kasus aspek hukum

9
23 April 2013 | 11:15:17 Kasus Investasi Emas GTI Syariah Fakta Menggelitik dari Penipuan Investasi Emas GTI Syariah Posted: 05/03/2013 21:21 jewellerstrade.com.au Liputan6.com, Jakarta : 'Udah gak zaman investasi emas hanya mengandalkan fluktuasi harga. Pertahankan nilai uang Anda. Nikmati kepastian keuntungan setiap bulan cash back 2% dengan pembelian emas batangan di PT GTI' Iklan PT Golden Traders Indonesia (GTI) seperti itu banyak bermunculan di tahun 2012. Perusahaan yang awalnya hanya perdagangan jual beli emas batangan itu akhirnya memproklamirkan diri sebagai perusahaan perusahaan investasi yang berlabel syarih menjadi PT GTI Syariah. Tak tanggung-tanggung perubahan menjadi GTI Syariah yang terjadi pada 24 Agustus 2011 itu mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Serah terima sertifikat MUI diberikan oleh KH. M’ruf Amin selaku ketua MUI dan

Upload: jefry-guenz

Post on 14-Nov-2015

227 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Kasus

TRANSCRIPT

23 April 2013 | 11:15:17 Kasus Investasi Emas GTI SyariahFakta Menggelitik dari Penipuan Investasi Emas GTI SyariahPosted: 05/03/2013 21:21

jewellerstrade.com.auLiputan6.com, Jakarta : 'Udah gak zaman investasi emas hanya mengandalkan fluktuasi harga. Pertahankan nilai uang Anda. Nikmati kepastian keuntungan setiap bulan cash back 2% dengan pembelian emas batangan di PT GTI'

Iklan PT Golden Traders Indonesia (GTI) seperti itu banyak bermunculan di tahun 2012. Perusahaan yang awalnya hanya perdagangan jual beli emas batangan itu akhirnya memproklamirkan diri sebagai perusahaan perusahaan investasi yang berlabel syarih menjadi PT GTI Syariah.

Tak tanggung-tanggung perubahan menjadi GTI Syariah yang terjadi pada 24 Agustus 2011 itu mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Serah terima sertifikat MUI diberikan oleh KH. Mruf Amin selaku ketua MUI dan disaksikan oleh ketua DPR Marzuki Alie.

Namun kini yang terjadi GTI Syariah diadukan banyak nasabahnya karena dianggap telah melakukan penipuan. Meski belum ada data yang pasti, tidak tanggung-tanggung konon jumlah dana nasabah yang ditipu kabarnya mencapai Rp 10 triliun.

Pemilik PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS), Ong Han Cun yang merupakan warga negara Malaysia dikabarkan membawa kabur emas dan uang nasabah bernilai Rp 10 triliun.

Berikut fakta menggelitik dari GTI Syariah yang dirangkum liputan6.com, Selasa (5/3/2013):

1. Ong Han Cun bisa melenggang menjajakan bisnisnya karena memperoleh rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Fakta: berikut sertifikat yang didapatnya.

Pada sertifikat tertulis:

Nama: PT Golden Traders IndonesiaKelompok Usaha: Bisnis SyariahAlamat: Jl Pluit Permai Raya No. 23 Jakarta 14450Produk: Investasi EmasTelah memenuhi prinsip syariahJakarta, 23 Agustus 2011 M/ 23 Ramadhan 1432 HDewan Syaraih NasionalMajelis Ulama IndonesiaTertanda: KH Ma'ruf Amin (Ketua Pelaksana) dan Drs. HM. Ichwan SAM (Sekretaris).

2. Pendiri Investasi Emas GTI adalah Mr. Michael H.C.Ong bekerjasama dengan Mr. Edward C.H.Ho.

Fakta: Ong kini dinyatakan sudah kabur dan keluar dari Indonesia

3. Pendiri GTI Syariah adalah Dato Taufiq Michael Ong, dan juga mengundang Dato Zahari Sulaiman menjadi Komisaris dari Perusahaan ini. Partisipasi beliau tentunya akan meningkatkan nilai intrisik dari GTI Syariah. Disamping itu GTI Syariah juga membagikan 10% saham kepada MUI ( Majelis Ulama Indonesia ).

Fakta: MUI belum memberikan penjelasan tentang kejelasan porsi saham tersebut..

