karya tulis sopan santun berbahasa melayu dalam...
TRANSCRIPT
iii
KARYA TULIS
Sopan Santun Berbahasa Melayu
dalam Pergaulan Antar Siswa
di SMA Negeri 1 Lingga
(Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Bertemakan Kenali Negerimu Cintai
Budayamu dengan Topik Tutur Kata dalam Pergaulan Orang Melayu)
disusun oleh :
MUHAMMAD AL RASYID
NIS : 2742
SMA NEGERI 1 LINGGA
DAIK LINGGA KABUPATEN LINGGA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
2013
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diterima dan disetujui karya ilmiah yang berjudul “ Sopan Santun
Berbahasa Melayu dalam Pergaulan antar Siswa di SMA Negeri 1 Lingga“ yang
disusun oleh Muhammad Al-Rasyid untuk mengikuti lomba karya ilmiah yang
bertemakan “Kenali Negerimu Cintai Budayamu“ di Tanjung Pinang. Telah
disahkan pada hari/ tanggal : Kamis / 21 November 2013 . Oleh :
1. Guru Pembina KIR 1 (……………………………..)
Nugraheni Dwi Agustin S.Pd
NIP : 19850813 200903 2009
2. Guru Pembina KIR 2 (……………………………..)
Rosmaniar S.Pd
NIP : 19811107 2011001
Kepala SMA Negeri 1 Lingga
Drs. Ravion Hendri
NIP : 19631215.199103.1.103
iii
KATA PENGANTAR
Assalammua’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah hirabbil’alamin , puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah
swt yang telah memberi nikmat iman dan kesehatan serta kesempatan kepada
penulis , sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya tulis yang berjudul
“Sopan Santun Berbahasa Melayu dalam Pergaulan antar Siswa di SMA Negeri 1
Lingga “.
Salawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi junjungan
alam Nabi besar Muhammad saw atas berkata jasa Beliau kita dari zaman
kebodohan menuju zaman yang penuh dengan kemajuan ilmu penegetahuan dan
tekhnologi seperti yang kita rasakan saat ini .
Karya tulis ini dibuat dengan berbagai penelitian yang penulis lakukan di
lapangan dalam jangka waktu tertentu dengan berbagai tantangan sehingga
penulis dapat menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada karya
tulis ini sebagimana kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak“. oleh karena itu
penulis mengharap dari pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang
bersifat membangun demi kemajuan bahasa Melayu Lingga. Atas kritikan dan
saran dari pembaca saya ucapkan terimakasih.
Daik Lingga, November 2013
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada prinsipnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan sebagai
salah satu cara untuk menunjukaan identitas dari suatu Negara, begitu juga dengan
bahasa daerah. Indonesia memiliki 748 bahasa daerah yang beragam-ragam dalam
pengucapannya. Salah satunya adalah bahasa Melayu Lingga . Disini penulis
akan mengkaji lebih dalam mengenai nilai sopan santun menggunakan bahasa
Melayu dalam pergaulan remaja Lingga khususnya pelajar di SMA Negeri 1
Lingga sekarang ini.
Dilihat dari mayoritas masyarakat Melayu dahulu dengan masyarakat
Melayu sekarang khususnya para remaja yaitu siswa dan siswi di SMA Negeri 1
Lingga, sangat jauh berbeda dalam menggunakan bahasa Melayu dalam pergaulan
sehari-hari.
Masyarakat melayu sekarang ini sangat jauh dari harapan dalam
penggunaan bahasa. Mayoritas masyarakat sekarang ketika berbicara asal-asalan
saja tanpa memikirkan nilai sopan santunnya, baik itu berkomunikasi sesama
teman sebaya, kepada yang lebih muda ataupun kepada yang lebih tua. Berbeda
dengan masyarakat melayu zaman dahulu.
Masyarakat Melayu dahulu ketika berbicara sangat sopan santun , penuh
lemah lembut, dan setiap kata demi kata dirangkai dengan seindah mungkin,
sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain. Dan ketika berbicara mayarakat
Melayu dahulu mempergunakan bahasa kiasan dan perumpamaan yang maknanya
jauh lebih dalam. Sehingga ketika diucapkan enak untuk didengarkan.
