kata pengantar · 2018. 5. 26. · 1 materi pbsi kelas tinggi oleh: ahmad muttaqillah kata...

175
1 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah saya dapat menyusun tulisan ini sebagai bahan bacaan para mahasiswa di perguruan tinggi baik negeri dan swasta, khususnya mahasiswa PGSD. Penyusunan buku ini sengaja saya sajikan sebagai bahan ajar atau buku sumber bagai mahasiswa sekaligus buku pegangan dosen. Buku ini diberi judul PBSI Kelas Tinggibertujuan agar mudah dikenali sekaligus acuan pembelajaran saya pribadi. Namun demikian para mahasiswa disarankan memilikinya dengan memperbanyak dan memilikinya masing-masing. Insya Allah dalam waktu dekat buku ini akan segera direvisi agar lebih sempurna. Harapan penulis adalah adanya suatu masukan dari pembaca sebagai bahan penyempurnaan. Karena sebenarnya apa yang penyusun sajikan masih bersifat sederhana belum ada koreksi atau masukan dari pihak manapun. Sangatlah wajar bila di sana sini masih ditemukan banyak kejanggalan baik dari sisi materi maupun yang lainnya Akhirul kalam saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena dengan penuh kesadaran sebenarnya buku ini masih banyak kekuranga. Seperti dalam peribahasa dikatakan, Tiada rotan akar pun jadi.Wasalamulaikum, Ahmad Muttaqillah

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, segala puji bagi Allah saya dapat menyusun tulisan ini sebagai

    bahan bacaan para mahasiswa di perguruan tinggi baik negeri dan swasta, khususnya

    mahasiswa PGSD. Penyusunan buku ini sengaja saya sajikan sebagai bahan ajar atau

    buku sumber bagai mahasiswa sekaligus buku pegangan dosen.

    Buku ini diberi judul “PBSI Kelas Tinggi” bertujuan agar mudah dikenali

    sekaligus acuan pembelajaran saya pribadi. Namun demikian para mahasiswa disarankan

    memilikinya dengan memperbanyak dan memilikinya masing-masing.

    Insya Allah dalam waktu dekat buku ini akan segera direvisi agar lebih sempurna.

    Harapan penulis adalah adanya suatu masukan dari pembaca sebagai bahan

    penyempurnaan. Karena sebenarnya apa yang penyusun sajikan masih bersifat sederhana

    belum ada koreksi atau masukan dari pihak manapun. Sangatlah wajar bila di sana sini

    masih ditemukan banyak kejanggalan baik dari sisi materi maupun yang lainnya

    Akhirul kalam saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena dengan penuh

    kesadaran sebenarnya buku ini masih banyak kekuranga. Seperti dalam peribahasa

    dikatakan, “Tiada rotan akar pun jadi.”

    Wasalamulaikum,

    Ahmad Muttaqillah

  • 2 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    BAB I

    MORFOLOGI

    A. Pendahuluan

    Kegiatan berbahasa manusia selain secara lisan juga melalui tulisan. Dalam

    berbahasa diperlukan berbagai jenis kata yang tentunya memiliki makna yang

    benar dan dapat dimengerti.

    Untuk mendapatkan makna yang berbeda (baru) dan mudah dimengerti

    tentunya dilakukan perubahan suatu bentuk (asal) kata menjadi bermacam-macam

    bentuk. Tanpa perubahan bentuk ini, maka kata yang berbeda tidak akan

    terbentuk.

    Untuk dapat lebih memahami perubahan bentuk, dapat dipelajari melalui ilmu

    tata bahasa yang menyelidiki bentuk kata dan perubahan-perubahannya. Yang

    sering disebut ”Morfologi.” Melalui tulisan ini akan dibahas tentang perubahan

    bentuk kata dan bentuk bahasa yang terkecil yang menyelidiki bentuk kata dan

    perubahan-perubahannya.

    B. Pengertian Morfologi

    Secara harfiah morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kombinasi

    morfem. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh

    perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Dkatakan pula

    bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-

    perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi sematik.

    Kata morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie barasal dari

    bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk

    dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat di antara morphe dan logos adalah

    bunyi yang sering muncul di antara dua kata yang digabungkan. Jadi, morfologi

    berarti ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk kata atau cabang linguistik

    tentang morfem dan kombinasinya.

    Objek pembicaraan morfologi secara struktural adalah morfem pada tingkat

    terendah dan kata pada tingkat tertinggi. Yang dipelajari dalam morfologi ialah

    bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta

    perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi

    objek pembicaraan dalam morfologi.

  • 3 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari

    seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata

    terhadap makna (arti) dan kelas kata.

    C. Morfem dan Klasifikasi Morfem

    Morfem merupakan unsur terkecil yang memiliki makna dalam tutur

    bahasa. Morfem adalah unsur terkecil dalam pembentukan kata yang mempunyai

    makna dan disesuaikan dengan aturan pengguna bahasa atau penuturnya. Dalam

    KBBI dikatakan morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai

    makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih

    kecil.

    Sebuah kata dapat terdiri dari satu morfem atau lebih. Jika sebuah kata

    dipotong menjadi bagian yang lebih kecil, maka tidak akan mempunyai makna.

    Contoh kata kata besar masih mempunyai makna, tapi bila di pecah menjad be

    dan sar tentu tak bermakna. Begitu pula, jika kata “kecil” dipotong menjadi ke

    dan cil, maka masing-masing tidak mempunyai makna. Demikian pula kata

    “minum”. “Minum” tidak akan berfungsi dan memberi makna apabila dipecah

    menjadi mi dan num. Sebaliknya, kata “diminum” boleh dipecahkan kepada dua

    morfem yaitu “di” dan “minum”. Jadi , perkataan atau sebuah kata boleh terdiri

    dari beberapa morfem.

    Morfem dapat diklasifikasikan menjadi dua macam:

    1. Morfem Bebas

    Morfem bebas adalah morfem yang dapa bertdiri sendiri sebagai kata dan dapat

    langsung mambentuk kalimat serta mampunyai makna tanpa harus terlebih dahulu

    menggabungkannya dengan morfem lain, seperti : “Dia minum susu”.

    Kallimat tersebut terdiri atas tiga mirfem: (1) Dia; (2) minum; (3) susu.

    Morfem bebas sebenarnya sama dengan kata tidak memiliki imbuhan (kata dasar).

    Contoh: makan, minum, tidur, bangun, rumah, jalan, dsb.

    2. Morfem Terikat

    Morfem terikat merupakan morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan belum

    mengandung makna, tatapi harus melekat pada bentuk lain yang berupa morfrm

    bebas. Morfem terikat harus digabung dengan morfem bebas agar dapat

    membentk kata dan dan mempunyai makna. Morfem terikat dalam bahasa

  • 4 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Indonesia ada dua macam, yakni morfem terikat morfologi dan morfem terikat

    sintaksis.

    a. Morfem terikat morfologi

    Morfem terikat morfologi merupakan morfem yang terikat dengan sebuah

    morfem dasar. Morfem itu antara lain:

    Prefiks = awalan: me-, ber, pe-, per-, se-, ke-

    Infiks = sisipan : -er-, -el-, -em-

    Sufiks = akhiran : -i, -kan, -an

    Konfiks = imbuhan gabungan senyawa : per-an, ke-an, dan lain-lain.

    Morfem terikat morfologi memilki bermacam-macam fungsi.

    Imbuhan yang berfungsi membentuk kata kerja, yaitu: me-, ber-, di-, -kan,

    -i, dsb.

    Imbuhan yang berfungsi membentuk kata benda yaitu: pe-, ke-, -an, per-

    an, -man,- wati, -wan, dsb.

    Imbuhan yang berfungsi membentuk kata sifat, yaitu: ter-, -i, -wiah, -iah.

    Imbuhan yang berfungsi membentuk kata bilangan, yaitu: ke-, se-.

    Imbuhan yang berfungsi membentuk kata tugas, misalnya: se- (setelah,

    sebelum, sehingga) dan se-nya (sekiranya, seandainya).

    b. Morfem terikat sintaksis

    Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai arti pada tataran

    kalimat, misalnya kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan kamu

    pergi bersama. Kata dan pada kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak

    memiliki arti. Dalam kalimat mereka yang membeli dan membagikan buah

    itu. Dapat diklasifikasikan berdasarkan morfemnya sebagai berikut:

    Mereka, beli, bagi, buah, adalah morfem bebas.

    Mem-, mem-kan, adalah morfem terikat morfologis.

    Morfem yang, dan, adalah morfem terikat sintaksis. Kata yang, dan tidak

    mengandung makna tersendiri.

    3. Afiksasi

    Afiks (imbuhan) merupakan suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu

    kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok

    kata.Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah

  • 5 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai

    subjek, predikat dan objek.Sedangkan prosesnya sendiri disebut afiksasi

    (affixation).Imbuhan (afiks) adalah bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk

    menurunkan kata.

    Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa

    satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata.

    Contoh:

    “ber” – pada kata “lari” menjadi berlari

    “-an” pada “pakai” menjadi pakaian

    Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu:

    a. Prefiks (Awalan)

    Ialah afiks (imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar (kata dasar atau

    kata kompleks/ jadian.

    Contoh:

    ber- berjalan, bermain

    di- ditulis, dibeli, dipukul

    meN-, mem- menulis, membaca, mempertahankan

    ter- terpilih, terbawa

    b. Sufiks (Akhiran)

    Ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan

    pada akhir dasar.

    Contoh:

    -an makanan, mainan

    -kan ambilkan, satukan, jadikan

    -man, -wati seniman, seniwati

    c. Infiks (Sisipan)

    Infiks adalah morfem terikat morfologis (berupa afiks) yang disisipkan di

    tengah kata.

    Contoh:

    -el- = geletar, gelegar, jelajah, leluhur, melaju, pelatuk, selidik, telapak,

    telunjuk, telangkup, telungkup.