4. Selain MUI, Ketua DPR Marzuki Ali juga disebut memiliki 10% saham.

Fakta: Marzuki membantah dirinya bagian dari Golden Traders, apalagi menjabat sebagai penasihat.

"Kalau disebut penasihat dan ada dalam situs, artinya mereka telah memanipulasi fakta," tutur Marzuki Alie, di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (28/2/2013).

5. Selama masa penyimpanan emas dari Golden Traders Indonesia, nasabah memperoleh bunga fix 4,5% setiap bulan sampai kontrak emas dicairkan kembali ke Golden Traders Indonesia.

Fakta: Kini banyak nasabah yang mengaku tidak lagi mendapatkan bunga dan sejumlah nasabah melaporkan modalnya juga ikut tergerus.

SEMARANGLagi, Penipuan Investasi Saham TerungkapUtami | Selasa, 9 April 2013 | 15:48 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Penipuan dengan modus penanaman investasi saham kembali terjadi. Kali ini polisi menangkap seorang tersangka bernama Fanny Sudarmono (27) warga Kaliwiru Semarang.

Pria tersebut menjadi tersangka penipuan dari dua korban dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp900 juta. Kedua korban yakni Hasina Supraptu (56) yang telah menanamkan uangnya Rp250 juta dengan kontrak dari 4 Januari 2012 hingga 4 Januari 2013.

Korban kedua yakni Bakti Budiyanto (44) yang sudah dua kali menyetorkan uang. Pertama sebesar Rp100 juta dengan masa kontrak 11 Januari 2012 hingga 11 Januari 2013, serta Rp550 juta dengan masa kontrak 21 Mei 2012 hingga 21 Mei 2013.

Menurut pengakuan tersangka saat gelar perkara di Mapolsek Semarang Barat, Selasa (9/4/2013), para nasabah itu dijanjikan bunga sebesar 2,5 persen. "Sebenarnya 5 persen, tapi sisanya untuk marketing. Uang itu tidak kembali ke nasabah sesuai kontrak karena perusahaan kami bangkrut," ujarnya.

Ia sendiri adalah Deputi General Manager PT Axo Capital Futures (ACF) Cabang Semarang yang berkantor di Jalan DI Panjaitan Nomor 36. Tersangka itu kemudian mendirikan perusahaan dengan nama CV Gold Assets.

Melalui perusahaannya itulah ia menawarkan investasi. Ia sendiri di CV tersebut berkedudukan sebagai direktur. Dari penanaman saham itu kemudian dikelolakan ke perusahaan investasi lain. Dengan harapan akan mendapat keuntungan yang berlipat dan lebih besar.

Namun ternyata perusahaan justru mengalami kebangkrutan sehingga tidak bisa mengembalikan dana nasabah seperti yang sudah dijanjikan. "Perusahaan kami bangkrut akhir 2012, hal ini karena harga pasar internasional labil. Ya ini memang risiko usaha yang saya jalankan, saya akan bertanggungjawab, toh saya juga tidak melarikan diri, hasil tiap bulan juga kami berikan ke nasabah,"ujarnya.

Kapolsek Semarang Barat Kompol Yani Permana mengatakan kedua korbannya melapor karena merasa dirugikan. Selain itu kerugian yang ditimbulkan juga terbilang besar. "Sedang tersangka ditangkap pada 13 Februari lalu di mal Paragon Semarang," kata Yani Permana.

Berkas tersangka sudah lengkap dan dinyatakan P21, sebab itu akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Semarang. Tersangka dijerat Pasal 378 dan 372 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP penipuan dan penggelapan.

Penipuan ini, ungkap Yani Permana, mirip dengan komoditi berjangka. Hal ini juga yang sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia. "Masyarakat diharapkan bisa lebih waspada, janga mudah tergiur bunga tinggi dan keuntungan besar. Untuk berinvestasi harus lebih jeli sehingga tidak menjadi korban seperti ini," kata Yani Permana.

Sejumlah barang bukti yang disita dari tersangka yakni delapan buku tabungan, satu laptop serta beberapa dokumen perjanjian.

OJK Cek Kabar Penipuan Investasi Emas Rp 10 Triliun GTI SyariahPosted: 28/02/2013 12:49

Liputan6.com, Jakarta : Kasus penipuan bermotif investasi emas kembali berulang. Kali ini pemilik PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS), Ong Han Cun yang merupakan warga negara Malaysia dikabarkan membawa kabur emas dan uang nasabah bernilai Rp 10 triliun.