Ciri-ciri seperti ini sudah tidak tampak lagi pada masyarakat Melayu
Lingga khususnya para remaja sekarang ini karena sudah banyak masyarakat
Melayu Lingga yang menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan ketentuan
bahasa Melayu. Seperti bahasa alay, bahasa gaul dan bahasa campuran yang
iii
membuat bahasa Melayu Lingga tersudutkan. Oleh karena itu penulis sebagai
anak Melayu asli kabupaten Lingga, penulis ingin mempertahankan bahasa
Melayu agar tidak hilang di hati masyarat Melayu Lingga khususnya generasi
muda Lingga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana nilai sopan santun berbahasa (Melayu) siswa-siswi SMA
Negeri 1 Lingga?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat kesopanan berbahasa
(Melayu) Siswa-siswi SMA Negeri 1 Lingga?
1.3Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesopanan Siswa SMA Negeri 1
Lingga dalam berbahasa Melayu
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesopanan
berbahasa Melayu siswa SMA Negeri 1 Lingga.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Agar pembaca mengetahui sejauh mana tingkat kesopanan siswa SMA
Negeri 1 Lingga dalam berbahasa melayu
2. Agar pembaca mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat
kesopanan berbahasa (melayu) siswa SMA Negeri 1 Lingga.
iii
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Bahasa dan Tutur Kata
Beberapa para ahli memberi pengertian bahasa, menurut Keraf dalam
Smarapradhipa (2005:1) memberikan dua pengertian tentang bahasa yaitu,
pertama bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarkat berupa simbol
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucapan manusia; kedua, bahasa adalah sistem
komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal. Oleh sebab itu, bahasa
sering kali dianggap sebagai alat komunikasi atau menunjukan identitas dari
penututurnya .
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2001:88) bahasa adalah
sistem bunyi arbiter yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Ramlan (1985:2) mengatakan morfologi adalah bagian dari tata ilmu
bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk-beluk kata serta pengaruh
pengaruh bentuk kata tehadap golongan dan arti kata.
Menurut Austin, semua tuturan adalah perpormatif dalam artian bahwa
semua tuturan merupakan sebuah bentuk tindakan dan tidak sekedar mengatakan
sesuatu. Kemudian Austin membedakan anatara tindak tutur lokusi ( tindak tutur
kurang-lebih dapat dinamakan dengan sebuah tuturan kalimat yang mengandung
makna acuan ) dan ilokusi ( tuturan yang mempunyai daya konvesional tertentu ),
kemudian Austin menambah teori ini dengan tandak tutur perlokusi (tindak yang
mengacu dari apa yang kita hasilkan atau kita capaikan dengan mengatakan
sesuatu.)
Menurut Chaer (Rohmadi,2004:29) Tindak tutur merupakan gejala
individual yang bersifat psikologis dan berlangsung ditentukan oleh kemampuan
iii
bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Dalam tindak tutur lebih
dilihat dari pada makna arti tindak tutur dalam tuturannya.
Bahasa daerah menjadi identitas yang menandai keberadaan etnis-etnis
yang ada di Indonesia. Bahasa daerah merupakan salah satu budaya Indonesia.
Tapi tak sedikit bahasa daerah yang mulai musnah, padahal musnahnya bahasa
daerah tersebut yang mengidentifikasi musnahnya pula suatu peradaban manusia
didunia ini .
Sebagai salah satu contoh bahasa daerah yang hampir punah di Indonesia
adalah bahasa daerah Lingga yaitu bahasa Melayu Lingga, berdasarkan hasil
penelitian yang saya lakukan dilapangan ternyata generasi muda Lingga sekarang
ini meremehkan bahasa Melayu, buktinya tidak sedikit remaja Lingga yang
mencampur adukan bahasa melayu dengan bahasa bahasa lain seperti bahasa gaul,
bahasa Indonesia dan bahkan bahasa melayu yang kasar.
Dalam rumusan piagam eropa untuk bahasa-bahsa regional atau minoritas,
bahasa daerah atau bahasa minoritas adalah bahasa yang: Secara tradisonal
digunakan dalam wilayah suatu Negara, oleh Negara dari Negara, yang
memebentuk kelompok kecil dari populasi suatu Negara tersebut.
