kata and kumite competition rules revision 8.0 … · pasal 10 : cidera dan kecelakaan dalam...

58
INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022 Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN . WKF VERSION 8.0 Effective from 01.1.2013 Page 1 KATA AND KUMITE COMPETITION RULES REVISION 8.0 EFFECTIVE FROM 1.1.2013

Upload: lamtram

Post on 12-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 1

KATA AND KUMITE COMPETITION RULES

REVISION 8.0

EFFECTIVE FROM 1.1.2013

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 2

RULE OF COMPETITION

WKF VERSION 08.2013

DITERJEMAHKAN OLEH :

DEWAN WASIT PB FORKI TAHUN 2013

1. DONALD PL KOLOPITA, S.Sn (KETUA)

2. ROBERT DANIEL WENDUR (SEKRETARIS)

3. Drs. H. HAIFENDRI PUTIH (ANGGOTA)

4. Prof. MUSSAKIR BADO (ANGGOTA)

5. Drs. KI YANI MAHDI (ANGGOTA)

6. Ir. SARJAN TRI PUTRA (ANGGOTA)

7. HANS MANASE OPUR, SH (ANGGOTA)

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 3

DAFTAR ISI

Halaman

PERATURAN PERTANDINGAN KUMITE

PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN ………………………………………. 4

PASAL 2 : PAKAIAN RESMI ………………………………………………. 5 - 7

PASAL 3 : PENGATURAN PERTANDINGAN KUMITE ……………….... 7 - 8

PASAL 4 : PANEL WASIT / JURI ………………………………………….. 9

PASAL 5 : LAMA WAKTU PERTANDINGAN …………………………… 9

PASAL 6 : PENILAIAN …………………………………………………….. 10 - 13

PASAL 7 : KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN ……………………………. 13 - 14

PASAL 8 : PERILAKU YANG DILARANG ………………………………. 14 - 18

PASAL 9 : HUKUMAN ……………………………………………………... 18 – 20

PASAL 10 : CIDERA DAN KECELAKAAN DALAM PERTANDINGAN .. 20 - 21

PASAL 11 : PROTES RESMI ………………………………………………… 21 - 24

PASAL 12 : WEWENANG DAN TUGAS …………………………………… 24 - 27

PASAL 13 : MEMULAI, MENUNDA DAN MENGAKHIRI PERTANDINGAN 27 - 28

PASAL 14 : PERUBAHAN …………………………………………………... 28

PERATURAN PERTANDINGAN KATA

PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN ……………………………………… 29

PASAL 2 : PAKAIAN RESMI ……………………………………………… 29

PASAL 3 : PENGATURAN PERTANDINGAN KATA …………………… 29 - 30

PASAL 4 : PANEL JURI ……………………………………………………. 30 - 31

PASAL 5 : KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN ……………………………. 31 - 33

PASAL 6 : PELAKSANAAN PERTANDINGAN …………………………. 33 - 34

LAMPIRAN

1. ISTILAH …………………………………………………………………. 35 - 38

2. GERAK – ISYARAT DAN SINYAL BENDERA ……………………… 39 - 48

3. PANDUAN UNTUK PARA WASIT DAN JURI ………………………. 49 - 52

4. TANDA – KODE BAGI PENCATAT NILAI ………………………….. 53

5. PAKAIAN RESMI ………………………………………………………. 54

6. JANJI WASIT …………………………………………………………… 55

7. ARTI FORKI / SUMPAH KARATE / JANJI ATLIT ………………….. 56

8. WORLD CHAMPIONSHIPS, CONDITIONS & CATEGORIES …….. 57

9. WKF APPROVED ITEMS ……………………………………………… 58

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 4

PERATURAN PERTANDINGAN KUMITE

PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN

1. Area pertandingan harus rata dan tidak berbahaya.

2. Area pertandingan harus berupa area persegi berdasarkan standar WKF, dengan sisi-

sisi sepanjang 8 meter (diukur dari luar) dengan tambahan 2 meter pada semua sisi-

sisi sebagai area aman, dan tempat peserta yang bertanding dan merupakan area

kompetisi serta area aman.

3. Garis posisi wasit adalah berjarak 2 meter dari garis tengah (titik tengah) dengan

panjang garis 0,5 meter.

4. 2 garis parallel masing-masing sepanjang 1 meter dibuat dengan jarak 1,5 meter dari

titik tengah area pertandingan dan berada 90 derajat dengan garis wasit, untuk posisi

competitor (AKA dan AO).

5. Para juri akan ditempatkan pada ke 4 sudut pada area aman, wasit dapat bergerak ke

seluruh area tatami termasuk pada area aman tempat para juri duduk, masing-masing

juri akan dilengkapi dengan bendera merah dan biru.

6. Pengawas Pertandingan / Match Supervisor / KANSA akan duduk diluar area aman,

dibelakang kiri atau kanan wasit. Dia akan dilengkapi dengan sebuah bendera merah

atau alat penanda dan sebuah peluit.

7. Pengawas Nilai duduk dimeja administrasi pertandingan, diantara Pencatat Nilai dan

Pencatat Waktu.

8. Official / Pelatih dududk diluar area aman dan menghadap kea rah meja administrasi

pertandingan. Jika tatami berupa panggung para official duduk diluar panggung.

9. Garis batas harus dibuat berjarak 1 meter dari tempat beristirahat dalam area

pertandingan dengan warna berbeda dari keseluruhan area pertandingan.

PENJELASAN

I. Tidak boleh ada papan, dinding dan pilar iklan dalam jarak 1 meter disebelah luar

area aman.

II. Matras yang digunakan tidak licin dimana matras ini akan menempel dengan lantai

secara benar, tapi harus mempunyai gesekan yang rendah pada bagian atas matras.

Matras ini tidak setebal matras untuk Judo, agar dapat dilakukan gerakan Karate,

wasit harus memastikan bahwa bagian matras tidak bergerak terpisah ketika

pertandingan sedang berlangsung, karena pergeseran dapat menyebabkan luka dan

akan mengakibatkan bahaya. Matras yang digunakan adalah matras yang telah

didesain dan teruji oleh WKF.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 5

PASAL 2 : PAKAIAN RESMI

1. Kontestan dan pelatih harus mengenakan seragam resmi sebagaimana yang telah

ditentukan.

2. Komisi Wasit dapat menindak peserta atau kontestan yang melanggar peraturan.

WASIT

1. Wasit dan juri harus mengenakan seragam resmi yang ditentukan oleh Komisi Wasit,

seragam ini harus dipakai pada semua kesempatan turnamen pelatihan / penataran.

2. Pakaian seragam resmi wasit adalah sebagai berikut :

� Jas / semi jas berwarna biru gelap (navy blue) dengan 2 buah kancing perak.

� Kemeja putih lengan pendek.

� Dasi resmi tanpa jepit / pin dasi.

� Celana panjang dengan warna abu-abu terang polos yang tidak digulung keluar

(Lampiran 11).

� Kaos kaki berwarna biru gelap atau hitam, dan sepatu karet anti slip berwarna

hitam yang tidak merusak matras saat digunakan.

� Wasit / juri perempuan boleh menggunakan jepit rambut.

KONTESTAN

1. Kontestan harus mengenakan karate-gi berwarna putih yang tidak bercorak atau

tanpa garis. Hanya lambing nasional atau bendera Negara yang boleh dipakai,

lambing ini dipasang pada dada kiri karate-gi dan ukuran lambing tidak boleh

melebihi ukuran keseluruhan yang berkisar 12 cm x 8 cm (120 mm x 80 mm, lihat

Lampiran 9). Hanya label produk asli / orisinil yang dapat terlihat pada karate-gi,

label ini harus berada pada lokasi yang biasa yaitu ujung kanan bawah karate-gi dan

posisi pinggul pada celana, sebagai tambahan, nomor identifikasi yang dikeluarkan

oleh panitia pelaksana dapat dikenakan pada bagian punggung. 1 kontestan harus

mengenakan sebuah sabuk berwarna merah dan lainnya sabuk berwarna biru, sabuk

merah dan biru harus berukuran lebar 5 cm dengan panjang 15 cm terurai dari simpul

ikat. Sabuk harus berwarna merah dan biru polos tanpa hiasan / bordiran tulisan

apapun selain label pabrik.

2. Walaupun adanya paragraph 1 diatas, Directing Committee dapat memberi

wewenang penerbitan label khusus atau merk dari penyandang dana yang disetujui.

3. Karate-gi bagian atas, ketika diikat diseputar pinggang dengan sabuk, harus memiliki

panjang minimum yang menutupi / meliputi pinggul, tapi tidak boleh melebihi dari ¾

panjang paha. Untuk wanita, kaos putih polos boleh dikenakan didalam karate-gi.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 6

4. Panjang maksimum lengan karate-gi tidak boleh melebihi / melewati lekukan

pergelangan tangan dan tidak boleh lebih pendek dari pada setengah dari lengan

(siku), lengan karate-gi tidak diperkenankan untuk digulung.

5. Celana harus cukup panjang untuk menutupi sekurang-kurangnya 2/3 dari tulang

kering dan tidak boleh mencapai dibawah tulang mata kaki dan tidak boleh digulung.

6. Kontestan harus menjaga rambutnya agar tetap rapi dan dipangkas sampai batas yang

tidak mengganggu penglihatan dan sasaran. HACHIMAKI (ikat kepala) tidak

diijinkan, kalau wasit menganggap rambut kontestan terlalu panjang dan atau tidak

rapi, wasit dapat mengeluarkan kontestan dari lapangan / area pertandingan. Jenis

asesoris rambut berikut tidak diijinkan : seperti jepitan rambut dari logam, pita,

manic-manik dan hiasan lain adalah dilarang, pita karet khusus untuk penahan poni

diijinkan. Kontestan wanita diperbolehkan mengenakan sebuah scarf penutup

kepala (jilbab) berwarna hitam polos dan berlogo WKF yang menutupi rambutnya

namun tidak boleh menutupi bagian depan lehernya.

7. Kontestan harus berkuku pendek dan tidak diijinkan mengenakan objek-objek logam

atau yang lainnya yang mungkin dapat melukai lawan mereka. Penggunaan kawat

gigi harus disetujui dulu oleh wasit dan dokter resmi, dan merupakan tanggung

jawabpenuh dari kontestan atas setiap luka / kecelakaan.

8. Berikut ini perlengkapan pelindung yang diwajibkan :

� Pelindung tangan yang diijinkan oleh WKF, 1 kontestan menggunakan warna

merah dan yang lainnya menggunakan biru.

� Pelindung gusi.

� Pelindung badan wajib bagi seluruh atlet dalam semua kategori umur, untuk

kontestan putrid ditambah pelindung khusus dada yang diijinkan oleh WKF.

� Pelindung tulang kering yang diijinkan oleh WKF, 1 kontestan menggunakan

warna merah dan yang lainnya menggunakan warna biru.

� Pelindung kaki yang diijinkan oleh WKF, 1 kontestan menggunakan warna

merah dan yang lainnya menggunakan warna biru.

� Untuk Kadet disamping perlengkapan diatas juga wajib memakai Face Masker

(pelindung wajah).

Pelindung wilayah alat vital tidak wajib, tapi apabila digunakan, maka bentuk dan

tipenya adalah yang diijinkan oleh WKF.

9. Kacamata tidak diijinkan. Lensa kontak lunak (soft contact lenses) dapat dikenakan

dengan resiko ditanggung sendiri oleh kontestan.

10. Memakai pakaian dan menggunakan perlengkapan diluar standard WKF adalah

dilarang.

11. Semua perlengkapan pelindung yang akan digunakan harus termasuk dalam daftar

WKF Homologated.

12. Adalah tugas dari Pengawas Pertandingan (KANSA) untuk memastikan bahwa

sebelum pertandingan, kontestan sudah menggunakan perlengkapan

13. Penggunaan pembalut, pelapis atau alat bantu lain karena luka harus disetujui oleh

wasit dengan terlebih dahulu mendapatkan saran dari dokter resmi.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 7

PELATIH

Pelatih seharusnya pada setiap saat, dan selama masa turnamen mengenakan pakaian sport

(training suite) resmi dari negaranya (Federasi Nasional) dan menunjukkan kartu identitas

resmi.

PENJELASAN

I. Kontestan harus mengenakan 1 sabuk tunggal, sabuk ini adalah berwarna merah

untuk AKA dan berwarna biru untuk AO, sabuk yang menandai tingkatan tidak boleh

dipakai selama pertandingan berlangsung.

II. Pelindung gusi harus dikenakan secara benar. Pelindung wilayah alat vital yang

menggunakan mangkok plastik yang dapat dipindahkan yang diselipkan kedalam

pengikat jok tidak diijinkan dan bila menggunakan maka akan dianggap sebagai

kesalahan.

III. Jika seorang kontestan masuk ke arena pertandingan dengan pakaian yang tidak

semestinya, maka kontestan tersebut tidak segera didiskualifikasi, tapi kontestan

akan diberi satu menit untuk memperbaiki masalah yang terjadi.

IV. Jika Komisi Wasit setuju Panel Wasit dapat diijinkan untuk melepas jas / semi jas

mereka.

PASAL 3 : PENGATURAN PERTANDINGAN KUMITE

1. 1 turnamen Karate dapat terdiri dari pertandingan kumite dan atau pertandingan kata.

Pertandingan kumite selanjutnya dapat dibagi menjadi pertandingan tim / beregu dan

pertandingan individu / perorangan, pertandingan perorangan selanjutnya dapat

dibagi ke dalam divisi-divisi umur dan berat badan, divisi berat badan pada akhirnya

dibagi ke dalam beberapa kelas, putaran juga menggambarkan pertandingan kumite

perorangan antara pasangan lawan dari anggota tim.

2. Tidak ada kontestan yang dapat diganti dalam pertandingan perorangan.

3. Kontestan perorangan atau beregu yang tidak hadir ketika dipanggil akan

didiskualifikasi (KIKEN) dari kategori ini. Dalam pertandingan beregu yang bukan

memperebutkan medali nilai 8 – 0 akan diberikan bagi tim lawan.

4. Dalam pertandingan beregu, setiap anggota tim harus telah terdaftar, tim putra terdiri

dari 7 orang dengan 5 orang yang bertanding selama 1 putaran. Tim putri terdiri dari

4 orang dengan 3 orang yang bertanding dalam setiap putaran.

5. Semua kontestan adalah semua anggota dari tim yang telah didaftarkan, tidak ada

anggota cadangan yang tidak terdaftar (tidak ada pendaftaran baru).

