kasus transfusi darah

13
DIDUGA MALAPRAKTEK, NYAWA DEBBY MELAYANG AYU JELEK :P PENDAHULUAN Seni kedokteran adalah penerapan gabungan ilmu kedokteran, intuisi dan keputusan medis untuk menghasilkan diagnosis yang tepat. Dokter perlu memberikan penjelasan tentang penyakit pasien, rencana perawatan, dan proses pengobatannya. 1,2 Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang dokter akan selalu terkait dengan bioetika maupun etika kedokteran, yang kemudian akan diatur dalam kode etik kedokteran. 1,2 Namun kini, tidak sedikit dokter yang melanggar bioetika atau etikanya sebagai seorang dokter dalam menghadapi pasien, sehingga menyebabkan hal tersebut menjadi sorotan masyarakat dan menimbulkan persepsi dikalangan masyarakat bahwa semua dokter dapat melakukannya. 3 Seorang tenaga medis seharusnya memberikan pelayanan yang dinilai oleh masyarakat sebagai sesuatu yang sangat berguna, mengabdi kepada kepentingan umum dan diharapkan memperoleh kepuasan dari pengamalan ilmu kepada pasien, serta tidak menganggap uang sebagai pemuas utama pekerjaannya. 1

Upload: ayu-dewi-lestari

Post on 20-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Transfusi Darah

  DIDUGA MALAPRAKTEK, NYAWA DEBBY MELAYANG

AYU JELEK :P 

PENDAHULUAN

Seni kedokteran adalah penerapan gabungan ilmu kedokteran, intuisi dan keputusan

medis untuk menghasilkan diagnosis yang tepat. Dokter perlu memberikan penjelasan

tentang penyakit pasien, rencana perawatan, dan proses pengobatannya.1,2 Dalam

menjalankan tugas profesinya, seorang dokter akan selalu terkait dengan bioetika maupun

etika kedokteran, yang kemudian akan diatur dalam kode etik kedokteran.1,2 Namun kini,

tidak sedikit dokter yang melanggar bioetika atau etikanya sebagai seorang dokter dalam

menghadapi pasien, sehingga menyebabkan hal tersebut menjadi sorotan masyarakat dan

menimbulkan persepsi dikalangan masyarakat bahwa semua dokter dapat melakukannya.3

Seorang tenaga medis seharusnya memberikan pelayanan yang dinilai oleh masyarakat

sebagai sesuatu yang sangat berguna, mengabdi kepada kepentingan umum dan diharapkan

memperoleh kepuasan dari pengamalan ilmu kepada pasien, serta tidak menganggap uang

sebagai pemuas utama pekerjaannya.1

Malpraktek merupakan salah satu fenomena yang sering terjadi di dunia kesehatan.

Malpraktek dapat terjadi karena ketidaktahuan, kelalaian, kurangnya keterampilan,

kurangnya ketaatan dalam profesi maupun perbuatan salah yang disengaja.3

BIOETIKA

Bioetika terdiri dari dua kata, yaitu bio dan etika.1 Dimana bio berkaitan dengan ilmu-

ilmu bidang hayati, sedangkan etika adalah ilmu tentang isu-isu etik dalam ilmu biologi.1

Dalam bioetika terdapat empat prinsip yang harus dipenuhi oleh seorang dokter, yaitu :

1. Beneficience

Adalah prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien.