  • 6 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    -em- = cemerlang gemetar, gemilang, jemari, kemuning, kemelut, kemilau,

    semerbak, temali, temurun

    -er- = ceritera, gerigi, gerincing, gerisik, serabut, seruling, genderang,

    kerudung reruntuh(an), peranjat

    -in- = kinerja, sinambung, tinambah

    -em-er = gemerlap, gemerincing, gemerisik

    d. Konfiks (Awan dan Akhiran)

    Konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang diletakan sekaligus pada

    awal dan akhir dasar.

    Contoh:

    ber - an = berdatangan, berhamburan,berkejaran

    ke - an = keuangan, keahlian, kejadian, kelangkaan

    per - an = perjuangan, pertemuan, peradaban

    se - nya = sebaik-baiknya, sebesar-besarnya, sepintar-pintarnya.

    D. Alomorf

    Alomorf adalah variasi bentuk morfem yang memiliki kesamaan. Variasi

    morfem itu bergantung dari lingkungan yang dimasukinya. Menurut Hasan Alwi

    dkk, (2003:29) Alomorf merupakan ”anggota suatu morfem yang wujudnya

    bebrbeda, tetapi mempunyai fungsi dan makna yang sama.”

    Alomorf adalah anggota morfem yang sama, yang variasi bentuknya

    disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya (KBBI, 2008:43).

    Misalnya morfem ber- memnyunyai alomorf ber-, be-, dan bel-. Seperti juga me-,

    mem-, men-, meng-, meny-. Jadi alomorf merupakan variasi bentuk morfem yang

    berupa prefiks.

    Agar terlihat lebih jelas, alomorf dapat dilihat pada deretan bentuk bahasa

    berikut: (1) melihat (2) merasa (3) membawa (4) membantu (5) mendengar

    (6) menduda (7) menyanyi (8) menyikat (9) menggali (10) menggoda

    (11) mengelas (12) mengetik.

    Dari deretan bentuk di atas, terlihat bentuk yang hampir sama, bukan hanya itu,

    makna dari deretan bentuk tersebut juga sama. (1) Bentuk-bentuk tersebut

    adalah me- pada melihat dan merasa, (2) mem- pada membawa dan membantu, (3)

  • 7 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    men-pada mendengar dan menduda, (4) meny-pada menyanyi dan menyikat, (5)

    meng- pada menggali dan menggoda, dan (6) menge- : mengelas dan mengetik.

    Bentuk mem-, men-, meny-, meng-, dan menge- berasal dari variasi morfem

    (alomorf) yang satu yaitu me-.

    Dalam sebuah kata bisa terdapat satu, dua, tiga, atau enam alomarf. Alomorf di

    sini adalah varisasi afiks yang terjadi karena adanya pertemuan dengan fonem

    yang berbeda sehingga menghasilkan pemunculan fonem, pengekalan fonem,

    peluluhan fonem, dll.

    Afiks Alomorf Ciri-ciri Contoh Keterangan

    me- meng- Bentuk dasar dengan

    fonem awal /a/, /i/,/u/,

    /e/, /o/, /Ə/, /k/, /g/,/h/,

    atau /x/.

    me + ambil -

    >mengambil

    Peluluhan /k/ kadang-

    kadang tidak terjadi jika

    dirasakan perlu untuk

    membedakan makna

    tertentu, contoh pada kata

    mengaji dan mengkaji.

    menge- Bentuk dasar dengan

    satu suku kata

    ditambahkan dengan

    fonem /Ə/.

    me + bom -

    >mengebom

    me- Bentuk dasar dengan

    fonem awal /l/, /m/, /n/,

    /ñ/, /ƞ/, /r/, /y/, atau /w/

    tidak ada yang

    mengubah bentuk

    dasarnya.

    me + latih -

    >melatih

    men- Bentuk dasar dengan

    fonem awal /d/ atau /t/.

    me + duga -

    >menduga

    me + tuduh -

    >menuduh

    Untuk fonem /t/ kadang-

    kadang luluh, kadang-

    kadang tidak, contoh

    pada kata

    menerjemahkan dan

    menterjemahkan.

  • 8 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    mem- Bentuk dasar dengan

    fonem awal /b/, /p/,

    atau /f/.

    me + babat -

    >membabat

    - Untuk fonem /b/ dan

    /f/ pada proses afiksasi

    terdapat penambahan

    fonem /m/, sedangkan

    pada fonem /p/ terjadi

    peluluhan ke dalam

    fonem /m/.

    - Untuk bentuk dasar

    yang diawali dengan per,

    pro, dan pe tertentu

    kadang-kadang tidak

    luluh.

    meny- Bentuk dasar dengan

    fonem awal /s/.

    men + sapa -

    >menyapa

    Di dalam ejaan lama,

    bentuk dasar dengan

    fonem awal /c/ dan /j/

    turut diubah menjadi

    meny namun saat ini

    sudah tidak lagi, contoh

    pada kata menyuci dan

    mencuci.

    pe- pe- - Bentuk dasar dengan

    fonem awal /r/ atau

    dasar yang suku

    pertamanya berakhir

    dengan /Ər/.

    - Bentuk dasar dengan

    fonem awal/m/, /n/, /r/,

    /l/, /w/, /y/, /ñ/, dan /ƞ/.

    pe + rebut -

    >perebut

    pe + manis -

    >pemanis

    pel- Pada bentuk dasar ajar pe + ajari -

    >pelajari

    per- - Bentuk dasar pe + besar ->

  • 9 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    nomina, ajektiva, dan

    numeralia dengan

    fonem awal selain /r/

    atau dasar yang suku

    pertamanya berakhir

    dengan /Ər/ serta bukan

    morfem ajar.

    - Membentuk verba.

    perbesar

    pem- Bentuk dasar dengan

    fonem awal /b/, /p/,

    atau /f/.

    pe +besar -

    >pembesar

    Untuk fonem /b/ dan /f/

    pada proses afiksasi

    terdapat penambahan

    fonem /m/, sedangkan

    pada fonem /p/ terjadi

    peluluhan ke dalam

    fonem /m/.

    pen- Bentuk dasar dengan

    fonem awal /d/ atau /t/.

    pe + tulis -

    >penulis

    Untuk fonem /t/ kadang-

    kadang luluh, kadang-

    kadang tidak, contoh

    pada kata penerjemah

    dan penterjemah.

    peny- Bentuk dasar dengan

    fonem awal /s/.

    pe + sunting -

    >penyunting

    Di dalam ejaan lama,

    bentuk dasar dengan

    fonem awal /c/ dan /j/

    turut diubah menjadi

    meny namun saat ini

    sudah tidak lagi, contoh

    pada kata penyuci dan

    pencuci.

    peng- Bentuk dasar dengan

    fonem awal /a/, /i/,/u/,

    /e/, /o/, /Ə/, /k/, /g/,/h/,

    atau /x/.

    pe + karang -

    >pengarang

    pe + ikut -

    >pengikut

    Peluluhan /k/ kadang-

    kadang tidak terjadi jika

    dirasakan perlu untuk

    membedakan makna

  • 10 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    tertentu, contoh pada kata

    pengaji dan pengkaji.

    penge- Bentuk dasar dengan

    satu suku kata

    ditambahkan dengan

    fonem /Ə/.

    pe + bom -

    >pengebom

    ber- be- Bentuk dasar dengan

    fonem awal /r/ dan

    beberapa bentuk dasar

    yang suku pertamanya

    berakhir dengan /Ər/

    ber + renang -

    >berenang

    ber + kerja -

    >bekerja

    bel- Apabila ditambahkan

    pada dasar tertentu

    ber + ajar -

    >belajar

    ber + lunjur -

    >belunjur

    ber- Tidak berubah

    bentuknya apabila

    digabungkan dengan

    dasar di luar ciri-ciri

    pembentuk alomorf be-

    dan bel-

    ber + obat -

    >berobat

    ter- te- Bentuk dasar dengan

    fonem awal /r/

    ter +rasa -

    >terasa

    tel- Apabila ditambahkan

    pada dasar anjur dan

    antar

    ter + anjur -

    >telanjur

    ter- - Jika suku pertamanya

    berakhir dengan /Ər/

    - Tidak berubah

    bentuknya apabila

    digabungkan dengan

    dasar di luar ciri-ciri

    ter + percaya -

    >terpercaya

    ter + dengar -

    >terdengar

  • 11 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    pembentuk alomorf te-

    dan tel-

    di- di- Tidak mengalami

    perubahan pada bentuk

    dasar apapun

    di + beli -

    >dibeli

    Perlu diperhatikan bahwa

    di sebagai prefiks harus

    dibedakan dengan di

    sebagai preposisi.

    -an -wan Bentuk dasar dengan

    fonem akhir /u/

    pandu + an ->

    panduwan

    Dalam sistem ejaan

    sekarang bunyi /w/ tidak

    dituliskan. Bunyi /w/

    tersebut menurut

    Harimurti disebut bunyi

    luncuran sedangkan

    menurut Chaer disebut

    bunyi pelancar.

    -yan Bentuk dasar dengan

    fonem akhir /i/ dan /ay/

    hari + an ->

    hariyan

    Dalam sistem ejaan

    sekarang bunyi /y/ tidak

    dituliskan. Bunyi /y/

    tersebut menurut

    Harimurti disebut bunyi

    luncuran sedangkan

    menurut Chaer disebut

    bunyi pelancar.

    ‘an Bentuk dasar dengan

    fonem akhir /a/ yang

    bersuku terbuka

    sama + an ->

    samaan

    -an Diimbuhkan pada

    bentuk dasar yang

    berakhir dengan sebuah

    konsonan

    jawab + an ->

    jawaban

    Disebut dengan

    pergeseran fonem karena

    konsonan tersebut

    bergeser membentuk

    suku kata baru dengan

    sufiks -an tersebut.

    -kan -kan Tidak mengalami tarik + kan ->

  • 12 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    perubahan pada bentuk

    dasar apapun

    tarikkan

    -i -i Tidak mengalami

    perubahan pada bentuk

    dasar apapun

    naik + i ->

    naiki

    Kata dasar yang berakhir

    dengan fonem /i/ tidak

    dapat diikuti oleh sufiks -

    i.