Padahal kedudukan dan fungsi dari suatu bahasa daerah itu adalah sebagai
berikut: fungsi bahasa daerah :
a. Sebagai warisan leluhur kita
b. Sebagai khasanah dan sumber gagasan atau konsep untuk memperkaya
bahasa persatuan nasional
c. Sebagai identitas atau jati diri dari suatu daerah
d. Sebagai alat komunikasi dalam suatu wilayah
e. Debagai fungsi seremonial atau hal yang berkaitan denga upacara adat
sebagai pendudkung sastra daerah
f. Sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran setelah bahasa nasional
iii
2.2 Sopan Santun Berbahasa
Kesantunan berbahasa merupakan salah satu aspek kebahasaan yang dapat
meningkatkan kecerdasan, emosional, penututnya karena didalam komunikasi.
Penutur dan petutur dituntut dalam menyampaikan kebenaran. Tetapi harus
berkomitmen untuk menjaga keharmonisan hubungan.
Kesantunan berbahasa tercermin dalam tata cara berkomunikasi lewat
tanda verbal atau cara berbahasa. Ketika berkomunikasi, kita harus sesuai dengan
unsur-unsur budaya yang ada dalam masyarakt.
Tori wajah oleh Goffman, Brown dan Levinson (1987), yang mana
terinspirasi oleh Goffman (1967) bahwa bersikap santun ialah bersikap peduli
pada wajah, wajah dini adalah harga diri dalam pandangan
masyarakat.Kesopanan adalah rasa hormat pada mitra tutur, sedangkan kata
santun memiliki arti berbahasa atau berperilaku dengan berdasarkan pada jarak
sosial antara penutur dan mitra tutur.
Dalam konteks kesantunan berbahasa, kalau dikaitkan dengan penggunann
bahasa sehari-hari yang tidak menimbulkan kegusaran, kemarahan, dan rasa
tersinggung dari pihak pendengar. Keadaan yang demikian akan menimbulkan
suasana hubungan yang harmonis antara penutur dan pendengar. Hubungan
seseorang akan berjalan dengan baik, bahkan lebih erat karena pemakaian bahasa
yang tepat dan memiliki kesopanan dalam berbahasa. Pada prinsipnya kesopanan
dipegang teguh oleh masyarakat pemakai bahasa, baik penutur maupun petutur.
Berdasarkan definisi diatas, kesantunan berbahasa dapat dilihat dari
berbagai segi dalam pergaulan sehari-hari. Kesantunan memperlihatkan sikap
yang mengandung nilai sopan santun atau etiket dalam pergaulan sehari-hari.
iii
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Sopan Santun Berbahasa
Menurut Fishman sosiolinguistik mengkaji variasi bahasa dan
penggunaaan bahasa yang berhubungan dengan perilaku masyarakat atau pariasi
bahasa dalam hubungannya dengan konteks sosial masyarakat yang
mendukungnya ( dalam Chaier dan Agustina, 2004: 4-5)
Sebagai makhluk sosial manusia hidup dalam lingkaran hubungan
interaksi sosial. Dalam pergaulan, interaksi ini sering menimbulkan benturan-
benturan social. Benturan social itu timbul karena ketidak cocokan antara
keinginan dan kenyataan. Apabila benturan itu diekpresikan melalui bahasa,
aktivitas berbicara yang sepeti itu cenderung menjadi kekerasan verbal. Kekerasan
verbal tentu akan melahirkan dampak negatif bagi siapa saja yang merasakannya
atau ynag mengalaminya.
Simpen dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Fungsi Bahasa dan kekerasan
verbal dalam masyarakat (2011.9) menyatakan bahwa kekerasan verbal lahir dari
penyelewenagan atau pengawafungsian bahasa. Menurutnya, tindakan yang
menyebabakan tidak nyamannya orang lain, tertekannya orang lain, kecemasan
orang lain, kekehawatiran orang lain, ketakutan orang lain, dan terancamnya
orang lain.