Dalam beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga

Page 2: Kasus Transfusi Darah

perbuatan yang sisi baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya (mudharat).4 Hal-hal

lain yang terdapat pada prinsip beneficience adalah :

Melindungi dan mempertahankan hak-hak yang lain

Mencegah terjadinya kerugian

Menghilangkan kondisi penyebab kerugian

Menolong orang cacat

Menyelamatkan orang dari bahaya

2. Non-Maleficience

Adalah prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien, tidak

merugikan pasien.1,4 Yang harus diperhatikan oleh seorang dokter pada prinsip ini adalah :

Tidak boleh berbuat jahat atau membuat derita pasien

Tidak boleh berbuat jahat atau membuat derita pasien

Minimalisasi akibat buruk

Kewajiban dokter dalam prinsip ini adalah :

         Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau beresiko hilangnya sesuatu yang penting

         Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut

         Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif

         Manfaat bagi pasien lebih besar dari kerugian dokter

3. Justice

Adalah prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun

dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice).4 Pada prinsip ini dokter harus

memperhatikan :

         Tidak boleh mendeskriminasikan pasien dalam hal apapun

         Dokter harus menerima pasien, memberikan kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien,

dan memberikan kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien

         Melibatkan pasien dalam berbagai pertimbangan baik itu dalam tindakan yang dilakukan

maupun obat apa yang diberikan

4. Autonomy

Adalah prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the

rights to self determination). Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan doktrin

Page 3: Kasus Transfusi Darah

informed consent.4 Isi dari informed concent adalah tindakan medis terhadap pasien harus

mendapat persetujuan dari pasien tersebut, setelah ia diberi informasi dan memahaminya.

MALPRAKTEK

Malpraktek merupakan istilah Hukum yang sering dinamakan dengan kelalaian

tindakan dokter yang berakibat kerusakan fisik, mental atau finansial pada pasien.2 Terdapat

tiga unsure dalam malpraktek yaitu: kelalaian, kesalahan medis, dan kerugian pasien.2

Malpraktek tidak hanya merupakan suatu tindakan medis yang salah, tetapi juga merupakan

pelanggaran etik profesi.2 Kelalaian medik dapat digolongkan sebagai malpraktek, tetapi di

dalam malpraktek tidak selalu terdapat unsur kelalaian medik, dengan perkataan lain

malpraktek mempunyai cakupan yang lebih luas daripada kelalaian medik.3

Dari segi hukum, di dalam definisi di atas dapat ditarik pemahaman bahwa malpraktik

dapat terjadi karena tindakan yang disengaja (intentional) seperti pada misconduct tertentu,

tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu kekurang-mahiran / ketidak-kompetenan yang

tidak beralasan.8 Malpraktik dapat dilakukan oleh profesi apa saja, tidak hanya oleh dokter.

PERMASALAHAN5

Sekarang ini telah banyak kasus-kasus yang terjadi akibat kurangnya ketelitian dokter

dalam menjalankan tugas profesinya, sehingga memperburuk keadaan pasien. Salah satu

contohnya adalah kasus , seperti dibawah ini :

BALIKPAPAN-Warga kawasan Kelurahan Batu Ampar Balikpapan Utara, Franky Ferryanto

Siahaan (34) meminta kepolisian mengusut tuntas dugaan malapraktek yang dilakukan pihak

Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB). Sejumlah saksi telah dimintai keterangan,

namun polisi masih menunggu keterangan saksi ahli dalam penyelidikan dugaan malpraktek

yang berbuntut hilangnya nyawa, Debby Rima Riska (29) saat menjalani operasi caesar.

Franky saat ditemui Balikpapan Pos di Polda Kaltim pada Senin (2/5) mengatakan, kematian

istrinya itu terjadi pada Jumat, 2 Juli 2010 silam.

“Istriku melahirkan puteri pertama ku, Debby Abigail Faith Siahaan. Bayi ku selamat, tapi

ibunya menghembuskan nafas terakhir usai menjalani operasi caesar,” kata Franky

menceritakan kronologi kejadian.

Dia menyebut, banyak kejanggalan dalam proses penanganan medis istrinya. Dia menduga

telah terjadi malapraktek, hingga akhirnya Franky memutuskan mengadukan kasus tersebut

ke Direktorat Reskrim Umum Polda Kaltim pada Senin 12 Juli 2010 lalu.

