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 19

SPI menetapkan kegiatannya dalam UPKPT, setelah melalui kajian dan

pertimbangan terhadap beberapa hal antara lain ;

1. PKPT tahun lalu yang tidak terealisir, dikaji kembali apakah masih harus

perlu dilanjutkan dalam tahun berikutnya dan menjadi prioritas utama

atau dibatalkan karena tidak diperlukan lagi (kadaluarsa).

2. Periode audit yang terakhir telah dilaksanakan oleh SPI terhadap

objek/unit yang akan diaudit tahun berikutnya, sehingga tetap

berkesinambungan dalam arti tidak ada satu periode atau bulan kegiatan

yang tidak teraudit oleh SPI.

3. Masukan dan arahan dari Direksi baik secara lisan maupun tulisan.

4. Besar kecilnya organisasi/unit yang akan diaudit.

5. Tingkat risiko pengelolaan organisasi/unit yang akan diaudit melalui hasil

identifikasi dari tingkat risiko yang paling tinggi sampai paling rendah dan

dikaitkan dengan tingkat urgensinya.

6. Isue-isue yang beredar, baik dari kalangan intern perusahaan, atau

sumber eksternal seperti Pemerintah dan masyarakat.

7. Hasil evaluasi terhadap sistem pengendalian Intern perusahaan setiap

tahun dan evaluasi manajemen risiko pada organisasi/unit yang akan

diaudit.

8. Hasil evaluasi tahun lalu atas penerapan GCG pada organisasi/unit yang

akan diaudit.

9. Kebijakan-kebijakan yang telah diterbitkan oleh perusahaan setiap

tahunnya.

10. Temuan-temuan audit SPI tahun sebelumnya dan temuan audit Eksternal

Auditor.

Berdasarkan kajian dan pertimbangan terhadap beberapa hal diatas disusun

Usulan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (UPKPT) oleh Kepala Bagian

SPI dengan Kepala-Kepala Urusan beserta stafnya meliputi kegiatan yang

akan dilakukan, nama objeknya, jumlah personil yang akan ditugaskan,

jangka waktu setiap kegiatan, rencana dimulai dan selesai, anggaran biaya

serta rencana penerbitan laporannya.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 20

Usulan PKPT yang telah disusun, dibahas dengan Direktur Utama,

selanjutnya diusulkan menjadi Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT)

dan disyahkan oleh Direktur Utama.

PKPT final yang telah mendapat pengesahan disampaikan tembusannya

kepada Komisaris/Komite Audit dan Direksi.

VI.2. Tahap Audit dan Evaluasi

1. Persiapan dan perencanaan audit.

Berdasarakan jadwal audit yang akan atau telah jatuh tempo

sebagaimana tercantum dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan

(PKPT), Kepala SPI menetapkan personil tim yang akan ditugaskan

terdiri dari ketua tim dan anggota tim.

Penentuan personil dan jumlahnya disesuaikan dengan jenis dan tujuan

audit serta bidang kegiatan yang akan diaudit.

Ketua tim dan anggota yang telah ditunjuk, membuat persiapan dan

perencanaan audit meliputi kegiatan :

a. Audit Keuangan dan Operasional.

- Mengumpulkan dan menelaah data/informasi atas unit usaha

yang akan diaudit, yaitu Laporan Hasil Pemeriksaan tahun lalu,

termasuk temuan dan tindak lanjutnya, temuan Eksternal

Auditor dan laporan triwulan dari unit usaha yang bersangkutan

(jika ada).

- Mempelajari hasil evaluasi sistem pengendalian manajemen

tahun lalu, untuk menentukan sejauh mana sistem tersebut

dapat diandalkan dalam menetapkan luasnya audit.

- Mempelajari issue yang beredar mengenai unit yang akan

diaudit (jika ada).

- Menyusun audit program untuk setiap bidang kegiatan yang

akan diaudit, yang memuat secara rinci tujuan audit dan

langkah-langkah audit yang harus dilakukan.

