8.0. pedoman teknis pelaksanaan indikasi geografis ta 2012

Upload: safar-daulay-ibnu-satio

Post on 18-Jul-2015

324 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan daya saing produk pertanian unggulan untuk ekspor, Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian memandang perlu adanya penumbuhan kesadaran masyarakat luas tentang pentingnya Identifikasi Geografis (IG). Untuk itu, pada tahun anggaran 2012 diselenggarakan pertemuan sosialisasi pengembangan indikasi geografis di tingkat Pusat dan Propinsi. Melalui kegiatan ini diharapkan daerah dapat memproses sertifikasi Indikasi Geografis sebagai instrumen perlindungan terhadap kekhasan produk pertanian unggulan yang dihasilkan oleh daerahnya. Berdasarkan data dan informasi di lapangan, komoditas pertanian yang sudah mendapatkan sertifikasi indikasi geografis masih terfokus pada produk kopi dan baru dimiliki oleh 2 (dua) wilayah/daerah yakni Kopi Kintamani yang berasal dari Propinsi Bali dan Kopi Gayo yang berasal dari Propinsi Aceh. Padahal, kita mengetahui bahwa cukup banyak komoditas pertanian asal Indonesia yang memiliki karakteristik khas dan menjadi keunggulan daya saing dari komoditas sejenis yang dihasilkan oleh negara lain. Dengan sertifikasi indikasi geografis, diharapkan akan diperoleh manfaat yang luas dan cukup. Secara signifikan berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan kelompok tani/masyarakat, percepatan pengembangan wilayah, serta peningkatan daya saing produk dimaksud di

pasar domestik maupun internasional. Untuk memperkuat upaya peningkatan daya saing komoditas kopi, pada tahun 2012 fasilitasi terkait dialokasikan kegiatan pengembangan sertifikasi indikasi geografis akan dilaksanakan pada 11 (sebelas) Propinsi dengan 13 (tiga belas) lokasi penghasil produk pertanian. Guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan pengembangan sertifikasi indikasi geografis, Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian menyusun Buku Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sertifikasi Indikasi Geografis untuk propinsi yang menerima alokasi anggaran dekonsentrasi pada tahun 2012. Buku Petunjuk Pelaksanaan ini merupakan acuan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Sertifikasi Indikasi Geografis di daerah.

Jakarta,

Januari 2012

Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi,

Ir. Jamil Musanif

JuklakIG2012i

JuklakIG2012

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................... DAFTAR ISI ........................................................... I PENDAHULUAN ........................................... 1.1. LATAR BELAKANG ................................. 1.2. TUJUAN ................................................. 1.3. SASARAN ............................................... 1.4. PENERIMA MANFAAT ............................ 1.5. RUANG LINGKUP ................................... II DEFINISI, KRITERIA DAN KETENTUAN .......... SERTA PERSYARATAN 2.1. DEFINISI ................................................. 2.2. KRITERIA DAN KETENTUAN ................... 2.3. PERSYARATAN PENDAFTARAN .............. INDIKASI GEOGRAFIS III PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN ........... KELEMBAGAAN 3.1. PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA ........... MANUSIA (SDM) 3.2. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN ........ 3.3. MANFAAT PERLINDUNGAN ................... INDIKASI GEOGRAFIS IV PELAKSANAAN .............................................. 4.1. METODE................................................. 4.2. RUANG LINGKUP....................... 4.3. TAHAPAN PELAKSANAAN ...................... 4.4. PELAKSANAAN FASILITASI...................... INDIKASI GEOGRAFIS 4.5. JADWAL PELAKSANAAN...................... i iii 1 1 4 4 5 6 7 7 8 11 13 13 14 14 16 16 17 18 20 21 V MONITORING, EVALUASI DAN ..................... PELAPORAN 5.1. MONITORING DAN EVALUASI ............... 5.2. PELAPORAN ........................................... PENUTUP ...................................................... 22 29 30 31

VI

JuklakIG2012i

JuklakIG2012

ii

I.1.1.