    E. Kesimpulan

    Morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta

    pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.

    Dalam klasifikasinya morfem terbagi menjadi dua, yaitu morfem bebas dan

    morfem terikat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka

    Cipta.

    Ibrahim, Nini. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

    UHAMKA PRESS.

    Rahayu,minto. Bahasa indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta : grassindo.

    2007

    Tim Limas Adi Sekawan. EYD Plus. Jakarta: limas.2007

    http://hatmanbahasa.wordpress.com/2010/02/16/morfologi-bahasa-indonesia/

    http://id.wikipedia.org/wiki/Alomorf

    http://hatmanbahasa.wordpress.com/2010/02/16/morfologi-bahasa-indonesia/http://id.wikipedia.org/wiki/Alomorf

  • 13 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    BAB II KATA

    A. Pendahuluan

    Ada banyak ragam pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Sebagian

    besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang

    berbeda. Untuk memahami cara pembentukan kata-kata tersebut, kita sebaiknya

    mengetahui lebih dahulu beberapa konsep dasar dan istilah dari pembentukan

    kata.

    Pemakaian kata secara tepat dalam kalimat merupakan ciri khas bahasa

    Indonesia ragam ilmiah. Kata-kata yang digunakan adalah kata yang bermakna

    tunggal dan denotatif. Kata yang bermakna tunggal digunakan untuk menghindari

    timbulnya berbagai penafsiran terhadap gagasan yang dikemukakan dalam

    kalimat. Yang dimaksud dengan kata denotatif adalah kata-kata yang mengandung

    makna sebenarnya tanpa dikaitkan dengan nilai rasa.

    Untuk memperoleh ketepatan penggunaan kata, penulis harus paham betul

    akan makna ataupun konsep yang terwakili dalam kata-kata yang dipilihnya.

    Dalam memilih kata yang tepat untuk suatu kalimat dibutuhkan pengetahuan

    tentang gagasan yang dikemukakan dalam kata itu. Di samping itu, pengetahuan

    tentang ciri-ciri kata benda, kata kerja, dan kata sifat harus pula kita miliki.

    B. Pengertian

    Kata adalah ucapan yang bermakna yang dihasilkan dari alat ucap atau

    berupa tulisan yang terdiri atas beberapa huruf yang mengandung makna tertentu.

    Secara Etimologi kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari

    bahasa Ngapak kathā. Dalam bahasa Sanskerta, kathā sebenarnya bermakna

    "konversasi (percakapan)", "bahasa", "cerita" atau "dongeng". Dalam bahasa

    Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan semantik menjadi "kata". Sedangkan

    secara istilah "kata" tidak sulit untuk didefinisikan.

    Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.

    Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang

    diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran

    yang dapat dipakai dalam berbahasa .Dari segi bahasa kata diartikan sebagai

    kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskerta

  • 14 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak

    dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa

    definisi mengenai kata:

    Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan

    merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan

    dalam berbahasa,

    Konversasi, bahasa,

    Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai

    bentuk yang bebas,

    Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh

    kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).

    Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi

    lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti

    sesungguhnya kathā dalam bahasa Sanskerta. Kemudian definisi ketiga dan

    keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.

    C. Jenis Kata

    Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar,

    kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang

    merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan

    pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal

    (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau

    akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami

    perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah

    gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.

    Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh

    kategori, yaitu:

    1. Kata Benda (Nomina)

    Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk suatu

    benda, bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret.dalam

    bahasa Indonesia kata benda (nomina) terdiri dari beberapa jenis, sedangkan

    dari proses pembentukannya kata benda terdiri dari 2 jenis, yaitu :

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Morfemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Leksemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskertahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kata_dasarhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kata_turunan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_ulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kata_majemukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Afikshttp://id.wikipedia.org/wiki/Prefikshttp://id.wikipedia.org/wiki/Infikshttp://id.wikipedia.org/wiki/Sufiks

  • 15 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    a. Kata benda (nomina) dasar

    Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata-kata yang yang secara

    konkret menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak

    dapat diuraikan lagi ke bentuk lainnya. Contoh : buku, meja, kursi, radio,

    dll.

    b. Kata benda (nomina) turunan

    Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata benda yang

    terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses

    pembentukan ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :

    Verba + (-an) contoh: Makanan.

    (Pe-) + Verba contoh: Pelukis.

    (Pe-) + Adjektiva contoh: Pemarah, Pembohong.

    (Per-) + Nomina + (-an) contoh: Perbudakan.

    2. Kata Kerja (Verba)

    Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan. Kata

    kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

    a. Kata kerja transitif

    Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh unsur

    subjek dan membutuhkan objek. contoh : membeli, membunuh, memotong,

    dll. Afiks yang terdapat dalam kata kerja transitif adalah:

    1) Berafiks me-

    Contoh: membahas, membawa, menolong

    -Pak guru membahas pelajaran paragraf.

    -Ibu membawa kue.

    -Anom menolong Ahmad.

    2) Berafiks memper-

    Contoh: memperistri, memperbesar, memperluas

    -Andika memperistri Restu.

    -Camat akan mempebesar dana desa minggu depan.

    -Lapangan itu akan diperluas hari ini.

    3) Berafiks memper-i

  • 16 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Contoh: mempebarui, memperbaiki, mempersenjatai, mempercayai,

    memperingati, memperantarai.

    Operator memperbarui sinyal internet.

    Ia memperbaiki sepedanya.

    Tidak ada negara-negara Islam yang mempersenjatai Palestina

    untuk melawan Israel.

    Ia sudah tidak lagi mempercayai pembual itu.

    b. Kata Kerja Intransitif

    Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan objek. Seperti

    kata tidur untuk contoh kalimat berikut: saya tidur, pada kalimat tersebut

    kata tidur yang berposisi sebagai predikat (P) tidak lagi diminta

    menerangkan untuk memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu sudah jelas.

    Di dalam Bahasa Indonesia ada 2 dasar dalam pembentukan verba, yaitu

    dasar yang tanpa afiks tetapi telah mandiri karena telah memiliki makna,

    dan bentuk dasar yang berafiks atau turunan.dari bentuk verba ini dapat

    dibedakan menjadi :

    Verba Dasar Bebas: ialah verba yang beruba morfem dasar bebas,

    misalnya: duduk, makan, mandi, minum, dll.

    Verba Turunan: ialah verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi,

    gabungan proses atau berupa paduan leksem.

    Beberapa bentuk verba turunan :

    Verba berafiks :berbuat, terpikirkan, dll.

    Verba bereduplikasi :bangun-bangun, ingat-ingat, dll.

    Verba berproses gabungan :bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, dll.

    Verba majemuk :cuci mata, cuci tangan, dll.

    Afiks yang terdapat pada kata tersebut adalah:

    1) Berafiks ber-

    Contoh: berpakaian, berlari

    -Nani berlari dengan nenek.

    -Edi berpakaian dengan rapi.

    2) Berafiks ter-

    Contoh: tertawa, tersenyum.

  • 17 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    -Suci sedang tersenyum.

    -Budi tertawa.

    3) Berafiks ke-an

    Contoh: ketakutan, kelaparan, keterlaluan

    -Windi sedang ketakutan.

    -Emon kelaparan.

    -Ia memang keterlaluan.

    3. Kata Sifat (Adjektifa)

    Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata

    benda atau kata ganti menjadi lebih spesifik. Karena kata sifat dapat

    menerangkan kuantitas dan kualitas dari kelompok kelas kata benda atau kata

    ganti.

    a. Ciri-ciri Kata Sifat

    1) Kata sifat terbentuk karena adanya penambahan imbuhan ter- yang

    mengandung makna paling.

    2) Kata sifat dapat diterangkan atau didahului dengan kata lebih, agak,

    paling, sangatdancukup.

    3) Kata sifat juga dapat diperluas dengan proses pembentukan seperti : se- +

    redupliasi (pengulangan kata) + -nya, contoh : sehebat-hebatnya,

    setinggi-tingginya, dll.

    b. Beberapa Proses Pembentukan Kata Sifat

    1) Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar, misalnya: kuat, lemah, rajin,

    malas, dll.

    2) Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian, misalnya: terjelek, terindah,

    terbodoh, dll.

    3) Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang, misalnya: gelap-gulita,

    pontang-panting, dll.

    4) Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan, misalnya: legal, kreatif, dll.

    5) Kata sifat yang terbentuk dari kata atau kelompok kata, misalnya:

    lapang dada, keras kepala,baik hati, dll.

    4. Kata Ganti (Pronomina)

  • 18 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang

    dibendakan. Kelompok kata ini dapat dibedakan menjadi 6 bentuk, yaitu:

    a. Kata Ganti Orang

    Kata ganti orang adalah jenis kata yang menggantikan nomina. Kata ganti

    orang dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:

    Kata ganti orang pertama tunggal, misal: aku, saya.

    Kata ganti orang pertama jamak, misal: kami, kita.

    Kata ganti orang kedua tunggal, misal: kamu.

    Kata ganti orang kedua jamak, misal: kamu, kalian, Anda, kau/engkau.

    Kata ganti orang ketiga tunggal, misal: dia, ia.

    Kata ganti orang ketiga jamak, misal: mereka, beliau.

    b. Kata Ganti Kepemilikan

    Kata ganti yang dipakai untuk menyatakan kepemilikan, misal: “buku

    kamu/bukumu”, “buku aku/bukuku”, “buku dia/bukunya,” dsb.

    c. Kata Ganti Penunjuk

    Kata ganti yang dipakai untuk menunjuk suatu tempat atau benda yang

    letaknya dekat ataupun jauh, misal: “di sini”, “di sana”, “ini”, “itu”, dsb.

    d. Kata Ganti Penghubung

    Kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dan induk

    kalimat kata yang dipakai yaitu: “yang”, “tempat”,”waktu”.

    e. Kata Ganti Tanya

    Kata ganti yang dipakai untuk meminta informasi mengenai sesuatu hal,

    kata Tanya yang dimaksud ialah “apa”, “siapa”, “mana”.

    f. Kata Ganti Tak Tentu

    Kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan suatu

    benda atau orang yang jumlahnya tak menentu (banyak), misal: masing-

    masing, sesuatu, para, dsb.

