karya tulis wirausaha
DESCRIPTION
tulisan ini tugas akhir matakuliah perubahan orang dewasa, ini tentang pembuatan usaha rumah makan betawiTRANSCRIPT
2012
DIEN SILVIA BUSTAMI
1515120044
MEMBANGUN PEREKONOMIAN DENGAN MAKANAN TRADISIONAL
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum .Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan karya tulis
ini dengan diberi kemudahan. Tanpa pertolonganya mungkin penulis tidak akan sanggup
menyelesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ini dibuat untuk membantu memberikan solusi perekonomian di daerah
pegangsaan dua kelapa gading, Jakarta utara. Karya tulis ini di susun oleh penulis dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis sendiri maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah SWT akhirnya karya tulis
ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan orang tua yang telah
banyak membantu memberikan ide dalam penyusun karya tulis ini agar dapat
menyelesaikannya.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun karya tulis ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis menyadari
bahwa karya tulis ini kurang sempurna.Oleh karena itu, Kritik yang membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan. Terima kasih.
Wassalamualaikum .Wr.WB
Jakarta, Desember 2012
(Dien Silvia Bustami)
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar ……………………………………………………………………………………ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………iii
Ringkasan Singkat ………………………………………………………………………………iv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………………1
1.2. Perumusan Masalah……………………………………………………………………….2
1.3. Tujuan………………………………………………………………………………………...2
1.4. Kegunaan ……………………………………………………………………………………2
1.5. Fokus Perubahan…………………………………………………………………………..2
BAB II : ISI
2.1. Tinjauan Pustaka …………………………………………………………………………..3
2.2. Gambaran Rencana Perubahan…………………………………………………………6
BAB III : PENUTUP
3.1. Kesimpulan ………………………………………………………………………………..10
3.2. Saran………………………………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI
iii
RINGKASAN SINGKAT
Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat
dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya
perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbanding-
an dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan
dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi
di dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini
berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-
perubahan.
Untuk menciptakan perubahan itu di butuhkan kekreatifan, kepercayaan, keinginan
dan aksi agar perubahan yang ingin dicapai akan terwujud. Dengan penulis memberikan
gagasan yang dimana mefokuskan pada membangun perekonomian di daerah pegangsaan
dua kelapagading yang kebanyakan di daerah terdapat penduduk yang memiliki
penghasilan yang minim dan banyak pengangguran dengan membangun warung makan
khas betawi.
Dengan tujuan untuk memberikan lapangan pekerjaan yang dapat membantu
menaikan perekonomian pribadi, keluarga dan masyarakat setempat. Dan sebagai wadah
untuk melestarikan dan membudayakan adat tradisional betawi.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kondisi perekonomian di Indonesia saat ini tidaklah seimbangan, terdapat banyak
perbedaan di negeri yang luas dan hijau ini. Di sebuah daerah terdapat berderet rumah
besar, bagus, dengan arsitektur yang indah dan terdapat mobil-mobil mewah yang
menghiasi rumah-rumah ,dan sebaliknya dibelakang rumah mewah ini terdapat rumah yang
terbuat dari triplek dan kardus.
Seperti itulah keadaan di daerah ibukota Jakarta ini yang sangat terlihat kesenjangan
antara orang kaya dan orang miskin.
Terlebih di daerah Pegangsaan Dua Jakarta Utara yang terletak di antara
perumahan Kelapagading residence, yang dimana didaerah ini banyak rumah-rumah yang
sangat berdekatan, banyak remaja yang menganggur sehingga banyak yang berada di
jalan,dan yang bekerja memiliki penghasilan yang minim sehingga perekonomian di daerah
ini terbilang buruk.
Cara untuk membantu mencari penghasilan sampingan dan membuka lapangan
pekerja di daerah ini yaitu dengan potensi yang dilihat dari lingkungan sekitar yang
kebanyakan dari warga pegangsaan dua adalah mayoritas orang bersuku Betawi yang bisa
mengelola dan menyediakan masakan khas betawi seperti gado-gado, karedok dan lain-lain
Jakarta memiliki kebudayaan yang sangat banyak mulai dari kesenian, dan
kuliner.kuliner ini dapat dibuat sebagai bahan penghasilan untuk itu penulis mengusulkan
untuk membuat warung makan yang diisi dengan makanan khas betawi dan dikelolah oleh
warga setempat sebagai lapangan pekerjaan untuk remaja dan pemuda daerah ini, selain itu
juga untuk melestarikan kuliner masakan tradisional Betawi.