Sebagai terlapor pihak RSPB dan dokter spesialis kandungan berinisial dr T.

Page 4: Kasus Transfusi Darah

Ditanya soal kejanggalan selama proses persalinan berlangsung, Franky menceritakan,

diantaranya saat mulai masuk RSPB sesuai arahan dr T ahli spesialis kandungan yang selama

kurang lebih sembilan bulan masa kehamilan menangani pasien Debby termasuk pula

konsultasi.

Awalnya proses masuk hingga usai persalinan berjalan normal. Almarhum dan bayi

dinyatakan baik dan sehat. Hanya saja usai melahirkan (selengkapnya lihat grafis), tiba-tiba

kondisi Debby tak normal. Detak jantungnya berdebar cukup hebat, batuk berdahak keluar

cairan darah segar. Sehingga dokter melalui perawat yang bertugas meminta keluarga

menyediakan dua kantong darah golongan O.

“Yang saya sesalkan, saat almarhum istri saya menjalani transfusi darah kemudian terjadi

detakan jantung hebat. Namun malahan sang perawat menyuruh saya tenang. Karena saya

khawatir dengan kondisi Debby saya minta segera dibawa ke ruang Instalasi Care Unit (ICU)

yang jaraknya berdekatan dengan kamar perawatan istri saya,” papar dia.

Kemudian, ia melanjutkan, datang dokter jaga berinisial dr A melakukan pengecekan, namun

setelah pengecekan tidak ada perkataan apapun pada Franky, dr A keluar ruangan. “Di sini

saya kecewa tidak ada penanganan cepat, padahal saya ingin malam itu istri saya langsung

dirawat intensif. Kondisi istri saya semakin memburuk, juga tidak ada tindakan,” sesalnya

dengan mata berkaca-kaca mengingat kejadian malam tersebut.

Masih menurut dia, kurang lebih lima jam, tak ada penanganan, hingga sekira pukul 04.30

Wita, korban sudah tak sadarkan diri belum ada penindakan medis yang serius, dr T dan

perawat sudah memeriksa namun tidak melakukan tindakan apa-apa, hingga 30 menit

kemudian korban dinyatakan meninggal dunia.

“Yang membuat saya curiga lagi, saya meminta rekam medis penyebab kematian hingga saat

ini tak kunjung dikasih dengan berbagai alasan. Setiap saya ke RSPB, jawabannya selalu

berbeda. Apakah rekam medis ini ada, hilang, sengaja dihilangkan atau memang tidak ada

rekam medis atas nama istri saya?,” ujar Franky keseharianya pekerja swasta bidang

percetakan sablon itu.

Dikatakan Franky, sepekan setelah meninggalnya Debby, saat dirinya menanyakan rekam

medis istrinya itu, petugas RSPB malahan tidak pernah mendapatkan laporan apabila pasien

Debby telah meninggal.

Franky menduga istrinya mejadi korban malapraktek, terjadi kelalaian dalam proses

penanganan medis diantaranya pemberian transfusi darah dimana pihak RSPB maupun dokter

tidak merujuk rekam medis Debby yang mempunyai riwayat penyakit gejala hypertensi dan

kegemukkan.

Page 5: Kasus Transfusi Darah

Selain itu standar perawatan saat pemberian transfusi darah, penanganan pasien saat kondisi

kritis yang dinilai cukup lamban.

“Saya ingin polisi dapat mengungkap dugaan malapraktek yang dialami almarhum istri

saya,” harapnya.

Sementara itu, Humas RSBP Rita saat dikonfirmasi Balikpapan Pos kemarin

mengungkapkan, pihaknya sudah dipanggil dan dimintai keterangan polisi. “Kami sudah

dipanggil dimintai keterangan, kasus ini sepenuhnya ditangani polisi,” jawab Rita.

Mengenai rekam medis, lanjutnya, pihaknya sudah memberikan surat kematian serta

diagnosa penyakit diderita almarhum.