6. Sebelum pertandingan 1 wakil dari tim akan harus sudah menyerahkan kemeja

petugas, formulir resmi yang menggambarkan nama-nama dan urutan pemain dari

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 8

anggota tim peserta diambil dari tim yang jumlah anggotanya 7 atau 4, dan urutan

bertarung mereka bisa dirubah untuk setiap putaran, sehingga menghasilkan urutan

bertarung baru yang sudah dilaporkan, tapi sekali dilaporkan tidak boleh dirubah lagi

sampai putaran itu selesai.

7. 1 tim akan didiskualifikasikan jika ada anggota atau pelatihnya merubah komposisi

tim atau urutan pemain tanpa pemberitahuan tertulis sebelum pertandingan.

8. Dalam pertandingan beregu, jika ada anggota tim yang memperoleh hukuman

HANSOKU atau SHIKKAKU maka nilai yang sudah diperolehnya akan dijadikan

nol, sementara nilai tim lawan otomatis bertambah 8.

PENJELASAN

I. 1 putaran adalah 1 penampilan dalam 1 pertandingan yang mengarah pada

identifikasi akhir dari para finalis. Dalam 1 eliminasi pertandingan kumite, 1

putaran mengeliminasi 50% dari kontestan dalam putaran ini, termasuk kekosongan

kontestan (bye), dalam konteks ini putaran dapat diterapkan secara bersamaan pada

1 panggung / arena apakah pada tahap eliminasi atau repechage, dalam 1 matriks

atau pertandingan robin berputar, 1 putaran memungkinkan 1 kontestan untuk

berada dalam 1 poll untuk bertarung dalam sekali waktu.

II. Pemanggilan nama kontestan menyebabkan masalah pengucapan dan identifikasi.

Penomoran turnamen harus dialokasikan dan digunakan.

III. Ketika berbaris sebelum pertandingan, 1 tim harus menampilkan pemain yang

sesungguhnya. Pemain dan pelatih yang tidak bertanding tidak akan dimasukkan dan

akan ditempatkan pada area yang terletak disisi luar area.

IV. Tim putra supaya boleh bertarung, harus menghadirkan paling sedikit 3 peserta dan

tim putri paling sedikit 2 peserta, kalau jumlah kurang dari itu dinyatakan KIKEN.

V. Formulir urutan pemain dapat diserahkan oleh pelatih atau pemain terpilih dari tim.

Jika pelatih menyerahkan formulir, pelatih harus secara jelas teridentifikasi, kalau

tidak ia akan ditolak. Daftar pemain harus sudah termasuk nama, negara atau klub,

warna sabuk yang dialokasikan kepada tim untuk pertandingan dari anggota tim.

Baik nama-nama pemain dan nomor peserta turnamen dimasukkan dan formulir

harus ditandatangani oleh pelatih atau wakil yang dipilih.

VI. Pelatih harus menyerahkan kartu identitas atau IDCard bersama-sama dengan atlit

atau tim mereka ke meja resmi. Pelatih harus duduk di kursi yang telah disediakan

dan tidak mengganggu jalannya pertandingan baik kata-kata maupun dengan

perbuatan.

VII. Jika terdapat kesalahan dalam pemanggilan nama dan kontestan yang salah terus

bertanding maka pertandingan itu dinyatakan tidak sah, untuk menghindari

kesalahan pemenang dari pertandingan harus mengkonfirmasikan kemenangan

melalui petugas administrasi sebelum meninggalkan pertandingan.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 9

PASAL 4 : PANEL WASIT / JURI

1. Panel wasit untuk setiap pertandingan harus terdiri dari 1 wasit (SUSHIN), 4 juri

(FUKUSHIN) dan 1 pengawas pertandingan / Match Supervisor (KANSA).

2. Wasit dan juri kumite tidak diperbolehkan 1 negara dengan kontestan yang

bertanding.

3. Sebagai tambahan, untuk memfasilitasi pelaksanaan pertandingan dilengkapi oleh

beberapa pencatat waktu, penyiar, pencatat nilai dan pengawas nilai yang harus

dipilih / ditunjuk.

PENJELASAN

I. Pada awal pertandingan kumite, wasit berdiri pada tepi luar dari area

pertandingan. Pada sisi kirinya terdiri dari juri 1 dan 2 dan pada posisi kanannya

terdiri dari juri 3 dan 4.

II. Setelah saling memberi hormat (saling membungkuk) antara kontestan dan panel

wasit, wasit mundur selangkah, para juri menghadap ke arah wasit dan saling

memberi hormat kemudian menuju posisi masing-masing.

III. Ketika pergantian petugas, panel wasit yang sudah selesai, kecuali pengawas

pertandingan, mengambil posisi seperti waktu baru masuk saling memberi hormat 1

sama lain, petugas yang telah selesai menjalankan tugas maju selangkah dan

menghadap ke panel yang baru, mereka saling memberi hormat 1 sama lain dan

bersama-sama meninggalkan area pertandingan.

IV. Ketika juri perorangan berubah / berganti, juri yang baru masuk pergi ke juri yang

baru keluar, mereka saling memberi hormat dan berganti / bertukar posisi.

V. Dalam pertandingan beregu, seluruh anggota panel harus berkualifikasi sama. Tiap

babak mereka berputar untuk berganti posisi.

PASAL 5 : LAMA WAKTU PERTANDINGAN

1. Lama waktu pertandingan kumite adalah 3 menit untuk senior putra (baik per

orangan atau beregu) dan 4 menit dalam babak perebutan medali, untuk senior putri

adalah 2 menit dan dalam babak perebutan medali 3 menit. Dibawah 21 putra selama

3 menit dan untuk dibawah 21 putri selama 2 menit di semua babak. Junior dan

Kadet selama 2 menit untuk semua babak baik putra maupun putri.

2. Pengatur waktu pertandingan dimulai ketika wasit memberi tanda untuk memulai dan

berhenti setiap ia berseru YAME.

3. Pencatat waktu akan memberi tanda dengan / melalui bel yang bersuara sangat jelas

atau dengan peluit, menandakan waktu kurang dari 10 detik atau waktu telah habis,

tanda tersebut merupakan akhir dari suatu partai pertandingan.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 10

PASAL 6 : PENILAIAN

1. Tingkat penilaiannya adalah :

a. IPPON (3 angka)

b. WAZA-ARI (2 angka)

c. YUKO (1 angka)

2. Suatu teknik dinilai apabila teknik yang dilancarkan memenuhi kriteria sebagai

berikut :

a. Bentuk yang baik

b. Sikap sportif

c. Ditampilkan dengan semangat / spirit yang teguh

d. Kewaspadaan (ZANSHIN)

e. Waktu yang tepat

f. Jarak yang benar

3. IPPON akan diberikan untuk teknik seperti :

a. Tendangan ke arah JODAN

b. Semua teknik yang dilancarkan dan menghasilkan nilai pada lawan setelah

dilempar / dibanting atau terjatuh sendiri.

4. WAZA-ARI akan diberikan untuk teknik seperti :

a. Tendangan ke arah CHUDAN

5. YUKO akan diberikan untuk teknik seperti :

a. CHUDAN dan JODAN TSUKI

b. CHUDAN dan JODAN UCHI

6. Serangan-serangan adalah dibatasi terhadap area / wilayah berikut :

a. Kepala

b. Muka

c. Leher

d. Perut

e. Dada

f. Punggung

g. Sisi

7. Teknik efektif yang dilancarkan pada saat bersamaan dengan tanda berakhir

pertandingan, dinyatakan sah. 1 serangan, walaupun efektif kalau dilakukan setelah

adanya perintah untuk menangguhkan atau menghentikan pertandingan, tidak akan

mendapat nilai dan dapat mengakibatkan suatu hukuman bagi si pelaku.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 11

8. Tidak merupakan teknik walaupun secara teknis adalah benar jika serangan yang

dilakukan oleh ke 2 kontestan berada diluar arena pertandingan; maka tidak

mendapat nilai. Tapi jika salah 1 dari kontestan melakukan serangan / teknik efektif

sementara ia masih berada didalam area pertandingan dan sebelum wasit berteriak

YAME, maka teknik tadi dapat memperoleh skor.

PENJELASAN

Didalam pengambilan nilai, teknik yang dilancarkan harus diarea penilaian seperti yang

ditentukan pada paragraph 6 diatas, teknik harus terkontrol pada daerah yang diserang

dan harus memenuhi 6 kriteria nilai yang ditentukan dalam paragraph 2 diatas.

Kriteria Teknik :

IPPON (3 angka)

1. Tendangan JODAN, yang dimaksud JODAN adalah : wajah, kepala dan leher

bagian samping.

2. Semua teknik sesuai 6 kriteria yang dilancarkan pada lawan setelah lemparan /

bantingan atau lawan terjatuh sendiri, atau lawan tidak bertumpu lagi di kakinya.

WAZA-ARI (2 angka)

1. Tendangan CHUDAN, yang dimaksud CHUDAN adalah : perut, dada, punggung

dan sisi badan.

YUKO (1 angka)

1. Semua pukulan (TSUKI) yang dilancarkan di 7 area sasaran.

2. Semua lecutan / Strike (UCHI) yang dilancarkan di 7 area sasaran.

I. Untuk alasan keamanan, lemparan dimana lawan dirangkul dibawah pinggang,

dilempar tanpa diantarkan dengan selamat, atau lemparan berbahaya, atau dimana

titik poros lemparan diatas pinggul adalah dilarang dan akan diberikan peringatan

atau hukuman, kecuali teknik sapuan yang merupakan teknik karate konvensional

dimana lawan tidak harus dipegang seperti DE ASHI BARAI, KO UCHI GARI,

KANI WAZA dan lain-lain. Setelah dilakukan bantingan wasit memberikan waktu 2

detik untuk melakukan teknik yang menghasilkan angka.

II. Jika kontestan dilempar sesuai dengan peraturan, atau tergelincir jatuh sendiri, atau

tidak bias bertumpu lagi diatas kedua kakinya sendiri, disusul teknik yang

menghasilkan nilai akan diberi nilai IPPON.

III. “Bentuk yang baik” adalah teknik yang mempunyai karakteristik yang sesuai dengan

efektifitas yang memungkinkan dalam kerangka konsep karate tradisional.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 12

IV. “Sikap sportif” adalah suatu komponen dari bentuk yang baik dan mengacu pada

sikap tidak berniat jahat atau dendam, tercermin melalui konsentrasi yang tinggi

untuk menghasilkan teknik yang tinggi.

V. “Semangat yang teguh” menggambarkan kekuatan dan kecepatan dari teknik dan

keinginan untuk berhasil.

VI. “Kewaspadaan (ZANSHIN)” adalah criteria yang paling sering terlewatkan dalam

memberikan suatu penilaian. Hal ini adalah suatu keadaan komitmen yang terus

menerus dimana kontestan mempertahankan konsentrasi, pengamatan, dan

kesadaran total terhadap potensi / kemungkinan lawan untuk menyerang balik. Dia

tidak memalingkan wajahnya ketika sedang melakukan serangan atau melancarkan

teknik-teknik lanjutan lainnya dan tetap menghadap kepada lawan.

VII. “Waktu yang tepat” berarti mengeluarkan teknik pada saat dimana akan berdampak

efektif menghasilkan efek potensi yang besar.

VIII. “Jarak yang benar” berarti sama dengan melancarkan sebuah teknik pada jarak

yang tepat sehingga menghasilkan dampak potensial maksimum. Jika sebuah teknik

dilancarkan pada lawan yang sedang bergerak dengan cepat, dampak potensialnya

tentu saja berkurang.

IX. “Jarak” juga berhubungan dengan titik dimana teknik yang benar dilancarkan

dengan baik atau mendekati target. Pukulan atau tendangan yang mendarat di

sasaran antara “Skin Touch” (sentuhan kulit) dengan jarak 5 cm dari wajah, kepala

atau leher dapat dikatakan telah mencapai jarak yang benar. Kemudian serangan

kearah JODAN yang dilakukan dengan jarak yang memungkinkan terhadap target

dan dimana lawan tidak berusaha untuk menangkis atau menghindari akan dianggap

benar atau mendapat nilai, asalkan tekniknya memenuhi 6 kriteria. Dalam

pertandingan Kadet dan Junior kontak ke kepala, wajah dan leher (termasuk Face

Masker) dengan tangan tidak dibolehkan dan teknik yang lainnya harus sentuhan

yang paling ringan atau disebut juga Skin Touch. Untuk tendangan JODAN toleransi

jarak menjadi 10 cm.

X. 1 teknik yang buruk tetap buruk, tanpa menghiraukan dimana dan bagaimana teknik

itu dilakukan. Teknik yang tidak efisien dalam bentuk yang baik atau yang dilakukan

dengan kurang tenaga tidak akan menghasilkan nilai.

XI. Teknik yang mendarat dibawah ikat pinggang memungkinkan menghasilkan nilai,

selama itu berada diatas tulang kemaluan (Pubic Bone). Leher adalah area target

dan begitu juga tenggorokan. Tapi kontak ke tenggorokan tidak diperbolehkan,

tetapi nilai dapat diberikan untuk suatu teknik yang terkontrol dengan baik, yang

tidak menyentuh (tenggorokan).

XII. 1 teknik yang mendarat pada tulang belikat dapat menghasilkan skor. Bagian dari

punggung yang tidak menghasilkan skor adalah area pertemuan antara tulang atas

lengan dengan tulang belikat.

XIII. Bel tanda berakhir pertandingan menandakan akhir dari kemungkinan untuk

memperoleh nilai dalam pertandingan, walaupun wasit tidak dengan segera

menghentikan pertandingan. Bel akhir pertandingan tidak berarti bahwa hukuman

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 13

tidak dapat diterapkan. Hukuman dapat diterapkan oleh Panel Wasit pada saat

dimana kontestan meninggalkan area setelah keputusan putaran. Hukuman dapat

diterapkan / diberikan setelah itu, tapi kemudian hanya oleh Komisi Wasit atau

Komisi Hukum dan Disiplin.

XIV. Jika kedua kontestan mengenai sasaran pada saat yang bersamaan, criteria

penilaian untuk waktu yang tepat tidak bias diterapkan, dan keputusan yang tepat

seharusnya adalah tidak memberikan nilai. Kedua kontestan mungkin saja bias

bersamaan memperoleh nilai dalam kasus tersebut jika ada 2 bendera juri yang

mendukungnya, dan nilai diberikan sebelum wasit meneriakkan YAME atau bel

tanda waktu habis.