- Menghitung anggaran waktu audit, tanggal dimulai dan selesai,

serta anggaran biayanya berdasarkan hasil

penelahaan/evaluasi infromasi, audit program dibandingkan

dengan PKPT.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 21

- Menyusun konsep Surat Tugas yang disampaikan kepada

Kepala SPI, dan setelah direviu diterbitkan Surat Tugas Final.

b. Audit Kepatuhan.

- Mengumpulkan dan menelaah data/informasi tentang Surat

Instruksi Direksi, Surat Edaran, kebijakan perusahaan,

peraturan perundang-undangan serta ketentuan yang

ditetapkan dan yang berlaku atas unit usaha yang akan diaudit,

yaitu Laporan Hasil Pemeriksaan tahun lalu termasuk temuan

dan tindak lanjutnya.

- Mempelajari hasil evaluasi ketaatan dan kepatuhan terhadap

seluruh ketentuan - ketentuan tahun lalu, untuk menentukan

sejauh mana ketentuan - ketentuan tersebut dapat diandalkan

dalam menetapkan luasnya audit.

- Mempelajari issue kepatuhan yang beredar mengenai unit yang

akan diaudit (jika ada).

- Menyusun audit program bidang kepatuhan yang akan diaudit,

yang memuat secara rinci tujuan audit dengan langkah –

langkah audit yang harus dilakukan.

- Menghitung anggaran waktu audit, tanggal dimulai sampai

dengan selesai.

- Menyusun konsep surat tugas yang disampaikan kepada kepala

SPI dan setelah di Reviu diterbitkan surat tugas final.

c. Audit Investigasi

Kepala SPI menunjuk personil khusus yang menguasai bidangnya

sesuai kasus yang dipermasalahkan, baik atas investigasi yang

telah direncanakan dalam PKPT maupun yang belum masuk PKPT

(non PKPT).

Persiapan dan perencanaan yang dilakukan oleh tim yang telah

ditunjuk meliputi kegiatan :

- Mempelajari dokumen/data kasus yang dipermasalahkan.

- Mempelajari peraturan/kepatuhan sehubungan dengan kasus

yang bersangkutan.

- Menyusun audit program.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 22

- Menghitung anggaran waktu, tanggal mulai dan selesai,

termasuk anggaran biayanya.

- Membuat konsep Surat Tugas yang disampaikan kepada

Kepala SPI dan selanjutnya diterbitkan Surat Tugas Final yang

ditanda tangani Direktur Utama.

d. Evaluasi Manajemen Risiko dan Penerapan GCG.

Tugas ini tergantung pada PKPT yang telah disusun, apakah

merupakan tugas yang berdiri sendiri dibuat dalam PKPT atau

melekat pada tugas audit rutin bidang keuangan dan operasional.

Apabila dianggap sudah termasuk dalam audit rutin, maka program

evaluasinya juga dibuat tersendiri.

Suatu hal yang perlu dipahami dalam penugasan ini adalah ruang

lingkup evaluasi, apakah evaluasi menyeluruh terhadap semua

Bagian, Group Unit Usaha, Unit Usaha atau berdiri sendiri. Hal ini

juga akan mempengaruhi jumlah personil, waktu dan anggaran

biayanya termasuk program evaluasinya.

2. Pelaksanaan Audit dan Evaluasi a. Audit Keuangan dan Operasional.

Tim audit SPI melakukan pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan/manajer objek yang akan diaudit mengenai jenis dan tujuan audit, jangka waktu audit serta meminta dukungan dalam penyediaan data/dokumen demi kelancaran audit. Selesai pembicaraan pendahuluan, selanjutnya Ketua Tim membagi tugas personil audit sesuai bidang tugasnya masing-masing, selanjutnya auditor melakukan identifikasi terhadap kegiatan-kegiatan atas keuangan dan operasional. Identifikasi ini mencakup transaksi, perkiraan, kegiatan fungsi dan pertanggung jawaban keuangan untuk menentukan apakah :