Analisis yang dilakukan mengunakan dua teori peristiwa tutur Dell Hymes
(1972) menyatakan para pastisipan suatu tindak komunikasi tidak bisa dipisahkan
dari konteks social. Kontek social tersebut meliputi setting ( latar dimana bahasa
itu digunakan dan latar psikologi, participant ( penutur dan petutur yang tutur
ambil bagian komunikasi ), end ( fungsi dan hasil) , act sequace ( bentuk tuturan ),
key ( intonasi,sikap,dan semangat saat mengucapkan tuturan ), instrument ( jalur
bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi ), norm ( perilaku dan kesantunan )
dan genre ( jenis bentuk penyampaian ) yang disingkat menjadi akronomi
SPEAKING.
Searle (dalam leech ,1993 :164 ) membagi tindak tutur menjadi lima jenis
asertif, direktif, komisif, ekpresif dan deklaratif. Asertif adalah ilokusi yang
iii
terikat pada kebenaran proposisis yang diungkapkan, misalnya menyatakan,
mengususulkan, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan. Direktif
merupakan ilokusi yang bertujuan untuk menghasilkan suatu efek berupa tindakan
yang dilakukan petutur misalnya memesan, memerintah, memohon, menuntut,
memberi nasehat. Komisif merupakan ilkokusi yang terikat pada suatu tindakan di
masa depan misalnya menjajikan, dan menawarkan. Delarasi merupakan ilokusi
yang mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi proposisi degan realitas
misalnya mengundurkan diri, memberi nama, menjatuhkan hukuman, dan
sebagainya.
Contoh : sopan santun berbahasa di SMA Negeri 1 LIngga antara adek kelas
dengan kakak kelas
Ad : kak , boleh saya bertanya ?
Kk : iya , boleh dek .
Ad : apa ya kak , pengertian dari biodiversitas ?
Kk : biodiversitas itu adalah beraneka ragam makhluk hidup.
Ad : oh begitu , terimakasih ya kak .
Kk: sama-sama dek.
Kategori Keterangan
S ( setting ) Sekolah SMA Negeri 1 Lingga
P ( participant ) Siswa kelas xi-ipa 2 dengan siswa kelas xii ipa-2
E ( end ) Fungsi = Kk mendengarkan pertanyaan Ad
Hasil = Ad mendapat jawaban dari Kk
A ( actsquenct ) biodiversitas itu adalah beraneka ragam makhluk hidup.
K ( key ) Santai dan jelas
I ( instrument ) komunikasi langsung
N ( norm ) Kk menanggapi pertanyaan Ad dengan baik
G ( genre ) Bentuk dialog
iii
Menurut Pateda ( 1987 ;18 ) perbuatan komunikatif tergantung pada :
1. apa yang ingin disampaikan
2. suasana hati pembicara
3. situasi lingkungan
4. keadaan pendengar
5. tingkat sosial pendengar
6. umur pendengar
7. urgensi apa yang ingin disampaikan
iii
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Penulis memilih populasi siswa/I SMA Negeri 1 Lingga khususnya kelas
XI-2 dan XII-IPA 2 berjumlah 50 orang. Keseluruhan populasi hanya 50 orang
yang menjadi sampel penelitian.
3.2 Waktu dan Tempat Pnelitian
Waktu penelitian selama 3 hari dari tanggal 14-17 november 2013, di
SMA Negeri 1 Lingga kelas XI-2 dan XII-IPA 2.
3.3 Analisa Data Penelitian
Peneliti melakuan observasi langsung di lapangan yaitu di kelas XII IPA 2.
Data hasil pengamatan wawancara (dialog percakapan) diolah dalam bentuk
kualitatif (pemaparan) untuk mendapatkan gambaran tentang hasil penelitian .
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat sopan santun berbahasa.
iii
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Nilai Sopan Santun Berbahasa Melayu antar Siswa Siswi SMA Negeri 1
Lingga khususnya kelas xi ipa-2 dan xii ipa-2.
Penulis melakukan wawancara dengan siswa kelas xii ipa-2 untuk mencari
tahu cara siswa kelas xii ipa-2 dalam berkomunikasi dengan kelas xi ipa-2,
tentang: menyatakan, mengusulkan, mengeluh, mengemukakan pendapat,
memesan, memerintah, mememohon, menuntut, janjikan dan menawarkan.