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Alam tropis Indonesia memiliki anugerah sumber daya alam yang beraneka ragam sehingga sektor pertaniannya kaya akan berbagai hasil produk pertanian. Teristimewa, produk pertanian yang dihasilkan di setiap wilayah juga memiliki ciri khas atau karakteristik tertentu yang menjadi keunggulan produk pertanian dari masing-masing daerah, baik dari sisi aroma, cita rasa, warna, ukuran maupun tekstur yang khas yang merupakan keunggulan daya saing produk tersebut. Kekhususan karakteristik produk tersebut dihasilkan dari pengaruh kondisi alam setempat dan interaksinya dengan masyarakat sekitarnya. Menurut catatan neraca perdagangan nasional, produk pertanian mempunyai kontribusi 16% dari nilai ekspor non migas dan ditargetkan terjadi peningkatan ekspor sekitar 20 % setiap tahunnya. Kontribusi tersebut, sekitar 93 % disumbang oleh produk perkebunan, seperti minyak sawit, karet, kakao, teh, kopi, dan lainlain. Dengan demikian, kita patut berbangga hati bahwa beberapa produk pertanian Indonesia, khususnya komoditas perkebunan seyogyanya mudah ditemui di pasar internasional. Namun pada kenyataannya, produk

JuklakIG2012

1

pertanian dengan label Indonesia masih sangat terbatas dijumpai di pasar global. Sebut saja komoditas kopi, misalnya. Daerah penghasil kopi yang menyebar dari ujung wilayah barat hingga timur Indonesia masing-masing memiliki keunggulan yang khas dan diminati oleh konsumen tertentu, Di Indonesia, daerah produsen kopi yang sangat dikenal kekhasannya diantaranya adalah Aceh (Gayo), Sumatera Utara, Lampung, Jawa, Bali, Sulawesi Selatan (Toraja). Komoditas kopi Indonesia tersebut beberapa telah dikenal di pasar internasional, mendapat tempat yang baik di kalangan penggemar kopi dunia, dan bahkan nama daerah asal kopi tersebut telah pula digunakan sebagai icon untuk kepentingan pemasaran produk tersebut oleh Negara mitra pengimpor tanpa menyebutkan Negara asalnya. Dengan kata lain, produk pertanian tersebut telah diakui sebagai produk yang dihasilkan oleh Negara pengimpor yang memasarkannya. Sebagai salah satu upaya perlindungan terhadap keaslian dan kekhasan produk pertanian yang dihasilkan oleh suatu daerah, serta dalam rangka meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar domestik maupun global, dipandang perlu adanya kegiatan fasilitasi dalam upaya pengembangan sertifikasi IndikasiJuklakIG2012

2

Geografis. Sebagai langkah awal, Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kementerian Pertanian bermaksud membangun kesadaran masyarakat luas mengenai apa dan mengapa Indikasi Geografis diperlukan sebagai salah satu instrumen proteksi dan pematenan produk pertanian Indonesia. Disamping itu, pada fasilitasi ini juga dilakukan beberapa persiapan awal bagi daerah yang bersangkutan dalam memasuki proses sertifikasi IG. Oleh karena itu, Pengembangan IG mencakup kegiatan: 1). penyusunan bahan/materi; dan 2). Penyelenggaraan pertemuan untuk sosialisasi pengembangan indikasi geografis. Adapun bimbingan teknis selanjutnya terkait dengan proses sertifikasi IG diharapkan nantinya dapat dilaksanakan oleh Dinas bersangkutan di Daerah. Melalui kegiatan ini, diharapkan ke depan kualitas khas dari produk pertanian Indonesia yang dihasilkan oleh suatu daerah atau wilayah dapat lebih dikenal secara luas dan terlindungi keasliannya. Dengan demikian pada akhirnya diharapkan kualitas khas produk pertanian dimaksud dapat menjadi daya saing yang dapat meningkatkan pemasaran dan melindungi produkJuklakIG2012

3

pertanian yang bersangkutan dari pemalsuan dan pemanfaatan ketenaran oleh pihak yang tidak berhak/bertanggung jawab. 1.2. TUJUAN

1. Memberikan panduan bagi petani /produsen/pelaku usaha dan instansi pembina dalam proses pengembangan sertifikasi indikasi geografis. 2. Memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi petani/produsen/pelaku usaha dan pemerintah daerah dalam pengembangan indikasi geografis. 3. Memfasilitasi komunikasi antara petani/produsen/ pelaku usaha dengan pihak terkait dalam rangka pengembangan indikasi geografis. 4. Memberikan pembekalan dasar dalam rangka memasuki proses sertifikasi Identifikasi Geografis khususnya untuk komoditas kopi atau komoditas ekspor lainnya.

