kasus 1 sesi 1 nomer 4

1
Kasus 1 Sesi 1 Nomer 4 Vaksin Polisakarida Vaksin Polisakarida bukan merupakan protein tetapi berasal dari bagian polisakarida kapsul bakteri. Vaksin ini merupakan T independent antigen yang hanya akan menginduksi sekresi IgM, tanpa sel memori atau class switching. Ada 4 jenis vaksin polisakarida, yaitu untuk mencegah infeksi Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae tipe b, dan Salmonella typhi. Capsular polysaccharida merupakan imunogen yang lemah sehingga kurang imunogenik untuk anak usia dibawah 2 tahun. Pada anak berusia dibawah 2 tahun T independent B cells belum memproduksi antipolisaccharide antibodies. Imunogenitas vaksin polisakarida dapat ditingkatkan dengan mengikatkan suatu protein karier, biasanya toksoid tetanus atau toksoid difteria, sehingga menjadi T dependent vaccines. Sel B dengan reseptor antigen yang tepat, akan mengikat konjugat kemudian memfagositnya, lalu memprosesnya, setelah itu mempresentasikan peptide antigen kepada TH cells, dan menginduksi IgG antibody responses yang memberikan proteksi lebih efektif.

Upload: devina-wangsa

Post on 14-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus 1 Sesi 1 Nomer 4

Kasus 1 Sesi 1 Nomer 4

Vaksin Polisakarida

Vaksin Polisakarida bukan merupakan protein tetapi berasal dari bagian polisakarida

kapsul bakteri. Vaksin ini merupakan T independent antigen yang hanya akan menginduksi

sekresi IgM, tanpa sel memori atau class switching. Ada 4 jenis vaksin polisakarida, yaitu

untuk mencegah infeksi Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Haemophilus

influenzae tipe b, dan Salmonella typhi. Capsular polysaccharida merupakan imunogen yang

lemah sehingga kurang imunogenik untuk anak usia dibawah 2 tahun. Pada anak berusia

dibawah 2 tahun T independent B cells belum memproduksi antipolisaccharide antibodies.

Imunogenitas vaksin polisakarida dapat ditingkatkan dengan mengikatkan suatu protein

karier, biasanya toksoid tetanus atau toksoid difteria, sehingga menjadi T dependent vaccines.

Sel B dengan reseptor antigen yang tepat, akan mengikat konjugat kemudian memfagositnya,

lalu memprosesnya, setelah itu mempresentasikan peptide antigen kepada TH cells, dan

menginduksi IgG antibody responses yang memberikan proteksi lebih efektif.