XV. Jika seorang kontestan melancarkan lebih dari 1 teknik yang berbeda (dan semuanya

memenuhi 6 kriteria) sebelum pertandingan dihentikan / isyarat YAME, maka nilai

yang diberikan adalah nilai yang tertinggi tanpa memandang urutan teknik mana

yang lebih dulu dilancarkan. Contoh : sebuah teknik tendangan dilancarkan setelah

teknik pukulan (keduanya memenuhi 6 kriteria) maka nilai yang diberikan adalah

nilai untuk tendangan.

PASAL 7 : KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN

Hasil dari suatu pertandingan ditentukan oleh salah 1 kontestan yang unggul 8 angka atau

mendapatkan nilai lebih besar saat pertandingan berakhir atau mendapat keputusan

HANTEI atau HANSOKU, SHIKKAKU atau KIKEN dijatuhkan pada salah 1 kontestan.

1. Ketika sebuah pertandingan pada pertandingan perorangan berakhir tidak boleh

diumumkan seri. Hanya pada pertandingan beregu dimana sebuah babak berakhir

dengan nilai sama atau tanpa nilai, wasit akan mengumumkan seri (HIKIWAKE).

2. Pada pertandingan perorangan jika setelah waktu berakhir tidak ada nilai yang

diperoleh oleh kedua kontestan ataupun terjadi nilai seri, keputusan akan

dilaksanakan dengan voting / pemungutan suara oleh salah 1 kontestan dan

keputusan diambil berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

a. Sikap, semangat bertarung dan kekuatan yang ditunjukkan oleh kontestan.

b. Superioritas / kelebihan dari teknik dan taktik yang diperlihatkan.

c. Kontestan mana yang mempunyai inisiatif menyerang yang lebih dominan.

3. Tim pemenang adalah yang memperoleh angka kemenangan (Victory Point). Jika

kedua tim memiliki kemenangan yang sama, maka tim yang memiliki jumlah nilai

terbanyak (seluruh nilai dalam partai pertandingan) akan dinyatakan sebagai

pemenang, dan perbedaan maksimum dari total point adalah 8.

4. Jika kedua tim memiliki jumlah kemenangan dan nilai yang sama, maka dilanjutkan

dengan partai tambahan dengan anggota tim yang mana saja dan apabila masih seri

juga, dilakukan prosedur HANTEI seperti pada pertandingan perorangan (butir 2

diatas).

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 14

5. Pada pertandingan beregu putra bila 1 tim memperoleh angka dan nilai kemenangan

yang cukup, maka dinyatakan sebagai pemenang pada saat itu, dan pertandingan

lanjutan tidak diperlukan.

PENJELASAN

I. Ketika memutuskan hasil pertandingan melalui Voting (HANTEI), setelah

berakhirnya sebuah pertandingan, wasit akan bergerak ke batas area dan

menyerukan HANTEI diikuti dengan tiupan 2 nada dari peluitmya. Para juri akan

menyatakan pendapat mereka melalui bendera. Pada saat yang bersamaan wasit

mengangkat tangan pada sisi yang dianggap menang. Wasit akan meniup peluit

dengan nada kecil untuk mengisyaratkan para juri menurunkan bendera, lalu ia

kembali ke posisi semula dan mengumumkan keputusan dengan cara biasa.

PASAL 8 : PERILAKU YANG DILARANG

Ada 2 kategori yang dikelompokkan sebagai perilaku yang dilarang yaitu Kategori 1 dan

Kategori 2 (C1 dan C2).

KATEGORI 1

1. Melakukan teknik serangan sehingga menghasilkan kontak yang kuat / keras,

walaupun serangan tersebut tertuju pada daerah yang diperbolehkan. Selain itu

dilarang melakukan serangan kea rah atau mengenai tenggorokkan.

2. Serangan ke arah lengan atau kaki, tenggorokan, persendian atau pangkal paha.

3. Serangan ke arah muka dengan teknik serangan tangan terbuka.

4. Teknik melempar / membanting yang berbahaya / terlarang yang dapat menciderai

lawan.

KATEGORI 2

1. Berpura-pura atau melebih-lebihkan cidera yang dialami.

2. Keluar dari area pertandingan (JOGAI) yang tidak disebabkan oleh lawan.

3. Membahayakan diri sendiri dengan membiarkan pertahanan dirinya terbuka atau

tidak memperhatikan keselamatan dirinya atau tidak mampu untuk menjaga jarak

yang diperlukan untuk melindungi diri (MUBOBI).

4. Menghindari pertarungan yang mengakibatkan lawan kehilangan kesempatan untuk

memperoleh angka.

5. Pasifitas (ketidak aktifan) – tidak berusaha untuk melakukan serangan dalam

pertarungan.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 15

6. Merangkul (memiting), bergumul (bergulat), mendorong dan menangkap lawan,

mengadu dada dengan dada yang berlebihan tanpa mencoba untuk melakukan teknik

serangan susulan.

7. Melakukan teknik alamiah atau serangan yang pada dasarnya tidak dapat dikontrol

untuk keselamatan lawan dan berbahaya, serta serangan-serangan yang tidak

terkontrol.

8. Melakukan serangan bersamaan dengan kepala, lutut atau sikut.

9. Berbicara kasar atau memanasi / menggoda lawan, tidak mematuhi perintah wasit,

melakukan tindakan

PENJELASAN

I. Pertandingan Karate adalah olah raga, oleh karena itu beberapa teknik yang

berbahaya dilarang dan semua teknik harus dikontrol. Kontestan dewasa yang

terlatih dapat melancarkan teknik pukulan yang memiliki kekuatan relative pada

area-area berotot seperti perut, tapi pada kenyataannya adalah bahwa kepala,

wajah, leher, selangkangan dan sendi adalah rawan terhadap luka. Karenanya

semua teknik yang dapat menyebabkan luka dapat menyebabkan hukuman, kecuali

disebabkan oleh si penerima. Kontestan harus menunjukkan teknik-teknik dengan

control dan bentuk yang baik. Jika tidak, maka apapun teknik yang dilakukan

peringatan dan hukuman harus dijatuhkan. Khusus untuk pertandingan Kadet dan

Junior harus mendapat kepedulian yang tinggi.

II. KONTAK KE ARAH MUKA – SENIOR : Untuk kontestan senior, tidak boleh ada

cidera; serangan dengan ringan, terkontrol dan hanya sentuhan kea rah wajah,

kepala dan leher yang diperbolehkan. (Tenggorokan tidak boleh disentuh sama

sekali). Apabila ada kontak ke arah wajah terlalu keras dalam pandangan wasit,

tetapi tidak mengurangi kesempatan kontestan untuk menang, maka suatu peringatan

akan diberikan (CHUKOKU). Kontak kedua akan menghasilkan KEIKOKU.

Selanjutnya bila terjadi kontak yang ketiga akan menghasilkan HANSOKU CHUI.

Kontak yang terjadi setelah itu, walaupun tidak serius mempengaruhi kesempatan

lawan untuk menang akan menghasilkan HANSOKU bagi pelakunya.

III. KONTAK KE ARAH MUKA KADET DAN JUNIOR : Untuk Kadet dan Junior

tidak boleh ada kontak apapun dengan teknik tangan kea rah kepala, wajah atau

leher (termasuk ke face mask). Semua kontak tidak dibolehkan walaupun ringan, dan

akan diberikan hukuman kecuali disebabkan oleh kesalahan kontestan sendiri

(MUBOBI). Untuk tendangan kea rah Jodan diperbolehkan dengan sentuhan ringan

(skin touch) & harus memenuhi 6 kriteria, lebih dari pada skin touch akan menerima

peringatan atau hukuman kecuali disebabkan oleh kesalahan kontestan sendiri

(MUBOBI).

IV. Wasit harus terus menerus mengamati kontestan yang terluka. Satu penundaan

singkat harus diberikan akibat gejala luka seperti hidung berdarah terus

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 16

Berkembang. Pengamatan harus dilakukan untuk mengantisipasi upaya kontestan

untuk memperburuk luka ringan sebagai alasan agar memperoleh keuntungan .

Contoh dari ini adalah menghembuskan nafas terus menerus melalui hidung

berdarah tersebut atau mengusap wajah secara kasar.

V. Luka yang sudah ada sebelumnya dapat menciptakan gejala yang diluar proporsi

dari derajat yang sebenarnya terjadi dan Wasit harus mempertimbangkan ini ketika

mempertimbangkan hukuman untuk kontak yang kelihatannya berlebihan. Sebagai

contoh kontak yang dilakukan dengan ringan akan menimbulkan luka yang berlanjut

dari luka sebelumnya. Sebelum dimulainya pertandingan, Pengawas Area

Pertandingan harus memeriksa kartu kesehatan dan memastikan bahwa para

kontestan adalah layak untuk bertanding. Wasit harus juga diberitahu jika satu

kontestan sedang dalam perawatan karena luka.

VI. Kontestan yang berperilaku berlebihan terhadap kontak ringan, dalam usaha untuk

membuat wasit menghukum lawan seperti memegang muka, menjatuhkan diri akan

segera diperingati atau dihukum.

VII. Berpura-pura terluka, yang sebenarnya tidak adalah pelanggaran serius terhadap

peraturan. SHIKKAKU akan dikenakan pada kontestan yang berpura-pura terluka

misalnya ketika seperti terjatuh dan terguling di lantai dan tidak didukung oleh fakta

yang sesuai dengan yang dilaporkan oleh dokter netral.

VIII. Melebih-lebihkan suatu luka yang memang ada dan sebenarnya tidak serius adalah

sikap yang tidak bias diterima dan meskipun pertama kali dilakukan akan langsung

menerima HANSOKU CHUI, jika lebih serius melebih-lebihkan cidera seperti

sempoyongan, menjatuhkan diri dilantai kemudian berdiri dan jatuh lagi dan

sebagainya, bias saja diberikan langsung HANSOKU tergantung seberapa kerasnya

serangan yang diterima kontestan tersebut.

IX. Kontestan yang menerima SHIKKAKU karena berpura-pura terluka akan ditarik

dari area pertandingan dan langsung diserahkan ke Komisi Kesehatan WKF yang

segera mengadakan pemeriksaan kontestan. Komisi Kesehatan akan menyerahkan

laporan kesehatannya sebelum berakhirnya kejuaraan, sebagai bahan pertimbangan

untuk Komisi Wasit. Kontestan yang berpura-pura terluka akan dijatuhi hukuman

terberat termasuk sampai pelarangan bertanding seumur hidup bagi pelanggaran

yang berulang-ulang.

X. Tenggorokan khususnya adalah daerah rentan dan meskipun kontak yang sangat

ringan pun akan diperingatkan atau dihukum, kecuali karena kesalahan si penerima.

XI. Teknik melempar dapat dibagi ke dalam dua jenis. Teknik menyapu kaki Karate

konvensional yang sudah mapan seperti DE ASHI BARAI, KO UCHI GERI dan

sebagainya dimana lawan disapu, sehingga kehilangan keseimbangan atau dilempar

tanpa dipegang terlebih dulu dan lemparan yang mengharuskan lawan untuk

dipegang selama teknik lemparan dilakukan sehingga lawan bias didaratkan dengan

aman di atas matras. Melempar atau membanting tidak boleh di atas batas sabuk

lawan dan lawan harus dipegang, sehingga pendaratan yang aman dapat dilakukan.

Lemparan melalui punggung seperti SEOI NAGE, KATA GURUMA dan lain-lain

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 17

adalah dinyatakan terlarang, lemparan ke arah atas seperti TOMOE NAGE, SUMI

GAESHI dan lain-lain juga dilarang. Begitu pula halnya dengan merangkul lawan

dibawah pinggang lalu mengangkat dan melemparnya atau menyentuh dan menarik

kedua kaki dari bawah. Jika seorang kontestan diciderai sebagai akibat lemparan

Panel Wasit akan memutuskan satu hukuman.

XII. Teknik tangan terbuka terhadap muka adalah dilarang, karena dapat

membahayakan penglihatan kontestan.

XIII. JOGAI berkaitan dengan situasi, dimana kaki atau bagian manapun dari tubuh

kontestan menyentuh bagian luar dari area pertandingan. Pengecualian adalah jika

kontestan secara fisik didorong atau dilempar dari area pertandingan oleh lawan.

Peringatan harus disampaikan secara khusus dalam JOGAI yang pertama kali

dilakukan. Makna JOGAI tidak lagi berulang kali keluar, namun kini berarti “keluar

yang tidak disebabkan oleh lawan”.

XIV. Seorang kontestan yang melancarkan teknik yang menghasilkan nilai, kemudian

keluar area sebelum Wasit meneriakkan YAME maka ia akan diberikan nilai, dan

JOGAI tidak akan dikenakan. Jika teknik yang dilancarkan tidak menghasilkan nilai

maka JOGAI akan dikenakan.

XV. Jika AO JOGAI, segera setelah AKA menghasilkan nilai dengan serangan efektif,

kemudian Wasit baru mengatakan YAME maka AO tidak diberikan JOGAI, namun

jika AO JOGAI pada saat AKA belum atau sedang menghasilkan nilai dengan

serangan efektif (dimana AKA tetap didalam area), maka nilai untuk AKA dan

JOGAI untuk AO akan diberikan.

XVI. Sangat penting untuk dipahami bahwa menghindari pertarungan, mengacu kepada

situasi dimana seorang kontestan tidak memberikan kesempatan kepada lawannya

untuk membuat nilai dengan mengulur-ulur waktu. Kontestan yang mundur tanpa

perlawanan yang efektif atau menghilangkan kesempatan lawan untuk membukukan

nilai seperti merangkul yang tidak perlu atau sengaja keluar akan diperingati atau

dihukum. Ini biasanya sering terjadi pada detik-detik terakhir dari suatu

pertandingan. Jika serangan terjadi dalam sepuluh detik atau lebih dari waktu

pertandingan yang tersisa, CHUKOKU akan diberikan Wasit jika kontestan belum

mendapat KATEGORI 2 sebelumnya. Jika mendapat KATEGORI 2 sebelumnya

maka akan berlanjut sesuai urutan. Namun apabila waktu tersisa kurang dari

sepuluh detik HANSOKU CHUI akan diberikan langsung oleh Wasit (tanpa

memandang apakah sebelumnya kontestan sudah memperoleh KEIKOKU untuk

KATEGORI 2 atau tidak), jika kontestan sudah memperoleh HANSOKU CHUI untuk

KATEGORI 2 maka HANSOKU akan diberikan dan kemenanganakan diberikan

pada lawannya, Meskipun demikian Wasit harus memastikan bahwa kontestan tidak

mundur karena kontestan bertindak dalam cara yang tidak seharusnya atau cara

yang berbahaya dimana pelaku harus diperingati atau dihukum.