1.3.

SASARAN

Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah tersedianya dukungan untuk memfasilitasi proses pengembangan sertifikasi indikasi geografis

JuklakIG2012

4

beberapa komoditas pertanian unggulan ekspor. Untuk tahun 2012 komoditas pertanian yang ditargetkan untuk proses sertifikasi Indikasi Geografis adalah komoditas kopi untuk provinsi Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Bali, Sulawesi Selatan dan Papua; komoditas kayu manis untuk provinsi Jambi; komoditas mangga untuk propinsi Jawa Barat; komoditas nilam untuk propinsi Sumatera Barat. Dengan demikian alokasi dana dukungan untuk kegiatan ini menyebar di 11 Propinsi yakni : Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

1.4.

PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat dari kegiatan Pengembangan sertifikasi Indikasi Geografis komoditas pertanian khususnya adalah para petani/kelompok tani selaku produsen produk serta para pedagang pengumpul/eksportir /asosiasi komoditas.

JuklakIG2012

5

1.5.

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup buku petunjuk pelaksanaan ini meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Latar belakang, tujuan dan sasaran. Definisi, Kriteria dan Ketentuan serta Persyaratan Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Penutup

JuklakIG2012

6

II. DEFINISI, KRITERIA DAN KETENTUAN SERTA PERSYARATAN2.1. DEFINISI Indikasi geografis (IG) merupakan Hak Kekayaan Intelektual yang dapat dilindungi. Indonesia merupakan salah satu anggota Trade Related of Intelectual Property Rights (TRIPs) Agreement, yang mewajibkan negara-negara anggota untuk menyusun peraturan tentang indikasi geografis, dengan tujuan memberikan perlindungan hukum terhadap praktek atau tindakan persaingan curang. Berdasarkan ketentuan Pasal 56 Undang-undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek, IG adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan. Hak Indikasi Geografis bersifat kolektif dan ditujukan khusus untuk melindungi nama asal suatu barang dan keterkaitan reputasi serta kualitas. Perlindungan berlaku selama ciri dan kualitas bisa dipertahankan. Hak IG dimiliki oleh setiap produsen dalam wilayah yang bisa memenuhi standar yang digunakan dalam buku persyaratan.

JuklakIG2012

7

Perlindungan IG di Indonesia diatur dalam Undangundang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. 2.2. KRITERIA DAN KETENTUAN a. Tanda sebagaimana dimaksud dalam definisi Indikasi Geografis merupakan nama tempat atau daerah maupun tanda tertentu lainnya yang menunjukkan asal tempat dihasilkannya barang yang dilindungi oleh Indikasi Geografis. Tanda tersebut dinyatakan sebagai Indikasi Geografis apabila telah terdaftar dalam Daftar Umum Indikasi Geografis di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), Kementerian Hukum dan HAM. b. Indikasi Geografis terdaftar tidak dapat berubah menjadi milik umum. c. Tanda sebagaimana dimaksud pada definisi indikasi geografis hanya dapat dipergunakan pada barang yang memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Buku Persyaratan. d. Barang sebagaimana dimaksud pada definisi indikasi geografis dapat berupa

JuklakIG2012

8

hasil pertanian, produk olahan, hasil kerajinan tangan, atau barang lainnya. e. Buku Persyaratan Buku persyaratan adalah buku tentang identifikasi produk secara rinci yang didalamnya juga menguraikan tentang faktor-faktor yang menjadikan ciri khas suatu produk, yang terdiri dari : 1) Nama Indikasi Geografis 2) Nama barang yang dilindungi 3) Uraian mengenai karakteristik dan kualitas. 4) Uraian mengenai lingkungan geografis serta faktor alam dan faktor manusia. 5) Uraian tentang batas-batas daerah dan atau peta wilayah yang dicakup oleh indikasi geografis. 6) Uraian mengenai sejarah dan tradisi yang berhubungan dengan pemakaian indikasi geografis. 7) Uraian yang menjelaskan tentang proses produksi, proses pengolahan dan proses pembuatan. 8) Uraian mengenai metode yang digunakan untuk menguji kualitas.