4.2 Hasil Angket Hasil Wawancara dengan Kakak Kelas Xii Ipa-2 Tentang
Tingkat Kesopanan Berbahasa ( Melayu)
1. Menyatakan
Kk : Dek, saye dapat nilai tinggi ulangan Kimia tadi .
Ad : Alhamdulillah, bagus lah Kak .
Kk : (Tersenyum)
Ad : (Tersenyum)
Kategori Keterangan
S ( setting ) Sekolah SMA Negeri 1 Lingga
P ( participant ) Siswa kelas xi ipa -2 dngan siswa kelas xii ipa-2
E ( end ) Fungsi = Kk menyatakan kepada Ad
Hasil = Ad mendengarkan pernyataan dari Kk
A ( actsquenct ) Dek , saye dapat nilai tinggi ulangan Kimia tadi .
K ( key ) Senang, gembira
I ( instrument ) komunikasi langsung
N ( norm ) Kk menyatakan nilai uangan Kimia yang memuaskan
G ( genre ) Bentuk dialog
iii
2. Mengeluh,
Ad : Kak, bagaimane menurut Kakak menghadapi ujian nasional tahun ini?
Kk : Hmm… begitulah, Insyaalah ade jalanye dan harus tetap semangat belajar,
dek.
Ad : (memandang Kakak dengan tatapan optimis) Betul, Kak. InsyaAllah kite
bise.
Kk : (menambah rasa percaya diri) Amin. Amin.
Kategori Keterangan
S ( setting ) Sekolah SMA Negeri 1 Lingga
P ( participant ) Siswa kelas X-4 dngan siswa kelas XII IPA-2
E ( end ) Fungsi = Kk menjawab dengan mengeluh ‘begitulah’
Hasil = Ad bersimpati pada keluhan Kk
A ( actsquenct ) insyaalah ade jalanye dan harus tetap semangat belajar, dek.
K ( key ) Murung
I ( instrument ) komunikasi langsung
N ( norm ) Kk menjawab dengan baik dan penuh semangat
G ( genre ) Bentuk dialog
3. Mengemukakan Pendapat
Ad : Kak, bagaimane menurut kakak, saye ni bagus jadi ketue Rohis atau ketue
Osis ?
Kk: Menurut kakak, Dek. Adek bagus jadi ketue Rohis aje.
Ad: Ape alasannye, Kak?
Kk: Ye, Kakak tengok awak ni alim. Suai lah dengan ketua Rohis. Harus orang
alim.
Kategori Keterangan
S ( setting ) Sekolah SMA Negeri 1 Lingga
P ( participant ) Siswa kelas X-4 dngan siswa kelas XII IPA-2
E ( end ) Fungsi = Ad mengemukakan pendapat
hasil = Kk memberikan pendapat sesuai kenyataan yang
iii
dilihatnya.
A ( actsquenct ) menurut kakak dek, adek bagus jadi ketue rohis aje.
K ( key ) Jelas dan memberi semangat kepada Ad dalam memilih suatu
jabatan.
I ( instrument ) komunikasi langsung
N ( norm ) Kk menjawab dengan baik serta memberi semngat
G ( genre ) Bentuk dialog
4. Memesan
Kk: Dek tolong sampaikan pade Pak Iwan, kakak tak ikut kajian Rohis, ye?
Ad : Ye la, Kak.
Kk: Makasih ye, Dek.
Ad : Same-same, Kak.
Kategori Keterangan
S ( setting ) Sekolah SMA Negeri 1 Lingga
P ( participant ) Siswa kelas x-4 dngan siswa kelas xii ipa-2
E ( end ) Fungsi= Kk memberi pesan
Hasil = Ad menyampaikan pesan kepada orang yang
diamanahkan
A ( actsquenct ) dek tolong sampaikan pade Pak Iwan, kakak tak ikut kajian
Rohis, ye.
K ( key ) Jelas instruksinya
I ( instrument ) komunikasi langsung
N ( norm ) Kk menyampaikan pesan dengan baik dan penuh kesopanan..
G ( genre ) Bentuk dialog
5. Memerintah
Kk : Dek, kalau siap itu yang benar! Jangan bergurau.
