kata pengantar · 2018. 5. 26. · 1 materi pbsi kelas tinggi oleh: ahmad muttaqillah kata...
TRANSCRIPT
-
1 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah saya dapat menyusun tulisan ini sebagai
bahan bacaan para mahasiswa di perguruan tinggi baik negeri dan swasta, khususnya
mahasiswa PGSD. Penyusunan buku ini sengaja saya sajikan sebagai bahan ajar atau
buku sumber bagai mahasiswa sekaligus buku pegangan dosen.
Buku ini diberi judul “PBSI Kelas Tinggi” bertujuan agar mudah dikenali
sekaligus acuan pembelajaran saya pribadi. Namun demikian para mahasiswa disarankan
memilikinya dengan memperbanyak dan memilikinya masing-masing.
Insya Allah dalam waktu dekat buku ini akan segera direvisi agar lebih sempurna.
Harapan penulis adalah adanya suatu masukan dari pembaca sebagai bahan
penyempurnaan. Karena sebenarnya apa yang penyusun sajikan masih bersifat sederhana
belum ada koreksi atau masukan dari pihak manapun. Sangatlah wajar bila di sana sini
masih ditemukan banyak kejanggalan baik dari sisi materi maupun yang lainnya
Akhirul kalam saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena dengan penuh
kesadaran sebenarnya buku ini masih banyak kekuranga. Seperti dalam peribahasa
dikatakan, “Tiada rotan akar pun jadi.”
Wasalamulaikum,
Ahmad Muttaqillah
-
2 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
BAB I
MORFOLOGI
A. Pendahuluan
Kegiatan berbahasa manusia selain secara lisan juga melalui tulisan. Dalam
berbahasa diperlukan berbagai jenis kata yang tentunya memiliki makna yang
benar dan dapat dimengerti.
Untuk mendapatkan makna yang berbeda (baru) dan mudah dimengerti
tentunya dilakukan perubahan suatu bentuk (asal) kata menjadi bermacam-macam
bentuk. Tanpa perubahan bentuk ini, maka kata yang berbeda tidak akan
terbentuk.
Untuk dapat lebih memahami perubahan bentuk, dapat dipelajari melalui ilmu
tata bahasa yang menyelidiki bentuk kata dan perubahan-perubahannya. Yang
sering disebut ”Morfologi.” Melalui tulisan ini akan dibahas tentang perubahan
bentuk kata dan bentuk bahasa yang terkecil yang menyelidiki bentuk kata dan
perubahan-perubahannya.
B. Pengertian Morfologi
Secara harfiah morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kombinasi
morfem. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Dkatakan pula
bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-
perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi sematik.
Kata morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie barasal dari
bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk
dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat di antara morphe dan logos adalah
bunyi yang sering muncul di antara dua kata yang digabungkan. Jadi, morfologi
berarti ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk kata atau cabang linguistik
tentang morfem dan kombinasinya.
Objek pembicaraan morfologi secara struktural adalah morfem pada tingkat
terendah dan kata pada tingkat tertinggi. Yang dipelajari dalam morfologi ialah
bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta
perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi
objek pembicaraan dalam morfologi.
-
3 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari
seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap makna (arti) dan kelas kata.
C. Morfem dan Klasifikasi Morfem
Morfem merupakan unsur terkecil yang memiliki makna dalam tutur
bahasa. Morfem adalah unsur terkecil dalam pembentukan kata yang mempunyai
makna dan disesuaikan dengan aturan pengguna bahasa atau penuturnya. Dalam
KBBI dikatakan morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai
makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih
kecil.
Sebuah kata dapat terdiri dari satu morfem atau lebih. Jika sebuah kata
dipotong menjadi bagian yang lebih kecil, maka tidak akan mempunyai makna.
Contoh kata kata besar masih mempunyai makna, tapi bila di pecah menjad be
dan sar tentu tak bermakna. Begitu pula, jika kata “kecil” dipotong menjadi ke
dan cil, maka masing-masing tidak mempunyai makna. Demikian pula kata
“minum”. “Minum” tidak akan berfungsi dan memberi makna apabila dipecah
menjadi mi dan num. Sebaliknya, kata “diminum” boleh dipecahkan kepada dua
morfem yaitu “di” dan “minum”. Jadi , perkataan atau sebuah kata boleh terdiri
dari beberapa morfem.
Morfem dapat diklasifikasikan menjadi dua macam:
1. Morfem Bebas
Morfem bebas adalah morfem yang dapa bertdiri sendiri sebagai kata dan dapat
langsung mambentuk kalimat serta mampunyai makna tanpa harus terlebih dahulu
menggabungkannya dengan morfem lain, seperti : “Dia minum susu”.
Kallimat tersebut terdiri atas tiga mirfem: (1) Dia; (2) minum; (3) susu.
Morfem bebas sebenarnya sama dengan kata tidak memiliki imbuhan (kata dasar).
Contoh: makan, minum, tidur, bangun, rumah, jalan, dsb.
2. Morfem Terikat
Morfem terikat merupakan morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan belum
mengandung makna, tatapi harus melekat pada bentuk lain yang berupa morfrm
bebas. Morfem terikat harus digabung dengan morfem bebas agar dapat
membentk kata dan dan mempunyai makna. Morfem terikat dalam bahasa
-
4 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Indonesia ada dua macam, yakni morfem terikat morfologi dan morfem terikat
sintaksis.
a. Morfem terikat morfologi
Morfem terikat morfologi merupakan morfem yang terikat dengan sebuah
morfem dasar. Morfem itu antara lain:
Prefiks = awalan: me-, ber, pe-, per-, se-, ke-
Infiks = sisipan : -er-, -el-, -em-
Sufiks = akhiran : -i, -kan, -an
Konfiks = imbuhan gabungan senyawa : per-an, ke-an, dan lain-lain.
Morfem terikat morfologi memilki bermacam-macam fungsi.
Imbuhan yang berfungsi membentuk kata kerja, yaitu: me-, ber-, di-, -kan,
-i, dsb.
Imbuhan yang berfungsi membentuk kata benda yaitu: pe-, ke-, -an, per-
an, -man,- wati, -wan, dsb.
Imbuhan yang berfungsi membentuk kata sifat, yaitu: ter-, -i, -wiah, -iah.
Imbuhan yang berfungsi membentuk kata bilangan, yaitu: ke-, se-.
Imbuhan yang berfungsi membentuk kata tugas, misalnya: se- (setelah,
sebelum, sehingga) dan se-nya (sekiranya, seandainya).
b. Morfem terikat sintaksis
Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai arti pada tataran
kalimat, misalnya kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan kamu
pergi bersama. Kata dan pada kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak
memiliki arti. Dalam kalimat mereka yang membeli dan membagikan buah
itu. Dapat diklasifikasikan berdasarkan morfemnya sebagai berikut:
Mereka, beli, bagi, buah, adalah morfem bebas.
Mem-, mem-kan, adalah morfem terikat morfologis.
Morfem yang, dan, adalah morfem terikat sintaksis. Kata yang, dan tidak
mengandung makna tersendiri.
3. Afiksasi
Afiks (imbuhan) merupakan suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu
kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok
kata.Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah
-
5 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai
subjek, predikat dan objek.Sedangkan prosesnya sendiri disebut afiksasi
(affixation).Imbuhan (afiks) adalah bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk
menurunkan kata.
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa
satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata.
Contoh:
“ber” – pada kata “lari” menjadi berlari
“-an” pada “pakai” menjadi pakaian
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu:
a. Prefiks (Awalan)
Ialah afiks (imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar (kata dasar atau
kata kompleks/ jadian.
Contoh:
ber- berjalan, bermain
di- ditulis, dibeli, dipukul
meN-, mem- menulis, membaca, mempertahankan
ter- terpilih, terbawa
b. Sufiks (Akhiran)
Ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan
pada akhir dasar.
Contoh:
-an makanan, mainan
-kan ambilkan, satukan, jadikan
-man, -wati seniman, seniwati
c. Infiks (Sisipan)
Infiks adalah morfem terikat morfologis (berupa afiks) yang disisipkan di
tengah kata.
Contoh:
-el- = geletar, gelegar, jelajah, leluhur, melaju, pelatuk, selidik, telapak,
telunjuk, telangkup, telungkup.
-
6 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
-em- = cemerlang gemetar, gemilang, jemari, kemuning, kemelut, kemilau,
semerbak, temali, temurun
-er- = ceritera, gerigi, gerincing, gerisik, serabut, seruling, genderang,
kerudung reruntuh(an), peranjat
-in- = kinerja, sinambung, tinambah
-em-er = gemerlap, gemerincing, gemerisik
d. Konfiks (Awan dan Akhiran)
Konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang diletakan sekaligus pada
awal dan akhir dasar.
Contoh:
ber - an = berdatangan, berhamburan,berkejaran
ke - an = keuangan, keahlian, kejadian, kelangkaan
per - an = perjuangan, pertemuan, peradaban
se - nya = sebaik-baiknya, sebesar-besarnya, sepintar-pintarnya.