“Suratnya sudah kami berikan mulai diagnosa sampai surat kematian dari pihak keluarga,”

imbuhnya.

Masih di Polda Kaltim, Direktur Reskrim Umum Polda Kaltim Kombes Idris Kadir

mengungkapkan, kasus dugaan malapraktek ini masih dalam proses pemeriksaan sejumlah

saksi.

Setidaknya ada tiga orang dokter dimintai keterangan, perawat dan bidan. “Kami masih

menunggu pemeriksaan saksi ahli, kasus ini dalam proses penyelidikan,” kata Idris.

Kasus dugaan malapraktek itu kini ditangani unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA)

Satuan I Pidana Umum Ditreskrim Polda Kaltim. Namun, proses penyelidikan yang berjalan

selama kurang lebih 9 bulan lamanya, penyidik belum menetapkan tersangka mengingat

penyelidikan sedang berjalan.

Page 6: Kasus Transfusi Darah

PEMBAHASAN

Akhir-akhir ini tuntutan hukum yang diajukan oleh pasien atau keluarganya kepada

pihak rumah sakit dan atau dokternya semakin meningkat kekerapannya. Tuntutan hukum

tersebut dapat berupa tuntutan pidana maupun perdata, dengan hampir selalu mendasarkan

kepada teori hukum kelalaian.8 Seorangdokter/dokter gigi seharusnya meringankan beban

pasien, bukan malah memperburuk keadaan pasien. Sebelum melakukan suatu tindakan

medik, dokter harus meminta persetujuan pasien atau keluarga setelah menberikan

pemahaman yang benar tentang tindakan yang akan dilakukan, agar tidak terjadi

kesalahpahaman.Dalam ilmu kedokteran, persetujuan merupakan suatu bagian esensial,

perbuatan dokter tersebut merupakan alasan untuk tidak mengkualifisirnya sebagai suatu

tindak pidana dan dapat menumbuhkan alasan pembenar, asal melakukan suatu tindakan

medik itu dengan kecermatan.2 Informasi yang diberikan oleh seorang dokter/dokter gigi

mencakup tentang:

  Diagnosis dan tatacara tindakan medis

  Tujuan tindakan medis

  Alternatif tindakan lain dan resikonya

  Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi

  Prognosis

Inform consent merupakan surat yang menyatakan bahwa pasien diberitahu perihal

penyakit yang dideritanya, kerugian maupun keuntungan dari alternatif perawatan dan

pengobatan yang akan diberikan, penjelasan mengenai biaya yang harus dibayar dan pilihan-

pilihan lain yang memungkinkan untuk mengatasi penyakitnya.6 Sekarang ini, penjelasan

tentang yang akan dilakukan oleh dokter harus diberikan, walaupun pasien tidak memintanya,

ini di berikan agar pasien mengerti apa yang dilakukan dokter sehingga pasien tidak salah

faham.2,6 Pada inform consent, pasien harus menandatangi apakah ia setuju atau menolak

tentang perawatan yang akan dilakukan. Surat yang ditandatangani dengan kesadaran sendiri

tanpa paksaan dari pihak manapun bisa dijadikan bukti sehinnga inform consent merupakan

salah satu pencegahan diri dari tindakan malpraktek dan tuntutan malpraktek.6

Pada dasarnya semua pasien berhak mendapatkan penjelasan sejelas-jelasnya dari

dokter dan dokter gigi yang merawat, langsung dari dokternya atau dari brosur yang dokter

dan dokter gigi berikan. Pertanyaan bisa diajukan untuk melengkapi hal-hal yang belum jelas,

atau bisa diberi penjelasan tambahan oleh asisten atau perawat dokter dan dokter gigi.6