    5. Kata Keterangan (Adverbia)

    Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada

    kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan

    pada seluruh kalimat. Kata keterangan dapat dibagi lagi menjadi beberapa

    bagian, yaitu:

  • 19 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    a. Kata keterangan tempat

    Keterangan tempat adalah jenis kata yang memberikan informasi mengenai

    suatu lokasi, misal: di sini, di situ, dll.

    b. Kata keterangan waktu

    Keterangan waktu adalah jenis keterangan yang menginformasikan

    berlangsungnya sesuatu dalam waktu tertentu, misal: sekarang, nanti, lusa,

    dll.

    c. Kata keterangan alat

    Keterangan alat adalah jenis kata yang menjelaskan dengan cara apa sesuatu

    itu dilakukan ataupun berlangsung, misal: “dengan tongkat”, “dengan

    motor”, dll.

    d. Kata keterangan syarat

    Keterangan syarat adalah kata keterangan yang dapat menerangkan

    terjadinya suatu proses dengan adanya syarat-syarat tertentu, misal: jikalau,

    seandainya, dll.

    e. Kata Keterangan Sebab

    Keterangan sebab adalah jenis kata yang memberikan keterangan mengapa

    sesuatu itu dapat terjadi, misal; sebab, karena, dsb.

    6. Kata Bilangan (Numeralia)

    Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan,

    urutan sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan juga dibedakan menjadi

    beberapa bagian, yaitu:

    a. Kata bilangan tertentu, contoh: satu, dua, tiga, dst.

    b. Kata bilangan tak tentu, contoh: semua, beberapa, seluruh, dll.

    c. Kata bilangan pisahan, contoh: setiap, masing-masing, tiap-tiap.

    d. Kata bilangan himpunan, contoh: berpuluh-puluh, berjuta-juta.

    e. Kata bilangan pecahan, contoh: separuh setengah, sebagian, dll.

    f. Kata bilangan ordinal/giliran, contoh: pertama, kedua, ketiga, dst.

    7. Kata Tugas

    Kata tugas ialah kata yang memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti

    leksikal. Kata tugas juga memiliki fungsi sebagai perubah kalimat yang minim

    hingga menjadi kalimat transformasi. Dari segi bentuk umumnya, kata-kata

  • 20 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    tugas sukar mengalami perubahan bentuk. Kata-kata seperti: dengan, telah,

    dan, tetapi dan sebagainya tidak bisa mengalami perubahan. Tapi, ada sebagian

    yang bisa mengalami perubahan golongan kata ini jumlahnya sangat terbatas,

    misalnya: tidak, sudah kedua kata itu dapat mengalami perubahan menjadi

    menidakkandanmenyudahkan.

    a. Ciri-ciri Kata Tugas

    Ciri dari kata tugas ialah bahwa hampir semuanya tidak dapat menjadi dasar

    untuk membentuk kata lain. Jika verba datang dapat diturunkan menjadi

    mendatangi, mendatangkan dan kedatangan. Bentuk-bentuk seperti

    menyebabkan dan menyampaikan tidak diturunkan dari kata tugas sebab dan

    sampai tetapi dari nomina sebab dan verba sampai yang membentuknya

    sama tapi kategorinya berbeda.

    b. Jenis-jenis Kata Tugas

    1) Preposisi (kata depan): kata yang terdapat di depan nomina (kata

    benda), misalnya : dari, ke dan di. Ketiga kata depan ini dipakai untuk

    merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau sesuatu yang

    dianggap tempat. Contoh : Di Jakarta, di rumah, ke pasar, dari kantor.

    2) Konjungsi (kata sambung): kata yang dapat menggabungkan 2 satuan

    bahasa yang sederajat, misalnya : dan, atau dan serta. Jenis kata tugas

    yang mampu menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa,

    atau klausa dengan klausa. Konjungsi (kata sambung) dapat dibagi

    menjadi 4, yaitu:

    3) Konjungsi koordinatif: konjungsi yang menghubungkan 2 unsur atau

    lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama contoh:

    dan, atau dan serta.

    4) Konjungsi korelatif: konjungsi yang menghubungkan 2 kata, frasa atau

    klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif

    rerdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu frasa, kata atau klausa

    yang dihubungkan oleh :baik .... maupun, tidak .... tetapi.

    5) Konjungsi Antarkalimat: konjungsi yang menghubungkan satu kalimat

    dengan kalimat yang lainnya. Konjungsi jenis ini selalu membuat

  • 21 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    kalimat baru, tentu saja dengan huruf kapital di awal kalimat.

    Contoh :biarpun begitu, akan tetapi ....

    6) Konjungsi subordinatif: konjungsi yang menghubungkan 2 klausa atau

    lebih dan klausa itu merupakan anak kalimat. Konjungsi ini terbagi lagi

    menjadi 12 kelompok, yaitu:

    a) Konjungsi subordinatif waktu : sejak, semenjak, sedari, sewaktu.

    b) Konjungsi subordinatif syarat : jika, jikalau, bila, kalau.

    c) Konjungsi subordinatif pengandaian : seandainya, seumpama.

    d) Konjungsi subordinatif konsesif : biarpun, sekalipun.

    e) Konjungsi subordinatif pembandingan : seakan-akan, seperti.

    f) Konjungsi subordinatif sebab : sebab, karena, oleh sebab.

    g) Konjungsi subordinatif hasil : sehingga, sampai.

    h) Konjungsi subordinatif alat : dengan, tanpa.

    i) Konjungsi subordinatif cara : dengan, tanpa.

    j) Konjungsi subordinatif komplementasi : bahwa.

    k) Konjungsi subodinatif atribut : yang

    l) Konjungsi subordinatif perbandingan : sama ... dengan, lebih ... dari.

    7) Artikula (kata sandang): adalah jenis kata yang mendampingi kata

    benda atau yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Kata

    sandang tidak mengandung suatu arti tapi memiliki fungsi. Fungsi kata

    sandang sendiri ialah untuk menentukan kata benda, mensubstansikan

    suatu kata. Misalnya, yang besar, yang jangkung, yang kecil, dan lain-

    lain. Kata-kata sandang umum yang terdapat dalam Bahasa Indonesia

    ialah yang, itu, -nya, si, sang, hang, dang. Kata-kata sandang seperti

    sang, hang, dang banyak ditemui dalam kesusastraan lama, sekarang

    sudah tidak terpakai lagi terkecuali kata sandang sang. Kata sandang

    sang terkadang masih dipergunakan untuk mengagungkan atau untuk

    menyatakan ejekan maupun ironi. Dalam Bahasa Indonesia terdapat

    beberapa kelompok artikula, yaitu:

    a) Artikula yang bersifat gelar ialah artikula yang bertalian dengan

    orang yang dianggap bermartabat. Berikut ini jenis artikula yang

    bersifat gelar : sang, hang, dang, sri.

  • 22 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Misalnya: Sang Raja, Sri Sultan, Hang Tuah, Hang Jebat, Dang

    Shinta

    Contoh Kalimat:

    Sang raja memberikan tahtanya kepada ahli waris.

    Sri Sultan Hamongkubwono IX meninggalkan keraton untuk melihat

    rakyatnya.

    Hang Tuah bertemu dengan Hang Bae untuk berunding.

    Hang Jebat merupakan pahlawan pembela kebenaran orang-orang

    Melayu.

    Dang Shinta dilamar oleh Hang Jebat.

    b) Artikula yang mengacu ke makna kelompok/makna korelatif ialah kata

    para. Karena artikula ini bermakna ketaktunggalan, maka nomina yang

    diiringinya tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Jadi, untuk

    menyatakan kelompok guru sebagai kesatuan bentuk yang dipakai ialah

    para guru bukan para guru-guru.

    c) Artikula yang menominalkan. Artikula si yang menominalkan dapat

    mengacu ke makna tunggal atau genetik, tergantung pada konteks

    kalimat.

    8) Interjeksi (kata seru): ialah kata yang mengungungkapkan perasaan.

    Macam-macam kata seru yang masih dipakai hingga sekarang di

    antaranya:

    a) Kata seru asli, yaitu : ah, wah, yah, hai, o, oh, nah, dll.

    b) Kata seru yang berasal dari kata-kata biasa, artinya kata seru yang

    berasal dari kata-kata benda atau kata-kata lain yang digunakan,

    contoh : celaka, masa', kasihan, dll.

    c) kata seru yang berasal dari beberapa ungkapan, baik yang berasal dari

    ungkapan Indonesia maupun yang berasal dari ungkapan asing, yaitu :

    ya ampun, demi Allah, Insya Allah, dll.

    9) Partikel Penegas: ialah kategori yang meliputi kata yang tidak tunduk pada

    perubahan bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang

    diiringinya. Ada empat macam partikel penegas, yaitu: -lah, -kah, -tah dan

    pun.

  • 23 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    8. Kata Ulang

    Kata ulang atau reduplikasi adalah kata yang diulang baik ucapan maupun

    tulisan. Kata tersebut bemakna jamak. Ada pula beberapa kata yang diulang

    tetapi bermakna tunggal. Di bawah ini akan dibahas secara rinci beberapa kata

    ulang.

    a. Macam-macam Kata Ulang

    Dalam proses morfologis kata ulang ini disebut reduplikasi. Bentuk kata

    ulang dibagi menjadi:

    1) Perulangan seluruhnya (dwilingga)

    Yang dimaksud perulangan seluruhnya adalah bentuk dasar kata kerja

    itu diulang seluruhnya. Pengulangan seluruh bentuk dasar. Perulangan

    ini mengandung arti bahwa suatu perbuatan dilakukan berulang-ulang

    (intensitas).

    Contoh: anak-anak, jalan-jalan, kapan-kapan, makan-makan, sama-

    sama, rumah-rumah, kejadian-kejadian, repot-repot.