Di karya tulis ini akan dibahas mengenai ide yang diberikan untuk perubahan
masyarakat di daerah pegangsaan dua ini. Diberi judul “Membangun Perekonomian
dengan MasakanTradisional.”
1
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian di atas,rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian
ini adalah :
1. Perumusan masalah ini dilihat dari keinginan aksi untuk berwirausaha dengan
potensi yang dimiliki oleh warga setempat dengan membangun warung makan
dengan di isi oleh makanan tradisional betawi.
2. Warga yang mendiami daerah ini hanya memiliki penghasilan yang minim karena
kebanyakan bekerja sebagai buruh tidak tetap,sulitnya mencari pekerjaan dan kaum
ibu yang menginginkan pekerjaan tambahan untuk membantu suami mereka.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu
mengembangkan potensi warga setempat dengan membuka warung makan yang berisikan
masakan tradisional betawi dan memajukan perekonomian warga menjadi lebih baik.
1.4. Kegunaan
Dapat memajukan perekonomian bagi warga setempat.
Menambah rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri.
Menambah ilmu mengenai resep masakan dan cara mengelolah usaha.
1.5. Fokus Perubahan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis ingin memfokuskan perubahan
dari segi meningkatkan perekonomian warga dengan membuat sektor usaha dibidang
kuliner dengan perilaku warga setempat yang memiliki pengetahuan mengenai kuliner
masakan khas jakarta (betawi)
2
BAB II
2.1. Tinjauan Pustaka
I. Angka Kemiskinan di DKI Jakarta
Data statistik menunjukkan angka kemiskinan di Jakarta menurun dari 7.35%
(2005), 4.61%(2007), menjadi 3.75% (2011). Angka kemiskinan ini dihitung dengan
menggunakan ukuran kemiskinan mutlak di mana seorang dinyatakan miskin jika
pengeluaran kurang dari Rp. 355.480/bulan/kapita pada tahun 2011. Sebuah batas yang
sangat rendah untuk hidup layak di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta boleh berbangga dan
mengklaim bahwa Jakarta memiliki tingkat kemiskinan terendah di Indonesia. Tetapi jika
dibandingkan dengan keberhasilan daerah lain dalam menurunkan angka kemiskinan, DKI
Jakarta sangat tertinggal karena dalam 4 tahun (2007-2011) hanya mampu menurunkan
kemiskinan sebesar 0.86% atau 0.21%/tahun.
Di sisi lain, kebanggaan dan klaim keberhasilan menurunkan angka kemiskinan
hanyalah semu belaka, karena dengan tingkat pendapatan perkapita sekitar Rp. 33,35
juta/kapita/tahun (2005) maka ukuran kemiskinan mutlak seharusnya sudah ditinggalkan
dan digantikan dengan ukuran kemiskinan yang bersifat relatif maupun subyektif. Sen
(1983) mengemukakan bahwa negara (daerah) yang sudah mencapai kemakmuran tertentu
sudah seharusnya fokus pada isu kemiskinan relatif. Ukuran kemiskinan absolut/mutlak
cocok untuk diterapkan di propinsi seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua atau
daerah yang level pembangunannya masih rendah, bukan daerah seperti Jakarta.
Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dihitung dengan membandingkan
pendapatan seseorang dengan rata-rata pendapatan seluruh masyarakat di suatu wilayah.
Seorang dikatakan miskin jika pendapatannya kurang dari 0.5 dari rata-rata pendapatan
seluruh masyarakat. Berdasarkan perhitungan penulis dengan menggunakan data Susenas
2005, angka kemiskinan relatif di DKI Jakarta adalah sebesar 41.31%, sebuah angka
kemiskinan relatif terbesar di Indonesia. Terlihat jelas dengan menggeser ukuran
kemiskinan dari ukuran mutlak menjadi ukuran relatif, angka kemiskinan DKI Jakarta
melonjak dari 7.37% menjadi 41.31%. Ukuran kemiskinan relatif dapat dijadikan salah satu
indikator ketimpangan pendapatan dalam masyarakat dan juga indikator hidup layak seperti
warga lain di lingkungan sekelilingnya.