Page 7: Kasus Transfusi Darah

Seorang dokter dalam melaksanakan praktek kedokterannya juga harus membuat

catatan mengenai berbagai informasi mengenai pasien tersebut dalam suatu berkas yang

dikenal sebagai Status, Rekam Medis, Rekam Kesehatan atau Medical Record. Berkas ini

merupakan suatu berkas yang memiliki arti penting bagi pasien, dokter, tenaga kesebatan

serta Rumab Sakit.7 . Berdasarkan data pada Rekam Medis tersebut akan dapat dinilai apakah

pelayanan yang diberikan sudah cukup baik mutunya atau tidak, serta apakah sudah sesuai

standar atau tidak. Untuk itulah, maka pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan

merasa perlu mengatur tata cara penyelenggaraan Rekam Medis dalam suatu peraturan

menteri keehatan agar jelas rambu-rambunya, yaitu berupa Permenkes

No.749a1Menkes/Per/XII/1989 menyatakan bahwa berkas rekam medis itu merupakan milik

sarana pelayanan kesehatan, yang harus disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5

tahun terhitung sejak tanggal terakhir pasien berobat. Untuk tujuan itulah di setiap institusi

pelayanan kesehatan, dibentuk Unit Rekam Medis yang bertugas menyelenggarakan proses

pengelolaan serta penyimpanan Rekam Medis di institusi tersebut.7 Rekam medis juga

memiliki 5 manfaat, yaitu :

1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien

2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum

3. Bahan untuk kepentingan penelitian

4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan

5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.

Dalam UU RI No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran disebutkan juga bahwa :

Pasal 46

1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedoktcran wajib membuat

rekam medis.

2. Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien

selesai menerima pelayanan kesehatan.

3. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang

memberikan pelayanan atau tindakan.

Pasal 47

1. Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan milik dokter,

dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik

Page 8: Kasus Transfusi Darah

pasien.

2. Rekarm medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga

kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

3. Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur

dengan Peraturan Menteri.

KESIMPULAN

Setiap tenaga medis harus memiliki kemampuan dan pengetahuan medis yang

optimal. Seorang tenaga medis tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan, tetapi juga

harus tahu mengapa hal itu dilakukan.1 Sumpah profesi dokter harus senantiasa dilakukan

dalam melakukan praktik kedokteran, apabila seorang dokter melanggar janji tersebut berarti

menodai kesucian profesi tersebut.1 Profesi harus dijalankan tanpa pamrih, dimana

kepentingan pasien harus diutamakan, bahkan harus didahulukan dari kepentingan pribadi

atau keluarga.1

DAFTAR PUSTKA

1.      Wiradharma D. Etika Profesi Medis. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2008: 74-91.

2.      Aj, OS.Profesi Dokter. Jakarta: Erlangga, 1991: 60,61,117,118.

3.      Siswoyo. Masalah Malpraktek dan Kelalaian Medik dalam Pelayanan Kesehatan. 14 Juni

2010. <http://waspadamedan.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=2085:masalah-malpraktek-dan-kelalaian-medik-

dalam-pelayanan-kesehatan&catid=69:kesehatan&Itemid=241> (29 Desember 2011)

4.      Sampurna A. Dasar Etik dan Moral Profesi Kedokteran.

<http://www.freewebs.com/komitemedik/etikdanmoral.html>. (05 Januari 2012).

5.      Balikpapan Pos. Diduga Malapraktek, Nyawa Debby Melayang. 03 Mei 2011.

<http://www.balikpapanpos.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=54823>. (07 Januari

2012).

6.      Dention. Informed Consent. <http://dention.bravehost.com/INFORMED

%20CONSENT.html>. (07 Januari 2012).

7.      Qauliyah A. Rekam Medis. <http://astaqauliyah.com/2007/10/rekam-medis-defenisi-dan-

kegunaannya/>. (07 Januari 2012).

8.      Sampurna A. Malpraktek Medis. <http://www.freewebs.com/kiathadapigugatan/>. (07

Januari 2012).

Page 9: Kasus Transfusi Darah