JuklakIG2012

9

9) Label yang digunakan pada barang dan memuat indikasi geografis Buku persyaratan ini harus disusun dan ditaati oleh masyarakat produsen pemegang hak Indikasi Geografis. Indikasi Geografis tidak dapat didaftar apabila tanda yang dimohonkan pendaftarannya : 1) bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum; 2) menyesatkan atau memperdaya masyarakat mengenai : ciri, sifat, kualitas, asal sumber, proses pembuatan barang, dan atau kegunaannya; 3) merupakan nama geografis setempat yang telah digunakan sebagai nama varietas tanaman, dan digunakan bagi varietas tanaman yang sejenis; atau 4) telah menjadi generik (milik umum).

JuklakIG2012 10

Pemohon (atau melalui kuasanya) yang dapat mengajukan permohonan tertulis terdiri atas: 1) lembaga yang mewakili masyarakat di daerah yang memproduksi barang yang bersangkutan, terdiri atas: pihak yang mengusahakan barang hasil alam atau kekayaan alam; produsen barang hasil pertanian; pembuat barang hasil kerajinan tangan atau barang hasil industri; atau pedagang yang menjual barang tersebut; 2) lembaga yang diberi kewenangan untuk itu; atau 3) kelompok konsumen barang tersebut. 2.3. PERSYARATAN PENDAFTARAN INDIKASI GEOGRAFIS Pengajuan pendaftaran Indikasi Geografis disampaikan kepada Direktorat Jenderal HaKI, dengan memenuhi persyaratan berikut : a. Diajukan oleh Organisasi b. Mempunyai Buku Persyaratan c. Memiliki Peta Wilayah Penghasil Produk

JuklakIG2012 11

Pendaftaran Indikasi Geografis diajukan kepada Direktorat Jenderal HaKI, Kementerian Hukum dan HAM. Indikasi Geografis adalah hak kolektif yang mendapat perlindungan setelah terdaftar atas dasar permohonan yang diajukan oleh : a. Lembaga yang mewakili masyarakat di daerah yang memproduksi barang yang bersangkutan, yang terdiri atas : 1) Pihak yang mengusahakan barang yang merupakan hasil alam atau kekayaan alam; 2) Produsen barang hasil pertanian 3) Pembuat barang-barang kerajinan tangan atau hasil industri 4) Pedagang yang menjual barang tersebut b. Lembaga yang diberi kewenangan untuk itu; atau c. Kelompok konsumen barang tersebut.

JuklakIG2012 12

III. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN3.1. PEMBERDAYAAN MANUSIA (SDM) SUMBER DAYA

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengembangan indikasi geografis bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, kapasitas dan wawasan dikalangan masyarakat agar menjadi pengelola usaha agribisnis komoditas unggulan dan spesial yang berdaya saing melalui proses sosialisasi. Selain itu, pemberdayaan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran SDM dalam memanfaatkan potensi sumberdaya pertanian yang dimilikinya untuk mengembangkan usaha agribisnis produk unggulan dan spesial di wilayahnya. Melalui, pemberdayaan ini diharapkan usaha agribisnis komoditas pertanian unggulan dan spesial akan tumbuh dan berkembang menjadi kawasan usaha agribisnis unggulan dan spesial yang berdaya saing secara berkelanjutan. Indikator keberhasilan dari kegiatan pemberdayaan tersebut adalah tumbuhnya minat untuk membangun Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG). Diharapkan, MPIG akan berkembang kemampuannya dalam mengelola, mengoptimalkan potensi yang ada danJuklakIG2012 13

menguatkan kelembagaan kelompok tani dalam pengembangan usaha agribisnis produk unggulan dan spesial mulai dari tahap budidaya hingga pemasarannya. 3.2. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN Pengembangan kelembagaan MPIG dilakukan melalui pengembangan kelembagaan ekonomi, pengembangan jaringan usaha, dan fasilitas terhadap akses pemasaran secara bertahap, dinamis dan berkelanjutan. 3.3. MANFAAT PERLINDUNGAN GEOGRAFIS INDIKASI