- Unit kerja telah melaksanakan kegiatan pengendalian yang

berhasil guna. - Unit kerja telah melaksanakan pencatatan dengan tepat atas

sumber daya, kewajiban dan operasi perusahaan. - Laporan manajemen memuat data yang teliti, lengkap, dapat

dipercaya dan bermanfaat serta disajikan secara layak.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 23

Penilaian tentang daya guna dan kehematan dalam penggunaan sarana yang tersedia. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah unit kerja yang dipemeriksaan telah mengelola atau menggunakan sumber daya seperti uang, peralatan, barang, personalia, dan sebagainya, yang tersedia secara berdaya guna dan hemat. Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari suatu kegiatan atau program. Penilaian ini meliputi apakah hasil atau manfaat yang dicapai sampai saat pemeriksaan dari program atau kegiatan yang ditetapkan telah dilaksanakan secara berhasil guna, dengan mempertimbangkan :

- Kewajaran kriteria yang digunakan. - Ketepatan metode pelaksanaan yang digunakan. - Ketelitian dan kehandalan pelaksanaan prosedur. - Hasil yang dicapai. - Hambatan yang menyebabkan belum tercapainya suatu

kegiatan atau progam.

Dari hasil identifikasi ditetapkan temuan sementara yang

dituangkan dalam “Daftar Temuan Sementara”. Berdasarkan hasil temuan sementara, selanjutnya dilakukan audit

yang lebih mendalam dengan membuat audit program baru atau

memperluas audit program sebelumnya.

Dengan berpedoman kepada audit program tersebut, dikumpulkan

data, dokumen dan informasi yang berkaitan dengan temuan

sementara dan selanjutnya dilakukan analisa, pengujian atau

evaluasi untuk memantapkan temuan hasil audit, sehingga dapat

diberikan suatu pendapat, kesimpulan serta rekomendasi

perbaikannya.

Temuan hasil audit harus objektif, jelas, ringkas, konstruktif,

lengkap dan harus memenuhi 5 (lima) atribut temuan yaitu :

- Kondisi yaitu, fakta atau kejadian penyimpangan yang terjadi.

- Kriteria yaitu, kondisi atau kegiatan yang seharusnya

berdasarkan peraturan atau standar yang ditetapkan.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 24

- Penyebab yaitu, hal yang menyebabkan kondisi tidak sesuai

dengan kriteria.

- Akibat yaitu dampak yang terjadi yang disebabkan ketidak

sesuaian antara kondisi dan kriteria.

- Rekomendasi yaitu saran yang dapat dan harus dilaksanakan

untuk menghilangkan penyebab atau meminimalkan kerugian

atau mengembalikan kondisi sesuai dengan kriteria.

Setiap temuan hasil audit harus dibahas bersama dengan ketua tim

sebelum dibahas dengan pimpinan objek yang diaudit dan

kemudian dituangkan dalam daftar temuan audit final.

Sejak audit dimulai sampai berkahir, seluruh program audit yang

dilaksanakan harus dituangkan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan

(KKP).

b. Audit Kepatuhan.

Tim audit SPI melakukan pembicaraan pendahuluan dengan

Pimpinan/Manajer Unit (objek pemeriksaan) yang akan diaudit

mengenai jenis dan tujuan audit, jangka waktu audit serta meminta

dukungan dalam penyediaan data/dokumen demi kelancaran audit.

Selesai pembicaraan pendahuluan, selanjutnya auditor melakukan

identifikasi terhadap kegiatan atas kepatuhan pada peraturan

perundang-undangan.

Identifikasi ini mencakup ketaatan untuk menentukan apakah :

- Unit kerja telah mematuhi peraturan perundang undangan, yaitu

semua peraturan yang berlaku dari yang tinggi sampai yang

rendah.

Dari hasil identifikasi ditetapkan dalam daftar Temuan Sementara.

Berdasarkan hasil temuan sementara, selajutnya dilakukan audit

yang lebih mendalam dengan membuat audit program baru atau

memperluas audit program sebelumnya.