3
Perhitungan penulis menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan relatif berkaitan erat
dengan tingkat kriminalitas di suatu daerah. Satu persen kenaikan angka kemiskinan relatif
akan meningkatkan resiko kriminalitas sebesar 11 per 100.000 penduduk. Data kepolisian
tahun 2009 menunjukkan angka resiko kriminalitas di Jakarta adalah 2 kali lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata resiko kriminalitas di Indonesia. Kombinasi kemacetan, stres
warga ibukota, ketimpangan sosial dan kriminalitas merupakan racikan dasyat bom waktu
yang bisa meledak sewaktu-waktu di Jakarta.
2. Kuliner Betawi yang Nyaris Punah.
Perjalanan sejarah Betawi tentu saja mempengaruhi budaya dan pola kehidupan
masyarakat Betawi. Salah satunya terlihat dari keragaman kulinernya. Pengaruh tradisi
China misalnya tampak dari beberapa jenis makanan Betawi. Contohnya penggunaan
bahan dasar tahu dan masakan berbahan ikan seperti ikan Cing Cuan. Yang terakhir ini
adalah sajian dari ikan ekor kuning atau ikan pisang-pisang yang diberi bumbu tauco.
Selain China, masakan Betawi juga dipengaruhi oleh budaya Arab dan Eropa. Jika
Anda menyantap Nasi Kebuli atau Gule itu adalah sajian khas Betawi yang kuat dipengaruhi
budaya Arab. Sementara sentuhan budaya Eropa, terasa pada sajian khas Betawi seperti
Semur Jengkol atau Lapis Legit. Semur (bisa juga Gabus Pucung) dan Lapis Legit sangat
dipengaruhi oleh Steak dan Cake dari Eropa.
Masyarakat Betawi memiliki banyak makanan lezat. Sayang beberapa di antaranya
kian punah. Siapa tak suka dengan Soto Betawi yang gurih dan manis itu. Atau kudapan
bercita rasa khas seperti Kerak Telor. Selain dua sajian ini, Betawi masih punya banyak
makanan lezat lainnya. Hanya saja sekarang ini tak semua hidangan khas Betawi dapat
dijumpai dengan mudah di jakarta. beberapa di antaranya sudah bisa dikatakan telah
punah.
Ciri khas hidangan betawi adalah citarasa gurih dan sedap. Masakan Betawi yang
masih bertahan dan bisa dinikmati masyarakat bisa dihitung dengan jari. Beberapa di
antaranya cukup populer yaitu Soto Betawi, Kerak Telor, Nasi Uduk dan Nasi Ulam. Bahkan
tak sedikit orang yang bukan asli Betawi menjual sajian asli khas Betawi ini.
Contoh masakan langka namun paling khas dan unik yang dimiliki masyarakat
Betawi adalah Ketupat Babanci. Sesuai dengan namanya, Ketupat Babanci adalah masakan
dengan unsur utama ketupat yang disantap dengan kuah santan berisi daging sapi dan
diberi aneka bumbu seperti kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai dan rempah-
4
rempah. Salah satu rempah-rempah yang sudah tak dapat lagi dijumpai di daerah Jakarta
adalah buah Jali-jali. Kini tumbuhan buah Jali-jali hanya bisa dijumpai budidaya
tumbuhannya di negeri Belanda. Dulu ketika Jakarta masih memiliki banyak semak belukar,
tumbuhan Jali-jali tumbuh bebas di rerumputan tanah lapang. Seiring dengan hilangnya
lahan luas dan rerumputan liar, maka hilang pula lah tumbuhan buah Jali-jali yang menjadi
bahan dasar rempah bumbu Ketupat Babanci.
Sajian khas Betawi di hari-hari istimewa seperti Lebaran dan syukuran kini menjadi
menu tradisional yang dinanti. Sajian yang paling umum hadir di meja makan masyarakat
Betawi saat Lebaran adalah Ketupat Sayur, Sambal Godok dan Semur. Orang Betawi
zaman dahulu bila mengadakan syukuran, tahlilan, maulid dan sejenisnya, selalu
menyajikan Nasi Berkat. Dibungkus daun jati atau teratai, Nasi Berkat dilengkapi dengan
Semur, Pesmol Bandeng, Gulai Buncis, Serundeng dan Perkedel. Tapi kini Nasi Berkat
telah mulai dilupakan dan hilang dari tradisi Betawi.