D. Alomorf
Alomorf adalah variasi bentuk morfem yang memiliki kesamaan. Variasi
morfem itu bergantung dari lingkungan yang dimasukinya. Menurut Hasan Alwi
dkk, (2003:29) Alomorf merupakan ”anggota suatu morfem yang wujudnya
bebrbeda, tetapi mempunyai fungsi dan makna yang sama.”
Alomorf adalah anggota morfem yang sama, yang variasi bentuknya
disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya (KBBI, 2008:43).
Misalnya morfem ber- memnyunyai alomorf ber-, be-, dan bel-. Seperti juga me-,
mem-, men-, meng-, meny-. Jadi alomorf merupakan variasi bentuk morfem yang
berupa prefiks.
Agar terlihat lebih jelas, alomorf dapat dilihat pada deretan bentuk bahasa
berikut: (1) melihat (2) merasa (3) membawa (4) membantu (5) mendengar
(6) menduda (7) menyanyi (8) menyikat (9) menggali (10) menggoda
(11) mengelas (12) mengetik.
Dari deretan bentuk di atas, terlihat bentuk yang hampir sama, bukan hanya itu,
makna dari deretan bentuk tersebut juga sama. (1) Bentuk-bentuk tersebut
adalah me- pada melihat dan merasa, (2) mem- pada membawa dan membantu, (3)
-
7 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
men-pada mendengar dan menduda, (4) meny-pada menyanyi dan menyikat, (5)
meng- pada menggali dan menggoda, dan (6) menge- : mengelas dan mengetik.
Bentuk mem-, men-, meny-, meng-, dan menge- berasal dari variasi morfem
(alomorf) yang satu yaitu me-.
Dalam sebuah kata bisa terdapat satu, dua, tiga, atau enam alomarf. Alomorf di
sini adalah varisasi afiks yang terjadi karena adanya pertemuan dengan fonem
yang berbeda sehingga menghasilkan pemunculan fonem, pengekalan fonem,
peluluhan fonem, dll.
Afiks Alomorf Ciri-ciri Contoh Keterangan
me- meng- Bentuk dasar dengan
fonem awal /a/, /i/,/u/,
/e/, /o/, /Ə/, /k/, /g/,/h/,
atau /x/.
me + ambil -
>mengambil
Peluluhan /k/ kadang-
kadang tidak terjadi jika
dirasakan perlu untuk
membedakan makna
tertentu, contoh pada kata
mengaji dan mengkaji.
menge- Bentuk dasar dengan
satu suku kata
ditambahkan dengan
fonem /Ə/.
me + bom -
>mengebom
me- Bentuk dasar dengan
fonem awal /l/, /m/, /n/,
/ñ/, /ƞ/, /r/, /y/, atau /w/
tidak ada yang
mengubah bentuk
dasarnya.
me + latih -
>melatih
men- Bentuk dasar dengan
fonem awal /d/ atau /t/.
me + duga -
>menduga
me + tuduh -
>menuduh
Untuk fonem /t/ kadang-
kadang luluh, kadang-
kadang tidak, contoh
pada kata
menerjemahkan dan
menterjemahkan.
-
8 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
mem- Bentuk dasar dengan
fonem awal /b/, /p/,
atau /f/.
me + babat -
>membabat
- Untuk fonem /b/ dan
/f/ pada proses afiksasi
terdapat penambahan
fonem /m/, sedangkan
pada fonem /p/ terjadi
peluluhan ke dalam
fonem /m/.
- Untuk bentuk dasar
yang diawali dengan per,
pro, dan pe tertentu
kadang-kadang tidak
luluh.
meny- Bentuk dasar dengan
fonem awal /s/.
men + sapa -
>menyapa
Di dalam ejaan lama,
bentuk dasar dengan
fonem awal /c/ dan /j/
turut diubah menjadi
meny namun saat ini
sudah tidak lagi, contoh
pada kata menyuci dan
mencuci.
pe- pe- - Bentuk dasar dengan
fonem awal /r/ atau
dasar yang suku
pertamanya berakhir
dengan /Ər/.
- Bentuk dasar dengan
fonem awal/m/, /n/, /r/,
/l/, /w/, /y/, /ñ/, dan /ƞ/.
pe + rebut -
>perebut
pe + manis -
>pemanis
pel- Pada bentuk dasar ajar pe + ajari -
>pelajari
per- - Bentuk dasar pe + besar ->
-
9 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
nomina, ajektiva, dan
numeralia dengan
fonem awal selain /r/
atau dasar yang suku
pertamanya berakhir
dengan /Ər/ serta bukan
morfem ajar.
- Membentuk verba.
perbesar
pem- Bentuk dasar dengan
fonem awal /b/, /p/,
atau /f/.
pe +besar -
>pembesar
Untuk fonem /b/ dan /f/
pada proses afiksasi
terdapat penambahan
fonem /m/, sedangkan
pada fonem /p/ terjadi
peluluhan ke dalam
fonem /m/.
pen- Bentuk dasar dengan
fonem awal /d/ atau /t/.
pe + tulis -
>penulis
Untuk fonem /t/ kadang-
kadang luluh, kadang-
kadang tidak, contoh
pada kata penerjemah
dan penterjemah.
peny- Bentuk dasar dengan
fonem awal /s/.
pe + sunting -
>penyunting
Di dalam ejaan lama,
bentuk dasar dengan
fonem awal /c/ dan /j/
turut diubah menjadi
meny namun saat ini
sudah tidak lagi, contoh
pada kata penyuci dan
pencuci.
peng- Bentuk dasar dengan
fonem awal /a/, /i/,/u/,
/e/, /o/, /Ə/, /k/, /g/,/h/,
atau /x/.
pe + karang -
>pengarang
pe + ikut -
>pengikut
Peluluhan /k/ kadang-
kadang tidak terjadi jika
dirasakan perlu untuk
membedakan makna
-
10 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
tertentu, contoh pada kata
pengaji dan pengkaji.
penge- Bentuk dasar dengan
satu suku kata
ditambahkan dengan
fonem /Ə/.
pe + bom -
>pengebom
ber- be- Bentuk dasar dengan
fonem awal /r/ dan
beberapa bentuk dasar
yang suku pertamanya
berakhir dengan /Ər/
ber + renang -
>berenang
ber + kerja -
>bekerja
bel- Apabila ditambahkan
pada dasar tertentu
ber + ajar -
>belajar
ber + lunjur -
>belunjur
ber- Tidak berubah
bentuknya apabila
digabungkan dengan
dasar di luar ciri-ciri
pembentuk alomorf be-
dan bel-
ber + obat -
>berobat
ter- te- Bentuk dasar dengan
fonem awal /r/
ter +rasa -
>terasa
tel- Apabila ditambahkan
pada dasar anjur dan
antar
ter + anjur -
>telanjur
ter- - Jika suku pertamanya
berakhir dengan /Ər/
- Tidak berubah
bentuknya apabila
digabungkan dengan
dasar di luar ciri-ciri
ter + percaya -
>terpercaya
ter + dengar -
>terdengar
-
11 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
pembentuk alomorf te-
dan tel-
di- di- Tidak mengalami
perubahan pada bentuk
dasar apapun
di + beli -
>dibeli
Perlu diperhatikan bahwa
di sebagai prefiks harus
dibedakan dengan di
sebagai preposisi.
-an -wan Bentuk dasar dengan
fonem akhir /u/
pandu + an ->
panduwan
Dalam sistem ejaan
sekarang bunyi /w/ tidak
dituliskan. Bunyi /w/
tersebut menurut
Harimurti disebut bunyi
luncuran sedangkan
menurut Chaer disebut
bunyi pelancar.
-yan Bentuk dasar dengan
fonem akhir /i/ dan /ay/
hari + an ->
hariyan
Dalam sistem ejaan
sekarang bunyi /y/ tidak
dituliskan. Bunyi /y/
tersebut menurut
Harimurti disebut bunyi
luncuran sedangkan
menurut Chaer disebut
bunyi pelancar.
‘an Bentuk dasar dengan
fonem akhir /a/ yang
bersuku terbuka
sama + an ->
samaan
-an Diimbuhkan pada
bentuk dasar yang
berakhir dengan sebuah
konsonan
jawab + an ->
jawaban
Disebut dengan
pergeseran fonem karena
konsonan tersebut
bergeser membentuk
suku kata baru dengan
sufiks -an tersebut.
-kan -kan Tidak mengalami tarik + kan ->
-
12 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
perubahan pada bentuk
dasar apapun
tarikkan
-i -i Tidak mengalami
perubahan pada bentuk
dasar apapun
naik + i ->
naiki
Kata dasar yang berakhir
dengan fonem /i/ tidak
dapat diikuti oleh sufiks -
i.
E. Kesimpulan
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
Dalam klasifikasinya morfem terbagi menjadi dua, yaitu morfem bebas dan
morfem terikat.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ibrahim, Nini. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
UHAMKA PRESS.
Rahayu,minto. Bahasa indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta : grassindo.