XVII.Pasifitas (ketidak aktifan) mengacu pada situasi dimana seorang ataupun kedua

kontestan tidak berusaha melancarkan teknik serangan / serangan balasan melewati

batas waktu yang wajar.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 18

XVIII. Satu contoh dari MUBOBI adalah dimana kontestan melancarkan serangan yang

bertubi-tubi tanpa menghiraukan keselamatan dirinya. Beberapa kontestan

menerjangkan dirinya melakukan pukulan panjang dan tidak mampu menangkis /

melancarkan serangan balasan. Serangan terbuka seperti itu merupakan serangan

MUBOBI dan tidak menghasilkan nilai. Seperti taktik gerakan sandiwara, banyak

kontestan memutar dirinya dengan segera setelah menunjukkan serangan yang

menghasilkan nilai, tujuan dari tindakan tersebut adalah untuk menarik perhatian

Wasit terhadap teknik mereka. Mereka kehilangan perlindungan diri dan

kesadaran terhadap lawannya yang akan menyerang, ini merupakan tindakan

MUBOBI. Seharusnya kontestan yang menerima kontak yang keras atau

mengalami cidera yang disebabkan oleh kesalahannya akan diberikan Wasit

peringatan atau hukuman KATEGORI 2 dan membatalkan peringatan atau

hukuman kepada lawannya.

XIX. Setiap perilaku tidak wajar / sopan yang dari satu anggota delegasi dapat

mengakibatkan diskualifikasi peserta, keseluruhan tim atau delegasi dari

turnamen.

PASAL 9 : HUKUMAN

CHUKOKU : CHUKOKU diberikan pada pelanggaran kecil yang dilakukan

pertama kali dalam sebuah jenis kategori (C1 atau C2).

KEIKOKU : KEIKOKU diberikan pada pelanggaran kecil yang dilakukan

kedua kalinya dalam sebuah jenis kategori atau pada pelanggaran

yang belum cukup serius untuk mendapat HANSOKU CHUI

HANSOKU CHUI : Ini adalah sebuah peringatan atau diskualifikasi yang biasanya

diberikan pada pelanggaran dimana KEIKOKU sebelumnya

telah diberikan pada pertandingan tersebut ataupun dapat

dikenakan langsung untuk pelanggaran yang serius, dimana

hukuman HANSOKU belum tepat diberikan.

HANSOKU : Ini adalah sebuah hukuman atau diskualifikasi yang diberikan

pada pelanggaran yang sangat serius atau ketika HANSOKU

CHUI telah diberikan. Pada pertandingan beregu, anggota tim

yang mengalami cidera akan menerima delapan angka, dan nilai

lawannya menjadi nol.

SHIKKAKU : Ini adalah suatu diskualifikasi dari turnamen, kompetisi atau

pertandingan, dalam hal menentukan batasan hukuman

SHIKKAKU harus dikonsultasikan dengan Komisi Wasit.

SHIKKAKU dapat diberlakukan jika kontestan melakukan

tindakan mengabaikan perintah Wasit, menunjukkan kebencian /

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 19

tindakan tidak terpuji, merusak martabat dan kehormatan Karate-

Do atau jika tindakan lainnya dianggap melanggar aturan dan

semangat turnamen. Pada pertandingan beregu jika satu anggota

dari sebuah tim menerima SHIKKAKU, maka angka timnya

menjadi nol dan tim lawan akan mendapat tambahan delapan

angka.

PENJELASAN

I. Ada tiga tingkatan untuk peringatan : CHUKOKU, KEIKOKU dan HANSOKU

CHUI. Sebuah peringatan adalah koreksi yang diberikan pada kontestan untuk

menunjukkan bahwa ia melakukan kesalahan dalam peraturan pertandingan, namun

belum mendapatkan hukuman langsung.

II. Ada dua tingkatan untuk hukuman : HANSOKU dan SHIKKAKU, keduanya

diakibatkan pelanggaran yang dilakukan oleh kontestan terhadap peraturan

pertandingan sehingga menyebabkan ia didiskualifikasi dari :

a) Pertandingan (HANSOKU)

b) Seluruh kejuaraan (SHIKKAKU) dengan kemungkinan larangan bertanding

selama beberapa waktu.

III. Hukuman KATEGORI 1 dan 2 tidak saling berakumulasi silang.

IV. Satu hukuman dapat secara langsung dijatuhkan pada satu pelanggaran peraturan

tetapi sekali diberikan, pengulangan kategori itu harus disertakan dengan

bertambahnya tingkat hukuman yang dijatuhkan. Misalnya tidak mungkin untuk

memberi peringatan untuk kontak yang berlebihan dan kemudian memberikan

peringatan yang sama untuk dikontak berlebihan yang kedua.

V. CHUKOKU diberikan dimana telah terjadi pelanggaran kecil dari aturan, tapi

peluang kontestan untuk menang tetap tidak berkurang (dalam pandangan para Juri)

oleh kesalahan lawan.

VI. KEIKOKU diberikan dimana potensi kontestan untuk menang berkurang sedikit

(dalam pandangan para Juri) oleh kesalahan lawan.

VII. HANSOKU CHUI diberikan dimana potensi kontestan untuk menang menjadi serius

berkurang (dalam pandangan para Juri) oleh kesalahan lawan.

VIII. HANSOKU akan diberikan dimana potensi kontestan untuk menang benar-benar

serius hilang (dalam pandangan para Juri) karena kesalahan lawan.

IX. Setiap peserta yang menerima HANSOKU karena menyebabkan luka dan yang

dalam pandangan Wasit dan Pengawas Area Pertandingan dianggap bertindak

sembrono atau berbahaya atau kontestan yang dianggap tidak memiliki kemampuan

kontrol yang penting dibutuhkan untuk pertandingan sesuai aturan WKF maka hal

ini akan dilaporkan pada Komisi Wasit. Komisi Wasit akan memutuskan apakah

kontestan itu akan ditarik dari seluruh pertandingan atau pertandingan berikutnya

saja.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 20

X. SHIKKAKU dapat dikenakan secara langsung tanpa peringatan apapun sebelumnya.

Kontestan tanpa berbuat kesalahan dapat menerima SHIKKAKU jika pelatih atau

anggota yang tidak bertanding dari delegasi kontesan berperilaku merusak martabat

dan kehormatan Karate-do. Jika Wasit percaya bahwa satu kontestan telah bertindak

secara tidak terpuji tanpa menghiraukan apakah luka fisik telah terjadi atau belum,

maka SHIKKAKU dan HANSOKU merupakan hukuman yang tepat.

XI. Suatu SHIKKAKU harus diumumkan kepada public.

PASAL 10 : CIDERA & KECELAKAAN DALAM PERTANDINGAN

1. KIKEN atau mengundurkan diri adalah keputusan yang diberikan ketika satu atau

beberapa kontestan tidak / gagal hadir ketika dipanggil, tidak mampu melanjutkan,

meninggalkan pertandingan atau menarik diri atas perintah Wasit. Alasan

meninggalkan pertandingan ini bisa cidera yang tidak disebabkan oleh tindakan

lawan.

2. Di dalam kumite perorangan jika dua kontestan menciderai satu sama lain atau

menderita dari efek cidera yang diderita sebelumnya dan dinyatakan oleh dokter

turnamen tidak mampu melanjutkan pertandingan, pertandingan akan dimenangkan

oleh pihak yang mengumpulkan nilai terbanyak. Jika nilainya sama maka akan

diutuskan dengan HANTEI, didalam kumite beregu wasit akan mengumumkan seri

(HIKIWAKE) dan dilanjutkan dengan pertandingan tambahan, jika jumlah

kemenangan dan nilai tetap sama akan diputuskan dengan HANTEI.

3. Satu kontestan yang cidera dan telah dinyatakan tidak tidak layak untuk bertanding

oleh dokter turnamen tidak dapat bertanding lagi dalam turnamen tersebut.

4. Seorang kontestan yang cidera dan memenangkan langsung pertandingan melalui

diskualifikasi (HANSOKU) karena cidera, tidak diperbolehkan untuk bertanding lagi

tanpa ijin dokter. Jika ia cidera, dia dapat menang untuk kedua kalinya melalui

diskualifikasi tapi segera ditarik dari pertandingan kumite dalam turnamen itu.

5. Jika kontestan cidera, pertama Wasit harus segera menghentikan pertandingan dan

selanjutnya memanggil dokter. Dokter berwenang untuk memberikan diagnose dan

mengobati cidera saja.

6. Seorang kontestan yang cidera saat pertandingan berlangsung dan memerlukan

perawatan medis akan diberikan 3 menit untuk menerima perawatan tersebut. Jika

perawatan tidak selesai dalam waktu yang telah diberikan Wasit akan menyatakan

kontestan tidak fit untuk melanjutkan pertarungan (pasal 13 paragraf 8 d.) atau

perpanjangan waktu akan diberikan.

7. Kontestan yang terjatuh, terlempar atau KO dan tidak dapat berdiri atas kedua

kakinya dengan segera dalam waktu 10 detik, dinyatakan tidak layak untuk

melanjutkan pertarungan dan secara otomatis akan ditarik dari semua pertandingan

kumite di dalam turnamen itu. Dalam hal kontestan terjatuh, terlempar atau KO dan

tidak bias berdiri di atas kedua kakinya dengan segera, Wasit akan memerintahkan

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 21

pencatat waktu untuk memulai penghitungan 10 detik dengan meniup peluitnya dan

pada waktu yang bersamaan dokter dipanggil jika diperlukan seperti yang disebutkan

pada ayat 5 diatas. Pencatat waktu menghentikan perhitungan waktu jika Wasit telah

mengangkat tangannya. Bila waktu 10 detik telah selesai dilakukan, dokter akan

diminta untuk mendiagnosa kontestan.

PENJELASAN

I. Jika dokter menyatakan kontestan tidak layak bertanding, catatan tentang hal

tersebut harus dibuat pada kartu pantauan kesehatan kontestan (belakang ID Card).

Tingkat keadaan tidak fit harus dijelaskan pada Panel Wasit.

II. Seorang kontestan dapat menang melalui satu diskualifikasi dari lawan karena

akumulasi kesalahan kecil. Mungkin pemenang tidak mengalami luka yang berarti.

Kemenangan kedua dari kontestan berdasarkan hal yang sama akan mengarah pada

penarikan pemenang, walaupun secara fisik ia mampu melanjutkan pertandingan

(pengunduran diri).

III. Jika kontestan cidera atau terluka dan membutuhkan perawatan medis hanya Wasit

yang boleh memanggil dokter pertandingan dengan cara mengangkat tangan dan

meneriakkan kata “Dokter / Medis”

IV. Jika kontestan masih memungkinkan untuk berjalan maka perawatan medis harus

dilakukan di luar area pertandingan.

V. Dokter wajib membuat rekomendasi keselamatan hanya yang berkaitan dengan

pengaturan medis yang benar dari cidera kontestan tersebut.

VI. Ketika menerapkan peraturan 10 detik, penghitungan waktu akan dilakukan oleh

pencatat waktu yang ditunjuk untuk tujuan khusus ini. Tanda peringatan akan

dibunyikan mulai detik ke 7 diikuti bel akhir pada detik ke 10. Pencatatan waktu

akan memulai hitungan atas isyarat dari wasit. Pencatat waktu akan berhenti ketika

peserta bangkit / berdiri dengan tegak dan Wasit mengangkat tangannya.

VII. Para Juri akan memutuskan pemenang berdasarkan KIKEN, HANSOKU atau

SHIKKAKU sesuai dengan kasus yang terjadi.

VIII. Dalam pertandingan beregu, hanya anggota tim yang menerima KIKEN mendapat

angka nol dan tim lawan akan mendapatkan tambahan delapan angka.

PASAL 11 : PROTES RESMI

1. Tidak seorang pun boleh memprotes penilaian pada anggota Panel Wasit.

2. Jika prosedur Wasit terlihat bertentangan dengan peraturan, presiden dari federasi

atau wakil resmi adalah satu-satunya pihak yang diperbolehkan menyatakan protes.

3. Protes akan berbentuk laporan tertulis diserahkan segera setelah pertandingan,

dimana protes dilayangkan itu selesai (satu-satunya pengecualian untuk ini adalah

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 22

protes yang berkaitan dengan kesalahan administrasi, pengawas area pertandingan

harus diberitahu segera kesalahan administrasi telah terdeteksi).

4. Protes harus diserahkan kepada Juri Banding. Pada waktunya Juri Banding akan

meninjau isi yang mengarah pada keputusan yang diprotes. Setelah

mempertimbangkan semua fakta yang ada, mereka akan membuat laporan dan

menjadi wewenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan.

5. Protes yang berkaitan dengan penerapan aturan harus dibuatkan dan diajukan sesuai

dengan prosedur pengaduan yang ditentukan oleh WKF EC. Protes ini harus

diserahkan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani oleh petugas wakil dari tim atau

kontestan.

6. Protes harus mendepositkan sejumlah uang sebagaimana disepakati oleh WKF EC

dan bersamaan dengan pembayaran, protes yang diajukan harus disetujui oleh Juri

Banding.

7. Komposisi dari Juri Banding

Juri Banding adalah gabungan dari 3 Wasit Senior yang ditunjuk oleh Komisi Wasit

(RC), tidak dibolehkan 2 anggota dari negara yang sama. Bila terjadi situasi conflict

of interest, dimana anggota Juri Banding memiliki kesamaan negara serta hubungan

family atau darah secara hokum dengan semua bagian yang terlibat incident yang

diprotes termasuk Panel Wasit yang terlibat, maka RC harus juga menunjuk 3

anggota tambahan yang diberi urutan 1 sampai dengan 3 dimana secara otomatis

akan mengganti setiap anggota Juri Banding.

8. Proses Evaluasi Banding

Merupakan kewajiban dari pihak yang menerima protes, menyampaikannya ke Juri

Banding dan mendepositkan uang protes ke bendahara. Setelah protes disampaikan

Juri Banding segera melakukan penyelidikan dan penelitian yang dibutuhkan,

sebagaimana yang mereka protes, sebagai bahan pertimbangan yang diperlukan

untuk menemukan kebenaran protes, setiap anggota Juri Banding diwajibkan

memberikan hasil keputusan terhadap keabsahan dari protes, dan tidak boleh ada

yang tidak memberikan pertimbangan.