Dengan berpedoman kepada audit program kepatuhan,

dikumpulkan data, dokumen dan informasi yang berkaitan dengan

temuan sementara dan selanjutnya dilakukan analisa, pengujian

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 25

atau evaluasi untuk menetapkan temuan hasil audit, sehingga

dapat diberikan suatu pendapat, kesimpulan serta rekomendasi

perbaikannya.

c. Audit Investigasi

Sebelum melakukan audit, Auditor melakukan pembicaraan

pendahuluan dengan pimpinan objek yang diaudit tentang

jenis/tujuan audit, dan bidang-bidang yang terkait dengan kasus

yang diaudit, selanjutnya Tim Audit Investigasi mengumpulkan

dokumen, data dan informasi yang berkaitan dengan kasus yang

dipermasalahkan dengan mengacu kepada program audit yang

telah dibuat. Data/dokumen dan informasi yang telah dikumpulkan,

dianalisa dan diuji dengan membandingkannya dengan

ketentuan/peraturan yang terkait untuk membuktikan benar

tidaknya kasus tersebut.

Apabila tidak terdapat indikasi penyimpangan, maka audit dapat

dihentikan, kemudian disusun laporannya, tetapi jika ada indikasi

penyimpangan, maka audit harus diperdalam sehingga dapat

ditetapkan jenis penyimpangan yang dilakukan, modus

operandinya, karyawan yang terlibat, unsur memperkaya diri sendiri

atau orang lain serta jumlah kerugian yang ditimbulkan.

Seluruh proses kegiatan pelaksanaan audit harus

didokumentasikan dalam Kertas Kerja Pemeriksan (KKP), yang

diberi nomor secara sistematis dan direviu secara berjenjang.

d. Evaluasi Manajemen Risiko dan Penerapan GCG

- Evaluasi Manajemen Risiko

Tim melakukan evaluasi atau penilaian atas kecukupan

manajemen risiko dan pengendalian risiko, baik evaluasi

secara menyeluruh dari Kantor Direksi sampai kepada Kantor

Unit Pelaksana atau evaluasi yang berdiri sendiri terhadap

masing-masing Bagian, Group Unit Usaha, dan unit Usaha.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 26

Evaluasi yang dilakukan oleh Tim mencakup beberapa aspek :

Perumusan manajemen tentang kegiatan usaha/transaksi

yang mengandung risiko.

Kriteria mengenai risiko dan cara pemantauan risiko

signifikan yang dapat dikategorikan dalam lingkup

manajemen risiko.

Evaluasi secara berkala yang dilakukan manajemen

terhadap prosedur dan metodologi yang digunakan untuk

pengukuran risiko.

Cara manajemen memperlakukan risiko seperti

menghindari risiko, memindahkan risiko atau

meminimalkan risiko.

Dari hasil evaluasi, maka Tim merumuskan kelemahan-

kelemahan dan penyempurnaan terhadap prosedur dan

metodologi yang digunakan manajemen untuk

mengidentifikasi-kan, mengukur dan mengendalikan risiko

pada perusahaan.

- Evaluasi Penerapan GCG

Evaluasi terhadap penerapan GCG juga dapat dilakukan

secara menyeluruh atau berdiri sendiri atas Bagian, Group Unit

Usaha dan Unit Usaha. Tim harus merumuskan indikator dan

parameter yang akan dinilai mencakup beberapa aspek antara

lain :

Pemegang saham/RUPS

Komisaris

Direksi

Sekretaris Perusahaan

Satuan Pengawasan Intern

Komite Audit

Sistem Pengendalian Intern dan Manajemen Risiko

Pengungkapan Informasi

Etika Korporasi

Stakeholder lainnya.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 27

Berkaitan dengan aspek tersebut diatas, Tim memeriksa

dokumen yang diperlukan untuk menguji pemenuhan indikator

dan parameter yang telah dirumuskan, sehingga dapat

diidentifikasikan area-area yang memerlukan perbaikan dan

rekomendasinya.