Orang Betawi punya menu spesial untuk sarapan yakni Pindang Bandeng. Karena
disantap waktu sarapan, orang Betawi sengaja memasak bandeng saat sore hari. Begitu
pagi hari, Pindang Bandeng langsung dihangatkan dan dinikmati dengan sisa nasi semalam.
Menu sarapan lain adalah Nasi Ulam. Namun yang banyak dijajakan sekarang ini dengan
Semur Tahu dan Telur, bukanlah Nasi Ulam asli Betawi. Karena, Nasi Ulam asli Betawi
disajikan dengan bumbu sambal terasi dan bumbu urap.
Selain Pindang Bandeng, orang Betawi memiliki sajian berbahan ikan lainnya. Sebut
saja misalnya Pecak Lele, Gurame dan Ikan Emas. Ada pula sayur Gabus Pucung (kluwek,
kluak) dengan ikan gabus yang diolah dengan bumbu kluwak (black nut = kacang hitam).
Sayangnya jarang Betawi yang mengolah masakan ini, disamping sulitnya ternak ikan gabus
kanibal bila diternak (ikan gabus cenderung memangsa anak-anaknya sendiri), namun
begitu masih ada beberapa warung makanan khas masakan Betawi yang menyajikan
masakan ikan liar gabus ini. Sajian paling unik dari ikan adalah Pepes Ikan Belanak. Dan
seperti halnya Gabus Pucung, Pepes Ikan Belanak juga sudah langka.
Sementara itu wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan
dengan kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki kesiapan
mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga seorang
wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha
seperti percaya diri, mempunyai banyak minat, bisa bersepakat, mempunyai ambisi, berjiwa
penjelajah, suka mencoba sesuatu, dll
Tahapan wirausaha yaitu :
1. Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang
5
mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan
‘’franchising’’.Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian, industri, atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan
mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3. Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan
analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi
yang dihadapi.
4. Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu
pilihan yang mungkin diambil.
Dalam karya tulis ini penulis akan memberikan ide untuk solusi perekonomian
dimasyarakat pegangsaan dua kelapa gading dengan berwirausaha di bidang kuliner
dengan memanfaatkan keahlian mereka dalam menyajikan masakan tradisional betawi.
2.2. GAMBARAN UMUM RENCANA PERUBAHAN
DKI Jakarta memiliki 5 wilayah yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan,
Jakarta Barat, dan Jakarta Utara. Disini penulis akan mema[arkan keadaan di daerah jakarta
utara tepatnya di daerah pegangsaan dua kelapa gading, Jakarta Utara.
Ini adalah daerah yang padat penduduk terdapat 30.135 jiwa dan luas wilayah
628,45 Hektar. Di pinggiran daerah ini terdapat lingkungan yang banyak penduduknya
memiliki penghasilan yang kurang dari standar dan banyak penduduk yang memiliki tempat
tinggal kurang layak dan di apit oleh perumahan mewah.
Daerah ini banyak penduduk asli betawi yang memiliki potensi untuk memasak
makanan khas betawi dan masih kental dengan kebudayaan betawi, dengan ini penulis ingin
membuat warung makan dengan nuasan betawi yang sangat kental dan dapat membuat
lapangan pekerjaan untuk warga setempat. Dengan warung ini juga dapat melestarikan
kebudayaan betawi sehingga tidak dimakan zaman.
6
Contoh masakan betawi dan berikut penjelasan dari setiap makanan tersebut,
seperti:
Nasi Uduk.
Masakan Betawi yang paling populer ini masih mudah ditemui di hampir semua
pelosok di lima wilayah Jakarta. terbuat dari beras putih yang dimasak dengan santan
kelapa, serta dibumbui garam, daun serai, daun salam dan daun jeruk. Rasanya sangat
gurih dan nikmat, terutama bila disantap saat masih hangat mengepul. Biasanya nasi uduk
ditemani lauk pauk seperti ayam goreng, tahu goreng, telur dadar yang diiris-iris, abon dan
tempe kering yang dipotong-potong tipis dimasak manis. Nasi Uduk juga disajikan dengan
bawang goreng, emping goreng (beberapa tempat diganti dengan kerupuk kecil warna-
warni), timun dan tentunya sambel kacang.