Perlindungan IG memiliki berbagai manfaat baik bagi produsen maupun bagi konsumen. Bagi produsen, manfaat keberadaan IG dapat dilihat dari aspek ekonomi, aspek ekologi, aspek sosial budaya dan aspek hukum. a. Aspek Ekonomi; adanya kepemilikan khas suatu produk, peningkatan nilai tambah, peningkatan pemasaran, perlindungan dari pemalsuan produk, peningkatan pendapatan, peningkatan lapangan kerja, keberlanjutan usaha, pengembangan agrowisata, penguatan ekonomi wilayah, percepatan pengembangan

JuklakIG2012 14

wilayah serta masyarakat.

peningkatan

kesejahteraan

b. Aspek Ekologi; menjaga kelestarian alam, mempertahankan kelestarian sumber daya genetik serta peningkatan reputasi kawasan. c. Aspek Sosial Budaya; mempererat hubungan komunitas produsen, meningkatkan dinamika wilayah, melestarikan adat, pengetahuan serta kearifan lokal masyarakat. d. Aspek Hukum; memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi produsen dan perlindungan dari pemalsuan dan pemanfaatan legal, ketenaran produk. Adapun manfaat IG bagi konsumen antara lain : memberikan jaminan kualitas sesuai harapan konsumen terhadap produk IG dan memberikan jaminan hukum bagi konsumen.

JuklakIG2012 15

IV. 4.1. METODE

PELAKSANAAN

Fasilitasi dalam rangka pengembangan sertifikasi indikasi geografis ini akan dilaksanakan dalam bentuk swakelola dengan menggunakan Dana Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2012 yang dialokasikan untuk 13 (tiga belas) lokasi di 11 (sebelas) provinsi dengan komoditas sesuai dengan yang ditentukan oleh masing-masing daerah seperti pada Tabel 1. : Tabel : Alokasi Kegiatan Fasilitasi IG tahun 2012No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Provinsi Sumatera Utara Sumatera Barat Jambi Lampung Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Komoditas Kopi Nilam Kayu manis Kopi Robusta Mangga, Kopi Mangga Kopi Keterangan 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi 2 lokasi 1 lokasi 1 lokasi

JuklakIG2012 16

8.

Sulawesi Selatan Bali NTT Papua Total

Kopi

1 lokasi

9. 10. 11.

Kopi Kopi, Horti Kopi

1 lokasi 2 lokasi 1 lokasi 13 lokasi

4.2. RUANG LINGKUP (CAKUPAN KEGIATAN) Cakupan kegiatan fasilitasi IG meliputi : a. Pertemuan sosialisasi membangun pemahaman dalam rangka

b. Pertemuan pembentukan MPIG c. Pembinaan dan pendekatan terhadap petani dan gapoktan/masyarakat d. Penyusunan peta wilayah penghasil produk e. Penyusunan Geografis Buku Persyaratan Indikasi

JuklakIG2012 17

4.3. TAHAPAN PELAKSANAAN Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pengembangan Indikasi Geografis, perlu dibentuk Tim Pelaksana dan Tim Ahli yang memiliki tugas dan peran sebagai berikut: a. Tim Pelaksana Terdiri dari pejabat/petugas dan perorangan yang ditunjuk oleh Dinas lingkup Pertanian di tingkat Propinsi. Tugas Tim Pelaksana adalah: Menyusun dan menyiapkan dokumen kegiatan (pedoman pelaksanaan) program kegiatan pengembangan indikasi geografis; Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan Dinas Pertanian kabupaten/kota dan instansi terkait; Menyusun dan menyiapkan bahan/materi pengembangan indikasi geografis dengan mengacu kepada pertemuan sosialisasi yang diselenggarakan oleh Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi.