9. Protes Ditolak

Jika protes ditemukan tidak valid, Juri Banding akan menunjuk salah seorang

anggotanya untuk menyampaikan kepada pihak yang protes bahwa protes telah

ditolak, diikuti dengan menuliskan kata DITOLAK, didalam dokumen asli, dan harus

ditandatangani oleh semua anggota Juri Banding, dimana sebelumnya deposit sudah

diterima oleh bendahara dan diteruskan ke Sekretaris Jenderal.

10. Protes Diterima

Jika protes diterima, Juri Banding akan meneruskan kepada OC dan Komisi Wasit

untuk mengambil langkah-langkah yang praktis untuk menormalisir keadaan,

termasuk kemungkinan :

� Mengubah hasil keputusan yang controversial dengan peraturan.

� Mengubah hasil dari pertandingan didalam pool pada saat sebelum terjadinya

peristiwa.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 23

� Mengulangi pertandingan yang menyebabkan terjadinya peristiwa.

� Membuat rekomendasi kepada Komisi Wasit yang menyatakan bahwa Panel

Wasit yang terlibat sudah dievaluasi untuk dikoreksi atau diberi sanksi.

Merupakan tanggungjawab dari Juri Banding untuk mengambil keputusan yang

bijaksana dalam dengan cara yang tepat mengambil tindakan yang akan

mengganggu jalannya pertandingan, mengulangi proses eliminasi adalah pilihan

akhir untuk keamanan dan mendapatkan hasil yang adil.

Juri Banding akan menunjuk satu dari anggotanya yang akan menyampaikan kepada

pihak yang mengajukan protes bahwa protes diterima, dan menuliskan kata

DITERIMA pada dokumen asli, yang ditandatangani oleh masing-masing Juri

Banding, uang yang didepositkan sebelumnya akan dikembalikan oleh bendahara,

dan dokumen protes akan diteruskan kepada Sekretaris Jenderal.

11. Laporan Khusus

Selain menangani kasus seperti yang diuraikan diatas, Juri Banding akan membuat

laporan peristiwa yang diprotes, yang menjelaskan tentang penemuan-penemuan

mereka, dan menyampaikan alasan-alasan kenapa protes diterima atau ditolak.

Laporan harus ditandatangani oleh anggota Juri Banding, dan dikirimkan ke

Sekretaris Jenderal.

12. Wewenang dan Batasan

Keputusan Juri Banding adalah final, tidak bisa diganggu gugat, hanya bisa

digugurkan oleh keputusan Executive Committee. Juri Banding tidak bisa

menjatuhkan sanksi atau hukuman, fungsi mereka hanya menyampaikan keputusan

terhadap kasus protes dan tindakan yang dibutuhkan dari RC dan OC untuk

mengambil tindakan perbaikan dan meralat semua prosedur perwasitan yang

bertentangan dengan peraturan.

PENJELASAN

I. Protes harus memuat nama kontestan, Panel Wasit yang memimpin dan perincian

yang dijadikan protes. Tidak semua protes akan diterima sebagai protes resmi. Alat

pembuktian validitas protes berada di pihak pemrotes.

II. Protes akan ditinjau oleh Juri Banding dan bagian dari tinjauan Juri Banding akan

mempelajari bukti yang diserahkan untuk mendukung protes. Juri Banding juga

dapat mempelajari video resmi dan menanyakan kepada pengawas area

pertandingan dalam usaha untuk memeriksa validitas protes yang obyektif.

III. Jika protes dinyatakan oleh Juri Banding sah, tindakan semestinya akan diambil.

Sebagai tambahan, langkah-langkah itu akan diambil untuk menghindari

pengulangan kejadian di pertandingan berikutnya. Dana yang diperoleh akan

disimpan oleh Bagian Keuangan.

IV. Jika protes oleh Juri Banding dinyatakan tidak valid, itu akan ditolak dan deposit

akan diserahkan pada WKF.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 24

V. Pertandingan yang berlangsung tidak akan ditunda walaupun protes resmi sedang

disiapkan. Adalah tanggung jawab dari Arbitrator untuk memastikan bahwa

pertandingan dilakukan dengan baik sesuai dengan aturan pertandingan.

VI. Dalam hal kesalahan administrasi selama pertandingan berlangsung, pelatih dapat

memberitahukan langsung kepada pengawas area pertandingan. Selanjutnya

pengawas area pertandingan akan memberitahu Wasit.

PASAL 12 : WEWENANG DAN TUGAS

KOMISI WASIT

Wewenang dan tugas Komisi Wasit :

1. Memastikan persiapan yang benar untuk setiap turnamen dengan berkonsultasi

dengan panitia pelaksana, dalam kaitan dengan pengaturan area pertandingan,

kesiapan semua peralatan dan fasilitas yang diperlukan pelaksanaan pertandingan dan

pengawasan pertandingan persiapan keselamatan dan keamanan, dan lain-lain.

2. Menunjuk dan menugaskan para Manajer Tatami (para Wasit Kepala) pada area /

wilayah masing-masing, bertindak dan mengambil tindakan yang mungkin

diperlukan dengan laporan dari Manajer Tatami.

3. Mengawasi dan mengkoordinasi kinerja keseluruhan dari petugas perwasitan.

4. Memilih petugas pengganti bila diperlukan.

5. Memeriksa dan membuat keputusan akhir pada masalah teknis alami yang mungkin

muncul saat pertandingan dan untuk hal-hal yang belum ada dalam peraturan.

MANAJER TATAMI

Wewenang dan tugas pengawas area pertandingan adalah sebagai berikut :

1. Mendelegasikan, menunjuk dan mengawasi Wasit dan Juri, untuk semua

pertandingan di area yang berada dibawah pengawasan mereka.

2. Mengawasi kinerja dari Wasit dan Juri di area mereka dan memastikan bahwa

petugas yang ditunjuk mampu melaksanakan tugas yang diberikan.

3. Memerintahkan Wasit menghentikan pertandingan ketika Pengawas Pertandingan

menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan.

4. Menyiapkan laporan tertulis harian tentang kinerja dan setiap petugas dibawah

pengawasannya serta rekomendasi pada Komisi Wasit.

WASIT

Wewenang dan tugas Wasit (SHUSHIN) sebagai berikut :

1. Wasit (SHUSHIN) mempunyai kekuasaan untuk melaksanakan pertandingan

termasuk pengumuman memulai, menunda dan mengakhiri dari pertandingan.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 25

2. Memberikan nilai berdasarkan keputusan para Juri.

3. Menghentikan pertandingan ketika dalam pandangannya ada tehnik yang

menghasilkan nilai atau pelanggaran atau untuk memastikan keselamatan kontestan.

4. Meminta konfirmasi terhadap keputusan para Juri dalam situasi yang diijinkan, jika

dalam pandangannya para Juri perlu mengevaluasi ulang keputusan mereka untuk

peringatan maupun hukuman.

5. Menjelaskan kepada Manajer Tatami, Komisi Wasit atau Juri Banding jika perlu

tentang dasar dari pemberian keputusan yang diambil.

6. Menjatuhkan hukuman dan mengeluarkan peringatan.

7. Memperoleh dan melaksanakan semua pandangan / keputusan para Juri.

8. Mengumumkan dan memulai pertandingan tambahan dalam pertandingan beregu

(jika dibutuhkan).

9. Memimpin pemungutan suara dalam HANTEI, termasuk pilihannya sendiri sekaligus

mengumumkan hasilnya.

10. Menetapkan hasil seri.

11. Mengumumkan pemenang.

12. Wewenang dari Wasit tidak terbatas pada area pertandingan, tapi juga pada seluruh

perimeter area pertandingan.

13. Wasit akan membuat semua perintah dan membuat semua pemberitahuan.

JURI

Wewenang Juri (FUKUSHIN) adalah sebagai berikut :

1. Memberikan sinyal untuk nilai, peringatan dan hukuman.

2. Mempraktekkan satu hak untuk memilih pada keputusan yang akan diambil.

Juri dengan hati-hati mengamati tindakan dari kontestan dan memberi sinyal pada Wasit,

seperti pendapat dalam kasus berikut :

a. Ketika kontestan membuat nilai.

b. Ketika seorang kontestan terlihat akan atau telah melakukan tindakan atau teknik

yang terlarang.

c. Ketika kontestan terlihat cidera atau sakit atau tidak mampu untuk melanjutkan

pertarungan.

d. Ketika salah satu atau kedua kontestan telah bergerak keluar dari area pertandingan

(JOGAI).

e. Dalam kasus lain jika dipandang perlu untuk menarik / meminta perhatian Wasit.

PENGAWAS PERTANDINGAN (MATCH SUPERVISOR)

Pengawas Pertandingan (KANSA) akan menolong Manajer Tatami dengan

memperhatikan pertandingan atau babak yang sedang berlangsung. Jika keputusan Juri

atau Wasit tidak sesuai dengan peraturan pertandingan, Pengawas Pertandingan akan

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 26

segera menaikkan bendera merah dan membunyikan peluit. Manajer Tatami akan

memerintahkan Wasit untuk menghentikan pertandingan atau babak dan mengoreksi

kesalahan. Catatan dari hasil pertandingan akan menjadi catatan resmi setelah persetujuan

Pengawas Pertandingan. Sebelum pertandingan dimulai, Pengawas Pertandingan akan

memastikan bahwa kontestan sudah menggunakan perlengkapan yang diizinkan.

PENGAWAS NILAI

Pengawas nilai akan mencatat tersendiri nilai yang diberikan oleh Wasit dan pada saat

bersamaan mengawasi para pencatat waktu dan pencatat nilai yang ditunjuk.

PENJELASAN

I. Ketika dua orang Juri atau lebih memberi sinyal yang sama atau mengindikasikan

satu nilai bagi kontestan yang sama, Wasit akan menghentikan pertandingan dan

memberikan keputusan yang sesuai. Kalau Wasit gagal menghentikan pertandingan,

Pengawas Pertandingan akan mengangkat bendera merah dan membunyikan peluit.

II. Ketika dua orang Juri atau lebih memberi sinyal atau mengindikasikan satu nilai

pada kontestan yang sama, Wasit harus menghentikan pertandingan dan

mengumumkan keputusan yang telah diambil para Juri.

III. Ketika Wasit memutuskan untuk menghentikan pertarungan karena adanya sinyal

yang dikeluarkan oleh dua orang Juri atau lebih maka ia akan meneriakkan YAME

bersamaan dengan melakukan Gesture Tangan. Para Juri lalu akan menunjukkan

pendapat mereka dan Wasit akan memberikan keputusan jika didukung oleh dua

orang Juri atau lebih.

IV. Jika kedua kontestan memperoleh sebuah nilai atau peringatan atau hukuman dari

dua orang Juri atau lebih maka keduanya akan bersamaan menerima nilai atau

peringatan atau hukuman tersebut.

V. Jika seorang kontestan memperoleh nilai, peringatan atau hukuman yang tidak sama

dari dua orang Juri atau lebih maka yang akan diberikan adalah yang terendah (jika

tidak ada yang mayoritas dalam kasus diberikan oleh 3 atau 4 orang Juri).

VI. Jika ada yang mayoritas dalam kasus pada penjelasan V di atas maka keputusan

mayoritaslah yang akan diberikan, meskipun tingkatan nilai, peringatan atau

hukuman itu lebih tinggi ataupun lebih rendah dari keputusan lainnya.

VII. Dalam HANTEI Wasit dan keempat orang Juri masing-masing memiliki satu hak

suara yang sama.

VIII. Peran Pengawas Pertandingan adalah untuk memastikan bahwa pertandingan atau

babak dilaksanakan sesuai dengan peraturan pertandingan. Dia bukanlah Juri

tambahan dan tidak mempunyai hak suara atau wewenang untuk mengambil

keputusan, seperti misalnya untuk memutuskan keabsahan sebuah nilai atau JOGAI.

Satu-satunya tanggung jawabnya adalah dalam hal prosedur.

IX. Dalam kasus dimana Wasit tidak mendengar bel tanda akhir pertandingan,

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 27

Pengawas Nilai akan meniup peluit.

X. Ketika menjelaskan dasar keputusan setelah pertandingan, para Juri hanya diijinkan

membicarakan pada Manajer Tatami, Komisi Wasit atau Juri Banding. Selain itu

dilarang membicarakannya pada siapapun juga.

PASAL 13 : MEMULAI, MENUNDA DAN MENGAKHIRI PERTANDINGAN

1. Istilah dan gerakan isyarat yang digunakan oleh Wasit dan Juri dalam pelaksanaan

satu pertandingan akan dispesifikasikan dalam Lampiran 1 dan 2.

2. Wasit dan Juri akan mengambil posisi mereka diikuti saling memberi hormat

(menunduk) antara peserta, Wasit kemudian akan meneriakkan SHOBU HAJIME

dan pertandingan segera dimulai.

3. Wasit akan menghentikan pertandingan dengan meneriakkan YAME, jika perlu

Wasit akan memerintahkan kontestan untuk mengambil posisi awal mereka (MOTO

NO ICHI).

4. Ketika Wasit kembali ke posisi semula para Juri akan menunjukkan pendapat mereka

melalui satu sinyal bendera. Wasit mengindentifikasikan pemain yang telah

mencetak nilai (AKA atau AO), wilayah yang terserang (CHUDAN atau JODAN),

teknik yang menghasilkan nilai (TSUKI, UCHI dan GERI) dan kemudian

memberikan nilai yang sesuai dengan menggunakan sinyal. Wasit kemudian

memulai lagi pertandingan dengan berseru TSUZUKETE HAJIME.

5. Ketika satu kontestan telah unggul delapan angka dalam pertandingan, Wasit

kemudian akan berseru YAME dan memerintahkan kontestan untuk kembali ke

posisi semula (termasuk Wasit). Pemenangnya kemudian dinyatakan atau

diindikasikan oleh Wasit dengan mengangkat tangan pada sisi / pihak yang menang

dan menyerukan AO (AKA) NO KACHI. Pertandingan berakhir pada saat itu.

6. Ketika waktu telah habis, kontestan dengan nilai yang paling banyak dinyatakan

sebagai pemenang yang ditandai oleh Wasit dengan mengangkat tangan ke arah

pihak yang menang dan berseru AO (AKA) NO KACHI. Pertandingan berakhir pada

saat itu.

7. Dalam pertandingan perorangan maupun beregu (setelah terjadinya partai tambahan),

ketika waktu habis dan keadaan seri atau tidak ada nilai yang dihasilkan Wasit akan

berseru YAME dan kembali ke posisi semula. Ia lalu bergerak ke arah perimeter area

pertandingan, Wasit dan keempat Juri akan memutuskan hasil pertandingan dengan

HANTEI.