2007
Tim Limas Adi Sekawan. EYD Plus. Jakarta: limas.2007
http://hatmanbahasa.wordpress.com/2010/02/16/morfologi-bahasa-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Alomorf
http://hatmanbahasa.wordpress.com/2010/02/16/morfologi-bahasa-indonesia/http://id.wikipedia.org/wiki/Alomorf
-
13 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
BAB II KATA
A. Pendahuluan
Ada banyak ragam pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Sebagian
besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang
berbeda. Untuk memahami cara pembentukan kata-kata tersebut, kita sebaiknya
mengetahui lebih dahulu beberapa konsep dasar dan istilah dari pembentukan
kata.
Pemakaian kata secara tepat dalam kalimat merupakan ciri khas bahasa
Indonesia ragam ilmiah. Kata-kata yang digunakan adalah kata yang bermakna
tunggal dan denotatif. Kata yang bermakna tunggal digunakan untuk menghindari
timbulnya berbagai penafsiran terhadap gagasan yang dikemukakan dalam
kalimat. Yang dimaksud dengan kata denotatif adalah kata-kata yang mengandung
makna sebenarnya tanpa dikaitkan dengan nilai rasa.
Untuk memperoleh ketepatan penggunaan kata, penulis harus paham betul
akan makna ataupun konsep yang terwakili dalam kata-kata yang dipilihnya.
Dalam memilih kata yang tepat untuk suatu kalimat dibutuhkan pengetahuan
tentang gagasan yang dikemukakan dalam kata itu. Di samping itu, pengetahuan
tentang ciri-ciri kata benda, kata kerja, dan kata sifat harus pula kita miliki.
B. Pengertian
Kata adalah ucapan yang bermakna yang dihasilkan dari alat ucap atau
berupa tulisan yang terdiri atas beberapa huruf yang mengandung makna tertentu.
Secara Etimologi kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari
bahasa Ngapak kathā. Dalam bahasa Sanskerta, kathā sebenarnya bermakna
"konversasi (percakapan)", "bahasa", "cerita" atau "dongeng". Dalam bahasa
Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan semantik menjadi "kata". Sedangkan
secara istilah "kata" tidak sulit untuk didefinisikan.
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang
diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran
yang dapat dipakai dalam berbahasa .Dari segi bahasa kata diartikan sebagai
kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskerta
-
14 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak
dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa
definisi mengenai kata:
Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan
merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan
dalam berbahasa,
Konversasi, bahasa,
Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai
bentuk yang bebas,
Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh
kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).
Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi
lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti
sesungguhnya kathā dalam bahasa Sanskerta. Kemudian definisi ketiga dan
keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.
C. Jenis Kata
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar,
kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang
merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan
pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal
(prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau
akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami
perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah
gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh
kategori, yaitu:
1. Kata Benda (Nomina)
Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk suatu
benda, bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret.dalam
bahasa Indonesia kata benda (nomina) terdiri dari beberapa jenis, sedangkan
dari proses pembentukannya kata benda terdiri dari 2 jenis, yaitu :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Morfemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Leksemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskertahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kata_dasarhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kata_turunan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_ulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kata_majemukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Afikshttp://id.wikipedia.org/wiki/Prefikshttp://id.wikipedia.org/wiki/Infikshttp://id.wikipedia.org/wiki/Sufiks
-
15 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
a. Kata benda (nomina) dasar
Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata-kata yang yang secara
konkret menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak
dapat diuraikan lagi ke bentuk lainnya. Contoh : buku, meja, kursi, radio,
dll.
b. Kata benda (nomina) turunan
Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata benda yang
terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses
pembentukan ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
Verba + (-an) contoh: Makanan.
(Pe-) + Verba contoh: Pelukis.
(Pe-) + Adjektiva contoh: Pemarah, Pembohong.
(Per-) + Nomina + (-an) contoh: Perbudakan.
2. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan. Kata
kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Kata kerja transitif
Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh unsur
subjek dan membutuhkan objek. contoh : membeli, membunuh, memotong,
dll. Afiks yang terdapat dalam kata kerja transitif adalah:
1) Berafiks me-
Contoh: membahas, membawa, menolong
-Pak guru membahas pelajaran paragraf.
-Ibu membawa kue.
-Anom menolong Ahmad.
2) Berafiks memper-
Contoh: memperistri, memperbesar, memperluas
-Andika memperistri Restu.
-Camat akan mempebesar dana desa minggu depan.
-Lapangan itu akan diperluas hari ini.
3) Berafiks memper-i
-
16 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Contoh: mempebarui, memperbaiki, mempersenjatai, mempercayai,
memperingati, memperantarai.
Operator memperbarui sinyal internet.
Ia memperbaiki sepedanya.
Tidak ada negara-negara Islam yang mempersenjatai Palestina
untuk melawan Israel.
Ia sudah tidak lagi mempercayai pembual itu.
b. Kata Kerja Intransitif
Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan objek. Seperti
kata tidur untuk contoh kalimat berikut: saya tidur, pada kalimat tersebut
kata tidur yang berposisi sebagai predikat (P) tidak lagi diminta
menerangkan untuk memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu sudah jelas.
Di dalam Bahasa Indonesia ada 2 dasar dalam pembentukan verba, yaitu
dasar yang tanpa afiks tetapi telah mandiri karena telah memiliki makna,
dan bentuk dasar yang berafiks atau turunan.dari bentuk verba ini dapat
dibedakan menjadi :
Verba Dasar Bebas: ialah verba yang beruba morfem dasar bebas,
misalnya: duduk, makan, mandi, minum, dll.
Verba Turunan: ialah verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi,
gabungan proses atau berupa paduan leksem.
Beberapa bentuk verba turunan :
Verba berafiks :berbuat, terpikirkan, dll.
Verba bereduplikasi :bangun-bangun, ingat-ingat, dll.
Verba berproses gabungan :bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, dll.
Verba majemuk :cuci mata, cuci tangan, dll.
Afiks yang terdapat pada kata tersebut adalah:
1) Berafiks ber-
Contoh: berpakaian, berlari
-Nani berlari dengan nenek.
-Edi berpakaian dengan rapi.
2) Berafiks ter-
Contoh: tertawa, tersenyum.
-
17 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
-Suci sedang tersenyum.
-Budi tertawa.
3) Berafiks ke-an
Contoh: ketakutan, kelaparan, keterlaluan
-Windi sedang ketakutan.
-Emon kelaparan.
-Ia memang keterlaluan.
3. Kata Sifat (Adjektifa)
Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata
benda atau kata ganti menjadi lebih spesifik. Karena kata sifat dapat
menerangkan kuantitas dan kualitas dari kelompok kelas kata benda atau kata
ganti.
a. Ciri-ciri Kata Sifat
1) Kata sifat terbentuk karena adanya penambahan imbuhan ter- yang
mengandung makna paling.
2) Kata sifat dapat diterangkan atau didahului dengan kata lebih, agak,
paling, sangatdancukup.
3) Kata sifat juga dapat diperluas dengan proses pembentukan seperti : se- +
redupliasi (pengulangan kata) + -nya, contoh : sehebat-hebatnya,
setinggi-tingginya, dll.
b. Beberapa Proses Pembentukan Kata Sifat
1) Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar, misalnya: kuat, lemah, rajin,
malas, dll.
2) Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian, misalnya: terjelek, terindah,
terbodoh, dll.
3) Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang, misalnya: gelap-gulita,
pontang-panting, dll.
4) Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan, misalnya: legal, kreatif, dll.
5) Kata sifat yang terbentuk dari kata atau kelompok kata, misalnya:
lapang dada, keras kepala,baik hati, dll.
4. Kata Ganti (Pronomina)
-
18 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang
dibendakan. Kelompok kata ini dapat dibedakan menjadi 6 bentuk, yaitu:
a. Kata Ganti Orang
Kata ganti orang adalah jenis kata yang menggantikan nomina. Kata ganti
orang dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
Kata ganti orang pertama tunggal, misal: aku, saya.
Kata ganti orang pertama jamak, misal: kami, kita.
Kata ganti orang kedua tunggal, misal: kamu.
Kata ganti orang kedua jamak, misal: kamu, kalian, Anda, kau/engkau.
Kata ganti orang ketiga tunggal, misal: dia, ia.
Kata ganti orang ketiga jamak, misal: mereka, beliau.
b. Kata Ganti Kepemilikan
Kata ganti yang dipakai untuk menyatakan kepemilikan, misal: “buku
kamu/bukumu”, “buku aku/bukuku”, “buku dia/bukunya,” dsb.
c. Kata Ganti Penunjuk
Kata ganti yang dipakai untuk menunjuk suatu tempat atau benda yang
letaknya dekat ataupun jauh, misal: “di sini”, “di sana”, “ini”, “itu”, dsb.
d. Kata Ganti Penghubung
Kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dan induk
kalimat kata yang dipakai yaitu: “yang”, “tempat”,”waktu”.
e. Kata Ganti Tanya
Kata ganti yang dipakai untuk meminta informasi mengenai sesuatu hal,
kata Tanya yang dimaksud ialah “apa”, “siapa”, “mana”.
f. Kata Ganti Tak Tentu
Kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan suatu
benda atau orang yang jumlahnya tak menentu (banyak), misal: masing-
masing, sesuatu, para, dsb.
5. Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada
kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan
pada seluruh kalimat. Kata keterangan dapat dibagi lagi menjadi beberapa
bagian, yaitu:
-
19 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
a. Kata keterangan tempat
Keterangan tempat adalah jenis kata yang memberikan informasi mengenai
suatu lokasi, misal: di sini, di situ, dll.
b. Kata keterangan waktu
Keterangan waktu adalah jenis keterangan yang menginformasikan
berlangsungnya sesuatu dalam waktu tertentu, misal: sekarang, nanti, lusa,
dll.
c. Kata keterangan alat
Keterangan alat adalah jenis kata yang menjelaskan dengan cara apa sesuatu
itu dilakukan ataupun berlangsung, misal: “dengan tongkat”, “dengan
motor”, dll.
d. Kata keterangan syarat
Keterangan syarat adalah kata keterangan yang dapat menerangkan
terjadinya suatu proses dengan adanya syarat-syarat tertentu, misal: jikalau,
seandainya, dll.
e. Kata Keterangan Sebab
Keterangan sebab adalah jenis kata yang memberikan keterangan mengapa
sesuatu itu dapat terjadi, misal; sebab, karena, dsb.
6. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan,
urutan sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan juga dibedakan menjadi
beberapa bagian, yaitu:
a. Kata bilangan tertentu, contoh: satu, dua, tiga, dst.
b. Kata bilangan tak tentu, contoh: semua, beberapa, seluruh, dll.
c. Kata bilangan pisahan, contoh: setiap, masing-masing, tiap-tiap.
d. Kata bilangan himpunan, contoh: berpuluh-puluh, berjuta-juta.
e. Kata bilangan pecahan, contoh: separuh setengah, sebagian, dll.
f. Kata bilangan ordinal/giliran, contoh: pertama, kedua, ketiga, dst.
7. Kata Tugas
Kata tugas ialah kata yang memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti
leksikal. Kata tugas juga memiliki fungsi sebagai perubah kalimat yang minim
hingga menjadi kalimat transformasi. Dari segi bentuk umumnya, kata-kata
-
20 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
tugas sukar mengalami perubahan bentuk. Kata-kata seperti: dengan, telah,
dan, tetapi dan sebagainya tidak bisa mengalami perubahan. Tapi, ada sebagian
yang bisa mengalami perubahan golongan kata ini jumlahnya sangat terbatas,
misalnya: tidak, sudah kedua kata itu dapat mengalami perubahan menjadi
menidakkandanmenyudahkan.
a. Ciri-ciri Kata Tugas
Ciri dari kata tugas ialah bahwa hampir semuanya tidak dapat menjadi dasar
untuk membentuk kata lain. Jika verba datang dapat diturunkan menjadi
mendatangi, mendatangkan dan kedatangan. Bentuk-bentuk seperti
menyebabkan dan menyampaikan tidak diturunkan dari kata tugas sebab dan
sampai tetapi dari nomina sebab dan verba sampai yang membentuknya
sama tapi kategorinya berbeda.
b. Jenis-jenis Kata Tugas
1) Preposisi (kata depan): kata yang terdapat di depan nomina (kata
benda), misalnya : dari, ke dan di. Ketiga kata depan ini dipakai untuk
merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau sesuatu yang
dianggap tempat. Contoh : Di Jakarta, di rumah, ke pasar, dari kantor.
2) Konjungsi (kata sambung): kata yang dapat menggabungkan 2 satuan
bahasa yang sederajat, misalnya : dan, atau dan serta. Jenis kata tugas
yang mampu menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa,
atau klausa dengan klausa. Konjungsi (kata sambung) dapat dibagi
menjadi 4, yaitu:
3) Konjungsi koordinatif: konjungsi yang menghubungkan 2 unsur atau
lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama contoh:
dan, atau dan serta.
4) Konjungsi korelatif: konjungsi yang menghubungkan 2 kata, frasa atau
klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif
rerdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu frasa, kata atau klausa
yang dihubungkan oleh :baik .... maupun, tidak .... tetapi.
5) Konjungsi Antarkalimat: konjungsi yang menghubungkan satu kalimat
dengan kalimat yang lainnya. Konjungsi jenis ini selalu membuat
-
21 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
kalimat baru, tentu saja dengan huruf kapital di awal kalimat.
Contoh :biarpun begitu, akan tetapi ....
6) Konjungsi subordinatif: konjungsi yang menghubungkan 2 klausa atau
lebih dan klausa itu merupakan anak kalimat. Konjungsi ini terbagi lagi
menjadi 12 kelompok, yaitu:
a) Konjungsi subordinatif waktu : sejak, semenjak, sedari, sewaktu.
b) Konjungsi subordinatif syarat : jika, jikalau, bila, kalau.
c) Konjungsi subordinatif pengandaian : seandainya, seumpama.
d) Konjungsi subordinatif konsesif : biarpun, sekalipun.
e) Konjungsi subordinatif pembandingan : seakan-akan, seperti.
f) Konjungsi subordinatif sebab : sebab, karena, oleh sebab.
g) Konjungsi subordinatif hasil : sehingga, sampai.
h) Konjungsi subordinatif alat : dengan, tanpa.
i) Konjungsi subordinatif cara : dengan, tanpa.
j) Konjungsi subordinatif komplementasi : bahwa.
k) Konjungsi subodinatif atribut : yang
l) Konjungsi subordinatif perbandingan : sama ... dengan, lebih ... dari.
7) Artikula (kata sandang): adalah jenis kata yang mendampingi kata
benda atau yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Kata
sandang tidak mengandung suatu arti tapi memiliki fungsi. Fungsi kata
sandang sendiri ialah untuk menentukan kata benda, mensubstansikan
suatu kata. Misalnya, yang besar, yang jangkung, yang kecil, dan lain-
lain. Kata-kata sandang umum yang terdapat dalam Bahasa Indonesia
ialah yang, itu, -nya, si, sang, hang, dang. Kata-kata sandang seperti
sang, hang, dang banyak ditemui dalam kesusastraan lama, sekarang
sudah tidak terpakai lagi terkecuali kata sandang sang. Kata sandang
sang terkadang masih dipergunakan untuk mengagungkan atau untuk
menyatakan ejekan maupun ironi. Dalam Bahasa Indonesia terdapat
beberapa kelompok artikula, yaitu:
a) Artikula yang bersifat gelar ialah artikula yang bertalian dengan
orang yang dianggap bermartabat. Berikut ini jenis artikula yang
bersifat gelar : sang, hang, dang, sri.
-
22 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Misalnya: Sang Raja, Sri Sultan, Hang Tuah, Hang Jebat, Dang
Shinta
Contoh Kalimat:
Sang raja memberikan tahtanya kepada ahli waris.
Sri Sultan Hamongkubwono IX meninggalkan keraton untuk melihat
rakyatnya.
Hang Tuah bertemu dengan Hang Bae untuk berunding.
Hang Jebat merupakan pahlawan pembela kebenaran orang-orang
Melayu.
Dang Shinta dilamar oleh Hang Jebat.
b) Artikula yang mengacu ke makna kelompok/makna korelatif ialah kata
para. Karena artikula ini bermakna ketaktunggalan, maka nomina yang
diiringinya tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Jadi, untuk
menyatakan kelompok guru sebagai kesatuan bentuk yang dipakai ialah
para guru bukan para guru-guru.
c) Artikula yang menominalkan. Artikula si yang menominalkan dapat
mengacu ke makna tunggal atau genetik, tergantung pada konteks
kalimat.
8) Interjeksi (kata seru): ialah kata yang mengungungkapkan perasaan.
Macam-macam kata seru yang masih dipakai hingga sekarang di
antaranya:
a) Kata seru asli, yaitu : ah, wah, yah, hai, o, oh, nah, dll.
b) Kata seru yang berasal dari kata-kata biasa, artinya kata seru yang
berasal dari kata-kata benda atau kata-kata lain yang digunakan,
contoh : celaka, masa', kasihan, dll.
c) kata seru yang berasal dari beberapa ungkapan, baik yang berasal dari
ungkapan Indonesia maupun yang berasal dari ungkapan asing, yaitu :
ya ampun, demi Allah, Insya Allah, dll.
9) Partikel Penegas: ialah kategori yang meliputi kata yang tidak tunduk pada
perubahan bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang
diiringinya. Ada empat macam partikel penegas, yaitu: -lah, -kah, -tah dan
pun.
-
23 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
8. Kata Ulang
Kata ulang atau reduplikasi adalah kata yang diulang baik ucapan maupun
tulisan. Kata tersebut bemakna jamak. Ada pula beberapa kata yang diulang
tetapi bermakna tunggal. Di bawah ini akan dibahas secara rinci beberapa kata
ulang.
a. Macam-macam Kata Ulang
Dalam proses morfologis kata ulang ini disebut reduplikasi. Bentuk kata
ulang dibagi menjadi:
1) Perulangan seluruhnya (dwilingga)
Yang dimaksud perulangan seluruhnya adalah bentuk dasar kata kerja
itu diulang seluruhnya. Pengulangan seluruh bentuk dasar. Perulangan
ini mengandung arti bahwa suatu perbuatan dilakukan berulang-ulang
(intensitas).
Contoh: anak-anak, jalan-jalan, kapan-kapan, makan-makan, sama-
sama, rumah-rumah, kejadian-kejadian, repot-repot.