    2) Kata ulang berimbuhan:

    a) Perulangan berprefiks

    Yang dimaksud dengan perulangan berprefiks adalah bentuk dasar

    kata kerja yang diulang seluruhnya dan mendapat prefiks.

    Contoh: berdesak-desak, berjajar-jajar, terkantuk-kantuk, terjungkal-

    jungkal, bermain-main, meraung-raung, melompat-lompat,

    melambai-lambai, berjam-jam, bersungguh-sungguh, berhati-hati.

    b) Perulangan berkonfiks

    Dalam perulangan berkonfiks, kata dasar diulang seluruhnya dan

    mendapat konfiks.

    Contoh: berpandang-pandangan, berkejar-kejaran, berkasih-kasihan,

    kemerah-kerahan, kehijau-hijauan, kehitam-hitaman, kecoklat-

    coklatan, kekuning-kuningan, kehati-hatian.

    c) Kata ulang bersufiks

    Kata ulang ini adalah kata ulang yang memiliki akhiran (sufiks).

    (1) bermakna tunggal dan menyerupai:

  • 24 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Contoh: anak-anakan, kucing-kucingan, orang-orangan, rumah-

    rumahan, kereta-keretaan

    (2) Bermakna jamak:

    Contoh: sayur-sayuran, ketela-ketelaan, pohon-pohonan, buah-

    buahan

    3) Kata ulang semu

    Perulangan semu ialah kata dasar yang berbentuk ulang. Apabila kata

    dasar yang berbentuk ulang itu tidak diulang, tidak akan mempunyai

    makna. Jika dilihat dari bentuknya, kata itu merupakan kata ulang dan

    jika dilihat dari segi arti kata itu merupakan kata dasar.

    Contoh: pura-pura, kupu-kupu, kura-kura, kolang-kaling, laba-laba,

    ubur-ubur, undur-undur, empek-empek.

    4) Kata ulang dwipurwa

    Kata ulang sebagian atau yang terjadi pada suku awal kata dasarnya

    saja (dwipurwa).

    Contoha: lelaki, pepehonan, rerumputan, tetua, tetamu, tetangga,

    leluhur, leluasa.

    5) Kata ulang berubah bunyi (dwilingga salin suara)

    Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar yang salah satunya mengalami

    perubahan suara pada suatu fonem atau lebih.

    Contoh: gerak-gerik, sayur-mayur, pontang-panting, jungkat-jungkit, bolak-

    balik, mondar-mandir, komat-kamit, tunggang-langgang, pontang-panting,

    ketar-ketir, lauk-pauk, ramah-tamah.

    b. Makana Kata Ulang

    Jamak (tak tentu). Contoh: buku-buku, pohon-pohon

    Bermacam-macam. Contoh: pohon-pohonan, buah-buahan.

    Menyerupai. Contoh: kuda-kuda, anak-anakan, langit-langit, mobil-

    mobilan, rumah-rumahan, kayu-kayuan.

    Melemahkan (agak). Contoh: kekanak-kanakan, kebarat-baratan, sakit-

    sakitan.

    Intensitas (kualitas, kuantitas, atau frekuensi). Contoh: kuat-kuat, kuda-

    kuda, mondar-mandir.

    Saling (berbalasan). Contoh: bersalam-salaman, tikam-menikam, kunjung-

    mengunjungi, tuduh-menuduh, tolong-menolong.

  • 25 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Kolektif (pada kata bilangan). Contoh: dua-dua, tiga-tiga, lima-lima.

    Dalam keadaan. Contoh: mentah-mentah, hidup-hidup.

    Walaupun (meskipun). Contoh: kecil-kecil, jelek-jelek.

    Perihal. Contoh: masak-memasak, jahit-menjahit.

    Tindakan untuk bersenang-senang. Contoh: makan-makan, duduk-duduk,

    tidur-tiduran, membaca-baca, berjalan-jalan.

    Agak. Contoh: kehijau-hijauan, kemerah-merahan.

    Tindakan yang dilakukan berkali-kali. Contoh: berkali-kali.

    Waktu yang lama. Contoh: berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu,

    berbulan-bulan, bertahun-tahun.

    Kemasukan: kesetanan, kerasukan, kesurupan.

    9. Kata Majemuk

    Kata majemuk adalah gabungan 2 kata atau lebih yang memiliki struktur

    tetap, tidak dapat di sisipi kata atau jonjungsi lain. Contohnya : Kamar tidur.

    Gabungan kata di atas termasuk contoh kata majemuk karena strukturnya tetap,

    tidak dapat diubah-ubah letaknya.

    Selain itu, ciri lain dari kata majemuk adalah gabungan kata tersebut

    membentuk makna baru. Namun, makna baru tersebut masih dapat dirunut atau

    ditelusuri dari makna kata pembentuknya, atau makna baru tersebut masih dapat

    diketahui asal usulnya.

    Misalnya: abang becak, tukang kayu, rumah sakit

    a. Jenis-jenis Kata Majemuk

    1) Berdasarkan cara penulisannya:

    (a) Kata Majemuk senyawa

    Kata majemuk senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisannya

    dirangkaikan. seolah-olah telah melebur menjadi satu kata baru

    Misalnya: matahari. hulubalang. Bumiputra

    (b) Kata majemuk tak-senyawa

    Kata majemuk tak-senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisan

    morfem -morfem dasarnya tetap terpisah. Misalnya: sapu tangan. kumis

    kucing. cerdik pandai

    2) Berdasarkan kelas kata pembentuknya:

  • 26 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    (a) Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata benda. Misalnya:

    kapal udara. anak emas, sapu tangan

    (b) Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata kerja. Misalnya:

    kapal terbang. anak pungut. meja makan

    (c) Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata sifat. Misalnya: orang

    tua. rumah sakit. pejabat tinggi

    (d) Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata benda. Misalnya:

    panjang tangan. tinggi hati. keras kepala

    (e) Kata majemuk yang terdiri atas kata bilangan + kata benda

    Misalnya: pancaindera. dwiwarna. sapta marga

    (f) Kata majemuk yang terdiri atas kata kerja + kata kerja

    Misalnya: naik turun. keluar masuk. pulang pergi

    (g) Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata sifat

    Misalnya: tua muda. cerdik pandai. besar kecil.

    3) Berdasarkan hubungan kata pembentuknya:

    (a) Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan awalan (prefiks).

    seperti: prasarana, prasejarah, tandil

    (b) Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan pangkal kata.

    seperti: rumah sakit, kapal udara, meja belajar

    (c) Kata majemuk'yang morfem keduanya merupakan pangkal kata.

    seperti: mahasiswa, bumiputra. purbakala

    (d) Kata majemuk yang morfem pertamanya mempunyai hubungan

    sederajat dengan morfem keduanya, seperti: naik turun, besar kecil,

    pulang pergi, sanak saudara.

    D. Penentuan batas kata

    Dalam ilmu linguistik ada minimal lima cara dalam menentukan batas-

    batas kata:

    1. Jeda

    Seorang pembicara disuruh untuk mengulang kalimat yang diberikan secara pelan,

    diperbolehkan untuk beristirahat dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan

    cenderung memasukkan jeda pada batas-batas kata. Namun metoda ini tidaklah

  • 27 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    sempurna: sang pembicara bisa dengan mudah memilah-milah kata-kata yang

    terdiri dari banyak suku kata.

    2. Keutuhan

    Seorang pengguna disuruh untuk mengucapkan sebuah kalimat secara keras

    dan lalu disuruh untuk mengucapkannya lagi dan ditambah beberapa kata.

    3. Bentuk bebas minimal

    Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah

    leksem, jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri.

    4. Batas fonetis

    Beberapa bahasa mempunyai aturan pelafalan khusus yang membuatnya

    mudah ditinjau di mana batas kata sejatinya. Misalnya, di bahasa yang secara

    teratur menjatuhkan tekanan pada suku-kata terakhir, maka batas kata mungkin

    jatuh setelah masing-masing suku-kata yang diberi tekanan. Contoh lain bisa

    didengarkan pada bahasa yang mempunyai harmoni vokal (seperti bahasa

    Turki): vokal dalam sebagian kata memiliki "kualitas" sama, oleh sebab itu

    batas kata mungkin terjadi setiap kali kualitas huruf hidup berganti. Tetapi,

    tidak semua bahasa mempunyai peraturan fonetis seperti itu yang mudah,

    kalaupun iya, pada bahasa ini ada pula perkecualiannya.

    5. Satuan semantis

    Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini,

    metode ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya

    yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai

    semantik kecil (dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal), atau

    kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk.

    Dalam prakteknya, ahli bahasa mempergunakan campuran semua metode ini

    untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini,

    definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap.

    E. Bagian-Bagian Kata

    1. Kata dasar (akar kata)

    Kata yang paling sedarhana yang belum memiliki imbuhan, juga dapat di

    kelompokkan sebagai bentuk asal (tunggal) dan bentuk dasar (kompleks.

    Contohnya: percaya dan sangat.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leonard_Bloomfield&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Leksemhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Harmoni_vokal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Semantik

  • 28 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    2. Afiks (imbuhan)

    Satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila di tambahkan pada

    kata dasar akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks tidak dapat

    berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar. istilah

    afiks termasuk, prefiks, sufiks, dan konfiks. Contohnya: Penantang,

    Penyandera, dan terangkat.

    3. Prefiks (awalan)

    Afiks (imbuhan) yang melekat di depan kata dasar untuk membentuk kata baru

    dengan arti yang berbeda. Contohnya: ekor – seekor, lari- berlari

    4. Sufiks (akhiran)

    Afiks yang melekat di belakang kata dasar untuk membentuk kata baru dengan

    arti yang berbeda. Contoh: Main – mainan

    5. Konfiks (sirkumfiks/simulfiks)

    Secara simultan (bersamaan), satu afiks melekat di depan kata dasar dan satu

    afiks melekat di belakang kata dasar yang bersama-sama mendukung satu

    fungsi. Dengan kata lain afiks yang tidak berbentuk suku kata dan yang

    ditambahkan atau dileburkan pada dasar; contohnya: ngopi, kata dasarnya kopi

    – sebenarnya mengopi dan nyapu pangkalnya sapui – sebenarnya menyapu.