Sebuah sumber menyebutkan, telah terjadi kasus penipuan bermotif investasi emas yang dilakukan PT GTI Syariah. Buron melarikan emas dan uang nasabah senilai 10 triliun Perusahaan milik Ong Han Cun ini bisa melenggang menjajakan bisnisnya karena memperoleh rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Saat dikonfirmasi kebenaran informasi tersebut, Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Kusumaningtuti S Soetiono menyatakan pihaknya akan mengecek kebenaran informasi tersebut. "Saya akan cek dulu," kata dia pesan singkat kepada Liputan6.com, Kamis (28/2/2013).

Kusumingtuti menyatakan hingga saat ini, pihak OJK sama sekali belum menerima pengaduan maupun laporan terkait penipuan investasi yang dilakukan GTI Syariah.

Sementara itu, saat diminta konfirmasinya terkait rekomendasi MUI tersebut, Ketua MUI Pusat bidang Fatwa Ma'ruf Amin mengaku dirinya saat ini tengah berada di Mekkah, Arab Saudi. Sementara telepon Ketua MUI lainnya, Hamidan, diketahui tak aktif.

Sebagai informasi, dalam penawarannya nasabah GTI Syariah diharuskan membayar terlebih dahulu sebelum menerima emas yang akan diperolehnya sepekan kemudian. Saat menjual emas, nasabah diminta untuk menyimpan emasnya di GTI Syariah dan uang akan cari dalam satu pekan kemudian.

"Tenggang waktu inilah yang dipakai untuk melarikan uang dan emas nasabah," ujar BBM Messanger dari nasabah yang mengaku tertipu dengan model investasi tersebut.

Kabar munculnya kembali kasus penipuan investasi ini, menambah panjang daftar kejahatan keuangan di tanah air. Sebelumnya, nasabah Raihan Jewellery terpaksa gigit jari karena imbal hasil (return) dari investasi mereka yang diperkirakan mencapai Rp 13,2 triliun mandek sejak Januari.

Raihan Jewellery menawarkan imbal hasil 3%-5% per bulan bagi investor yang menanamkan dana untuk investasi emas. Imbal hasil rutin dibayarkan sejak 2010, tetapi berhenti pada Januari 2013. Dana nasabah yang dihimpun diperkirakan mencapai Rp 13,2 triliun untuk total 2,2 ton emas.

Angka penjualan ini tidak termasuk dengan penjualan di Langsa dan Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam. Rinciannya di Medan sebanyak 1.200 kg, cabang surabaya 500 kg, dan Jakarta sekitar 500 kg.

Berdasarkan website Raihan Jewellery, kantor cabang di Surabaya berada di lantai 7 Wisma BII, Jalan Pemuda, Surabaya.

Polisi Tetapkan Lima Tersangka Penipuan EmasPenulis : Mukhamad Kurniawan | Kamis, 4 April 2013 | 12:45 WIB

Kompas/Mukhamad Kurniawan Sejumlah mobil milik direksi perusahaan investasi emas PT Graha Arthamas Abadi disita polisi di Polsek Metro Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (4/4/2013).

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menetapkan direksi dan pemegang saham PT Graha Arthamas Abadi, yakni MSW, RL, ST, LH, dan BST, sebagai tersangka kasus penipuan dan penggelapan denga kedok investasi emas. Akibat perbuatan mereka, sekitar 500 nasabah merugi ratusan miliaran rupiah.Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara, Ajun Komisaris Besar Daddy Hartadi, Kamis (4/4/2013) mengatakan, pihaknya menyita 3,397 kilogram emas, empat unit mobil, 14 unit komputer, 21 buku rekening, ruko, dan rumah sebagai barang bukti."Para pelaku mengiming-imingi calon nasabahnya investasi dengan bunga hingga 4,5 persen. Mereka dijerat dengan Pasal 378 atau 372 KUHP dengan ancaman pidana paling lama empat tahun," tambah Daddy.Penipuan itu dilaporkan seorang nasabah, Sanjaya, ke Polsek Metro Kelapa Gading pada 19 Maret 2013. Belakangan nasabah-nasabah lain melaporkan perusahaan yang sama. Pada 27 Maret 2013, polisi menangkap direksi dan pemegang saham perusahaan yang berkantor pusat di Rukan Bisnis Artha Gading Niaga Jl Boulevard Artha Gading Kelapa Gading, Jakarta Utara.