2) Kata ulang berimbuhan:
a) Perulangan berprefiks
Yang dimaksud dengan perulangan berprefiks adalah bentuk dasar
kata kerja yang diulang seluruhnya dan mendapat prefiks.
Contoh: berdesak-desak, berjajar-jajar, terkantuk-kantuk, terjungkal-
jungkal, bermain-main, meraung-raung, melompat-lompat,
melambai-lambai, berjam-jam, bersungguh-sungguh, berhati-hati.
b) Perulangan berkonfiks
Dalam perulangan berkonfiks, kata dasar diulang seluruhnya dan
mendapat konfiks.
Contoh: berpandang-pandangan, berkejar-kejaran, berkasih-kasihan,
kemerah-kerahan, kehijau-hijauan, kehitam-hitaman, kecoklat-
coklatan, kekuning-kuningan, kehati-hatian.
c) Kata ulang bersufiks
Kata ulang ini adalah kata ulang yang memiliki akhiran (sufiks).
(1) bermakna tunggal dan menyerupai:
-
24 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Contoh: anak-anakan, kucing-kucingan, orang-orangan, rumah-
rumahan, kereta-keretaan
(2) Bermakna jamak:
Contoh: sayur-sayuran, ketela-ketelaan, pohon-pohonan, buah-
buahan
3) Kata ulang semu
Perulangan semu ialah kata dasar yang berbentuk ulang. Apabila kata
dasar yang berbentuk ulang itu tidak diulang, tidak akan mempunyai
makna. Jika dilihat dari bentuknya, kata itu merupakan kata ulang dan
jika dilihat dari segi arti kata itu merupakan kata dasar.
Contoh: pura-pura, kupu-kupu, kura-kura, kolang-kaling, laba-laba,
ubur-ubur, undur-undur, empek-empek.
4) Kata ulang dwipurwa
Kata ulang sebagian atau yang terjadi pada suku awal kata dasarnya
saja (dwipurwa).
Contoha: lelaki, pepehonan, rerumputan, tetua, tetamu, tetangga,
leluhur, leluasa.
5) Kata ulang berubah bunyi (dwilingga salin suara)
Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar yang salah satunya mengalami
perubahan suara pada suatu fonem atau lebih.
Contoh: gerak-gerik, sayur-mayur, pontang-panting, jungkat-jungkit, bolak-
balik, mondar-mandir, komat-kamit, tunggang-langgang, pontang-panting,
ketar-ketir, lauk-pauk, ramah-tamah.
b. Makana Kata Ulang
Jamak (tak tentu). Contoh: buku-buku, pohon-pohon
Bermacam-macam. Contoh: pohon-pohonan, buah-buahan.
Menyerupai. Contoh: kuda-kuda, anak-anakan, langit-langit, mobil-
mobilan, rumah-rumahan, kayu-kayuan.
Melemahkan (agak). Contoh: kekanak-kanakan, kebarat-baratan, sakit-
sakitan.
Intensitas (kualitas, kuantitas, atau frekuensi). Contoh: kuat-kuat, kuda-
kuda, mondar-mandir.
Saling (berbalasan). Contoh: bersalam-salaman, tikam-menikam, kunjung-
mengunjungi, tuduh-menuduh, tolong-menolong.
-
25 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Kolektif (pada kata bilangan). Contoh: dua-dua, tiga-tiga, lima-lima.
Dalam keadaan. Contoh: mentah-mentah, hidup-hidup.
Walaupun (meskipun). Contoh: kecil-kecil, jelek-jelek.
Perihal. Contoh: masak-memasak, jahit-menjahit.
Tindakan untuk bersenang-senang. Contoh: makan-makan, duduk-duduk,
tidur-tiduran, membaca-baca, berjalan-jalan.
Agak. Contoh: kehijau-hijauan, kemerah-merahan.
Tindakan yang dilakukan berkali-kali. Contoh: berkali-kali.
Waktu yang lama. Contoh: berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu,
berbulan-bulan, bertahun-tahun.
Kemasukan: kesetanan, kerasukan, kesurupan.
9. Kata Majemuk
Kata majemuk adalah gabungan 2 kata atau lebih yang memiliki struktur
tetap, tidak dapat di sisipi kata atau jonjungsi lain. Contohnya : Kamar tidur.
Gabungan kata di atas termasuk contoh kata majemuk karena strukturnya tetap,
tidak dapat diubah-ubah letaknya.
Selain itu, ciri lain dari kata majemuk adalah gabungan kata tersebut
membentuk makna baru. Namun, makna baru tersebut masih dapat dirunut atau
ditelusuri dari makna kata pembentuknya, atau makna baru tersebut masih dapat
diketahui asal usulnya.
Misalnya: abang becak, tukang kayu, rumah sakit
a. Jenis-jenis Kata Majemuk
1) Berdasarkan cara penulisannya:
(a) Kata Majemuk senyawa
Kata majemuk senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisannya
dirangkaikan. seolah-olah telah melebur menjadi satu kata baru
Misalnya: matahari. hulubalang. Bumiputra
(b) Kata majemuk tak-senyawa
Kata majemuk tak-senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisan
morfem -morfem dasarnya tetap terpisah. Misalnya: sapu tangan. kumis
kucing. cerdik pandai
2) Berdasarkan kelas kata pembentuknya:
-
26 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
(a) Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata benda. Misalnya:
kapal udara. anak emas, sapu tangan
(b) Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata kerja. Misalnya:
kapal terbang. anak pungut. meja makan
(c) Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata sifat. Misalnya: orang
tua. rumah sakit. pejabat tinggi
(d) Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata benda. Misalnya:
panjang tangan. tinggi hati. keras kepala
(e) Kata majemuk yang terdiri atas kata bilangan + kata benda
Misalnya: pancaindera. dwiwarna. sapta marga
(f) Kata majemuk yang terdiri atas kata kerja + kata kerja
Misalnya: naik turun. keluar masuk. pulang pergi
(g) Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata sifat
Misalnya: tua muda. cerdik pandai. besar kecil.
3) Berdasarkan hubungan kata pembentuknya:
(a) Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan awalan (prefiks).
seperti: prasarana, prasejarah, tandil
(b) Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan pangkal kata.
seperti: rumah sakit, kapal udara, meja belajar
(c) Kata majemuk'yang morfem keduanya merupakan pangkal kata.
seperti: mahasiswa, bumiputra. purbakala
(d) Kata majemuk yang morfem pertamanya mempunyai hubungan
sederajat dengan morfem keduanya, seperti: naik turun, besar kecil,
pulang pergi, sanak saudara.
D. Penentuan batas kata
Dalam ilmu linguistik ada minimal lima cara dalam menentukan batas-
batas kata:
1. Jeda
Seorang pembicara disuruh untuk mengulang kalimat yang diberikan secara pelan,
diperbolehkan untuk beristirahat dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan
cenderung memasukkan jeda pada batas-batas kata. Namun metoda ini tidaklah
-
27 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
sempurna: sang pembicara bisa dengan mudah memilah-milah kata-kata yang
terdiri dari banyak suku kata.
2. Keutuhan
Seorang pengguna disuruh untuk mengucapkan sebuah kalimat secara keras
dan lalu disuruh untuk mengucapkannya lagi dan ditambah beberapa kata.
3. Bentuk bebas minimal
Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah
leksem, jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri.
4. Batas fonetis
Beberapa bahasa mempunyai aturan pelafalan khusus yang membuatnya
mudah ditinjau di mana batas kata sejatinya. Misalnya, di bahasa yang secara
teratur menjatuhkan tekanan pada suku-kata terakhir, maka batas kata mungkin
jatuh setelah masing-masing suku-kata yang diberi tekanan. Contoh lain bisa
didengarkan pada bahasa yang mempunyai harmoni vokal (seperti bahasa
Turki): vokal dalam sebagian kata memiliki "kualitas" sama, oleh sebab itu
batas kata mungkin terjadi setiap kali kualitas huruf hidup berganti. Tetapi,
tidak semua bahasa mempunyai peraturan fonetis seperti itu yang mudah,
kalaupun iya, pada bahasa ini ada pula perkecualiannya.
5. Satuan semantis
Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini,
metode ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya
yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai
semantik kecil (dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal), atau
kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk.
Dalam prakteknya, ahli bahasa mempergunakan campuran semua metode ini
untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini,
definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap.
E. Bagian-Bagian Kata
1. Kata dasar (akar kata)
Kata yang paling sedarhana yang belum memiliki imbuhan, juga dapat di
kelompokkan sebagai bentuk asal (tunggal) dan bentuk dasar (kompleks.
Contohnya: percaya dan sangat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leonard_Bloomfield&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Leksemhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Harmoni_vokal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Semantik
-
28 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
2. Afiks (imbuhan)
Satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila di tambahkan pada
kata dasar akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks tidak dapat
berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar. istilah
afiks termasuk, prefiks, sufiks, dan konfiks. Contohnya: Penantang,
Penyandera, dan terangkat.