    6. Kata turunan (kata jadian)

    Kata yang baru di turunkan dari kata dasar yang mendapat imbuhan.

    Contohnya: bertepuk tangan, dikelola, dan garis bawahi.

    7. Keluarga kata dasar

    Kelompok kata turunan yang semuanya berasal dari satu kata dasar dan

    memiliki afiks yang berbeda. Contohnya : mengkaji dan mengaji.

    F. Kata Umum dan Kata Khusus

    Pembedaan suatu kata ke dalam kategori “kata umum” atau “kata khusus”

    terkadang sangat menentukan pemahaman terhadap teks. Kekeliruan dalam

    kategorisasi dapat berakibat salah paham. Salah satu penyebab kesalahpahaman

    adalah salah kategorisasi kata.Dalam hal ini, dapatdikategorisasi kata menjadi

    kata umum (generic) dan kata khusus (spesific).

    a. Kata Umum

  • 29 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Kata umum adalah kata yang masih bermakna umum. Di dalam kata umum

    masih terdapat kata-kata yang lainnya yang disebut dengan kata khusus berikut

    beberapa kalimat yang mengandung kata umum.

    Contoh:

    1. Ibu membeli sayuran di pasar.

    2. Andri memberikan bunga kepada Isti.

    3. Pak Budi membeli 1 kg ikan di pasar.

    Kata “sayuran,” “bunga,” dan “ikan” dalam kalimat itu tidak serta merta

    membangkitkan citra pohon yang dimaksudkan oleh penutur. Bayangan dan

    pemahaman setiap pembaca mengenai kata “pohon” itu jadi beraneka ragam

    tergantung dari pengalaman pihak pembaca terhadap jenis pohon yang pernah

    dijumpainya di halaman. Dalam relasi makna, kata umum tergolong hipernim.

    Dari aspek ini, kata umum juga disebut superordinat.

    Sifat keumuman kata umum ini berguna dalam abstraksi, generalisasi, dan

    kategorisasi, sehingga kata ini sering digunakan dalam karya tulis eksposisi.

    Penggunaan kata umum dalam karya tulis deskripsi atau narasi harus dibatasi,

    karena kurang memberi daya imajinasi, sugesti, dan impresi kepada pembaca.

    b. Kata Khusus

    Kata khusus memiliki makna yang lebih spesifik, sehingga kata tersebut

    tersa lebih jelas dibaca maupun didengar. Kata khusus merupakan bagian-bagian

    yang berada di bawah kata umum (subordinat) dari kata umum. Sebalinya pula

    dengan kata umum merupakan superordinat dari kata khusus.

    Contoh:

    No Kata Umum Kata Khusus

    1. Ibu menanam pohon

    di halaman.

    Ibu menanam pohonMangga di halaman.

    2. Andri memberikan

    bunga kepada Isti.

    Andri memberikan Melati kepada Isti.

    3. Pak Budi membeli 10

    ikan di pasar.

    Pak Budi membeli 5 ekor Gurame, 3 ekor Mujaher,

    dan 2 ekor Nila di pasar.

    Sebagaimana nampak dalam contoh tersebut, kata khusus memiliki daya

    sugesti dan daya impresi yang lebih kuat dan lebih dalam daripada kata umum.

    http://www.studycycle.net/2009/11/hipernim.html

  • 30 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Selain itu, informasi yang disampaikan kepada pembaca juga jelas dan merujuk

    pada obyek/subyek tertentu. Begitu mendengar atau membaca “pohon Mangga”

    atau “Melati”, maka seketika muncul citra obyek yang direpresentasikan oleh

    kedua kata itu Dalam relasi makna, kata khusus tergolong hiponim. Dari aspek ini,

    kata khusus juga disebut subordinat.

    Contoh lain, “Honda” adalah kata khusus relatif terhadap kata umum

    “sepeda motor”. “Sepeda motor” adalah kata khusus relatif terhadap kata umum

    “kendaraan”. Demikian seterusnya. Untuk contoh lebih lengkap mengenai

    relativitas kata umum dan kata khusus, lihat pada tabel di bawah ini.

    Contoh:

    ←Lebih umum ——————————– Lebih khusus→

    Kendaraan Kendaraan

    bermotor

    Kendaraan

    bermotor roda

    dua

    Sepeda motor Honda

    Kesimpulan

    Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.

    Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh

    kategori, yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat, kata ganti, kata keterangan, kata

    bilangan, kata tugas.

    Pembedaan suatu kata ke dalam kategori “kata umum” atau “kata khusus”

    terkadang sangat menentukan pemahaman terhadap teks. Kekeliruan dalam

    kategorisasi dapat berakibat salah paham. Salah satu penyebab kesalahpahaman

    adalah salah kategorisasi kata. Dalam hal ini, dapat dikategorisasi kata menjadi

    kata umum (generik) dan kata khusus (spesifik).

    http://studycycle.blogspot.com/2009/11/hiponim.html

  • 31 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    BAB III KALIMAT

    A. Pendahuluan

    Penggunaan bahasa yang baik dan benar menuntut adanya penggunaan

    kalimat yang baik dan benar, penggunaan kalimat yang benar tergambar dalam

    penggunaan kalimat-kalimat yang gramatikal, sedangkan penggunaan bahasa

    yang baik terlihat dari penggunaan kalimat yang efektif , yaitu kalimat-kalimat

    yang dapat menyampaikan pesan secara tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi.

    Berbahasa yang baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam hal

    struktur , tetapi juga harus memperhatikan fungsi komunikatifnya.

    B. Pengertian Kalimat

    Kalimat merupakan ungkapan bermakna yang terdiri dari beberapa kata

    sekurang-kurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Dalam bentuk

    tulisan, kalimat diawali dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda baca titik,

    tanya, dan seru. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal

    subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukan bagian ujaran itu sudah

    lengkap dengan makna.1

    Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tulisan,

    harus memiliki subjek (S), dan predikat (P). Apabila tidak memiliki unsur subjek

    dan predikat maka pernyataan itu bukanlah kalimat. Apabila sebuah kalimat tidak

    mempunyai subjek dan predikat maka disebut frasa.

    Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek (S) – Predikat (P) –

    Objek (O) – Keterangan (K) kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang

    lengkap.

    1. Subjek ( S)

    Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, tokoh, sosok (benda)

    sesuatu hal atau sesuatu masalah yang menjadi pangkal atau pokok

    pembicaraan.

    Contohnya “ ayahku sedang melukis “

    2. Predikat ( P)

    1 Ibrahim Nini. Bahasa indonesia . UHAMKA PRESS. Jakarta : 2011 halm. 91

  • 32 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa

    atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku /tokoh atau benda di dalam

    suatu kalimat) .

    Contohnya Ibu sedang tidur siang.

    Frasa sedang tidur siang adalah predikat

    3. Objek (O)

    Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.

    Contoh Andi menendang bola.

    Kata bola pada kalimat di atas adalah objek.

    4. Pelengkap (pel.) Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Letak

    pelengkap umumnya di belakang predikat yang berupa verba. Posisi seperti

    itu juga di tempati oleh objek dan jenis kata yang mengisi pelengkap dan

    objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa, atau klausa. Namun antara

    pelengkap dan objek terdapat perbedaan.

    Contohnya Banyak orsospol berlandaskan Pancasila

    S P pel .

    5. Keterangan

    Adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian

    kalimat yang lainya.unsur keterangan dapat berfungsi menerangkan S, P , O

    dan PEL. Posisinya manasuka, dapat diawali, di tengah atau di akhir kalimat.

    6. Kalimat aktif

    Kalimat aktif adalah Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau

    melakukan perbuatan.

    Contoh :

    Andi membaca novel di kamar.

    S P O K

    Saya menulis cerita di teras rumah.

    S P O K (kalimat aktif dengan subyek kata ganti orang )

    Saya sudah membeli buku itu.

    Ciri-ciri kalimat aktif:

    a. Subjeknya sebagai pelaku.

    Contoh : Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)

    b. Predikatnya berawalan me- atau ber-.

  • 33 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    c. Predikatnya tergolong kata kerja aus.

    Contoh kalimat aktif yaitu:

    o Adik membaca buku.

    o Tatang bermain bola.

    o Yuli mandi di kolam renang.

    o Wawan telah membeli buku gambar.

    7. Kalimat Pasif

    Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau dikenai

    perbuatan.

    Ciri-ciri kalimat pasif yaitu:

    a. Subjeknya sebagai penderita.

    b. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan di-, di-kan, diper-i, diper-kan,

    ter-, ter- kan,m ke-an, atau kata kerja bentuk persona.

    c. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata

    kerja yang kehilangan awalan).

    Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :

    a. Subjek akan menjadi Objek

    b. Predikat berimbuhan me- menjadi di-

    c. Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat

    pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang

    tersebut diletakkan sebelum predikat tanpa imbuhan.

    Contoh :

    Cerita saya tulis di teras rumah.

    (kalimat pasif kata kerja imbuhan di hilangkan)

    Buku itu sudah kubeli. (pasif)

    8. Kalimat Langsung

    Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan

    orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan

    bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya

  • 34 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau

    kalimat perintah

    Contoh:

    Kata Desmon, ”Anggel nanti pulangnya saya antar!”

    “Anggel Nanti pulangkanya kamu saya antar ya?” kata Desmon.

    Kata Desmon disebut kalimat pengiring.

    ”Kapan bukuku kamu kembalikan?“ tanya Samid.

    ”Belikan saya mobil baru!“ pinta Tria.

    ”Saya akan datang nanti malam,“ kata Hamid.

    Perubahan Kalimat Langsung ke Tak Langsung

    Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubahan kata gantinya:

    Langsung —>Tak Lansung

    Saya —-> Dia

    Kamu —–> Saya

    Kalian —–> Kami

    Kami —–> Mereka

    Kita —–> Kami

    Ada alternatif lain agar tidak menghafal:

    Caranya Posisikan diri anda menjadi orang yang diajak bicara setelah itu

    informasikan kepada orang ketiga.