Ad : Maaf kak, ye siap. Siap.
Kk : (memperhatikan perubahan ad)
Ad: (Melakukan sesuai perintah Kk)
iii
Kategori Keterangan
S ( setting ) Sekolah SMA Negeri 1 Lingga
P ( participant ) Siswa kelas x-4 dngan siswa kelas xii ipa-2
E ( end ) Fungsi = Kk memerintahkan Ad
Hasil = Ad menjalankan perintah Kk
A ( actsquenct ) kalau siap itu yang benar !
K ( key ) Ad memperhatikan perintah dari Kk
I ( instrument ) komunikasi langsung
N ( norm ) Kk menegur Ad dengan tegas
G ( genre ) Bentuk dialog
6. Memohon
Kk : Dek , tolong isikan angket kakak ini Dek. Tolong la ye, Dek.
Ad : Tapi, Kak, saye ade tugas yang harus saye kerjakan.
Kk : Tolonglah…. Ye, Dek. (memohon)
Ad : Ye lah. (menerima)
Kategori Keterangan
S ( setting ) Sekolah SMA Negeri 1 Lingga
P ( participant ) Siswa kelas x-4 dngan siswa kelas xii ipa-2
E ( end ) Fungsi = Kk memohon pada Ad
Hasil = Ad menerima permohonan Kk
A ( actsquenct ) Dek , tolong isi kan angket kakak ini, Dek.
K ( key ) Jelas, Ad menerima permohonan Kk
I ( instrument ) komunikasi langsung
N ( norm ) Kk memohon Ad dengan sangat dan halus.
G ( genre ) Bentuk dialog
7. Menjanjikan
Kk : Dek, tolong doakan kakak. Mudah-mudahan lulus ujian nasional tahun ini.
Ad : Ye Kak. Kami akan doa kan Kakak semue selalu.
iii
Kk : Makasi ye dek.
Ad : Sudah kewajiban kite, Kak.
Kategori Keterangan
S ( setting ) Sekolah SMA Negeri 1 Lingga
P ( participant ) Siswa kelas x-4 dngan siswa kelas xii ipa-2
E ( end ) Fungsi = Ad menjanjikan doa pada Kk
Hasil = Ad memanjatkan doa untuk Kk
A ( actsquenct ) Dek, tolong doakan kakak, mudah-mudahan lulus ujian
nasional tahun ini.
K ( key ) Ad bersungguh sungguh akan mendoakan Kk
I ( instrument ) komunikasi langsung
N ( norm ) Ad menjanjikan akan mendoakan keberhasilan Kk
G ( genre ) Bentuk dialog
8. Menawarkan.
Kk : Dek, mau ikut persami?
Ad : Ye kak, saye nak ikut.
Kk : Boleh-boleh.
Ad : Asyik! (tertawa senang)
Keterangan
S ( setting ) Sekolah SMA Negeri 1 Lingga
P ( participant ) Siswa kelas x-4 dngan siswa kelas xii ipa-2
E ( end ) Fungsi = Kk menawarkan Ad
Hasil = Ad menerima tawaran Kk
A ( actsquenct ) Dek , mau ikut persami ?
K ( key ) Ad senang
I ( instrument ) komunikasi langsung
N ( norm ) Ad senang ditawarkan kegiatan oleh Kk
G ( genre ) Bentuk dialog
iii
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Nilai sopan santun berbahasa Melayu siswa-siswi SMA Negeri 1 Lingga
berdasarkan data yang telah diperoleh adalah siswa kelas XI IPA-2 dan XII
IPA-2 dapat menggunakan bahasa melayu dengan sopan dalam pergaulan
menyatakan, mengusulkan, mengeluh, mengemukakan pendapat, memesan,
memerintah, mememohon, menuntut, janjikan dan menawarkan.
2. Faktor yang mempengaruhi tingkat kesopanan berbahasa Melayu siswa-siswi
kelas XI IPA-2 dan XII IPA-2 di SMA Negeri 1 Lingga adalah
1. apa yang ingin disampaikan
2. suasana hati pembicara
3. situasi lingkungan
4. keadaan pendengar
5. tingkat sosial pendengar
6. umur pendengar
7. urgensi apa yang ingin disampaikan
5.2 Saran
Saran penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Agar pembaca lebih banyak lagi menggunakan ragam bahasa Melayu yang
sopan dalam pergaulan.