8. Ketika menghadapi situasi sebagai berikut, Wasit akan berseru YAME dan akan

menghentikan pertandingan sementara apabila :

a. Ketika kedua atau salah satu kontestan berada diluar dari arena.

b. Wasit memerintahkan kontestan untuk merapikan karate-gi atau perlengkapan

proteksinya.

c. Ketika kontestan melanggar peraturan.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 28

d. Ketika Wasit mempertimbangkan salah satu / kedua kontestan tidak dapat

melanjutkan pertandingan karena terjadi cidera, sakit atau sebab-sebab lainnya.

Dengan memperhatikan saran dari dokter pertandingan, Wasit kemudian dapat

memutuskan apakah pertandingan dapat dilanjutkan.

e. Ketika seorang kontestan menangkap lawannya dan tidak memperlihatkan

teknik yang efektif atau membantingnya dalam waktu dua detik.

f. Ketika seorang atau kedua kontestan jatuh atau terlempar dan tidak ada teknik

susulan efektif yang dihasilkan dalam dua detik.

g. Jika kedua kontestan saling menangkap atau berpitingan (CLINCH) masing-

masing tanpa melakukan lemparan, atau serangan teknik dalam dua detik.

h. Jika kedua kontestan berdiri dan saling menempelkan dada tanpa melakukan

sebuah lemparan / bantingan atau serangan teknik dalam dua detik.

i. Ketika kedua kontestan jatuh, saling menjatuhkan atau melemparkan dan saling

bergumul.

j. Ketika sebuah nilai atau pelanggaran diindikasikan dengan sinyal oleh dua

orang Juri atau lebih bagi kontestan yang sama.

k. Ketika dalam pertandingan Wasit ada nilai atau pelanggaran yang terjadi – atau

situasi dimana pertandingan harus dihentikan untuk alasan keselamatan.

l. Jika ada permintaan dari Manajer Tatami.

PENJELASAN

I. Ketika memulai satu pertandingan, Wasit pertama-tama memanggil kontestan ke

garis awal. Jika seorang kontestan memasuki area terlebih dulu, ia harus kembali ke

posisinya. Kontestan harus memberi hormat secara benar pada masing-masing

pihak lawan, anggukan cepat dianggap tidak sopan dan tidak cukup. Wasit akan

memerintahkan saling memberi hormat, ketika tidak ada satupun melakukannya

secara sukarela dengan menggerakkan tangannya seperti terlihat pada Lampiran 2.

II. Ketika memulai kembali pertandingan Wasit harus memeriksa kedua kontestan

apakah berada pada garis dan posisi yang benar. Kontestan yang melompat-lompat

atau gelisah harus disuruh tenang sebelum pertandingan dimulai. Wasit memulai

kembali pertandingan dengan penundaan seminimum mungkin.

III. Kontestan akan saling menghormat pada saat mulai dan akhir dari setiap

pertandingan.

PASAL 14 : PERUBAHAN

Hanya Komisi Olahraga WKF (sports Commission) dengan persetujuan dari Komisi

Eksekutif WKF (Executive Committee) yang dapat mengganti atau mengubah peraturan-

peraturan ini.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 29

PERATURAN PERTANDINGAN KATA

PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN

1. Area pertandingan harus datar dan bebas dari bahaya.

2. Area pertandingan harus mempunyai ukuran efisien, sehingga tidak mengganggu

penampilan KATA.

PENJELASAN

I. Agar Kata dapat ditampilkan dengan benar, sangat dibutuhkan permukaan yang

mulus dan stabil. Biasanya area matras Kumite dapat dipergunakan.

PASAL 2 : PAKAIAN RESMI

1. Kontestan dan Juri harus mengenakan seragam resmi seperti ditentukan dalam pasal

2 peraturan Kumite.

2. Setiap orang yang tidak mematuhi peraturan ini akan dikesampingkan / tidak diikut

sertakan.

PENJELASAN

I. Karate-gi tidak boleh diubah-ubah / terlepas selama penampilan KATA.

II. Kontestan yang berpakaian tidak benar akan diberikan satu menit untuk

memperbaikinya.

PASAL 3 : PENGATURAN PERTANDINGAN KATA

1. Pertandingan KATA terdiri dari pertandingan perorangan dan beregu. Pertandingan

beregu terdiri dari pertandingan antar tim yang terdiri dari tiga orang. Setiap tim

terdiri dari putra dan putri. Pertandingan perorangan KATA terdiri dari pertandingan

perorangan secara terpisah dalam bagian putra dan putri.

2. Dalam pertandingan KATA system eliminasi dengan repechage (kesempatan

kembali) akan diterapkan.

3. Semua jenis KATA yang berasal dari Karate Tradisional boleh ditampilkan namun

penampilan KATA yang menggunakan senjata (Kobudo) tidak diijinkan.

4. Variasi diperbolehkan sepanjang diperbolehkan oleh aliran yang bersangkutan.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 30

5. Administrasi pertandingan harus diberitahu tentang pilihan KATA yang akan

dimainkan di tiap babak.

6. Kontestan harus menampilkan KATA yang berbeda dalam setiap babak. Sekali

KATA sudah dimainkan maka tidak boleh ditampilkan ulang.

7. Pada babak perebutan medali pertandingan KATA Beregu, dua tim finalis akan

menampilkan KATA pilihan mereka dengan cara yang biasa. Kemudian mereka akan

menampilkan satu demonstrasi dari arti KATA (BUNKAI). Total waktu yang

diijinkan untuk kombinasi KATA & demonstrasi BUNKAI adalah 6 menit. Pencatat

waktu akan memulai penghitungannya pada saat anggota tim melakukan

penghormatan sebelum memasuki Tatami dan akan menghentikan penghitungan

waktu pada saat penghormatan akhir setelah penampilan BUNKAI selesai. Tim yang

tidak menampilkan penghormatan pada saat penampilan diselesaikan atau melebihi

periode waktu 6 menit akan didiskualifikasi. Penggunaan peralatan senjata

tradisional dan perlengkapan lainnya tidak diizinkan.

PENJELASAN

I. Jumlah dan tipe KATA yang dibutuhkan adalah tergantung dari jumlah peserta

perorangan atau jumlah tim yang mendaftar, menang Bye tetap dihitung sebagai

kontestan / tim lawan sebagaimana yang ditunjukkan pada table dibawah ini :

PESERTA KATA YANG DIBUTUHKAN

65 – 128 7

33 – 64 6

17 – 32 5

9 – 16 4

5 – 8 3

4 2

PASAL 4 : PANEL JURI

1. Panel yang terdiri dari 5 Juri untuk setiap babak akan ditugaskan oleh Manajer

Tatami.

2. Juri Kata tidak boleh satu Negara dengan kontestan.

3. Sebagai tambahan pencatat waktu, pencatat skor dan pembuat pengumuman akan

ditunjuk.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 31

PENJELASAN

I. Juri Kepala akan duduk pada posisi tengah menghadap kepada kontestan dan empat

juri yang lain akan duduk di ke empat pojok arena pertandingan.

II. Setiap Juri akan memegang bendera merah dan biru atau memegang input terminal

jika menggunakan papan nilai elektronik.

PASAL 5 : KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN

PENILAIAN

Dalam menilai penampilan kontestan perorangan atau tim, para Juri akan mengevaluasi

penampilan berdasarkan pada empat (4) criteria utama : kesesuaian, penampilan teknis,

kinerja atletis dan kesulitan teknis.

Keempat kriteria utama harus disetarakan tingkatan pentingnya dalam melakukan

penilaian terhadap penampilan kontestan.

BUNKAI harus disetarakan pentingnya dengan KATA itu sendiri.

PENAMPILAN KATA PENAMPILAN BUNKAI

1. Kesesuaian

pada bentuk aslinya dan sesuai standard

yang berlaku dari aliran yang bersang-

kutan.

1. Kesesuaian (pada Kata yang dimainkan)

Dengan menggunakan gerakan yang

sebenarnya seperti yang dilakukan

dalam Kata tersebut.

2. Penampilan Teknis :

a. Kuda-kuda

b. Tehnik-tehnik

c. Transisi gerakan

d. Pemilihan waktu / keserempakan

e. Pernafasan yang benar

f. Fokus (Kime)

2. Penampilan Teknis :

a. Kuda-kuda

b. Tehnik-tehnik

c. Transisi gerakan

d. Pemilihan waktu

e. Pengendalian gerakan

f. Fokus (Kime)

3. Kinerja Atletis :

a. Kekuatan

b. Kecepatan

c. Keseimbangan

d. Irama

3. Kinerja Atletis :

a. Kekuatan

b. Kecepatan

c. Keseimbangan

d. Irama

4. Kesulitan Teknis

dari Kata yang dimainkan

4. Kesulitan Teknis

dari tehnik-tehnik yang ditampilkan

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 32

DISKUALIFIKASI

Seorang kontestan atau tim dapat didiskualifikasi karena salah satu alas an berikut :

1. Menampilkan KATA yang salah atau menyebutkan KATA yang salah.

2. Jeda yang berbeda atau berhenti beberapa detik pada saat memainkan KATA.

3. Mengganggu fungsi posisi juri (seperti juri harus pindah untuk alasan keamanan atau

menyentuh seorang juri pada saat memainkan KATA).

4. Sabuk terjatuh pada saat memainkan KATA.

5. Melebihi batas waktu total 6 menit pada saat memainkan KATA dan BUNKAI.

PELANGGARAN

Pelanggaran berikut ini jika terjadi secara jelas harus dipertimbangkan dalam penilaian

sesuai dengan criteria di atas :

a) Sedikit kehilangan keseimbangan.

b) Melakukan gerakan secara tidak benar atau tidak lengkap (penghormatan dianggap

sebagai bagian dari gerakan KATA), seperti kegagalan untuk melakukan tangkisan

secara penuh atau melakukan pukulan yang tidak mengarah ke sasaran yang benar.

c) Ketidak-sinkronisasian gerakan, seperti melakukan teknik sebelum transisi /

pergerakan tubuh selesai, atau dalam kasus beregu gagal untuk melakukan gerakan

secara serempak.

d) Penggunaan isyarat terdengar (oleh orang lain, termasuk anggota timnya) atau

melakukan gerakan sandiwara seperti menghentakkan kaki, menampar dada, lengan,

atau karate-gi, atau napas yang berbunyi keras.

e) Membuang-buang waktu, termasuk berjalan terlalu lama, membungkuk secara

berlebihan atau jeda terlalu panjang sebelum memulai memainkan KATA.

f) Menyebabkan cidera oleh kurangnya pengendalian gerakan / teknik selama

BUNKAI.

PENJELASAN

I. KATA adalah bukan pertunjukkan tarian atau gerakan sandiwara, KATA harus

terkait dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip tradisional. KATA harus nyata dalam

artian perkelahian dan menampilkan konsentrasi, tenaga dan potensi dari dampak

teknik yang dilakukan. KATA harus mampu menunjukkan kekuatan, tenaga dan

kecepatan dengan baik seperti juga halnya dengan kelembutan, irama dan

keseimbangan.

II. Dalam KATA beregu semua anggota tim harus memulai KATA dengan menghadap

ke arah yang sama pada Juri Kepala.

III. KATA beregu harus mendemonstrasikan kemampuan di semua aspek dari

penampilan KATA dengan serempak.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 33

IV. Perintah untuk memulai dan menghentikan penampilan dengan cara menghentakkan

kaki, pemukulan dada, tangan atau karate-gi dan mengeluarkan nafas yang tidak

sewajarnya, semuanya merupakan contoh dari aba-aba tambahan dan harus

dipertimbangkan oleh Panel Juri saat mengambil keputusan.

V. Merupakan tanggungjawab dari pelatih dan kontestan untuk memastikan bahwa

KATA yang didaftarkan pada table nilai adalah sesuai untuk setiap babak.

PASAL 6 : PELAKSANAAN PERTANDINGAN

1. Saat dimulai pertandingan dari setiap putaran kontestan menjawab panggilan

namanya kemudian kontestan yang satu mengenakan sabuk merah (AKA) sedangkan

yang satunya menggunakan sabuk biru (AO), dan berbaris pada perimeter area

pertandingan yang menghadap Juri Kepala. Setelah memberi hormat kepada Panel

Juri, AO kemudian mundur keluar arena pertandingan untuk menunggu giliran dan

AKA akan bergerak maju ke dalam area pertandingan. Setelah memberi hormat ke

arah Panel Juri dan pengumuman nama KATA yang akan diperagakan dan

memulainya. Setelah menyelesaikan penampilan KATA, AKA akan meninggalkan

area untuk menunggu penampilan AO. Setelah AO menyelesaikan KATA, keduanya

akan kembali ke perimeter area pertandingan dan menunggu keputusan dari Panel

Juri.

2. Jika KATA dipertunjukkan tidak sesuai dengan peraturan atau terdapat beberapa

penyimpangan, Juri Kepala dapat memanggil para Juri untuk menginformasikan dan

memberikan keputusan.

3. Jika satu kontestan didiskualifikasikan, Juri Kepala akan membuat isyarat bendera

(sebagaimana terdapat pada sinyal TORIMASEN KUMITE).

4. Setelah kedua kontestan menyelesaikan KATA, kontestan akan berdiri berdampingan

pada perimeter. Juri Kepala akan menyerukan keputusan (HANTEI) dan meniup

peluit dengan 2 nada berbeda dan para Juri secara bersamaan akan mengangkat

bendera sesuai dengan pilihan mereka.

5. Juri Kepala akan meniup peluit lebih keras, dimana bendera-bendera akan

diturunkan. Keputusan akan dibuat untuk AKA atau AO. Tidak ada nilai seri /

seimbang yang diberikan, kontestan yang menerima mayoritas suara akan dinyatakan

sebagai pemenang dan diumumkan oleh penyiar.

6. Para peserta pertandingan akan memberi hormat pada satu sama lainnya, kemudian

kepada Panel Juri dan kemudian meninggalkan area pertandingan.

PENJELASAN

I. Titik awal dari peragaan KATA berada dalam perimeter area pertandingan.

II. Jika bendera digunakan, Juri Kepala akan memanggil HANTEI untuk keputusan,

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 34

dan meniup peluit dengan 2 nada berbeda, Juri mengangkat bendera bersamaan,

dan setelah memberikan cukup waktu (kira-kira 5 detik) untuk melihat keputusan,

bendera diturunkan dengan meniup pendek peluit.