3. Pembahasan Temuan Hasil Audit

a. Temuan Audit Keuangan dan Operasional

Temuan hasil audit disampaikan kepada Pimpinan Unit yang

diaudit secara tertulis dan dibahas bersama untuk

mendapatkan persamaan persepsi mengenai permasalahan

yang diungkapkan meliputi kondisi, kriteria, penyebab,

akibat dan rekomendasi. Apabila temuan audit menurut

pertimbangan professional ketua tim mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap perusahaan maka temuan tersebut

harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Kepala SPI atau

sampai kepada Direksi (jika dianggap perlu), sebelum

pembahasan temuan dengan Pimpinan Unit yang diaudit

dan adanya persetujuan atas temuan dan rekomendasi

maka dibuat Berita Acara Kesepakatan Tindak Lanjut yang

ditanda tangani oleh Pimpinan Unit yang diaudit dan ketua

tim audit.

Berita Acara Kesepakatan Tindak lanjut berisi pernyataan

kesanggupan Pimpinan Unit yang diaudit untuk

melaksanakan rekomendasi yang disampaikan.

Rekomendasi yang disampaikan hendaknya berupa

tindakan yang dapat dilaksanakan. Untuk temuan audit yang

tidak memenuhi atribut temuan, tetap dikomunikasikan

kepada Pimpinan unit yang diaudit, namun disajikan sebagai

hal-hal yang harus diperhatikan.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 28

b. Temuan Audit Kepatuhan

Temuan hasil audit disampaikan kepada Pimpinan Unit yang

diaudit secara tertulis dan dibahas bersama untuk

mendapatkan persamaan persepsi mengenai permasalahan

yang diungkapkan meliputi kondisi, kriteria, penyebab,

akibat dan rekomendasi. Apabila temuan audit menurut

pertimbangan professional ketua tim mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap perusahaan maka temuan tersebut

harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Kepala SPI atau

sampai kepada Direksi (jika dianggap perlu), sebelum

pembahasan temuan dengan Pimpinan Unit yang diaudit

dan adanya persetujuan atas temuan dan rekomendasi

maka dibuat Berita Acara Kesepakatan Tindak Lanjut yang

ditanda tangani oleh Pimpinan Unit yang diaudit dan ketua

tim audit.

Berita Acara Kesepakatan Tindak lanjut berisi pernyataan

kesanggupan Pimpinan Unit yang diaudit untuk

melaksanakan rekomendasi yang disampaikan.

Rekomendasi yang disampaikan hendaknya berupa

tindakan yang dapat dilaksanakan. Untuk temuan audit yang

tidak memenuhi atribut temuan, tetap dikomunikasikan

kepada Pimpinan unit yang diaudit, namun disajikan sebagai

hal-hal yang harus diperhatikan.

c. Temuan Audit Investigasi

Temuan audit investigasi dituangkan dalam Berita Acara

pada saat pelaksanaan audit yang ditanda tangani karyawan

yang terlibat. Apabila penyimpangan yang terjadi

mengakibatkan penyetoran uang kembali ke kas

perusahaan, maka pada saat pembahasan harus dibuat

Surat Keterangan Tangung jawab Mutlak (SKTM) yang

berisi pernyataan kesanggupan karyawan yang terlibat

untuk menyetorkan kembali dan jaminan penyetoran (bila

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 29

perlu) yang diketahui/ditandatangani juga oleh Pimpinan

Unit karyawan yang terlibat.

d. Temuan Hasil Evaluasi Manajemen Risiko dan Penerapan

GCG

Temuan hasil evaluasi dibahas oleh Tim dengan Piminan

Unit yang dievaluasi, namun harus dibedakan atau

dipisahkan kewajiban tindak lanjut perbaikan yang menjadi

tanggung jawab Pimpinan Unit dan tanggung jawab Kantor

Direksi. Dalam hal tindak lanjut menjadi tanggung jawab unit

harus disertai pernyataan kesanggupan dari unit yang

bersangkutan untuk menindaklanjuti.