JuklakIG2012 18

b. Tim Ahli Indikasi Geografis Terdiri dari nara sumber yang kompeten dan Perguruan Tinggi, Pusat Penelitian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Ditjen HaKI Kementerian Hukum dan HAM dengan tugas melakukan : Pembinaan kepada kelompok masyarakat yang akan melaksanakan pengembangan Indikasi Geografis; Pengawasan terhadap kesesuaian buku persyaratan yang ada di lapangan; c. Kelompok Pemohon Seritifikasi Indikasi Geografis yang terdiri dari petani/kelompok tani, pedagang pengumpul/eksportir, tokoh masyarakat dan Pemda setempat yang kemudian disebut Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), mempunyai tugas : 1) Menyusun keanggotaan 2) Menyusun AD/ART, termasuk di dalamnya mengenai hak dan kewajiban anggota 3) Mengelola keanggotaan 4) Menyusun program kerja

JuklakIG2012 19

4.4. PELAKSANAAN GEOGRAFIS PUSAT

FASILITASI

INDIKASI

Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pertemuan sosialisasi di dua Propinsi, yaitu Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Peserta pertemuan adalah pejabat/petugas dinas lingkup pertanian di tingkat Propinsi, pelaku usaha/petani produsen, asosiasi pelaku usaha/petani terkait komoditas kopi dan tokoh masyarakat yang berada di beberapa propinsi terdekat di wilayah Sumatera dan Sulawesi, terutama 11 (sebelas) Provinsi yang menerima alokasi Dana Dekonsentrasi untuk Pengembangan IG . PROPINSI Kegiatan fasilitasi pengembangan indikasi geografis tahun 2012 ditingkat Provinsi difokuskan pada kegiatan :

- Sosialisasi

kepada stakeholder di daerah khususnya petani yang bersangkutan. - Pembentukan MPIG - Pemetaan (deliniasi) kawasan/wilayah cakupan IG - Penyusunan Buku Persyaratan IG

JuklakIG2012 20

4.5. JADWAL PELAKSANAAN Keseluruhan kegiatan pengembangan IG yang difasilitasi oleh Ditjen PPHP tahun 2012 diharapkan dapat diselesaikan (Realisasi Keuangan 100%) pada bulan Oktober tahun 2012.

JuklakIG2012 21

JADWAL PELAKSANAAN DEKON IG 2012KEGIATAN ANGGARAN NO DAN SUB (Rp) KEGIATAN 1 SUMATERA UTARA 100.000.000 BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TOTAL KETERANGAN

kegiatan

2.500.000 68.500.000

perjalanan

1.500.000 14.000.000 13.500.000

2

SUMATERA BARAT 75.000.000

SWAKELOLA

kegiatan

1.000.000 59.000.000

perjalanan

1.500.000 7.500.000 6.000.000

3

JAMBI

JuklakIG2012 22

75.000.000

kegiatan

1.000.000 59.000.000

perjalanan

1.500.000 7.500.000 6.000.000

4

LAMPUNG

100.000.000

kegiatan

2.500.000 68.500.000

perjalanan

1.500.000 14.000.000 13.500.000

5

JAWA BARAT 75.000.000 (MANGGA)

kegiatan

1.000.000 59.000.000

JuklakIG2012 23

perjalanan

1.500.000 7.500.000 6.000.000

6

JAWA BARAT (KOPI)

100.000.000

kegiatan

2.500.000 68.500.000

perjalanan

1.500.000 14.000.000 13.500.000

7

JAWA TENGAH

100.000.000

kegiatan

2.500.000 68.500.000

perjalanan

1.500.000 14.000.000 13.500.000

JuklakIG2012 24

8

JAWA TIMUR

100.000.000

kegiatan

2.500.000 68.500.000

perjalanan

1.500.000 14.000.000 13.500.000

9

SULAWESI SELATAN 100.000.000

kegiatan

2.500.000 68.500.000

perjalanan

1.500.000 14.000.000 13.500.000

JuklakIG2012 25

10

BALI

75.000.00 0

kegiatan

1.000.000

59.000. 000

perjalana n

1.500.00 6.000.0 7.500.000 0 00

11

NTT (KOPI)