3. Prefiks (awalan)
Afiks (imbuhan) yang melekat di depan kata dasar untuk membentuk kata baru
dengan arti yang berbeda. Contohnya: ekor – seekor, lari- berlari
4. Sufiks (akhiran)
Afiks yang melekat di belakang kata dasar untuk membentuk kata baru dengan
arti yang berbeda. Contoh: Main – mainan
5. Konfiks (sirkumfiks/simulfiks)
Secara simultan (bersamaan), satu afiks melekat di depan kata dasar dan satu
afiks melekat di belakang kata dasar yang bersama-sama mendukung satu
fungsi. Dengan kata lain afiks yang tidak berbentuk suku kata dan yang
ditambahkan atau dileburkan pada dasar; contohnya: ngopi, kata dasarnya kopi
– sebenarnya mengopi dan nyapu pangkalnya sapui – sebenarnya menyapu.
6. Kata turunan (kata jadian)
Kata yang baru di turunkan dari kata dasar yang mendapat imbuhan.
Contohnya: bertepuk tangan, dikelola, dan garis bawahi.
7. Keluarga kata dasar
Kelompok kata turunan yang semuanya berasal dari satu kata dasar dan
memiliki afiks yang berbeda. Contohnya : mengkaji dan mengaji.
F. Kata Umum dan Kata Khusus
Pembedaan suatu kata ke dalam kategori “kata umum” atau “kata khusus”
terkadang sangat menentukan pemahaman terhadap teks. Kekeliruan dalam
kategorisasi dapat berakibat salah paham. Salah satu penyebab kesalahpahaman
adalah salah kategorisasi kata.Dalam hal ini, dapatdikategorisasi kata menjadi
kata umum (generic) dan kata khusus (spesific).
a. Kata Umum
-
29 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Kata umum adalah kata yang masih bermakna umum. Di dalam kata umum
masih terdapat kata-kata yang lainnya yang disebut dengan kata khusus berikut
beberapa kalimat yang mengandung kata umum.
Contoh:
1. Ibu membeli sayuran di pasar.
2. Andri memberikan bunga kepada Isti.
3. Pak Budi membeli 1 kg ikan di pasar.
Kata “sayuran,” “bunga,” dan “ikan” dalam kalimat itu tidak serta merta
membangkitkan citra pohon yang dimaksudkan oleh penutur. Bayangan dan
pemahaman setiap pembaca mengenai kata “pohon” itu jadi beraneka ragam
tergantung dari pengalaman pihak pembaca terhadap jenis pohon yang pernah
dijumpainya di halaman. Dalam relasi makna, kata umum tergolong hipernim.
Dari aspek ini, kata umum juga disebut superordinat.
Sifat keumuman kata umum ini berguna dalam abstraksi, generalisasi, dan
kategorisasi, sehingga kata ini sering digunakan dalam karya tulis eksposisi.
Penggunaan kata umum dalam karya tulis deskripsi atau narasi harus dibatasi,
karena kurang memberi daya imajinasi, sugesti, dan impresi kepada pembaca.
b. Kata Khusus
Kata khusus memiliki makna yang lebih spesifik, sehingga kata tersebut
tersa lebih jelas dibaca maupun didengar. Kata khusus merupakan bagian-bagian
yang berada di bawah kata umum (subordinat) dari kata umum. Sebalinya pula
dengan kata umum merupakan superordinat dari kata khusus.
Contoh:
No Kata Umum Kata Khusus
1. Ibu menanam pohon
di halaman.
Ibu menanam pohonMangga di halaman.
2. Andri memberikan
bunga kepada Isti.
Andri memberikan Melati kepada Isti.
3. Pak Budi membeli 10
ikan di pasar.
Pak Budi membeli 5 ekor Gurame, 3 ekor Mujaher,
dan 2 ekor Nila di pasar.
Sebagaimana nampak dalam contoh tersebut, kata khusus memiliki daya
sugesti dan daya impresi yang lebih kuat dan lebih dalam daripada kata umum.
http://www.studycycle.net/2009/11/hipernim.html
-
30 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Selain itu, informasi yang disampaikan kepada pembaca juga jelas dan merujuk
pada obyek/subyek tertentu. Begitu mendengar atau membaca “pohon Mangga”
atau “Melati”, maka seketika muncul citra obyek yang direpresentasikan oleh
kedua kata itu Dalam relasi makna, kata khusus tergolong hiponim. Dari aspek ini,
kata khusus juga disebut subordinat.
Contoh lain, “Honda” adalah kata khusus relatif terhadap kata umum
“sepeda motor”. “Sepeda motor” adalah kata khusus relatif terhadap kata umum
“kendaraan”. Demikian seterusnya. Untuk contoh lebih lengkap mengenai
relativitas kata umum dan kata khusus, lihat pada tabel di bawah ini.
Contoh:
←Lebih umum ——————————– Lebih khusus→
Kendaraan Kendaraan
bermotor
Kendaraan
bermotor roda
dua
Sepeda motor Honda
Kesimpulan
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh
kategori, yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat, kata ganti, kata keterangan, kata
bilangan, kata tugas.
Pembedaan suatu kata ke dalam kategori “kata umum” atau “kata khusus”
terkadang sangat menentukan pemahaman terhadap teks. Kekeliruan dalam
kategorisasi dapat berakibat salah paham. Salah satu penyebab kesalahpahaman
adalah salah kategorisasi kata. Dalam hal ini, dapat dikategorisasi kata menjadi
kata umum (generik) dan kata khusus (spesifik).
http://studycycle.blogspot.com/2009/11/hiponim.html
-
31 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
BAB III KALIMAT
A. Pendahuluan
Penggunaan bahasa yang baik dan benar menuntut adanya penggunaan
kalimat yang baik dan benar, penggunaan kalimat yang benar tergambar dalam
penggunaan kalimat-kalimat yang gramatikal, sedangkan penggunaan bahasa
yang baik terlihat dari penggunaan kalimat yang efektif , yaitu kalimat-kalimat
yang dapat menyampaikan pesan secara tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi.
Berbahasa yang baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam hal
struktur , tetapi juga harus memperhatikan fungsi komunikatifnya.
B. Pengertian Kalimat
Kalimat merupakan ungkapan bermakna yang terdiri dari beberapa kata
sekurang-kurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Dalam bentuk
tulisan, kalimat diawali dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda baca titik,
tanya, dan seru. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal
subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukan bagian ujaran itu sudah
lengkap dengan makna.1
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tulisan,
harus memiliki subjek (S), dan predikat (P). Apabila tidak memiliki unsur subjek
dan predikat maka pernyataan itu bukanlah kalimat. Apabila sebuah kalimat tidak
mempunyai subjek dan predikat maka disebut frasa.
Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek (S) – Predikat (P) –
Objek (O) – Keterangan (K) kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang
lengkap.
1. Subjek ( S)
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, tokoh, sosok (benda)
sesuatu hal atau sesuatu masalah yang menjadi pangkal atau pokok
pembicaraan.
Contohnya “ ayahku sedang melukis “
2. Predikat ( P)
1 Ibrahim Nini. Bahasa indonesia . UHAMKA PRESS. Jakarta : 2011 halm. 91
-
32 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa
atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku /tokoh atau benda di dalam
suatu kalimat) .
Contohnya Ibu sedang tidur siang.
Frasa sedang tidur siang adalah predikat
3. Objek (O)
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Contoh Andi menendang bola.
Kata bola pada kalimat di atas adalah objek.
4. Pelengkap (pel.) Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Letak
pelengkap umumnya di belakang predikat yang berupa verba. Posisi seperti
itu juga di tempati oleh objek dan jenis kata yang mengisi pelengkap dan
objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa, atau klausa. Namun antara
pelengkap dan objek terdapat perbedaan.
Contohnya Banyak orsospol berlandaskan Pancasila
S P pel .
5. Keterangan
Adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian
kalimat yang lainya.unsur keterangan dapat berfungsi menerangkan S, P , O
dan PEL. Posisinya manasuka, dapat diawali, di tengah atau di akhir kalimat.
6. Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau
melakukan perbuatan.
Contoh :
Andi membaca novel di kamar.
S P O K
Saya menulis cerita di teras rumah.
S P O K (kalimat aktif dengan subyek kata ganti orang )
Saya sudah membeli buku itu.
Ciri-ciri kalimat aktif:
a. Subjeknya sebagai pelaku.
Contoh : Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
b. Predikatnya berawalan me- atau ber-.
-
33 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
c. Predikatnya tergolong kata kerja aus.
Contoh kalimat aktif yaitu:
o Adik membaca buku.
o Tatang bermain bola.
o Yuli mandi di kolam renang.
o Wawan telah membeli buku gambar.
7. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau dikenai
perbuatan.
Ciri-ciri kalimat pasif yaitu:
a. Subjeknya sebagai penderita.
b. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan di-, di-kan, diper-i, diper-kan,
ter-, ter- kan,m ke-an, atau kata kerja bentuk persona.
c. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata
kerja yang kehilangan awalan).
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
a. Subjek akan menjadi Objek
b. Predikat berimbuhan me- menjadi di-
c. Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat
pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang
tersebut diletakkan sebelum predikat tanpa imbuhan.
Contoh :
Cerita saya tulis di teras rumah.