    Contoh :

    Kata Dhani, ”Coba kamu bantu saya menyelesaikan tugas ini!”

    Maka anda menjadi orang yang diajak bicara oleh Dhani,

    Setelah itu ada orang lain yg bertanya : Dhani tadi bicara apa?

    Jawab: Dhani mengatakan supaya saya membatu dia menyelesaikan tugas.

    Jawaban anda itulah kalimat tak langsungnya.

    9. Kalimat Tak Langsung

    Kalimat tak langsung adalah menirukan ucapan lain dengan ucapan

    sendiri. Bahasa yang diucapkan itu mengalami perubahan tetapi memiliki

    maksud sesuai dengan ucapan orang lain yang ditirukan itu.

    Contoh:

  • 35 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Dani mengatakan kepada saya bahwa ia ingin bermain bola pada hari

    ini.

    Karim menanyakan kepada temannya tentang kapan buku karim

    tersebut akan dikembalikan.

    10. Kalimat Inversi

    Kalimat inversi adalah kalimat yang memiliki susunan balik, yaitu pola

    kalimat yang predikatnya selalu mendahului subjek. Menurut Harimurti

    Kridalaksana (2001: 85) dalam Kamus Linguistik, inversi adalah perubahan

    urutan bagian-bagian kalimat. Dalam struktur inversi, predikat dibalik

    (dipindah) urutannya di sebelahkanan subjek (right-dislocated) (Sumarlam,

    2007: 88).

    Contoh:

    Makan lontong ia. (asalnya: Ia makan lontong).

    Bawa kemari lontong itu. (asalnya: Lontong itu bawa kemari).

    Berangkat ia ke Surabaya (asalnya: Ia berangkat ke Surabaya).

    Dibuangnya makanan itu. (asalnya: Makanan itu dibuangnya).

    Ditanamnya bunga itu di taman. (Ia menanam bunga di taman).

    C. Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya

    Menurut Strukturnya, kalimat bahasa indonesia dapat berupa kalimat tunggal

    dapat pula berupa kalimat majemuk . kalimat majemuk dapat bersifat setara (

    koordinatif) , tidak setara ( subordinatif) ataupun campuran ( koordinatif –

    subordinatif ) . gagasan yang tunggal di nyatakan dalam kalimat tunggal. Gagasan

    yang bersegi – segi di ungkapkan dengan kalimat majemuk. 2

    1. Kalimat tunggal

    Kalimat tunggal terdiri atas subjek predikat. Yang pada hakekatnya, kalau

    dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dlam bahasa

    indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalaimat dasr yang sederhana.

    Kalimat-kalimat yang panjang itu dapat dapat pula ditelusuri pola-pola

    2 tasai Amran dkk. Cermat berbahasa indonesia . AKADEMIKA PRESSINDO jakarta : 2008, hlm. 72.

  • 36 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud kalimat dasar. Pola-pola

    kalimat dasar yang dimaksud adalah:

    Kata Benda + Kata Kerja

    Contoh: Victoria bernyanyi

    S P

    Kata Benda + Kata Sifat

    Contoh: Ika sangat rajin

    S P

    Kata Benda + Kata Bilangan)

    Contoh: Masalahnya seribu satu.

    . S P

    Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

    a. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.

    Contoh : Saya siswa kelas VI.

    b. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.

    Contoh : Adik bernyanyi.

    Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-

    kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari

    kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua

    puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:

    a. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali,

    sekeliling kota.

    b. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan,

    kemarin sore, minggu kedua bulan ini.

    c. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan

    undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.

    d. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya,

    sepatutnya.

    e. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati,

    seenaknya saja, selekas mungkin.

    f. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.

  • 37 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    g. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi

    mereka.

    h. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.

    i. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti:

    penerima Sepatu Emas, David Beckham.

    j. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang

    memperhatikan rakyat.3

    2. Kalimat Majemuk

    Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling

    berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat

    dibedakan atas 2 jenis, yaitu:

    a. Kalimat Majemuk Setara (KMS)

    Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap

    kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam

    beberapa bagian, yaitu:

    Kalimat Majemuk Setara Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal

    yang dihubungkan oleh kata dan, serta.

    Contoh:

    - Kami mencari bahan dan mereka meramunya.

    - Dosen Serta mahasiswa bekerja secara kreatif dan inofatif

    Kalimat majemuk setara pilihan menggunakan atau

    Contoh “ andi lebih pilih belajar atau bermain

    Kalimat majemuk setara urutan menggunakan lalu, lantas , kemudian

    Contoh :

    - Ia pulang lalu pergi menjemput anaknya

    - Kami menyelesaikan kuliah lantas bekerja.

    - Kami bekerja dan menabung kemudian mengawali bisnis ini.

    Kalimat majemuk setara perlawanan menggunakan tetapi , melainkan ,

    sedangkan

    3 Ibid, halm. 73

  • 38 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Contoh :

    - Dodo ingin mempunyai Uang banyak tetapi malas menabung

    - Ia bukan pandai melainkan rajin

    - Rere rajin Belajar sedangkan Reno adiknya pemalas.

    b. kalimat majemuk Bertingkat

    kalimat majemuk bertingkat di susun berdasarkan jenis anak kalimatnya.

    Kalimat majemuk bertingkat ada 8 macam , di bedakan berdasarka jenis anak

    kalimat ( AK ).

    1) Anak Kalimat keterangan Waktu menggunakan kata ketika , waktu , saat ,

    setelah , sebelum.

    2) Anak Kalimat keterangan sebab menggunakan kata sebab, lantaran ,

    karena

    Contoh ” orang itu meninggal karena menderita sakit jantung

    3) Anak Kalimat keterangan hasil ( akibat )menggunakan kata hingga ,

    sehingga , akhirnya.

    4) Anak Kalimat keterangan syarat menggunakan kata jika, apabila , kalu ,

    andaikata.

    Contohnya “ Andaikata engkau memenangkan lomba itu, bagaimana

    perasaanmu?

    5) Anak Kalimat keterangan Tujuan menggunakan kata agar, supaya, demi ,

    untuk , guna

    Contoh: Kita harus bekerja keras demi masa depan yang gemilang.

    6) Anak kalimat keterangan cara menggunakan kata dengan , dalam

    Contoh: Dalam menghadapi kesulitan tersebut ia menerima dengan sabar

    7) Anak kalimat posesif menggunakan kata meskipun , walawpun , biarpun

    Contoh: Biarpun baru pukul enam , saya sudah berangkat ke kantor

    8) Anak Kalimat keterangan pengganti nomina menggunakan kata bahwa

    Contoh: Presiden menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus menegakan

    hukum.4

    D. Jenis kalimat meurut bentuk gayanya (retorikanya)

    4 Ibid, halm : 102

  • 39 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Menurut gaya penyampaiannya atau retorikanya, kalimat dapat

    digolongkan menjadi tiga macam :

    1. Kalimat yang melepas

    Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama yaitu induk kalimat

    dan diikuti oleh unsur tambahan yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu

    disebut juga dengan kalimat melepas.

    Contoh :

    - Saya akan dibelikan motor oleh ayah jika saya lulus ujian sarjana.

    2. Kalimat yang berklimaks.

    Kalimat yang berklimaks ialah kalimat yang diawali oleh anak kalimat dan

    diikuti oleh induk kalimat.

    Contoh:

    - Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kampusnya.

    3. Kalimat berimbang

    Bisa dikatakan kalimat berimbang apabila kalimat itu disusun dalam bentuk

    majemuk setara atau tidak setara atau majemuk campuran. Disebut berimbang

    karena memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dalam kalimat tersebut.

    Contoh:

    - Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang

    dan dapat beribadat dengan leluasa.

    D. Jenis kalimat menurut fungsinya.

    Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

    1. Kalimat Perintah

    Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada

    orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan

    tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat

    perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

    Macam-macam kalimat perintah:

    a) Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.

    Contoh : Gantilah bajumu !

  • 40 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    b) Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.

    Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan !

    c) Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.

    Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

    2. Kalimat Berita (pernyataan ).

    Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam

    penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya

    dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk

    memberikan tanggapan.

    Macam-macam kalimat berita:

    a) Kalimat berita kepastian

    Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.

    b) Kalimat berita pengingkaran

    Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

    c) Kalimat berita kesangsian

    Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.

    d) Kalmat berita bentuk lainnya

    Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.

    3. Kalimat Tanya (pertanyaan )

    Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu

    informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri

    dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya

    menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah

    bagaimana, dimana, berapa, kapan

    Contoh:

    - Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?

    - Kapan Becks kembali ke Inggris?

    4. Kalimat Seruan

    Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa

    ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan

    intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau

    tanda titik (.) dalam penulisannya.

  • 41 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Contoh:

    - Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

    - Bukan main, eloknya.

    E. Jenis kalimat berdasarkan Unsur Kalimat

    Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

    1. Kalimat Lengkap

    Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu

    buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat

    lengkap.

    Contoh:

    - Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.

    . S P K

    - Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.

    S P O

    2. Kalimat Tidak Lengkap

    Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya

    memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja.

    Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah,

    pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.

    Contoh: “ Selamat Sore , Silakan Masuk , Kapan menikah?

    F. Kesimpulan

    Kalimat adalah satuan bahasa terkecil ,dalam wujud lisan atau tulisan yang

    mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan

    suara naik turun,dan keras lembut,di sela jeda,dan diakhiri dengan intonasi

    akhir.Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital

    dan diakhiri dengan tanda titik.(.), tanda tanya(?)dan tanda seru (!). Kalimat

    merupakan bagian penting dalam kegiatan berbahasa karena kalimat merupakan

    dasar untuk membentuk satuan bahasa yang lebih besar ( wacana). Kalimat juga

    merupakan dasar untuk membentuk satuan bahasa terkecil yang gagasannya

    lengkap, yaitu mengandung unsur apa atau siapa, melakukan atau dalam keadaan

    apa, dimana, kapan, dan sebagainya . Alwi ( 2003:320). Menyatakan bahwa

    kalimat adalah satuan terkecil dalam wujud Lisan dan tulisan yang

  • 42 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    mengungkapkan pikiran utuh. dan dalam sebuah kalimat berisi unsur Subjek ,

    peredikat , objek , keterangan dan pelengkap kemudian dalam sebuah pola kalimat

    ada juga kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat.