Kontestan yang tidak tampil waktu dipanggil atau mengundurkan diri, dinyatakan

KIKEN, keputusan pemenang otomatis untuk lawannya tanpa dibutuhkan

penampilan KATA. Jika hal ini terjadi, baik pada nomor perorangan maupun

beregu, maka KATA yang telah didaftarkan namun belum sempat dimainkan itu

boleh didaftarkan lagi pada babak selanjutnya.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 35

LAMPIRAN 1 : ISTILAH

SHOBU HAJIME Memulai jalannya

pertandingan

Setelah menyerukan Wasit

melangkah mundur.

ATOSHI BARAKU Sedikit waktu

tersisa

Suatu isyarat akan diberikan oleh

Pencatat Waktu yang menyatakan

sisa waktu 10 detik sebelum

pertandingan akan berakhir dan

Wasit akan mengumumkan

“ATOSHI BARAKU”.

YAME Berhenti Perintah untuk berhenti dan

menghentikan pertarungan. Pada

saat Wasit menyerukan hal

tersebut, Wasit membuat suatu

gerakan seperti memotong ke

arah bawah dengan tangannya.

MOTO NO ICHI Posisi semula Para kontestan dan Wasit kembali

ke posisi mereka semula.

TSUZUKETE Meneruskan

pertarungan

Perintah untuk meneruskan

pertarungan ketika terjadi suatu

gangguan.

TSUZUKETE

HAJIME

Memulai

pertarungan

kembali

Ketika Wasit mengatakan

“TSUZUKETE” dan berdiri

diantara kontestan, Wasit

membentangkan tangannya

dengan telapak tangannya

mengarah pada kedua kontestan.

Ketika Wasit mengatakan

“HAJIME” maka Wasit akan

memutar telapak tangan dan

mengarahkan lurus kedepan lalu

melangkah mundur.

SHUGO Pemanggilan Juri Wasit memanggil Juri pada akhir

pertandingan atau untuk

merekomendasikan SHIKKAKU.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 36

HANTEI Keputusan Wasit akan meminta keputusan

pada saat akhir pertandingan seri

setelah melalui perpanjangan

waktu. Wasit akan meniup

pendek peluit, Juri akan

memberikan suara mereka

melalui isyarat bendera dan Wasit

menandai keputusannya dengan

menaikkan tangan (isyarat NO

KACHI).

HIKIWAKE Seri Dalam hal suatu keadaan seri,

Wasit menyilangkan tangannya

dengan telapak menghadap ke

bawah lalu membukanya kembali

dengan telapak tangan

menghadap ke depan.

TORIMASEN Tidak ada nilai atau

pelanggaran yang

diambil oleh para Juri

Wasit menyilangkan kedua

tangannya kemudian membuat

suatu gerakan memotong dengan

telapak tangan mengarah ke

bawah.

AKA (AO) NO KACHI Merah (Biru)

menang

Wasit menaikkan tangannya 45

derajat ke atas kepada sisi

pemenang.

AKA (AO) IPPON Merah (Biru)

menghasilkan tiga

tiga angka

Wasit menaikkan tangannya 45

derajat ke atas kepada sisi

kontestan yang menghasilkan

nilai.

AKA (AO) WAZA-ARI Merah (Biru)

menghasilkan dua

angka

Wasit membentangkan tangannya

sejajar bahu kepada sisi kontestan

yang menghasilkan nilai.

AKA (AO) YUKO Merah (Biru)

menghasilkan satu

angka

Wasit menurunkan tangannya 45

derajat ke bawah kepada sisi

kontestan yang menghasilkan

nilai.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 37

CHUKOKU Peringatan Untuk pelanggaran Kategori 1 Wasit

akan menyilangkan kedua lengan-

nya di depan dada ke arah kontestan

yang melakukan. Untuk pelanggaran

Kategori 2, Wasit akan menegakkan

jari telunjuknya ke arah kontestan

yang melakukan pelanggaran.

KEIKOKU Peringatan Wasit melakukan isyarat

CHUKOKU C1 atau C2 dilanjutkan

jutkan dengan mengarahkan

telunjuknya 45 derajat ke arah

bawah kontestan yang melakukan

pelanggaran.

HANSOKU-CHUI Peringatan atau

Diskualifikasi

Wasit melakukan isyarat

CHUKOKU C1 atau C2 dilanjutkan

dengan mengarahkan telunjuknya

lurus ke arah wajah kontestan yang

melakukan pelanggaran.

HANSOKU Diskualifikasi Wasit melakukan isyarat

CHUKOKU C1 atau C2 dilanjutkan

dengan mengarahkan telunjuknya 45

derajat ke arah atas kontestan yang

melakukan pelanggaran, kemudian

melakukan isyarat NO KACHI pada

lawannya.

JOGAI Keluar dari area

pertandingan yang

tidak disebabkan

oleh lawan

Wasit menunjukkan jari telunjuknya

ke arah bawah keluar arena pada sisi

salah satu kontestan untuk

memberitahu Juri bahwa kontestan

yang bersangkutan telah keluar dari

arena pertandingan.

SHIKKAKU Diskualifikasi berat

dengan perintah

untuk “Meninggalkan

area pertandingan”

Wasit akan mengarahkan telunjuk-

nya 45 derajat ke arah atas kontestan

yang melakukan pelanggaran

kemudian mengarahkan tangannya

menunjuk keluar sambil mengatakan

AKA (AO) SHIKKAKU. Selanjut-

nya Wasit akan mengumumkan

kemenangan untuk lawan,

kemenangan untuk lawan.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 38

KIKEN Tidak dapat hadir di

area pertandingan

Wasit menunjuk dengan jari

telunjuk ke arah garis kontestan

yang melakukan kemudian

mengumumkan suatu kemenangan

kepada kontestan yang lain.

MUBOBI Membahayakan diri

sendiri

Wasit menyentuh mukanya

kemudian memutar tepi tangan

maju dan menggerakkannya

berpindah-pindah untuk

menunjukkan kepada Juri bahwa

kontestan telah membahayakan

dirinya sendiri.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 39

LAMPIRAN 2 : GERAK – ISYARAT DAN SINYAL BENDERA

PERNYATAAN DAN ISYARAT WASIT

SHOMEN – NI – REI

Wasit meluruskan tangannya sejajar ke

depan dada dengan telapak tangan

menghadap ke depan.

OTAGAI – NI – REI

Wasit mengisyaratkan kepada para

kontestan untuk saling hormat satu sama

lain.

SHOBU HAJIME

“Memulai jalannya pertandingan” setelah

menyerukan hal tersebut, Wasit melangkah

mundur.

YAME

“Berhenti”. Perintah untuk berhenti dan

menghentikan pertarungan. Pada saat Wasit

menyerukan hal tersebut, Wasit membuat

suatu gerakan tangan memotong ke arah

bawah dengan tangannya.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 40

TSUZUKETE HAJIME

“Memulai kembali pertandingan “. Ketika

Wasit mengatakan “Tsuzukete”, dan berdiri

diantara kontestan, Wasit membentangkan

tangannya dengan telapak tangannya

mengarah pada kedua kontestan. Ketika

Wasit mengatakan “Hajime” maka Wasit

akan memutar telapak tangan dan

mengarahkan lurus ke depan lalu melangkah

mundur.

YUKO (1 angka)

Wasit menurunkan tangannya 45 derajat ke

bawah kepada sisi kontestan yang

menghasilkan nilai.

WAZA – ARI (2 angka)

Wasit mengangkat lengan tangannya setinggi

bahu kepada sisi kontestan yang

menghasilkan nilai.

IPPON (3 angka)

Wasit menaikkan tangannya 45 derajat ke

atas kepada sisi kontestan yang

menghasilkan nilai.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 41

MEMBATALKAN KEPUTUSAN

TERAKHIR Ketika kesalahan nilai atau hukuman telah

diberikan, Wasit akan menghadap ke arah

kontestan dengan mengatakan “AKA” atau

“AO” sambil menyilangkan tangannya

dengan gerakan memotong dan telapak

tangan mengarah ke bawah untuk

menunjukkan bahwa keputusan yang terakhir

telah dibatalkan.

NO KACHI

“Menang. Ketika pertandingan berakhir,

untuk menyatakan AKA atau AO No Kachi,

Wasit akan mengangkat lengannya keatas

pada sudut 45 derajat pada sisi pemenang.

KIKEN

“Tidak dapat hadir di area pertandingan”

Wasit menunjuk dengan jari telunjuk ke arah

garis saah satu kontestan kemudian

mengumumkan suatu kemenangan kepada

kontestan yang lain.

SHIKKAKU

“Diskualifikasi, meninggalkan area

pertandingan”. Wasit akan mengarahkan

telunjuknya 45 derajat kearah atas kontestan

yang melakukan pelanggaran kemudian

mengarahkan tangannya menunjuk keluar

sambil mengatakan AKA (AO) SHIKKAKU.

Selanjutnya Wasit akan mengumumkan

kemenangan untuk lawan.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 42

HIKIWAKE

“Seri”. Ketika waktu sudah habis dan

jumlah nilai adalah sama maka Wasit

menyilangkan tangannya dengan telapak

menghadap ke bawah lalu membukanya

kembali dengan telapak tangan menghadap

ke depan.

PELANGGARAN KATEGORI 1

Wasit akan menyilangkan kedua lengannya

di depan dada ke arah kontestan yang

melakukan.

PELANGGARAN KATEGORI 2

Wasit akan menegakkan jari telunjuknya ke

arah kontestan yang melakukan

pelanggaran.

KEIKOKU

“Peringatan”. Wasit melakukan isyarat

PELANGGARAN C1 atau C2 dilanjutkan

dengan mengarahkan telunjuknya 45 derajat

ke arah bawah kontestan yang melakukan.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 43

HANSOKU CHUI

“Peringatan atau Diskualifikasi”. Wasit

melakukan isyarat PELANGGARAN C1 atau

C2 dilanjutkan dengan menunjukkan

telunjuknya secara horizontal ke arah

kontestan yang melakukan pelanggaran.

HANSOKU

“Diskualifikasi” Wasit melakukan isyarat

PELANGGARAN C1 atau C2 dilanjutkan

dengan mengarahkan telunjuknya 45 derajat

ke arah atas kontestan yang melakukan

pelanggaran, kemudian melakukan isyarat

NO KACHI pada lawannya.

PASIFITAS

Wasit membuat gerakan saling memutar

dengan kedua tangannya yang terkepal di

depan dada sebagai isyarat

PELANGGARAN C2.

TORIMASEN

“Tidak ada nilai, peringatan atau hukuman”

Wasit menyilangkan kedua tangannya

kemudian membuat suatu gerakan

memotong dengan telapak tangan mengarah

ke bawah.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 44

KONTAK BERLEBIHAN

Wasit menunjukkan kepada Juri adanya

kontak berlebihan atau pelanggaran

KATEGORI 1 dengan menempelkan telapak

tangan yang terbuka di atas kepalan tangan

yang lainnya.

BERPURA-PURA ATAU MELEBIH-

LEBIHKAN LUKA

Wasit memegang kedua pipinya dengan

kedua telapak tangannya untuk menunjukkan

kepada Juri adanya pelanggaran KATEGORI

2.

JOGAI

“Keluar dari Area Pertandingan” Wasit

menandai (adanya) suatu jalan keluar kepada

Juri, dengan menunjukkan jari telunjuk

keluar area pertandingan pada posisi

kontestan yang melakukannya.

MUBOBI (membahayakan diri sendiri)

Wasit menyentuh wajahnya kemudian

memutar tepi tangan maju dan

menggerakkannya berpindah-pindah untuk

menunjukkan kepada Juri bahwa kontestan

telah membahayakan dirinya sendiri.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 45

MENGHINDARI PERTARUNGAN

Wasit membuat gerakan memutar jari

telunjuknya ke arah bawah untuk

menunjukkan kepada Juri adanya

pelanggaran KATEGORI 2.

BERGUMUL TAK PERLU, BERGUMUL

MENDORONG ATAU MENARIK TANPA

SUATU TEKNIK

Wasit membuat gerakan seperti menarik

sesuatu dengan tangan terkepal ke arah bahu

atau mendorong dengan telapak terbuka

untuk memberi isyarat pelanggaran

KATEGORI 2 pada Juri.

SERANGAN TIDAK TERKENDALI DAN

BERBAHAYA

Wasit membawa tangan yang terkepal pada

sisi rahangnya untuk menunjukkan kepada Juri

adanya pelanggaran KATEGORI 2.

MENYERANG DENGAN SIKU, LUTUT

ATAU KEPALA

Wasit menyentuh dahi, lutut atau sikunya

dengan tangan untuk menunjukkan kepada

Juri adanya pelanggaran KATEGORI 2.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 46

BERKATA ATAU BERLAKU TIDAK

SOPAN

Wasit meletakkan jari telunjuknya ke bibir

untuk menunjukkan kepada Juri adanya

pelanggaran KATEGORI 2.

SHUGO

“Pemanggilan Juri” Wasit memanggil para

Juri pada akhir pertandingan atau untuk

merekomendasikan SHIKKAKU.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 47

ISYARAT BENDERA JURI

YUKO

WAZA - ARI

IPPON

PELANGGARAN

Peringatan adanya

pelanggaran.

Bendera yang sesuai

dilambaikan mem-

buat suatu lingkaran

kemudian membuat

tanda adanya pelang

garan Kategori 1

atau 2

PELANGGARAN KATEGORI 1

Bendera disilangkan dengan posisi tangan lurus ke arah yang melakukan

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 48

PELANGGARAN KATEGORI 2

a. Juri memutar bendera

b. Juri menahan bendera dengan tangan

ditekuk

JOGAI

Juri mengetukkan ujung bendera ke lantai

sesuai arah yang melakukan.

KEIKOKU

HANSOKU CHUI

HANSOKU

PASIFITAS

Kedua bendera saling diputar di depan dada.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 49

LAMPIRAN 3 : PANDUAN UNTUK PARA WASIT DAN JURI

Lampiran ini dimaksudkan untuk memberi bantuan pada para Wasit dan Juri jika dalam

penjelasan di tiap pasal pada Peraturan Pertandingan terdapat keterangan yang tidak jelas.

KONTAK BERLEBIHAN

Ketika seorang kontestan membuat suatu teknik yang menghasilkan angka dengan disertai

kontak yang berlebihan, Panel Wasit tidak memberikan nilai dan sebagai gantinya Wasit

akan memberikan peringatan KATEGORI 1 atau hukuman kecuali jika itu adalah

kesalahan yang dilakukan oleh lawannya sendiri.