100.000.0 00

kegiatan

2.500.000

68.500. 000

perjalana n

1.500.00 14.000.00 13.500. 0 0 000

12

NTT (HORTIi)

75.000.00 0

JuklakIG2012 26

kegiatan

1.000.000 59.000.000

perjalanan

1.500.00 7.500.000 6.000.000 0

13

PAPUA

100.000.0 00

kegiatan

2.500.000

68.500. 000

perjalanan

1.500.00 14.000.00 13.500. 0 0 000

TOTAL :

6.000.00 42.000.00 277.000.00 1.175.000. 4.500.00 41.500.00 229.000.00 4.500.00 49.500.00 246.000.00 4.500.00 41.500.00 229.000 0 0 0 000 0 0 0 0 0 0 0 0 .000

JuklakIG2012 27

RE ALI SAS I/ BUL AN

0,005

0,036

0,236

0,004

0,035

0,195

0,004

0,042

0,209

0,004

0,035

0,195

REALISASI / TRI WULAN (%)

0,28

0,511

0,766

1,00

JuklakIG2012 28

V.

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

5.1. MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dan evaluasi kegiatan fasilitasi pengembangan indikasi geografis, dimaksudkan untuk pencapaian hasil, kemajuan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan IG. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan tahap kegiatan kelompok MPIG, untuk dapat mengidentifikasi dan mencari solusi pemecahan permasalahan yang dihadapi. Monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan oleh unsur Ditjen PPHP, Dinas lingkup Pertanian yang bersangkutan. Propinsi dan Kabupaten/Kota untuk memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan. Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara berjenjang tersebut meliputi : a. Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja. b. Perkembangan dan dinamika di masyarakat yang bersangkutan terkait dengan IG. c. Identifikasi masalah dan solusi pemecahannya.

JuklakIG2012 29

5.2. PELAPORAN Laporan Pelaksanaan kegiatan fasilitasi Pengembangan IG tahun 2012 dinuat dan disampaikan oleh Dinas lingkup Pertanian yang bersangkutan kepada Ditjen PPHP untuk setiap triwulan yaitu pada awal April, awal Juli, awal Oktober dan pertengahan Desember 2012. Isi laporan mencakup semua aspek kegiatan sesuai ruang lingkup kegiatan (butir 4.2)

JuklakIG2012 30

VI. `PENUTUPPedoman pelaksanaan kegiatan Pengembangan Indikasi Geografis ini dimaksudkan untuk mendukung kelancaran operasional kegiatan yang menjadi tanggung jawab propinsi penerima alokasi Dana Dekonsentrasi. Untuk Pengembangan Indikasi Geografis di wilayahnya. Hal terpenting yang perlu dicermati adalah bahwa semua kegiatan dilakukan dalam upaya alih pengetahuan dan teknologi dari narasumber dan pelaku usaha kepada kelompok tani/masyarakat setempat, menumbuhan sikap kepemilikan khas suatu produk sebagai suatu keunggulan daya saing, peningkatan nilai tambah dan peningkatan pemasaran. Diharapkan dengan adanya pedoman pelaksanaan ini, semua pelaksana kegiatan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota, maupun kelompok masyarakat baik petani/kelompok tani, pedagang pengumpul/eksportir maupun tokoh masyarakat setempat dapat melaksanakan seluruh kegiatan terkait secara baik dan benar menuju tercapainya sasaran yang telah ditetapkan dengan mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

JuklakIG2012 31

CONTACT PERSON Ir. I Nyoman G Widhi Adnyana Kasubdit. Promosi Luar Negeri Telp. 021 7815380 ext. 5214 5215 / 021 78833938 Hp. 0817-189353 E-mail : [email protected] Ir. Wolo Palupi, MP Kasie. Exhibition/Expo Telp. 021 7815380 ext. 5214 5215 / 021 78833938 Hp. 0815-1664023 E-mail : [email protected]

Ir. Aman Rachman Kasie. Daya Saing Telp. 021 7815380 ext. 5214 5215 / 021 78833938 Hp. 0819-32769234 E-mail : [email protected]

JuklakIG2012 32