Pelaporan Hasil Audit

Dari hasil pembahasan temuan hasil audit keuangan dan

operasional dengan Pimpinan Unit yang diaudit, disusun

laporan hasil audit dengan penyajian sebagai berikut :

a. Memuat temuan dan kesimpulan audit secara objektif serta

rekomendasi tindak lanjut yang konstruktif.

b. Juga memuat hal-hal yang masih merupakan masalah

yang belum dapat diselesaikan sampai dengan

berakhirnya audit.

c. Dalam hal terdapat perbedaan antara Pimpinan Unit yang

diperiksa dengan auditor atas temuan hasil audit, maka

pendapat keduanya harus diungkapkan dalam laporan.

Laporan hasil audit harus dapat dipertanggung jawabkan,

sehingga :

- Konsep laporan hasil audit yang disusun harus

berdasarkan dan didukung dengan KKP yang telah direviu.

- Konsep hasil laporan hasil audit harus direviu secara

berjenjang ke atas.

Dalam hal jika dianggap perlu, konsep laporan yang telah

disusun dibicarakan lebih dahulu dengan Direksi sebelum

laporan final diterbitkan.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 30

Laporan hasil audit disampaikan kepada Direksi dan

Komisaris/komite Audit jika ada permintaan tertulis dari

komisaris kepada Direksi. Berdasarkan laporan hasil audit yang

disampaikan kepada Direksi, dibuat memo atau surat

Penegasan Temuan dan Tindak Lanjut yang harus dilakukan

dan disampaikan kepada Pimpinan Unit yang diaudit bersama

Laporan Hasil Audit.

Laporan hasil audit invetigasi disusun dalam bentuk surat,

apabila tidak terbukti adanya penyimpangan/penyalahgunaan,

tetapi apabila terbukti ada penyimpangan /penyalahgunaan

maka laporan disusun dalam bentuk Bab.

Laporan bentuk panjang (Bab) harus menyajikan dengan jelas

jenis penyimpangan yang dilakukan, ketentuan yang dilanggar,

modus operandinya, jenis kerugian, unsur memperkaya diri

sendiri atau orang lain dan karyawan yang terlibat serta tindak

lanjut (jika ada) serta sanksi yang harus dikenakan.

Khusus untuk audit investigasi laporan hasil audit tidak

disampaikan kepada Pimpinan unit yang diaudit, namun

langsung disampaikan kepada Direktur Utama.

Hasil penilaian manajemen risiko dan penerapan GCG dapat

digabung dalam Laporan Hasil Audit Keuangan dan

Operasional dalam Bab sendiri, tergantung dari kebijakan yang

telah ditetapkan.

Jika penilaian/evaluasi dilakukan secara menyeluruh dari

Kantor Direksi sampai dengan Kantor Unit Usaha dan

mencakup seluruh aspek maka laporannya dibuat tersendiri.

Laporan harus menyajikan hal-hal yang sudah baik atau

mendekati praktek yang baik dan juga memuat hal-hal yang

memerlukan perbaikan disertai rekomendasinya.

Laporan hasil penilaian/evaluasi disampaikan kepada Direktur

Utama dengan tembusan kepada Komite Audit jika diwajibkan.

4. Monitoring Tindak Lanjut

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 31

Agar merekomendasi yang dimuat dalam laporan hasil audit

mencapai tujuan, SPI perlu memantau/memonitor tindak lanjut

yang dilakukan oleh Pimpinan Unit yang diaudit. Langkah-

langkah dalam melaksanakan monitoring tindak lanjut.

a. Menagih/meminta pernyataan pelaksanaan tindak lanjut

berikut bukti pendukungnya dari Pimpinan Unit penanggung

jawab kegiatan melalui surat.

b. Menegaskan kembali rekomendasi dalam hal tindak lanjut

yang diusulkan belum dilaksanakan atau belum tuntas

dilaksanakan.

c. Mencatat pelaksanaan tindak lanjut dalam buku monitoring

tindak lanjut.