KONTAK BERLEBIH-LEBIHAN DAN MELEBIH-LEBIHKAN CIDERA

Karate adalah sebuah seni beladiri dan suatu standar kepribadian / tingkah laku yang

tinggi sangat diharapkan dari para atletnya. Tidaklah bias diterima jika seorang kompetitor

setelah menerima sebuah kontak yang ringan bertingkah laku seperti ini : mengusap-usap

keras wajahnya, berjalan berputar-putar mengelilingi area, membungkuk, mencopot atau

meludahkan pelindung gusinya, dan hal lain yang menunjukkan pada Wasit bahwa

lawannya patut mendapatkan sebuah hukuman yang paling tinggi. Tingkah laku seperti ini

sangat melecehkan dan merendahkan Karate dan harus segera diberikan hukuman.

Ketika seorang kontestan berpura-pura dalam menerima suatu kontak berlebihan, para Juri

segera memutuskan bahwa teknik yang dipermasalahkan tersebut terkontrol dengan baik

dan memenuhi 6 kriteria penilaian maka nilai akan diberikan pada lawannya dan hukuman

KATEGORI 2 akan diberikan bagi pelaku yang berpura-pura atau melebih-lebihkan cidera

tersebut. (Pengulangan beberapa kali dalam kasus berpura-pura cidera bisa menyebabkan

pelaku mendapatkan SHIKKAKU).

Dalam contoh kasus yang lebih pelik sering terjadi ketika seorang kontestan menerima

sebuah serangan yang cukup kuat lalu ia terjatuh ke matras, segera bangkit (dengan

maksud untuk menghentikan penghitungan waktu 10 detik) dan setelah itu jatuh lagi.

Yang perlu diingat oleh para Wasit dan Juri jika serangan itu adalah teknik tendangan

JODAN maka itu bernilai 3. Atlet kumite nomor perorangan maupun beregu jika ia sudah

tertinggal dalam perolehan nilai sangat jamak melakukan hal-hal tidak beretika yang

dimaksudkan untuk menghambat kemenangan lawannya, didasari dengan niat memburu

bonus besar yang telah dijanjikan. Penting untuk menggarisbawahi hal ini untuk

menerapkan peringatan atau hukuman yang sesuai.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 50

MUBOBI

Suatu peringatan atau hukuman untuk MUBOBI diberikan ketika seorang kontestan

dipukul atau cidera dikarenakan keteledoran atau kesalahannya sendiri. Ini mungkin dapat

terjadi disebabkan kontestan itu memutar punggung mereka di depan lawan, menyerang

dengan suatu teknik GYAKU TSUKI CHUDAN yang terlalu panjang / rendah tanpa

mempertimbangkan pukulan serangan balasan dari lawan, berhenti bertarung sebelum

Wasit menyerukan “YAME”, menghilangkan konsentrasi atau perlindungannya sendiri

dan berulang kali gagal atau tidak mampu menolak untuk menghalangi serangan lawannya

PENJELASAN XVI dari PASAL 8 :

“Seharusnya kontestan yang menerima kontak yang keras atau mengalami cidera yang

disebabkan oleh kesalahannya akan diberikan Wasit peringatan atau hukuman

KATEGORI 2 dan membatalkan peringatan atau hukuman kepada lawannya”.

Seorang kontestan yang terpukul karena kesalahannya sendiri dan melebih-lebihkan cidera

dengan maksud untuk menyesatkan para Juri dapat menerima suatu peringatan atau

langsung hukuman untuk MUBOBI seperti halnya pada kasus melebih-lebihkan cidera

karena ia dalam hal ini telah melakukan dua jenis pelanggaran sekaligus.

Perlu diperhatikan bahwa tidak ada keadaan dimana suatu teknik yang dilakukan dengan

kontak keras dapat diberi suatu nilai.

ZANSHIN

ZANSHIN diartikan sebagai kemampuan kontestan untuk menjaga total konsentrasi,

pengamatan dan kesadaran akan kemampuan lawan melakukan serangan balik. Beberapa

dari kontestan setelah melakukan serangan akan memutar badan mereka menjauh dari

lawan, tetapi masih bersiaga untuk melakukan serangan balik tersebut. Panel Wasit harus

mampu membedakan antara kesiap-siagaan seperti ini dengan situasi lainnya dimana

kontestan berbalik tanpa mengindahkan konsentrasi dan pertahanannya, maupun yang

telah membuat pertarungan jadi terhenti sementara.

MENANGKAP TENDANGAN CHUDAN

Perlukah para Juri memberikan nilai ketika seorang kontestan melakukan tendangan

CHUDAN lalu lawannya menangkap kakinya sebelum ia sempat menarik kembali

kakinya ?. Jika hal itu terjadi maka amatlah jelas bahwa ZANSHIN yang merupakan salah

satu dari 6 kriteria dalam pengambilan nilai tidak dapat dilaksanakan (sehingga lawan

dapat menangkap kakinya), dan karenanya tidak mungkin sebuah nilai patut diberikan.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 51

MELEMPAR DAN CIDERA

Untuk lemparan atau bantingan berbahaya adalah terlarang untuk mencengkeram bagian

bawah pinggang ataupun menarik / mengangkat kaki dari bagian bawah pinggang lawan.

Perubahan penting lainnya menjelaskan bahwa semua lemparan / bantingan yang

berbahaya (dan upaya untuk melakukan hal itu) termasuk ke dalam pelanggaran

KATEGORI 1 sesuai PASAL 8, PENJELASAN XI yang berbunyi :

….. dan lemparan yang mengharuskan lawan untuk dipegang selama teknik lemparan

dilakukan sehingga lawan bisa didaratkan dengan aman diatas matras.

MENDAPATKAN NILAI DARI LAWAN YANG JATUH

Ketika seorang kontestan disapu atau dibanting sehingga TORSO nya (anggota tubuh dari

leher sampai pantat) jatuh rata pada TATAMI lalu dilanjutkan dengan sebuah teknik yang

memenuhi 6 kriteria maka nilai untuk itu adalah IPPON.

Seharusnya dalam setiap kasus bantingan / lemparan para Juri benar-benar memperhatikan

teknik yang dipakai serta hubungannya dengan kondisi / arah jatuh dari kontestan yang

dibanting / dilempar, sehingga mereka tak begitu gampang untuk memberikan nilai.

Dalam PASAL 6 disebutkan bahwa nilai untuk teknik lemparan / bantingan dapat

diberikan bila TORSO kontestan rata diatas TATAMI, namun jika setelah dilempar /

dibanting posisi tubuhnya terduduk, berlutut, setengah berdiri maupun setengah atau

melayang penuh di udara maka jika dalam keadaan tersebut disusul dengan teknik yang

memenuhi 6 kriteria maka yang harus menjadi patokan adalah bukan lagi teknik bantingan

/ lemparannya melainkan jenis teknik susulannya, yaitu :

1. Jika disusul tendangan kea rah JODAN bernilai IPPON.

2. Jika disusul tendangan kea rah CHUDAN bernilai WAZA-ARI.

3. Jika disusul pukulan atau lecutan bernilai YUKO.

PROSEDUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN (VOTING)

Saat Wasit menyerukan YAME, pada saat yang bersamaan diikuti gesture tangannya.

Setelah kembali ke posisinya semula, para Juri akan mengisyaratkan pendapat mereka

dengan bendera lalu Wasit pun melaksanakan keputusan yang sesuai.

Sejak Wasit diijinkan untuk bergerak ke seluruh area pertandingan termasuk sedekat

mungkin dengan para kontestan yang sedang bertanding, berbicara dengan dokter

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 52

pertandingan dan tidak adanya lagi proses RE-CONSIDERATION (meminta

pertimbangan ulang) maka para Juri dituntut untuk benar-benar serius mempertimbangkan

apa yang dikomunikasikan / disampaikan oleh Wasit pada mereka sebelum memberikan

keputusan akhir mereka.

Pada situasi dimana ada lebih dari satu alasan untuk menghentikan pertandingan

seharusnya Wasit akan mengisyaratkan secara lengkap seluruh situasi yang terjadi.

Sebagai contoh, dimana nilai diperoleh seorang kontestan bersamaan dengan adanya

sebuah kontak keras dari lawannya atau seorang kontestan yang cidera akibat MUBOBI

lalu ia melebih-lebihkan cidera.

JOGAI

Para Juri harus ingat bahwa ketika JOGAI terjadi mereka harus mengetuk lantai dengan

ujung bendera yang dipegangnya. Ketika Wasit telah menghentikan pertarungan dan

kembali ke posisinya semula barulah mereka mengisyaratkan pelanggaran KATEGORI 2.

ISYARAT PELANGGARAN PERATURAN

Untuk pelanggaran KATEGORI 1 para Juri harus memutar benderanya dulu sesuai warna

dengan peserta yang melakukan pelanggaran lalu menyilangkan disebelah kiri / kanan

badannya. Jika AKA yang melakukan maka bendera merah harus berada di depan bendera

biru, begitu pula sebaliknya, hal ini dimaksudkan agar Wasit dapat dengan cepat

mengetahui si pelaku pelanggaran.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 53

LAMPIRAN 4 : TANDA-TANDA BAGI PENCATAT NILAI

� — � Ippon Nilai Tiga Angka

� Waza – Ari Nilai Dua Angka

� Yuko Nilai Satu Angka

� Kachi Menang

X Make Kalah

� Hikiwake Seri

C1C Category 1 Foul – Warning Peringatan

C1K Category 1 Foul – Keikoku Peringatan

C1HC Category 1 Foul – Hansoku Chui Peringatan atau Diskualifikasi

C1H Category 1 Foul – Hansoku Diskualifikasi

C2C Category 2 Foul – Warning Peringatan

C2K Category 2 Foul – Keikoku Peringatan

C2HC Category 2 Foul – Hansoku Chui Peringatan atau Diskualifikasi

C2H Category 2 Foul – Hansoku Diskualifikasi

KK Kiken Tidak dapat hadir di area pertandingan

S Shikkaku Diskualifikasi Serius

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 54

LAMPIRAN 5 : PAKAIAN RESMI

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 55

LAMPIRAN 6 : JANJI WASIT

JANJI WASIT

Kami wasit dan juri FORKI berjanji :

1. Akan memimpin pertandingan ini dengan penuh rasa

tanggung jawab dengan menjunjung tinggi Sumpah Karate

dan Sapta Prasetya Karate.

2. Akan memimpin pertandingan ini dengan adil dan tidak akan

memihak kepada siapapun demi peningkatan prestasi Karate.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 56

LAMPIRAN 7 : ARTI FORKI / SUMPAH KARATE / JANJI ATLIT

ARTI

Bentuk : - Tulisan FORKI yang merupakan singkatan resmi dari organisasi yang bernama

Federasi Olah Raga Karate – Do Indonesia.

- Segi lima melambangkan azas Pancasila, semangat revolusi 17 Agustus 1945 dan

lima buah Sumpah Karate.

- Gambar huruf K berwarna hitam melambangkan seorang Karateka yang selalu siap

sedia.

- Tujuh buah lingkaran merah melambangkan tujuh orang perintis awal Karate di

Indonesia pada tahun 1964; serta Sapta Prasetya FORKI.

Warna : - Hitam melambangkan keteguhan tekad.

- Putih melambangkan kesucian.

- Kuning melambangkan keagungan.

- Merah melambangkan keberanian.

SUMPAH KARATE

1. Sanggup memelihara kepribadian.

2. Sanggup patuh pada kejujuran.

3. Sanggup mempertinggi prestasi.

4. Sanggup menjaga sopan santun.

5. Sanggup menguasai kepribadian.

JANJI ATLIT

Kami atlit FORKI berjanji :

1. Akan bertanding dengan sportifitas yang tinggi dan berjiwa Karate – Do

dengan menjunjung Sumpah Karate dan Sapta Prasetya Karate.

2. Akan memenuhi segala peraturan yang telah & akan ditetapkan oleh Dewan

Wasit.

3. Akan menerima semua keputusan Dewan Wasit dengan kebesaran jiwa seorang

Karate-Ka.

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 57

LAMPIRAN 8 : WORLD CHAMPIONSHIPS, CONDITIONS & CATEGORIES

INKAI Ranting Vila Dago Vila Dago, Alam Asri 1 Blok H27 No.1 RT.006 RW.022

Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, BANTEN

. W K F V E R S I O N 8 . 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1 . 1 . 2 0 1 3 Page 58

LAMPIRAN 9 : WKF APPROVED ITEMS

TRADEMARK MAIN OFFICE

DOUBLE D

2, rue Vladimir Jankelevitch 77184 Emerainville France Phone : +33 1 64 73 00 03 Fax : + 33 1 64 73 00 04 E-mail : [email protected]

ARAWAZA Equipment Inc.

724 Chemin des Anglais Mascouche (QC) Canada Tel: 1 450 477-4410 Toll Free: 1 800 563-6785 Fax: 1 450 477-4400 E-mail: [email protected]

SWEDEN

SBI SPORT AB Staffanstorpvägen 115 S-232 61 ARLÖV- MALMÖ Phone : +46 40 94 88 88 Fax : +46 40 94 07 80 E-mail : [email protected]

DAEDO, S.L.

C/ Botanica 116 08908 Hospitalet De LL. (Barcelona) Spain Tel: +34 93 4541514 / 93 4541514 Fax: +34 93 4535251 E-mail: [email protected]

BUDOLAND Sportartikel-Vertriebs GmbH

Am Grießenbach 8 83126 Flintsbach Germany Tel.: 08034-90990-0 Fax: 08034-90990-11 Email: [email protected]

SHUREIDO

1-1-6 Tomari Naha City OKINAWA, JAPAN 900-0012 Tel No: +81(98)861 5621 Fax No: +81(98)861 5525 Email: [email protected]

TOKAIDO 2F-3-8-22 Nanba-Naka Naniwa-Ku Osaka Japan 556-0011 Phone: +81 6 6633 3277 Fax: +81 6 6633 3278 E-mail: [email protected]

WESING No.82, Yutian New village Yutian Village, Xiamei Town Nan' an City, Fujian, China Tel: +86 595 2690 6000 Fax: +86 595 8675 6390 E-mail: [email protected]

THE OFFICIAL DISTRIBUTOR LIST CAN BE CHECKED ON THE WKF OFFICIAL WEB PAGE : www.wkf.net UNDER THE “HOMOLOGATED ITEMS” AREA The use of the WKF Body Protector is compulsory for all male and female Kumite categories.