Nasi Ulam.
Bedanya dengan Nasi Uduk, Nasi Ulam dibuat dari nasi biasa, tidak dimasak dengan
santan. Ciri khasnya adanya taburan serundeng kelapa di atas nasi putih. Kemudian juga
tambahannya seperti tempe goreng, tempe goreng tepung, dadar telur, sedikit taoge,
ketimun iris dan daun semanggi. Tidak lupa juga kerupuk, emping serta bawang goreng.
Nasi Ulam adalah bukti hadirnya pengaruh dari berbagai budaya kuliner yang pernah
singgah ke Jakarta.
Dendeng dan Bihun Goreng merupakan pengaruh budaya Tionghoa.
Perkedel merupakan "sumbangan" Belanda. Semur mempunyai kemiripan dengan
Calderada dari Portugis, atau juga mirip dengan kebanyakan hidangan Belanda yang
dimasak secara braising (merebus). Tempe goreng dan rempeyek kacang adalah budaya
Jawa. Nasi Ulam selalu disajikan dalam acara hajatan di daaerah Kampung Melayu, Bali
Mester (sekarang Jatinegara) dan sekitarnya.
Pindang Bandeng
Biasanya disantap dengan menu sarapan orang Betawi, seperti halnya Nasi Uduk.
Kuah pada Pindang Bandeng hapir enyerupai Semur, tapi bedanya ada tambahan belimbing
wuluh di dalamnya. Rasanya sangat lezat dan segar apalagi bila dimakan dengan nasi putih.
Gurame Pecak dan Gabus Pucung
Gurame Pecak adalah sajian ikan berkuah.
7
Kuah pecak tampilannya mirip kuah bumbu rujak, berwarna kekuning-kuningan
dengan santan pekat. Kuah santan itu dimasak dengan bumbu kuning, kemiri, kacang
tanah, bawang merah dan bawang putih, kencur serta garam. Sedangkan Gabus Pucung
yang juga hidangan ikan berkuah, memiliki kuah berwarna kehitaman karena bahan
utamanya adalah pucung atau orang Jawa mengenalnya sebagai kluwak. Tampilan kuah
pucung mirip dengan rawon dari Jawa Timur. Sedangkan bumbu-bumbunya adalah cabai,
bawang merah, bawang putih, kencur, jahe dan kunyit.
Ketupat Babanci dan Ketupat Sayur
Masakan khas Betawi ini sudah sangat langka dan sudah tidak ada lagi yang
menjual. Seperti namanya maka unsur utama sajiannya adalah ketupat. Ketupat ini disantap
dengan kuah santan berisi daging sapi dan diberi aneka bumbu rempah seperti kemiri,
bawang merah, bawang putih, cabai, dan buah jali-jali (tumbuhan ini sudah punah dari tanah
Jakarta). Selain Ketupat Babanci, sajian ketupat lainnya yang dikenal oleh orang Betawi
adalah Ketupat Sayur. Ketupat sayur adalah ketupat yang disajikan dengan sayur labuh
(atau pepaya muda yang diris halus) dengan santan yang dimasak dengan bumbu kemiri,
kunyit, bawang merah, bawang putih serta potongan ebi (udang kering) dan biasanya dihiasi
dengan sambel goreng. Biasanya juga dinikmati dengan potongan ayam sayur dan juga
ditambahi dengan kerupuk kecil warna-warni atau emping.
Soto Tangkar, Sop Buntut dan Sop Kaki Sapi
Soto Tangkar adalah soto berkuah santan yang berisi tangkar (potongan daging
tulang iga), sedangkan Sop Buntut adalah masakan sop dari tulang buntut sapi dan Sop
Kaki Sapi juga masakan sop dari tulang kaki sapi. Sejarah lahirnya soto dan sop ini berawal
pada saat penjajahan Belanda. Pada masa itu, masyarakat Betawi hanya mampu membeli
tangkar, buntut dan kaki sapi yang hanya berdaging sedikit untuk kemudian diolah menjadi
sajian yang enak. Tapi sekarang Soto Tangkar dapat ditambahkan dengan daging dan
beragam jeroan sapi sesuai selera. Walaupun kuahnya menggunakan santan, Soto Tangkar
tidaklah termasuk kategori "berat". Lain halnya Sop Buntut dan Sop Kaki Sapi yang dimasak
tanpa santan sehingga lebih bening namun lebih berkaldu sapi. Ketiga sajian ini sangat
dipengaruhi dengan budaya Belanda.