(kalimat pasif kata kerja imbuhan di hilangkan)
Buku itu sudah kubeli. (pasif)
8. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan
orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan
bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya
-
34 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau
kalimat perintah
Contoh:
Kata Desmon, ”Anggel nanti pulangnya saya antar!”
“Anggel Nanti pulangkanya kamu saya antar ya?” kata Desmon.
Kata Desmon disebut kalimat pengiring.
”Kapan bukuku kamu kembalikan?“ tanya Samid.
”Belikan saya mobil baru!“ pinta Tria.
”Saya akan datang nanti malam,“ kata Hamid.
Perubahan Kalimat Langsung ke Tak Langsung
Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubahan kata gantinya:
Langsung —>Tak Lansung
Saya —-> Dia
Kamu —–> Saya
Kalian —–> Kami
Kami —–> Mereka
Kita —–> Kami
Ada alternatif lain agar tidak menghafal:
Caranya Posisikan diri anda menjadi orang yang diajak bicara setelah itu
informasikan kepada orang ketiga.
Contoh :
Kata Dhani, ”Coba kamu bantu saya menyelesaikan tugas ini!”
Maka anda menjadi orang yang diajak bicara oleh Dhani,
Setelah itu ada orang lain yg bertanya : Dhani tadi bicara apa?
Jawab: Dhani mengatakan supaya saya membatu dia menyelesaikan tugas.
Jawaban anda itulah kalimat tak langsungnya.
9. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah menirukan ucapan lain dengan ucapan
sendiri. Bahasa yang diucapkan itu mengalami perubahan tetapi memiliki
maksud sesuai dengan ucapan orang lain yang ditirukan itu.
Contoh:
-
35 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Dani mengatakan kepada saya bahwa ia ingin bermain bola pada hari
ini.
Karim menanyakan kepada temannya tentang kapan buku karim
tersebut akan dikembalikan.
10. Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang memiliki susunan balik, yaitu pola
kalimat yang predikatnya selalu mendahului subjek. Menurut Harimurti
Kridalaksana (2001: 85) dalam Kamus Linguistik, inversi adalah perubahan
urutan bagian-bagian kalimat. Dalam struktur inversi, predikat dibalik
(dipindah) urutannya di sebelahkanan subjek (right-dislocated) (Sumarlam,
2007: 88).
Contoh:
Makan lontong ia. (asalnya: Ia makan lontong).
Bawa kemari lontong itu. (asalnya: Lontong itu bawa kemari).
Berangkat ia ke Surabaya (asalnya: Ia berangkat ke Surabaya).
Dibuangnya makanan itu. (asalnya: Makanan itu dibuangnya).
Ditanamnya bunga itu di taman. (Ia menanam bunga di taman).
C. Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya
Menurut Strukturnya, kalimat bahasa indonesia dapat berupa kalimat tunggal
dapat pula berupa kalimat majemuk . kalimat majemuk dapat bersifat setara (
koordinatif) , tidak setara ( subordinatif) ataupun campuran ( koordinatif –
subordinatif ) . gagasan yang tunggal di nyatakan dalam kalimat tunggal. Gagasan
yang bersegi – segi di ungkapkan dengan kalimat majemuk. 2
1. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas subjek predikat. Yang pada hakekatnya, kalau
dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dlam bahasa
indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalaimat dasr yang sederhana.
Kalimat-kalimat yang panjang itu dapat dapat pula ditelusuri pola-pola
2 tasai Amran dkk. Cermat berbahasa indonesia . AKADEMIKA PRESSINDO jakarta : 2008, hlm. 72.
-
36 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud kalimat dasar. Pola-pola
kalimat dasar yang dimaksud adalah:
Kata Benda + Kata Kerja
Contoh: Victoria bernyanyi
S P
Kata Benda + Kata Sifat
Contoh: Ika sangat rajin
S P
Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu satu.
. S P
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas VI.
b. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-
kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari
kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua
puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
a. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali,
sekeliling kota.
b. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan,
kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
c. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan
undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
d. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya,
sepatutnya.
e. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati,
seenaknya saja, selekas mungkin.
f. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
-
37 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
g. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi
mereka.
h. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
i. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti:
penerima Sepatu Emas, David Beckham.
j. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang
memperhatikan rakyat.3
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat
dibedakan atas 2 jenis, yaitu:
a. Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap
kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa bagian, yaitu:
Kalimat Majemuk Setara Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal
yang dihubungkan oleh kata dan, serta.
Contoh:
- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
- Dosen Serta mahasiswa bekerja secara kreatif dan inofatif
Kalimat majemuk setara pilihan menggunakan atau
Contoh “ andi lebih pilih belajar atau bermain
Kalimat majemuk setara urutan menggunakan lalu, lantas , kemudian
Contoh :
- Ia pulang lalu pergi menjemput anaknya
- Kami menyelesaikan kuliah lantas bekerja.
- Kami bekerja dan menabung kemudian mengawali bisnis ini.
Kalimat majemuk setara perlawanan menggunakan tetapi , melainkan ,
sedangkan
3 Ibid, halm. 73
-
38 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Contoh :
- Dodo ingin mempunyai Uang banyak tetapi malas menabung
- Ia bukan pandai melainkan rajin
- Rere rajin Belajar sedangkan Reno adiknya pemalas.
b. kalimat majemuk Bertingkat
kalimat majemuk bertingkat di susun berdasarkan jenis anak kalimatnya.
Kalimat majemuk bertingkat ada 8 macam , di bedakan berdasarka jenis anak
kalimat ( AK ).
1) Anak Kalimat keterangan Waktu menggunakan kata ketika , waktu , saat ,
setelah , sebelum.
2) Anak Kalimat keterangan sebab menggunakan kata sebab, lantaran ,
karena
Contoh ” orang itu meninggal karena menderita sakit jantung
3) Anak Kalimat keterangan hasil ( akibat )menggunakan kata hingga ,
sehingga , akhirnya.
4) Anak Kalimat keterangan syarat menggunakan kata jika, apabila , kalu ,
andaikata.
Contohnya “ Andaikata engkau memenangkan lomba itu, bagaimana
perasaanmu?
5) Anak Kalimat keterangan Tujuan menggunakan kata agar, supaya, demi ,
untuk , guna
Contoh: Kita harus bekerja keras demi masa depan yang gemilang.
6) Anak kalimat keterangan cara menggunakan kata dengan , dalam
Contoh: Dalam menghadapi kesulitan tersebut ia menerima dengan sabar
7) Anak kalimat posesif menggunakan kata meskipun , walawpun , biarpun
Contoh: Biarpun baru pukul enam , saya sudah berangkat ke kantor
8) Anak Kalimat keterangan pengganti nomina menggunakan kata bahwa
Contoh: Presiden menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus menegakan
hukum.4
D. Jenis kalimat meurut bentuk gayanya (retorikanya)
4 Ibid, halm : 102
-
39 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Menurut gaya penyampaiannya atau retorikanya, kalimat dapat
digolongkan menjadi tiga macam :
1. Kalimat yang melepas
Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama yaitu induk kalimat
dan diikuti oleh unsur tambahan yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu
disebut juga dengan kalimat melepas.
Contoh :
- Saya akan dibelikan motor oleh ayah jika saya lulus ujian sarjana.
2. Kalimat yang berklimaks.
Kalimat yang berklimaks ialah kalimat yang diawali oleh anak kalimat dan
diikuti oleh induk kalimat.
Contoh:
- Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kampusnya.
3. Kalimat berimbang
Bisa dikatakan kalimat berimbang apabila kalimat itu disusun dalam bentuk
majemuk setara atau tidak setara atau majemuk campuran. Disebut berimbang
karena memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dalam kalimat tersebut.
Contoh:
- Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang
dan dapat beribadat dengan leluasa.
D. Jenis kalimat menurut fungsinya.
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada
orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan
tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat
perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah:
a) Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
-
40 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
b) Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan !
c) Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2. Kalimat Berita (pernyataan ).
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam
penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya
dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk
memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita:
a) Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
b) Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
c) Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
d) Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat Tanya (pertanyaan )
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri
dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya
menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah
bagaimana, dimana, berapa, kapan
Contoh:
- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
- Kapan Becks kembali ke Inggris?
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa
‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan
intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau
tanda titik (.) dalam penulisannya.
-
41 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Contoh:
- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
- Bukan main, eloknya.
E. Jenis kalimat berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu
buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat
lengkap.
Contoh:
- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
. S P K
- Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
S P O
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya
memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja.
Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah,
pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh: “ Selamat Sore , Silakan Masuk , Kapan menikah?
F. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil ,dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun,dan keras lembut,di sela jeda,dan diakhiri dengan intonasi
akhir.Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital
dan diakhiri dengan tanda titik.(.), tanda tanya(?)dan tanda seru (!). Kalimat
merupakan bagian penting dalam kegiatan berbahasa karena kalimat merupakan
dasar untuk membentuk satuan bahasa yang lebih besar ( wacana). Kalimat juga
merupakan dasar untuk membentuk satuan bahasa terkecil yang gagasannya
lengkap, yaitu mengandung unsur apa atau siapa, melakukan atau dalam keadaan
apa, dimana, kapan, dan sebagainya . Alwi ( 2003:320). Menyatakan bahwa
kalimat adalah satuan terkecil dalam wujud Lisan dan tulisan yang
-
42 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
mengungkapkan pikiran utuh. dan dalam sebuah kalimat berisi unsur Subjek ,
peredikat , objek , keterangan dan pelengkap kemudian dalam sebuah pola kalimat
ada juga kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat.