    Dalam Penggunaan bahasa yang baik dan benar penggunaan kalimat yang

    benar tergambar dalam penggunaan kalimat – kalimat yang gramatikal, sedangkan

    penggunaan bahasa yang baik terlihat dari penggunaan kalimat yang efektif , yaitu

    kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan pesan secara tepat, sesuai dengan

    situasi dan kondisi. Berbahasa yang baik dan benar tidak hanya menekankan

    kebenaran dalam hal struktur , tetapi juga harus memperhatikan fungsi

    komunikatifnya.

  • 43 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    BAB IV PARAGRAF

    A. Pendahauluan

    Sebagai mahasiswa yang mempelajari bahasa Indonesia diharuskan menguasai

    materi-materi yang dipelajari salah satu materi yang harus dikuasai adalah

    paragraf. Paragraf adalah rangkaian kalimat yang diikat oleh satu kesatuan

    gagasan. Syarat dalam paragraf yaitu kesatuan gagasan dan kepaduan antar

    kalimat paragraf terdiri dari paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup.

    Paragraf pembuka yang baik akan menjadi tolak ukur pengembangan tulisan

    berikutnya. Paragraf pembuka adalah paragraf yang mengawali dari mana seorang

    penulis akan mengembangkan gagasannya.

    Jenis-jenis paragraf terbagi atas 3 jenis : paragraf deduktif, paragraf induktif,

    dan paragraf campuran (variatif). Tehnik pengembangan paragraf yaitu :

    kausalitas, analogi, perbandingan-pertentangan, deduktif-induktif, klimaks-

    antiklimaks, sudut pandang, proses, dan generalisasi.

    B. Pengertian Paragraf

    Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragrafos, "menulis di samping"

    atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan

    atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru.Terkadang baris

    pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru.

    Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok

    yang dibantu dengan kalimat pendukung.Paragraf non-fiksi biasanya dimulai

    dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen

    atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan

    berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh

    kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf

    tunggal.Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa

    terjadi di tengah atau di akhir.Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau

    berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika

    dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip

    berganti.

  • 44 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    C. Fungsi Paragraf

    1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran

    dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis,

    dalam suatu kesatuan.

    2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri

    beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.

    3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan

    pemahaman bagi pembacanya.

    4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit

    pikiran yang lebih kecil.

    5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas

    beberapa variabel.

    6. Mengungkapkan informasi tertentu dengan gagasan utama sebagai

    pengendalinya.

    D. Syarat-syarat Paragraf

    1. Kesatuan

    Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara

    bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru.Kesatuan di sini

    tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.

    Syarat kesatuan paragraf terpenuhi jika jika suatu kalimat dalam paragraf

    saling berhubungan dengan gagasan atau ide pokok paragraf.Jika kalimat-kalimat

    yang ada dalam paragraf saling berhubungan dan saling mendukung dalam

    pemaparan ide pokok paragraf, aka paragraf tersebut dapat dikatakan memiliki

    kesatuan gagasan.Jika kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraf tidak saling

    berhubungan dan tidak mendukung dalam pemaparan ide pokok paragraf, maka

    paragraf tersebut tidak memiliki kesatuan gagasan.

    2. Kepaduan

    Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan

    kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi

    apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik,

    wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan

    memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata

    ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).

    Paragraf yang baik harus memiliki kepaduan (kohesi dan

    koherensi).Kepaduan yang dimaksud adalah adalanya rangkaian antar kalimat yng

  • 45 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    memudahkan pembaca untuk memahami isinya. Kalmia-kalimat yang membentuk

    paragraf saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Kepaduan dalam sebuah

    paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, diantaranya pengulangan

    kata kunci, pengulangan kata ganti, penggunaan transisi, dan pararelisme.

    3. Kelengkapan

    Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk

    menunjang kalimat topik.Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan

    paragraf yang kurang lengkap.Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan

    dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.

    Paragraf yang lengkap adalah paragraf yang didukung oleh kalimat-kalimat

    penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik.Paragraf yang baik memiliki

    kalimat topik dan kalimat penjelas.Kalimat topic adalah kalimat kalimat yang

    berisi rincian ide pokok.Kalimat yang terdiri atas satu kalimat topik saja dikatakna

    paragraf yang belum lengkap.Ide pokok dan ide-ide penjelas dalam paragraf yang

    baik ditata secara sistematis. Penggunaan ide dalam suatu paragraf dapat

    dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara alamiah dan secara logis. Urutan alamiah

    berupa urutan waktu (kronologis), dan ruang (sudut pandang), sedang urutan logis

    berupa urutan klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum,

    pokok-rincian, dikenal-tidak dikenal, dan mudah-sulit.Ide penjelas dalam paragraf

    dapat berupa contoh, ilustrasi, rincian konkret, perbandingan, uraian, alas an,

    fakta/data, dan analog.

    E. Jenis-jenis Paragraf dan Pengembangannya

    Banyak jenis paragraf yang akan diuraikan pada pembahasan berikut.

    1. Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi 3, yaitu :

    a. Paragraf Pembuka

    Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan sebagai pengatur untuk

    sampai kepada masalah yang akan diuraikan.

    b. Paragraf Penghubung

    Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf

    pembuka dan penutup yang berisi uraian masalah yang dibahas.

    c. Paragraf Penutup

    Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri

    karangan atau bagian karangan.

    2. Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi menjadi:

    a. Paragraf deduksi

  • 46 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Paragraf deduksi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal.

    b. Paragraf induksi

    Paragraf induksi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir

    paragraf.

    c. Paragraf kombinasi (campuran)

    Paragraf kombinasi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal dan

    akhir paragraf.

    3. Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi 5, yaitu :

    a. Paragraf Argumentasi

    Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi ide/gagasan dengan diikuti

    alasan yang kuat untuk menyakinkan pembaca.

    1) Ciri-ciri paragraf argumentasi

    a) bersifat nonfiksi /ilmiah

    b) bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan

    merupakan kebenaran

    c) dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, gambar dll

    d) ditutup dengan kesimpulan

    2) Macam/pola pengembangan paragraf argumentasi

    a) Pola pengembangan sebab akibat

    Paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap

    sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu

    kesimpulan sebagai efek akibat. Ditandai dengan kata-kata sebab,

    karena, disebabkan, dikarenakan dll.

    Contoh:

    Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia,

    terutama di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara

    dari kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin banyak,

    pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai

    dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang

    sampah sembarangan . Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan

    kerugian yang cukup besar.Misalnya udara menjadi kotor dan tidak

    sehat, menyebarnya berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya

  • 47 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    wabah penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air

    tersumbat oleh sampah.

    b) Pola pengembangan akibat-sebab

    Paragraf yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai

    akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang

    menimbulkan akibat.

    Contoh:

    Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin

    bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan

    segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka lakukan

    agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga

    yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup

    dengan cara meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak

    menggejala ketika krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang

    berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan hidup di segala

    sektor/bidang.

    b. Paragraf Eksposisi

    Paragraf ekspositif/eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk

    menjelaskan dan menerangkan sesuatu permasalahan kepada pembaca agar

    pembaca mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya tentang sesuatu

    permasalahan yang dimaksud pengarang.

    1) Ciri-ciri paragraf ekspositif

    a) bersifat nonfiksi/ilmiah

    b) bertujuan menjelaskan/memaparkan

    c) berdasarkan fakta

    d) tidak bermaksud mempengaruhi

    4) Pola pengembangan paragraf ekspositif

    a) pola umum-khusus (deduksi)

    Adalah paragraf yang dimulai dari hal –hal yang bersifat umum

    kemudian menjelaskan dengan kalimat –kalimat pendukung yang

    khusus

    b) Pola khusus-umum (induksi)

  • 48 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Adalah paragraf yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus

    kemudian menjelaskan dengan kalimat-kalimat yang bersifat umum

    c) Pola perbandingan

    Adalah paragraf yang membandingkan dengan hal yang lain,

    berdasarkan unsur kesamaan dan perbedaan, kerugian dengan

    keuntungan, kelebihan dengan kekurangan. Kata hubung (jika

    dibandingkan dengan, seperti halnya,demikian juga, sama

    dengan,selaras dengan,sesuai dengan)

    d) Pola pertentangan

    Paragraf yang mempertentangkan dengan gagasan lain. Kata hubung

    (biarpun, walaupun,berbeda,berbeda dengan, akan tetapi, sebaliknya,

    melainkan, namun, meskipun begitu)

    e) Pola analogi

    Paragraf yang menunjukkan kesamaan-kesamaan antara dua hal yang

    berlainan kelasnya tetapi tetap memperhatikan kesamaan segi/fungsi

    dari kedua hal tadi sebagai ilustrasi

    f) Pola pengembangan proses

    Pola pengembangan paragraf yang ide pokok paragrafnya disusun

    berdasarkan urutan proses terjadinya sesuatu

    g) Pola pengembangan klasifikasi

    Adalah pola pengembangan paragraf dengan cara mengelompokkan

    barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan

    tertentu

    h) Pola pengembangan contoh/ilustrasi

    Paragraf yang berfungsi untuk memperjelas suatu uraian, khususnya

    uraian yang bersifat abstrak. Kata penghubung (contohnya,

    umpamanya,misalnya)

    i) Pola pengembangan difinisi

    Paragraf yang berupa pengertian atau istilah yang terkandung dalam

    kalimat topik memerlukan penjelasan panjang lebar agar tepat

    maknanya dilengkapi oleh pembaca

    j) Pola pengembangan sebab akibat dan akibat sebab

  • 49 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

    Pola pengembangan yang menuentukan sebab sebagai gagasan utama,

    sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Atau

    sebaliknya, akibat sebagai gagasan utama, se