Buku monitoring tindak lanjut dibuat oleh pimpinan SPI untuk

memonitor janji pelaksanaan tindak lanjut oleh pimpinan unit.

5. Penyusunan Audit Program

Audit program adalah rangkaian/urutan kegiatan atau langkah-

langkah audit yang sistematis yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan. Audit program dibuat pada saat perencanaan

dan saat penyusunan audit yang lebih mendalam.

Untuk mendapatkan hasil audit yang berkualitas, maka

penyusunan audit program harus memenuhi syarat sebagai

berikut :

a. Harus memuat tujuan dan ruang lingkup audit dengan jelas.

b. Setiap langkah kerja berbentuk instruksi mengenai

pekerjaan yang harus dilakukan auditor.

c. Setiap langkah kerja harus mendeteksi kemungkinan

adanya pemborosan, kesalahan, penyelewengan atau

perbuatan yang melanggar hukum.

d. Audit program yang disusun harus lengkap dan

menyeluruh, terarah dan harus dapat diimplementasikan.

e. Penyusunan audit program harus memperhatikan hasil

evaluasi pengendalian Intern.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 32

Audit program disusun oleh anggota tim, kemudian direviu oleh

Ketua Tim dan Kepala SPI.

6. Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) adalah dokumen yang

memuat data, catatan pembuktian yang dikumpulkan oleh

auditor selama berlangsungnya audit sampai tahap pelaporan.

Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) ini merupakan cerminan dari

pelaksanaan audit program yang harus memenuhi syarat :

a. Harus memuat data penting yang lengkap, kompeten,

relevan, singkat dan padat.

b. Harus memiliki bentuk formal yang memuat

catatan/dokumentasi pelaksanaan audit yang benar-benar

bermanfaat dengan tujuan yang jelas.

c. Sistematis dan rapi serta mudah dibaca dan diikuti dengan

seksama.

d. Bebas dari kesalahan fakta, perhitungan atau kesalahan

pendapat/simpulan serta tidak membiarkan adanya hal-hal

yang meragukan atau pertanyaan yang tidak terjawab.

e. Memuat identifikasi yang jelas mengenai obyek yang

diaudit, uraian hasil audit, tanda tangan auditor dan paraf

dan paraf reviu oleh atasan dari auditor.

VI.3. Laporan Kegiatan SPI

Hasil-hasil pelaksanaan kegiatan SPI harus dilaporkan untuk memberikan

gambaran tentang pelaksanaan tugas-tugas SPI yang telah, sedang dan

yang akan dilaksanakan. Laporan yang dibuat oleh SPI terdiri dari laporan

bulanan, laporan triwulan dan tahunan sebagai berikut :

1. Laporan Kegiatan Bulanan

Laporan bulanan menyajikan kegiatan bulanan yang memuat :

a. Perkembangan per objek audit pada bulan yang bersangkutan.

b. Jumlah laporan hasil audit yang diterbitkan pada bulan yang

bersangkutan.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 33

Dalam laporan yang disusun harus dibedakan antara kegiatan PKPT

dan Non PKPT.

Laporan disusun oleh Kepala Urusan dan setelah ditanda tangani

Kepala SPI, disampaikan kepada Direksi dengan tembusan Komite

Audit.

2. Laporan Triwulan Pelaksanaan PKPT

Berdasarkan laporan kegiatan bulanan atau pelaksanaan tugas yang

berdasarkan PKPT maupun Non PKPT, Kepala SPI membuat laporan

triwulan. Laporan yang dibuat mencakup data yang bersifat kuantitatif

maupun kualitatif, yaitu :

a. Laporan Triwulan Hasil Pemeriksaan yang bersifat kuantitatif.

- Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan.

Dalam periode pelaporan disajikan jumlah laporan hasil

pemeriksaan yang diterbitkan berdasarkan PKPT maupun Non

PKPT secara kumulatif dari awal tahun.