Dalam Penggunaan bahasa yang baik dan benar penggunaan kalimat yang
benar tergambar dalam penggunaan kalimat – kalimat yang gramatikal, sedangkan
penggunaan bahasa yang baik terlihat dari penggunaan kalimat yang efektif , yaitu
kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan pesan secara tepat, sesuai dengan
situasi dan kondisi. Berbahasa yang baik dan benar tidak hanya menekankan
kebenaran dalam hal struktur , tetapi juga harus memperhatikan fungsi
komunikatifnya.
-
43 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
BAB IV PARAGRAF
A. Pendahauluan
Sebagai mahasiswa yang mempelajari bahasa Indonesia diharuskan menguasai
materi-materi yang dipelajari salah satu materi yang harus dikuasai adalah
paragraf. Paragraf adalah rangkaian kalimat yang diikat oleh satu kesatuan
gagasan. Syarat dalam paragraf yaitu kesatuan gagasan dan kepaduan antar
kalimat paragraf terdiri dari paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup.
Paragraf pembuka yang baik akan menjadi tolak ukur pengembangan tulisan
berikutnya. Paragraf pembuka adalah paragraf yang mengawali dari mana seorang
penulis akan mengembangkan gagasannya.
Jenis-jenis paragraf terbagi atas 3 jenis : paragraf deduktif, paragraf induktif,
dan paragraf campuran (variatif). Tehnik pengembangan paragraf yaitu :
kausalitas, analogi, perbandingan-pertentangan, deduktif-induktif, klimaks-
antiklimaks, sudut pandang, proses, dan generalisasi.
B. Pengertian Paragraf
Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragrafos, "menulis di samping"
atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan
atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru.Terkadang baris
pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru.
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok
yang dibantu dengan kalimat pendukung.Paragraf non-fiksi biasanya dimulai
dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen
atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan
berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh
kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf
tunggal.Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa
terjadi di tengah atau di akhir.Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau
berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika
dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip
berganti.
-
44 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
C. Fungsi Paragraf
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran
dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis,
dalam suatu kesatuan.
2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri
beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit
pikiran yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas
beberapa variabel.
6. Mengungkapkan informasi tertentu dengan gagasan utama sebagai
pengendalinya.
D. Syarat-syarat Paragraf
1. Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara
bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru.Kesatuan di sini
tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
Syarat kesatuan paragraf terpenuhi jika jika suatu kalimat dalam paragraf
saling berhubungan dengan gagasan atau ide pokok paragraf.Jika kalimat-kalimat
yang ada dalam paragraf saling berhubungan dan saling mendukung dalam
pemaparan ide pokok paragraf, aka paragraf tersebut dapat dikatakan memiliki
kesatuan gagasan.Jika kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraf tidak saling
berhubungan dan tidak mendukung dalam pemaparan ide pokok paragraf, maka
paragraf tersebut tidak memiliki kesatuan gagasan.
2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan
kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi
apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik,
wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan
memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata
ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
Paragraf yang baik harus memiliki kepaduan (kohesi dan
koherensi).Kepaduan yang dimaksud adalah adalanya rangkaian antar kalimat yng
-
45 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
memudahkan pembaca untuk memahami isinya. Kalmia-kalimat yang membentuk
paragraf saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Kepaduan dalam sebuah
paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, diantaranya pengulangan
kata kunci, pengulangan kata ganti, penggunaan transisi, dan pararelisme.
3. Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kalimat topik.Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan
paragraf yang kurang lengkap.Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan
dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.
Paragraf yang lengkap adalah paragraf yang didukung oleh kalimat-kalimat
penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik.Paragraf yang baik memiliki
kalimat topik dan kalimat penjelas.Kalimat topic adalah kalimat kalimat yang
berisi rincian ide pokok.Kalimat yang terdiri atas satu kalimat topik saja dikatakna
paragraf yang belum lengkap.Ide pokok dan ide-ide penjelas dalam paragraf yang
baik ditata secara sistematis. Penggunaan ide dalam suatu paragraf dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara alamiah dan secara logis. Urutan alamiah
berupa urutan waktu (kronologis), dan ruang (sudut pandang), sedang urutan logis
berupa urutan klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum,
pokok-rincian, dikenal-tidak dikenal, dan mudah-sulit.Ide penjelas dalam paragraf
dapat berupa contoh, ilustrasi, rincian konkret, perbandingan, uraian, alas an,
fakta/data, dan analog.
E. Jenis-jenis Paragraf dan Pengembangannya
Banyak jenis paragraf yang akan diuraikan pada pembahasan berikut.
1. Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan sebagai pengatur untuk
sampai kepada masalah yang akan diuraikan.
b. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf
pembuka dan penutup yang berisi uraian masalah yang dibahas.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri
karangan atau bagian karangan.
2. Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi menjadi:
a. Paragraf deduksi
-
46 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Paragraf deduksi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal.
b. Paragraf induksi
Paragraf induksi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir
paragraf.
c. Paragraf kombinasi (campuran)
Paragraf kombinasi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal dan
akhir paragraf.
3. Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi 5, yaitu :
a. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi ide/gagasan dengan diikuti
alasan yang kuat untuk menyakinkan pembaca.
1) Ciri-ciri paragraf argumentasi
a) bersifat nonfiksi /ilmiah
b) bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan
merupakan kebenaran
c) dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, gambar dll
d) ditutup dengan kesimpulan
2) Macam/pola pengembangan paragraf argumentasi
a) Pola pengembangan sebab akibat
Paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap
sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu
kesimpulan sebagai efek akibat. Ditandai dengan kata-kata sebab,
karena, disebabkan, dikarenakan dll.
Contoh:
Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia,
terutama di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara
dari kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin banyak,
pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai
dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang
sampah sembarangan . Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan
kerugian yang cukup besar.Misalnya udara menjadi kotor dan tidak
sehat, menyebarnya berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya
-
47 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
wabah penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air
tersumbat oleh sampah.
b) Pola pengembangan akibat-sebab
Paragraf yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai
akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang
menimbulkan akibat.
Contoh:
Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin
bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan
segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka lakukan
agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga
yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup
dengan cara meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak
menggejala ketika krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang
berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan hidup di segala
sektor/bidang.
b. Paragraf Eksposisi
Paragraf ekspositif/eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk
menjelaskan dan menerangkan sesuatu permasalahan kepada pembaca agar
pembaca mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya tentang sesuatu
permasalahan yang dimaksud pengarang.
1) Ciri-ciri paragraf ekspositif
a) bersifat nonfiksi/ilmiah
b) bertujuan menjelaskan/memaparkan
c) berdasarkan fakta
d) tidak bermaksud mempengaruhi
4) Pola pengembangan paragraf ekspositif
a) pola umum-khusus (deduksi)
Adalah paragraf yang dimulai dari hal –hal yang bersifat umum
kemudian menjelaskan dengan kalimat –kalimat pendukung yang
khusus
b) Pola khusus-umum (induksi)
-
48 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Adalah paragraf yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus
kemudian menjelaskan dengan kalimat-kalimat yang bersifat umum
c) Pola perbandingan
Adalah paragraf yang membandingkan dengan hal yang lain,
berdasarkan unsur kesamaan dan perbedaan, kerugian dengan
keuntungan, kelebihan dengan kekurangan. Kata hubung (jika
dibandingkan dengan, seperti halnya,demikian juga, sama
dengan,selaras dengan,sesuai dengan)
d) Pola pertentangan
Paragraf yang mempertentangkan dengan gagasan lain. Kata hubung
(biarpun, walaupun,berbeda,berbeda dengan, akan tetapi, sebaliknya,
melainkan, namun, meskipun begitu)
e) Pola analogi
Paragraf yang menunjukkan kesamaan-kesamaan antara dua hal yang
berlainan kelasnya tetapi tetap memperhatikan kesamaan segi/fungsi
dari kedua hal tadi sebagai ilustrasi
f) Pola pengembangan proses
Pola pengembangan paragraf yang ide pokok paragrafnya disusun
berdasarkan urutan proses terjadinya sesuatu
g) Pola pengembangan klasifikasi
Adalah pola pengembangan paragraf dengan cara mengelompokkan
barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan
tertentu
h) Pola pengembangan contoh/ilustrasi
Paragraf yang berfungsi untuk memperjelas suatu uraian, khususnya
uraian yang bersifat abstrak. Kata penghubung (contohnya,
umpamanya,misalnya)
i) Pola pengembangan difinisi
Paragraf yang berupa pengertian atau istilah yang terkandung dalam
kalimat topik memerlukan penjelasan panjang lebar agar tepat
maknanya dilengkapi oleh pembaca
j) Pola pengembangan sebab akibat dan akibat sebab
-
49 Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Pola pengembangan yang menuentukan sebab sebagai gagasan utama,
sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Atau
sebaliknya, akibat sebagai gagasan utama, se