2. Agar pembaca membiasakan diri untuk menggunakan ragam bahasa
Melayu yang sopan dan santun dalam pergaulan.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………. i
KATA PERSEMBAHAN………….…………………………………… ii
KATA PENGANTAR……………………………………………….…. iii
DAFTAR ISI………………………………………………………......... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….. 2
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………. … 2
1.4 Manfaat Penelitian………..…………………………………….. 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Bahasa dan Tutur Kata….……………………………... 3
2.2 Sopan Santun Berbahasa………….…………………………….. 4
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Sopan Santun Berbahasa………..... 5
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian………………………………… 6
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian……..…………………………… 6
3.3 Analisia Data Penelitian…………………..…………………… 6
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Nilai Sopan Santun Berbahasa Siswa SMA Negeri 1 Lingga… 7
4.2 Hasil Analisis Angket Wawancara dengan Kelas XII IPA-2
Tentang Tingkat Kesopanan Berbahasa Melayu..................... 7
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………….….. 8
5.2 Saran…………………………………………………………..... 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. v
BIODATA PENULIS……………………………………………………. vi
iii
DAFTAR PUSTAKA
Austin ,J.L.1962.How To Things With Words.London:oxford university press
Leech,Geoffrey.1993.Prinsip-Prinsip Pragmatic Jakarta : Ul press
www.google.com
iii
BIODATA PENULIS
Nama lengkap : Muhammad Al Rasyid
Tempat/tanggal/ lahir : Senempek , 18 Juni 1997
Alamat tempat tinggal : Resun
Asal sekolah : SMA Negeri 1 Lingga
No.HP :- 085668850565
-082383897242
Estrakulikuler :1. Rohis (Rohani Islam)
2. KIR (Karya Ilmiah Remaja)
Prestasi :
1. Juara 1 Tilawah Anak-anak( STQ) Tk. Desa
2. Juara 3 Lomba Sarhil Quran (MTQ)
Tk.Kecamatan Lingga Utara
3. Juara 2 Lomba Pidato (LOKETA) Tk.
Kabupaten Lingga
4. Juara 1 lomba Pidato (Pentas PAI)
Tk.Kabupaten Lingga
5. Juara 3 Lomba Pidato (Pentas PAI) Tk. Provinsi
Kepulauan Riau
6. 6Juara 2 Lomba Debat Darma Wanita Tk.
Kabupaten
Lomba yang pernah diikuti :
1. Lomba Tilawah Remaja Tk. Kecamatan Lingga
Utara
2. Lomba LCC Tk.Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2013
3. Lomba Debat Bahasa Tk. Provinsi Kepulauan
Riau
iii
KATA PERSEMBAHAN
Asalamualaikum Wr.Wb.,
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah swt yang telahh memberi saya
kesempatan untuk menulis karya tulis ini dengan tepat waktu. Salawat serta salam
selalu saya tuturkan kepada Nabi besar Muhammad saw atas jasa beliau saya
merasakan zaman yang penuh dengan tekhnologi yang serba canggih.
Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada guru
pembimbing saya yaitu, Ibu Nugraheni Dwi Agustin, S.Pd dan Ibu Rosmaniar,
S.Pd karena mereka telah sudi membantu saya dan memberi motivasi serta
sarannya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Kemudian yang paling istimewa saya akan berterimakasih kepada kedua
orang tua saya yaitu, Abdul Malik (Alm) dan Rosmina, mereka adalah malaikat
yang dapat saya lihat, mereka selau memotivasi saya dalam dunia pendidikan,
meskipun sekarang saya adalah seorang anak yatim, saya yakin Ayahnda tercinta
pasti mendoakan dan memberi restu kepada saya untuk mengikuti lomba karya
tulis ini. Dan terimakasih juga kepada kakak saya Lini Hastuti yang telah memberi
semangat kepada saya .
Dan yang terakhir, saya berterimaksih kepada teman-teman XI IPA yang
telah memberi motivasi dan semangat kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan karya tulis ini dengan tepat waktu.