- Perbandingan Penerbitan Laporan Hasil Audit denganPKPT

Dalam periode pelaporan disajikan laporan hasil pemeriksaan

yang diterbitkan secara kumulatif termasuk hasil evaluasi GCG

dan Manajemen Risiko dibandingkan dengan rencana

penerbitan laporan sesuai dengan PKPT, disertai uraian tidak

tercapainya PKPT.

b. Laporan Triwulan yang bersifat kualitatif.

Laporan Triwulan yang bersifat kualitatif memuat hasil temuan

audit, rekomendasi dan tindak lanjut yang telah dilaksanakan atas

setiap Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang diterbitkan.

Laporan Triwulan tersebut ditanda tangani oleh Kepala SPI dan

disampaikan kepada Direksi dengan tembusan Komite Audit.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 34

3. Laporan Tahunan Bagian SPI

Setiap akhir tahun Kepala Bagian SPI membuat laporan hasil

pelaksanaan tugas Bagian SPI dalam (1) satu tahun. Laporan tahunan

ini memuat data mengenai :

a. Realisasi Penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan.

Laporan ini memuat jumlah laporan hasil pemerikaan yang

diterbitkan dalam tahun yang bersangkutan termasuk hasil evaluasi

GCG dan penilaian manajemen risiko dan perbandingannya

dengan PKPT dan dengan jumlah laporan hasil audit yang

diterbitkan tahun sebelumnya.

b. Pedoman Pelaksanaan Pengawasan.

Dalam laporan ini dilaporkan pedoman-pedoman audit yang dimiliki

SPI dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

c. Jumlah Tenaga SPI dan Realisasi Anggaran SPI

Dalam bagian ini dilaporkan jumah tenaga/Auditor SPI yang ada,

baik pada awal tahun maupun pada akhir tahun, termasuk

kualifikasinya, serta jumlah realisasi biaya SPI dibandingkan

anggarannya disertai penjelasan yang diperlukan.

d. Pendidikan dan Pelatihan.

Dalam bagian ini dilaporkan secara singkat dan jelas mengenai

pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi auditor SPI (jika ada)

yang memuat antara lain :

- Jenis pendidikan dan latihan yang dilaksanakan.

- Jumlah auditor yang mengikuti pendidikan dan pelatihan.

- Lamanya pendidikan dan pelatihan.

- Hasil-hasil yang dicapai.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

Satuan Pengawasan Intern

Good Corporate Governance 2017 35

BAB VII

PENUTUP

PT. Perkebunan Nusantara II menyadari pentingnya pengendalian Intern

(Intern control). Pengendalian yang efektif membantu perusahaan dalam

peningkatan kinerja, mencegah kecurangan dan penyajian laporan keuangan

yang dapat diandalkan, serta mendorong keberhasilan penerapan Good

Corporate Governance.

Pentingnya pengendalian Intern dan adanya Satuan Pengawasan Intern

diatur dalam SK Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 13 Juli

2002, pasal 11 (1) yang menyebutkan bahwa “Direksi harus menetapkan suatu sistem pengendalian Intern yang efektif untuk mengamankan investasi

dan asset BUMN” dan UU BUMN Nomor 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003

juga telah mewajibkan BUMN untuk membentuk unit pengendalian Intern.

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-

01/MBU/2011. Tentang : Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

(Good Corporate Gevernance) pada badan usaha milik negara.

Keberadaan fungsi Satuan Pengawasan Intern dalam PTPN II

menjamin efektivitas pengendalian intern dan merupakan mitra strategis

dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan serta mendorong

penerapan proses governance. Agar fungsi audit Intern yang dilaksanakan

oleh SPI dapat berjalan optimal sesuai kualitas yang diharapkan, maka SPI

perlu dilengkapi dengan suatu pedoman yang disebut Pedoman Pengawasan

Intern (Intern Audit Charter).

Pedoman Pengawasan Intern disusun berdasarkan analisis dan

pertimbangan professional sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, aturan

organisasi, ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan, standard

dan kode etik yang harus dipatuhi SPI. Perubahan pedoman pengawasan

intern di kemudian hari sangat tergantung pada kebutuhan dan ketentuan

yang mendasarinya