Soto Betawi
Soto Betawi juga diisi dengan jeroan, bahkan organ-organ lain seperti mata sapi,
torpedo termasuk hati. Seperti halnya Soto Tangkar kuahnya adalah santan, namun banyak
juga penjual Soto Betawi yang menggunakan susu sebagai kuah kentalnya.
8
Bubur Ase
Seperti halnya Ketupat Babanci, Bubur Ase sebagai makanan khas Betawi sudah sangat
jarang dijumpai penjualnya. Istilah "Ase" sendiri artinya adalah kuah semur yang encer.
Bubur Ase adalah bubur nasi yang disantap dengan kuah semur, tetelan, potongan tahu dan
kentang. Kemudian ada tambahan potongan ketimun, lobak, lokio, sawi asin, taoge dan
sedikit cuka. Sebagai pelengkap ditaburi kacang tanah goreng, emping dan kerupuk, serta
sambal cabai rawit merah diulek.
Gado-Gado dan Ketoprak
Apa bedanya Gado-gado dengan Ketoprak? Bedanya di dalam Ketoprak tidak ada
sayur-sayuran seperti dalam Gado-gado. Ketoprak hanya terdiri dari lontong atau ketupat,
taoge, bihun basah, ketupat potongan tahu goreng, yang disiram dengan bumbu kacang.
Bumbu kacang pada Ketoprak lebih banyak menggunakan bawang putih sehingga wanginya
lebih menyengat. Selain itu Ketoprak ditambahi kecap manis dan tentunya kerupuk.
Ketoprak juga biasanya dijajakan berkeliling dengan gerobak dorong. Dengan harga murah
makanan berisi lontong atau ketupat, tahu, taoge, bihun. kerupuk dan bumbu kacang ini
menjadi santapan andalan masyarakat Jakarta seperti halnya Bakso.
Dengan banyaknya menu makanan khas kuliner betawi ini penulis menginginkan warung
makan khusus menyediakan makanan yang berasal dari betawi dan memberi nama warung
tersebut dengan “ngebadog nyok” (makan yuk) dan menarik pembeli dengan memberikan
penawaran yaitu :
1. Menampilkan teater lenong, adu pantun, layar tancep dan penampilan musik khas
betawi.
2. Memberikan tempat untuk pengemis ataupun “gepeng” agar mereka dapat juga
menikmati tempat ini.
3. Dan memberikan pelayanan khusus untuk memberi pengajaran untuk mereka yang
ingin mengenal kebudayaan betawi seperti tarian betawi.
4. Memberikan diskon kepada pengunjung yang datang menggunakan pakaian khas
betawi.
9
BAB III
PENUTUP
I.3. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas kita bisa menyimpulkan bahwa permasalahan
perekonomian dijakarta masih sangat kecil pertumbuhannya,contohnya di daerah
pegangsaan dua kelapagading yang memilki angka pendapatan yang terbilang
minim dengan banyaknya jumlah penduduk yang ada.
Dengan ide ini bisa memberikan peluang wirausaha untuk warga setempat
dan membuka lapangan pekerjaan yang dapat membangun perekonomian pribadi,
keluarga dan warga setempat.
Dan sebagai melestarikan budaya betawi yang hampir ketinggalan zaman.
2.3. Saran
Saran untuk masyarakat :
Sebagai masyarakat yang berada di wilayah Jakarta yang masyarakatnya heterogen
dan di persaiangan perekonomian yang sangat ketat ini, sebaiknya kita harus lebih
kreatif dalam membuat suatu lapangan pekerjaan yang bermanfaat.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://carapedia.com/pengertian_definisi_wirausaha_menurut_para_ahli_info496.html
http://mutiaraalamresto.blogspot.com/2010/04/sejarah-perjalanan-kuliner-khas-betawi.html senin
16.2
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=23¬ab=1
11
LAMPIRAN
Foto makanan
Soto Betawi Pindang Bandeng
Nasi UlamLaksa
12
Foto Lingkungan
Jalan Pegangsaan Dua ,RT 03 Rw 04 Kelapa gading Jakarta Utara
13